Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kebutuhan instruksional yang merupakan kesenjangan antara kondisi saat ini dengan yang diharapkan. Proses identifikasi kebutuhan instruksional dimulai dari mengidentifikasi kesenjangan tersebut, melakukan analisis penyebab, dan merumuskan tujuan instruksional umum untuk mengatasi kesenjangan tersebut.
1. Pengertian Kebutuhan
Instruksional
Kebutuhan instruksional adalah kesenjangan
keadaan saat ini dibandingkan dengan keadaan
yang seharusnya. Kebutuhan yang terjadi sebagai
prioritas untuk diatasi.
Kebutuhan disebut juga sebagai masalah
2. Proses identifikasi kebutuhan ini dimulai dari
mengidentifikasi kesenjangan antara keadaan
sekarang dengan keadaan yang dihadapkan
sekaligus dilanjutkan sampai kepada proses
pelaksanaan pemecahan masalah dan evaluasi
terhadap efektifitas dan efesiensinya.
Proses tersebut ditempatkan sebagai bagian
pemulaan dari proses pengembangan.
3. Mengidentifikasi
kebutuhan
instruksional
kegiatan awal dari kegiatan
menentukan tujuan instruksional
umum
4. sumber informasi dalam mengidentifikasi
kebutuhan instruksional
1. Siswa (terutama siswa yang sudah bekerja)
2. Masyarakat (termasuk orang tua dan orang
tua yang akan menggunakan lulusan)
3. Pendidik (termasuk pengajar dan pengelola
program pendidikan.
5. Tujuan Mengidentifikasi kebutuhan
instruksional
1. menentukan kesenjangan penampilan siswa yang
disebabkan kekurangan kesempatan mendapatkan
latihan pada masa lalu
2. Mengidentifikasi bentuk latihan atau kegiatan
instruksional yang paling tepat
3. Menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti
kegiatan instruksional tersebut.
6. Langkah-Langkah Mengidentifikasi
Kebutuhan Instruksional
Langka I
Langka
VIIILangka Langka II
VIII
Langka VII Langka III
Langka VI Langka IV
Langka V
7. Langka I
Mengidentifikasi kesenjangan
hasil produk atau prestasi siswa
atau karyawan saat ini dengan
yang diharapkan.
8. Langka II
pengembang instruksional harus menilai
kesenjangan tersebut dari segi:
• Tingkat signifikasi pengaruhnya
• Luas ruang lingkupnya
• Pentingnya peranan kesenjangan tersebut
terhadap masa depan lembaga atau program.
9.
10. Langka III
• Menganalis kemungkinan penyebab kesenjangan melalui
pelaksanaan observasi ,interviu,dan analisis logis
• Memisahkan kemungkinan penyebab yang tidak berasal
dari kekurangan pengetahuan ,ketrampilan dan sikap
untuk diserahkan penyelesaiannya pada pihak lain
• mengelompokan kemungkinan penyebab yang berasal
dari kekurangan pengetahuan,keterampilan dan sikap
tertentu untuk diteruskan ke langkah 4.
11. Langka IV
Menginterviu siswa atau karyawan yang
bersangkutan untuk memisahkan antara
yang sudah pernah dan yang belum pernah
memperoleh pendidikan atau latihan dalam
bidang kerjanya.
13. Langka VI
Kelompok yang telah sering mendapatkan
pendidikan dan latihan diberi umpan balik
atas kekurangannya dan diminta
mempraktikkannya kembali sampai dapat
melakukan tugasnya seperti yang
diharapkan
14. Langka VII
Kelompok yang masih jarang mendapatkan kesempatan
mengikuti pendidikan dan latihan dalam pengetahuan,
ketrampilan atau sikap yang relevan dalam bidang kerjanya
diberi kesempatan mempraktikkan lebih banyak apa yang
telah diperolehnya dari pendidikan atau latihan masa lalu.
Ini diperlukan sampai mereka mencapai hasil kerja yang
diharapkan
15. Langka VIII
Untuk kelompok siswa atau karyawan yang belum
pernah mempelajari pengetahuan, ketrampilan dan
sikap tersebut.
Pengembangan instruksional terlebih dahulu
merumuskan Tujuan Instruksional Umum (TIU) yang
berisi mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang belum pernah dip[elajari siswa atau
keryawan.
16. Tujuan Instruksional Umum
Bloom (1977) membagi tujuan instruksional menjadi tiga:
1. Kognitif: kemampuan yang mempunyai titik berat dalam
berfikir (Kemampuan mengingat, memahami, menerapkan ,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi)
2. Psikomotorik: ketrampilam melakukan gerak fisik (Kemampuan
meniru melekukan suatu gerak, memanipulasi gerak,
merangkaikan berbagai gerakan, melakukan gerakan dengan
tepat)
3. Afektif: kemampuan bersikap.
17. Penulusan Tujuan Instruksional
Umum
1. Harus berorientasi pada siswa yang berlajar
2. Agar siswa mempu menyusun perencanaan belajar
3. kata kerja dalam tujuan instruksional haruslah berbentuk
kata kerja aktif dan dapat diamati, seperti menyusun
4. tujuan instruksional mengandung objek seperti desain
penelitian