Peraturan ini mengatur tata cara penerbitan surat keterangan bebas pajak PPN dan PPnBM kepada perwakilan negara asing, badan internasional, dan pejabatnya. Pembebasan pajak diberikan untuk impor dan penyerahan barang dan jasa tertentu, termasuk kendaraan bermotor. Batasan jumlah kendaraan yang dapat dibebaskan bervariasi untuk perwakilan negara asing dan badan internasional.
Perluasan Larangan Sementara Orang Asing Masuk ke Wilayah IndonesiaIqbal Maulana
Surat Edaran ini memperluas cakupan Surat Edaran sebelumnya tentang pelarangan sementara masuknya orang asing ke Indonesia selama pandemi Covid-19. Surat Edaran baru ini mengatur tata cara pemberian izin masuk bagi pemegang izin tinggal yang habis masa berlakunya, aktivasi ulang visa/persetujuan visa yang habis berlaku, serta perpanjangan izin tinggal bagi yang berada di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan dan peraturan pelaksanaannya. Termasuk di dalamnya penghasilan tertentu, penghasilan yang dikenakan norma penghitungan khusus, dividen, selisih lebih revaluasi aktiva tetap, serta penghasilan yang diatur dalam Pasal 21 dan 22 UU PPh.
Fasilitas PPN dan PPnBM memberikan fasilitas berupa pembebasan atau penanggungan PPN dan PPnBM untuk mendorong ekspor, pengembangan industri strategis, dan kesejahteraan masyarakat. Fasilitas ini berlaku untuk impor dan penyerahan barang tertentu oleh instansi pemerintah, KAPET, serta rumah dan jasa kebutuhan rakyat. Ketentuan pelaksanaan fasilitas ini diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur dan biaya yang harus dikeluarkan untuk mutasi kendaraan antar daerah dan balik nama kendaraan. Prosedur mutasi antar daerah meliputi penyerahan berkas, cek fisik, pembayaran biaya, dan pengurusan berkas baru di daerah tujuan. Biaya yang dikeluarkan terdiri atas biaya pajak seperti PKB, BBN KB, dan biaya administrasi, serta biaya di luar pajak seperti
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 dan Pasal 23, termasuk objek yang dikenakan pajak, tarif pajak, mekanisme pembayaran, dan pemotong pajak. PPh Pasal 4 Ayat 2 dikenakan pada penghasilan tertentu seperti bunga deposito dan sewa tanah, sedangkan PPh Pasal 23 dipotong atas penghasilan dari modal, jasa, dan kegiatan oleh pemotong pajak seperti badan pemerintah
Perluasan Larangan Sementara Orang Asing Masuk ke Wilayah IndonesiaIqbal Maulana
Surat Edaran ini memperluas cakupan Surat Edaran sebelumnya tentang pelarangan sementara masuknya orang asing ke Indonesia selama pandemi Covid-19. Surat Edaran baru ini mengatur tata cara pemberian izin masuk bagi pemegang izin tinggal yang habis masa berlakunya, aktivasi ulang visa/persetujuan visa yang habis berlaku, serta perpanjangan izin tinggal bagi yang berada di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan dan peraturan pelaksanaannya. Termasuk di dalamnya penghasilan tertentu, penghasilan yang dikenakan norma penghitungan khusus, dividen, selisih lebih revaluasi aktiva tetap, serta penghasilan yang diatur dalam Pasal 21 dan 22 UU PPh.
Fasilitas PPN dan PPnBM memberikan fasilitas berupa pembebasan atau penanggungan PPN dan PPnBM untuk mendorong ekspor, pengembangan industri strategis, dan kesejahteraan masyarakat. Fasilitas ini berlaku untuk impor dan penyerahan barang tertentu oleh instansi pemerintah, KAPET, serta rumah dan jasa kebutuhan rakyat. Ketentuan pelaksanaan fasilitas ini diatur dalam peraturan perundang-undangan terkait.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur dan biaya yang harus dikeluarkan untuk mutasi kendaraan antar daerah dan balik nama kendaraan. Prosedur mutasi antar daerah meliputi penyerahan berkas, cek fisik, pembayaran biaya, dan pengurusan berkas baru di daerah tujuan. Biaya yang dikeluarkan terdiri atas biaya pajak seperti PKB, BBN KB, dan biaya administrasi, serta biaya di luar pajak seperti
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 dan Pasal 23, termasuk objek yang dikenakan pajak, tarif pajak, mekanisme pembayaran, dan pemotong pajak. PPh Pasal 4 Ayat 2 dikenakan pada penghasilan tertentu seperti bunga deposito dan sewa tanah, sedangkan PPh Pasal 23 dipotong atas penghasilan dari modal, jasa, dan kegiatan oleh pemotong pajak seperti badan pemerintah
Dokumen tersebut merupakan peraturan menteri keuangan yang mengatur perubahan kedua atas pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan bagi pengusaha yang melakukan penyerahan yang terutang dan tidak terutang pajak. Peraturan ini mengatur tentang definisi pengertian umum, contoh penghitungan, dan lampiran pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan.
