Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2021.pdf
1.
2.
3. Bahan Bacaan
1. Production and Operation Management – An Applied
Modern Approach
By : John S. Martinich
2. Productiob and Operation Management – Concept,
Models and Behavior
By : Everett E. Adam and Ronald J. Ebert
3. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi
By : T. Hani Handoko
4. Manajemen Produksi
By : Sukanto Reksohadiprodjo &
Indriyo Gitosudarmo
5. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi
By : Lalu Sumayang
4. 20. Pengelolaan persediaan dan Manajemen
inventori
21. Rencana kebutuhan material
22. Pengelolaan sumber daya manusia
23. Perencanaan dan pengawasan produksi
POKOK BAHASAN (K10-11)
5. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
• Jenis persediaan :
a. Persediaan bahan mentah (raw material)
b. Persediaan komponen rakitan(purchased parts/components)
c. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)
d. Persediaan barang dalam proses (work in process)
e. Persediaan barang jadi (finished goods)
• Fungsi-fungsi persediaan
a. Fungsi decoupling, persediaan yang memungkinkan perusahaan
dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada
supplies
b. Fungsi economic lot sizing, perusahaan membeli persediaan
dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya
c. Fungsi antisipasi, pengadaan persediaan musiman untuk
mengantisipasi ketidak pastian dan proses produksi tidak
terganggu.
6. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
• Biaya persediaan :
a. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying
costs), al biaya fasilitas penyimpanan, biaya
modal, biaya keuangan, biaya perhitungan fisik,
asuransi, pajak persediaan, pencurian,
kerusakan, penganan persediaan, dsb
b. Biaya pemesanan (order costs atau procurement
costs), meliputi biaya ekspedisi, upah, telepon,
surat menyurat, pengepakan, penimbanan,
pemeriksaan penerimaan, pengiriman ke
gudang, biaya hutang lancar, dsb
7. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
• Economic order quantity (EOQ) :
EOQ
Q
Rp
TC
Biaya penyimpanan
= H (Q/2)
Biaya pemesanan
= s (Q/Q)
• EOQ = √ 2SD / H
• EOQ = 2(5.000) (10.000)
= 2.000 unit
25
Dimana :
D = permintaan atau kebutuhan per periode
S = biaya pemesanan per pesanan
H = biaya penyimpanan perunit per periode
8. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
TC-( 5 kali pesaan)
Holding cost H(Q/2) = 25 (2000/2) = 25,000
Order cost S (D/Q) = 5000(10.000/2.000) = 25,000
Total cost 50,000
TC-( 6 kali pesaan)
Holding cost H(Q/2) = 25 (10000/6)/2 = 20,833
Order cost S (D/Q) = 5000(6) = 30,000
Total cost 50,833
TC-( 4 kali pesaan)
Holding cost H(Q/2) = 25 (10.000/4)/2 = 31,250
Order cost S (D/Q) = 5000(4) = 20,000
Total cost 51,250
9. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
• Economic order quantity (EOQ) :
2000
Q
Rp TC
Biaya penyimpanan
= H (Q/2)
= Q/2 persediaaan rata
Biaya pemesanan
= S (D/Q)
= D/Q frekuansi pesanan seth
25000
1667
A
C
B
TC-A = 25000 + 25000 = 50.000
TC-B = 20.833 + 30.000 = 50.833
TC-C = 31.250 + 20.000 = 51.250
10. 20. Pengelolaan persediaan dan Manajemen
inventori
time
Q
Q/2 = persediaan rata2
Q = pesanan (persdiaan)
Lead (petunjuk) time pesanan
R= reorder point (pesanan kembali)
11. 21. Rencana kebutuhan material
• Konsep MRP atau Material Requirements Palanning
(requirement, keperluan, syarat), independent demand
inventory yaitu persediaan yang tergantung pada
permintaan pasar dan tidak tergantung pada operasi
perusahaan.
• MRP dikendalikan oleh jadwal pokok produksi (MPS =
master production schedule)
• Ada 3 macam sistem MRP :
a. Sistem pengendalian inventori (inventory control system)
b. Sistem pengendalian produksi dan inventory (production and
inventory control system)
c. Sistem perencanaan sumber daya produksi (manufacturing
resources planning system)
12. 21. Rencana kebutuhan material
▪ Konsep JIT (just in time)
• JIT sebagai konsep yang berusaha mengurangi semua sumber
pemborosan dan segala hal yang tidak mempunyai nilai tambah
bagi kegiatan produksi
• Konsep ini tidak saja pada pengelolaan inventori tetapi juga pada
seluruh sistem produksi
• Produk dibuat pada saat dibutuhkan (just in time), dan bukan
karena ada kemungkinan dibutuhkan (just in case)
• JIT akan menghasilkan (a) jumlah persediaan lebih sedikit, (b)
biaya lebih rendah, (c ) kualitas lebih baik.
