Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proses persepsi holistik wajah termasuk pengenalan wajah dan persepsi daya tarik wajah dalam konteks psikologi kognitif dan prostodontik.
2. Model multidimensi ruang wajah digunakan untuk memahami persepsi daya tarik senyum dan karakteristik berdasarkan jenis kelamin.
3. Implikasi klinis dari pemahaman tersebut
3. Wajah manusia mengandung banyak informasi tentang seseorang, dimana
ketika seseorang sedang mengamati dan secara sadar dapat menilai daya tarik wajah
tersebut
Awal mula
revolusi
estetika di
Prostodontik
1900
JL Wiliams
Teknik ini digunakan → memudahkan dokter gigi dalam memilih ukuran dan bentuk gigi
dengan wax rim sat melakukan perawatan gigi tiruan lengkap
4. • Gigi tiruan yang terlihat alami & menarik dapat berperan penting dalam
meningkatkan citra pribadi seseorang
• Dalam proses penelitian wajah, wajah diangap pengabung fitur-fiturnya yang
disebut → persepsi “keseluruhan” atau “ holistic”
• Namun, persepsi holistik ini kurang memuaskan terhadap hasil penelitian
prostodontik padahal penting bagi klinisi mengenai restorasi estetik untuk
memahami proses holistik pengenalan wajah dan persepsi daya tarik wajah
• Oleh karena itu, tujuan dari jurnal ini adalah untuk meninjau proses holistic
pengenalan wajah dan persepsi tentang daya tarik wajah dan senyum
6. Literatur ini akan membahas proses persepsi holistic
wajah, termasuk inversi & efek komposit, serta model wajah
secara multidimensi, daya tarik wajah, meninjau parameter
senyum dan mengalisis asal usul kanon artistik
8. Pareidolia Wajah
Melihat berbagai wajah pada suatu objek atau non objek
Seseorang yang mengalami
pareidolia, ada keterlibatan visual
dengan pemrosesan wajah daripada
ketika objek biasa terlihat.
9. Proses Holistik Pengenalan Wajah
Efek dari penelitian Peter Thompson → pemrosesan holistic otak berasal
dari seluruh wajah dibandingkan setiap fitur individu, yang ,memungkinkan
pengenalan wajah dapat dinterpretasikan secara instan dan emosional
10. Neurosains Pengenalan Wajah
❖ Pada abad ke-19 adanya laporan pasien mengenai kesulitanya dalam
mengenali wajah orang-orang yang disebut → sindrom neurologis
(prosopagnosia)
❖ Prosopagnosia terjadi akibat → Fusiform Face Area gagal bekerja sehinga
pasien sulit untuk mengenali wajah
❖ Walaupun sulit, pasien ini masih dapat mengenali wajah yang dikenalnya,
tetapi perlu bekerja lebih keras → mengandalkan ciri khas wajah / suara dan
gaya rambut
11. Multidimensi Model Face-Space
o Konsep multidimensi model face-space → mempresentasikan wajah sesuai dengan sifat
yang dirasakan sehingga → dasar teori modern dalam pemrosesan wajah
o Dimensi face-space diasumsikan dapat membedakan wajah seperti tinggi kepala, lebar
wajah, jarak antara mata, usia, atau maskulinitas. Lalu seluruh dimensi akan
direpresentasikan oleh model center of face-space secara sentral
o Oleh karena itu, wajah akan dibedakan yang dekat dengan pusat disebut wajah “tipikal”,
sedangkan yang jauh dari pusat “atipikal”
12. Daya Tarik Wajah
Dimorfisme seksual → seberapa khasnya wajah perempuan / laki-laki yang
dikaitkan dengan daya tarik
- Efek feminitas pada
wajah perempuan
menunjukan →
keterkaitan dengan
kesuburan, kemudaan,
dan kesehatan
- Efek maskulinisasi →
mata yang lebih sipit, alis
yang tebal, tulang hidung
yang tinggi dengan
lubang hidung yang
sempit, mulut yang lebih
sempit dan rahang serta
dagu yang lebih besar
