SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
1
SURAT KEPUTUSAN
DEWAN PIMPINAN PUSAT PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH
SK.107/DPP PSW-47/XII/2008
Tentang
PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT
UNTUK PERJUANGAN WAHIDIYAH
BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM
DEWAN PIMPINAN PUSAT PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH
MENIMBANG :
1. Bahwa PSW adalah Lembaga Khidmah dalam perjuangan menuju kesadaran kepada Alloh
Subhanahu wa Ta’ala, wa Rosuulihi Shollallohu ‘alaihi wasallam, dan dalam hubungan
penerimaan dan pengelolaan masalah Zakat PSW termasuk SABIILIL-KHOIR; sebagaimana
fatwa Hadrotul Mukarrom Romo Kyai Haji Abdoel Majid Ma’roef, Muallif Sholawat
Wahidiyah RA.wa QS.
2. Bahwa pelaksanaan dan pengelolaan Zakat sebagai salah satu di antara sumber keuangan
organisasi PSW, perlu adanya dasar dan pedoman yang mudah dipahami dan
dilaksanakan.
3. Bahwa perlu meninjau kembali SK DPP PSW Nomor : SK.21/DPP PSW-36/XII/1998 tentang
Penerimaan dan Penyetoran Zakat / Infaq / Jariyah / Shodaqoh serta Prosentase Pem-
bagiannya bagi Perjuangan Wahidiyah.
MENGINGAT :
1. AD PSW Bab IV Pasal 10 tentang Tugas Pokok, dan Bab IX Pasal 16 tentang Keuangan
organisasi PSW.
2. Program Umum PSW 2006-2011 Bab II Huruf N tentang Keuangan.
3. Undang-Undang Negara R.I Nomor : 38 Tahun 1999, tentang Pengelolaan Zakat.
4. Keputusan Menteri Agama R.I Nomor : 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 38 Tahun 1999, tentang Pengelolaan Zakat.
5. Keputusan Rakergab DPP & MTP PSW tanggal (8 Sya'ban 1429 H) 10 Agustus 2008 M.
MEMPERHATIKAN :
1. Fatwa dan bimbingan Mu’allif Sholawat Wahidiyah RA. wa QS. dan Ajaran Wahidiyah.
2. Surat Keputusan DPP PSW No : SK.21/DPP PSW-36/XII/1998, tanggal 18 Desember
1998, tentang Penerimaan dan Penyetoran Zakat / Infaq / Jariyah / Shodaqoh serta
Prosentase Pembagian bagi Perjuangan Wahidiyah
3. Surat Keputusan PSW Pusat Nomor : SK.038/PSWP-XXXII/I/’96 tanggal 6 Januari 1996
Tentang Penunjukan PSW-PSW Daerah Mewakili PSW Pusat Menerima Zakat.
4. Pengalaman di lapangan mengenai pelaksanaan penerimaan Zakat dan berbagai
masukan dari daerah-daerah.
DENGAN MEMOHON TAUFIQ HIDAYAH ALLOH SWT,
SYAFA’AT TARBIYAH ROSUULULLOH SAW, SERTA
BAROKAH NADHROH GHOUTSU HADZAZ-ZAMAN RA.
M E MU T U S K A N
2
MENETAPKAN :
SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYA
NOMOR : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 TENTANG PENERIMAAN DAN
PENGELOLAAN ZAKAT UNTUK PERJUANGAN WAHIDIYAH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Surat Keputusan ini, yang dimaksud dengan :
(1) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliknya
sesuai dengan ketentuan agama Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerima.
(2) Muzakki adalah seorang muslim atau badan yang dimiliki orang muslim yang berkewajiban
menunaikan zakat.
(3) Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.
(4) Nishab adalah jumlah minimal harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya.
(5) Haul adalah masa pemilikan harta kekayaan selama 12 bulan Qomariyah.
(6) Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) Pusat adalah Lembaga Khidmah Perjuangan Wahidiyah
yang didirikan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah Ra., yang pada saat ini berkedudukan di
Pesantren At Tahdzib (PA) Rejoagung, Ngoro, Jombang, Jawa Timur.
(7) PSW Daerah adalah organ pembantu yang secara hirarki berada di bawah PSW Pusat dan
meliputi wilayah kerjanya masing-masing, antara lain : PSW Wilayah, PSW Cabang, PSW
Kecamatan, dan PSW Desa atau Kelurahan.
Pasal 2
Setiap Pengamal Wahidiyah yang mampu atau badan yang dimiliki berkewajiban
menunaikan zakat, baik zakat maal maupun zakat fitrah.
Pasal 3
Zakat yang diterima oleh PSW dikelola untuk kepentingan Perjuangan Wahidiyah.
BAB II
D A S A R
Pasal 4
AI Qur'an
َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُا‬‫و‬‫َأت‬‫و‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫أ‬َ‫و‬{‫البقرة‬:111}
“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat“ (QS. Al Baqoroh :110)
Pasal 5
Al Hadits
Sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :
ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬َ‫ع‬ ُ‫م‬‫ْال‬‫س‬ِ‫إل‬‫ا‬ َ‫ي‬ِ‫ن‬ُ‫ب‬ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫ُوو‬‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫َم‬‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫َن‬‫أ‬َ‫و‬ ُ‫هلل‬‫ا‬ ‫َا‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫د‬‫َا‬‫ه‬َ‫ش‬ ٍ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ ‫َى‬‫ل‬
َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ص‬َ‫و‬ ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِّ‫َج‬‫ح‬َ‫و‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ِ‫ء‬‫َا‬‫ت‬‫ِي‬‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ِ‫م‬‫َا‬‫ق‬ِ‫إ‬َ‫و‬(‫البخارى‬ ‫رواه‬‫عمر‬ ‫ابن‬ ‫عن‬)
“Islam itu ditegakkan atas 5 dasar, yaitu Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh dan
bahwasanya Nabi Muhammad itu hamba dan utusan-Nya, mendirikan Sholat, membayar
Zakat, Haji ke Baitulloh, dan berpuasa dalam bulan Romadlon”.(H.R. Bukhori dari Ibnu Umar (
3
BAB III
MUSTAHIQ DAN TAUKIL
Pasal 6
Mustahiq
(1) Yang berhak menerima zakat ada 8 golongan (ashnaf), salah satunya adalah sabilillah.
(2) Sabilillah dapat berarti segala bentuk usaha kebaikan (Sabilil-Khoir), seperti dimaksud
oleh para Fuqoha.
(3) Mustahiq atas dasar sabilil-khoir di dalam Perjuangan Wahidiyah adalah PSW Pusat.
Pasal 7
Taukil
Sebagai mustahiq, PSW Pusat menunjuk PSW Daerah sebagai wakil (Taukil) dalam menerima
zakat dari muzakki di wilayah kerjanya masing-masing.
Pasal 8
Surat Mandat Taukil
Surat Keputusan ini selanjutnya berlaku sebagai Surat Mandat Taukil dari PSW Pusat kepada
seluruh PSW Daerah, sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 9
Insentif
(1) PSW Pusat memberikan insentif zakat kepada PSW Daerah untuk membiayai Perjuangan
Wahidiyah di daerah masing-masing.
(2) Insentif untuk masing-masing PSW Daerah adalah sebesar 15 % (lima belas prosen) dari
hasil pengumpulan zakat di daerahnya.
BAB IV
MACAM-MACAM ZAKAT
Pasal 10
(1) Zakat terdiri dari zakat fitrah dan zakat maal (harta).
(2) Harta yang dikenai zakat adalah :
a. Emas, perak, dan uang;
b. Perdagangan, perusahaan dan perniagaan;
c. Hasil pertanian dan perkebunan;
Tanaman, tumbuh-tumbuhan yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, tebu, umbi-
umbian, sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, daun-daunan
dan lain-lain.
d. Hasil peternakan dan perikanan;
Onta, sapi, kerbau, kuda, kambing/domba, unggas.
e. Hasil pertambangan (ma’din);
Emas, perak, alumunium, tembaga, besi, kapur, zionit, marmer, batu bara dan lain-
lain.
f. Rikaz (harta terpendam/temuan);
g. Hasil pendapatan dan jasa (profesi).
Pegawai negeri, swasta, konsultan, dokter, notaris dan lain-lain
BAB V
TATA CARA PELAKSANAAN ZAKAT
Pasal 11
Pelaksanaan Zakat Fitrah
(1) Orang Islam wajib menunaikan zakat untuk dirinya dan orang Islam yang ditanggung
nafkahnya.
(2) Zakat fitrah dapat berupa beras atau uang.
4
(3) Penyerahan zakat fitrah dari muzakki kepada mustahiq sebagai-mana dimaksud pada
Pasal 6 Surat Keputusan ini, dilaksanakan pada bulan Romadlon sebelum pelaksanaan
sholat 'Idul Fitri.
(4) Pelaksanaan zakat fitrah dapat ditakjil (didahulukan) mulai tanggal 1 (satu) Romadlon.
Pasal 12
Pelaksanaan Zakat Maal (Harta)
(1) Pelaksanaan zakat maal (harta) menurut nishab, kadar, dan waktunya yang ditetapkan
berdasarkan syariah.
(2) Zakat maal (harta) wajib dilaksanakan ketika cukup satu nishab (batas minimal) dan satu
tahun (haul) untuk beberapa jenis zakat.
Pasal 13
Administrasi Zakat
(1) Nama muzakki dan zakatnya, dicatat pada Formulir Isian Zakat (FIZ) yang disediakan
oleh PSW Pusat.
(2) Muzakki berhak memperoleh tanda terima yang disediakan oleh PSW Pusat berupa Tanda
Terima Zakat (TZ) seperti pada lampiran 1, yang tidak terpisahkan dengan Surat
Keputusan ini.
(3) Zakat yang berupa uang dicatat pada Formulir Isian Zakat model A (FIZ-A) seperti pada
lampiran 2, yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini.
(4) Zakat yang berupa natura (emas, perak, sapi, kambing, beras, gabah, dan lain-lain)
dinominalkan dahulu sesuai nilai harganya, dan dicatat pada Formulir Isian Zakat model B
(FIZ-B) seperti pada lampiran 3 yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini.
(5) Jumlah nominal pada FIZ-A dan FIZ-B selanjutnya disebut Nominal Zakat (NZ).
(6) Angka Nominal Zakat (NZ) dicatat dan disertakan dalam proses penyetoran zakat, mulai
dari PSW Desa / Kelurahan sampai kepada PSW Pusat.
Pasal 14
Tata Cara Penyetoran
(1) Pengurus PSW Desa/Kelurahan langsung mengambil insentif 15 % dari Nominal Zakat
(NZ), sisanya disertai FIZ-A dan FIZ-B disetorkan kepada Pengurus PSW Kecamatan
dengan menggunakan Bukti Setoran Zakat (BSZ–1) seperti pada lampiran 4 yang tidak
terpisahkan dengan Surat Keputusan ini.
(2) Pengurus PSW Kecamatan langsung mengambil insentif 15 % dari Nominal Zakat (NZ)
se-kecamatan, sisanya disertai Rekapitulasi Penerimaan Zakat Desa disetorkan kepada
DPC PSW dengan menggunakan Bukti Setoran Zakat (BSZ-2) seperti pada lampiran 5
yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini.
(3) DPC PSW langsung mengambil insentif 15 % dari Nominal Zakat (NZ) se-kabupaten /
kota, sisanya disertai Rekapitulasi Penerimaan Zakat Kecamatan disetorkan kepada DPW
PSW dengan menggunakan Bukti Setoran Zakat (BSZ-3) seperti pada lampiran 6 yang
tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini
(4) DPW PSW langsung mengambil insentif 15 % dari Nominal Zakat (NZ) se-propinsi,
sisanya disertai Rekapitulasi Penerimaan Zakat Kabupaten/Kota disetorkan kepada DPP
PSW dengan menggunakan Bukti Setoran Zakat (BSZ-4) seperti pada lampiran 7 yang
tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini.
(5) Menyimpang dari ketentuan Ayat (1), (2), (3), dan (4) Pasal ini, maka insentif diberikan
kepada yang berhak.
(6) Dalam hal suatu PSW Daerah belum terbentuk, maka insentifnya menjadi hak PSW Pusat.
5
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 15
Dengan diterbitkannya Surat Keputusan ini, maka Surat Keputusan DPP PSW No : SK.21/DPP
PSW-36/XII/1998, tanggal 18 Desember 1998, tentang Penerimaan dan Penyetoran Zakat /
Infaq / Jariyah / Shodaqoh serta Prosentase Pembagian bagi Perjuangan Wahidiyah,
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 16
Jika dikemudian hari terdapat kesalahan dalam Surat Keputusan ini, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.
Pasal 17
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, untuk disosialisasikan kepada
masyarakat, khususnya para Pengamal Wahidiyah, dan dijadikan pedoman pelaksanaan bagi
pengurus PSW di semua tingkatan.
Dikeluarkan di : Jombang
Pada tanggal :
H1430Muharram02
Μ2008Desember30
DEWAN PIMPINAN PUSAT
PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH
Ketua Umum,
KH. MOHAMMAD RUHAN SANUSI
Sekretaris Umum,
M. ZAINUL ARIFIN, S.Pd.I
6
Lampiran 1
Surat Keputusan DPP PSW
Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008
TANDA TERIMA ZAKAT – A
(UANG)
No. : TZ-000000
Sudah terima dari :
Nama Muzakki : ……………………………………………………………..
Alamat Muzakki : ……………………………………………………………..
Jenis Zakat : ……………………………………………………………..
Sebesar : Rp. ……………………… (………………………….…
……………………………………………………………..)
Keterangan : ………………………………………………………………..
………………………., …………………………….
Catatan :
1. Lembar asli untuk Muzakki
2. Lembar kedua arsip penerima
Penerima,
Ketua PSW …………………..............
_____________________
Nama dan tanda tangan
TANDA TERIMA ZAKAT – B
(NATURA)
No. : TZ-000000
Sudah terima dari :
Nama Muzakki : ……………………………………………………………..
Alamat Muzakki : ……………………………………………………………..
Jenis Zakat : ……………………………………………………………..
Sebanyak : ……………………………………………………………..
Keterangan : ……………………………………………………………..
………………………., …………………………….
Catatan :
1. Lembar asli untuk Muzakki
2. lembar keuda arsip penerima
Penerima,
Ketua PSW ………………….............
_____________________
Nama dan tanda tangan
Keterangan :
Tanda Terima ini berada di PSW Desa, petugas penerima adalah Ketua PSW Desa atau petugas
yang ditunjuk.
7
Lampiran 2
Surat Keputusan DPP PSW
Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008
FORMULIR ISIAN ZAKAT (FIZ-A)
(Dalam RUPIAH)
Desa : ……………………..…..
Kab/Kota : ………………………….
Kecamatan : ……………………....
Propinsi : ……………………....
NO NAMA MUZAKKI ZAKAT FITRAH ZAKAT MAAL KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
JUMLAH
1. Jumlah Zakat Fittrah Rp. ………………….
2. Jumlah Zakat Maal Rp. …………………. (+)
TOTAL PENERIMAAN Rp. ………………….
……………………, …………………………
Catatan :
1. Lembar asli untuk PSW Kecamatan
2. Lembar kedua arsip PSW Desa
Ketua PSW Desa ……………..…………..
______________________
Nama dan tanda tangan
8
Lampiran 3
Surat Keputusan DPP PSW
Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008
FORMULIR ISIAN ZAKAT (FIZ-B)
(Berupa NATURA)
Desa : ……………………..…..
Kab/Kota : ………………………….
Kecamatan : ……………………....
Propinsi : ……………………....
NO NAMA MUZAKKI ZAKAT FITRAH ZAKAT MAAL KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
JUMLAH
Setelah Natura diuangkan
1. Jumlah Zakat Fittrah Rp. ………………….
2. Jumlah Zakat Maal Rp. …………………. (+)
TOTAL PENERIMAAN Rp. ………………….
……………………, …………………………
Catatan :
1. Lembar asli untuk PSW Kecamatan
2. Lembar kedua arsip PSW Desa
Ketua PSW Desa ……………..…………..
______________________
Nama dan tanda tangan
9
Lampiran 4
Surat Keputusan DPP PSW
Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008
BUKTI SETORAN ZAKAT (BSZ-1) DESA
Desa : …………………………… Kecamatan : …………………………
Kab. : …………………………… Propinsi : …………………………
NOMIMAL ZAKAT :
Jumlah Formulir Isian Zakat (FIZ) A
Jumlah Formulir Isian Zakat (FIZ) B (diuangkan)
: Rp. ..…………………………….
: Rp. ……………………………… (+)
JUMLAH NOMINAL ZAKAT (NZ)
Insentif PSW Desa 15% x NZ
: Rp. ………………………………
: Rp. ……………………………… (-)
Disetor ke PSW Kecamatan : Rp. ………………………………
........................, .................................
Penerima,
Pengurus PSW Kec .....................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Penyetor,
Pengurus PSW Desa ...................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Catatan :
1. Diisi dengan benar dan ditanda tangani sebelum disetorkan ke PSW Kecamatan.
2. Insentif PSW Desa dihitung dari Nominal Zakat
3. Melampirkan Formulir Asli (FIZ-A dan FIZ-B) yang digunakan untuk merekap penerimaan
zakat se kecamatan
4. Lembar asli disetorkan ke PSW Kecamatan
5. Lembar kedua untuk arsip PSW Desa sebagai bukti telah menyetor
6. PSW Kecamatan atau petugas yang ditunjuk sebagai penerima menandatangani pada
kolom penerima
7. dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan amanah.
10
Lampiran 5
Surat Keputusan DPP PSW
Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008
BUKTI SETORAN ZAKAT (BSZ-2) KECAMATAN
Kecamatan : …………………………… Kabupaten : …………………………
Propinsi : ……………………………
NOMIMAL ZAKAT :
Jml Formulir Isian Zakat (FIZ) A se-Kec.
Jml Formulir Isian Zakat (FIZ) B se-Kec.
: Rp. ………………………….
: Rp. .………………………… (+)
JUMLAH NOMINAL ZAKAT (NZ)
Insentif PSW Desa 15% x NZ
: Rp. .…………………………
: Rp. .………………………… (-)
Diterima PSW Kecamatan
Insentif PSW Kec. 15% x NZ
: Rp. .…………………………
: Rp. .…………………………
Disetor ke DPC PSW : Rp. .…………………………
........................, ...................................
Penerima
BUKW Cabang .........................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Penyetor
Pengurus PSW Kec .....................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Catatan :
1. Diisi dengan benar dan ditanda tangani sebelum disetorkan ke DPC PSW setempat.
2. Melampirkan Formulir Rekapitulasi Penerimaan Zakat se Kecamatan yang digunakan untuk rekap
penerimaan zakat se kabupaten.
3. Insentif PSW Kecamatan dihitung dari Nominal Zakat se Kecamatan.
4. Lembar asli untuk disetorkan ke DPC PSW.
5. Lembar kedua untuk arsip PSW Kecamatan sebagai bukti telah menyetorkan Zakat.
6. DPC PSW atau petugas yang ditunjuk (BKW Cabang) sebagai penerima menandatangani pada kolom
penerima.
7. dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan amanah.
REKAPITULASI PENERIMAAN ZAKAT SE-KECAMATAN
Kecamatan : ………………………… Kabupaten : …………………………
NO PSW DESA FIZ-A FIZ-B JUMLAH(NZ)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
JUMLAH (NZ) Rp.
Catatan :
1. Lembar asli untuk DPC PSW
2. Lembar kedua arsip PSW Kecamatan
........................, ...................................
Ketua Pengurus PSW Kec .....................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Catatan :
1. Nama PSW Desa yang menyetor direkap seluruhnya.
2. FIZ-A diisi jumlah FIZ-A Desa.
3. FIZ-B diisi jumlah FIZ-B Desa yang diuangkan.
4. Jumlah (NZ) diisi FIZ-A + FIZ-B dan ditotal seluruh kecamatan menjadi Nominal Zakat Kecamatan
dan dijadikan dasar menghitung Insentif kecamatan.
11
Lampiran 6
Surat Keputusan DPP PSW
Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008
BUKTI SETORAN ZAKAT (BSZ-3) CABANG
Kabupaten : …………………… Propinsi : …………………………
NOMIMAL ZAKAT :
Rekap. Penerimaan Zakat se-Kabupaten (FIZ-A)
Rekap. Penerimaan Zakat se-Kabupaten (FIZ-B)
: Rp. ………….…….
: Rp. ………………… (+)
JUMLAH NOMINAL ZAKAT (NZ)
Insentif PSW Desa & Kecamatan 15% x 2 x NZ
: Rp.………….………
: Rp.………….……… (-)
Diterima DPC PSW
Insentif DPC PSW 15% x NZ
: Rp.……………….…
: Rp. ………………… (-)
Disetor ke DPW PSW : Rp.……………………
........................, ...................................
Penerima
BUKW Wilayah .....................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Penyetor
BUKW Cabang ......................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Catatan :
1. Diisi dengan benar dan ditanda tangani sebelum disetorkan ke DPW PSW setempat.
2. Melampirkan Formulir Rekapitulasi Penerimaan Zakat se Kabupaten/ kota yang digunakan untuk
rekap penerimaan zakat se propinsi.
3. Insentif PSW Desa & Kecamatan 15% x 2 x NZ adalah jumlah Insentif yang telah diambil oleh PSW
Desa 15% dan PSW Kecamatan 15%.
4. Insentif DPC PSW dihitung dari Nominal Zakat se Kabupaten.
5. Lembar asli disetorkan ke DPW PSW.
6. Lembar kedua untuk arsip DPC PSW sebagai bukti telah menyetorkan Zakat.
7. DPW PSW atau petugas yang ditunjuk (BKW Wilayah) sebagai penerima menandatangani pada kolom
penerima.
8. dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan amanah.
REKAPITULASI PENERIMAAN ZAKAT SE-CABANG
DPC PSW : …….………………… Propinsi : ……………………………
NO PSW KECAMATAN FIZ-A FIZ-B JUMLAH(NZ)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
JUMLAH (NZ) Rp.
Catatan :
1. Lembar asli untuk DPW PSW
2. Lembar 2 arsip DPC PSW
........................, ...................................
Ketua BUKW Cabang ………..................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Catatan :
1. Nama PSW Kecamatan yang menyetor direkap seluruhnya
2. FIZ-A diisi jumlah Rekapitulasi FIZ-A Kecamatan
3. FIZ-B diisi jumlah Rekapitulasi FIZ-B Kecamatan yang diuangkan
4. Jumlah (NZ) diisi FIZ-A + FIZ-B dan ditotal seluruh kabupaten menjadi Nominal Zakat Kabupaten
dan dijadikan dasar menghitung Insentif DPC PSW.
12
Lampiran 7
Surat Keputusan DPP PSW
Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008
BUKTI SETORAN ZAKAT (BSZ-4) WILAYAH
Propinsi: ……………………………………
NOMIMAL ZAKAT :
Rekap. Penerimaan Zakat se-Wilayah (FIZ-A)
Rekap. Penerimaan Zakat se-Wilayah (FIZ-B)
: Rp. …………………….
: Rp. …………………… (+)
JUMLAH NOMINAL ZAKAT (NZ)
Insentif Desa, Kec. & Cabang 15% x 3 x NZ
: Rp. ……………………
: Rp. …………………… (-)
Diterima DPW PSW
Insentif DPW PSW 15% x NZ
: Rp. ……………………
: Rp. …………………… (-)
Disetor ke DPP PSW : Rp. ………………………
........................, ...................................
Penerima
BKW Pusat .....................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Penyetor
BUKW Wilayah ......................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Catatan :
1. Diisi dengan benar dan ditanda tangani sebelum disetorkan ke DPP PSW (BKW Pusat)
2. Melampirkan Formulir Rekapitulasi Penerimaan Zakat se Propinsi
3. Insentif Desa, Kec. & Cabang 15% x 3 x NZ adalah jumlah Insentif yang telah diambil oleh PSW Desa
15%, PSW Kecamatan 15%, dan DPC PSW 15%
4. Insentif DPW PSW dihitung dari Nominal Zakat se Propinsi
5. Lembar asli disetorkan ke DPP PSW.
6. Lembar kedua untuk arsip DPW PSW (BKW Wilayah) sebagai bukti telah menyetorkan Zakat
7. DPP PSW atau petugas yang ditunjuk (BKW Pusat) sebagai penerima menandatangani pada kolom
penerima serta memberikan tanda terima
8. dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan amanah.
REKAPITULASI PENERIMAAN ZAKAT SE-WILAYAH
DPW PSW : ……………………………………
NO DPC PSW FIS A FIS B JUMLAH(NZ)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
JUMLAH (NZ) Rp.
Catatan :
1. Lembar asli untuk BKW Pusat
2. Lembar kedua arsip DPW PSW
........................, ...................................
Ketua BUKW Wilayah ………....................
_____________________
Nama dan tanda tangan
Catatan :
1. Nama DPW PSW yang menyetor direkap seluruhnya
2. FIZ-A diisi jumlah Rekapitulasi FIZ-A Cabang
3. FIZ-B diisi jumlah Rekapitulasi FIZ-B Cabang yang diuangkan
4. Jumlah (NZ) diisi FIZ-A + FIZ-B dan ditotal seluruh Propinsi menjadi Nominal Zakat Propinsi dan
dijadikan dasar menghitung Insentif DPW PSW.
13
SK.107/DPP PSW-47/XII/2008
Tentang
PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT
UNTUK PERJUANGAN WAHIDIYAH
BISMILLAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM
I. UMUM
Melaksanakan, memajukan, mengembangkan, mengelola, dan mensukseskan Perjuangan
Wahidiyah merupakan cerminan sikap amanah dalam mengikuti bimbingan Muallif Sholawat
Wahidiyah Ra., kepada kita para Pengamal Wahidiyah pada umumnya, dan para pengurus
PSW pada khususnya.
Upaya-upaya untuk meningkatkan peran para Pengamal Wahidiyah dan peran pengurus
PSW di semua tingkat dan jajarannya agar berdayaguna (efektif) dan berhasilguna (efisien),
perlu dilakukan terus menerus, dari generasi ke generasi, agar Perjuangan Wahidiyah tetap
lestari, maju, tumbuh, meningkat, berkembang, untuk mencapai tujuan Perjuangan
Wahidiyah, yaitu terwujudnya keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
lahir batin, materiil dan spirituil, di dunia dan di akhirat bagi masyarakat umat manusia di
seluruh dunia.
Tentunya, upaya-upaya tersebut tidak dapat dipisahkan dengan ketersediaan dana dan
sumber-sumbernya yang harus diusahakan oleh para pengurus PSW. Hal ini telah
dibimbingkan oleh beliau Muallif Sholawat Wahidiyah Ra., dan telah diatur dalam Anggaran
Dasar PSW. Salah satu sumber dana potensial yang dapat dikelola secara baik, intensif,
profesional, dan amanah adalah zakat. Baik zakat fitrah, maupun zakat maal (harta).
Tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya
Pengamal Wahidiyah, dalam menunaikan kewajiban ibadah zakat, sekaligus meningkatkan
tersedianya sumber dana untuk membiayai Perjuangan Wahidiyah.
Dengan diterbitkannya Surat Keputusan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
Pengamal Wahidiyah untuk menunaikan kewajiban zakat dalam rangka mensucikan diri dan
hartanya, meningkatkan ketersediaan dana, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
para pengurus PSW dalam berkhidmah memperjuangkan kesadaran umat masyarakat untuk
kembali mengabdikan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, wa Rosuulihi Shollallohu ‘alaihi
wasallam.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Ayat (1)
a. Sesuai Undang-Undang R.I Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Bab I Pasal
1 Angka 2.
b. Zakat termasuk salah satu dari rukun Islam dan hukumnya wajib, sebagaimana Firman
Alloh SWT :
ِ‫ه‬ِّ‫َب‬‫ر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُا‬‫و‬َ‫ت‬َ‫آ‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬‫َا‬‫ق‬َ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ت‬‫َا‬‫ح‬ِ‫ل‬‫َّا‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ُوا‬‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َّ‫ِن‬‫إ‬‫َال‬‫و‬ ْ‫م‬
َ‫ن‬‫ُو‬‫ن‬َ‫ز‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ‫َال‬‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ف‬ْ‫و‬َ‫خ‬(‫البقرة‬:722)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat
dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-Baqarah 277)
14
Ayat (2)
a. Sesuai Undang-Undang R.I Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Bab I Pasal
1 Angka 3.
b. Firman Alloh SWT. :
ُ‫هلل‬‫َا‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ٌ‫ن‬َ‫ك‬َ‫س‬ َ‫ك‬َ‫ت‬‫َلو‬‫ص‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫َل‬‫ص‬َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِّ‫َك‬‫ز‬ُ‫ت‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ر‬ِّ‫َه‬‫ط‬ُ‫ت‬ ً‫ة‬ََ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫َا‬‫و‬ْ‫م‬ً‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ذ‬ُ‫خ‬ٌ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫س‬
ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬{‫التوبة‬:301}
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka, sesungguhnya do’amu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa,
bagi mereka. Alloh Maha Mendengar, Maha Mengetahui” {Q.S. At-Taubah : 103}
Ayat (3)
Sesuai Undang-Undang R.I Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Bab I Pasal
1 Angka 4.
Ayat (4), (5), (6), dan (7)
Cukup jelas
Pasal 2
a. Sudah seharusnya Pengamal Wahidiyah disiplin menunaikan zakat, karena didasari oleh
Ajaran Wahidiyah "Lillah" dan "Lirrosul".
b. Yang dimaksud dengan mampu adalah memiliki harta benda yang telah mencapai nishob,
sesuai dengan ketentuan syariah.
c. Yang dimaksud dengan badan adalah berbagai bentuk lembaga usaha atau perusahaan
(PT., CV., Firma, Toko, dan lain-lain) yang memiliki harta kekayaan yang wajib dikeluarkan
zakatnya.
Pasal 3
a. Sesuai Anggaran Dasar PSW Bab IX Pasal 16 tentang Keuangan Organisasi PSW.
b. Hasil zakat yang dikelola untuk perjuangan kesadaran ummat kepada Alloh SWT,
muzakkinya akan mendapatkan nilai ganda : menunaikan kewajiban zakat dan ikut
berjihad fii sabiilillah dengan hartanya, sebagaimana perintah Alloh dalam firman-NYA :
ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬‫ِي‬‫ب‬َ‫س‬ ‫ِي‬‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬‫َا‬‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ُوا‬‫د‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ج‬َ‫و‬ ً‫ال‬‫َا‬‫ق‬ِ‫ث‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ف‬‫َا‬‫ف‬ِ‫خ‬ ‫ُوا‬‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬‫ا‬ْ‫م‬
َ‫ن‬‫ُو‬‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬(‫التوبة‬:13)
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah
kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui”. (Q.S. At-Taubah : 41)
BAB II
DASAR
Pasal 4 dan 5
Al-Quran dan Al-Hadits
1. Dasar kewajiban zakat :
 Al-Quran : Surat al-Baqoroh (2) 110 tersebut dalam SK, dan beberapa ayat yang lain;
seperti QS. 2:43,
َ‫ني‬ِ‫ع‬ِ‫ك‬‫َّا‬‫الر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫ُوا‬‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ر‬‫َا‬‫و‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُوا‬‫ت‬َ‫آ‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬‫ِي‬‫ق‬َ‫أ‬َ‫و‬(‫البقرة‬34)
dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'
 Al-Hadits : H.R. Bukhori dan Muslim tersebut dalam SK, dan :
15
ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ُوا‬‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ي‬ ‫َّى‬‫َت‬‫ح‬ َ‫س‬‫َّا‬‫الن‬ َ‫ل‬ِ‫ت‬‫َا‬‫ق‬ُ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫أ‬
ِ‫م‬ ‫ُوا‬‫م‬َ‫ص‬َ‫ع‬ ‫ُوا‬‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُوا‬‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬‫ِي‬‫ق‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫َم‬‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫َن‬‫أ‬َ‫و‬ ُ‫هلل‬‫ا‬ ‫ِال‬‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ال‬‫ِّي‬‫ن‬
ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬‫َا‬‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ء‬‫َا‬‫م‬ِ‫د‬ِ‫هلل‬‫ا‬ ‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬‫َا‬‫س‬ِ‫ح‬َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ِّ‫َق‬‫ح‬ِ‫ب‬ ‫ال‬.
Dari Abdillah bin Umar Ra. berkata : Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
Aku diperintah memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain
Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah Utusan Alloh, menjalankan sholat, dan
menunaikan zakat. Maka ketika mereka melakukannya mereka terjaga darah dan
hartanya dari aku kecuali hak-hak hartanya, adapun hisab mereka terserah Alloh.
2. Hikmah dan Manfaat Zakat
a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Alloh Wa Rosuulihi Shollalloohu ‘alaihi wasallam
bagi Muzakki, perwujudan rasa syukur atas karunia-Nya, menumbuhkan akhlaq mulia
dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, bakhil, rakus,
materialistis, menumbuhkan rasa ketenangan hati, sekaligus membersihkan dan
mengembangkan berkahnya harta yang dimiliki, sekaligus mendidik keluarga.
b. Zakat berfungsi untuk menolong, membantu, dan membina kepada fakir miskin, ke
arah kehidupan yang lebih baik, untuk menghilangkan rasa iri, cemburu sosial, dendam
dan sebaganya dari pihak lain terutama mustahiqnya.
c. Sebagai pilar penegakan agama dan perjuangan Fafirruu Ilallooh, jika diberikan kepada
lembaga khidmah perjuangan kesadaran ummat kepada Alloh Wa Rosulihi Shollalloohu
‘alaihi wasallam, termasuk melaksanakan jihad / perjuangan dengan hartanya fii
sabiilillah. Begitu pula jika diberikan kepada para pejuang agama (guru ngaji tanpa
gaji, para sukarelawan dalam penyiaran dan pembinaan, kader-kader / pelajar Islam
yang kurang mampu yang selama ini diabaikan), para mujahid kesadaran kepada Alloh
Wa Rosulihi Shollalloohu‘alaihi wasallam yang waktunya dicurahkan berjihad fii
sabilillah sehingga tidak ada waktu atau kesempatan untuk berusaha bagi kepentingan
diri dan keluarganya. Mayoritas ulama bersepakat bahwa orang yang menuntut ilmu
Islam berhak menerima zakat atas nama fuqoro, masakin atau sabillillah.
d. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana dan prasana yang harus
dimiliki ummat Islam atau suatu lembaga khidmah dalam perjuangan; seperti sarana
ibadah, pendidikan, pusat kegiatan, kesehatan, sekaligus sarana pengembangan
kualitas sumberdaya manusia muslim.
3. Keuntungan bagi yang berzakat :
a. Al-Quran :
ِ‫ه‬ِّ‫َب‬‫ر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُا‬‫و‬َ‫ت‬َ‫آ‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬‫َا‬‫ق‬َ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ت‬‫َا‬‫ح‬ِ‫ل‬‫َّا‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ُوا‬‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َّ‫ِن‬‫إ‬ْ‫م‬
َ‫ن‬‫ُو‬‫ن‬َ‫ز‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ف‬ْ‫و‬َ‫خ‬ َ‫ال‬َ‫و‬(‫البقرة‬:722)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat
dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-Baqoroh
277)
b. Al-Hadits :
َ‫ب‬‫ُّو‬‫َي‬‫أ‬ ‫ِي‬‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ِّ‫ِي‬‫ب‬َّ‫الن‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ َ‫ء‬‫َا‬‫ج‬َ‫ق‬َ‫ف‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ِي‬‫ن‬‫ِي‬‫ن‬ْ‫د‬ُ‫ي‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ٍ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫ِي‬‫ن‬َّ‫ُل‬‫د‬ َ‫ل‬‫ا‬
َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ِي‬‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ُ‫م‬‫ِي‬‫ق‬ُ‫ت‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫ك‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ت‬ ‫ال‬ َ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ِ‫ر‬‫َّا‬‫الن‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ِي‬‫ن‬ُ‫د‬ِ‫ع‬‫َا‬‫ب‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫َن‬‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬
ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫د‬َ‫أ‬ ‫َّا‬‫َم‬‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫م‬ِ‫ح‬َ‫ر‬‫َا‬‫ذ‬ ُ‫ل‬ِ‫ص‬َ‫ت‬َ‫و‬َ‫ك‬َّ‫َس‬‫م‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ة‬َّ‫َن‬‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫أ‬ ‫َا‬‫م‬ِ‫ب‬.‫رواه‬
‫مسلم‬.
Dari Abi Ayub , dia berkata : Ada seorang laki-laki menemui Rosululloh Shollallohu
‘alaihi wasallam, dia berkata : Tunjukkan saya pada amal perbuatan yang
16
mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan saya dari neraka”. Sabda Beliau
Shollallohu ‘alaihi wasallam : “Beribadahlah kepada Alloh (LILLAH), jangan
menyekutukan-NYA dengan suatu apapun (BILLAH), tegakkan sholat, tunaikan zakat,
sambunglah sanak familimu”. Ketika laki-laki itu pergi, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi
wasallam bersabda : Jika dia berpegang teguh dengan apa yang telah diperintahkan
tersebut dia masuk surga”. (H.R. Muslim).
4. Kerugian dan sanksi bagi yang tidak berzakat :
a. Al-Qur an :
‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ِي‬‫ن‬َ‫ت‬ْ‫ر‬َّ‫َخ‬‫أ‬ ‫ْال‬‫و‬َ‫ل‬ ِّ‫َب‬‫ر‬ َ‫ل‬‫ُو‬‫ق‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ُ‫ت‬ْ‫و‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬ ‫َا‬‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُوا‬‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ٍ‫ل‬َ‫ج‬َ‫أ‬
َ‫ني‬ِ‫ح‬ِ‫ل‬‫َّا‬‫الص‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫أ‬َ‫و‬ َ‫ق‬َّ‫َّد‬‫َص‬‫أ‬َ‫ف‬ ٍ‫ب‬‫ِي‬‫ر‬َ‫ق‬(‫املنافقون‬:30)
”dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku,
mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
َ‫و‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ٌّ‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ًا‬‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬َ‫ف‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬‫َا‬‫ت‬‫آ‬ ‫َا‬‫م‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬‫ُو‬‫ل‬َ‫خ‬ْ‫ب‬َ‫ي‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َّ‫َن‬‫ب‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ‫ال‬
ٌ‫ري‬ِ‫ب‬َ‫خ‬ َ‫ن‬‫ُو‬‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫َا‬‫م‬ِ‫ب‬ ُ‫هلل‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬‫َاأل‬‫و‬ ِ‫ت‬‫َا‬‫و‬‫َا‬‫م‬َّ‫الس‬ ُ‫ث‬‫َا‬‫ري‬ِ‫م‬ ِ‫هلل‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫َا‬‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ُوا‬‫ل‬ِ‫خ‬َ‫ب‬ ‫َا‬‫م‬ َ‫ن‬‫ُو‬‫ق‬َّ‫َو‬‫ط‬ُ‫ي‬َ‫س‬
(‫عمران‬ ‫آل‬:300)
“Janganlah sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada
mereka dari karunia-Nya(1)
menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.
Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu
akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. Ali Imron : 180)
b. Al-Hadits :
َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ِي‬‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬َ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ح‬ُ‫أ‬ ‫َّا‬‫ِل‬‫إ‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬‫َا‬‫ك‬َ‫ز‬ ‫ِّي‬‫َد‬‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ال‬ ٍ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ك‬ ِ‫ب‬ِ‫ح‬‫َا‬‫ص‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َا‬‫م‬