• Jadwal pokok JIT ditetapkan untuk periode waktu tertentu yang
akan memberikan peluang kesemua bagian pelaksana pekerjaan
dan pemasok untuk merencanakan pekerjaan masing-masing
• Tata letak pabrik berbeda pada JIT karena penyimpanan inventory
tidak dipusatkan, melainkan diletakkan dimasing-masing pusat
kerja.
• Jumlah inventory sedikit karena hanya untuk kebutuhan
persediaan beberapa jam atau hari saja, sehingga ruang gudang
dan pabrik menjadi lebih kecil.
13. 22 Pengendalian kualitas
– Quality management/BPR/Lean Operations/SPC/SQC/Six
Sigma terhadap keputusan dalam area opeartion strategy
• What is quality management?
• Is the idea of quality management universally
understood and applied?
• Business Process Reengineering
• Statistical Process Control/SQC
• Six Sigma
• Lean operations
• Case study: Turnround at the Preston plant
(Reading : #3-ch.12)
14. The Meaning of Quality
Peoducer’s perspective
Quality of
Conformance :
- Conformance to
specification
- Cost
Productio
n
The meaning of quality
Fitness for
consumer use
Marketinf
Customer’s perspective
Quality of design :
- Quality
caracteristics
- Price
15. The Evaluation of Quality Management
3. Check
Assess the plan ;
Is it working ?
Goals achieved ?
1. PLAN
Study process, identify
the problem, Set goals,
and Develop the plan
For improvemnt
2. DO
Implement the plan
On a test basis, measure
improvemnt
4. Act
Institutionalize
Improvement, Continue
the cycle with new
problems
16. The Quality Circle Process
Problem
Identification :
List alternative,
Consensus,
Braimstorming
Solution :
Problem results
Presentation :
Implementation,
Monitoring
Organization :
Supervisor,
Moderator
Problem
Analysis :
Cause and effect,
Data collection
and analysis
Training :
Group process,
Data collection,
Problem
analysis
18. Aplikasi Konsep Kualitas Berfokus Pada
Pelanggan
Metode SERVQUAL (Service Quality)
Faktor Kualitas
Layanan,
1. Realibilitas
2. Kompetensi
3. Kesopanan
4. Kredibilitas
5. Keamanan
6. Tangibles
7. Kemudahan/
akses
8. Komunikasi
9. Memahami
pelanggan
10.Tanggap
Pelayanan
yang
dirasakan
Pelayanan
yang
diharapkan
Kualitas
layana yang
dirasakan
Pengalaman
masa lalu
Kebutuhan
Pribadi
Komunikasi
dari mulut ke
mulut
Model Dasar Kualitas Layanan
19. Langkah program perbaikan
Kualitas
The role of Kaizen : 10-step service Kaizen methodology
1.Define the problem
2.Define the goal
3.Define the baseline (garis dasar, basis)
4.Define the process
5.Explore (memeriksa) possible sources of variation
6.Identity corrective actions to eliminate (menghilangkan) waste
(pemborosan)
7.Develop an action plan to take action
8.Review result
9.Replicate and make additional improvements (perbaikan,
kemajuan)
10.Celebrate (merayakan keberhasilan)
20. The six sigma improvement model (DMAIC)
Measure
Analize
Improve
Control
Define
21. The DMAIC steps
• D : define the scope and goals of the improvement
project in term of customer requirement and the
process that the delivers these requirement –
input, output, control and resources
• M : measure of the process performance
• A : analysis the gap between current and desires
performance
• I : generate the improvement solution to fix the
problem and other performance goal are met
• C : this phase involves implementing the improved
process in a way that “holds the gains
”
22. The six sigma improvement model (DMAIC)
Define Measure Analyze Improve Control
- Value stream map
- Non-Value stream map
- Process cycle efficiency
- Process sizing
- Constraint identification
- Time trap analysis
- Non-value added analysis
- Queuing theory
- Analitical batch sizing
- TPM (Total Productive Mmaintenance), P.317
- 5S (P.318)
- Line balancing
- Process flow improvement
- Replenishment pull
- Sales and operation planning
- Set-up reduction
- Generic pull
- Kaizen
- Poka-Yoke
- Visual process control
- Mistake proofing
26. Value Stream Map (VSM)
• The 4 steps of VSM
Identify
process
family
Devlop
current
state map
Develop
future
state map
Plan the
Implementation
Of the change
27. SAP – QUALITY MANAGEMENT
4 Manajemen Proses dan Strategi Perbaikan Proses
1) Definisi tentang proses dan manajemen proses
2) Langkah-langkah perbaikan proses
3) Studi kasus perbaikan proses
4) Model perbaikan kualitas berorientasi proses
5 Pengukuran Kinerja Kualitas(
1) Sistem pengukuran kinerja
2) Studi kasus sistem pengukuran kinerja kualitas
3) Pengukuran kapasitas proses dan variasi
6 Perbaikan Kualitas
1) Perbaikan kualitas melalui Kaizen
2) Langkah-langkah program perbaikan
7 Biaya Kualitas
1) Evaluasi sistem biaya perusahaan
2) Aktivitas Kaizen pada beberapa perusahaan
UJIAN TENGAH SEMESTER
29. Kualitas
Dapat dilihat dari dua faktor :
1. Memuaskan harapan konsumen yang
berkaitan dengan atribut harapan
konsumen
2. Memastikan seberapa baik produk dapat
memenuhi aspek teknis dari desain
produk tsb, keseuaian kinerja dengan
standar yang diharapkan, dan kesesuaian
standar pembuatnya.
