SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
AGAMA DAN ETIKA ISLAM
Qoriah Alibasyah Siregar, MA
DAN
H.M.Natsir Abdullah, MA
Institut Teknologi Bandung
Dan
Universitas Mataram
TUJUAN
Terbinanya sarjana muslim yang taat
menjalankan perintah agamanya,
berpikir filosofis, bersikap rasional dan
dinamis, berpandangan luas, dan
menghargai kerjasama antar umat
beragama dalam mengabdikan ilmu,
teknologi dan seni untuk kepentingan
nasional dan kemanusiaan.
Satuan Acara Perkuliahan
Mg Materi
1. Pengantar
2. Konsep Ketuhanan
dalam Islam
3. Hakikat Manusia
Menurut Alquran
4. Islam Sebagai Tatanan
Hidup Holistik
Uraian
 Tujuan
 Pokok Bahasan
 Referensi
 Evaluasi
 Pengantar Studi Islam
 Sejarah Pemikiran Tentang Tuhan
 Tuhan Menurut Ajaran Islam
 Pembuktian ke-Esaan Allah
 Konsep Manusia dalam Berbagai Perspektif
 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan
Khalifah Allah
 Fase Kehidupan Manusia
 Din al-Islam
 Pilar- pilar Din Islam
 Hubungan Antara Hukum Alam dan Hukum
Agama
 Kedudukan akal dalam Memahami Islam
5. Alquran
6. Sunnah
7. Ijtihad
8. UTS
 Pengertian dan Nama Alquran
 Pengkodifikasian Alquran
 Pokok-pokok Kandungan Alquran
 Pesona Kemu’jizatan Alquran
 Penafsiran Alquran
 Pengertian
 Kedudukan dan Fungsi Sunnah Terhadap
Alquran
 Istilah-istilah dalam Ilmu Hadis
 Sejarah Kodifikasi Hadis
 Macam-Macam Hadis
 Pengertian dan Kedudukan Ijtihad dalam
Islam
 Macam-macam dan Metodologi Ijtihad
 Sikap Muslim Terhadap Hasil Ijtihad
 Kontribusi Umat Islam Terhadap Perumusan
dan Penegakan Hukum Nasional
Referensi
1. Departemen Agama RI, Alquran dan
Terjemahannya, 2005.
2. Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam
Departemen Agama RI, Materi
Instruksional: Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi Umum, Jakarta, 2004.
3. Miftah Faridl, Pokok-pokok Ajaran Islam,
Pustaka, Bandung, 2004.
Dan lain-lain.
Evaluasi
1. Tugas- tugas dan
Program Mentoring : 30
%
2. Aktifitas Kelas :
10 %
a. Kehadiran
b. Prilaku
4. UTS :
30 %
Pengantar Studi Islam
Metode Pendekatan:
1. Menyeluruh (integral)
2. Terpisah-pisah (separated)
Materi Studi Islam:
1. Studi tentang sumber nilai Islam:
a. Alquran
b. Sunnah
c. Ijtihad (sebagai sumber
tambahan)
2. Studi tentang materi ajaran Islam:
a. Akidah Islam, meliputi:
- Tauhid Rubbubiyah
- Tauhid Mulkiyah
b. Syariah Islam, meliputi:
- Ibadah
- Muamalah (Munakahat, Mawaris, Jinayah,
Siyasah, Da’wah/jihad, dll.)
c. Akhlaq, meliputi:
- Hablum minallah
- Hablum minannas
- Hablum minal ‘alam
3. Studi tentang sejarah Islam:
- Priode Klasik (650-1250 M)
- Priode Pertengahan (1250-1800 M)
- Priode Modern (1800 M-sekarang)
4. Studi tentang bahasa nilai dan sumber nilai Islam (bahasa
Arab):
- Nahu
- Sharaf
- Balaghah, dsb.
Metode Mempelajari Islam:
1. Beragama harus dengan ilmu, bukan dengan kira-kira (QS. al-Isra’,
17; 36)
2. Beragama tidak atas dasar mayoritas, karena mayoritas tidak
menjamin orisinilitas.
3. Beragama tidak boleh atas dasar keturunan atau warisan leluhur (QS.
al-Baqarah, 2; 170)
4. Beragama tidak atas dasar figur (QS. at-Taubah, 9; 31)
Rasionalitas dalam Beragama:
Dalam mempelajari Islam tidak bisa hanya menggunakan pendekatan
rasio karena rasio memiliki keterbatasan, tetapi perlu ada keterlibatan
keimanan. Dalam hal ini paling tidak ada empat kategori ilmu, yaitu:
1. Empirical science (‘ainul yaqin): kebenarannya dibuktikan secara
empirik melalui eksperimen. Sumbernya adalah pancaindera.
2. Rational science (ilmul yaqin): kebenarannya ditentukan oleh
hubungan sebab akibat. Sumbernya adalah rasio.
3. Suprarational science (haqqul yaqin): kebenarannya ditentukan oleh
hal-hal di luar rasio. Sumbernya adalah hati.
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Siapakah Tuhan itu?
Tuhan (ilah): sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh
manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya
dikuasai oleh-Nya.
Sejarah Pemikiran tentang Tuhan
Pemikiran Barat:
 Teori Evolusionisme (Max Muller & E.B. Taylor) (1877): adanya
proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan
meningkat menjadi sempurna. Prosesnya sbb:
- Dinamisme
- Animisme
- Politeisme
- Henoteisme
- Monoteisme
 Teori ini ditentang oleh Andrew Lang (1898), yang menekankan
adanya monoteisme dalam masyarakat primitif.
 Sarjana-sarjana agama Barat juga menantang teori ini. Menurut
mereka ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan
adanya wahyu.
Pemikiran Umat Islam:
Pemikiran terhadap Tuhan di kalangan umat Islam timbul sejak
wafatnya Nabi Muhammad Saw. Secara garis besarnya terdiri
dari:
- Mu’tazilah: orang Islam yang berbuat dosa besar, tidak
kafir dan tidak mukmin. Ia berada di antara posisi mukmin
dan kafir (manzilah baina manzilatain).
- Qodariah: manusia mempunyai kebebasan dalam
berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang
menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin.
- Jabariah: manusia tidak mempunyai kebebasan dalam
berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia
ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.
- Asy’ariyah dan Maturidiyah: pendapat kedua aliran ini
berada di antara Qodariah dan Jabariah.
 Pada prinsipnya aliran-aliran di atas tidak bertentangan
dengan ajaran dasar Islam. Umat Islam yang memilih aliran
mana saja sebagai teologi yang dianutnya, tidak
menyebabkan ia keluar dari Islam.
Tuhan menurut Ajaran Islam
 Tuhan dalam konsep Alquran adalah Allah (Q.S. Ali
Imran, 3; 62, Shad, 38; 35 & 65, dan Muhammad, 47;
19). Ajaran tentang Tuhan yang diberikan kepada para
nabi sebelum Muhammad adalah Tuhan “Allah” juga
(Q.S. Hud, 11; 84, dan Al-Maidah, 5; 72). Allah adalah
Esa (Q.S. Al-Ankabut, 29; 46, Thaha, 20; 98 & Shad,
38; 4).
 Menurut informasi Alquran, sebutan yang benar bagi
Tuhan yang benar-benar Tuhan adalah sebutan ”Allah”,
dan kemahaesaan Allah tidak melalui teori evolusi
melainkan dari wahyu yang datang dari Allah sendiri.
