SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
Download to read offline
PROPOSAL                                       Februari,
                                                                             16,2013




                          KATA PENGANTAR



Assalamu Alaikum WR. WB


            Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat taufiq dan hidayat -

   Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul

   “      MENINGKATKAN     HASIL   BELAJAR    FISIKA   DENGAN        POKOK

   PEMBAHASAN TERMODINAMIKA MELALUI STARATEGI PEMBELAJARAN

   PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ( SPPKB ) DI SISWA KELAS XI

   SMA TUTU WURI HANDAYANI “.


            Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan proposal ini dengan

   sebaik- baiknya namun penulis sadar bahwa sebagaimana manusia

   biasanya, tentu masih banyak kekurangan dan kesalahanya. Oleh karena

   itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan

   saran yang sifatnya membagun untuk meningkatkan pengetahuan penulis

   di masa yang akan datang


            Selama persiapan, penyusunan dan penyelesaian proposal ini,

   penulis banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan

   motifasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati

   penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing

   Matakuliah Penelitian Pendidikan Fisika yang telah memberikan

   tuntunan pengetahuan kepada penulis sehingga terselesainya proposal

   ini.


                                                             SPPKB    1
PROPOSAL                                      Februari,
                                                                        16,2013




        Teristimewa penulis mempersembahkan ucapan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepeda ibunda tersayang dan ayahanda yang telah

memberikan motifasi baik moril maupun materi selama penulis

menempuh studi, semoga Allah SWT senentiasa memberikan nikmat

kesehatan dan nikmat umur yang panjang kepada mereka.


        Selanjutnya dalam penyusunan proposal ini penulis banyak

menghadapi hambatan dan kesulitan, namun atas dorongan dan bantuan

dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat terselesaikan, dengan

kerendahan hati penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada banyak pihak yang senentiasa memberikan bantuan

materil maupun moril serta bimbingan, penulis menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya atas sumbangsi yang kalian berikan

hingga terselesainya proposal ini.




                                                  Makassar, Juli 2011


                                                            Penulis




                                                        SPPKB   2
PROPOSAL                                   Februari,
                                                                    16,2013




                           DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………... 1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 4
     B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 7
     C. Tujuan …………………………………………………………………………………….. 7
     D. Manfaat ………………………………………………………………………………… 8
BAB II KAJIAN TEORI
     A. Kajian Teori ……………………………………………………………………………. 9
        1. Pengertian Belajar ………………………………………………………………. 9
        2. Pengertian pembelajaran   …………………………………………………...
           11
        3. Hasil                                          Belajar
           ……………………………………………………………………….13
        4. Strategi Pembelajaran ……………………………………………………… 14
        5. Hakekat SPPKB ………………………………………………………………              15
        6. Fisika Sekolah ………………………………………………………………… 27
        7. Termodinamika ……………………………………………………………… 29
BAB III PENUTUP
      A. Kesimpulan       ……………………………………………………………… 55
      B. Saran        …………………………………………………………………………… 55
DAFTAR PUSTAKA




                                                  SPPKB    3
PROPOSAL                                           Februari,
                                                                                 16,2013




                                    BAB I

                              PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

       Salah satu masalah yang di hadapi di dunia pendidkan hari ini adalah

masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa

kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Kalau di lihat dari

proses pembelajaran guru hanya mengarahkan kemampuan siswa dalam

menghafal informasi, otak siswa di paksa untuk mengingat dan menimbun

berbagai informasi tanpa di tuntut memahami informasi yang di ingatnya itu

untuk menghubungkanya dengan kehidupan sehari-hari.

       Dalam proses pendidikan guru merupakan komponen yang sangat penting.

Sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru

sebagai ujung tombak. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan

seharusnya di mulai dari pembenahan kemampuan guru. Sala satu kemepuan guru

yang harus di milikinya adalah bagai mana caranya merancang suatu strategi

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan di capai oleh

anak didiknya.

       Pendidikan merupakan suatu proses yang inheren dalam konsep manusia.

Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidkan. Proses

pendidikan berkenaan dengan objek proses tersebut ialah peserta didik. Tingkah

laku proses pendewasaan peserta didik merupakan objek dari ilmu pedidikan.




                                                                 SPPKB   4
PROPOSAL                                                     Februari,
                                                                                             16,2013




       Pada hakekatnya pendidikan di dalamnya ada pola hubungan struktur

hubungan antara subjek dan objek, yaitu antara pendidik dan peserta didik.

       Dilihat dari pendekatan epistemology mengenai hakikat pendidikan

mempunyai       berbagai   kelemahan.    Titik   beratnya   adalah     lahirnya       atau

perkembangan ilmu pengtahuan itu sendiri. Oleh sebab itu, hakekat pendidikan

adalah berkenaan dengan hakekat manusia. Dalam pendekstsn ini keberadaan

peserta didik dan pendidik tidak terlepas dari makna keberadaan manusia itu

sendiri. Karena memang pada akhirnya manusia itu sendiri sebagai indifidu yang

bertanggung jawab terhadap kehidupanya termsuk terhadap pengruh-pengaruh

pendidik   di    dalam     pembentukan   kepribadian    seumur       hidupnya     untuk

meningkatkan kemampuan berpikir baik dalam aspek kognitif, afektif, dan

pisikomotorik, sebab pendidikan mempunyai citra religious ini di kenal dalam

semua kebudayan baik di barat maupun di timur untuk membangun suatu bangsa

dan Negara.

       Kemajuan suatu bangsa sangat di tentukan oleh kualitas sumber daya

manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting

untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.

       Dengan memperhatikan kurangnya system pendidikan di Indonesia yang

sangat minim karena penggunaan metode-metode belajar yang tidak akurat atau

tidak tetap sehingga menimbulkan proses pembelajaran yang berlangsung begitu

tidak memuaskan dari kedua bela pihak, baik guru maupun siswa dalam hal ini

siswa SMA kelas XI khususnya pada mata pelajaran fisika. Dan dengan berbagai

informasi yang di ketahui dari publik, bahwa dalam kegiatan pembelajaran



                                                                       SPPKB      5
PROPOSAL                                             Februari,
                                                                                    16,2013




terdapat banyak siswa yang belum faham tentang materi yang di ajarkan dari

gurunya di sebabkan oleh metode belajar yang di terapkanya menonton dan

kurang menantang pemikiran siswa. Akibatnya dari 40 siswa kelas XI SMA yang

hadir hanya 15-25 siswa saja yang aktif dalam proses pembelajaran sedangkan

yang lainya pasif, tidak termotifasi mengikuti proses pembelajaran bahkan ada

pula yang sambil mengobrol hala-hal yang tidak ada kaitanya dengan materi yang

di sajikan oleh gurunya sehingga pada saat di lakukan efaluasi akhir banyak siswa

yang mendapatkan nilai di bawah standar pendidikan nasional (rendah).

         Selama proses pembelajaran di temukan kelemahan-kelemahan, yaitu:

siswa cendrung diam dan tidak menjawap pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan

guru, sehingga belum menunjukan kelencaran siswa mengemukakan gagasan;

kurang adanya motifasi siswa untuk merespon penjelasan dari guru; siswa jarang

mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran; pertanyaan yang di ajukan

siswa kurang sesuai dengan materi yang di ajarkan; siswa kesulitan memahami

konsep-konsep fisika serta kaitanya dengan permasalahan dengan penerapan

konsep     di   kehidupan   sehari-hari;   kurang   adanya    kemauaan     untuk

mengembangkan pola berpikir mereka.

         Berdasarkan informasi-informasi yang di peroleh tersebut maka penulis

mengajukan sebuah metode pembelajaran yaitu strategi pembelajaran peningkatan

kemampuan berpikir (SPPKB), di mana metode kemampuan berpikir ini adalah

metode pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir

siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan

memecahkan masalah yang di ajukan. Hal ini di pertegas oleh Peter reason



                                                                  SPPKB   6
PROPOSAL                                               Februari,
                                                                                     16,2013




adalam (Sanjaya, 2010:230) bahwa berpikir (thinking) adalah proses mental

seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami

(comprehending). Menurut Reason mengingat dan memahami lebih bersifat pasif

dari pada kegiatan berpikir (thinking). Mengingat pada dasarnya melibatkan usaha

penyimpanan sesuatu yang telah di alami untuk suatu saat di keluarkan kembali

atas permintaan; sedangkan memahami memerlukan perolehan apa yang di dengar

dan di baca serta melihat keterkaitan antara aspek-aspek dalam memori. Berpikir

adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyebabkan seseorang harus

bergerak hingga di luar informasi yang di dengarnya.

       Berdasarkan uraian tersebut ini maka penulis mengajukan sebuah metode

pembelajaran yaitu; tentang “Meningkatkan Hasil Belajar Fisika dengan Pokok

Pembahasan    Termodinamika     melalui   Strategi     Pembelajaran    Peningkatan

Kemampuan Berpikir (SPPKB) di Krelas XI SMA”

B. Rumusan Masalah

       Berdarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari metode

pembelajaran ini adalah: Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar fisika dengan

pokok pembahasan Termodinamika melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan

Kemampuan Berpikir (SPPKB) di Kelas XI SMA…..?

C. Tujuan

       Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari metode

pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas

XI SMA melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

(SPPKB).



                                                                      SPPKB   7
PROPOSAL                                            Februari,
                                                                                  16,2013




D. Manfaat

Adapun manfaatnya adalah:

1. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka menyempurnakan

   pembelajaran khusunya mata pelajaran fisika.

2. Bagi guru, melalui sumber ini guna dapat mengembangkan metode yang tepat

   dalam mengajar fisika di kelas.

3. Bagi siswa, siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya, dan siswa dapat lebih

   aktif belajar baik secara berkelompok maupun sacara mandiri. Serta dapat

   meningkatkan hubungan sosial sesama temanya sehingga timbul suasana kelas

   yang menyenangkan untuk belajar.

4. Bagi penulis, hasil ini di harapkan dapat menambah wawasan serta

   pengalaman dalam melakukan penelitian yang akan datang.




                                                                 SPPKB   8
PROPOSAL                                               Februari,
                                                                                      16,2013




                                    BAB     II


                               KAJIAN TEORI




1. Pengertian Belajar


       Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar, terutama

belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas. Pengertian belajar sudah banyak

dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk psikologi pendidikan. Menurut

pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada

seluruh aspek tingkah laku.


       Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : Belajar ialah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.


       Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari

pengalaman dan latihan. Bagi Hilgard belajar adalah proses perubahan melalui

kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam

lingkungan alamiah.


       Belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses

mental yang terjadi dalam diri sesorang, sehingga menyebabkan munculnya


                                                                    SPPKB   9
PROPOSAL                                              Februari,
                                                                                     16,2013




perubahan perilaku : Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi indifidu

dengan lingkingan yang disadari. Menurut Hamalik (2001:21) mengemukakan

bahwa belajar adalah modifikasi atau memprteguh kelakuan melalui pengalaman.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni pengalaman.

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan

kelakuan. Sedangkan menurut L. B. Curson dalam Sahabudin (1999:85)

mengemukakan bahwa “belajar sebagai modifikasi yang tampak dari pelaku

seseorang melalui kegiatan-kegiatan pengalamanya. Sehingga pengetahuan,

ketrampilan dan sikapnya, termasuk penyesuaian cara-caranya terhadap

lingkingan yang berubah-ubah yang sedikit banyak permanent”.


       Selanjutnya belajar menurut Aunurrahman (2009:35) berpendapat bahwa:

“belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungnya”.


       Dalam proses belajar, Bruner memntingkan partisipasi aktif dari tiap siswa

dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan untuk meningkatkan

proses belajar pada lingkungan yang dinamkan discover eksplorasi environment,

ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan

baru yang belum di kenal atau pergantian yang mirip atau yang sudah diketahui,

hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda pada usia yang

berbeda pula.




                                                                   SPPKB     10
PROPOSAL                                              Februari,
                                                                                     16,2013




       Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkanbahwa

belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku seseorang

melalui pengalaman-pengalaman untuk memperoleh pengetahuan.


2. Pengertian Pembelajaran


       Istilah mengajar bergeser pada istilah pembelajaran yang dapat diartikan

sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku

kearah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang

dimiliki siswa.


       Kata "pembelajaran" adalah terjemahan dari "instruction" yang banyak

dipakai di dunia pendidkan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi

oleh aliran psikologi kognitif holistic, yang menempatkan siswa sebagai sumber

kegiatan. Selain itu juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang

diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat

berbagai macam media seperti bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan

sebagainya sehingga semua itu mendorong terjadinya peranan guru dalam

mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru

sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan

Gagne (1992:3) dalam Wina Sanjaya (2010:102), yang mengatakan bahwa

“instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is

fisilitated”. Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan

bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru labih ditekankan

kepada bagaimana merancang atau mengaransemen



                                                                   SPPKB   11
PROPOSAL                                             Februari,
                                                                                   16,2013




berbagai sumber dan fisilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan

siswa dalam mempelajari sesuatu.


       Dalam istilah "pembelajaran" yang dipengaruhi oleh perkembangan hasil-

hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa

diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama sehingga

dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut beraktifitas secara penuh,

bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, kalau

dalam istilah "mengajar (pengajaran)" atau "teaching" menempatkan guru sebagai

"pemeran" utama memberikan informasi, maka dalam instruction guru lebuh

banyak berperan sebagai fasilitator memanaje berbagai sumber dan fasilitas untuk

dipelajari siswa. Karena itu, dalam kegiatan pembelajaran menurut Dra. Roestiyah

N. K (dalam Syaiful B.D dan Aswan Zain, 2006:14), guru harus memiliki strategi

agar peserta didik belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang

diharapkan.


Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.

Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami, jadi pembelajaran

ialah membelajarkan siswa menggunakan jasa pendidikan maupun teori belajar

yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah : Mengajar yang dilakukan oleh pihak

guru selaku pendidik dan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Makna dari

pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan sesorang yang disengaja di

sekolah untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

                                                                  SPPKB   12
PROPOSAL                                             Februari,
                                                                                     16,2013




Mengajar adalah memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan

kepada siswa agar terjadi proses belajar.


3. Hasil Belajar


       Hasil   belajar   merupakan     suatau   istilah   yang   digunakan   untuk

menunjukkan suatu keberhasilan yang dicapai sesorang setelah melakukan usaha,

bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil yang ,menunjukkan suatu keberhasilan

yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam silang waktu tertentu.


       Menurut Soedijarto dalam Saleh (2005:9) mengemukakan bahwa, untuk

hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pengajar dalam

mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Hasil

belajar dalam hal ini meliputi kawasan kognitif, efektif dan kecakapan belajar

seorang pelajar.


       Salah satu hasil belajar adalah penguasaan bahan pelajaran atau biasa

disebut prestasi. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerja,

diciptakan baik secara individu, berpasangan, maupun kelompok. Banyak

kegiatan yang biasa dijadikan sebagai sasaran untuk mendapatkan suatu prestasi.


       Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar dapat

dinyatakan sebagai tingkat penguasaan bahan pelajaran setelah mendapatkan

pengalaman belajar kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan tes

tertentu




                                                                    SPPKB    13
PROPOSAL                                               Februari,
                                                                                        16,2013




4. Strategi Pembelajaran


          Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan

sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu

peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi,                  untuk

memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan

menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari

kuantitas maupun kualitas; misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan

kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya, dan sebagainya.


          Demikian pula halnya seorang pelatih sepak bola, ia akan menentukan

strategi yang dianggapnya tepat untuk memenangkan pertandingan setelah ia

memahami segala potensi yang dimiliki tim-nya.apakah ia akan melekukan

strategi menyerang dengan pola 2-3-5 misalnya, atau strategi bertahan dengan

pola 5-3-2, semuanya sangat tergantung kepada kondisi tim yang dimilikinya serta

kekuatan tim lawan. Dari dua ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi

digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai

tujuan.


          Menurut   Wina    Sanjaya    (2006:126),   menjelaskan   bahwa     strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Artinya

bahwa dalam pembelajaran sudah di tentukan hal-hal semacam apa yang di

gunakan atau di berikan, agar tercapainya suatu pembelajaran yang efektif sesuai

dengan apa yang di rencanakan.



