SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
Download to read offline
HIMPUNAN
(LANJUTAN)
MATEMATIKA
Dian Imami M, S.E., M.M.
PERTEMUAN 2-3
U N I V E R S I T A S S A F I N P A T I
DEFINISI HIMPUNAN (SET)
● Himpunan (set) adalah Kumpulan benda
atau objek yang didefinisikan (diterangkan)
dengan jelas – sehingga jelas
perbedaannya.
● Objek di dalam himpunan disebut elemen,
unsur, atau anggota.
CARA PENYAJIAN HIMPUNAN
● Enumerasi
● Simbol-simbol Baku
● Notasi Pembentuk Himpunan
● Diagram Venn
ENUMERASI
Contoh
- Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.
- Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}.
- C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
- R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
- C = {a, {a}, {{a}} }
- K = { {} }
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
● Keanggotaan
x  A : x merupakan anggota himpunan A;
x  A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
ENUMERASI
Contoh
Misalkan:
A = {1, 2, 3, 4},
R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K = {{}}
Maka:
3  A
5  B
{a, b, c}  R
c  R
{}  K
{}  R
ENUMERASI
Contoh:
Bila P1 = {a, b}, P2 = { {a, b} }, P3 = {{{a, b}}}
Maka,
a  P1
a  P2
P1  P2
P1  P3
P2  P3
ENUMERASI
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ...}
N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ...}
Z = himpunan bilangan bulat ={...,-2, -1, 0, 1, 2,...}
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
S = himpunan semesta
SIMBOL-SIMBOL BAKU
Notasi: { x  syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Contoh:
(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5
A = { x | x adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}
atau
A = { x | x  P, x < 5 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}
(ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah MA 2333}
NOTASI PEMBENTUK HIMPUNAN
Contoh:
Misalkan S = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn:
U
1 2
5
3 6
8
4
7
A B
DIAGRAM VENN
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.
Notasi: n(A) atau A 
Contoh
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20 },
atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka n(B) = 8
(ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka n(T) = 5
(iii)A = {a, {a}, {{a}} }, maka n(A) = 3
KARDINALITAS
Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null set).
Notasi :  atau {}
Contoh
(i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A ={x | x adalah akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, n(A)=0
HIMPUNAN KOSONG
● himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {}
● himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {, {}}
● {} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen
yaitu himpunan kosong.
HIMPUNAN KOSONG
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika
setiap elemen A merupakan elemen dari B.
Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
Notasi: A  B
Diagram Venn: U
A
B
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
Contoh
(i) { 1, 2, 3}  {1, 2, 3, 4, 5}
(ii) {1, 2, 3}  {1, 2, 3}
(iii) N  Z  R  C
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x 0, y  0 } dan
B = { (x, y) | 2x + y < 4, x  0 dan y  0 }, maka B  A.
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai
berikut:
1. A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A  A).
2. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A (  A).
3. Jika A  B dan B  C, maka A  C
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
  A dan A  A, maka dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya
(improper subset) dari himpunan A.
Contoh:
A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan  adalah improper subset dari A.
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
A  B berbeda dengan A  B
A  B → A adalah himpunan bagian dari B tetapi A  B.
A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B.
Contoh:
i. {1} dan {2, 3} adalah proper subset dari {1, 2, 3}
ii. A  B : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan
bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B.
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
Jadi, apa bedanya  dan ?
Simbol "⊆" (Subset) berarti "adalah bagian dari".
Simbol "⊂" (Proper Subset) berarti "adalah himpunan bagian yang
sebenarnya dari".
Sebagai contoh:
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
● Karena semua anggota himpunan A adalah anggota himpunan D, A
adalah himpunan bagian dari D. Secara simbolis ini direpresentasikan
sebagai A ⊆ D.
● Perhatikan bahwa A ⊆ D menyiratkan bahwa n(A) ≤ n(D) (yaitu 3 ≤ 6).
● Perhatikan bahwa A juga merupakan himpunan bagian dari D karena
himpunan D memiliki anggota yang bukan anggota himpunan A (A≠D).
Secara simbolis ini direpresentasikan sebagai A⊂D.
● Perhatikan bahwa A⊂D menyiratkan bahwa n(A) < n(D) (yaitu 3 < 6).
HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
● Karena ada beberapa anggota himpunan C bukan anggota himpunan
D, C bukan subset dari D. Secara simbolis ini direpresentasikan
sebagai C⊄D.
● Karena semua anggota himpunan A adalah anggota himpunan B, A
adalah himpunan bagian dari B. Secara simbolis ini direpresentasikan
sebagai A ⊆ B.
● Meskipun A ⊆ B, karena tidak ada anggota himpunan B yang BUKAN
anggota himpunan A (A = B), A bukan proper subset dari B.
● A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan
elemen A.
● A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah
himpunan bagian dari A.
Jika tidak demikian, maka A  B.
● Notasi : A = B  A  B dan B  A
HIMPUNAN YANG SAMA
Contoh
(i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 }, maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A  B
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jika A = B, maka B = A
(c) jika A = B dan B = C, maka A = C
HIMPUNAN YANG SAMA
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan
hanya jika cardinal atau n(…) dari kedua himpunan tersebut
sama.
Notasi : A ~ B  n(A) = n(B)
Contoh
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B ={ a, b, c, d },
maka A ~ B sebab n(A) = n(B) = 4
HIMPUNAN YANG EKIVALEN
● Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika
keduanya tidak memiliki elemen yang sama.
● Notasi : A // B
● Diagram Venn:
● Contoh 11.
Jika A = { x | x  P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.
U
A B
HIMPUNAN SALING LEPAS
Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu
himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari
A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.
Notasi : P(A) atau 2A
Jika n(A) = m, maka P(A) = 2m.
HIMPUNAN KUASA
Contoh
Jika A = { 1, 2 }
n{A} = 2
Maka,
P(A) = 22 = 4
Dan anggota dari P(A) adalah: { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
HIMPUNAN KUASA
Jika diketahui A = {a, b, c, d, e}
n(A) = 5
Maka: P(A) = 2 = 25 = 32
Himpunan kuasa (bagian) dari A = {a,b,c,d,e} yang mempunyai :
• 0 anggota ada 1 yaitu { }
• 1 anggota ada 5 yaitu {a}, {b}, {c}, {d}, {e}
• 2 anggota ada 10 yaitu {a,b}, {a,c}, {a,d}, {a,e}, {b,c}, b,d}, {b,e}, {c,d, }{c,e}, {d,e}
• 3 anggota ada 10 yaitu {a,b,c}, {a,b,d}, {a,b,e},{a,c,d}, {a,c,e}, {a,d,c}, {b,c,d}, {b,c,e}, {b,d,e},
{c,d,e}
• 4 anggota ada 5 yaitu {a,b,c,d}, {a,b,c,e}, {a,b,d,e}, {a,c,d,e}, {b,c,d,e}
• 5 anggota ada 1 yaitu {a,b,c,d,e}
jadi anggota himpunan kuasa dari A = {a, b, c, d, e} adalah:
{ }, {a}, {b}, {c}, {d}, {e}, {a,b}, {a,c}, {a,d}, {a,e}, {b,c}, b,d}, {b,e}, {c,d, }{c,e}, {d,e}, {a,b,c},
{a,b,d}, {a,b,e},{a,c,d}, {a,c,e}, {a,d,c}, {b,c,d}, {b,c,e}, {b,d,e}, {c,d,e}, {a,b,c,d}, {a,b,c,e},
{a,b,d,e}, {a,c,d,e}, {b,c,d,e}, {a,b,c,d,e}.
HIMPUNAN KUASA
Contoh Soal
a. Irisan (intersection)
b. Gabungan (union)
c. Komplemen (complement)
d. Selisih (difference)
e. Beda Setangkup (Symmetric Difference)
f. Perkalian Kartesian (cartesian product)
OPERASI HIMPUNAN
Notasi : A  B = { x  x  A atau x  B }
Contoh
1) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 },
maka A  B = { 2, 5, 7, 8, 22 }
2) A  = A
GABUNGAN (UNION)
Notasi : A  B = { x  x  A dan x  B }
IRISAN (INTERSECTION)
Contoh
1) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},
maka A  B = {4, 10}
2) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 },
maka A  B = .
Artinya: A // B
Notasi : AC = { x  x  U, x  A }
Contoh
Misalkan S = { 1, 2, 3, ..., 9 },
● jika A = {1, 3, 7, 9}, maka AC = {2, 4, 5, 6, 8}
● jika A = { x | x < 9, x  Bilangan Genap, }, maka
AC = { 1, 3, 5, 7 }
KOMPLEMEN (COMPLEMENT)
Contoh
Misalkan:
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu
“mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri”
→ (E  A)  (E  B) atau E  (A  B)
“semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya kurang
dari Rp 100 juta”
→ A ∩ C ∩ D
“semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta”
→ 𝐂 ∩ 𝐃 ∩ 𝐁
KOMPLEMEN (COMPLEMENT)
Notasi : A – B = { x  x  A dan x  B } = A  𝐵
Contoh
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 },
maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A = 
(ii) {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5},
tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}
SELISIH (DIFFERENCE)
Notasi: A  B = (A  B) – (A  B) = (A – B)  (B – A)
Contoh
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 },
maka A  B = { 3, 4, 5, 6 }
BEDA SETANGKUP (SYMMETRIC DIFFERENCE)
Contoh:
Misalkan
S = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang akan mahasiswa mendapat:
● nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80,
● nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan
● mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.
Maka:
“Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P  Q
“Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P  Q
“Semua mahasiswa yang mendapat nilai C” : S – (P  Q)
BEDA SETANGKUP (SYMMETRIC DIFFERENCE)
TEOREMA:
Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:
(a) A  B = B  A → (hukum komutatif)
(b) (A  B )  C = A  (B  C ) → (hukum asosiatif)
BEDA SETANGKUP (SYMMETRIC DIFFERENCE)
Notasi: A  B = {(a, b)  a  A dan b  B }
Contoh:
1) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b },
maka C  D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
2) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
A  B = himpunan semua titik di bidang datar
PERKALIAN KARTESIAN
(CARTESIAN PRODUCT)
▪ Jika A dan B merupakan himpunan berhingga,
maka: n(A  B) = n(A) . n(B)
▪ Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan
kata lain (a, b)  (b, a).
▪ Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A  B  B  A
dengan syarat A atau B tidak kosong.
▪ Jika A =  atau B = , maka A  B = B  A = 
PERKALIAN KARTESIAN
(CARTESIAN PRODUCT)
Contoh :
Misalkan
A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n = nasi goreng, m =
mie rebus }
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es dawet }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari
kedua himpunan di atas?
Jawab:
4 x 3 = 12
Yaitu: {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t),
(m, d)}.
PERKALIAN KARTESIAN
(CARTESIAN PRODUCT)
Contoh :
Daftarkan semua anggota himpunan berikut:
(a) P() (b)   P() (c) {} P() (d) P(P({3}))
Penyelesaian:
a) P() = {}
b)   P() = 
(ket: jika A =  atau B =  maka A  B = )
c) (c) {} P() = {}  {} = {(,)}
a) (d) P(P({3})) = P({ , {3} }) = {, {}, {{3}}, {, {3}} }
PERKALIAN KARTESIAN
(CARTESIAN PRODUCT)
Tujuan dari perampatan operasi himpunan adalah untuk himpunan yang
banyak dan kemudian dioperasikan dengan operasi yang sama, maka kita
dapat menuliskan bentuk dari operasi tersebut menjadi lebih sederhana.
PERAMPATAN OPERASI HIMPUNAN

