Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
Makalah sejarah kerajaan hindu budha di indonesia
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional
menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang
memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa
hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Budha ke
Indonesia.
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Budha dari India telah mengubah dan
menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan,
Antara lain:
1. Agama
2. Pemerintahan
3. Arsitektur
4. Bahasa
5. Sastra
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Masuknya Agama Dan Kebudayaan Hindu Budha Ke Indonesia
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat
peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin
hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran
berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-
Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua
samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:
1. Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
2. Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
3. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
4. Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional
menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang
memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa
hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke
Indonesia.
1. Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan dalam upaya penyebaran
budaya Hindu di Indonesia. Para brahmana mendapat undangan dari penguasa Indonesia
untuk menobatkan raja dan memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis ini
adalah Van Leur.
2. Hipotesis Ksatria
Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum
ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau di India sering terjadi peperangan
antargolongan di dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang,
lantas meninggalkan India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah
Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai
tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu.
F.D.K. Bosch adalah salah seorang pendukung hipotesis ksatria.
3. Hipotesis Waisya
Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang berasal dari kelompok
pedagang telah berperan dalam menyebarkan budaya Hindu ke Nusantara. Para pedagang
banyak berhubungan dengan para penguasa beserta rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah
membuka peluang bagi terjadinya proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom adalah salah
satu pendukung dari hipotesis waisya.
3. 3
4. Hipotesis Sudra
Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan
golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian meninggalkan India dengan
mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi
andil dalam penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.
Selain pendapat di atas, para ahli menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia yang belajar
agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan organisasi yang
disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali untuk
menyebarkannya. Pendapat semacam ini disebut Teori Arus Balik.
Pada umumnya para ahli cenderung kepada pendapat yang menyatakan bahwa masuknya
budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia
sendiri. Bukti tertua pengaruh budaya India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu
Buddha di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini mempunyai
langgam yang sama dengan arca yang dibuat di Amarawati (India). Para ahli memperkirakan,
arca Buddha tersebut merupakan barang dagangan atau barang persembahan untuk bangunan
suci agama Buddha. Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua dalam bahasa Sanskerta
dan Malayu kuno. Berita yang disampaikan prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa
budaya Hindu menyebar di Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Budha dari India telah mengubah dan
menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
1. Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah menganut kepercayaan
animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama
Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa
perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara
pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan.
2. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini
kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala
suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir
kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.
3. Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Tradisi tersebut
berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita
memperhatikan Candi Borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang
berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.
4. 4
4. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang
sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya
bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu.
Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa
Sanskerta, yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya
Nugraha, dan sebagainya.
5. Sastra
Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra.
Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya
kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-
karya sastra yang muncul di Indonesia adalah:
1. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,
2. Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan
3. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.
B. Perkembangan Kehidupan Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia
Masuknya agama hindu dan budha membawa pengaruh besar bagi perubahan politik,
ekonomi, social dan budaya di Indonesia. Di bidang politik masuknya hindu dan budha
mendorong munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu dan budha. Kerajaan-kerajaan
itu antara lain :
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai terletak di dekat sungai Mahakam Kalimantan Timur dan merupakan kerajaan
hindu tertua di Indonesia.
a. Pendiri Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai adalah asmawarman putra dari kudungga yang dianggap sebagai perintis
berdirinya kerajaan kutai. Asmawarman adalah pendiri kerajaan kutai karena ia telah
memeluk agama hindu. Asmawarman punya anak bernama mulawarman. Raja terbersar
kerajaan kutai. Nama mulawarman banyak disebut-sebut dalam prasasti kutai karena beliau
pernah mengadakan persembahan hewan kurban sebanyak 20.000 ekor lembu kepada
brahmana.
b. Bukti Berdirinya Kerajaan Kutai
Bukti-bukti yang memperkuat berdirinya kerajaan kutai adalah 7 buah prasasti yang tertulis
pada yupa dengan menggunakan bahasa sansekerta dan huruf palawa. Yupa adalah tonggak
batu yang fungsinya sebagai tugu peringatan dan tempat menambatkan hewan korban.
Prasasti-prasasti kutai itu antara lain berbunyi :
“sang maharaja kudungga, yang amat mulia, mempunyai putra yang masyur. Sang
asmawarman namanya, yang seperti ansuman (dewa matahari) menumbuhkan keluarga yang
sangat mulia. Sang asmawarman mempunyai tiga putra, seperti api (yang suci) tiga. Yang
5. 5
terkemuka diantara ketiga putra adalah sang mulawarman, raja yang berperadapan baik,
kuat dan kuasa. Sang mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan) emas amat
banyak. Buat peringatan kenduri inilah tugu batu didirikan pleh para brahmana”.