Keesaan Allah adalah mutlak, tidak dapat disejajarkan
dengan yang lain.
 Kebenaran tentang Tuhan yang datang dari Tuhan
sendiri merupakan kebenaran yang bersifat mutlak.
Informasi yang benar tentang Tuhan harus melalui
Rasul yang dipercaya dan dipilih Tuhan untuk
Pembuktian Keesaan Allah
Konsep Tauhid
Dalam Munasabah Surat Al-Fatihah dan An-Nas
Surat
Al-Fatihah
Surat
An-Nas
Munasabah
surat dan ayat
Rabb al-
‘alamin:
‫العالمين‬ ‫رب‬
Rabb an-
nas
‫الناس‬ ‫رب‬
Melahirkan Tauhid
Rubbubiyah
Hanya Allah-lah satu-satunya
Rabb bagi alam termasuk
manusia
Maliki yaum
ad-din
‫الدين‬ ‫يوم‬ ‫مالك‬
Malik an-
nas
‫الناس‬ ‫مالك‬
Melahirkan Tauhid Mulkiyah
Hanya Allah-lah satu-satunya
Raja alam ini termasuk raja
manusia
Iyyaka
na’budu
Ilah an-nas
‫الناس‬ ‫اله‬
Melahirkan Tauhid Uluhiyah
Hanya Allah-lah yang wajib
Dalil-dalil pembuktian adanya Tuhan
Keberadaan alam
Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya
yang pelik. Adanya manusia, namun manusia sendiri mengakui bahwa
dia terjadi bukan atas kehendaknya sendiri. Kejadian alam dan manusia
ini memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah
menciptakannya, suatu ”akal” yang tidak ada batasnya. Jika percaya
tentang eksistensi alam dan manusia, maka secara logika harus percaya
tentang adanya pencipta alam.
Pendekatan Ilmu Fisika
Hukum Termodinamika II (Second law of Thermodynamics) yang
dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan
perubahan energi panas, membuktikan bahwa adanya alam ini tidak
mungkin bersifat azali (terjadi dengan sendirinya), pasti ada yang
menciptakannya.
Pendekatan Ilmu Astronomi
Semua sistem tata surya yang ada di alam ini, baik matahari, bumi,
bulan, bintang- bintang dan lainnya tidak ada yang diam dan berhenti
pada suatu tempat tertentu. Semuanya bergerak dan beredar pada garis
edarnya masing-masing tampa pernah berbenturan antara satu dengan
yang lainnya. Keserasian alam ini oleh Ibnu Rusyd diberi istilah dengan
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Konsep Manusia dalam berbagai Perspektif
Menurut ilmu pengetahuan:
Asal usul manusia secara fisik tidak bisa dipisahkan dari teori tentang evolusi.
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Charles Darwin pada abad ke-19.
Evolusi manusia menurut ahli Paleontologi dapat dibagi menjadi 4 kelompok:
1. Tingkat pra manusia (Australopithecus). Fosilnya ditemukan di
Johanesburg pada tahun 1924.
2. Tingkat manusia kera (Pithecantropus erectus). Fosilnya ditemukan di
Solo pada tahun 1891.
3. Manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern,
walaupun spesisnya masih bisa dibedakan. Fosilnya di Neander (Homo
neanderthalesis) dan di Solo (Homo soloensis).
4. Manusia modern Homo sapiens yang telah pandai berpikir menggunakan
otak dan nalarnya.
 Penganut teori psikoanalisis: manusia sebagai homo volens (manusia
berkeinginan).
 Penganut teori behaviorisme: manusia sebagai homo mechanicus
(manusia mesin).
 Penganut teori kognitif: manusia sebagai homo sapiens (manusia
berpikir).
 Penganut teori humanisme: manusia sebagai homo ludens (manusia
Menurut Alquran:
 Asal usul manusia tidak terlepas dari figur Adam (manusia
pertama).(QS.Al-Baqarah, 2; 30-33). Adam diciptakan dari unsur
tanah.(QS.Al-Hijr,15; 26&28, Al-An’am, 6;2 dan Al-Mu‘minun, 23; 12).
Sedangkan penciptaan manusia selanjutnya melalui proses percampuran
antara laki-laki dan perempuan. (QS. Al-Mu‘minun, 23; 13-14 dan As-
Sajadah, 32; 8-9).
 Konsep manusia juga dipahami melalui kata-kata yang ditemukan dalam
Alquran yang menunjuk pada makna manusia, yaitu:
-“Basyar” (37 kali), manusia sebagai basyar (makhluk biologis) tunduk
pada takdir Allah sama dengan makhluk lain,
- “Insan” (65 kali), manusia sebagai insan (makhluk psikologis),
- “An- nas” (240 kali), manusia sebagai an- nas (makhluk sosial),
bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam
memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah. Akan Tetapi tentu
saja setiap pilihan mengandung resiko (QS. At-Thur, 52; 21).
 Di samping tubuh manusia yang memiliki potensi yang bersifat fisik.
Ruh manusia juga memiliki sifat potensial berupa akal, qalb (rasa) dan
nafsu. Manusia ideal adalah yg mampu menjaga fitrahnya, dan mampu
mengelola potensi akal, qalb dan nafsunya secara harmonis.
Tanggungjawab Manusia sebagai Hamba & Khalifah Allah
 Manusia berperan sebagai hamba Allah (‘abd). Seorang hamba Allah
harus taat kepada perintah Allah.
 Di samping itu, manusia juga berperan sebagai khalifah, yaitu wakil
Allah di muka bumi sebagai pemimpin untuk mengelola dan memelihara
alam.
 Agar dapat menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Allah telah
mengajarkan kepada manusia kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan
melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum yang
terkandung dalam ciptaan-Nya. Manusia dapat menyusun konsep-konsep
serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru dalam alam
kebudayaan.
 Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah dibatasi oleh aturan dan
ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukum-
hukum Allah, baik yang tertulis dalam kitab suci (Alquran), maupun yang
tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun). Oleh karena itu, akan
diminta pertanggungjawabannya terhadap penggunaan kewenangan dari
Fase Kehidupan Manusia
Manusia mengalami hidup di lima
alam, yakni:
1. Alam Ruh
2. Alam Rahim
3. Alam Dunia
4. Alam Qubur
5. Alam Akhirat
Islam Sebagai Tatanan Hidup Holistik
Din al-Islam
- ”Din” berasal dari kata ”dana-yadinu-dinan” : tatanan,
sistem, tatacara hidup.
- ”Islam” berasal dari kata ”aslama” : tunduk, patuh dan
berserah diri.
Secara terminologi Islam adalah agama yang ajaran-
ajarannya diturunkan Allah Swt. kepada manusia
melalui Rasul-rasul-Nya. Sejak Nabi Adam sampai
Nabi Muhammad Saw. (QS. Al-Baqarah, 2; 136).
- Din al-Islam sebagai tatanan hidup meliputi seluruh
aspek hidup dan kehidupan, dari masalah ritual sampai
