Konsinyasi adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pemilik barang (consignor) kepada penjual (consignee). Tentunya, barang konsinyasi harus dibedakan dengan barang lainnya sebab konsinyasi tidak memerlukan harga modal. Dengan kata lain, penjual bisa menjual barang secara gratis yang dititipkan dari pemilik barang
3. E. Retur barang –barang
konsinyasi
F. Uang Muka dari
Komisioner
C. Akuntansi untuk
Pengamat
D. Akuntansi penjualan
konsinyasi yang belum
selesai
A. Perjanjian Konsinyasi B. Akuntansi untuk
Komisioner
G. Laporan Laba Rugi H. Praktik Penjualan
Konsinyasi
5. Merupakan suatu perjanjian di
mana salah satu pihak yang
memiliki barang, menyerahkan
sejumlah barang kepada pihak
tertentu untuk dijualkan
dengan memberikan komisi
(tertentu).
KONSINYASI
6. Jimbaran Indonesia
PENJUALAN KONSINYASI
• Pihak yg menitipkan barang : pengamanat (consignor) dan
saat menitipkan barang disebut (konsinyasi keluar)
• Pihak yg dititipi barang : komisioner (consignee) dan pada
saat menerima barang (konsinyasi masuk)
• Usaha Kecil,
Contoh : penjualan kue, kerupuk diwarung, minuman
botol dsb.
• Usaha Menengah.
Contoh : Indomaret, Alfamart, elektronik dsb.
Bisnis yang menerapkan penjualan konsinyasi :
7. PEMBERI TITIPAN
C ONSIGNOR
PENERIMA BARANG
K OM ISIONE R
Transaksi pengiriman barang-
barang dari cogsignor kepada
komisioner disebut
(BARANG-BARANG KONSINYASI)
Barang – barang yang diterima
komisioner dari consignor
disebut
(BARANG-BARANG KOMISI)
8. Manfaat Konsinyasi
bagi Conignor dan Consignee
Memperluas area
pemasaran
Mengendalikan harga
jual,
Menurunkan biaya
penyimpanan dan
pengiriman.
Menghindari resiko
pemilikan barang,
Memperkecil modal
kerja.
Mendapatkan komisi
Manfaat conignor Manfaat conignee
9. PERBEDAAN
ANTARA
PENJUALAN
KONSINYASI
DENGAN
PENJUALAN
REGULER
1. BIAYA
• Barang reguler : ditanggung oleh penjual
• Barang konsinyasi : ditanggung oleh
pengamanat
2. HAK KEPEMILIKAN
• Barang konsinyasi milik pengamanat, dan
baru berpindah kalau komisioner dapat
menjual ke pihak lain
• Barang reguler akan terjadi perpindahan hak
kepemilikan pada saat terjadi transaksi dan
penyerahan barang
11. Metode dimana laba/rugi yang berasal dari penjualan
konsinyasi dicatat terpisah dengan laba/rugi dari
penjualan regular /
Metode
Pencatatan
Akuntansinya
1. Metode Laba Terpisah
2. Metode Laba Tidak Terpisah
Metode dimana laba/rugi yang berasal dari penjualan
konsinyasi tidak terpisah dengan laba/rugi penjualan
regular
12. Akuntansi untuk Pihak Komisioner
(Penerima Titipan)
01
Kegiatan Konsinyasinya
1. Penerimaan barang konsinyasi
2. Penjualan barang konsinyasi
3. Pembebanan biaya berkaitan dengan persediaan,
beban usaha dan alokasi beban.
4. Pengakuan pendapatan komisi penjualan.
5. Pelunasan ke consignor
13. Akuntansi untuk Pihak Komisioner
Metode Laba Terpisah
1. Komisioner membentuk rekening
barang-barang komisi (Consignment-
In) yg mencermintan pendapatan dan
biaya (unsur Laba/rugi)
2. Pendebitan = Biaya perakitan/ biaya
angkut, jumlah yang harus
dibayarkan kepada pengamanat
Pengkreditan = Hasil Penjualan
Barang Komisi
14. Akuntansi untuk Pihak Komisioner
Metode Laba Tidak Terpisah
1. Biaya & Pendapatan yang
berhubungan dengan kegiatan
konsinyasi dicatat tercampur
dengan penjualan regular
2. Pendapatan dan biaya pihak
konsinyor terlihat dalam rekening
“ Nama Konsinyor)
15. Akuntansi untuk Pihak Consignor
(Pemberi Titipan)
01
Kegiatan Konsinyasinya
1. Pengiriman/penyerahan barang konsinyasi
2. Penjualan barang konsinyasi oleh consignee
3. Pembebanan biaya berkaitan dengan persediaan, beban
usaha dan alokasi beban.
