Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi efektif kader posyandu dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Komunikasi efektif merupakan proses pertukaran informasi dua arah yang jelas dan mudah dipahami untuk mencapai pemahaman yang sama. Kader disarankan untuk membangun hubungan dengan cepat, mendengarkan secara aktif, serta menggunakan langkah SAJI dalam berkomunikasi dan melakukan advokasi.
3. KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan, pendapat,
perasaan, atau berita kepada orang
lain.
Komunikasi dapat pula diartikan
sebagai proses pertukaran pertukaran
pendapat, pemikiran atau informasi
melalui ucapan, tulisan maupun tanda-
tanda.
Bentuk-bentuk komunikasi
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal disampaikan secara
lisan, atau yang biasa kita kenal
dengan ‘berbicara’
1. Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal dilakukan tanpa
kata-kata. Contohnya: kontak mata,
suara, gerakan tangan, senyuman, dll
4. KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan dan makna yang dikirim
oleh komunikator dapat diterima dengan baik oleh penerima (komunikan).
Dengan kata lain, antara komunikator dan komunikan terjadi komunikasi dua
arah atau komunikasi timbal balik.
5. Ciri komunikasi yang efektif
1. Langsung (to the point)
2. Jelas, mudah dimengerti
3. Ramah dan bersahabat
4. Terbuka (tidak ada pesan dan makna yang tersembunyi)
5. Secara lisan (menggunakan kata-kata untuk
menyampaikan gagasan dengan jelas)
6. Dua arah (seimbang antara berbicara dan
mendengarkan)
7. Responsif (memperhatikan keperluan dan pandangan
orang lain)
8. Jujur (mengungkapkan gagasan, perasaan, dan
kebutuhan yang sesungguhnya)
6. Komunikasi Efektif
Bagi Kader Posyandu
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki kader dalam menjalankan peran,
tugas, dan tanggungjawabnya adalah mampu berkomunikasi secara efektif.
Keterampilan melakukan komunikasi efektif dapat dipelajari dan ditingkatkan
dengan berlatih.
7. Tips Melakukan Komunikasi Efektif
● Bangun keakraban/hubungan dengan cepat
● Awali dengan Obrolan Informal
● Perhatikan “Komunikasi Non Verbal”
● Mendengarkan dengan Aktif
9. PERAN KADER POSYANDU
Peran dan tanggungjawab Kader dalam melaksanakan tugas pada hari buka
dan di luar buka Posyandu antara lain:
1. Penyuluh kesehatan kepada masyarakat.
2. Penggerak masyarakat untuk berperan serta dalam Upaya kesehatan
dan memanfaatkan posyandu dan puskesmas.
3. Pengelola posyandu.
4. Pencatat hasil layanan promotif, preventif dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
5. Pelapor kepada tenaga kesehatan jika ada masalah kesehatan
setempat
10. Kader dapat menggunakan langkah SAJI
untuk melakukan komunikasi efektif kepada sasaran
LANGKAH-LANGKAH “SAJI”
11. Kader dapat menggunakan langkah SAJI
untuk melakukan advokasi kepada pemangku kepentingan
LANGKAH-LANGKAH “SAJI”
Ajak bicara terkait kondisi kesehatan warga
saat ini (bisa dilengkapi dengan data/hasil
SMD, dsb)
Jelaskan usulan kegiatan
partisipatif masyarakat dan
dukungan yang diharapkan dari
stakeholder
Ingatkan jadwal pelaksanaan
kegiatan yang akan dilakukan
Sapa atau berikan salam kepada
para pemangku kepentingan yang
ditemui
Editor's Notes
Bangun keakraban/hubungan dengan cepat
Sapa sasaran kita dengan nama mereka, misalnya “Halo, Pak Arman!”; “Terima kasih ya, Bu Tami, sudah mengikuti kelas ibu hamil”
Berikan pertolongan kecil dan cepat saat bertemu, misalnya membantu membawakan barang belanjaan
Awali percakapan dengan obrolan santai yang disukai, misalnya percakapan tentang pertandingan sepak bola semalam, percakapan tentang film/sinetron yang banyak digemari oleh ibu-ibu setempat
Awali dengan Obrolan Informal
Pilih topik yang disukai lawan bicara sehingga dia semangat bercerita
Tanyakan bagaimana pengalaman atau perasaan mereka
Dengarkan dan amati, temukan inti cerita yang disampaikan
Perhatikan “Komunikasi Non Verbal”
Bahasa tubuh/non verbal mempunyai peran penting dalam penyampaian pesan
Gunakan bahasa tubuh/non verbal yang mendukung, seperti tatapan mata, gerakan tangan, gerakan badan, anggukan kepala, raut wajah
Perhatikan komunikasi non verbal untuk menguatkan pesan kesehatan, misalnya berikan raut wajah yang menunjukkan kepedulian kepada sasaran, sesekali berikan anggukan kepala saat sasaran menceritakan pengalamannya, dsb.
