Gempa bumi terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik bumi. Gempa diukur menggunakan skala Richter dan dapat menyebabkan kerusakan besar jika skalanya besar. Wilayah yang sering mengalami gempa adalah Cincin Api Pasifik di sekitar Samudra Pasifik.
2. GEMPA BUMI
Definisi gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal
terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat,
selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi
karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan
tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat
mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum,
atau selepas gempa bumi besar tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan
Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga
sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga
dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.
3. Seismologi
Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos
yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau
ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-
kata seismos tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar.
Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata
sederhana, ilmu mengenai gempa bumi. Seismologi merupakan bagian
dari ilmu geofisika. Gempa bumi besar yang terjadi pada tanggal 1
November 1755 di Lisboa, Portugal menghancurkan seluruh kota dan
memicu tsunami besar, dapat dicatat sebagai tonggak awal pemicu
perkembangan seismologi modern. Seismologi tidak hanya
mempelajari gempa bumi. Eksplorasi hidrokarbon (minyak bumi dan
gas) juga diawali oleh survey seismik. Untuk keperluan ini, pemicu
getaran dibuat manusia (bukan gempa bumi) dengan menggunakan
semacam dinamit, lalu getaran yang dapat diterima beberapa penerima
(receiver) disusun sedemikian rupa sehingga catatan getaran tersebut
dapat menggambarkan kondisi bawah tanah.
4. Skala Richter
Skala Richter yang diusulkan oleh Charles Richter didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari
amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen
pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai
contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang
terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter.
Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa melakukan perhitungan
matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti gambar di samping ini. Parameter yang
harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter)
dan beda waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara
seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar di samping ini dicontohkan
sebuah seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar 23 milimeter dan selisih antara
gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan menarik garis dari titik 24 dt di sebelah
kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis tersebut akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa
tersebut sebesar 5,0 skala Richter. Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa
yang terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak
diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya. Skala Richter ini hanya cocok dipakai
untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo
itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi. Perlu diingat bahwa
perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang
terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode
yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara
instansi yang satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama.
5. Magnitudo Gempa
Magnitudo gempa adalah parameter gempa yang berhubungan dengan
besarnya kekuatan gempa di sumbernya. Jadi pengukuran magnitudo
yang dilakukan di tempat yang berbeda, harus menghasilkan harga yang
sama walaupun gempa yang dirasakan di tempat-tempat tersebut tentu
berbeda. Richter pada tahun 30-an memperkenalkan konsep magnitudo
untuk ukuran kekuatan gempa di sumbernya. Satuan yang dipakai
adalah skala Richter (Richter Scale), yang bersifat logaritmik. Pada
umumnya magnitudo diukur berdasarkan amplitudo dan periode fase
gelombang tertentu.
Episenter
Episenter (bahasa Inggris: Epicenter) adalah titik di permukaan bumi
yang berada tepat di atas atau di bawah kejadian lokal yang
mempengaruhi permukaan bumi. Dia terletak di atas dimana gempa
terjadi. Dia berlawanan dengan hiposenter, lokasi sebenarnya gempa
yang terjadi di dalam bumi. Dia terletak tepat di bawah titik peledakan
udara senjata nuklir dan tepat di atas titik peledakan bawah tanah.
Istilah ini juga dapat digunakan untuk bencana lainnya seperti tabrakan
meteor atau dengan benda astronomik lainnya.
6. Seismometer
Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero:
mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan
untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil
rekaman dari alat ini disebut seismogram. Prototip dari alat ini
diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari
Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa
tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan
perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer
dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan
frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer
broadband.
Seismogram
Seismogram atau rekaman gerakan tanah, atau grafik aktifitas gempa
bumi sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh seismometer.
Rekaman ini dapat dipergunakan salah satunya untuk menentukan
magnitudo gempa tersebut. Selain itu dari beberapa seismogram yang
direkam di tempat lain, kita dapat menentukan pusat gempa atau
posisi dimana gempa tersebut terjadi.
7. Cincin Api Pasifik
Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of
Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan
gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah
ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang
40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa
Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi
terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya
(5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk
Alpide yang membentang dari Jawa ke
Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya
adalah Mid-Atlantic Ridge.
8. Tipe Gempa Bumi
Gempa bumi tektonik
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi
karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang
karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan
oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik.
Gempa bumi gunung berapi
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi
dan mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan
gempa bumi tektonik. Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh
pergerakan magma ke atas dalam gunung berapi, di mana geseran
pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi. Ketika magma bergerak
ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-
batuan serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat
bertahan dari beberapa jam hingga beberapa hari. Gempa bumi
gunung berapi terjadi di kawasan yang berdekatan dengan gunung
berapi, seperti Pegunungan Cascade di barat Laut
Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung
berapi seperti Hawaii.
9. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama
tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada
saat itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di
perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling
parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena
materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada
kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi
karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu
dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa
gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika.
Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau ekstraksi
cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik
tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga
dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para
ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga
seismisitas terinduksi.
10. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi
Persiapan untuk Keadaan Darurat
Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat
berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang
jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja
Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan
untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk
satu orang
Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di
tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
Lampu senter berikut baterai cadangannya
Air minum
Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya
Makanan yang tahan lama seperti biskuit
Sejumlah uang tunai
Buku tabungan
Korek api
Lilin
Helm
Pakaian dalam
Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat
Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau
dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di
saat terjadi gempa bumi.
Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa
bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety
Glass) atau dengan menempelkan kaca film
Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat
tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau
tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari Tsunami.
11. Ketika Terjadi Gempa Bumi
Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat
elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran
di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api.
Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basa
Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio
Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada
tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian
terdekat
Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung.
Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel
berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung
menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau
barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala
.
12. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap
papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik,
pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung
Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke
tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi
bersama-sama
Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan,
jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem
darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan
Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah
kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan
13. Kerusakan-Kerusakan akibat Gempa Bumi
6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan
terakhir menyatakan 79 orang tewas
27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut
berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala
Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di
Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,3 skala Richter mengguncang Aceh dan
Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia.
26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan
menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
21 Mei 2002 - Di utara Afghanistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari
1.000 orang mati.
26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang
mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.
25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
30 Mei 1998 - Di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter
menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
14. 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan
1.000 orang.
21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan
25.000 kematian
19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih
dari 9.500 nyawa.
16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan
25.000 kematian.
28 Juli 1976 - Tangshan, China, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000
orang terbunuh.
4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778
terbunuh.
29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala
Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang
tewas.
24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.
1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut
sedikitnya 140.000 nyawa.