kepada masalah mu’amalah.
- Secara umum din terbagi dua:
1. Din al-Islam (din al-haq) » kelompok muslim / huda
2. Din ghair al-Islam (din al-bathil) » kelompok kafir /
dhallin
Pilar-pilar Din al-Islam
Ada 3 unsur utama dalam ajaran Islam yakni akidah,
syariah dan akhlak.
1. Akidah atau keimanan: yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan keyakinan atau aspek credial.
2. Syariah atau aspek norma: yaitu ajaran yang
mengatur prilaku seorang pemeluk agama Islam.
3. Akhlak atau aspek behavioral:gambaran tentang
prilaku yang seyogyanya dimiliki seorang muslim.
Akidah, syariah dan akhlak adalah tiga hal yang tidak
bisa dipisahkan dari pribadi seorang muslim.
Akidah adalah dasar keyakinan yang mendorong
penerimaan syariat Islam secara utuh. Jika syariat
telah
dilaksanakan berdasarkan akidah, akan lahir bentuk-
bentuk tingkah laku yang baik (akhlak).
Dalam bagan ini tampak bahwa integralitas akidah, syariah dan
akhlak mengisyaratkan bahwa seorang muslim harus
meletakkan seluruh dimensi hidupnya dalam kerangka Islam.
Islam Akidah
Syariah
Akhlak
Idiologi
Politik
Ekonomi
Sosial
Budaya
Hubungan antara Hukum Alam dan Hukum Alquran
Dalam Islam, Aturan Allah ada dua kategori:
1. Hukum alam (hukum kauniyah): sifatnya ghairu
mathluwwi (tidak tertulis)
2. Hukum Agama (hukum qur’aniyah): sifatnya
mathluwwi (tertulis).
Semua hukum Allah ini sama-sama bersifat absolut,
memiliki sifat yang sama yakni:
- pasti (QS. al-Qamar, 54; 49)
- objektif (QS. al-Hijr, 15; 21)
- tetap (QS. al-Fath, 48; 23)
Perbedaannya dalam hal time respon (reaksi waktu).
Reaksi atau akibat hukum kauniyah jauh lebih cepat
daripada hukum quraniyah.
Kedudukan akal dalam Memahami Islam
Akal sangat diperlukan dalam memahami Islam.
Namun mengenai penggunaannya, para tokoh
pemikir Islam berbeda-beda corak pemikirannya.
Paling tidak ada empat corak yaitu:
1. Sinkretik: mencampurkan antara budaya lokal dan
agama
2. Tekstual: terikat dengan teks kurang
memperhatikan konteks
3. Rasional Kontekstual: memperhatikan teks dan
konteks secara bersamaan
4. Rasional Liberal: tidak terikat teks.
Dari perbedaan inilah, lahir faham dan aliran
keagamaan dalam Islam.
SUMBER AJARAN ISLAM
Alquran sebagai Sumber Ajaran Islam
Pengertian dan Nama Alquran
Pengertian:
Secara terminologis Alquran adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi terakhir Muhammad Saw. Melalui perantaraan malaikat Jibril,
tertulis dalam mushaf dan sampai kepada manusia secara mutawatir.
Membacanya bernilai ibadah, diawali dengan surat Al-Fatihah dan ditutup
dengan surat An-Nas.
Nama-nama Alquran:
- Al-Quran, kata Alquran sebagai nama kitab suci ini terdapat dlm (QS.
Al-Hasyr, 59; 21).
- Al-Furqan, artinya pembeda atau pemisah (QS. Al-Furqan, 25; 1).
- Al-Kitab, artinya tulisan atau yang ditulis (QS. Al-Kahfi, 18; 1).
- Adz-Dzikra, artinya peringatan (QS. Al- Hijr, 15; 9).
Fungsi Alquran:
- Sebagai petunjuk (QS. Adz-Dzariyat, 51; 56)
- Sebagai sumber ajaran Islam (QS. Al-An’am, 6; 38 & An-Nahl, 16;89)
Pengkodifikasian Alquran
 Alquran diturunkan kepada nabi Muhammad secara
berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
 Setiap ayat Alquran yang turun langsung dihafalkan oleh
Nabi dan diajarkan kepada sahabat, serta dihafalkan pula
oleh para sahabat. Pada masa rasul para sahabat yang pandai
menulis sudah menuliskan ayat yang turun pada alat tulis
yang mereka miliki, kemudian disimpan di rumah Rasul.
 Pada masa kekhalifahan Abu Bakar Shiddiq ra., beliau
memerintahkan beberapa sahabat untuk menulis dan
membukukannya. Setelah disusun, mushaf itu disimpan oleh
Abu Bakar hingga wafat. Kemudian dipegang oleh Umar bin
Khattab, setelah Umar wafat disimpan oleh Hafsah binti
Umar.
 Pada masa khalifah Usman bin Affan ra. terjadi penyalinan
kembali dan penggandaan. Mushaf Alquran yang ditulis
pada masa Usman tersebut (yang dikenal dengan mushaf
Usmani) menjadi rujukan bagi penulisan mushaf selanjutnya
Kandungan Alquran
Alquran terdiri atas 114 surah, 6.666 ayat, 77.439
kata, dan 323.015 huruf. Kelengkapan Alquran
diterangkan di dalam (QS.Al-An’am, 6;38).
Secara umum, kandungan Alquran terdiri atas:
1. Pokok-pokok keyakinan atau keimanan (aqidah)
2. Pokok-pokok aturan atau hukum ( syariat)
3. Pokok-pokok pengabdian kepada Allah (ibadah)
4. Tata cara hubungan antara sesama manusia
(muamalah)
5. Pokok-pokok aturan tingkah laku (akhlak)
6. Sejarah para nabi dan umat terdahulu
7. Dasar-dasar ilmu pengetahuan
Pesona Kemu’jizatan / Keistimewaan Alquran
Keistimewaan Alquran, secara umum adalah:
1. Alquran diturunkan dengan bahasa arab yang sempurna.
2. Alquran menembus seluruh waktu, tempat dan sasaran.
Seperti dalam (QS. Al-A’raf, 7; 158)
3. Alquran sumber informasi tentang Tuhan, rasul dan alam gaib.
4. Alquran merupakan naskah asli yang terjaga.
Penafsiran Alquran
 Dilihat dari caranya:
- Tafsir tahlili
- Tafsir madhu’i
 Dilihat dari pendekatannya:
- Tafsir bi al-ma’tsur
- Tafsir bi al- ma’qul (al-ra’yi)
 Sunnah / Hadis sebagai Sumber Ajaran Islam
Pengertian
Menurut terminologi Islam sunnah adalah perbuatan, perkataan dan taqrir
(ketetapan/persetujuan) Nabi Saw. Sunnah dapat dibagi tiga yaitu:
1. Sunnah qauliyah, adalah sunnah dalam bentuk perkataan atau ucapan
Rasulullah Saw.
2. Sunnah fi’liyah, adalah sunnah dalam bentuk perbuatan.
3. Sunnah taqririyah, adalah ketetapan Nabi, yaitu diamnya Nabi atas
perkataan atau perbuatan sahabat, tidak ditegur atau dilarangnya.
Kedudukan dan Fungsi Sunnah terhadap Alquran
Sunnah menempati sumber norma ajaran Islam kedua setelah Alquran.
Keharusan mengikuti sunnah rasulullah terdapat pada (QS. Muhammad,
47; 33, An-Nisa’, 4; 59 dan Al-Ahzab, 33; 21).
Kedudukan dan fungsi sunnah terhadap Alquran, antara lain:
o Sunnah menguatkan hukum yang ditetapkan Alquran.
o Sunnah merinci pernyataan Alquran yang bersifat global.
o Sunnah membatasi kemutlakan yang dinyatakan oleh Alquran.
