SlideShare a Scribd company logo
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 1
A. JUDUL
Laporan Praktikum Pembuatan Preparat Mikroteknik Tumbuhan
B. WAKTU PELAKSANAAN
No. Hari, Tanggal Waktu Tempat
1.
20 September – 17
Desember 2014
07.00 – 09.30 WIB
(dan di luar jam
kuliah)
Laboratorium Struktur
Tumbuhan JICA
C. TUJUAN
1. Mengenal alat-alat dan bahan-bahan pembuatan preparat awetan
tumbuhan.
2. Mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan preparat awetan
tumbuhan.
3. Mengetahui macam-macam metode pembuatan preparat tumbuhan.
4. Mempersiapkan organ atau jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah.
D. DASAR TEORI
Mikroteknik adalah salah satu mata kuliah yang bertujuan
mempersiapkan organ atau bagian jaringan tumbuhan ataupun hewan untuk
dapat diamati dan ditelaah. Sedangkan menurut Amar (2008), mikroteknik
adalah ilmu yang akan mempelajari metode atau prosedur pembuatan preparat
mikroskopis. Penelaahan dilakukan menggunakan mikroskop karena struktur
jaringan secara terperinci tidak dapat dilihat langsung dengan menggunakan
mata telanjang.
Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat awetan
secara mikroskopis yang tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai
untuk memahami secara menyeluruh mengenai mikroteknik. Pemahaman
secara aplikatif adalah hal utama yang perlu ditekankan dalam rangka
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 2
memahami proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan
alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan preparat mikroskopis.
Adapun metode yang secara umum digunakan dalam mikroteknik
adalah sebagai berikut :
1. Sediaan utuh (Whole mounts).
2. Sediaan irisan (Sectioning).
3. Sediaan uraian (Teasing).
4. Sediaan ulasan (Smearing).
Selain itu, dikenal pula beberapa metode lain seperti :
1. Sediaan rentang (Spreading preparation).
2. Sediaan gosok - sediaan remasan (Squash).
3. Sediaan Supravital
E. ALAT DAN BAHAN
Tabel E.1. Alat-alat
No. Nama Alat Jumlah
1. Silet 3 Buah
2. Botol vial 5 Buah
3. Pipet 3 Buah
4. Cawan Petri 2 Buah
5. Aspirator 1 Buah
6. Botol plastik kecil 15 Buah
7. Oven 1 Buah
8. Gelas beker besar & kecil 3 Buah
9. Logam blok 2 Pasang
10. Gelas ukur 2 Buah
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 3
11. Corong 1 Buah
12. Sonde 2 Buah
13. Mikrotom 1 buah
14. Baki pita 1 Buah
15. Kuas 2 Buah
16. Objek glass 1 pack
17. Cover glass 1 pack
18. Hot plate 1 buah
19. Staining jar 20 Buah
20. Mikroskop 1 Buah
21. Camera digital 1 Buah
Tabel E.2. Bahan-bahan
No. Nama Bahan Jumlah
1. Aquadest 5 Liter
2. Formalin (konsentrasi 5%) 500 Liter
3. Sabun 1,25 Kilogram
4. Alkohol absolute 5 Liter
5. Alkohol bertingkat (konsentrasi 30% -
95%)
1 Liter
6. Parafin keras 500 gram
7. Parafin lunak 500 gram
8. Hauft 200 gram
9. Entelan 200 gram
10. Xilol 5 Liter
11. Pewarna Fast Green 1 Liter
12. Alkohol bertingkat (konsentrasi 50% -
96%)
1 Liter
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 4
F. LANGKAH KERJA
Tabel F.1. Langkah Kerja
No. Tahap Penjelasan Foto Hasil Pengamatan
1. Pemotongan
Organ
Pemotongan organ dilakukan
dengan menggunakan jari
tangan sebagai alasnya agar
lebih hati-hati dan hasil
pemotongannya rata.
Gambar F.1.1 Pemotongan
organ
(Dok. Kelompok 2, 2014)
2. Fiksasi Fiksasi dengan memasukan
organ pada botol vial yang
sudah diisi larutan FAA, dan
diamkan minimal selama 24
jam.
Gambar F.1.2 Fiksasi organ
(Dok. Kelompok 2, 2014)
3. Aspirasi Aspirasi, pengeluaran udara
dalam jaringan dengan
menggunakan Aspirator.
Gambar F.1.3 Aspirasi
(Dok. Kelompok 2, 2014)
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 5
4. Dehidrasi Dehidrasi bertujuan untuk
pengeluaran air dalam
jaringan dengan mengganti
larutan 2 jam sekali dari
tahapan alkohol bertingkat
mulai dari alkohol 50% - 60 %
- 70 % - 80 % - 90 % - 100 %
- 100 % - xylol : alkohol 1 : 1
- xylol murni
Gambar F.1.4 Dehidrasi
(Dok. Kelompok 2, 2014)
5. Infiltrasi Infiltrasi ( penyimpanan organ
dalam minyak parafin dalam
oven).
Gambar F.1.5 Infiltrasi
(Dok. Kelompok 2, 2014)
