SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Ajeng Savitri P, M.Kom
Analysis & Strategy
of Algorithm
Pertemuan 14
OBJECTIVE
 To learn Backtracking Algorithm concept and
how it solve problem
Definisi
Runut-balik (backtracking) adalah algoritma yang
berbasis pada DFS (Depth First Search) untuk mencari
solusi persoalan secara lebih mangkus.
Runut-balik, yang merupakan perbaikan dari algoritma
brute-force, secara sistematis mencari solusi persoalan
diantara semua kemungkinan solusi yang ada.
Backtracking
 Dengan metode runut-balik, kita tidak perlu memeriksa
semua kemungkinan solusi yang ada. Hanya pencarian
yang mengarah ke solusi saja yang selalu dipertimbang-
kan. Akibatnya, waktu pencarian dapat dihemat.
 Runut-balik merupakan bentuk tipikal dari algoritma
rekursif.
Implementasi
Saat ini algoritma runut-balik banyak diterapkan untuk program
games (seperti permainan tic-tac-toe, menemukan jalan keluar
dalam sebuah labirin, catur, dll) dan masalah-masalah pada
bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Properti Umum Backtracking
1. Solusi persoalan.
Solusi dinyatakan sebagai vektor dengan n-tuple:
X = (x1, x2, …, xn), xi himpunan berhingga Si .
Mungkin saja S1 = S2 = … = Sn.
Contoh: Si = {0, 1},
xi = 0 atau 1
2. Fungsi pembangkit nilai xk
Dinyatakan sebagai: T(k)
T(k) membangkitkan nilai untuk xk, yang merupakan komponen vektor
solusi.
Properti Umum Backtracking
3. Fungsi pembatas (pada beberapa persoalan fungsi ini dinamaka
n fungsi kriteria)
Dinyatakan sebagai : B(x1, x2, …, xk)
Fungsi pembatas menentukan apakah (x1, x2, …, xk) mengarah ke solusi.
Jika ya, maka pembangkitan nilai untuk xk+1 dilanjutkan, tetapi jika tidak, ma
ka (x1, x2, …, xk) dibuang dan tidak dipertimbangkan lagi dalam pencarian sol
usi.
Pengorganisasian Solusi
 Semua kemungkinan solusi dari persoalan disebut
ruang solusi (solution space).
 Jika xi  Si, maka S1  S2  …  Sn disebut ruang
solusi.
 Jumlah anggota di dalam ruang solusi adalah
| S1|  | S2|  …  | Sn |.
Contoh Permasalahan pada Knapsack
 Tinjau persoalan Knapsack 0/1 untuk n = 3. Solusi
persoalan dinyatakan sebagai vektor (x1, x2, x3)
dengan xi  {0,1}. Ruang solusinya adalah
{0,1}  {0,1}  {0,1} = {(0, 0, 0), (0, 1, 0), (0, 0, 1),
(1, 0, 0), (1, 1, 0), (1, 0, 1),
(0, 1, 1), (1, 1, 1)}.
Lanjutan
 Pada persoalan Knapsack 0/1 dengan n = 3 terdapat
2n = 23 = 8 kemungkinan solusi, yaitu:
(0, 0, 0), (0, 1, 0), (0, 0, 1), (1, 0, 0), (1, 1, 0), (1, 0, 1),
(0, 1, 1), dan (1, 1, 1).
 Penyelesaian secara exhaustive search adalah denga
n menguji setiap kemungkinan solusi.
Penyelesaian dengan Backtracking
 Ruang solusi diorganisasikan dalam struktur pohon.
 Tiap simpul pohon menyatakan status (state) persoalan,
sedangkan sisi (cabang) dilabeli dengan nilai-nilai xi.
 Lintasan dari akar ke daun menyatakan solusi yg mungkin.
 Seluruh lintasan dari akar ke daun membentuk ruang solus
i. Pengorganisasian pohon ruang solusi diacu sebagai poho
n
ruang status (state space tree).
Penyelesaian (Ruang Solusi)
1
2 9
3 6
4 5 7 8
10
11 12
13
14 15
x1
=1 x1
=0
x2
=1 x2
=0 x2
=1 x2
=0
x3 =1 x3 =0 x3 =1 x3 =0 x3 =1 x3 =0 x3 =1 x3 =0
Prinsip Pencarian Solusi dengan Backtracking
1. Solusi dicari dengan membentuk lintasan dari akar ke daun
. Aturan pembentukan yang dipakai adalah mengikuti atura
n pencarian mendalam (DFS). Simpul-simpul yang sudah
dilahirkan dinamakan simpul hidup (live node). Simpul
hidup yang sedang diperluas dinamakan simpul-E
(Expand-node).
Prinsip Pencarian Solusi dengan Backtracking
2. Tiap kali simpul-E diperluas, lintasan yang dibangun
olehnya bertambah panjang. Jika lintasan yang sedang
dibentuk tidak mengarah ke solusi, maka simpul-E tersebut
“dibunuh” sehingga menjadi simpul mati (dead node). Fung
si yang digunakan untuk membunuh simpul-E adalah deng
an menerapkan fungsi pembatas (bounding function). Simp
ul
yang sudah mati tidak akan pernah diperluas lagi.
Prinsip Pencarian Solusi dengan Backtracking
3. Jika pembentukan lintasan berakhir dengan simpul mati,
maka proses pencarian diteruskan dengan membangkitka
n simpul anak yang lainnya. Bila tidak ada lagi simpul anak
yang dapat dibangkitkan, maka pencarian solusi dilanjutka
n dengan melakukan runut-balik ke simpul hidup terdekat
(simpul orangtua). Selanjutnya simpul ini menjadi simpul-
E yang baru.
Prinsip Pencarian Solusi dengan Backtracking
4. Pencarian dihentikan bila kita telah menemukan solusi ata
u tidak ada lagi simpul hidup untuk runut-balik.
Tinjau persoalan Knapsack 0/1 dengan instansiasi:
n = 3
(w1, w2, w3) = (35, 32, 25)
(p1, p2, p3) = (40, 25, 50)
M = 30
 Solusi dinyatakan sebagai X = (x1, x2, x3), xi  {0, 1}.
 Fungsi pembatas:
 Solusi optimumnya adalah X = (0, 0, 1) dan F = 50.
 

