Seminar ini membahas analisis penggunaan bahasa anak berusia empat tahun yaitu Gibran Gautama dalam aspek fonetik saat berkomunikasi. Terdapat transkripsi fonetik dan ortografik dari dialog Gibran dengan peneliti dan orang tuanya, yang menunjukkan perubahan bunyi seperti netralisasi, monoftongisasi, dan zeroisasi akibat pengaruh usia dan lingkungan.
Ride the Storm: Navigating Through Unstable Periods / Katerina Rudko (Belka G...
Seminar bahasa agung prasetyo 10410367
1. SEMINAR BAHASA
ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA ANAK BERUSIA EMPAT TAHUN
DALAM TATARAN FONOLOGI OLEH GIBRAN GAUTAMA
SAAT BERKOMUNIKASI
Dosen Pengampu : Arisul Ulumuddin, S.Pd., M.Pd.
Di susun oleh :
Agung Prasetyo
10410367
7H
uciha16@yahoo.co.id
gungagungprasetyo.blogspot.com
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2014
2. A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi mausia. Dengan bahasa
seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan bahasa
maka akan terjadi hubungan timbal balik antara seseorang dengan
orang lain. Manusia hidup dalam suatu lingkungan masyarakat,
karena dalam kehidupan manusia selalu membutuhkan orang lain.
Seseorang akan mengerti apa yang dimaksudkan oleh mitra tutur
dengan bahasa yang digunakan, sehingga pesan atau informasi
yang dapat tersampaikan.
Anak-anak sering mengalami kegagalan dalam membunyikan
perkataan dengan benar. Hal itu dapat kita lihat melalui ucapan
anak itu pada saat ia berkomunikasi dengan orang lain. Untuk itu
penulis akan melakukan penelitian terhadap Gibran Gautama saat
berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang tuanya maupun
dengan si peneliti.
3. B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Bagaimana transkripsi fonetis dialog yang di ucapkan
oleh Gibran Gautama ?
Bagaimana transkripsi data sesuai Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan atau transkripsi
ortografinya?
Perubahan bunyi apa saja yang diucapkan oleh Gibran
Gautama dalam berbicara ?
Adakah bunyi pengiring yang dihasilkan saat bunyi
utama di ucapkan?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan
Gibran Gautama saat berbicara ?
4. C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memberikan penjelasan mengenai transkripsi fonetis
pada anak berusia empat tahun yaitu Gibran
Gautama saat berbicara, transkripsi data yang sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
(EYD) atau transkripsi ortografi, perubahan-perubahan
bunyi yang terjadi, bunyi pengiring yang menyertai
bunyi
utama,
serta
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya.
5. D. Landasan Teori
Transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam
bentuk lambang tulis. Lambang bunyi atau lambang fonetis
yang sering dipakai adalah lambang bunyi yang ditetapkan
oleh The International Phonethic Assosiation (IPA).
(masnur muslich, 2009:42) Sedangkan transkripsi ortografi
adalah transkripsi atau tulisan yang di buat untuk di
gunakan secara umum di dalam masyarakat suatu bahasa.
Di Indonesia, transkripsi ortografi ini harus sesuai dengan
kaidan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
(EYD).
Kasus pengucapan bunyi yang tidak sesuai dengan
EYD memang sering sekali terjadi di masyarakat. Adapun
jenis-jenis dari perubahan bunyi tersebut adalah Asimilasi,
Disimilasi, Modifikasi Vokal, Netralisasi, Zeroisasi,
Metatesis, Diftongisasi, Monoftongisasi, dan Anaptiksis.
(Masnur Muslich, 2009:118)
6. Asimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak
sama menjadi bunyi yang sama atau yang hampir sama.
b. Disimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang
sama atau mirip menjadi bunyi yang tidak sama atau
berbeda (kebalikan asimilasi)
c. Modifikasi vokal adalah perubahan bunyi vokal sebagai
akibat dari pengaruh bunyi lain yang mengikutinya
perubahan ini sebenarnya bisa dimasukkan ke dalam
peristiwa asimilasi, tetapi karena kasus ini tergolong khas
maka perlu disendirikan.
d. Netralisasi adalah perubahan bunyi fonemis sebagai akibat
pengaruh darilingkungan.
e. Zeroisasi adalah penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat
upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan.
f. Metatesis adalah perubahan urutan bunyi fonemis pada
suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang bersaing.
a.
7. Diftongisasi adalah perubahan bunyi vokal tunggal
(monoftong) menjadi dua bunyi vokal atau vokal rangkap
(diftong) secara berurutan.
h. Monoftongisasi adalah perubahan dua bunyi vokal atau vokal
rangkap (diftong) menjadi vokal tunggal (monoftong).
i. Anaptiksis adalah perubahan bunyi dengan jalan
menambahkan bunyi vokal tertentu di antara dua konsonan
untuk memperlancar ucapan.
Bunyi pengiring adalah bunyi yang ikut serta muncul ketika
bunyi utama dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh ikut sertanya alat
ucap lain ketika alat ucap pembentuk bunyi utama di fungsikan.