Norma penghitungan khusus digunakan untuk menghitung penghasilan neto dan kewajiban pajak perusahaan tertentu seperti pelayaran internasional, asuransi luar negeri, dan perusahaan dagang asing. Norma ini menetapkan tarif pajak khusus dan prosedur pelaporan berdasarkan jenis usaha.
Modul ini membahas tentang PPN (Pajak Pertambahan Nilai) di Indonesia. PPN dikenakan untuk barang dan jasa yang dikonsumsi di dalam negeri dengan tarif 10%. Barang dan jasa yang dikenakan PPN meliputi penyerahan barang kena pajak dan jasa kena pajak di dalam negeri oleh subjek pajak yaitu Pengusaha Kena Pajak. Terdapat pengecualian untuk beberapa barang dan jasa seperti bahan pokok, kesehat
Undang-undang ini membahas perubahan keempat atas undang-undang pajak penghasilan. Perubahan ini bertujuan untuk mengamankan penerimaan negara, menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil dan memberikan kepastian hukum. Secara garis besar, perubahan ini mengatur tentang subjek dan objek pajak serta pengaturan lebih lanjut terkait ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
Undang-undang ini membahas perubahan keempat atas undang-undang pajak penghasilan tahun 1983. Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara, menerapkan sistem perpajakan yang lebih adil dan transparan, serta memberikan kepastian hukum. Secara garis besar diubah ketentuan mengenai subjek dan objek pajak serta pengaturan lebih lanjut mengenai bentuk usaha tetap.
Dokumen tersebut membahas tentang objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terdiri dari barang kena pajak dan jasa kena pajak, serta pengecualian-pengecualian tertentu seperti barang-barang yang tidak dikenakan PPN dan jenis-jenis jasa yang tidak dikenakan PPN.
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...Bajang Perdana
Petunjuk pelaksanaan ini memberikan pedoman tentang tata cara pelaksanaan tindakan keimigrasian terhadap orang asing yang melanggar peraturan keimigrasian. Dokumen ini menjelaskan empat tingkat pelaksanaan tindakan keimigrasian yaitu di tempat pemeriksaan imigrasi, kantor imigrasi, kantor wilayah departemen kehakiman, dan direktorat jenderal imigrasi, dengan mengatur wewenang, prosedur pelaporan, dan pertimbangan d
Dokumen tersebut membahas tentang fasilitas pajak pertambahan nilai (PPN), khususnya fasilitas yang diberikan untuk kegiatan di kawasan berikat. Dijelaskan bahwa barang dan jasa yang berasal dari kegiatan di kawasan berikat dibebaskan dari pengenaan PPN, sehingga pajak masukan yang terkait dapat dikreditkan."
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.101/MEN/VI/2004 mengatur tentang tata cara perijinan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh. Keputusan ini mengatur bahwa perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh harus memiliki izin operasional dan mendaftarkan perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh dengan perusahaan pemberi pekerjaan. Keputusan ini bertujuan untuk melindungi h
Peraturan Menteri Keuangan ini mengatur tentang pemberian insentif bea masuk ditanggung pemerintah untuk impor barang dan bahan guna pembuatan komponen kendaraan bermotor untuk mendorong peningkatan daya saing industri dalam negeri. Pagu anggaran yang dialokasikan untuk insentif ini adalah Rp523,93 miliar yang akan didistribusikan ke perusahaan pembuat komponen berdasarkan rencana impornya.
PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...Hendie Cahya Maladewa
Peraturan Pemerintah ini mengatur perlakuan kepabeanan, perpajakan, dan cukai serta pengawasan atas pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah ditunjuk sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan bebas berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan hanya boleh dilakukan di pelabuhan atau bandar udara yang dit
Dokumen tersebut merupakan peraturan menteri keuangan yang mengatur perubahan kedua atas pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan bagi pengusaha yang melakukan penyerahan yang terutang dan tidak terutang pajak. Peraturan ini mengatur tentang definisi pengertian umum, contoh penghitungan, dan lampiran pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan.
Norma penghitungan khusus digunakan untuk menghitung penghasilan neto dan kewajiban pajak perusahaan tertentu seperti pelayaran internasional, asuransi luar negeri, dan perusahaan dagang asing. Norma ini menetapkan tarif pajak khusus dan prosedur pelaporan berdasarkan jenis usaha.
Modul ini membahas tentang PPN (Pajak Pertambahan Nilai) di Indonesia. PPN dikenakan untuk barang dan jasa yang dikonsumsi di dalam negeri dengan tarif 10%. Barang dan jasa yang dikenakan PPN meliputi penyerahan barang kena pajak dan jasa kena pajak di dalam negeri oleh subjek pajak yaitu Pengusaha Kena Pajak. Terdapat pengecualian untuk beberapa barang dan jasa seperti bahan pokok, kesehat
Undang-undang ini membahas perubahan keempat atas undang-undang pajak penghasilan. Perubahan ini bertujuan untuk mengamankan penerimaan negara, menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil dan memberikan kepastian hukum. Secara garis besar, perubahan ini mengatur tentang subjek dan objek pajak serta pengaturan lebih lanjut terkait ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
Undang-undang ini membahas perubahan keempat atas undang-undang pajak penghasilan tahun 1983. Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara, menerapkan sistem perpajakan yang lebih adil dan transparan, serta memberikan kepastian hukum. Secara garis besar diubah ketentuan mengenai subjek dan objek pajak serta pengaturan lebih lanjut mengenai bentuk usaha tetap.
