Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang menemukan diary milik Alyssa Baarves, seorang gadis yang dibunuh sehari setelah ulang tahunnya. Gadis itu mencoba menyelidiki kasus pembunuhan Alyssa melalui informasi yang ditemukan di diary tersebut. Ia kemudian menerima ancaman melalui email bahwa ia akan dibunuh pada malam purnama berikutnya. Cerita berlanjut dengan gadis itu
1. Teror Via Email Part 3
Created : KuntiLan (Alya Annisaa)
Catatan : Cerita ini terinspirasi dari urban legend yg terkenal di Amerika.
Saya ngga memasang target Like, saya hanya meminta cerita ini dihargai dan tinggalkan jejak
anda di kolom komentar. Terimakasih (´▼`)/(´▼`)/
******************************
Sinar matahari pagi masuk ke dalam kamarku. Dengan takut-takut aku membuka mata. Ahh,
apa ini? Bukankan ini diary di mimpiku?
Sekarang hari minggu. Hari ini aku bisa lebih leluasa untuk mencari informasi. Lebih baik saat ini
aku membaca diary itu saja.
Hanya sedikit informasi untuk menjawab teka-teki yg kutemukan di dalam diary itu. Dan tak
pernah ada nama Nora Ardelya disebut-sebut. Sebenarnya dia siapa sih?
Sampai tibalah aku pada halaman terakhir. Di sana terselip sebuah foto yg sama dgn yg
kutemukan. Kucari foto yg kmarin ku temukan di laci tempat aku menyimpannya. Tapi hasilnya
nihil. Foto itu hilang.
"20 Agustus 2009
Dear diary, ini aku Alyssa. Hari ini aku berulang tahun lho. Sepupu-sepupuku datang semua di
acara tadi. Oh iya, apa hadiah yg akan kau berikan padaku?
2. Ibuku memberi sebuah kue yg teramat lezat sebagai kado untukku. Ayah memberi tiket konser
band favoritku. Alyssia memberiku sebuah sebuah kalung cantik. Dan George memberiku
sebuah teddy bear pink besar. Senangnya hatiku.
Well hari ini bukan hanya aku yg berulang tahun. Kau ingat Alyssia saudara kembarku? Ibu
memberinya kado yg sama denganku. Ayah memberinya sebuah buku yg berisi tata cara
bersopan santun. Hmm, George juga memberinya kado, isinya sebuah pita berwarna biru
cerah, warna kesukaannya.
Aku sedikit cemburu dibuatnya, apalagi hari ini ia sengaja berdandan agar terlihat sama
cantiknya denganku. Jarang sekali ia berbuat begitu. Ah sudahlah, tak baik berburuk sangka
pada saudara sendiri.
20 Agustus 2009 (malam, sangat larut)
Oh diary, mengapa ini bisa terjadi? Mengapa Tuhan tak adil padaku. Mengapa Ia mengambil
George terlalu cepat?
Tuhaan.. Tolong jemput aku.. Satu kan kembali aku dengan George.. Aku sangat mencintainya.."
Yeah!! Terjawab sudah sebagian teka teki ini. Tapi aku masih penasaran, siapa anak lelaki yg
bersama Alyssa ketika di pemakaman itu? Dan apa hubungannya dengan Nora Ardelya?
******************************
Gedung arsip kota, jam 10 pagi.....
"Apakah bapak pernah mendengar berita ttg pembunuhan gadis bernama Alyssa Baarves?
Adakah datanya disini?"
3. "Sepertinya ada nak.. Coba kau cari di komputer disana itu"
Aku mengetikkan kata di kolom pencarian. Dan data itu keluar begitu saja.
"Alyssa Baarves. Seorang gadis yg terbunuh sehari setelah hari ulang tahunnya. Ia dibunuh
dengan sadis. Saat ditemukan di sungai dekat rumahnya, kondisi mayat sudah membiru, mata
terbelalak, dan terlihat banyak bekas kekerasan pada tubuh korban.
Kasus itu ditutup pada tahun 2010 karena dianggap buntu. Pihak keluarga sangat tidak setuju
dengan keputusan polisi. Sampai saat ini belum ditemukan bukti-bukti yg mengarah kepada
pelaku yg misterius."