n
i
i
n
A
A
A
A
1
2
1
...
=
=




n
i
i
n
A
A
A
A
1
2
1
...
=
=



i
n
i
n
A
A
A
A 1
2
1
... =

=



i
n
i
n
A
A
A
A 1
2
1
... =

=



Contoh:
A  (B1  B2  ...  Bn) = (A  B1)  (A  B2)  ... (A  Bn)
𝐴 ∩ ራ
𝑖=1
𝑛
𝐵𝑖 = ራ
𝑖=1
𝑛
(𝐴 ∩ 𝐵𝑖)
PERAMPATAN OPERASI HIMPUNAN
Prinsip dualitas adalah dua konsep yang berbeda dapat
dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang
benar.
PRINSIP DUALITAS
Contoh: AS → kemudi mobil di kiri depan
Indonesia→ kemudi mobil di kanan depan
Peraturan:
(a) di Amerika Serikat,
● mobil harus berjalan di bagian kanan jalan,
● pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului,
● bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung
(b) di indonesia
● mobil harus berjalan di bagian kiri jalan,
● pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului,
● bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung
● Prinsip dualitas:
Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara
tersebut sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi
berlaku pula di Indonesia.
PRINSIP DUALITAS
Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan
himpunan dan operasi-operasi seperti ,  , dan komplemen.
Jika Sd diperoleh dari S dengan mengganti  →  ,  →  ,
Ø → S, S → Ø , sedangkan komplemen dibiarkan seperti
semula, maka kesamaan Sd juga benar dan disebut dual dari
kesamaan S.
PRINSIP DUALITAS
● Hukum identitas:
○ A  Ø = A
○ A  S = A
● Hukum null / dominasi:
○ A  Ø = Ø
○ A  S = S
● Hukum komplemen:
○ A  Ā = S
○ A  Ā = Ø
HUKUM-HUKUM HIMPUNAN
DALAM PRINSIP DUALITAS
● Hukum idempoten:
○ A  A = A
○ A  A = A
● Hukum involusi:
○ (𝐴) = A
● Hukum penyerapan (absorpsi):
○ A  (A  B) = A
○ A  (A  B) = A
HUKUM-HUKUM HIMPUNAN
DALAM PRINSIP DUALITAS
● Hukum komutatif:
○ A  B = B  A
○ A  B = B  A
● Hukum asosiatif:
○ A  (B  C) = (A  B)  C
○ A  (B  C) = (A  B)  C
HUKUM-HUKUM HIMPUNAN
DALAM PRINSIP DUALITAS
● Hukum distributif:
○ A  (B  C) = (A  B)  (A  C)
○ A  (B  C) = (A  B)  (A  C)
● Hukum De Morgan:
○ 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐴 ∪ 𝐵
○ 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐴 ∩ 𝐵
HUKUM-HUKUM HIMPUNAN
DALAM PRINSIP DUALITAS
● Hukum 0/1
○ ∅ = U
○ U = 
HUKUM-HUKUM HIMPUNAN
DALAM PRINSIP DUALITAS
● Untuk dua himpunan A dan B:
○ n(A  B) = n(A) + n(B) – n(A  B )
○ n(A  B) = n(A) + n(B) – 2.n(A  B)
● Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C, berlaku
○ A  B  C = A + B + C – A  B – A  C – B  C + A  B  C
PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
Contoh:
Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 20 yang habis dibagi 3 atau 5?
Penyelesaian:
n(A) = 20/3 = 6, A = { 3, 6, 9, 12, 15,18 }
n(B) = 20/5 = 4, B = { 5, 10, 15, 20 }
n(A  B) = 20/15 = 1
n(A  B) = n(A) + n(B) – n(A  B) = 6 + 4 – 1 = 9
Jadi, ada 9 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5.
A  B = { 3, 5, 6, 9, 10, 12, 15,18, 20 }
PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian
tidak kosong A1, A2, … dari A sedemikian sehingga:
○ A1  A2  … = A, dan
○ Ai  Aj =  untuk i  j
Contoh :
Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8},
maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah salah satu bentuk partisi A.
PARTISI
Himpunan {1, 2, 3} mempunya 5 bentuk partisi, yaitu:
● { {1}, {2}, {3} },
● { {1, 2}, {3} },
● { {1, 3}, {2} },
● { {1}, {2, 3} },
● { {1, 2, 3} },
PARTISI
● Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus
berbeda) disebut himpunan ganda (multiset).
misal : {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {}.
● Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda
adalah jumlah kemunculan elemen tersebut pada himpunan
ganda. Contoh: M = { 0, 1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 }, multiplisitas 0
adalah 4.
HIMPUNAN GANDA (MULTISET)
● Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu
multiset, yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap
elemennya adalah 0 atau 1.
● Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sebagai
kardinalitas himpunan padanannya (ekivalen), dengan
mengasumsikan elemen-elemen di dalam multiset semua
berbeda.
HIMPUNAN GANDA
OPERASI ANTARA DUA BUAH MULTISET
Misalkan P dan Q adalah multiset:
● P  Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan
multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c },
P  Q = { a, a, a, b, c, c, d, d }
● P  Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan
multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c }
P  Q = { a, a, c }
HIMPUNAN GANDA
OPERASI ANTARA DUA BUAH MULTISET
HIMPUNAN GANDA
Misalkan P dan Q adalah multiset:
● P – Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan
multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q,
jika selisihnya positif.
Namun jika selisihnya nol atau negative, maka multiplisitas element dari
himpunan P – Q sama dengan 0
Contoh:
P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e } dan Q = { a, a, b, b, b, c, c, d, d, f }
maka, P – Q = { a, e }
dan Q - P = { b, c, f }
Misalkan P dan Q adalah multiset:
