Dokumen tersebut membahas tentang standar profesi sanitarian dan kompetensi yang dimiliki oleh ahli kesehatan lingkungan. Standar profesi sanitarian merupakan pedoman bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam melaksanakan tugasnya untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan nasional. Kompetensi yang dimiliki meliputi pelaksanaan pemeriksaan kualitas lingkungan hidup seperti air, udara, tanah, serta makanan dan minuman
Dokumen tersebut merangkum tentang Klinik Sanitasi di Puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif secara terpadu dan berkelanjutan dengan sasaran masyarakat, penderita, dan lingkungan. Klinik Sanitasi bekerja sama dengan program kesehatan dan sektor lain untuk menangani penyakit berbasis lingkungan.
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanJoy Irman
Buku panduan ini memberikan petunjuk umum tentang pengelolaan air limbah permukiman dengan tujuan mencapai kondisi lingkungan yang sehat dan bebas dari pencemaran. Dijelaskan pula sasaran program, kebijakan, dan strategi untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan pengelolaan air limbah hingga tahun 2009."
Dokumen tersebut merangkum tentang Klinik Sanitasi di Puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif secara terpadu dan berkelanjutan dengan sasaran masyarakat, penderita, dan lingkungan. Klinik Sanitasi bekerja sama dengan program kesehatan dan sektor lain untuk menangani penyakit berbasis lingkungan.
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanJoy Irman
Buku panduan ini memberikan petunjuk umum tentang pengelolaan air limbah permukiman dengan tujuan mencapai kondisi lingkungan yang sehat dan bebas dari pencemaran. Dijelaskan pula sasaran program, kebijakan, dan strategi untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan pengelolaan air limbah hingga tahun 2009."
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu tentang berbagai masalah kesehatan sebagai akibat dari hubungan interaktif antara berbagai bahan, kekuatan, zat yang memiliki potensi sebagai penyebab sakit (agent) yang timbul akibat adanya perubahan-perubahan lingkungan dengan masyarakat, serta menerapkan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang ditimbulkannya
Pengertian (cont.)
Studi tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit, dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif (Achmadi, 1991)
Environmental epidemiology may be defined as the study of environmental factors that influence the distribution and determinants of diseases in human population (Cordis, 1994)
Faktor lingkungan lebih ditonjolkan
Kawasan:
Lingkungan kerja
Lingkungan pemukiman
Tempat-tempat umum dan transportasi
Wilayah habitat manusia daerah aliran sungai, daerah pantai, daerah pegunungan
Agent yang berpotensi bahaya penyakit dapat dikelompokkan sbb:
Golongan fisik: kebisingan, radiasi, cuaca panas, dll
Golongan kimia: pestisida, asap rokok, limbah pabrik
Golongan biologi: spora jamur, bakteri, cacing, dll
Golongan sosial: hubungan antar tetangga, antara bawahan atasan, dll
POKOK-POKOK STUDI EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
Paradigma Kesehatan Lingkungan
Dinamika Bahan Toksik
Parameter Kesehatan Lingkungan
Kemampuan Mengidentifikasi Population at Risk
Standard Normalitas
Desain Studi
Analisis Pemajanan
1. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN
Paradigma/konsep/model kesehatan lingkungan menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai komponen lingkungan dengan dinamika perilaku penduduk
Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat sakit dalam suatu kawasan
2. DINAMIKA PERJALANAN BAHAN TOKSIK
Mempelajari dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, kimia, mikroba) yg berada dalam “vehicle” transmisi hingga kontak dengan manusia atau penduduk
Pemahaman kinetika agent akan menentukan teknik mengukur atau analisis pemajanan
Contoh:
Pb udara/air/tanah/makanan tubuh manusia
3. Parameter Kesehatan Lingkungan
Pemahaman terhadap berbagai parameter kesehatan lingkungan
Bagaimana mengukur berbagai parameter perubahan lingkungan
TEORI SIMPUL
Pengukuran parameter kesehatan lingkungan
Pada simpul A: pengukuran pada sumbernya (pengukuran emisi)
Pada simpul B: pengukuran komponen penyebab sakit pada ambient
Pada simpul C: pengukuran pada spesimen tubuh manusia (biomarker atau bioindikator)
Pada simpul D: sudah terjadi outcome berupa kejadian penyakit, misal jumlah penderita keracunan
4. KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI POPULATION AT RISK
Mengidentifikasi:
Populasi mana yang terkena dampak
Besar/dosis
Lama waktu/durasi pemaparan oleh agent
Cara
Population at risk tidak selalu dala
Ringkasan:
Dokumen ini membahas tentang pengawasan obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan dan bahan adiktif (OMKABA) di pelabuhan, bandara dan perbatasan. Tujuannya adalah mencegah penyebaran penyakit internasional dengan mengawasi OMKABA yang masuk dan keluar wilayah Indonesia. Kantor Kesehatan Pelabuhan bertugas melakukan pemeriksaan dokumen dan sampel fisik untuk menerbitkan sertifikat kesehatan
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan pemukiman. Tiga aspek utama yang dibahas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan pemukiman, persyaratan lingkungan pemukiman yang sehat, dan upaya-upaya untuk menjamin kesehatan di lingkungan pemukiman.