k
i
ii
Mxw
1
1
2 9
10 13
14 15
x1
=1 x1
=0
x2
=1 x2
=0
x3 =1 x3 =0
B
B
1
2 3
4 5
6 7
x1
=1 x1
=0
x2
=1 x2
=0
x3 =1 x3 =0
B
B
(a) Pohon dinamis yang dibentuk selama pencarian untuk
persoalan Knapsack 0/1 dengan n = 3, w = (35, 32, 25)
dan p = (40, 25, 50)
(b) Penomoran ulang simpul-simpul sesuai urutan
pembangkitannya
REFFERENCE
 Munir, Rinaldi. Diktat Kuliah “Kompleksitas Algoritma”, Departemen T
eknik Informatika ITB
 Levitin, Anany. 2012. Introduction to the Design and Analysis of A
lgorithms, 3rd Edition.Addison Wesley
Terima Kasih
ajeng.savitri@teknokrat.ac.id
https://teknokrat.ac.id/en/
https://spada.teknokrat.ac.id/

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
rekursi dan relasi rekurens
rekursi dan relasi rekurensrekursi dan relasi rekurens
rekursi dan relasi rekurens
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10
 
Algoritma greedy
Algoritma greedyAlgoritma greedy
Algoritma greedy
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
 
teori graf (planar
teori graf (planarteori graf (planar
teori graf (planar
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Bab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorialBab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorial
 
Modul 7 basis dan dimensi
Modul 7 basis dan dimensiModul 7 basis dan dimensi
Modul 7 basis dan dimensi
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Makalah n-queen problem
Makalah n-queen problemMakalah n-queen problem
Makalah n-queen problem
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
pewarnaan graf
pewarnaan grafpewarnaan graf
pewarnaan graf
 

