SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ENCHAPALITIS
Dosen Pengampu : Ns. Murniati, S.Kep.
Disusun Oleh :
1. Ade Bagus Sasongko (10/1558/PD/0003)
2. Adi Purnomo (121440124040001)
3. Afriyanti Retno Sari (121440124050002)
4. Agasira Wishang Kandha (121440124060003)
5. Agustin Setiyaningsih (121440124070004)
6. Aji Setyo Oetomo (121440124080005)
7. Amanatul Khudsiyah (121440124130010)
8. Aniatun Rokhimah (121540124150012)
9. Ayih Puspita Sari (121540124190016)
10. Budianto (121540124200017)
11. Danang Kukuh Pramono (121540124220019)
12. Dandung Kasmaran (121540124230020)
PRODI D3 KEPERAWATAN 3A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANHARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di indonesia, penyakit ensefalitis merupakan penyakit yang paling sering
dialami anak kecil. Sebagaimana yang kita tahu Encephalitis adalah suatu
peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari encephalitis, kebanyakan darinya
disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering infeksi-infeksi ini disebabkan oleh
virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit yang
menyebabkan peradangan dari otak.
Gejala-gejala dari encephalitis termasuk demam yang tiba-tiba, sakit kepala,
muntah, kepekaan penglihatan pada sinar, leher dan punggung yang kaku,
kebingungan, keadaan mengantuk, kecanggungan, gaya berjalan yang tidak mantap,
dan mudah terangsang. Kehilangan kesadaran , kemampuan reaksi yang buruk,
serangan-serangan, kelemahan otot, demensia berat yang tiba-tiba dan kehilangan
memori dapat juga ditemukan pada pasien-pasien dengan encephalitis.
B. TUJUAN
1. Mengetahui Definisi Encepalitis
2. Mengetahui Etiologi Encepalitis
3. Mengetahui Tanda Gejala Encepalitis
4. Mengetahui Patofisiologi Encepalitis
5. Mengetahui Komplikasi Encepalitis
6. Mengetahui Penatalaksanaan Encepalitis
7. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Encepalitis
8. Mengetahui Asuhan Keperawatan Encepalitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Encephalitis adalah adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari
encephalitis, kebanyakan darinya disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering
infeksi-infeksi ini disebabkan oleh virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan
oleh penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan dari otak.
Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri
cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus.
B. Etiologi
a. Virus
b. Bakteri
c. Jamur
Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis, misalnya
bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab
Ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa
dan T. Pallidum. Encephalitis bakterial akut sering disebut encephalitis supuratif
akut (Mansjoer, 2000). Penyebab lain adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin
dari thypoid fever, campak dan chicken pox/cacar air. Penyebab encephalitis
yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus
langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi sistemik atau vaksinasi
terdahulu.
C. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis)
1. Gejala klinis Encephalitis tidak spesifik, tergantung dari penyebab dan luas dari
daerah yang terkena infeksi. Umumnya didapatkan suhu yang mendadak naik,
sebelum kesadaran menurun, sering mengeluh nyeri kepala, muntah sering
ditemukan, lethargi, photofobi, kadang- kadang desertai kaku kuduk apabila
infeksi mengenai meningen.
2. Anak tampak irritabel, gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat
disertai gangguan penglihatan, pendengaran, bicara, dan kejang. Kejang dapat
bersifat umum atau fokal atau hanya twitching saja. Kejang dapat berlangsung
