SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Sekretariat
 Komite Percepatan dan
Perluasan Pembangunan
  Ekonomi Indonesia
        (KP3EI)



                                        Laporan Serial Pemantauan
                                       Kuartal III Tahun 2012


                             Pemantauan Perkembangan
                          Pelaksanaan Kegiatan MP3EI di
                            Kawasan Perhatian Investasi
                            Koridor Ekonomi Kalimantan




                         Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
                                                  Sekretariat KP3EI



                                                       Oktober 2012




                             1
Bab



                                                              Pendahuluan           1
Koridor Ekonomi Kalimantan merupakan bagian dari pilar penopang ekonomi bangsa yang
memiliki tema pembangunan “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan
Lumbung Energi Nasional”. Penetapan Koridor Ekonomi Kalimantan sebagai pilar energi
nasional tidak terlepas dari potensi migas dan batubara yang dimiliki koridor ekonomi ini.
Selain itu, Koridor Ekonomi Kalimantan juga menyimpan kekayaan alam yang berpotensi
untuk dikembangkan, misalnya: besi baja, bauksit, kelapa sawit, dan perkayuan.
Keunggulan komparatif Koridor Ekonomi Kalimantan yang terletak pada kekayaan alam
terbarukan dan non terbarukan berpotensi menjadi daya ungkit perekonomian bangsa.

Melalui keunggulan komparatif dan pengembangan prioritas pada sejumlah kegiatan
ekonomi utama dan pengembangan konektivitas di koridor ini, diharapkan mampu
mengatasi permasalahan yang dihadapi di koridor ekonomi ini. Dengan mengembangkan
sektor utama yang menjadi potensi dari koridor ekonomi ini, diharapkan percepatan dan
perluasan perekonomian di koridor ini semakin kuat, sehingga posisi Koridor Ekonomi
Kalimantan mampu memberikan efek positif bagi berkembangnya koridor ekonomi lain.

Dari beberapa prioritas tersebut, secara umum dapat dilihat kinerja kegiatan ekonomi
utama menurut Kawasan Perhatian Investasi yang merupakan domain dari sentra produksi
(lihat Tabel 1).

Laporan Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan MP3EI Kuartal III Tahun 2012
ini disusun ketika pelaksanaan MP3EI pada tahun 2012 telah memasuki bulan ke-9 di tahun
2012. Laporan ini berisikan perkembangan pencapaian fisik dan realisasi investasi sampai
September 2012. Dalam laporan ini disampaikan pula ulasan tentang kinerja kegiatan
ekonomi utama pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) serta perkembangan kegiatan
pendukungnya. Kinerja kegiatan dinilai berdasarkan faktor-faktor pendukung di tiap
pelaksanaan kegiatan.




                                            2
Bab


                          Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
                                                  Menurut KPI                       2
Dalam Koridor Ekonomi Kalimantan, terdapat beberapa kegiatan ekonomi utama yang telah
dikembangkan di 36 KPI. Dalam setiap KPI tersebut dikembangkan satu atau lebih kegiatan
ekonomi utama. Kegiatan ekonomi utama di koridor ekonomi yang dilakukan dalam KPI
tersebut adalah migas, batubara, besi baja, bauksit, kelapa sawit, dan perkayuan. Tidak
hanya itu, di tiap-tiap KPI dilaksanakan pula beberapa kegiatan pendukung meliputi proyek-
proyek infrastruktur seperti infrastruktur bandara, pelabuhan, kereta api, jalan, energi,
bendungan, ICT, pendukung transportasi, utilitas air, pendukung energi, dan
pengembangan lahan.

Sampai dengan bulan September 2012, laporan ini telah mengidentifikasi perkembangan
pelaksanaan kegiatan dan kinerja di tiap KPI. Kegiatan ekonomi utama pada koridor ini
mencakup berbagai kegiatan ekonomi strategis di tiap kawasan. Berdasarkan data yang
dapat dihimpun, laporan ini dapat menginformasikan perkembangan pelaksanaan kegiatan
dan kinerja KPI yang sudah berjalan sampai bulan September 2012.

      Dari 36 KPI, terdapat 21 KPI yang perkembangan pencapaian pelaksanaan
       kegiatan ekonomi utamanya telah mencapai hampir 100 persen dan telah
       merealisasikan investasinya lebih dari 50 persen. Dengan perkembangan kinerja
       demikian, maka KPI-KPI tersebut dapat diharapkan memberikan kontribusi yang
       cukup pada pertumbuhan ekonomi wilayah.
      Sisanya terdapat 15 KPI yang perkembangan pencapaian pelaksanaan kegiatan
       ekonomi utamanya belum menampakan realisasi investasi dengan kinerja demikian
       diduga cenderung bermasalah. Untuk lebih jelas perhatikan tabel 1.




                                            3
Tabel 1. Kompilasi Hasil Pemantauan Terhadap Perkembangan KPI Per Kuartal III Tahun
         2012 (Q3/2012) Menurut Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
                            di Koridor Ekonomi Kalimantan.

                                           Pencapaian Realisasi Investasi   Tingkat
       No Urut          KPI Prioritas
                                           Q3/2012 (%)   Q3/2012 (%)        Kinerja

          1      KPI MURUNG RAYA                 100,0%           100,0%         1,00
          2      KPI MEMPAWAH                    100,0%           100,0%         1,00
          3      KPI PENAJAM PASER UTARA         100,0%           100,0%         1,00
          4      KPI BALANGAN                    100,0%           100,0%         1,00
          5      KPI TABALONG                    100,0%           100,0%         1,00
          6      KPI KOTABARU                    100,0%            99,4%         0,99
          7      KPI BENGKAYANG                  100,0%            97,4%         0,97
          8      KPI BALIKPAPAN                  100,0%            91,8%         0,92
          9      KPI SANGGAU                     100,0%            89,5%         0,89
         10      KPI TANAH BUMBU                 100,0%            89,2%         0,89
         11      KPI BARITO                      100,0%            86,7%         0,87
         12      KPI SUKAMARA                    100,0%            78,3%         0,78
         13      KPI KUTAI TIMUR                 100,0%            76,2%         0,76
         14      KPI KETAPANG                    100,0%            73,9%         0,74
         15      KPI TANAH LAUT                  80,0%             48,6%         0,39
         16      KPI BONTANG                     60,0%             42,4%         0,25
         17      KPI BANJAR                      100,0%            23,8%         0,24
         18      KPI KAPUAS                      100,0%            10,5%         0,10
         19      KPI PONTIANAK                   50,0%              8,3%         0,04
         20      KPI KUTAI KERTANEGARA           100,0%             3,0%         0,03
         21      KPI KOTAWARINGIN BARAT          100,0%             2,7%         0,03
         22      KPI BERAU                        0,0%              0,0%         0,00
         23      KPI RAPAK dan GANAL              0,0%              0,0%         0,00
         24      KPI KUTAI BARAT                  0,0%              0,0%         0,00
         25      KPI BULUNGAN                     0,0%              0,0%         0,00
         26      KPI KOTAWARINGIN TIMUR           0,0%              0,0%         0,00
         27      KPI KAPUAS HULU                  0,0%              0,0%         0,00
         28      KPI SINTANG                      0,0%              0,0%         0,00
         29      KPI LAMANDAU                     0,0%              0,0%         0,00
         30      KPI LANDAK                       0,0%              0,0%         0,00
         31      KPI SAMBAS                       0,0%              0,0%         0,00
         32      KPI MELAWI                       0,0%              0,0%         0,00
         33      KPI PENAJAM PASER                0,0%              0,0%         0,00
         34      KPI KATINGAN                     0,0%              0,0%         0,00
         35      KPI SERUYAN                      0,0%              0,0%         0,00
         36      KPI KUBU                         0,0%              0,0%         0,00




                                             4
Sementara, apabila kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI dilihat secara
rangking dan dibandingkan dengan perkembangan pada Kuartal sebelumnya, maka
laporan ini menyimpulkan bahwa hanya ada 1 KPI (KPI Murung Raya) yang mengalami
perkembangan status kinerja pencapaian dan realisasi investasi selama Kuartal III Tahun
2012. Karena kontribusi dari proyek Pembangunan HTI karet di Santilik dan Puruk Cahu,
Kalimantan Tengah di KPI Murung Raya relatif sangat kecil dibanding dengan total nilai
investasi atau hanya sekitar 0,03 persen, maka tidak berdampak signifikan terhadap
perubahan kinerja pencapaian KPI tersebut. Informasi lebih lanjut dari rangking kinerja
pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI menurut pencapaian dan penyerapan
dapat dilihat pada Grafik 1 di bawah.


                                        Grafik 1.
   Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal II Tahun 2012 di banding
dengan Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal III Tahun 2012 Menurut
                     Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi
                            di Koridor Ekonomi Kalimantan.