30. Harapan konsumen
Dapat dilihat beberapa dimensi yang mewakili kualitas :
1. Performance produk atau service
2. Estetika (aesthetic), tingkat keindahan penampilan
3. Kemampuan service (serviceability), mudah dirawat
dan diperbaiki
4. Fitur (features), membedakan dengan produk lain yg
sejenis
5. Keandalan (reliability), bekerja sesuai spesifikasinya
6. Keawetan (durability)
7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance)
8. Kesesuaian dalam penggunaan (fitness of use)
31. Pendekatan Kualitas
1. Pendekatan nilai target, diartikan sebagai suatu
rentang nilai untuk setiap spesifikasi atau karakteristik
kualitas. Ditentukan rentang nilai target dengan batas
atas dan batas bawah produk yang dapat diterima
Batas atas
Nilai Target
Batas bawah
Produk
berkualitas
Cacat
Cacat
32. Pendekatan Kualitas
2. Pendekatan kualitas optimal, dimensi kesesuaian
(fitness for use) ditentukan nilai tertentu yang sudah
teruji tanpa ada toleransi sedikitpunterhadap
penyimpangan
Batas atas
Nilai Target
Batas bawah
Produk
berkualitas
Cacat
Cacat
34. Metode Taguchi Quality Loss
Function
L (y) = k (y – T)2
K = c + d2
dimana :
C = kerugian pada limit terendah dan tertinggi
d = jara limit dari niali target
Y = nilai aktual karakteristik kualitas
T = nilai target karakteristik kualitas
L = kerugian akibat kualitas (biaya kegagalan
eksternal total)
35. Pengelolaan biaya kualitas
1. Pandangan tradisional,
• pendekatan kualitas yang dapat diterima
sebagai suatu pertukaran antra biaya
pengendalian dengan biaya kegagalan.
• Jika biaya pengendaalian ditingkatkan maka
akan didapatkan penurunan biaya
kegagalan (J.M. Juran).
• Pada suatu titik akan dicapai nilai optimal
pertukaran kedua biaya tsb (AQL :
acceptable quality level) sebagaimana
gambar berikut
37. Pengelolaan biaya kualitas
2. Pandangan kontemporer (setara), untuk
mendapatkan manfaat biaya maka tidak
diperbolehkan adanya produk yang tidak
sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan (Ganichi Taguchi)
38. Grafik Biaya kualitas Zero Defect
(kegagalan)
Biaya kegagalan
Biaya Pengendalian
Persen cacat
Biaya
100%
0 AQL
Total Quality cost
39. Diagram Ishikawa : Identifikasi Penyebb Cacat X
MANUSIA MESIN
METODE
LINGKUNGAN
PENGUKURA
N
BAHAN
CACAT
X
MANUSIA
Shift
Latihan
Pengawsa
n
Metode A
Metode B
Metode C
Mesin A
Mesin B
Mesin C
Pemasok
Bhn
penolng
Bhn baku
Ukuran C
Ukuran B
Ukuran A
Kelembaba
n
Cuaca
Suhu
40. Target Laba (TL)
• TL = (FC + T/(1-t)) : (P-VC)
• Target Rp 10.000, tax 20%
• Dik : FC Rp 50.000, VC Rp 100, P Rp 200
Maka :
TL = (50.000 + 10.000/0,80) : (200-100)
TL = (50.000 + 12.500) : 100
TL = 62.500 : 100
TL = 625 unit
41. Target Laba
• TR : 625 x Rp 200 : Rp 125.000
• FC : 50.000
• VC : 62.500 x 100 : 62.500
• TC..................................... : 112.500
• Laba sebelum tax : 12.500
• Tax 20 %........................... : 2.500
• Laba bersih (Target )........ : 10.000
42. SAP – QUALITY MANAGEMENT
8 Pengendalian Kualitas
1) Peran SDM Perusahaan dalam Pengendalian Kualitas
2) Siklus Deming, Deming’s Fourteen Points
3) The Juran Trilogy, Three Basic Steps to Progress, Ten Steps to
Quality Improvement
4) Teknik: Pengendalian Kualitas Statistik
9 Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa
1) Strategi pengembangan manajemen kualitas dalam industri jasa
2) Manajemen strategi pelayanan 7P dalam manajemen kualitas
modern
3) Contoh penerapan manajemen kualitas jasa
4) Peran Kepemimpinan dalam mengembangka SistemManajemen