berjam- jam, gejala serebrum yang beraneka ragam dapat timbul sendiri- sendiri
atau bersama- sama, misalnya paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya.
Kadang- kadang ditemukan sedikit peninggian jumlah sel, kadar protein atau
glukosa.
3. Elektroencefalografi (EEG) sering menunjukkan aktivitas listrik yang menurun.
4. Tanda dan gejala lain yang sering muncul yaitu:
a. Rigiditas nukal
b. Tanda kernis
c. Ataksia
d. Kelemahan otot
e. Diplopia
f. Konfusi
g. Irritabilitas
h. Koma
D. Patofisiologi
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran npas, dan saluran cerna. Setelah
masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa
cara:
1. Lokal : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender permukaan atau
organ tertentu.
2. Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah, kemudian
menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
3. Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di perukaan selaput
lender dan menyebar melalui system persarafan.
Setelah terjadi penyebaran ke otak terjadi manifestasi klinis ensefalitis. Masa
prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing,
muntah nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Suhu badan
meningkat, fotofobia, sakit kepala, muntah-muntah, letargi, kadang disertai kaku
kuduk apabila infeksi mengenai meningen.
Pada anak, tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat
disertai gangguan penglihatan, pendengaran, bicara, serta kejang. Gejala lain berupa
gelisah, rewel, perubahan perilaku, gangguan kesaadaran, kejang. Kadang-kadang
disertai tanda neurologis fokal berupa afassia, hemiparesis, hemiplagia, ataksia, dan
paralisis saraf otak.
E. Komplikasi
1. Akut :
 Edema otak.
 Status konvulsi.
2. Kronik :
 Cerebral palsy.
 Epilepsy.
F. Penatalaksanan
1. Pemeriksaan cairan serebrospinal : Warna jernih terdapat pleocytosis berkisar
antara 50- 2000 sel. Dimana sel limfosit merupakan sel yang dominan, protein
agak meningkat, sedangkan glukosa dalam batas normal.
2. Pemeriksaan EEG : Memperlihatkan proses inflamasi yang difuse “Bilateral”
dengan aktivitas rendah.
3. Pemeriksaan virus : Ditemukan virus pada CNS. Didapatkan kenaikan titer
antibodi yang spesifik terhadap virus penyebab.
4. Pengobatan pada encephalitis dilakukan dalam 2 cara:
a. Pengobatan penyebab : Diberikan apabila jenis virus diketahui., Herpes
encephalitis: adenosine arabinose 15mg/kgBB/hari selama 5 hari.
b. Pengobatan suportif : Sebagian besar pengobatan encephalitis adalah
pengobatan non spesifik yang bertujuan mempertahankan fungsi organ tubuh.
Pengobatan tersebut antara lain:
1. ABC ( Airway, Breathing, Circulation) harus dapat dipertahankan sebaik-
baiknya.
2. Pemberian makanan secara adekuat baik secara interal maupun parenteral dengan
memperhatikan jumlah kalori, protein, keseimbangan cairan elektrolit dan
vitamin.
3. Obat- obatan yang lain apabila diperlukan harus diberikan agar keadaan umum
penderita tidak bertambah jelek. Misal: antipiretik paracetamol 10 mg/ kgBB/ X,
kompres dingin.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS)
2. Cairan warna jernih d. Glukosa normal
3. Leukosit meningkat e. Tekanan Intra Kranial meningkat
4. Protein agak meningkat
5. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urin
6. Sukar oleh karena uremia berlangsung singkat
7. Dapat membantu mengidentifikasikan daerah pusat infeksi dan penyebab infeksi
8. CT Scan/ MRI
Membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/ letak ventrikel, hematom, daerah
cerebral, hemoragic, atau tumor
9. EEG
a. Terlihat aktivitas listrik (gelombang) yang menurun, sosial dengan tingkat
kesadaran yang menurun
b. Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difu (aktivitas lambat
bilateral)
KASUS ENCEPHALITIS
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS DATA