● P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan
ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama
dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q.
Contoh: P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d },
P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }
OPERASI ANTARA DUA BUAH MULTISET
HIMPUNAN GANDA
Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn
Contoh:
Misalkan A, B, dan C adalah himpunan.
Buktikan A  (B  C) = (A  B)  (A  C) dengan diagram Venn.
Bukti:
A  (B  C) (A  B)  (A  C)
PEMBUKTIAN PERNYATAAN
PERIHAL HIMPUNANAN
Pembuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan
Contoh:
Misalkan A, B, dan C adalah himpunan.
Buktikan bahwa A  (B  C) = (A  B)  (A  C).
PEMBUKTIAN PERNYATAAN
PERIHAL HIMPUNANAN
A B C B  C A  (B  C) A  B A  C (A  B)  (A  C)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
𝐵
Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan.
Misalkan A dan B himpunan.
Buktikan bahwa (A  B)  (A  𝑩 ) = A
Bukti:
(A  B)  (A  𝑩 ) = A  (B  𝑩 ) (Hukum distributif)
= A  S (Hukum komplemen)
= A (Hukum identitas)
PEMBUKTIAN PERNYATAAN
PERIHAL HIMPUNANAN
Pembuktian dengan menggunakan definisi
Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang
tidak berbentuk kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi.
Biasanya di dalam implikasi tersebut terdapat notasi himpunan bagian (
atau ).
PEMBUKTIAN PERNYATAAN
PERIHAL HIMPUNANAN
Contoh :
Misalkan A dan B himpunan.
Jika A  B =  dan A  (B  C) maka A  C. Buktikan!
Bukti:
Dari definisi himpunan bagian,
P  Q jika dan hanya jika setiap x  P juga  Q.
Misalkan x  A. Karena A  (B  C),
maka dari definisi himpunan bagian, x juga  (B  C). (i)
Dari definisi operasi gabungan (), x  (B  C) berarti x  B atau x  C.
Karena x  A dan A  B = ,
maka x  B (ii)
Dari (i) dan (ii), x  C harus benar. Karena x  A juga berlaku x  C,
maka dapat disimpulkan A  C .
PEMBUKTIAN PERNYATAAN
PERIHAL HIMPUNANAN
● Dalam teori himpunan klasik, sebuah himpunan harus
didefinisikan dengan jelas (well-defined).
A = { x ∈ Z | x kurang dari 10}
A = { 1, 2, 3, ….,9}
● Dalam teori himpunan fuzzy, batasan-batasan yang ada dalam
suatu himpunan fuzzy lebih bersifat samar.
B = {x ∈ Z | x adalah bilangan yang cukup besar}
HIMPUNAN FUZZY
● Jika property bersifat samar (fuzzy), maka setiap anggota S
mempunyai bobot keanggotaan.
● Bobot keanggotaan menyatakan seberapa benar anggota S
tersebut memenuhi properti. Dalam penyajian enumerasi, setiap
anggota S diberi bobot keanggotaan himpunan tersebut. Biasanya
yang bobotnya 0 tidak didaftar, kecuali untuk keperluan tertentu.
● Bobot biasanya merupakan bilangan dalam interval [0, 1].
HIMPUNAN FUZZY
● Misal didefinisikan sebuah himpunan :
A= 𝑥 ∈ Ζȁ𝑥 bilangan yang cukup besar
● Pengertian bilangan cukup besar di sini sangat relatif.
○ Misal bilangan 1.000, sejauh mana orang secara umum bisa mengatakan
bahwa bilangan 1.000 ini termasuk bilangan yang cukup besar?
○ Untuk itu diperlukan bobot yang merepresentasikan sejauh mana
bilangan 1.000 ini bisa dikatakan cukup besar.
○ Jika kita mendefinisikan bobot keanggotaan bilangan 1.000 sebesar 1,
maka kita juga bisa mendefinisikan bobot bilangan asli yang lain.
○ Misal:
HIMPUNAN FUZZY
➢ 100 bobotnya 0.1
➢ 250 bobotnya 0.4
➢ 500 bobotnya 0.7
➢ 1000 bobotnya 1
Cara menyatakan: dengan memberikan nilai bobot [0,1].
Contoh:
A = { Mio. FreeGo, Lexi, Nmax, Xmax }
B = Himpunan kendaraan matic Yamaha yang enak dibuat touring.
Misalnya kita defnisikan:
A1 = Mio, 𝜇B(A1) = 0.2
A2 = FreeGo, 𝜇B(A2) = 0.4
A3 = Lexi, 𝜇B(A3) = 0.6
A4 = Nmax. 𝜇B(A4) = 0.8
A5 = Xmax, 𝜇B(A5) = 1
Maka himpunan fuzzy dari A adalah:
A = {(Mio,0.2), (FreeGo,0.4), (Lexi,0.6), (Nmax,0.8), (Xmax,1)}
HIMPUNAN FUZZY
1. Komplemen
HIMPUNAN FUZZY
Notasi: AC
Kata Kunci: 1 - bobot dari elemen.
Contoh:
A = {(Mio, 0.2), (FreeGo, 0.4), (Lexi, 0.6), (Nmax, 0.8), (Xmax, 1)}
maka:
AC = {(Mio, 0.8), (FreeGo, 0.6), (Lexi, 0.4). (Nmax, 0.2). (Xmax, 0)}
2. Gabungan (Union)
HIMPUNAN FUZZY
Notasi: A  B
Kata Kunci: cari nilai maksimal dari perbandingan bobot elemen
Contoh:
S = { Mio. Fazzio, Lexi, Nmax, Xmax }
A = Himpunan matic Yamaha yang enak dibuat touring
B = Himpunan matic Yamaha yang irit bahan bakar
Himpunan Fuzzy-nya adalah sbb:
A = {(Mio, 0.2), (Fazzio, 0.4), (Lexi, 0.6), (Nmax, 0.8), (Xmax, 1)}
B = {(Mio, 0.3), (Fazzio, 0.9 ), (Lexi, 0.7), (Nmax, 0.5), (Xmax, 0.4)}
Jadi,
A  B = {(Mio, 0.3), (Fazzio, 0.9 ), (Lexi, 0.7), (Nmax, 0.8), (Xmax, 1}
3. Irisan (Intersection)
HIMPUNAN FUZZY
Notasi: A  B
Kata Kunci: cari nilai minimal dari perbandingan bobot elemen
Contoh:
S = { Mio. Fazzio, Lexi, Nmax, Xmax }
A = Himpunan matic Yamaha yang enak dibuat touring
B = Himpunan matic Yamaha yang irit bahan bakar
Himpunan Fuzzy-nya adalah sbb:
A = {(Mio, 0.2), (Fazzio, 0.4), (Lexi, 0.6), (Nmax, 0.8), (Xmax, 1)}
B = {(Mio, 0.3), (Fazzio, 1 ), (Lexi, 0.7), (Nmax, 0.5), (Xmax, 0.6)}
Jadi,
A  B = {(Mio, 0.2), (Fazzio, 0.4 ), (Lexi, 0.6), (Nmax, 0.5), (Xmax, 0.6}