Dalam prasasti berikutnya berbunyi :
“sang mulawarman raja yang mulia dan terkemuka telah memberikan sedekah 20.000 ekor
sapi kepada para brahmana yang seperti api di dalam tanah yang sangat suci bernama
waprakeswara, buat peringatan akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibikin oleh
brahmana yang datang di tempat ini.”
c. Kondisi Sosial Masyarakat
Kerajaan kutai terletak di dekat sungai Mahakam. Maka dapat diperkirakan masyarakat
waktu itu hidup dari bercocok tanam, berlayar dan beternak. Demikian pula masyarkatnya
telah mengenal kehidupan bermasyarakat, gotong royong serta mempercayai adanya
kekuatan yang diatas. Hal ini dapat dilihat adanya upacara kurban, pembuatan tugu
peringatan serta upacara keagamaan di tempat suci
waprakiswara.
d. Agama Kerajaan Kutai
Agama yang berkembang di kutai adalah hindu syiwa. Di kutai terdapat tempat pemujaan
yang disebut waprakiswara yaitu tempat pemujaan trimurti. Agama hindu yang berkembang
di kutai berasal dari india selatan
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Hindu pertama berdiri adalah Tarumanegara-Jawa Barat, pada abad 5M
a. Letak Kerajaan Sriwijaya
Pada mulanya letak sriwijaya tidak di Palembang, melainkan di Muara Takus atau minanga
Tamwan yaitu daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan dan Kampar kiri. Pendapat ini
diperkuat dengan pendapat I-Tsing yang mengatakan bahwa daerah sriwijaya dilalui garis
khatulistiwa. Daerah yang dimaksud adalah daerah pertemuan antara sungai Kampar kanan
dengan Kampar kiri atau muara takus. Baru setelah berhasil meluaskan wilayahnya ibu kota
sriwijaya pindah ke Palembang.
b. Bukti Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Bukti yang memperkuat adanya kerajaan sriwijaya berupa :
1. Sumber berita china yang menyebutkan di sebuah pulau di laut selayan (sumatera) ada
Negara yang bernama Kan-to-li, yang pernah mengirimkan utusannya ke china abad 5
hingga pertengahan abad 6. Pendapat ini diperkuat oleh I-Tsing yang mengatakan
negerinya dikelilingi oleh benteng-benteng. Di negeri ini banyak pendeta belajar
agama budha. Pendeta china yang akan belajar ke india dianjurkan belajar dahulu di
sriwijaya selama 2 tahun di bawah bimbingan pendeta sakyakirti.
Sumber tertulis berupa 5 buah prasasti yang ditulis dalam huruf palawa dengan bahasa
melayu kuno, prasasti tersebut antara lain :
6. 6
Prasasti kedukan bukit
Prasasti talang tuo
Prasasti telaga batu
Prasasti kota kapur
karang birahi
c. Agama Kerajaan Sriwijaya
Agama yang berkembang di siriwijaya adalah budha Mahayana. Kedudukan sriwijaya
sebagai pusat perdagangan di asia tenggara sangat menguntungkan perkembangan agama
budha di sriwijaya. Sehingga akhirnya sriwijaya berhasil menjadikan kerajaanya sebagai
pusat agama budha di asia tenggara. Guru agama budha di sriwijaya yang terkenal adalah
Sakyakirti dan Dharmakirti.
Untuk meningkatkan kualitas sriwijaya sebagai pusat agama budha, sriwijaya mengadakan
kerjasama dengan kerajaan pala di india. Hal ini dapat diketahui dari isi prasasti nalanda
(860) yang berisi “pembebasan pajak beberapa buah desa agar memberi nafkah kepada para
biksu dalam sebuah wihara yang dibangun oleh balaputradewa.
d. Kebudayaan
Kerajaan sriwijaya adalah kerajaan maritim yang memperhatikan masalah kebudayaan. Ada
sebuah peninggalan yang berupa candi yang memperkuat keberadaan sriwijaya yaitu candi
muara takus.
e. Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan sriwijaya pernah jaya sejak abad 8M mulai abad 12 mengalami kemunduran.
Adapun factor-faktor penyebabnya adalah :
ü Bandar sriwijaya semakin lama letaknya semakin jauh dengan pantai
ü Adanya ekspedisi pamalayu dari singasari
ü Serangan kubilai khan
ü Persaingan dengan islam
ü Harga barang-barang di sriwijaya dan bea cukai di sriwijaya semakikin mahal
ü Akibat serangan majapahit 1377M.
3. Kerajaan Mataram Kuno
(Dinasti Sanjaya)
Pada abad 8 M di jawa tengah berdiri kerajaan yang bercorak hindu yaitu mataram kuno.
Raja pertamanya adalah sanna.
a. Letak Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan mataram kuno terletak di Jawa Tengah bagian utara (dinasti sanjaya) dan jawa
tengah bagian selatan (dinasti saylendra). Kerajaan mataram kuno wilayahnya subur karena
dikelilingi gunung-gunung yang menghasilkan mata air yang bermanfaat bagi pertanian
penduduk mataram kuno.
7. 7
Mataram kuno didirikan sanjaya tahun 732 M. buktinya prasasti canggal yang berisi tentang
pendirian sebuah lingga oleh sanjaya. Lingga adalah lambing pendirian Negara dan dewa
ciwa.
b. Raja-raja dinasti sanjaya
Untuk mengetahui raja-raja keturunan dinasti sanjaya dapat diketahui dari isi prasasti kedu
atau mantyasih atau terkenal dengan nama prasasti balitung tahun 907 M.
Menurut prasasti tersebut susunan dinasti sanjaya adalah :
Sanjaya
Panangkaran
Panunggalan
Waruk
Garung
Rake Pikatan
Rake Kayuwangi
Watuhumalang
Watukuro Dyah Balitung
Dynasty Syalendra
Pada akhir abad 8 M di jawa tengah bagian selatan muncul dinasti baru yaitu diasti saylendra.
Dinasti ini akhirnya berhasil mendesak dinasti sanjaya ketika dinasti sanjaya diperintah
panagkaran. Keterangan ini dapat dilihat dari prasasti kalasan (778) yang menyebutkan
“panagkaran seolah-seolah diperintah oleh raja wisnu untuk mendirikan candi kalasan”. Dari
isi prasasti kalasan dapat diambil kesimpulan bahwa kerajaan dinasti sanjaya terdesak oleh
dinasti saylendra dan bisa jadi sanjaya hidup berdampingan dengan dinasti saylendra.
c. Raja-raja dinasti saylendra
Susunan raja dinasti saylendra adalah ;
Banu (752 – 775)
Wisnu (775 – 782)
Indra (782 – 812)
Samaratungga (812 – 833)
Pramodyawardani (833 – 856)
Pada masa pemerintahan indra. Mataram mengalami kejayaan. Mataram dijadikan Negara
agraris dan maritime, bahkan berhasil menyaingi kerajaan sriwijaya. Tahun 812 raja indra
meninggal dan dia digantikan samaratungga. Pada masa pemerintahan samaratungga di
bangun candi Borobudur (abad 9)
Pada masa pemerintahan samaratungga merupakan kemunduran bagi dinasti saylendra.
Untuk menjaga kelangsungan keturunan samaratungga mengadakan perkawinan politik
dengan pramodawardani (dynasty saylendra) dengan rakai pikatan (dinasti sanjaya)
8. 8
Pada tahun 833 samaratungga wafat tahta jatuh ketangan rakai pikatan (menantu). Pada saat
inilah anak samaratungga yang lain yaitu Balaputradewa mengadakan perebutan kekuasaan
terhadap rakai pikatan. Perebutan kekuasaan itu dapat digagalkan dan balaputradewa lari ke
sriwijaya dan menjadi raja disana. Masa pemerintahan rakai pikatan dibangun candi
prambanan yang megah dan mengagumkan.
d. Pindahnya Kerajaan Mataram ke Jawa Timur
Sejak pemerintahan Mpu sendok ibu kota mataram pindah ke jawa timur (abad 10M).
kepindahan mataram ke jawa timur tidak diketahui secara pasti sebab-sebabnya. Namun ada
beberapa pendapat yang menerangkan sebab kepindahan ibukota mataram ke jawa timur
karena adanya bencana alam berupa gunung berapi di jawa tengah, ancaman dari sriwijaya
dan jawa timur lebih baik untuk perdagangan dan lebih maju untuk memerdekakan diri
(sendok mendirikan wangsa sendiri).
Mpu sendok naik tahta pada tahun 929 M dengan gelar Sri Ishana Wikrama
dharmotunggadewa (dinasti Ishana). Mpu sendok merupakan peletak dasar berdirinya
kerajaan-kerajaan di jawa timur. Sendok mendirikan dinasti baru yang disebut dinasti ishana.
Pusat pemerintahannya ada di watugaluh. Mengenai jalannya pemerintahan mpu sendok tidak
diketahui secara pasti. Namun diperkirakan berjalan tertib dan aman. Hal ini dapat diketahui
dari usaha-usaha yang dia lakukan seperti pembangunan irigasi, menghimpun kitab agama
Budha Tantrayana “sang hyang kamahayanikan” yang tertulis oleh sambara surya warana.
Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa toleransi beragama waktu itu cukup
baik, sebab mpu sendok yang hindu ternyata mengijinkan ditulisnya kitab agama budha san
hyang kamahayanikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan penyebaran agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut
hipotesis ini, di masa lampau di India sering terjadi peperangan antargolongan di dalam
masyarakat. Para prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas meninggalkan
India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah
yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di
tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch adalah
salah seorang pendukung hipotesis ksatria.