Bunyi sertaan atau pengiring ini dapat di kelomokkan menjadi
sembilan macam yakni Bunyi ajektif, bunyi klik, bunyi aspirasi,
bunyi eksplosif, bunyi retrofliksi, bunyi labialisasi, bunyi
palatalisasi, bunyi glotalisasi dan bunyi nasalisasi. (Masnur Muslich,
2009:67)
g.
8. E. Hasil Analisis
Adapun data-data yang dapat diambil dari hasil
penelitan yaitu mengenai pelafalan Gibran dalam
berbicara, transkripsi fonetis yang di ucapkan oleh
Gibran Gautama dan transkripsi ortografisnya. Dimana
data-data itu adalah sebagai berikut :
Nama : Gibran Gautama
Usia : 4 Tahun
9.
Contoh komunikasi antara Agung (peneliti), Gibran dan Fitri (orang
tua gibran) :
Agung : “Mba Fit, Gibrannya mana .. ?
Fitri : “itu di dalam, masuk saja to
Agung : “ok ok .. Gibrannnn brannn ... ?
Gibran : “Mas Adong, tu liat tu filmna bagus ..
Agung : “ahhh jelek og, Gibran sudah mandi belum ?
Gibran : “blom, filmna bagus og, olangne bsa telbang tu liat tu ..
Agung : jelek og, mandi dulu sana cepet nanti habis mandi di ajak naik
mobil sama pakde, muter- muter cepet sana ...
Gibran : mutel-mutel kemana
Agung : ya muter-muter pokoknya ..
Fitri : Gibran mandi dulu cepet, tu nanti habis mandi di ajak pak de naik
mobil
Gibran : pake mobelne pak de to mah .. ?
Gibran : nanti giblan duduk dpan ahh ..
10.
Agung : “ya kalau mau ikut ya mandi dulu, biar wangi ..
Gibran : ya bental to, filmna bagus og ..
Agung : iya gak jadi wes, gak mau mandi og ..
Gibran : ia ia, mahh ... mahh mandji ..
Gibran : “Mas Adong tungguin loh janan djitinggal ..
Agung : iya iya cepet to ..
Fitri : ya ya, nanti di tunggu Mas Agung ..
Dari contoh dialog yang dilakukan oleh gibran, fitri, dan tentunya
dengan peneliti maka dapat diambil data penelitian mengenai pelafalan
bunyi yang dilakukan oleh Gibran seorang anak berusia empat tahun dalam
berbahasa. Dimana data-data itu bisa dilihat dari transkipsi fonetisnya
maupun data ortografis.
11. a. Transkipsi Fonetis
1. Gibran : “Mas Adong, tu liat tu filmna bagus ..
Transkipsinya, “Mas Agung, itu lihat itu filmnya bagus.
2. Gibran : “blom, filmna bagus og, olangne bsa telbang tu liat tu ..
Transkipsinya, “belum, filmnya bagus og, orangnya bisa terbang itu lihat
itu .
3. Gibran : mutel-mutel kemana
Transkipsinya, muter-muter kemana
4. Gibran : pake mobelne pak de to mah .. ?
Transkipsinya, pakai mobilnya pak de to mah .. ?
5. Gibran : nanti Giblan duduk dpan ahh ..
Transkipsinya, nanti Gibran duduk depan ahh .
6. Gibran : ya bental to, filmna bagus og ..
Transkipsinya, iya bentar to, filmnya bagus og ..
7. Gibran : ia ia, mahh ... mahh mandji ..
Transkipsinya iya iya, Mahh ... Mahh mandi .
12. 8. Gibran : “Mas Adong tungguin loh janan djitinggal ..
Transkipsinya, Mas Agung tungguin loh jangan ditinggal.
b. Transkipsi ortografis (EYD)
1. Gibran : “Mas Adong, tu liat tu filmna bagus ..
transkipsi fonemis, “Mas Agung, itu lihat itu filmnya bagus.
transkipsi ortografis, “Mas Agung itu lihat itu filmnya bagus .
2. Gibran : “blom, filmna bagus og, olangne bsa telbang tu liat tu ..
transkipsi fonemis, “belum, filmnya bagus og, orangnya bisa terbang itu lihat
itu .
transkipsi ortografis, “belum, filmnya bagus, orangnya bisa terbang itu lihat itu
..
3. Gibran : mutel-mutel kemana
Transkipsinya, muter-muter kemana)
Transkipsi ortografis, muter-muter kemana ?),
4. Gibran : pake mobelne pak de to mah .. ?
Transkipsi fonemis, pakai mobilnya pak de to mah .. ?
Transkipsi ortografis, pakai mobilnya pak de to mah ..?
13. 5. Gibran : nanti Giblan duduk dpan ahh ..
Transkipsi fonemis, nanti Gibran duduk depan ahh .
Transkipsi ortografis, nanti Gibran duduk depan ..
6. Gibran : ya bental to, filmna bagus og ..
Transkipsi fonemis, iya bentar to, filmnya bagus og .