                                            5
Bab


                           Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
                                     Menurut Kegiatan-Kegiatan                            3
3.1. KPI Kutai Timur

Batubara, kelapa sawit, dan perkayuan merupakan kegiatan ekonomi utama pada KPI Kutai
Timur. Nilai investasi dari kegiatan ekonomi utama tersebut mencapai Rp. 54.344 miliar.
Adapun untuk mendukung perkembangan sektor batubara, kelapa sawit dan perkayuan di
KPI Kutai Timur, diperlukan pengembangan infrastruktur. Rencana pembangunan
infrastruktur berbasis kawasan merupakan pilihan strategis yang memberikan peluang
besar bagi KPI Kutai Timur untuk terus berkembang. Pembangunan kawasan industri dan
pelabuhan internasional (KIPI) Maloy menjadi bukti dukungan pemerintah pusat dan daerah
dalam merealisasikan percepatan pembangunan ekonomi. Keberadaan (KIPI) Maloy
menjadi gerbang pembangunan ekonomi Kalimantan Timur dan Pulau Kalimantan pada
umumnya. Pembangunan berbasis kawasan di KPI Kutai Timur ikut mendukung
pelaksanaan investasi, sektor riil di KPI Rapak dan Ganal. Aktivitas ekonomi pada sektor
migas di KPI Rapak dan Ganal yang nilai investasinya mencapai Rp.70.000 milyar akan
sangat terbantu dengan pembangunan infrastruktur di KPI Kutai Timur, akses dan aktivitas
ekonomi dapat dilakukan dengan biaya yang relatif murah.

Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Kutai Timur yang
berfokus pada sektor batubara, kelapa sawit dan perkayuan hanya terdapat dua proyek
utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat
dilaporkan bahwa 2 proyek utama yaitu Proyek Eksplorasi penambangan batubara Muara
Wahau (Pembangunan Integrated Infrastructure Mining and Industry) di Kutai Timur, dan
Peningkatan Kapasitas Produksi Batubara s.d 70 juta ton/tahun PT Kaltim Prima Coal yang
mempunyai kontribusi besar dalam investasi di KPI Kutai Timur mencapai 76 persen dari
total nilai investasi di KPI Kutai Timur atau senilai Rp 41.410 milliar. Proyek ini secara resmi
dibangun dan telah groundbreaking.

3.2. KPI Murung Raya

Industri perkayuan dan batubara merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Murung Raya.
Batubara dari KPI ini tergolong memiliki keunggulan pada kalori, sehingga kontribusi dari
sektor ini dapat dikatakan terbesar. Total nilai investasi dari kedua kegiatan ekonomi utama
tersebut mencapai Rp. 76.521 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan industri
perkayuan dan batubara berkalori tinggi di KPI Murung Raya, diperlukan pengembangan
infrastruktur pendukung. Namun sampai saat ini, mengenai rencana pengembangan
infrastruktur pendukung belum dapat teridentifikasi.

Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Murung Raya ini
yang fokus pada industri perkayuan dan batubara meliputi dua proyek utama, dan adapun
perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 2 di
bawah ini.




                                               6
Grafik 2
           Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Murung Raya, Menurut Proyek,
                                 Kuartal III Tahun 2012.




                 Proyek Pengembangan
                 Batubara Metallurgical
               (IndoMet Coal) (76.500M)




             Pembangunan HTI karet di
              Santilik dan Puruk Cahu
             (Kalimantan Tengah) (21M)




                                      0,00%   20,00%   40,00%   60,00%   80,00%   100,00%   120,00%




Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi
terbesar dalam investasi di KPI Murung Raya adalah (1) Proyek Pengembangan Batubara
Metallurgical (IndoMet Coal) yaitu hampir 99 persen dari total nilai investasi. Dan saat ini
proyek tersebut telah groundbreaking. Kemudian, proyek Pembangunan HTI karet di
Santilik dan Puruk Cahu (Kalimantan Tengah) yang sebelumnya groundbreaking saat ini
telah operasi.

3.3. KPI Tanah Laut

KPI Tanah Laut mempunyai kegiatan ekonomi utama perkebunan kelapa sawit, perkayuan,
batubara dan besi baja. Nilai investasi dari kegiatan perkebunan kelapa sawit, perkayuan,
batubara dan besi baja tersebut mencapai Rp 3.312 miliar. Adapun untuk mendukung
perkembangan perkebunan kelapa sawit, perkayuan, batubara dan besi baja di KPI Tanah
Laut, diperlukan pengembangan infrastruktur pelabuhan, jalan, dan energi (Pembangunan
PLTU). Nilai investasi untuk pengembangan pendukungnya mencapai Rp 587 miliar.

Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Tanah Laut ini
yang fokus pada perkebunan kelapa sawit, perkayuan, batubara dan besi baja meliputi 8
proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012
dapat dilihat dalam grafik 3 di bawah ini.




                                                       7
Grafik 3
            Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Tanah Laut, Menurut Proyek,
                                 Kuartal III Tahun 2012.


           Industri hulu besi baja,
           Rotary kiln sponge iron
           plant/iron ore (1500M)
            CPP OLC West Mulia
          (597M) Kab. Tanah Laut

       Asam-asam CPP dan OLC
               (418M)
        NPLCT (North Pulau Laut
         Coal Terminal) - CBU
           (Continous Barge…
           Pengelolaan HTI di
        Pelaihari – Kalsel (228M)
         Pengembangan Industri
         besi dan baja dasar Kab.
        Tanah Laut, Kalsel (100M)
          Pembangunan HTI Batu
           Ampar (78.32M, GB)
          Peningkatan kapasitas
           Pabrik Minyak Sawit
         Pelaihari dari 30 menjadi…
                                      0%   10%       20%   30%     40%      50%

Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi
terbesar dalam investasi di KPI Tanah Laut adalah Industri hulu besi baja, Rotary kiln
sponge iron plant/iron. Proyek tersebut memiliki kontrubusi dalam investasi sebesar 45
persen dari total nilai investasi. Sementara itu terdapat 4 proyek yang nilai investasinya
mencapai 51 persen dari total nilai investasi di KPI Tanah Laut. Keempat proyek tersebut
semua baru terdaftar dan sebagian besar belum tervalidasi.

3.4. KPI Bontang

KPI Bontang mempunyai kegiatan ekonomi utama sektor lain dan tembaga. Nilai investasi
dari kegiatan sektor lain dan tembaga tersebut mencapai Rp 36.505 miliar. Adapun untuk
mendukung perkembangan sektor lain dan tembaga di KPI Bontang, diperlukan
pengembangan infrastruktur pelabuhan, jalan, dan bandara. Nilai investasi untuk
pengembangan pendukungnya mencapai Rp 1.939 miliar.

Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Bontang ini yang
fokus pada sektor lain dan tembaga meliputi 7 proyek utama, dan adapun perkembangan
status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 4 di bawah ini.




                                                 8
Grafik 4
              Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Bontang, Menurut Proyek,
                                  Kuartal III Tahun 2012.

              Pembangunan pabrik
            pengolahan dan pemurnian
               (smelter) tembaga di…
                Industri pupuk buatan
             tunggal hara makro primer,
              Bontang Kaltim (10430M)
           Pembangunan Pabrik Pupuk
               Kaltim V di Bontang,
            Kalimantan Timur (5400M,…
            Industri Kimia dasar organik
            yang bersumber dari minyak
               dan gas bumi (industri…

               Pembangunan Pabrik
              Amonium Nitrat (3150M)*

                 Industri Bahan Peledak
                     (342.90M, GB)

           Pembangunan Pabrik EGAN
                   (342M)

                                           0%   5%   10%   15%   20%   25%   30%   35%



Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa Proyek Pembangunan
pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga di Bontang, Pembangunan Pabrik
EGAN, dan Pembangunan Pabrik Amonium Nitrat mempunyai kontribusi dalam investasi di
KPI Bontang, yaitu sebesar 42 persen dari total nilai investasi di KPI Bontang atau senilai
Rp 15.492 milliar. Proyek ini secara resmi telah dibangun dan telah beroperasi. Sementara
itu terdapat 4 proyek yang nilai investasinya mencapai 58 persen dari total nilai investasi di
KPI Bontang. Keempat proyek tersebut semua baru terdaftar dan sebagian kecil belum
tervalidasi.

3.5. KPI Tanah Bumbu

KPI Tanah Bumbu mempunyai kegiatan ekonomi utama sektor perkayuan, kelapa sawit,
besi baja dan batubara. Nilai investasi dari kegiatan sektor perkayuan, kelapa sawit, besi
baja dan batubara tersebut mencapai Rp 3.789 miliar. Adapun untuk mendukung
perkembangan sektor perkayuan, kelapa sawit, besi baja dan batubara di KPI Tanah
Bumbu, diperlukan pengembangan infrastruktur pembangunan PLTA, perbaikan jalan, dan
peningkatan pelabuhan. Nilai investasi untuk pengembangan pendukungnya mencapai Rp
11.085 miliar.

Pengembangan kegiatan ekonomi utama di KPI Tanah Bumbu ini yang fokus sektor
perkayuan, kelapa sawit, besi baja dan batubara meliputi lima proyek utama, yaitu: (1)
Pengembangan HTI di Tanah Bumbu – Kalsel, (2) Pembangunan infrastruktur kawasan
industri Batulicin : perbaikan jalan KODEKO (5 km dari Meratus) yang rusak, pembangunan
dan peningkatan kapasitas pelabuhan jeti, pembangunan pembangkit listrik, (3) Eksplorasi
dan produksi Batu Bara di Batulicin, (4) (15,000 TPY Direct Reduction Rotary Kiln Plant,
Kalimantan Ironmaking Projrect, dan (5) Pembangunan CRF Batu Licin.

