SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal 
dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai 
mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan 
reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan 
kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, 
kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap 
menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan 
diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). 
Pengertian lansia (lanjut usa) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang 
yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk 
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 
2000) sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut 
usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). 
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan 
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang 
berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005). 
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia 
digolongkan menjadi 4, yaitu: 
1. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun 
2. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun 
3. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun 
4. Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. 
Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas 
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi proses 
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan 
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat 
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 
1994). 
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam 
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, 
aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998). 
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami 
proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya 
tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat 
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan 
fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. 
Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari 
pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua 
tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan 
bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban 
keluarga dan masyarakat. 
Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial 
sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah 
kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, 
pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya hubungan sosial yang 
semakin menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas 
sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda (Suara Pembaharuan 14 
Maret 1997). 
Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua 
adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. 
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua 
dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial 
sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa 
kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen. Usia tua dialami 
dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti 
penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang 
memberi mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad 
berbakti . Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikap- sikap yang 
berkisar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan
keputusasaan. Lansia ini menjadi terkunci dalam diri mereka sendiri dan dengan 
demikian semakin cepat proses kemerosotan jasmani dan mental mereka sendiri. 
Disamping itu untuk mendefinisikan lanjut usia dapat ditinjau dari pendekatan 
kronologis. Menurut Supardjo (1982) usia kronologis merupakan usia seseorang 
ditinjau dari hitungan umur dalam angka. Dari berbagai aspek pengelompokan lanjut 
usia yang paling mudah digunakan adalah usia kronologis, karena batasan usia ini 
mudah untuk diimplementasikan, karena informasi tentang usia hampir selalu 
tersedia pada berbagai sumber data kependudukan. 
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap 
orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke 
atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk 
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah ( 1983) berpendapat 
bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai 
tahap praenisium pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan 
tubuh/kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul 
perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Makalah Perkembangan Lansia 
Posted on March 12, 2012 by yuliakusumadewi 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai 
menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini 
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak 
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah 
kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. 
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam 
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami 
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang 
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, 
dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 
65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang 
berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. 
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua 
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang 
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung 
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 
1996 : 439). 
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut : 
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ? 
2. Apa saja ciri – ciri dari lansia ? 
3. Bagaimana perkembangan lansia ? 
4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ? 
5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia? 
6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia? 
C. Tujuan 
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia 
2. Untuk mengetahui ciri – ciri lansia 
3. Untuk mengetahui perkembangan lansia 
4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia 
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia. 
6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia 
D. Metode Penelitian 
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau 
informasi dari buku – buku dan internet.
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian dari lansia 
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan 
proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. 
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan 
segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut 
usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia 
(elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very 
old) diatas 90 tahun. 
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang 
yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, 
tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan 
pokok bagi kehidupannya sehari-hari. 
Lanjut Usia adalah berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok 
umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan 
daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan 
timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya. 
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di 
mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah 
menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai 
dari usia 55 tahun sampai meninggal. 
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang 
sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas 
dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah 
kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. 
B. Ciri – ciri lansia 
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu : 
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran 
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran 
dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam 
kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi 
yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama 
terjadi. 
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas 
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak 
menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang 
jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang 
mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain. 
3. Menua membutuhkan perubahan peran 
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam 
segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri 
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. 
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia 
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan 
konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena 
perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
C. Perkembangan lansia 
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia 
tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah 
tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa 
tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang 
mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat 
melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan 
dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap 
usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, 
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan 
dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, 
paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, 
mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan 
dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai 
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak 
ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia 
ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. 
Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis 
tertentu. 
D. Perubahan yang terjadi pada lansia 
Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut perkembangan atau 
perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya yaitu : 
1. Perkembangan jasmani 
Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder (secondary 
aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah. 
Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor 
eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat dapat 
mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang 
dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api 
sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah 
disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses 
penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi fungsi organ pernapasan. 
Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang dapat 
berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang punggung menjadi 
telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang 
sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para 
lansia. 
Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan 
kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga 
merupakan salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi 
menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam 
lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini 
menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit 
mejadi tampak biru dan memar. Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit 
mengasilkan minyak yang lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan 
kelembabanya dan mejadikan kulit kering dan gatal-gatal. Dengan berkurangnya lapisan 
lemak ini resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera 
kulit. 
Penuaan juga mengubah sistim saraf. Masa sel saraf berkurang yang menyebabkan atropy
pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing sel memiliki lebih sedikit 
cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi pesan menuju otak. Setelah 
saraf membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat untuk beristirahat sehingga tiidak 
dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain. Selain itu juga terdapat penumpukan 
produksi buangan dari sel saraf yang mengalami atropy pada lapisan otak yang menyebabkan 
lapisan plak atau noda. 
Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya berbagai jenis 
infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses berfikir ataupun 
perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan 
perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes. 
Fluktuasi tingkat glukosa dapat menebabkan gangguan berfikr. Perubahan signifikan dalam 
ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika 
terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau 
hilang. 
Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat 
indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan dalam membedakan 
sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran 
maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat 
bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang 
besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi, 
aktifitas, atau bahkan interaksi sosial. 
Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, 
sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga 
menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. 
Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubhan saraf audiotorik. Kerusakan 
indara pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada lilin telinga yang biasa 
terjadi seiring bertambahnya usia. 
Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, 
sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60 
tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat 
bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi 
kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan 
lemak pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata 
menjadikan mata kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat 
berubah. Masalah yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk 
mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas. 
Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraf 
mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan 
keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah mulai 
menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia 
juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun 
wanita. Dari perubahan-perubahan fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa 
minder atau kurang percaya diri jika harus berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 
2002 :198). Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik 
lansia yaitu sebagi berikut (1) postur tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) 
kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3) daya ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang 
mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang. 
2. Perkembangan Intelektual 
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan 
bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian
menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan 
kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada 
seorang lansia. 
Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran 
tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang 
yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian 
intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit 
menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas 
akan mengalami kemunduran memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080 
penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua , tidak hanya 
memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan 
kekuatan memori pada lansia tersebut. 
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat 
dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi 
kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor 
untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan 
lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta 
dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan. 
3. Perkembangan Emosional 
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa 
tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan 
memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak 
dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak 
kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan 
yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia. 
Hal – hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan dalam 
melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia dengan penyesuaian diri yang 
buruk. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi 
dan ketakuatan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu 
masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung 
menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya. 
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang 
berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial 
psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari 
dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan 
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– 
kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru. 
Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa pensiun dikatakan 
memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia yang sehat, memiliki 
pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk 
diantaranya teman – teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan kehidupannya 
sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang – orang dewasa lanjut dengan penghasilan 
tidak layak dan kesehatan yang buruk, dan harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya 
yang terjadi seiring dengan pensiun, seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak 
kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan fase pensiun (Stull & Hatch, 1984). 
Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi 
emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang 
berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, 
menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat 
menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin
yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran 
yang jernih. 
Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa sistem 
emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan 
terjadi. Dorongan yang relevan dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan 
terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal 
tidak menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap 
menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu 
memasuki fase lanjut usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah 
“perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan 
yang ada dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan penurunan fisik sehingga 
mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri 
sendiri. 
Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka lebih spesifik, kurang 
bervariasi, dan kurang mengena pada suatu peristiwa daripada orang-orang muda. Bukan hal 
yang aneh apabila orang-orang yang berusia lanjut memperlihatkan tanda-tanda kemunduran 
dalam berperilaku emosional; seperti sifat-sifat yang negatif, mudah marah, serta sifat-sifat 
buruk yang biasa terdapat pada anak-anak. 
Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan kehangatan 
dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka menjadi kikir dalam kasih sayang. 
Mereka takut mengekspresikan perasaan yang positif kepada orang lain karena melalui 
pengalaman-pengalaman masa lalu membuktikan bahwa perasaan positif yang dilontarkan 
jarang memperoleh respon yang memadai dari orang-orang yang diberi perasaan yang positif 
itu. Akibatnya mereka sering merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia-sia. Semakin 
orang berusia lanjut menutup diri, semakin pasif pula perilaku emosional mereka. 
4. Perkembangan Spiritual 
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan 
tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan 
spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para 
Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga 
religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik 
maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari 
(1997), bahwa : 
1. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang 