6. Penanaman
(Embeding)
Penanaman organ (Embeding)
di dalam balok logam dengan
menggunakan parafin
berbentuk balok.
Gambar F.1.6 Penanaman
(Dok. Kelompok 2, 2014)
7. Penyayatan
organ
Penyayatan blok organ
menggunakan mikrotom
sehingga menghasilkan pita
organ.
Gambar F.1.7 Penyayatan
(Dok. Kelompok 2, 2014)
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 6
8. Penempelan
Penempelan pita organ pada
objek glass yang telah diberi
aquades, setelah itu
dipanaskan di parafin heater.
Gambar F.1.8 Penempelan
(Dok. Kelompok 2, 2014)
9. Pewarnaan
Pewarnaan jaringan yang telah
ditempel pada ojek glass
menggunakan pewarna fast
green.
Gambar F.1.9 Pewarnaan
(Dok. Kelompok 2, 2014)
10. Penutupan
Penutupan preparat dengan
cover glass menggunakan
entelan.
Gambar F.1.10 Penutupan
preparat
(Dok. Kelompok 2, 2014)
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 7
G. HASIL PENGAMATAN
Tabel G.1. Tabel hasil pengamatan batang muda Ricinus sp dan akar muda Zea mays
No. Keterangan Hasil bagus Hasil gagal
1. Nama : Preparat Batang Muda
Ricinus sp
Perbesaran : (10 x 10) kali
Pewarnaan : Fast Green
Gambar 1. A. Batang Muda Ricinus sp
Sumber : dok. Pribadi 2014
Gambar 1. B. Batang Muda Ricinus sp
Sumber : dok. Pribadi 2014
2. Nama : Preparat Akar Muda
Zea mays
Perbesaran : (10 x 10) kali
Pewarnaan : Fast Green
Gambar 2. A. Akar Muda Zea mays
Sumber : dok. Pribadi 2014
Gambar 2. A. Akar Muda Zea mays
Sumber : dok. Pribadi 2014
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 8
Tabel G.2. Tabel perbandingan tampak luar
Kelebihan Kekurangan
Kekurangan dari pembuatan preparat ini :
- Warna kurang bagus, tidak merata
- Penutupan dengan cover glass tidak hati hati,
sehingga terdapat gelembung.
Kelebihan dari pembuatan preparat ini :
- Warna sudah baik dan terlihat rata
- Penutupan dilakukan dengan baik, sehingga tidak
adanya gelembung.
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 9
H. PEMBAHASAN
Pada pembuatan preparat batang muda Ricinnus sp tidak semuanya
berhasil, hasilnya tidak ada yang utuh dalam satu penampang. Kekurangan
pada preparat batang muda Ricinnus sp ini adalah bagian berkas pembuluh
floemnya robek secara merata, tapi bagian epidermis dan parenkimnya utuh.
Ini menandakan bahwa tidak ada kaitannya dengan kesalahan proses
aspirasi/selanjutanya, tapi ini kesalahan dalam waktu fiksasi yang tidak terasa.
Bisa saja organ terpegang dan merussak bagian berkas pembuluh tersebut.
Berkas pembuluh pada batang muda memiliki dinding yang sangat tipis jadi
sangat rentan untuk rusak ketika sedikit saja tersentuh oleh tangan kita. Itulah
mengapa hasil preparat kita memiliki kerusakan pada bagian berkas
pembuluh. Tapi preparat ini termasuk dalam kategori utuh, karena bagian lain
mulai dari epidermis luar memang benar-benar utuh berbeda dengan preparat
gagal, yang memang pada bagian parenkimnya juga robek dan hancur.
Sedangkan, pada pembuatan preparat akar Zea mays, hampir semuanya
utuh. Hanya saja terdapat robekan pada bagian epidermis dan juga pembuluh.
Sama dengan batang muda Ricinnus sp. Pada preparat yang gagal, kegagalan
terbukti pada robeknya bagian epidermis sampai korteks pada bagian-bagian
tertentu, ditambah pewarnaan yang kurang menyerap karena akar zea mays
memiliki banyak lignin dan lebih menyerap warna safranin dibandingkan fast
green. Jadi pada pewarnaan, agar fast greennya lebih menyerap maka
lakukanlah perendaman lebih lama.
I. KESIMPULAN
Dari praktikum pembuatan preparat mikroteknik tumbuhan yang telah
kami buat, ada beberapa kesalahan dalam proses pembuatan preparat yang
dapat mengakibatkan hasil preparat yang tidak sempurna. Diantaranya pada
proses fiksasi, jika objek yang akan digunakan tersentuh oleh tangan maka
dapat berakibat rusaknya jaringan dari tumbuhan tersebut. Juga dalam proses
pewarnaan yang membutuhkan waktu relatif lebih lama untuk preparat akar
Zea mays.
Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 10
DAFTAR PUSTAKA
Elisa. 2011. Mikroteknik [online]. Tersedia di : http://elisa.ugm.ac.id/user/archive.
Diakses pada tanggal, 23 Desember 2014.