                                                                     SPPKB    14
PROPOSAL                                            Februari,
                                                                                  16,2013




        Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru atau

instruktur dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu.


5. Hakekat dan Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan

    Berpikir (SPPKB)


        Strategi Pembelajaran Penigkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir

siswa. Joyce dan Weil (dalam Wina Sanjaya, 2010:225) , menempatkan model

pembelajaran ini ke dalam bagian model pembelajaran cognitive growth:

increasing the capacity to think. Materi pelajaran tidak disajikari begitu saja

kepada siswa, tetapi siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang

harus dikuasi melalui proses dialogis yang terus-menerus dengan memanfaatkan

pengalaman siswa. Strategi ini adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada

pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta atau pengalaman

anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah.


        Pendekatan belajar yang diperlukan dalam meningkatkan pemahaman

terhadap mated yang dipelajari dipengaruhi oleh perkembangan proses mental

yang digunakan dalam berpikir (perkembangan kognitif) dan konsep yang

digunakan dalam belajar. Perkembangan merupakan proses perubahan yang

terjadi sepanjang waktu ke arah positif. Jadi perkembangan kognitif dalam

pendidikan merupakan proses yang harus difasilitasi dan dievaluasi pada diri



                                                                 SPPKB   15
PROPOSAL                                                    Februari,
                                                                                           16,2013




siswa sepanjang waktu mereka menempuh pendidikan termasuk kemampuan

berpikir. Rath et al (1966) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir adalah interaksi antara

pengajar dan siswa. (http//www.fk.undip.ac.id/pengembanganpendidikan/77-

pembimbing kemampuan berpikir-kritis.html)


       Salah satu komponen peningkatan kemampuan berpikir yang perlu

dikembangkan adalah ketrampilan intelektual. Ketrampilan intelektual merupakan

seperangkat ketrampilan yang mengatur proses yang terjadi dalam benak

seseorang. Berbagai jenis ketrampilan dapat dimasukkan sebagai keterampilan

intelektual yang menjadi kompetensi yang akan dicapai pada pogram pengajaran.

Ketrampilan tersebut perlu diidentifikasi untuk dimasukkan baik sebagai

kompetensi yang ingin dicapai maupun menjadi pertimbangan dalam menentukan

proses pengajaran.


       Bloom mengelompokkan ketrampilan intelektual dari ketrampilan yang

sederhana   sampai   yang     kompleks    antara      lain   pengetahuan/pengenalan,

pemahaman,     penerapan,    analisis,   sintesis,    dan       evaluasi.    Ketrampilan

menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi pada taksonomi Bloom merupakan

ketrampilan pada tingkat yang lebih tinggi (Higher Order Thinking) (Cotton

K.,1991).   Kesepakatan     yang diperoleh     dari     hasil     lokakarya    American

Philosophical Association (APA, 1990) tentang komponen ketrampilan intelektual

yang diperlukan pada kemampuan berpikir antara lain: interpretation, analysis,

evaluation, inference, explanation, dan self regulation (Duldt-Battey BW, 1997).




                                                                            SPPKB   16
PROPOSAL                                                  Februari,
                                                                                           16,2013




(http//www.fk.undip.ac.id/pengembanganpendidikan/77-pembimbing-kemampuan

berpikir-kritis.html)


         Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam proses pembelajaran

SPPKB: Pertama, SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada

kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingan dicapai oleh SPPKB adah bukan

sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana

siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan

berbahasa secara verbal. Ke dua, Telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman

sosial    merupakan     dasar    pengembangan   kemampuan      berpikir,     artinya

pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak

dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan anak untuk

mendeskripsikan basil penmgamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data

yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Ke tiga, sasaran akhir SPPKB

adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalh sosial sesuai dengan

taraf perkembangan anak.


a. Latar belakang filosofis dan psikologis SPPKB


   1) Latar belakang filosofis


              Pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan

         manusia atau antara manusia dengan lingkungan. Proses interaksi ini

         diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan, misalnya yang

         berhubungan    denga    tujuan   perkembengan   kognitif,    afektif        dan

         psikomotorik. Tujuan pengembangan kognitif adalah proses pengembangan


                                                                     SPPKB      17
PROPOSAL                                           Februari,
                                                                                 16,2013




  intelektual yang erat kaitannya dengan peningkatan aspek pengetahuan.

  Selanjutnya tentang hakikat pengetahuan filsafat konstruktitusme adalah

  sebagai berikut:


  a) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka

      tetapi selalu

      merupakan konstruksi kenyataan melalui subjek.

  b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori konsep, dan struktur yang

      perlu untuk

      pengetahuan.

  c) Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi       sesorang.      Struktur

      konsepsi membentuk

      pengetahuan apabiala konsepsi itu berhadapan dengan pengalaman

      sesorang. (Suparno, 1992:21).

2) Latar belakang psikologi


           Landasan psikologi SPPKB adalah aliran psikologi kognitif.

   Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya merupakan peristiwa

   mental, bukan peristiwa behaviora. Dalam perspektif psikologi kognitif

   sebagai landasan SPPKB. Belajar adalah proses aktif individu dalam

   membangun pengetahuan dan pencapaian tujuan. Artinya, proses belajar

   tidaklah tergantung kepada pengaruh dari luar, tetapi sangat tergantung

   kepada individu yang belajar (student centered). Individu adalah organism

   yang aktif. la adalah sumber daripada semua kegiatan yang pada



                                                              SPPKB     18
PROPOSAL                                           Februari,
                                                                                 16,2013




      hakikatnya manusia adalah bebas untuk berbuat. Manusia bebas membuat

      satu pilihan dalam setiap situasi, dalam titik pusat kegiatan itu adalah

      kesadarannya sendiri.


b. Hakekat Kemampuan Berpikir dalam SPPKB


        Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan atau SPPKB merupakan

   model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan

   kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reoson (1981) dalam Wina

   Sanjaya (2010:230) berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang

   lebih sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending)

   menurut Reoson mengingat dari memahami lebih bersifat pasif daripada

   kegiatan berpikir (thinking). Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan

   mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah

   bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir.


        Berdasarkan penjelasan di atas, maka SPPKB bukan hanya sekedar

   model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan

   memahami berbagai data, fakta atau konsep tersebut sehingga dapat dijadikan

   sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menhadapi dan

   memecahkan suatu persoalan .


c. Karateristik SPPKB


        Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan

   kemampuan berpikir SPPKB memiliki tiga karakteristik utama



                                                                SPPKB   19
PROPOSAL                                              Februari,
                                                                                16,2013




yaitu sebagai berikut:


1) Proses pembelajaran melalui SPPKB menekannkan kepada proses mental

   siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya

   menuntut siswa sekedar mencatat tetapi menghendaki aktivitas siswa

   dalam proses berpikir, berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam

   proses implementasi SPPKB perlu diperhatikan sebagai berikut:


   a) Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara

      mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama

      para guru. Artinya guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu

      penting bukan hanya apa yang dipelajari, tapi bagaimana cara mereka

      mempelajarinya.


   b) Guru harus mempetimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa

      ketika merencanakan topic yang harus dipelajari serta metode apa yang

      digunakan


   c) Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru

      harus membantu agar siswa belajar untuk melihat antara bagian yang

      dipelajari


   d) Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakala

      siswa dapat mengorganisasikannya denga pengetahuan yang telah

      mereka miliki




                                                              SPPKB    20
PROPOSAL                                          Februari,
                                                                                   16,2013




      e) Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari, merespon

         dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.


   2) SPPKB dibangun dalam nuansa biologis dalam proses tujuan jawab secara

      terus-menerus.


   3) SPPKB adalah modal pembelajaran yang menyadarkan kepada dua sisi

      yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar, proses belajar

      diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil

      belajar diarahkan untuk menkonstruksikan pengetahuan atau penguasaan

      materi pembelajaran baru.


d. Perbedaan SPPKB dengan pembelajaran konversional


   Menurut Wina Sanjaya (2010:233) ada perbedaan pokok antara SPPKB

   dengan pembelajaran yang lain selama ini banyak dilakukan guru.

   Perbedaan tersebut adalah :


   1) SPPKB menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta

      didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara

      menggali pengalamannya sendiri sedangkan dalam pembelajaran

      konvesional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan

      sebagai penerima informasi secara pasif.

   2) Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui

      penggalian pengalaman setiap siswa, sedangkan dalam pembelajaran

      konvesional pembelajaran bersifal teoritis dan abstrak.



                                                                   SPPKB    21
PROPOSAL                                              Februari,
                                                                                16,2013




3) Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri, sedangkan dalam

   pembelajaran konvesional perilaku dibangun atas proses kebiasaan.

4) Dalam SPPKB kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman,

   sedangkan pembelajaran konvesional kemampuan diperoleh melalui

   latihan.

5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuan

   berpikir melalui proses menghubungkan antara pengalaman dan

   kenyataan, sedangkan dalam pembelajaran konvesional tujuan akhir

   adalah penguasaan mated pembelajaran.

6) Dalam SPPKB, tindakan dan perilaku dibagian atas kesadaran diri sendiri,

   misalnya individu tidak melakuakan perilaku tertentu karena ia menyadari

   bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat. Sedangkan dalam

   pembelajaran konvesional tindakan atau perilaku individu didasarka oleh

   factor-faktor dari luar dirinya misalnya, individu tidak melakukan sesuatu

   disebabkan takut hukuman.

7) Dalam SPPKB, pengetahuan dimiliki setiap individu selalu berkembang

   sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta

   didik bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang

   dimilikinya. Pembelajaran konvesional hal ini tidak mungkin terjadi.

   Kebenaran yang dimiliki nbersifat absolut dan final, oleh karena

   pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.

8) Tujuan yang dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalam proses

   berpikir untuk memperoleh pengetahuan, maka criteria keberhasilan



                                                              SPPKB    22
PROPOSAL                                            Februari,
                                                                                 16,2013




      ditentukan oleh proses dan hasil belajar; sedangkan dalam pembelajaran

      konvensional keberhasilan pembelajran biasanya hanya diukur dengan tes.


e. Tahap-tahap pembelajaran SPPKB


   SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar.

   Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai

   objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian

   mencacat untuk dihafalkan. Cara yang demikian bukan saja tidak sesuai

   dengan hakekat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman, namun juga

   dapat menghilangkan gairah dan motifasi belajar siswa (George W. Maxim

   1987) dalam Wina Sanjaya (2010:234).


   Ada 6 tahap dalam proses pembelajaran SPPKB, setiap tahap dijelaskan

   sebagai berikut:


   1. Tahap orientasi

      Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada posisi siap untuk

      melakukan pembelajran. Tahap orientasi dilakukan dengan pertama,

      penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan

      penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai maupun tujuan yang

      berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang

      harus dimiliki siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang

      dilakukan siswa, yaitu penjelasan tentang apa yang harus dilakukan siswa

      dalam setiap tahapan proses pembelajaran.




                                                                SPPKB   23
PROPOSAL                                         Februari,
                                                                            16,2013




2. Tahap pelacakan

   Tahap pelacakan adalah tahap penjajakan memahami pengalaman dasar

   siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicakan.

   Melalui tahap inilah guru mengembangkan dialog dan Tanya jawab untuk

   mengungkap pengalam apa saja yang telah di miliki siswa dianggap

   relevan dengan tema yang akn di kaji.


3. Tahap konfrontasi

   Tahap konfrontasi dalah tahapan penyajian persoalan yang harus

   dipecahkan sesuai dengan tingkatan dan kemampuan pengalaman siswa.

   Untuk merangsang tingkat kemampuan siswa pada tahap ini guru dapat

   memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan

   jawaban atau jalan keluar.


4. Tahap inkuiri

   Tahap inkuiri adalah tahap tepenting dalam SPPKB. Pada tahap ini siswa

   belajar berpikir yang sesungguhnya, melalui tahap inkuiri siswa diajak

   untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.


5. Tahap akomodasi

   Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan baru melalui proses

   penyimpulan. Pda tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-

   kata kunci sesuiai dengan topik atau tema pembelajaran.


6. Tahap transfer

   Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan


                                                               SPPKB   24
PROPOSAL                                                    Februari,
                                                                                        16,2013




   dengan masala yang disajikan. Tahapan transfer dimaksudkan sebagai

   tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa

   untuk memecahkan masalah-masalah baru.


     Sesuai'dengan tahapan-tahapan dalam SPPKB seperti yang telah

dijelaskan di atas, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar SPPKB

berhasil     dengan       sempurna      khususnya        bagi    guru         sebagai

pengelolapengajaran antara lain :


a) SPPKB adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis, oleh sebab

    itu guru harus mampu menciptakan suasana yang terbuaka dan saling

    menghargai,       sehingga      setiap     siswa     dapat   mengembangkan

    kemampuannya dalam menyampaikan pengalalman dan gagasan.


b) SPPKB dibangun dalam suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut

    agar dapat mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya kemampuan

    bertanya untuk melacak, kemampuan bertanya untuk memancing,

    bertanya induktif dan mengembangkan pertanyaan terbuka dan tertutup.


c) SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam

    suasana diologis, karena itu guru harus mampu merangsang dan

    membangkitkan       keberanian     siswa     untuk     menjawab     pertanyaan,

    menjelaskan, membuktikan dengan memberikan data dan fakta sosial

    serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagsan serta menyusun

    kesimpulan dan cari hubungan antar aspek yang dipermasalahkan.




                                                                      SPPKB    25
PROPOSAL                                          Februari,
                                                                                    16,2013




f. Kelebihan pembelajaran SPPKB


  1.    SPPKB      adalah    model   pembelajaran       yang   bertumpu     pada

       pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin di capai

       oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa sekedar dapat menguasai

       sejumlah materi pelajaran,    akan   tedtapi   bagaimana   siswa dapat

       mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan

       berbahasa secara verbal.


  2. SPPKB menelaah fakta-fakta social atau pengalaman sosial merupakan dasar

       pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan ide-

       ide di dasarkan pada pengalaman social anak dalam kehidupan sehari-hari

       atau   berdasarkan   kemampuan    anak   untuk    mendiskripsikan    hasil

       pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh

       dalam kehidupan sehari-hari


  3. SPPKB mempunyai sasaran akhir yaitu memcahkan masalah-masalah social

       dengan taraf pengembangan anak.


g. kelemahan pembelajaran SPPKB


  1. SPPKB lebih menekankan proses mental siswa secara maksimal, sehingga

       peran guru dalam pembelajaran ini kurang maksimal.


  2. SPPKB hanya menempatkan peserta didk sebagai subjek belajar padahal

       antara guru dengan siswa sama-sama sebagai subjek dalam pembelajaran.




                                                                  SPPKB    26
PROPOSAL                                             Februari,
                                                                                    16,2013




     3. SPPKB menekankan perilaku di bangun atas kesedaran sendiri, sementara

        siswa tidak selamnnya sadar akan dirinya, oleh karena itu perlu ada

        semacam stimulus dari guru yang bersangkuatan.


6.      Fisika


         Fisika merupakan mata pelajaran ipa yang di ajarkan di sekolah menengah

pertama, madrasah dan sekolah menengah atas, madrasah dan juga kejuruan

(SMP, MTS., SMA, MA, dan SMK) . fisika yang di ajarkan terdiri dari bagian –

bagian mata pelajaran yang di pilih guna menumbuhkembangkan kemampuan

pemahaman siswa terhadap fenomena atau kejadian – kejadian alam yang terdapat

dalam kehidupan sehari- hari dan membentuk pribadi serta terpadu pada

perkembangan iptek. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat

luas , mempelajari perilaku dan struktur materi. Fisika bagaikan pepatah cahaya

yang dapat menelusuri kedalaman atomic hingga partikel paling elementer dan

juga dapat mengarungi samudra lain, melintas dari suatu gugus bintang ke gugus

bintang lain, dari satu gugus ke galaksi lain, dan seterusnya sampai ke lapisan

terluar jagad raya.


