SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
TEORI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK
Diampu oleh:
Drs. Kurniana Bektiningsih, M.Pd.
Selaku Dosen Psikologi Pendidikan
Teori Behaviorisme adalah suatu aliran yang
mempelajari bahwa hasil belajar merupakan proses
perubahan perilaku seseorang yang berfokus pada
tingkah laku manusia, akibat adanya interaksi antara
stimulus dengan respon (Skinner 1958).
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Contoh perubahan perilaku seperti:
- Anak usia 5 bulan bisa merangkak, usia 1 tahun bisa
berdiri dan berjalan karena ada pelatihan dan
pembiasaan yang sudah dilatih oleh orang tua si anak.
- Siswa dapat mengerjakan perkalian secara cepat yang
merupakan contoh dari hasil belajar yang diperoleh
secara internal dengan melalui berpikir.
A. PANDANGAN
BEHAVIORISME TENTANG
BELAJAR
1. Penguatan (reinforcement)
Penguatan (reinforcement) unsur penting di dalam belajar, karena penguatan
itu akan memperkuat perilaku. Menurut Skinner, penguatan itu ada dua
macam, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
1). Penguatan positif
Adalah sesuatu bila diperoleh akan meninggalkan probabilitas respons atau
perilaku. Respon dengan memperoleh reinforcement positif memiliki
kecenderungan bahwa respons tersebut akan diulangi.
2). Penguatan negatif
Adalah sesuatu yang apabila ditiadakan dalam akan meningkatkan
probabilitas respons. Dengan kata lain reiforcement negatif itu sebenarny
adalah merupakan hukuman (punishment).
B. PRINSIP PRINSIP BELAJAR
2. Hukuman (punishment)
Hukuman dimaksudkan untuk memperlemah atau meniadakan perilaku tertentu
dengan cara menggunakan kegiatan yang tidak diinginkan. Dalam kegiatan belajar
pemberian hadiah lebih efektif dalam mengubah perilaku seseorang daripada
dihukum. Oleh karena itu pemberian hukuman untuk memperlemah perilaku
hendaknya diterapkan secara bijak.
3. Kesegeraan pemberian penguatan
Penguatan yang diberikan segera setelah perilaku muncul, akan menimbulkan efek
terhadap perilaku yang lebih baik, dibandingkan dengan pemberian penguatan yang
diulur-ulur waktunya. Kedekatan pemberian penguatan ini merupakan bentuk balikan
segera yang dapat menimbulkan kepuasan kepda setiap orang setelah berhasil
melaksanakan tugas.
4. Jadwal pemberian penguatan (schedule of reinforcement)
Pengautan dapat diberikan secara terus-menerus atau berantara. Jika setiap respons
diikuti dengan penguatan, maka tindakan ini dinamakan pemberian penguatan secara
terus-menerus. Sebaliknya, jika sebagian respon yang mendapatkan penguatan, maka
tindakan ini dinamakan pemberian penguatan secara berantara (intermittent
reinforcement). Bagian respon yang diperkuat melalui penguatan berantara itu dapat
didasarkan pada sejumlah respon yang dibuat oleh seseorang.
5. Peranan stimulus terhadap perilaku
Ada beberapa stimulus yang mempengaruhi perilaku, yaitu: petunjuk, diskriminasi,
dan generalisasi.
A. Petunjuk
Petunjuk dinamakan stimulus antaseden karena akan memberikan informasi kepada
setiap orang mengenai perilaku apa yang akan memperoleh hadiah dan perilaku apa
yang akan mendapatkan hukuman.
B. Diskriminasi
Setiap individu telah belajar membedakan tentang kapan sebaiknya
mengajukan pertanyaan, dan kapan menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Diskriminasi dilakukan dengan cara menggunakan peunjuk,
tanda, atau informasi untuk mengetahui kapan suatu perilaku akan
memperoleh penguatan.
C. Generalisasi
Setiap orang, dan juga siswa, belejar mendiskriminasikan perilaku
diberbagai lingkungan. Agar generalisasi itu terjadi pada diri individu, maka
generalisasi tu harus direncanakan.
C. TOKOH TOKOH TEORI BEHAVIORISTIK
1. Teori Belajar Classical Conditioning
 Classical conditioning adalah sebuah teori belajar yang ditemukan
oleh Ivan Pavlov, seorang dokter asal Rusia. Pavlov mengungkapkan bahwa kita
bisa menghasilkan suatu respons dengan mengombinasikan dua stimulus;
stimulus alami dan stimulus buatan. Classical conditioning adalah sebuah teori
yang berada di dalam aliran psikologi behavioristik. Behavioristik, seperti yang
kita tau, meyakini bahwa perilaku individu disebabkan oleh pengalaman belajar
yang berbeda.
 Pavlov melakukan suatu eksperimen terhadap anjing. Anjing mengeluarkan air
liur apabila diperlihatkan makanan. Air liur yang dikeluarkan oleh anjing
merupakan sebuah stimulus (rangsangan) yang diasosiasikan dengan makanan.
 Pavlov juga menggunakan lonceng dahulu sebelum makanan diberikan.
Dengan sendirinya, air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan
dilakukan berulang-ulang, maka ketika hanya menyembunyikan
lonceng saja tanpa makanan, maka air liurpun akan keluar pula.