ِ‫ه‬ِ‫د‬‫َا‬‫ب‬ِ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ُ‫هلل‬‫ا‬ َ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ‫َّى‬‫َت‬‫ح‬ ُ‫ه‬ُ‫ن‬‫ِي‬‫ب‬َ‫ج‬َ‫و‬ ُ‫ه‬‫َا‬‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ج‬ ‫َا‬‫ه‬ِ‫ب‬ ‫َى‬‫و‬ْ‫ك‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ َ‫ح‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫ف‬َ‫ص‬ ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫َن‬‫ه‬َ‫ج‬ ِ‫ر‬‫َا‬‫ن‬ ‫ِي‬‫ف‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬‫ِي‬‫ف‬
َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ٍ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫َّا‬‫ِم‬‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫َن‬‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫َّا‬‫ِم‬‫إ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ِي‬‫ب‬َ‫س‬ ‫َى‬‫ر‬َ‫ي‬ َّ‫ُم‬‫ث‬ ٍ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬ َ‫ف‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ َ‫ني‬ِ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ ُ‫ه‬ُ‫ر‬‫َا‬‫د‬ْ‫ق‬ِ‫م‬ِ‫ر‬‫َّا‬‫الن‬ ‫ى‬.‫احلديث‬
‫مسلم‬ ‫رواه‬
Dari Abi Hurairah R.a. berkata : Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam, bersabda :
Tiada orang yang memiliki harta kekayaan tidak menunaikan zakatnya kecuali dia akan
dibakar di neraka jahannam, hartanya dijadikan papan untuk menyetrika kedua
lambung dan dahinya sampai Alloh memberikan suatu keputusan di antara hamba-
hamba-NYA pada hari yang ukurannya sama dengan 50 ribu tahun. Kemudian dia akan
mengetahui kemana jalan berikutnya; apakah ke surga atau ke neraka, …” (H.R.
Muslim)
ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫َا‬‫م‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬:‫اهلل‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬:«ِ‫ر‬‫َّا‬‫الن‬ ‫ِي‬‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫َا‬‫ي‬‫ْق‬‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ُ‫ع‬ِ‫ن‬‫َا‬‫م‬»‫َاه‬‫و‬َ‫ر‬
‫ِي‬‫ن‬‫َا‬‫رب‬َّ‫الط‬( )
Dari Anas bin Malik, berkata : Sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam,: “Orang
yang tidak mau berzakat besok di hari kiamat bertempat di neraka”. (H.R. Thabrani)
1
Yang dimaksud orang-orang yang tidak berzakat (Tafsir Ath-Thobary).
2
‫الصغري‬ ‫املعجم‬(‫ج‬1/‫ص‬21) .
17
BAB III
MUSTAHIQ DAN TAUKIL
Pasal 6
Mustahiq
Ayat (1)
Terdapat 8 (delapan) golongan yang berhak menerima zakat, dan salah satunya
“sabilillah”. Didasarkan pada al-Qur'an surat at-Taubah ayat 60 :
َّ‫ِن‬‫إ‬‫َا‬‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ء‬‫َا‬‫ر‬َ‫ق‬ُ‫ف‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ُ‫ت‬‫َا‬‫ق‬َ‫د‬َّ‫َاالص‬‫م‬ْ‫ى‬ِ‫ف‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ِ‫ر‬‫َا‬‫غ‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ب‬‫َا‬‫ق‬ِّ‫الر‬ ‫ِى‬‫ف‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ ِ‫ة‬َ‫ف‬َّ‫َل‬‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫م‬‫َا‬‫ع‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬
ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫الس‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫َا‬‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬{‫التوبة‬:00}
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana".
Ayat (2)
a. PSW menerima zakat sebagai Sabilillah yang berarti Sabililkhoir :
 Keterangan dalam kitab Tafsirul-Khozin juz II halaman 240 :
َ‫ظ‬ْ‫ف‬َّ‫الل‬ َّ‫ِن‬‫إ‬(ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ ‫اى‬)‫َى‬‫ل‬ِ‫ا‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ِ‫م‬ْ‫ه‬َ‫س‬ َ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ص‬ ِ‫ء‬‫َا‬‫ه‬َ‫ق‬ُ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ز‬‫َا‬‫ج‬َ‫ا‬ ‫َا‬‫ذ‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ َ‫و‬ ٌّ‫َام‬‫ع‬
ِ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ه‬‫ُو‬‫ج‬ُ‫و‬ ‫ْع‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬
"Sesungguhnya lafal “sabilillah” itu bermakna umum. Oleh sebab itu ba’dul-Fuqoha’
mengartikan “sabilillah” kepada segala bentuk usaha kebaikan (Sabiilil Khoir)".
 Di dalam Kitab al-Bajuri juz I halaman 295 disebutkan :
ِ‫ة‬َ‫ع‬‫َا‬‫ط‬ َّ‫ُل‬‫ك‬ ُ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ش‬َ‫ي‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ُ‫ل‬ِ‫ص‬‫ُو‬‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ق‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َّ‫الط‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬َ‫و‬
"Makna “sabilillah” adalah jalan menuju wushul sadar kepada Alloh. Dan itu meliputi
segala macam tho’at".
 Muhammad ibn Sulaiman al Kurdi al Madani mendefinisikan sabilillah sebagai berikut:
“Sabilillah secara bahasa adalah jalan wushul kepada Alloh Ta’ala”, kemudian kata
tersebut digunakan untuk para pejuang Islam yang berperang. (3)
b. Zakat maal yang diberikan kepada PSW hanya bagiannya sebagai sabilillah. Adapun
bagiannya ashnaf lain (fakir, miskin, dll) tetap diberikan kepada yang berhak menerimanya.
c. Pemberian zakat fitrah kepada PSW mengikuti pendapat ulama yang memperbolehkan
memberikan zakat fitrah kepada salah satu ashnaf delapan.
Dalam kitab Talkhishul Murod, dari kumpulan Fatwa Syekh Ibnu Ziad disebutkan : (4)
َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ُ‫ه‬َّ‫أن‬ ٍ‫ل‬ْ‫ي‬‫َج‬‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬:ِ‫خ‬ِ‫ب‬ َّ‫ِن‬‫ه‬‫ب‬ ‫َي‬‫ت‬ْ‫ف‬ُ‫ي‬ ِ‫ة‬‫َّكا‬‫الز‬ ‫ِي‬‫ف‬ َ‫ل‬ِ‫ئ‬‫َآ‬‫س‬َ‫م‬ ُ‫ث‬‫َال‬‫ث‬ِ‫ة‬‫َّكا‬‫الز‬ ُ‫ل‬ْ‫ق‬َ‫ن‬ ، ِ‫ب‬َ‫ه‬ْ‫ذ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ف‬‫ال‬،
ٍ‫د‬ِ‫ح‬‫َا‬‫و‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ٍ‫د‬ِ‫ح‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ة‬‫َكا‬‫ز‬ ُ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫د‬َ‫و‬ ، ٍ‫د‬ِ‫ح‬‫َا‬‫و‬ ٍ‫ف‬ْ‫ن‬ِ‫ص‬ ‫َى‬‫ل‬‫إ‬ ‫َا‬‫ه‬ُ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫د‬َ‫و‬.
Dari Ibni ‘Ajil, beliau berkata : Ada tiga masalah tentang yang difatwakan beda dengan
ketentuan madzhab Syafi’I : (1) Memindahkan pemberian zakat, (2) memberikan zakat
kepada satu kelompok dan (3) memberikan zakatnya orang satu kepada orang satu
penerima.
Ayat (3)
a. Sesuai Anggaran Rumah Tangga PSW Bab III Pasal 12, bahwa penanggungjawab
Perjuangan Wahidiyah adalah PSW Pusat.
3
Muhammad ibn sulaiman Al Kurdi Al Hawasyi al Madaniyyah.hlm.163.
4
‫زياد‬ ‫ابن‬ ‫فتاوى‬ ‫من‬ ‫املراد‬ ‫تلخيص‬ ‫غاية‬-(‫ج‬1‫الزكاة‬ ‫باب‬)
18
b. Memindahkan pemberian zakat.
Mengingat kedudukan domisili PSW Pusat saat ini berada di Jombang, Jawa Timur, maka
terjadilah pemindahan zakat dari tempat tinggal muzakki. Pemindahan tersebut ada ulama
yang tidak membolehkan dan ada yang membolehkannya. Dalam hal ini PSW mengikuti
ulama yang memperbolehkan sebagaimana fatwa Muallif Sholawat Wahidiyah RA,
Fatwa beliau tersebut didasari Qoul ulama :
 Dalam kitab Al-Fatawil-Kubro : Bab Zakat :
ٍ‫ة‬َّ‫ِي‬‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ ٍ‫ة‬َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ‫َا‬‫ه‬ِ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬ ‫ِي‬‫ف‬ ‫َا‬‫م‬َ‫و‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ُ‫ل‬ْ‫ق‬َ‫ن‬ ُ‫ز‬‫ُو‬‫ج‬َ‫ي‬َ‫و‬((
Dan diperbolehkan memindah zakat dan sesamanya karena ada kemaslahatan
syar’iyah.
 Dalam kitab Taysiril-‘allam syarh ‘Umdatul-hukkam :
‫َا‬‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ق‬َ‫ن‬ ُ‫ز‬‫َا‬‫و‬َ‫ج‬ ُ‫ح‬ْ‫ي‬ِ‫ح‬َّ‫َالص‬‫و‬ِ‫ة‬َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫َا‬‫م‬َ‫ي‬ِ‫س‬‫ال‬ ،ِ‫د‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ِ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ‫ِي‬‫ف‬ ُ‫ء‬‫َا‬‫ر‬َ‫ق‬ُ‫ف‬ ُ‫ب‬‫َار‬‫ق‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬‫َك‬‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬‫ب‬ ،
ٍ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ْ‫و‬‫أ‬ ٍ‫د‬‫ِها‬‫ج‬ ‫َلى‬‫ع‬ ً‫ة‬َ‫ن‬‫َا‬‫ع‬ِ‫إ‬ ْ‫و‬‫أ‬ ِ‫ل‬‫ْما‬‫ل‬‫ا‬.ُّ‫َّيب‬‫الن‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬َ‫و‬‫َا‬‫ه‬‫ب‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ت‬‫َأ‬‫ي‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬‫َق‬‫د‬َّ‫الص‬ ‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫َه‬‫ل‬‫َّا‬‫ُم‬‫ع‬ ُ‫ث‬َ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫ي‬
‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬‫ف‬ ‫َها‬‫ق‬ِّ‫َر‬‫ف‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ َ‫ة‬‫ْن‬‫ي‬‫َد‬‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬)َ‫د‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ِ‫م‬‫َا‬‫م‬‫اإل‬ ‫َن‬‫ع‬ ‫َايات‬‫و‬ِّ‫الر‬ ‫ْدى‬‫ح‬‫إ‬ ‫ُو‬‫ه‬‫و‬(.
Menurut qaul shahih diperbolehkan memindahkan zakat, lebih-lebih ada
kemaslahatannya, seperti untuk kerabat yang fakir di luar daerah atau untuk
membantu perjuangan atau urusan ilmu. Sedangkan Rosululloh Shollallohu‘alaihi
wasallam pernah mengutus para amilnya mengambil zakat (dari berbagai daerah).
Mereka datang ke Madinah dengan membawa zakat untuk membaginya di Madinah.
 Dari kitab-kitab lain seperti Ghoyatu Talkhishil-Murod Fatawi Syekh Ibnu Ziad Juz I Bab
Zakat di atas, dalam Hamisy I’anatut-Tholibiin, juz II halaman 187, dan Bughyatul-
Mus-tarsyidin (Syekh Sayyid Ba’alawy Al-Hadlromy, bab zakat, dan lain-lain.
Pasal 7
a. Penunjukan PSW Pusat kepada PSW Daerah (sampai PSW Desa dan Imam-imam jama’ah)
sebagai wakil dalam penerimaan zakat dari muzakki disebut Taukil. Oleh karena itu
penerimaannya dari muzakki dalam zakat fitrah harus dilakukan sebelum sholat ‘idil fathri
dan penyerahannya ke PSW Pusat bisa dilakukan sesudahnya.
b. Dalam hukum syar’i taukil dalam penerimaan zakat diperbolehkan, seperti disebutkan
dalam kitab Talkhiisul Murod haamisy Bugh-yatul Mustarsyidiin halaman 143 dan di dalam
kitab Bughyatul Mustarsyidiin halaman 147, :
ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫َا‬‫و‬ ‫ِى‬‫و‬‫َا‬‫و‬َّ‫الن‬ ِ‫ن‬ً‫ع‬ ِ‫د‬‫َا‬‫ي‬ِّ‫الز‬ ُ‫ن‬‫اب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ن‬ ‫َا‬‫م‬َ‫ك‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ِ‫ض‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ‫ِى‬‫ف‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬ْ‫و‬َّ‫الت‬ ُ‫ز‬ْ‫و‬ُ‫ج‬َ‫ي‬َ‫و‬
“Boleh mewakilkan dalam penerimaan zakat sebagaimana dinukil oleh Ibnu Ziyad dari
Imam Nawawi dan menjadikannya pedoman”
Pasal 8
Surat Mandat Taukil berlaku dan melekat kepada seluruh pengurus PSW Daerah, sampai
dengan waktu yang tidak terbatas.
Pasal 9
Ayat (1)
Insentif zakat adalah pemberian bagian hasil zakat PSW Daerah untuk membiayai Perjuangan
Wahidiyah di daerah masing-masing
Ayat (2)
a. Insentif PSW Desa/Kelurahan sebesar 15% dari Nominal Zakat (NZ) se Desa/Kelurahan.
b. Insentif PSW Kecamatan sebesar 15% dari Nominal Zakat (NZ) se Kecamatan.
c. Insentif DPC PSW sebesar 15% dari Nominal Zakat (NZ) se Kabupaten/Kota.
d. Insentif DPW PSW sebesar 15% dari Nominal Zakat (NZ) se Propinsi.
5
‫الكربى‬ ‫الفتاوى‬-(‫ج‬8/‫ص‬88/‫الشاملة‬ ‫املكتبة‬) 
19
BAB IV
MACAM-MACAM ZAKAT
Pasal 10
Ayat (1)
Zakat Fitrah
1. Zakat terbagi menjadi 2 : Zakat badan yang disebut dengan zakat Fitrah dan Zakat maal
(harta).
2. Disebut zakat fitrah karena diwajibkannya setelah selesainya puasa Romadlon (saat
terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan Romadlon / malam idil fithri). Oleh karena
itu, diwajibkan zakat fitri bagi bayi yang lahir sebelum matahari terbenam dan orang yang
mati sesudah matahari terbenam (1 Syawal).(6)
Akan tetapi, zakat fitrah bisa dita’jil mulai
malam pertama bulan Romadlon.
3. Hikmah zakat fitrah untuk membersihkan jiwa, agar amal baiknya bertambah, dan untuk
menambal kekurangan dalam pelaksanaan puasa. Juga disebut fitrah yang artinya kejadian
manusia.
4. Dalil yang mewajibkan zakat fitrah, sebelum ijma’ adalah hadits dari Ibnu Umar ra., berkata
:
ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ض‬َ‫ر‬َ‫ف‬‫ًا‬‫ع‬‫َا‬‫ص‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ًا‬‫ع‬‫َا‬‫ص‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬ََ‫ز‬‫ُور‬‫ح‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬ َ‫ى‬‫َل‬‫ع‬ ٍ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬
ٍ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫أ‬َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ى‬ْْْ‫ث‬‫ُن‬‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬{‫ومسلم‬ ‫البخارى‬ ‫رواه‬}
"Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fitrah dari bulan Romadlon
kepada seluruh umat Islam sebanyak satu sha’ kurma atau satu sha’ sya’ir, bagi orang
yang merdeka atau budak, laki-laki atau perempuan yang beragama Islam". (HR. Bukhori
dan Muslim)
5. Wajib mengeluarkan zakat fitrah sebab adanya 3 hal, yaitu : (7)
a. Islam.
b. Terbenamnya matahari pada akhir bulan Romadlon.
c. Adanya kelebihan makanan dari yang diperlukan untuk dirinya dan keluarganya pada
hari raya itu.
6. Orang Islam wajib mengeluarkan zakat untuk dirinya dan orang Islam yang nafkahnya
menjadi tanggungannya.
7. Zakat Fitrah dikeluarkan berupa beras sebanyak 1 sho’. Dalam Kg ada yang memberi
ukuran 2.2 Kg, 2.5 Kg, dan 2.7 Kg.(8)
Dalam hal ini PSW mengikuti yang 2.5 Kg.
8. Zakat Fitrah bisa berupa beras atau berupa uang seharga beras 2.5 Kg. Yang ke dua ini
menurut versi Imam Abu Hanifah, bahkan lebih utama karena uang lebih bermanfaat bagi
penerimanya. (9)
Ayat (2)
Zakat Mal
A. EMAS, PERAK, DAN UANG;
1. Emas dan perak wajib dizakati.
2. Uang wajib dizakati diqiyaskan dengan emas.
3. Syarat wajib zakatnya :
a. genap satu nishob.
b. Haul (disimpan selama satu tahun tanpa putus).
4. Dasar hukum yang mewajibkan zakatnya emas dan perak :
Firman Alloh Swt :
ٍ‫ب‬‫َا‬‫ذ‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ر‬ِّ‫َش‬‫ب‬َ‫ف‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ِى‬‫ف‬ ‫َا‬‫ه‬َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ال‬َ‫و‬ َ‫ة‬َّ‫ِض‬‫ف‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ َ‫ب‬َ‫ه‬َّ‫الذ‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ز‬ِ‫ن‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬‫َّل‬‫َال‬‫و‬ٍ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ا‬)‫التوبة‬:71(
6
Menurut qaul adhhar. Hasyiyah Al-Qurthuby bab Zakat.
7
"Kifayatul Akhyar Fii Ghoyatil Ikhtishor, Juz I hal. 192, dan Muhammad al-Syarbini, dalam kitab Al Iqna', Juz I,
hal.196.
8
Fiqih Lintas Madzhab, Abdul Mannan. hal. 49.
9
Fiqih Lintas Madzhab, Abdul Mannan. hal. 48.
20
“Dan orang – orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Alloh, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapatkan
siksaan yang pedih” {At Taubah : 34}
Hadits Rosuluuloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :
ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ‫ِى‬‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬‫ع‬َ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬‫َو‬‫ص‬ ‫ْا‬‫و‬ُ‫ت‬‫َوا‬‫ه‬َ‫ف‬ ِ‫ق‬‫ْو‬‫ي‬ِ‫ق‬‫َّر‬‫َال‬‫و‬ ِ‫ل‬‫ْو‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬‫َو‬‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ت‬ْ‫و‬َ‫ف‬َ‫ع‬ ْ‫د‬َ‫ق‬
ْ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ئ‬‫ِوا‬‫م‬ ْ‫ت‬‫َو‬‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫ا‬‫َو‬‫ف‬ ٌ‫ء‬ْ‫ي‬‫َو‬‫ش‬ ٍ‫ة‬‫َو‬‫ئ‬‫ِا‬‫م‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫س‬ِ‫ت‬ ‫ِى‬‫ف‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫م‬َ‫ه‬ْ‫ر‬ِ‫د‬ ‫ًا‬‫م‬َ‫ه‬ْ‫ر‬ِ‫د‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ة‬َّ‫ِّرق‬‫ال‬‫َوا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ِ‫ن‬
َ‫م‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ر‬َ‫د‬ ُ‫ة‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬)‫والرتميذى‬ ‫داوود‬ ‫أبو‬ ‫أمحدو‬ ‫رواه‬(
Dari Ali Karromallohu Wajhah ia berkata bahwa Rosululoh Shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda : “Sesungguhnya saya telah memaafkan kamu dari sedekah kuda dan hamba
sahaya. Maka bayarlah zakat perak, tiap – tiap empat puluh dirham, satu dirham, 190
dirham belum wajib zakatnya, dan apabila sampai 200 dirham zakatnya lima dirham” .
{HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi}.
5. Nishob emas – perak dan zakatnya
Hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam. :
ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬َ‫ا‬‫ق‬ ٍ‫ب‬ِ‫ل‬‫َا‬‫ط‬ ‫ِى‬‫ب‬َ‫ا‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ِّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ُ‫ل‬ْ‫و‬‫َو‬‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َوا‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫َوا‬‫ح‬َ‫و‬ ٍ‫م‬‫َو‬‫ه‬ْ‫ر‬ِ‫د‬ ‫َوا‬‫ت‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫ا‬
َ‫ذ‬ِ‫ا‬‫َو‬‫ف‬ ‫ًا‬‫ر‬‫َوا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫د‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬‫ْو‬‫ش‬ِ‫ع‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ ‫َّى‬‫َت‬‫ح‬ ِ‫ب‬َ‫ه‬َّ‫الذ‬ ‫ِى‬‫ف‬ ‫ِى‬‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ٌ‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫و‬ َ‫م‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ر‬َ‫د‬ ُ‫ة‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬‫ا‬
ْْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ٍ‫ر‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫د‬ ُ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ح‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ر‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫د‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ َ‫ك‬َ‫ل‬)‫داود‬ ‫ابو‬ ‫رواه‬(
Dari Ali bin Abi Tholib, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam. Bersabda : “Apabila engkau
mempunyai perak 200 dirham dan telah cukup setahun maka zakatnya 5 dirham, dan tidak
wajib atasmu zakat emas hingga engkau mempunyai 20 dinar dan telah cukup setahun,
maka wajib padanya setengah dinar”. {HR. Abu Dawud}
Permulaan nishob emas adalah 20 mitsqol (berat timbangannya = ± 93,6 gr), zakatnya
1/40 (2,5 %) yaitu 1/2 misqol (2,125 gr) dan selebihnya dihitung mengikuti perkiraannya.
Nishob perak adalah 200 dirham (624 gr ), zakatnya 1 per 40 ( 2,5 % yaitu 5 dirham
(15,6 gr) dan selebihnya dihitung mengikuti perkiraannya ( berdasarkan hitungan 1 per 40
an) (10)
Penjelasan hitungan dirham :
1 dirham = 3,12 gr. 200 dirham = 200 X 3,12 gr = 624 gr
Diambil ukuran timbangan, karena dirham dalam bahasa Arab adalah nama ukuran
timbangan.
Jadi nishob emas dan perak itu berbeda, tetapi kadar zakatnya sama yaitu 2,5 % atau 1
per 40 dari jumlah emas dan perak yang dimilikinya.
B. PERDAGANGAN, PERUSAHAAN DAN PERNIAGAAN;
1. Yang dimaksud harta perniagaan adalah harta kekayaan yang dipersiapkan untuk
diperdagangkan. Harta perniagaan wajib dizakati dengan syarat-syarat seperti yang telah
disebutkan pada zakat emas dan perak.
2. Kadar zakat perdagangan, perusahaan dan perniagaan yang harus dikeluarkan seperti
zakat emas dan perak. Yakni 2.5 %.
3. Dasar hukum:
Hadits Nabi Saw :
ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ٍ‫ب‬ُ‫د‬ْ‫ن‬ُ‫ج‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ُ‫م‬َ‫س‬‫َا‬‫ن‬ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬ُّ‫ُد‬‫ع‬َ‫ن‬ ‫ِى‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َّ‫الص‬ َ‫ج‬ِ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬
{‫داوود‬ ‫أبو‬ ‫و‬ ‫الدارقطنى‬ ‫رواه‬}
Dari Samuroh bin Jundub berkata : “Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam menyuruh kami
mengeluarkan zakat dari harta kekayaan yang kami persiapkan untuk diperdagangkan”.
(HR. Abu Dawud ).
10
Taqiyuddin Abu Bakar, Kifayatul Akhyar Fii Ghoyatil Ikhtishor.Juz I,hlm.175.
21
4. Harta perniagaan dihitung pada tiap – tiap akhir tahun perniagaan. Apabila cukup satu
nishob, maka wajib zakat, meskipun di awal atau di pertengahan tahun tidak cukup satu
nishob. Sebaliknya, kalau di awal tahun cukup satu nishob tetapi karena rugi di akhir tahun
sehingga tidak cukup satu nishob, maka tidak wajib zakat. Jadi perhitungan akhir tahun
perniagaan itulah yang menjadi ukuran sampai atau tidaknya satu nishob.
5. Nishob harta perniagaan adalah menurut pokoknya. Kalau pokoknya emas, nishobnya
seperti emas. Kalau pokoknya perak, nishobnya seperti nishobnya perak, dan harta
perniagaan hendaklah dihitung dengan harga pokok (emas atau perak). Kalau pokoknya
uang silakan mengikuti ukuran emas atau perak. Zakatnya juga sebanyak zakatnya emas
dan perak, yaitu 1/40 = 2,5 % .
C. HASIL PERTANIAN DAN PERKEBUNAN;
1. Dasar wajib zakatnya :
Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah, 2:267 :
ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ‫َّا‬‫ِم‬‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ب‬َ‫س‬َ‫ك‬ ‫َا‬‫م‬ ِ‫ت‬‫َا‬‫ب‬ِّ‫َي‬‫ط‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُوا‬‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ُوا‬‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫َا‬‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬ ‫َا‬‫ي‬...{‫لبقرة‬‫ا‬:
762}
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu.
‫ُو‬‫ت‬ْ‫ي‬َّ‫َالز‬‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ُ‫أ‬ ‫ًا‬‫ف‬ِ‫ل‬َ‫ت‬ْ‫خ‬ُ‫م‬ َ‫ع‬ْ‫ر‬َّ‫َالز‬‫و‬ َ‫ل‬ْ‫خ‬َّ‫َالن‬‫و‬ ٍ‫ت‬‫َا‬‫ش‬‫ُو‬‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬َ‫و‬ ٍ‫ت‬‫َا‬‫ش‬‫ُو‬‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ٍ‫ت‬‫َّا‬‫َن‬‫ج‬ َ‫أ‬َ‫ش‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬َ‫ن‬
َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ث‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫ر‬َ‫م‬َ‫ث‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُوا‬‫ل‬ُ‫ك‬ ٍ‫ه‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ه‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ َ‫ن‬‫َّا‬‫ُّم‬‫َالر‬‫و‬ِ‫ه‬ِ‫د‬‫َا‬‫ص‬َ‫ح‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫َق‬‫ح‬ ‫ُوا‬‫ت‬َ‫آ‬َ‫و‬‫ال‬ ُ‫ه‬َّ‫ِن‬‫إ‬ ‫ُوا‬‫ف‬ِ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ت‬ ‫َال‬‫و‬
َ‫ني‬ِ‫ف‬ِ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ِب‬‫ح‬ُ‫ي‬(‫األنعام‬:131)
Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. 6 : Al-An’am :
141)
2. Tanaman yang wajib dizakati
Semua jenis tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai nilai produktif (An-nama’)
dan ekonomis wajib dizakati. Hal ini berdasarkan keumuman ayat Al-Quran S. 2. Al-
baqoroh : 267, S.6.Al-An’am:141 di atas, dan sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi
dewasa ini, khususnya bidang pertanian. (11)
3. Nishob tanaman (biji-bijian dan buah-buahan)
a. Nishob nisob tanaman
Di Indonesia yang lebih tepat menggunakan standar ukuran nishobnya padi, mengingat
padi di Indonesia merupakan makanan pokok yang nilai rupiahnya menengah (tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah), serta harganya stabil karena selalu mendapat
pengawasan dari pihak pemerintah. (12)
b. Kadar nisob tanaman
Sesuai dengan hadits-hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam ukuran nishob tanaman
menggunakan takaran. Sedangkan ukuran di Indonesia lazimnya menggunakan
timbangan (Kg). Maka perlu penyesuaian antara takaran dan timbangan.
11
Prof DR KH Sjechul Hadi Permono, SH, MA : Formula Zakat hal. 182.
12
Prof DR KH Sjechul Hadi Permono, SH, MA : Formula Zakat hal. 187.
22
Sabda Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam:
ٍ‫ق‬َ‫س‬ْ‫و‬‫أ‬ َ‫ة‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ َ‫غ‬ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ي‬ ‫َّى‬‫َت‬‫ح‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ٍ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ‫ُب‬‫ح‬ ْ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬(‫مسلم‬ ‫رواه‬)
“Tidak ada sedekah (zakat pada biji dan buah-buahan sehingga mencapai lima wasaq”
{HR. Muslim}
Hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam :
َ‫ع‬ْ‫ن‬َّ‫الن‬ َّ‫َن‬‫أ‬ ٍ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ‫ِى‬‫ب‬َ‫أ‬َّ‫ِي‬‫ب‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬:‫ًا‬‫ع‬‫َا‬‫ص‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُّ‫ِت‬‫س‬ ُ‫ق‬ْ‫س‬َ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ا‬(‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫أمحد‬ ‫رواه‬)
Dari Abu Sa’id; Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : “Satu wasaq adalah 60
Sho’” {HR. Ahmad dan Ibnu Majah}
Nisob tanaman padi dan biji-bijian
Nishob hasil tanaman ukuran asalnya dengan takaran, Yaitu 5 wasaq = 300 sho’ =
1200 mud. Ukuran tersebut berlakunya di Jazirah Arab. Untuk di Indonesia misalnya
bisa disesuaikan dengan takaran liter, atau timbangan (Kg), :
Jika menggunakan takaran liter setelah dibersihkan dari kulit (dijadikan beras) 5 wasaq
= 300 sho’= 930 liter.
Penghitungannya :
 1 sho’ = 3,1 liter ;
 1 wasaq = 60 sho’= 60 x 3,1 liter = 186 liter,
 5 wasaq = 5 X 60 sho’ = 300 sho’ = 300 X 3,1 liter = 930 liter. (satu nishob).
 Jika menggunakan timbangan (Kg) dengan versi 1 mud = 625 gram, 5 wasaq =
750 Kg / 7.5 Kwintal (beras).
Penghitungannya sbb. :
 1 mud beras = 625 Kg.
 1 sho’ = 4 mud = 4 x 625 Gr = 2.500 Gr = 2.5 Kg. (13)
 1 wasaq = 60 sho’ = 60 x 2.5 Kg = 150 Kg.
 5 wasaq = 5 x 150 Kg = 750 Kg (beras)
 Jika masih berupa gabah kering dengan versi 1 Kg gabah = 60 Gr / 0.60 Kg beras,
5 wasaq = 1248 Kg / 12,48 Kwintal.
Penghitungannya sbb :
 1 sho’ = 2.5 Kg beras = 2.5 : 0,60 = 4.16 Kg (gabah)
 1 wasaq = 60 sho’ x 4.16 Kg = 249.6 Kg
 5 wasaq = 5 x 249.6 Kg = 1.248 Kg. (Gabah kering siap disimpan).
c. Hasil tanaman yang tidak menggunakan takaran nishobnya disamakan dengan
harganya 300 sho’ / 750 Kg beras / 1.248 Kg gabah kering (untuk di Indonesia).
d. Kadar zakatnya tanaman :
 Jika pengairannya tidak memerlukan biaya (air hujan, irigasi / air sungai), zakatnya
10 %;
 Jika pengairannya memerlukan biaya (diesel / pembelian air), zakatnya 5 %.
 Keperluan selain air, seperti pupuk, obat-obatan jika hanya sekedar untuk
meningkatkan hasilnya maka tidak mempengaruhi penurunan kadar zakat ke 5 %.
Tapi kalau untuk kehidupan tanaman maka kadar zakatnya menjadi 5 %.
Sebagaimana hadits Nabi Saw. :
ِّ‫ِي‬‫ب‬َّ‫الن‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ْ‫ا‬َ‫ق‬:َ‫ي‬ِ‫ق‬ُ‫س‬ ‫َا‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ُ‫ء‬‫َا‬‫م‬َّ‫الس‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬َ‫س‬ ‫َا‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬
ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ض‬َّ‫ِالن‬‫ب‬)‫ِى‬‫ر‬‫َا‬‫خ‬ُ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬ْ‫ا‬َ‫و‬َ‫ر‬(
Dari Ibnu Umar dari bapaknya dari Nabi Saw. Bersabda : “Terhadap tanaman yang
disirami dengan air hujan atau mata air, zakatnya sepersepuluh (10 %) dan yang
diairi dengan air yang diangkat dengan alat pengangkat, zakatnya separuh dari
sepersepuluhnya (5 %)”. {HR. Bukhori}.
13
Ukuran zakat fithrah. Lihat Pasal 10, ayat (1) angka 7.
23
e. Masa wajib zakat
Batasan waktu wajib zakat adalah masa biji-bijian mengeras atau menguning (sebelum
dipanen). Pengertiannya :
 jika tanaman itu dijual atau dirusak oleh pemiliknya tetap wajib dizakati
 dan jika ada kerusakan bukan kesengajaan / kecerobohan pemiliknya, misalnya
karena bencana alam, maka tidak wajib dizakati.
f. Waktu mengeluarkan zakat.
Batasan masa wajib mengeluarkan zakat tanaman adalah setelah dipanen dan
dibersihkan dari daun, runggai, dll, dan timbangannya disesuaikan. Atau setelah
dikeringkan (dijemur) siap disimpan.
g. Penghitungan hasil panen
 Semua hasil panenen, termasuk yang diambil untuk digunakan upah pekerja
(bawon, Jawa) dijadikan hitungan nishob dan dizakati.
 Kelebihan dari batas nishob harus dikeluarkan zakatnya (10% atau 5%).
h. Penghitungan satu tahun
Seluruh hasil panen dalam satu tahun dari satu jenis tanaman meskipun berbeda lokasi
tanamnya harus dikumpulkan untuk hitungan nishob, meski panen yang pertama belum
genap satu nishob atau sudah habis. Contoh :
 Bulan pertama panen setengah nishob, pertengahan tahun panen seperempat
nishob dan sebelum akhir tahun panen lagi seperempat nishob. Keseluruhannya
dihitung dan jika sudah 1 nishob wajib dizakati pada panenan terakhir, meski hasil
panen sebelumnya sudah habis.
Dalam hal ini jika diperkirakan hasil panen satu tahun sudah mencapai satu nishob,
agar tidak terasa berat pada waktu panen yang terakhir, pengeluaran zakatnya bisa
didahulukan (dita’jil) pada setiap panen atau dengan niat ta’liq (jika nanti akhir
tahun mencapai satu nishob yang saya keluarkan ini sebagai zakatnya, dan kalau
belum mencapai satu nishob pengeluaran ini sebagai infaq / shodakoh);
 Hasil panen dari beberapa lokasi sawah dan beberapa kali panen selama masih
dalam hitungan setahun supaya dikumpulkan jumlah perolehannya untuk
penghitungan nishob.
Jika ditakar atau ditimbang masih berupa gabah dan nisobnya jenis tanaman lain.
D. HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN;
Jenis binatang yang wajib dizakati adalah unta, sapi, kerbau dan kambing.
Syarat bagi pemilik binatang yang wajib zakat :
1. Islam, orang non muslim (kafir walaupun mempunyai binatang tersebut ia tidak wajib
zakat.
2. Merdeka.
3. Milik yang sempurna, sesuatu yang belum sempurna dimiliki tidak wajib dizakati.
4. Mencapai satu nishob.
5. Sampai satu tahun lamanya dimiliki.
6. Digembalakan di rumput yang mubah, binatang yang diumpan ( diambilkan makanannya
tidak wajib dizakati.
a. Nishob dan Zakat Unta :
Permulaan nishob unta adalah 5 ekor, zakatnya 1 ekor kambing dan pada 10 ekor unta
zakatnya 2 kambing, 15 unta zakatnya 3 kambing, 20 unta zakatnya 4 kambing, 25 unta
zakatnya 1 unta bintu makhodl (unta betina yang telah berumur 1 tahun menginjak 2
tahun), 36 unta zakatnya 1 unta bintu labun (unta betina yang telah berumur 2 tahun),
pada 46 unta zakatnya 1 unta hiqqoh (unta betina yang berumur 3 tahun), pada 61 unta
zakatnya 1 unta jadza’ah (unta betina yag berumur 4 tahun menginjak 5 tahun), pad 76
unta zakatnya 2 unta bntu labun, pada 91 unta zakatnya 2 unta hiqqoh, pada 121 unta
zakatnya 3 unta bintu labun, kemudian pada setiap 40 unta zakatnya 1 unta bintu labun
dan tiap-tiap 50 unta zakatnya 1 unta hiqqoh. (14)
14
Taqiyuddin Abi Bakr Ibn Muhammad Al Husainy, Kifayatul Akhyar Juz I, hal. : 178-179
24
Hadits Nabi SAW. :
َ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ ‫َا‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫س‬ْ‫ي‬‫د‬ٍ‫د‬ْ‫و‬ٌَ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ِ‫ل‬ِ‫و‬‫ِب‬‫إل‬ْ‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬{‫ال‬ ‫رواه‬‫ومسلم‬ ‫بخارى‬}
“Unta yang kurang dari 5 ekor tidak wajib sedekah (zakat)” {HR. Bukhori Muslim}.
b. Nishob dan Zakat Sapi dan Kerbau
ْ‫ى‬ِ‫ف‬َ‫و‬ ٌ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ث‬ َ‫ال‬َ‫ث‬ ِ‫ر‬َ‫ق‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ب‬‫َا‬‫ص‬ِ‫ن‬ ُ‫ل‬َّ‫َو‬‫أ‬َ‫و‬ٌ‫ة‬َّ‫ِن‬‫س‬ُ‫م‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬
Permulaan nishob lembu adalah 30 ekor, zakatnya seekor tabi’ (lembu muda – Jawa :
pedhet) dan pada 40 ekor lembu, zakatnya seekor musinnah (1 Lembu yang sudah genap
giginya) (15)
Yang dinamakan tabi’ ialah lembu yang telah berumur 1 tahun masuk 2 tahun, dan
musinnah adalah lembu yang sudah genap giginya ( berumur 2 tahun lebih). Setiap 30
ekor lembu zakatnya seekor tabi’, dan setiap 40 ekor lembu zakatnya seekor musinnah.
Jadi 60 ekor lembu zakatnya 2 ekor tabi’, 70 ekor lembu zakatnya 1 ekor tabi’ dan 1 ekor
musinnah dan 80 ekor lembu zakatnya 2 ekor musinnah, begitulah seterusnya.
Hadits Nabi Saw :
َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ٍ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ج‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ذ‬‫َا‬‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ُّ‫ِي‬‫ب‬َّ‫الن‬ ‫ِي‬‫ن‬َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬‫ًا‬‫ع‬‫ِي‬‫ب‬َ‫ت‬ ً‫ة‬َ‫ر‬َ‫ق‬َ‫ب‬ َ‫ني‬ِ‫ث‬‫َا‬‫ل‬َ‫ث‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ذ‬ُ‫خ‬‫آ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ِي‬‫ن‬َ‫ر‬َ‫م‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ِ‫ن‬َ‫م‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬
ً‫ة‬َّ‫ِن‬‫س‬ُ‫م‬ َ‫ني‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ع‬‫ِي‬‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫أ‬{‫رو‬‫اخلمسة‬ ‫اه‬}
Dari Muad Bin Jabal, ia berkata : “Rosululloh Saw telah mengutusku ke Yaman dan Beliau
menyuruhku untuk memungut zakat, dari tiap 30 ekor sapi ( atau kerbau seekor anaknya
jantan atau betina berumur 1 tahun, dan tiap – tiap 40 ekor sapi ( atau kerbau seekor
anaknya yang berumur 2 tahun”. ( Riwayat Lima Orang Ahli Hadits).
c. Nishob dan Zakat Kambing
Batas nishob kewajiban zakatnya ditetapkan berdasarkan Hadits Nabi Saw. Yang diterima
Anas ra. Tentang isi surat Abu Bakar As Shiddiq ra. :
...‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫َا‬‫ه‬ِ‫ت‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫س‬ ‫ِى‬‫ف‬ ِِ‫م‬َ‫ن‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫ِى‬‫ف‬َ‫و‬ٍ‫ة‬‫َا‬‫ش‬ ِ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬.‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫د‬‫َا‬‫ز‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
َ‫ث‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ٍ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ِ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫د‬‫َا‬‫ز‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ِ‫ن‬‫َا‬‫ت‬‫َا‬‫ش‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ٍ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ُ‫ث‬َ‫ال‬،‫ٍه‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ش‬
ٌ‫ة‬‫َا‬‫ش‬ ٍ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ِّّ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ِى‬‫ف‬َ‫ف‬ ٍ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ِ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ َ‫ى‬‫َل‬‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫د‬‫َا‬‫ز‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬.‫شاة‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫ة‬َ‫ص‬ِ‫ق‬‫َا‬‫ن‬ ِ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫س‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬
‫َا‬‫ه‬ُّ‫َب‬‫ر‬ َ‫ء‬‫َا‬‫ش‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫ِال‬‫إ‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫َا‬‫ه‬َ‫ل‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ‫واحدة‬ ‫شاة‬{‫البخارى‬ ‫رواه‬}
“Mengenai zakat kambing yang dalam penggembalaan, jika telah mencapai 40 ekor sampai
120 ekor, zakatnya seekor kambing. Jika telah lebih dari 120 sampai 200 ekor, zakatnya 2
ekor kambing, jika lebih dari 200 sampai 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing. Kemudian
jika lebih dari 300 ekor, maka setiap 100 ekor zakatnya seekor kambing. Tidak ada
kewajiban zakat atas kambing bila dalam jumlah kurang dari 40 ekor, kecuali jika
pemiliknya berbaik hati untuk memberikannya sebagai sedekah sunnat”. {HR. Bukhori}.
E. HASIL PERTAMBANGAN
Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut bumi dan memiliki
nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara,
dll. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar,
marjan, dll.
15
Taqiyuddin Abi Bakr Ibn Muhammad Al Husainy, Kifayatul Akhyar Juz I, hal. : 180
25
F. RIKAZ (TEMUAN)
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun.
Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.
G. HASIL PENDAPATAN DAN JASA (PROFESI).
a. Dasar hukum
...
{‫البقرة‬:702}
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu.
Ayat tersebut di atas, secara redaksional mendahulukan perintah mengeluarkan zakat dari
harta-harta yang diperoleh dari hasil usaha yang baik-baik karena
itu segala macam hasil usaha atau jasa, anggota legislatif, dokter, pegawai negeri sipil,
dokter, konsultan, mubaligh/penceramah, penulis, dan segala hasil usaha yang halal, baik
dan professional, apabila telah sampai batas minimal (nishab) dan satu tahun (haul) maka
wajib mengeluarkan zakat.