         Fisika juga dapat menyebrang ke hampir semua cabang ilmu, seperti :

kimia, biologi, geologi, semua cabang ilmu teknik, bahkan sala satu cabang ilmu

sosial yang paling pesat perkembanganya saat ini yaitu teori informasi, persis

konsepnya sama dengan konsep teori relatifitas di dalam fisika. Salah satu konsep

di dalam teori dalam relatifitas menyatakan bahwa jika kita mapu bergerak




                                                                  SPPKB    27
PROPOSAL                                            Februari,
                                                                                   16,2013




dengan kecepatan yang sangat tinggi maka obyek lain akan nampak makin kecil

atau ruang makin sempit. Demikian pula hal yang terjadi dalam teori informasi.


       Ilmu fisika di bangun dalam empat aspek , yakni : model, teori, hukum dan

prinsip. Jika seseorang saintis mencoba memahami suatu fenomena, umumnya

melakukan atau membuat suatu model. Model dalam saintis adalah suatu jenis

abalogi atau mental image dari suatu fenomena dalam bentuk yang di pahami, dan

mengambarkan hal- hal yang sederhana dan menetapkan kesamaan structural bagi

fenomena yang di pelajari. Aspek yang kedua adalah teori yang penggambaranya

lebih luas, lebih detail, dan berusaha memecahkan sejumlah masaalah.

Pengembangan teori diambil dari model yang telah di modifikasi serta berkenaan

dengan eksperimen yang lebih teliti darisebuah fenomena dalam jangkauan yang

luas. Teori atomic misalnya dibangun dari teori gelombang cahaya, dimana

gelombang cahaya di bangun melaui pemodelan. Aspek yang berikut yaitu hukum

; untuk menyebutkan suatu ” hukum “sebuah pernyataan harus terbukti secara

eksperimen dari fenomena yang teramati dalam jangkauan yang luas, dalam

pengertian “ hukum “ memberikan satu kesatuan untuk beberapa pengamatan.

Untuk pernyataan yang lebih sempit, kata “prinsip” lebih sering di giunakan

(seperti “ prinsip “ Archimedes), dimana garis penghubung antara “hukum” dan

“prinsip” tentu saja selalu berubah, dan tidak selamanya konsisten secara utuh.




                                                                    SPPKB   28
PROPOSAL                                         Februari,
                                                                                       16,2013




7. Termodinamika


A. Keseteimbangan Kalor

        Kesteimbangan kalor terjadi jika tidak ada pertukaran antara kedua benda

tersebut saat bersentuhan. Kondisi ini hanya dapat di capai jika suhu kedua benda

tersebut sama .

   Hukum ke – nol Termodinamika

            Hukum ini menyatakan jika benda A berada dalam kesteimbangan kalor

    dengan benda B dan benda B berada dalam kesteimbngan kalor dengan benda C,

    maka benda A berada dalam kesteimbangan kalor dengan benda C.




                  A              B                  B               C

                                  Kesteimbangan kalor



                                  A             C

                      “ Gambar 1.1 Hukum ke – nol termodinamika”

            Misalkan kita memiliki tiga wadah yang terbuat dari logam: ketiga

    wadah cair yang bebeda; A berisi air, B berisi minyak, C berisi cairan gliserin.

    Wadah A dan B di sentuhkan dalam waktu yang cukup lama dan di amati

    tidak ada perubahan suhu pada keduanya . kita katakana air dan minyak

    berada dalam kesteimbngan kalor. Setelah di sentuhkan dengan wadah A,

    sekarang wadah B di sentuhkan dengan wadah C dan juga di amti tidak ada

    perubahan suhu keduanya. Minyak dan gliserin juga berada dalam



                                                                        SPPKB   29
PROPOSAL                                                   Februari,
                                                                                              16,2013




    kesteimbngan kalor. Dengan demikian, jika wadah A dan Wadah C di

    sentuhkan maka tidak terjadi perubahan suhu pada kedua wadah tersebut.


   Sistim dan lingkungan

            Sistem dalah bagian yang sedang kita kaji atau kita selidiki, sedangkan

    lingkungan adalah semua bagian luar system.

    Ketika kita membahas proses pemuaian gas dalam wadah ,maka systemnya adalah

    gas dalam wadah, sedangkan lingkungan adalah wadah beserta semua bagian alam di

    sekelilingnya.

    Ketika kita membahas tentang pemuaian gas dala wadah dan proses penyerapan

    panas oleh wadah, maka system adalah gas dan wadah, sedangkan lingkungan adalah

    seluruh bagian alam di luar wadah.

   Variabel Termodinamika

            Variabel termodinamika adalah besaran fisis yang menerangkan keadaan gas.

    Contohnya : suhu, tekanan, volum, dan jumlah mol gas

   Proses termodinamika

            Proses adalah peristiwa perubahan keadaan gas dari satu keadaan awal ke

    suatu kkeadaan akhir. Misalkan mula – mula keadaan gas di ungkapkan oleh variabel

    – variabel p1 , v1, dan T1. Jika kemudian nilai variabel tersebut adalah p2, v2, dan T2

    maka di katakana gas telah melewati suatu proses.

   Macam – Macam proses

a. Proses adiabatic

            Pada proses ini tidak terjadi pertukaran kalor antara system dan lingkungan.

    Proses adiabatic dapat terjadi jika system dan lingkungan di batasi oleh sekat isolator

    yang tidak dapat di lalui oleh kalor.




                                                                           SPPKB    30
PROPOSAL                                                   Februari,
                                                                                             16,2013




b. Proses diatermik

            Proses ini merupakan kebalikan dari proses adiabatic. Pada proses ini, kalor

    di ijinkan berlerpindah dari sistim ke lingkungan, atau sebaliknya. Proses ini dapat

    berlangsung jika system dan lingkungan di batasi oleh sekat yang mudah di lewati

    oleh panas, misalnya logam.



c. Proses kuasistatik

            Proses ini di terapkan jika gas tersebut berada dalam keadaan statik. Artinya,

    tidak ada lagi proses yang berlangsung dalam gas (tidak ada perubahan pada variabel

    termodinamika gas). Selama gas mengalami suatu proses, maka persamaan itu tidak

    berlaku. Dengan demikian , selama proses berlangsung kita dapat menentukan

    tekanan, meskipun suhu dan volum di ketahui.

    Namun jika proses yang berlangsung sangat lambat, maka setiap saat kita dapat

    menganggap seolah- olah gas berada dalam keadan statik. Proses yang demikian di

    sebut prosese kusistatik.

   Diagram p – V

             Dalam termodinamika, keadaan gas maupun proses yang di alami gas lebih

    sering di gambarkan dalam diagram p –V. Diagram ini terdiri dari sumbu folum (V)

    dalam arah horizontal dan sumbu tekanan (P) dalam arah fertikal. Satu keadaan yang

    di miliki gas di wakili oleh satu titik pada diagram p – v. titik yang berbeda

    mengandung

    informasi tekanan, suhu, atau folum yang berbeda sehingga mewakili keadaan yang

    berbeda. Jika gas mengalami proses kuasistatik dari suatu keadaan ke keadaan lainya,

    makaproses tersebut di nyatakan oleh sebuah kurfa yang menghubungkan titik awal

    (keadaan awal) dan titik akhir (keadaan akhir)pada diagram p – V di bawah ini.



                                                                          SPPKB    31
PROPOSAL                                        Februari,
                                                                                      16,2013




    Keadaan gas selama proses di tentukan oleh nilai p-V, dan T pada titik-titik di

    sepanjang kurva.

       P (pa)
                    ( p1, V1, T1 )




                                          (p2, V2, T2 )

                                proses



                                                   V (m3)

       Gambar 1.2 : proses yang berlangsung pada
               Gas yang di wakili oleh sebuah kurva


B. Usah dan Proses Dalam Termodinamika

   Usaha Sistem Pada Lingkungan

            Usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran

    energi yang dipindahkan dari system ke lingkungan. Gambar di bawah ini




                                     ∆𝑠


                F



       Gambar 1.3 : usaha yang di lakukan
       oleh gas pada piston




                                                                    SPPKB   32
PROPOSAL                                          Februari,
                                                                                 16,2013




menunjukkan suatu gas di dalam silinder tertutup dengan piston (penghisap)

yang

dapat bergerak bebas tanpa gesekan. Pada saat gas memuai, piston akan

bergerak naik sejauh ∆ s. Apabila luas piston A, maka usaha yang dilakukan

gas untuk menaikkan

piston adalah gaya F dikalikan jarak ∆ s. Gaya yang dilakukan oleh gas

merupakan hasil kali tekanan P dengan

luas piston A, sehingga:

W = F. ∆ s

W = P.A. ∆ s

karena A. ∆ s = ∆V , maka:

W = P. ∆V atau W = P (V2 – V1) ......................... (1.3)

dengan:

         W = usaha (J) V1 = volume mula-mula (m3)

          P = tekanan (N/m2)

         V2= volume akhir (m3)

        ∆V = perubahan volume (m3)

Persamaan (1.3) berlaku jika tekanan gas konstan. Apabila V2 > V1, maka

usaha akan positif (W > 0). Hal ini berarti gas (sistem) melakukan usaha

terhadap lingkungan.

Apabila V2 < V1, maka usaha akan negatif (W < 0). Hal ini berarti gas (sistem)

menerima usaha dari lingkungan. Untuk gas yang mengalami perubahan




                                                                 SPPKB   33
PROPOSAL                                                            Februari,
                                                                                                                  16,2013




    volume dengan tekanan tidak konstan, maka usaha yang dilakukan system

    terhadap lingkungan dirumuskan:

    dW = F.d

            = F.P.A ds

    dW = P dV

    Jika volume gas berubah dari V1 menjadi V2, maka:

              𝑉2
    W=        𝑉1   𝑃 . 𝑑𝑉 ....................................................... (1.4)

    Besarnya usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan luas daerah di bawah

    kurva pada diagram P-V.



        P                                                                                 P

    1

               1                                                              1

                             2                                                                2

                                 W>0                                                              w< 0

                                             V                                                           V

                                 V2                                     V1                V2

    Gambar 1.4 : usaha yang dilakukan antara system dan lingkungan



   Usaha Pada Beberapa Proses Termodinamika

               Dalam termodinamika terdapat berbagai proses


    perubahan keadaan sistem, yaitu proses isotermal, isobarik,isokhorik, dan

    adiabatik.




                                                                                                     SPPKB   34
PROPOSAL                                            Februari,
                                                                                              16,2013




a. Proses Isotermal

          Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan sistem

   pada suhu konstan. Usaha yang dilakukan sistem adalah:

         𝑉₂
   W=    𝑉₁    𝑃. 𝑑 𝑉

                                                𝑛 𝑅 𝑇
   Karena P.V = n.R.T atau P =                          , maka:
                                                  𝑉

         𝑉2      𝑛 𝑅 𝑇
   W=    𝑉₁                 dV
                   𝑉




         𝑛 𝑅 𝑇         𝑉₂    𝑑𝑉
   W=                  𝑉₁
           𝑉                 𝑑

   W = n.R.T (lnV2 – lnV1)

                                 𝑉₂
   W = n. R.T ln (                    )   …………(1. 5)
                                 𝑉₁




    Grafik P-V pada proses isotermal ditunjukkan oleh

    Gambar 1 . 5

                                            p


                                                          1

                                                                  T1 = T2
                                                                      2
                                                                            V

                                                              V1            V2

                             Gambar : Grafik proses isothermal




                                                                                 SPPKB   35
PROPOSAL                                         Februari,
                                                                                    16,2013




b. Proses isobarik

            Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan


   sistem pada tekanan konstan. Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah:

              𝑉₂                  𝑉₂
   P .W =     𝑉₁   𝑃 𝑑𝑉 = P       𝑉₁    𝑑𝑉


    W = p (V2 - V1 ) = p ∆𝑉 …………..1.6


   Grafik P-V pada proses isobarik ditunjukkan Gambar dibawah ini


              p



                   p1 = p2

                      1                     2




                                                 V
                    V1                 V2

   Gambar : 1.6 proses isobaric



c. Proses isokhorik

            Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada   volume

   konstan. Pada proses isokhorik gas tidak mengalami perubahan volume, sehingga

   usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol.



       V1 = V2 = V

       W = P (V2 – V1)

       W = P (0) = 0 .......................... 1. 7


                                                                  SPPKB    36
PROPOSAL                                                 Februari,
                                                                                                  16,2013




                            P




                                P2                          P2

                                P1                          P1

                                                    V1 = v2                    v


                  Gambar 1.7 : grafik proses isokhorik



d.   Proses adibiatik

                Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya

     pertukaran kalor antara sistem dengan lingkungan. Proses adiabatik terjadi jika

     sistem terisolasi dengan baik atau proses terjadi dengan sangat cepat sehingga

     kalor yang mengalir dengan lambat tidak memiliki waktu untuk mengalir masuk

     atau keluar sistem. Hubungan antara tekanan dan volume pada proses adiabatik

     dinyatakan dalam rumus Poisson berikut:



     P₁V₁ᵞ = P₂V₂ᵞ.......................................................... (1.8)

     dengan: 𝛾> 1, yang besarnya:



      𝜸 = Cp / CV          ………………………… (1.9)




     dengan: Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan konstan

                  Cv = kapasitas kalor gas pada volume konstan

                                                                                     SPPKB   37
PROPOSAL                                          Februari,
                                                                                   16,2013



                                   nRT
      Pada gas ideal berlaku P =         , sehingga persamaan sehingga persamaan
                                    V

      (1.8) dapat dinyatakan dalam bentuk:



      T1 V1ᵞ-1 = T2 V2ᵞ-1        …………………. (1.10)

      Usaha yang dilakukan gas dalam proses adiabatik adalah:



             1
      W = γ−1 ( p1 V1 - p2 V2 )




      Grafik pada proses adiabatik mengalami penurunan agak curam

      dibandingkan grafik isotermal, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah

      ini

       p



      p1              1


       p2                   2




                 V1         V2          V

      Gambar 1.8 : grafik proses adiabatic

C. Hukum Termodinamika I

            Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi

untuk sebuah sistem yang sedang melakukan pertukaran energi dengan

lingkungan dan memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja (usaha).



                                                                   SPPKB   38
PROPOSAL                                         Februari,
                                                                                  16,2013




Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor

ditambahkan ke dalam sistem dan sistem melakukan usaha, maka akan terjadi

perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan bahwa Hukum I Termodinamika

menyatakan adanya konsep kekekalan energi. Energi dalam sistem merupakan

jumlah total semua energi molekul pada sistem. Apabila usaha dilakukan pada

sistem atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan, maka energi dalam pada

siste akan naik. Sebaliknya, energi dalam akan berkurang apabila sistem

melakukan

usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor pada lingkungan. Dengan

demikian, perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup merupakan selisih

kalor yang

diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem.

∆U = Q – W atau Q = ∆U + W................... (1.11)

dengan:

∆U = perubahan energi dalam ( J)

Q = kalor yang diterima ( J)

W = usaha ( J)

Usaha W positif jika sistem melakukan usaha dan negative jika usaha dilakukan

pada sistem. Kalor Q positif jika system menerima kalor dan negatif jika sistem

melepas kalor.

Persamaan (1.11) dikenal dengan Hukum I Termodinamika.




                                                                 SPPKB   39
PROPOSAL                                                      Februari,
                                                                                                     16,2013




1. Penerapan Hukum I Termodinamika

             Pada bagian ini kita akan menggunakan Hukum I

   Termodinamika pada beberapa proses termodinamika,

   yaitu proses isobarik, isokhorik, isotermal, dan adiabatik.

   Konsep tentang energi dalam untuk gas monoatomik

   sesuai dengan teorema ekipartisi energi yang telah dibahas

   pada bab sebelumnya.