Dokumen tersebut memberikan definisi operasional dan jenjang pelaksanaan untuk berbagai kegiatan sanitarian, mulai dari persiapan pelaksanaan kegiatan seperti perencanaan, studi kelayakan, hingga pengawasan dan pengamatan lingkungan kesehatan.
8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docxSitiNurwahyuni3
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan pemantauan lingkungan fisik puskesmas, yang meliputi kegiatan menjaga keandalan lingkungan fisik, memperbaiki dan mengganti bagian-bagiannya agar selalu berfungsi dengan baik, serta pengamatan secara berkala untuk memastikan kelayakannya. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pemeliharaan dan pemantauan lingkungan fisik puskes
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran indeks lalat, indeks tungau/pinjal, dan kepadatan nyamuk. Terdapat cara kerja dan alat yang digunakan untuk masing-masing pengukuran serta interpretasi hasilnya. Juga dibahas siklus hidup lalat dan penyakit onchocerciasis yang disebabkan oleh cacing Onchocerca volvulus dan disampaikan melalui gigitan nyamuk.
Paparan lingkungan dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran kuantitatif melibatkan pengukuran langsung kadar zat kimia yang masuk ke tubuh, sedangkan pengukuran kualitatif menggunakan indikator tidak langsung seperti indeks kesehatan masyarakat. Populasi terpapar ditentukan dengan mengukur secara langsung dosis zat kimia dalam tubuh atau secara tidak langsung menggunakan
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan di Indonesia. Masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya sanitasi di berbagai aspek seperti air bersih, pemukiman, dan pengelolaan sampah, yang menyebabkan tingginya angka penyakit. Upaya yang ditempuh pemerintah dan masyarakat meliputi penyediaan air bersih, peningkatan kualitas pemukiman, pengelolaan sampah yang baik, serta peningkatan
Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan air minum berkualitas bagi masyarakat di daerah bencana alam. Terdapat beberapa poin penting yaitu (1) penyediaan air bersih dapat dilakukan melalui pemboran sumur atau unit pengolahan air yang mudah dipindahkan, (2) standar kualitas air minum antara lain kadar bakteri coliform rendah dan klorin 0,2-0,5 mg/L, (3) fasilitas sanitasi se
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan sanitasi lingkungan di tempat-tempat pariwisata dan umum. Kebijakan ini mencakup sanitasi di hotel, restoran, pasar, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, pantai, dan taman rekreasi umum. Tujuannya adalah menjaga lingkungan bersih dan sehat untuk menunjang kelancaran aktivitas wisata dan kesehatan masyarakat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang kriteria inspeksi sanitasi untuk tempat-tempat umum seperti bioskop, terminal angkutan udara, dan pangkas rambut. Terdapat 10 item tempat yang dicakup beserta komponen-komponen yang dinilai untuk memastikan terpenuhinya standar kesehatan lingkungan."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit yang ditularkan oleh lalat dan tindakan pengendaliannya. Lalat dapat menularkan penyakit seperti kolera, tipus, dan disentri melalui kontak dengan kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi. Untuk mengendalikan penyakit ini perlu dilakukan survei kepadatan lalat, perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan, serta pemberantasan lalat secara langsung menggunak
Dokumen tersebut membahas sistem pengelolaan air limbah di Desa Sukorejo, Kabupaten Kendal. Saat ini, warga desa membuang air limbah secara langsung ke badan air tanpa adanya sistem pengelolaan yang memadai. Dokumen ini memberikan gambaran umum kondisi desa, prinsip pembuatan sistem pengelolaan air limbah sederhana, langkah-langkah pembuatannya, serta keuntungan dan kerugiannya.
Dokumen tersebut merangkum kerangka acuan kegiatan magang mahasiswa D-IV Analis Kesehatan di laboratorium. Terdapat standar kompetensi, kegiatan mahasiswa dan pembimbing, serta ketentuan umum dan sanksi pelanggaran selama magang.
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGERTIAN
Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu tentang berbagai masalah kesehatan sebagai akibat dari hubungan interaktif antara berbagai bahan, kekuatan, zat yang memiliki potensi sebagai penyebab sakit (agent) yang timbul akibat adanya perubahan-perubahan lingkungan dengan masyarakat, serta menerapkan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang ditimbulkannya
Pengertian (cont.)
Studi tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit, dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu, untuk upaya promotif (Achmadi, 1991)
Environmental epidemiology may be defined as the study of environmental factors that influence the distribution and determinants of diseases in human population (Cordis, 1994)
Faktor lingkungan lebih ditonjolkan
Kawasan:
Lingkungan kerja
Lingkungan pemukiman
Tempat-tempat umum dan transportasi
Wilayah habitat manusia daerah aliran sungai, daerah pantai, daerah pegunungan
Agent yang berpotensi bahaya penyakit dapat dikelompokkan sbb:
Golongan fisik: kebisingan, radiasi, cuaca panas, dll
Golongan kimia: pestisida, asap rokok, limbah pabrik
Golongan biologi: spora jamur, bakteri, cacing, dll
Golongan sosial: hubungan antar tetangga, antara bawahan atasan, dll
POKOK-POKOK STUDI EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
Paradigma Kesehatan Lingkungan
Dinamika Bahan Toksik
Parameter Kesehatan Lingkungan
Kemampuan Mengidentifikasi Population at Risk
Standard Normalitas
Desain Studi
Analisis Pemajanan
1. PARADIGMA KESEHATAN LINGKUNGAN
Paradigma/konsep/model kesehatan lingkungan menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai komponen lingkungan dengan dinamika perilaku penduduk
Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat sakit dalam suatu kawasan
2. DINAMIKA PERJALANAN BAHAN TOKSIK
Mempelajari dinamika atau kinetika perjalanan suatu bahan toksik dan atau faktor penyebab penyakit (fisik, kimia, mikroba) yg berada dalam “vehicle” transmisi hingga kontak dengan manusia atau penduduk
Pemahaman kinetika agent akan menentukan teknik mengukur atau analisis pemajanan
Contoh:
Pb udara/air/tanah/makanan tubuh manusia
3. Parameter Kesehatan Lingkungan
Pemahaman terhadap berbagai parameter kesehatan lingkungan
Bagaimana mengukur berbagai parameter perubahan lingkungan
TEORI SIMPUL
Pengukuran parameter kesehatan lingkungan
Pada simpul A: pengukuran pada sumbernya (pengukuran emisi)
Pada simpul B: pengukuran komponen penyebab sakit pada ambient
Pada simpul C: pengukuran pada spesimen tubuh manusia (biomarker atau bioindikator)
Pada simpul D: sudah terjadi outcome berupa kejadian penyakit, misal jumlah penderita keracunan
4. KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI POPULATION AT RISK
Mengidentifikasi:
Populasi mana yang terkena dampak
Besar/dosis
Lama waktu/durasi pemaparan oleh agent
Cara
Population at risk tidak selalu dala
Ringkasan:
Dokumen ini membahas tentang pengawasan obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan dan bahan adiktif (OMKABA) di pelabuhan, bandara dan perbatasan. Tujuannya adalah mencegah penyebaran penyakit internasional dengan mengawasi OMKABA yang masuk dan keluar wilayah Indonesia. Kantor Kesehatan Pelabuhan bertugas melakukan pemeriksaan dokumen dan sampel fisik untuk menerbitkan sertifikat kesehatan
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan pemukiman. Tiga aspek utama yang dibahas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan pemukiman, persyaratan lingkungan pemukiman yang sehat, dan upaya-upaya untuk menjamin kesehatan di lingkungan pemukiman.
Dokumen tersebut memberikan definisi operasional dan jenjang pelaksanaan untuk berbagai kegiatan sanitarian, mulai dari persiapan pelaksanaan kegiatan seperti perencanaan, studi kelayakan, hingga pengawasan dan pengamatan lingkungan kesehatan.
8.5.1.1 SOP pemeliharaan & pemantauan lingkungan fisik.docxSitiNurwahyuni3
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan pemantauan lingkungan fisik puskesmas, yang meliputi kegiatan menjaga keandalan lingkungan fisik, memperbaiki dan mengganti bagian-bagiannya agar selalu berfungsi dengan baik, serta pengamatan secara berkala untuk memastikan kelayakannya. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pemeliharaan dan pemantauan lingkungan fisik puskes
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran indeks lalat, indeks tungau/pinjal, dan kepadatan nyamuk. Terdapat cara kerja dan alat yang digunakan untuk masing-masing pengukuran serta interpretasi hasilnya. Juga dibahas siklus hidup lalat dan penyakit onchocerciasis yang disebabkan oleh cacing Onchocerca volvulus dan disampaikan melalui gigitan nyamuk.