Makanan adalah rangsangan wajar, sedangkan lonceng adalah
rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan dilakukan berulang-ulang,
maka stimulus buatan ini akan menimbulkan kondisi air liur pada
angjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Respon Berkondisi
2. Teori Belajar Koneksionisme
 Menurut Thorndike, Koneksi yaitu asosiasi antara penginderaan dengan dorongan untuk
bertindak yakni dengan upaya menggabungkan antara penginderaan dengan perilaku. Teori
koneksionisme adalah teori belajar yang menekankan stimulus dan respon. Pada teori ini
proses perkembangan perilaku dapat diukur, di amati oleh respon pelajaran terhadap
rangsangan
 Sebagai contoh Thorndike menggunakan percobaan dengan seekor kucing. Kucing sengaja
dilaparkan dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya dapat dibuka secara
otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar tersebut tersentuh. Dalam
percobaan tersebut apabila di luar sangkar diletakkan makanan, maka kucing berusaha
untuk mencapainya dengan cara meloncat-loncat kian kemari. Dengan tidak sengaja
kucing telah menyentuh kenop, maka terbukalah pintu sangkar tersebut, dan kucing segera
lari ke tempat makan. Percobaan ini diulangi untuk beberapa kali, dan setelah kurang lebih
10 sampai dengan 12 kali, kucing baru dapat dengan sengaja menyentuh kenop tersebut
apabila di luar diletakkan makanan. Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and
error” yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba.
 Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, Thorndike, akhirnya
mengemukakan 3 Macam Hukum Belajar yaitu:
(1) Hukum Kesiapan (The Law of Readiness)
Hubungan antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan dalam
diri individu. Jika seorang ada kesiapan untuk merespon atau bertindak, maka tindakan yang
dilakukan akan memberi kepuasan dan mengakibatkan orang tersebut untuk tidak melakukan
tindakan-tindakan lain.
(2) Hukum Latihan (The Law of Exercise)
Menunjukkan bahwa stimulus dan respon akan semakin kuat manakala terus menerus dilatih
atau diulang ; sebaliknya hubungan stimulus dan respon akan semakin melemah jika tidak
pernah dilatih atau dilakukan pengulangan.
(3) Hukum Akibat (The Law of Effect)
Menunjukkan kuat lemahnya hubungan stimulus dan respon tergantung kepada akibat yang
ditimbulkan. Apabila respon yang ditimbulkan mendatangkan kesenangan, maka respon
tersebut akan dipertahankan atau diulang ; sebaliknya jika respon yang ditimbulkan adalah
hal yang tidak menyenangkan, maka respon tersebut dihentikan atau tidak diulang lagi.
3. Teori Belajar Operant Conditioning
 Operant conditioining adalah suatu metode pembelajaran menggunakan reward
(hadiah) dan punishment (hukuman) sebagai konsekuensi perilaku.
 Dalam dunia penelitian, konsep ini bisa terlihat pada tikus-tikus dalam
percobaan. Tikus tersebut ditempatkan di dalam sebuah kandang, dengan 2
buah lampu, masing-masing berwarna hijau dan merah. Lalu, di samping
lampu tersebut ada sebuah tuas. Jika menggerakkan tuas di saat lampu hijau
menyala, maka tikus akan mendapatkan makanan. Namun jika memindahkan
tuas saat lampu merah yang menyala, maka tikus akan menerima setruman
ringan.Lama-kelamaan, tikus tersebut belajar bahwa tuas hanya boleh ditarik
saat lampu hijau yang menyala dan mengabaikan tuas saat lampu merah
menyala. Hal ini menandakan bahwa tikus tersebut sudah berhasil
menghubungkan antara perilaku dan konsekuensi melalui hadiah dan hukuman
yang diterimanya.
 Pada konsep operant conditioning, terdapat komponen kunci yang
perlu dipahami, yaitu reinforcement (dukungan atau hadiah) dan
punishment (hukuman). Reinforcement adalah segala hal yang terjadi
yang dapat menguatkan suatu perilaku. Reinforcement bisa bersifat
positif maupun negatif. Kebalikan dari reinforcement, punishment
adalah segala hal yang dapat mengurangi terjadinya suatu perilaku.
Punishment juga dibagi menjadi dua, yaitu punishment positif dan
punishment negatif.
.
4. Modelling dan Observational Learning menurut Bandura
 Teori belajar Operant Conditioning yang dikembangkan oleh
Skinner menekankan dari konsekuensi perilaku & tidak memandang
pentingnya modeling, yakni meniru perilaku orang lain.Dinyatakan
pula bahwa belajar pada diri individu tidak dibentuk oleh
konsekuensi atas perilaku yang ditampilkan, tetapi belajar secara
langsung dari model.
 Bandura mengembangkan 4 Tahap melalui Pengamatan / Modeling,
yaitu: Tahap perhatian, tahap retensi, tahap reproduksi dan tahap
motivasional
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to PPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptx

Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...-Nining Syafitri
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikSeta Wicaksana
 
Teori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikTeori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikVirlinda Siska
 
Teori operant conditioning
Teori operant conditioningTeori operant conditioning
Teori operant conditioningKacong'ngah Ebok
 
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikTeori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Behavioristiktbpck
 
P3_TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK.pptx
P3_TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK.pptxP3_TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK.pptx
P3_TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK.pptxMukaromahPujiLestari
 
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristikWeek1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristikjayamartha
 
Week1-2 -teori-belajar-behavioristik
Week1-2 -teori-belajar-behavioristikWeek1-2 -teori-belajar-behavioristik
Week1-2 -teori-belajar-behavioristikjayamartha
 
Week1-2b -teori-belajar-behavioristik
Week1-2b -teori-belajar-behavioristikWeek1-2b -teori-belajar-behavioristik
Week1-2b -teori-belajar-behavioristikjayamartha
 
Pelaziman klasik dan operan
Pelaziman klasik dan operanPelaziman klasik dan operan
Pelaziman klasik dan operanembun Pagi
 
Teori Behavioris PISMP SEJ 2014.pptx
Teori Behavioris PISMP SEJ 2014.pptxTeori Behavioris PISMP SEJ 2014.pptx
Teori Behavioris PISMP SEJ 2014.pptxDzulHaziq1
 
Tori konneksionisme pp
Tori konneksionisme ppTori konneksionisme pp
Tori konneksionisme ppheri junior
 
Pandangan ahli teoris behavioris
Pandangan ahli teoris behaviorisPandangan ahli teoris behavioris
Pandangan ahli teoris behaviorisainaasri
 
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1jayamartha
 
Teori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikTeori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikzatiah
 
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUBEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUzulfi nasirotul
 
Presentation Topic 6 Psikologi
Presentation Topic 6 Psikologi Presentation Topic 6 Psikologi
Presentation Topic 6 Psikologi Jasleen Razali
 

Similar to PPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptx (20)

Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran oleh Pak La Ode Supardi, M.Pd: Te...
 