       3          3
   U = 2N kT = 2 n.R.T


   Pada sistem yang berubah dari suhu awal T1 menjadi T2 maka perubahan

   energi dalamnya dapat dituliskan:



                      3.                        3
   ∆U = U2 – U1 = 2 N. k (T2 - T1 ) = 2N. k . ∆T


                               3.                       3
   atau ∆U = U2 – U1 =              n . R (T2 - T1 ) = 2 n. R . ∆T ……………………… 1.12
                               2



   karena:

   P.V = n.R.T



   maka:

                      3.                   3
   ∆U = U2 – U1 =          (P2 - P1 ) = 2 ∆ ( PV ) .................................... 1. 13
                      2




                                                                                   SPPKB        40
PROPOSAL                                     Februari,
                                                                                16,2013




a. Proses isotermal

            Proses isotermal terjadi pada suhu konstan ( ∆T = 0)

                      3
   sehingga ∆U = 2 n.R.T = 0



   Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:

   Q = ∆U + W

   Menurut persamaan (1.5), maka pada proses isotermal

                                    𝑉₂
   adalah W = n. R.T ln (                )
                                    𝑉₁


   , maka persamaan di atas dapat

   dituliskan:

   Q = ∆U + W

                          𝑉₂
   Q = 0 + n. R.T ln (         )
                          𝑉₁




                           𝑉₂
   Q = W = n. R.T ln (     𝑉₁
                                )        ………………….. 1.14



b. Proses isobarik

            Proses isobarik terjadi pada tekanan konstan (∆P = 0). Sesuai

   Hukum I Termodinamika, maka:


   Q = ∆U + W

                  3
   Karena ∆U = 2 P. ∆V + P. ∆V


        5             5
   Q = 2 P. ∆V = 2 P.(V2 - V1 ) ………………………. 1.15


                                                                   SPPKB   41
PROPOSAL                                           Februari,
                                                                                       16,2013




   c. Proses isokhorik

                    Proses isokhorik terjadi pada volume tetap ( ∆V = 0) sehingga


                    W = P.∆V = 0. Berdasarkan Hukum I Termodinamika


      maka:


      Q = ∆U + W


      Q = ∆U + 0

            3.                       3
      Q=         n . R (T2 - T1 ) = 2 n. R . ∆T ………………………. 1.16
            2



   d. Proses adiabatic

                    Dalam proses adiabatik tidak ada pertukaran energy antara sistem

      dengan lingkungan (Q = 0). Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka:


      Q = ∆U + W


      0 = ∆U + W


      W = - ∆U

             3.                      3
      W =-          n .R (T2 - T1 ) = 2 n R . ∆T …………………………. 1.17
                2



2. Kapisitor Kalor

            Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk

   menaikkan suhu zat sebesar satu Kelvin atau satu derajat celsius, dirumuskan:

        𝑄
   C = ∆𝑇 atau Q = C. ∆𝑇 ……………………. 1.18




                                                                        SPPKB   42
PROPOSAL                            Februari,
                                                                                  16,2013




Ada dua macam kapasitas kalor pada gas, yaitu kapasitas kalor pada tekanan

tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada volume tetap (Cv). Kapasitas kalor gas

pada tekanan tetap besarnya dapat diturunkan dari persamaan (1.15) pada

proses isobarik.
       5                  5
           𝑃.∆𝑉               𝑛 .𝑅.∆𝑇
       2                  2
Cp =                  =
           ∆𝑇                 ∆𝑇




       5
Cp = 2 𝑛 𝑅 ………………….. ….                            1.19



Kapasitas kalor gas pada volume tetap, besarnya dapat diturunkan dari

persamaan (1.16) pada proses isokhorik.



                      3
           𝑄              𝑛 .𝑅.∆𝑇
                      2
CV = ∆𝑇 =                 ∆𝑇




       3
CV = 2 𝑛 𝑅 ………………………. 1.20


Dari persamaan (1.19) dan (1.20) dapat diperoleh hubungan sebagai

berikut:

                  5                 3
Cp - CV = 2 𝑛 𝑅 -                       𝑛 𝑅
                                    2



 Cp - CV = 𝑛 𝑅                          atau Cp = CV + 𝑛 𝑅   …………….. 1.21


Untuk gas diatomik, besarnya kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dan

kapasitas kalor pada volume tetap tergantung pada derajat kebebasan gas.



                                                                     SPPKB   43
PROPOSAL                                         Februari,
                                                                                 16,2013




   a. Pada suhu rendah ( ±250 K)

            3                           3                5
      ∆U = 2 n.R.∆T, sehingga CV =          𝑛 𝑅 dan Cp = 2 𝑛 𝑅
                                        2



      Besarnya konstanta Laplace ( 𝛾) adalah :


      𝜸 = Cp / CV     = 1,67


   b. Pada suhu sedang ( ±500 K)

            5                           5                7
      ∆U = 2 n.R.∆T , sehingga CV = 2 𝑛 𝑅       dan Cp = 2 𝑛 𝑅


      Besarnya konstanta Laplace ( 𝛾) adalah:


      𝜸 = Cp / CV     = 1,4


  c. Pada suhu tinggi ( ±1.000 K)



           7                        7                9
      ∆U = 2 n.R.∆T, sehingga CV = 2 𝑛 𝑅    dan Cp = 2 𝑛 𝑅


      Besarnya konstanta Laplace ( 𝛾) adalah:


      𝜸 = Cp / CV     = 1,28


D. Siklus Pada Termodinamika

1. Pengertian Siklus dan Besar Usaha yang Di Hasilkan

           Bentuk energi apa pun dapat diubah seluruhnya menjadi panas.

   Namun, apabila energi panas diubah menjadi bentuk-bentuk lain, tidak pernah

   semuanya dapat berubah. Sebagian energi selalu tetap tinggal sebagai panas,

   dan suhu ini selalu tetap.



                                                                 SPPKB   44
PROPOSAL                                          Februari,
                                                                               16,2013




       Suatu sistem dapat menyerap kalor dari lingkungan untuk melakukan

usaha. Untuk dapat melakukan usaha terus-menerus tidak mungkin dilakukan

hanya dengan satu proses termodinamika tertentu, karena suatu proses akan

berhenti ketika tekanan, volume, atau suhu mencapai nilai maksimum. Oleh

karena itu, sistem harus dikembalikan ke keadaan awal agar kalor dapat

berubah menjadi usaha. Rangkaian proses sedemikian rupa sehingga akhirnya

kembali pada keadaan semula disebut siklus.

       Perhatikan Gambar (1.9) Suatu siklus termodinamika yang terdiri atas

proses isokhorik, isotermal, dan isobarik. Sistem mengalami proses isotermal

dari A ke B.


                             p


                                 A
                        p1
                                       s


                       p2        c           B
                                 D         E
                                 V1        V2                V



      Gambar 1.9: siklus termodinamika


Pada proses ini sistem menyerap kalor dari lingkungan sebesar QAB dan

menghasilkan usaha WAB yang besarnya sama dengan luas daerah ABEDA.

Kemudian sistem mengalami proses isobarik dari B ke C. Sistem melepas




                                                              SPPKB   45
PROPOSAL                                             Februari,
                                                                                     16,2013




   kalor sebesar QBC dan melakukan usaha yang harganya negatif WBC yang

   besarnya

   sama dengan daerah CBED. Energi dalam sistem berkurang sehingga suhunya

   turun. Akhirnya, sistem mengalami proses isokhorik dari C ke A. Sistem

   kembali ke keadaan semula dengan menyerap kalor QCA untuk menaikkan

   tekanan dan suhu sistem tanpa melakukan usaha (WCA = 0). Rangkaian

   proses dari keadaan A ke keadaan B, keadaan C, dan kembali ke keadaan A

   disebut sebagai siklus.

           Usaha yang dilakukan oleh sistem dalam satu siklus adalah W = WAB

   + WBC yang besarnya sama dengan luas daerah yang diarsir pada grafik P - V

   (luas ABC). Apabila arah proses dalam siklus searah putaran jarum jam, maka

   usaha bernilai positif, dan bernilai negatif apabila arah

   proses berlawanan arah putaran jarum jam.

2. Siklus Carnot

          Pada tahun 1824 seorang ilmuwan Prancis, Sadi Carnot (1796 - 1832),

   mengemukakan model mesin ideal yang dapat meningkatkan efisiensi melalui

   suatu siklus, yang dikenal dengan siklus Carnot. Mesin ideal Carnot bekerja

   berdasarkan mesin kalor yang dapat bekerja bolakbalik (reversibel), yang

   terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses adiabatik.


    Perhatikan Gambar 1.10




                                                                    SPPKB    46
PROPOSAL                                                        Februari,
                                                                                           16,2013




                                                  W AB


                                                            Pemuaian isotermal



                                  P               Q1

            WDA                           A
                                                                                     WBC
                                                             Q1
              Pemampatan                                          B       pemuaian
                                      4
Adiabatic                                     D        T2             adiabatik

                                  Q2 3                            V



                                                        WCD

                      pemampatan

                      isotermal

                                                  Q2



                                  Gambar : siklus karnot

1) Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem

   menyerap kalor Q1 dari sumber (reservoir) bersuhu tinggi T1 dan melakukan

   usaha sebesar WAB. Grafik P-V untuk pemuaian isotermal dari A ke B

   ditunjukkan pada Gambar 1.9.



2) Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Pada proses ini sistem tidak menyerap

   atau melepas kalor, tetapi melakukan usaha sebesar WBC dan suhunya turun dari

   T1 sampai T2.



                                                                              SPPKB   47
PROPOSAL                                                 Februari,
                                                                                         16,2013




3) Proses CD adalah pemampatan isotermal pada suhu T2. Pada proses ini sistem

   melepas kalor ke reservoir bersuhu rendah T2 sebesar Q2 dan menerima usaha

   sebesar WCD.

4) Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Pada proses ini sistem tidak

   menyerap ataupun melepas kalor. Sistem menerima usaha sebesar WDA

   sehingga suhu

   naik dari T2 menjadi T1. Usaha total yang dilakukan sistem dalam satu

   siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada grafik P-V

   (ABCDA). Pada siklus Carnot, sistem menyerap kalor dari reservoir

   bersuhu tinggi T1 sebesar Q1 dan melepas kalor ke reservoir bersuhu

   rendah T2 sebesar Q2, karena pada proses tersebut keadaan awal sama

   denga keadaan akhir, maka perubahan energi dalam ∆U = 0. Berdasarkan

    Hukum I Termodinamika, maka:

       Q = ∆U + W

   Q1 – Q2= 0 + W

       W = Q1 – Q2 ….............................................. (1.22)




              Gambar 1.11 : grafik p-V untuk gas idieal dalam siklus carnot.


                                                                            SPPKB   48
PROPOSAL                                      Februari,
                                                                                 16,2013




             Dengan demikian, pada mesin Carnot telah terjadi perubahan energi

kalor menjadi usaha. Mesin yang mengubah energi kalor menjadi usaha

disebut mesin kalor. Efisiensi mesin kalor dinyatakan sebagai perbandingan

antara usaha yang dilakukan mesin dengan kalor yang diserap. Secara

matematis dituliskan:



       𝑤
𝜂 =         x100 0/0     ………………………….          1..23
       𝑄₁


atau



        𝑄₂
𝜂 =(         )x100 0/0
        𝑄₁

                                   𝑄₂    𝑇₂
Pada siklus Carnot berlaku              = , sehingga persamaan
                                   𝑄₁    𝑇₁


(1.23) dapat dinyatakan:



             𝑇₂
𝜂 = (1-           x) 100 0/0   ………………….1.24
             𝑇₁


dengan:

η = efisiensi

Q1 = kalor yang diserap ( J)

Q2 = kalor yang dilepas ( J)

T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)

T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)

Persamaan (1.24) merupakan efisiensi maksimum pada mesin calor



                                                                 SPPKB   49
PROPOSAL                                            Februari,
                                                                                     16,2013




E. Hukum II Termodinamika

       Hukum     Kekekalan       Energi   yang   dinyatakan   dalam      Hukum   I

Termodinamika menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke

bentuk lain. Misalnya, perubahan usaha (energi potensial) menjadi energi kalor

atau sebaliknya. Akan tetapi, tidak semua perubahan energy yang terjadi di alam

ini prosesnya dapat dibalik seperti pada Hukum I Termodinamika. Contoh, sebuah

benda yang jatuh dari ketinggian h sehingga menumbuk lantai. Pada peristiwa ini

terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi kalor (panas) dan sebagian kecil

menjadi energy bunyi. Mungkinkah energi-energi kalor dapat berubah menjadi

energi kinetik dan menggerakkan benda setinggi h? Jelas bahwa hal ini tidak akan

terjadi, meskipun benda kita panaskan terus-menerus.


       Hukum     II   Termodinamika       memberikan   batasan-batasan    terhadap

perubahan energi yang mungkin terjadi dengan beberapa perumusan.


1. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima

   kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau

   usaha luas (Kelvin Planck).


2. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil

   kalor dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu

   tinggi tanpa memerlukan usaha dari luar (Clausius).


3. Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah

   ketika terjadi proses irreversibel (Clausius). Untuk menjelaskan tidak adanya

   reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip baru, yaitu Hukum II


                                                                   SPPKB    50
PROPOSAL                                             Februari,
                                                                                    16,2013




   Termodinamika, dengan pernyataan: “kalor mengalir secara alami dari

   benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara

   spontan dari benda dingin ke benda panas”.


1. Pengertian Entropi

              Termodinamika menyatakan bahwa proses alami cenderung bergerak

   menuju ke keadaan ketidakteraturan yang lebih besar. Ukuran ketidakteraturan

   ini dikenal dengan sistem entropi. Entropi merupakan besaran termodinamika

   yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari keadaan awal hingga

   keadaan akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan

   system semakin tidak teratur. Entropi sama seperti halnya tekanan dan

   temperatur, yang merupakan salah satu sifat dari sifat fisis yang dapat diukur

   dari sebuah sistem. Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem

   dengan proses reversibel pada suhu konstan, maka besarnya perubahan entropi

   sistem adalah:

          𝑄
   ∆S =        …………… 1.25
          𝑇



   dengan:

   ∆S = perubahan entropi (J/K)

   Q = kalor ( J)

   T = suhu (K)




                                                                  SPPKB   51
PROPOSAL                                            Februari,
                                                                                                16,2013




2. Mesin Pendingin

               Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya

   berkebalikan dengan mesin kalor. Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor

   dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan

   usaha pada sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan

   (AC). Ukuran kinerja mesin pendingin yang dinyatakan dengan koefisien

   daya guna merupakan hasil bagi kalor yang dipindahkan dari reservoir

   bersuhu rendah Q2 terhadap usaha yang dibutuhkan W.

          𝑄₂         𝑄₂            𝑇₂
   kp =        =            =              ……………. 1.26
          𝑊        𝑄₁ −𝑄₂        𝑇₁ − 𝑇₂



   dengan:

   Kp = koefisien daya guna / koefisien unjuk kerja

   W = usaha yang diperlukan ( J)

   Q1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi ( J)

   Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah ( J)

   T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)

   T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)


F. Hukum III Termodinamika

          Hukum III Termodinamika menyatakan bahwa entropi dari semua kristal-

kristal padat mendekati nol pada saat suhunya mendekati nol mutlak. Dengan kata

lain, semua zat akan kehilangan energi pada saat suhunya nol mutlak. Itulah

sebabnya orang-orang menyimpan bahan makanan dalam freezer untuk

mempertahankan                  perubahan    energi   dari   bahan   makanan   itu        dan


                                                                          SPPKB      52
PROPOSAL                                            Februari,
                                                                                      16,2013




mempertahankannya          dari   kerusakan.   Entropi   adalah   munculnya    efek

ketidakteraturan atau kerusakan pada saat terjadi peningkatan energi pada suatu

sistem. Semakin tinggi entropi, semakin tinggi ketidakteraturannya. Perubahan

pada sistem tertutup cenderung menuju entropi yang lebih tinggi atau menuju

ketidakteraturan yang lebih tinggi. Menurut Clausius, jika suatu sistem pada suhu

mutlak mengalami suatu proses reversible dengan menyerap sejumlah kalor maka

kenaikan atau perubahan entropi dapat dirumuskan sebagai berikut:

∆s = s2 – s1 = ∆ 𝑄 / T


Keterangan:

∆S : perubahan entropi (J/K)

S1 : entropi mula-mula (J/K)

S2 : entropi akhir (J/K)

T : temperatur (K)

∆Q : kalor yang diberikan pada sistem (J)


        Asas entropi yang dikemukakan Clausius mengatakan bahwa alam raya

(universe) sebagai sistem terisolasi sehingga proses di dalamnya berlangsung

secara adiabatik. Entropi alam raya cenderung naik ke nilai maksimum. Demikian

pula yang berlangsung di bumi sebagai bagian dari alam raya. Kenaikan entropi

selalu diikuti pula dengan ketidakteraturan. Karena penggunaan energi untuk

usaha berlangsung terusmenerus, entropi di bumi haruslah bertambah terus dan

ketidakteraturannya juga harus bertambah. Kecenderungan ini dapat ditahan

dengan adanya fotosintesis. Dalam proses ini energi matahari yang tersebar

dikumpulkan menjadi energi kimia yang terkonsentrasi dalam molekul gula.

