SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
TATA KELOLA PERIKANAN
Boby Karomi N ( 2018210064 / A )
1. PERMASALAHAN DALAM PENGOLAHAN PERIKANAN
1.1 Isu dan Permasalahan Umum
Isu strategis dan permasalahan umum yang menjadi kendala utama dalam mewujudkan kegiatan perikanan
berkelanjutan di Indonesia adalah :
1) pengelolaan perikanan (fisheries management)
2) penegakan hukum (law enforcement); dan
3) pelaku usaha perikanan.
Masih lemahnya sistem pengelolaan perikanan merupakan isu strategis dan permasalahan umum
yang pokok dalam mewujudkan sector perikanan berkelanjutan di Indonesia. Hal ini telah diindikasikan
dengan tidak meratanya tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di wilayah Indonesia. Sebagai contoh untuk
perikanan tangkap, banyak perairan laut di kawasan barat dan tengah Indonesia sudah menunjukkan gejala
padat tangkap (overfishing), seperti Selat Malaka, perairan timur Sumatera, Laut Jawa, dan Selat Bali.
Sementara, di perairan laut kawasan timur Indonesia, tingkat pemanfaatan sumberdaya ikannya belum
optimal atau masih underfishing. Akibatnya, pada daerah-daerah penangkapan ikan tertentu yang mengalami
over-exploitation, nelayan-nelayannya umumnya menjadi miskin, karena sulit mendapatkan ikan hasil
tangkapan.
1.2 ISU DAN PERMASALAHAN PERIKANAN TANGKAP
Terdapat delapan isu beserta permasalahan dan dampak potensial yang terjadi
dalam kegiatan pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan di Indonesia.
Delapan isu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Daya saing produk yang masih rendah
2. Pasar domestik perikanan tangkap yang kurang berkembang dan pengamanan
kualitas ikan
3. Akses permodalan usaha perikanan tangkap masih terbatas
4. Kualitas nelayan sebagian besar masih relatif rendah
5. Adanya IUU Fishing
6. Padat tangkap di perairan pantai
7. Lemahnya kapasitas kelembagaan pengawas dan penegakan hukum
8. Sistem pendataan yang belum handal dan masih parsial
2. SISTEM SOSIAL EKONOMI
Sistem sosial adalah istilah sentral dalam teori sistem sosial . Istilah itu membuat batas
untuk ekosistem, organisasi biologi, sistem psikis, dan sistem teknis. Mereka semua
membentuk lingkungan sistem sosial. Persyaratan minimum untuk sistem sosisal adalah
interaksi setidaknya dua sistem pribadi atau dua orang yang bertindak dalam peran mereka.
Yang pertama merumuskan teori sistem sosial yang sistematis adalah Talcot Parsons yang
merupakan bagian dari paradigm AGIL miliknya namun sistem sosial hanyalah sebuah
segmen atau sistempendukung dari yang Persons sebut teori aksi.
DALAM SISTEM PERIKANAN ADA SEBUAH SISTEM AGIL YAITU :
1. Adaptation ( adaptasi )
Sebuah sistemharus mengulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhan .
2. Goal Attainment ( pencapaian tujuan )
Sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuannya.
3. Integration (integrasi )
Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus
mengola antar hubungan ketiga fungsi lainnya ( A, G, L )
4. Latency ( latensi atau pemeliharaan pola )
Sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara, memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola kultural
yang menciptakan dan menopang motivasi.
4. LINGKUNGAN PERIKANAN
1. Memberikan ruang lingkup yang lebih luas pada bidang perikanan tidak hanya dibidang teknik tetapi juga
bidang kemasyarakatan dan ekonomi.
2. Memberikan rekomendasi tentang kelayakan usaha perikanan komersial yang akan dimulai atau pada
awal usaha.
3. Memberikan pertimbangan ekonomi terhadap usaha perikanan yang komersial baik usaha skala kecil,
besar yang telah berjalan.
4. Menberikan rekomendasi yang bermutu bagi pembangunan masyarakat nelayan maupun petani ikan.
Prospek sosek perikanan : dengan mempertimbangkan manfaat kajian sosial ekonomi perikanan yang sangat
banyak, jelas prospek sosial ekonomi perikanan dimasa datang akan lebih baik. Hal ini dikarenakan banyak
institusi pemerintah, swasta, NGO/LSM yang membutuhkan ahli di bidang sosek perikanan.
5. KEBIJAKAN DAN PERATURAN PERIKANAN
Kebijakan dan peraturan perikan dengan melibatkan peran serta masyarakat guna memenuhi aspirasi