Paparan lingkungan dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran kuantitatif melibatkan pengukuran langsung kadar zat kimia yang masuk ke tubuh, sedangkan pengukuran kualitatif menggunakan indikator tidak langsung seperti indeks kesehatan masyarakat. Populasi terpapar ditentukan dengan mengukur secara langsung dosis zat kimia dalam tubuh atau secara tidak langsung menggunakan
Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan di Indonesia. Masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya sanitasi di berbagai aspek seperti air bersih, pemukiman, dan pengelolaan sampah, yang menyebabkan tingginya angka penyakit. Upaya yang ditempuh pemerintah dan masyarakat meliputi penyediaan air bersih, peningkatan kualitas pemukiman, pengelolaan sampah yang baik, serta peningkatan
Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan air minum berkualitas bagi masyarakat di daerah bencana alam. Terdapat beberapa poin penting yaitu (1) penyediaan air bersih dapat dilakukan melalui pemboran sumur atau unit pengolahan air yang mudah dipindahkan, (2) standar kualitas air minum antara lain kadar bakteri coliform rendah dan klorin 0,2-0,5 mg/L, (3) fasilitas sanitasi se
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan sanitasi lingkungan di tempat-tempat pariwisata dan umum. Kebijakan ini mencakup sanitasi di hotel, restoran, pasar, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, pantai, dan taman rekreasi umum. Tujuannya adalah menjaga lingkungan bersih dan sehat untuk menunjang kelancaran aktivitas wisata dan kesehatan masyarakat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang kriteria inspeksi sanitasi untuk tempat-tempat umum seperti bioskop, terminal angkutan udara, dan pangkas rambut. Terdapat 10 item tempat yang dicakup beserta komponen-komponen yang dinilai untuk memastikan terpenuhinya standar kesehatan lingkungan."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit yang ditularkan oleh lalat dan tindakan pengendaliannya. Lalat dapat menularkan penyakit seperti kolera, tipus, dan disentri melalui kontak dengan kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi. Untuk mengendalikan penyakit ini perlu dilakukan survei kepadatan lalat, perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan, serta pemberantasan lalat secara langsung menggunak
Dokumen tersebut membahas sistem pengelolaan air limbah di Desa Sukorejo, Kabupaten Kendal. Saat ini, warga desa membuang air limbah secara langsung ke badan air tanpa adanya sistem pengelolaan yang memadai. Dokumen ini memberikan gambaran umum kondisi desa, prinsip pembuatan sistem pengelolaan air limbah sederhana, langkah-langkah pembuatannya, serta keuntungan dan kerugiannya.
Dokumen tersebut merangkum kerangka acuan kegiatan magang mahasiswa D-IV Analis Kesehatan di laboratorium. Terdapat standar kompetensi, kegiatan mahasiswa dan pembimbing, serta ketentuan umum dan sanksi pelanggaran selama magang.
Evaluasi kinerja lingkungan merupakan operasi yang penting, baik untuk otoritas pengawas pelindungan lingkungan dan pemilik atau penghuni lahan dimana kegiatannya akurat, yang memiliki dampak potensi terhadap lingkungan.
Ada berbagai tingkat evaluasi kinerja lingkungan untuk setiap aktivitas yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.
Kinerja dapat dilihat sebagai fungsi untuk kapasitas melakukan, kesempatan untuk melakukan, dan kemauan untuk melakukan. Perlu dicatat bahwa tidak ada kombinasi kapasitas dan peluang dapat menghasilkan kinerja yang tinggi tanpa adanya beberapa tingkat motivasi atau keinginan untuk bertindak.Pengukuran kinerja lingkungan adalah bagian penting dari sistem manajemen lingkungan. Ini merupakan ukuran hasil dan sumbangan yang dapat diberikan sistem manajemen lingkungan pada perusahaan secara riil dan kongkrit Evaluasi kinerja lingkungan adalah hal yang penting, baik untuk otoritas perlindungan lingkungan dan pemilik atau penghuni tanah dimana kegiatan dilakukan, yang memiliki potensi dampak terhadap lingkungan. Ada berbagai tingkat evaluasi kinerja lingkungan untuk kegiatan dengan potensi dampak lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah kesehatan lingkungan dan pencemaran air. Disebutkan bahwa masalah kesehatan merupakan masalah yang kompleks dan berkaitan dengan faktor lingkungan. Pencemaran air dapat berasal dari limbah pertanian, domestik, dan industri yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan.