                                                                     SPPKB    53
PROPOSAL                                               Februari,
                                                                                      16,2013




Dengan proses ini entropi bumi diturunkan dan ketidakteraturan bertambah.

Karena itu, fotosintesis disebut juga negentropi (entropi negatif). Akan tetapi,

penurunan entropi di bumi disertai oleh naiknya entropi di matahari. Inilah hukum

alam, penurunan entropi di suatu tempat hanya mungkin terjadi dengan naiknya

entropi di tempat lain. Misalnya, lemari es menurunkan entropi di dalam ruangan

lemari es, tetapi pada saat yang sama lemari es tersebut menaikkan entropi di luar.




                                                                    SPPKB    54
PROPOSAL                                         Februari,
                                                                            16,2013




                                 BAB III


                                 PENUTUP



A. Kesimpulan


       Berdasarkan kajian diatas, maka dapat saya simpulkan sebagai

jawaban dari permasalahan yang di lakukan adalah sebagai berikut: Dengan

menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dapat

meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI SMA


B. Saran


       Adapun saran yang dapat saya sampaikan dalam pengkajian materi ini

adalah sebagai berikut :


a. Bagi sekolah, untuk meningkatkan kualitas sekolah dalam hal ini

   penyempurnaan pembelajaran fisika, kedisiplinan yang harus di tegakan,

   baik itu siswa maupun guru.


b. Bagi guru, dalam proses pembelajaran seorang guru harus menggunakan

   model dan metode pembelajaran yang efektif, agar siswa lebih aktif

   belajar dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.




                                                           SPPKB   55
PROPOSAL                                             Februari,
                                                                                    16,2013




                              DFTAR PUSTAKA



Aunurrahman. 2009 . Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta


Bahri syaiful, Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.


Haryadi Bmbang. 2007. Fisika SMA kelas XI.B . Jakarta: CV Teguh Karya


Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara


http//www. fk. undip. ac. Id/ pengembangan pendidikan/77-pembimbing
            kemampuan berpikir-kritis. Html
Sadirman. 2007. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
             Persada
Abdullah Mikarajudin, Dr. Eng. 2006. Buku Fisiska SMA Kelas XI. B. Jakarta:
            Erlangga
Sahabudin. 2000. Mengajar dan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media.


Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Beroreantasi Standar Proses
           Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.




                                                                    SPPKB      56
PROPOSAL                Februari,
                        16,2013




           SPPKB   57

More Related Content

What's hot

Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamPendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamShollana
 
Pengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikanPengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikanHaBeb Ashegaf
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiahhiriza
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adatnatal kristiono
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanMETA GUNAWAN
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAbulkhair Abdullah
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMuhammad Irwan
 
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)Cecep Kustandi
 
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga pan
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga panAnggaran dasar dan anggaran rumah tangga pan
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga panapotek agam farma
 
Konsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhnKonsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhnMuhtadi Bilhaq
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeHariyatunnisa Ahmad
 
Makalah Sistem Pemerintahan Indonesia
Makalah Sistem Pemerintahan IndonesiaMakalah Sistem Pemerintahan Indonesia
Makalah Sistem Pemerintahan IndonesiaDini Audi
 

What's hot (20)

Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamPendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
 
Makalah aliran esensialisme
Makalah aliran esensialismeMakalah aliran esensialisme
Makalah aliran esensialisme
 
Pengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikanPengertian filsafat pendidikan
Pengertian filsafat pendidikan
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
 
Filsafat umum
Filsafat umumFilsafat umum
Filsafat umum
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar teori hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar teori hukum adat
 
Hakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat IlmuHakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat Ilmu
 
Dimensi Aksiologis
Dimensi AksiologisDimensi Aksiologis
Dimensi Aksiologis
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu Pendidikan
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
cabang cabang filsafat (struktur filsafat)
 
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga pan
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga panAnggaran dasar dan anggaran rumah tangga pan
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga pan
 
Makalah rasionalisme
Makalah rasionalismeMakalah rasionalisme
Makalah rasionalisme
 
filsafat ilmu logika
 filsafat ilmu  logika  filsafat ilmu  logika
filsafat ilmu logika
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Konsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhnKonsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhn
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
Makalah Sistem Pemerintahan Indonesia
Makalah Sistem Pemerintahan IndonesiaMakalah Sistem Pemerintahan Indonesia
Makalah Sistem Pemerintahan Indonesia
 

Similar to PROPOSAL (SPPKB)

Buku Guru IPA Kelas 7 SMP
Buku Guru IPA Kelas 7 SMPBuku Guru IPA Kelas 7 SMP
Buku Guru IPA Kelas 7 SMPMuhammad Idris
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriW.R. Putra
 
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paudRps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paudfachrul rozie
 
Buku guru smp kls vii
Buku guru smp kls viiBuku guru smp kls vii
Buku guru smp kls viiMilo Muhammad
 
Kelas 07 smp_ipa_guru
Kelas 07 smp_ipa_guruKelas 07 smp_ipa_guru
Kelas 07 smp_ipa_guruAceng Abady
 
Ipa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruIpa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruBudhi Emha
 
1. Modul Ajar pancasila oke.docx
1. Modul Ajar pancasila oke.docx1. Modul Ajar pancasila oke.docx
1. Modul Ajar pancasila oke.docxYusriRahayu1
 
2. Pengantar Materi Persiapan IKM.pptx
2. Pengantar Materi Persiapan IKM.pptx2. Pengantar Materi Persiapan IKM.pptx
2. Pengantar Materi Persiapan IKM.pptxEstyRokhyani1
 
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...Operator Warnet Vast Raha
 
TEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM KIRIM.pdf
TEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM KIRIM.pdfTEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM KIRIM.pdf
TEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM KIRIM.pdfdeniaryati099
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_gurusmbbgb
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guruNuni Nur
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_gurubinatang87
 
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013gustini12linda
 

Similar to PROPOSAL (SPPKB) (20)

Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal nonny
Proposal nonnyProposal nonny
Proposal nonny
 
Buku Guru IPA Kelas 7 SMP
Buku Guru IPA Kelas 7 SMPBuku Guru IPA Kelas 7 SMP
Buku Guru IPA Kelas 7 SMP
 
Saleh pkp
Saleh pkpSaleh pkp
Saleh pkp
 
Saleh pkp
Saleh pkpSaleh pkp
Saleh pkp
 
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikriProses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
Proses observasi pembelajaran lingkungan paud al fikri
 
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paudRps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
Rps dan rpp media &amp; sumber belajar paud
 
Buku guru smp kls vii
Buku guru smp kls viiBuku guru smp kls vii
Buku guru smp kls vii
 
Buku guru ipa smp kelas 7
Buku guru ipa smp kelas 7Buku guru ipa smp kelas 7
Buku guru ipa smp kelas 7
 
Kelas 07 smp_ipa_guru
Kelas 07 smp_ipa_guruKelas 07 smp_ipa_guru
Kelas 07 smp_ipa_guru
 
Ipa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruIpa smp 7 guru
Ipa smp 7 guru
 
1. Modul Ajar pancasila oke.docx
1. Modul Ajar pancasila oke.docx1. Modul Ajar pancasila oke.docx
1. Modul Ajar pancasila oke.docx
 
Scientific literacy
Scientific literacy Scientific literacy
Scientific literacy
 
2. Pengantar Materi Persiapan IKM.pptx
2. Pengantar Materi Persiapan IKM.pptx2. Pengantar Materi Persiapan IKM.pptx
2. Pengantar Materi Persiapan IKM.pptx
 
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
 
TEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM KIRIM.pdf
TEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM KIRIM.pdfTEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM KIRIM.pdf
TEORI DAN TELAAH PENGEMBANGAN KURIKULUM KIRIM.pdf
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
 

More from FKIP FISIKA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR (12)

Kelas ix smp ipa_elok sudibyo
Kelas ix smp ipa_elok sudibyoKelas ix smp ipa_elok sudibyo
Kelas ix smp ipa_elok sudibyo
 
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
Laporan lengkap percobaan; pipa venturi.
 
Fisika X SMA/MA
Fisika X SMA/MAFisika X SMA/MA
Fisika X SMA/MA
 
Fisika X SMA/MA
Fisika X SMA/MAFisika X SMA/MA
Fisika X SMA/MA
 
Fisika X SMA/MAN
Fisika X SMA/MANFisika X SMA/MAN
Fisika X SMA/MAN
 
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MANFisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
 
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MANFisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
 
Fisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MAFisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MA
 
Fisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MAFisika XI SMA/MA
Fisika XI SMA/MA
 
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MANFisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
 
Fisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MANFisika XI SMA/MAN
Fisika XI SMA/MAN
 
Power poin imbas elektromagnetik
Power poin imbas elektromagnetikPower poin imbas elektromagnetik
Power poin imbas elektromagnetik
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

PROPOSAL (SPPKB)