Nama : An. D
Umur : 2 tahun
Nama Ayah : Tn. S
Nama Ibu : Ny. S
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta
Alamat : Bangsri Jepara
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan Ayah : SD
Pendidikan Ibu : SMA
II. KELUHAN UTAMA
An. D badannya panas, kesadaran apatis.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Kira-kira 1 bulan sebelum masuk RS (masuk RS tanggal 10 November
2012), An. D batuk, pilek, panas nglemeng, muntah lebih dari 3 kali sehari @
¼ cangkir seperti yang diminum dan makan,mencret 3-4 x/hari, cair, ampas.
Kemudian sekitar 16 hari sebelum masuk RS An. D panas, batuk, kejang 1x /5
menit, sebelum dan sesudah kejang sadar, selama kejang tidak sadar.
Kemudian dibawa ke RS Mitra Keluarga bagian ICU. Setelah itu orang tua
minta dirawat di kariadi saja, hingga akhirnya An. D dirujuk ke RSDK.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit waktu kecil
An. D belum pernah sakit yang serius sampai harus dirawat di rumah
sakit. An.D hanya sakit batuk pilek disertai panas serta diare.
b. Pernah dirawat di rumah sakit
Sebelum masuk dan dirawat di RSDK, An. D pernah dirawat di rumah
sakit karena penyakit diare saat umur 1 tahun.
c. Obat-obatan yang digunakan
An. D tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, An. D minum
Bodrexin bila batuk dan pilek.
d. Tindakan operasi
An. DR belum pernah dilakukan tindakan operasi.
e. Kecelakaan
An. D tidak pernah mengalami
kecelakaan.
f. Imunisasi
An. D sudah lengkap mendapatkan imunisasi dasar
Usia 1 bulan : BCG
Usia 2-3 bulan : Hep. B I, II, III, Polio I, II dan DPT I, II
Usia 4 bulan : DPT III dan Polio III
Usia 9 bulan : Polio IV dan Campak
V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Pre Natal
Selama kehamilan Ny. S rutin memeriksakan kehamilan ke Puskesmas
terdekat. Setiap 1 bulan sekali, Ny. S mendapatkan imunisasi TT 1x. Ny. S
tidak pernah menderita sakit selama hamil, gizi Ny. S saat hamil baik, Ny. S
mendapatkan tablet tambah darah dan selalu diminum.
b. Intra Natal
An. D lahir ditolong bidan di Rumah Bersalin, spontan, langsung menangis,
berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 50 cm, umur kehamilan 9 bulan.
c. Post Natal
An. D diasuh sendiri oleh orang tuanya, An. D mendapatkan ASI
eksklusif sampai usia 6 bulan dan disapih mulai usia 1,5 tahun, diberikan
susu formula (Dancow) diberikan makanan tambahan bubur susu.
VI. RIWAYAT SOSIAL
a. Yang Mengasuh
An. D diasuh sendiri oleh kedua orang tuanya, apabila ditinggal oleh
orang tuanya An. D dititipkan pada neneknya. Orang tuanya sangat
menyayangi An. D
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan akrab dengan anggota keluarga yang lain, An. D mau bergaul
dengan siapa saja dirumah.
c. Hubungan dengan teman sebaya
An. D sering bermain dengan teman sebayanya, akrab bermain dengan
teman-teman bermain di rumah
d. Pembawaan secara umum
An. D kesadaran apatis, berbaring lemah diatas tempat tidur. Sebelum sakit An.
D aktif bermain dengan teman sebayanya.
e. Lingkungan rumah
An. D tinggal dipinggiran kota, dekat dengan fasilitas kesehatan
(Puskesmas).
VII. PENGKAJIAN NUTRISI
 Berat badan : 12,4 kg
 Tinggi badan : 90 cm
 Kebiasaan pemberian makanan
Sebelum sakit, An. D biasa makan 3 x/hari (pagi, siang, malam) dengan menu
lengkap (nasi, lauk pauk dan sayur). An. D terbiasa minum susu Bendera di
rumah.
Setelah sakit, anak D tidak makan dengan menu nasi tetapi diet cair dan susu.
An. D tidak bisa makan seperti biasa, tetapi harus memerlukan bantuan perawat.
 Diet khusus
Sebelum sakit, An. D tidak sedang menjalani diet khusus. Saat sakit, An. D harus
diberikan diet susu melalui NGT
VIII. POLA SEHARI-HARI
 Pola istirahat atau tidur
An. D mempunyai kebiasaan tidur siang sekitar jam 14.00 WIB, kebiasaan tidur
