SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
P R O G R A M P E R L I N D U N G A N A N A K :
P E N C E G A H A N
P E N A N G A N A N
P E R U N D U N G A N
D A N
K E K E R A S A N S E K S U A L
D I S AT U A N P E N D I D I K A N
Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi
Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BB PMP) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2023
Agus Ramdani, S.Sos, M.MPd
Permendikbudristek
46/2023 tentang
Pencegahan dan
Penanganan
Kekerasan di
Lingkungan Satuan
Pendidikan (PPKSP)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
#MerdekaBeragamSetara
Mencegah
terjadinya:
Kekerasan Seksual,
Perundungan serta
Diskriminasi dan
Intoleransi
Membantu dan
memperkuat satuan
pendidikan dalam
menangani kasus-
kasus kekerasan
● Mencakup bentuk
& jenis kekerasan
yang baru (daring,
psikis, dll)
● Berperspektif
korban
3
Permendikbudristek 46/2023 tentang
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP)
*satuan pendidikan termasuk pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah pada jalur pendidikan formal dan nonformal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 4
UU PA (Perlindungan Anak)
PP Perlindungan Khusus bagi Anak
Membantu korban kekerasan di bawah usia 18 tahun di
semua lokasi
Membantu korban anak dalam situasi khusus (mis: anak
korban kekerasan, anak penyandang disabilitas)
Permendikbudristek PPKSP menjadi bagian yang penting dalam memenuhi
amanat Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang bertujuan untuk
melindungi anak
Permendikbud 82/2015
Regulasi pertama yang mengatur
pencegahan dan penanggulangan
kekerasan; diganti oleh Permendikbudristek
PPKSP
Permendikbudristek 46/2023 (PPKSP)
Regulasi yang bertujuan untuk mencegah dan
menangani kasus-kasus kekerasan di satuan
pendidikan. Fokusnya adalah implementasi
yang efektif dengan melibatkan semua pihak
#MerdekaBeragamSetara
Permendikbudristek PPKSP menjadi bagian yang penting dalam memenuhi
amanat Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang bertujuan untuk
melindungi anak
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
#MerdekaBeragamSetara 5
Permendikbudristek PPKSP bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan
yang aman & nyaman agar peserta didik, pendidik, dan tenaga pendidikan dapat
mengembangkan potensinya
Bentuk-bentuk kekerasan belum
didefinisikan dengan rinci
Tugas dari kelompok kerja tindak
kekerasan di satuan pendidikan dan
pemerintah daerah belum terinci
Mekanisme pencegahan yang belum
terstruktur
Pembagian alur koordinasi
penanganan lebih umum antara
satuan pendidikan, pemerintah
daerah, dan Kemendikbudristek
Pencegahan dan penanganan
kekerasan hanya untuk peserta
didik
Adanya definisi yang jelas dan bentuk-bentuk detail kekerasan
yang mungkin terjadi
Pembentukan tim penanganan kekerasan di satuan pendidikan
dan pemerintah daerah diatur lebih rinci
Mekanisme pencegahan yang terstruktur dan peran masing-
masing aktor terdefinisikan dengan jelas
Pembagian alur koordinasi penanganan lebih rinci antara
satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan Kemendikbudristek
Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan menjadi
fokus pencegahan dan penanganan kekerasan
Permendikbud 82/2015 Permendikbudristek 46/2023 (PPKSP)
Sasaran
Definisi
Tim dan Satuan
Tugas
Mekanisme
pencegahan
Mekanisme
penanganan
A
B
C
D
E
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
#MerdekaBeragamSetara
Permen PPKSP melindungi peserta didik, pendidik*, dan tenaga kependidikan
dari kekerasan yang terjadi saat kegiatan pendidikan, baik di dalam, maupun di
luar satuan pendidikan
Satuan pendidikan X
Pelaku/Korban Pelaku/Korban
1. Peserta didik Peserta didik
2. Peserta didik Pendidik
3. Peserta didik
4. Peserta didik
5. Peserta didik
6. Peserta didik
Tenaga kependidikan
Satuan pendidikan Y
Pelaku/Korban Pelaku/Korban
9. Pendidik Pendidik
10. Pendidik Tenaga kependidikan
11. Tenaga
Kependidikan
Peserta didik
Pendidik
Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan
7. Peserta didik/Pendidik/Tenaga
Kependidikan
Pelaku/Korban
8. Peserta didik/Pendidik/Tenaga
Kependidikan
Masyarakat umum
Dewasa
Anak
*pendidik: guru, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya
Sasaran peraturan ini adalah:
a. Peserta didik
b. Pendidik
c. Tenaga kependidikan dan
d. Warga satuan pendidikan lainnya
(masyarakat yang beraktivitas atau
yang bekerja di satuan pendidikan)
Cakupan penanganan kekerasan:
a. Lokasi kekerasan di dalam
satuan pendidikan
b. Lokasi kekerasan di luar satuan
pendidikan dalam kegiatan
satuan pendidikan
c. Melibatkan lebih dari 1 satuan
pendidikan
Pasal 4 - 5:
6
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 7
Enam bentuk kekerasan yang didefinisikan secara terperinci dalam
Permendikbudristek PPKSP
Kekerasan
Kekerasan fisik
Kekerasan psikis
Perundungan
Kekerasan seksual
Diskriminasi dan intoleransi
Kebijakan yang mengandung
kekerasan
Bentuk-bentuk kekerasan
tersebut dapat dilakukan
secara:
a. fisik
b. verbal
c. nonverbal
d. melalui media
teknologi dan
informasi (termasuk
daring/online)
Pasal 6:
#MerdekaBeragamSetara
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 8
Permendikbudristek PPKSP menghilangkan area “abu-abu” dengan
memberikan definisi yang jelas untuk membedakan bentuk kekerasan fisik,
psikis dan perundungan
Kekerasan fisik
Kekerasan
psikis
Kekerasan fisik dapat berupa:
a. Tawuran atau perkelahian massal;
b. Penganiayaan;
c. Perkelahian;
d. Eksploitasi ekonomi melalui kerja paksa untuk memberikan
keuntungan ekonomi bagi pelaku;
e. Pembunuhan;
Kekerasan psikis dapat berupa:
a. Pengucilan;
b. Penolakan;
c. Pengabaian;
d. Penghinaan;
e. Penyebaran rumor;
f. Pemerasan;
g. Panggilan yang mengejek;
h. Intimidasi;
i. Perbuatan mempermalukan
di depan umum;
j. Teror;
kekerasan fisik
dan psikis yang
dilakukan
berulang dan
ada relasi
kuasa, maka
termasuk dalam
kategori
perundungan
Bentuk-bentuk kekerasan fisik, psikis dan perundungan Pasal 7 - 9:
#MerdekaBeragamSetara
PERUNDUNGAN
Pasal 7 - 9:
Kekerasan
fisik
Dilakukan dengan kontak fisik baik menggunakan alat
bantu ataupun tanpa alat bantu
Kekerasan
psikis
Dilakukan tanpa kontak fisik untuk merendahkan,
menghina, menakuti, atau membuat perasaan tidak
nyaman.
kekerasan fisik dan
psikis yang dilakukan
berulang dan ada
relasi kuasa,
maka termasuk dalam
kategori perun-
dungan
Faktanya, data menunjukkan
perundungan masih terus terjadi:
36,31% peserta didik (1 dari 3) berpotensi
mengalami perundungan (Asesmen Nasional,
Kemendikburistek, 2022)
● Terdapat 16 kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah pada periode Januari
hingga Agustus 2023. Adapun kasus perundungan di lingkungan sekolah paling banyak terjadi
di SD dan SMP dengan proporsi 25% dari total kasus. Kemudian perundungan juga terjadi di
lingkungan SMA dan SMK dengan persentase sebesar 18,75%.Sementara di lingkungan
Madrasah Tsanawiyah dan pondok pesantren, masing-masing dengan persentase sebesar
6,25%.
● Jumlah korban perundungan di satuan pendidikan selama paruh pertama 2023 adalah
sebanyak 43 orang. Rinciannya, 41 orang korban berasal dari peserta didik dan dua orang
lainnya adalah guru.Sementara pelaku perundungan didominasi oleh peserta didik, yaitu
sejumlah 87 orang pelaku. Diikuti oleh pendidik (5 orang), orang tua (1 orang), dan kepala
madrasah (1 orang).
Sumber: Federasi Serikat Guru Indoensia (FSGI) ,Republika.co.id, 4 Agustus 2023
Kasus Perundungan Sekolah Paling Banyak
Terjadi di SD dan SMP hingga Agustus 2023
3 Faktor Penyebab Anak Melakukan Perundungan:
A
• Faktor yang berasal dari dalam
diri anak dan lingkungan
sekitarnya. Misalnya karena
anak diasuh dengan kekerasan
oleh orang tuanya, membuat
anak turut menjadi pelaku
kekerasan
Faktor Internal
• Faktor yang berasal dari luar
rumah anak. Misalnya faktor yang
berasal dari lingkungan sekolah,
pergaulan, dan atau lingkungan,
termasuk anak yang kerap
mengakses konten kekerasan,
bisa saja meniru konten tersebut.
Faktor
Eksternal
• Anak bisa terpengaruh
oleh faktor yang tidak
terduga. Seperti anak
menjadi siswa junior dan
dipaksa siswa senior
untuk ikut tawuran
Faktor
Situasional
Korban Bullying di Lingkungan Sekolah Indonesia
KEKERASAN
SEKSUAL
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 18
Kekerasan
seksual
Permendikbud PPKSP mendefinisikan kekerasan seksual
merendahkan,
menghina,
melecehkan,
dan/atau
menyerang
tubuh dan /atau
fungsi
reproduksi
seseorang
Tindakan
objek
Pasal 10 - 11:
#MerdekaBeragamSetara
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 19
Permendikbudristek PPKSP memperinci bentuk tindakan
kekerasan seksual yang mungkin terjadi di lapangan
Bentuk-bentuk kekerasan seksual pada Pasal 10 ayat (2):
a. penyampaian ujaran yang mendiskriminasi atau
melecehkan tampilan fisik, kondisi tubuh, dan/atau
identitas gender Korban;
b. perbuatan memperlihatkan alat kelamin dengan
sengaja;
c. penyampaian ucapan yang memuat rayuan, lelucon,
dan/atau siulan yang bernuansa seksual pada
Korban;
d. perbuatan menatap Korban dengan nuansa seksual
dan/atau membuat Korban merasa tidak nyaman;
e. pengiriman pesan, lelucon, gambar, foto, audio,
dan/atau video bernuansa seksual kepada Korban;
f. perbuatan mengambil, merekam, dan/atau
mengedarkan foto dan/atau rekaman audio dan/atau
visual Korban yang bernuansa seksual;
g. perbuatan mengunggah foto tubuh dan/atau
informasi pribadi Korban yang bernuansa seksual;
h. penyebaran informasi terkait tubuh dan/atau pribadi
Korban yang bernuansa seksual;
i. perbuatan mengintip atau dengan sengaja melihat
Korban yang sedang melakukan kegiatan secara
pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat pribadi;
j. perbuatan membujuk, menjanjikan, atau
menawarkan sesuatu Korban untuk melakukan
transaksi atau kegiatan seksual;
k. pemberian hukuman atau sanksi yang bernuansa
seksual;
l. perbuatan menyentuh, mengusap, meraba,
memegang, memeluk, mencium, dan/atau
menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh Korban;
m. perbuatan membuka pakaian Korban;
n. pemaksaan terhadap Korban untuk melakukan
transaksi atau kegiatan seksual;
#MerdekaBeragamSetara
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 20
Permendikbudristek PPKSP memperinci bentuk tindakan
kekerasan seksual yang mungkin terjadi di lapangan
o. praktik budaya komunitas Peserta Didik, Pendidik, dan
Tenaga Kependidikan yang bernuansa Kekerasan
Seksual;
p. percobaan perkosaan walaupun penetrasi tidak
terjadi;
q. perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau
bagian tubuh selain alat kelamin;
r. pemaksaan atau perbuatan memperdayai Korban
untuk melakukan aborsi;
s. pemaksaan atau perbuatan memperdayai Korban
untuk hamil;
t. pembiaran terjadinya Kekerasan seksual dengan
sengaja;
u. pemaksaan sterilisasi;
v. penyiksaan seksual;
w. eksploitasi seksual;
x. perbudakan seksual;
y. tindak pidana perdagangan orang yang ditujukan
untuk eksploitasi seksual; dan/atau
z. perbuatan lain yang dinyatakan sebagai Kekerasan
seksual dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bentuk-bentuk kekerasan seksual pada Pasal 10 ayat (2):
#MerdekaBeragamSetara
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 21
Persetujuan korban di kekerasan seksual tidak berlaku bagi korban
anak, penyandang disabilitas dan orang dewasa dalam konteks
tertentu
Kekerasan
seksual
1. Dalam hal Korban merupakan Peserta Didik berusia anak atau penyandang disabilitas,
Kekerasan seksual dilakukan dengan persetujuan atau tanpa persetujuan Korban.