o Sunnah memberi pengecualian pada pernyataan Alquran yang bersifat
umum.
o Sunnah menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh Alquran.
Istilah-istilah dalam Ilmu Hadis
 Sanad, adalah rangkaian para periwayat yang menukilkan hadis
secara berkesinambungan dari yang satu kepada yang lain
sehingga sampai kepada periwayat terakhir.
 Matan, adalah isi yang terdapat dalam hadis itu sendiri.
 Rawi, adalah orang yang menerima suatu hadis dan
menyampaikannya kepada orang lain.
Sejarah Penulisan dan Kodifikasi Hadis
 Semasa hidup Rasulullah Saw., hadis masih berupa ucapan dan
perbuatan Nabi yang didengar dan disaksikan langsung oleh
para sahabat, penulisan hadis belum lumrah ketika itu.
 Setelah Rasulullah wafat (pada priode sahabat), perhatian
terhadap pencarian dan penyebaran hadis ke segenap daerah
Islam mulai tumbuh.Tetapi pada masa itupun penyampaian
hadis masih berupa riwayat lisan.
 Ide pengumpulan dan penulisan hadis baru muncul pada masa
pemerintahan Bani Umayyah, yaitu ketika Umar bin Abdul aziz
menjabat sebagai khalifah pada awal abad ke-2 H.
Macam-macam Hadits
Dari segi jumlah orang yang meriwayatkannya,hadis dibagi tiga macam:
1) Hadits mutawatir: adalah hadis yang diriwayatkan sejumlah orang
secara terus menerus tanpa putus dan secara adat para perawinya
tidak mungkin sepakat untuk berbohong.
2) Hadits masyhur: hadis yang diriwayatkan sejumlah orang tetapi
tidak mencapai derajat mutawatir.
3) Hadits ahad: adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang, dua
orang atau lebih, tetapi tidak mencapai syarat masyhur dan
mutawatir.
Dari segi kualitas macam hadis terdiri atas:
1) Hadis sahih: hadis yang sanadnya tidak terputus, diriwayatkan oleh
orang yang adil, sempurna ingatannya, kuat hafalannya, tidak cacat,
dan tidak bertentangan dengan periwayatan yang lebih kuat.
2) Hadis hasan: adalah hadis yang memenuhi syarat hadis sahih, tetapi
orang yang meriwayatkannya kurang kuat ingatannya atau kurang
baik hafalannya.
3) Hadis dhaif : adalah hadis yang tidak lengkap syaratnya atau tidak
Hadis maudhu’:
Suatu perkataan orang yang dikatakan sebagai sabda Nabi atau
suatu perbuatan tertentu yang disebutkan sebagai perbuatan Nabi,
padahal Nabi tidak pernah mengerjakannya.
Motif- motif pembuatan hadis palsu, di antaranya karena:
1. Politik dan kepemimpinan
2. Fanatisme golongan dan bahasa
3. Kejahatan untuk sengaja mengotori ajaran Islam
4. Dorongan untuk berbuat baik tetapi bodoh tentang agama
5. Soal-soal fikih dan pendapat dalam ilmu kalam
6. Kesehatan-kesehatan sejarah, dan lain-lain.
Ciri-ciri hadis palsu, antara lain:
1. Pengakuan pembuatnya
2. Perawinya sudah terkenal sebagai pembuat hadis palsu
3. Bertentangan dengan akal pikiran yang sehat
4. Bertentangan dengan ketentuan agama, “aqidah Islam”
5. Bertentangan dengan ketentuan agama yang sudah qath’i
6. Mengandung obral pahala dengan amal yang sangat sedehana
7. Mengandung kultus-kultus individu
8. Bertentangan dengan fakta sejarah, dan lain-lain.
 Ijtihad sebagai Sumber Ajaran Islam
Pengertian dan Kedudukan Ijtihad dalam Islam
 Ijtihad berarti menggunakan seluruh kesanggupan berpikir
untuk menetapkan suatu keputusan hukum tertentu dengan
jalan mengeluarkan hukum dari Alquran dan Sunnah.
Kedudukannya sebagai sumber hukum Islam ketiga setelah
Alquran dan Sunnah.
 Masalah-masalah yang dapat diijtihadkan adalah hukum-
hukum syara’ yang tidak mempunyai dalil qath’i (pasti),
bukan hukum-hukum asal dan masalah yang berhubungan
dengan ilmu kalam (aqidah).
 Dalam perkembangannya Ipteks melahirkan temuan-
temuan baru, yang hukum penggunaannya di kalangan
umat Islam harus diatur. Dengan adanya ijtihad
Macam-macam dan Metodologi Ijtihad
Dilihat dari pelaksanaannya, ijtihad dapat dibagi kepada dua macam:
1. Ijtihad fardhi, adalah ijtihad yang dilakukan oleh seorang mujtahid.
2. Ijtihad Jama’i (ijma’), adalah ijtihad yang dilakukan oleh para
mujtahid secara berkelompok.
Dilihat dari segi materi, ijtihad terdiri atas:
1. Qiyas (reasoning by analogy) : menetapkan hukum sesuatu
perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya, berdasarkan sesuatu
hukum yang telah ditentukan oleh nash, disebabkan oleh adanya
persamaan di antara keduanya.
2. Ijma’ : adalah kebulatan atau kesepakatan semua ahli ijtihad umat
setelah wafatnya Nabi pada suatu masa tentang suatu hukum. Ijma’
terdiri atas ijma’ qauli (ucapan) dan ijma’ sukuti (diam).
3. Istihsan (preference) : menetapkan suatu hukum atas suatu
persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang
berkaitan dengan kebaikan, keadilan, kasih sayang, dan sebagainya
dari Alquran dan Sunnah.
4. Mashalihul mursalah (utility) : menetapkan hukum berdasarkan
pertimbangan kegunaan dan manfaat yang sesuai dengan tujuan
syariat Islam, sekalipun tidak ada dalil secara eksplisit dari Alquran
dan Sunnah.
Sikap muslim terhadap hasil ijtihad
Kebenaran hasil ijtihad bersifat dzanniyah (persangkaan kuat kepada benar). Karena itu
mungkin saja hasil ijtihad di antara para mujtahid berbeda-beda. Oleh sebab itu, kita tidak
dapat menentukan secara mutlak mana yang benar dan mana yang salah dari hasil ijtihad
mereka, karena yang dapat mengukur kebenaran secara mutlak hanyalah Allah. Hal ini
diisyaratkan Nabi dalam sabdanya: “Seorang hakim apabila berijtihad kemudian dapat
mencapai kebenara, maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia berijtihad kemudian tidak
mencapai kebenaran, maka ia mencapai satu pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum nasional
Dapat dilihat dengan diundangkannya beberapa peraturan yang berkaitan dengan hukum Islam.
Di antaranya: UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, PP No.28 Tahun 1977 tentang
Perwakafan Tanah Milik, UU No.7 Thn 1979 tentang Peradilan Agama, Inpres No.1 Tahun
1991 tentang KHI, UU No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dan UU No.17 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah haji.