religius. 
2. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non 
religius. 
3. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup 
lainnya. 
4. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius, 
sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil. 
5. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) 
daripada yang nonreligius. 
5. Perubahan Sosial 
Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu 
dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia 
sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory. 
Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan 
sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002, h.239). 
6. Perubahan Kehidupan Keluarga
Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh 
berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap 
orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa 
terasing jika antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia 
tersebut berusia 50 sampai 55 tahun. 
Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka 
secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya 
ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki 
kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua 
dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi. 
7. Hubungan Sosio-Emosional Lansia 
Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada 
individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun 
ada juga individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua. 
Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang 
akan datang. 
Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan 
kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya 
jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau 
ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan 
hidup lansia. 
E. Masalah yang dihadapi oleh lansia 
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah 
dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu : 
1. Masalah fisik 
Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan fisik yang mulai 
melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang 
cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang 
berfungsu dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering mengalami 
sakit (masuk angin, flu) 
2. Masalah kognitif ( Intelektual ) 
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan kognitif, 
ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu 
hal(pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar 
3. Masalah emosional 
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional, 
adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau 
menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan 
pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan 
kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai 
dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi 
4. Perkembangan Spiritual 
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan spiritual, 
adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa 
kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan 
merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius. 
F. Solusi Permasalahan 
Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di 
tempuh melalui hal-hal sebagai berikut :
1. Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) : 
• Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami 
berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya 
tergantung dari penyakit yang diderita. 
• Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya pemberian asupan 
gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, 
sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap. 
• Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur 
• Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya 
• Istirahat, tidur yang cukup 
• Minum suplemen gizi yang diperlukan 
• Memeriksa kesehatan secara teratur 
2. Berhubungan dengan masalah intelektual 
Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu 
dengan cara : 
• Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda. 
• Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup. 
• Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat. 
• Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda. 
• Segera obati depresi Anda. 
• Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi. 
• Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat. 
• Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak 
• Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran. 
• Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda. 
3. Berhubungan dengan Emosi : 
• Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. 
Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang. 
• Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan 
wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai 
penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain. 
• Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara 
alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa 
membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk 
menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga 
untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. 
• Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka 
dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta 
kemampuan. 
• Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan 
teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus 
sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat 
membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, 
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati 
kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi. 
4. Berhubungan dengan Spiritual 
• Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. 
Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang. 
• Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah 
• Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.
BAB III 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang 
terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 
1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia 
tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat 
tersebar luas dewasa ini. 
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut 
merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, 
menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia 
3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit 
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di 
mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat 
diperhatikan dari pada tahap usia baya. 
4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik, 
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial, 
perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia. 
5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa 
masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan 
spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit 
untuk mengingat. 
6. Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia 
dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami 
masa – masa ini. 
B. Saran 
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang 
terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana 
fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita 
persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan 
yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
Usia lanjut adalah periode penutup 
dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai 
meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang 
semakin menurun. 
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, 
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. 
Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua : 
- Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi 
usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut 
yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda 
atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun 
atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun 
atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin). 
- Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang 
definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang 
Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang 
yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih 
dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang 
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai 
sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. 
- Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah 
suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. 
- Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang 
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut 
lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan 
segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia 
menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 
tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. 
Menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan 
dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun
- ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk 
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. 
- Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan 
kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai 
penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan 
demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya. 
- Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas 
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). 
- Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk 
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan 
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi 
(Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi 
metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan 
mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). 
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni : 
a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. 
b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas). 
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