Berdasarkan data yang ada, laporan ini menginformasikan bahwa Proyek Pembangunan
infrastruktur kawasan industri Batulicin: perbaikan jalan KODEKO (5 km dari Meratus) yang
rusak, pembangunan dan peningkatan kapasitas pelabuhan jeti, pembangunan pembangkit
listrik, Eksplorasi dan produksi Batu Bara di Batulicin, dan (15,000 TPY Direct Reduction


                                                      9
Rotary Kiln Plant, Kalimantan Ironmaking Projrect yang mempunyai kontribusi dalam
investasi di KPI Tanah Bumbu sebesar 89 persen dari total nilai investasi di KPI Tanah
Bumbu atau senilai Rp 3.381 milliar. Proyek ini secara resmi dibangun dan telah
beroperasi. Sementara itu, dua proyek lain yang nilai investasinya 11 persen dari total nilai
investasi di KPI Tanah Bumbu. Proyek tersebut belum tervalidasi.

3.6. KPI Sanggau

KPI Sanggau mempunyai kegiatan ekonomi utama sektor kelapa sawit dan bauksit. Nilai
investasi dari kegiatan sektor kelapa sawit dan bauksit tersebut mencapai Rp 5.028 miliar.
Adapun untuk mendukung perkembangan sektor kelapa sawit dan bauksit di KPI Sanggau,
diperlukan pengembangan infrastruktur terkait dengan pembangunan jembatan Tayan. Nilai
investasi untuk pengembangan pendukungnya mencapai Rp 623 miliar. Pada dasarnya
pembangunan ekonomi di KPI Sanggau memiliki integrasi dengan KPI Kapuas Hulu dan
KPI Sintang. Pembangunan rel kereta api dari Kalimantan Barat menuju Kalimantan Timur
membuka akses transportasi yang dapat mendukung kegiatan investasi riil diketiga KPI
tersebut. KPI Kapuas Hulu sendiri memiliki nilai investasi riil sebesar Rp 2.647 miliar dan
KPI Sintang senilai Rp 319 miliar.

Pengembangan kegiatan ekonomi utama di KPI Sanggau ini yang fokus sektor kelapa sawit
dan bauksit meliputi tujuh proyek utama, yaitu: (1) Perkebunan kelapa sawit dan industri
minyak kasar dari nabati Kab. Sanggau, Kalbar, (2) Investasi tambahan tanaman baru
kelapa sawit Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, (3) Perkebunan kelapa sawit dan
industri minyak kasar dari nabati Kabupaten Sanggau, (4) Perkebunan kelapa sawit dan
industri minyak kasar dari nabati Kabupaten Sanggau, (5) Tanaman baru kelapa sawit
1,800 ha di Kembayan, (6) Peningkatan kapasitas Pabrik Minyak Sawit Rimba Belian dari
30 menjadi 60 ton per jam, dan (7) Pembangunan dan Operasional Pabrik CGA Alumina di
Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (CGA Project). Kapasitas
produksi: 300.000 Ton/Tahun).

Berdasarkan data yang ada, laporan ini menginformasikan bahwa Proyek Pembangunan
dan Operasional Pabrik CGA Alumina di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau,
Kalimantan Barat (CGA Project). Kapasitas produksi: 300.000 Ton/Tahun) yang mempunyai
kontribusi terbesar dalam investasi di KPI Sanggau senilai 89 persen dari total nilai
investasi di KPI Sanggau atau senilai Rp 4.500 milliar. Proyek ini secara resmi dibangun
dan telah beroperasi. Sementara itu, 7 proyek lain yang nilai investasinya 11 persen dari
total nilai investasi di KPI Sanggau. Proyek tersebut belum tervalidasi.




                                             10
Bab


                            Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja
                                    Menurut Kegiatan Pendukung                        4
Bandara merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi utama di
Koridor Ekonomi Kalimantan. Berdasarkan informasi dari data yang diperoleh, sampai
dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilaporkan bahwa untuk kebutuhan infrastruktur di
Koridor Ekonomi Kalimantan terdapat 4 kebutuhan infrastruktur bandara yang
teridentifikasi. Untuk kebutuhan infrastruktur terbesar adalah Bandara Balikpapan-Kaltim
(Validasi Kemenhub: Total Investasi 1600 M) dan Percepatan pembangunan bandara
Samarinda baru, Pengembangan Destinasi Pulau Parai Kumala – Tenggarong (Total
Investasi 1200 M). Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 5 berikut ini.



Pembangunan Pengarah Arus Bakauheni Sisi
                Barat

      Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru
   Pembangunan dry port/pelabuhan darat di
                 KISMK
  Satker Sementara Pembangunan Dermaga
            Penumpang Dumai
                                             0%        10%   20%   30%   40%   50%   60%


Infrastruktur berikutnya adalah Pelabuhan. Pada Koridor Ekonomi Kalimantan, kebutuhan
akan infrastruktur pendukung khususnya pelabuhan dapat diidentifikasi 27 kegiatan
pendukung. Apabila dilihat dari hasil identifikasi informasi yang diperoleh, kebutuhan
investasi untuk infrastruktur pelabuhan yang paling besar adalah Peningkatan Pelabuhan
Laut Batulicin. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 39,23 persen dari total
kebutuhan investasi untuk infrastruktur pelabuhan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 6
di bawah ini.




                                                  11
Grafik 6
    Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Pelabuhan terhadap Nilai Investasi,
                        Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012



           Peningkatan Pelabuhan Laut Batulicin
             Pengembangan kapasitas Pelabuhan…
             Peningkatan Pelabuhan Laut Trisakti
            Pembangunan infrastruktur pelabuhan…
           Perluasan Pelabuhan Angkut Batubara…
                      Pengembangan pelabuhan…
               Pembangunan Fasilitas Pelabuhan…
             Pembangunan Faspel Laut Pelaihari-…
             Pelabuhan Teluk Melano Kalimantan…
             Pengembangan kapasitas Pelabuhan…
                Pembangunan Faspel Laut Maloy
                     Pengembangan fasilitas TPK
           Administrator Pelabuhan Pulang Pisau
                             Kanpel Sei Nyamuk
              Pelabuhan Tongkang Tanjung Isuy
                Pelabuhan Tongkang Bangkuang
                Pelabuhan Tanah Grogot - Kaltim
                                Kanpel Nunukan
            Pengembangan Pelabuhan Pontianak
            Pengembangan Pelabuhan Bumiharjo
          Pengembangan Pelabuhan Samarinda
           Pengembangan pelabuhan Bagendang
              Pengembangan pelabuhan Tarakan
         Pendalaman alur pelayaran Selat Malaka
        Pembangunan Darmaga wisata Mahakam
          Pembangunan kapasitas pelabuhan jeti
           Pengembangan Pelabuhan Pangkalan…
                                                0,00%   20,00%   40,00%    60,00%

Selanjutnya adalah infrastruktur Kereta Api. Pada Koridor Ekonomi Kalimantan, kebutuhan
akan infrastruktur pendukung untuk Kereta Api dapat diidentifikasi 3 kegiatan pendukung.
Dari ke 3 kegiatan pendukung tersebut, kebutuhan investasi yang paling besar adalah
Pembangunan Jalur Kereta Api Puruk Cahu. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar
51 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur Kereta Api. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan grafik 7 di bawah.




                                           12
Grafik 7
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Kereta Api terhadap Nilai Investasi, Menurut
                             Proyek, Kuartal III Tahun 2012.


 Pembangunan Jalur Kereta Api Puruk Cahu


 Pembangunan Jalur Kereta Api Puruk Cahu


   Pembangunan infrastruktur rel kereta api
                                              0%   10%   20%   30%   40%   50%    60%


Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Jalan. Pada Koridor Ekonomi
Kalimantan, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk jalan dapat diidentifikasi 15
kegiatan pendukung. Kemudian dari keseluruhan kegiatan pendukung tersebut,
kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan Express Way Samarinda.
Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 34 persen dari total kebutuhan investasi untuk
infrastruktur Jalan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 8 di bawah.




                                                   13
Grafik 8
  Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Jalan terhadap Nilai Investasi, Menurut
                            Proyek, Kuartal III Tahun 2012.




           Pembangunan Express Way Samarinda

           Penanganan Jalan Tj. Selor - Tj. Redeb
           Pembangunan jembatan Tanjung Ayun-
                         Tarjun

            Pembangunan Jembatan Pulau Balang

                      Penanganan jalan Sekadau

                   Penanganan Jalan Samarinda
                 Penanganan Jalan batas provinsi
                      KalTeng-Tenggarong

                    Peningkatan jalan dari Sampit

                   Pembangunan Jalan Ketapang

                  Pembangunan Jembatan Tayan

                     Penanganan Jalan Pontianak

                          Hauling Road and Jetty
         Peningkatan Jalan Strategis Nasional dari
                         Sampit

                         Jalan akses TPK Palaran

                        Perbaikan jalan KODEKO
                                                   0,0%   10,0%   20,0%   30,0%   40,0%

Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Energi. Pada Koridor Ekonomi
Kalimantan, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk energi dapat diidentifikasi 39
kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung untuk infrastruktur energi dapat dikatakan
paling besar diantara infrastruktur lain. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur
energi, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan pembangkit listrik
Kalimantan Timur. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 11 persen dari total
kebutuhan investasi untuk infrastruktur energi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 10 di
bawah ini.