More Related Content

Similar to MATERI_AGAMA_ISLAM_UNRAM_ppt.ppt

David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docxDavid Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docxoktavianusbaptista1
 
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydDwi Andriani
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan AgamaHubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Agamacarlesnapitupulu
 
BAB 2 Tamadun Islam.pptx
BAB 2 Tamadun Islam.pptxBAB 2 Tamadun Islam.pptx
BAB 2 Tamadun Islam.pptxHellenLam1
 
Bab 2 tamadun islam
Bab 2 tamadun islamBab 2 tamadun islam
Bab 2 tamadun islamninawariz
 
Bab 2 : Tamadun Islam
Bab 2 : Tamadun IslamBab 2 : Tamadun Islam
Bab 2 : Tamadun Islamwan arizwnb
 
Islam dalam pandangan epistimologi
Islam dalam pandangan epistimologiIslam dalam pandangan epistimologi
Islam dalam pandangan epistimologiM fazrul
 
Islam bukan hanya agama tetapi al din
Islam bukan hanya agama tetapi al dinIslam bukan hanya agama tetapi al din
Islam bukan hanya agama tetapi al dinSyahirah Suhalim
 
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkPeran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkDesiPermataSari16
 
Konsep ketuhanan dan keagamaan
Konsep ketuhanan dan keagamaanKonsep ketuhanan dan keagamaan
Konsep ketuhanan dan keagamaanfiro HAR
 
1. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (1).pdf
1. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (1).pdf1. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (1).pdf
1. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (1).pdfSALSAFITRIRAMADHANYD
 

Similar to MATERI_AGAMA_ISLAM_UNRAM_ppt.ppt (20)

bimbingan konseling.docx
bimbingan konseling.docxbimbingan konseling.docx
bimbingan konseling.docx
 
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docxDavid Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
 
Tamadun islam
Tamadun islamTamadun islam
Tamadun islam
 
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusydFilsafat al ghazali dan ibnu rusyd
Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd
 
1.Manusia dan agama.pptx
1.Manusia dan agama.pptx1.Manusia dan agama.pptx
1.Manusia dan agama.pptx
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan AgamaHubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
 
Intisari wacana ilmu
Intisari wacana ilmuIntisari wacana ilmu
Intisari wacana ilmu
 
BAB 2 Tamadun Islam.pptx
BAB 2 Tamadun Islam.pptxBAB 2 Tamadun Islam.pptx
BAB 2 Tamadun Islam.pptx
 
Bab 2 tamadun islam
Bab 2 tamadun islamBab 2 tamadun islam
Bab 2 tamadun islam
 
Bab 2 : Tamadun Islam
Bab 2 : Tamadun IslamBab 2 : Tamadun Islam
Bab 2 : Tamadun Islam
 
Konsep ilmu
Konsep ilmuKonsep ilmu
Konsep ilmu
 
Materi kuliah pai
Materi kuliah paiMateri kuliah pai
Materi kuliah pai
 
Islam dalam pandangan epistimologi
Islam dalam pandangan epistimologiIslam dalam pandangan epistimologi
Islam dalam pandangan epistimologi
 
Islam bukan hanya agama tetapi al din
Islam bukan hanya agama tetapi al dinIslam bukan hanya agama tetapi al din
Islam bukan hanya agama tetapi al din
 
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkPeran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Konsep ketuhanan dan keagamaan
Konsep ketuhanan dan keagamaanKonsep ketuhanan dan keagamaan
Konsep ketuhanan dan keagamaan
 
1. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (1).pdf
1. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (1).pdf1. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (1).pdf
1. Karakteristik Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum (1).pdf
 
Perkuliahan Agama Islam
Perkuliahan Agama IslamPerkuliahan Agama Islam
Perkuliahan Agama Islam
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