Dokumen tersebut membahas tentang objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terdiri dari barang kena pajak dan jasa kena pajak, serta pengecualian-pengecualian tertentu seperti barang-barang yang tidak dikenakan PPN dan jenis-jenis jasa yang tidak dikenakan PPN.
Petunjuk pelaksanaan direktur jenderal imigrasi nomor f 314 il 02 10 tahun 19...Bajang Perdana
Petunjuk pelaksanaan ini memberikan pedoman tentang tata cara pelaksanaan tindakan keimigrasian terhadap orang asing yang melanggar peraturan keimigrasian. Dokumen ini menjelaskan empat tingkat pelaksanaan tindakan keimigrasian yaitu di tempat pemeriksaan imigrasi, kantor imigrasi, kantor wilayah departemen kehakiman, dan direktorat jenderal imigrasi, dengan mengatur wewenang, prosedur pelaporan, dan pertimbangan d
Dokumen tersebut membahas tentang fasilitas pajak pertambahan nilai (PPN), khususnya fasilitas yang diberikan untuk kegiatan di kawasan berikat. Dijelaskan bahwa barang dan jasa yang berasal dari kegiatan di kawasan berikat dibebaskan dari pengenaan PPN, sehingga pajak masukan yang terkait dapat dikreditkan."
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.101/MEN/VI/2004 mengatur tentang tata cara perijinan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh. Keputusan ini mengatur bahwa perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh harus memiliki izin operasional dan mendaftarkan perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh dengan perusahaan pemberi pekerjaan. Keputusan ini bertujuan untuk melindungi h
Peraturan Menteri Keuangan ini mengatur tentang pemberian insentif bea masuk ditanggung pemerintah untuk impor barang dan bahan guna pembuatan komponen kendaraan bermotor untuk mendorong peningkatan daya saing industri dalam negeri. Pagu anggaran yang dialokasikan untuk insentif ini adalah Rp523,93 miliar yang akan didistribusikan ke perusahaan pembuat komponen berdasarkan rencana impornya.
PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...Hendie Cahya Maladewa
Peraturan Pemerintah ini mengatur perlakuan kepabeanan, perpajakan, dan cukai serta pengawasan atas pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah ditunjuk sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas. Pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan bebas berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan hanya boleh dilakukan di pelabuhan atau bandar udara yang dit
Peraturan Menteri Keuangan ini mengatur tentang batasan kegiatan dan jenis jasa kena pajak yang atas ekspornya dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Peraturan ini memperluas jenis jasa kena pajak yang dapat dikenai PPN untuk mendukung ekspor jasa dan daya saing industri jasa nasional. Jenis jasa kena pajak yang dapat dikenai PPN untuk ekspor antara lain jasa teknologi dan informasi, jasa konsult
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengenaan Pajak Penghasilan bersifat final untuk Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu dari penghasilan usaha. Tarif Pajak Penghasilannya adalah 1% dari peredaran bruto per bulan.
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengenaan Pajak Penghasilan bersifat final untuk Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu dari penghasilan usaha. Tarif Pajak Penghasilannya adalah 1% dari peredaran bruto per bulan. Peraturan ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak tertentu dalam penghitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilannya.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum pajak penghasilan jenis PPh 22, 23/26, 24, 25, final (4 ayat 2), dan 15. Menguraikan objek dan subjek yang dikenakan pajak masing-masing jenis serta pengecualian-pengecualian yang diberikan. Juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran penghasilan kena pajak untuk setiap jenis pajak penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan ini mengatur tentang perjalanan dinas luar negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap. Peraturan ini mengatur tentang definisi istilah, ketentuan umum perjalanan dinas, jenis perjalanan dinas yaitu perjalanan dinas jabatan dan pindah, serta ketentuan perjalanan dinas jabatan seperti izin dan surat tugas yang dibutuhkan.
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Sidik Abdullah
Pajak Penghasilan Pasal 24 mengatur tentang kredit pajak luar negeri yang dapat dikompensasikan dengan pajak penghasilan dalam negeri. Penghasilan luar negeri digabungkan dengan penghasilan dalam negeri untuk perhitungan pajak, dengan batas maksimum kredit pajak berdasarkan negara asal penghasilan. Wajib pajak harus mengajukan permohonan kredit pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak dengan
Pajak Penghasilan Pasal 22 merupakan pajak yang dipungut atas impor barang, pembelian barang oleh pemerintah dan BUMN, serta penjualan barang tertentu. PPh Pasal 22 dapat dipungut pada saat impor, pembelian, atau penjualan barang dengan tarif berbeda-beda sesuai jenis barang dan pelaku usaha. PPh Pasal 22 wajib disetor dan dilaporkan ke kantor pajak dalam jangka waktu tertentu.