Haa?? Jadi bukan Nora itu hantunya ya? Semakin membingungkan saja kasus ini.
Dengan iseng aku membuka emailku di komputer itu. Ada 1 pesan masuk.
"Di saat purnama mulai menampakkan wujudnya, aku akan datang. Tunggulah. Kau akan
melihat diriku. Kau harus bertanggung jawab!! Darah pengkhianat mengalir di tubuhmu!!
Tunggulah, KEMATIAN MENJEMPUTMU!!!!!!"
Apa-apaan ini? Apa kesalahanku? Ya Tuhan.... Dan tunggu dulu, bukankah purnama selanjutnya
tanggal 20 Agustus ini? Itu kan tinggal 2 hari lagi. Apa yg harus kulakukan? Apaa?
Ditengah kekalutan itu, ponselku berdering. Ahh dari Alyssia.
"Hai vyo, apa kabar?"
4. "Hai, aku baik-baik saja. Kau?"
"I'm very well. Oh bisa kah kita bertemu 2 hari lagi?"
"Ntahlah, aku mempunyai banyak tugas saat ini," kataku beralasan.
"Bagaimana jika aku ke rumahmu?"
"Mungkin saja"
"Hm bolehkah aku tau alamat rumahmu?"
"Tentu, 666 street nomor 6. Rumah bergaya klasik warna kuning gading. Besok bila kau sudah
sampai di depan rumahku, telfon saja"
"Oke"
Blap.. Ku tutup sambungan telfon itu. Ah aku lelah. Aku ingin cepat tiba di rumah saat ini.
Dengan sedikit tergesa aku menuruni tangga menuju halte bis.
Bis yang kutunggu datang. Di dalam bis itu hanya ada seorang nenek tua dan wanita yg
sepertinya baru pulang dari kantor. Aku duduk pada barisan ke tiga, dibelakang wanita itu.
Aku menutup wajahku dengan tissue basah dan rasa dinginnya membangkitkan kembali
semangatku.
5. Brukk..
Diary Alyssa yang kuletakkan di sebelahku terjatuh. Saat aku ingin mengambilnya kembali, aku
melihat sekilas sepasang kaki pucat di depanku.
Degg..
Tak mungkin wanita di depanku tak memakai sepatu, diakan wanita kantoran. Segera ku
tegakkan tubuhku lalu ku kuatkan hatiku untuk menepuk bahunya.
"Maaf, apa anda tak memakai sepatu madam?"
Dengan cemas aku menunggu jawabannya. Tiba-tiba kepalanya memutar menghadapku, 180
derajat!!
Matanya melotot sperti ke bola matanya ingin meloncat, darah busuk yang keluar dari
matanya membuatku mual.
"Oh no..."
"Ada apa denganmu gadis manis?"
Nenek tua itu juga ikut memutar kepalanya dan yang membuatku semakin ketakutan,
kepalanya terjatuh dan berguling ke arahku.
"Aaaaaaakyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
6. ******************************
Kepalaku pusing sekali. Sinar purnama menembus gorden jendela kamarku.
"Terima kasih Tuhan... Sayang apa kamu baik-baik saja?"
"Ma, apa yg terjadi? Kenapa malam ini purnama?"
"Kamu sudah pingsan selama 2 hari nak, mama khawatir sekali"
"Iya kak, papa sama viola juga sedih begitu tau kakak pingsan di halte bis"
"Ha? Purnama? Jam berapa sekarang?" Aku segera bangkit dari tempat tidur ku lalu mencoba
menelfon Alyssia.
"Sekarang masih jam 8 malam sayang. Tidurlah kembali, biar mama yang menelfon Alyssia"
"Bagaimana mama bisa tahu ttg Alyssia?"
"Hahahahhaha.." Tawa menyeramkan itu menggema.
"kau bukan mamaku," tuduhku.
7. "Ahahahahaha sekarang kau menyadarinya gadis tengik hahahaha"
"Dimana mamaku? Siapa kau? Jawab!!!"
"Aku? Ahahaha kau kenal wajah ini?"
Ia berganti wujud. Aku bahkan tak mempercayai apa yg aku lihat saat ini......
******************************
Tunggu kelanjutannya di KCM, tetap setia di FP ini yaa (^▿ʃƪ)♥Thankyou(ɔ˘з˘)