malam jam 21.00 WIB. Saat ini An. D dalam keadaan apatis.
 Pola kebersihan
An. D biasa mandi 2 x dalam sehari, gosok gigi 2 x dalam sehari dilakukan
dengan bantuan.
Saat ini An. D dalam keadaan lemah dan harus dibantu dalam kebersihan
tubuhnya.
 Pola aktivitas bermain
Hb
Ht
: 8,8 gr%
: 26 %
Lekosit
Trombosit
: 10.600 I/U
: 470.000 I/U
Glukosa sewaktu : 129 mg/dl
Protein total
Albumin
: 7,9 gr/dl (6,4-8,2)
: 3,4 gr/dl (3,4-5,0)
Globulin
Bilirubin total
: 4,50 gr/dl (2,30-3,50)
: 0,45 mg/dl (0,00-1,00)
Bilirubin direct
Bilirubin indiret
: 0,05 mg/dl (0,00-0,30)
: 0,40 mg/dl (0,10-0,50)
SGPT (AST)
SGPT (ALT)
: 55 u/I (15-37) H
: 44 u/I (30-65)
Alkali fosfatase
Gamma GT
: 134,0 u/I (50,0-136,0)
: 42 u/I (5-85)
 Urine lengkap
Warna : Kuning jernih
BJ : 1,05
Protein
Sedimen Epithel
: 7,00
: 1/2 Lpk
Lekosit
Eritrosit
: 2/3 Lpb
: 6/8 Lpb
 Pemeriksaan LCS
An. D sering dan senang bermain dengan teman sebayanya dirumah. Saat ini
dirumah sakit An. D hanya berbaring di tempat tidur karena kondisi sedang sakit.
 Pola eliminasi
An. D BAK (5-6/hari) dirumah, selama An. D sakit tetap kencing seperti
biasanya dengan bantuan di tempat tidur.
IX. DATA PENUNJANG
 Hasil laboratorium tanggal 29 November 2004
Kultur
Hasil
: (+) sensitivitas
: Steril tidak ada pertumbuhan kuman
 Feses
Konsistensi : Lunak
Makroskopis
Telur cacing
: Kuning
: -
Amoeba
Protein
: -
: (+)
Lemak
Karbohidrat
: (++)
: (+)
Feses konsentrasi tidak cukup, bakteri (++)
X. PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan umum
Klien lemah, kesadaran apatis, infus ditangan kanan D5% untuk 5 tts/menit,
memakai sonde, turgor kulit kembali dengan cepat.
 BB/TB/LL/LK/LD
12,4 kg, 90 cm, 16 cm, 46 cm, 45 cm.
 Kepala
Mesosepal, rambut hitam, lurus, bersih, terdaapt luka dekubitus 1x1 cm derajat 3,
leher terdaapt kaku kuduk.
 Mata
Anemis (-), sklera ikterik (-), keluar sekret, pupil isokhor 2 mm, reaksi pupil
terhadap cahaya (+)
 Hidung
Kotor, sekret (-), tidak ada deviasi septum
 Telinga
Kotor, sekret (-), bentuk simetris
 Dada
Bentuk normal, pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
 Jantung
Tidak tampak ictus cordis, perkusi pekak, tidak ada pembesaran jantung, tidak
ada suara bising dan gallop.
 Paru-paru
Pengembangan paru kanan-kiri simetris, sonor seluruh lapang pandang,
pernafasan vesikuler, terdapat suara tambahan stridor (penumpukan sekret).
 Abdomen
Datar, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hati, perkusi tympani,
bising usus (+).
 Punggung
Bentuk normal, tidak ada kelainan bentuk, bersih tidak ada luka/lesi dekubitus.
 Genetalia
Bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid.
 Ekstremitas
Akral hangat, tidak ada oedema, refleks fisiologis (+), reflek patolo gis (-),
gerakan tidak ada, tonus kedua ekstremitas hipertoni, spastik kedua ekstremitas,
rangsang meningen tidak ada.
 Kulit
Bersih, elastis, turgor kembali cepat.
 Tanda-tanda vital
Suhu : 38,8 o
C/rectal
Nadi : 120 x/menit, kuat, teratur
RR : 30 x/menit, teratur
ANALISA DATA
NO. DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS : klien mengatakan badannya panas
dan kejang selama 1x/5 menit
DO : S: 38,8 o
C/rectal
Hipertermi
2. DS : klien mengatakan batuk pilek
DO : hidung tampak kotor
Pemeriksaan paru-paru : terdapat
suara tambahan stridor
RR : 30 x/menit
Ketidakefektifan Jalan
Napas
3. DS : klien mengatakan muntah lebih
dari 3 kali sehari
DO : IMT : BB/(TB)²
:15,31 kg/m
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
klien tampak lemah
hb : 8,8 gr%
ht : 26%
klien terpasang NGT
4. DS : klien mengatakan mencret 3-4
x/hari @ ¼ cangkir seperti yang
diminum dan makan
DO : pemeriksaan laboratorium feses :
konsistensi : lemak, makroskopis :
kuning
Berbentuk cair
Berampas
Gangguan Pola
Eliminasi : Diare
Askep enchapalitis