Peraturan Menteri Keuangan ini mengatur tentang tata cara penghitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu. Wajib pajak tersebut dikenai pajak penghasilan yang bersifat final dengan tarif 1% dari peredaran bruto per bulan. Kompensasi kerugian dapat dilakukan sampai 5 tahun pajak berikutnya.
Pajak penghasilan pasal 24 adalah pajak yang dibayar di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan di Indonesia. Pengkreditan dilakukan dengan menggabungkan penghasilan dari luar negeri dan dalam negeri, serta memilih jumlah kredit pajak terkecil antara pajak yang dibayar di luar negeri dan perhitungan berdasarkan proporsi penghasilan luar ne
Dokumen tersebut membahas tentang Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 25 yang mengatur penghitungan angsuran pajak bulanan wajib pajak dan pengecualian fiskal luar negeri untuk beberapa kasus tertentu seperti pegawai negara, diplomat, dan mahasiswa asing. Dokumen ini juga menjelaskan perhitungan angsuran pajak untuk wajib pajak baru, perusahaan, dan pengusaha tertentu serta pengecualian fiskal l
Similar to 162 pmk 03_2014 b_ebas pajak asing (20)
1. MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 162/PMK.03/2014
TENTANG
TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN
ATAS BARANG MEWAH KEPADA PERWAKILAN NEGARA ASING
DAN BADAN INTERNASIONAL SERTA PEJABATNYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 huruf a Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2013 tentang Pemberian Pembebasan Pajak Pertambahan
Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional serta Pejabatnya,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Penerbitan
Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah kepada Perwakilan Negara Asing dan
Badan Internasional serta Pejabatnya;
Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2013 tentang Pemberian Pembebasan
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah Kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional
serta Pejabatnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5425);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENERBITAN
SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
KEPADA PERWAKILAN NEGARA ASING DAN BADAN INTERNASIONAL SERTA
PEJABATNYA.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Perwakilan Negara Asing adalah perwakilan diplomatik, dan/atau
2. perwakilan konsuler yang diakreditasikan kepada pemerintah Republik
Indonesia, termasuk perwakilan tetap/misi diplomatik yang diakreditasikan
kepada Sekretariat ASEAN, organisasi internasional yang diperlakukan
sebagai perwakilan diplomatik/konsuler, serta misi khusus, dan
berkedudukan di Indonesia.
2. Pejabat Perwakilan Negara Asing adalah kepala beserta staf Perwakilan
Negara Asing, kecuali staf yang merupakan Warga Negara Indonesia.
3. Badan Internasional adalah suatu badan Perwakilan Organisasi
Internasional di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa, badan-badan di bawah
Perwakilan Negara Asing dan Organisasi/Lembaga Asing lainnya yang
melaksanakan kerjasama teknik yang bertempat dan berkedudukan di
Indonesia.
4. Pejabat Badan Internasional adalah Kepala, Pejabat/staf, dan tenaga ahli
Badan Internasional yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah
Indonesia untuk menjalankan tugas atau jabatan di Indonesia, kecuali staf
dan/atau tenaga ahli yang merupakan Warga Negara Indonesia.
Pasal 2
(1) Atas impor Barang Kena Pajak oleh:
a. Perwakilan Negara Asing serta Pejabat Perwakilan Negara Asing; dan
b. Badan Internasional serta Pejabat Badan Internasional,
dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
(2) Atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada:
a. Perwakilan Negara Asing serta Pejabat Perwakilan Negara Asing; dan
b. Badan Internasional serta Pejabat Badan Internasional,
dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
(3) Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
adalah:
a. kendaraan bermotor; dan
b. selain kendaraan bermotor.
(4) Kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a adalah
kendaraan bermotor roda empat.
Pasal 3
Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2),
dapat diberikan atas penyerahan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (4) oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rantai distribusi
kendaraan bermotor, yaitu importir, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM),
industri perakitan, distributor, dealer, sub-dealer dan showroom.
3. Pasal 4
(1) Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah kepada Perwakilan Negara Asing serta
Pejabat Perwakilan Negara Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) huruf a dan Pasal 2 ayat (2) huruf a diberikan berdasarkan asas timbal
balik.
(2) Penerapan asas timbal balik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri.
(3) Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat diberikan oleh Menteri Keuangan setelah mendapat
rekomendasi dari Menteri Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk.
(4) Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah kepada Perwakilan Negara Asing serta
Pejabat Perwakilan Negara Asing diberikan dengan mempertimbangkan
batas minimum pembelian barang atau jasa di luar Pajak Pertambahan Nilai
yang ditetapkan suatu negara (minimum purchase requirement) dari Menteri
Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk.
Pasal 5
(1) Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah kepada Badan Internasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b dan Pasal 2 ayat (2)
huruf b hanya diberikan kepada Badan Internasional yang:
a. tidak termasuk subjek Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pajak Penghasilan;
dan
b. mendapatkan rekomendasi dari Menteri Sekretaris Negara atau pejabat
yang ditunjuk.