4. Penelimaan pelunasan dari consignee.
5. Penyesuaian persediaan konsinyasi
18. AKUNTANSI UNTUK PERJANJIAN PENJUALAN
KONSINYASI YANG BELUM SELESAI
Apabila, jangka waktu perjanjian konsinyasi berlangsung dan melampaui
periode akuntansi, sedangkan belum seluruhnya barang kosinyasi terjual
oleh komisioner, maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap biaya
biaya bersangkutan dan terikat pada produk yang belum terjual
(inventoriable cost)
Adanya penyesuaian tehadap inventoriable cost ini penting, dalam rangka
penentuan laba (rugi) periodiknya. Dengan demikian, laba (rugi) periodic
itu akan mencerminkan pendapatan-pendapatan dengan seluruh biaya-
biaya yang bersangkutan
19. Jimbaran Indonesia
RETUR BARANG-BARANG KONSINYASI
Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat
(consignor), maka rekening barang-barang konsinyasi harus dikredit dengan
harga pokok barang-barang yang bersangkutan.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang tersebut
(ongkos angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan, dan biaya pengiriman
kembali), harus dibebankan kepada pendapatan untuk periode yang
bersangkutan.
Biaya-biaya yang terjadi tidak dikapitalisasi sehingga bagian harga pokok
barang-barang yang dikembalikan atau tidak perlu ditangguhkan
pembebanannya, karena tidak memberikan manfaat di masa yang akan datang.
Dalam hal barang-barang dikembalikan karena rusak sehingga manfaatnya
tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya, maka penurunan nilai itu harus
diakui sebagai kerugian. Jika biaya perbaikan diperlukan untuk menjual barang
tersebut, maka biaya perbaikan harus diakui sebagai biaya periode
bersangkutan.
20. Perjanjian konsinyasi
kemungkinan disertai dengan
persyaratan akan adanya uang
muka yang harus dibayar oleh
komisioner untuk barang-barang
komisi (titipan) yang
diterimanya.
U A N G M U K A K O M I S I O N E R
Uang muka yang diterima
ini harus dicatat sebagai
“Uang Muka dari
Komisioner”.
Uang muka yang diterima dari
komisioner harus disajikan
sebagai hutang di dalam neraca
sampai dengan perhitungan
penyelesaian atas barang-barang
yang telah laku dijual dibuat oleh
komisioner yang bersangkutan.
21. 07
Laba (rugi) penjualan konsinyasi dapat disajikan dalam laporan perhitungan
Rugi-Laba bagi pengamanat, dengan cara menggabungkan data hasil
penjualan; harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang
bersangkutan dengan data yang sama untuk transaksi penjualan regular.
Akan tetapi apabila transaksi penjualan konsinyasi merupakan bagian yang
cukup penting dalam kegiatan distribusinya, maka data hasil penjualan,
harga pokok penjualan dan biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat
dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan data penjualan regular
PENYAJIAN LABA RUGI
22. Penjualan Konsinyasi Penjualan Reguler Jumlah
Hasil Penjualan Rp. 10.000.000,00 Rp. 25.000.000,00 Rp. 35.000.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp. 6.000.000,00 Rp. 14.000.000,00 Rp. 20.000.000,00
Laba Kotor Penjualan Rp. 4.000.000,00 Rp. 11.000.000,00 Rp. 15.000.000,00
Biaya Usaha:
Biaya Penjualan Rp. 2.590.000,00 Rp. 3.025.000,00 Rp. 5.615.000,00
Biaya Administrasi dan Umum Rp. 0 Rp. 5.635.000,00 Rp. 5.635.000,00
Jumlah biaya usaha Rp. 2.590.000,00 Rp. 8.660.000,00 Rp. 11.250.000,00
Laba Usaha Rp. 1.410.000,00 Rp. 2.340.000,00 Rp. 3.750.000,00
PT JAYA JAKATA
Laporan Perhitungan Rugi-Laba
Untuk bulan September 1980
23. Hasil Penjualan Rp. 25.000.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp. 14.000.000,00
Laba Kotor Penjualan Rp. 11.000.000,00
Laba Kotor Penjualan Konsinyasi Rp. 1.410.000,00
Rp. 12.410.000,00
Biaya Usaha:
Biaya Penjualan Rp. 3.025.000,00
Biaya Administrasi dan Umum Rp. 5.635.000,00
Jumlah Biaya Usaha Rp. 8.660.000,00
Laba Usaha Rp. 3.750.000,00
PT JAYA JAKATA
Laporan Perhitungan Rugi-Laba
Untuk bulan September 1980