Materi ipa kelas III semester 1 bab 3 lingkungan ktsp 2006Rachmah Safitri
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan hidup yang sehat dan tidak sehat. Mencakup ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat, penyebab lingkungan tidak sehat, pengaruh lingkungan terhadap kesehatan, dan cara menjaga kesehatan lingkungan. Diberikan contoh soal untuk menguji pemahaman siswa tentang materi lingkungan hidup.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tanggung jawab dan wewenang pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan untuk mencapai lingkungan yang sehat. Ditetapkan pula standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan untuk berbagai media lingkungan seperti air, udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, serta vektor penyakit untuk mewujudkan k
Permendkes 2/2023 menyederhanakan regulasi pengelolaan limbah kesehatan dan mewajibkan fasilitas kesehatan mengelola limbah secara benar melalui tahapan seperti pengurangan, pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan sesuai standar, untuk mencegah penyakit akibat limbah tersebut. Pengawasan dilakukan terhadap proses pengelolaan limbah fasilitas kesehatan untuk memastikan pemenuhan aturan
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak herbal. Standarisasi adalah proses menetapkan standar yang dilakukan secara tertib dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Standarisasi mencakup parameter kualitas seperti kemurnian, kandungan zat aktif, dan ketiadaan zat berbahaya seperti logam berat dan residu pestisida. Standarisasi bertujuan mempertahankan konsistensi
Dokumen tersebut membahas tentang pelajaran IPA di SMP/MTs yang berfokus pada bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan efek sampingnya, meliputi percobaan untuk mengidentifikasi bahan kimia rumah tangga dan dampak limbahnya terhadap lingkungan.
Kerangka acuan kerja inspeksi sanitasi DAM UPTD Puskesmas Pare memberikan panduan untuk memantau kualitas sarana dan air DAM secara berkala dengan melakukan inspeksi fisik, kimia, dan bakteriologis. Tujuannya adalah menjaga kualitas air minum dan mencegah penyakit. Inspeksi akan dilakukan dua kali setahun oleh petugas kesehatan lingkungan terhadap 10 DAM di wilayah tersebut.
ADKL digunakan untuk mengkaji dan memprediksi potensi risiko kesehatan dari suatu rencana kegiatan pembangunan. Tujuannya adalah mengkaji dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat dalam AMDAL maupun pengelolaan lingkungan hidup. Pendekatan ADKL menggunakan teori simpul pengamatan untuk menilai hubungan antara sumber, media pemajanan, dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. Standar profesi sanitarian adalah suatu standar
bagi profesi kesehatan lingkungan dalam
menjalankan tugas profesinya untuk berperan
secara aktif, terarah dan terpadu dalam
pembangunan kesehatan nasional.
4. 1. Tujuan umum
Sebagai acuan bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam
berperan aktif, terarah dan terpadu dalam pembangunan
kesehatan nasional.
2. Tujuan khusus
Sebagai pedoman bagi para ahli kesehatan lingkungan
dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai tenaga
kesehatan di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangannya.
5. Peran dan fungsi sanitarian profesional
1. Peran sebagai pelaksana kegiatan kesehatan lingkungan.
Fungsi :
a. Menentukan
komponen
lingkungan
mempengaruhi kesehatan manusia.
yang
b. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran
komponen lingkungan secara tepat berdasarkan
prosedur yang telah ditetapkan.
c. Menginformasikan hasil pemeriksaan / pengukuran
d. Menetapkan penyimpangan hasil pemeriksaan
terhadap standar baku mutu sanitasi bersih.
6. Lanjutan. . .
2. Peran sebagai pengelola kesehatan lingkungan
Fungsi:
a. Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan
yang mempengaruhi kesehatan lingkungan.
b. Menginterprestasikan hasil pengukuran komponen
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
c. Merancang dan merekayasa penanggulangan masalah
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
d. Mengorganisir penanggulangan masalah kesehatan
lingkungan.
e. Mengevaluasi hasil penanggulangan.
7. Lanjutan. . .
3. Peran Sebagai Pengajar, Pelatih, dan Pemberdayaan Masyarakat
Fungsi :
a. Menginventarisasi pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat
tentang kesehatan lingkungan.
b. Menentukan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang kesehatan
lingkungan yang perlu diintervensi.
c. Merencanakan bentuk intervensi perubahan pengetahuan, sikap,
dan perilaku tentang kesehatan lingkungan.
d. Melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan kaidah kehatan.
e. Mengevaluasi hasil intervensi.