More Related Content

What's hot

Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisSumadin1112
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarpt.cingursapi
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoidEllyeUtami
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaYesi Tika
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 

What's hot (20)

Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Analisa data
Analisa data Analisa data
Analisa data
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakar
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 

Similar to Askep enchapalitis

Kasus otitis media akut
Kasus otitis media akutKasus otitis media akut
Kasus otitis media akutM Kurniawan
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Japanese encep
Japanese encepJapanese encep
Japanese encepAndi Po
 
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS Encepal Cere
 
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.pptPPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.pptssuser01dbde
 
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.pptPPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.pptssuser01dbde
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docxSilvhanyAkuba
 
adoc.pub_satuan-acara-penyuluhan-sap-.docx
adoc.pub_satuan-acara-penyuluhan-sap-.docxadoc.pub_satuan-acara-penyuluhan-sap-.docx
adoc.pub_satuan-acara-penyuluhan-sap-.docxRAWINGRAHU
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
BronkopneumoniaAwi Ranara
 
129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanushomeworkping8
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdfanichya
 

Similar to Askep enchapalitis (20)

Modul batuk
Modul batuk Modul batuk
Modul batuk
 
Tetanus=
Tetanus=Tetanus=
Tetanus=
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
Kasus otitis media akut
Kasus otitis media akutKasus otitis media akut
Kasus otitis media akut
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Japanese encep
Japanese encepJapanese encep
Japanese encep
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
 
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.pptPPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
 
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.pptPPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
 
adoc.pub_satuan-acara-penyuluhan-sap-.docx
adoc.pub_satuan-acara-penyuluhan-sap-.docxadoc.pub_satuan-acara-penyuluhan-sap-.docx
adoc.pub_satuan-acara-penyuluhan-sap-.docx
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Askep enchapalitis