Pembelajaran
PembelajaranPembelajaran
Pembelajaran
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi Behavioristik
 
Teori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikTeori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristik
 
Teori operant conditioning
Teori operant conditioningTeori operant conditioning
Teori operant conditioning
 
Theory of teaching & learning
Theory of teaching & learningTheory of teaching & learning
Theory of teaching & learning
 
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikTeori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Behavioristik
 
P3_TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK.pptx
P3_TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK.pptxP3_TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK.pptx
P3_TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK.pptx
 
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristikWeek1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
Week1- 2 b -teori-belajar-behavioristik
 
Week1-2 -teori-belajar-behavioristik
Week1-2 -teori-belajar-behavioristikWeek1-2 -teori-belajar-behavioristik
Week1-2 -teori-belajar-behavioristik
 
Week1-2b -teori-belajar-behavioristik
Week1-2b -teori-belajar-behavioristikWeek1-2b -teori-belajar-behavioristik
Week1-2b -teori-belajar-behavioristik
 
Pelaziman klasik dan operan
Pelaziman klasik dan operanPelaziman klasik dan operan
Pelaziman klasik dan operan
 
Teori Behavioris PISMP SEJ 2014.pptx
Teori Behavioris PISMP SEJ 2014.pptxTeori Behavioris PISMP SEJ 2014.pptx
Teori Behavioris PISMP SEJ 2014.pptx
 
Tori konneksionisme pp
Tori konneksionisme ppTori konneksionisme pp
Tori konneksionisme pp
 
Pandangan ahli teoris behavioris
Pandangan ahli teoris behaviorisPandangan ahli teoris behavioris
Pandangan ahli teoris behavioris
 
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
Teori Belajar dan Pembelajaran (1 - 2) -teori-belajar-behavioristik1
 
Teori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristikTeori belajar-behavioristik
Teori belajar-behavioristik
 
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKUBEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
BEHAVIORISTIK - TEORI BELAJAR PERLAKU
 
Presentation Topic 6 Psikologi
Presentation Topic 6 Psikologi Presentation Topic 6 Psikologi
Presentation Topic 6 Psikologi
 
Learning 1
Learning 1Learning 1
Learning 1
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