(‫التوبة‬:301)
“Ambillah zakat dari harta mereka, maka dengan zakat dapat membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya do’amu itu
(menumbuhkan) ketentraman jiwa, bagi mereka. Alloh Maha Mendengar, Maha
Mengetahui”. {Q.S. At-Taubah : 103}
Kalimah “amwal” di sini bersifat umum. Perniagaan jasa seperti perhotelan, angkutan
umum, dan sebagainya adalah termasuk tijaroh yang wajib dizakati dan zakatnya adalah
2,5 %.
Adapun nishobnya sama dengan nishobnya emas dan perak.
َ‫ج‬ِ‫ت‬ َ‫ل‬‫َا‬‫م‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ت‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬‫َا‬‫ج‬ِّ‫ِلت‬‫ل‬ ‫ًا‬‫ض‬َ‫ر‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫أل‬ْ‫ا‬ِ‫ب‬ َ‫د‬َ‫ص‬َ‫ق‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫َا‬‫م‬ ُ‫ص‬ْ‫خ‬َّ‫الش‬ َ‫ر‬َ‫ج‬ََ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬ٍ‫ة‬َ‫ر‬‫ا‬
ٌ‫ة‬َ‫ض‬ِ‫و‬‫َا‬‫ع‬ُ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ر‬‫َا‬‫ج‬ِ‫إل‬‫ا‬ َّ‫َن‬‫أل‬(‫االخيارجزء‬ ‫كفاية‬3320)
Jika seseorang mengupahkan (menyewakan) hartanya atau dirinya sendiri dengan
menghendaki upah. Ketika upah itu merupakan harga jual beli, maka menjadi harta
perniagaan. Karena upah merupakan ganti.
ِ‫ة‬َ‫ر‬‫َا‬‫ج‬ِّ‫الت‬ ِ‫د‬ْ‫ص‬َ‫ق‬ِ‫ب‬ ِ‫ض‬ْ‫و‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫خ‬‫ا‬ ً‫ص‬ْ‫خ‬َ‫ش‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ِ‫ر‬َّ‫َج‬‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫ر‬‫َا‬‫ص‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ُ‫ض‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬‫ذ‬
َ‫ج‬ِ‫ت‬‫ال‬َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ُ‫ب‬ِ‫ج‬َ‫ت‬َ‫ف‬ َ‫ة‬َ‫ر‬‫ا‬.ْ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ح‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ ِ‫ع‬ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ج‬َْ‫مل‬‫ا‬ ‫ِى‬‫ف‬َ‫و‬(‫جز‬0‫ص‬14).
“seseorang yang menyewakan dirinya atau orang lain dengan harga dari beberapa harga,
dengan tujuan diperjul belikan maka orang tersebut menjadi harga dagangan. Pengarang
kitab ini berkata perdagangan wajib (dkeluarkan) Zakatnya.
Pasal 11
Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4),
Cukup jelas
Pasal 12
Ayat (1), Ayat (2)
Cukup jelas
 ),(  
26
Pasal 13
Ayat (1)
Pencatatan dalam Formulis Isian Zakat (FIZ) sangat diperlukan tertib administrasi untuk
memudahkan dalam penghitungan Insentif serta untuk menjaga Amanah
Ayat (2)
Setiap Muzakki yang membayar zakat kepada PSW Desa atau Petugas yang ditunjuk
harus memberikan tanda terima sesuai jenis setorannya. Setoran yang berbentuk uang
menggunakan Tanda Terima Zakat – A (Uang), dan setoran berbentuk natura menggunakan
Tanda Terima Zakat – B (Natura). Tanda Terima ini berada di PSW Desa, Petugas penerima
adalah Ketua PSW Desa atau Petugas yang ditunjuk.
Ayat (3)
Formulir Isian Zakat – A (FIZ-A) diisi / direkap dari Tanda Terima Zakat – A (Uang)
sebelum disetorkan ke PSW Kecamatan sebagai Lampiran.
Ayat (4)
Formulir Isian Zakat – B (FIZ-B) diisi / direkap dari Tanda Terima Zakat – B (Natura)
sebelum disetorkan ke PSW Kecamatan sebagai Lampiran.
Zakat yang tidak berupa uang (Natura) memang harus dijual / diuangkan, sebab
penyetoran kepada PSW diatasnya sampai BKW Pusat harus berupa uang. PSW Daerah
sebagai Taukil boleh melakukan hal itu.
Ayat (5)
Nominal Zakat adalah Jumlah dari FIS-A dan FIS-B yang telah diuangkan.
Contoh :
Jumlah FIZ – A (Uang) sebesar Rp. 100.000,-
Jumlah FIZ – A (Natura) setelah diuangkan sebesar Rp. 125.000,-
NOMINAL ZAKAT-nya adalah Rp. 225.000,-
Ayat (6)
Pencatatan dan Penyertaan Nominal Zakat masing-masing jajaran diperlukan untuk
memudahkan dan dijadikan dasar untuk menghitung Insentif PSW Daerah
Pasal 14
Ayat (1)
PSW Desa mendapat insentif sebesar 15 % dari NZ se Desa / Kelurahannya. Misalnya :
Pengumpulan Zakat dari Muzakki
a. Berupa Uang (FIZ-A) Rp. 75.000,-
b. Berupa Natura (FIZ-B) diuangkan Rp. 25.000,- (+)
Jumlah Nominal Zakat Rp. 100.000,-
Insentif PSW Desa Rp. 100.000 x 15% = Rp. 15.000,- (-)
Jumlah yang disetor ke PSW Kecamatan Rp. 85.000,-
Ayat (2)
PSW Kecamatan mendapat insentif sebesar 15 % dari NZ se Kecamatannya. Misalnya :
Setoran PSW Desa A (FIS-A + FIS-B) Rp. 100.000,-
Setoran PSW Desa B (FIS-A + FIS-B) Rp. 75.000,-
Setoran PSW Desa C (FIS-A + FIS-B) Rp. 125.000,- (+)
Jumlah Nominal Zakat se Kecamatan Rp. 300.000,-
Insentif PSW Desa Rp. 300.000 x 15% = Rp. 45.000,- (-)
Jumlah yang diterima PSW Kecamatan Rp. 255.000,-
Insentif PSW Kec. Rp.300.000 x 15% = Rp. 45.000,- (-)
Jumlah yang disetor ke DPC PSW Rp. 210.000,-
27
Ayat (3)
PSW Cabang mendapat insentif sebesar 15 % dari NZ se Kabupaten/Kotanya. Misalnya :
Setoran PSW Kecamatan A (FIS-A + FIS-B) Rp. 200.000,-
Setoran PSW Kecamatan B (FIS-A + FIS-B) Rp. 175.000,-
Setoran PSW Kecamatan C (FIS-A + FIS-B) Rp. 125.000,- (+)
Jumlah Nominal Zakat se Kab./ Kota Rp. 500.000,-
Insentif PSW Desa & Kec. Rp.300.000 x 15% x 2 = Rp. 150.000,- (-)
Jumlah yang diterima DPC PSW Rp. 350.000,-
Insentif DPC PSW Rp.300.000 x 15% = Rp. 75.000,- (-)
Jumlah yang disetor ke DPW PSW Rp. 275.000,-
Ayat (4)
PSW Wilayah mendapat insentif sebesar 15 % dari NZ se Wilayahnya. Misalnya :
Setoran DPC PSW A (FIS-A + FIS-B) Rp. 300.000,-
Setoran DPC PSW B (FIS-A + FIS-B) Rp. 375.000,-
Setoran DPC PSW C (FIS-A + FIS-B) Rp. 325.000,- (+)
Jumlah Nominal Zakat se Wilayah Rp. 1.000.000,-
Insentif PSW Desa, Kec. & Cabang Rp. 300.000 x 15% x 3 Rp. 450.000,- (-)
Jumlah yang diterima DPW PSW Rp. 550.000,-
Insentif DPW PSW Rp. 1.000.000 x 15% = Rp. 150.000,- (-)
Jumlah yang disetor ke DPP PSW Rp. 400.000,-
Ayat (5)
1. Apabila PSW Desa/Kelurahan menyetorkan langsung kepada PSW Cabang, maka PSW
Cabang harus memberikan bagian Insentif PSW Kecamatan, sesuai haknya.
2. Apabila PSW Desa/Kelurahan atau Kecamatan menyetorkan langsung kepada PSW
Wilayah, maka PSW Wilayah harus memberikan bagian Insentif PSW Cabang dan atau
Kecamatan, sesuai haknya.
3. Apabila PSW Desa / Kelurahan, Kecamatan, atau Cabang menyetorkan langsung kepada
PSW Pusat, maka PSW Pusat akan memberikan bagian Insentif PSW Wilayah, Cabang dan
atau Kecamatan, sesuai haknya.
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Jombang,
H1430Muharram02
Μ2008Desember30
DEWAN PIMPINAN PUSAT
PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH
Sekretaris Umum,
M. ZAINUL ARIFIN, S.Pd.I