More Related Content

What's hot

Konsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansiaKonsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansia
Yesi Tika
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
Abi Muhlies
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
Tumiur Sormin
 
Konsep dasar keperawatan gerontologi gg
Konsep dasar keperawatan gerontologi ggKonsep dasar keperawatan gerontologi gg
Konsep dasar keperawatan gerontologi gg
Destia Mardianty's
 

What's hot (20)

9 masa dewasa dan tua
9 masa dewasa dan tua9 masa dewasa dan tua
9 masa dewasa dan tua
 
Askep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarakAskep gerontik-katarak
Askep gerontik-katarak
 
Konsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansiaKonsep keperawatan lansia
Konsep keperawatan lansia
 
Keperawatan Gerontik
Keperawatan GerontikKeperawatan Gerontik
Keperawatan Gerontik
 
Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
 
Gerontologi
GerontologiGerontologi
Gerontologi
 
Konsep dasar gerontik
Konsep dasar gerontikKonsep dasar gerontik
Konsep dasar gerontik
 
Proses keperawatan pada lansia
Proses keperawatan pada lansiaProses keperawatan pada lansia
Proses keperawatan pada lansia
 
Konsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusiaKonsep dasar kebutuhan manusia
Konsep dasar kebutuhan manusia
 
Kel 13 stroke
Kel 13 strokeKel 13 stroke
Kel 13 stroke
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Successful aging
Successful agingSuccessful aging
Successful aging
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengah
Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengahPerkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengah
Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengah
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
 
Materi 2.-konsep-teori-menua
Materi 2.-konsep-teori-menuaMateri 2.-konsep-teori-menua
Materi 2.-konsep-teori-menua
 
Konsep dasar keperawatan gerontologi gg
Konsep dasar keperawatan gerontologi ggKonsep dasar keperawatan gerontologi gg
Konsep dasar keperawatan gerontologi gg
 
Periode lanjut usia
Periode lanjut usiaPeriode lanjut usia
Periode lanjut usia
 
Perkembangan dewasa dan lansia
Perkembangan dewasa dan lansiaPerkembangan dewasa dan lansia
Perkembangan dewasa dan lansia
 
Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia
 

Similar to Makalah lansia yani

Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
Ainul Mukarrob
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Nika Meiliana
 
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptxKELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
MargaReta33
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologi
REISA Class
 

Similar to Makalah lansia yani (20)

Makalah lansia yani
Makalah lansia yaniMakalah lansia yani
Makalah lansia yani
 
Askep jadi lansia yani
Askep jadi lansia yaniAskep jadi lansia yani
Askep jadi lansia yani
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Masa Dewasa
Masa DewasaMasa Dewasa
Masa Dewasa
 
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro LansiaKespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
Kespro Lansia : Faktor Yang Mempengaruhi Kespro Lansia
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
 
Pokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptx
Pokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptxPokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptx
Pokok Bahasan Konsep dasar lanjut usia.pptx
 
Psikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaPsikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasa
 
makalah Askep lansia
makalah Askep lansiamakalah Askep lansia
makalah Askep lansia
 
Wellness beauty 2
Wellness beauty 2Wellness beauty 2
Wellness beauty 2
 
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
Bab ii tinjauan pustaka (repaired)
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
Perkembangan Fisik dan Kognitif di Masa Dewasa Menengah
 
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptxPerkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
 
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usiaPPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
PPT. Perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
 
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptxKELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
KELOMPOK 1 kep. gerontik.pptx
 
Perkembangan lanjut usia yani AKPER PEMDA MUN
Perkembangan lanjut usia yani AKPER PEMDA MUNPerkembangan lanjut usia yani AKPER PEMDA MUN
Perkembangan lanjut usia yani AKPER PEMDA MUN
 
Tugas embriologi
Tugas embriologiTugas embriologi
Tugas embriologi
 
Perspektif Perkembangan Masa Hidup.pptx
Perspektif Perkembangan Masa Hidup.pptxPerspektif Perkembangan Masa Hidup.pptx
Perspektif Perkembangan Masa Hidup.pptx
 