8. Lanjutan. . .
4. Peran sebagai peneliti kesehatan lingkungan
Fungsi:
a. Menentukan masalah kesehatan lingkungan
b. Melaksanakan kegiatan penelitian teknologi tepat.
9. Kompetensi Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
1. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik air dan
limbah cair
a. Melakukan
pengambilan
sampel
pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan
kualitas fisik air dan limbah cair
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik
air dan limbah cair
10. Lanjutan. . .
2. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia air dan
limbah cair
a. Melakukan pengambilan sampel kualitas kimia
air dan limbah cair.
b. Melakukan pengiriman sampel kualitas kimia
air dan limbah cair.
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas kimia
air dan limbah cair.
11. Lanjutan. . .
3. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi air
limbah cair
a. Melakukan pengambilan sampel mikrobiologi air
limbah cair
b. Melakukan pengiriman sampel mikrobiologi air
limbah cair
c. Melakukan pemeriksaan sampel mikrobiologi air
limbah cair
dan
dan
dan
dan
12. Lanjutan. . .
4. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik udara / kebisingan / getaran /
kelembaban udara / kecepatan angin dan radiasi
a. Melakukan pengambilan sampel kualitas fisik udara / kebisingan/
getaran / kelembaban udara / kecepatan angin dan radiasi
b. Melakukan pengiriman sampel kualitas fisik udara / kebisingan /
getaran / kelembaban udara / kecepatan angin dan radiasi
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik udara / kebisingan /
getaran / kelembaban udara / kecepatan angin dan radiasi
13. Lanjutan. . .
5. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan
kualitas kimia udara
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan
kualitas kimia udara
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas kimia
udara
14. Lanjutan. . .
6. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
mikrobiologi udara
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
mikrobiologi udara
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi
udara
15. Lanjutan. . .
7. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah
padat
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
fisik tanah dan limbah padat
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
fisik tanah dan limbah padat
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik tanah
dan limbah padat
16. Lanjutan. . .
8. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia tanah dan limbah padat :
a.
Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas kimia
tanah dan limbah padat
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan-pemeriksaan
kualitas kimia tanah dan limbah padat
c.
Melakukan pemeriksaan sampel pemeriksaan kualitas kimia
tanah dan limbah padat
d. Melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas kimia tanah dan
limbah padat
17. Lanjutan. . .
9. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi tanah dan
limbah padat
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi
dan parasitologi tanah dan limbah padat
b. Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan
parasitologi tanah dan limbah padat
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi dan parasitologi
tanah dan limbah padat kualitas kimia tanah dan limbah padat.
18. Lanjutan. . .
10. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik makanan dan
minuman :
a.Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
fisik makanan dan minuman
b.Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
fisik makanan dan minuman
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik makanan
dan minuman
19. Lanjutan. . .
11. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia makanan dan
minuman :
a.Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
kimia makanan dan minuman
b.Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
kimia makanan dan minuman
c. Melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas kimia
makanan dan minuman
20. Lanjutan. . .
12. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi
makanan dan minuman :
a. Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
mikrobiologi dan parasitologi makanan dan minuman
b.Melakukan
pengiriman
sampel
pemeriksaan
kualitas
mikrobiologi dan parasitologi makanan dan minuman
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi dan
parasitologi makanan dan minuman
21. Lanjutan. . .
13. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi
sampel usap alat makanan minuman rectum :
a.Melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi
parasitologi sampel usap alat makanan dan minuman
b.Melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi
parasiologi sampel usap alat makanan dan minuman
c. Melakukan pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi parasitologi
sampel usap alat makanan dan minuman
22. Lanjutan. . .
14. Melakukan survai vector dan binatang pengganggu
15. Melakukan pengukuran kuantitas (debit) air dan air limbah.
16. Mengidentifikasi makro dan miro bentos di badan air.
a. Melakukan pengambilan sampel makro dan mikro bentos di
badan air.
23. Lanjutan. . .
17. Melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan biomonitoring.
a. Melakukan pengambilan sampel toksikan dan biomonitoring.
b. Melakukan pengiriman sampel toksikan dan biomonitoring.
c. Melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan biomonitoring.
18. Melakukan analisis dampak kesehatan lingkungan.
19.Mengelola
program
keselamatan kerja.
hygiene
industri,
kesehatan,
dan
24. Lanjutan. . .
20. Mengoperasikan alat pengeboran air tanah.
21.Melakukan pengeboran air tanah untuk pembangunan
sarana air bersih.