  • 1. PROPOSAL Februari, 16,2013 KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum WR. WB Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat taufiq dan hidayat - Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul “ MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN POKOK PEMBAHASAN TERMODINAMIKA MELALUI STARATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ( SPPKB ) DI SISWA KELAS XI SMA TUTU WURI HANDAYANI “. Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan proposal ini dengan sebaik- baiknya namun penulis sadar bahwa sebagaimana manusia biasanya, tentu masih banyak kekurangan dan kesalahanya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membagun untuk meningkatkan pengetahuan penulis di masa yang akan datang Selama persiapan, penyusunan dan penyelesaian proposal ini, penulis banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan motifasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing Matakuliah Penelitian Pendidikan Fisika yang telah memberikan tuntunan pengetahuan kepada penulis sehingga terselesainya proposal ini. SPPKB 1
  • 2. PROPOSAL Februari, 16,2013 Teristimewa penulis mempersembahkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepeda ibunda tersayang dan ayahanda yang telah memberikan motifasi baik moril maupun materi selama penulis menempuh studi, semoga Allah SWT senentiasa memberikan nikmat kesehatan dan nikmat umur yang panjang kepada mereka. Selanjutnya dalam penyusunan proposal ini penulis banyak menghadapi hambatan dan kesulitan, namun atas dorongan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat terselesaikan, dengan kerendahan hati penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada banyak pihak yang senentiasa memberikan bantuan materil maupun moril serta bimbingan, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas sumbangsi yang kalian berikan hingga terselesainya proposal ini. Makassar, Juli 2011 Penulis SPPKB 2
  • 3. PROPOSAL Februari, 16,2013 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………... 1 DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………. 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 4 B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 7 C. Tujuan …………………………………………………………………………………….. 7 D. Manfaat ………………………………………………………………………………… 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ……………………………………………………………………………. 9 1. Pengertian Belajar ………………………………………………………………. 9 2. Pengertian pembelajaran …………………………………………………... 11 3. Hasil Belajar ……………………………………………………………………….13 4. Strategi Pembelajaran ……………………………………………………… 14 5. Hakekat SPPKB ……………………………………………………………… 15 6. Fisika Sekolah ………………………………………………………………… 27 7. Termodinamika ……………………………………………………………… 29 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 55 B. Saran …………………………………………………………………………… 55 DAFTAR PUSTAKA SPPKB 3
  • 4. PROPOSAL Februari, 16,2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang di hadapi di dunia pendidkan hari ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Kalau di lihat dari proses pembelajaran guru hanya mengarahkan kemampuan siswa dalam menghafal informasi, otak siswa di paksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut memahami informasi yang di ingatnya itu untuk menghubungkanya dengan kehidupan sehari-hari. Dalam proses pendidikan guru merupakan komponen yang sangat penting. Sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan seharusnya di mulai dari pembenahan kemampuan guru. Sala satu kemepuan guru yang harus di milikinya adalah bagai mana caranya merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan di capai oleh anak didiknya. Pendidikan merupakan suatu proses yang inheren dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidkan. Proses pendidikan berkenaan dengan objek proses tersebut ialah peserta didik. Tingkah laku proses pendewasaan peserta didik merupakan objek dari ilmu pedidikan. SPPKB 4
  • 5. PROPOSAL Februari, 16,2013 Pada hakekatnya pendidikan di dalamnya ada pola hubungan struktur hubungan antara subjek dan objek, yaitu antara pendidik dan peserta didik. Dilihat dari pendekatan epistemology mengenai hakikat pendidikan mempunyai berbagai kelemahan. Titik beratnya adalah lahirnya atau perkembangan ilmu pengtahuan itu sendiri. Oleh sebab itu, hakekat pendidikan adalah berkenaan dengan hakekat manusia. Dalam pendekstsn ini keberadaan peserta didik dan pendidik tidak terlepas dari makna keberadaan manusia itu sendiri. Karena memang pada akhirnya manusia itu sendiri sebagai indifidu yang bertanggung jawab terhadap kehidupanya termsuk terhadap pengruh-pengaruh pendidik di dalam pembentukan kepribadian seumur hidupnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir baik dalam aspek kognitif, afektif, dan pisikomotorik, sebab pendidikan mempunyai citra religious ini di kenal dalam semua kebudayan baik di barat maupun di timur untuk membangun suatu bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa sangat di tentukan oleh kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Dengan memperhatikan kurangnya system pendidikan di Indonesia yang sangat minim karena penggunaan metode-metode belajar yang tidak akurat atau tidak tetap sehingga menimbulkan proses pembelajaran yang berlangsung begitu tidak memuaskan dari kedua bela pihak, baik guru maupun siswa dalam hal ini siswa SMA kelas XI khususnya pada mata pelajaran fisika. Dan dengan berbagai informasi yang di ketahui dari publik, bahwa dalam kegiatan pembelajaran SPPKB 5
  • 6. PROPOSAL Februari, 16,2013 terdapat banyak siswa yang belum faham tentang materi yang di ajarkan dari gurunya di sebabkan oleh metode belajar yang di terapkanya menonton dan kurang menantang pemikiran siswa. Akibatnya dari 40 siswa kelas XI SMA yang hadir hanya 15-25 siswa saja yang aktif dalam proses pembelajaran sedangkan yang lainya pasif, tidak termotifasi mengikuti proses pembelajaran bahkan ada pula yang sambil mengobrol hala-hal yang tidak ada kaitanya dengan materi yang di sajikan oleh gurunya sehingga pada saat di lakukan efaluasi akhir banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar pendidikan nasional (rendah). Selama proses pembelajaran di temukan kelemahan-kelemahan, yaitu: siswa cendrung diam dan tidak menjawap pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan guru, sehingga belum menunjukan kelencaran siswa mengemukakan gagasan; kurang adanya motifasi siswa untuk merespon penjelasan dari guru; siswa jarang mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran; pertanyaan yang di ajukan siswa kurang sesuai dengan materi yang di ajarkan; siswa kesulitan memahami konsep-konsep fisika serta kaitanya dengan permasalahan dengan penerapan konsep di kehidupan sehari-hari; kurang adanya kemauaan untuk mengembangkan pola berpikir mereka. Berdasarkan informasi-informasi yang di peroleh tersebut maka penulis mengajukan sebuah metode pembelajaran yaitu strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB), di mana metode kemampuan berpikir ini adalah metode pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan memecahkan masalah yang di ajukan. Hal ini di pertegas oleh Peter reason SPPKB 6
  • 7. PROPOSAL Februari, 16,2013 adalam (Sanjaya, 2010:230) bahwa berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurut Reason mengingat dan memahami lebih bersifat pasif dari pada kegiatan berpikir (thinking). Mengingat pada dasarnya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah di alami untuk suatu saat di keluarkan kembali atas permintaan; sedangkan memahami memerlukan perolehan apa yang di dengar dan di baca serta melihat keterkaitan antara aspek-aspek dalam memori. Berpikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga di luar informasi yang di dengarnya. Berdasarkan uraian tersebut ini maka penulis mengajukan sebuah metode pembelajaran yaitu; tentang “Meningkatkan Hasil Belajar Fisika dengan Pokok Pembahasan Termodinamika melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) di Krelas XI SMA” B. Rumusan Masalah Berdarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari metode pembelajaran ini adalah: Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar fisika dengan pokok pembahasan Termodinamika melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) di Kelas XI SMA…..? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari metode pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada siswa kelas XI SMA melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB). SPPKB 7
  • 8. PROPOSAL Februari, 16,2013 D. Manfaat Adapun manfaatnya adalah: 1. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka menyempurnakan pembelajaran khusunya mata pelajaran fisika. 2. Bagi guru, melalui sumber ini guna dapat mengembangkan metode yang tepat dalam mengajar fisika di kelas. 3. Bagi siswa, siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya, dan siswa dapat lebih aktif belajar baik secara berkelompok maupun sacara mandiri. Serta dapat meningkatkan hubungan sosial sesama temanya sehingga timbul suasana kelas yang menyenangkan untuk belajar. 4. Bagi penulis, hasil ini di harapkan dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian yang akan datang. SPPKB 8
  • 9. PROPOSAL Februari, 16,2013 BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar, terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Bagi Hilgard belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri sesorang, sehingga menyebabkan munculnya SPPKB 9
  • 10. PROPOSAL Februari, 16,2013 perubahan perilaku : Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi indifidu dengan lingkingan yang disadari. Menurut Hamalik (2001:21) mengemukakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memprteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni pengalaman. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan. Sedangkan menurut L. B. Curson dalam Sahabudin (1999:85) mengemukakan bahwa “belajar sebagai modifikasi yang tampak dari pelaku seseorang melalui kegiatan-kegiatan pengalamanya. Sehingga pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya, termasuk penyesuaian cara-caranya terhadap lingkingan yang berubah-ubah yang sedikit banyak permanent”. Selanjutnya belajar menurut Aunurrahman (2009:35) berpendapat bahwa: “belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungnya”. Dalam proses belajar, Bruner memntingkan partisipasi aktif dari tiap siswa dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan untuk meningkatkan proses belajar pada lingkungan yang dinamkan discover eksplorasi environment, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum di kenal atau pergantian yang mirip atau yang sudah diketahui, hubungan dan hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda pada usia yang berbeda pula. SPPKB 10
  • 11. PROPOSAL Februari, 16,2013 Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkanbahwa belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku seseorang melalui pengalaman-pengalaman untuk memperoleh pengetahuan. 2. Pengertian Pembelajaran Istilah mengajar bergeser pada istilah pembelajaran yang dapat diartikan sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku kearah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Kata "pembelajaran" adalah terjemahan dari "instruction" yang banyak dipakai di dunia pendidkan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistic, yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan. Selain itu juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan sebagainya sehingga semua itu mendorong terjadinya peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan Gagne (1992:3) dalam Wina Sanjaya (2010:102), yang mengatakan bahwa “instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is fisilitated”. Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru labih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen SPPKB 11
  • 12. PROPOSAL Februari, 16,2013 berbagai sumber dan fisilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Dalam istilah "pembelajaran" yang dipengaruhi oleh perkembangan hasil- hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama sehingga dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut beraktifitas secara penuh, bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, kalau dalam istilah "mengajar (pengajaran)" atau "teaching" menempatkan guru sebagai "pemeran" utama memberikan informasi, maka dalam instruction guru lebuh banyak berperan sebagai fasilitator memanaje berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa. Karena itu, dalam kegiatan pembelajaran menurut Dra. Roestiyah N. K (dalam Syaiful B.D dan Aswan Zain, 2006:14), guru harus memiliki strategi agar peserta didik belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami, jadi pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan jasa pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah : Mengajar yang dilakukan oleh pihak guru selaku pendidik dan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Makna dari pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan sesorang yang disengaja di sekolah untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. SPPKB 12
  • 13. PROPOSAL Februari, 16,2013 Mengajar adalah memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. 3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatau istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu keberhasilan yang dicapai sesorang setelah melakukan usaha, bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil yang ,menunjukkan suatu keberhasilan yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam silang waktu tertentu. Menurut Soedijarto dalam Saleh (2005:9) mengemukakan bahwa, untuk hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pengajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Hasil belajar dalam hal ini meliputi kawasan kognitif, efektif dan kecakapan belajar seorang pelajar. Salah satu hasil belajar adalah penguasaan bahan pelajaran atau biasa disebut prestasi. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerja, diciptakan baik secara individu, berpasangan, maupun kelompok. Banyak kegiatan yang biasa dijadikan sebagai sasaran untuk mendapatkan suatu prestasi. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tingkat penguasaan bahan pelajaran setelah mendapatkan pengalaman belajar kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan tes tertentu SPPKB 13
  • 14. PROPOSAL Februari, 16,2013 4. Strategi Pembelajaran Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas; misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya, dan sebagainya. Demikian pula halnya seorang pelatih sepak bola, ia akan menentukan strategi yang dianggapnya tepat untuk memenangkan pertandingan setelah ia memahami segala potensi yang dimiliki tim-nya.apakah ia akan melekukan strategi menyerang dengan pola 2-3-5 misalnya, atau strategi bertahan dengan pola 5-3-2, semuanya sangat tergantung kepada kondisi tim yang dimilikinya serta kekuatan tim lawan. Dari dua ilustrasi tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut Wina Sanjaya (2006:126), menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Artinya bahwa dalam pembelajaran sudah di tentukan hal-hal semacam apa yang di gunakan atau di berikan, agar tercapainya suatu pembelajaran yang efektif sesuai dengan apa yang di rencanakan. SPPKB 14
  • 15. PROPOSAL Februari, 16,2013 Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru atau instruktur dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 5. Hakekat dan Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Strategi Pembelajaran Penigkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Joyce dan Weil (dalam Wina Sanjaya, 2010:225) , menempatkan model pembelajaran ini ke dalam bagian model pembelajaran cognitive growth: increasing the capacity to think. Materi pelajaran tidak disajikari begitu saja kepada siswa, tetapi siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasi melalui proses dialogis yang terus-menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Strategi ini adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Pendekatan belajar yang diperlukan dalam meningkatkan pemahaman terhadap mated yang dipelajari dipengaruhi oleh perkembangan proses mental yang digunakan dalam berpikir (perkembangan kognitif) dan konsep yang digunakan dalam belajar. Perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi sepanjang waktu ke arah positif. Jadi perkembangan kognitif dalam pendidikan merupakan proses yang harus difasilitasi dan dievaluasi pada diri SPPKB 15
  • 16. PROPOSAL Februari, 16,2013 siswa sepanjang waktu mereka menempuh pendidikan termasuk kemampuan berpikir. Rath et al (1966) menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir adalah interaksi antara pengajar dan siswa. (http//www.fk.undip.ac.id/pengembanganpendidikan/77- pembimbing kemampuan berpikir-kritis.html) Salah satu komponen peningkatan kemampuan berpikir yang perlu dikembangkan adalah ketrampilan intelektual. Ketrampilan intelektual merupakan seperangkat ketrampilan yang mengatur proses yang terjadi dalam benak seseorang. Berbagai jenis ketrampilan dapat dimasukkan sebagai keterampilan intelektual yang menjadi kompetensi yang akan dicapai pada pogram pengajaran. Ketrampilan tersebut perlu diidentifikasi untuk dimasukkan baik sebagai kompetensi yang ingin dicapai maupun menjadi pertimbangan dalam menentukan proses pengajaran. Bloom mengelompokkan ketrampilan intelektual dari ketrampilan yang sederhana sampai yang kompleks antara lain pengetahuan/pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ketrampilan menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi pada taksonomi Bloom merupakan ketrampilan pada tingkat yang lebih tinggi (Higher Order Thinking) (Cotton K.,1991). Kesepakatan yang diperoleh dari hasil lokakarya American Philosophical Association (APA, 1990) tentang komponen ketrampilan intelektual yang diperlukan pada kemampuan berpikir antara lain: interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation, dan self regulation (Duldt-Battey BW, 1997). SPPKB 16
  • 17. PROPOSAL Februari, 16,2013 (http//www.fk.undip.ac.id/pengembanganpendidikan/77-pembimbing-kemampuan berpikir-kritis.html) Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam proses pembelajaran SPPKB: Pertama, SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingan dicapai oleh SPPKB adah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Ke dua, Telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan basil penmgamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Ke tiga, sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalh sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak. a. Latar belakang filosofis dan psikologis SPPKB 1) Latar belakang filosofis Pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia atau antara manusia dengan lingkungan. Proses interaksi ini diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan, misalnya yang berhubungan denga tujuan perkembengan kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan pengembangan kognitif adalah proses pengembangan SPPKB 17