Kualitas
5) Jalan menuju perbaikan kualitas jasa melalui kepemimpinan
organisasi
10 Sistem Manajemen Kualitas Internasional
(1) Hambatan-hambatan dalam pengembangan Sistem Manajemen
43. Pengendalian Kualitas
1) Peran SDM Perusahaan dalam Pengendalian Kualitas
2) Siklus Deming, Deming’s Fourteen Points
3) The Juran Trilogy, Three Basic Steps to Progress, Ten Steps to
Quality Improvement
4) Teknik: Pengendalian Kualitas Statistik
44. Pengendalian Mutu Terpadu (PMT)
• Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan
perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim
atau kelompoknya.
• Total Quality Control (TQC) menghendaki komitmen total dari
manajemen sebagai pimpinan organisasi dimana komitmen ini
harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan dalam semua
level atau departemen dalam organisasi.
• Jika perusahaan menjadikan mutu sebagai “ the way of life “, maka
budaya harus dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh
seluruh anggota organisasi dari level paling bawah sampai pimpinan
puncak.
• Dalam melaksanakan Pengendalian Mutu Terpadu (TQC) yang
merupakan bagian dari Total Quality Management (TQM)
menggunakan delapan langkah peningkatan kualitas (8 Steps for
improvement) dan tujuh alat pengendalian kualitas (Seventh Tools
Controls), dan Brain Storming.
45. Mentalitas Dasar
▪ Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan
sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas
pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya.
▪ PMT menghendaki komitmen total dari manajemen
sebagai pimpinan organisasi dimana komitmen ini
harus disebar luaskan pada seluruh karyawan dan
dalam semua level atau departemen dalam organisasi.
▪ Jika perusahaan menjadikan mutu sebagai “ the way of
life “, maka budaya harus dibangun, dipertahankan, dan
ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi dari level
paling bawah sampai pimpinan puncak.
46. Merubah budaya (culture)
• Dalam Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) yang terpenting
adalah keterlibatan secara menyeluruh setiap orang dalam
organisasi, dan) yang lama menjadi budaya (culture) baru.
Perubahan tersebut antara lain :
a. Kerahasiaan menjadi keterbukaan
Sesuatu yang bersifat tertutup berupa selentingan menjadi komunikasi
terbuka antar seluruh anggota organisasi, sehingga kerja sama akan
terwujud dan kesalahpahaman dapat segera teratasi.
b. Pengendalian menjadi pemberdayaan
Karyawan tidak mau kalau secara terus-menerus dimonitor. Mereka ingin
selalu dilibatkan, diajak berdiskusi, dan berpendapat. Mereka juga harus
diserahi tanggung jawab yang sesuai serta mendapatkan kesempatan
untuk berkembang dan mendapat penghargaan atas prestasi yg diraihnya.
c. Inspeksi menjadi pencegahan.
Inspeksi adalah pemeriksaan terhadap barang atau produk jadi setelah
keluar dati proses produksi. Dalam TQM tidak ada lagi istilah inspeksi,
melainkan pencegahan. Artinya, sejak dari perancangan produk, proses
produksi hingga menjadi produk akhir menghasilkan zero defect.
47. Merubah budaya (culture)
d. Fokus internal ke fokus eksternal.
Fokus internal adalah perhatian perusahaan pada kemam-puan
yang dimiliki tanpa memperhatikan permintaan pelanggan (push
system). TQM lebih memfokuskan pada kebutuhan dan harapan
pelanggan (external focus) sehingga melaksanakan proses produksi
tarik (pull system).
e. Biaya dan penjadualan menjadi kesesuaian terhadap mutu.