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ENCHAPALITIS Dosen Pengampu : Ns. Murniati, S.Kep. Disusun Oleh : 1. Ade Bagus Sasongko (10/1558/PD/0003) 2. Adi Purnomo (121440124040001) 3. Afriyanti Retno Sari (121440124050002) 4. Agasira Wishang Kandha (121440124060003) 5. Agustin Setiyaningsih (121440124070004) 6. Aji Setyo Oetomo (121440124080005) 7. Amanatul Khudsiyah (121440124130010) 8. Aniatun Rokhimah (121540124150012) 9. Ayih Puspita Sari (121540124190016) 10. Budianto (121540124200017) 11. Danang Kukuh Pramono (121540124220019) 12. Dandung Kasmaran (121540124230020) PRODI D3 KEPERAWATAN 3A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANHARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di indonesia, penyakit ensefalitis merupakan penyakit yang paling sering dialami anak kecil. Sebagaimana yang kita tahu Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari encephalitis, kebanyakan darinya disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering infeksi-infeksi ini disebabkan oleh virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan dari otak. Gejala-gejala dari encephalitis termasuk demam yang tiba-tiba, sakit kepala, muntah, kepekaan penglihatan pada sinar, leher dan punggung yang kaku, kebingungan, keadaan mengantuk, kecanggungan, gaya berjalan yang tidak mantap, dan mudah terangsang. Kehilangan kesadaran , kemampuan reaksi yang buruk, serangan-serangan, kelemahan otot, demensia berat yang tiba-tiba dan kehilangan memori dapat juga ditemukan pada pasien-pasien dengan encephalitis. B. TUJUAN 1. Mengetahui Definisi Encepalitis 2. Mengetahui Etiologi Encepalitis 3. Mengetahui Tanda Gejala Encepalitis 4. Mengetahui Patofisiologi Encepalitis 5. Mengetahui Komplikasi Encepalitis 6. Mengetahui Penatalaksanaan Encepalitis 7. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Encepalitis 8. Mengetahui Asuhan Keperawatan Encepalitis
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Encephalitis adalah adalah suatu peradangan dari otak. Ada banyak tipe-tipe dari encephalitis, kebanyakan darinya disebabkan oleh infeksi-infeksi. Paling sering infeksi-infeksi ini disebabkan oleh virus-virus. Encephalitis dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan dari otak. Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus. B. Etiologi a. Virus b. Bakteri c. Jamur Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan Ensefalitis, misalnya bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab Ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum. Encephalitis bakterial akut sering disebut encephalitis supuratif akut (Mansjoer, 2000). Penyebab lain adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari thypoid fever, campak dan chicken pox/cacar air. Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu. C. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis) 1. Gejala klinis Encephalitis tidak spesifik, tergantung dari penyebab dan luas dari daerah yang terkena infeksi. Umumnya didapatkan suhu yang mendadak naik, sebelum kesadaran menurun, sering mengeluh nyeri kepala, muntah sering ditemukan, lethargi, photofobi, kadang- kadang desertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen. 2. Anak tampak irritabel, gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan penglihatan, pendengaran, bicara, dan kejang. Kejang dapat
  • 4. bersifat umum atau fokal atau hanya twitching saja. Kejang dapat berlangsung berjam- jam, gejala serebrum yang beraneka ragam dapat timbul sendiri- sendiri atau bersama- sama, misalnya paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya. Kadang- kadang ditemukan sedikit peninggian jumlah sel, kadar protein atau glukosa. 3. Elektroencefalografi (EEG) sering menunjukkan aktivitas listrik yang menurun. 4. Tanda dan gejala lain yang sering muncul yaitu: a. Rigiditas nukal b. Tanda kernis c. Ataksia d. Kelemahan otot e. Diplopia f. Konfusi g. Irritabilitas h. Koma D. Patofisiologi Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran npas, dan saluran cerna. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara: 1. Lokal : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender permukaan atau organ tertentu. 2. Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah, kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut. 3. Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di perukaan selaput lender dan menyebar melalui system persarafan. Setelah terjadi penyebaran ke otak terjadi manifestasi klinis ensefalitis. Masa prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Suhu badan meningkat, fotofobia, sakit kepala, muntah-muntah, letargi, kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen. Pada anak, tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan penglihatan, pendengaran, bicara, serta kejang. Gejala lain berupa