More Related Content

Similar to Laporan_Praktikum_Mikroteknik_Tumbuhan.docx

Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013
donna nida
 
MODUL PRAKTIK BIOLOGI Kelas X
MODUL PRAKTIK BIOLOGI Kelas XMODUL PRAKTIK BIOLOGI Kelas X
MODUL PRAKTIK BIOLOGI Kelas X
Komarudin Muhamad Zaelani
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
dewisetiyana52
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
Febrina Tentaka
 
RPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docx
RPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docxRPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docx
RPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docx
ISMALIZABINTIISHAKMo
 
PKM Hibah Mahasiswa
PKM Hibah MahasiswaPKM Hibah Mahasiswa
PKM Hibah Mahasiswa
iankurniawan019
 
Proposal kedelai
Proposal kedelaiProposal kedelai
Proposal kedelai
Operator Warnet Vast Raha
 
Buku pedoman kk blok 2.6 tahun 2019 seri keterampilan sputum 2
Buku pedoman kk blok 2.6 tahun 2019   seri keterampilan sputum 2Buku pedoman kk blok 2.6 tahun 2019   seri keterampilan sputum 2
Buku pedoman kk blok 2.6 tahun 2019 seri keterampilan sputum 2
ihsanotriami
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBISIDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
Josua Sitorus
 
Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314
Sri Hidayatun
 
Bab 4 fotosintesis
Bab 4 fotosintesisBab 4 fotosintesis
Bab 4 fotosintesis
Ana Onana
 
Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314
Sri Hidayatun
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
AgathaHaselvin
 
Laporan pdf
Laporan pdfLaporan pdf
Laporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigenLaporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigenSumayyah Nida Azizah
 
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XIIMODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
syahriaabhar
 
Daftar_Praktikum_Biologi_Kelas_XI_IPA_se.docx
Daftar_Praktikum_Biologi_Kelas_XI_IPA_se.docxDaftar_Praktikum_Biologi_Kelas_XI_IPA_se.docx
Daftar_Praktikum_Biologi_Kelas_XI_IPA_se.docx
Lidiaamsari
 
Proposal kedelai
Proposal kedelaiProposal kedelai
Proposal kedelai
Operator Warnet Vast Raha
 
Praktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang HijauPraktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang HijauAngga Oktyashari
 

Similar to Laporan_Praktikum_Mikroteknik_Tumbuhan.docx (20)

Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013Modul praktikum-bioteknologi-2013
Modul praktikum-bioteknologi-2013
 
MODUL PRAKTIK BIOLOGI Kelas X
MODUL PRAKTIK BIOLOGI Kelas XMODUL PRAKTIK BIOLOGI Kelas X
MODUL PRAKTIK BIOLOGI Kelas X
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 
RPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docx
RPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docxRPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docx
RPT KBAT BIO T4 2022 BM 1.docx
 
PKM Hibah Mahasiswa
PKM Hibah MahasiswaPKM Hibah Mahasiswa
PKM Hibah Mahasiswa
 
Proposal kedelai
Proposal kedelaiProposal kedelai
Proposal kedelai
 
Buku pedoman kk blok 2.6 tahun 2019 seri keterampilan sputum 2
Buku pedoman kk blok 2.6 tahun 2019   seri keterampilan sputum 2Buku pedoman kk blok 2.6 tahun 2019   seri keterampilan sputum 2
Buku pedoman kk blok 2.6 tahun 2019 seri keterampilan sputum 2
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBISIDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
 
Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314
 
Bab 4 fotosintesis
Bab 4 fotosintesisBab 4 fotosintesis
Bab 4 fotosintesis
 
Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314Rpp xii 1 1314
Rpp xii 1 1314
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
 
Laporan pdf
Laporan pdfLaporan pdf
Laporan pdf
 
Laporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigenLaporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigen
 
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XIIMODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
MODUL UJIAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XII
 
Daftar_Praktikum_Biologi_Kelas_XI_IPA_se.docx
Daftar_Praktikum_Biologi_Kelas_XI_IPA_se.docxDaftar_Praktikum_Biologi_Kelas_XI_IPA_se.docx
Daftar_Praktikum_Biologi_Kelas_XI_IPA_se.docx
 
Proposal kedelai
Proposal kedelaiProposal kedelai
Proposal kedelai
 
Praktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang HijauPraktikum Biji Kacang Hijau
Praktikum Biji Kacang Hijau
 

More from AgathaHaselvin

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
AgathaHaselvin
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
AgathaHaselvin
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
AgathaHaselvin
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
AgathaHaselvin
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
AgathaHaselvin
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
AgathaHaselvin
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
AgathaHaselvin
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
AgathaHaselvin
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
AgathaHaselvin
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
AgathaHaselvin
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
AgathaHaselvin
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
AgathaHaselvin
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
AgathaHaselvin
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
AgathaHaselvin
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
AgathaHaselvin
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
AgathaHaselvin
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
AgathaHaselvin
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
AgathaHaselvin
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
AgathaHaselvin
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
AgathaHaselvin
 

More from AgathaHaselvin (20)