                                              14
Grafik 9
Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Energi terhadap Nilai Investasi, Menurut
                           Proyek, Kuartal III Tahun 2012.

               Pembangunan pembangkit listrik…
               Kalimantan Power Plant 700 MW
               Pembangunan pembangkit listrik…
               Pembangunan pembangkit listrik…


               Pembangunan pembangkit listrik…
           Pembangunan PLTU Mulut Tambang
                     PLTU Kaltim (2x100 MW)


                   Pembangunan PLTU Kaltim
                            PLTU 2 x 65 MW
                Pembangunan PLTU PT IDMU
               Pembangunan fasilitas transmisi…



              PLTU 1 KALTENG (IPP) – Pulang…
           Pembangunan PLTU Mulut Tambang
       Pembangunan PLTU Kalsel – Asam-asam


          Pembangunan PLTGU Bangkanai 120…
               Pembangunan fasilitas transmisi…
                                PLTU Sampit
                   Pembangunan PLTA Kusan
         Pembangunan Jaringan Transmisi PLN…
            Pembangunan Transmisi Tegangan…
              Pembangunan Jaringan Transmisi…
                  Pembangunan PLTU Buntok
                         Pembangunan PLTU
           Pembangunan PLTU 2 x 3 MW Kuala…
          Pembangunan power plant 2x2 MW di…
               Pembangunan fasilitas transmisi…
               Pembangunan fasilitas transmisi…
               Pembangunan pembangkit listrik…


                 Pembangunan PLTU Batulicin
               Pembangunan pembangkit listrik
           Sewa PLTU 3x50 MW di Asam-asam
                    Pembangunan power plant
         Pembangunan power plant 2 x 100 MW
                                                0%     5%       10%        15%




                                         15
Kebutuhan infrastruktur terakhir adalah infrastruktur air. Pada Koridor Ekonomi Kalimantan,
kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk infrastruktur air dapat diidentifikasi 10
kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur air, kebutuhan
investasi yang paling besar adalah Pipanisasi Gas Bontang – Semarang. Proyek tersebut
akan berkontribusi sekitar 36 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur air.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 10 di bawah ini.

                                       Grafik 10
   Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Air terhadap Nilai Investasi, Menurut
                            Proyek, Kuartal III Tahun 2012.




                     Proyek Fiber Optic Coverage


              Pipanisasi Gas Bontang – Semarang


            Jasa penunjang pertambangan umum


             Pembangunan infrastruktur serat optik


                      Pembangunan Waduk Wain


         Pembangunan pipa gas dari Simenggaris


                  Pembangunan Waduk Batu Licin


             Pembangunan SPAM Kota Pontianak

                  Peningkatan Kapasitas IPA Kota
                           Banjarmasin

                Pembangunan Intake dan saluran
                  transmisi air baku Palingkau
                                                   0,0%   20,0%     40,0%      60,0%




                                              16
Bab


                                                                     Penutup        5
Koridor Ekonomi Kalimantan mencakup 36 KPI/Sentra Produksi yang tersebar di seluruh
pulau Kalimantan. Dari total KPI/Sentra Produksi ada 16 KPI/Sentra Produksi yang menjadi
prioritas perhatian dari Sekretariat KP3EI. Selain kegiatan ekonomi utama yang terdapat di
tiap KPI/Sentra Produksi juga telah teridentifikasi kebutuhan akan infrastruktur pendukung
untuk kegiatan ekonomi utama. Dari keseluruhan kebutuhan infrastruktur pendukung dapat
dikelompokan menjadi delapan kategori yaitu: energi, air, bandara, jalan, kereta api, dan
pelabuhan.

Dari seluruh kegiatan ekonomi utama dan kegiatan pendukung yang ada pada Koridor
Ekonomi Kalimantan dapat disimpulkan sebagai berikut:

       Pertama, bahwa sampai dengan Kuartal III 2012, dari 21 KPI yang telah
       merealisasikan investasi dan melaksanakan kegiatannya hanya ada satu KPI
       Murung Raya yang menunjukan peningkatan status perkembangan dan
       pelaksanaan kinerja kegiatan ekonomi utamanya. Namun demikian, peningkatan
       status perkembangan hanya 0,03 persen dari keseluruhan kegiatan di KPI tersebut.

       Kedua, masih tercatat sekitar 15 KPI YANG TIDAK ADA PERKEMBANGANNYA
       SAMA SEKALI, dari ke 15 KPI tersebut memerlukan perhatian khusus
       diantaranya terkait dengan persoalan infrastruktur pendukung dan
       regulasi.


                                      --ooOOoo—




                                           17

More Related Content

Viewers also liked

Tema 3. clase_2_el_ordenador (1)
Tema 3. clase_2_el_ordenador (1)Tema 3. clase_2_el_ordenador (1)
Tema 3. clase_2_el_ordenador (1)Pilar Martin Perez
 
OpenStack Training & Certifications
OpenStack Training & CertificationsOpenStack Training & Certifications
OpenStack Training & CertificationsOpenStack
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Randy Wrihatnolo
 
La difesa civile non armata e non violenta
La difesa civile non armata e non violentaLa difesa civile non armata e non violenta
La difesa civile non armata e non violentaEupolis Lombardia
 
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp028 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02Amir Uddin
 
Video 1km dalm lttr
Video 1km dalm lttrVideo 1km dalm lttr
Video 1km dalm lttrDavid Lezama
 
Mikrobiologi virus
Mikrobiologi  virusMikrobiologi  virus
Mikrobiologi virusEfa farmasi
 
Teori Institusional
Teori InstitusionalTeori Institusional
Teori Institusionaludin coy
 

Viewers also liked (17)

Evaluacion
EvaluacionEvaluacion
Evaluacion
 
Holy Trinity Digital Bulletin (June 2-9, 2013)
Holy Trinity Digital Bulletin (June 2-9, 2013)Holy Trinity Digital Bulletin (June 2-9, 2013)
Holy Trinity Digital Bulletin (June 2-9, 2013)
 
Valencia recycles
Valencia recyclesValencia recycles
Valencia recycles
 
Tema 3. clase_2_el_ordenador (1)
Tema 3. clase_2_el_ordenador (1)Tema 3. clase_2_el_ordenador (1)
Tema 3. clase_2_el_ordenador (1)
 
OpenStack Training & Certifications
OpenStack Training & CertificationsOpenStack Training & Certifications
OpenStack Training & Certifications
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
 
George Saroglou-Market Diversification: The Case of Tsakos Group
George Saroglou-Market Diversification: The Case of Tsakos GroupGeorge Saroglou-Market Diversification: The Case of Tsakos Group
George Saroglou-Market Diversification: The Case of Tsakos Group
 
La difesa civile non armata e non violenta
La difesa civile non armata e non violentaLa difesa civile non armata e non violenta
La difesa civile non armata e non violenta
 
08 Greek Maritime Cluster Research Results Financing
08 Greek Maritime Cluster Research Results Financing08 Greek Maritime Cluster Research Results Financing
08 Greek Maritime Cluster Research Results Financing
 
Chronis Kokkinos-Development opportunities of Greek Ports and Contribution to...
Chronis Kokkinos-Development opportunities of Greek Ports and Contribution to...Chronis Kokkinos-Development opportunities of Greek Ports and Contribution to...
Chronis Kokkinos-Development opportunities of Greek Ports and Contribution to...
 
Survei dbd
Survei dbdSurvei dbd
Survei dbd
 
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp028 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
8 tatacarakerjaplkb-130619085948-phpapp02
 
Video 1km dalm lttr
Video 1km dalm lttrVideo 1km dalm lttr
Video 1km dalm lttr
 
Mikrobiologi virus
Mikrobiologi  virusMikrobiologi  virus
Mikrobiologi virus
 
Teori Institusional
Teori InstitusionalTeori Institusional
Teori Institusional
 
Virus 5
Virus 5Virus 5
Virus 5
 
Biologi evolusi
Biologi evolusiBiologi evolusi
Biologi evolusi
 

Similar to Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan

Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraRandy Wrihatnolo
 
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptxPavilionNixion
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Randy Wrihatnolo
 
22022022_Reformulasi IKPA TA 2022_SS DitPA v2 (1).pptx
22022022_Reformulasi IKPA TA 2022_SS DitPA v2 (1).pptx22022022_Reformulasi IKPA TA 2022_SS DitPA v2 (1).pptx
22022022_Reformulasi IKPA TA 2022_SS DitPA v2 (1).pptxmskimakassar1
 
080720-PAPARAN-RB.pptx
080720-PAPARAN-RB.pptx080720-PAPARAN-RB.pptx
080720-PAPARAN-RB.pptxPUPUTPUJIANTI
 
Infografik Kinerja PLN Area Cikokol Semester I Tahun 2014
Infografik Kinerja PLN Area Cikokol Semester I Tahun 2014Infografik Kinerja PLN Area Cikokol Semester I Tahun 2014
Infografik Kinerja PLN Area Cikokol Semester I Tahun 2014Arif Purnomo
 