More Related Content

What's hot

pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arus
vioai
 
Pert 10 persamaan maxwell p2
Pert 10 persamaan maxwell p2Pert 10 persamaan maxwell p2
Pert 10 persamaan maxwell p2
jayamartha
 
Perkalian matriks
Perkalian matriksPerkalian matriks
Perkalian matriks
Maiya Maiya
 

What's hot (20)

Hukum Gauss
Hukum Gauss Hukum Gauss
Hukum Gauss
 
Diktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasarDiktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasar
 
14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang
14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang
14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang
 
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial ListrikPowerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
Powerpoint Hukum Gauss & Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik
 
Makalah zat padat
Makalah zat padatMakalah zat padat
Makalah zat padat
 
Fluks magnetik
Fluks magnetikFluks magnetik
Fluks magnetik
 
FISIKA "Momen Gaya" Kelas 11
FISIKA "Momen Gaya" Kelas 11FISIKA "Momen Gaya" Kelas 11
FISIKA "Momen Gaya" Kelas 11
 
pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arus
 
001 vektor-ppt interaktif-ok-sip
001   vektor-ppt interaktif-ok-sip001   vektor-ppt interaktif-ok-sip
001 vektor-ppt interaktif-ok-sip
 
ANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAH
ANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAHANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAH
ANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAH
 
Pert 10 persamaan maxwell p2
Pert 10 persamaan maxwell p2Pert 10 persamaan maxwell p2
Pert 10 persamaan maxwell p2
 
Pengisian pengosongan kapasitor
Pengisian pengosongan kapasitor Pengisian pengosongan kapasitor
Pengisian pengosongan kapasitor
 
Rumus gelombang bunyi
Rumus gelombang bunyiRumus gelombang bunyi
Rumus gelombang bunyi
 
Listrik Dinamis SMP
Listrik Dinamis SMPListrik Dinamis SMP
Listrik Dinamis SMP
 
Kekhasan bangsa indonesia
Kekhasan bangsa indonesiaKekhasan bangsa indonesia
Kekhasan bangsa indonesia
 
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
 
Perkalian matriks
Perkalian matriksPerkalian matriks
Perkalian matriks
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia sebagai Proses Maritim Dunia
 
Laporan praktikum elektronika
Laporan praktikum elektronikaLaporan praktikum elektronika
Laporan praktikum elektronika
 
3 Besaran Arus dan Tegangan
3 Besaran  Arus dan Tegangan3 Besaran  Arus dan Tegangan
3 Besaran Arus dan Tegangan
 

Similar to 03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf (20)

himpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppthimpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppt
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan-(2016).pptx
Himpunan-(2016).pptxHimpunan-(2016).pptx
Himpunan-(2016).pptx
 
2.himpunan
2.himpunan  2.himpunan
2.himpunan
 
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4
 
Himpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.ppt
Himpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.pptHimpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.ppt
Himpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.ppt
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Soal himpunn
Soal himpunnSoal himpunn
Soal himpunn
 
3.Himpunan_ (1).ppt
3.Himpunan_ (1).ppt3.Himpunan_ (1).ppt
3.Himpunan_ (1).ppt
 
3.Himpunan_.ppt
3.Himpunan_.ppt3.Himpunan_.ppt
3.Himpunan_.ppt
 
20151112_HIMPUNAN.ppt
20151112_HIMPUNAN.ppt20151112_HIMPUNAN.ppt
20151112_HIMPUNAN.ppt
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Himpunan (2013).ppt
Himpunan (2013).pptHimpunan (2013).ppt
Himpunan (2013).ppt
 
