Dokumen ini membahas organisasi-organisasi politik dan sosial pada masa nasionalisme di Indonesia, termasuk Indische Partij, gerakan pemuda, dan gerakan perempuan. Indische Partij didirikan untuk menuntut kemerdekaan Indonesia, sementara gerakan pemuda dan perempuan berjuang untuk hak dan martabat rakyat Indonesia.
3. Indische Partij (IP) 25 Desember 1912
Didirikan Oleh:
• Douwes Dekker
• Dr. Cipto Mangunkusumo
• Suryadi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara)
Organisasi ini secara terang-terangan mengkritik pemerintah Belanda dan menuntut
kemerdekaan Indonesia.
Mempunyai semboyan Indische los van Holland dan Indie voor indiers.
Mempunyai paham kebangsaan indische Nationalism
Berganti nama 2 kali:
• Insulinde (1913)
• National Indische Partij (NIP) (1919)
4. Gerakan Pemuda
Gerakan ini pada awalnya sekedar Gerakan solidaritas yang sifatnya informal dan kemudian
berkembang menjadi Gerakan politik yang memiliki cita-cita Indonesia yang merdeka dan maju.
Trikoro Dharmo (TK) (1915)
Gerakan pemuda yang muncul pertama kali. Didiirikan oleh R.Satiman Wiryosanjoyo pada
1915 di Gedung STOVIA Jakarta. Mempunyai 3 visi mulia yaitu:
Sakti (kekuasaan & kecerdasan)
Budi (bijaksana)
Bhakti ( kasih sayang)
Hasil kongres pertama di Solo ( 12 Juni 1918):
Mengubah nama menjadi Jong Java
Mengubah Haluan organisasi, dari nonpolitik menjadi politik
Hasil Kongres selanjutnya di Solo (1926)
Menghapus sifat jawa sentris
5. Jong Sumateranan Bong (1917)
Mrupkn organisasi persatuan pemuda pelajar Sumatera. Didirikan di Jakarta. Organisasi ini
melahrikan nama-nama besar sprit Moh.Hatta, Moh. Yamin, Bahder Johan
Jong Ambon (1918)
Jong Minahasa (1918-1919)
Jong Celebes(1918-1919)
Persatuan organisasi ini menyelenggarakan Kongres pemuda I pada 1926 di Jakarta dan
Kongres Pemuda II di Jakarta pada 26-28 Oktober, yang menghasilkan:
• Sumpah Pemuda
• Lagu Indonesia Raya
6. Gerakan Perempuan
Kondisi perempuan Indonesia yang terttinggal jauh dgn kaum lelaki. R.A Kartini menulis mengenai kondisi
perempuan di Indonesia pada masa itu. Yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul Habis
Gelap Terbitlah Terang. Kartini mencita-citakan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.
Salah satu Perkumpulan yang ada pada masa itu ialah Perkoempoelan Keoetamaan Istri.
Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta (25-28 Des 1928).
Berhasil membentuk Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI) yang diketuai Nyonya Sukanto. Pd tahun
1929 berubah nama menjadi Perhimpunan Istri Indonesia (PII).
Kongres Perempuan II di Jakarta ( 28-31 Des 1929)
Diikuti oleh Perkumpulan Pemberantasan Peradangan Perempuan dan Anak (P4A) dan PII. Yang
menghasilkan kesepakatan bahwa “semua perkumpulan perempuan berjuang untuk meningkatkan nasib dan
derajat perempuan Indonesia dengan tidak megaitkan diri dengan persoalan politik dan agama.”