dan berbentuk persegi
Perempuan Laki-laki
13. Daya Tarik Wajah
Fitur lain yang dikaitkan
dengan daya tarik
Fitur Neonatus Fitur Kematangan Fitur Ekspresif
15. Daya tarik wajah dan senyum adalah subjek yang mendasar dalam
kedokteran gigi dengan literatur yang banyak dan multidisiplin
- Literatur ini sebagian besar membahas korelasi yang ditetapkan untuk perameter
senyum yang berasal dari kelompok budaya yang berbeda
- Parameter senyum diklasifikasikan → mikroestetik, mini estetik, dan makro estetik
16. Implikasi Klinis & Penelitian Prostodontik
• Model ruang wajah dalam psikologi kognitif telah menjadi dasar
dalam pengenalan wajah dalam penelitian tentang daya tarik
• Model ini → menjelaskan kepada prostodontis tentang persepsi daya
tarik senyum diantara orang awam & spesialisasi gigi
17. Implikasi Klinis & Penelitian Prostodontik
• Diperlukan alat untuk menilai senyum yang serupa dengan yang
digunakan dalam penelitian ilmu saraf kognitif→ Alat augmented reality
• Model face – space digunakan untuk → meneliti teori rata-rata yang
berkaitan dengan → daya tarik senyum, aspek lain seperti hipotesis
karakteristik berdasarkan jenis kelamin.
19. • Pengenalan wajah dianggap sebagai penggabungan yang disebut →
persepsi “utuh” atau “holistic”
• Wajah laki-laki rata-rata lebih dominan → fitur responsive & fitur neonates,
sedangkan wajah wanita dominan → fitur feminism, neonates, responsive, &
beberapa fitur dewasa
• Daya tarik wajah dalam literatur gigi sebagian besar dikhususkan untuk
estetika senyum. Namun, adanya persepsi holistik dari pengenalan wajah
dan sifat subjektif dari daya tarik wajah, besarnya efek parameter senyum
masing-masing individu pada daya tarik senyum dan wajah menjadi kurang
jelas
• Penggunaan multidimensi model face-space dengan alat augmented reality,
telah disarankan berfungsi dalam penelitian analisis senyum gigi
20. Daftar Pustaka
1. Hamad K.Q. I See Faces! A Review on Face Perception and Attractiveness with a Prosthodontic Peek at
Cognitive Psychology. Journal of Prosthodontics. 2021. 31(7): 1-9
2. Anand V., P S The dynamics of pink and white esthetics in complete denture. Journal of Advanced Clinical and
Research Insights. 2019. 6(3):78-82.
3. W James dan Simonyi D. The “parts and wholes” of face recognition: a review of the literature. Q J Exp Psychol
(Hove). 2016; 69(10):1876-1889.
4. Zhou L.F, Meng M. Do you see the “face”? Individual differences in face pareidolia. Journal of Pacific Rim
Psychology. 2020; 14. https://doi.org/10.1017/prp.2019.27
5. Civile, C., McLaren, R.P.,dan McLaren, I.P.L. The Face Inversion Effect – Parts and wholes:Individual features
and their configuration. Quarterly Journal of Experimental Psychology. 2014 ; 67(4) : 728-746
6. Rossion B, Hanseeuw B, Dricot L: Defining face perception
areas in the human brain: a large-scale factorial fMRI face
localizer analysis. Brain Cogn 2012;79:138-157
7. Albonico A, and Barton J. Progress in perceptual research: the case of prosopagnosia. F1000Research. 2019;
8:765
8. Valentine T, Lewis MB, and Hills PJ. Face-space: A unifying concept in face recognition research. Journal of
experimental psychology. 2016;69:1996-2019
9. Zhang Y, Kong F, Zhong Y, Kou H. Personality manipulations: Do they modulate facial attractiveness ratings?.
Elsevier. 2014;70:80-84
10.Foo YZ, Simmons LW, Rhodes G. Predictors of facial attractiveness and health in humans. Sci Rep. 2017.