(2) Kerjasama teknik yang dilaksanakan oleh Badan Internasional yang dapat
diberikan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah meliputi bantuan-bantuan
berupa hibah/sumbangan dari luar negeri dalam kerangka kerjasama di
bidang teknik, ilmu pengetahuan, sosial, kebudayaan, dan ekonomi, tidak
termasuk di dalamnya kredit-kredit dan penanaman modal asing.
(3) Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah kepada Pejabat Badan Internasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b dan Pasal 2 ayat (2)
huruf b hanya diberikan kepada Pejabat Badan Internasional, dalam hal:
a. Badan Internasional tempat pejabat dimaksud bekerja memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a; dan
b. Pejabat dimaksud mendapatkan rekomendasi dari Menteri Sekretaris
Negara atau pejabat yang ditunjuk.
(4) Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah kepada Badan Internasional serta
4. Pejabat Badan Internasional diberikan dengan mempertimbangkan batas
minimum pembelian barang atau jasa di luar Pajak Pertambahan Nilai yang
ditetapkan suatu negara (minimum purchase requirement) dari Menteri
Sekretaris Negara atau pejabat yang ditunjuk.
Pasal 6
(1) Batasan jumlah impor kendaraan bermotor dalam keadaan jadi/completely
built up (CBU) untuk Perwakilan Negara Asing serta Pejabat Perwakilan
Negara Asing sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) huruf a, berlaku
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pembebasan bea masuk dan cukai atas impor barang Perwakilan Negara
Asing beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia.
(2) Batasan jumlah perolehan kendaraan bermotor yang diproduksi/dirakit
dalam negeri dan perolehan dalam negeri kendaraan bermotor dalam
keadaan jadi/completely built up (CBU) untuk Perwakilan Negara Asing serta
Pejabat Perwakilan Negara Asing yang dapat diberikan pembebasan Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, tidak melebihi batasan jumlah impor kendaraan bermotor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Penerapan batasan jumlah impor kendaraan bermotor dalam keadaan jadi/
completely built up (CBU) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan jumlah
perolehan kendaraan bermotor yang diproduksi/dirakit dalam negeri dan
perolehan dalam negeri kendaraan bermotor dalam keadaan jadi/completely
built up (CBU) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh
Kementerian Luar Negeri.
(4) Perwakilan Negara Asing serta Pejabat Perwakilan Negara Asing dapat
diberikan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas impor kendaraan
bermotor dalam keadaan jadi/ completely built up (CBU), perolehan
kendaraan bermotor yang diproduksi/dirakit dalam negeri, dan/atau
perolehan dalam negeri kendaraan bermotor dalam keadaan jadi/completely
built up (CBU) dengan spesifikasi teknis yang berbeda dari ketentuan dalam
Pasal 2 ayat (4), setelah mendapat rekomendasi dari Menteri Luar Negeri
atau pejabat yang ditunjuk.
(5) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), batasan
perolehan kendaraan bermotor yang diproduksi/dirakit dalam negeri dan
perolehan dalam negeri kendaraan bermotor dalam keadaan jadi/ completely
built up (CBU) yang dapat diberikan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
dapat melebihi batasan jumlah impor dan perolehan kendaraan bermotor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dalam hal dilaksanakan
berdasarkan asas timbal balik.
Pasal 7
(1) Batasan jumlah impor kendaraan bermotor dalam keadaan jadi/completely
built up (CBU) untuk Badan Internasional serta Pejabat Badan Internasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b, berlaku ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pembebasan bea
masuk dan cukai atas impor barang Badan Internasional beserta para
5. pejabatnya yang bertugas di Indonesia.
(2) Batasan jumlah perolehan kendaraan bermotor yang diproduksi/dirakit
dalam negeri dan perolehan dalam negeri kendaraan bermotor dalam
keadaan jadi/ completely built up (CBU) yang dapat diberikan pembebasan
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah, adalah:
a. 6 (enam) unit, untuk Badan Internasional dengan jumlah pejabat lebih
dari 5 (lima) orang;
b. sejumlah pejabatnya, untuk Badan Internasional dengan jumlah pejabat
5 (lima) orang atau kurang;
c. sesuai kebutuhan, untuk program/proyek kerjasama teknik yang
dilaksanakan oleh Badan Internasional;
d. 1 (satu) unit, untuk Pejabat Badan Internasional.
(3) Penerapan batasan jumlah impor kendaraan bermotor dalam keadaan
jadi/completely built up (CBU) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan
jumlah perolehan kendaraan bermotor yang diproduksi/dirakit dalam negeri
serta perolehan dalam negeri kendaraan bermotor dalam keadaan jadi/
completely built up (CBU) sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilaksanakan oleh Kementerian Sekretariat Negara.