Transkipsi ortografis, iya sebentar, filmnya bagus .
7. Gibran : ia ia, mahh ... mahh mandji ..
Transkipsin fonemis, iya iya, Mahh ... Mahh mandi .
Transkipsi ortografis, iya iya, Mah .. Mahh mandi .
8. Gibran : “Mas Adong tungguin loh janan djitinggal ..
Transkipsi fonemis, Mas Agung tungguin loh jangan ditinggal .
Transkipsi ortografis, Mas Agung tunggu jangan ditinggal
14. c. Perubahan Bunyi
Perubahan bunyi yang dilakukan oleh Gibran Gautama
terdiri dari tiga jenis yaitu netralisasi, monoftongisasi dan
zeroisasi.
1. Netralisasi
Kasus yang dialami oleh Gibran mengenai netralisasi
terdapat pada kata sebagai berikut :
[og] terdapat pada dialog ke dua
[to] terdapat pada dialog ke empat dan enam
[loh] terdapat pada dialog ke delapan
Artinya kasus netralisasi ini merupakan penggunaan
bunyi fonemis sebagai akibat pengaruh lingkungan, dimana
ke tiga kata itu merupakan ciri khas bahwa kata itu sering
digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah semarang.
15. 2. Monoftongisasi
Dalam dialog diatas terdapat peristiwa monoftongisasi
yang dilakukan oleh Gibran yaitu pada kata [pakai] dialog
ke empat, menjadi [pake]. Dimana hal itu ditandai oleh
perubahan bunyi diftong ai pada posisi akhir kata menjadi
monoftong [e], sehingga kata itu berubah dari kata pakai
menjadi pake.
[Pakai]
> [Pake]
Peristiwa penggantian vokal ini memang banyak terjadi
dalam bahasa indonesia. Tidak hanya dilakukan oleh anakanak, tetapi orang dewasa juga sering melakukan perubahan
bunyi tersebut. Hal itu biasanya dilakukan dengan tujuan
untuk memudahkan pengucapan bunyi-bunyi vokal rangkap
(diftong).
16. 3. Zeroisasi
Dalam dialog tersebut terdapat peristiwa zeroisasi yang
dilakukan oleh Gibran yaitu pada dialog sebagai berikut :
[itu lihat itu] menjadi [ tu liat tu] terdapat pada dialog
pertama dan ke dua
[belum] menjadi [blom] terdapat pada dialog ke dua
[depan] menjadi [dpan] terdapat pada dialog ke lima
[filmnya] menjadi [filmna] terdapat pada dialog pertama dan
ke dua
[jangan] menjadi [janan] terdapat pada dialog ke delapan
17. d. Bunyi Pengiring
Dalam dialog diatas, terdengar beberapa kata
Gibran mengucapkan bunyi utamanya diiringi oleh
bunyi pengiring, datanya sebagai berikut :
Bunyi palatalisasi
terletak pada kata [mandji] dialog ke tujuh
dan kata [djitinggal] dialog ke delapan
18. e. Faktor yang mempengaruhi perubahan bunyi bahasa oleh Gibran
Gautama
1. Faktor sosiokultural dan lingkunga
Peran biologis dalam perkembangan bahasa memang sangat kuat,
tetapi aspek yang sangat penting dalam pengembangan bahasa manusia
terdapat pengaruh lingkungan juga sama kuatnya. Faktor lingkungan
juga berperan besar dalam berbahasa, dari lingkunganlah seseorang
dapat mengembangkan tentang kemampuan berbahasanya. Tetapi
perkembangan bahasa itu pun disesuaikan dengan bahasa yang
digunakan dalam lingkungannya.
2. Faktor usia
Disamping faktor lingkungan dan sosiokultural juga terdapat
faktor usia, dimana fartor usia ini juga berperan penting dalam
kemampuan berbahasa. Mengingat usia Gibran Gautama yang
masih berusia empat tahun jadi wajar jika faktor usia juga
berpengaruh ketika Gibran berbahasa tidak lancar dan terbatabata
19. Simpulan
Dalam kutipan dialog yang dilakukan oleh Gibran
Gautama seorang anak berusia empat tahun di atas terjadi tiga
perubahan bunyi yaitu netralisasi, monoftongisasi dan
zeroisasi. Namun perubahan-perubahan bunyi itu masih
tergolong dalam lingkup perubahan fonetis, karena perubahan
yang ia lakukan tidak sampai membedakan makna atau
mengubah identitas fonem. Maka bunyi tersebut masih
merupakan alofon atau varian bunyi dari fonem yang sama.
Selain itu bunyi pengiring yang terdengar atau yang
dilakukan oleh Gibran hanyalah bunyi pengiring palatalisasi
saja. Jadi, kesalahan pelafalan bunyi yang dilakukan oleh
Gibran Gautama masih dalam batas kewajaran, mengingat
usianya yang masih empat tahun. Dimana pada usia tersebut
kemampuan sistem tentunya masih belum sempurna serta
pengetahuan bahasanya masih dipengaruhioleh lingkungan
yang berada di sekitarnya.