masayrakat, antara lain :
1. Pengundangan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yang menyepakati 4
(empat) norma hukum penting, yakni:
a. pemberdayaan masyarakat hukum adat dan nelayan tradisional;
b. penataan investasi;
c. sistem perizinan; dan
d. pengelolaan kawasan konservasi laut nasional.
Pemberdayaan masyarakat diperkuat dalam inisiasi penyusunan
rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil beserta dengan
pemerintah dan dunia usaha. Dengan norma hukum ini, maka
masyarakat dapat mengambil inisiatif mengusulkan rencana zonasi.
2. Guna memberikan landasan yang kuat terhadap pelaksanaan
pembangunan kelautan, telah diundangkan Undang-undang Nomor
32 Tahun 2014 tentang Kelautan, yang memuat beberapa materi yang
sangat penting menyangkut penyelenggaraan pembangunan kelautan ke
depan, antara lain:
a. wilayah laut;
b. pembangunan kelautan;
c. pengelolaan kelautan;
d. pengembangan kelautan;
e. pengelolaan ruang laut dan perlindungan lingkungan laut;
f. pertahanan, keamanan, penegakan hukum, dan keselamatan di laut;
dan
g. tata kelola dan kelembagaan.
3. Dalam rangka memberikan perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan, dan
petambak garam dalam mendukung pengelolaaan perikanan yang berkelanjutan, telah diundangkan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya
Ikan, dan Petambak Garam.
Beberapa hal yang menjadi poin penting undang-undang tersebut:
A. Strategi perlindungan dilakukan melalui:
1) Penyediaan prasarana Usaha Perikanan dan Usaha Pergaraman;
2) Kemudahan memperoleh sarana Usaha Perikanan dan Usaha Pergaraman;
3) Jaminan kepastian usaha;
4) Jaminan risiko Penangkapan Ikan, Pembudidayaan Ikan, dan Pergaraman;
5) Penghapusan praktik ekonomi biaya tinggi;
6) Pengendalian impor Komoditas Perikanan dan Komoditas Pergaraman;
7) Jaminan keamanan dan keselamatan; dan
8) Fasilitasi dan bantuan hukum.
B. Strategi pemberdayaan dilakukan melalui:
1) Pendidikan dan pelatihan;
2) Penyuluhan dan pendampingan;
3) Kemitraan usaha;
4) Kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi;
dan
5) Penguatan kelembagaan
6. PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
Pada dasarnya cara pengolahan yang umum dilakukan dibagi menjadi empat golongan yaitu :
1 Pengolahan dengan memanfaatkan faktor fisikawi,
merupakan pengolahan yang memanfaatkan suhu tinggi atau suhu rendah. Suhu tinggi dalam hal ini
digunakan untuk membunuh mikroba kontaminasi yang terdapat pada ikan sekaligus menghentikan
aktivitas enzim dalam daging ikan. Misalnya saja dalam proses pengeringan, pengasapan, dan proses
sterilisasi yang biasa dilakukan dalam pengalengan ikan.
2 Pengolahan dengan bahan pengawet,
Pengolahan dengan menggunakan bahan pengawet seperti yang dilakukan dalam proses penggaraman,
perendaman dalam larutan asam, dan lain-lain.
3 Pengolahan yang memanfaatkan factor fisikawi dan bahan pengawet
Pengolahan yang memanfaatkan kedua metode diatas atau kombinasi antara pengolahan secara fisikawi
dengan pengolahan yang menggunakan bahan pengawet ditujukan untuk lebih meningkatkan mutu dari
pengolahan yang dilakukan.
Selain itu, pengolahan dengan menggunakan kombinasi kedua metode tersebut juga dimaksudkan untuk
mencegah resiko kerusakan yang lebih besar pada bahan, lebih meningkatkan faktor keamanan terutama
terakit dengan masalah kesehatan, serta dapat meningkatkan rasa yang lebih baik atau khas terhadap
bahan yang diolah.
Misalnya saja sebelum ikan dipanaskan (umpamanya dijemur) terlebih dahulu diberi pengawet. Bahan
pengawet bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Setelah itu ikan dipanaskan,
maka prosesnya akan menjadi lebih baik bila dibandingkan hanya dengan dipanaskan atau diberi
pengawet saja.
4 Pengolahan dengan cara fermentasi
Pengolahan dengan cara fermentasi adalah pengolahan yang bersifat mengubah bahan mentah menjadi
produk setengah jadi dan memiliki sifat-sifat berbeda dari keadaan semula. Contoh pengolahan dengan
cara fermentasi adalah pembuatan terasi, tepung ikan, kecap ikan, dan lain-lain.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to OPTIMALKAN PERIKANAN

Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxKelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxUliCristina
 
Pikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaPikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaYosie Andre Victora
 
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptxPPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptxmejakamar1
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3Syawalina Soerbakti
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
 
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_20131. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013MULDAN MARTIN, A.Pi., M.Si
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Nurul Afdal Haris
 
Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09People Power
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Laporan budidaya laut
Laporan budidaya lautLaporan budidaya laut
Laporan budidaya lautIbnu Riyadi
 
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Lia Kristiana
 
Pelestarian lingkungan; arif
Pelestarian lingkungan; arifPelestarian lingkungan; arif
Pelestarian lingkungan; arifArif Rachman
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1 Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1 Syawalina Soerbakti
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanPepen Mahale
 
Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan alyanurinayah
 
Makalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sdaMakalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sdanovia ardelia
 

Similar to OPTIMALKAN PERIKANAN (20)

Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptxKelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
Kelompok 2 PPT_Resensi Jurnal.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Pikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidayaPikp modul07 sub sistem budidaya
Pikp modul07 sub sistem budidaya
 
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptxPPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
PPT-UEU-Hukum-Lingkungan-Pertemuan-1.pptx
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_20131. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09
 
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 9 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Laporan budidaya laut
Laporan budidaya lautLaporan budidaya laut
Laporan budidaya laut
 
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
 
Pelestarian lingkungan; arif
Pelestarian lingkungan; arifPelestarian lingkungan; arif
Pelestarian lingkungan; arif
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1 Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu 1
 
strategi pengelolaan
strategi pengelolaanstrategi pengelolaan
strategi pengelolaan
 
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautanKebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
Kebijakan pembangunan wilayah pesisir dan lautan
 
Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan
 
Makalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sdaMakalah pembangunan sda
Makalah pembangunan sda
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