Pertemuan 1 logmat si 2013
Pertemuan 1 logmat si 2013Pertemuan 1 logmat si 2013
Pertemuan 1 logmat si 2013
 
Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02
 
3.himpunan 3
3.himpunan 33.himpunan 3
3.himpunan 3
 
3.himpunan
3.himpunan3.himpunan
3.himpunan
 

Recently uploaded

Bonus 10.000 ribu Setiap Hari di PEKA777
Bonus 10.000 ribu Setiap Hari di PEKA777Bonus 10.000 ribu Setiap Hari di PEKA777
Bonus 10.000 ribu Setiap Hari di PEKA777
PODCAST88
 
BONUS-BONUS FREEBET 10 RIBU HANYA DI PEKA777
BONUS-BONUS FREEBET 10 RIBU HANYA DI PEKA777BONUS-BONUS FREEBET 10 RIBU HANYA DI PEKA777
BONUS-BONUS FREEBET 10 RIBU HANYA DI PEKA777
PODCAST88
 

Recently uploaded (9)

Bonus 10.000 ribu Setiap Hari di PEKA777
Bonus 10.000 ribu Setiap Hari di PEKA777Bonus 10.000 ribu Setiap Hari di PEKA777
Bonus 10.000 ribu Setiap Hari di PEKA777
 
PAYET PREMIUM! Wa 0812-2503-6194, Jahit Kebaya Wisuda Wanita Elegan by Rumah ...
PAYET PREMIUM! Wa 0812-2503-6194, Jahit Kebaya Wisuda Wanita Elegan by Rumah ...PAYET PREMIUM! Wa 0812-2503-6194, Jahit Kebaya Wisuda Wanita Elegan by Rumah ...
PAYET PREMIUM! Wa 0812-2503-6194, Jahit Kebaya Wisuda Wanita Elegan by Rumah ...
 
SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU 2024
SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU 2024SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU 2024
SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU 2024
 
SITUS GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU 2024
SITUS GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU 2024SITUS GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU 2024
SITUS GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU 2024
 
BONUS-BONUS FREEBET 10 RIBU HANYA DI PEKA777
BONUS-BONUS FREEBET 10 RIBU HANYA DI PEKA777BONUS-BONUS FREEBET 10 RIBU HANYA DI PEKA777
BONUS-BONUS FREEBET 10 RIBU HANYA DI PEKA777
 
PAYET PREMIUM! Wa 0812-2503-6194, Jahit Kebaya Wisuda Wanita Elegan by Rumah ...
PAYET PREMIUM! Wa 0812-2503-6194, Jahit Kebaya Wisuda Wanita Elegan by Rumah ...PAYET PREMIUM! Wa 0812-2503-6194, Jahit Kebaya Wisuda Wanita Elegan by Rumah ...
PAYET PREMIUM! Wa 0812-2503-6194, Jahit Kebaya Wisuda Wanita Elegan by Rumah ...
 
LOGIN SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDISLOT
LOGIN SLOT GACOR MUDAH MENANG  WINJUDISLOTLOGIN SLOT GACOR MUDAH MENANG  WINJUDISLOT
LOGIN SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDISLOT
 
DAFTAR SITUS GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU
DAFTAR SITUS GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARUDAFTAR SITUS GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU
DAFTAR SITUS GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU
 
LOGIN SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU
LOGIN SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARULOGIN SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU
LOGIN SLOT GACOR MUDAH MENANG WINJUDI TERBARU
 