22. Melakukan pendugaan air tanah.
23. Mengoperasikan alat-alat aplikasi pengendalian vektor.
24. Mengelola alat-alat pengambil sampel udara.
26. Lanjutan. . .
30. Mengawasi
sanitasi
pengelolaan
limbah
bahan
berbahaya dan beracun.
31. Melakukan surveilence penyakit berbasis lingkungan.
32. Berwirausaha di bidang kesehatan pelayanan kesehatan
lingkungan.
33. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan lingkungan.
27. Lanjutan. . .
34. Menilai kondisi kesehatan perumahaan (kepadatan
hunian, lantai, dinding, atap, ventilasi, jendela, dan
penataan ruangan/bangunan).
35. Menerapkan prinsip sanitasi pengelolaan makanan.
36. Mengawasi sanitasi tempat pembuatan, penjualan,
penyimpanan, pengangkutan & penggunaan pestisida.
28. Lanjutan. . .
37.Mengawasi Sanitasi Tempat-tempat Umum, Industri, Pariwisata,
Pemukiman dan Sarana Transportasi.
38.Melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.
39.Melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel air,
tanah, udara, limbah makanan dan minuman, vektor dan binatang
pengganggu.
40.Melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel air, tanah,
udara, limbah makanan dan minuman, vektor, dan binatang
pengganggu.
29. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI)
• Pengertian:
Hakli adalah organisasi profesi sebagai wadah pemersatu dan
pembina profesional kesehatan lingkungan yang secara khas
beragam dan berjenjang dari latar belakang pendidikan,
lapangan kerja, posisi, peran dan jalur peminatan menjadi satu
kesatuan jejaring fungsional dengan keahlian kesehatan
lingkungan. Dibentuk dan didirikan di Bandung Jawa Barat pada
tanggal 12 April 1980
30. Lanjutan. . .
• Tujuan:
Meningkatkan daya dan hasil guna para anggotanya dalam
mengabdikan keprofesionalannya serta meningkatkan dan
mengembangkan kesehatan lingkungan agar lebih berdaya
bagi peningkatan profesi dan pembangunan kesehatan
lingkungan untuk kesejahteraan.
31. Anggaran Dasar HAKLI
Keputusan
Musyawarah
Nasional
V
Himpunan
Kesehatan
Lingkungan Tahun 2005 Nomor : 05 / Munas V / Hakli / 2005
Tentang Anggaran Dasar Himpunan Kesehatan Lingkungan(hakli)
Keanggotaan
Anggota terdiri dari para Ahli Kesehatan Lingkungan maupun sanitarian.
Keanggotaan organisasi terdiri dari tiga macam, yaitu anggota biasa,
anggota luar biasa dan anggota kehormatan
32. Lanjutan. . .
Susunan Dan Tata Kerja Organisasi, Kekuasaan
Organisasi Tugas Dan Wewenang Pengurus Organisasi
• Ditingkat Nasional dibentuk Pengurus Pusat HAKLI
• Ditingkat Provinsi dibentuk Pengurus Daerah HAKLI
• Ditingkat Kabupaten / Kota dibentuk Pengurus Cabang HAKLI
33. Lanjutan. . .
KEKUASAAN ORGANISASI
• Kekuasaaan tertinggi di tingkat Nasional adalah Musyawarah
Nasiomnal ( MUNAS ) yang diadakan setiap empat tahun
• Kekuasaan tertinggi di tingkat daerah adalah Musyawarah
daerah ( MUSDA ) yang diadakan setiap empat tahun sekali
• Kekuasaan tertinggi di tingkat cabang adalah Musyawarah
Cabang ( MUSCAB ) yang diadakan setiap empat tahun
34. Lanjutan. . .
TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS ORGANISASI
• Pengurus Pusat menentukan arah , kebijakan dan strategi organisasi
serta pokok – pokok program secara Nasional
• Pengurus Pusat membentuk Lembaga – lembaga dan unit – unit strategi,
sesuai dengan tantangan peluang dn kebutuhan organisasi
• Lembaga atau Unit strategi dapat di bentuk sekalian dengan kebutuhan
untuk
• Pengkajian dan Pengembangan IPTEK dan keprofesian Kesehatan
Lingkungan
35. Lanjutan. . .
• Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan
Lingkungan
• Pengembangan
kewirausahaan
dan
penggalangan
kemitraan
• Pengurus daerah dan cabang menyusun dan melaksanakan
program kerja dan kegiatan berdasarkan arah, kebijakan
dan strategi serta program Nasional yang disesuaikan
dengan karakteristik dan masalah spesifik setempat.