2. Dalam hal Korban sebagai pendidik, tenaga pendidikan, atau orang dewasa lainnya, perbuatan
sebagaimana dimaksud pada huruf b, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf j, huruf l, dan huruf m
merupakan Kekerasan seksual jika dilakukan tanpa persetujuan Korban.
3. Tanpa persetujuan Korban sebagaimana dimaksud, tidak berlaku bagi Korban sebagai pendidik,
tenaga pendidikan, atau orang dewasa lainnya yang dalam kondisi:
a. mengalami situasi dimana pelaku mengancam, memaksa, dan/atau menyalahgunakan
kedudukannya;
b. mengalami kondisi di bawah pengaruh obat-obatan, alkohol, dan/atau narkoba;
c. mengalami sakit, tidak sadar, tidak berdaya, atau tertidur;
d. memiliki kondisi fisik dan/atau psikologis yang rentan;
e. mengalami kelumpuhan atau hambatan motorik sementara (tonic immobility); dan/atau
f. mengalami kondisi terguncang.
#MerdekaBeragamSetara
Pasal 10 ayat (3) - (5):
PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN
PERUNDUNGAN DAN
KEKERASAN
SEKSUAL
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
#MerdekaBeragamSetara 23
Satuan pendidikan dan pemerintah daerah membentuk kelompok kerja
pencegahan dan penanganan kekerasan dalam waktu 6 - 12 bulan sejak
peraturan ini disahkan
Pembuat
Target
pembentukan
Keanggotaan untuk pendidikan formal termasuk pendidikan
khusus
TPPK di PAUD* Satuan pendidikan
1 tahun (maks.
Agustus 2024)
1. Perwakilan pendidik, selain kepala satuan pendidikan
2. Perwakilan komite sekolah/orang tua/wali
TPPK di SD Satuan pendidikan
6 bulan**
(maks.
Februari 2024)
TPPK di SMP,
SMA, dan SMK
Satuan pendidikan
6 bulan**
(maks.
Februari 2024)
Satuan Tugas
Pemerintah daerah
melalui dinas
pendidikan
6 bulan (maks.
Februari 2024)
1. Dinas bidang pendidikan
2. Dinas bidang perlindungan anak
3. Dinas bidang sosial
4. Organisasi atau bidang profesi yang terkait dengan anak
d
a
b
c
Pasal 24 - 35 dan Pasal 76:
*Jika SDM di PAUD tidak mencukupi, TPPK dapat terdiri dari beberapa PAUD dengan ketetapan dinas pendidikan
** Pembentukan TPPK di pendidikan nonformal adalah 1 tahun dengan anggota perwakilan pendidik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
#MerdekaBeragamSetara 24
Situasi yang dilanggar sehingga diberikan sanksi, jika:
a. membiarkan terjadi kekerasan yang mengakibatkan luka fisik berat/kerusakan fisik permanen/kematian dan/atau trauma
psikologis berat;
b. tidak menindaklanjuti laporan dugaan terjadinya Kekerasan kepada TPPK atau Satuan Tugas;
c. melakukan penyebaran identitas Korban, Saksi, terlapor, maupun pihak terkait dan informasi kasus berjalan kepada publik;
dan/atau
d. berpihak kepada terlapor/pelaku.
Sanksi kepada TPPK, Satgas dan badan penyelenggara/pemilik sekolah
swasta harus berdasarkan dampak akibat perbuatannya kepada korban
Pasal 36 - 37:
Jenis sanksi
Pelaku pelanggaran
Kepala satuan
pendidikan atau
penyelenggara satuan
pendidikan yang
diselenggarakan
masyarakat
(1) Teguran tertulis
(2) Pernyataan permohonan maaf tertulis yang disampaikan melalui
papan pengumuman di Satuan Pendidikan dan/atau media massa;
dan/atau
(3) Pemberhentian dari jabatan keanggotaan TPPK atau keanggotaan
Satuan Tugas
(4) Penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat
Situasi
a - b di atas
TPPK atau Satuan
Tugas
Situasi
a - d di atas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
#MerdekaBeragamSetara 25
Sanksi penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat, jika pelaku kekerasan bagian dari penyelenggara
Seseorang dari
bagian
penyelenggara
satuan pendidikan
yang
diselenggarakan
masyarakat
Penutupan satuan pendidikan*
Sanksi penutupan satuan pendidikan* dalam hal pelaku kekerasan merupakan bagian dari
penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat**
Tidak diperbolehkan mengelola/menyelenggarakan satuan pendidikan kembali
Jika pelaku kekerasan adalah bagian dari penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan oleh
masyarakat, tidak diperbolehkan menyelenggarakan atau mengelola satuan pendidikan, jika
dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
Pelaku kekerasan Sanksi
*proses penutupan satuan pendidikan, dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
** proses pemindahan peserta didik difasilitasi dinas pendidikan
Pasal 38:
Prinsip Pencegahan dan Penanganan
non-diskriminasi
kepentingan terbaik bagi anak
partisipasi anak
keadilan dan kesetaraan gender
kesetaraan hak dan aksesibilitas
bagi penyandang disabilitas
akuntabilitas
kehati-hatian
keberlanjutan pendidikan
a
1
2
3
4
5
6
7
8
Pencegahan Kekerasan
Pencegahan melalui penguatan tata kelola
Pencegahan melalui edukasi
Pencegahan melalui penyediaan sarana prasarana
Pencegahan adalah tindakan, cara, atau proses
yang dilakukan agar seseorang atau sekelompok
orang tidak melakukan Kekerasan di satuan
pendidikan
Konsep (1)
Penguatan
tata kelola
Pencegahan
1. Pembuatan tata tertib untuk
pencegahan kekerasan
2. Menjalankan kebijakan
Kementerian
3. Merencanakan dan
menjalankan program
4. Pembelajaran tanpa
kekerasan
5. Membentuk dan memfasilitasi
tugas tim pencegahan &
penanganan kekerasan
(TPPK)
6. Melakukan kerjasama
dengan instansi terkait
7. Pelibatan warga sekolah
(orang tua/wali dll)
8. Menyediakan pendanaan
9. Melakukan evaluasi berkala
Satuan Pendidikan
1. Menetapkan peraturan
kepala daerah yang
mendukung pencegahan &
penanganan kekerasan
2. Mengintegrasikan ke
program prioritas
3. Alokasi anggaran
4. Memfasilitasi dan membina
satuan pendidikan
5. Membentuk Satuan Tugas
6. Melakukan koordinasi lintas
sektor
7. Melakukan dan melaporkan
hasil monitoring dan
evaluasi
Pemerintah Daerah
1. Membuat kebijakan, POS,
pedoman & modul yang
mendukung pencegahan &
penanganan kekerasan
2. Alokasi anggaran
3. Koordinasi lintas sektor
4. Monitoring dan evaluasi
Kemendikbudristek
Konsep (2)
Pencegahan
Edukasi
Satuan Pendidikan
1. Sosialisasi di kegiatan
pengenalan lingkungan
sekolah & kampanye;
a.Elektronik
b.Non-elektronik
1. Melaksanakan pendidikan
penguatan karakter
Pemerintah Daerah
1. Sosialisasi kebijakan dan
program PPKSP
2. Menyelenggarakan pelatihan
bagi TPPK dan satuan
tugas
Kemendikbudristek
1. Sosialisasi kebijakan
2. Memberikan pelatihan
pencegahan dan penanganan
kekerasan
Konsep (3)
Pencegahan
Penyediaan
sarana dan
prasarana
Satuan Pendidikan
1. Memastikan tersedianya
sarana dan prasarana yang
aman, nyaman dan ramah
disabilitas
2. Menyediakan kanal aduan
3. PELAKSANAAN PROJEK
PENGUATAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA
(P5) TEMA STOP
BULLYING!
Pemerintah Daerah
1. Menyediakan sarana dan
prasarana yang aman,
nyaman & ramah disabilitas
2. Menyediakan kanal aduan
Kemendikbudristek
1. Memfasilitasi sistem
informasi atas data
penanganan Kekerasan
2. Menyediakan kanal aduan
Penangananadalah
tindakan, cara, atau proses untuk
menyelesaikan Kekerasan di satuan
pendidikan
Konsep 1: Bantuan yang Berpusat pada Korban
Menciptakan lingkungan
yang mendukung hak-hak
korban dan korban
diperlakukan dengan penuh
martabat dan rasa hormat
Prinsip bantuan yang berpusat pada korban berkaitan dengan etika dan
kepentingan yang terbaik untuk korban.
Mendukung pemulihan
korban dan membantu
korban dalam
mengidentifikasi
kebutuhannya dan
berkoordinasi dengan
layanan yang dibutuhkan
Meningkatkan serta
memastikan korban,
pelapor, terlapor dan
saksi memiliki kapasitas
korban untuk mampu
membuat menjalani
proses penanganan yang
akan dilakukan
Prinsip Dasar Pendampingan
Respon yang kita berikan harus
mementingkan korban, yang mencakup
keselamatan fisik, psikis, dan kesejahteraan
korban.
Hal penting bagi kita adalah memastikan
seluruh korban kekerasan mendapatkan
layanan yang sama.
KESELAMATAN KORBAN
NON DISKRIMINASI
PERSETUJUAN
KERAHASIAAN
Menghargai hak, martabat, dan harapan korban.
Setiap bagian yang dilakukan oleh pendamping
memerlukan persetujuan dari korban, pada korban
usia anak persetujuan dapat diberikan oleh orang
tua, wali dan/atau orang dewasa yang dipercaya.
Menjaga kerahasian laporan yang kita terima dan
memastikan pemberian informasi hanya kepada
pihak yang relevan dan bertanggung jawab.
Mekanisme Alur Penanganan
Penerimaan
Laporan
Pemeriksaan
Jika terdapat laporan kekerasan TPPK atau Satuan Tugas melakukan
penanganan kekerasan dan memastikan pemulihan bagi korban
melalui alur berikut (Pasal 39):
Penyusunan
Kesimpulan dan
Rekomendasi
Tindak Lanjut
Laporan dan
Rekomendasi
Pemulihan
Pemulihan berjalan paralel sejak penerimaan laporan hingga akhir proses pendampingan.
30 hari kerja (terhitung sejak permintaan
keterangan dari pelapor/korban)
1 2 3 4 5
Dugaan
kekerasan
terjadi
TPPK
menemukan
langsung dugaan
kekerasan
TPPK/Satgas/
Kemendikbud
menerima
laporan TPPK/Satgas/Kemendi
kbud melimpahkan
laporan kepada
TPPK/Satgas sesuai
kewenangan
TPPK/Satgas
menindaklanjuti
laporan
TPPK/Satgas/Kemendik
bud melimpahkan
laporan kepada
TPPK/Satgas sesuai
kewenangan
Pejabat
yang
berwenang
menerbitkan
keputusan
TPPK/Satgas
mengambil tindakan
awal, pendampingan,
dan pemulihan
TPPK/Satgas
melakukan
pemeriksaan kasus
TPPK/Satgas
melakukan:
a.Pemanggilan
b.Mengumpulkan
keterangan & bukti
dari pelapor, terlapor,
saksi dan pihak
terkait lainnya
Awal/akhir dari
proses/tahapan Proses tahapan/utama
Tindakan lanjutan dari
proses/tahapan utama
Penerimaan laporan Pemeriksaan
TPPK/Satgas
menyusun laporan
hasil pemeriksaan
(kesimpulan dan
rekomendasi)
Tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan Penyusunan kesimpulan &
rekomendasi
1
2
3
4
Pemulihan berjalan
paralel dilakukan
5
1
2 5
4 3
1. Penerimaan Laporan
Pelapor
Langsung*
Tidak Langsung*
a. surat tertulis
b. telepon
c. pesan singkat
elektronik
d. bentuk
pelaporan lain
yang
memudahkan
1. TPPK
2. Satuan Tugas
3. Pemerintah
Daerah
sesuai
Kewenangan
dan/atau
4. Kementerian
*) Laporan tidak perlu disertai dengan bukti awal.
Penerimaan laporan perlu memperhatikan prinsip
perlindungan anak serta memastikan Hak Korban,
Pelapor, Saksi dan Peserta Didik sebagai
Terlapor:
1. Korban, Pelapor, Saksi berhak atas:
a. pelindungan dari ancaman atau Kekerasan
Terlapor dan/atau pihak lain
b. pelindungan atas kerahasiaan identitas
dan
informasi kasus
1. Peserta Didik sebagai Terlapor berhak atas:
a. pelindungan atas kerahasiaan identitas
dan
informasi kasus;
b. pelindungan dari ancaman atau Kekerasan
Catatan Penting
2. Pemeriksaan
Telaah Laporan
Dugaan Kekerasan
Pemanggilan Para
Pihak
Pemeriksaan Para
Pihak
Analisis Hasil
Pemeriksaan
Dalam telaah laporan dugaan kekerasan:
a. Menentukan lingkup kekerasan
b. Menentukan pihak yang bertugas melakukan
penanganan kekerasan
c. Menyusun rencana penanganan kekerasan
d. Memberitahukan hasil telaah laporan dugaan
kekerasan kepada pihak terkait
Catatan Penting
Catatan Penting
Dalam pemeriksaan para pihak
TPPK dan/atau Satuan Tugas
perlu memastikan proses
pemeriksaan tercatat dalam Berita
Acara Permintaan Keterangan
(BAPK)
3. Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan adalah hasil analisis yang ditemukan TPPK atau Satuan Tugas
dari proses pemeriksaan laporan kekerasan. Kesimpulan memuat informasi:
Lanjutkan ke:
a. penyusunan kesimpulan
dan rekomendasi sanksi
administratif
b. pemulihan korban
c. tindak lanjut
keberlanjutan pendidikan
Terbukti
terjadi
Kekerasan
Jika terdapat kasus terlapor usia anak maupun usia dewasa dan tidak terbukti, kerahasiaan kasus tetap harus dijaga.
Catatan Penting
Perlu ada tindak lanjut
keberlanjutan layanan
pendidikan dan pemulihan
nama baik terlapor.
Surat keputusan pemulihan
nama baik terlapor
Tidak
Terbukti
terjadi
Kekerasan
4. Tindak Lanjut Laporan dan Rekomendasi
Keberlanjutan Pendidikan (Pasal 43)