03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf

  • 1. HIMPUNAN (LANJUTAN) MATEMATIKA Dian Imami M, S.E., M.M. PERTEMUAN 2-3 U N I V E R S I T A S S A F I N P A T I
  • 2. DEFINISI HIMPUNAN (SET) ● Himpunan (set) adalah Kumpulan benda atau objek yang didefinisikan (diterangkan) dengan jelas – sehingga jelas perbedaannya. ● Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.
  • 3. CARA PENYAJIAN HIMPUNAN ● Enumerasi ● Simbol-simbol Baku ● Notasi Pembentuk Himpunan ● Diagram Venn
  • 4. ENUMERASI Contoh - Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}. - Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}. - C = {kucing, a, Amir, 10, paku} - R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} } - C = {a, {a}, {{a}} } - K = { {} } - Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 } - Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.
  • 5. ● Keanggotaan x  A : x merupakan anggota himpunan A; x  A : x bukan merupakan anggota himpunan A. ENUMERASI
  • 6. Contoh Misalkan: A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} } K = {{}} Maka: 3  A 5  B {a, b, c}  R c  R {}  K {}  R ENUMERASI
  • 7. Contoh: Bila P1 = {a, b}, P2 = { {a, b} }, P3 = {{{a, b}}} Maka, a  P1 a  P2 P1  P2 P1  P3 P2  P3 ENUMERASI
  • 8. P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ...} N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ...} Z = himpunan bilangan bulat ={...,-2, -1, 0, 1, 2,...} Q = himpunan bilangan rasional R = himpunan bilangan riil C = himpunan bilangan kompleks S = himpunan semesta SIMBOL-SIMBOL BAKU
  • 9. Notasi: { x  syarat yang harus dipenuhi oleh x } Contoh: (i) A adalah himpunan bilangan bulat positif yang kecil dari 5 A = { x | x adalah bilangan bulat positif lebih kecil dari 5} atau A = { x | x  P, x < 5 } yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4} (ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah MA 2333} NOTASI PEMBENTUK HIMPUNAN
  • 10. Contoh: Misalkan S = {1, 2, …, 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}. Diagram Venn: U 1 2 5 3 6 8 4 7 A B DIAGRAM VENN
  • 11. Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Notasi: n(A) atau A  Contoh (i) B = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20 }, atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka n(B) = 8 (ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka n(T) = 5 (iii)A = {a, {a}, {{a}} }, maka n(A) = 3 KARDINALITAS
  • 12. Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null set). Notasi :  atau {} Contoh (i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0 (ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0 (iii) A ={x | x adalah akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, n(A)=0 HIMPUNAN KOSONG
  • 13. ● himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {} ● himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {, {}} ● {} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan kosong. HIMPUNAN KOSONG
  • 14. Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B. Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A. Notasi: A  B Diagram Venn: U A B HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
  • 15. Contoh (i) { 1, 2, 3}  {1, 2, 3, 4, 5} (ii) {1, 2, 3}  {1, 2, 3} (iii) N  Z  R  C (iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x 0, y  0 } dan B = { (x, y) | 2x + y < 4, x  0 dan y  0 }, maka B  A. HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
  • 16. TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut: 1. A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A  A). 2. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A (  A). 3. Jika A  B dan B  C, maka A  C HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
  • 17.   A dan A  A, maka dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan A. Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan  adalah improper subset dari A. HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
  • 18. A  B berbeda dengan A  B A  B → A adalah himpunan bagian dari B tetapi A  B. A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B. Contoh: i. {1} dan {2, 3} adalah proper subset dari {1, 2, 3} ii. A  B : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B. HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET)
  • 19. HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET) Jadi, apa bedanya  dan ? Simbol "⊆" (Subset) berarti "adalah bagian dari". Simbol "⊂" (Proper Subset) berarti "adalah himpunan bagian yang sebenarnya dari". Sebagai contoh:
  • 20. HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET) ● Karena semua anggota himpunan A adalah anggota himpunan D, A adalah himpunan bagian dari D. Secara simbolis ini direpresentasikan sebagai A ⊆ D. ● Perhatikan bahwa A ⊆ D menyiratkan bahwa n(A) ≤ n(D) (yaitu 3 ≤ 6). ● Perhatikan bahwa A juga merupakan himpunan bagian dari D karena himpunan D memiliki anggota yang bukan anggota himpunan A (A≠D). Secara simbolis ini direpresentasikan sebagai A⊂D. ● Perhatikan bahwa A⊂D menyiratkan bahwa n(A) < n(D) (yaitu 3 < 6).
  • 21. HIMPUNAN BAGIAN (SUBSET) ● Karena ada beberapa anggota himpunan C bukan anggota himpunan D, C bukan subset dari D. Secara simbolis ini direpresentasikan sebagai C⊄D. ● Karena semua anggota himpunan A adalah anggota himpunan B, A adalah himpunan bagian dari B. Secara simbolis ini direpresentasikan sebagai A ⊆ B. ● Meskipun A ⊆ B, karena tidak ada anggota himpunan B yang BUKAN anggota himpunan A (A = B), A bukan proper subset dari B.
  • 22. ● A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A. ● A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A  B. ● Notasi : A = B  A  B dan B  A HIMPUNAN YANG SAMA
  • 23. Contoh (i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 }, maka A = B (ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B (iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A  B Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut: (a) A = A, B = B, dan C = C (b) jika A = B, maka B = A (c) jika A = B dan B = C, maka A = C HIMPUNAN YANG SAMA
  • 24. Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika cardinal atau n(…) dari kedua himpunan tersebut sama. Notasi : A ~ B  n(A) = n(B) Contoh Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B ={ a, b, c, d }, maka A ~ B sebab n(A) = n(B) = 4 HIMPUNAN YANG EKIVALEN
  • 25. ● Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama. ● Notasi : A // B ● Diagram Venn: ● Contoh 11. Jika A = { x | x  P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B. U A B HIMPUNAN SALING LEPAS
  • 26. Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri. Notasi : P(A) atau 2A Jika n(A) = m, maka P(A) = 2m. HIMPUNAN KUASA
  • 27. Contoh Jika A = { 1, 2 } n{A} = 2 Maka, P(A) = 22 = 4 Dan anggota dari P(A) adalah: { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }} HIMPUNAN KUASA