Mendengarkan dengan Aktif
Dengarkan cerita sasaran dengan pikiran terbuka
Dengarkan dengan tidak berprasangka
Bukan hanya diam mendengarkan, tetapi aktif menyimak atau menanyakan kembali hal yang belum jelas
Lakukan non verbal untuk menunjukkan Anda mendengarkan, misalnya lakukan kontak mata kepada sasaran, mengangguk, mengatakan ‘ooh’ dll)
Bangun keakraban/hubungan dengan cepat
Sapa sasaran kita dengan nama mereka, misalnya “Halo, Pak Arman!”; “Terima kasih ya, Bu Tami, sudah mengikuti kelas ibu hamil”
Berikan pertolongan kecil dan cepat saat bertemu, misalnya membantu membawakan barang belanjaan
Awali percakapan dengan obrolan santai yang disukai, misalnya percakapan tentang pertandingan sepak bola semalam, percakapan tentang film/sinetron yang banyak digemari oleh ibu-ibu setempat
Awali dengan Obrolan Informal
Pilih topik yang disukai lawan bicara sehingga dia semangat bercerita
Tanyakan bagaimana pengalaman atau perasaan mereka
Dengarkan dan amati, temukan inti cerita yang disampaikan
Perhatikan “Komunikasi Non Verbal”
Bahasa tubuh/non verbal mempunyai peran penting dalam penyampaian pesan
Gunakan bahasa tubuh/non verbal yang mendukung, seperti tatapan mata, gerakan tangan, gerakan badan, anggukan kepala, raut wajah
Perhatikan komunikasi non verbal untuk menguatkan pesan kesehatan, misalnya berikan raut wajah yang menunjukkan kepedulian kepada sasaran, sesekali berikan anggukan kepala saat sasaran menceritakan pengalamannya, dsb.
Mendengarkan dengan Aktif
Dengarkan cerita sasaran dengan pikiran terbuka
Dengarkan dengan tidak berprasangka
Bukan hanya diam mendengarkan, tetapi aktif menyimak atau menanyakan kembali hal yang belum jelas
Lakukan non verbal untuk menunjukkan Anda mendengarkan, misalnya lakukan kontak mata kepada sasaran, mengangguk, mengatakan ‘ooh’ dll)
Bangun keakraban/hubungan dengan cepat
Sapa sasaran kita dengan nama mereka, misalnya “Halo, Pak Arman!”; “Terima kasih ya, Bu Tami, sudah mengikuti kelas ibu hamil”
Berikan pertolongan kecil dan cepat saat bertemu, misalnya membantu membawakan barang belanjaan
Awali percakapan dengan obrolan santai yang disukai, misalnya percakapan tentang pertandingan sepak bola semalam, percakapan tentang film/sinetron yang banyak digemari oleh ibu-ibu setempat
Awali dengan Obrolan Informal
Pilih topik yang disukai lawan bicara sehingga dia semangat bercerita
Tanyakan bagaimana pengalaman atau perasaan mereka
Dengarkan dan amati, temukan inti cerita yang disampaikan
Perhatikan “Komunikasi Non Verbal”
Bahasa tubuh/non verbal mempunyai peran penting dalam penyampaian pesan
Gunakan bahasa tubuh/non verbal yang mendukung, seperti tatapan mata, gerakan tangan, gerakan badan, anggukan kepala, raut wajah
Perhatikan komunikasi non verbal untuk menguatkan pesan kesehatan, misalnya berikan raut wajah yang menunjukkan kepedulian kepada sasaran, sesekali berikan anggukan kepala saat sasaran menceritakan pengalamannya, dsb.
Mendengarkan dengan Aktif
Dengarkan cerita sasaran dengan pikiran terbuka
Dengarkan dengan tidak berprasangka
Bukan hanya diam mendengarkan, tetapi aktif menyimak atau menanyakan kembali hal yang belum jelas
Lakukan non verbal untuk menunjukkan Anda mendengarkan, misalnya lakukan kontak mata kepada sasaran, mengangguk, mengatakan ‘ooh’ dll)