Paparan SAKIP Inspektorat 2023.pptx
Paparan SAKIP Inspektorat 2023.pptxPaparan SAKIP Inspektorat 2023.pptx
Paparan SAKIP Inspektorat 2023.pptxAhmadIchsanSakhrul1
 
Reformulasi_IKPA_2022.pptx
Reformulasi_IKPA_2022.pptxReformulasi_IKPA_2022.pptx
Reformulasi_IKPA_2022.pptxSolin123
 
Bahan rapat sakip kab. lu 2021 (share)
Bahan rapat sakip kab. lu 2021 (share)Bahan rapat sakip kab. lu 2021 (share)
Bahan rapat sakip kab. lu 2021 (share)MulyadiTohir
 
Bahan rapat sakip kab. lu 2021
Bahan rapat sakip kab. lu 2021Bahan rapat sakip kab. lu 2021
Bahan rapat sakip kab. lu 2021MulyadiTohir
 
5 pemda manajemen asn
5 pemda   manajemen asn5 pemda   manajemen asn
5 pemda manajemen asnjerikomada
 
PAPARAN WAGUB OAK.pptx
PAPARAN WAGUB OAK.pptxPAPARAN WAGUB OAK.pptx
PAPARAN WAGUB OAK.pptxbaritasiahaan
 
Bahan raker bpkimi 2014 edited 2
Bahan raker bpkimi 2014 edited 2Bahan raker bpkimi 2014 edited 2
Bahan raker bpkimi 2014 edited 2Ambara Sugama
 
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR TAHUN 2022 (2).pptx
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR  TAHUN 2022 (2).pptxMateri pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR  TAHUN 2022 (2).pptx
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR TAHUN 2022 (2).pptxssuserc17747
 
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR TAHUN 2022 (edit).pptx
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR  TAHUN 2022 (edit).pptxMateri pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR  TAHUN 2022 (edit).pptx
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR TAHUN 2022 (edit).pptxssuserc17747
 
MATERI_PAK_IBA.pptx
MATERI_PAK_IBA.pptxMATERI_PAK_IBA.pptx
MATERI_PAK_IBA.pptxmargono13
 
Evaluasi IKPA POLRI 18 04 2021 r1 (1).pptx
Evaluasi IKPA POLRI 18 04 2021 r1 (1).pptxEvaluasi IKPA POLRI 18 04 2021 r1 (1).pptx
Evaluasi IKPA POLRI 18 04 2021 r1 (1).pptxrenprogarrorena
 
Review pelaksanaan anggaran 2012
Review pelaksanaan anggaran 2012Review pelaksanaan anggaran 2012
Review pelaksanaan anggaran 2012Ambara Sugama
 

Similar to Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan (20)

Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
 
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
11042021_Bahan AP Corner_final (1).pptx
 
K inerja anggaran bidang perekonomian dan maritim tahun 2019
K inerja anggaran bidang perekonomian dan maritim tahun 2019K inerja anggaran bidang perekonomian dan maritim tahun 2019
K inerja anggaran bidang perekonomian dan maritim tahun 2019
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
 
22022022_Reformulasi IKPA TA 2022_SS DitPA v2 (1).pptx
22022022_Reformulasi IKPA TA 2022_SS DitPA v2 (1).pptx22022022_Reformulasi IKPA TA 2022_SS DitPA v2 (1).pptx
22022022_Reformulasi IKPA TA 2022_SS DitPA v2 (1).pptx
 
080720-PAPARAN-RB.pptx
080720-PAPARAN-RB.pptx080720-PAPARAN-RB.pptx
080720-PAPARAN-RB.pptx
 
Infografik Kinerja PLN Area Cikokol Semester I Tahun 2014
Infografik Kinerja PLN Area Cikokol Semester I Tahun 2014Infografik Kinerja PLN Area Cikokol Semester I Tahun 2014
Infografik Kinerja PLN Area Cikokol Semester I Tahun 2014
 
Paparan SAKIP Inspektorat 2023.pptx
Paparan SAKIP Inspektorat 2023.pptxPaparan SAKIP Inspektorat 2023.pptx
Paparan SAKIP Inspektorat 2023.pptx
 
Reformulasi_IKPA_2022.pptx
Reformulasi_IKPA_2022.pptxReformulasi_IKPA_2022.pptx
Reformulasi_IKPA_2022.pptx
 
Bahan rapat sakip kab. lu 2021 (share)
Bahan rapat sakip kab. lu 2021 (share)Bahan rapat sakip kab. lu 2021 (share)
Bahan rapat sakip kab. lu 2021 (share)
 
Bahan rapat sakip kab. lu 2021
Bahan rapat sakip kab. lu 2021Bahan rapat sakip kab. lu 2021
Bahan rapat sakip kab. lu 2021
 
5 pemda manajemen asn
5 pemda   manajemen asn5 pemda   manajemen asn
5 pemda manajemen asn
 
PAPARAN WAGUB OAK.pptx
PAPARAN WAGUB OAK.pptxPAPARAN WAGUB OAK.pptx
PAPARAN WAGUB OAK.pptx
 
Bahan raker bpkimi 2014 edited 2
Bahan raker bpkimi 2014 edited 2Bahan raker bpkimi 2014 edited 2
Bahan raker bpkimi 2014 edited 2
 
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR TAHUN 2022 (2).pptx
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR  TAHUN 2022 (2).pptxMateri pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR  TAHUN 2022 (2).pptx
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR TAHUN 2022 (2).pptx
 
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR TAHUN 2022 (edit).pptx
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR  TAHUN 2022 (edit).pptxMateri pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR  TAHUN 2022 (edit).pptx
Materi pemaparan sakip DISKOP- UM KAB. BLITAR TAHUN 2022 (edit).pptx
 
MATERI_PAK_IBA.pptx
MATERI_PAK_IBA.pptxMATERI_PAK_IBA.pptx
MATERI_PAK_IBA.pptx
 
Evaluasi IKPA POLRI 18 04 2021 r1 (1).pptx
Evaluasi IKPA POLRI 18 04 2021 r1 (1).pptxEvaluasi IKPA POLRI 18 04 2021 r1 (1).pptx
Evaluasi IKPA POLRI 18 04 2021 r1 (1).pptx
 
Review pelaksanaan anggaran 2012
Review pelaksanaan anggaran 2012Review pelaksanaan anggaran 2012
Review pelaksanaan anggaran 2012
 
Bappenas sosialisasi juknis dak 2012 9 jan
Bappenas   sosialisasi juknis dak 2012 9 janBappenas   sosialisasi juknis dak 2012 9 jan
Bappenas sosialisasi juknis dak 2012 9 jan
 

More from Randy Wrihatnolo

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriRandy Wrihatnolo
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Randy Wrihatnolo
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Randy Wrihatnolo
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Randy Wrihatnolo
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Randy Wrihatnolo
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPRandy Wrihatnolo
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisRandy Wrihatnolo
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Randy Wrihatnolo
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupHasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupRandy Wrihatnolo
 
Teknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanTeknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanManajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)Randy Wrihatnolo
 

More from Randy Wrihatnolo (20)

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
 
Tips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFPTips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFP
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana Menulis
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
 
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja PembangunanManajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
Manajemen Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan HidupHasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
Hasil Diskusi Pokja IV Lingkungan Hidup
 
Teknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan PembangunanTeknik Perencanaan Pembangunan
Teknik Perencanaan Pembangunan
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
 
Manajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi PembangunanManajemen Evaluasi Pembangunan
Manajemen Evaluasi Pembangunan
 
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
Isu-isu Perencanaan Pembangunan (Perspektif Manajamen Pembangunan Nasional)
 

Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan

  • 1. Sekretariat Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Laporan Serial Pemantauan Kuartal III Tahun 2012 Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan MP3EI di Kawasan Perhatian Investasi Koridor Ekonomi Kalimantan Divisi Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Sekretariat KP3EI Oktober 2012 1
  • 2. Bab Pendahuluan 1 Koridor Ekonomi Kalimantan merupakan bagian dari pilar penopang ekonomi bangsa yang memiliki tema pembangunan “Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional”. Penetapan Koridor Ekonomi Kalimantan sebagai pilar energi nasional tidak terlepas dari potensi migas dan batubara yang dimiliki koridor ekonomi ini. Selain itu, Koridor Ekonomi Kalimantan juga menyimpan kekayaan alam yang berpotensi untuk dikembangkan, misalnya: besi baja, bauksit, kelapa sawit, dan perkayuan. Keunggulan komparatif Koridor Ekonomi Kalimantan yang terletak pada kekayaan alam terbarukan dan non terbarukan berpotensi menjadi daya ungkit perekonomian bangsa. Melalui keunggulan komparatif dan pengembangan prioritas pada sejumlah kegiatan ekonomi utama dan pengembangan konektivitas di koridor ini, diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi di koridor ekonomi ini. Dengan mengembangkan sektor utama yang menjadi potensi dari koridor ekonomi ini, diharapkan percepatan dan perluasan perekonomian di koridor ini semakin kuat, sehingga posisi Koridor Ekonomi Kalimantan mampu memberikan efek positif bagi berkembangnya koridor ekonomi lain. Dari beberapa prioritas tersebut, secara umum dapat dilihat kinerja kegiatan ekonomi utama menurut Kawasan Perhatian Investasi yang merupakan domain dari sentra produksi (lihat Tabel 1). Laporan Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan MP3EI Kuartal III Tahun 2012 ini disusun ketika pelaksanaan MP3EI pada tahun 2012 telah memasuki bulan ke-9 di tahun 2012. Laporan ini berisikan perkembangan pencapaian fisik dan realisasi investasi sampai September 2012. Dalam laporan ini disampaikan pula ulasan tentang kinerja kegiatan ekonomi utama pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI) serta perkembangan kegiatan pendukungnya. Kinerja kegiatan dinilai berdasarkan faktor-faktor pendukung di tiap pelaksanaan kegiatan. 2
  • 3. Bab Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja Menurut KPI 2 Dalam Koridor Ekonomi Kalimantan, terdapat beberapa kegiatan ekonomi utama yang telah dikembangkan di 36 KPI. Dalam setiap KPI tersebut dikembangkan satu atau lebih kegiatan ekonomi utama. Kegiatan ekonomi utama di koridor ekonomi yang dilakukan dalam KPI tersebut adalah migas, batubara, besi baja, bauksit, kelapa sawit, dan perkayuan. Tidak hanya itu, di tiap-tiap KPI dilaksanakan pula beberapa kegiatan pendukung meliputi proyek- proyek infrastruktur seperti infrastruktur bandara, pelabuhan, kereta api, jalan, energi, bendungan, ICT, pendukung transportasi, utilitas air, pendukung energi, dan pengembangan lahan. Sampai dengan bulan September 2012, laporan ini telah mengidentifikasi perkembangan pelaksanaan kegiatan dan kinerja di tiap KPI. Kegiatan ekonomi utama pada koridor ini mencakup berbagai kegiatan ekonomi strategis di tiap kawasan. Berdasarkan data yang dapat dihimpun, laporan ini dapat menginformasikan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan kinerja KPI yang sudah berjalan sampai bulan September 2012.  Dari 36 KPI, terdapat 21 KPI yang perkembangan pencapaian pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya telah mencapai hampir 100 persen dan telah merealisasikan investasinya lebih dari 50 persen. Dengan perkembangan kinerja demikian, maka KPI-KPI tersebut dapat diharapkan memberikan kontribusi yang cukup pada pertumbuhan ekonomi wilayah.  Sisanya terdapat 15 KPI yang perkembangan pencapaian pelaksanaan kegiatan ekonomi utamanya belum menampakan realisasi investasi dengan kinerja demikian diduga cenderung bermasalah. Untuk lebih jelas perhatikan tabel 1. 3
  • 4. Tabel 1. Kompilasi Hasil Pemantauan Terhadap Perkembangan KPI Per Kuartal III Tahun 2012 (Q3/2012) Menurut Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi di Koridor Ekonomi Kalimantan. Pencapaian Realisasi Investasi Tingkat No Urut KPI Prioritas Q3/2012 (%) Q3/2012 (%) Kinerja 1 KPI MURUNG RAYA 100,0% 100,0% 1,00 2 KPI MEMPAWAH 100,0% 100,0% 1,00 3 KPI PENAJAM PASER UTARA 100,0% 100,0% 1,00 4 KPI BALANGAN 100,0% 100,0% 1,00 5 KPI TABALONG 100,0% 100,0% 1,00 6 KPI KOTABARU 100,0% 99,4% 0,99 7 KPI BENGKAYANG 100,0% 97,4% 0,97 8 KPI BALIKPAPAN 100,0% 91,8% 0,92 9 KPI SANGGAU 100,0% 89,5% 0,89 10 KPI TANAH BUMBU 100,0% 89,2% 0,89 11 KPI BARITO 100,0% 86,7% 0,87 12 KPI SUKAMARA 100,0% 78,3% 0,78 13 KPI KUTAI TIMUR 100,0% 76,2% 0,76 14 KPI KETAPANG 100,0% 73,9% 0,74 15 KPI TANAH LAUT 80,0% 48,6% 0,39 16 KPI BONTANG 60,0% 42,4% 0,25 17 KPI BANJAR 100,0% 23,8% 0,24 18 KPI KAPUAS 100,0% 10,5% 0,10 19 KPI PONTIANAK 50,0% 8,3% 0,04 20 KPI KUTAI KERTANEGARA 100,0% 3,0% 0,03 21 KPI KOTAWARINGIN BARAT 100,0% 2,7% 0,03 22 KPI BERAU 0,0% 0,0% 0,00 23 KPI RAPAK dan GANAL 0,0% 0,0% 0,00 24 KPI KUTAI BARAT 0,0% 0,0% 0,00 25 KPI BULUNGAN 0,0% 0,0% 0,00 26 KPI KOTAWARINGIN TIMUR 0,0% 0,0% 0,00 27 KPI KAPUAS HULU 0,0% 0,0% 0,00 28 KPI SINTANG 0,0% 0,0% 0,00 29 KPI LAMANDAU 0,0% 0,0% 0,00 30 KPI LANDAK 0,0% 0,0% 0,00 31 KPI SAMBAS 0,0% 0,0% 0,00 32 KPI MELAWI 0,0% 0,0% 0,00 33 KPI PENAJAM PASER 0,0% 0,0% 0,00 34 KPI KATINGAN 0,0% 0,0% 0,00 35 KPI SERUYAN 0,0% 0,0% 0,00 36 KPI KUBU 0,0% 0,0% 0,00 4
  • 5. Sementara, apabila kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI dilihat secara rangking dan dibandingkan dengan perkembangan pada Kuartal sebelumnya, maka laporan ini menyimpulkan bahwa hanya ada 1 KPI (KPI Murung Raya) yang mengalami perkembangan status kinerja pencapaian dan realisasi investasi selama Kuartal III Tahun 2012. Karena kontribusi dari proyek Pembangunan HTI karet di Santilik dan Puruk Cahu, Kalimantan Tengah di KPI Murung Raya relatif sangat kecil dibanding dengan total nilai investasi atau hanya sekitar 0,03 persen, maka tidak berdampak signifikan terhadap perubahan kinerja pencapaian KPI tersebut. Informasi lebih lanjut dari rangking kinerja pencapaian dan realisasi investasi pada tiap KPI menurut pencapaian dan penyerapan dapat dilihat pada Grafik 1 di bawah. Grafik 1. Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal II Tahun 2012 di banding dengan Ranking Kinerja Kegiatan Ekonomi Seluruh KPI Per Kuartal III Tahun 2012 Menurut Pelaksanaan Kegiatan dan Realisasi Investasi di Koridor Ekonomi Kalimantan. 5
  • 6. Bab Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja Menurut Kegiatan-Kegiatan 3 3.1. KPI Kutai Timur Batubara, kelapa sawit, dan perkayuan merupakan kegiatan ekonomi utama pada KPI Kutai Timur. Nilai investasi dari kegiatan ekonomi utama tersebut mencapai Rp. 54.344 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor batubara, kelapa sawit dan perkayuan di KPI Kutai Timur, diperlukan pengembangan infrastruktur. Rencana pembangunan infrastruktur berbasis kawasan merupakan pilihan strategis yang memberikan peluang besar bagi KPI Kutai Timur untuk terus berkembang. Pembangunan kawasan industri dan pelabuhan internasional (KIPI) Maloy menjadi bukti dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam merealisasikan percepatan pembangunan ekonomi. Keberadaan (KIPI) Maloy menjadi gerbang pembangunan ekonomi Kalimantan Timur dan Pulau Kalimantan pada umumnya. Pembangunan berbasis kawasan di KPI Kutai Timur ikut mendukung pelaksanaan investasi, sektor riil di KPI Rapak dan Ganal. Aktivitas ekonomi pada sektor migas di KPI Rapak dan Ganal yang nilai investasinya mencapai Rp.70.000 milyar akan sangat terbantu dengan pembangunan infrastruktur di KPI Kutai Timur, akses dan aktivitas ekonomi dapat dilakukan dengan biaya yang relatif murah. Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Kutai Timur yang berfokus pada sektor batubara, kelapa sawit dan perkayuan hanya terdapat dua proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilaporkan bahwa 2 proyek utama yaitu Proyek Eksplorasi penambangan batubara Muara Wahau (Pembangunan Integrated Infrastructure Mining and Industry) di Kutai Timur, dan Peningkatan Kapasitas Produksi Batubara s.d 70 juta ton/tahun PT Kaltim Prima Coal yang mempunyai kontribusi besar dalam investasi di KPI Kutai Timur mencapai 76 persen dari total nilai investasi di KPI Kutai Timur atau senilai Rp 41.410 milliar. Proyek ini secara resmi dibangun dan telah groundbreaking. 3.2. KPI Murung Raya Industri perkayuan dan batubara merupakan kegiatan ekonomi utama di KPI Murung Raya. Batubara dari KPI ini tergolong memiliki keunggulan pada kalori, sehingga kontribusi dari sektor ini dapat dikatakan terbesar. Total nilai investasi dari kedua kegiatan ekonomi utama tersebut mencapai Rp. 76.521 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan industri perkayuan dan batubara berkalori tinggi di KPI Murung Raya, diperlukan pengembangan infrastruktur pendukung. Namun sampai saat ini, mengenai rencana pengembangan infrastruktur pendukung belum dapat teridentifikasi. Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Murung Raya ini yang fokus pada industri perkayuan dan batubara meliputi dua proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 2 di bawah ini. 6