(4) Dalam rangka melaksanakan kerjasama teknik, Badan Internasional dapat
diberikan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas:
a. impor kendaraan bermotor dalam keadaan jadi/ completely built up (CBU);
b. perolehan kendaraan bermotor yang diproduksi/dirakit dalam negeri;
dan/atau
c. perolehan dalam negeri kendaraan bermotor dalam keadaan jadi/
completely built up (CBU),
dengan spesifikasi teknis yang berbeda dari ketentuan dalam Pasal 2 ayat
(4), setelah mendapat rekomendasi dari Menteri Sekretaris Negara atau
Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 8
(1) Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional serta pejabatnya yang
memperoleh Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dibebaskan
dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, harus memiliki Surat Keterangan
Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan.
(2) Dikecualikan dari ketentuan memiliki Surat Keterangan Bebas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), atas impor Barang Kena Pajak oleh Perwakilan
Negara Asing dan Badan Internasional serta pejabatnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
Pasal 9
6. (1) Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional serta pejabatnya
mengajukan permohonan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah kepada Menteri
Luar Negeri atau Menteri Sekretaris Negara sebelum perolehan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.
(2) Menteri Luar Negeri atau Menteri Sekretaris Negara atau Pejabat yang
ditunjuk menyampaikan:
a. permohonan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Badan
dan Orang Asing, dilampiri surat rekomendasi Menteri Luar Negeri atau
Menteri Sekretaris Negara disertai bukti-bukti pendukung, untuk
perolehan dalam negeri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak;
b. permohonan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
dilampiri surat rekomendasi Menteri Luar Negeri atau Menteri Sekretaris
Negara, untuk impor Barang Kena Pajak.
(3) Bukti-bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling
kurang:
a. Asli proforma invoice dan fotokopi Purchase Order atau dokumen lain yang
dapat dipersamakan; dan
b. Bukti-bukti pendukung yang dipersyaratkan oleh Kementerian Luar
Negeri atau Kementerian Sekretariat Negara.
(4) Selain bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dalam hal
perolehan kendaraan bermotor, harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan
Jumlah Kepemilikan Kendaraan Bermotor.
(5) Menteri Keuangan berdasarkan rekomendasi dari Menteri Luar Negeri atau
Menteri Sekretaris Negara dapat menerbitkan Surat Keterangan Bebas Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah.
(6) Perwakilan Negara Asing dan Badan Internasional serta pejabatnya:
a. yang memperoleh Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1), tidak memerlukan Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan.
b. yang memperoleh Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang
dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 3, harus memiliki Surat
Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang diterbitkan oleh Menteri
Keuangan.
(7) Impor Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
yang dapat diberikan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
7. Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah impor
Barang Kena Pajak yang memperoleh pembebasan Bea Masuk dan
rekomendasi Menteri Luar Negeri atau Menteri Sekretaris Negara.
(8) Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas impor Barang Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilaksanakan sepenuhnya oleh
Direktur Jenderal Bea dan Cukai sesuai dengan ketentuan kepabeanan yang
berlaku.
Pasal 10
(1) Kepala Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing melakukan
penelitian terhadap permohonan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2).
(2) Kepala Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing atas nama Direktur
Jenderal Pajak menerbitkan keputusan dalam jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak permohonan Surat Keterangan Bebas Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah diterima.
(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa:
a. Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dalam hal
permohonan dikabulkan sebagian atau seluruhnya; atau
b. Surat penolakan, dalam hal permohonan tidak dikabulkan dengan
disertai alasan penolakan.
Pasal 11
(1) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
terlampaui, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing tidak
memberikan keputusan, permohonan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
dianggap dikabulkan.
(2) Atas permohonan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dianggap
dikabulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Kantor Pelayanan
Pajak Badan dan Orang Asing atas nama Direktur Jenderal Pajak harus
menerbitkan Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah paling lama 5
(lima) hari kerja setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berakhir.
Pasal 12
Penatausahaan dan bentuk Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran, yang merupakan bagian tidak
8. terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 13
Ketentuan tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang Perlakuan Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Impor Barang
Kena Pajak yang Dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
70/PMK.011/2013, beserta perubahannya, tidak diberlakukan untuk impor
Barang Kena Pajak yang dilakukan oleh Perwakilan Negara Asing dan Badan
Internasional beserta pejabatnya.
Pasal 14
Permohonan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah diterima sebelum
berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap diproses sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 25/KMK.01/1998 tentang Pemberian
Restitusi/Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas
Barang Mewah kepada Perwakilan Negara Asing/Badan Internasional serta
Pejabat/Tenaga Ahlinya.
Pasal 15
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 25/KMK.01/1998 tentang Pemberian Restitusi/Pembebasan Pajak
Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Kepada
Perwakilan Negara Asing/Badan Internasional Serta Pejabat/Tenaga Ahlinya,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 16
Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 90 (sembilan puluh) hari terhitung
sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Agustus
2014
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
9. MUHAMAD CHATIB BASRI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 14 Agustus 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1141
10. LAMPIRAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 162/PMK.03/2014
.
TENTANG .
TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN BEBAS
PAJAK PERTAMBAHAN NILAJ ATAU PAJAK
PERTAMBAHAN NILAJ DAN PAJAK PENJUALAN ATAS
BARANG MEWAH KEPADA PERWAKILAN NEGARA ASING
MENTER! KEUANGAN DAN BADAN INTERNASIONAL SERTA PEJABATNYA
REPUBLIK INDONESIA
PENATAUSAHAAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAU PAJAI{ PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK
I. UMUM
. '
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
1. Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (PPN atau PPN dan PPnBM) yang terutang
atas Penyerahan Barang Kena Pajak danjatau Jasa Kena Pajak (BKP
dan/atau JKP) dapat dibebaskan dengan Surat Keterangan Bebas Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Badan dan Orang Asing atas nama Direktur Jenderal Pajak.
2. Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 diperlukan untuk setiap kali Penyerahan Barang Kena
Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak.
3. Dalam hal permohonan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ditolak
seluruhnya, penolakan pembebasan PPN atau PPN dan PPnBM dilakukan
dengan menggunakan format surat dinas biasa dengan mencantumkan
alasan penolakan secara jelas.
II. PENATAUSAHAAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS
BARANG MEWAH
Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atas penyerahan BKP
dan/atau JKP diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Badan
dan Orang Asing atas nama Direktur Jenderal Pajak kepada pemohon Surat
Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan ditembuskan kepada:
1) Kepala KPP tempat PKP Penjual terdaftar;
2) Direktur Fasilitas Diplomatik Kementerian Luar Negeri/Kepala Biro
Kerjasama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara;
·.I
·:
11. MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
CONTOH BENTUK SURAT. KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG
MEWAH.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Nomor : KET- ..............................................(1)
Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak dengan ini menerangkan
bahwa Perwakilan Negara Asing/Badan InternasionaljPejabat*:(2)
Nama Instansi
Alamat
Nama Pejabat
Jabatan
Sesuai dengan Surat Rekomendasi ...(3)...... nomor ...(4) ....., tanggal ...(S)....dan b�rdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2013 malm diberikan pembebasan Pajak Pertambahan
Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang atas
penyerahan Barang Kena Pajak danjatau Jasa Kena Pajak di bawah ini:(6)
Nama/Jenis
Harga PPnBM
No BKP dan/atau Kuantum
Jual PPN yang yang
JKP
Terutang (Rp) Terutang Keterangan
(Rp) (Rp)
-1- - 2 - -3- -4- -5- -6- -7-
Dalam hal transaksi menggunalcan valuta asing, nilai PPN dan nilai PPnBM yang dibebaskan
disesuailcan dengan leurs pada saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.
Surat Keterangan ini agar diserahkan kepada:(7)
Nama
Alamat . .....................................................
NPWP
Demikian untuk dipergunakan seperlunya.
* coret yang tidak perlu
.........(8)............, .............. ..... .......... .......
a.n. Direktur Jenderal Pajak
Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Badan dan Orang Asing
..................(9)............................
NIP ........................................
··.�
12. MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
III. PETUNJUK PENGISIAN SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH PENYERAHAN BKP DAN ATAU JKP.
1. Nomor Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah diisi sesuai
dengan tata cara penomoran yang berlaku.
2. Nama Instansi, Alamat, Nama Pejabat, dan Jabatan.
a. Nama Instansi
b. Alamat
c. Nama Pejabat
d. Jabatan
Diisi dengan nama Perwakilan Negara Asing atau
Badan Internasional
Diisi dengan alamat Perwakilan Negara Asing atau
Badan Internasional
Dalam hal permohonan
Perwakilan Negara Asing
diajukan
atau
oleh
Badan
Internasional, diisi dengan nama pimpinan
Perwakilan Negara Asing atau Badan ·
Internasional
Dalam hal permohonan diajukan oleh. pejabat
Perwakilan Negara Asing atau Badan
Internasional, diisi dengan nama pejabat yang
memohon pembebasan PPN atau PPN dan
PPnBM
Diisi dengan jabatan dari pejabat sebagaimana
dimaksud pada huruf c
3. Surat Rekomendasi, diisi dengan penerbit Surat Rekomendasi yaitu
Menteri Luar Negeri atau Menteri Sekretaris Negara.
4. Nomor, diisi dengan nomor Surat Rekomendasi.
5. Tanggal, diisi dengan tanggal Surat Rekomendasi.
6. Tabel pembebasan PPN atau PPN dan PPnBM.
Kolom 1 Diisi dengan nomor urut
Kolom 2 Diisi dengan nama atau jenis BKP dan/atau .JKP
yang atas penyerahannya diberikan pembebasan
PPN atau PPN dan PPnBM.
Dalam hal rincian nama dan jenis BKP dan/atau
JKP tidak dapat ditampung dalam satu lembar
Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah, maka dapat dibuat dalam
lampiran tersendiri yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Surat Keterangan Bebas
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewahdan
setiap lampiran ditandatangani oleh Kepala Kantor·
Pelayanan Pajak serta dibubuhi cap Kantor
Pelayanan Pajak, sedangkan kolom (2) diberi
catatan "Rincian BKP dan/atau JKP terlampir"
.I
·,
13. Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
MENTEF�I I<EUANGAN
HEPUBLIK INDONESIA
- 4 -
. Contoh:
Daftar Rincian BKP dan/atau JKP yang dibebaskan
dari pengenaan PPN atau PPN dan PPnBM
berdasarkan surat keterangan bebas PPN atau PPN
dan PPnBM Nomor KET-....... Tanggal .............