MATERI_AGAMA_ISLAM_UNRAM_ppt.ppt

  • 1. AGAMA DAN ETIKA ISLAM Qoriah Alibasyah Siregar, MA DAN H.M.Natsir Abdullah, MA Institut Teknologi Bandung Dan Universitas Mataram
  • 2. TUJUAN Terbinanya sarjana muslim yang taat menjalankan perintah agamanya, berpikir filosofis, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas, dan menghargai kerjasama antar umat beragama dalam mengabdikan ilmu, teknologi dan seni untuk kepentingan nasional dan kemanusiaan.
  • 3. Satuan Acara Perkuliahan Mg Materi 1. Pengantar 2. Konsep Ketuhanan dalam Islam 3. Hakikat Manusia Menurut Alquran 4. Islam Sebagai Tatanan Hidup Holistik Uraian  Tujuan  Pokok Bahasan  Referensi  Evaluasi  Pengantar Studi Islam  Sejarah Pemikiran Tentang Tuhan  Tuhan Menurut Ajaran Islam  Pembuktian ke-Esaan Allah  Konsep Manusia dalam Berbagai Perspektif  Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah Allah  Fase Kehidupan Manusia  Din al-Islam  Pilar- pilar Din Islam  Hubungan Antara Hukum Alam dan Hukum Agama  Kedudukan akal dalam Memahami Islam
  • 4. 5. Alquran 6. Sunnah 7. Ijtihad 8. UTS  Pengertian dan Nama Alquran  Pengkodifikasian Alquran  Pokok-pokok Kandungan Alquran  Pesona Kemu’jizatan Alquran  Penafsiran Alquran  Pengertian  Kedudukan dan Fungsi Sunnah Terhadap Alquran  Istilah-istilah dalam Ilmu Hadis  Sejarah Kodifikasi Hadis  Macam-Macam Hadis  Pengertian dan Kedudukan Ijtihad dalam Islam  Macam-macam dan Metodologi Ijtihad  Sikap Muslim Terhadap Hasil Ijtihad  Kontribusi Umat Islam Terhadap Perumusan dan Penegakan Hukum Nasional
  • 5. Referensi 1. Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, 2005. 2. Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI, Materi Instruksional: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum, Jakarta, 2004. 3. Miftah Faridl, Pokok-pokok Ajaran Islam, Pustaka, Bandung, 2004. Dan lain-lain.
  • 6. Evaluasi 1. Tugas- tugas dan Program Mentoring : 30 % 2. Aktifitas Kelas : 10 % a. Kehadiran b. Prilaku 4. UTS : 30 %
  • 7. Pengantar Studi Islam Metode Pendekatan: 1. Menyeluruh (integral) 2. Terpisah-pisah (separated) Materi Studi Islam: 1. Studi tentang sumber nilai Islam: a. Alquran b. Sunnah c. Ijtihad (sebagai sumber tambahan) 2. Studi tentang materi ajaran Islam: a. Akidah Islam, meliputi: - Tauhid Rubbubiyah - Tauhid Mulkiyah
  • 8. b. Syariah Islam, meliputi: - Ibadah - Muamalah (Munakahat, Mawaris, Jinayah, Siyasah, Da’wah/jihad, dll.) c. Akhlaq, meliputi: - Hablum minallah - Hablum minannas - Hablum minal ‘alam 3. Studi tentang sejarah Islam: - Priode Klasik (650-1250 M) - Priode Pertengahan (1250-1800 M) - Priode Modern (1800 M-sekarang) 4. Studi tentang bahasa nilai dan sumber nilai Islam (bahasa Arab): - Nahu - Sharaf - Balaghah, dsb.
  • 9. Metode Mempelajari Islam: 1. Beragama harus dengan ilmu, bukan dengan kira-kira (QS. al-Isra’, 17; 36) 2. Beragama tidak atas dasar mayoritas, karena mayoritas tidak menjamin orisinilitas. 3. Beragama tidak boleh atas dasar keturunan atau warisan leluhur (QS. al-Baqarah, 2; 170) 4. Beragama tidak atas dasar figur (QS. at-Taubah, 9; 31) Rasionalitas dalam Beragama: Dalam mempelajari Islam tidak bisa hanya menggunakan pendekatan rasio karena rasio memiliki keterbatasan, tetapi perlu ada keterlibatan keimanan. Dalam hal ini paling tidak ada empat kategori ilmu, yaitu: 1. Empirical science (‘ainul yaqin): kebenarannya dibuktikan secara empirik melalui eksperimen. Sumbernya adalah pancaindera. 2. Rational science (ilmul yaqin): kebenarannya ditentukan oleh hubungan sebab akibat. Sumbernya adalah rasio. 3. Suprarational science (haqqul yaqin): kebenarannya ditentukan oleh hal-hal di luar rasio. Sumbernya adalah hati.
  • 10. KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Siapakah Tuhan itu? Tuhan (ilah): sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Sejarah Pemikiran tentang Tuhan Pemikiran Barat:  Teori Evolusionisme (Max Muller & E.B. Taylor) (1877): adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Prosesnya sbb: - Dinamisme - Animisme - Politeisme - Henoteisme - Monoteisme  Teori ini ditentang oleh Andrew Lang (1898), yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitif.  Sarjana-sarjana agama Barat juga menantang teori ini. Menurut mereka ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan adanya wahyu.
  • 11. Pemikiran Umat Islam: Pemikiran terhadap Tuhan di kalangan umat Islam timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad Saw. Secara garis besarnya terdiri dari: - Mu’tazilah: orang Islam yang berbuat dosa besar, tidak kafir dan tidak mukmin. Ia berada di antara posisi mukmin dan kafir (manzilah baina manzilatain). - Qodariah: manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin. - Jabariah: manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan. - Asy’ariyah dan Maturidiyah: pendapat kedua aliran ini berada di antara Qodariah dan Jabariah.  Pada prinsipnya aliran-aliran di atas tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam. Umat Islam yang memilih aliran mana saja sebagai teologi yang dianutnya, tidak menyebabkan ia keluar dari Islam.
  • 12. Tuhan menurut Ajaran Islam  Tuhan dalam konsep Alquran adalah Allah (Q.S. Ali Imran, 3; 62, Shad, 38; 35 & 65, dan Muhammad, 47; 19). Ajaran tentang Tuhan yang diberikan kepada para nabi sebelum Muhammad adalah Tuhan “Allah” juga (Q.S. Hud, 11; 84, dan Al-Maidah, 5; 72). Allah adalah Esa (Q.S. Al-Ankabut, 29; 46, Thaha, 20; 98 & Shad, 38; 4).  Menurut informasi Alquran, sebutan yang benar bagi Tuhan yang benar-benar Tuhan adalah sebutan ”Allah”, dan kemahaesaan Allah tidak melalui teori evolusi melainkan dari wahyu yang datang dari Allah sendiri. Keesaan Allah adalah mutlak, tidak dapat disejajarkan dengan yang lain.  Kebenaran tentang Tuhan yang datang dari Tuhan sendiri merupakan kebenaran yang bersifat mutlak. Informasi yang benar tentang Tuhan harus melalui Rasul yang dipercaya dan dipilih Tuhan untuk
  • 13. Pembuktian Keesaan Allah Konsep Tauhid Dalam Munasabah Surat Al-Fatihah dan An-Nas Surat Al-Fatihah Surat An-Nas Munasabah surat dan ayat Rabb al- ‘alamin: ‫العالمين‬ ‫رب‬ Rabb an- nas ‫الناس‬ ‫رب‬ Melahirkan Tauhid Rubbubiyah Hanya Allah-lah satu-satunya Rabb bagi alam termasuk manusia Maliki yaum ad-din ‫الدين‬ ‫يوم‬ ‫مالك‬ Malik an- nas ‫الناس‬ ‫مالك‬ Melahirkan Tauhid Mulkiyah Hanya Allah-lah satu-satunya Raja alam ini termasuk raja manusia Iyyaka na’budu Ilah an-nas ‫الناس‬ ‫اله‬ Melahirkan Tauhid Uluhiyah Hanya Allah-lah yang wajib
  • 14. Dalil-dalil pembuktian adanya Tuhan Keberadaan alam Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik. Adanya manusia, namun manusia sendiri mengakui bahwa dia terjadi bukan atas kehendaknya sendiri. Kejadian alam dan manusia ini memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu ”akal” yang tidak ada batasnya. Jika percaya tentang eksistensi alam dan manusia, maka secara logika harus percaya tentang adanya pencipta alam. Pendekatan Ilmu Fisika Hukum Termodinamika II (Second law of Thermodynamics) yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi panas, membuktikan bahwa adanya alam ini tidak mungkin bersifat azali (terjadi dengan sendirinya), pasti ada yang menciptakannya. Pendekatan Ilmu Astronomi Semua sistem tata surya yang ada di alam ini, baik matahari, bumi, bulan, bintang- bintang dan lainnya tidak ada yang diam dan berhenti pada suatu tempat tertentu. Semuanya bergerak dan beredar pada garis edarnya masing-masing tampa pernah berbenturan antara satu dengan yang lainnya. Keserasian alam ini oleh Ibnu Rusyd diberi istilah dengan