More Related Content

What's hot

Hakikat evaluasi pembelajaran
Hakikat evaluasi pembelajaranHakikat evaluasi pembelajaran
Hakikat evaluasi pembelajaran
Runia Malikah
 
00.4 ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PJOK SMP KELAS VII_27_06_2022_OKE.doc
00.4 ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PJOK SMP KELAS VII_27_06_2022_OKE.doc00.4 ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PJOK SMP KELAS VII_27_06_2022_OKE.doc
00.4 ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PJOK SMP KELAS VII_27_06_2022_OKE.doc
DeepFlow2
 
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Linda Purnamasari
 
Phet 1-lks gerak lurusberaturan & glbb
Phet 1-lks gerak lurusberaturan & glbbPhet 1-lks gerak lurusberaturan & glbb
Phet 1-lks gerak lurusberaturan & glbb
Fajar Baskoro
 
Model pembelajaran make a match
Model pembelajaran make a matchModel pembelajaran make a match
Model pembelajaran make a match
Ayu Triast
 

What's hot (20)

Format buku penghubung siswa
Format buku penghubung siswaFormat buku penghubung siswa
Format buku penghubung siswa
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN BUDI PEKERTI KELAS 1 BAB 4
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN BUDI PEKERTI KELAS 1 BAB 4MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN BUDI PEKERTI KELAS 1 BAB 4
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN BUDI PEKERTI KELAS 1 BAB 4
 
RPP Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
RPP Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang BertakwaRPP Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
RPP Ibadah Puasa Membentuk Pribadi Yang Bertakwa
 
Kelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdfKelas 4 SD.pdf
Kelas 4 SD.pdf
 
Hakikat evaluasi pembelajaran
Hakikat evaluasi pembelajaranHakikat evaluasi pembelajaran
Hakikat evaluasi pembelajaran
 
RPP Bab Cahaya
RPP Bab CahayaRPP Bab Cahaya
RPP Bab Cahaya
 
Kisi kisi soal ipa kelas 11
Kisi kisi soal ipa kelas 11Kisi kisi soal ipa kelas 11
Kisi kisi soal ipa kelas 11
 
RPP IPA KELAS9 Bab 1.Sistem Reproduksi pada Manusia
RPP IPA KELAS9 Bab 1.Sistem Reproduksi pada ManusiaRPP IPA KELAS9 Bab 1.Sistem Reproduksi pada Manusia
RPP IPA KELAS9 Bab 1.Sistem Reproduksi pada Manusia
 
PENILAIAN PRODUK DALAM MBELAJARAN TERPADU
PENILAIAN PRODUK DALAM MBELAJARAN TERPADUPENILAIAN PRODUK DALAM MBELAJARAN TERPADU
PENILAIAN PRODUK DALAM MBELAJARAN TERPADU
 
IPA Modul 1 KB 2 Rev
IPA Modul 1 KB 2 RevIPA Modul 1 KB 2 Rev
IPA Modul 1 KB 2 Rev
 
Rpp rantai makanan
Rpp rantai makananRpp rantai makanan
Rpp rantai makanan
 
00.4 ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PJOK SMP KELAS VII_27_06_2022_OKE.doc
00.4 ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PJOK SMP KELAS VII_27_06_2022_OKE.doc00.4 ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PJOK SMP KELAS VII_27_06_2022_OKE.doc
00.4 ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN PJOK SMP KELAS VII_27_06_2022_OKE.doc
 
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
 
Analisis skl, ki kd, silabus dan ppm-1-4-16
Analisis skl, ki kd, silabus dan ppm-1-4-16Analisis skl, ki kd, silabus dan ppm-1-4-16
Analisis skl, ki kd, silabus dan ppm-1-4-16
 
Soal tryout ipa smp tipe 1
Soal tryout  ipa smp  tipe 1Soal tryout  ipa smp  tipe 1
Soal tryout ipa smp tipe 1
 
Phet 1-lks gerak lurusberaturan & glbb
Phet 1-lks gerak lurusberaturan & glbbPhet 1-lks gerak lurusberaturan & glbb
Phet 1-lks gerak lurusberaturan & glbb
 
KB 2 Penerapan Penilaian Authentik
KB 2 Penerapan Penilaian AuthentikKB 2 Penerapan Penilaian Authentik
KB 2 Penerapan Penilaian Authentik
 
Ai susilawati
Ai susilawatiAi susilawati
Ai susilawati
 
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian Listrik
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian ListrikRPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian Listrik
RPP IPA KELAS 9 SMP Bab 5. Rangkaian Listrik
 