Similar to Backtracking Algorithm: Concept and Implementation

Algoritma Branch and Bound
Algoritma Branch and BoundAlgoritma Branch and Bound
Algoritma Branch and BoundAjeng Savitri
 
Makalah if2251 2008-109
Makalah if2251 2008-109Makalah if2251 2008-109
Makalah if2251 2008-109Black Rain
 
Makalah0809 082
Makalah0809 082Makalah0809 082
Makalah0809 082Iyam1310
 
METODE NEWTON ROPHSON.pptx
METODE NEWTON ROPHSON.pptxMETODE NEWTON ROPHSON.pptx
METODE NEWTON ROPHSON.pptxRennnn11
 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikarukmono budi utomo
 
Handout Matematika Kelas 9
Handout Matematika Kelas 9Handout Matematika Kelas 9
Handout Matematika Kelas 9SalimMH1
 
Assignment math ; kalkulus asas
Assignment math ; kalkulus asasAssignment math ; kalkulus asas
Assignment math ; kalkulus asasIda Hasniza
 
Rekursi dan Relasi Rekurens Kelas 11 Sains Tek.pptx
Rekursi dan Relasi Rekurens Kelas 11 Sains Tek.pptxRekursi dan Relasi Rekurens Kelas 11 Sains Tek.pptx
Rekursi dan Relasi Rekurens Kelas 11 Sains Tek.pptxrulimustiyawan37
 
6A_Kelompok 3_PPT.pptx
6A_Kelompok 3_PPT.pptx6A_Kelompok 3_PPT.pptx
6A_Kelompok 3_PPT.pptxKhorsyidPasya1
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalwahyuddin S.T
 
Contoh soal dan penyelesaian trigonometri secara lengkap
Contoh soal dan penyelesaian trigonometri secara lengkapContoh soal dan penyelesaian trigonometri secara lengkap
Contoh soal dan penyelesaian trigonometri secara lengkapsebastianus darman
 
Kalkulusturunanhuzairiblade
Kalkulusturunanhuzairiblade Kalkulusturunanhuzairiblade
Kalkulusturunanhuzairiblade Huzairi Zairi
 
E-Modul Bilangan Berpangkat.docx
E-Modul Bilangan Berpangkat.docxE-Modul Bilangan Berpangkat.docx
E-Modul Bilangan Berpangkat.docxKhairunnasRunnas1
 

Similar to Backtracking Algorithm: Concept and Implementation (20)

Buat persentasi
Buat persentasiBuat persentasi
Buat persentasi
 
Algoritma Branch and Bound
Algoritma Branch and BoundAlgoritma Branch and Bound
Algoritma Branch and Bound
 
Makalah if2251 2008-109
Makalah if2251 2008-109Makalah if2251 2008-109
Makalah if2251 2008-109
 
Makalah0809 082
Makalah0809 082Makalah0809 082
Makalah0809 082
 
METODE NEWTON ROPHSON.pptx
METODE NEWTON ROPHSON.pptxMETODE NEWTON ROPHSON.pptx
METODE NEWTON ROPHSON.pptx
 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
 
Handout Matematika Kelas 9
Handout Matematika Kelas 9Handout Matematika Kelas 9
Handout Matematika Kelas 9
 
Assignment math ; kalkulus asas
Assignment math ; kalkulus asasAssignment math ; kalkulus asas
Assignment math ; kalkulus asas
 
Uts kalkulus
Uts kalkulusUts kalkulus
Uts kalkulus
 
Rekursi dan Relasi Rekurens Kelas 11 Sains Tek.pptx
Rekursi dan Relasi Rekurens Kelas 11 Sains Tek.pptxRekursi dan Relasi Rekurens Kelas 11 Sains Tek.pptx
Rekursi dan Relasi Rekurens Kelas 11 Sains Tek.pptx
 
notasi leibniz
notasi leibniznotasi leibniz
notasi leibniz
 
6A_Kelompok 3_PPT.pptx
6A_Kelompok 3_PPT.pptx6A_Kelompok 3_PPT.pptx
6A_Kelompok 3_PPT.pptx
 