Permendikbudristek PPKSP
Catatan Penting
a. pemberian sanksi administratif;
b. sanksi yang diberikan dari peraturan ini tidak mengesampingkan peraturan lain.
P
5. Pemulihan
a. pemulihan dapat dilakukan secara paralel sejak laporan diterima
b. layanan pemulihan difasilitasi oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan
lembaga penyedia dukungan yang relevan
Pembagian Tugas Penanganan
Pihak
Penanganan
Kekerasan
Cakupan Tugas Cakupan Tugas Sesuai Lingkup
TPPK Kasus kekerasan di
satuan pendidikan
TPPK menangani kasus kekerasan apabila kekerasan yang
dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga Kependidikan,
anggota Komite Sekolah*, dan Warga Satuan Pendidikan lainnya:
a. di dalam lokasi atau
b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan
pendidikan.
Pasal yang relevan:
*Anggota komite sekolah tidak
bisa diberikan sanksi oleh
kepsek jika melakukan
kekerasan.
Namun, anggota komite yang
menjadi anggota TPPK, jika
melakukan kekerasan dapat
diberikan sanksi oleh kepala
sekolah.
Pembagian Tugas Penanganan
Pihak
Penanganan
Kekerasan
Karakteristik Kasus Cakupan Tugas Sesuai
Lingkup
Satuan Tugas
Kabupaten /
Kota
Kasus kekerasan memenuhi salah satu kondisi berikut (Pasal 5 dan
Pasal 41)
1. Kekerasan yang melibatkan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan.
2. Kekerasan yang dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga
Kependidikan, anggota Komite Sekolah*, dan Warga Satuan
Pendidikan lainnya:
a. di dalam lokasi atau
b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan
pendidikan.
3. Terlapor merupakan kepala satuan pendidikan
4. Kekerasan melibatkan anggota TPPK; dan/atau
5. TPPK tidak melaksanakan tugasnya
Satuan Tugas Kabupaten/Kota
menangani kasus kekerasan
apabila terjadi di lingkup:
a. pendidikan usia dini
b. sekolah non-formal,
c. SD
d. SMP
Satuan Tugas
Provinsi
Satuan Tugas Provinsi
menangani kasus kekerasan
apabila terjadi di lingkup:
a. SMA
b. SMK
c. SLB
*Anggota komite sekolah tidak bisa diberikan sanksi oleh kepala sekolah jika melakukan kekerasan. Namun, anggota komite
yang menjadi anggota TPPK, jika melakukan kekerasan dapat diberikan sanksi oleh kepala sekolah.
Pembagian Tugas Penanganan
Pihak Penanganan
Kekerasan
Cakupan Tugas Cakupan Tugas Sesuai Lingkup
Kelompok Kerja
Kemendikbudristek
Kasus kekerasan
memenuhi kondisi pada
Pasal 5
Kelompok Kerja yang dibentuk Mendikbudristek untuk melakukan
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di bidang pendidikan
menangani kasus kekerasan apabila (Pasal 42):
1) Kasus kekerasan terjadi di semua lingkup satuan pendidikan;
2) Satuan tugas tidak melaksanakan tugasnya menangani kasus
kekerasan.
3) Kementerian melaksanakan Penanganan Kekerasan dengan
mendorong Dinas Pendidikan untuk memastikan Satuan Tugas
agar melakukan penanganan kekerasan.
4) Dalam hal Satuan Tugas tidak melaksanakan Penanganan
Kekerasan sebagaimana dimaksud, Kementerian dapat
merekomendasikan sanksi Dinas Pendidikan atau kepala daerah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Mediasi dalam penanganan kekerasan
Mediator memerlukan kompetensi khusus untuk dapat menghasilkan keputusan yang adil bagi pelaku
maupun korban. Mediasi bisa saja tidak berhasil dan merugikan korban.
Permendikbudristek PPKSP tidak mengatur terkait mekanisme mediasi, dengan
pertimbangan sebagai berikut:
Efek jangka panjang (misalnya melakukan kekerasan kembali): mediasi yang dilakukan bukan oleh
ahlinya memberikan peluang bagi pelaku untuk memberikan ancaman dan kekerasan kembali kepada
korban setelah mediasi berlangsung.
Relasi kuasa adalah salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan. Pada kasus kekerasan, relasi
kuasa yang timpang merupakan hal yang paling terlihat antara korban dan pelaku, maka
mempertemukan kedua belah pihak bukan suatu hal yang bijak. Selain, perlu diperhatikan dalam kasus
kekerasan pertemuan korban dan pelaku dapat memicu trauma dan respon psikologis yang beragam
pada diri korban.
TERIMA
KASIH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET, DAN TEKNOLOGI
PENGAYAAN
(Jika Waktu Sempat, Bisa Dikupas)
Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan oleh TPPK
Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan berhak dilindungi dari segala bentuk diskriminasi tanpa
pengecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi,
kemampuan, atau pandangan lain yang mereka miliki.
1. NON DISKRIMINATIF
TPPK dan/atau Satuan Tugas memberikan penanganan kasus kepada seluruh korban tanpa pengecualian
apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi, kemampuan, atau
pandangan lain yang mereka miliki. TPPK dan/atau Satuan Tugas memprioritaskan atau pun mengabaikan
kasus tertentu karena pelaku atau korban kekerasan memiliki status sosial tertentu misalnya.
Contoh dalam aspek penanganan
TPPK melibatkan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan orang tua dalam proses
merancang hingga melaksanakan aktivitas pencegahan kekerasan di sekolah tanpa pengecualian apapun,
seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi, kemampuan, atau pandangan
lain yang mereka miliki. TPPK perlu mengembangkan aktivitas pencegahan yang inklusif.
Contoh dalam aspek pencegahan
Dalam setiap kegiatan yang melibatkan anak, baik di sektor publik maupun di institusi penyelenggara
kesejahteraan sosial swasta, pengadilan hukum, kebijakan administratif maupun legislatif, kepentingan
terbaik bagi anak harus dijadikan pertimbangan utama.
2. KEPENTINGAN TERBAIK BAGI ANAK
TPPK mempertimbangkan dan memastikan bahwa program pencegahan di sekolah tidak akan mengganggu tumbuh
kembang anak dan harus dengan persetujuan orang tua/wali mereka, misal: sekolah tidak mengundang narasumber
yang membuat peserta didik tertekan saat seminar sosialisasi pencegahan kekerasan. Sekolah juga tidak memaksa
peserta didik untuk menjadi mata-mata dalam pengawasan kekerasan di sekolah.
Contoh aplikasi dalam aspek pencegahan
TPPK mempertimbangkan bahwa seluruh tindakan tidak akan mengganggu tumbuh kembang anak, baik korban,
saksi, maupun pelaku. Tim tidak menyudutkan para pihak usia anak dalam proses penanganan kekerasan (misal saat
penelaahan kasus), dan harus dengan persetujuan orang tua/wali mereka. TPPK harus memastikan bahwa siswa
usia anak tidak terpapar dengan penanganan kasus kekerasan yang akan memberikan mereka trauma sekunder.
Contoh aplikasi dalam aspek penanganan
Anak berhak untuk menyatakan pandangannya sendiri secara bebas dalam segala hal yang mempengaruhi
dirinya dan pandangan-pandangan anak diberikan bobot yang sesuai dengan usia/kedewasaan anak.
3. PARTISIPASI ANAK
TPPK melibatkan peserta didik usia anak untuk mengembangkan program pencegahan kekerasan yang tepat
diterapkan di sekolah. Dalam diskusi pengembangan program, peserta didik memiliki kesempatan mengutarakan ide
mereka. Saat diskusi pengembangan, TPPK mempertimbangkan ide yang diutarakan oleh peserta didik.
Contoh aplikasi dalam aspek pencegahan
TPPK melakukan asesmen kepada peserta didik terkait program seperti apa yang dapat memperbaiki karakter siswa
tanpa ada kekerasan, dengan menyadari bahwa apa yang dialami oleh siswa bisa jadi ada pengaruh dari banyak
faktor (misal: media sosial). Perlu diperhatikan bahwa TPPK tidak melibatkan peserta didik usia anak secara langsung
(misal: TPPK meminta peserta didik menginvestigasi kasus) agar terhindar dari trauma sekunder.
Contoh aplikasi dalam aspek penanganan
TPPK dan/atau Satuan Tugas menggunakan perspektif kesetaraan gender dalam memberikan penanganan
kasus kekerasan seksual. Misalnya, TPPK tidak melihat jenis kelamin tertentu lebih lemah dari jenis kelamin
lainnya. TPPK perlu memiliki perspektif bahwa peserta didik laki-laki dan perempuan memiliki potensi untuk
menjadi pelaku dan korban
Contoh dalam aspek penanganan
TPPK dan/atau Satuan Tugas menggunakan perspektif kesetaraan gender dalam merencanakan hingga
melaksanakan aktivitas pencegahan di satuan pendidikan. Misalnya dengan memastikan peserta didik laki-
laki dan perempuan mendapatkan informasi yang sama terkait pencegahan kekerasan seksual
Contoh dalam aspek pencegahan
Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan tanpa memandang gender memiliki hak dan kewajiban
yang sama untuk mendapatkan layanan pencegahan dan penanganan kekerasan.
4. KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER
TPPK dan/atau Satuan Tugas perlu menyiapkan sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan orang
dengan disabilitas agar proses penanganan kasus kekerasan yang terjadi kepada orang dengan disabilitas
dapat ditangani dengan tepat. Misalnya saat proses investigasi TPPK perlu menyiapkan Juru Bahasa Isyarat
Contoh dalam aspek penanganan
Orang dengan disabilitas mendapatkan hak informasi dan edukasi yang sama terkait dengan pencegahan
kekerasan di satuan pendidikan. Misalnya saat TPPK dan/atau Satuan Tugas melaksanakan edukasi
pencegahan kekerasan seksual, perlu memastikan metode penyampaian sesuai dengan kebutuhan orang
dengan disabilitas.
Contoh dalam aspek pencegahan
Orang dengan disabilitas memiliki hak yang sama sebagai warga negara dan berhak diberikan akses dalam
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, termasuk dalam
aspek pencegahan dan penanganan kekerasan.
5. KESETARAAN HAK DAN AKSES BAGI DISABILITAS
Tim pencegahan dan penanganan kekerasan menangani kasus dengan terduga pelaku guru dan kasus
dengan terduga siswa dengan sama-sama serius (tidak lebih mengutamakan satu dari pada yang lain dan
tidak takut karena guru adalah rekan sendiri misalnya)
Contoh dalam aspek penanganan
Kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap upaya pencegahan yang dilakukan di sekolah,
termasuk anggaran dan efektivitas program.
Contoh dalam aspek pencegahan
Setiap pelaksanaan program pencegahan dan penanganan kekerasan dilakukan dengan tanggung jawab
termasuk dalam penyediaan sumber daya yang memadai.
6. AKUNTABILITAS
TPPK perlu memastikan:
1. laporan kekerasan yang masuk ke TPPK tidak tersebar ke publik.
2. keselamatan korban, saksi, dan/atau pelapor dalam penanganan kasus kekerasan, dan/atau
3. pemulihan bagi korban dan pelaku (berusia anak), yang dapat bekerja sama dengan UPTD PPA atau
pihak lainnya yang memiliki keahlian pemulihan.
Contoh dalam aspek penanganan
Kepala sekolah memastikan penyediaan sarana prasarana misalnya toilet sekolah yang mendukung
keselamatan dan keamanan peserta didik; toilet memiliki lampu terang, bersih, berada di lokasi yang mudah
dijangkau, dll.
Contoh dalam aspek pencegahan
Prinsip kehati-hatian memastikan pencegahan dan penanganan kekerasan secara hati-hati dilakukan untuk
mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
7. KEHATI-HATIAN
Setiap anak yang menjadi peserta didik harus dijamin keberlanjutan pendidikannya agar dapat terus
mendapatkan kemudahan akses terhadap pendidikan.
8. KEBERLANJUTAN PENDIDIKAN
Jika menemukan siswa sebagai pelaku kekerasan, tim juga memastikan siswa pelaku ini dapat melanjutkan
proses belajarnya. Misalnya dengan membuat skenario pendampingan daring jika pelaku harus menjalani
proses peradilan anak.
Dalam membuat pelatihan penanganan kekerasan untuk TPPK, ditekankan prinsip bahwa fokus
penanganan adalah agar siswa dapat belajar kembali, sehingga siswa berusia anak juga harus diperlakukan
sebagai “korban”. Dengan begitu TPPK dalam memberikan sanksi tidak menghilangkan hak pendidikan
pelaku yang masih berusia anak.
Contoh dalam aspek pencegahan
Contoh dalam aspek penanganan