PPT kelompok 8 - Teori Belajar dan Pembelajaran Behavioristik.pptx

  • 1. TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK Diampu oleh: Drs. Kurniana Bektiningsih, M.Pd. Selaku Dosen Psikologi Pendidikan
  • 2. Teori Behaviorisme adalah suatu aliran yang mempelajari bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan perilaku seseorang yang berfokus pada tingkah laku manusia, akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respon (Skinner 1958). Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Contoh perubahan perilaku seperti: - Anak usia 5 bulan bisa merangkak, usia 1 tahun bisa berdiri dan berjalan karena ada pelatihan dan pembiasaan yang sudah dilatih oleh orang tua si anak. - Siswa dapat mengerjakan perkalian secara cepat yang merupakan contoh dari hasil belajar yang diperoleh secara internal dengan melalui berpikir. A. PANDANGAN BEHAVIORISME TENTANG BELAJAR
  • 3. 1. Penguatan (reinforcement) Penguatan (reinforcement) unsur penting di dalam belajar, karena penguatan itu akan memperkuat perilaku. Menurut Skinner, penguatan itu ada dua macam, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. 1). Penguatan positif Adalah sesuatu bila diperoleh akan meninggalkan probabilitas respons atau perilaku. Respon dengan memperoleh reinforcement positif memiliki kecenderungan bahwa respons tersebut akan diulangi. 2). Penguatan negatif Adalah sesuatu yang apabila ditiadakan dalam akan meningkatkan probabilitas respons. Dengan kata lain reiforcement negatif itu sebenarny adalah merupakan hukuman (punishment). B. PRINSIP PRINSIP BELAJAR
  • 4. 2. Hukuman (punishment) Hukuman dimaksudkan untuk memperlemah atau meniadakan perilaku tertentu dengan cara menggunakan kegiatan yang tidak diinginkan. Dalam kegiatan belajar pemberian hadiah lebih efektif dalam mengubah perilaku seseorang daripada dihukum. Oleh karena itu pemberian hukuman untuk memperlemah perilaku hendaknya diterapkan secara bijak. 3. Kesegeraan pemberian penguatan Penguatan yang diberikan segera setelah perilaku muncul, akan menimbulkan efek terhadap perilaku yang lebih baik, dibandingkan dengan pemberian penguatan yang diulur-ulur waktunya. Kedekatan pemberian penguatan ini merupakan bentuk balikan segera yang dapat menimbulkan kepuasan kepda setiap orang setelah berhasil melaksanakan tugas.
  • 5. 4. Jadwal pemberian penguatan (schedule of reinforcement) Pengautan dapat diberikan secara terus-menerus atau berantara. Jika setiap respons diikuti dengan penguatan, maka tindakan ini dinamakan pemberian penguatan secara terus-menerus. Sebaliknya, jika sebagian respon yang mendapatkan penguatan, maka tindakan ini dinamakan pemberian penguatan secara berantara (intermittent reinforcement). Bagian respon yang diperkuat melalui penguatan berantara itu dapat didasarkan pada sejumlah respon yang dibuat oleh seseorang. 5. Peranan stimulus terhadap perilaku Ada beberapa stimulus yang mempengaruhi perilaku, yaitu: petunjuk, diskriminasi, dan generalisasi. A. Petunjuk Petunjuk dinamakan stimulus antaseden karena akan memberikan informasi kepada setiap orang mengenai perilaku apa yang akan memperoleh hadiah dan perilaku apa yang akan mendapatkan hukuman.
  • 6. B. Diskriminasi Setiap individu telah belajar membedakan tentang kapan sebaiknya mengajukan pertanyaan, dan kapan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Diskriminasi dilakukan dengan cara menggunakan peunjuk, tanda, atau informasi untuk mengetahui kapan suatu perilaku akan memperoleh penguatan. C. Generalisasi Setiap orang, dan juga siswa, belejar mendiskriminasikan perilaku diberbagai lingkungan. Agar generalisasi itu terjadi pada diri individu, maka generalisasi tu harus direncanakan.
  • 7. C. TOKOH TOKOH TEORI BEHAVIORISTIK 1. Teori Belajar Classical Conditioning  Classical conditioning adalah sebuah teori belajar yang ditemukan oleh Ivan Pavlov, seorang dokter asal Rusia. Pavlov mengungkapkan bahwa kita bisa menghasilkan suatu respons dengan mengombinasikan dua stimulus; stimulus alami dan stimulus buatan. Classical conditioning adalah sebuah teori yang berada di dalam aliran psikologi behavioristik. Behavioristik, seperti yang kita tau, meyakini bahwa perilaku individu disebabkan oleh pengalaman belajar yang berbeda.  Pavlov melakukan suatu eksperimen terhadap anjing. Anjing mengeluarkan air liur apabila diperlihatkan makanan. Air liur yang dikeluarkan oleh anjing merupakan sebuah stimulus (rangsangan) yang diasosiasikan dengan makanan.