  • 18. PROPOSAL Februari, 16,2013 intelektual yang erat kaitannya dengan peningkatan aspek pengetahuan. Selanjutnya tentang hakikat pengetahuan filsafat konstruktitusme adalah sebagai berikut: a) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui subjek. b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan. c) Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi sesorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan apabiala konsepsi itu berhadapan dengan pengalaman sesorang. (Suparno, 1992:21). 2) Latar belakang psikologi Landasan psikologi SPPKB adalah aliran psikologi kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behaviora. Dalam perspektif psikologi kognitif sebagai landasan SPPKB. Belajar adalah proses aktif individu dalam membangun pengetahuan dan pencapaian tujuan. Artinya, proses belajar tidaklah tergantung kepada pengaruh dari luar, tetapi sangat tergantung kepada individu yang belajar (student centered). Individu adalah organism yang aktif. la adalah sumber daripada semua kegiatan yang pada SPPKB 18
  • 19. PROPOSAL Februari, 16,2013 hakikatnya manusia adalah bebas untuk berbuat. Manusia bebas membuat satu pilihan dalam setiap situasi, dalam titik pusat kegiatan itu adalah kesadarannya sendiri. b. Hakekat Kemampuan Berpikir dalam SPPKB Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan atau SPPKB merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Menurut Peter Reoson (1981) dalam Wina Sanjaya (2010:230) berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending) menurut Reoson mengingat dari memahami lebih bersifat pasif daripada kegiatan berpikir (thinking). Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Berdasarkan penjelasan di atas, maka SPPKB bukan hanya sekedar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menhadapi dan memecahkan suatu persoalan . c. Karateristik SPPKB Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir SPPKB memiliki tiga karakteristik utama SPPKB 19
  • 20. PROPOSAL Februari, 16,2013 yaitu sebagai berikut: 1) Proses pembelajaran melalui SPPKB menekannkan kepada proses mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mencatat tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir, berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB perlu diperhatikan sebagai berikut: a) Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama para guru. Artinya guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu penting bukan hanya apa yang dipelajari, tapi bagaimana cara mereka mempelajarinya. b) Guru harus mempetimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topic yang harus dipelajari serta metode apa yang digunakan c) Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat antara bagian yang dipelajari d) Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakala siswa dapat mengorganisasikannya denga pengetahuan yang telah mereka miliki SPPKB 20
  • 21. PROPOSAL Februari, 16,2013 e) Siswa harus secara aktif merespon apa yang mereka pelajari, merespon dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik. 2) SPPKB dibangun dalam nuansa biologis dalam proses tujuan jawab secara terus-menerus. 3) SPPKB adalah modal pembelajaran yang menyadarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar, proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk menkonstruksikan pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru. d. Perbedaan SPPKB dengan pembelajaran konversional Menurut Wina Sanjaya (2010:233) ada perbedaan pokok antara SPPKB dengan pembelajaran yang lain selama ini banyak dilakukan guru. Perbedaan tersebut adalah : 1) SPPKB menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali pengalamannya sendiri sedangkan dalam pembelajaran konvesional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. 2) Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian pengalaman setiap siswa, sedangkan dalam pembelajaran konvesional pembelajaran bersifal teoritis dan abstrak. SPPKB 21
  • 22. PROPOSAL Februari, 16,2013 3) Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri, sedangkan dalam pembelajaran konvesional perilaku dibangun atas proses kebiasaan. 4) Dalam SPPKB kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman, sedangkan pembelajaran konvesional kemampuan diperoleh melalui latihan. 5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuan berpikir melalui proses menghubungkan antara pengalaman dan kenyataan, sedangkan dalam pembelajaran konvesional tujuan akhir adalah penguasaan mated pembelajaran. 6) Dalam SPPKB, tindakan dan perilaku dibagian atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakuakan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat. Sedangkan dalam pembelajaran konvesional tindakan atau perilaku individu didasarka oleh factor-faktor dari luar dirinya misalnya, individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman. 7) Dalam SPPKB, pengetahuan dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta didik bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Pembelajaran konvesional hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki nbersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain. 8) Tujuan yang dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk memperoleh pengetahuan, maka criteria keberhasilan SPPKB 22
  • 23. PROPOSAL Februari, 16,2013 ditentukan oleh proses dan hasil belajar; sedangkan dalam pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajran biasanya hanya diukur dengan tes. e. Tahap-tahap pembelajaran SPPKB SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian mencacat untuk dihafalkan. Cara yang demikian bukan saja tidak sesuai dengan hakekat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman, namun juga dapat menghilangkan gairah dan motifasi belajar siswa (George W. Maxim 1987) dalam Wina Sanjaya (2010:234). Ada 6 tahap dalam proses pembelajaran SPPKB, setiap tahap dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap orientasi Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajran. Tahap orientasi dilakukan dengan pertama, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang dilakukan siswa, yaitu penjelasan tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran. SPPKB 23
  • 24. PROPOSAL Februari, 16,2013 2. Tahap pelacakan Tahap pelacakan adalah tahap penjajakan memahami pengalaman dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicakan. Melalui tahap inilah guru mengembangkan dialog dan Tanya jawab untuk mengungkap pengalam apa saja yang telah di miliki siswa dianggap relevan dengan tema yang akn di kaji. 3. Tahap konfrontasi Tahap konfrontasi dalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkatan dan kemampuan pengalaman siswa. Untuk merangsang tingkat kemampuan siswa pada tahap ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. 4. Tahap inkuiri Tahap inkuiri adalah tahap tepenting dalam SPPKB. Pada tahap ini siswa belajar berpikir yang sesungguhnya, melalui tahap inkuiri siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. 5. Tahap akomodasi Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan baru melalui proses penyimpulan. Pda tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata- kata kunci sesuiai dengan topik atau tema pembelajaran. 6. Tahap transfer Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan SPPKB 24
  • 25. PROPOSAL Februari, 16,2013 dengan masala yang disajikan. Tahapan transfer dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Sesuai'dengan tahapan-tahapan dalam SPPKB seperti yang telah dijelaskan di atas, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar SPPKB berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru sebagai pengelolapengajaran antara lain : a) SPPKB adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis, oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan suasana yang terbuaka dan saling menghargai, sehingga setiap siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyampaikan pengalalman dan gagasan. b) SPPKB dibangun dalam suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut agar dapat mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya kemampuan bertanya untuk melacak, kemampuan bertanya untuk memancing, bertanya induktif dan mengembangkan pertanyaan terbuka dan tertutup. c) SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam suasana diologis, karena itu guru harus mampu merangsang dan membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, menjelaskan, membuktikan dengan memberikan data dan fakta sosial serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagsan serta menyusun kesimpulan dan cari hubungan antar aspek yang dipermasalahkan. SPPKB 25
  • 26. PROPOSAL Februari, 16,2013 f. Kelebihan pembelajaran SPPKB 1. SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin di capai oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa sekedar dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tedtapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. 2. SPPKB menelaah fakta-fakta social atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan ide- ide di dasarkan pada pengalaman social anak dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendiskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari 3. SPPKB mempunyai sasaran akhir yaitu memcahkan masalah-masalah social dengan taraf pengembangan anak. g. kelemahan pembelajaran SPPKB 1. SPPKB lebih menekankan proses mental siswa secara maksimal, sehingga peran guru dalam pembelajaran ini kurang maksimal. 2. SPPKB hanya menempatkan peserta didk sebagai subjek belajar padahal antara guru dengan siswa sama-sama sebagai subjek dalam pembelajaran. SPPKB 26
  • 27. PROPOSAL Februari, 16,2013 3. SPPKB menekankan perilaku di bangun atas kesedaran sendiri, sementara siswa tidak selamnnya sadar akan dirinya, oleh karena itu perlu ada semacam stimulus dari guru yang bersangkuatan. 6. Fisika Fisika merupakan mata pelajaran ipa yang di ajarkan di sekolah menengah pertama, madrasah dan sekolah menengah atas, madrasah dan juga kejuruan (SMP, MTS., SMA, MA, dan SMK) . fisika yang di ajarkan terdiri dari bagian – bagian mata pelajaran yang di pilih guna menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman siswa terhadap fenomena atau kejadian – kejadian alam yang terdapat dalam kehidupan sehari- hari dan membentuk pribadi serta terpadu pada perkembangan iptek. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat luas , mempelajari perilaku dan struktur materi. Fisika bagaikan pepatah cahaya yang dapat menelusuri kedalaman atomic hingga partikel paling elementer dan juga dapat mengarungi samudra lain, melintas dari suatu gugus bintang ke gugus bintang lain, dari satu gugus ke galaksi lain, dan seterusnya sampai ke lapisan terluar jagad raya. Fisika juga dapat menyebrang ke hampir semua cabang ilmu, seperti : kimia, biologi, geologi, semua cabang ilmu teknik, bahkan sala satu cabang ilmu sosial yang paling pesat perkembanganya saat ini yaitu teori informasi, persis konsepnya sama dengan konsep teori relatifitas di dalam fisika. Salah satu konsep di dalam teori dalam relatifitas menyatakan bahwa jika kita mapu bergerak SPPKB 27
  • 28. PROPOSAL Februari, 16,2013 dengan kecepatan yang sangat tinggi maka obyek lain akan nampak makin kecil atau ruang makin sempit. Demikian pula hal yang terjadi dalam teori informasi. Ilmu fisika di bangun dalam empat aspek , yakni : model, teori, hukum dan prinsip. Jika seseorang saintis mencoba memahami suatu fenomena, umumnya melakukan atau membuat suatu model. Model dalam saintis adalah suatu jenis abalogi atau mental image dari suatu fenomena dalam bentuk yang di pahami, dan mengambarkan hal- hal yang sederhana dan menetapkan kesamaan structural bagi fenomena yang di pelajari. Aspek yang kedua adalah teori yang penggambaranya lebih luas, lebih detail, dan berusaha memecahkan sejumlah masaalah. Pengembangan teori diambil dari model yang telah di modifikasi serta berkenaan dengan eksperimen yang lebih teliti darisebuah fenomena dalam jangkauan yang luas. Teori atomic misalnya dibangun dari teori gelombang cahaya, dimana gelombang cahaya di bangun melaui pemodelan. Aspek yang berikut yaitu hukum ; untuk menyebutkan suatu ” hukum “sebuah pernyataan harus terbukti secara eksperimen dari fenomena yang teramati dalam jangkauan yang luas, dalam pengertian “ hukum “ memberikan satu kesatuan untuk beberapa pengamatan. Untuk pernyataan yang lebih sempit, kata “prinsip” lebih sering di giunakan (seperti “ prinsip “ Archimedes), dimana garis penghubung antara “hukum” dan “prinsip” tentu saja selalu berubah, dan tidak selamanya konsisten secara utuh. SPPKB 28
  • 29. PROPOSAL Februari, 16,2013 7. Termodinamika A. Keseteimbangan Kalor Kesteimbangan kalor terjadi jika tidak ada pertukaran antara kedua benda tersebut saat bersentuhan. Kondisi ini hanya dapat di capai jika suhu kedua benda tersebut sama .  Hukum ke – nol Termodinamika Hukum ini menyatakan jika benda A berada dalam kesteimbangan kalor dengan benda B dan benda B berada dalam kesteimbngan kalor dengan benda C, maka benda A berada dalam kesteimbangan kalor dengan benda C. A B B C Kesteimbangan kalor A C “ Gambar 1.1 Hukum ke – nol termodinamika” Misalkan kita memiliki tiga wadah yang terbuat dari logam: ketiga wadah cair yang bebeda; A berisi air, B berisi minyak, C berisi cairan gliserin. Wadah A dan B di sentuhkan dalam waktu yang cukup lama dan di amati tidak ada perubahan suhu pada keduanya . kita katakana air dan minyak berada dalam kesteimbngan kalor. Setelah di sentuhkan dengan wadah A, sekarang wadah B di sentuhkan dengan wadah C dan juga di amti tidak ada perubahan suhu keduanya. Minyak dan gliserin juga berada dalam SPPKB 29
  • 30. PROPOSAL Februari, 16,2013 kesteimbngan kalor. Dengan demikian, jika wadah A dan Wadah C di sentuhkan maka tidak terjadi perubahan suhu pada kedua wadah tersebut.  Sistim dan lingkungan Sistem dalah bagian yang sedang kita kaji atau kita selidiki, sedangkan lingkungan adalah semua bagian luar system. Ketika kita membahas proses pemuaian gas dalam wadah ,maka systemnya adalah gas dalam wadah, sedangkan lingkungan adalah wadah beserta semua bagian alam di sekelilingnya. Ketika kita membahas tentang pemuaian gas dala wadah dan proses penyerapan panas oleh wadah, maka system adalah gas dan wadah, sedangkan lingkungan adalah seluruh bagian alam di luar wadah.  Variabel Termodinamika Variabel termodinamika adalah besaran fisis yang menerangkan keadaan gas. Contohnya : suhu, tekanan, volum, dan jumlah mol gas  Proses termodinamika Proses adalah peristiwa perubahan keadaan gas dari satu keadaan awal ke suatu kkeadaan akhir. Misalkan mula – mula keadaan gas di ungkapkan oleh variabel – variabel p1 , v1, dan T1. Jika kemudian nilai variabel tersebut adalah p2, v2, dan T2 maka di katakana gas telah melewati suatu proses.  Macam – Macam proses a. Proses adiabatic Pada proses ini tidak terjadi pertukaran kalor antara system dan lingkungan. Proses adiabatic dapat terjadi jika system dan lingkungan di batasi oleh sekat isolator yang tidak dapat di lalui oleh kalor. SPPKB 30
  • 31. PROPOSAL Februari, 16,2013 b. Proses diatermik Proses ini merupakan kebalikan dari proses adiabatic. Pada proses ini, kalor di ijinkan berlerpindah dari sistim ke lingkungan, atau sebaliknya. Proses ini dapat berlangsung jika system dan lingkungan di batasi oleh sekat yang mudah di lewati oleh panas, misalnya logam. c. Proses kuasistatik Proses ini di terapkan jika gas tersebut berada dalam keadaan statik. Artinya, tidak ada lagi proses yang berlangsung dalam gas (tidak ada perubahan pada variabel termodinamika gas). Selama gas mengalami suatu proses, maka persamaan itu tidak berlaku. Dengan demikian , selama proses berlangsung kita dapat menentukan tekanan, meskipun suhu dan volum di ketahui. Namun jika proses yang berlangsung sangat lambat, maka setiap saat kita dapat menganggap seolah- olah gas berada dalam keadan statik. Proses yang demikian di sebut prosese kusistatik.  Diagram p – V Dalam termodinamika, keadaan gas maupun proses yang di alami gas lebih sering di gambarkan dalam diagram p –V. Diagram ini terdiri dari sumbu folum (V) dalam arah horizontal dan sumbu tekanan (P) dalam arah fertikal. Satu keadaan yang di miliki gas di wakili oleh satu titik pada diagram p – v. titik yang berbeda mengandung informasi tekanan, suhu, atau folum yang berbeda sehingga mewakili keadaan yang berbeda. Jika gas mengalami proses kuasistatik dari suatu keadaan ke keadaan lainya, makaproses tersebut di nyatakan oleh sebuah kurfa yang menghubungkan titik awal (keadaan awal) dan titik akhir (keadaan akhir)pada diagram p – V di bawah ini. SPPKB 31
  • 32. PROPOSAL Februari, 16,2013 Keadaan gas selama proses di tentukan oleh nilai p-V, dan T pada titik-titik di sepanjang kurva. P (pa) ( p1, V1, T1 ) (p2, V2, T2 ) proses V (m3) Gambar 1.2 : proses yang berlangsung pada Gas yang di wakili oleh sebuah kurva B. Usah dan Proses Dalam Termodinamika  Usaha Sistem Pada Lingkungan Usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran energi yang dipindahkan dari system ke lingkungan. Gambar di bawah ini ∆𝑠 F Gambar 1.3 : usaha yang di lakukan oleh gas pada piston SPPKB 32
  • 33. PROPOSAL Februari, 16,2013 menunjukkan suatu gas di dalam silinder tertutup dengan piston (penghisap) yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan. Pada saat gas memuai, piston akan bergerak naik sejauh ∆ s. Apabila luas piston A, maka usaha yang dilakukan gas untuk menaikkan piston adalah gaya F dikalikan jarak ∆ s. Gaya yang dilakukan oleh gas merupakan hasil kali tekanan P dengan luas piston A, sehingga: W = F. ∆ s W = P.A. ∆ s karena A. ∆ s = ∆V , maka: W = P. ∆V atau W = P (V2 – V1) ......................... (1.3) dengan: W = usaha (J) V1 = volume mula-mula (m3) P = tekanan (N/m2) V2= volume akhir (m3) ∆V = perubahan volume (m3) Persamaan (1.3) berlaku jika tekanan gas konstan. Apabila V2 > V1, maka usaha akan positif (W > 0). Hal ini berarti gas (sistem) melakukan usaha terhadap lingkungan. Apabila V2 < V1, maka usaha akan negatif (W < 0). Hal ini berarti gas (sistem) menerima usaha dari lingkungan. Untuk gas yang mengalami perubahan SPPKB 33
  • 34. PROPOSAL Februari, 16,2013 volume dengan tekanan tidak konstan, maka usaha yang dilakukan system terhadap lingkungan dirumuskan: dW = F.d = F.P.A ds dW = P dV Jika volume gas berubah dari V1 menjadi V2, maka: 𝑉2 W= 𝑉1 𝑃 . 𝑑𝑉 ....................................................... (1.4) Besarnya usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan luas daerah di bawah kurva pada diagram P-V. P P 1 1 1 2 2 W>0 w< 0 V V V2 V1 V2 Gambar 1.4 : usaha yang dilakukan antara system dan lingkungan  Usaha Pada Beberapa Proses Termodinamika Dalam termodinamika terdapat berbagai proses perubahan keadaan sistem, yaitu proses isotermal, isobarik,isokhorik, dan adiabatik. SPPKB 34