OPTIMALKAN PERIKANAN

  • 1. TATA KELOLA PERIKANAN Boby Karomi N ( 2018210064 / A )
  • 2. 1. PERMASALAHAN DALAM PENGOLAHAN PERIKANAN 1.1 Isu dan Permasalahan Umum Isu strategis dan permasalahan umum yang menjadi kendala utama dalam mewujudkan kegiatan perikanan berkelanjutan di Indonesia adalah : 1) pengelolaan perikanan (fisheries management) 2) penegakan hukum (law enforcement); dan 3) pelaku usaha perikanan. Masih lemahnya sistem pengelolaan perikanan merupakan isu strategis dan permasalahan umum yang pokok dalam mewujudkan sector perikanan berkelanjutan di Indonesia. Hal ini telah diindikasikan dengan tidak meratanya tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di wilayah Indonesia. Sebagai contoh untuk perikanan tangkap, banyak perairan laut di kawasan barat dan tengah Indonesia sudah menunjukkan gejala padat tangkap (overfishing), seperti Selat Malaka, perairan timur Sumatera, Laut Jawa, dan Selat Bali. Sementara, di perairan laut kawasan timur Indonesia, tingkat pemanfaatan sumberdaya ikannya belum optimal atau masih underfishing. Akibatnya, pada daerah-daerah penangkapan ikan tertentu yang mengalami over-exploitation, nelayan-nelayannya umumnya menjadi miskin, karena sulit mendapatkan ikan hasil tangkapan.
  • 3. 1.2 ISU DAN PERMASALAHAN PERIKANAN TANGKAP Terdapat delapan isu beserta permasalahan dan dampak potensial yang terjadi dalam kegiatan pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan di Indonesia. Delapan isu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Daya saing produk yang masih rendah 2. Pasar domestik perikanan tangkap yang kurang berkembang dan pengamanan kualitas ikan 3. Akses permodalan usaha perikanan tangkap masih terbatas 4. Kualitas nelayan sebagian besar masih relatif rendah 5. Adanya IUU Fishing 6. Padat tangkap di perairan pantai 7. Lemahnya kapasitas kelembagaan pengawas dan penegakan hukum 8. Sistem pendataan yang belum handal dan masih parsial
  • 4. 2. SISTEM SOSIAL EKONOMI Sistem sosial adalah istilah sentral dalam teori sistem sosial . Istilah itu membuat batas untuk ekosistem, organisasi biologi, sistem psikis, dan sistem teknis. Mereka semua membentuk lingkungan sistem sosial. Persyaratan minimum untuk sistem sosisal adalah interaksi setidaknya dua sistem pribadi atau dua orang yang bertindak dalam peran mereka. Yang pertama merumuskan teori sistem sosial yang sistematis adalah Talcot Parsons yang merupakan bagian dari paradigm AGIL miliknya namun sistem sosial hanyalah sebuah segmen atau sistempendukung dari yang Persons sebut teori aksi.
  • 5. DALAM SISTEM PERIKANAN ADA SEBUAH SISTEM AGIL YAITU : 1. Adaptation ( adaptasi ) Sebuah sistemharus mengulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhan . 2. Goal Attainment ( pencapaian tujuan ) Sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuannya. 3. Integration (integrasi ) Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengola antar hubungan ketiga fungsi lainnya ( A, G, L ) 4. Latency ( latensi atau pemeliharaan pola ) Sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara, memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.
  • 6.
  • 7. 4. LINGKUNGAN PERIKANAN 1. Memberikan ruang lingkup yang lebih luas pada bidang perikanan tidak hanya dibidang teknik tetapi juga bidang kemasyarakatan dan ekonomi. 2. Memberikan rekomendasi tentang kelayakan usaha perikanan komersial yang akan dimulai atau pada awal usaha. 3. Memberikan pertimbangan ekonomi terhadap usaha perikanan yang komersial baik usaha skala kecil, besar yang telah berjalan. 4. Menberikan rekomendasi yang bermutu bagi pembangunan masyarakat nelayan maupun petani ikan. Prospek sosek perikanan : dengan mempertimbangkan manfaat kajian sosial ekonomi perikanan yang sangat banyak, jelas prospek sosial ekonomi perikanan dimasa datang akan lebih baik. Hal ini dikarenakan banyak institusi pemerintah, swasta, NGO/LSM yang membutuhkan ahli di bidang sosek perikanan.