Semula, perusahaan hanya memperhatikan masalah biaya dan
waktu produksi kemudian berubah menjadi mutu produk yang
memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan.
f. Stabilitas menjadi perbaikan secara terus-menerus.
Kondisi yang tidak berubah bukannya membawa keuntungan dan
manfaat, justru perusahaan yang mau berubah dan mau secara terus-
menerus mengadakan perbaikan (continuous quality improvement)
yang akan berhasil dengan baik.
48. Merubah budaya (culture)
g. Hubungan persaingan menjadi hubungan kerjasama.
Hubungan yang erat dan kerjasama yang baik dengan pelanggan
akan membuat mereka terbuka untuk memberikan kritik dan saran
untuk peningkatan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
h. Melemparkan permasalahan yang tidak diketahui menjadi
penyelesaian semua masalah sampai akar-akarnya.
Perusahaan biasanya akan menutupi masalah yang dihadapi dan
bersikap pura-pura tidak tahu, atau membenci siapa pun yang
mengetahui permasalahan yang ada. Filosofi TQM justru akan
menghadapi semua permasalahan, mencarai akar permasalahan, dan
mencari penyelesaiannya hingga tuntas.
49. Delapan Langkah Pengendalian Kualitas
Dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas proses
dan produk akhir dalam suatu sistem pengendalian
kualitas dilakukan 8 (delapan} langkah, sebagai berikut :
1. Menemukan persoalan/tema
2. Menemukan sebab dari persoalan
3. Mempelajarai factor-faktor yang paling berpengaruh
4. Merencanakan penanggulangan
5. Melaksanakan penanggulangan
6. Memeriksa hasil
7. Standarisas
8. Rencana berikutnya
50. 8 Langkah Pengendalian
Kualitas
1. Menemukan
Persoalan / Tema
8. Rencana Berikut
2. Menemukan sebab
dari persoalan
7. Standarisasi
3. Mempelajari
Faktor-faktor yang
Paling Berpengaruh
6. Memeriksa Hasil
4. Merencanakan
Penanggulangan
5. Melaksanakan
Penanggulangan
52. 2. Cause and Effect Diagram
Diagram Ishikawa : Identifikasi Penyebb Cacat X
MANUSIA MESIN
METODE
LINGKUNGAN
PENGUKURA
N
BAHAN
CACAT
X
MANUSIA
Shift
Latihan
Pengawsa
n
Metode A
Metode B
Metode C
Mesin A
Mesin B
Mesin C
Pemasok
Bhn
penolng
Bhn baku
Ukuran C
Ukuran B
Ukuran A
Kelembaba
n
Cuaca
Suhu
57. 7. Statistical process control
chart
LCL (lower control limit)
UCL (upper control limit)
UCL
LCL
58. 23. Perencanaan dan pengawasan
produksi
• Tujuannya, mengusahakan agar hasil produksi tepat sesuai
kebutuhan pelanggan dalam jumlah, waktu, kualiatas dan
harganya.
• Tugas perencanaan dan pengawasan ;
a. Perencanaan produksi (planning)
b. Menentukan jalannya proses produksi (routing, route atau rute)
c. Menentukan kapan diproduksi dan selesainya (scheduling)
d. Pemberian perintah mulai melakukan produksi (dispatching)
e. Melaksanakan follow up tugasnya, termasuk pengumpulan
laporan kemajuan pekerjaan dan analisisnya.
• Perusahan dalam proses produksinya dibedakan atas :
a. Proses produksi terus menerus (continue) dengan produk standar
b. Proses terputus (intermittend) produksi berdasarkan pesanan
59. 23. Perencanaan dan pengawasan produksi
• Perencanaan atau forecast produksi berdasarkan forecasting
demand, perlu memperhatikan faktor-faktor :
a. KOndisi perekonomian pada umumnya
b. KOndisi industri/bisnis
c. KOndisi khusus, mis (a) trend penduduk, tingkatb hidupnya, (b)
keadaan musim, pembeli musiman, (c ) keadaan siklis, PLC, (d)
keadaan rendom untuk produk tertentu, model dll
d. Keadaan persaingan atau strategi pesaing
e. Saluran distribusi
f. Pengaruh kebijaksanaan pemerintah
• Perencanaan atau forecast produksi bertujuan :
a. Menyususn anggaran operasi
b. Persediaan seminimal mungkin dan tidak mengganggu pesanan
c. Memanfaatkan fasilitas produksi secara optimal
d. Investasi peralatan serendah mungkin
e. Menstabilisasi kesempatan kerja, sehingga tidak menimbulkan
pewrselisihan perburuhan