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
 

Laporan_Praktikum_Mikroteknik_Tumbuhan.docx

  • 1. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 1 A. JUDUL Laporan Praktikum Pembuatan Preparat Mikroteknik Tumbuhan B. WAKTU PELAKSANAAN No. Hari, Tanggal Waktu Tempat 1. 20 September – 17 Desember 2014 07.00 – 09.30 WIB (dan di luar jam kuliah) Laboratorium Struktur Tumbuhan JICA C. TUJUAN 1. Mengenal alat-alat dan bahan-bahan pembuatan preparat awetan tumbuhan. 2. Mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan preparat awetan tumbuhan. 3. Mengetahui macam-macam metode pembuatan preparat tumbuhan. 4. Mempersiapkan organ atau jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah. D. DASAR TEORI Mikroteknik adalah salah satu mata kuliah yang bertujuan mempersiapkan organ atau bagian jaringan tumbuhan ataupun hewan untuk dapat diamati dan ditelaah. Sedangkan menurut Amar (2008), mikroteknik adalah ilmu yang akan mempelajari metode atau prosedur pembuatan preparat mikroskopis. Penelaahan dilakukan menggunakan mikroskop karena struktur jaringan secara terperinci tidak dapat dilihat langsung dengan menggunakan mata telanjang. Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat awetan secara mikroskopis yang tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami secara menyeluruh mengenai mikroteknik. Pemahaman secara aplikatif adalah hal utama yang perlu ditekankan dalam rangka
  • 2. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 2 memahami proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan preparat mikroskopis. Adapun metode yang secara umum digunakan dalam mikroteknik adalah sebagai berikut : 1. Sediaan utuh (Whole mounts). 2. Sediaan irisan (Sectioning). 3. Sediaan uraian (Teasing). 4. Sediaan ulasan (Smearing). Selain itu, dikenal pula beberapa metode lain seperti : 1. Sediaan rentang (Spreading preparation). 2. Sediaan gosok - sediaan remasan (Squash). 3. Sediaan Supravital E. ALAT DAN BAHAN Tabel E.1. Alat-alat No. Nama Alat Jumlah 1. Silet 3 Buah 2. Botol vial 5 Buah 3. Pipet 3 Buah 4. Cawan Petri 2 Buah 5. Aspirator 1 Buah 6. Botol plastik kecil 15 Buah 7. Oven 1 Buah 8. Gelas beker besar & kecil 3 Buah 9. Logam blok 2 Pasang 10. Gelas ukur 2 Buah
  • 3. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 3 11. Corong 1 Buah 12. Sonde 2 Buah 13. Mikrotom 1 buah 14. Baki pita 1 Buah 15. Kuas 2 Buah 16. Objek glass 1 pack 17. Cover glass 1 pack 18. Hot plate 1 buah 19. Staining jar 20 Buah 20. Mikroskop 1 Buah 21. Camera digital 1 Buah Tabel E.2. Bahan-bahan No. Nama Bahan Jumlah 1. Aquadest 5 Liter 2. Formalin (konsentrasi 5%) 500 Liter 3. Sabun 1,25 Kilogram 4. Alkohol absolute 5 Liter 5. Alkohol bertingkat (konsentrasi 30% - 95%) 1 Liter 6. Parafin keras 500 gram 7. Parafin lunak 500 gram 8. Hauft 200 gram 9. Entelan 200 gram 10. Xilol 5 Liter 11. Pewarna Fast Green 1 Liter 12. Alkohol bertingkat (konsentrasi 50% - 96%) 1 Liter
  • 4. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 4 F. LANGKAH KERJA Tabel F.1. Langkah Kerja No. Tahap Penjelasan Foto Hasil Pengamatan 1. Pemotongan Organ Pemotongan organ dilakukan dengan menggunakan jari tangan sebagai alasnya agar lebih hati-hati dan hasil pemotongannya rata. Gambar F.1.1 Pemotongan organ (Dok. Kelompok 2, 2014) 2. Fiksasi Fiksasi dengan memasukan organ pada botol vial yang sudah diisi larutan FAA, dan diamkan minimal selama 24 jam. Gambar F.1.2 Fiksasi organ (Dok. Kelompok 2, 2014) 3. Aspirasi Aspirasi, pengeluaran udara dalam jaringan dengan menggunakan Aspirator. Gambar F.1.3 Aspirasi (Dok. Kelompok 2, 2014)
  • 5. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 5 4. Dehidrasi Dehidrasi bertujuan untuk pengeluaran air dalam jaringan dengan mengganti larutan 2 jam sekali dari tahapan alkohol bertingkat mulai dari alkohol 50% - 60 % - 70 % - 80 % - 90 % - 100 % - 100 % - xylol : alkohol 1 : 1 - xylol murni Gambar F.1.4 Dehidrasi (Dok. Kelompok 2, 2014) 5. Infiltrasi Infiltrasi ( penyimpanan organ dalam minyak parafin dalam oven). Gambar F.1.5 Infiltrasi (Dok. Kelompok 2, 2014) 6. Penanaman (Embeding) Penanaman organ (Embeding) di dalam balok logam dengan menggunakan parafin berbentuk balok. Gambar F.1.6 Penanaman (Dok. Kelompok 2, 2014) 7. Penyayatan organ Penyayatan blok organ menggunakan mikrotom sehingga menghasilkan pita organ. Gambar F.1.7 Penyayatan (Dok. Kelompok 2, 2014)