No, NamajJenis Kuantum Harga
BKP/JKP Jual (Rp)
1. BKP A 1 buah 1.000.000
2. BKP B 2 unit 5.000.000
3. BKP C 3 pes 7.000.000
4. Dst
Total
... . ........ .. ........ ,..................
a.n. Direktur Jenderal Paja,k
Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Diisi dengan satuan jumlah BKP dan/atau JKP
dalam hal terdapat satuan pengukuran. seperti 1
buah, 1 bulan, atau 1 set.
Diisi dengan harga jual atau nilai penggantian
dalam satuan rupiah.
Dalam hal harga jual atau nilai penggantian dalam
valuta asing, diisi dengan nilai transaksi dalam
satuan rupiah yang telah dikonversi perdasarkan
kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada
saat surat keterangan bebas diterbitkan dan dalam
satuan mata uang asing tersebut.
Contoh:
- Harga Jual USD 2.000,00
Kurs Menteri Ket:tangan pada saat diterbitkan
surat keterangan bebas USD 1 = Rp10.000,00
Harga Jual menjadi sebesar Rp. 20.000.000,00
Penulisan pada kolom (4) menjadi:
Rp20.000.000,00 (USD 2.000,00)
Diisi dengan nilai PPN yang terutang dalam satuan
rupiah.
Dalam hal PPN dalam valuta asing, diisi dengan
nilai PPN yang telah dikonversi berdasarkan kurs
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat.
surat keterangan bebas diterbitkan dan dalam
satuan mata uang asing tersebut.
·
Contoh:
14. Kolom 6
Kolom 7
MENTER! I<EUANGAN
F�EPUBLII< INDONESIA
- 5 -
- Harga Jual USD 2.000,00
- Kurs Menteri Keuangan pada saat diterbitkan
Surat Keterangan Bebas USD 1 = Rp. 10.000,00
- Harga Jual menjadi sebesar Rp. 20.000.000,00
- PPN terutang yang dibebaskan sebesar
Rp 2.000.000,00
- Penulisan pada kolom · (5) menjadi
Rp2.000.000,00 (USD 200,00)
Diisi dengan nilai PPnBM dalam satuan rupiah.
Dalam hal PPnBM dalam valuta asing, diisi dengan
nilai PPnBM yang terutang dalam satuan rupiah
yang telah dikonversi berdasarkan kurs yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat Surat
Keterangan Bebas diterbitkan dan dalam satuan
mata uang asing tersebut.
Contoh :
- Harga Jual USD 2.000,00
Kurs Menteri Keuangan pada saat diterbitkan
Surat Keterangan Bebas USD 1 = Rp. 10.000,00
Harga Jual menjadi sebesar Rp20.000.000,00
PPnBM terutang yang dibebaskan sebesar Rp.
1.000.000,00
Penulisan pada kolom (6) menjadi
Rpl.OOO.OOO,OO (USD 100,00)
Diisi dengan keterangan nomor dan tanggal
dokumen pendukung seperti proforma invoice,
Purchase Order atau dokumen lain yang
dipersamakan, dan Surat · Pernyataan Jumlah
Kepemilikan Kendaraan Bermotor.
Sehingga bentuk keseluruhan Tabel dalam Surat Keterangan Bebas Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan · Atas
Barang Mewah menjadi sebagai berikut:
No. Nama/Jenis
Kuantum
1-Iarga Jual PPN yang PPnBM Keterangan
BKP (Rp) Terutang yang
danjatau (Rp) Terutang
JKP (Rp)
-1- -2- -3- -4- - 5-
- 6-
-7-
1 Nama BKP 1 unit 20.000.000 2.000.000 1.000.000 Sesuai dengan:
(USD 2.000) (USD 200) (USD 100) Invoice
No:....
Tanggal:....
Kurs USD 1 = Rp
10.000,-
Sesuai Keputusan
Menteri Keuangan
Nomor ............
Tanggal ..........
15. MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
7. Nama, Alamat, dan NPWP dari Wajib Pajak yang menyerahkan BKP dan/
atau JKP.
Nama Diisi dengan nama Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan
BKP danjatau JKP
Alamat Diisi dengan alamat Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan
BKP danjatau JKP
NPWP Diisi dengan NPWP Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan
BKP danjatau JKP
8. Tempat dan Tanggal Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Diisi tempat dan tanggal diterbitkannya Surat Keterangan Bebas Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah.
Contoh: Jakarta, 12 Agustus 20 14.
9. Pengesahan Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Diisi dengan tanda tangan, nama dan NIP Kepala KPP Badan dan Orang
Asing serta dibubuhi cap KPP Badan dan Orang Asing.
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MUHAMAD CHATIB BASRI
.;