  • 8.  Pavlov juga menggunakan lonceng dahulu sebelum makanan diberikan. Dengan sendirinya, air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan dilakukan berulang-ulang, maka ketika hanya menyembunyikan lonceng saja tanpa makanan, maka air liurpun akan keluar pula. Makanan adalah rangsangan wajar, sedangkan lonceng adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan dilakukan berulang-ulang, maka stimulus buatan ini akan menimbulkan kondisi air liur pada angjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Respon Berkondisi
  • 9. 2. Teori Belajar Koneksionisme  Menurut Thorndike, Koneksi yaitu asosiasi antara penginderaan dengan dorongan untuk bertindak yakni dengan upaya menggabungkan antara penginderaan dengan perilaku. Teori koneksionisme adalah teori belajar yang menekankan stimulus dan respon. Pada teori ini proses perkembangan perilaku dapat diukur, di amati oleh respon pelajaran terhadap rangsangan  Sebagai contoh Thorndike menggunakan percobaan dengan seekor kucing. Kucing sengaja dilaparkan dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya dapat dibuka secara otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar tersebut tersentuh. Dalam percobaan tersebut apabila di luar sangkar diletakkan makanan, maka kucing berusaha untuk mencapainya dengan cara meloncat-loncat kian kemari. Dengan tidak sengaja kucing telah menyentuh kenop, maka terbukalah pintu sangkar tersebut, dan kucing segera lari ke tempat makan. Percobaan ini diulangi untuk beberapa kali, dan setelah kurang lebih 10 sampai dengan 12 kali, kucing baru dapat dengan sengaja menyentuh kenop tersebut apabila di luar diletakkan makanan. Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and error” yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba.
  • 10.  Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, Thorndike, akhirnya mengemukakan 3 Macam Hukum Belajar yaitu: (1) Hukum Kesiapan (The Law of Readiness) Hubungan antara stimulus dan respon akan mudah terbentuk manakala ada kesiapan dalam diri individu. Jika seorang ada kesiapan untuk merespon atau bertindak, maka tindakan yang dilakukan akan memberi kepuasan dan mengakibatkan orang tersebut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan lain. (2) Hukum Latihan (The Law of Exercise) Menunjukkan bahwa stimulus dan respon akan semakin kuat manakala terus menerus dilatih atau diulang ; sebaliknya hubungan stimulus dan respon akan semakin melemah jika tidak pernah dilatih atau dilakukan pengulangan. (3) Hukum Akibat (The Law of Effect) Menunjukkan kuat lemahnya hubungan stimulus dan respon tergantung kepada akibat yang ditimbulkan. Apabila respon yang ditimbulkan mendatangkan kesenangan, maka respon tersebut akan dipertahankan atau diulang ; sebaliknya jika respon yang ditimbulkan adalah hal yang tidak menyenangkan, maka respon tersebut dihentikan atau tidak diulang lagi.
  • 11. 3. Teori Belajar Operant Conditioning  Operant conditioining adalah suatu metode pembelajaran menggunakan reward (hadiah) dan punishment (hukuman) sebagai konsekuensi perilaku.  Dalam dunia penelitian, konsep ini bisa terlihat pada tikus-tikus dalam percobaan. Tikus tersebut ditempatkan di dalam sebuah kandang, dengan 2 buah lampu, masing-masing berwarna hijau dan merah. Lalu, di samping lampu tersebut ada sebuah tuas. Jika menggerakkan tuas di saat lampu hijau menyala, maka tikus akan mendapatkan makanan. Namun jika memindahkan tuas saat lampu merah yang menyala, maka tikus akan menerima setruman ringan.Lama-kelamaan, tikus tersebut belajar bahwa tuas hanya boleh ditarik saat lampu hijau yang menyala dan mengabaikan tuas saat lampu merah menyala. Hal ini menandakan bahwa tikus tersebut sudah berhasil menghubungkan antara perilaku dan konsekuensi melalui hadiah dan hukuman yang diterimanya.
  • 12.  Pada konsep operant conditioning, terdapat komponen kunci yang perlu dipahami, yaitu reinforcement (dukungan atau hadiah) dan punishment (hukuman). Reinforcement adalah segala hal yang terjadi yang dapat menguatkan suatu perilaku. Reinforcement bisa bersifat positif maupun negatif. Kebalikan dari reinforcement, punishment adalah segala hal yang dapat mengurangi terjadinya suatu perilaku. Punishment juga dibagi menjadi dua, yaitu punishment positif dan punishment negatif.
  • 13. . 4. Modelling dan Observational Learning menurut Bandura  Teori belajar Operant Conditioning yang dikembangkan oleh Skinner menekankan dari konsekuensi perilaku & tidak memandang pentingnya modeling, yakni meniru perilaku orang lain.Dinyatakan pula bahwa belajar pada diri individu tidak dibentuk oleh konsekuensi atas perilaku yang ditampilkan, tetapi belajar secara langsung dari model.  Bandura mengembangkan 4 Tahap melalui Pengamatan / Modeling, yaitu: Tahap perhatian, tahap retensi, tahap reproduksi dan tahap motivasional