G8 sikap perubahn
G8 sikap perubahnG8 sikap perubahn
G8 sikap perubahn
 
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
 

More from Septian Muna Barakati

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah lansia yani

  • 1. Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). Pengertian lansia (lanjut usa) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000) sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005). Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia digolongkan menjadi 4, yaitu: 1. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun 2. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun 3. Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun 4. Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Lansia (lanjut usia) adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga
  • 2. Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998). Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda (Suara Pembaharuan 14 Maret 1997). Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen. Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad berbakti . Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikap- sikap yang berkisar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan, penolakan, dan
  • 3. keputusasaan. Lansia ini menjadi terkunci dalam diri mereka sendiri dan dengan demikian semakin cepat proses kemerosotan jasmani dan mental mereka sendiri. Disamping itu untuk mendefinisikan lanjut usia dapat ditinjau dari pendekatan kronologis. Menurut Supardjo (1982) usia kronologis merupakan usia seseorang ditinjau dari hitungan umur dalam angka. Dari berbagai aspek pengelompokan lanjut usia yang paling mudah digunakan adalah usia kronologis, karena batasan usia ini mudah untuk diimplementasikan, karena informasi tentang usia hampir selalu tersedia pada berbagai sumber data kependudukan. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah ( 1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap praenisium pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh/kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
  • 4. Makalah Perkembangan Lansia Posted on March 12, 2012 by yuliakusumadewi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan lansia ? 2. Apa saja ciri – ciri dari lansia ? 3. Bagaimana perkembangan lansia ? 4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia ? 5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia? 6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia 2. Untuk mengetahui ciri – ciri lansia 3. Untuk mengetahui perkembangan lansia 4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia 5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia. 6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia D. Metode Penelitian Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu data atau informasi dari buku – buku dan internet.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dari lansia Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Lanjut Usia adalah berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. B. Ciri – ciri lansia Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu : 1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi. 2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain. 3. Menua membutuhkan perubahan peran Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. 4. Penyesuaian yang buruk pada lansia Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
  • 6. C. Perkembangan lansia Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu. D. Perubahan yang terjadi pada lansia Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut perkembangan atau perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya yaitu : 1. Perkembangan jasmani Penuaan terbagi atas penuaan primer ( primary aging) dan penuaan sekunder (secondary aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah. Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat dapat mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi fungsi organ pernapasan. Penuaan membuat sesorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang dapat berkurang, tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang punggung menjadi telihat pendaek atau melengkung. Perubahan ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi osteoporosis, dan masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia. Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga merupakan salah satu cirri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit mejadi tampak biru dan memar. Pada penuaan kelenjar ini mengakibatkan kelenjar kulit mengasilkan minyak yang lebih sedikit sehingga menyebabkan kulit kehilangan kelembabanya dan mejadikan kulit kering dan gatal-gatal. Dengan berkurangnya lapisan lemak ini resiko yang dihadapi oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit. Penuaan juga mengubah sistim saraf. Masa sel saraf berkurang yang menyebabkan atropy
  • 7. pada otak spinal cord. Jumlah sel berkurang, dan masing-masing sel memiliki lebih sedikit cabang. Perubahan ini dapat memperlambat kecepatan transmisi pesan menuju otak. Setelah saraf membawa pesan, dibutuhkan waktu singkat untuk beristirahat sehingga tiidak dimungkinkan lagi mentrasmisikan pesan yang lain. Selain itu juga terdapat penumpukan produksi buangan dari sel saraf yang mengalami atropy pada lapisan otak yang menyebabkan lapisan plak atau noda. Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resio pada sitem saraf, mislanya berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat menebabkan gangguan berfikr. Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup seorang lansia. Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks dapat berkurang atau hilang. Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan dengan perjalanan usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami kesulitan dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di suruh untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial. Pendengaran dan pengelihatan merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, sejalan dengan proses penuaan indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang karena terjadi perubhan saraf audiotorik. Kerusakan indara pendengaran ini juga dapat terjadi karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia. Struktur mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, sehingga dapat me,buat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik focus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas. Perubahan fisik pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraf mereka. Sistem pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan keberfungsian alat indera tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah mulai menurunnya pemberian respon dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-perubahan fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya diri jika harus berinteraksi dengan lingkungannya (J.W.Santrock, 2002 :198). Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi berikut (1) postur tubuh lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3) daya ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang. 2. Perkembangan Intelektual Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian
  • 8. menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya. Menurut Ratner et.al dalam desmita (20080 penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua , tidak hanya memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melinkan dapat menigkatkan kekuatan memori pada lansia tersebut. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan. 3. Perkembangan Emosional Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia. Hal – hal tersebut di atas yang dapat menjadi penyebab lanjut usia kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri. Bahkan sering ditemui lanjut usia dengan penyesuaian diri yang buruk. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakuatan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya. Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru. Pada orang – orang dewasa lanjut atau lanjut usia, yang menjalani masa pensiun dikatakan memiliki penyesuaian diri paling baik merupakan lanjut usia yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk diantaranya teman – teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985). Orang – orang dewasa lanjut dengan penghasilan tidak layak dan kesehatan yang buruk, dan harus menyesuaikan diri dengan stres lainnya yang terjadi seiring dengan pensiun, seperti kematian pasangannya, memiliki lebih banyak kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan fase pensiun (Stull & Hatch, 1984). Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan dimensi emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin
  • 9. yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih. Ohman & Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi. Dorongan yang relevan dengan rasa takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal tidak menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan bersiap menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa takut. Ketika individu memasuki fase lanjut usia, gejala umum yang nampak yang dialami oleh orang lansia adalah “perasaan takut menjadi tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan yang ada dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan penurunan fisik sehingga mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan sikap kurang senang terhadap diri sendiri. Ditinjau dari aspek yang lain respon-respon emosional mereka lebih spesifik, kurang bervariasi, dan kurang mengena pada suatu peristiwa daripada orang-orang muda. Bukan hal yang aneh apabila orang-orang yang berusia lanjut memperlihatkan tanda-tanda kemunduran dalam berperilaku emosional; seperti sifat-sifat yang negatif, mudah marah, serta sifat-sifat buruk yang biasa terdapat pada anak-anak. Orang yang berusia lanjut kurang memiliki kemampuan untuk mengekspresikan kehangatan dan persaan secara spontan terhadap orang lain. Mereka menjadi kikir dalam kasih sayang. Mereka takut mengekspresikan perasaan yang positif kepada orang lain karena melalui pengalaman-pengalaman masa lalu membuktikan bahwa perasaan positif yang dilontarkan jarang memperoleh respon yang memadai dari orang-orang yang diberi perasaan yang positif itu. Akibatnya mereka sering merasa bahwa usaha yang dilakukan itu akan sia-sia. Semakin orang berusia lanjut menutup diri, semakin pasif pula perilaku emosional mereka. 4. Perkembangan Spiritual Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa : 1. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang religius. 2. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non religius. 3. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup lainnya. 4. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil. 5. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) daripada yang nonreligius. 5. Perubahan Sosial Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock, 2002, h.239). 6. Perubahan Kehidupan Keluarga
  • 10. Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia tersebut berusia 50 sampai 55 tahun. Orang tua usia lanjut yang perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka secara emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya. Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan atau tanggung jawab yang harus mereka penuhi. 7. Hubungan Sosio-Emosional Lansia Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki berbagai macam penyambutan. Ada individu yang memang sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan takut akan rasa kesepian yang akan datang. Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang menerima lansia juga akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia, namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan keluarga dan sosial menolaknya atau tidak memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi mereka maka tentunya memberikan dampak negatif bagi kelangsungan hidup lansia. E. Masalah yang dihadapi oleh lansia Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu : 1. Masalah fisik Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan fisik yang mulai melemah, diantaranya seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang berfungsu dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga sering mengalami sakit (masuk angin, flu) 2. Masalah kognitif ( Intelektual ) Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar 3. Masalah emosional Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi 4. Perkembangan Spiritual Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius. F. Solusi Permasalahan Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di tempuh melalui hal-hal sebagai berikut :
  • 11. 1. Berhubungan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) : • Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. • Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap. • Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur • Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya • Istirahat, tidur yang cukup • Minum suplemen gizi yang diperlukan • Memeriksa kesehatan secara teratur 2. Berhubungan dengan masalah intelektual Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan hidup sehat, yaitu dengan cara : • Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda. • Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup. • Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat. • Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda. • Segera obati depresi Anda. • Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi. • Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan daya ingat. • Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan otak • Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan memfokuskan pikiran. • Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda. 3. Berhubungan dengan Emosi : • Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang. • Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain. • Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. • Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta kemampuan. • Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi. 4. Berhubungan dengan Spiritual • Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang. • Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah • Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.
  • 12. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai perkembangan yang terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. 2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia 3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya. 4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia. 5. Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat. 6. Masalah – masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami masa – masa ini. B. Saran Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
  • 13. Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua : - Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin). - Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. - Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. - Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun
  • 14. - ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. - Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya. - Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). - Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni : a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas). c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.