  • 28. Jika diketahui A = {a, b, c, d, e} n(A) = 5 Maka: P(A) = 2 = 25 = 32 Himpunan kuasa (bagian) dari A = {a,b,c,d,e} yang mempunyai : • 0 anggota ada 1 yaitu { } • 1 anggota ada 5 yaitu {a}, {b}, {c}, {d}, {e} • 2 anggota ada 10 yaitu {a,b}, {a,c}, {a,d}, {a,e}, {b,c}, b,d}, {b,e}, {c,d, }{c,e}, {d,e} • 3 anggota ada 10 yaitu {a,b,c}, {a,b,d}, {a,b,e},{a,c,d}, {a,c,e}, {a,d,c}, {b,c,d}, {b,c,e}, {b,d,e}, {c,d,e} • 4 anggota ada 5 yaitu {a,b,c,d}, {a,b,c,e}, {a,b,d,e}, {a,c,d,e}, {b,c,d,e} • 5 anggota ada 1 yaitu {a,b,c,d,e} jadi anggota himpunan kuasa dari A = {a, b, c, d, e} adalah: { }, {a}, {b}, {c}, {d}, {e}, {a,b}, {a,c}, {a,d}, {a,e}, {b,c}, b,d}, {b,e}, {c,d, }{c,e}, {d,e}, {a,b,c}, {a,b,d}, {a,b,e},{a,c,d}, {a,c,e}, {a,d,c}, {b,c,d}, {b,c,e}, {b,d,e}, {c,d,e}, {a,b,c,d}, {a,b,c,e}, {a,b,d,e}, {a,c,d,e}, {b,c,d,e}, {a,b,c,d,e}. HIMPUNAN KUASA Contoh Soal
  • 29. a. Irisan (intersection) b. Gabungan (union) c. Komplemen (complement) d. Selisih (difference) e. Beda Setangkup (Symmetric Difference) f. Perkalian Kartesian (cartesian product) OPERASI HIMPUNAN
  • 30. Notasi : A  B = { x  x  A atau x  B } Contoh 1) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A  B = { 2, 5, 7, 8, 22 } 2) A  = A GABUNGAN (UNION)
  • 31. Notasi : A  B = { x  x  A dan x  B } IRISAN (INTERSECTION) Contoh 1) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A  B = {4, 10} 2) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A  B = . Artinya: A // B
  • 32. Notasi : AC = { x  x  U, x  A } Contoh Misalkan S = { 1, 2, 3, ..., 9 }, ● jika A = {1, 3, 7, 9}, maka AC = {2, 4, 5, 6, 8} ● jika A = { x | x < 9, x  Bilangan Genap, }, maka AC = { 1, 3, 5, 7 } KOMPLEMEN (COMPLEMENT)
  • 33. Contoh Misalkan: A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri B = himpunan semua mobil impor C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990 D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu “mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri” → (E  A)  (E  B) atau E  (A  B) “semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta” → A ∩ C ∩ D “semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta” → 𝐂 ∩ 𝐃 ∩ 𝐁 KOMPLEMEN (COMPLEMENT)
  • 34. Notasi : A – B = { x  x  A dan x  B } = A  𝐵 Contoh (i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A =  (ii) {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2} SELISIH (DIFFERENCE)
  • 35. Notasi: A  B = (A  B) – (A  B) = (A – B)  (B – A) Contoh Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A  B = { 3, 4, 5, 6 } BEDA SETANGKUP (SYMMETRIC DIFFERENCE)
  • 36. Contoh: Misalkan S = himpunan mahasiswa P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80 Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80 Seorang akan mahasiswa mendapat: ● nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80, ● nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan ● mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80. Maka: “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P  Q “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P  Q “Semua mahasiswa yang mendapat nilai C” : S – (P  Q) BEDA SETANGKUP (SYMMETRIC DIFFERENCE)
  • 37. TEOREMA: Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut: (a) A  B = B  A → (hukum komutatif) (b) (A  B )  C = A  (B  C ) → (hukum asosiatif) BEDA SETANGKUP (SYMMETRIC DIFFERENCE)
  • 38. Notasi: A  B = {(a, b)  a  A dan b  B } Contoh: 1) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C  D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) } 2) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka A  B = himpunan semua titik di bidang datar PERKALIAN KARTESIAN (CARTESIAN PRODUCT)
  • 39. ▪ Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: n(A  B) = n(A) . n(B) ▪ Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b)  (b, a). ▪ Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A  B  B  A dengan syarat A atau B tidak kosong. ▪ Jika A =  atau B = , maka A  B = B  A =  PERKALIAN KARTESIAN (CARTESIAN PRODUCT)
  • 40. Contoh : Misalkan A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n = nasi goreng, m = mie rebus } B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es dawet } Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua himpunan di atas? Jawab: 4 x 3 = 12 Yaitu: {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d)}. PERKALIAN KARTESIAN (CARTESIAN PRODUCT)
  • 41. Contoh : Daftarkan semua anggota himpunan berikut: (a) P() (b)   P() (c) {} P() (d) P(P({3})) Penyelesaian: a) P() = {} b)   P() =  (ket: jika A =  atau B =  maka A  B = ) c) (c) {} P() = {}  {} = {(,)} a) (d) P(P({3})) = P({ , {3} }) = {, {}, {{3}}, {, {3}} } PERKALIAN KARTESIAN (CARTESIAN PRODUCT)
  • 42. Tujuan dari perampatan operasi himpunan adalah untuk himpunan yang banyak dan kemudian dioperasikan dengan operasi yang sama, maka kita dapat menuliskan bentuk dari operasi tersebut menjadi lebih sederhana. PERAMPATAN OPERASI HIMPUNAN  n i i n A A A A 1 2 1 ... = =     n i i n A A A A 1 2 1 ... = =    i n i n A A A A 1 2 1 ... =  =    i n i n A A A A 1 2 1 ... =  =   
  • 43. Contoh: A  (B1  B2  ...  Bn) = (A  B1)  (A  B2)  ... (A  Bn) 𝐴 ∩ ራ 𝑖=1 𝑛 𝐵𝑖 = ራ 𝑖=1 𝑛 (𝐴 ∩ 𝐵𝑖) PERAMPATAN OPERASI HIMPUNAN
  • 44. Prinsip dualitas adalah dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar. PRINSIP DUALITAS
  • 45. Contoh: AS → kemudi mobil di kiri depan Indonesia→ kemudi mobil di kanan depan Peraturan: (a) di Amerika Serikat, ● mobil harus berjalan di bagian kanan jalan, ● pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului, ● bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung (b) di indonesia ● mobil harus berjalan di bagian kiri jalan, ● pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului, ● bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung ● Prinsip dualitas: Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Indonesia. PRINSIP DUALITAS
  • 46. Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti ,  , dan komplemen. Jika Sd diperoleh dari S dengan mengganti  →  ,  →  , Ø → S, S → Ø , sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka kesamaan Sd juga benar dan disebut dual dari kesamaan S. PRINSIP DUALITAS
  • 47. ● Hukum identitas: ○ A  Ø = A ○ A  S = A ● Hukum null / dominasi: ○ A  Ø = Ø ○ A  S = S ● Hukum komplemen: ○ A  Ā = S ○ A  Ā = Ø HUKUM-HUKUM HIMPUNAN DALAM PRINSIP DUALITAS
  • 48. ● Hukum idempoten: ○ A  A = A ○ A  A = A ● Hukum involusi: ○ (𝐴) = A ● Hukum penyerapan (absorpsi): ○ A  (A  B) = A ○ A  (A  B) = A HUKUM-HUKUM HIMPUNAN DALAM PRINSIP DUALITAS
  • 49. ● Hukum komutatif: ○ A  B = B  A ○ A  B = B  A ● Hukum asosiatif: ○ A  (B  C) = (A  B)  C ○ A  (B  C) = (A  B)  C HUKUM-HUKUM HIMPUNAN DALAM PRINSIP DUALITAS
  • 50. ● Hukum distributif: ○ A  (B  C) = (A  B)  (A  C) ○ A  (B  C) = (A  B)  (A  C) ● Hukum De Morgan: ○ 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐴 ∪ 𝐵 ○ 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐴 ∩ 𝐵 HUKUM-HUKUM HIMPUNAN DALAM PRINSIP DUALITAS
  • 51. ● Hukum 0/1 ○ ∅ = U ○ U =  HUKUM-HUKUM HIMPUNAN DALAM PRINSIP DUALITAS
  • 52. ● Untuk dua himpunan A dan B: ○ n(A  B) = n(A) + n(B) – n(A  B ) ○ n(A  B) = n(A) + n(B) – 2.n(A  B) ● Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C, berlaku ○ A  B  C = A + B + C – A  B – A  C – B  C + A  B  C PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