  • 7. Grafik 2 Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Murung Raya, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Proyek Pengembangan Batubara Metallurgical (IndoMet Coal) (76.500M) Pembangunan HTI karet di Santilik dan Puruk Cahu (Kalimantan Tengah) (21M) 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00% Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi terbesar dalam investasi di KPI Murung Raya adalah (1) Proyek Pengembangan Batubara Metallurgical (IndoMet Coal) yaitu hampir 99 persen dari total nilai investasi. Dan saat ini proyek tersebut telah groundbreaking. Kemudian, proyek Pembangunan HTI karet di Santilik dan Puruk Cahu (Kalimantan Tengah) yang sebelumnya groundbreaking saat ini telah operasi. 3.3. KPI Tanah Laut KPI Tanah Laut mempunyai kegiatan ekonomi utama perkebunan kelapa sawit, perkayuan, batubara dan besi baja. Nilai investasi dari kegiatan perkebunan kelapa sawit, perkayuan, batubara dan besi baja tersebut mencapai Rp 3.312 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan perkebunan kelapa sawit, perkayuan, batubara dan besi baja di KPI Tanah Laut, diperlukan pengembangan infrastruktur pelabuhan, jalan, dan energi (Pembangunan PLTU). Nilai investasi untuk pengembangan pendukungnya mencapai Rp 587 miliar. Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Tanah Laut ini yang fokus pada perkebunan kelapa sawit, perkayuan, batubara dan besi baja meliputi 8 proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 3 di bawah ini. 7
  • 8. Grafik 3 Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Tanah Laut, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Industri hulu besi baja, Rotary kiln sponge iron plant/iron ore (1500M) CPP OLC West Mulia (597M) Kab. Tanah Laut Asam-asam CPP dan OLC (418M) NPLCT (North Pulau Laut Coal Terminal) - CBU (Continous Barge… Pengelolaan HTI di Pelaihari – Kalsel (228M) Pengembangan Industri besi dan baja dasar Kab. Tanah Laut, Kalsel (100M) Pembangunan HTI Batu Ampar (78.32M, GB) Peningkatan kapasitas Pabrik Minyak Sawit Pelaihari dari 30 menjadi… 0% 10% 20% 30% 40% 50% Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa proyek yang berkontribusi terbesar dalam investasi di KPI Tanah Laut adalah Industri hulu besi baja, Rotary kiln sponge iron plant/iron. Proyek tersebut memiliki kontrubusi dalam investasi sebesar 45 persen dari total nilai investasi. Sementara itu terdapat 4 proyek yang nilai investasinya mencapai 51 persen dari total nilai investasi di KPI Tanah Laut. Keempat proyek tersebut semua baru terdaftar dan sebagian besar belum tervalidasi. 3.4. KPI Bontang KPI Bontang mempunyai kegiatan ekonomi utama sektor lain dan tembaga. Nilai investasi dari kegiatan sektor lain dan tembaga tersebut mencapai Rp 36.505 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor lain dan tembaga di KPI Bontang, diperlukan pengembangan infrastruktur pelabuhan, jalan, dan bandara. Nilai investasi untuk pengembangan pendukungnya mencapai Rp 1.939 miliar. Perkembangan pelaksanaan dan kinerja kegiatan ekonomi utama di KPI Bontang ini yang fokus pada sektor lain dan tembaga meliputi 7 proyek utama, dan adapun perkembangan status sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilihat dalam grafik 4 di bawah ini. 8
  • 9. Grafik 4 Kinerja Kegiatan Ekonomi Utama KPI Bontang, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga di… Industri pupuk buatan tunggal hara makro primer, Bontang Kaltim (10430M) Pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim V di Bontang, Kalimantan Timur (5400M,… Industri Kimia dasar organik yang bersumber dari minyak dan gas bumi (industri… Pembangunan Pabrik Amonium Nitrat (3150M)* Industri Bahan Peledak (342.90M, GB) Pembangunan Pabrik EGAN (342M) 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% Berdasarkan informasi data yang ada, dapat dilaporkan bahwa Proyek Pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga di Bontang, Pembangunan Pabrik EGAN, dan Pembangunan Pabrik Amonium Nitrat mempunyai kontribusi dalam investasi di KPI Bontang, yaitu sebesar 42 persen dari total nilai investasi di KPI Bontang atau senilai Rp 15.492 milliar. Proyek ini secara resmi telah dibangun dan telah beroperasi. Sementara itu terdapat 4 proyek yang nilai investasinya mencapai 58 persen dari total nilai investasi di KPI Bontang. Keempat proyek tersebut semua baru terdaftar dan sebagian kecil belum tervalidasi. 3.5. KPI Tanah Bumbu KPI Tanah Bumbu mempunyai kegiatan ekonomi utama sektor perkayuan, kelapa sawit, besi baja dan batubara. Nilai investasi dari kegiatan sektor perkayuan, kelapa sawit, besi baja dan batubara tersebut mencapai Rp 3.789 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor perkayuan, kelapa sawit, besi baja dan batubara di KPI Tanah Bumbu, diperlukan pengembangan infrastruktur pembangunan PLTA, perbaikan jalan, dan peningkatan pelabuhan. Nilai investasi untuk pengembangan pendukungnya mencapai Rp 11.085 miliar. Pengembangan kegiatan ekonomi utama di KPI Tanah Bumbu ini yang fokus sektor perkayuan, kelapa sawit, besi baja dan batubara meliputi lima proyek utama, yaitu: (1) Pengembangan HTI di Tanah Bumbu – Kalsel, (2) Pembangunan infrastruktur kawasan industri Batulicin : perbaikan jalan KODEKO (5 km dari Meratus) yang rusak, pembangunan dan peningkatan kapasitas pelabuhan jeti, pembangunan pembangkit listrik, (3) Eksplorasi dan produksi Batu Bara di Batulicin, (4) (15,000 TPY Direct Reduction Rotary Kiln Plant, Kalimantan Ironmaking Projrect, dan (5) Pembangunan CRF Batu Licin. Berdasarkan data yang ada, laporan ini menginformasikan bahwa Proyek Pembangunan infrastruktur kawasan industri Batulicin: perbaikan jalan KODEKO (5 km dari Meratus) yang rusak, pembangunan dan peningkatan kapasitas pelabuhan jeti, pembangunan pembangkit listrik, Eksplorasi dan produksi Batu Bara di Batulicin, dan (15,000 TPY Direct Reduction 9
  • 10. Rotary Kiln Plant, Kalimantan Ironmaking Projrect yang mempunyai kontribusi dalam investasi di KPI Tanah Bumbu sebesar 89 persen dari total nilai investasi di KPI Tanah Bumbu atau senilai Rp 3.381 milliar. Proyek ini secara resmi dibangun dan telah beroperasi. Sementara itu, dua proyek lain yang nilai investasinya 11 persen dari total nilai investasi di KPI Tanah Bumbu. Proyek tersebut belum tervalidasi. 3.6. KPI Sanggau KPI Sanggau mempunyai kegiatan ekonomi utama sektor kelapa sawit dan bauksit. Nilai investasi dari kegiatan sektor kelapa sawit dan bauksit tersebut mencapai Rp 5.028 miliar. Adapun untuk mendukung perkembangan sektor kelapa sawit dan bauksit di KPI Sanggau, diperlukan pengembangan infrastruktur terkait dengan pembangunan jembatan Tayan. Nilai investasi untuk pengembangan pendukungnya mencapai Rp 623 miliar. Pada dasarnya pembangunan ekonomi di KPI Sanggau memiliki integrasi dengan KPI Kapuas Hulu dan KPI Sintang. Pembangunan rel kereta api dari Kalimantan Barat menuju Kalimantan Timur membuka akses transportasi yang dapat mendukung kegiatan investasi riil diketiga KPI tersebut. KPI Kapuas Hulu sendiri memiliki nilai investasi riil sebesar Rp 2.647 miliar dan KPI Sintang senilai Rp 319 miliar. Pengembangan kegiatan ekonomi utama di KPI Sanggau ini yang fokus sektor kelapa sawit dan bauksit meliputi tujuh proyek utama, yaitu: (1) Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kasar dari nabati Kab. Sanggau, Kalbar, (2) Investasi tambahan tanaman baru kelapa sawit Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, (3) Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kasar dari nabati Kabupaten Sanggau, (4) Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kasar dari nabati Kabupaten Sanggau, (5) Tanaman baru kelapa sawit 1,800 ha di Kembayan, (6) Peningkatan kapasitas Pabrik Minyak Sawit Rimba Belian dari 30 menjadi 60 ton per jam, dan (7) Pembangunan dan Operasional Pabrik CGA Alumina di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (CGA Project). Kapasitas produksi: 300.000 Ton/Tahun). Berdasarkan data yang ada, laporan ini menginformasikan bahwa Proyek Pembangunan dan Operasional Pabrik CGA Alumina di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (CGA Project). Kapasitas produksi: 300.000 Ton/Tahun) yang mempunyai kontribusi terbesar dalam investasi di KPI Sanggau senilai 89 persen dari total nilai investasi di KPI Sanggau atau senilai Rp 4.500 milliar. Proyek ini secara resmi dibangun dan telah beroperasi. Sementara itu, 7 proyek lain yang nilai investasinya 11 persen dari total nilai investasi di KPI Sanggau. Proyek tersebut belum tervalidasi. 10