  • 5. gelisah, rewel, perubahan perilaku, gangguan kesaadaran, kejang. Kadang-kadang disertai tanda neurologis fokal berupa afassia, hemiparesis, hemiplagia, ataksia, dan paralisis saraf otak. E. Komplikasi 1. Akut :  Edema otak.  Status konvulsi. 2. Kronik :  Cerebral palsy.  Epilepsy. F. Penatalaksanan 1. Pemeriksaan cairan serebrospinal : Warna jernih terdapat pleocytosis berkisar antara 50- 2000 sel. Dimana sel limfosit merupakan sel yang dominan, protein agak meningkat, sedangkan glukosa dalam batas normal. 2. Pemeriksaan EEG : Memperlihatkan proses inflamasi yang difuse “Bilateral” dengan aktivitas rendah. 3. Pemeriksaan virus : Ditemukan virus pada CNS. Didapatkan kenaikan titer antibodi yang spesifik terhadap virus penyebab. 4. Pengobatan pada encephalitis dilakukan dalam 2 cara: a. Pengobatan penyebab : Diberikan apabila jenis virus diketahui., Herpes encephalitis: adenosine arabinose 15mg/kgBB/hari selama 5 hari. b. Pengobatan suportif : Sebagian besar pengobatan encephalitis adalah pengobatan non spesifik yang bertujuan mempertahankan fungsi organ tubuh. Pengobatan tersebut antara lain: 1. ABC ( Airway, Breathing, Circulation) harus dapat dipertahankan sebaik- baiknya.
  • 6. 2. Pemberian makanan secara adekuat baik secara interal maupun parenteral dengan memperhatikan jumlah kalori, protein, keseimbangan cairan elektrolit dan vitamin. 3. Obat- obatan yang lain apabila diperlukan harus diberikan agar keadaan umum penderita tidak bertambah jelek. Misal: antipiretik paracetamol 10 mg/ kgBB/ X, kompres dingin. G. Pemeriksaan Penunjang 1. Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS) 2. Cairan warna jernih d. Glukosa normal 3. Leukosit meningkat e. Tekanan Intra Kranial meningkat 4. Protein agak meningkat 5. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urin 6. Sukar oleh karena uremia berlangsung singkat 7. Dapat membantu mengidentifikasikan daerah pusat infeksi dan penyebab infeksi 8. CT Scan/ MRI Membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/ letak ventrikel, hematom, daerah cerebral, hemoragic, atau tumor 9. EEG a. Terlihat aktivitas listrik (gelombang) yang menurun, sosial dengan tingkat kesadaran yang menurun b. Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difu (aktivitas lambat bilateral)
  • 7. KASUS ENCEPHALITIS A. PENGKAJIAN I. IDENTITAS DATA Nama : An. D Umur : 2 tahun Nama Ayah : Tn. S Nama Ibu : Ny. S Pekerjaan Ayah : Wiraswasta Pekerjaan Ibu : Wiraswasta Alamat : Bangsri Jepara Agama : Islam Suku Bangsa : Indonesia Pendidikan Ayah : SD Pendidikan Ibu : SMA II. KELUHAN UTAMA An. D badannya panas, kesadaran apatis. III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
  • 8. Kira-kira 1 bulan sebelum masuk RS (masuk RS tanggal 10 November 2012), An. D batuk, pilek, panas nglemeng, muntah lebih dari 3 kali sehari @ ¼ cangkir seperti yang diminum dan makan,mencret 3-4 x/hari, cair, ampas. Kemudian sekitar 16 hari sebelum masuk RS An. D panas, batuk, kejang 1x /5 menit, sebelum dan sesudah kejang sadar, selama kejang tidak sadar. Kemudian dibawa ke RS Mitra Keluarga bagian ICU. Setelah itu orang tua minta dirawat di kariadi saja, hingga akhirnya An. D dirujuk ke RSDK. IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU a. Penyakit waktu kecil An. D belum pernah sakit yang serius sampai harus dirawat di rumah sakit. An.D hanya sakit batuk pilek disertai panas serta diare. b. Pernah dirawat di rumah sakit Sebelum masuk dan dirawat di RSDK, An. D pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit diare saat umur 1 tahun. c. Obat-obatan yang digunakan An. D tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, An. D minum Bodrexin bila batuk dan pilek. d. Tindakan operasi An. DR belum pernah dilakukan tindakan operasi. e. Kecelakaan An. D tidak pernah mengalami kecelakaan. f. Imunisasi An. D sudah lengkap mendapatkan imunisasi dasar
  • 9. Usia 1 bulan : BCG Usia 2-3 bulan : Hep. B I, II, III, Polio I, II dan DPT I, II Usia 4 bulan : DPT III dan Polio III Usia 9 bulan : Polio IV dan Campak V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN a. Pre Natal Selama kehamilan Ny. S rutin memeriksakan kehamilan ke Puskesmas terdekat. Setiap 1 bulan sekali, Ny. S mendapatkan imunisasi TT 1x. Ny. S tidak pernah menderita sakit selama hamil, gizi Ny. S saat hamil baik, Ny. S mendapatkan tablet tambah darah dan selalu diminum. b. Intra Natal An. D lahir ditolong bidan di Rumah Bersalin, spontan, langsung menangis, berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 50 cm, umur kehamilan 9 bulan. c. Post Natal An. D diasuh sendiri oleh orang tuanya, An. D mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan disapih mulai usia 1,5 tahun, diberikan susu formula (Dancow) diberikan makanan tambahan bubur susu. VI. RIWAYAT SOSIAL a. Yang Mengasuh An. D diasuh sendiri oleh kedua orang tuanya, apabila ditinggal oleh orang tuanya An. D dititipkan pada neneknya. Orang tuanya sangat menyayangi An. D b. Hubungan dengan anggota keluarga Hubungan akrab dengan anggota keluarga yang lain, An. D mau bergaul dengan siapa saja dirumah. c. Hubungan dengan teman sebaya An. D sering bermain dengan teman sebayanya, akrab bermain dengan teman-teman bermain di rumah d. Pembawaan secara umum An. D kesadaran apatis, berbaring lemah diatas tempat tidur. Sebelum sakit An.