  • 15. HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM Konsep Manusia dalam berbagai Perspektif Menurut ilmu pengetahuan: Asal usul manusia secara fisik tidak bisa dipisahkan dari teori tentang evolusi. Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Charles Darwin pada abad ke-19. Evolusi manusia menurut ahli Paleontologi dapat dibagi menjadi 4 kelompok: 1. Tingkat pra manusia (Australopithecus). Fosilnya ditemukan di Johanesburg pada tahun 1924. 2. Tingkat manusia kera (Pithecantropus erectus). Fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891. 3. Manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern, walaupun spesisnya masih bisa dibedakan. Fosilnya di Neander (Homo neanderthalesis) dan di Solo (Homo soloensis). 4. Manusia modern Homo sapiens yang telah pandai berpikir menggunakan otak dan nalarnya.  Penganut teori psikoanalisis: manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan).  Penganut teori behaviorisme: manusia sebagai homo mechanicus (manusia mesin).  Penganut teori kognitif: manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir).  Penganut teori humanisme: manusia sebagai homo ludens (manusia
  • 16. Menurut Alquran:  Asal usul manusia tidak terlepas dari figur Adam (manusia pertama).(QS.Al-Baqarah, 2; 30-33). Adam diciptakan dari unsur tanah.(QS.Al-Hijr,15; 26&28, Al-An’am, 6;2 dan Al-Mu‘minun, 23; 12). Sedangkan penciptaan manusia selanjutnya melalui proses percampuran antara laki-laki dan perempuan. (QS. Al-Mu‘minun, 23; 13-14 dan As- Sajadah, 32; 8-9).  Konsep manusia juga dipahami melalui kata-kata yang ditemukan dalam Alquran yang menunjuk pada makna manusia, yaitu: -“Basyar” (37 kali), manusia sebagai basyar (makhluk biologis) tunduk pada takdir Allah sama dengan makhluk lain, - “Insan” (65 kali), manusia sebagai insan (makhluk psikologis), - “An- nas” (240 kali), manusia sebagai an- nas (makhluk sosial), bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah. Akan Tetapi tentu saja setiap pilihan mengandung resiko (QS. At-Thur, 52; 21).  Di samping tubuh manusia yang memiliki potensi yang bersifat fisik. Ruh manusia juga memiliki sifat potensial berupa akal, qalb (rasa) dan nafsu. Manusia ideal adalah yg mampu menjaga fitrahnya, dan mampu mengelola potensi akal, qalb dan nafsunya secara harmonis.
  • 17. Tanggungjawab Manusia sebagai Hamba & Khalifah Allah  Manusia berperan sebagai hamba Allah (‘abd). Seorang hamba Allah harus taat kepada perintah Allah.  Di samping itu, manusia juga berperan sebagai khalifah, yaitu wakil Allah di muka bumi sebagai pemimpin untuk mengelola dan memelihara alam.  Agar dapat menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Allah telah mengajarkan kepada manusia kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hukum-hukum yang terkandung dalam ciptaan-Nya. Manusia dapat menyusun konsep-konsep serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru dalam alam kebudayaan.  Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah dibatasi oleh aturan dan ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukum- hukum Allah, baik yang tertulis dalam kitab suci (Alquran), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun). Oleh karena itu, akan diminta pertanggungjawabannya terhadap penggunaan kewenangan dari
  • 18. Fase Kehidupan Manusia Manusia mengalami hidup di lima alam, yakni: 1. Alam Ruh 2. Alam Rahim 3. Alam Dunia 4. Alam Qubur 5. Alam Akhirat
  • 19. Islam Sebagai Tatanan Hidup Holistik Din al-Islam - ”Din” berasal dari kata ”dana-yadinu-dinan” : tatanan, sistem, tatacara hidup. - ”Islam” berasal dari kata ”aslama” : tunduk, patuh dan berserah diri. Secara terminologi Islam adalah agama yang ajaran- ajarannya diturunkan Allah Swt. kepada manusia melalui Rasul-rasul-Nya. Sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw. (QS. Al-Baqarah, 2; 136). - Din al-Islam sebagai tatanan hidup meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan, dari masalah ritual sampai kepada masalah mu’amalah. - Secara umum din terbagi dua: 1. Din al-Islam (din al-haq) » kelompok muslim / huda 2. Din ghair al-Islam (din al-bathil) » kelompok kafir / dhallin
  • 20. Pilar-pilar Din al-Islam Ada 3 unsur utama dalam ajaran Islam yakni akidah, syariah dan akhlak. 1. Akidah atau keimanan: yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan atau aspek credial. 2. Syariah atau aspek norma: yaitu ajaran yang mengatur prilaku seorang pemeluk agama Islam. 3. Akhlak atau aspek behavioral:gambaran tentang prilaku yang seyogyanya dimiliki seorang muslim. Akidah, syariah dan akhlak adalah tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dari pribadi seorang muslim. Akidah adalah dasar keyakinan yang mendorong penerimaan syariat Islam secara utuh. Jika syariat telah dilaksanakan berdasarkan akidah, akan lahir bentuk- bentuk tingkah laku yang baik (akhlak).
  • 21. Dalam bagan ini tampak bahwa integralitas akidah, syariah dan akhlak mengisyaratkan bahwa seorang muslim harus meletakkan seluruh dimensi hidupnya dalam kerangka Islam. Islam Akidah Syariah Akhlak Idiologi Politik Ekonomi Sosial Budaya
  • 22. Hubungan antara Hukum Alam dan Hukum Alquran Dalam Islam, Aturan Allah ada dua kategori: 1. Hukum alam (hukum kauniyah): sifatnya ghairu mathluwwi (tidak tertulis) 2. Hukum Agama (hukum qur’aniyah): sifatnya mathluwwi (tertulis). Semua hukum Allah ini sama-sama bersifat absolut, memiliki sifat yang sama yakni: - pasti (QS. al-Qamar, 54; 49) - objektif (QS. al-Hijr, 15; 21) - tetap (QS. al-Fath, 48; 23) Perbedaannya dalam hal time respon (reaksi waktu). Reaksi atau akibat hukum kauniyah jauh lebih cepat daripada hukum quraniyah.
  • 23. Kedudukan akal dalam Memahami Islam Akal sangat diperlukan dalam memahami Islam. Namun mengenai penggunaannya, para tokoh pemikir Islam berbeda-beda corak pemikirannya. Paling tidak ada empat corak yaitu: 1. Sinkretik: mencampurkan antara budaya lokal dan agama 2. Tekstual: terikat dengan teks kurang memperhatikan konteks 3. Rasional Kontekstual: memperhatikan teks dan konteks secara bersamaan 4. Rasional Liberal: tidak terikat teks. Dari perbedaan inilah, lahir faham dan aliran keagamaan dalam Islam.
  • 24. SUMBER AJARAN ISLAM Alquran sebagai Sumber Ajaran Islam Pengertian dan Nama Alquran Pengertian: Secara terminologis Alquran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi terakhir Muhammad Saw. Melalui perantaraan malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf dan sampai kepada manusia secara mutawatir. Membacanya bernilai ibadah, diawali dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas. Nama-nama Alquran: - Al-Quran, kata Alquran sebagai nama kitab suci ini terdapat dlm (QS. Al-Hasyr, 59; 21). - Al-Furqan, artinya pembeda atau pemisah (QS. Al-Furqan, 25; 1). - Al-Kitab, artinya tulisan atau yang ditulis (QS. Al-Kahfi, 18; 1). - Adz-Dzikra, artinya peringatan (QS. Al- Hijr, 15; 9). Fungsi Alquran: - Sebagai petunjuk (QS. Adz-Dzariyat, 51; 56) - Sebagai sumber ajaran Islam (QS. Al-An’am, 6; 38 & An-Nahl, 16;89)
  • 25. Pengkodifikasian Alquran  Alquran diturunkan kepada nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.  Setiap ayat Alquran yang turun langsung dihafalkan oleh Nabi dan diajarkan kepada sahabat, serta dihafalkan pula oleh para sahabat. Pada masa rasul para sahabat yang pandai menulis sudah menuliskan ayat yang turun pada alat tulis yang mereka miliki, kemudian disimpan di rumah Rasul.  Pada masa kekhalifahan Abu Bakar Shiddiq ra., beliau memerintahkan beberapa sahabat untuk menulis dan membukukannya. Setelah disusun, mushaf itu disimpan oleh Abu Bakar hingga wafat. Kemudian dipegang oleh Umar bin Khattab, setelah Umar wafat disimpan oleh Hafsah binti Umar.  Pada masa khalifah Usman bin Affan ra. terjadi penyalinan kembali dan penggandaan. Mushaf Alquran yang ditulis pada masa Usman tersebut (yang dikenal dengan mushaf Usmani) menjadi rujukan bagi penulisan mushaf selanjutnya