Relasi rekursif
Relasi rekursifRelasi rekursif
Relasi rekursif
 
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggalBab 3 penyl numerik aljabar tunggal
Bab 3 penyl numerik aljabar tunggal
 
Contoh soal dan penyelesaian trigonometri secara lengkap
Contoh soal dan penyelesaian trigonometri secara lengkapContoh soal dan penyelesaian trigonometri secara lengkap
Contoh soal dan penyelesaian trigonometri secara lengkap
 
Kalkulusturunanhuzairiblade
Kalkulusturunanhuzairiblade Kalkulusturunanhuzairiblade
Kalkulusturunanhuzairiblade
 
207 p06
207 p06207 p06
207 p06
 
E-Modul Bilangan Berpangkat.docx
E-Modul Bilangan Berpangkat.docxE-Modul Bilangan Berpangkat.docx
E-Modul Bilangan Berpangkat.docx
 
Uts kalkulus1
Uts kalkulus1Uts kalkulus1
Uts kalkulus1
 
Aksial
AksialAksial
Aksial
 

More from Ajeng Savitri

Software Testing Documentation
Software Testing DocumentationSoftware Testing Documentation
Software Testing DocumentationAjeng Savitri
 
Software Productivity Measurement
Software Productivity MeasurementSoftware Productivity Measurement
Software Productivity MeasurementAjeng Savitri
 
Software Testing Strategy (Part 2)
Software Testing Strategy (Part 2)Software Testing Strategy (Part 2)
Software Testing Strategy (Part 2)Ajeng Savitri
 
Software Testing Strategy
Software Testing StrategySoftware Testing Strategy
Software Testing StrategyAjeng Savitri
 
Object Oriented Testing
Object Oriented TestingObject Oriented Testing
Object Oriented TestingAjeng Savitri
 
Testing Technique (Part 2)
Testing Technique (Part 2)Testing Technique (Part 2)
Testing Technique (Part 2)Ajeng Savitri
 
Methodology Selection Strategy
Methodology Selection Strategy Methodology Selection Strategy
Methodology Selection Strategy Ajeng Savitri
 
Software Testing - Software Quality (Part 2)
Software Testing - Software Quality (Part 2)Software Testing - Software Quality (Part 2)
Software Testing - Software Quality (Part 2)Ajeng Savitri
 
Software Testing - Software Quality
Software Testing - Software QualitySoftware Testing - Software Quality
Software Testing - Software QualityAjeng Savitri
 
Computer Evolution and Performance
Computer Evolution and PerformanceComputer Evolution and Performance
Computer Evolution and PerformanceAjeng Savitri
 
Software Testing - Introduction
Software Testing - IntroductionSoftware Testing - Introduction
Software Testing - IntroductionAjeng Savitri
 
Requirement Gathering
Requirement GatheringRequirement Gathering
Requirement GatheringAjeng Savitri
 

More from Ajeng Savitri (20)

Software Testing Documentation
Software Testing DocumentationSoftware Testing Documentation
Software Testing Documentation
 
Software Productivity Measurement
Software Productivity MeasurementSoftware Productivity Measurement
Software Productivity Measurement
 
Debugging (Part 2)
Debugging (Part 2)Debugging (Part 2)
Debugging (Part 2)
 
Debugging
DebuggingDebugging
Debugging
 
Software Testing Strategy (Part 2)
Software Testing Strategy (Part 2)Software Testing Strategy (Part 2)
Software Testing Strategy (Part 2)
 
Software Testing Strategy
Software Testing StrategySoftware Testing Strategy
Software Testing Strategy
 
Object Oriented Testing
Object Oriented TestingObject Oriented Testing
Object Oriented Testing
 
Testing Technique (Part 2)
Testing Technique (Part 2)Testing Technique (Part 2)
Testing Technique (Part 2)
 
Testing Technique
Testing TechniqueTesting Technique
Testing Technique
 
Testing Plan
Testing PlanTesting Plan
Testing Plan
 
Methodology Selection Strategy
Methodology Selection Strategy Methodology Selection Strategy
Methodology Selection Strategy
 