  • 11. Bab Perkembangan Pelaksanaan dan Kinerja Menurut Kegiatan Pendukung 4 Bandara merupakan salah satu infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi utama di Koridor Ekonomi Kalimantan. Berdasarkan informasi dari data yang diperoleh, sampai dengan Kuartal III Tahun 2012 dapat dilaporkan bahwa untuk kebutuhan infrastruktur di Koridor Ekonomi Kalimantan terdapat 4 kebutuhan infrastruktur bandara yang teridentifikasi. Untuk kebutuhan infrastruktur terbesar adalah Bandara Balikpapan-Kaltim (Validasi Kemenhub: Total Investasi 1600 M) dan Percepatan pembangunan bandara Samarinda baru, Pengembangan Destinasi Pulau Parai Kumala – Tenggarong (Total Investasi 1200 M). Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 5 berikut ini. Pembangunan Pengarah Arus Bakauheni Sisi Barat Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru Pembangunan dry port/pelabuhan darat di KISMK Satker Sementara Pembangunan Dermaga Penumpang Dumai 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Infrastruktur berikutnya adalah Pelabuhan. Pada Koridor Ekonomi Kalimantan, kebutuhan akan infrastruktur pendukung khususnya pelabuhan dapat diidentifikasi 27 kegiatan pendukung. Apabila dilihat dari hasil identifikasi informasi yang diperoleh, kebutuhan investasi untuk infrastruktur pelabuhan yang paling besar adalah Peningkatan Pelabuhan Laut Batulicin. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 39,23 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur pelabuhan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 6 di bawah ini. 11
  • 12. Grafik 6 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Pelabuhan terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012 Peningkatan Pelabuhan Laut Batulicin Pengembangan kapasitas Pelabuhan… Peningkatan Pelabuhan Laut Trisakti Pembangunan infrastruktur pelabuhan… Perluasan Pelabuhan Angkut Batubara… Pengembangan pelabuhan… Pembangunan Fasilitas Pelabuhan… Pembangunan Faspel Laut Pelaihari-… Pelabuhan Teluk Melano Kalimantan… Pengembangan kapasitas Pelabuhan… Pembangunan Faspel Laut Maloy Pengembangan fasilitas TPK Administrator Pelabuhan Pulang Pisau Kanpel Sei Nyamuk Pelabuhan Tongkang Tanjung Isuy Pelabuhan Tongkang Bangkuang Pelabuhan Tanah Grogot - Kaltim Kanpel Nunukan Pengembangan Pelabuhan Pontianak Pengembangan Pelabuhan Bumiharjo Pengembangan Pelabuhan Samarinda Pengembangan pelabuhan Bagendang Pengembangan pelabuhan Tarakan Pendalaman alur pelayaran Selat Malaka Pembangunan Darmaga wisata Mahakam Pembangunan kapasitas pelabuhan jeti Pengembangan Pelabuhan Pangkalan… 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% Selanjutnya adalah infrastruktur Kereta Api. Pada Koridor Ekonomi Kalimantan, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk Kereta Api dapat diidentifikasi 3 kegiatan pendukung. Dari ke 3 kegiatan pendukung tersebut, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan Jalur Kereta Api Puruk Cahu. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 51 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur Kereta Api. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 7 di bawah. 12
  • 13. Grafik 7 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Kereta Api terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Pembangunan Jalur Kereta Api Puruk Cahu Pembangunan Jalur Kereta Api Puruk Cahu Pembangunan infrastruktur rel kereta api 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Jalan. Pada Koridor Ekonomi Kalimantan, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk jalan dapat diidentifikasi 15 kegiatan pendukung. Kemudian dari keseluruhan kegiatan pendukung tersebut, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan Express Way Samarinda. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 34 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur Jalan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 8 di bawah. 13
  • 14. Grafik 8 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Jalan terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Pembangunan Express Way Samarinda Penanganan Jalan Tj. Selor - Tj. Redeb Pembangunan jembatan Tanjung Ayun- Tarjun Pembangunan Jembatan Pulau Balang Penanganan jalan Sekadau Penanganan Jalan Samarinda Penanganan Jalan batas provinsi KalTeng-Tenggarong Peningkatan jalan dari Sampit Pembangunan Jalan Ketapang Pembangunan Jembatan Tayan Penanganan Jalan Pontianak Hauling Road and Jetty Peningkatan Jalan Strategis Nasional dari Sampit Jalan akses TPK Palaran Perbaikan jalan KODEKO 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% Kebutuhan infrastruktur selanjutnya adalah infrastruktur Energi. Pada Koridor Ekonomi Kalimantan, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk energi dapat diidentifikasi 39 kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung untuk infrastruktur energi dapat dikatakan paling besar diantara infrastruktur lain. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur energi, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pembangunan pembangkit listrik Kalimantan Timur. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 11 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur energi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 10 di bawah ini. 14
  • 15. Grafik 9 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Energi terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Pembangunan pembangkit listrik… Kalimantan Power Plant 700 MW Pembangunan pembangkit listrik… Pembangunan pembangkit listrik… Pembangunan pembangkit listrik… Pembangunan PLTU Mulut Tambang PLTU Kaltim (2x100 MW) Pembangunan PLTU Kaltim PLTU 2 x 65 MW Pembangunan PLTU PT IDMU Pembangunan fasilitas transmisi… PLTU 1 KALTENG (IPP) – Pulang… Pembangunan PLTU Mulut Tambang Pembangunan PLTU Kalsel – Asam-asam Pembangunan PLTGU Bangkanai 120… Pembangunan fasilitas transmisi… PLTU Sampit Pembangunan PLTA Kusan Pembangunan Jaringan Transmisi PLN… Pembangunan Transmisi Tegangan… Pembangunan Jaringan Transmisi… Pembangunan PLTU Buntok Pembangunan PLTU Pembangunan PLTU 2 x 3 MW Kuala… Pembangunan power plant 2x2 MW di… Pembangunan fasilitas transmisi… Pembangunan fasilitas transmisi… Pembangunan pembangkit listrik… Pembangunan PLTU Batulicin Pembangunan pembangkit listrik Sewa PLTU 3x50 MW di Asam-asam Pembangunan power plant Pembangunan power plant 2 x 100 MW 0% 5% 10% 15% 15
  • 16. Kebutuhan infrastruktur terakhir adalah infrastruktur air. Pada Koridor Ekonomi Kalimantan, kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk infrastruktur air dapat diidentifikasi 10 kegiatan pendukung. Dari keseluruhan kebutuhan akan infrastruktur air, kebutuhan investasi yang paling besar adalah Pipanisasi Gas Bontang – Semarang. Proyek tersebut akan berkontribusi sekitar 36 persen dari total kebutuhan investasi untuk infrastruktur air. Untuk lebih jelasnya, perhatikan grafik 10 di bawah ini. Grafik 10 Rasio Total Kebutuhan Infastruktur Pendukung Air terhadap Nilai Investasi, Menurut Proyek, Kuartal III Tahun 2012. Proyek Fiber Optic Coverage Pipanisasi Gas Bontang – Semarang Jasa penunjang pertambangan umum Pembangunan infrastruktur serat optik Pembangunan Waduk Wain Pembangunan pipa gas dari Simenggaris Pembangunan Waduk Batu Licin Pembangunan SPAM Kota Pontianak Peningkatan Kapasitas IPA Kota Banjarmasin Pembangunan Intake dan saluran transmisi air baku Palingkau 0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 16
  • 17. Bab Penutup 5 Koridor Ekonomi Kalimantan mencakup 36 KPI/Sentra Produksi yang tersebar di seluruh pulau Kalimantan. Dari total KPI/Sentra Produksi ada 16 KPI/Sentra Produksi yang menjadi prioritas perhatian dari Sekretariat KP3EI. Selain kegiatan ekonomi utama yang terdapat di tiap KPI/Sentra Produksi juga telah teridentifikasi kebutuhan akan infrastruktur pendukung untuk kegiatan ekonomi utama. Dari keseluruhan kebutuhan infrastruktur pendukung dapat dikelompokan menjadi delapan kategori yaitu: energi, air, bandara, jalan, kereta api, dan pelabuhan. Dari seluruh kegiatan ekonomi utama dan kegiatan pendukung yang ada pada Koridor Ekonomi Kalimantan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, bahwa sampai dengan Kuartal III 2012, dari 21 KPI yang telah merealisasikan investasi dan melaksanakan kegiatannya hanya ada satu KPI Murung Raya yang menunjukan peningkatan status perkembangan dan pelaksanaan kinerja kegiatan ekonomi utamanya. Namun demikian, peningkatan status perkembangan hanya 0,03 persen dari keseluruhan kegiatan di KPI tersebut. Kedua, masih tercatat sekitar 15 KPI YANG TIDAK ADA PERKEMBANGANNYA SAMA SEKALI, dari ke 15 KPI tersebut memerlukan perhatian khusus diantaranya terkait dengan persoalan infrastruktur pendukung dan regulasi. --ooOOoo— 17