  • 26. Kandungan Alquran Alquran terdiri atas 114 surah, 6.666 ayat, 77.439 kata, dan 323.015 huruf. Kelengkapan Alquran diterangkan di dalam (QS.Al-An’am, 6;38). Secara umum, kandungan Alquran terdiri atas: 1. Pokok-pokok keyakinan atau keimanan (aqidah) 2. Pokok-pokok aturan atau hukum ( syariat) 3. Pokok-pokok pengabdian kepada Allah (ibadah) 4. Tata cara hubungan antara sesama manusia (muamalah) 5. Pokok-pokok aturan tingkah laku (akhlak) 6. Sejarah para nabi dan umat terdahulu 7. Dasar-dasar ilmu pengetahuan
  • 27. Pesona Kemu’jizatan / Keistimewaan Alquran Keistimewaan Alquran, secara umum adalah: 1. Alquran diturunkan dengan bahasa arab yang sempurna. 2. Alquran menembus seluruh waktu, tempat dan sasaran. Seperti dalam (QS. Al-A’raf, 7; 158) 3. Alquran sumber informasi tentang Tuhan, rasul dan alam gaib. 4. Alquran merupakan naskah asli yang terjaga. Penafsiran Alquran  Dilihat dari caranya: - Tafsir tahlili - Tafsir madhu’i  Dilihat dari pendekatannya: - Tafsir bi al-ma’tsur - Tafsir bi al- ma’qul (al-ra’yi)
  • 28.  Sunnah / Hadis sebagai Sumber Ajaran Islam Pengertian Menurut terminologi Islam sunnah adalah perbuatan, perkataan dan taqrir (ketetapan/persetujuan) Nabi Saw. Sunnah dapat dibagi tiga yaitu: 1. Sunnah qauliyah, adalah sunnah dalam bentuk perkataan atau ucapan Rasulullah Saw. 2. Sunnah fi’liyah, adalah sunnah dalam bentuk perbuatan. 3. Sunnah taqririyah, adalah ketetapan Nabi, yaitu diamnya Nabi atas perkataan atau perbuatan sahabat, tidak ditegur atau dilarangnya. Kedudukan dan Fungsi Sunnah terhadap Alquran Sunnah menempati sumber norma ajaran Islam kedua setelah Alquran. Keharusan mengikuti sunnah rasulullah terdapat pada (QS. Muhammad, 47; 33, An-Nisa’, 4; 59 dan Al-Ahzab, 33; 21). Kedudukan dan fungsi sunnah terhadap Alquran, antara lain: o Sunnah menguatkan hukum yang ditetapkan Alquran. o Sunnah merinci pernyataan Alquran yang bersifat global. o Sunnah membatasi kemutlakan yang dinyatakan oleh Alquran. o Sunnah memberi pengecualian pada pernyataan Alquran yang bersifat umum. o Sunnah menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh Alquran.
  • 29. Istilah-istilah dalam Ilmu Hadis  Sanad, adalah rangkaian para periwayat yang menukilkan hadis secara berkesinambungan dari yang satu kepada yang lain sehingga sampai kepada periwayat terakhir.  Matan, adalah isi yang terdapat dalam hadis itu sendiri.  Rawi, adalah orang yang menerima suatu hadis dan menyampaikannya kepada orang lain. Sejarah Penulisan dan Kodifikasi Hadis  Semasa hidup Rasulullah Saw., hadis masih berupa ucapan dan perbuatan Nabi yang didengar dan disaksikan langsung oleh para sahabat, penulisan hadis belum lumrah ketika itu.  Setelah Rasulullah wafat (pada priode sahabat), perhatian terhadap pencarian dan penyebaran hadis ke segenap daerah Islam mulai tumbuh.Tetapi pada masa itupun penyampaian hadis masih berupa riwayat lisan.  Ide pengumpulan dan penulisan hadis baru muncul pada masa pemerintahan Bani Umayyah, yaitu ketika Umar bin Abdul aziz menjabat sebagai khalifah pada awal abad ke-2 H.
  • 30. Macam-macam Hadits Dari segi jumlah orang yang meriwayatkannya,hadis dibagi tiga macam: 1) Hadits mutawatir: adalah hadis yang diriwayatkan sejumlah orang secara terus menerus tanpa putus dan secara adat para perawinya tidak mungkin sepakat untuk berbohong. 2) Hadits masyhur: hadis yang diriwayatkan sejumlah orang tetapi tidak mencapai derajat mutawatir. 3) Hadits ahad: adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang, dua orang atau lebih, tetapi tidak mencapai syarat masyhur dan mutawatir. Dari segi kualitas macam hadis terdiri atas: 1) Hadis sahih: hadis yang sanadnya tidak terputus, diriwayatkan oleh orang yang adil, sempurna ingatannya, kuat hafalannya, tidak cacat, dan tidak bertentangan dengan periwayatan yang lebih kuat. 2) Hadis hasan: adalah hadis yang memenuhi syarat hadis sahih, tetapi orang yang meriwayatkannya kurang kuat ingatannya atau kurang baik hafalannya. 3) Hadis dhaif : adalah hadis yang tidak lengkap syaratnya atau tidak
  • 31. Hadis maudhu’: Suatu perkataan orang yang dikatakan sebagai sabda Nabi atau suatu perbuatan tertentu yang disebutkan sebagai perbuatan Nabi, padahal Nabi tidak pernah mengerjakannya. Motif- motif pembuatan hadis palsu, di antaranya karena: 1. Politik dan kepemimpinan 2. Fanatisme golongan dan bahasa 3. Kejahatan untuk sengaja mengotori ajaran Islam 4. Dorongan untuk berbuat baik tetapi bodoh tentang agama 5. Soal-soal fikih dan pendapat dalam ilmu kalam 6. Kesehatan-kesehatan sejarah, dan lain-lain. Ciri-ciri hadis palsu, antara lain: 1. Pengakuan pembuatnya 2. Perawinya sudah terkenal sebagai pembuat hadis palsu 3. Bertentangan dengan akal pikiran yang sehat 4. Bertentangan dengan ketentuan agama, “aqidah Islam” 5. Bertentangan dengan ketentuan agama yang sudah qath’i 6. Mengandung obral pahala dengan amal yang sangat sedehana 7. Mengandung kultus-kultus individu 8. Bertentangan dengan fakta sejarah, dan lain-lain.
  • 32.  Ijtihad sebagai Sumber Ajaran Islam Pengertian dan Kedudukan Ijtihad dalam Islam  Ijtihad berarti menggunakan seluruh kesanggupan berpikir untuk menetapkan suatu keputusan hukum tertentu dengan jalan mengeluarkan hukum dari Alquran dan Sunnah. Kedudukannya sebagai sumber hukum Islam ketiga setelah Alquran dan Sunnah.  Masalah-masalah yang dapat diijtihadkan adalah hukum- hukum syara’ yang tidak mempunyai dalil qath’i (pasti), bukan hukum-hukum asal dan masalah yang berhubungan dengan ilmu kalam (aqidah).  Dalam perkembangannya Ipteks melahirkan temuan- temuan baru, yang hukum penggunaannya di kalangan umat Islam harus diatur. Dengan adanya ijtihad
  • 33. Macam-macam dan Metodologi Ijtihad Dilihat dari pelaksanaannya, ijtihad dapat dibagi kepada dua macam: 1. Ijtihad fardhi, adalah ijtihad yang dilakukan oleh seorang mujtahid. 2. Ijtihad Jama’i (ijma’), adalah ijtihad yang dilakukan oleh para mujtahid secara berkelompok. Dilihat dari segi materi, ijtihad terdiri atas: 1. Qiyas (reasoning by analogy) : menetapkan hukum sesuatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya, berdasarkan sesuatu hukum yang telah ditentukan oleh nash, disebabkan oleh adanya persamaan di antara keduanya. 2. Ijma’ : adalah kebulatan atau kesepakatan semua ahli ijtihad umat setelah wafatnya Nabi pada suatu masa tentang suatu hukum. Ijma’ terdiri atas ijma’ qauli (ucapan) dan ijma’ sukuti (diam). 3. Istihsan (preference) : menetapkan suatu hukum atas suatu persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berkaitan dengan kebaikan, keadilan, kasih sayang, dan sebagainya dari Alquran dan Sunnah. 4. Mashalihul mursalah (utility) : menetapkan hukum berdasarkan pertimbangan kegunaan dan manfaat yang sesuai dengan tujuan syariat Islam, sekalipun tidak ada dalil secara eksplisit dari Alquran dan Sunnah.
  • 34. Sikap muslim terhadap hasil ijtihad Kebenaran hasil ijtihad bersifat dzanniyah (persangkaan kuat kepada benar). Karena itu mungkin saja hasil ijtihad di antara para mujtahid berbeda-beda. Oleh sebab itu, kita tidak dapat menentukan secara mutlak mana yang benar dan mana yang salah dari hasil ijtihad mereka, karena yang dapat mengukur kebenaran secara mutlak hanyalah Allah. Hal ini diisyaratkan Nabi dalam sabdanya: “Seorang hakim apabila berijtihad kemudian dapat mencapai kebenara, maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia berijtihad kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia mencapai satu pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim). Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum nasional Dapat dilihat dengan diundangkannya beberapa peraturan yang berkaitan dengan hukum Islam. Di antaranya: UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, PP No.28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik, UU No.7 Thn 1979 tentang Peradilan Agama, Inpres No.1 Tahun 1991 tentang KHI, UU No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dan UU No.17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah haji.