Software Testing - Software Quality (Part 2)
Software Testing - Software Quality (Part 2)Software Testing - Software Quality (Part 2)
Software Testing - Software Quality (Part 2)
 
Software Testing - Software Quality
Software Testing - Software QualitySoftware Testing - Software Quality
Software Testing - Software Quality
 
Computer Evolution and Performance
Computer Evolution and PerformanceComputer Evolution and Performance
Computer Evolution and Performance
 
Software Testing - Introduction
Software Testing - IntroductionSoftware Testing - Introduction
Software Testing - Introduction
 
Sequence Diagram
Sequence DiagramSequence Diagram
Sequence Diagram
 
Activity Diagram
Activity DiagramActivity Diagram
Activity Diagram
 
Use Case Diagram
Use Case DiagramUse Case Diagram
Use Case Diagram
 
Requirement Gathering
Requirement GatheringRequirement Gathering
Requirement Gathering
 
Business Value
Business ValueBusiness Value
Business Value
 

Backtracking Algorithm: Concept and Implementation

  • 1. Ajeng Savitri P, M.Kom Analysis & Strategy of Algorithm Pertemuan 14
  • 2. OBJECTIVE  To learn Backtracking Algorithm concept and how it solve problem
  • 3. Definisi Runut-balik (backtracking) adalah algoritma yang berbasis pada DFS (Depth First Search) untuk mencari solusi persoalan secara lebih mangkus. Runut-balik, yang merupakan perbaikan dari algoritma brute-force, secara sistematis mencari solusi persoalan diantara semua kemungkinan solusi yang ada.
  • 4. Backtracking  Dengan metode runut-balik, kita tidak perlu memeriksa semua kemungkinan solusi yang ada. Hanya pencarian yang mengarah ke solusi saja yang selalu dipertimbang- kan. Akibatnya, waktu pencarian dapat dihemat.  Runut-balik merupakan bentuk tipikal dari algoritma rekursif.
  • 5. Implementasi Saat ini algoritma runut-balik banyak diterapkan untuk program games (seperti permainan tic-tac-toe, menemukan jalan keluar dalam sebuah labirin, catur, dll) dan masalah-masalah pada bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence).
  • 6. Properti Umum Backtracking 1. Solusi persoalan. Solusi dinyatakan sebagai vektor dengan n-tuple: X = (x1, x2, …, xn), xi himpunan berhingga Si . Mungkin saja S1 = S2 = … = Sn. Contoh: Si = {0, 1}, xi = 0 atau 1 2. Fungsi pembangkit nilai xk Dinyatakan sebagai: T(k) T(k) membangkitkan nilai untuk xk, yang merupakan komponen vektor solusi.
  • 7. Properti Umum Backtracking 3. Fungsi pembatas (pada beberapa persoalan fungsi ini dinamaka n fungsi kriteria) Dinyatakan sebagai : B(x1, x2, …, xk) Fungsi pembatas menentukan apakah (x1, x2, …, xk) mengarah ke solusi. Jika ya, maka pembangkitan nilai untuk xk+1 dilanjutkan, tetapi jika tidak, ma ka (x1, x2, …, xk) dibuang dan tidak dipertimbangkan lagi dalam pencarian sol usi.
  • 8. Pengorganisasian Solusi  Semua kemungkinan solusi dari persoalan disebut ruang solusi (solution space).  Jika xi  Si, maka S1  S2  …  Sn disebut ruang solusi.  Jumlah anggota di dalam ruang solusi adalah | S1|  | S2|  …  | Sn |.
  • 9. Contoh Permasalahan pada Knapsack  Tinjau persoalan Knapsack 0/1 untuk n = 3. Solusi persoalan dinyatakan sebagai vektor (x1, x2, x3) dengan xi  {0,1}. Ruang solusinya adalah {0,1}  {0,1}  {0,1} = {(0, 0, 0), (0, 1, 0), (0, 0, 1), (1, 0, 0), (1, 1, 0), (1, 0, 1), (0, 1, 1), (1, 1, 1)}.