  • 10. D aktif bermain dengan teman sebayanya. e. Lingkungan rumah An. D tinggal dipinggiran kota, dekat dengan fasilitas kesehatan (Puskesmas). VII. PENGKAJIAN NUTRISI  Berat badan : 12,4 kg  Tinggi badan : 90 cm  Kebiasaan pemberian makanan Sebelum sakit, An. D biasa makan 3 x/hari (pagi, siang, malam) dengan menu lengkap (nasi, lauk pauk dan sayur). An. D terbiasa minum susu Bendera di rumah. Setelah sakit, anak D tidak makan dengan menu nasi tetapi diet cair dan susu. An. D tidak bisa makan seperti biasa, tetapi harus memerlukan bantuan perawat.  Diet khusus Sebelum sakit, An. D tidak sedang menjalani diet khusus. Saat sakit, An. D harus diberikan diet susu melalui NGT VIII. POLA SEHARI-HARI  Pola istirahat atau tidur An. D mempunyai kebiasaan tidur siang sekitar jam 14.00 WIB, kebiasaan tidur malam jam 21.00 WIB. Saat ini An. D dalam keadaan apatis.  Pola kebersihan An. D biasa mandi 2 x dalam sehari, gosok gigi 2 x dalam sehari dilakukan dengan bantuan. Saat ini An. D dalam keadaan lemah dan harus dibantu dalam kebersihan tubuhnya.  Pola aktivitas bermain
  • 11. Hb Ht : 8,8 gr% : 26 % Lekosit Trombosit : 10.600 I/U : 470.000 I/U Glukosa sewaktu : 129 mg/dl Protein total Albumin : 7,9 gr/dl (6,4-8,2) : 3,4 gr/dl (3,4-5,0) Globulin Bilirubin total : 4,50 gr/dl (2,30-3,50) : 0,45 mg/dl (0,00-1,00) Bilirubin direct Bilirubin indiret : 0,05 mg/dl (0,00-0,30) : 0,40 mg/dl (0,10-0,50) SGPT (AST) SGPT (ALT) : 55 u/I (15-37) H : 44 u/I (30-65) Alkali fosfatase Gamma GT : 134,0 u/I (50,0-136,0) : 42 u/I (5-85)  Urine lengkap Warna : Kuning jernih BJ : 1,05 Protein Sedimen Epithel : 7,00 : 1/2 Lpk Lekosit Eritrosit : 2/3 Lpb : 6/8 Lpb  Pemeriksaan LCS An. D sering dan senang bermain dengan teman sebayanya dirumah. Saat ini dirumah sakit An. D hanya berbaring di tempat tidur karena kondisi sedang sakit.  Pola eliminasi An. D BAK (5-6/hari) dirumah, selama An. D sakit tetap kencing seperti biasanya dengan bantuan di tempat tidur. IX. DATA PENUNJANG  Hasil laboratorium tanggal 29 November 2004
  • 12. Kultur Hasil : (+) sensitivitas : Steril tidak ada pertumbuhan kuman  Feses Konsistensi : Lunak Makroskopis Telur cacing : Kuning : - Amoeba Protein : - : (+) Lemak Karbohidrat : (++) : (+) Feses konsentrasi tidak cukup, bakteri (++) X. PEMERIKSAAN FISIK  Pemeriksaan umum Klien lemah, kesadaran apatis, infus ditangan kanan D5% untuk 5 tts/menit, memakai sonde, turgor kulit kembali dengan cepat.  BB/TB/LL/LK/LD 12,4 kg, 90 cm, 16 cm, 46 cm, 45 cm.  Kepala Mesosepal, rambut hitam, lurus, bersih, terdaapt luka dekubitus 1x1 cm derajat 3, leher terdaapt kaku kuduk.  Mata Anemis (-), sklera ikterik (-), keluar sekret, pupil isokhor 2 mm, reaksi pupil terhadap cahaya (+)  Hidung Kotor, sekret (-), tidak ada deviasi septum  Telinga Kotor, sekret (-), bentuk simetris  Dada Bentuk normal, pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada.  Jantung Tidak tampak ictus cordis, perkusi pekak, tidak ada pembesaran jantung, tidak ada suara bising dan gallop.  Paru-paru Pengembangan paru kanan-kiri simetris, sonor seluruh lapang pandang, pernafasan vesikuler, terdapat suara tambahan stridor (penumpukan sekret).
  • 13.  Abdomen Datar, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hati, perkusi tympani, bising usus (+).  Punggung Bentuk normal, tidak ada kelainan bentuk, bersih tidak ada luka/lesi dekubitus.  Genetalia Bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid.  Ekstremitas
  • 14. Akral hangat, tidak ada oedema, refleks fisiologis (+), reflek patolo gis (-), gerakan tidak ada, tonus kedua ekstremitas hipertoni, spastik kedua ekstremitas, rangsang meningen tidak ada.  Kulit Bersih, elastis, turgor kembali cepat.  Tanda-tanda vital Suhu : 38,8 o C/rectal Nadi : 120 x/menit, kuat, teratur RR : 30 x/menit, teratur ANALISA DATA NO. DATA PROBLEM ETIOLOGI 1. DS : klien mengatakan badannya panas dan kejang selama 1x/5 menit DO : S: 38,8 o C/rectal Hipertermi 2. DS : klien mengatakan batuk pilek DO : hidung tampak kotor Pemeriksaan paru-paru : terdapat suara tambahan stridor RR : 30 x/menit Ketidakefektifan Jalan Napas 3. DS : klien mengatakan muntah lebih dari 3 kali sehari DO : IMT : BB/(TB)² :15,31 kg/m Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
  • 15. klien tampak lemah hb : 8,8 gr% ht : 26% klien terpasang NGT 4. DS : klien mengatakan mencret 3-4 x/hari @ ¼ cangkir seperti yang diminum dan makan DO : pemeriksaan laboratorium feses : konsistensi : lemak, makroskopis : kuning Berbentuk cair Berampas Gangguan Pola Eliminasi : Diare