Model pembelajaran make a match
Model pembelajaran make a matchModel pembelajaran make a match
Model pembelajaran make a match
 

Similar to Surat Keputusan PSW Pusat tanteng Zakat tahun 2008

Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
fallova
 
78968461POWER POINT MATERI UPZ.pptx
78968461POWER POINT MATERI UPZ.pptx78968461POWER POINT MATERI UPZ.pptx
78968461POWER POINT MATERI UPZ.pptx
ilhamsiddiq5
 
29 pembiayaan pengurusan-haji
29 pembiayaan pengurusan-haji29 pembiayaan pengurusan-haji
29 pembiayaan pengurusan-haji
SiLvi FitrissaLam
 
Situs pendidikan islam no#1
Situs pendidikan islam no#1Situs pendidikan islam no#1
Situs pendidikan islam no#1
Syahira Aman
 

Similar to Surat Keputusan PSW Pusat tanteng Zakat tahun 2008 (20)

PERBAZNAS-NO-5-TAHUN-2018-TENTANG-PENGELOLAAN-KEUANGAN-ZAKAT-Salinan.pdf
PERBAZNAS-NO-5-TAHUN-2018-TENTANG-PENGELOLAAN-KEUANGAN-ZAKAT-Salinan.pdfPERBAZNAS-NO-5-TAHUN-2018-TENTANG-PENGELOLAAN-KEUANGAN-ZAKAT-Salinan.pdf
PERBAZNAS-NO-5-TAHUN-2018-TENTANG-PENGELOLAAN-KEUANGAN-ZAKAT-Salinan.pdf
 
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqaf
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqafBab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqaf
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqaf
 
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
 
78968461POWER POINT MATERI UPZ.pptx
78968461POWER POINT MATERI UPZ.pptx78968461POWER POINT MATERI UPZ.pptx
78968461POWER POINT MATERI UPZ.pptx
 
Bab v s2
Bab v s2Bab v s2
Bab v s2
 
PPT Zakat (Revised).pptx
PPT Zakat (Revised).pptxPPT Zakat (Revised).pptx
PPT Zakat (Revised).pptx
 
Prospek hukum zakat di indonesia
Prospek hukum zakat di indonesiaProspek hukum zakat di indonesia
Prospek hukum zakat di indonesia
 
Fiqh zakat
Fiqh zakatFiqh zakat
Fiqh zakat
 
Zakat fitrah dan zakat mal
Zakat fitrah dan zakat malZakat fitrah dan zakat mal
Zakat fitrah dan zakat mal
 
Prospek hukum zakat di indonesia2
Prospek hukum zakat di indonesia2Prospek hukum zakat di indonesia2
Prospek hukum zakat di indonesia2
 
29 pembiayaan pengurusan-haji
29 pembiayaan pengurusan-haji29 pembiayaan pengurusan-haji
29 pembiayaan pengurusan-haji
 
Optimalisasi Peran Zakat Dalam Pemberdayaan Ummat
Optimalisasi Peran Zakat Dalam Pemberdayaan UmmatOptimalisasi Peran Zakat Dalam Pemberdayaan Ummat
Optimalisasi Peran Zakat Dalam Pemberdayaan Ummat
 
Zakat
ZakatZakat
Zakat
 
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatuyatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
 
Wakaf,haji,zakat
Wakaf,haji,zakatWakaf,haji,zakat
Wakaf,haji,zakat
 
Sk no. 20 tahun 1989 tentang dana box
Sk no. 20 tahun 1989 tentang dana boxSk no. 20 tahun 1989 tentang dana box
Sk no. 20 tahun 1989 tentang dana box
 
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
 
Situs pendidikan islam no#1
Situs pendidikan islam no#1Situs pendidikan islam no#1
Situs pendidikan islam no#1
 
Pendayagunaan Zakat (
Pendayagunaan Zakat (Pendayagunaan Zakat (
Pendayagunaan Zakat (
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
 

Recently uploaded

Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 

Recently uploaded (20)

MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 

Surat Keputusan PSW Pusat tanteng Zakat tahun 2008

  • 1. 1 SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 Tentang PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT UNTUK PERJUANGAN WAHIDIYAH BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM DEWAN PIMPINAN PUSAT PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH MENIMBANG : 1. Bahwa PSW adalah Lembaga Khidmah dalam perjuangan menuju kesadaran kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, wa Rosuulihi Shollallohu ‘alaihi wasallam, dan dalam hubungan penerimaan dan pengelolaan masalah Zakat PSW termasuk SABIILIL-KHOIR; sebagaimana fatwa Hadrotul Mukarrom Romo Kyai Haji Abdoel Majid Ma’roef, Muallif Sholawat Wahidiyah RA.wa QS. 2. Bahwa pelaksanaan dan pengelolaan Zakat sebagai salah satu di antara sumber keuangan organisasi PSW, perlu adanya dasar dan pedoman yang mudah dipahami dan dilaksanakan. 3. Bahwa perlu meninjau kembali SK DPP PSW Nomor : SK.21/DPP PSW-36/XII/1998 tentang Penerimaan dan Penyetoran Zakat / Infaq / Jariyah / Shodaqoh serta Prosentase Pem- bagiannya bagi Perjuangan Wahidiyah. MENGINGAT : 1. AD PSW Bab IV Pasal 10 tentang Tugas Pokok, dan Bab IX Pasal 16 tentang Keuangan organisasi PSW. 2. Program Umum PSW 2006-2011 Bab II Huruf N tentang Keuangan. 3. Undang-Undang Negara R.I Nomor : 38 Tahun 1999, tentang Pengelolaan Zakat. 4. Keputusan Menteri Agama R.I Nomor : 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 38 Tahun 1999, tentang Pengelolaan Zakat. 5. Keputusan Rakergab DPP & MTP PSW tanggal (8 Sya'ban 1429 H) 10 Agustus 2008 M. MEMPERHATIKAN : 1. Fatwa dan bimbingan Mu’allif Sholawat Wahidiyah RA. wa QS. dan Ajaran Wahidiyah. 2. Surat Keputusan DPP PSW No : SK.21/DPP PSW-36/XII/1998, tanggal 18 Desember 1998, tentang Penerimaan dan Penyetoran Zakat / Infaq / Jariyah / Shodaqoh serta Prosentase Pembagian bagi Perjuangan Wahidiyah 3. Surat Keputusan PSW Pusat Nomor : SK.038/PSWP-XXXII/I/’96 tanggal 6 Januari 1996 Tentang Penunjukan PSW-PSW Daerah Mewakili PSW Pusat Menerima Zakat. 4. Pengalaman di lapangan mengenai pelaksanaan penerimaan Zakat dan berbagai masukan dari daerah-daerah. DENGAN MEMOHON TAUFIQ HIDAYAH ALLOH SWT, SYAFA’AT TARBIYAH ROSUULULLOH SAW, SERTA BAROKAH NADHROH GHOUTSU HADZAZ-ZAMAN RA. M E MU T U S K A N
  • 2. 2 MENETAPKAN : SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYA NOMOR : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 TENTANG PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT UNTUK PERJUANGAN WAHIDIYAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Surat Keputusan ini, yang dimaksud dengan : (1) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliknya sesuai dengan ketentuan agama Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerima. (2) Muzakki adalah seorang muslim atau badan yang dimiliki orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat. (3) Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat. (4) Nishab adalah jumlah minimal harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya. (5) Haul adalah masa pemilikan harta kekayaan selama 12 bulan Qomariyah. (6) Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) Pusat adalah Lembaga Khidmah Perjuangan Wahidiyah yang didirikan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah Ra., yang pada saat ini berkedudukan di Pesantren At Tahdzib (PA) Rejoagung, Ngoro, Jombang, Jawa Timur. (7) PSW Daerah adalah organ pembantu yang secara hirarki berada di bawah PSW Pusat dan meliputi wilayah kerjanya masing-masing, antara lain : PSW Wilayah, PSW Cabang, PSW Kecamatan, dan PSW Desa atau Kelurahan. Pasal 2 Setiap Pengamal Wahidiyah yang mampu atau badan yang dimiliki berkewajiban menunaikan zakat, baik zakat maal maupun zakat fitrah. Pasal 3 Zakat yang diterima oleh PSW dikelola untuk kepentingan Perjuangan Wahidiyah. BAB II D A S A R Pasal 4 AI Qur'an َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُا‬‫و‬‫َأت‬‫و‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫أ‬َ‫و‬{‫البقرة‬:111} “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat“ (QS. Al Baqoroh :110) Pasal 5 Al Hadits Sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam : ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬َ‫ع‬ ُ‫م‬‫ْال‬‫س‬ِ‫إل‬‫ا‬ َ‫ي‬ِ‫ن‬ُ‫ب‬ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫ُوو‬‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫َم‬‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫َن‬‫أ‬َ‫و‬ ُ‫هلل‬‫ا‬ ‫َا‬ِ‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ال‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫د‬‫َا‬‫ه‬َ‫ش‬ ٍ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ ‫َى‬‫ل‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ص‬َ‫و‬ ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِّ‫َج‬‫ح‬َ‫و‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ِ‫ء‬‫َا‬‫ت‬‫ِي‬‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ِ‫م‬‫َا‬‫ق‬ِ‫إ‬َ‫و‬(‫البخارى‬ ‫رواه‬‫عمر‬ ‫ابن‬ ‫عن‬) “Islam itu ditegakkan atas 5 dasar, yaitu Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh dan bahwasanya Nabi Muhammad itu hamba dan utusan-Nya, mendirikan Sholat, membayar Zakat, Haji ke Baitulloh, dan berpuasa dalam bulan Romadlon”.(H.R. Bukhori dari Ibnu Umar (
  • 3. 3 BAB III MUSTAHIQ DAN TAUKIL Pasal 6 Mustahiq (1) Yang berhak menerima zakat ada 8 golongan (ashnaf), salah satunya adalah sabilillah. (2) Sabilillah dapat berarti segala bentuk usaha kebaikan (Sabilil-Khoir), seperti dimaksud oleh para Fuqoha. (3) Mustahiq atas dasar sabilil-khoir di dalam Perjuangan Wahidiyah adalah PSW Pusat. Pasal 7 Taukil Sebagai mustahiq, PSW Pusat menunjuk PSW Daerah sebagai wakil (Taukil) dalam menerima zakat dari muzakki di wilayah kerjanya masing-masing. Pasal 8 Surat Mandat Taukil Surat Keputusan ini selanjutnya berlaku sebagai Surat Mandat Taukil dari PSW Pusat kepada seluruh PSW Daerah, sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Pasal 9 Insentif (1) PSW Pusat memberikan insentif zakat kepada PSW Daerah untuk membiayai Perjuangan Wahidiyah di daerah masing-masing. (2) Insentif untuk masing-masing PSW Daerah adalah sebesar 15 % (lima belas prosen) dari hasil pengumpulan zakat di daerahnya. BAB IV MACAM-MACAM ZAKAT Pasal 10 (1) Zakat terdiri dari zakat fitrah dan zakat maal (harta). (2) Harta yang dikenai zakat adalah : a. Emas, perak, dan uang; b. Perdagangan, perusahaan dan perniagaan; c. Hasil pertanian dan perkebunan; Tanaman, tumbuh-tumbuhan yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, tebu, umbi- umbian, sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, daun-daunan dan lain-lain. d. Hasil peternakan dan perikanan; Onta, sapi, kerbau, kuda, kambing/domba, unggas. e. Hasil pertambangan (ma’din); Emas, perak, alumunium, tembaga, besi, kapur, zionit, marmer, batu bara dan lain- lain. f. Rikaz (harta terpendam/temuan); g. Hasil pendapatan dan jasa (profesi). Pegawai negeri, swasta, konsultan, dokter, notaris dan lain-lain BAB V TATA CARA PELAKSANAAN ZAKAT Pasal 11 Pelaksanaan Zakat Fitrah (1) Orang Islam wajib menunaikan zakat untuk dirinya dan orang Islam yang ditanggung nafkahnya. (2) Zakat fitrah dapat berupa beras atau uang.
  • 4. 4 (3) Penyerahan zakat fitrah dari muzakki kepada mustahiq sebagai-mana dimaksud pada Pasal 6 Surat Keputusan ini, dilaksanakan pada bulan Romadlon sebelum pelaksanaan sholat 'Idul Fitri. (4) Pelaksanaan zakat fitrah dapat ditakjil (didahulukan) mulai tanggal 1 (satu) Romadlon. Pasal 12 Pelaksanaan Zakat Maal (Harta) (1) Pelaksanaan zakat maal (harta) menurut nishab, kadar, dan waktunya yang ditetapkan berdasarkan syariah. (2) Zakat maal (harta) wajib dilaksanakan ketika cukup satu nishab (batas minimal) dan satu tahun (haul) untuk beberapa jenis zakat. Pasal 13 Administrasi Zakat (1) Nama muzakki dan zakatnya, dicatat pada Formulir Isian Zakat (FIZ) yang disediakan oleh PSW Pusat. (2) Muzakki berhak memperoleh tanda terima yang disediakan oleh PSW Pusat berupa Tanda Terima Zakat (TZ) seperti pada lampiran 1, yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini. (3) Zakat yang berupa uang dicatat pada Formulir Isian Zakat model A (FIZ-A) seperti pada lampiran 2, yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini. (4) Zakat yang berupa natura (emas, perak, sapi, kambing, beras, gabah, dan lain-lain) dinominalkan dahulu sesuai nilai harganya, dan dicatat pada Formulir Isian Zakat model B (FIZ-B) seperti pada lampiran 3 yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini. (5) Jumlah nominal pada FIZ-A dan FIZ-B selanjutnya disebut Nominal Zakat (NZ). (6) Angka Nominal Zakat (NZ) dicatat dan disertakan dalam proses penyetoran zakat, mulai dari PSW Desa / Kelurahan sampai kepada PSW Pusat. Pasal 14 Tata Cara Penyetoran (1) Pengurus PSW Desa/Kelurahan langsung mengambil insentif 15 % dari Nominal Zakat (NZ), sisanya disertai FIZ-A dan FIZ-B disetorkan kepada Pengurus PSW Kecamatan dengan menggunakan Bukti Setoran Zakat (BSZ–1) seperti pada lampiran 4 yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini. (2) Pengurus PSW Kecamatan langsung mengambil insentif 15 % dari Nominal Zakat (NZ) se-kecamatan, sisanya disertai Rekapitulasi Penerimaan Zakat Desa disetorkan kepada DPC PSW dengan menggunakan Bukti Setoran Zakat (BSZ-2) seperti pada lampiran 5 yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini. (3) DPC PSW langsung mengambil insentif 15 % dari Nominal Zakat (NZ) se-kabupaten / kota, sisanya disertai Rekapitulasi Penerimaan Zakat Kecamatan disetorkan kepada DPW PSW dengan menggunakan Bukti Setoran Zakat (BSZ-3) seperti pada lampiran 6 yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini (4) DPW PSW langsung mengambil insentif 15 % dari Nominal Zakat (NZ) se-propinsi, sisanya disertai Rekapitulasi Penerimaan Zakat Kabupaten/Kota disetorkan kepada DPP PSW dengan menggunakan Bukti Setoran Zakat (BSZ-4) seperti pada lampiran 7 yang tidak terpisahkan dengan Surat Keputusan ini. (5) Menyimpang dari ketentuan Ayat (1), (2), (3), dan (4) Pasal ini, maka insentif diberikan kepada yang berhak. (6) Dalam hal suatu PSW Daerah belum terbentuk, maka insentifnya menjadi hak PSW Pusat.
  • 5. 5 BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15 Dengan diterbitkannya Surat Keputusan ini, maka Surat Keputusan DPP PSW No : SK.21/DPP PSW-36/XII/1998, tanggal 18 Desember 1998, tentang Penerimaan dan Penyetoran Zakat / Infaq / Jariyah / Shodaqoh serta Prosentase Pembagian bagi Perjuangan Wahidiyah, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. BAB VII PENUTUP Pasal 16 Jika dikemudian hari terdapat kesalahan dalam Surat Keputusan ini, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya. Pasal 17 Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, untuk disosialisasikan kepada masyarakat, khususnya para Pengamal Wahidiyah, dan dijadikan pedoman pelaksanaan bagi pengurus PSW di semua tingkatan. Dikeluarkan di : Jombang Pada tanggal : H1430Muharram02 Μ2008Desember30 DEWAN PIMPINAN PUSAT PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH Ketua Umum, KH. MOHAMMAD RUHAN SANUSI Sekretaris Umum, M. ZAINUL ARIFIN, S.Pd.I
  • 6. 6 Lampiran 1 Surat Keputusan DPP PSW Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 TANDA TERIMA ZAKAT – A (UANG) No. : TZ-000000 Sudah terima dari : Nama Muzakki : …………………………………………………………….. Alamat Muzakki : …………………………………………………………….. Jenis Zakat : …………………………………………………………….. Sebesar : Rp. ……………………… (………………………….… ……………………………………………………………..) Keterangan : ……………………………………………………………….. ………………………., ……………………………. Catatan : 1. Lembar asli untuk Muzakki 2. Lembar kedua arsip penerima Penerima, Ketua PSW ………………….............. _____________________ Nama dan tanda tangan TANDA TERIMA ZAKAT – B (NATURA) No. : TZ-000000 Sudah terima dari : Nama Muzakki : …………………………………………………………….. Alamat Muzakki : …………………………………………………………….. Jenis Zakat : …………………………………………………………….. Sebanyak : …………………………………………………………….. Keterangan : …………………………………………………………….. ………………………., ……………………………. Catatan : 1. Lembar asli untuk Muzakki 2. lembar keuda arsip penerima Penerima, Ketua PSW …………………............. _____________________ Nama dan tanda tangan Keterangan : Tanda Terima ini berada di PSW Desa, petugas penerima adalah Ketua PSW Desa atau petugas yang ditunjuk.
  • 7. 7 Lampiran 2 Surat Keputusan DPP PSW Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 FORMULIR ISIAN ZAKAT (FIZ-A) (Dalam RUPIAH) Desa : ……………………..….. Kab/Kota : …………………………. Kecamatan : …………………….... Propinsi : …………………….... NO NAMA MUZAKKI ZAKAT FITRAH ZAKAT MAAL KETERANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. JUMLAH 1. Jumlah Zakat Fittrah Rp. …………………. 2. Jumlah Zakat Maal Rp. …………………. (+) TOTAL PENERIMAAN Rp. …………………. ……………………, ………………………… Catatan : 1. Lembar asli untuk PSW Kecamatan 2. Lembar kedua arsip PSW Desa Ketua PSW Desa ……………..………….. ______________________ Nama dan tanda tangan
  • 8. 8 Lampiran 3 Surat Keputusan DPP PSW Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 FORMULIR ISIAN ZAKAT (FIZ-B) (Berupa NATURA) Desa : ……………………..….. Kab/Kota : …………………………. Kecamatan : …………………….... Propinsi : …………………….... NO NAMA MUZAKKI ZAKAT FITRAH ZAKAT MAAL KETERANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. JUMLAH Setelah Natura diuangkan 1. Jumlah Zakat Fittrah Rp. …………………. 2. Jumlah Zakat Maal Rp. …………………. (+) TOTAL PENERIMAAN Rp. …………………. ……………………, ………………………… Catatan : 1. Lembar asli untuk PSW Kecamatan 2. Lembar kedua arsip PSW Desa Ketua PSW Desa ……………..………….. ______________________ Nama dan tanda tangan
  • 9. 9 Lampiran 4 Surat Keputusan DPP PSW Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 BUKTI SETORAN ZAKAT (BSZ-1) DESA Desa : …………………………… Kecamatan : ………………………… Kab. : …………………………… Propinsi : ………………………… NOMIMAL ZAKAT : Jumlah Formulir Isian Zakat (FIZ) A Jumlah Formulir Isian Zakat (FIZ) B (diuangkan) : Rp. ..……………………………. : Rp. ……………………………… (+) JUMLAH NOMINAL ZAKAT (NZ) Insentif PSW Desa 15% x NZ : Rp. ……………………………… : Rp. ……………………………… (-) Disetor ke PSW Kecamatan : Rp. ……………………………… ........................, ................................. Penerima, Pengurus PSW Kec ..................... _____________________ Nama dan tanda tangan Penyetor, Pengurus PSW Desa ................... _____________________ Nama dan tanda tangan Catatan : 1. Diisi dengan benar dan ditanda tangani sebelum disetorkan ke PSW Kecamatan. 2. Insentif PSW Desa dihitung dari Nominal Zakat 3. Melampirkan Formulir Asli (FIZ-A dan FIZ-B) yang digunakan untuk merekap penerimaan zakat se kecamatan 4. Lembar asli disetorkan ke PSW Kecamatan 5. Lembar kedua untuk arsip PSW Desa sebagai bukti telah menyetor 6. PSW Kecamatan atau petugas yang ditunjuk sebagai penerima menandatangani pada kolom penerima 7. dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan amanah.
  • 10. 10 Lampiran 5 Surat Keputusan DPP PSW Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 BUKTI SETORAN ZAKAT (BSZ-2) KECAMATAN Kecamatan : …………………………… Kabupaten : ………………………… Propinsi : …………………………… NOMIMAL ZAKAT : Jml Formulir Isian Zakat (FIZ) A se-Kec. Jml Formulir Isian Zakat (FIZ) B se-Kec. : Rp. …………………………. : Rp. .………………………… (+) JUMLAH NOMINAL ZAKAT (NZ) Insentif PSW Desa 15% x NZ : Rp. .………………………… : Rp. .………………………… (-) Diterima PSW Kecamatan Insentif PSW Kec. 15% x NZ : Rp. .………………………… : Rp. .………………………… Disetor ke DPC PSW : Rp. .………………………… ........................, ................................... Penerima BUKW Cabang ......................... _____________________ Nama dan tanda tangan Penyetor Pengurus PSW Kec ..................... _____________________ Nama dan tanda tangan Catatan : 1. Diisi dengan benar dan ditanda tangani sebelum disetorkan ke DPC PSW setempat. 2. Melampirkan Formulir Rekapitulasi Penerimaan Zakat se Kecamatan yang digunakan untuk rekap penerimaan zakat se kabupaten. 3. Insentif PSW Kecamatan dihitung dari Nominal Zakat se Kecamatan. 4. Lembar asli untuk disetorkan ke DPC PSW. 5. Lembar kedua untuk arsip PSW Kecamatan sebagai bukti telah menyetorkan Zakat. 6. DPC PSW atau petugas yang ditunjuk (BKW Cabang) sebagai penerima menandatangani pada kolom penerima. 7. dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan amanah. REKAPITULASI PENERIMAAN ZAKAT SE-KECAMATAN Kecamatan : ………………………… Kabupaten : ………………………… NO PSW DESA FIZ-A FIZ-B JUMLAH(NZ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. JUMLAH (NZ) Rp. Catatan : 1. Lembar asli untuk DPC PSW 2. Lembar kedua arsip PSW Kecamatan ........................, ................................... Ketua Pengurus PSW Kec ..................... _____________________ Nama dan tanda tangan Catatan : 1. Nama PSW Desa yang menyetor direkap seluruhnya. 2. FIZ-A diisi jumlah FIZ-A Desa. 3. FIZ-B diisi jumlah FIZ-B Desa yang diuangkan. 4. Jumlah (NZ) diisi FIZ-A + FIZ-B dan ditotal seluruh kecamatan menjadi Nominal Zakat Kecamatan dan dijadikan dasar menghitung Insentif kecamatan.
  • 11. 11 Lampiran 6 Surat Keputusan DPP PSW Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 BUKTI SETORAN ZAKAT (BSZ-3) CABANG Kabupaten : …………………… Propinsi : ………………………… NOMIMAL ZAKAT : Rekap. Penerimaan Zakat se-Kabupaten (FIZ-A) Rekap. Penerimaan Zakat se-Kabupaten (FIZ-B) : Rp. ………….……. : Rp. ………………… (+) JUMLAH NOMINAL ZAKAT (NZ) Insentif PSW Desa & Kecamatan 15% x 2 x NZ : Rp.………….……… : Rp.………….……… (-) Diterima DPC PSW Insentif DPC PSW 15% x NZ : Rp.……………….… : Rp. ………………… (-) Disetor ke DPW PSW : Rp.…………………… ........................, ................................... Penerima BUKW Wilayah ..................... _____________________ Nama dan tanda tangan Penyetor BUKW Cabang ...................... _____________________ Nama dan tanda tangan Catatan : 1. Diisi dengan benar dan ditanda tangani sebelum disetorkan ke DPW PSW setempat. 2. Melampirkan Formulir Rekapitulasi Penerimaan Zakat se Kabupaten/ kota yang digunakan untuk rekap penerimaan zakat se propinsi. 3. Insentif PSW Desa & Kecamatan 15% x 2 x NZ adalah jumlah Insentif yang telah diambil oleh PSW Desa 15% dan PSW Kecamatan 15%. 4. Insentif DPC PSW dihitung dari Nominal Zakat se Kabupaten. 5. Lembar asli disetorkan ke DPW PSW. 6. Lembar kedua untuk arsip DPC PSW sebagai bukti telah menyetorkan Zakat. 7. DPW PSW atau petugas yang ditunjuk (BKW Wilayah) sebagai penerima menandatangani pada kolom penerima. 8. dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan amanah. REKAPITULASI PENERIMAAN ZAKAT SE-CABANG DPC PSW : …….………………… Propinsi : …………………………… NO PSW KECAMATAN FIZ-A FIZ-B JUMLAH(NZ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. JUMLAH (NZ) Rp. Catatan : 1. Lembar asli untuk DPW PSW 2. Lembar 2 arsip DPC PSW ........................, ................................... Ketua BUKW Cabang ……….................. _____________________ Nama dan tanda tangan Catatan : 1. Nama PSW Kecamatan yang menyetor direkap seluruhnya 2. FIZ-A diisi jumlah Rekapitulasi FIZ-A Kecamatan 3. FIZ-B diisi jumlah Rekapitulasi FIZ-B Kecamatan yang diuangkan 4. Jumlah (NZ) diisi FIZ-A + FIZ-B dan ditotal seluruh kabupaten menjadi Nominal Zakat Kabupaten dan dijadikan dasar menghitung Insentif DPC PSW.
  • 12. 12 Lampiran 7 Surat Keputusan DPP PSW Nomor : SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 BUKTI SETORAN ZAKAT (BSZ-4) WILAYAH Propinsi: …………………………………… NOMIMAL ZAKAT : Rekap. Penerimaan Zakat se-Wilayah (FIZ-A) Rekap. Penerimaan Zakat se-Wilayah (FIZ-B) : Rp. ……………………. : Rp. …………………… (+) JUMLAH NOMINAL ZAKAT (NZ) Insentif Desa, Kec. & Cabang 15% x 3 x NZ : Rp. …………………… : Rp. …………………… (-) Diterima DPW PSW Insentif DPW PSW 15% x NZ : Rp. …………………… : Rp. …………………… (-) Disetor ke DPP PSW : Rp. ……………………… ........................, ................................... Penerima BKW Pusat ..................... _____________________ Nama dan tanda tangan Penyetor BUKW Wilayah ...................... _____________________ Nama dan tanda tangan Catatan : 1. Diisi dengan benar dan ditanda tangani sebelum disetorkan ke DPP PSW (BKW Pusat) 2. Melampirkan Formulir Rekapitulasi Penerimaan Zakat se Propinsi 3. Insentif Desa, Kec. & Cabang 15% x 3 x NZ adalah jumlah Insentif yang telah diambil oleh PSW Desa 15%, PSW Kecamatan 15%, dan DPC PSW 15% 4. Insentif DPW PSW dihitung dari Nominal Zakat se Propinsi 5. Lembar asli disetorkan ke DPP PSW. 6. Lembar kedua untuk arsip DPW PSW (BKW Wilayah) sebagai bukti telah menyetorkan Zakat 7. DPP PSW atau petugas yang ditunjuk (BKW Pusat) sebagai penerima menandatangani pada kolom penerima serta memberikan tanda terima 8. dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan amanah. REKAPITULASI PENERIMAAN ZAKAT SE-WILAYAH DPW PSW : …………………………………… NO DPC PSW FIS A FIS B JUMLAH(NZ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. JUMLAH (NZ) Rp. Catatan : 1. Lembar asli untuk BKW Pusat 2. Lembar kedua arsip DPW PSW ........................, ................................... Ketua BUKW Wilayah ……….................... _____________________ Nama dan tanda tangan Catatan : 1. Nama DPW PSW yang menyetor direkap seluruhnya 2. FIZ-A diisi jumlah Rekapitulasi FIZ-A Cabang 3. FIZ-B diisi jumlah Rekapitulasi FIZ-B Cabang yang diuangkan 4. Jumlah (NZ) diisi FIZ-A + FIZ-B dan ditotal seluruh Propinsi menjadi Nominal Zakat Propinsi dan dijadikan dasar menghitung Insentif DPW PSW.
  • 13. 13 SK.107/DPP PSW-47/XII/2008 Tentang PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT UNTUK PERJUANGAN WAHIDIYAH BISMILLAHIR-ROHMAANIR-ROHIIM I. UMUM Melaksanakan, memajukan, mengembangkan, mengelola, dan mensukseskan Perjuangan Wahidiyah merupakan cerminan sikap amanah dalam mengikuti bimbingan Muallif Sholawat Wahidiyah Ra., kepada kita para Pengamal Wahidiyah pada umumnya, dan para pengurus PSW pada khususnya. Upaya-upaya untuk meningkatkan peran para Pengamal Wahidiyah dan peran pengurus PSW di semua tingkat dan jajarannya agar berdayaguna (efektif) dan berhasilguna (efisien), perlu dilakukan terus menerus, dari generasi ke generasi, agar Perjuangan Wahidiyah tetap lestari, maju, tumbuh, meningkat, berkembang, untuk mencapai tujuan Perjuangan Wahidiyah, yaitu terwujudnya keselamatan, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup lahir batin, materiil dan spirituil, di dunia dan di akhirat bagi masyarakat umat manusia di seluruh dunia. Tentunya, upaya-upaya tersebut tidak dapat dipisahkan dengan ketersediaan dana dan sumber-sumbernya yang harus diusahakan oleh para pengurus PSW. Hal ini telah dibimbingkan oleh beliau Muallif Sholawat Wahidiyah Ra., dan telah diatur dalam Anggaran Dasar PSW. Salah satu sumber dana potensial yang dapat dikelola secara baik, intensif, profesional, dan amanah adalah zakat. Baik zakat fitrah, maupun zakat maal (harta). Tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya Pengamal Wahidiyah, dalam menunaikan kewajiban ibadah zakat, sekaligus meningkatkan tersedianya sumber dana untuk membiayai Perjuangan Wahidiyah. Dengan diterbitkannya Surat Keputusan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran Pengamal Wahidiyah untuk menunaikan kewajiban zakat dalam rangka mensucikan diri dan hartanya, meningkatkan ketersediaan dana, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja para pengurus PSW dalam berkhidmah memperjuangkan kesadaran umat masyarakat untuk kembali mengabdikan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, wa Rosuulihi Shollallohu ‘alaihi wasallam. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Ayat (1) a. Sesuai Undang-Undang R.I Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Bab I Pasal 1 Angka 2. b. Zakat termasuk salah satu dari rukun Islam dan hukumnya wajib, sebagaimana Firman Alloh SWT : ِ‫ه‬ِّ‫َب‬‫ر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُا‬‫و‬َ‫ت‬َ‫آ‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬‫َا‬‫ق‬َ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ت‬‫َا‬‫ح‬ِ‫ل‬‫َّا‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ُوا‬‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َّ‫ِن‬‫إ‬‫َال‬‫و‬ ْ‫م‬ َ‫ن‬‫ُو‬‫ن‬َ‫ز‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ‫َال‬‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ف‬ْ‫و‬َ‫خ‬(‫البقرة‬:722) Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al-Baqarah 277)