36. Lanjutan. . .
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• Keputusan diambil dengan Musyawarah untuk
mufakat
• Apabila tidak dapat dicapai secara mufakat
keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
37. Anggaran Rumah Tangga
Keputusan Musyawarah Nasional V Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia Tahun 2005 Nomor : 06/ Munas V / Hakli/ 2005 Tentang Anggaran
Rumah Tangga Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia ( Hakli )
KEANGGOTAAN
• Keanggotaan terdiri dari :
1. Anggota biasa
para ahli di bidang kesehatan lingkungan atau sanitarian, warga Negara
Indonesia yang berpendidikan tinggi dan atau bekerja / menekuni di
bidang kesehatan lingkungan atau saitarian
2. Anggaran luar biasa
mereka yang bekerja di bidang kesehatn lingkungan atau sanitasi yang di
tetapka oleh pengurus
3. Anggota kehormatan
mereka yang diangkat pengurus
38. Lanjutan. . .
Anggota biasa memiliki hak :
• Mempunyai hak satu suara
• Mempunyai hak memilih dan dipilih
• Mempunyai hak membela diri
Anggota biasa mempunyai kewajiban:
• Wajib membayar iuran
• Wajib membina hubungan baik dan jiwa korps di antara para anggota
• Wajib mentaati keputusan organisasi dan melaksanakan usaha – usaha untuk
mencapai tujuan organisasi
39. Lanjutan. . .
Anggota luar biasa dan anggota kehormatan memiliki hak dan
kewajiban
• Anggota Luar biasa dan kehormatan memiliki hak bicara
• Anggota luar biasa dan kehormatan wajib mendukung usaha –
usaha untuk mencapai tujuan organisasi
40. Lanjutan. . .
KRITERIA PENGURUS
• Para Fungsionair Pengurus Pusat, Daerah dan Cabang harus minimal memenuhi
kriteria sebagai berikut :
• Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Jujur dan mempunyai integritas tinggi
• Sehat Jasmani dan Rohani
• Sekurang – kurangnya telah 3 (tiga) tahun menjadi anggota HAKLI
• Belum pernah tercela selama bekerja baik politis maupun administrative
• Anggota biasa HAKLI
41. Lanjutan. . .
Ketentuan Musyawarah Nasional
1. Peserta musyawarah Nasional adalah:
a. Seluruh Pengurus Pusat
b. Seluruh Dewan pertimbangan Organisasi
c. Seluruh pengurus daerah dengan sebanyak – banyaknya 4 (empat)
pengurus Daerah
d. Seluruh Pengurus Cabang dengan sebanyak – banyaknya 2 (dua)
orang pengurus Cabang
e. Peninjau
42. Lanjutan. . .
2. MUNAS dianggap sah apabila dihadiri sekurang – kurangnya
setyengah ditambah satu daru jumlah peserta MUNAS. Apabila
jumlah tersebut tidak tercapai maka munas ditunda selama 1
(satu) jam, apabila setelah waktu penundaan tersebut jumlah
peserta masih belum tercapai maka dengan persetujuan forum
yang ada MUNAS dapat dianggap sah untuk dilaksanakan.
43. Lanjutan. . .
PENGELOLAAN IURAN ANGGOTA
1. Untuk Kelancaran program organisasi besarnya iuran di tetapkan sebagai berikut :
a. Uang pangkal sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) untuk setiap
anggota 25% untuk pengurus Pusat dan 75% untuk Pengurus Daerah
b. Uang Iuran ditentukan oleh masing – masing pengurus daerah dan Cabang
25 % untuk Pengurus daerah dan 75% untuk pengurus cabang
2. Pengiriman uang iuran ditujukan kepada Bendahara Pengurus yang lebih tinggi
selambat – lambatnya 10 bulan berikutnya
44. DAFTAR PUSTAKA
Kepmenkes RI No. 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian
Nurjanah, Anita Dwi.2012.Kompetensi Ahli Madya
Kesehatan.http://anitadwinurjanah.blogspot.com/2012/01/kompetensi-ahlimadya-kesehatan.html.Diunduh tanggal 19 Oktober 2013
Anonim.2010.Hakli.http://www.webhakli.com/index.php?option=com_content&view=article&id=52&Itemid=103.Diund
uh tanggal 19 Oktober 2013
Anonim.2009.Mengenal Lebih Dekat
Hakli.http://hakliindonesia.blogspot.com/2009/10/mengenal-lebih-dekathakli.html.Diunduh tanggal 19 Oktober 2013
Anonim.2011.Fungsional
Sanitarian.http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2011/04/fungsio
nal-sanitarian/.Diunduh tanggal 19 Oktober 2013