More Related Content

What's hot

Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI JakartaCara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakartainideedee
 
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpvRs husada
 
PP Ujikom H. Pangrango.pptx
PP Ujikom H. Pangrango.pptxPP Ujikom H. Pangrango.pptx
PP Ujikom H. Pangrango.pptxpesonabaturulin
 
11 bahan ajar rencana operasi pengamanan hutan 01
11 bahan ajar rencana operasi pengamanan hutan 0111 bahan ajar rencana operasi pengamanan hutan 01
11 bahan ajar rencana operasi pengamanan hutan 01Sudirman Sultan
 
Pembinaan PIPK 2023 materi v2 230515 21.44_Edit Fakhri AW.pptx
Pembinaan PIPK 2023 materi v2 230515 21.44_Edit Fakhri AW.pptxPembinaan PIPK 2023 materi v2 230515 21.44_Edit Fakhri AW.pptx
Pembinaan PIPK 2023 materi v2 230515 21.44_Edit Fakhri AW.pptxHQMultiverse
 
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdfPermenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdfperencanaan20201
 
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASNTELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASNNOPIAN ANDUSTI, S.E.,M.T
 
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhutTugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhutSudirman Sultan
 
Keputusan Kepala LAN Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNS
Keputusan Kepala LAN Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNSKeputusan Kepala LAN Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNS
Keputusan Kepala LAN Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNSCoach RFIRMANS
 
Pembinaan Sikap dan Perilaku 27.pdf
Pembinaan Sikap dan Perilaku 27.pdfPembinaan Sikap dan Perilaku 27.pdf
Pembinaan Sikap dan Perilaku 27.pdfJuliaFrancisca3
 
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020Sudirman Sultan
 
Blangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsBlangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsPey Bae
 
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhutTeknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhutSudirman Sultan
 
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar  BerakhlakBahan Paparan Desain Latsar  Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar BerakhlakCoach RFIRMANS
 
Bab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi KepegawaianBab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi KepegawaianAisyah Safitri Hayati
 

What's hot (20)

Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela NegaraKesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara
 
Proposal rw
Proposal rwProposal rw
Proposal rw
 
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI JakartaCara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Cara Mutasi PNS ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
 
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
1. surat undangan bias sosialisasi sekolah campak,dt, td, hpv
 
PP Ujikom H. Pangrango.pptx
PP Ujikom H. Pangrango.pptxPP Ujikom H. Pangrango.pptx
PP Ujikom H. Pangrango.pptx
 
11 bahan ajar rencana operasi pengamanan hutan 01
11 bahan ajar rencana operasi pengamanan hutan 0111 bahan ajar rencana operasi pengamanan hutan 01
11 bahan ajar rencana operasi pengamanan hutan 01
 
Analisis Isu Kontemporer
Analisis Isu KontemporerAnalisis Isu Kontemporer
Analisis Isu Kontemporer
 
Pembinaan PIPK 2023 materi v2 230515 21.44_Edit Fakhri AW.pptx
Pembinaan PIPK 2023 materi v2 230515 21.44_Edit Fakhri AW.pptxPembinaan PIPK 2023 materi v2 230515 21.44_Edit Fakhri AW.pptx
Pembinaan PIPK 2023 materi v2 230515 21.44_Edit Fakhri AW.pptx
 
Permohonan dana
Permohonan danaPermohonan dana
Permohonan dana
 
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdfPermenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020.pdf
 
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASNTELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
 
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhutTugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut
 
Keputusan Kepala LAN Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNS
Keputusan Kepala LAN Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNSKeputusan Kepala LAN Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNS
Keputusan Kepala LAN Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNS
 
Pembinaan Sikap dan Perilaku 27.pdf
Pembinaan Sikap dan Perilaku 27.pdfPembinaan Sikap dan Perilaku 27.pdf
Pembinaan Sikap dan Perilaku 27.pdf
 
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020
 
Blangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pnsBlangko blangko cuti pns
Blangko blangko cuti pns
 
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhutTeknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
 