  • 14. 14 Ayat (2) a. Sesuai Undang-Undang R.I Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Bab I Pasal 1 Angka 3. b. Firman Alloh SWT. : ُ‫هلل‬‫َا‬‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ٌ‫ن‬َ‫ك‬َ‫س‬ َ‫ك‬َ‫ت‬‫َلو‬‫ص‬ َّ‫ِن‬‫ا‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫َل‬‫ص‬َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِّ‫َك‬‫ز‬ُ‫ت‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ر‬ِّ‫َه‬‫ط‬ُ‫ت‬ ً‫ة‬ََ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫َا‬‫و‬ْ‫م‬ً‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ذ‬ُ‫خ‬ٌ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫س‬ ٌ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬{‫التوبة‬:301} “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya do’amu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa, bagi mereka. Alloh Maha Mendengar, Maha Mengetahui” {Q.S. At-Taubah : 103} Ayat (3) Sesuai Undang-Undang R.I Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Bab I Pasal 1 Angka 4. Ayat (4), (5), (6), dan (7) Cukup jelas Pasal 2 a. Sudah seharusnya Pengamal Wahidiyah disiplin menunaikan zakat, karena didasari oleh Ajaran Wahidiyah "Lillah" dan "Lirrosul". b. Yang dimaksud dengan mampu adalah memiliki harta benda yang telah mencapai nishob, sesuai dengan ketentuan syariah. c. Yang dimaksud dengan badan adalah berbagai bentuk lembaga usaha atau perusahaan (PT., CV., Firma, Toko, dan lain-lain) yang memiliki harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya. Pasal 3 a. Sesuai Anggaran Dasar PSW Bab IX Pasal 16 tentang Keuangan Organisasi PSW. b. Hasil zakat yang dikelola untuk perjuangan kesadaran ummat kepada Alloh SWT, muzakkinya akan mendapatkan nilai ganda : menunaikan kewajiban zakat dan ikut berjihad fii sabiilillah dengan hartanya, sebagaimana perintah Alloh dalam firman-NYA : ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬‫ِي‬‫ب‬َ‫س‬ ‫ِي‬‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬‫َا‬‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ ‫ُوا‬‫د‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ج‬َ‫و‬ ً‫ال‬‫َا‬‫ق‬ِ‫ث‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ف‬‫َا‬‫ف‬ِ‫خ‬ ‫ُوا‬‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬‫ا‬ْ‫م‬ َ‫ن‬‫ُو‬‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬(‫التوبة‬:13) “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (Q.S. At-Taubah : 41) BAB II DASAR Pasal 4 dan 5 Al-Quran dan Al-Hadits 1. Dasar kewajiban zakat :  Al-Quran : Surat al-Baqoroh (2) 110 tersebut dalam SK, dan beberapa ayat yang lain; seperti QS. 2:43, َ‫ني‬ِ‫ع‬ِ‫ك‬‫َّا‬‫الر‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫ُوا‬‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ر‬‫َا‬‫و‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُوا‬‫ت‬َ‫آ‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬‫ِي‬‫ق‬َ‫أ‬َ‫و‬(‫البقرة‬34) dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'  Al-Hadits : H.R. Bukhori dan Muslim tersebut dalam SK, dan :
  • 15. 15 ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ُوا‬‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬َ‫ي‬ ‫َّى‬‫َت‬‫ح‬ َ‫س‬‫َّا‬‫الن‬ َ‫ل‬ِ‫ت‬‫َا‬‫ق‬ُ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫أ‬ ِ‫م‬ ‫ُوا‬‫م‬َ‫ص‬َ‫ع‬ ‫ُوا‬‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُوا‬‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬‫ِي‬‫ق‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ ‫ًا‬‫د‬َّ‫َم‬‫ح‬ُ‫م‬ َّ‫َن‬‫أ‬َ‫و‬ ُ‫هلل‬‫ا‬ ‫ِال‬‫إ‬ َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ال‬‫ِّي‬‫ن‬ ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬‫َا‬‫و‬ْ‫م‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ء‬‫َا‬‫م‬ِ‫د‬ِ‫هلل‬‫ا‬ ‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬‫َا‬‫س‬ِ‫ح‬َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ِّ‫َق‬‫ح‬ِ‫ب‬ ‫ال‬. Dari Abdillah bin Umar Ra. berkata : Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Aku diperintah memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah Utusan Alloh, menjalankan sholat, dan menunaikan zakat. Maka ketika mereka melakukannya mereka terjaga darah dan hartanya dari aku kecuali hak-hak hartanya, adapun hisab mereka terserah Alloh. 2. Hikmah dan Manfaat Zakat a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Alloh Wa Rosuulihi Shollalloohu ‘alaihi wasallam bagi Muzakki, perwujudan rasa syukur atas karunia-Nya, menumbuhkan akhlaq mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, bakhil, rakus, materialistis, menumbuhkan rasa ketenangan hati, sekaligus membersihkan dan mengembangkan berkahnya harta yang dimiliki, sekaligus mendidik keluarga. b. Zakat berfungsi untuk menolong, membantu, dan membina kepada fakir miskin, ke arah kehidupan yang lebih baik, untuk menghilangkan rasa iri, cemburu sosial, dendam dan sebaganya dari pihak lain terutama mustahiqnya. c. Sebagai pilar penegakan agama dan perjuangan Fafirruu Ilallooh, jika diberikan kepada lembaga khidmah perjuangan kesadaran ummat kepada Alloh Wa Rosulihi Shollalloohu ‘alaihi wasallam, termasuk melaksanakan jihad / perjuangan dengan hartanya fii sabiilillah. Begitu pula jika diberikan kepada para pejuang agama (guru ngaji tanpa gaji, para sukarelawan dalam penyiaran dan pembinaan, kader-kader / pelajar Islam yang kurang mampu yang selama ini diabaikan), para mujahid kesadaran kepada Alloh Wa Rosulihi Shollalloohu‘alaihi wasallam yang waktunya dicurahkan berjihad fii sabilillah sehingga tidak ada waktu atau kesempatan untuk berusaha bagi kepentingan diri dan keluarganya. Mayoritas ulama bersepakat bahwa orang yang menuntut ilmu Islam berhak menerima zakat atas nama fuqoro, masakin atau sabillillah. d. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana dan prasana yang harus dimiliki ummat Islam atau suatu lembaga khidmah dalam perjuangan; seperti sarana ibadah, pendidikan, pusat kegiatan, kesehatan, sekaligus sarana pengembangan kualitas sumberdaya manusia muslim. 3. Keuntungan bagi yang berzakat : a. Al-Quran : ِ‫ه‬ِّ‫َب‬‫ر‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ُا‬‫و‬َ‫ت‬َ‫آ‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫م‬‫َا‬‫ق‬َ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ت‬‫َا‬‫ح‬ِ‫ل‬‫َّا‬‫الص‬ ‫ُوا‬‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ُوا‬‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َّ‫ِن‬‫إ‬ْ‫م‬ َ‫ن‬‫ُو‬‫ن‬َ‫ز‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫ف‬ْ‫و‬َ‫خ‬ َ‫ال‬َ‫و‬(‫البقرة‬:722) Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-Baqoroh 277) b. Al-Hadits : َ‫ب‬‫ُّو‬‫َي‬‫أ‬ ‫ِي‬‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ِّ‫ِي‬‫ب‬َّ‫الن‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ َ‫ء‬‫َا‬‫ج‬َ‫ق‬َ‫ف‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ِي‬‫ن‬‫ِي‬‫ن‬ْ‫د‬ُ‫ي‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ٍ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫ِي‬‫ن‬َّ‫ُل‬‫د‬ َ‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫ِي‬‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬َ‫و‬ َ‫ة‬‫َّال‬‫الص‬ ُ‫م‬‫ِي‬‫ق‬ُ‫ت‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫ك‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ت‬ ‫ال‬ َ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ِ‫ر‬‫َّا‬‫الن‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ِي‬‫ن‬ُ‫د‬ِ‫ع‬‫َا‬‫ب‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫َن‬‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫د‬َ‫أ‬ ‫َّا‬‫َم‬‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫م‬ِ‫ح‬َ‫ر‬‫َا‬‫ذ‬ ُ‫ل‬ِ‫ص‬َ‫ت‬َ‫و‬َ‫ك‬َّ‫َس‬‫م‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ة‬َّ‫َن‬‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ِ‫م‬ُ‫أ‬ ‫َا‬‫م‬ِ‫ب‬.‫رواه‬ ‫مسلم‬. Dari Abi Ayub , dia berkata : Ada seorang laki-laki menemui Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam, dia berkata : Tunjukkan saya pada amal perbuatan yang
  • 16. 16 mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan saya dari neraka”. Sabda Beliau Shollallohu ‘alaihi wasallam : “Beribadahlah kepada Alloh (LILLAH), jangan menyekutukan-NYA dengan suatu apapun (BILLAH), tegakkan sholat, tunaikan zakat, sambunglah sanak familimu”. Ketika laki-laki itu pergi, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : Jika dia berpegang teguh dengan apa yang telah diperintahkan tersebut dia masuk surga”. (H.R. Muslim). 4. Kerugian dan sanksi bagi yang tidak berzakat : a. Al-Qur an : ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ِي‬‫ن‬َ‫ت‬ْ‫ر‬َّ‫َخ‬‫أ‬ ‫ْال‬‫و‬َ‫ل‬ ِّ‫َب‬‫ر‬ َ‫ل‬‫ُو‬‫ق‬َ‫ي‬َ‫ف‬ ُ‫ت‬ْ‫و‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬ ‫َا‬‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُوا‬‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ٍ‫ل‬َ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫ني‬ِ‫ح‬ِ‫ل‬‫َّا‬‫الص‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫أ‬َ‫و‬ َ‫ق‬َّ‫َّد‬‫َص‬‫أ‬َ‫ف‬ ٍ‫ب‬‫ِي‬‫ر‬َ‫ق‬(‫املنافقون‬:30) ”dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" َ‫و‬ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ٌّ‫َر‬‫ش‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ًا‬‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ض‬َ‫ف‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬‫َا‬‫ت‬‫آ‬ ‫َا‬‫م‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬‫ُو‬‫ل‬َ‫خ‬ْ‫ب‬َ‫ي‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َّ‫َن‬‫ب‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ‫ال‬ ٌ‫ري‬ِ‫ب‬َ‫خ‬ َ‫ن‬‫ُو‬‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫َا‬‫م‬ِ‫ب‬ ُ‫هلل‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬‫َاأل‬‫و‬ ِ‫ت‬‫َا‬‫و‬‫َا‬‫م‬َّ‫الس‬ ُ‫ث‬‫َا‬‫ري‬ِ‫م‬ ِ‫هلل‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫َا‬‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ُوا‬‫ل‬ِ‫خ‬َ‫ب‬ ‫َا‬‫م‬ َ‫ن‬‫ُو‬‫ق‬َّ‫َو‬‫ط‬ُ‫ي‬َ‫س‬ (‫عمران‬ ‫آل‬:300) “Janganlah sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya(1) menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Ali Imron : 180) b. Al-Hadits : َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ِي‬‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬‫ُو‬‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬َ‫ي‬ِ‫م‬ْ‫ح‬ُ‫أ‬ ‫َّا‬‫ِل‬‫إ‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬‫َا‬‫ك‬َ‫ز‬ ‫ِّي‬‫َد‬‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ال‬ ٍ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ك‬ ِ‫ب‬ِ‫ح‬‫َا‬‫ص‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َا‬‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫د‬‫َا‬‫ب‬ِ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ُ‫هلل‬‫ا‬ َ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ح‬َ‫ي‬ ‫َّى‬‫َت‬‫ح‬ ُ‫ه‬ُ‫ن‬‫ِي‬‫ب‬َ‫ج‬َ‫و‬ ُ‫ه‬‫َا‬‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ج‬ ‫َا‬‫ه‬ِ‫ب‬ ‫َى‬‫و‬ْ‫ك‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ َ‫ح‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫ف‬َ‫ص‬ ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ َ‫م‬َّ‫َن‬‫ه‬َ‫ج‬ ِ‫ر‬‫َا‬‫ن‬ ‫ِي‬‫ف‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬‫ِي‬‫ف‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ٍ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫َّا‬‫ِم‬‫إ‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫َن‬‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ‫َّا‬‫ِم‬‫إ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫ِي‬‫ب‬َ‫س‬ ‫َى‬‫ر‬َ‫ي‬ َّ‫ُم‬‫ث‬ ٍ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬ َ‫ف‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ َ‫ني‬ِ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ ُ‫ه‬ُ‫ر‬‫َا‬‫د‬ْ‫ق‬ِ‫م‬ِ‫ر‬‫َّا‬‫الن‬ ‫ى‬.‫احلديث‬ ‫مسلم‬ ‫رواه‬ Dari Abi Hurairah R.a. berkata : Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam, bersabda : Tiada orang yang memiliki harta kekayaan tidak menunaikan zakatnya kecuali dia akan dibakar di neraka jahannam, hartanya dijadikan papan untuk menyetrika kedua lambung dan dahinya sampai Alloh memberikan suatu keputusan di antara hamba- hamba-NYA pada hari yang ukurannya sama dengan 50 ribu tahun. Kemudian dia akan mengetahui kemana jalan berikutnya; apakah ke surga atau ke neraka, …” (H.R. Muslim) ٍ‫ك‬ِ‫ل‬‫َا‬‫م‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬:‫اهلل‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬:«ِ‫ر‬‫َّا‬‫الن‬ ‫ِي‬‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫َا‬‫ي‬‫ْق‬‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ُ‫ع‬ِ‫ن‬‫َا‬‫م‬»‫َاه‬‫و‬َ‫ر‬ ‫ِي‬‫ن‬‫َا‬‫رب‬َّ‫الط‬( ) Dari Anas bin Malik, berkata : Sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam,: “Orang yang tidak mau berzakat besok di hari kiamat bertempat di neraka”. (H.R. Thabrani) 1 Yang dimaksud orang-orang yang tidak berzakat (Tafsir Ath-Thobary). 2 ‫الصغري‬ ‫املعجم‬(‫ج‬1/‫ص‬21) .
  • 17. 17 BAB III MUSTAHIQ DAN TAUKIL Pasal 6 Mustahiq Ayat (1) Terdapat 8 (delapan) golongan yang berhak menerima zakat, dan salah satunya “sabilillah”. Didasarkan pada al-Qur'an surat at-Taubah ayat 60 : َّ‫ِن‬‫إ‬‫َا‬‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ء‬‫َا‬‫ر‬َ‫ق‬ُ‫ف‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ ُ‫ت‬‫َا‬‫ق‬َ‫د‬َّ‫َاالص‬‫م‬ْ‫ى‬ِ‫ف‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ِ‫ر‬‫َا‬‫غ‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ب‬‫َا‬‫ق‬ِّ‫الر‬ ‫ِى‬‫ف‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ب‬ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ق‬ ِ‫ة‬َ‫ف‬َّ‫َل‬‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫م‬‫َا‬‫ع‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫الس‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫َا‬‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬{‫التوبة‬:00} "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". Ayat (2) a. PSW menerima zakat sebagai Sabilillah yang berarti Sabililkhoir :  Keterangan dalam kitab Tafsirul-Khozin juz II halaman 240 : َ‫ظ‬ْ‫ف‬َّ‫الل‬ َّ‫ِن‬‫إ‬(ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ظ‬ْ‫ف‬َ‫ل‬ ‫اى‬)‫َى‬‫ل‬ِ‫ا‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ِ‫م‬ْ‫ه‬َ‫س‬ َ‫ف‬ْ‫ر‬َ‫ص‬ ِ‫ء‬‫َا‬‫ه‬َ‫ق‬ُ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ز‬‫َا‬‫ج‬َ‫ا‬ ‫َا‬‫ذ‬َ‫ه‬ِ‫ل‬ َ‫و‬ ٌّ‫َام‬‫ع‬ ِ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ه‬‫ُو‬‫ج‬ُ‫و‬ ‫ْع‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬ "Sesungguhnya lafal “sabilillah” itu bermakna umum. Oleh sebab itu ba’dul-Fuqoha’ mengartikan “sabilillah” kepada segala bentuk usaha kebaikan (Sabiilil Khoir)".  Di dalam Kitab al-Bajuri juz I halaman 295 disebutkan : ِ‫ة‬َ‫ع‬‫َا‬‫ط‬ َّ‫ُل‬‫ك‬ ُ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ش‬َ‫ي‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ُ‫ل‬ِ‫ص‬‫ُو‬‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ق‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َّ‫الط‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫َى‬‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬َ‫و‬ "Makna “sabilillah” adalah jalan menuju wushul sadar kepada Alloh. Dan itu meliputi segala macam tho’at".  Muhammad ibn Sulaiman al Kurdi al Madani mendefinisikan sabilillah sebagai berikut: “Sabilillah secara bahasa adalah jalan wushul kepada Alloh Ta’ala”, kemudian kata tersebut digunakan untuk para pejuang Islam yang berperang. (3) b. Zakat maal yang diberikan kepada PSW hanya bagiannya sebagai sabilillah. Adapun bagiannya ashnaf lain (fakir, miskin, dll) tetap diberikan kepada yang berhak menerimanya. c. Pemberian zakat fitrah kepada PSW mengikuti pendapat ulama yang memperbolehkan memberikan zakat fitrah kepada salah satu ashnaf delapan. Dalam kitab Talkhishul Murod, dari kumpulan Fatwa Syekh Ibnu Ziad disebutkan : (4) َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ُ‫ه‬َّ‫أن‬ ٍ‫ل‬ْ‫ي‬‫َج‬‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬:ِ‫خ‬ِ‫ب‬ َّ‫ِن‬‫ه‬‫ب‬ ‫َي‬‫ت‬ْ‫ف‬ُ‫ي‬ ِ‫ة‬‫َّكا‬‫الز‬ ‫ِي‬‫ف‬ َ‫ل‬ِ‫ئ‬‫َآ‬‫س‬َ‫م‬ ُ‫ث‬‫َال‬‫ث‬ِ‫ة‬‫َّكا‬‫الز‬ ُ‫ل‬ْ‫ق‬َ‫ن‬ ، ِ‫ب‬َ‫ه‬ْ‫ذ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ف‬‫ال‬، ٍ‫د‬ِ‫ح‬‫َا‬‫و‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ٍ‫د‬ِ‫ح‬‫َا‬‫و‬ ِ‫ة‬‫َكا‬‫ز‬ ُ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫د‬َ‫و‬ ، ٍ‫د‬ِ‫ح‬‫َا‬‫و‬ ٍ‫ف‬ْ‫ن‬ِ‫ص‬ ‫َى‬‫ل‬‫إ‬ ‫َا‬‫ه‬ُ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫د‬َ‫و‬. Dari Ibni ‘Ajil, beliau berkata : Ada tiga masalah tentang yang difatwakan beda dengan ketentuan madzhab Syafi’I : (1) Memindahkan pemberian zakat, (2) memberikan zakat kepada satu kelompok dan (3) memberikan zakatnya orang satu kepada orang satu penerima. Ayat (3) a. Sesuai Anggaran Rumah Tangga PSW Bab III Pasal 12, bahwa penanggungjawab Perjuangan Wahidiyah adalah PSW Pusat. 3 Muhammad ibn sulaiman Al Kurdi Al Hawasyi al Madaniyyah.hlm.163. 4 ‫زياد‬ ‫ابن‬ ‫فتاوى‬ ‫من‬ ‫املراد‬ ‫تلخيص‬ ‫غاية‬-(‫ج‬1‫الزكاة‬ ‫باب‬)
  • 18. 18 b. Memindahkan pemberian zakat. Mengingat kedudukan domisili PSW Pusat saat ini berada di Jombang, Jawa Timur, maka terjadilah pemindahan zakat dari tempat tinggal muzakki. Pemindahan tersebut ada ulama yang tidak membolehkan dan ada yang membolehkannya. Dalam hal ini PSW mengikuti ulama yang memperbolehkan sebagaimana fatwa Muallif Sholawat Wahidiyah RA, Fatwa beliau tersebut didasari Qoul ulama :  Dalam kitab Al-Fatawil-Kubro : Bab Zakat : ٍ‫ة‬َّ‫ِي‬‫ع‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ ٍ‫ة‬َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ‫َا‬‫ه‬ِ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬ ‫ِي‬‫ف‬ ‫َا‬‫م‬َ‫و‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ُ‫ل‬ْ‫ق‬َ‫ن‬ ُ‫ز‬‫ُو‬‫ج‬َ‫ي‬َ‫و‬(( Dan diperbolehkan memindah zakat dan sesamanya karena ada kemaslahatan syar’iyah.  Dalam kitab Taysiril-‘allam syarh ‘Umdatul-hukkam : ‫َا‬‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ق‬َ‫ن‬ ُ‫ز‬‫َا‬‫و‬َ‫ج‬ ُ‫ح‬ْ‫ي‬ِ‫ح‬َّ‫َالص‬‫و‬ِ‫ة‬َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫َا‬‫م‬َ‫ي‬ِ‫س‬‫ال‬ ،ِ‫د‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ِ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ‫ِي‬‫ف‬ ُ‫ء‬‫َا‬‫ر‬َ‫ق‬ُ‫ف‬ ُ‫ب‬‫َار‬‫ق‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬‫َك‬‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬‫ب‬ ، ٍ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ْ‫و‬‫أ‬ ٍ‫د‬‫ِها‬‫ج‬ ‫َلى‬‫ع‬ ً‫ة‬َ‫ن‬‫َا‬‫ع‬ِ‫إ‬ ْ‫و‬‫أ‬ ِ‫ل‬‫ْما‬‫ل‬‫ا‬.ُّ‫َّيب‬‫الن‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬َ‫و‬‫َا‬‫ه‬‫ب‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ت‬‫َأ‬‫ي‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬‫َق‬‫د‬َّ‫الص‬ ‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ‫َه‬‫ل‬‫َّا‬‫ُم‬‫ع‬ ُ‫ث‬َ‫ع‬ْ‫ب‬َ‫ي‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬‫ف‬ ‫َها‬‫ق‬ِّ‫َر‬‫ف‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ َ‫ة‬‫ْن‬‫ي‬‫َد‬‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬)َ‫د‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ِ‫م‬‫َا‬‫م‬‫اإل‬ ‫َن‬‫ع‬ ‫َايات‬‫و‬ِّ‫الر‬ ‫ْدى‬‫ح‬‫إ‬ ‫ُو‬‫ه‬‫و‬(. Menurut qaul shahih diperbolehkan memindahkan zakat, lebih-lebih ada kemaslahatannya, seperti untuk kerabat yang fakir di luar daerah atau untuk membantu perjuangan atau urusan ilmu. Sedangkan Rosululloh Shollallohu‘alaihi wasallam pernah mengutus para amilnya mengambil zakat (dari berbagai daerah). Mereka datang ke Madinah dengan membawa zakat untuk membaginya di Madinah.  Dari kitab-kitab lain seperti Ghoyatu Talkhishil-Murod Fatawi Syekh Ibnu Ziad Juz I Bab Zakat di atas, dalam Hamisy I’anatut-Tholibiin, juz II halaman 187, dan Bughyatul- Mus-tarsyidin (Syekh Sayyid Ba’alawy Al-Hadlromy, bab zakat, dan lain-lain. Pasal 7 a. Penunjukan PSW Pusat kepada PSW Daerah (sampai PSW Desa dan Imam-imam jama’ah) sebagai wakil dalam penerimaan zakat dari muzakki disebut Taukil. Oleh karena itu penerimaannya dari muzakki dalam zakat fitrah harus dilakukan sebelum sholat ‘idil fathri dan penyerahannya ke PSW Pusat bisa dilakukan sesudahnya. b. Dalam hukum syar’i taukil dalam penerimaan zakat diperbolehkan, seperti disebutkan dalam kitab Talkhiisul Murod haamisy Bugh-yatul Mustarsyidiin halaman 143 dan di dalam kitab Bughyatul Mustarsyidiin halaman 147, : ُ‫ه‬َ‫د‬َ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫َا‬‫و‬ ‫ِى‬‫و‬‫َا‬‫و‬َّ‫الن‬ ِ‫ن‬ً‫ع‬ ِ‫د‬‫َا‬‫ي‬ِّ‫الز‬ ُ‫ن‬‫اب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ق‬َ‫ن‬ ‫َا‬‫م‬َ‫ك‬ ِ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ِ‫ض‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ ‫ِى‬‫ف‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬ْ‫و‬َّ‫الت‬ ُ‫ز‬ْ‫و‬ُ‫ج‬َ‫ي‬َ‫و‬ “Boleh mewakilkan dalam penerimaan zakat sebagaimana dinukil oleh Ibnu Ziyad dari Imam Nawawi dan menjadikannya pedoman” Pasal 8 Surat Mandat Taukil berlaku dan melekat kepada seluruh pengurus PSW Daerah, sampai dengan waktu yang tidak terbatas. Pasal 9 Ayat (1) Insentif zakat adalah pemberian bagian hasil zakat PSW Daerah untuk membiayai Perjuangan Wahidiyah di daerah masing-masing Ayat (2) a. Insentif PSW Desa/Kelurahan sebesar 15% dari Nominal Zakat (NZ) se Desa/Kelurahan. b. Insentif PSW Kecamatan sebesar 15% dari Nominal Zakat (NZ) se Kecamatan. c. Insentif DPC PSW sebesar 15% dari Nominal Zakat (NZ) se Kabupaten/Kota. d. Insentif DPW PSW sebesar 15% dari Nominal Zakat (NZ) se Propinsi. 5 ‫الكربى‬ ‫الفتاوى‬-(‫ج‬8/‫ص‬88/‫الشاملة‬ ‫املكتبة‬) 
  • 19. 19 BAB IV MACAM-MACAM ZAKAT Pasal 10 Ayat (1) Zakat Fitrah 1. Zakat terbagi menjadi 2 : Zakat badan yang disebut dengan zakat Fitrah dan Zakat maal (harta). 2. Disebut zakat fitrah karena diwajibkannya setelah selesainya puasa Romadlon (saat terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan Romadlon / malam idil fithri). Oleh karena itu, diwajibkan zakat fitri bagi bayi yang lahir sebelum matahari terbenam dan orang yang mati sesudah matahari terbenam (1 Syawal).(6) Akan tetapi, zakat fitrah bisa dita’jil mulai malam pertama bulan Romadlon. 3. Hikmah zakat fitrah untuk membersihkan jiwa, agar amal baiknya bertambah, dan untuk menambal kekurangan dalam pelaksanaan puasa. Juga disebut fitrah yang artinya kejadian manusia. 4. Dalil yang mewajibkan zakat fitrah, sebelum ijma’ adalah hadits dari Ibnu Umar ra., berkata : ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ض‬َ‫ر‬َ‫ف‬‫ًا‬‫ع‬‫َا‬‫ص‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ًا‬‫ع‬‫َا‬‫ص‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬ََ‫ز‬‫ُور‬‫ح‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬ َ‫ى‬‫َل‬‫ع‬ ٍ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ ْ‫و‬َ‫أ‬َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ى‬ْْْ‫ث‬‫ُن‬‫أ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬{‫ومسلم‬ ‫البخارى‬ ‫رواه‬} "Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fitrah dari bulan Romadlon kepada seluruh umat Islam sebanyak satu sha’ kurma atau satu sha’ sya’ir, bagi orang yang merdeka atau budak, laki-laki atau perempuan yang beragama Islam". (HR. Bukhori dan Muslim) 5. Wajib mengeluarkan zakat fitrah sebab adanya 3 hal, yaitu : (7) a. Islam. b. Terbenamnya matahari pada akhir bulan Romadlon. c. Adanya kelebihan makanan dari yang diperlukan untuk dirinya dan keluarganya pada hari raya itu. 6. Orang Islam wajib mengeluarkan zakat untuk dirinya dan orang Islam yang nafkahnya menjadi tanggungannya. 7. Zakat Fitrah dikeluarkan berupa beras sebanyak 1 sho’. Dalam Kg ada yang memberi ukuran 2.2 Kg, 2.5 Kg, dan 2.7 Kg.(8) Dalam hal ini PSW mengikuti yang 2.5 Kg. 8. Zakat Fitrah bisa berupa beras atau berupa uang seharga beras 2.5 Kg. Yang ke dua ini menurut versi Imam Abu Hanifah, bahkan lebih utama karena uang lebih bermanfaat bagi penerimanya. (9) Ayat (2) Zakat Mal A. EMAS, PERAK, DAN UANG; 1. Emas dan perak wajib dizakati. 2. Uang wajib dizakati diqiyaskan dengan emas. 3. Syarat wajib zakatnya : a. genap satu nishob. b. Haul (disimpan selama satu tahun tanpa putus). 4. Dasar hukum yang mewajibkan zakatnya emas dan perak : Firman Alloh Swt : ٍ‫ب‬‫َا‬‫ذ‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ر‬ِّ‫َش‬‫ب‬َ‫ف‬ ِ‫هلل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ِى‬‫ف‬ ‫َا‬‫ه‬َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ال‬َ‫و‬ َ‫ة‬َّ‫ِض‬‫ف‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ َ‫ب‬َ‫ه‬َّ‫الذ‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ز‬ِ‫ن‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ذ‬‫َّل‬‫َال‬‫و‬ٍ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ا‬)‫التوبة‬:71( 6 Menurut qaul adhhar. Hasyiyah Al-Qurthuby bab Zakat. 7 "Kifayatul Akhyar Fii Ghoyatil Ikhtishor, Juz I hal. 192, dan Muhammad al-Syarbini, dalam kitab Al Iqna', Juz I, hal.196. 8 Fiqih Lintas Madzhab, Abdul Mannan. hal. 49. 9 Fiqih Lintas Madzhab, Abdul Mannan. hal. 48.