  • 6. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 6 8. Penempelan Penempelan pita organ pada objek glass yang telah diberi aquades, setelah itu dipanaskan di parafin heater. Gambar F.1.8 Penempelan (Dok. Kelompok 2, 2014) 9. Pewarnaan Pewarnaan jaringan yang telah ditempel pada ojek glass menggunakan pewarna fast green. Gambar F.1.9 Pewarnaan (Dok. Kelompok 2, 2014) 10. Penutupan Penutupan preparat dengan cover glass menggunakan entelan. Gambar F.1.10 Penutupan preparat (Dok. Kelompok 2, 2014)
  • 7. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 7 G. HASIL PENGAMATAN Tabel G.1. Tabel hasil pengamatan batang muda Ricinus sp dan akar muda Zea mays No. Keterangan Hasil bagus Hasil gagal 1. Nama : Preparat Batang Muda Ricinus sp Perbesaran : (10 x 10) kali Pewarnaan : Fast Green Gambar 1. A. Batang Muda Ricinus sp Sumber : dok. Pribadi 2014 Gambar 1. B. Batang Muda Ricinus sp Sumber : dok. Pribadi 2014 2. Nama : Preparat Akar Muda Zea mays Perbesaran : (10 x 10) kali Pewarnaan : Fast Green Gambar 2. A. Akar Muda Zea mays Sumber : dok. Pribadi 2014 Gambar 2. A. Akar Muda Zea mays Sumber : dok. Pribadi 2014
  • 8. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 8 Tabel G.2. Tabel perbandingan tampak luar Kelebihan Kekurangan Kekurangan dari pembuatan preparat ini : - Warna kurang bagus, tidak merata - Penutupan dengan cover glass tidak hati hati, sehingga terdapat gelembung. Kelebihan dari pembuatan preparat ini : - Warna sudah baik dan terlihat rata - Penutupan dilakukan dengan baik, sehingga tidak adanya gelembung.
  • 9. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 9 H. PEMBAHASAN Pada pembuatan preparat batang muda Ricinnus sp tidak semuanya berhasil, hasilnya tidak ada yang utuh dalam satu penampang. Kekurangan pada preparat batang muda Ricinnus sp ini adalah bagian berkas pembuluh floemnya robek secara merata, tapi bagian epidermis dan parenkimnya utuh. Ini menandakan bahwa tidak ada kaitannya dengan kesalahan proses aspirasi/selanjutanya, tapi ini kesalahan dalam waktu fiksasi yang tidak terasa. Bisa saja organ terpegang dan merussak bagian berkas pembuluh tersebut. Berkas pembuluh pada batang muda memiliki dinding yang sangat tipis jadi sangat rentan untuk rusak ketika sedikit saja tersentuh oleh tangan kita. Itulah mengapa hasil preparat kita memiliki kerusakan pada bagian berkas pembuluh. Tapi preparat ini termasuk dalam kategori utuh, karena bagian lain mulai dari epidermis luar memang benar-benar utuh berbeda dengan preparat gagal, yang memang pada bagian parenkimnya juga robek dan hancur. Sedangkan, pada pembuatan preparat akar Zea mays, hampir semuanya utuh. Hanya saja terdapat robekan pada bagian epidermis dan juga pembuluh. Sama dengan batang muda Ricinnus sp. Pada preparat yang gagal, kegagalan terbukti pada robeknya bagian epidermis sampai korteks pada bagian-bagian tertentu, ditambah pewarnaan yang kurang menyerap karena akar zea mays memiliki banyak lignin dan lebih menyerap warna safranin dibandingkan fast green. Jadi pada pewarnaan, agar fast greennya lebih menyerap maka lakukanlah perendaman lebih lama. I. KESIMPULAN Dari praktikum pembuatan preparat mikroteknik tumbuhan yang telah kami buat, ada beberapa kesalahan dalam proses pembuatan preparat yang dapat mengakibatkan hasil preparat yang tidak sempurna. Diantaranya pada proses fiksasi, jika objek yang akan digunakan tersentuh oleh tangan maka dapat berakibat rusaknya jaringan dari tumbuhan tersebut. Juga dalam proses pewarnaan yang membutuhkan waktu relatif lebih lama untuk preparat akar Zea mays.
  • 10. Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 10 DAFTAR PUSTAKA Elisa. 2011. Mikroteknik [online]. Tersedia di : http://elisa.ugm.ac.id/user/archive. Diakses pada tanggal, 23 Desember 2014.