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar  BerakhlakBahan Paparan Desain Latsar  Berakhlak
Bahan Paparan Desain Latsar Berakhlak
 
KEWASPADAAN DINI.pptx
KEWASPADAAN DINI.pptxKEWASPADAAN DINI.pptx
KEWASPADAAN DINI.pptx
 
Bab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi KepegawaianBab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
Bab 3 Sistem Administrasi Kepegawaian
 

Similar to Pencegahan dan Penangan Perundungan serta Kekerasan Seksual (Agus Ramdani).pptx

PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptxPPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptxRanggaDiputra
 
Materi Narasumber Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal Kemdikbudristek...
Materi Narasumber Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal  Kemdikbudristek...Materi Narasumber Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal  Kemdikbudristek...
Materi Narasumber Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal Kemdikbudristek...conan70
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Webinar Pembentukan TPPKSP ok.pptx
Materi Webinar Pembentukan TPPKSP ok.pptxMateri Webinar Pembentukan TPPKSP ok.pptx
Materi Webinar Pembentukan TPPKSP ok.pptxCecepRahmat12
 
SK untuk diTPPK -mediaeducations.com.docx
SK untuk diTPPK -mediaeducations.com.docxSK untuk diTPPK -mediaeducations.com.docx
SK untuk diTPPK -mediaeducations.com.docxFauziMurthala1
 
Presentasi....................................pptx
Presentasi....................................pptxPresentasi....................................pptx
Presentasi....................................pptxferdianputra123
 
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKANKEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKANAi Maryati Solihah
 
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptxPOLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptxKMSDNKarangAnyar03
 
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015 PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015 Muhammad Sirajuddin
 
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak KekerasanPermendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak KekerasanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
 
Kebijakan-Penanganan-KS-Itjen-16-Maret.pdf
Kebijakan-Penanganan-KS-Itjen-16-Maret.pdfKebijakan-Penanganan-KS-Itjen-16-Maret.pdf
Kebijakan-Penanganan-KS-Itjen-16-Maret.pdffedya6
 
Permendikbud 30 tahun 2021
Permendikbud 30 tahun 2021Permendikbud 30 tahun 2021
Permendikbud 30 tahun 2021merdekacom
 
Salinan Permen 30 tahun 2021 Tentang Kekerasan Seksual
Salinan Permen 30 tahun 2021 Tentang Kekerasan SeksualSalinan Permen 30 tahun 2021 Tentang Kekerasan Seksual
Salinan Permen 30 tahun 2021 Tentang Kekerasan SeksualCIkumparan
 
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdfPermendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdfIrawan Setyabudi
 
Permen 30 tahun 2021 tentang kekerasan seksual
Permen 30 tahun 2021 tentang kekerasan seksualPermen 30 tahun 2021 tentang kekerasan seksual
Permen 30 tahun 2021 tentang kekerasan seksualErwinDariyanto1
 
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptxPPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptxAuraKasih7
 
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfEdukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfIrawan Setyabudi
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiFenti Anita Sari
 
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahMateri sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahYuanes Sriyono
 
Korupsi dan Pendidikan Anti Korupsi Fenti Anita Sari
Korupsi dan Pendidikan Anti Korupsi Fenti Anita SariKorupsi dan Pendidikan Anti Korupsi Fenti Anita Sari
Korupsi dan Pendidikan Anti Korupsi Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 

Similar to Pencegahan dan Penangan Perundungan serta Kekerasan Seksual (Agus Ramdani).pptx (20)

PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptxPPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
PPKSP PENCEGEHAN PENANGANAN KEKERASAN DI SATUANPENDIDIKAN.pptx
 
Materi Narasumber Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal Kemdikbudristek...
Materi Narasumber Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal  Kemdikbudristek...Materi Narasumber Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal  Kemdikbudristek...
Materi Narasumber Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal Kemdikbudristek...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Webinar Pembentukan TPPKSP ok.pptx
Materi Webinar Pembentukan TPPKSP ok.pptxMateri Webinar Pembentukan TPPKSP ok.pptx
Materi Webinar Pembentukan TPPKSP ok.pptx
 
SK untuk diTPPK -mediaeducations.com.docx
SK untuk diTPPK -mediaeducations.com.docxSK untuk diTPPK -mediaeducations.com.docx
SK untuk diTPPK -mediaeducations.com.docx
 
Presentasi....................................pptx
Presentasi....................................pptxPresentasi....................................pptx
Presentasi....................................pptx
 
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKANKEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
KEKERASAN DI SATUAN PENDIDIKAN
 
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptxPOLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA.pptx
 
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015 PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
PERMENDIKBUD NOMOR 82 TAHUN 2015
 
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak KekerasanPermendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
 
Kebijakan-Penanganan-KS-Itjen-16-Maret.pdf
Kebijakan-Penanganan-KS-Itjen-16-Maret.pdfKebijakan-Penanganan-KS-Itjen-16-Maret.pdf
Kebijakan-Penanganan-KS-Itjen-16-Maret.pdf
 
Permendikbud 30 tahun 2021
Permendikbud 30 tahun 2021Permendikbud 30 tahun 2021
Permendikbud 30 tahun 2021
 
Salinan Permen 30 tahun 2021 Tentang Kekerasan Seksual
Salinan Permen 30 tahun 2021 Tentang Kekerasan SeksualSalinan Permen 30 tahun 2021 Tentang Kekerasan Seksual
Salinan Permen 30 tahun 2021 Tentang Kekerasan Seksual
 
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdfPermendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.pdf
 
Permen 30 tahun 2021 tentang kekerasan seksual
Permen 30 tahun 2021 tentang kekerasan seksualPermen 30 tahun 2021 tentang kekerasan seksual
Permen 30 tahun 2021 tentang kekerasan seksual
 
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptxPPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
PPT tentang PPKSP TPPK Tahun Ajaran 2024.pptx
 
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdfEdukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
Edukasi dan Peran Aktif dalam Pencegahan.pdf
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
 
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolahMateri sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
Materi sosialisasi pencegahan kekerasan thdp anak di sekolah
 
Korupsi dan Pendidikan Anti Korupsi Fenti Anita Sari
Korupsi dan Pendidikan Anti Korupsi Fenti Anita SariKorupsi dan Pendidikan Anti Korupsi Fenti Anita Sari
Korupsi dan Pendidikan Anti Korupsi Fenti Anita Sari
 

Recently uploaded

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Pencegahan dan Penangan Perundungan serta Kekerasan Seksual (Agus Ramdani).pptx

  • 1. P R O G R A M P E R L I N D U N G A N A N A K : P E N C E G A H A N P E N A N G A N A N P E R U N D U N G A N D A N K E K E R A S A N S E K S U A L D I S AT U A N P E N D I D I K A N Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BB PMP) Provinsi Jawa Barat Tahun 2023 Agus Ramdani, S.Sos, M.MPd
  • 3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi #MerdekaBeragamSetara Mencegah terjadinya: Kekerasan Seksual, Perundungan serta Diskriminasi dan Intoleransi Membantu dan memperkuat satuan pendidikan dalam menangani kasus- kasus kekerasan ● Mencakup bentuk & jenis kekerasan yang baru (daring, psikis, dll) ● Berperspektif korban 3 Permendikbudristek 46/2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP) *satuan pendidikan termasuk pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah pada jalur pendidikan formal dan nonformal
  • 4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 4 UU PA (Perlindungan Anak) PP Perlindungan Khusus bagi Anak Membantu korban kekerasan di bawah usia 18 tahun di semua lokasi Membantu korban anak dalam situasi khusus (mis: anak korban kekerasan, anak penyandang disabilitas) Permendikbudristek PPKSP menjadi bagian yang penting dalam memenuhi amanat Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang bertujuan untuk melindungi anak Permendikbud 82/2015 Regulasi pertama yang mengatur pencegahan dan penanggulangan kekerasan; diganti oleh Permendikbudristek PPKSP Permendikbudristek 46/2023 (PPKSP) Regulasi yang bertujuan untuk mencegah dan menangani kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan. Fokusnya adalah implementasi yang efektif dengan melibatkan semua pihak #MerdekaBeragamSetara Permendikbudristek PPKSP menjadi bagian yang penting dalam memenuhi amanat Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang bertujuan untuk melindungi anak
  • 5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi #MerdekaBeragamSetara 5 Permendikbudristek PPKSP bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman & nyaman agar peserta didik, pendidik, dan tenaga pendidikan dapat mengembangkan potensinya Bentuk-bentuk kekerasan belum didefinisikan dengan rinci Tugas dari kelompok kerja tindak kekerasan di satuan pendidikan dan pemerintah daerah belum terinci Mekanisme pencegahan yang belum terstruktur Pembagian alur koordinasi penanganan lebih umum antara satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan Kemendikbudristek Pencegahan dan penanganan kekerasan hanya untuk peserta didik Adanya definisi yang jelas dan bentuk-bentuk detail kekerasan yang mungkin terjadi Pembentukan tim penanganan kekerasan di satuan pendidikan dan pemerintah daerah diatur lebih rinci Mekanisme pencegahan yang terstruktur dan peran masing- masing aktor terdefinisikan dengan jelas Pembagian alur koordinasi penanganan lebih rinci antara satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan Kemendikbudristek Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan menjadi fokus pencegahan dan penanganan kekerasan Permendikbud 82/2015 Permendikbudristek 46/2023 (PPKSP) Sasaran Definisi Tim dan Satuan Tugas Mekanisme pencegahan Mekanisme penanganan A B C D E
  • 6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi #MerdekaBeragamSetara Permen PPKSP melindungi peserta didik, pendidik*, dan tenaga kependidikan dari kekerasan yang terjadi saat kegiatan pendidikan, baik di dalam, maupun di luar satuan pendidikan Satuan pendidikan X Pelaku/Korban Pelaku/Korban 1. Peserta didik Peserta didik 2. Peserta didik Pendidik 3. Peserta didik 4. Peserta didik 5. Peserta didik 6. Peserta didik Tenaga kependidikan Satuan pendidikan Y Pelaku/Korban Pelaku/Korban 9. Pendidik Pendidik 10. Pendidik Tenaga kependidikan 11. Tenaga Kependidikan Peserta didik Pendidik Tenaga kependidikan Tenaga kependidikan 7. Peserta didik/Pendidik/Tenaga Kependidikan Pelaku/Korban 8. Peserta didik/Pendidik/Tenaga Kependidikan Masyarakat umum Dewasa Anak *pendidik: guru, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya Sasaran peraturan ini adalah: a. Peserta didik b. Pendidik c. Tenaga kependidikan dan d. Warga satuan pendidikan lainnya (masyarakat yang beraktivitas atau yang bekerja di satuan pendidikan) Cakupan penanganan kekerasan: a. Lokasi kekerasan di dalam satuan pendidikan b. Lokasi kekerasan di luar satuan pendidikan dalam kegiatan satuan pendidikan c. Melibatkan lebih dari 1 satuan pendidikan Pasal 4 - 5: 6
  • 7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 7 Enam bentuk kekerasan yang didefinisikan secara terperinci dalam Permendikbudristek PPKSP Kekerasan Kekerasan fisik Kekerasan psikis Perundungan Kekerasan seksual Diskriminasi dan intoleransi Kebijakan yang mengandung kekerasan Bentuk-bentuk kekerasan tersebut dapat dilakukan secara: a. fisik b. verbal c. nonverbal d. melalui media teknologi dan informasi (termasuk daring/online) Pasal 6: #MerdekaBeragamSetara
  • 8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 8 Permendikbudristek PPKSP menghilangkan area “abu-abu” dengan memberikan definisi yang jelas untuk membedakan bentuk kekerasan fisik, psikis dan perundungan Kekerasan fisik Kekerasan psikis Kekerasan fisik dapat berupa: a. Tawuran atau perkelahian massal; b. Penganiayaan; c. Perkelahian; d. Eksploitasi ekonomi melalui kerja paksa untuk memberikan keuntungan ekonomi bagi pelaku; e. Pembunuhan; Kekerasan psikis dapat berupa: a. Pengucilan; b. Penolakan; c. Pengabaian; d. Penghinaan; e. Penyebaran rumor; f. Pemerasan; g. Panggilan yang mengejek; h. Intimidasi; i. Perbuatan mempermalukan di depan umum; j. Teror; kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan berulang dan ada relasi kuasa, maka termasuk dalam kategori perundungan Bentuk-bentuk kekerasan fisik, psikis dan perundungan Pasal 7 - 9: #MerdekaBeragamSetara
  • 10. Pasal 7 - 9: Kekerasan fisik Dilakukan dengan kontak fisik baik menggunakan alat bantu ataupun tanpa alat bantu Kekerasan psikis Dilakukan tanpa kontak fisik untuk merendahkan, menghina, menakuti, atau membuat perasaan tidak nyaman. kekerasan fisik dan psikis yang dilakukan berulang dan ada relasi kuasa, maka termasuk dalam kategori perun- dungan
  • 11. Faktanya, data menunjukkan perundungan masih terus terjadi: 36,31% peserta didik (1 dari 3) berpotensi mengalami perundungan (Asesmen Nasional, Kemendikburistek, 2022)
  • 12. ● Terdapat 16 kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah pada periode Januari hingga Agustus 2023. Adapun kasus perundungan di lingkungan sekolah paling banyak terjadi di SD dan SMP dengan proporsi 25% dari total kasus. Kemudian perundungan juga terjadi di lingkungan SMA dan SMK dengan persentase sebesar 18,75%.Sementara di lingkungan Madrasah Tsanawiyah dan pondok pesantren, masing-masing dengan persentase sebesar 6,25%. ● Jumlah korban perundungan di satuan pendidikan selama paruh pertama 2023 adalah sebanyak 43 orang. Rinciannya, 41 orang korban berasal dari peserta didik dan dua orang lainnya adalah guru.Sementara pelaku perundungan didominasi oleh peserta didik, yaitu sejumlah 87 orang pelaku. Diikuti oleh pendidik (5 orang), orang tua (1 orang), dan kepala madrasah (1 orang). Sumber: Federasi Serikat Guru Indoensia (FSGI) ,Republika.co.id, 4 Agustus 2023 Kasus Perundungan Sekolah Paling Banyak Terjadi di SD dan SMP hingga Agustus 2023
  • 13.
  • 14. 3 Faktor Penyebab Anak Melakukan Perundungan: A • Faktor yang berasal dari dalam diri anak dan lingkungan sekitarnya. Misalnya karena anak diasuh dengan kekerasan oleh orang tuanya, membuat anak turut menjadi pelaku kekerasan Faktor Internal • Faktor yang berasal dari luar rumah anak. Misalnya faktor yang berasal dari lingkungan sekolah, pergaulan, dan atau lingkungan, termasuk anak yang kerap mengakses konten kekerasan, bisa saja meniru konten tersebut. Faktor Eksternal • Anak bisa terpengaruh oleh faktor yang tidak terduga. Seperti anak menjadi siswa junior dan dipaksa siswa senior untuk ikut tawuran Faktor Situasional
  • 15. Korban Bullying di Lingkungan Sekolah Indonesia
  • 17.
  • 18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 18 Kekerasan seksual Permendikbud PPKSP mendefinisikan kekerasan seksual merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh dan /atau fungsi reproduksi seseorang Tindakan objek Pasal 10 - 11: #MerdekaBeragamSetara
  • 19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 19 Permendikbudristek PPKSP memperinci bentuk tindakan kekerasan seksual yang mungkin terjadi di lapangan Bentuk-bentuk kekerasan seksual pada Pasal 10 ayat (2): a. penyampaian ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan fisik, kondisi tubuh, dan/atau identitas gender Korban; b. perbuatan memperlihatkan alat kelamin dengan sengaja; c. penyampaian ucapan yang memuat rayuan, lelucon, dan/atau siulan yang bernuansa seksual pada Korban; d. perbuatan menatap Korban dengan nuansa seksual dan/atau membuat Korban merasa tidak nyaman; e. pengiriman pesan, lelucon, gambar, foto, audio, dan/atau video bernuansa seksual kepada Korban; f. perbuatan mengambil, merekam, dan/atau mengedarkan foto dan/atau rekaman audio dan/atau visual Korban yang bernuansa seksual; g. perbuatan mengunggah foto tubuh dan/atau informasi pribadi Korban yang bernuansa seksual; h. penyebaran informasi terkait tubuh dan/atau pribadi Korban yang bernuansa seksual; i. perbuatan mengintip atau dengan sengaja melihat Korban yang sedang melakukan kegiatan secara pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat pribadi; j. perbuatan membujuk, menjanjikan, atau menawarkan sesuatu Korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual; k. pemberian hukuman atau sanksi yang bernuansa seksual; l. perbuatan menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium, dan/atau menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh Korban; m. perbuatan membuka pakaian Korban; n. pemaksaan terhadap Korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual; #MerdekaBeragamSetara
  • 20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 20 Permendikbudristek PPKSP memperinci bentuk tindakan kekerasan seksual yang mungkin terjadi di lapangan o. praktik budaya komunitas Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan yang bernuansa Kekerasan Seksual; p. percobaan perkosaan walaupun penetrasi tidak terjadi; q. perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian tubuh selain alat kelamin; r. pemaksaan atau perbuatan memperdayai Korban untuk melakukan aborsi; s. pemaksaan atau perbuatan memperdayai Korban untuk hamil; t. pembiaran terjadinya Kekerasan seksual dengan sengaja; u. pemaksaan sterilisasi; v. penyiksaan seksual; w. eksploitasi seksual; x. perbudakan seksual; y. tindak pidana perdagangan orang yang ditujukan untuk eksploitasi seksual; dan/atau z. perbuatan lain yang dinyatakan sebagai Kekerasan seksual dalam ketentuan peraturan perundang- undangan. Bentuk-bentuk kekerasan seksual pada Pasal 10 ayat (2): #MerdekaBeragamSetara