  • 20. 20 “Dan orang – orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Alloh, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih” {At Taubah : 34} Hadits Rosuluuloh Shollallohu ‘alaihi wasallam : ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ‫ِى‬‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬‫ع‬َ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬‫َو‬‫ص‬ ‫ْا‬‫و‬ُ‫ت‬‫َوا‬‫ه‬َ‫ف‬ ِ‫ق‬‫ْو‬‫ي‬ِ‫ق‬‫َّر‬‫َال‬‫و‬ ِ‫ل‬‫ْو‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬‫َو‬‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ت‬ْ‫و‬َ‫ف‬َ‫ع‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ ْ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ئ‬‫ِوا‬‫م‬ ْ‫ت‬‫َو‬‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫ا‬‫َو‬‫ف‬ ٌ‫ء‬ْ‫ي‬‫َو‬‫ش‬ ٍ‫ة‬‫َو‬‫ئ‬‫ِا‬‫م‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫س‬ِ‫ت‬ ‫ِى‬‫ف‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫م‬َ‫ه‬ْ‫ر‬ِ‫د‬ ‫ًا‬‫م‬َ‫ه‬ْ‫ر‬ِ‫د‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ة‬َّ‫ِّرق‬‫ال‬‫َوا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ِ‫ن‬ َ‫م‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ر‬َ‫د‬ ُ‫ة‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬)‫والرتميذى‬ ‫داوود‬ ‫أبو‬ ‫أمحدو‬ ‫رواه‬( Dari Ali Karromallohu Wajhah ia berkata bahwa Rosululoh Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya saya telah memaafkan kamu dari sedekah kuda dan hamba sahaya. Maka bayarlah zakat perak, tiap – tiap empat puluh dirham, satu dirham, 190 dirham belum wajib zakatnya, dan apabila sampai 200 dirham zakatnya lima dirham” . {HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi}. 5. Nishob emas – perak dan zakatnya Hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam. : ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬َ‫ا‬‫ق‬ ٍ‫ب‬ِ‫ل‬‫َا‬‫ط‬ ‫ِى‬‫ب‬َ‫ا‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ِّ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ُ‫ل‬ْ‫و‬‫َو‬‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َوا‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫َوا‬‫ح‬َ‫و‬ ٍ‫م‬‫َو‬‫ه‬ْ‫ر‬ِ‫د‬ ‫َوا‬‫ت‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫ا‬ َ‫ذ‬ِ‫ا‬‫َو‬‫ف‬ ‫ًا‬‫ر‬‫َوا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫د‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬‫ْو‬‫ش‬ِ‫ع‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ ‫َّى‬‫َت‬‫ح‬ ِ‫ب‬َ‫ه‬َّ‫الذ‬ ‫ِى‬‫ف‬ ‫ِى‬‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ٌ‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫و‬ َ‫م‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ر‬َ‫د‬ ُ‫ة‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬‫ا‬ ْْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ٍ‫ر‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫د‬ ُ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ح‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ر‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫د‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ َ‫ك‬َ‫ل‬)‫داود‬ ‫ابو‬ ‫رواه‬( Dari Ali bin Abi Tholib, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam. Bersabda : “Apabila engkau mempunyai perak 200 dirham dan telah cukup setahun maka zakatnya 5 dirham, dan tidak wajib atasmu zakat emas hingga engkau mempunyai 20 dinar dan telah cukup setahun, maka wajib padanya setengah dinar”. {HR. Abu Dawud} Permulaan nishob emas adalah 20 mitsqol (berat timbangannya = ± 93,6 gr), zakatnya 1/40 (2,5 %) yaitu 1/2 misqol (2,125 gr) dan selebihnya dihitung mengikuti perkiraannya. Nishob perak adalah 200 dirham (624 gr ), zakatnya 1 per 40 ( 2,5 % yaitu 5 dirham (15,6 gr) dan selebihnya dihitung mengikuti perkiraannya ( berdasarkan hitungan 1 per 40 an) (10) Penjelasan hitungan dirham : 1 dirham = 3,12 gr. 200 dirham = 200 X 3,12 gr = 624 gr Diambil ukuran timbangan, karena dirham dalam bahasa Arab adalah nama ukuran timbangan. Jadi nishob emas dan perak itu berbeda, tetapi kadar zakatnya sama yaitu 2,5 % atau 1 per 40 dari jumlah emas dan perak yang dimilikinya. B. PERDAGANGAN, PERUSAHAAN DAN PERNIAGAAN; 1. Yang dimaksud harta perniagaan adalah harta kekayaan yang dipersiapkan untuk diperdagangkan. Harta perniagaan wajib dizakati dengan syarat-syarat seperti yang telah disebutkan pada zakat emas dan perak. 2. Kadar zakat perdagangan, perusahaan dan perniagaan yang harus dikeluarkan seperti zakat emas dan perak. Yakni 2.5 %. 3. Dasar hukum: Hadits Nabi Saw : ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫هلل‬‫ا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ٍ‫ب‬ُ‫د‬ْ‫ن‬ُ‫ج‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ُ‫م‬َ‫س‬‫َا‬‫ن‬ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬َ‫ع‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬ُّ‫ُد‬‫ع‬َ‫ن‬ ‫ِى‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َّ‫الص‬ َ‫ج‬ِ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ {‫داوود‬ ‫أبو‬ ‫و‬ ‫الدارقطنى‬ ‫رواه‬} Dari Samuroh bin Jundub berkata : “Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam menyuruh kami mengeluarkan zakat dari harta kekayaan yang kami persiapkan untuk diperdagangkan”. (HR. Abu Dawud ). 10 Taqiyuddin Abu Bakar, Kifayatul Akhyar Fii Ghoyatil Ikhtishor.Juz I,hlm.175.
  • 21. 21 4. Harta perniagaan dihitung pada tiap – tiap akhir tahun perniagaan. Apabila cukup satu nishob, maka wajib zakat, meskipun di awal atau di pertengahan tahun tidak cukup satu nishob. Sebaliknya, kalau di awal tahun cukup satu nishob tetapi karena rugi di akhir tahun sehingga tidak cukup satu nishob, maka tidak wajib zakat. Jadi perhitungan akhir tahun perniagaan itulah yang menjadi ukuran sampai atau tidaknya satu nishob. 5. Nishob harta perniagaan adalah menurut pokoknya. Kalau pokoknya emas, nishobnya seperti emas. Kalau pokoknya perak, nishobnya seperti nishobnya perak, dan harta perniagaan hendaklah dihitung dengan harga pokok (emas atau perak). Kalau pokoknya uang silakan mengikuti ukuran emas atau perak. Zakatnya juga sebanyak zakatnya emas dan perak, yaitu 1/40 = 2,5 % . C. HASIL PERTANIAN DAN PERKEBUNAN; 1. Dasar wajib zakatnya : Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah, 2:267 : ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫أ‬ ‫َّا‬‫ِم‬‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ب‬َ‫س‬َ‫ك‬ ‫َا‬‫م‬ ِ‫ت‬‫َا‬‫ب‬ِّ‫َي‬‫ط‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُوا‬‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ُوا‬‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ن‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫َا‬‫ه‬ُّ‫َي‬‫أ‬ ‫َا‬‫ي‬...{‫لبقرة‬‫ا‬: 762} Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. ‫ُو‬‫ت‬ْ‫ي‬َّ‫َالز‬‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬ُ‫ك‬ُ‫أ‬ ‫ًا‬‫ف‬ِ‫ل‬َ‫ت‬ْ‫خ‬ُ‫م‬ َ‫ع‬ْ‫ر‬َّ‫َالز‬‫و‬ َ‫ل‬ْ‫خ‬َّ‫َالن‬‫و‬ ٍ‫ت‬‫َا‬‫ش‬‫ُو‬‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬َ‫و‬ ٍ‫ت‬‫َا‬‫ش‬‫ُو‬‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ٍ‫ت‬‫َّا‬‫َن‬‫ج‬ َ‫أ‬َ‫ش‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫و‬َ‫ن‬ َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ث‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫ر‬َ‫م‬َ‫ث‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ُوا‬‫ل‬ُ‫ك‬ ٍ‫ه‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ه‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ش‬َ‫ت‬ُ‫م‬ َ‫ن‬‫َّا‬‫ُّم‬‫َالر‬‫و‬ِ‫ه‬ِ‫د‬‫َا‬‫ص‬َ‫ح‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫َق‬‫ح‬ ‫ُوا‬‫ت‬َ‫آ‬َ‫و‬‫ال‬ ُ‫ه‬َّ‫ِن‬‫إ‬ ‫ُوا‬‫ف‬ِ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫ت‬ ‫َال‬‫و‬ َ‫ني‬ِ‫ف‬ِ‫ر‬ْ‫س‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ِب‬‫ح‬ُ‫ي‬(‫األنعام‬:131) Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. 6 : Al-An’am : 141) 2. Tanaman yang wajib dizakati Semua jenis tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai nilai produktif (An-nama’) dan ekonomis wajib dizakati. Hal ini berdasarkan keumuman ayat Al-Quran S. 2. Al- baqoroh : 267, S.6.Al-An’am:141 di atas, dan sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi dewasa ini, khususnya bidang pertanian. (11) 3. Nishob tanaman (biji-bijian dan buah-buahan) a. Nishob nisob tanaman Di Indonesia yang lebih tepat menggunakan standar ukuran nishobnya padi, mengingat padi di Indonesia merupakan makanan pokok yang nilai rupiahnya menengah (tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah), serta harganya stabil karena selalu mendapat pengawasan dari pihak pemerintah. (12) b. Kadar nisob tanaman Sesuai dengan hadits-hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam ukuran nishob tanaman menggunakan takaran. Sedangkan ukuran di Indonesia lazimnya menggunakan timbangan (Kg). Maka perlu penyesuaian antara takaran dan timbangan. 11 Prof DR KH Sjechul Hadi Permono, SH, MA : Formula Zakat hal. 182. 12 Prof DR KH Sjechul Hadi Permono, SH, MA : Formula Zakat hal. 187.
  • 22. 22 Sabda Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam: ٍ‫ق‬َ‫س‬ْ‫و‬‫أ‬ َ‫ة‬َ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ َ‫غ‬ُ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ي‬ ‫َّى‬‫َت‬‫ح‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ٍ‫ر‬ْ‫م‬َ‫ت‬ َ‫ال‬َ‫و‬ ‫ُب‬‫ح‬ ْ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬(‫مسلم‬ ‫رواه‬) “Tidak ada sedekah (zakat pada biji dan buah-buahan sehingga mencapai lima wasaq” {HR. Muslim} Hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam : َ‫ع‬ْ‫ن‬َّ‫الن‬ َّ‫َن‬‫أ‬ ٍ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫س‬ ‫ِى‬‫ب‬َ‫أ‬َّ‫ِي‬‫ب‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬:‫ًا‬‫ع‬‫َا‬‫ص‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُّ‫ِت‬‫س‬ ُ‫ق‬ْ‫س‬َ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ا‬(‫ماجه‬ ‫وابن‬ ‫أمحد‬ ‫رواه‬) Dari Abu Sa’id; Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda : “Satu wasaq adalah 60 Sho’” {HR. Ahmad dan Ibnu Majah} Nisob tanaman padi dan biji-bijian Nishob hasil tanaman ukuran asalnya dengan takaran, Yaitu 5 wasaq = 300 sho’ = 1200 mud. Ukuran tersebut berlakunya di Jazirah Arab. Untuk di Indonesia misalnya bisa disesuaikan dengan takaran liter, atau timbangan (Kg), : Jika menggunakan takaran liter setelah dibersihkan dari kulit (dijadikan beras) 5 wasaq = 300 sho’= 930 liter. Penghitungannya :  1 sho’ = 3,1 liter ;  1 wasaq = 60 sho’= 60 x 3,1 liter = 186 liter,  5 wasaq = 5 X 60 sho’ = 300 sho’ = 300 X 3,1 liter = 930 liter. (satu nishob).  Jika menggunakan timbangan (Kg) dengan versi 1 mud = 625 gram, 5 wasaq = 750 Kg / 7.5 Kwintal (beras). Penghitungannya sbb. :  1 mud beras = 625 Kg.  1 sho’ = 4 mud = 4 x 625 Gr = 2.500 Gr = 2.5 Kg. (13)  1 wasaq = 60 sho’ = 60 x 2.5 Kg = 150 Kg.  5 wasaq = 5 x 150 Kg = 750 Kg (beras)  Jika masih berupa gabah kering dengan versi 1 Kg gabah = 60 Gr / 0.60 Kg beras, 5 wasaq = 1248 Kg / 12,48 Kwintal. Penghitungannya sbb :  1 sho’ = 2.5 Kg beras = 2.5 : 0,60 = 4.16 Kg (gabah)  1 wasaq = 60 sho’ x 4.16 Kg = 249.6 Kg  5 wasaq = 5 x 249.6 Kg = 1.248 Kg. (Gabah kering siap disimpan). c. Hasil tanaman yang tidak menggunakan takaran nishobnya disamakan dengan harganya 300 sho’ / 750 Kg beras / 1.248 Kg gabah kering (untuk di Indonesia). d. Kadar zakatnya tanaman :  Jika pengairannya tidak memerlukan biaya (air hujan, irigasi / air sungai), zakatnya 10 %;  Jika pengairannya memerlukan biaya (diesel / pembelian air), zakatnya 5 %.  Keperluan selain air, seperti pupuk, obat-obatan jika hanya sekedar untuk meningkatkan hasilnya maka tidak mempengaruhi penurunan kadar zakat ke 5 %. Tapi kalau untuk kehidupan tanaman maka kadar zakatnya menjadi 5 %. Sebagaimana hadits Nabi Saw. : ِّ‫ِي‬‫ب‬َّ‫الن‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬َ‫ل‬ْ‫ا‬َ‫ق‬:َ‫ي‬ِ‫ق‬ُ‫س‬ ‫َا‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬ ُ‫ء‬‫َا‬‫م‬َّ‫الس‬ ِ‫ت‬َ‫ق‬َ‫س‬ ‫َا‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ ِ‫ج‬ْ‫ض‬َّ‫ِالن‬‫ب‬)‫ِى‬‫ر‬‫َا‬‫خ‬ُ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬ْ‫ا‬َ‫و‬َ‫ر‬( Dari Ibnu Umar dari bapaknya dari Nabi Saw. Bersabda : “Terhadap tanaman yang disirami dengan air hujan atau mata air, zakatnya sepersepuluh (10 %) dan yang diairi dengan air yang diangkat dengan alat pengangkat, zakatnya separuh dari sepersepuluhnya (5 %)”. {HR. Bukhori}. 13 Ukuran zakat fithrah. Lihat Pasal 10, ayat (1) angka 7.
  • 23. 23 e. Masa wajib zakat Batasan waktu wajib zakat adalah masa biji-bijian mengeras atau menguning (sebelum dipanen). Pengertiannya :  jika tanaman itu dijual atau dirusak oleh pemiliknya tetap wajib dizakati  dan jika ada kerusakan bukan kesengajaan / kecerobohan pemiliknya, misalnya karena bencana alam, maka tidak wajib dizakati. f. Waktu mengeluarkan zakat. Batasan masa wajib mengeluarkan zakat tanaman adalah setelah dipanen dan dibersihkan dari daun, runggai, dll, dan timbangannya disesuaikan. Atau setelah dikeringkan (dijemur) siap disimpan. g. Penghitungan hasil panen  Semua hasil panenen, termasuk yang diambil untuk digunakan upah pekerja (bawon, Jawa) dijadikan hitungan nishob dan dizakati.  Kelebihan dari batas nishob harus dikeluarkan zakatnya (10% atau 5%). h. Penghitungan satu tahun Seluruh hasil panen dalam satu tahun dari satu jenis tanaman meskipun berbeda lokasi tanamnya harus dikumpulkan untuk hitungan nishob, meski panen yang pertama belum genap satu nishob atau sudah habis. Contoh :  Bulan pertama panen setengah nishob, pertengahan tahun panen seperempat nishob dan sebelum akhir tahun panen lagi seperempat nishob. Keseluruhannya dihitung dan jika sudah 1 nishob wajib dizakati pada panenan terakhir, meski hasil panen sebelumnya sudah habis. Dalam hal ini jika diperkirakan hasil panen satu tahun sudah mencapai satu nishob, agar tidak terasa berat pada waktu panen yang terakhir, pengeluaran zakatnya bisa didahulukan (dita’jil) pada setiap panen atau dengan niat ta’liq (jika nanti akhir tahun mencapai satu nishob yang saya keluarkan ini sebagai zakatnya, dan kalau belum mencapai satu nishob pengeluaran ini sebagai infaq / shodakoh);  Hasil panen dari beberapa lokasi sawah dan beberapa kali panen selama masih dalam hitungan setahun supaya dikumpulkan jumlah perolehannya untuk penghitungan nishob. Jika ditakar atau ditimbang masih berupa gabah dan nisobnya jenis tanaman lain. D. HASIL PETERNAKAN DAN PERIKANAN; Jenis binatang yang wajib dizakati adalah unta, sapi, kerbau dan kambing. Syarat bagi pemilik binatang yang wajib zakat : 1. Islam, orang non muslim (kafir walaupun mempunyai binatang tersebut ia tidak wajib zakat. 2. Merdeka. 3. Milik yang sempurna, sesuatu yang belum sempurna dimiliki tidak wajib dizakati. 4. Mencapai satu nishob. 5. Sampai satu tahun lamanya dimiliki. 6. Digembalakan di rumput yang mubah, binatang yang diumpan ( diambilkan makanannya tidak wajib dizakati. a. Nishob dan Zakat Unta : Permulaan nishob unta adalah 5 ekor, zakatnya 1 ekor kambing dan pada 10 ekor unta zakatnya 2 kambing, 15 unta zakatnya 3 kambing, 20 unta zakatnya 4 kambing, 25 unta zakatnya 1 unta bintu makhodl (unta betina yang telah berumur 1 tahun menginjak 2 tahun), 36 unta zakatnya 1 unta bintu labun (unta betina yang telah berumur 2 tahun), pada 46 unta zakatnya 1 unta hiqqoh (unta betina yang berumur 3 tahun), pada 61 unta zakatnya 1 unta jadza’ah (unta betina yag berumur 4 tahun menginjak 5 tahun), pad 76 unta zakatnya 2 unta bntu labun, pada 91 unta zakatnya 2 unta hiqqoh, pada 121 unta zakatnya 3 unta bintu labun, kemudian pada setiap 40 unta zakatnya 1 unta bintu labun dan tiap-tiap 50 unta zakatnya 1 unta hiqqoh. (14) 14 Taqiyuddin Abi Bakr Ibn Muhammad Al Husainy, Kifayatul Akhyar Juz I, hal. : 178-179
  • 24. 24 Hadits Nabi SAW. : َ‫ل‬ِ‫س‬ْ‫م‬َ‫خ‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ ‫َا‬‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫س‬ْ‫ي‬‫د‬ٍ‫د‬ْ‫و‬ٌَ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ِ‫ل‬ِ‫و‬‫ِب‬‫إل‬ْ‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬{‫ال‬ ‫رواه‬‫ومسلم‬ ‫بخارى‬} “Unta yang kurang dari 5 ekor tidak wajib sedekah (zakat)” {HR. Bukhori Muslim}. b. Nishob dan Zakat Sapi dan Kerbau ْ‫ى‬ِ‫ف‬َ‫و‬ ٌ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ت‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ث‬ َ‫ال‬َ‫ث‬ ِ‫ر‬َ‫ق‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ب‬‫َا‬‫ص‬ِ‫ن‬ ُ‫ل‬َّ‫َو‬‫أ‬َ‫و‬ٌ‫ة‬َّ‫ِن‬‫س‬ُ‫م‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬ Permulaan nishob lembu adalah 30 ekor, zakatnya seekor tabi’ (lembu muda – Jawa : pedhet) dan pada 40 ekor lembu, zakatnya seekor musinnah (1 Lembu yang sudah genap giginya) (15) Yang dinamakan tabi’ ialah lembu yang telah berumur 1 tahun masuk 2 tahun, dan musinnah adalah lembu yang sudah genap giginya ( berumur 2 tahun lebih). Setiap 30 ekor lembu zakatnya seekor tabi’, dan setiap 40 ekor lembu zakatnya seekor musinnah. Jadi 60 ekor lembu zakatnya 2 ekor tabi’, 70 ekor lembu zakatnya 1 ekor tabi’ dan 1 ekor musinnah dan 80 ekor lembu zakatnya 2 ekor musinnah, begitulah seterusnya. Hadits Nabi Saw : َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ٍ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ج‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ذ‬‫َا‬‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ُّ‫ِي‬‫ب‬َّ‫الن‬ ‫ِي‬‫ن‬َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬‫ًا‬‫ع‬‫ِي‬‫ب‬َ‫ت‬ ً‫ة‬َ‫ر‬َ‫ق‬َ‫ب‬ َ‫ني‬ِ‫ث‬‫َا‬‫ل‬َ‫ث‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ذ‬ُ‫خ‬‫آ‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ِي‬‫ن‬َ‫ر‬َ‫م‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ِ‫ن‬َ‫م‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ً‫ة‬َّ‫ِن‬‫س‬ُ‫م‬ َ‫ني‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ِّ‫ُل‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ع‬‫ِي‬‫ب‬َ‫ت‬ ْ‫و‬َ‫أ‬{‫رو‬‫اخلمسة‬ ‫اه‬} Dari Muad Bin Jabal, ia berkata : “Rosululloh Saw telah mengutusku ke Yaman dan Beliau menyuruhku untuk memungut zakat, dari tiap 30 ekor sapi ( atau kerbau seekor anaknya jantan atau betina berumur 1 tahun, dan tiap – tiap 40 ekor sapi ( atau kerbau seekor anaknya yang berumur 2 tahun”. ( Riwayat Lima Orang Ahli Hadits). c. Nishob dan Zakat Kambing Batas nishob kewajiban zakatnya ditetapkan berdasarkan Hadits Nabi Saw. Yang diterima Anas ra. Tentang isi surat Abu Bakar As Shiddiq ra. : ...‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫َا‬‫ه‬ِ‫ت‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫س‬ ‫ِى‬‫ف‬ ِِ‫م‬َ‫ن‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫ِى‬‫ف‬َ‫و‬ٍ‫ة‬‫َا‬‫ش‬ ِ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬.‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫د‬‫َا‬‫ز‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ث‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ ٍ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ِ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ‫َى‬‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫د‬‫َا‬‫ز‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ِ‫ن‬‫َا‬‫ت‬‫َا‬‫ش‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ‫َى‬‫ل‬ِ‫إ‬ ٍ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬َ‫و‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ُ‫ث‬َ‫ال‬،‫ٍه‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ش‬ ٌ‫ة‬‫َا‬‫ش‬ ٍ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ِّّ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ِى‬‫ف‬َ‫ف‬ ٍ‫ة‬َ‫ئ‬‫ِا‬‫م‬ ِ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ َ‫ى‬‫َل‬‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫د‬‫َا‬‫ز‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬.‫شاة‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ً‫ة‬َ‫ص‬ِ‫ق‬‫َا‬‫ن‬ ِ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫س‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ه‬ُّ‫َب‬‫ر‬ َ‫ء‬‫َا‬‫ش‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫ِال‬‫إ‬ ٌ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ ‫َا‬‫ه‬َ‫ل‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ‫واحدة‬ ‫شاة‬{‫البخارى‬ ‫رواه‬} “Mengenai zakat kambing yang dalam penggembalaan, jika telah mencapai 40 ekor sampai 120 ekor, zakatnya seekor kambing. Jika telah lebih dari 120 sampai 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing, jika lebih dari 200 sampai 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing. Kemudian jika lebih dari 300 ekor, maka setiap 100 ekor zakatnya seekor kambing. Tidak ada kewajiban zakat atas kambing bila dalam jumlah kurang dari 40 ekor, kecuali jika pemiliknya berbaik hati untuk memberikannya sebagai sedekah sunnat”. {HR. Bukhori}. E. HASIL PERTAMBANGAN Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan, dll. 15 Taqiyuddin Abi Bakr Ibn Muhammad Al Husainy, Kifayatul Akhyar Juz I, hal. : 180
  • 25. 25 F. RIKAZ (TEMUAN) Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya. G. HASIL PENDAPATAN DAN JASA (PROFESI). a. Dasar hukum ... {‫البقرة‬:702} Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Ayat tersebut di atas, secara redaksional mendahulukan perintah mengeluarkan zakat dari harta-harta yang diperoleh dari hasil usaha yang baik-baik karena itu segala macam hasil usaha atau jasa, anggota legislatif, dokter, pegawai negeri sipil, dokter, konsultan, mubaligh/penceramah, penulis, dan segala hasil usaha yang halal, baik dan professional, apabila telah sampai batas minimal (nishab) dan satu tahun (haul) maka wajib mengeluarkan zakat.  (‫التوبة‬:301) “Ambillah zakat dari harta mereka, maka dengan zakat dapat membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya do’amu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa, bagi mereka. Alloh Maha Mendengar, Maha Mengetahui”. {Q.S. At-Taubah : 103} Kalimah “amwal” di sini bersifat umum. Perniagaan jasa seperti perhotelan, angkutan umum, dan sebagainya adalah termasuk tijaroh yang wajib dizakati dan zakatnya adalah 2,5 %. Adapun nishobnya sama dengan nishobnya emas dan perak. َ‫ج‬ِ‫ت‬ َ‫ل‬‫َا‬‫م‬ ُ‫ر‬ْ‫ي‬ِ‫ص‬َ‫ت‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬‫َا‬‫ج‬ِّ‫ِلت‬‫ل‬ ‫ًا‬‫ض‬َ‫ر‬َ‫ع‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫أل‬ْ‫ا‬ِ‫ب‬ َ‫د‬َ‫ص‬َ‫ق‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫َا‬‫م‬ ُ‫ص‬ْ‫خ‬َّ‫الش‬ َ‫ر‬َ‫ج‬ََ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬ٍ‫ة‬َ‫ر‬‫ا‬ ٌ‫ة‬َ‫ض‬ِ‫و‬‫َا‬‫ع‬ُ‫م‬ َ‫ة‬َ‫ر‬‫َا‬‫ج‬ِ‫إل‬‫ا‬ َّ‫َن‬‫أل‬(‫االخيارجزء‬ ‫كفاية‬3320) Jika seseorang mengupahkan (menyewakan) hartanya atau dirinya sendiri dengan menghendaki upah. Ketika upah itu merupakan harga jual beli, maka menjadi harta perniagaan. Karena upah merupakan ganti. ِ‫ة‬َ‫ر‬‫َا‬‫ج‬ِّ‫الت‬ ِ‫د‬ْ‫ص‬َ‫ق‬ِ‫ب‬ ِ‫ض‬ْ‫و‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫خ‬‫ا‬ ً‫ص‬ْ‫خ‬َ‫ش‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ُ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ ِ‫ر‬َّ‫َج‬‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬َ‫ر‬‫َا‬‫ص‬َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬ ُ‫ض‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬‫ذ‬ َ‫ج‬ِ‫ت‬‫ال‬َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ُ‫ب‬ِ‫ج‬َ‫ت‬َ‫ف‬ َ‫ة‬َ‫ر‬‫ا‬.ْ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ح‬ْ‫ر‬َ‫ش‬ ِ‫ع‬ْ‫و‬ُ‫م‬ْ‫ج‬َْ‫مل‬‫ا‬ ‫ِى‬‫ف‬َ‫و‬(‫جز‬0‫ص‬14). “seseorang yang menyewakan dirinya atau orang lain dengan harga dari beberapa harga, dengan tujuan diperjul belikan maka orang tersebut menjadi harga dagangan. Pengarang kitab ini berkata perdagangan wajib (dkeluarkan) Zakatnya. Pasal 11 Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), Ayat (4), Cukup jelas Pasal 12 Ayat (1), Ayat (2) Cukup jelas  ),(  
  • 26. 26 Pasal 13 Ayat (1) Pencatatan dalam Formulis Isian Zakat (FIZ) sangat diperlukan tertib administrasi untuk memudahkan dalam penghitungan Insentif serta untuk menjaga Amanah Ayat (2) Setiap Muzakki yang membayar zakat kepada PSW Desa atau Petugas yang ditunjuk harus memberikan tanda terima sesuai jenis setorannya. Setoran yang berbentuk uang menggunakan Tanda Terima Zakat – A (Uang), dan setoran berbentuk natura menggunakan Tanda Terima Zakat – B (Natura). Tanda Terima ini berada di PSW Desa, Petugas penerima adalah Ketua PSW Desa atau Petugas yang ditunjuk. Ayat (3) Formulir Isian Zakat – A (FIZ-A) diisi / direkap dari Tanda Terima Zakat – A (Uang) sebelum disetorkan ke PSW Kecamatan sebagai Lampiran. Ayat (4) Formulir Isian Zakat – B (FIZ-B) diisi / direkap dari Tanda Terima Zakat – B (Natura) sebelum disetorkan ke PSW Kecamatan sebagai Lampiran. Zakat yang tidak berupa uang (Natura) memang harus dijual / diuangkan, sebab penyetoran kepada PSW diatasnya sampai BKW Pusat harus berupa uang. PSW Daerah sebagai Taukil boleh melakukan hal itu. Ayat (5) Nominal Zakat adalah Jumlah dari FIS-A dan FIS-B yang telah diuangkan. Contoh : Jumlah FIZ – A (Uang) sebesar Rp. 100.000,- Jumlah FIZ – A (Natura) setelah diuangkan sebesar Rp. 125.000,- NOMINAL ZAKAT-nya adalah Rp. 225.000,- Ayat (6) Pencatatan dan Penyertaan Nominal Zakat masing-masing jajaran diperlukan untuk memudahkan dan dijadikan dasar untuk menghitung Insentif PSW Daerah Pasal 14 Ayat (1) PSW Desa mendapat insentif sebesar 15 % dari NZ se Desa / Kelurahannya. Misalnya : Pengumpulan Zakat dari Muzakki a. Berupa Uang (FIZ-A) Rp. 75.000,- b. Berupa Natura (FIZ-B) diuangkan Rp. 25.000,- (+) Jumlah Nominal Zakat Rp. 100.000,- Insentif PSW Desa Rp. 100.000 x 15% = Rp. 15.000,- (-) Jumlah yang disetor ke PSW Kecamatan Rp. 85.000,- Ayat (2) PSW Kecamatan mendapat insentif sebesar 15 % dari NZ se Kecamatannya. Misalnya : Setoran PSW Desa A (FIS-A + FIS-B) Rp. 100.000,- Setoran PSW Desa B (FIS-A + FIS-B) Rp. 75.000,- Setoran PSW Desa C (FIS-A + FIS-B) Rp. 125.000,- (+) Jumlah Nominal Zakat se Kecamatan Rp. 300.000,- Insentif PSW Desa Rp. 300.000 x 15% = Rp. 45.000,- (-) Jumlah yang diterima PSW Kecamatan Rp. 255.000,- Insentif PSW Kec. Rp.300.000 x 15% = Rp. 45.000,- (-) Jumlah yang disetor ke DPC PSW Rp. 210.000,-
  • 27. 27 Ayat (3) PSW Cabang mendapat insentif sebesar 15 % dari NZ se Kabupaten/Kotanya. Misalnya : Setoran PSW Kecamatan A (FIS-A + FIS-B) Rp. 200.000,- Setoran PSW Kecamatan B (FIS-A + FIS-B) Rp. 175.000,- Setoran PSW Kecamatan C (FIS-A + FIS-B) Rp. 125.000,- (+) Jumlah Nominal Zakat se Kab./ Kota Rp. 500.000,- Insentif PSW Desa & Kec. Rp.300.000 x 15% x 2 = Rp. 150.000,- (-) Jumlah yang diterima DPC PSW Rp. 350.000,- Insentif DPC PSW Rp.300.000 x 15% = Rp. 75.000,- (-) Jumlah yang disetor ke DPW PSW Rp. 275.000,- Ayat (4) PSW Wilayah mendapat insentif sebesar 15 % dari NZ se Wilayahnya. Misalnya : Setoran DPC PSW A (FIS-A + FIS-B) Rp. 300.000,- Setoran DPC PSW B (FIS-A + FIS-B) Rp. 375.000,- Setoran DPC PSW C (FIS-A + FIS-B) Rp. 325.000,- (+) Jumlah Nominal Zakat se Wilayah Rp. 1.000.000,- Insentif PSW Desa, Kec. & Cabang Rp. 300.000 x 15% x 3 Rp. 450.000,- (-) Jumlah yang diterima DPW PSW Rp. 550.000,- Insentif DPW PSW Rp. 1.000.000 x 15% = Rp. 150.000,- (-) Jumlah yang disetor ke DPP PSW Rp. 400.000,- Ayat (5) 1. Apabila PSW Desa/Kelurahan menyetorkan langsung kepada PSW Cabang, maka PSW Cabang harus memberikan bagian Insentif PSW Kecamatan, sesuai haknya. 2. Apabila PSW Desa/Kelurahan atau Kecamatan menyetorkan langsung kepada PSW Wilayah, maka PSW Wilayah harus memberikan bagian Insentif PSW Cabang dan atau Kecamatan, sesuai haknya. 3. Apabila PSW Desa / Kelurahan, Kecamatan, atau Cabang menyetorkan langsung kepada PSW Pusat, maka PSW Pusat akan memberikan bagian Insentif PSW Wilayah, Cabang dan atau Kecamatan, sesuai haknya. Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Jombang, H1430Muharram02 Μ2008Desember30 DEWAN PIMPINAN PUSAT PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH Sekretaris Umum, M. ZAINUL ARIFIN, S.Pd.I