1. Kongres Perempuan I diadakan pada 22-25 Desember 1928 di
Yogyakarta dan dalam Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang
dipimpin oleh R.A. Soekonto dari Wanita Utama.
Hasil ataupun Tujuan Kongres Perempuan Indonesia Pertama adalah
untuk mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan wanita
Indonesia dan menjadi pertalian antara perkumpulan-perkumpulan
wanita Indonesia.
Kongres Perempuan II dilaksanakan pada 20-24 Juli 1935 di
Jakarta.Kongres tersebut dipimpin oleh Sri Mangunsarkoro.
Hasil Kongres Perempuan II, yaitu:
- Dibentuk badan perserikatan dengan nama Kongres Perempuan
Indonesia.
- Tiap-tiga tahun sekali diadakan Kongres Perempuan
- Pencanangan tentang kewajiban semua Wanita Indonesia ialah
menjadi Ibu Bangsa yang artinya berusaha menumbuhkan
generasi baru yang sadar akan kebangsaannya.
Kongres Perempuan III diadakan pada 23-27 Juli 1938 di
Bandung.Kongres tersebut dipimpin oleh Ny Emma Puradireja.Hal
yang dibahas ataupun asas-asas yang dibawa pada kongres adalah
menuntut persamaan hak dan harga antara laki-laki dan Wanita,
persamaan harus didasarkan pada kodrat dan kewajiban masing-
masing.Dalam kongres ini juga disetujui RUU tentang perkawinan
modern yang disusun oleh Ny Maria Ulfah.Kongres Perempuan
Indonesia menetapkan tanggal lahir PPI pada 22 Desember sebagai
Hari Ibu.
Kongres Perempuan IV diadakan pada 25-28 Juli 1941 di
Semarang.Kongres tersebut dipimpin oleh Ny.Sunaryo
Mangunpuspito.
Hasil Kongres Perempuan IV adalah:
2. · Menyetujui aksi Gabungan Politik Indonesia yang menyerukan
Indonesia Berparlemen.
· Mufakat dengan adanya milisi Indonesia.
· Menuntut agar perempuan selain dipilih dlama Dewan Kota juga
memiliki hak pilih.
· Menyetujui diajarkannya pelajaran Bahasa Indonesia dalam sekolah
menengah dan tinggi.
· Dibentuk: Badan Pekerja Pemberantasan Buta Huruf, Badan
Penyelidik Masalah Tenaga Kerja Perempuan, Badan Pekerja Masalah
Perkawinan Hukum Islam, Badan Pekerja Memperbaiki Ekonomi
Perempuan Indonesia.
3.
4.
5. Pelaksanaan Kongres Pemuda I
Dalam pelaksanaannya, Kongres Pemuda I berlangsung selama
tiga hari. Selama tiga hari ini tentunya memiliki pembahasan
yang berbeda-beda dalam rapatnya.
PERTEMUAN PERTAMA
Kongres Pemuda I dilaksanakan pada tanggal 30 April 1926 di
gedung Vrijmetselaarsloge (sekarang gedung Bappenas), pada
pukul 20.00. Kongres hari pertama dibuka dengan pidato ketua
kongres, yaitu Mohammad Tabrani. Ia membicarakan bahwa ada
cara untuk menyingkirkan penjajah. Karena itu, Tabrani meminta
seluruh peserta kongres yang hadir menjadi pilar kekuatan bagi
kemerdekaan Indonesia.
Mengenai Kongres, Tabrani juga mengatakan bahwa tujuan
Kongres adalah untuk meningkatkan semangat kerja sama di
antara asosiasi-asosiasi Indonesia
PERTEMUAN KEDUA
Pada hari Senin, 1 Mei 1926, kongres dilaksanakan kembali pada
pukul 20.00. Topik utama yang diangkat adalah posisi perempuan
yang dibawakan oleh tiga pembicara yaitu Bahder Djohan,
Stientje Ticoalu-Adam, dan Djaksodipoera. Pada kongres hari
kedua, Tabrani mengangkat diskusi tentang perempuan karena,
menurutnya perjuangan kemerdekaan tidak hanya dipimpin oleh
laki-laki.
PERTEMUAN KETIGA
6. Kongres Pemuda I hari ketiga diadakan pada tanggal 2 Mei 1926
dan dilaksanakan pada pukul 09.00. Agenda kongres hari ketiga
adalah mendengarkan ceramah dari dua pembicara, Moh.Yamin
dan Pinontoan.Moh. Yamin menyarankan agar bahasa Melayu
dapat digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia.Ia
berpendapat bahwa, untuk mendapatkan persatuan bangsa di
Indonesia, umat Islam dan Kristen harus melepaskan kefanatikan
mereka terhadap agama. Pinontoan mengatakan bahwa dalam
gerakan solidaritas, agama tidak boleh berperan langsung.
Hasil Kongres Pemuda I
Setelah Kongres Pemuda I dilaksanakan dalam tiga hari maka
telah ditemukan hasil atau poin penting yang telah dibicarakan
dalam kongres tersebut. Berikut adalah hasil dari Kongres
Pemuda I.
Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita seluruh pemuda
Indonesia
Seluruh perkumpulan pemuda berupaya untuk menggalang
persatuan organisasi pemuda dalam suatu wadah
Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia
KONGRES PEMUDA II
Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober
1928 di Jakarta yang dipimpin oleh Soegondo Djojopoespito dari
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres tersebut dibagi
menjadi tiga rapat, di mana pada sesi kedua Kongres Pemuda II
membahas masalah pendidikan.Kongres ini bertujuan untuk
mewujudkan cita-cita dari semua organisasi pemuda di Indonesia,
membahas mengenai masalah perkumpulan pemuda Indonesia,
dan memperkuat dalam kesadaran kebangsaan serta persatuan
Indonesia
7. Kongres Pemuda II dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito dan
didampingi R.M. Joko Marsaid sebagai pemain wakil. Sementara
itu, Moh. Yamin terpilih menjadi sekretaris dan Amir Sjarifuddin
terpilih menjadi bendahara. Selain itu, panitia Kongres Pemuda II
adalah Joham Mohammad Tjaja (pembantu I), R Kaca Sungkana
(pembantu II), RCL Senduk (pembantu III), Johanes Leimena
(pembantu IV), dan Rochjani Soe`oed (pembantu V).
Pada hari Minggu, 28 Oktober 1928, sekitar pukul 10.00 WIB,
semua peserta Kongres Pemuda II berkumpul untuk merangkum
hasil kongres selama dua hari tersebut. Saat itu, Moh. Yamin
meminta waktu untuk membacakan teks resolusi yang dia ambil.
Selain itu, pada tanggal 28 Oktober 1928, ketua membacakan
keputusan Kongres Pemuda II dan memperoleh persetujuan dari
para peserta. Saat dibacakan, keputusan kongres tersebut disebut
sebagai Ikrar Pemuda, yang kemudian dikenal dengan Sumpah
Pemuda. Dengan demikian, Kongres Pemuda II menghasilkan
Sumpah Pemuda, yang dimulai pada tahun 1959, dan diperingati
setiap tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda.