SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes
TUGAS : KMB II

OLEH :
KELOMPOK XII
SAMNIAH
NURMAYANTI
ROSNA DANI

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya hingga penulis dapat merampungkan pembuatan makalah
yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN DENGANSALURAN PERNAFASAN BAWAH
(ABSES PARU)”
Penyusun

mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah

mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.

Raha,

februari 2013

Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...................................................................................
DAFTARISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang....................................................................................
B. Tujuan................................................................................................
C. Metode...............................................................................................
BABII KONSEP PENYAKIT ABSES PARU
A.Konsep penyakit ..................................................................................
B.konsep Askep ......................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Organ penting merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia.
Khususnya berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai tempat
pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia dan mengeluarkan karbondioksida
yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh,
sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi. Udara sangat penting
bagi manusia, tidak menhirup oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan
kematian. Itulah peranan penting paru-paru. Organ yang terletak di bawah tulang
rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya
udara yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini
semua dapat menimbulkan berbagai penyakit paru-paru
B. Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi dari abses paru
2. Mengetahui Eteologi dari abses paru
3. Mengetahui klasifikasi dari abses paru
4. Mengetahui dampak terhadap berbagai sistem tubuh dari abses paru
5. Mengetahui patofisiologis dan penyimpangan KDM dari abses paru
6. Mengetahui tanda dan gejala dari abses paru

4
7. Mengetahui Prosedur diagnostik dari abses paru
8. Mengetahui menejemen medik dari abses paru
9. Mengetahui Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, dan Evaluasi dengan masalah
pada sistem pernafasan bawah
C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan
makalah ini, penyusun mengambil dari internet yang relevan dan berbagai kajian
pustaka dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan
memperkuat teori yang digunakan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
a. Pengertian
Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material
purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses
terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small
abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”.
Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinik berbeda namun
mempunyai predisposisi yang sama dan prinsip diferensial diagnosea sama pula.
Abses timbul karena aspirasi benda terinfeksi, penurunan mekanisme pertahanan
tubuh atau virulensi kuman yang tinggi.
Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi
tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. Pada
negara-negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons
imun seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska
obstruksi. Pada beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob
dari koloni oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru.

6
b. Etiologi
Pendapat dari Prof. dr. Hood Alsagaff (2006) tentang penyebab abses paru
sesuai dengan urutan frekuensi yang ditemukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
adalah:
1. Infeksi yang timbul dari saluran nafas (aspirasi)
2. Sebagai penyulit dari beberapa tipe pneumonia tertentu
3. Perluasan abses subdiafragmatika
4. Berasal dari luka traumatik paru
5. Infark paru yang terinfeksi

Pravelensi

tertinggi

berasal

dari

infeksi

saluran

pernafasan,

mikroorganisme penyebab umumnya berupa campuran dari bermacam-macam
kuman yang berasal dari flora mulut, hidung, tenggorokan, termasuk kuman
aerob dan anaerob seperti Streptokok, Basil fusiform, Spirokaeta, Proteus, dan
lain-lain.

Finegold SM dan Fishman JA (1998) mendapatkan bahwa organisme
penyebab abses paru lebih dari 89% adalah kuman anaerob. Asher MI dan
Beadry PH (1990) mendapatkan bahwa pada anak-anak kuman penyebab abses
paru terbanyak adalah stapillococous aureus.

7
Kuman penyebab Abses Paru menurut Asher MI dan Beadry PH (1990)
antara lain adalah sebagai berikut:

1. Staphillococcus aereus: Haemophilus influenzae types B, C, F, and
nontypable;

Streptococcus

viridans

pneumoniae;

Alpha-hemolytic

streptococci; Neisseria sp; Mycoplasma pneumoniae
2. Kuman Aerob: Haemophilus aphropilus parainfluenzae; Streptococcus
group B intermedius; Klebsiella penumonia; Escherichia coli, freundii;
Pseudomonas pyocyanea, aeruginosa, denitrificans; Aerobacter aeruginosa
Candida; Rhizopus sp; Aspergillus fumigatus; Nocardia sp; Eikenella
corrodens; Serratia marcescens
3. Sedangkan kuman Anaerob: Peptostreptococcus constellatus intermedius,
saccharolyticu;s Veillonella sp alkalenscenens;

Bacteroidesmelaninogenicus

oralis,

fragilis,

corrodens,

distasonis,

vulgatus ruminicola, asaccharolyticus Fusobacterium necrophorum,
nucleatum Bifidobacterium sp.

c. Klasifikasi
Berdasarkan jenis kelamin, abses paru lebih sering terjadi pada laki-laki
karena sering mengkonsumsi alkohol dan merokok. Abses paru mungkin terjadi
lebih sering pada pasien usia lanjut karena terjadinya penurunan fungsi paru.

8
Namun, serangkaian kasus dari pusat perkotaan dengan prevalensi tinggi
alkoholisme melaporkan rata-rata penderita abses baru berusia 41 tahun.
Angka kejadian Abses Paru berdasarkan penelitian Asher et al tahun 1982
adalah 0,7 dari 100.000 penderita yang masuk rumah sakit hampir sama dengan
angka yang dimiliki oleh The Children’s Hospital of eastern ontario Kanada
sebesar 0,67 tiap 100.000 penderita anak-anak yang MRS. Dengan rasio jenis
kelamin laki-laki banding wanita adalah 1,6 : 1.
Angka kematian yang disebabkan oleh Abses paru terjadi penurunan dari 30 –
40 % pada era preantibiotika sampai 15 – 20 % pada era sekarang.

d. Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM
a. Patofisiologi
Abses paru terjadi karena bakteri atau kuman yang masuk pada saluran
pernapasan sehingga terjadinya obstruksi dan daya tahan pada saluran
pernapasan terganggu.Bakteri dan kuman mengadakan miltiplikasi sehingga
terjadi peradangan pada bronkus dan menyebar ke parenkim paru
menyebabkan edema trakeal atau faringeal dan terjadi peningkatan produksi
secret (batuk produktif), sesak napas, dan penurunan kemampuan batuk
efektif sehingga timbul masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Selain itu juga peradangan pada bronkus yang menyebar ke parenkim
paru dapat membentuk jaringan granulasi di paru.sehingga pembentukan pus
dan drainase tidak memadai menyebabkan jaringan efektif paru atau
9
kerusakan membran alveolar kapiler dan gangguan sesak napas, pengguanaan
otot bantu napas, pola napas tidak efektif sehingga timbul gangguan
pertukaran gas di paru.
Pembentukan pus dan drainase tidak memadai dapat menimbulkan
reaksi sistemis karena bakteri menyebabkan penurunan berat badan sedangkan
laju metabolisme meningkat, anoreksia dan intake nutrisi tidak adekuat
sehingga makin kurus sehingga timbul gangguan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Penyimpangan KDM

Adanya mikrorganisme penyebab infeksi
↓
Masuk ke perenkim paru
↓
inflamasi
↓
Lesi
↓
Lesi membentuk ruang
↓
Abses paru

10
e. Tanda Dan Gejala
Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala pneumonia
pada umumnya yaitu:

1. Panas badan

Dijumpai berkisar 70% - 80% penderita abses paru. Kadang dijumpai dengan
temperatur > 400C.

2. Batuk, pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga
abses dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk
yang khas (Foetor ex oroe)
3. Produksi sputum yang meningkat dan Foetor ex oero dijumpai berkisar 40
– 75% penderita abses paru.
4. Nyeri yang dirasakan di dalam dada
5. Batuk darah
6. Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat
badan.

Pada pemeriksaan dijumpai tanda-tanda proses konsolidasi seperti redup pada
perkusi, suara nafas yang meningkat, sering dijumpai adanya jari tabuh serta
takikardi.

11
f. Prosedur Diagnostik
1. Laboratorium
a. Pada pemeriksaan darah rutin. Ditentukan leukositosis, meningkat lebih
dari 12.000/mm3 bahkan pernah dilaporkan peningkatan sampai dengan
32.700/mm3. Laju endap darah ditemukan meningkat > 58 mm / 1 jam.
b. Pemeriksaan sputum dengan pengecatan gram tahan asam dan KOH
merupakan pemeriksaan awal untuk menentukan pemilihan antibiotik
secara tepat.
c. Pemeriksaan kultur bakteri dan test kepekaan antibiotika merupakan cara
terbaik dalam menegakkan diagnosa klinis dan etiologis serta tujuan
therapi.
d. Pemeriksaan AGD menunjukkan penurunan angka tekanan O2 dalam
darah arteri
2. Radiologi
Pada foto thorak terdapat kavitas dengan dinding tebal dengan tanda-tanda
konsolidasi disekelilingnya. Kavitas ini bisa multipel atau tunggal dengan
ukuran f 2 – 20 cm. Gambaran ini sering dijumpai pada paru kanan lebih dari
paru

kiri.

Bila terdapat hubungan dengan bronkus maka didalam kavitas terdapat Air
fluid level. Tetapi bila tidak ada hubungan maka hanya dijumpai tanda-tanda
konsolidasi. Sedangkan gambaran khas CT-Scan abses paru ialah berupa Lesi

12
dens bundar dengan kavitas berdinding tebal tidak teratur dan terletak di
daerah jaringan paru yang rusak.

Tampak bronkus dan pembuluh darah paru berakhir secara mendadak pada
dinding abses, tidak tertekan atau berpindah letak. Sisa-sisa pembuluh darah
paru dan bronkhus yang berada dalam abses dapat terlihat dengan CT-Scan,
juga sisa-sisa jaringan paru dapat ditemukan di dalam rongga abses.
Lokalisasi abses paru umumnya 75% berada di lobus bawah paru kanan
bawah.

3. Bronkoskopi
Fungsi Bronkoskopi selain diagnostik juga untuk melakukan therapi drainase
bila kavitas tidak berhubungan dengan bronkus.

g. Menejemen Medik
Penatalaksanaan Abses paru harus berdasarkkan pemeriksaan mikrobiologi
dan data penyakit dasar penderita serta kondisi yang mempengaruhi berat
ringannya infeksi paru. Ada beberapa modalitas terapi yang diberikan pada abses
paru :

1. MedikaMentosa
Pada era sebelum antibiotika tingkat kematian mencapai 33%, pada era
antibiotika maka tingkat kematian dan prognosa abses paru menjadi lebih

13
baik. Pilihan pertama antibiotika adalah golongan Penicillin, pada saat ini
dijumpai peningkatan abses paru yang disebabkan oleh kuman anaerobs (lebih
dari 35% kuman gram negatif anaerob).

Maka bisa dipikirkan untuk memilih kombinasi antibiotika antara golongan
penicillin G dengan clindamycin atau dengan Metronidazole, atau kombinasi
clindamycin dan Cefoxitin. Alternatif lain adalah kombinasi Imipenem
dengan ß Lactamase inhibitase pada penderita dengan pneumonia nosokomial
yang berkembang menjadi Abses paru.

Waktu pemberian antibiotika tergantung dari gejala klinis dan respon
radiologis penderita. Penderita diberikan terapi 2-3 minggu setelah bebas
gejala atau adanya resolusi kavitas, jadi diberikan antibiotika minimal 2-3
minggu.

2. Drainage
Drainase postural dan fisiotherapi dada 2-5 kali seminggu selama 15 menit
diperlukan untuk mempercepat proses resolusi Abses paru. Pada penderita
Abses paru yang tidak berhubungan dengan bronkus maka perlu
dipertimbangkan drainase melalui bronkoskopi.
3. Bedah
Reseksi segmen paru yang nekrosis diperlukan bila:
1. Respon yang rendah terhadap therapi antibiotika.

14
2. Abses yang besar sehingga mengganggu proses ventilasi perfusi
3. Infeksi paru yang berulang
4. Adanya gangguan drainase karena obstruksi

15
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata


Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa,
diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan
alamat.



Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien.



Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
-

Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat
penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit.

Keluhan utama : Nyeri
Riwayat keluhan utama
P

: adanya punumpukan cairan nanah dalam dada

Q

: hilang timbul

R

: pada bagian dada

S

: 3 (0-5)

T

: saat beraktifitas

Riwayat kesehatan dahulu

16
-

Kaji apakah klien pernah menderita riwayat

penyakit

yang sama

sebelumnya.
-

Kaji apakah klien pernah mengalami riwayat alergi obat-obatan ataupun
makanan

1. aktifitas atau istirahat
Gejala:klien tidak mampu melakukan aktifitas karena badany terasa lemah
Tanda:klien Nampak lemah
2. sirkulasi
Tanda:takikardi.
3. Pernapasan
Gejala:klien mengatakan sulit bernafas dan batuk .
Tanda:
 klien Nampak sesak napas
 batuk produktif dengan sputum kuning kehijauan dan berbau
amis.
4. integritas ego
Gejala :
 klien mengatakan stress pada penyakitnya.
Tanda:
 gelisah
5. nyeri atau kenyamanan

17
Gejala:
 klien mengatakan nyeri pada dadanya.
Tanda:
 klien memegang daerah yang nyeri
 klien memegang daerah yang nyeri
6. makanan atau cairan
Gejala:
 klien mengatakan nafsucmakanya menurun dan mual.
Tanda:
 penurunan berat badan.
 porsi makan tidak dihabiskan.
7.

Neurosensori
Tanda:
 perubahan mental.

8. Keamanan
Gejala:
 klien mengatakan demam
Tanda:
 peningkatan suhu tubuh

18
9. seksualitas
Gejala:
 penurunan minat melakukan hubungan seks
10. hygiene
Gejala:
 klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri
Tanda:
 klien Nampak kusam
11. penyuluhan dan pembelajaran
Gejala:
 klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya dan
penangananya
Tanda:
 klien kurang mengetahui tentang penyakitnya.
 klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya

b. klasifikasi data
 Data subjektif
i.

klien mengatakan sulit

bernafas dan batuk

ii.

Klien Nampak memegang dadanya saat nyeri

19
iii.

klien mengatakan nyeri pada dadanya

iv.

Klien mengatakan nafsu makanya menurun dan mual

v.

klien mengatakan stress pada penyakitnya

vi.

klienmengatakan kurang mampu melakukan perawatan diri karena badanya
lemah

 Data objekti
-

Nampak sesak nafas

-

batuk produktif dengan sputum kuning kehijauan dan bau amis

-

suhu tubuh meningkat

-

nampak meringis

-

penurunan berat badan

-

klien Nampak lemah

-

klien Nampak kusam

-

porsi makan tidak dihabiskan

20
b. .Analisa data
Syimptom

Etiologi

DS:klien mengatakan sulit
bernafas dan batuk

Adanya faktor penyebab
(abses paru)
↓

DO:-Nampak sesak nafas
-batuk produktif dengan
sputum

kuningn

kehijauan dan bau amis

problem
Ketidak efektifan
Bersihan jalan
nafas

Inflamasi paru
↓
Adaya edema trakea
(faringel)
↓
Peningkatan produksi
sekret
↓
Ketidak efektifan jalan
nafas

DS:- klien mengatakan nyeri
pada dada
DO:-

Klien

(abses paru)
Nampak

memegang dadanya saat
nyeri
-nampak meringis

Adanya faktor penyebab

Gangguan

rasa

nyaman nyeri

↓
Inflamasi parenkim paru
↓
Adanya abses paru dekat

21
- skala : 3 (0-5)

pleura
↓
terjadi pergesekan antara
pleura parietaldan visceral
saat respirasi
↓
impuls diteruskan di
korteks cerebri
↓
nyeri dipersepsikan

DS:-

klien

mengatakan

demam

Adanya faktor penyebab

Hipertermi

(abses paru)
↓

Do:- suhu tubuh meningkat

Adanya infeksi perenkim
paru
↓
Inflamasi perenkim paru
↓
terjadi reaksi tubuh
terhadap infeksi
↓

22
Peningkatan suhu tubuh
↓
Gangguan keseimbangan
suhu tubuh (hipertermi)

DS:

-

Klien

mengatakan

nafsu

makanya

menurun dan mual

Faktor penyebab
↓
Adanya sputum yang

Nutrisi
dari

kurang
kebutuhan

tubuh

berbau amis dan rasa
sputum saat batuk
DO:- penurunan berat badan

produktif
↓

-porsi

makan

dihabiskan

tidak

Anoreksia dan mual
↓
Intake tidak adekuat
↓
Nutrisi kurang dari

23
kebutuhan tubuh

DS:-klien mengatakan stress
pada penyakitnya

Adanya faktor penyebeb

ansietas

↓
Perubahan status

DO:- gelisah
-perubahan
mental(bingung)

kesehatan
↓
Klien kurang terpapar
informasi tentang
penyakitnya
↓
Kurang pengetahuan
↓
Ansietas

c. Prioritas Masalah

24
1.bersihan jalan nafas tidak efektif
2.gangguan rasa nyaman nyeri
3.hipertermi
4.gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. ansietas

B. Diagnosa keperawatan
1.bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sputum
2.gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya abses paru
3.hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
4.nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
5. ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

25
C. intervensi
Dx
1.

Tujuan
Tupan:setelah
diberikan
selama

a.berikan

tikep kepada
7

Tupan:

nafas
angsur

nafas alami
b.

b.berikan minum hangat

cairan

memobilisasi

tikep kanul sesuai resep
2

c.memberikan

dan

bantuan

hari d.kolaborasi dengan tim pernafasan bagi pasien agar
jalan medis dalam pemberian bernafas dengan baik

berangsur- obat
membaik antibiotic,ekspetoran

d.antibiotik

mikroorganisme

-klien

dan

dapat
dengan

dapat

membunuh

dengan criteria:

bernafas

dapat

setelah c.beri o2 dengan nasal mengeluarkan secret

diberikan

bersihan

klien untuk melancarkan bersihan jalan

jalan

nafas efektif

Rasional

petunjuk a.dengan batuk efektifdapat

hari batuk efektif

bersihan

selama

intervensi

penyakit
ekspetoran

mengencerkan dahak

26
baik
-.sputum berkurang

2

Tupan:setelah
diberikan
selama

a.ajarkan

5

menghilangkan

nyeri

Tupen:

b.anjurkan
dan

nafas b tehnik relaksasi dan nafas
dalam mengurangi nyeri

tikep
2

hari c.atur

posisi

yang c.posisi

berkurang nyaman pada klien

dengan kriteria
-klien

perhatian

tehnik

setelah dalam

diberikan

dapat

pasien pada nyeri

relaksasi

nyeri

distraksi

tikep distraksi Pada klien

dapat hilang

selama

tehnik a.tehnik

dapat

memberikan

rasa

kenyamanan pada klien

tidak d.kolaborasi

mengeluh nyeri

nyaman

dengan

medis dalam pemberian d.analgesik dapat menekan

27
-wajah

klien obat analgesik

pusat nyeri

tenang

3.

Tupan:setelah
diberikan

a.

berikan

kompres a.kompres

tikep mandi hangat

dapat

selama 2 hari suhu
tubuh

obat anti piretik

dengan
dapat

mengurangi demam

setelah

diberikan
selama

membantu

medis dalam pemberian b.antipiretik

Tupen:

hangat

mengurangi demam

kembali b.kolaborasi

normal

mndi

tikep
1

hari

peningkatan

suhu

tubuh
angsur

berangsurmenurun

28
dengan kriteria
-klien

tidak

mengeluh demam
-suhu

tubuh

36-

37C
4.

Tupan:setelah
diberikan
selama

a.pantau kebiasaan diit

tikep pasien
3

kebutuhan

hari
nutrisi b.berikan

dapat terpenuhi

berfariasi

makanan
dan

sesuai

dengan kesukan klien
Tupen:

setelah

diberikan
selama

tikep c.berikan makanan porsi
2

nutrisi
terpenuhi

hari kecil

hangat

dan

dapat menarik
dengan

criteria
-nafsu makan baik

-porsi

makan

dihabiskan

29
Tupan:setelah
diberikan
selama

a.bina hubungan saling a.hubungan saling percaya

tikep percaya antara pasien menurunkan
2

aansietas

hari dan perawat

klien

dapat

teratasi

b.bantu

Tupen:

pasien

untuk b.mengungkapkan perasaan

setelah mengungkap

diberikan
selama

tikep kecemasanya
1

dapat

c.penjelasan

tentang

penjelasan penyakit dan kesembuhan

dengan kriteria

tentang

-klien tidak gelisah

dengan kesembuhanya

tidak

mengurangi

secara kecemasan

hari sportif

ansietas berkurang c.berikan

-klien

kecemasan

penyakitnya dapat

mengurangi

kecemasan
d.berikan

pujian

dapat

bingung dan tidak

memberikan motifasi dan

stres

mengurangi

atau

menghilangkan kecemasan

1. Implementasi dan Evaluasi

30
Diagnosa

Implementasi

Evaluasi

a.memberikan petunjuk kepada S : klien mengatakan pola
Bersihan

jalan klien untuk batuk efektif

nafas

nafas tidak efektif hasil :
berhubungan

angsur membaik
-

Klien kooperatif

O

dengan
peningkatan

hasil :

:

b.memberikan minum hangat

sputum

berangsur-

-

saat bernafas

produksi

sputum berkurang
A

Klien merasa lega

tampak

:

masalah

sebagian

teratasi
P : persepsi di lanjutkan

c.memberikan o2 dengan nasal
kanul sesuai resep
hasil :
-

Klien dapat bernafas
secara efektif

d.berkolaborasi

dengan

tim

medis dalam pemberian obat
antibiotic,ekspetoran
hasil :
-

Gliseril guayakolat

31
Gangguan

rasa a.mengajarkan tehnik distraksi S : klien mengatakan nyeri

nyaman

nyeri Pada klien

berhubungan
dengan
abses paru

adanya

berkurang saat batuk

hasil :
-

O : klien nampak tenang
Klien kooperatif

b.meng

anjurkan

saat batuk, skala 2 (0-5)

tehnik A

:

masalah

sebagain

relaksasi dan nafas dalam

teratasi

hasil :

P : intervensi dilanjutkan

-

Klien kooperatif

c.mengatur

posisi

yang

nyaman pada klien
hasil :
-

Klien

merasa

nyaman

d.berkolaborasi dengan medis
dalam pemberian obat
analgesic
hasil :
-

Ketorolac

32
Hipertermi

a. memberikan kompres mandi S

berhubungan

hangat

-

klien

mengatakan

panasnya sudah menurun

dengan proses hasil :
inflamasi

:

O : suhu tubuh 37 derajad
Klien

merasa A : masalah teratasi

nyaman

P

:

intevensi

di

pertahankan
b.berkolaborasi dengan medis
dalam pemberian obat anti
piretik
hasil :
Nutrisi
dari
tubuh

kurang a.memantau

kebiasaan

diit S :klien mengatakan nafsu

kebutuhan pasien

makanya membaik

hasil :
-

O

:

porsi

makan

di

klien makan secara habiskan
teratur

b.memberikan

A : masalah teratasi
makanan P

:

intervensi

di

berfariasi dan sesuai dengan pertahankan
kesukan klien
hasil :
-

klien nampak makan

33
Ansietas

a.membina hubungan saling S : klien mengatakan sudah

berhubungan

percaya antara pasien dan tidak

cemas

lagidengan

dengan kurangnya perawat

penyakinya

pengetahuan

O : klien nampak tenang

hasil :
-

klien

nampak A : masalah teratasi

percaya diri

P

:

intervensi

di

pertahankan
b.membantu

pasien

mengungkap

untuk

kecemasanya

secara sportif
hasil :
-

klien

nampak

terbuka

dengan

penyakitnya
c.memberikan

penjelasan

tentang penyakitnya dengan
kesembuhanya
hasil :

34
-

klienkooperativ

BAB III
PENUTUP
B. kesimpulan
Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material
purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses
terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small
abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”.

35
Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi
tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. Pada
negara-negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons
imun seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska
obstruksi. Pada beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob
dari koloni oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru
C. saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun
khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat
kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilynn E; 1999; Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien; Edisi ke-3 Penerbit
buku kedokteran EGC, Jakarta
2. Finegold SM, Fishman JA; 1998; Empyema and lung Abcess; in Fishman’s
Pulmonary Diseases and Disorders 3rded; Philadelphia

36
3. http://blognyanaghperawat.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-absesparu.html
4. http://wwwdagul88.blogspot.com/2011/02/askep-abses-paru.html
5. http://areamahasiswarantau.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatanabses-paru.html

37

More Related Content

What's hot

ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIMas Mawon
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetanpjj_kemenkes
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiYabniel Lit Jingga
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulinDasuki Suke
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Aidil Fitrisyah
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISBaskoro Abdiansyah
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Winda Darpianur
 
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisAsuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisyayax911
 
Keperawatan perioperatif
Keperawatan perioperatifKeperawatan perioperatif
Keperawatan perioperatifHamdan Hariawan
 
Pemasangan kateter
Pemasangan kateterPemasangan kateter
Pemasangan kateterrisdiana21
 
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdfMAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdfSintaPrihatini
 

What's hot (20)

ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan KesehetanDokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
Dokumentasi Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehetan
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Lk
LkLk
Lk
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan tbc AKPER PEMKAB MUNA
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Askep bronkitis
Askep bronkitisAskep bronkitis
Askep bronkitis
 
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
Analisa kasus berdasarkan UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014
 
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritisAsuhan keperawatan pasien dengan gastritis
Asuhan keperawatan pasien dengan gastritis
 
Keperawatan perioperatif
Keperawatan perioperatifKeperawatan perioperatif
Keperawatan perioperatif
 
Pemasangan ngt
Pemasangan ngtPemasangan ngt
Pemasangan ngt
 
Pemasangan kateter
Pemasangan kateterPemasangan kateter
Pemasangan kateter
 
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdfMAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
MAKALAH ASKEP GEA Kelompok 2(1).pdf
 
Askep faringitis
Askep faringitisAskep faringitis
Askep faringitis
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 

Viewers also liked

Seminar kasus ruang anyelir rsud bayu asih
Seminar kasus ruang anyelir rsud bayu asihSeminar kasus ruang anyelir rsud bayu asih
Seminar kasus ruang anyelir rsud bayu asihAlvian P Windiramadhan
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresf' yagami
 
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematurOperator Warnet Vast Raha
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2NJL
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Operator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (6)

Seminar kasus ruang anyelir rsud bayu asih
Seminar kasus ruang anyelir rsud bayu asihSeminar kasus ruang anyelir rsud bayu asih
Seminar kasus ruang anyelir rsud bayu asih
 
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distresAsuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
Asuhan keperawatan kegawat daruratan respirasi distres
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematur
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 

Similar to ABSES PARU

Similar to ABSES PARU (20)

Abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Abses paru AKPER PEMKAB MUNAAbses paru AKPER PEMKAB MUNA
Abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Abses paru AKPER PEMDA MUNA
Abses paru AKPER PEMDA MUNA Abses paru AKPER PEMDA MUNA
Abses paru AKPER PEMDA MUNA
 
Askep abses paru
Askep abses paruAskep abses paru
Askep abses paru
 
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad efusi pleura
Saad efusi pleuraSaad efusi pleura
Saad efusi pleura
 
Efusi pleura Akper pemkab muna
Efusi pleura Akper pemkab munaEfusi pleura Akper pemkab muna
Efusi pleura Akper pemkab muna
 
Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
 
Ppok AKPER PEMKAB MUNA
Ppok AKPER PEMKAB MUNA Ppok AKPER PEMKAB MUNA
Ppok AKPER PEMKAB MUNA
 
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
 
Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
 
Efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Efusi pleura  AKPER PEMKAB MUNAEfusi pleura  AKPER PEMKAB MUNA
Efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad efusi pleura AKPER MUNA
Saad efusi pleura AKPER MUNA Saad efusi pleura AKPER MUNA
Saad efusi pleura AKPER MUNA
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Askep pada pasien ppok Akper pemkab muna
Askep pada pasien ppok   Akper pemkab munaAskep pada pasien ppok   Akper pemkab muna
Askep pada pasien ppok Akper pemkab muna
 
Systema digestivus
Systema  digestivusSystema  digestivus
Systema digestivus
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Ards
ArdsArds
Ards
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ABSES PARU

  • 1. DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes TUGAS : KMB II OLEH : KELOMPOK XII SAMNIAH NURMAYANTI ROSNA DANI 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya hingga penulis dapat merampungkan pembuatan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGANSALURAN PERNAFASAN BAWAH (ABSES PARU)” Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini ini. Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, februari 2013 Penyusun 2
  • 3. DAFTAR ISI KATAPENGANTAR................................................................................... DAFTARISI.................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang.................................................................................... B. Tujuan................................................................................................ C. Metode............................................................................................... BABII KONSEP PENYAKIT ABSES PARU A.Konsep penyakit .................................................................................. B.konsep Askep ...................................................................................... BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................ B. Saran.................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Organ penting merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia. Khususnya berfungsi pada sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia dan mengeluarkan karbondioksida yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus dikeluarkan dari tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi. Udara sangat penting bagi manusia, tidak menhirup oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan kematian. Itulah peranan penting paru-paru. Organ yang terletak di bawah tulang rusuk ini memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya udara yang kita hirup serta berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini semua dapat menimbulkan berbagai penyakit paru-paru B. Tujuan 1. Mengetahui tentang definisi dari abses paru 2. Mengetahui Eteologi dari abses paru 3. Mengetahui klasifikasi dari abses paru 4. Mengetahui dampak terhadap berbagai sistem tubuh dari abses paru 5. Mengetahui patofisiologis dan penyimpangan KDM dari abses paru 6. Mengetahui tanda dan gejala dari abses paru 4
  • 5. 7. Mengetahui Prosedur diagnostik dari abses paru 8. Mengetahui menejemen medik dari abses paru 9. Mengetahui Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, dan Evaluasi dengan masalah pada sistem pernafasan bawah C. Metode Penulisan Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan makalah ini, penyusun mengambil dari internet yang relevan dan berbagai kajian pustaka dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan. 5
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP PENYAKIT a. Pengertian Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”. Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinik berbeda namun mempunyai predisposisi yang sama dan prinsip diferensial diagnosea sama pula. Abses timbul karena aspirasi benda terinfeksi, penurunan mekanisme pertahanan tubuh atau virulensi kuman yang tinggi. Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. Pada negara-negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons imun seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska obstruksi. Pada beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob dari koloni oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru. 6
  • 7. b. Etiologi Pendapat dari Prof. dr. Hood Alsagaff (2006) tentang penyebab abses paru sesuai dengan urutan frekuensi yang ditemukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah: 1. Infeksi yang timbul dari saluran nafas (aspirasi) 2. Sebagai penyulit dari beberapa tipe pneumonia tertentu 3. Perluasan abses subdiafragmatika 4. Berasal dari luka traumatik paru 5. Infark paru yang terinfeksi Pravelensi tertinggi berasal dari infeksi saluran pernafasan, mikroorganisme penyebab umumnya berupa campuran dari bermacam-macam kuman yang berasal dari flora mulut, hidung, tenggorokan, termasuk kuman aerob dan anaerob seperti Streptokok, Basil fusiform, Spirokaeta, Proteus, dan lain-lain. Finegold SM dan Fishman JA (1998) mendapatkan bahwa organisme penyebab abses paru lebih dari 89% adalah kuman anaerob. Asher MI dan Beadry PH (1990) mendapatkan bahwa pada anak-anak kuman penyebab abses paru terbanyak adalah stapillococous aureus. 7
  • 8. Kuman penyebab Abses Paru menurut Asher MI dan Beadry PH (1990) antara lain adalah sebagai berikut: 1. Staphillococcus aereus: Haemophilus influenzae types B, C, F, and nontypable; Streptococcus viridans pneumoniae; Alpha-hemolytic streptococci; Neisseria sp; Mycoplasma pneumoniae 2. Kuman Aerob: Haemophilus aphropilus parainfluenzae; Streptococcus group B intermedius; Klebsiella penumonia; Escherichia coli, freundii; Pseudomonas pyocyanea, aeruginosa, denitrificans; Aerobacter aeruginosa Candida; Rhizopus sp; Aspergillus fumigatus; Nocardia sp; Eikenella corrodens; Serratia marcescens 3. Sedangkan kuman Anaerob: Peptostreptococcus constellatus intermedius, saccharolyticu;s Veillonella sp alkalenscenens; Bacteroidesmelaninogenicus oralis, fragilis, corrodens, distasonis, vulgatus ruminicola, asaccharolyticus Fusobacterium necrophorum, nucleatum Bifidobacterium sp. c. Klasifikasi Berdasarkan jenis kelamin, abses paru lebih sering terjadi pada laki-laki karena sering mengkonsumsi alkohol dan merokok. Abses paru mungkin terjadi lebih sering pada pasien usia lanjut karena terjadinya penurunan fungsi paru. 8
  • 9. Namun, serangkaian kasus dari pusat perkotaan dengan prevalensi tinggi alkoholisme melaporkan rata-rata penderita abses baru berusia 41 tahun. Angka kejadian Abses Paru berdasarkan penelitian Asher et al tahun 1982 adalah 0,7 dari 100.000 penderita yang masuk rumah sakit hampir sama dengan angka yang dimiliki oleh The Children’s Hospital of eastern ontario Kanada sebesar 0,67 tiap 100.000 penderita anak-anak yang MRS. Dengan rasio jenis kelamin laki-laki banding wanita adalah 1,6 : 1. Angka kematian yang disebabkan oleh Abses paru terjadi penurunan dari 30 – 40 % pada era preantibiotika sampai 15 – 20 % pada era sekarang. d. Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM a. Patofisiologi Abses paru terjadi karena bakteri atau kuman yang masuk pada saluran pernapasan sehingga terjadinya obstruksi dan daya tahan pada saluran pernapasan terganggu.Bakteri dan kuman mengadakan miltiplikasi sehingga terjadi peradangan pada bronkus dan menyebar ke parenkim paru menyebabkan edema trakeal atau faringeal dan terjadi peningkatan produksi secret (batuk produktif), sesak napas, dan penurunan kemampuan batuk efektif sehingga timbul masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas. Selain itu juga peradangan pada bronkus yang menyebar ke parenkim paru dapat membentuk jaringan granulasi di paru.sehingga pembentukan pus dan drainase tidak memadai menyebabkan jaringan efektif paru atau 9
  • 10. kerusakan membran alveolar kapiler dan gangguan sesak napas, pengguanaan otot bantu napas, pola napas tidak efektif sehingga timbul gangguan pertukaran gas di paru. Pembentukan pus dan drainase tidak memadai dapat menimbulkan reaksi sistemis karena bakteri menyebabkan penurunan berat badan sedangkan laju metabolisme meningkat, anoreksia dan intake nutrisi tidak adekuat sehingga makin kurus sehingga timbul gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. b. Penyimpangan KDM Adanya mikrorganisme penyebab infeksi ↓ Masuk ke perenkim paru ↓ inflamasi ↓ Lesi ↓ Lesi membentuk ruang ↓ Abses paru 10
  • 11. e. Tanda Dan Gejala Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala pneumonia pada umumnya yaitu: 1. Panas badan Dijumpai berkisar 70% - 80% penderita abses paru. Kadang dijumpai dengan temperatur > 400C. 2. Batuk, pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga abses dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk yang khas (Foetor ex oroe) 3. Produksi sputum yang meningkat dan Foetor ex oero dijumpai berkisar 40 – 75% penderita abses paru. 4. Nyeri yang dirasakan di dalam dada 5. Batuk darah 6. Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat badan. Pada pemeriksaan dijumpai tanda-tanda proses konsolidasi seperti redup pada perkusi, suara nafas yang meningkat, sering dijumpai adanya jari tabuh serta takikardi. 11
  • 12. f. Prosedur Diagnostik 1. Laboratorium a. Pada pemeriksaan darah rutin. Ditentukan leukositosis, meningkat lebih dari 12.000/mm3 bahkan pernah dilaporkan peningkatan sampai dengan 32.700/mm3. Laju endap darah ditemukan meningkat > 58 mm / 1 jam. b. Pemeriksaan sputum dengan pengecatan gram tahan asam dan KOH merupakan pemeriksaan awal untuk menentukan pemilihan antibiotik secara tepat. c. Pemeriksaan kultur bakteri dan test kepekaan antibiotika merupakan cara terbaik dalam menegakkan diagnosa klinis dan etiologis serta tujuan therapi. d. Pemeriksaan AGD menunjukkan penurunan angka tekanan O2 dalam darah arteri 2. Radiologi Pada foto thorak terdapat kavitas dengan dinding tebal dengan tanda-tanda konsolidasi disekelilingnya. Kavitas ini bisa multipel atau tunggal dengan ukuran f 2 – 20 cm. Gambaran ini sering dijumpai pada paru kanan lebih dari paru kiri. Bila terdapat hubungan dengan bronkus maka didalam kavitas terdapat Air fluid level. Tetapi bila tidak ada hubungan maka hanya dijumpai tanda-tanda konsolidasi. Sedangkan gambaran khas CT-Scan abses paru ialah berupa Lesi 12
  • 13. dens bundar dengan kavitas berdinding tebal tidak teratur dan terletak di daerah jaringan paru yang rusak. Tampak bronkus dan pembuluh darah paru berakhir secara mendadak pada dinding abses, tidak tertekan atau berpindah letak. Sisa-sisa pembuluh darah paru dan bronkhus yang berada dalam abses dapat terlihat dengan CT-Scan, juga sisa-sisa jaringan paru dapat ditemukan di dalam rongga abses. Lokalisasi abses paru umumnya 75% berada di lobus bawah paru kanan bawah. 3. Bronkoskopi Fungsi Bronkoskopi selain diagnostik juga untuk melakukan therapi drainase bila kavitas tidak berhubungan dengan bronkus. g. Menejemen Medik Penatalaksanaan Abses paru harus berdasarkkan pemeriksaan mikrobiologi dan data penyakit dasar penderita serta kondisi yang mempengaruhi berat ringannya infeksi paru. Ada beberapa modalitas terapi yang diberikan pada abses paru : 1. MedikaMentosa Pada era sebelum antibiotika tingkat kematian mencapai 33%, pada era antibiotika maka tingkat kematian dan prognosa abses paru menjadi lebih 13
  • 14. baik. Pilihan pertama antibiotika adalah golongan Penicillin, pada saat ini dijumpai peningkatan abses paru yang disebabkan oleh kuman anaerobs (lebih dari 35% kuman gram negatif anaerob). Maka bisa dipikirkan untuk memilih kombinasi antibiotika antara golongan penicillin G dengan clindamycin atau dengan Metronidazole, atau kombinasi clindamycin dan Cefoxitin. Alternatif lain adalah kombinasi Imipenem dengan ß Lactamase inhibitase pada penderita dengan pneumonia nosokomial yang berkembang menjadi Abses paru. Waktu pemberian antibiotika tergantung dari gejala klinis dan respon radiologis penderita. Penderita diberikan terapi 2-3 minggu setelah bebas gejala atau adanya resolusi kavitas, jadi diberikan antibiotika minimal 2-3 minggu. 2. Drainage Drainase postural dan fisiotherapi dada 2-5 kali seminggu selama 15 menit diperlukan untuk mempercepat proses resolusi Abses paru. Pada penderita Abses paru yang tidak berhubungan dengan bronkus maka perlu dipertimbangkan drainase melalui bronkoskopi. 3. Bedah Reseksi segmen paru yang nekrosis diperlukan bila: 1. Respon yang rendah terhadap therapi antibiotika. 14
  • 15. 2. Abses yang besar sehingga mengganggu proses ventilasi perfusi 3. Infeksi paru yang berulang 4. Adanya gangguan drainase karena obstruksi 15
  • 16. B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Biodata  Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.  Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien.  Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit. Keluhan utama : Nyeri Riwayat keluhan utama P : adanya punumpukan cairan nanah dalam dada Q : hilang timbul R : pada bagian dada S : 3 (0-5) T : saat beraktifitas Riwayat kesehatan dahulu 16
  • 17. - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. - Kaji apakah klien pernah mengalami riwayat alergi obat-obatan ataupun makanan 1. aktifitas atau istirahat Gejala:klien tidak mampu melakukan aktifitas karena badany terasa lemah Tanda:klien Nampak lemah 2. sirkulasi Tanda:takikardi. 3. Pernapasan Gejala:klien mengatakan sulit bernafas dan batuk . Tanda:  klien Nampak sesak napas  batuk produktif dengan sputum kuning kehijauan dan berbau amis. 4. integritas ego Gejala :  klien mengatakan stress pada penyakitnya. Tanda:  gelisah 5. nyeri atau kenyamanan 17
  • 18. Gejala:  klien mengatakan nyeri pada dadanya. Tanda:  klien memegang daerah yang nyeri  klien memegang daerah yang nyeri 6. makanan atau cairan Gejala:  klien mengatakan nafsucmakanya menurun dan mual. Tanda:  penurunan berat badan.  porsi makan tidak dihabiskan. 7. Neurosensori Tanda:  perubahan mental. 8. Keamanan Gejala:  klien mengatakan demam Tanda:  peningkatan suhu tubuh 18
  • 19. 9. seksualitas Gejala:  penurunan minat melakukan hubungan seks 10. hygiene Gejala:  klien mengatakan tidak mampu melakukan perawatan diri Tanda:  klien Nampak kusam 11. penyuluhan dan pembelajaran Gejala:  klien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya dan penangananya Tanda:  klien kurang mengetahui tentang penyakitnya.  klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya b. klasifikasi data  Data subjektif i. klien mengatakan sulit bernafas dan batuk ii. Klien Nampak memegang dadanya saat nyeri 19
  • 20. iii. klien mengatakan nyeri pada dadanya iv. Klien mengatakan nafsu makanya menurun dan mual v. klien mengatakan stress pada penyakitnya vi. klienmengatakan kurang mampu melakukan perawatan diri karena badanya lemah  Data objekti - Nampak sesak nafas - batuk produktif dengan sputum kuning kehijauan dan bau amis - suhu tubuh meningkat - nampak meringis - penurunan berat badan - klien Nampak lemah - klien Nampak kusam - porsi makan tidak dihabiskan 20
  • 21. b. .Analisa data Syimptom Etiologi DS:klien mengatakan sulit bernafas dan batuk Adanya faktor penyebab (abses paru) ↓ DO:-Nampak sesak nafas -batuk produktif dengan sputum kuningn kehijauan dan bau amis problem Ketidak efektifan Bersihan jalan nafas Inflamasi paru ↓ Adaya edema trakea (faringel) ↓ Peningkatan produksi sekret ↓ Ketidak efektifan jalan nafas DS:- klien mengatakan nyeri pada dada DO:- Klien (abses paru) Nampak memegang dadanya saat nyeri -nampak meringis Adanya faktor penyebab Gangguan rasa nyaman nyeri ↓ Inflamasi parenkim paru ↓ Adanya abses paru dekat 21
  • 22. - skala : 3 (0-5) pleura ↓ terjadi pergesekan antara pleura parietaldan visceral saat respirasi ↓ impuls diteruskan di korteks cerebri ↓ nyeri dipersepsikan DS:- klien mengatakan demam Adanya faktor penyebab Hipertermi (abses paru) ↓ Do:- suhu tubuh meningkat Adanya infeksi perenkim paru ↓ Inflamasi perenkim paru ↓ terjadi reaksi tubuh terhadap infeksi ↓ 22
  • 23. Peningkatan suhu tubuh ↓ Gangguan keseimbangan suhu tubuh (hipertermi) DS: - Klien mengatakan nafsu makanya menurun dan mual Faktor penyebab ↓ Adanya sputum yang Nutrisi dari kurang kebutuhan tubuh berbau amis dan rasa sputum saat batuk DO:- penurunan berat badan produktif ↓ -porsi makan dihabiskan tidak Anoreksia dan mual ↓ Intake tidak adekuat ↓ Nutrisi kurang dari 23
  • 24. kebutuhan tubuh DS:-klien mengatakan stress pada penyakitnya Adanya faktor penyebeb ansietas ↓ Perubahan status DO:- gelisah -perubahan mental(bingung) kesehatan ↓ Klien kurang terpapar informasi tentang penyakitnya ↓ Kurang pengetahuan ↓ Ansietas c. Prioritas Masalah 24
  • 25. 1.bersihan jalan nafas tidak efektif 2.gangguan rasa nyaman nyeri 3.hipertermi 4.gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 5. ansietas B. Diagnosa keperawatan 1.bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sputum 2.gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya abses paru 3.hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi 4.nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia 5. ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan 25
  • 26. C. intervensi Dx 1. Tujuan Tupan:setelah diberikan selama a.berikan tikep kepada 7 Tupan: nafas angsur nafas alami b. b.berikan minum hangat cairan memobilisasi tikep kanul sesuai resep 2 c.memberikan dan bantuan hari d.kolaborasi dengan tim pernafasan bagi pasien agar jalan medis dalam pemberian bernafas dengan baik berangsur- obat membaik antibiotic,ekspetoran d.antibiotik mikroorganisme -klien dan dapat dengan dapat membunuh dengan criteria: bernafas dapat setelah c.beri o2 dengan nasal mengeluarkan secret diberikan bersihan klien untuk melancarkan bersihan jalan jalan nafas efektif Rasional petunjuk a.dengan batuk efektifdapat hari batuk efektif bersihan selama intervensi penyakit ekspetoran mengencerkan dahak 26
  • 27. baik -.sputum berkurang 2 Tupan:setelah diberikan selama a.ajarkan 5 menghilangkan nyeri Tupen: b.anjurkan dan nafas b tehnik relaksasi dan nafas dalam mengurangi nyeri tikep 2 hari c.atur posisi yang c.posisi berkurang nyaman pada klien dengan kriteria -klien perhatian tehnik setelah dalam diberikan dapat pasien pada nyeri relaksasi nyeri distraksi tikep distraksi Pada klien dapat hilang selama tehnik a.tehnik dapat memberikan rasa kenyamanan pada klien tidak d.kolaborasi mengeluh nyeri nyaman dengan medis dalam pemberian d.analgesik dapat menekan 27
  • 28. -wajah klien obat analgesik pusat nyeri tenang 3. Tupan:setelah diberikan a. berikan kompres a.kompres tikep mandi hangat dapat selama 2 hari suhu tubuh obat anti piretik dengan dapat mengurangi demam setelah diberikan selama membantu medis dalam pemberian b.antipiretik Tupen: hangat mengurangi demam kembali b.kolaborasi normal mndi tikep 1 hari peningkatan suhu tubuh angsur berangsurmenurun 28
  • 29. dengan kriteria -klien tidak mengeluh demam -suhu tubuh 36- 37C 4. Tupan:setelah diberikan selama a.pantau kebiasaan diit tikep pasien 3 kebutuhan hari nutrisi b.berikan dapat terpenuhi berfariasi makanan dan sesuai dengan kesukan klien Tupen: setelah diberikan selama tikep c.berikan makanan porsi 2 nutrisi terpenuhi hari kecil hangat dan dapat menarik dengan criteria -nafsu makan baik -porsi makan dihabiskan 29
  • 30. Tupan:setelah diberikan selama a.bina hubungan saling a.hubungan saling percaya tikep percaya antara pasien menurunkan 2 aansietas hari dan perawat klien dapat teratasi b.bantu Tupen: pasien untuk b.mengungkapkan perasaan setelah mengungkap diberikan selama tikep kecemasanya 1 dapat c.penjelasan tentang penjelasan penyakit dan kesembuhan dengan kriteria tentang -klien tidak gelisah dengan kesembuhanya tidak mengurangi secara kecemasan hari sportif ansietas berkurang c.berikan -klien kecemasan penyakitnya dapat mengurangi kecemasan d.berikan pujian dapat bingung dan tidak memberikan motifasi dan stres mengurangi atau menghilangkan kecemasan 1. Implementasi dan Evaluasi 30
  • 31. Diagnosa Implementasi Evaluasi a.memberikan petunjuk kepada S : klien mengatakan pola Bersihan jalan klien untuk batuk efektif nafas nafas tidak efektif hasil : berhubungan angsur membaik - Klien kooperatif O dengan peningkatan hasil : : b.memberikan minum hangat sputum berangsur- - saat bernafas produksi sputum berkurang A Klien merasa lega tampak : masalah sebagian teratasi P : persepsi di lanjutkan c.memberikan o2 dengan nasal kanul sesuai resep hasil : - Klien dapat bernafas secara efektif d.berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat antibiotic,ekspetoran hasil : - Gliseril guayakolat 31
  • 32. Gangguan rasa a.mengajarkan tehnik distraksi S : klien mengatakan nyeri nyaman nyeri Pada klien berhubungan dengan abses paru adanya berkurang saat batuk hasil : - O : klien nampak tenang Klien kooperatif b.meng anjurkan saat batuk, skala 2 (0-5) tehnik A : masalah sebagain relaksasi dan nafas dalam teratasi hasil : P : intervensi dilanjutkan - Klien kooperatif c.mengatur posisi yang nyaman pada klien hasil : - Klien merasa nyaman d.berkolaborasi dengan medis dalam pemberian obat analgesic hasil : - Ketorolac 32
  • 33. Hipertermi a. memberikan kompres mandi S berhubungan hangat - klien mengatakan panasnya sudah menurun dengan proses hasil : inflamasi : O : suhu tubuh 37 derajad Klien merasa A : masalah teratasi nyaman P : intevensi di pertahankan b.berkolaborasi dengan medis dalam pemberian obat anti piretik hasil : Nutrisi dari tubuh kurang a.memantau kebiasaan diit S :klien mengatakan nafsu kebutuhan pasien makanya membaik hasil : - O : porsi makan di klien makan secara habiskan teratur b.memberikan A : masalah teratasi makanan P : intervensi di berfariasi dan sesuai dengan pertahankan kesukan klien hasil : - klien nampak makan 33
  • 34. Ansietas a.membina hubungan saling S : klien mengatakan sudah berhubungan percaya antara pasien dan tidak cemas lagidengan dengan kurangnya perawat penyakinya pengetahuan O : klien nampak tenang hasil : - klien nampak A : masalah teratasi percaya diri P : intervensi di pertahankan b.membantu pasien mengungkap untuk kecemasanya secara sportif hasil : - klien nampak terbuka dengan penyakitnya c.memberikan penjelasan tentang penyakitnya dengan kesembuhanya hasil : 34
  • 35. - klienkooperativ BAB III PENUTUP B. kesimpulan Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”. 35
  • 36. Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. Pada negara-negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons imun seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska obstruksi. Pada beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob dari koloni oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru C. saran Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Doenges, Marilynn E; 1999; Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien; Edisi ke-3 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta 2. Finegold SM, Fishman JA; 1998; Empyema and lung Abcess; in Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders 3rded; Philadelphia 36