  • 53. Contoh: Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 20 yang habis dibagi 3 atau 5? Penyelesaian: n(A) = 20/3 = 6, A = { 3, 6, 9, 12, 15,18 } n(B) = 20/5 = 4, B = { 5, 10, 15, 20 } n(A  B) = 20/15 = 1 n(A  B) = n(A) + n(B) – n(A  B) = 6 + 4 – 1 = 9 Jadi, ada 9 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5. A  B = { 3, 5, 6, 9, 10, 12, 15,18, 20 } PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI
  • 54. Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1, A2, … dari A sedemikian sehingga: ○ A1  A2  … = A, dan ○ Ai  Aj =  untuk i  j Contoh : Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah salah satu bentuk partisi A. PARTISI
  • 55. Himpunan {1, 2, 3} mempunya 5 bentuk partisi, yaitu: ● { {1}, {2}, {3} }, ● { {1, 2}, {3} }, ● { {1, 3}, {2} }, ● { {1}, {2, 3} }, ● { {1, 2, 3} }, PARTISI
  • 56. ● Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut himpunan ganda (multiset). misal : {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {}. ● Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah kemunculan elemen tersebut pada himpunan ganda. Contoh: M = { 0, 1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 }, multiplisitas 0 adalah 4. HIMPUNAN GANDA (MULTISET)
  • 57. ● Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1. ● Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sebagai kardinalitas himpunan padanannya (ekivalen), dengan mengasumsikan elemen-elemen di dalam multiset semua berbeda. HIMPUNAN GANDA
  • 58. OPERASI ANTARA DUA BUAH MULTISET Misalkan P dan Q adalah multiset: ● P  Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q. Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c }, P  Q = { a, a, a, b, c, c, d, d } ● P  Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q. Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c } P  Q = { a, a, c } HIMPUNAN GANDA
  • 59. OPERASI ANTARA DUA BUAH MULTISET HIMPUNAN GANDA Misalkan P dan Q adalah multiset: ● P – Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q, jika selisihnya positif. Namun jika selisihnya nol atau negative, maka multiplisitas element dari himpunan P – Q sama dengan 0 Contoh: P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e } dan Q = { a, a, b, b, b, c, c, d, d, f } maka, P – Q = { a, e } dan Q - P = { b, c, f }
  • 60. Misalkan P dan Q adalah multiset: ● P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q. Contoh: P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d }, P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d } OPERASI ANTARA DUA BUAH MULTISET HIMPUNAN GANDA
  • 61. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn Contoh: Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan A  (B  C) = (A  B)  (A  C) dengan diagram Venn. Bukti: A  (B  C) (A  B)  (A  C) PEMBUKTIAN PERNYATAAN PERIHAL HIMPUNANAN
  • 62. Pembuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan Contoh: Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa A  (B  C) = (A  B)  (A  C). PEMBUKTIAN PERNYATAAN PERIHAL HIMPUNANAN A B C B  C A  (B  C) A  B A  C (A  B)  (A  C) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
  • 63. 𝐵 Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan. Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa (A  B)  (A  𝑩 ) = A Bukti: (A  B)  (A  𝑩 ) = A  (B  𝑩 ) (Hukum distributif) = A  S (Hukum komplemen) = A (Hukum identitas) PEMBUKTIAN PERNYATAAN PERIHAL HIMPUNANAN
  • 64. Pembuktian dengan menggunakan definisi Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang tidak berbentuk kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi tersebut terdapat notasi himpunan bagian ( atau ). PEMBUKTIAN PERNYATAAN PERIHAL HIMPUNANAN
  • 65. Contoh : Misalkan A dan B himpunan. Jika A  B =  dan A  (B  C) maka A  C. Buktikan! Bukti: Dari definisi himpunan bagian, P  Q jika dan hanya jika setiap x  P juga  Q. Misalkan x  A. Karena A  (B  C), maka dari definisi himpunan bagian, x juga  (B  C). (i) Dari definisi operasi gabungan (), x  (B  C) berarti x  B atau x  C. Karena x  A dan A  B = , maka x  B (ii) Dari (i) dan (ii), x  C harus benar. Karena x  A juga berlaku x  C, maka dapat disimpulkan A  C . PEMBUKTIAN PERNYATAAN PERIHAL HIMPUNANAN
  • 66. ● Dalam teori himpunan klasik, sebuah himpunan harus didefinisikan dengan jelas (well-defined). A = { x ∈ Z | x kurang dari 10} A = { 1, 2, 3, ….,9} ● Dalam teori himpunan fuzzy, batasan-batasan yang ada dalam suatu himpunan fuzzy lebih bersifat samar. B = {x ∈ Z | x adalah bilangan yang cukup besar} HIMPUNAN FUZZY
  • 67. ● Jika property bersifat samar (fuzzy), maka setiap anggota S mempunyai bobot keanggotaan. ● Bobot keanggotaan menyatakan seberapa benar anggota S tersebut memenuhi properti. Dalam penyajian enumerasi, setiap anggota S diberi bobot keanggotaan himpunan tersebut. Biasanya yang bobotnya 0 tidak didaftar, kecuali untuk keperluan tertentu. ● Bobot biasanya merupakan bilangan dalam interval [0, 1]. HIMPUNAN FUZZY
  • 68. ● Misal didefinisikan sebuah himpunan : A= 𝑥 ∈ Ζȁ𝑥 bilangan yang cukup besar ● Pengertian bilangan cukup besar di sini sangat relatif. ○ Misal bilangan 1.000, sejauh mana orang secara umum bisa mengatakan bahwa bilangan 1.000 ini termasuk bilangan yang cukup besar? ○ Untuk itu diperlukan bobot yang merepresentasikan sejauh mana bilangan 1.000 ini bisa dikatakan cukup besar. ○ Jika kita mendefinisikan bobot keanggotaan bilangan 1.000 sebesar 1, maka kita juga bisa mendefinisikan bobot bilangan asli yang lain. ○ Misal: HIMPUNAN FUZZY ➢ 100 bobotnya 0.1 ➢ 250 bobotnya 0.4 ➢ 500 bobotnya 0.7 ➢ 1000 bobotnya 1
  • 69. Cara menyatakan: dengan memberikan nilai bobot [0,1]. Contoh: A = { Mio. FreeGo, Lexi, Nmax, Xmax } B = Himpunan kendaraan matic Yamaha yang enak dibuat touring. Misalnya kita defnisikan: A1 = Mio, 𝜇B(A1) = 0.2 A2 = FreeGo, 𝜇B(A2) = 0.4 A3 = Lexi, 𝜇B(A3) = 0.6 A4 = Nmax. 𝜇B(A4) = 0.8 A5 = Xmax, 𝜇B(A5) = 1 Maka himpunan fuzzy dari A adalah: A = {(Mio,0.2), (FreeGo,0.4), (Lexi,0.6), (Nmax,0.8), (Xmax,1)} HIMPUNAN FUZZY
  • 70. 1. Komplemen HIMPUNAN FUZZY Notasi: AC Kata Kunci: 1 - bobot dari elemen. Contoh: A = {(Mio, 0.2), (FreeGo, 0.4), (Lexi, 0.6), (Nmax, 0.8), (Xmax, 1)} maka: AC = {(Mio, 0.8), (FreeGo, 0.6), (Lexi, 0.4). (Nmax, 0.2). (Xmax, 0)}
  • 71. 2. Gabungan (Union) HIMPUNAN FUZZY Notasi: A  B Kata Kunci: cari nilai maksimal dari perbandingan bobot elemen Contoh: S = { Mio. Fazzio, Lexi, Nmax, Xmax } A = Himpunan matic Yamaha yang enak dibuat touring B = Himpunan matic Yamaha yang irit bahan bakar Himpunan Fuzzy-nya adalah sbb: A = {(Mio, 0.2), (Fazzio, 0.4), (Lexi, 0.6), (Nmax, 0.8), (Xmax, 1)} B = {(Mio, 0.3), (Fazzio, 0.9 ), (Lexi, 0.7), (Nmax, 0.5), (Xmax, 0.4)} Jadi, A  B = {(Mio, 0.3), (Fazzio, 0.9 ), (Lexi, 0.7), (Nmax, 0.8), (Xmax, 1}
  • 72. 3. Irisan (Intersection) HIMPUNAN FUZZY Notasi: A  B Kata Kunci: cari nilai minimal dari perbandingan bobot elemen Contoh: S = { Mio. Fazzio, Lexi, Nmax, Xmax } A = Himpunan matic Yamaha yang enak dibuat touring B = Himpunan matic Yamaha yang irit bahan bakar Himpunan Fuzzy-nya adalah sbb: A = {(Mio, 0.2), (Fazzio, 0.4), (Lexi, 0.6), (Nmax, 0.8), (Xmax, 1)} B = {(Mio, 0.3), (Fazzio, 1 ), (Lexi, 0.7), (Nmax, 0.5), (Xmax, 0.6)} Jadi, A  B = {(Mio, 0.2), (Fazzio, 0.4 ), (Lexi, 0.6), (Nmax, 0.5), (Xmax, 0.6}