Manajemen Proyek Konversi Sampah Organik Menjadi Pupuk Padat Dan Cair Di Desa Kepadangan
1. 1
Manajemen Proyek
Konversi Sampah Organik Menjadi
Pupuk Padat Dan Cair Di Desa
Kepadangan
Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester
Periode 2023/2024 pada Mata Kuliah Manajemen Proyek
dengan dosen pengampu Elsa Rosyidah, S.TP., M.I.L.
Disusun oleh:
Aliefano Rahmatullah
12421018
Program Studi Teknik Lingkungan
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Sidoarjo
2023
2. Untuk mengolah sampah organik menjadi kompos padat
dan cair berkualitas, meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pengolahan sampah organik, membangun sarana
produksi pupuk organik yang efektif dan berkelanjutan.
Pemilihan lokasi untuk membangun fasilitas produksi
pupuk, perancangan dan pembangunan fasilitas produksi pupuk
hayati, mengklasifikasikan dan mengolah sampah organik,
memeriksa mutu kompos padat dan cair yang dihasilkan,
mendidik masyarakat tentang pengelolaan sampah organik dan
manfaat penggunaan kompos, menilai dampak proyek terhadap
lingkungan.
Proyek ini memerlukan anggaran Rp. 80.000.000,00
dengan 1) Pembangunan fasilitas pengomposan. 2) Perolehan
peralatan pengomposan. 3) Biaya pengoperasian dan
pemeliharaan proyek. 4) Pelatihan dan peningkatan kesadaran
masyarakat. 5) Analisis mengenai dampak lingkungan.
Proyek ini akan mempunyai jadwal pelaksanaan sebagai
berikut: 1) Perencanaan proyek – 2 bulan. 2) Pembangunan
fasilitas – 6 bulan. 3) Pengoperasian fasilitas – berkelanjutan. 4)
Pelatihan Masyarakat – berkelanjutan. 5) Penilaian dampak –
setiap 6 bulan.
Beberapa resiko yang mungkin timbul selama pelaksanaan
proyek antara lain: 1. Resiko finansial terkait biaya proyek, 2.
Resiko teknis terkait pembangunan fasilitas produk kompos, 3.
Resiko lingkungan yang berhubungan dengan dampak
pengomposan yang tidak terkendali.
Tujuan proyek
Lingkup proyek
Batasan biaya dan jadwal
Bagian-bagian yang beresiko tinggi dan cukup sulit dan
rencana mengatasi kemungkinan kemungkinan yang akan
muncul
3. 3
Untuk mengatasi resiko-resiko ini, proyek akan
menerapkan langkah-langkah manajemen resiko yang tepat.
Rencana tim proyek:
1. Manajer proyek, bertanggung jawab mengelola
keseluruhan proyek, berkoordinasi dan berkomunikasi
dengan seluruh tim.
2. Tim pengembangan fasilitas, mencari ahli teknis
dalam perencanaan dan konstruksi fasilitas, insinyur
struktur arsitek dan kontraktor memastikan instalasi
memenuhi standar.
3. Tim operasi operator pabrik kompos, harus ahli
agronomi agar dapat memantau kualitas pupuk.
4. Tim pelatihan masyarakat, dibutuhkan spesialis
pendidikan masyarakat agar bisa memberikan
pelatihan kepada masyarakat sekitar.
5. Tim pengkajian lingkungan hidup, dibutuhkan para
ahli lingkungan hidup agar dapat memantau dan
mengevaluasi dampak proyek terhadap lingkungan
hidup.
Rencana sumber daya lain:
1. Peralatan pengomposan, mesin penggiling, komposter,
dan peralatan lain untuk mengolah sampah organik.
2. Bahan baku sampah organik dari sumber-sumber local,
bahan bangunan untuk Pembangunan fasilitas.
3. Energi listrik, untuk mengoperasikan instalasi.
4. Angkutan kendaraan pengumpul sampah organik dan
pupuk mikroba.
Rencana SDM dan pemakaian sumberdaya lain
4. Gambar 1. Contoh pembuatan kompos
a) Pengujian kualitas pupuk padat dan cair
Pengujian kandungan nutrisi: berpartisipasi dalam
laboratium untuk memastikan kompos memenuhi
standar nutrisi tertentu.
Uji pH: memastikan pH pupuk sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
Pengujian mikroba: mengukur keberhasilan
pengomposan dan keberhasilan pengomposan dan
keberlanjutan proses biologis.
b) Memeriksa efisiensi fasilitas kompos
Pemantauan kapasitas: memastikan bahwa fasilitas
tersebut mampu mengolah sampah organic pada
kapasitas yang dirancang.
Pemantauan energi: mengevaluasi efisiensi energi
dalam proses pengomposan.
Pemantauan emisi: penilaian dampak lingkungan dan
Kesehatan.
c) Pemeriksaan kesesuaian social dan ekonomi
Survei kepuasan Masyarakat: mengumpulkan umpan
balik Masyarakat mengenai kinerja fasilitas dan
penerimaan produk pupuk organic.
Analisis ekonomi: mengevaluasi keberlanjutan proyek
dari perspektif ekonomi.
Rencana pengujian hasil proyek
5. 5
a) Tinjauan kerja fasilitas kompos
Inspeksi fasilitas: melibatkan staf teknis untuk
memastikan fasilitas memenuhi standar konstruksi
dan keselamatan.
Evaluasi kinerja: evaluasi kinerja dan efisiensi
fasilitas.
b) Mengevaluasi kerja tim operasi
Mengevaluasi kinerja individu: mengevaluasi kinerja
dan pengembangan karyawan melalui sesi penilaian
kinerja.
Sesi umpan balik: diskusi kelompok untuk
mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu
ditingkatkan dan dikembangkan.
c) Pernyataan dampak lingkungan
Pemantauan emisi: meninjau data pemantauan untuk
menilai dampak lingkungan dan kepatuhan terhadap
peraturan.
Analisis resiko lingkungan: mengkaji potensi resiko
dan menerapkan langkah-langkah mitigasi.
a) Pelaksanaan pengujian dan evaluasi
1. Pengujian kualitas pupuk kompos padat dan cair
Tahapan:
- Pengambilan sampel produk pupuk kompos
secara terbuka.
- Pengiriman sampel ke laboratorium untuk
pengujian nutrisi, pH, dan kandungan mikroba.
- Frekuensi: Setiap bulan selama 6 bulan pertama.
- Tindak lanjut: Menyesuaikan proses
pengomposan jika hasil pengujian
menunjukkan ketidaksesuaian.
Rencana peninjauan pekerjaan
Rencana pelaksanaan hasil proyek
6. 2. Evaluasi kinerja pabrik kompos
Tahapan:
- Pantau kapasitas pabrik dan konsumsi energi.
- Mengukur emisi dan dampak lingkungan.
- Frekuensi: setiap 3 bulan untuk tahun pertama.
- Pemantauan: meningkatkan efisiensi operasional
berdasarkan hasil pemantauan.
3. Survei kepuasan Masyarakat dan analisis ekonomi
Tahapan:
- Menyebarkan kuesioner kepada Masyarakat
lokal.
- Analisis ekonomi berdasarkan biaya operasional
dan manfaat ekonomi
- Frekuensi: setiap 6 bulan selama 2 tahun pertama
- Perbaikan berdasarkan masukan komunitas.
- Meningkatkan keberlanjutan ekonomi proyek.