  • 35. PROPOSAL Februari, 16,2013 a. Proses Isotermal Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada suhu konstan. Usaha yang dilakukan sistem adalah: 𝑉₂ W= 𝑉₁ 𝑃. 𝑑 𝑉 𝑛 𝑅 𝑇 Karena P.V = n.R.T atau P = , maka: 𝑉 𝑉2 𝑛 𝑅 𝑇 W= 𝑉₁ dV 𝑉 𝑛 𝑅 𝑇 𝑉₂ 𝑑𝑉 W= 𝑉₁ 𝑉 𝑑 W = n.R.T (lnV2 – lnV1) 𝑉₂ W = n. R.T ln ( ) …………(1. 5) 𝑉₁ Grafik P-V pada proses isotermal ditunjukkan oleh Gambar 1 . 5 p 1 T1 = T2 2 V V1 V2 Gambar : Grafik proses isothermal SPPKB 35
  • 36. PROPOSAL Februari, 16,2013 b. Proses isobarik Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan konstan. Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah: 𝑉₂ 𝑉₂ P .W = 𝑉₁ 𝑃 𝑑𝑉 = P 𝑉₁ 𝑑𝑉 W = p (V2 - V1 ) = p ∆𝑉 …………..1.6 Grafik P-V pada proses isobarik ditunjukkan Gambar dibawah ini p p1 = p2 1 2 V V1 V2 Gambar : 1.6 proses isobaric c. Proses isokhorik Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada volume konstan. Pada proses isokhorik gas tidak mengalami perubahan volume, sehingga usaha yang dilakukan sistem sama dengan nol. V1 = V2 = V W = P (V2 – V1) W = P (0) = 0 .......................... 1. 7 SPPKB 36
  • 37. PROPOSAL Februari, 16,2013 P P2 P2 P1 P1 V1 = v2 v Gambar 1.7 : grafik proses isokhorik d. Proses adibiatik Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya pertukaran kalor antara sistem dengan lingkungan. Proses adiabatik terjadi jika sistem terisolasi dengan baik atau proses terjadi dengan sangat cepat sehingga kalor yang mengalir dengan lambat tidak memiliki waktu untuk mengalir masuk atau keluar sistem. Hubungan antara tekanan dan volume pada proses adiabatik dinyatakan dalam rumus Poisson berikut: P₁V₁ᵞ = P₂V₂ᵞ.......................................................... (1.8) dengan: 𝛾> 1, yang besarnya: 𝜸 = Cp / CV ………………………… (1.9) dengan: Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan konstan Cv = kapasitas kalor gas pada volume konstan SPPKB 37
  • 38. PROPOSAL Februari, 16,2013 nRT Pada gas ideal berlaku P = , sehingga persamaan sehingga persamaan V (1.8) dapat dinyatakan dalam bentuk: T1 V1ᵞ-1 = T2 V2ᵞ-1 …………………. (1.10) Usaha yang dilakukan gas dalam proses adiabatik adalah: 1 W = γ−1 ( p1 V1 - p2 V2 ) Grafik pada proses adiabatik mengalami penurunan agak curam dibandingkan grafik isotermal, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini p p1 1 p2 2 V1 V2 V Gambar 1.8 : grafik proses adiabatic C. Hukum Termodinamika I Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi untuk sebuah sistem yang sedang melakukan pertukaran energi dengan lingkungan dan memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja (usaha). SPPKB 38
  • 39. PROPOSAL Februari, 16,2013 Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan ke dalam sistem dan sistem melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan bahwa Hukum I Termodinamika menyatakan adanya konsep kekekalan energi. Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi molekul pada sistem. Apabila usaha dilakukan pada sistem atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan, maka energi dalam pada siste akan naik. Sebaliknya, energi dalam akan berkurang apabila sistem melakukan usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor pada lingkungan. Dengan demikian, perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup merupakan selisih kalor yang diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem. ∆U = Q – W atau Q = ∆U + W................... (1.11) dengan: ∆U = perubahan energi dalam ( J) Q = kalor yang diterima ( J) W = usaha ( J) Usaha W positif jika sistem melakukan usaha dan negative jika usaha dilakukan pada sistem. Kalor Q positif jika system menerima kalor dan negatif jika sistem melepas kalor. Persamaan (1.11) dikenal dengan Hukum I Termodinamika. SPPKB 39
  • 40. PROPOSAL Februari, 16,2013 1. Penerapan Hukum I Termodinamika Pada bagian ini kita akan menggunakan Hukum I Termodinamika pada beberapa proses termodinamika, yaitu proses isobarik, isokhorik, isotermal, dan adiabatik. Konsep tentang energi dalam untuk gas monoatomik sesuai dengan teorema ekipartisi energi yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 3 3 U = 2N kT = 2 n.R.T Pada sistem yang berubah dari suhu awal T1 menjadi T2 maka perubahan energi dalamnya dapat dituliskan: 3. 3 ∆U = U2 – U1 = 2 N. k (T2 - T1 ) = 2N. k . ∆T 3. 3 atau ∆U = U2 – U1 = n . R (T2 - T1 ) = 2 n. R . ∆T ……………………… 1.12 2 karena: P.V = n.R.T maka: 3. 3 ∆U = U2 – U1 = (P2 - P1 ) = 2 ∆ ( PV ) .................................... 1. 13 2 SPPKB 40
  • 41. PROPOSAL Februari, 16,2013 a. Proses isotermal Proses isotermal terjadi pada suhu konstan ( ∆T = 0) 3 sehingga ∆U = 2 n.R.T = 0 Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka: Q = ∆U + W Menurut persamaan (1.5), maka pada proses isotermal 𝑉₂ adalah W = n. R.T ln ( ) 𝑉₁ , maka persamaan di atas dapat dituliskan: Q = ∆U + W 𝑉₂ Q = 0 + n. R.T ln ( ) 𝑉₁ 𝑉₂ Q = W = n. R.T ln ( 𝑉₁ ) ………………….. 1.14 b. Proses isobarik Proses isobarik terjadi pada tekanan konstan (∆P = 0). Sesuai Hukum I Termodinamika, maka: Q = ∆U + W 3 Karena ∆U = 2 P. ∆V + P. ∆V 5 5 Q = 2 P. ∆V = 2 P.(V2 - V1 ) ………………………. 1.15 SPPKB 41
  • 42. PROPOSAL Februari, 16,2013 c. Proses isokhorik Proses isokhorik terjadi pada volume tetap ( ∆V = 0) sehingga W = P.∆V = 0. Berdasarkan Hukum I Termodinamika maka: Q = ∆U + W Q = ∆U + 0 3. 3 Q= n . R (T2 - T1 ) = 2 n. R . ∆T ………………………. 1.16 2 d. Proses adiabatic Dalam proses adiabatik tidak ada pertukaran energy antara sistem dengan lingkungan (Q = 0). Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka: Q = ∆U + W 0 = ∆U + W W = - ∆U 3. 3 W =- n .R (T2 - T1 ) = 2 n R . ∆T …………………………. 1.17 2 2. Kapisitor Kalor Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat sebesar satu Kelvin atau satu derajat celsius, dirumuskan: 𝑄 C = ∆𝑇 atau Q = C. ∆𝑇 ……………………. 1.18 SPPKB 42
  • 43. PROPOSAL Februari, 16,2013 Ada dua macam kapasitas kalor pada gas, yaitu kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada volume tetap (Cv). Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap besarnya dapat diturunkan dari persamaan (1.15) pada proses isobarik. 5 5 𝑃.∆𝑉 𝑛 .𝑅.∆𝑇 2 2 Cp = = ∆𝑇 ∆𝑇 5 Cp = 2 𝑛 𝑅 ………………….. …. 1.19 Kapasitas kalor gas pada volume tetap, besarnya dapat diturunkan dari persamaan (1.16) pada proses isokhorik. 3 𝑄 𝑛 .𝑅.∆𝑇 2 CV = ∆𝑇 = ∆𝑇 3 CV = 2 𝑛 𝑅 ………………………. 1.20 Dari persamaan (1.19) dan (1.20) dapat diperoleh hubungan sebagai berikut: 5 3 Cp - CV = 2 𝑛 𝑅 - 𝑛 𝑅 2 Cp - CV = 𝑛 𝑅 atau Cp = CV + 𝑛 𝑅 …………….. 1.21 Untuk gas diatomik, besarnya kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dan kapasitas kalor pada volume tetap tergantung pada derajat kebebasan gas. SPPKB 43
  • 44. PROPOSAL Februari, 16,2013 a. Pada suhu rendah ( ±250 K) 3 3 5 ∆U = 2 n.R.∆T, sehingga CV = 𝑛 𝑅 dan Cp = 2 𝑛 𝑅 2 Besarnya konstanta Laplace ( 𝛾) adalah : 𝜸 = Cp / CV = 1,67 b. Pada suhu sedang ( ±500 K) 5 5 7 ∆U = 2 n.R.∆T , sehingga CV = 2 𝑛 𝑅 dan Cp = 2 𝑛 𝑅 Besarnya konstanta Laplace ( 𝛾) adalah: 𝜸 = Cp / CV = 1,4 c. Pada suhu tinggi ( ±1.000 K) 7 7 9 ∆U = 2 n.R.∆T, sehingga CV = 2 𝑛 𝑅 dan Cp = 2 𝑛 𝑅 Besarnya konstanta Laplace ( 𝛾) adalah: 𝜸 = Cp / CV = 1,28 D. Siklus Pada Termodinamika 1. Pengertian Siklus dan Besar Usaha yang Di Hasilkan Bentuk energi apa pun dapat diubah seluruhnya menjadi panas. Namun, apabila energi panas diubah menjadi bentuk-bentuk lain, tidak pernah semuanya dapat berubah. Sebagian energi selalu tetap tinggal sebagai panas, dan suhu ini selalu tetap. SPPKB 44
  • 45. PROPOSAL Februari, 16,2013 Suatu sistem dapat menyerap kalor dari lingkungan untuk melakukan usaha. Untuk dapat melakukan usaha terus-menerus tidak mungkin dilakukan hanya dengan satu proses termodinamika tertentu, karena suatu proses akan berhenti ketika tekanan, volume, atau suhu mencapai nilai maksimum. Oleh karena itu, sistem harus dikembalikan ke keadaan awal agar kalor dapat berubah menjadi usaha. Rangkaian proses sedemikian rupa sehingga akhirnya kembali pada keadaan semula disebut siklus. Perhatikan Gambar (1.9) Suatu siklus termodinamika yang terdiri atas proses isokhorik, isotermal, dan isobarik. Sistem mengalami proses isotermal dari A ke B. p A p1 s p2 c B D E V1 V2 V Gambar 1.9: siklus termodinamika Pada proses ini sistem menyerap kalor dari lingkungan sebesar QAB dan menghasilkan usaha WAB yang besarnya sama dengan luas daerah ABEDA. Kemudian sistem mengalami proses isobarik dari B ke C. Sistem melepas SPPKB 45
  • 46. PROPOSAL Februari, 16,2013 kalor sebesar QBC dan melakukan usaha yang harganya negatif WBC yang besarnya sama dengan daerah CBED. Energi dalam sistem berkurang sehingga suhunya turun. Akhirnya, sistem mengalami proses isokhorik dari C ke A. Sistem kembali ke keadaan semula dengan menyerap kalor QCA untuk menaikkan tekanan dan suhu sistem tanpa melakukan usaha (WCA = 0). Rangkaian proses dari keadaan A ke keadaan B, keadaan C, dan kembali ke keadaan A disebut sebagai siklus. Usaha yang dilakukan oleh sistem dalam satu siklus adalah W = WAB + WBC yang besarnya sama dengan luas daerah yang diarsir pada grafik P - V (luas ABC). Apabila arah proses dalam siklus searah putaran jarum jam, maka usaha bernilai positif, dan bernilai negatif apabila arah proses berlawanan arah putaran jarum jam. 2. Siklus Carnot Pada tahun 1824 seorang ilmuwan Prancis, Sadi Carnot (1796 - 1832), mengemukakan model mesin ideal yang dapat meningkatkan efisiensi melalui suatu siklus, yang dikenal dengan siklus Carnot. Mesin ideal Carnot bekerja berdasarkan mesin kalor yang dapat bekerja bolakbalik (reversibel), yang terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses adiabatik. Perhatikan Gambar 1.10 SPPKB 46
  • 47. PROPOSAL Februari, 16,2013 W AB Pemuaian isotermal P Q1 WDA A WBC Q1 Pemampatan B pemuaian 4 Adiabatic D T2 adiabatik Q2 3 V WCD pemampatan isotermal Q2 Gambar : siklus karnot 1) Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem menyerap kalor Q1 dari sumber (reservoir) bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha sebesar WAB. Grafik P-V untuk pemuaian isotermal dari A ke B ditunjukkan pada Gambar 1.9. 2) Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Pada proses ini sistem tidak menyerap atau melepas kalor, tetapi melakukan usaha sebesar WBC dan suhunya turun dari T1 sampai T2. SPPKB 47
  • 48. PROPOSAL Februari, 16,2013 3) Proses CD adalah pemampatan isotermal pada suhu T2. Pada proses ini sistem melepas kalor ke reservoir bersuhu rendah T2 sebesar Q2 dan menerima usaha sebesar WCD. 4) Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Pada proses ini sistem tidak menyerap ataupun melepas kalor. Sistem menerima usaha sebesar WDA sehingga suhu naik dari T2 menjadi T1. Usaha total yang dilakukan sistem dalam satu siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada grafik P-V (ABCDA). Pada siklus Carnot, sistem menyerap kalor dari reservoir bersuhu tinggi T1 sebesar Q1 dan melepas kalor ke reservoir bersuhu rendah T2 sebesar Q2, karena pada proses tersebut keadaan awal sama denga keadaan akhir, maka perubahan energi dalam ∆U = 0. Berdasarkan Hukum I Termodinamika, maka: Q = ∆U + W Q1 – Q2= 0 + W W = Q1 – Q2 ….............................................. (1.22) Gambar 1.11 : grafik p-V untuk gas idieal dalam siklus carnot. SPPKB 48
  • 49. PROPOSAL Februari, 16,2013 Dengan demikian, pada mesin Carnot telah terjadi perubahan energi kalor menjadi usaha. Mesin yang mengubah energi kalor menjadi usaha disebut mesin kalor. Efisiensi mesin kalor dinyatakan sebagai perbandingan antara usaha yang dilakukan mesin dengan kalor yang diserap. Secara matematis dituliskan: 𝑤 𝜂 = x100 0/0 …………………………. 1..23 𝑄₁ atau 𝑄₂ 𝜂 =( )x100 0/0 𝑄₁ 𝑄₂ 𝑇₂ Pada siklus Carnot berlaku = , sehingga persamaan 𝑄₁ 𝑇₁ (1.23) dapat dinyatakan: 𝑇₂ 𝜂 = (1- x) 100 0/0 ………………….1.24 𝑇₁ dengan: η = efisiensi Q1 = kalor yang diserap ( J) Q2 = kalor yang dilepas ( J) T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K) T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K) Persamaan (1.24) merupakan efisiensi maksimum pada mesin calor SPPKB 49
  • 50. PROPOSAL Februari, 16,2013 E. Hukum II Termodinamika Hukum Kekekalan Energi yang dinyatakan dalam Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Misalnya, perubahan usaha (energi potensial) menjadi energi kalor atau sebaliknya. Akan tetapi, tidak semua perubahan energy yang terjadi di alam ini prosesnya dapat dibalik seperti pada Hukum I Termodinamika. Contoh, sebuah benda yang jatuh dari ketinggian h sehingga menumbuk lantai. Pada peristiwa ini terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi kalor (panas) dan sebagian kecil menjadi energy bunyi. Mungkinkah energi-energi kalor dapat berubah menjadi energi kinetik dan menggerakkan benda setinggi h? Jelas bahwa hal ini tidak akan terjadi, meskipun benda kita panaskan terus-menerus. Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan energi yang mungkin terjadi dengan beberapa perumusan. 1. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau usaha luas (Kelvin Planck). 2. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil kalor dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu tinggi tanpa memerlukan usaha dari luar (Clausius). 3. Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah ketika terjadi proses irreversibel (Clausius). Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip baru, yaitu Hukum II SPPKB 50
  • 51. PROPOSAL Februari, 16,2013 Termodinamika, dengan pernyataan: “kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas”. 1. Pengertian Entropi Termodinamika menyatakan bahwa proses alami cenderung bergerak menuju ke keadaan ketidakteraturan yang lebih besar. Ukuran ketidakteraturan ini dikenal dengan sistem entropi. Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyerupai perubahan setiap keadaan, dari keadaan awal hingga keadaan akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan system semakin tidak teratur. Entropi sama seperti halnya tekanan dan temperatur, yang merupakan salah satu sifat dari sifat fisis yang dapat diukur dari sebuah sistem. Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan proses reversibel pada suhu konstan, maka besarnya perubahan entropi sistem adalah: 𝑄 ∆S = …………… 1.25 𝑇 dengan: ∆S = perubahan entropi (J/K) Q = kalor ( J) T = suhu (K) SPPKB 51
  • 52. PROPOSAL Februari, 16,2013 2. Mesin Pendingin Mesin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya berkebalikan dengan mesin kalor. Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan usaha pada sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC). Ukuran kinerja mesin pendingin yang dinyatakan dengan koefisien daya guna merupakan hasil bagi kalor yang dipindahkan dari reservoir bersuhu rendah Q2 terhadap usaha yang dibutuhkan W. 𝑄₂ 𝑄₂ 𝑇₂ kp = = = ……………. 1.26 𝑊 𝑄₁ −𝑄₂ 𝑇₁ − 𝑇₂ dengan: Kp = koefisien daya guna / koefisien unjuk kerja W = usaha yang diperlukan ( J) Q1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi ( J) Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah ( J) T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K) T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K) F. Hukum III Termodinamika Hukum III Termodinamika menyatakan bahwa entropi dari semua kristal- kristal padat mendekati nol pada saat suhunya mendekati nol mutlak. Dengan kata lain, semua zat akan kehilangan energi pada saat suhunya nol mutlak. Itulah sebabnya orang-orang menyimpan bahan makanan dalam freezer untuk mempertahankan perubahan energi dari bahan makanan itu dan SPPKB 52
  • 53. PROPOSAL Februari, 16,2013 mempertahankannya dari kerusakan. Entropi adalah munculnya efek ketidakteraturan atau kerusakan pada saat terjadi peningkatan energi pada suatu sistem. Semakin tinggi entropi, semakin tinggi ketidakteraturannya. Perubahan pada sistem tertutup cenderung menuju entropi yang lebih tinggi atau menuju ketidakteraturan yang lebih tinggi. Menurut Clausius, jika suatu sistem pada suhu mutlak mengalami suatu proses reversible dengan menyerap sejumlah kalor maka kenaikan atau perubahan entropi dapat dirumuskan sebagai berikut: ∆s = s2 – s1 = ∆ 𝑄 / T Keterangan: ∆S : perubahan entropi (J/K) S1 : entropi mula-mula (J/K) S2 : entropi akhir (J/K) T : temperatur (K) ∆Q : kalor yang diberikan pada sistem (J) Asas entropi yang dikemukakan Clausius mengatakan bahwa alam raya (universe) sebagai sistem terisolasi sehingga proses di dalamnya berlangsung secara adiabatik. Entropi alam raya cenderung naik ke nilai maksimum. Demikian pula yang berlangsung di bumi sebagai bagian dari alam raya. Kenaikan entropi selalu diikuti pula dengan ketidakteraturan. Karena penggunaan energi untuk usaha berlangsung terusmenerus, entropi di bumi haruslah bertambah terus dan ketidakteraturannya juga harus bertambah. Kecenderungan ini dapat ditahan dengan adanya fotosintesis. Dalam proses ini energi matahari yang tersebar dikumpulkan menjadi energi kimia yang terkonsentrasi dalam molekul gula. SPPKB 53
  • 54. PROPOSAL Februari, 16,2013 Dengan proses ini entropi bumi diturunkan dan ketidakteraturan bertambah. Karena itu, fotosintesis disebut juga negentropi (entropi negatif). Akan tetapi, penurunan entropi di bumi disertai oleh naiknya entropi di matahari. Inilah hukum alam, penurunan entropi di suatu tempat hanya mungkin terjadi dengan naiknya entropi di tempat lain. Misalnya, lemari es menurunkan entropi di dalam ruangan lemari es, tetapi pada saat yang sama lemari es tersebut menaikkan entropi di luar. SPPKB 54
  • 55. PROPOSAL Februari, 16,2013 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan kajian diatas, maka dapat saya simpulkan sebagai jawaban dari permasalahan yang di lakukan adalah sebagai berikut: Dengan menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas XI SMA B. Saran Adapun saran yang dapat saya sampaikan dalam pengkajian materi ini adalah sebagai berikut : a. Bagi sekolah, untuk meningkatkan kualitas sekolah dalam hal ini penyempurnaan pembelajaran fisika, kedisiplinan yang harus di tegakan, baik itu siswa maupun guru. b. Bagi guru, dalam proses pembelajaran seorang guru harus menggunakan model dan metode pembelajaran yang efektif, agar siswa lebih aktif belajar dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. SPPKB 55
  • 56. PROPOSAL Februari, 16,2013 DFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2009 . Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bahri syaiful, Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Haryadi Bmbang. 2007. Fisika SMA kelas XI.B . Jakarta: CV Teguh Karya Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara http//www. fk. undip. ac. Id/ pengembangan pendidikan/77-pembimbing kemampuan berpikir-kritis. Html Sadirman. 2007. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Abdullah Mikarajudin, Dr. Eng. 2006. Buku Fisiska SMA Kelas XI. B. Jakarta: Erlangga Sahabudin. 2000. Mengajar dan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Beroreantasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. SPPKB 56
  • 57. PROPOSAL Februari, 16,2013 SPPKB 57