  • 21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 21 Persetujuan korban di kekerasan seksual tidak berlaku bagi korban anak, penyandang disabilitas dan orang dewasa dalam konteks tertentu Kekerasan seksual 1. Dalam hal Korban merupakan Peserta Didik berusia anak atau penyandang disabilitas, Kekerasan seksual dilakukan dengan persetujuan atau tanpa persetujuan Korban. 2. Dalam hal Korban sebagai pendidik, tenaga pendidikan, atau orang dewasa lainnya, perbuatan sebagaimana dimaksud pada huruf b, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf j, huruf l, dan huruf m merupakan Kekerasan seksual jika dilakukan tanpa persetujuan Korban. 3. Tanpa persetujuan Korban sebagaimana dimaksud, tidak berlaku bagi Korban sebagai pendidik, tenaga pendidikan, atau orang dewasa lainnya yang dalam kondisi: a. mengalami situasi dimana pelaku mengancam, memaksa, dan/atau menyalahgunakan kedudukannya; b. mengalami kondisi di bawah pengaruh obat-obatan, alkohol, dan/atau narkoba; c. mengalami sakit, tidak sadar, tidak berdaya, atau tertidur; d. memiliki kondisi fisik dan/atau psikologis yang rentan; e. mengalami kelumpuhan atau hambatan motorik sementara (tonic immobility); dan/atau f. mengalami kondisi terguncang. #MerdekaBeragamSetara Pasal 10 ayat (3) - (5):
  • 23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi #MerdekaBeragamSetara 23 Satuan pendidikan dan pemerintah daerah membentuk kelompok kerja pencegahan dan penanganan kekerasan dalam waktu 6 - 12 bulan sejak peraturan ini disahkan Pembuat Target pembentukan Keanggotaan untuk pendidikan formal termasuk pendidikan khusus TPPK di PAUD* Satuan pendidikan 1 tahun (maks. Agustus 2024) 1. Perwakilan pendidik, selain kepala satuan pendidikan 2. Perwakilan komite sekolah/orang tua/wali TPPK di SD Satuan pendidikan 6 bulan** (maks. Februari 2024) TPPK di SMP, SMA, dan SMK Satuan pendidikan 6 bulan** (maks. Februari 2024) Satuan Tugas Pemerintah daerah melalui dinas pendidikan 6 bulan (maks. Februari 2024) 1. Dinas bidang pendidikan 2. Dinas bidang perlindungan anak 3. Dinas bidang sosial 4. Organisasi atau bidang profesi yang terkait dengan anak d a b c Pasal 24 - 35 dan Pasal 76: *Jika SDM di PAUD tidak mencukupi, TPPK dapat terdiri dari beberapa PAUD dengan ketetapan dinas pendidikan ** Pembentukan TPPK di pendidikan nonformal adalah 1 tahun dengan anggota perwakilan pendidik
  • 24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi #MerdekaBeragamSetara 24 Situasi yang dilanggar sehingga diberikan sanksi, jika: a. membiarkan terjadi kekerasan yang mengakibatkan luka fisik berat/kerusakan fisik permanen/kematian dan/atau trauma psikologis berat; b. tidak menindaklanjuti laporan dugaan terjadinya Kekerasan kepada TPPK atau Satuan Tugas; c. melakukan penyebaran identitas Korban, Saksi, terlapor, maupun pihak terkait dan informasi kasus berjalan kepada publik; dan/atau d. berpihak kepada terlapor/pelaku. Sanksi kepada TPPK, Satgas dan badan penyelenggara/pemilik sekolah swasta harus berdasarkan dampak akibat perbuatannya kepada korban Pasal 36 - 37: Jenis sanksi Pelaku pelanggaran Kepala satuan pendidikan atau penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat (1) Teguran tertulis (2) Pernyataan permohonan maaf tertulis yang disampaikan melalui papan pengumuman di Satuan Pendidikan dan/atau media massa; dan/atau (3) Pemberhentian dari jabatan keanggotaan TPPK atau keanggotaan Satuan Tugas (4) Penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat Situasi a - b di atas TPPK atau Satuan Tugas Situasi a - d di atas
  • 25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi #MerdekaBeragamSetara 25 Sanksi penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, jika pelaku kekerasan bagian dari penyelenggara Seseorang dari bagian penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat Penutupan satuan pendidikan* Sanksi penutupan satuan pendidikan* dalam hal pelaku kekerasan merupakan bagian dari penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat** Tidak diperbolehkan mengelola/menyelenggarakan satuan pendidikan kembali Jika pelaku kekerasan adalah bagian dari penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat, tidak diperbolehkan menyelenggarakan atau mengelola satuan pendidikan, jika dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap Pelaku kekerasan Sanksi *proses penutupan satuan pendidikan, dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ** proses pemindahan peserta didik difasilitasi dinas pendidikan Pasal 38:
  • 26. Prinsip Pencegahan dan Penanganan non-diskriminasi kepentingan terbaik bagi anak partisipasi anak keadilan dan kesetaraan gender kesetaraan hak dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas akuntabilitas kehati-hatian keberlanjutan pendidikan a 1 2 3 4 5 6 7 8
  • 27. Pencegahan Kekerasan Pencegahan melalui penguatan tata kelola Pencegahan melalui edukasi Pencegahan melalui penyediaan sarana prasarana Pencegahan adalah tindakan, cara, atau proses yang dilakukan agar seseorang atau sekelompok orang tidak melakukan Kekerasan di satuan pendidikan
  • 28. Konsep (1) Penguatan tata kelola Pencegahan 1. Pembuatan tata tertib untuk pencegahan kekerasan 2. Menjalankan kebijakan Kementerian 3. Merencanakan dan menjalankan program 4. Pembelajaran tanpa kekerasan 5. Membentuk dan memfasilitasi tugas tim pencegahan & penanganan kekerasan (TPPK) 6. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait 7. Pelibatan warga sekolah (orang tua/wali dll) 8. Menyediakan pendanaan 9. Melakukan evaluasi berkala Satuan Pendidikan 1. Menetapkan peraturan kepala daerah yang mendukung pencegahan & penanganan kekerasan 2. Mengintegrasikan ke program prioritas 3. Alokasi anggaran 4. Memfasilitasi dan membina satuan pendidikan 5. Membentuk Satuan Tugas 6. Melakukan koordinasi lintas sektor 7. Melakukan dan melaporkan hasil monitoring dan evaluasi Pemerintah Daerah 1. Membuat kebijakan, POS, pedoman & modul yang mendukung pencegahan & penanganan kekerasan 2. Alokasi anggaran 3. Koordinasi lintas sektor 4. Monitoring dan evaluasi Kemendikbudristek
  • 29. Konsep (2) Pencegahan Edukasi Satuan Pendidikan 1. Sosialisasi di kegiatan pengenalan lingkungan sekolah & kampanye; a.Elektronik b.Non-elektronik 1. Melaksanakan pendidikan penguatan karakter Pemerintah Daerah 1. Sosialisasi kebijakan dan program PPKSP 2. Menyelenggarakan pelatihan bagi TPPK dan satuan tugas Kemendikbudristek 1. Sosialisasi kebijakan 2. Memberikan pelatihan pencegahan dan penanganan kekerasan
  • 30.
  • 31. Konsep (3) Pencegahan Penyediaan sarana dan prasarana Satuan Pendidikan 1. Memastikan tersedianya sarana dan prasarana yang aman, nyaman dan ramah disabilitas 2. Menyediakan kanal aduan 3. PELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) TEMA STOP BULLYING! Pemerintah Daerah 1. Menyediakan sarana dan prasarana yang aman, nyaman & ramah disabilitas 2. Menyediakan kanal aduan Kemendikbudristek 1. Memfasilitasi sistem informasi atas data penanganan Kekerasan 2. Menyediakan kanal aduan
  • 32.
  • 33. Penangananadalah tindakan, cara, atau proses untuk menyelesaikan Kekerasan di satuan pendidikan
  • 34. Konsep 1: Bantuan yang Berpusat pada Korban Menciptakan lingkungan yang mendukung hak-hak korban dan korban diperlakukan dengan penuh martabat dan rasa hormat Prinsip bantuan yang berpusat pada korban berkaitan dengan etika dan kepentingan yang terbaik untuk korban. Mendukung pemulihan korban dan membantu korban dalam mengidentifikasi kebutuhannya dan berkoordinasi dengan layanan yang dibutuhkan Meningkatkan serta memastikan korban, pelapor, terlapor dan saksi memiliki kapasitas korban untuk mampu membuat menjalani proses penanganan yang akan dilakukan
  • 35. Prinsip Dasar Pendampingan Respon yang kita berikan harus mementingkan korban, yang mencakup keselamatan fisik, psikis, dan kesejahteraan korban. Hal penting bagi kita adalah memastikan seluruh korban kekerasan mendapatkan layanan yang sama. KESELAMATAN KORBAN NON DISKRIMINASI PERSETUJUAN KERAHASIAAN Menghargai hak, martabat, dan harapan korban. Setiap bagian yang dilakukan oleh pendamping memerlukan persetujuan dari korban, pada korban usia anak persetujuan dapat diberikan oleh orang tua, wali dan/atau orang dewasa yang dipercaya. Menjaga kerahasian laporan yang kita terima dan memastikan pemberian informasi hanya kepada pihak yang relevan dan bertanggung jawab.
  • 36. Mekanisme Alur Penanganan Penerimaan Laporan Pemeriksaan Jika terdapat laporan kekerasan TPPK atau Satuan Tugas melakukan penanganan kekerasan dan memastikan pemulihan bagi korban melalui alur berikut (Pasal 39): Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut Laporan dan Rekomendasi Pemulihan Pemulihan berjalan paralel sejak penerimaan laporan hingga akhir proses pendampingan. 30 hari kerja (terhitung sejak permintaan keterangan dari pelapor/korban) 1 2 3 4 5
  • 37. Dugaan kekerasan terjadi TPPK menemukan langsung dugaan kekerasan TPPK/Satgas/ Kemendikbud menerima laporan TPPK/Satgas/Kemendi kbud melimpahkan laporan kepada TPPK/Satgas sesuai kewenangan TPPK/Satgas menindaklanjuti laporan TPPK/Satgas/Kemendik bud melimpahkan laporan kepada TPPK/Satgas sesuai kewenangan Pejabat yang berwenang menerbitkan keputusan TPPK/Satgas mengambil tindakan awal, pendampingan, dan pemulihan TPPK/Satgas melakukan pemeriksaan kasus TPPK/Satgas melakukan: a.Pemanggilan b.Mengumpulkan keterangan & bukti dari pelapor, terlapor, saksi dan pihak terkait lainnya Awal/akhir dari proses/tahapan Proses tahapan/utama Tindakan lanjutan dari proses/tahapan utama Penerimaan laporan Pemeriksaan TPPK/Satgas menyusun laporan hasil pemeriksaan (kesimpulan dan rekomendasi) Tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan Penyusunan kesimpulan & rekomendasi 1 2 3 4 Pemulihan berjalan paralel dilakukan 5 1 2 5 4 3
  • 38. 1. Penerimaan Laporan Pelapor Langsung* Tidak Langsung* a. surat tertulis b. telepon c. pesan singkat elektronik d. bentuk pelaporan lain yang memudahkan 1. TPPK 2. Satuan Tugas 3. Pemerintah Daerah sesuai Kewenangan dan/atau 4. Kementerian *) Laporan tidak perlu disertai dengan bukti awal. Penerimaan laporan perlu memperhatikan prinsip perlindungan anak serta memastikan Hak Korban, Pelapor, Saksi dan Peserta Didik sebagai Terlapor: 1. Korban, Pelapor, Saksi berhak atas: a. pelindungan dari ancaman atau Kekerasan Terlapor dan/atau pihak lain b. pelindungan atas kerahasiaan identitas dan informasi kasus 1. Peserta Didik sebagai Terlapor berhak atas: a. pelindungan atas kerahasiaan identitas dan informasi kasus; b. pelindungan dari ancaman atau Kekerasan Catatan Penting
  • 39. 2. Pemeriksaan Telaah Laporan Dugaan Kekerasan Pemanggilan Para Pihak Pemeriksaan Para Pihak Analisis Hasil Pemeriksaan Dalam telaah laporan dugaan kekerasan: a. Menentukan lingkup kekerasan b. Menentukan pihak yang bertugas melakukan penanganan kekerasan c. Menyusun rencana penanganan kekerasan d. Memberitahukan hasil telaah laporan dugaan kekerasan kepada pihak terkait Catatan Penting Catatan Penting Dalam pemeriksaan para pihak TPPK dan/atau Satuan Tugas perlu memastikan proses pemeriksaan tercatat dalam Berita Acara Permintaan Keterangan (BAPK)
  • 40. 3. Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan adalah hasil analisis yang ditemukan TPPK atau Satuan Tugas dari proses pemeriksaan laporan kekerasan. Kesimpulan memuat informasi: Lanjutkan ke: a. penyusunan kesimpulan dan rekomendasi sanksi administratif b. pemulihan korban c. tindak lanjut keberlanjutan pendidikan Terbukti terjadi Kekerasan Jika terdapat kasus terlapor usia anak maupun usia dewasa dan tidak terbukti, kerahasiaan kasus tetap harus dijaga. Catatan Penting Perlu ada tindak lanjut keberlanjutan layanan pendidikan dan pemulihan nama baik terlapor. Surat keputusan pemulihan nama baik terlapor Tidak Terbukti terjadi Kekerasan
