1. Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor lingkungan kerja fisik yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja, seperti penerangan, udara, suhu, kebisingan, dan ruang gerak.
2. Disebutkan pula penyakit-penyakit yang sering timbul akibat paparan faktor-faktor lingkungan kerja tersebut, seperti asma, carpal tunnel syndrome, dermatitis kontak, dan penyakit paru kronis.
3
2. ARYA LAWING
SEMBIRING
ARI RAHMANDA RIFKI ALMUHARRAM ADY ISWANTO
SAPUTRA
SONIA REMBANG
Strategy
Media
KELOMPOK 1
JULIANA
INTAN WULANDARI
MUHAMMAD RAFLI GOKMA GULTOM
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
merupakan salah satu upaya perlindungan
yang ditujukan kepada semua potensi yang
dapat menimbulkan bahaya, agar tenaga
kerja dan orang lain yang ada di tempat
kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat. K3 harus benar-benar diterapkan
dalam suatu perusahaan, pengawasan tidak
hanya terhadap mesin saja tetapi yang lebih
penting terhadap manusianya
4. FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT
LINGKUNGAN KERJA FISIK
PEWARNAAN
Masalah warna dapat berpengaruh
terhadap karyawan didalam
melaksanakan pekerjaan Warna
yang baik dipakai pada ruangan
yang sempit adalah warna putih,
karena dengan putih ruangan
tersebut akan nampak lebih luas,
bersih yang dapat membantu
pekerjaan yang memerlukan
ketelitian karena kombinasi warna
yang salah dapat menimbulkan rasa
yang kurang menyenangkan bagi
orang yang memandangnya
UDARA
Di dalam ruangan kerja
karyawan dibutuhkan
udara yang cukup, dimana
dengan adanya pertukaran
udara yang cukup, akan
menyebabkan kesegaran
fisik dari karyawan
tersebut. Suhu udara yang
terlalu panas akan
menyebabkan
menurunnya semangat
kerja karyawan di dalam
melaksanakan pekerjaan
PENERANGAN
Penerangan dalam ruang
kerja karyawan memegang
peranan yang sangat
penting dalam
meningkatkan semangat
karyawan sehingga mereka
akan dapat menunjukkan
hasil kerja yang baik, yang
berarti bahwa penerangan
tempat kerja yang cukup
sangat membantu
berhasilnya kegiatan-
kegiatan operasional
perusahaan.
KEAMANAN
Rasa aman bagi karyawan
sangat berpengaruh terhadap
semangat dan gairah kerja
karyawan.Jika di tempat kerja
tidak aman karyawan tersebut
akan menjadi gelisah, tidak
bisa berkonsentrasi dengan
pekerjaannya serta semangat
kerja karyawan tersebut akan
mengalami penurunan.
5. SUARA BISING
Bunyi bising sangat diperhatikan,
karena dapat membantu
kesenangan kerja, merusak
pendengaran dan dapat
menimbulkan komunikasi yang
salah. Oleh karena itu setiap
perusahaan selalu berusaha
untuk menghilangkan suara
bising tersebut atau paling tidak
menekannya untuk memperkecil
suara bising tersebut kerena
suara yang bising dapat
menurunkan kosentrasi
karyawan
ruang gerak yang sempit dapat
mengurangi semangat kerja
karyawan dalam melakukan
aktivitasnya. Dengan demikian
ruang gerak di dalam
melaksanakan pekerjaan perlu
diperhatikan, sehingga karyawan
dapat bekerja dengan baik, dan
begitu juga sebaliknya jika ruang
gerak terlalu lebar akan
mengakibatkan pemborosan
biaya.
Di dalam suatu perusahaan
hendaknya menjaga kebersihan
lingkungan, sebab kebersihan
lingkungan dapat mempengaruhi
kesehatan jiwa seseorang
Kebersihan lingkungan, bukan
hanya berarti kebersihan di
tempat mereka bekerja, tetapi
lebih luas misalnya kamar kecil
yang berbau tidak enak dan
dapat menimbulkan rasa yang
kurang menyenangkan
RUANG GERAK KEBERSIHAN
6. • Suara yang biasa menyebabkan pekak atau tuli
• Radiasi yang bisa berupa radiasi pengion dan radiasi non-pengion. Radiasi pengion, misalnya
berasal dari bahan-bahan radioaktif yang dapat menyebabkan penyakit seperti sistem darah
dan kulit. Sedangkan radiasi non-pengion, misalnya radiasi elektromagnetik yang berasal dari
peralatan yang menggunakan listrik. Radiasi sinar inframerah bisa mengakibatkan katarak
pada lensa mata, sedangkan sinar ultraviolet (UV) menjadi penyebab conjungctivitis photo-
electric
• Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan heat stroke heat cramps atay hyperpyrxia,
sedangkan suhu-suhu yang rendah dapat menimbulkan frostbite
• Tekanan yang tinggi menyebabkan caisson disease
• Penerangan lampu yang kurang baik bisa menyebabkan kelainan kepada indra penglihatan,
sementara kesilauan dapat memudahkan terjadinya kecelakaan
Penyebab Penyakit lingkungan kerja fisik
7.
8. ASMA Carpal tunnel syndrome
(CTS)
Para pekerja yang sering terpapar asap
kimia, gas, dan debu rentan mengalami
kondisi ini. Keluhan biasanya semakin
cepat timbul jika pekerja tidak memakai
alat pelindung berupa masker wajah.
CTS rentan dialami oleh pekerja yang sering
menggunakan tangannya untuk gerakan yang
sama dan berulang-ulang. Pekerja yang
rentan terkena kondisi ini adalah pekerja
kantoran yang sering mengetiK
CONTOH LAIN PENYAKIT AKIBAT
KERJA
9. DERMATITIS KONTAK
Dermatitis Kontak dapat terjadi pada pekerja
yang sering bersentuhan dengan zat kimia,
pestisida, bahan pengawet, nikel, parfum,
pewarna rambut, hingga perhiasan yang dapat
mengiritasi kulit atau menimbulkan reaksi
alergi.
Seseorang yang bekerja di tempat
tambang batu bara, pabrik tekstil, pabrik
bahan bangunan, bengkel, atau pengelas,
berisiko terkena penyakit paru kronis.
Salah satu contoh penyakit ini adalah
asbestosis. Keluhannya bisa berupa batuk
kronis, sesak napas, atau nyeri dada.”
PENYAKIT PARU KRONIS
10. Pencegahan terhadap penyakit akibat kerja seawal mungkin adalah
kebijakan paling utama. Sebagaimana pencegahan terhadap
kecelakaan kerja, maka pencegahan penyakit akibat kerja diperlukan
peraturan perundang-undangan, standarisasi, pengawasan, penelitian,
pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan semua sektor kehidupan.
Pencegahan mempunyai 2 (dua) aspek yaitu administratif dan teknis
yaitu penerapan secara nyata dilapangan pada tenaga kerja, pekerjaan
dan lingkungan kerja. Secara teknis aktivitas pencegahan adalah
pengenalan risiko bahaya pekerjaan dan lingkungan kerja terhadap
kesehatan beserta pengukuran, evaluasi, dan upaya pengendaliannya,
pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pra penempatan, berkala dan
khusus; subsitusi bahan dengan yang kurang pengaruh negatifnya
kepada tenaga kerja; isolasi operasi atau proses produksi yang
berbahaya; dan pemakaian alat proteksi diri
(Suma’mur, 2009).