  • 10. Lanjutan  Pada persoalan Knapsack 0/1 dengan n = 3 terdapat 2n = 23 = 8 kemungkinan solusi, yaitu: (0, 0, 0), (0, 1, 0), (0, 0, 1), (1, 0, 0), (1, 1, 0), (1, 0, 1), (0, 1, 1), dan (1, 1, 1).  Penyelesaian secara exhaustive search adalah denga n menguji setiap kemungkinan solusi.
  • 11. Penyelesaian dengan Backtracking  Ruang solusi diorganisasikan dalam struktur pohon.  Tiap simpul pohon menyatakan status (state) persoalan, sedangkan sisi (cabang) dilabeli dengan nilai-nilai xi.  Lintasan dari akar ke daun menyatakan solusi yg mungkin.  Seluruh lintasan dari akar ke daun membentuk ruang solus i. Pengorganisasian pohon ruang solusi diacu sebagai poho n ruang status (state space tree).
  • 12. Penyelesaian (Ruang Solusi) 1 2 9 3 6 4 5 7 8 10 11 12 13 14 15 x1 =1 x1 =0 x2 =1 x2 =0 x2 =1 x2 =0 x3 =1 x3 =0 x3 =1 x3 =0 x3 =1 x3 =0 x3 =1 x3 =0
  • 13. Prinsip Pencarian Solusi dengan Backtracking 1. Solusi dicari dengan membentuk lintasan dari akar ke daun . Aturan pembentukan yang dipakai adalah mengikuti atura n pencarian mendalam (DFS). Simpul-simpul yang sudah dilahirkan dinamakan simpul hidup (live node). Simpul hidup yang sedang diperluas dinamakan simpul-E (Expand-node).
  • 14. Prinsip Pencarian Solusi dengan Backtracking 2. Tiap kali simpul-E diperluas, lintasan yang dibangun olehnya bertambah panjang. Jika lintasan yang sedang dibentuk tidak mengarah ke solusi, maka simpul-E tersebut “dibunuh” sehingga menjadi simpul mati (dead node). Fung si yang digunakan untuk membunuh simpul-E adalah deng an menerapkan fungsi pembatas (bounding function). Simp ul yang sudah mati tidak akan pernah diperluas lagi.
  • 15. Prinsip Pencarian Solusi dengan Backtracking 3. Jika pembentukan lintasan berakhir dengan simpul mati, maka proses pencarian diteruskan dengan membangkitka n simpul anak yang lainnya. Bila tidak ada lagi simpul anak yang dapat dibangkitkan, maka pencarian solusi dilanjutka n dengan melakukan runut-balik ke simpul hidup terdekat (simpul orangtua). Selanjutnya simpul ini menjadi simpul- E yang baru.
  • 16. Prinsip Pencarian Solusi dengan Backtracking 4. Pencarian dihentikan bila kita telah menemukan solusi ata u tidak ada lagi simpul hidup untuk runut-balik. Tinjau persoalan Knapsack 0/1 dengan instansiasi: n = 3 (w1, w2, w3) = (35, 32, 25) (p1, p2, p3) = (40, 25, 50) M = 30
  • 17.  Solusi dinyatakan sebagai X = (x1, x2, x3), xi  {0, 1}.  Fungsi pembatas:  Solusi optimumnya adalah X = (0, 0, 1) dan F = 50.    k i ii Mxw 1 1 2 9 10 13 14 15 x1 =1 x1 =0 x2 =1 x2 =0 x3 =1 x3 =0 B B 1 2 3 4 5 6 7 x1 =1 x1 =0 x2 =1 x2 =0 x3 =1 x3 =0 B B (a) Pohon dinamis yang dibentuk selama pencarian untuk persoalan Knapsack 0/1 dengan n = 3, w = (35, 32, 25) dan p = (40, 25, 50) (b) Penomoran ulang simpul-simpul sesuai urutan pembangkitannya
  • 18. REFFERENCE  Munir, Rinaldi. Diktat Kuliah “Kompleksitas Algoritma”, Departemen T eknik Informatika ITB  Levitin, Anany. 2012. Introduction to the Design and Analysis of A lgorithms, 3rd Edition.Addison Wesley