  • 41. 4. Tindak Lanjut Laporan dan Rekomendasi Keberlanjutan Pendidikan (Pasal 43) Permendikbudristek PPKSP Catatan Penting a. pemberian sanksi administratif; b. sanksi yang diberikan dari peraturan ini tidak mengesampingkan peraturan lain.
  • 42. P 5. Pemulihan a. pemulihan dapat dilakukan secara paralel sejak laporan diterima b. layanan pemulihan difasilitasi oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan lembaga penyedia dukungan yang relevan
  • 43. Pembagian Tugas Penanganan Pihak Penanganan Kekerasan Cakupan Tugas Cakupan Tugas Sesuai Lingkup TPPK Kasus kekerasan di satuan pendidikan TPPK menangani kasus kekerasan apabila kekerasan yang dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga Kependidikan, anggota Komite Sekolah*, dan Warga Satuan Pendidikan lainnya: a. di dalam lokasi atau b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan pendidikan. Pasal yang relevan: *Anggota komite sekolah tidak bisa diberikan sanksi oleh kepsek jika melakukan kekerasan. Namun, anggota komite yang menjadi anggota TPPK, jika melakukan kekerasan dapat diberikan sanksi oleh kepala sekolah.
  • 44. Pembagian Tugas Penanganan Pihak Penanganan Kekerasan Karakteristik Kasus Cakupan Tugas Sesuai Lingkup Satuan Tugas Kabupaten / Kota Kasus kekerasan memenuhi salah satu kondisi berikut (Pasal 5 dan Pasal 41) 1. Kekerasan yang melibatkan lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan. 2. Kekerasan yang dilakukan oleh Peserta Didik, Pendidik, Tenaga Kependidikan, anggota Komite Sekolah*, dan Warga Satuan Pendidikan lainnya: a. di dalam lokasi atau b. di luar lokasi satuan pendidikan dalam kegiatan satuan pendidikan. 3. Terlapor merupakan kepala satuan pendidikan 4. Kekerasan melibatkan anggota TPPK; dan/atau 5. TPPK tidak melaksanakan tugasnya Satuan Tugas Kabupaten/Kota menangani kasus kekerasan apabila terjadi di lingkup: a. pendidikan usia dini b. sekolah non-formal, c. SD d. SMP Satuan Tugas Provinsi Satuan Tugas Provinsi menangani kasus kekerasan apabila terjadi di lingkup: a. SMA b. SMK c. SLB *Anggota komite sekolah tidak bisa diberikan sanksi oleh kepala sekolah jika melakukan kekerasan. Namun, anggota komite yang menjadi anggota TPPK, jika melakukan kekerasan dapat diberikan sanksi oleh kepala sekolah.
  • 45. Pembagian Tugas Penanganan Pihak Penanganan Kekerasan Cakupan Tugas Cakupan Tugas Sesuai Lingkup Kelompok Kerja Kemendikbudristek Kasus kekerasan memenuhi kondisi pada Pasal 5 Kelompok Kerja yang dibentuk Mendikbudristek untuk melakukan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di bidang pendidikan menangani kasus kekerasan apabila (Pasal 42): 1) Kasus kekerasan terjadi di semua lingkup satuan pendidikan; 2) Satuan tugas tidak melaksanakan tugasnya menangani kasus kekerasan. 3) Kementerian melaksanakan Penanganan Kekerasan dengan mendorong Dinas Pendidikan untuk memastikan Satuan Tugas agar melakukan penanganan kekerasan. 4) Dalam hal Satuan Tugas tidak melaksanakan Penanganan Kekerasan sebagaimana dimaksud, Kementerian dapat merekomendasikan sanksi Dinas Pendidikan atau kepala daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
  • 46. Mediasi dalam penanganan kekerasan Mediator memerlukan kompetensi khusus untuk dapat menghasilkan keputusan yang adil bagi pelaku maupun korban. Mediasi bisa saja tidak berhasil dan merugikan korban. Permendikbudristek PPKSP tidak mengatur terkait mekanisme mediasi, dengan pertimbangan sebagai berikut: Efek jangka panjang (misalnya melakukan kekerasan kembali): mediasi yang dilakukan bukan oleh ahlinya memberikan peluang bagi pelaku untuk memberikan ancaman dan kekerasan kembali kepada korban setelah mediasi berlangsung. Relasi kuasa adalah salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan. Pada kasus kekerasan, relasi kuasa yang timpang merupakan hal yang paling terlihat antara korban dan pelaku, maka mempertemukan kedua belah pihak bukan suatu hal yang bijak. Selain, perlu diperhatikan dalam kasus kekerasan pertemuan korban dan pelaku dapat memicu trauma dan respon psikologis yang beragam pada diri korban.
  • 49. Prinsip Pencegahan dan Penanganan Kekerasan oleh TPPK Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan berhak dilindungi dari segala bentuk diskriminasi tanpa pengecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi, kemampuan, atau pandangan lain yang mereka miliki. 1. NON DISKRIMINATIF TPPK dan/atau Satuan Tugas memberikan penanganan kasus kepada seluruh korban tanpa pengecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi, kemampuan, atau pandangan lain yang mereka miliki. TPPK dan/atau Satuan Tugas memprioritaskan atau pun mengabaikan kasus tertentu karena pelaku atau korban kekerasan memiliki status sosial tertentu misalnya. Contoh dalam aspek penanganan TPPK melibatkan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan orang tua dalam proses merancang hingga melaksanakan aktivitas pencegahan kekerasan di sekolah tanpa pengecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, sosial ekonomi, kemampuan, atau pandangan lain yang mereka miliki. TPPK perlu mengembangkan aktivitas pencegahan yang inklusif. Contoh dalam aspek pencegahan
  • 50. Dalam setiap kegiatan yang melibatkan anak, baik di sektor publik maupun di institusi penyelenggara kesejahteraan sosial swasta, pengadilan hukum, kebijakan administratif maupun legislatif, kepentingan terbaik bagi anak harus dijadikan pertimbangan utama. 2. KEPENTINGAN TERBAIK BAGI ANAK TPPK mempertimbangkan dan memastikan bahwa program pencegahan di sekolah tidak akan mengganggu tumbuh kembang anak dan harus dengan persetujuan orang tua/wali mereka, misal: sekolah tidak mengundang narasumber yang membuat peserta didik tertekan saat seminar sosialisasi pencegahan kekerasan. Sekolah juga tidak memaksa peserta didik untuk menjadi mata-mata dalam pengawasan kekerasan di sekolah. Contoh aplikasi dalam aspek pencegahan TPPK mempertimbangkan bahwa seluruh tindakan tidak akan mengganggu tumbuh kembang anak, baik korban, saksi, maupun pelaku. Tim tidak menyudutkan para pihak usia anak dalam proses penanganan kekerasan (misal saat penelaahan kasus), dan harus dengan persetujuan orang tua/wali mereka. TPPK harus memastikan bahwa siswa usia anak tidak terpapar dengan penanganan kasus kekerasan yang akan memberikan mereka trauma sekunder. Contoh aplikasi dalam aspek penanganan
  • 51. Anak berhak untuk menyatakan pandangannya sendiri secara bebas dalam segala hal yang mempengaruhi dirinya dan pandangan-pandangan anak diberikan bobot yang sesuai dengan usia/kedewasaan anak. 3. PARTISIPASI ANAK TPPK melibatkan peserta didik usia anak untuk mengembangkan program pencegahan kekerasan yang tepat diterapkan di sekolah. Dalam diskusi pengembangan program, peserta didik memiliki kesempatan mengutarakan ide mereka. Saat diskusi pengembangan, TPPK mempertimbangkan ide yang diutarakan oleh peserta didik. Contoh aplikasi dalam aspek pencegahan TPPK melakukan asesmen kepada peserta didik terkait program seperti apa yang dapat memperbaiki karakter siswa tanpa ada kekerasan, dengan menyadari bahwa apa yang dialami oleh siswa bisa jadi ada pengaruh dari banyak faktor (misal: media sosial). Perlu diperhatikan bahwa TPPK tidak melibatkan peserta didik usia anak secara langsung (misal: TPPK meminta peserta didik menginvestigasi kasus) agar terhindar dari trauma sekunder. Contoh aplikasi dalam aspek penanganan
  • 52. TPPK dan/atau Satuan Tugas menggunakan perspektif kesetaraan gender dalam memberikan penanganan kasus kekerasan seksual. Misalnya, TPPK tidak melihat jenis kelamin tertentu lebih lemah dari jenis kelamin lainnya. TPPK perlu memiliki perspektif bahwa peserta didik laki-laki dan perempuan memiliki potensi untuk menjadi pelaku dan korban Contoh dalam aspek penanganan TPPK dan/atau Satuan Tugas menggunakan perspektif kesetaraan gender dalam merencanakan hingga melaksanakan aktivitas pencegahan di satuan pendidikan. Misalnya dengan memastikan peserta didik laki- laki dan perempuan mendapatkan informasi yang sama terkait pencegahan kekerasan seksual Contoh dalam aspek pencegahan Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan tanpa memandang gender memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan layanan pencegahan dan penanganan kekerasan. 4. KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER
  • 53. TPPK dan/atau Satuan Tugas perlu menyiapkan sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan orang dengan disabilitas agar proses penanganan kasus kekerasan yang terjadi kepada orang dengan disabilitas dapat ditangani dengan tepat. Misalnya saat proses investigasi TPPK perlu menyiapkan Juru Bahasa Isyarat Contoh dalam aspek penanganan Orang dengan disabilitas mendapatkan hak informasi dan edukasi yang sama terkait dengan pencegahan kekerasan di satuan pendidikan. Misalnya saat TPPK dan/atau Satuan Tugas melaksanakan edukasi pencegahan kekerasan seksual, perlu memastikan metode penyampaian sesuai dengan kebutuhan orang dengan disabilitas. Contoh dalam aspek pencegahan Orang dengan disabilitas memiliki hak yang sama sebagai warga negara dan berhak diberikan akses dalam mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, termasuk dalam aspek pencegahan dan penanganan kekerasan. 5. KESETARAAN HAK DAN AKSES BAGI DISABILITAS
  • 54. Tim pencegahan dan penanganan kekerasan menangani kasus dengan terduga pelaku guru dan kasus dengan terduga siswa dengan sama-sama serius (tidak lebih mengutamakan satu dari pada yang lain dan tidak takut karena guru adalah rekan sendiri misalnya) Contoh dalam aspek penanganan Kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap upaya pencegahan yang dilakukan di sekolah, termasuk anggaran dan efektivitas program. Contoh dalam aspek pencegahan Setiap pelaksanaan program pencegahan dan penanganan kekerasan dilakukan dengan tanggung jawab termasuk dalam penyediaan sumber daya yang memadai. 6. AKUNTABILITAS
  • 55. TPPK perlu memastikan: 1. laporan kekerasan yang masuk ke TPPK tidak tersebar ke publik. 2. keselamatan korban, saksi, dan/atau pelapor dalam penanganan kasus kekerasan, dan/atau 3. pemulihan bagi korban dan pelaku (berusia anak), yang dapat bekerja sama dengan UPTD PPA atau pihak lainnya yang memiliki keahlian pemulihan. Contoh dalam aspek penanganan Kepala sekolah memastikan penyediaan sarana prasarana misalnya toilet sekolah yang mendukung keselamatan dan keamanan peserta didik; toilet memiliki lampu terang, bersih, berada di lokasi yang mudah dijangkau, dll. Contoh dalam aspek pencegahan Prinsip kehati-hatian memastikan pencegahan dan penanganan kekerasan secara hati-hati dilakukan untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. 7. KEHATI-HATIAN
  • 56. Setiap anak yang menjadi peserta didik harus dijamin keberlanjutan pendidikannya agar dapat terus mendapatkan kemudahan akses terhadap pendidikan. 8. KEBERLANJUTAN PENDIDIKAN Jika menemukan siswa sebagai pelaku kekerasan, tim juga memastikan siswa pelaku ini dapat melanjutkan proses belajarnya. Misalnya dengan membuat skenario pendampingan daring jika pelaku harus menjalani proses peradilan anak. Dalam membuat pelatihan penanganan kekerasan untuk TPPK, ditekankan prinsip bahwa fokus penanganan adalah agar siswa dapat belajar kembali, sehingga siswa berusia anak juga harus diperlakukan sebagai “korban”. Dengan begitu TPPK dalam memberikan sanksi tidak menghilangkan hak pendidikan pelaku yang masih berusia anak. Contoh dalam aspek pencegahan Contoh dalam aspek penanganan