  • 8. 5. KEBIJAKAN DAN PERATURAN PERIKANAN Kebijakan dan peraturan perikan dengan melibatkan peran serta masyarakat guna memenuhi aspirasi masayrakat, antara lain : 1. Pengundangan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yang menyepakati 4 (empat) norma hukum penting, yakni: a. pemberdayaan masyarakat hukum adat dan nelayan tradisional; b. penataan investasi; c. sistem perizinan; dan d. pengelolaan kawasan konservasi laut nasional. Pemberdayaan masyarakat diperkuat dalam inisiasi penyusunan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil beserta dengan pemerintah dan dunia usaha. Dengan norma hukum ini, maka masyarakat dapat mengambil inisiatif mengusulkan rencana zonasi.
  • 9. 2. Guna memberikan landasan yang kuat terhadap pelaksanaan pembangunan kelautan, telah diundangkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, yang memuat beberapa materi yang sangat penting menyangkut penyelenggaraan pembangunan kelautan ke depan, antara lain: a. wilayah laut; b. pembangunan kelautan; c. pengelolaan kelautan; d. pengembangan kelautan; e. pengelolaan ruang laut dan perlindungan lingkungan laut; f. pertahanan, keamanan, penegakan hukum, dan keselamatan di laut; dan g. tata kelola dan kelembagaan.
  • 10. 3. Dalam rangka memberikan perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam dalam mendukung pengelolaaan perikanan yang berkelanjutan, telah diundangkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam. Beberapa hal yang menjadi poin penting undang-undang tersebut: A. Strategi perlindungan dilakukan melalui: 1) Penyediaan prasarana Usaha Perikanan dan Usaha Pergaraman; 2) Kemudahan memperoleh sarana Usaha Perikanan dan Usaha Pergaraman; 3) Jaminan kepastian usaha; 4) Jaminan risiko Penangkapan Ikan, Pembudidayaan Ikan, dan Pergaraman; 5) Penghapusan praktik ekonomi biaya tinggi; 6) Pengendalian impor Komoditas Perikanan dan Komoditas Pergaraman; 7) Jaminan keamanan dan keselamatan; dan 8) Fasilitasi dan bantuan hukum.
  • 11. B. Strategi pemberdayaan dilakukan melalui: 1) Pendidikan dan pelatihan; 2) Penyuluhan dan pendampingan; 3) Kemitraan usaha; 4) Kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi; dan 5) Penguatan kelembagaan
  • 12. 6. PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN Pada dasarnya cara pengolahan yang umum dilakukan dibagi menjadi empat golongan yaitu : 1 Pengolahan dengan memanfaatkan faktor fisikawi, merupakan pengolahan yang memanfaatkan suhu tinggi atau suhu rendah. Suhu tinggi dalam hal ini digunakan untuk membunuh mikroba kontaminasi yang terdapat pada ikan sekaligus menghentikan aktivitas enzim dalam daging ikan. Misalnya saja dalam proses pengeringan, pengasapan, dan proses sterilisasi yang biasa dilakukan dalam pengalengan ikan. 2 Pengolahan dengan bahan pengawet, Pengolahan dengan menggunakan bahan pengawet seperti yang dilakukan dalam proses penggaraman, perendaman dalam larutan asam, dan lain-lain.
  • 13. 3 Pengolahan yang memanfaatkan factor fisikawi dan bahan pengawet Pengolahan yang memanfaatkan kedua metode diatas atau kombinasi antara pengolahan secara fisikawi dengan pengolahan yang menggunakan bahan pengawet ditujukan untuk lebih meningkatkan mutu dari pengolahan yang dilakukan. Selain itu, pengolahan dengan menggunakan kombinasi kedua metode tersebut juga dimaksudkan untuk mencegah resiko kerusakan yang lebih besar pada bahan, lebih meningkatkan faktor keamanan terutama terakit dengan masalah kesehatan, serta dapat meningkatkan rasa yang lebih baik atau khas terhadap bahan yang diolah. Misalnya saja sebelum ikan dipanaskan (umpamanya dijemur) terlebih dahulu diberi pengawet. Bahan pengawet bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Setelah itu ikan dipanaskan, maka prosesnya akan menjadi lebih baik bila dibandingkan hanya dengan dipanaskan atau diberi pengawet saja. 4 Pengolahan dengan cara fermentasi Pengolahan dengan cara fermentasi adalah pengolahan yang bersifat mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi dan memiliki sifat-sifat berbeda dari keadaan semula. Contoh pengolahan dengan cara fermentasi adalah pembuatan terasi, tepung ikan, kecap ikan, dan lain-lain.