1. BAB VI
EVALUASI KURIKULUM
• Tyler merujuk evaluasi kurikulum sebagai evaluasi terhadap
pencapaian hasil belajar siswa sedangkan stake dalam
tulisannya mengenai countance evaluation menunnjukkan
pengertian evaluasi kurikulum yang berbeda dengan apa yang
dimaksudkan tyler.
• Berdasarkan kenyataan di atas maka pembatasan pengertian
kurikulum yang dipergunakan untuk evaluasi dirasakan
sebagai suatu keperluan , tanpa pembatasan yang demikian
pengertian evaluasi kurikulum akan mengundang banyak
perbedaan pendapatantara penulis dan pembaca
2. Berdasarkan kajian terhadap literatur mengenai
kurikulum dan pemikiran reflektif tentang istilah
kurikulum. Penulis buku ini melihat kurikulum dalam 4
dimensi yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya.keempat dimensi tersebut yaitu:
1.
2.
3.
4.
Kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi
Kurikulum sebagi suatu rencan tertulis
Kurikulum sebagi suatu kegiatan (proses)
Kurikulum sebagai suatu hasil belajar
Agar pengertian keempat dimensi kurikulum
tersebut jelas maknanya, uraian berikut ini
diarahkan kepada pembahasan keempat dimensi
itu
3. Kurikulum sebagai suatu ide atau
konsepsi
Kurikulum dalam dimensi sebagi ide atu konsepsi adalh
kurikulum dalm pengertian yang paling dinamik
dibandingkan kurikulum dalm dimensi lainnya kurikulum
dalam dimensi ini berkembang dengan cepat bahkan
sangat cepat mengikuti perkembangan pemikiran orang
yang memilikinya. Juga, makin jauh pandangan
seseoarang dan maikin luas serta kompleks pandangan
tersebut makin berona dan kompleks pula kurikulum
yang dihasilkannya. Demikain pula sebaliknya makin
sempit dan pendek pandangan seseorang tentang
pendidikan makin kerdil kurikulum yang ada pada
dirinya.
4. Kurikulum dalam dimensi sebagi rencana
• Pada dasarnya kurikulum sebagi rencana ini adalah terjemahn
dari kurikulum dalam dimensi sebagi ide,teknologi pendidikan
sudah sedemikian maju sehingga kurikulum dalam dimensi
rencana tersebut tidak diterima, maka ide yang semula menjadi
kurikulum yang harus dikembangkan . Dalam proses
pengembangan ini memang fungsi tim teknis tersebut tak ubah
sebagai tukang.keterampilan yang ada pada anggota tim
diperlukan untuk membangun kurikulum dalam dimensi sebgai
rencana
• .Adanya perhatian yang lebih besar terhadap kurikulum dalam
dimensi sebagai rencana itu mudah dipahami apabila diingat
bahwa kurikulum dalam dimensi ini dalah kurikulum yang memiliki
bentuk nyata. Ia mudah terlihat karena tertulis oleh karena itu ia
mudah dipelajari , mudah dibandingkan antara yang satu dengan
yang lainnya, sehungga jelas apa yang diinginkan dari suatu
kegiatan pendidikan.
5. Kurikulum sebagi suatu kegiatan (proses)
• Dalam dimensi ini kadang-kadang disebut pula kurikulum sebagai
realita (cohen,deer,harrison, dan joseph) atau sebagai eksperensial
(goodland) istilah realita dapat dipergunakan, karena kurikulum dalm
dimensi ini adalah kurikulum yang sesungguhnya terjadi di lapangn.
Istilah eksperensial dipergunakan goodland karena ia melihat dari pap
dialaminya adlah kurikulum sebagai kenyataan, sebgai apa yang
dialaminya .keduanya ide dan penglaman mungkin sejalan tetapi
mungkin juga berbeda.
• Dilihat dari sudut pengembangan kurikulum, kurikulum sebagi suatu
proses sebenarnya adalah implementasi kurikulum sebagi rencana.
Oleh karena itu antara dimensi pengertian kurikulum sebagi suatu
ide/konsepsi dengan kurikulum sebagi suatu rencan dan kurikulum
sebagi suatu kegiatan/ proses merupakn suatu hal penting dan kritis
dalam persoalan maka ide yang dimaksudkan dalam tahap pertama
pengembangan kurikulum tidak akan mencapai sasarannya.
6. Kurikulum sebagai hasil belajar
Sebagai hasil belajar , kurikulum adalah suatu hasil
produk. Isi dari produk itu beraneka ragam, ada yang
berupa pengetahuan siap, ada pula yamh merupakan
keterampilan baik yang bersifat keterampilan yang
kognitif, afektif, maupun keterampilan motorik, serta ada
juga yang berupa produk afektif.
Disamping kurikulum dalm dimensi sebagai rencana dan
kegiatan , ia merupakan dimensi kurikulum yang banyak
dibicarakan orang sehingga dalam kenyataan sehari-hari
orang mempergunakan produk ini sebagai indikator untuk
menetukan keberhasilan pendidikan siswa.
7. Fungsi evaluasi kurikulum
Fungsi evaluasi kurikulum
dibicarakan lebih dulu dari pada jenis
evaluasi karena fungsi evaluasi
meliputi seluruh kegiatan
evaluasi.apabila seseorang
melakukan evaluasi kurikulum
terlepas dari jenis evaluasi yang
sedang dilakukannya , ia harus sadar
akan fungsi dari kegiatan evaluasi
tersebut. Kalau tidak, ia akan
mengalami kesulitan baik sewaktu
merencanakan kegiatan maupun
pada waktu melaksanakannya.
8. Lanjutan
Pada dasarnya scriven membedakan dua macam
fungsi evaluasi. Fungsi pertama dinamkan sebagi
fungsi formatif dan fungsi kedua sumatif. Menurut
scriven, evaluasi kurikulum harus mempergunakan
kedua fungsi ini secara baik karena keduanya
membantu kurikulum dalam menegakkan nilai dan
arti yang dipunyai.juga dengan kedua fungsi itu
pengembang kurikulum maupun masyarakat
mendapat apa yang seharusnya diberikan oleh
suatu kegiatan evaluasi .jadi, dapat dikatakan
bahwa dengan kedua fungsi tersebut evaluasi
membuktikan akuntabilitas dirinya baik terhadap
para pengembang kurikulum , peminta jasa
evaluasi lainnya maupun terhadap masyrarakat
luas yang telahmemberikan kepercayaan kepada
evaluasi sebagi suatu institusi kemasyrakatan.
9. Jenis evaluasi kurikulum
Dalam evaluasi kurikulum jenis evaluasi itu menunjukkan
dimensi kurikulum yang dievaluasi.jadi, dalam setiap
evaluasi kurikulum kedua fungsi evaluasi dapat
dilakukan. Oleh karena dalam evaluasi reflektif, evaluasi
rencana, evaluasi proses maupun evaluasi hasil fungsi
formatif dan sumatif evaluasi dapat dilakukan. Keempat
jenis evaluasi itu akan dibicarakan secara lebih rinci dalam
uraian berikut ini.
10. • Evaluasi reflektif
dipergunakan untuk
menyebutkan jenis evaluasi
yang memusatkan
perhatiannya terutama
terhadap
Kurikulum sebgai ide.
• Evaluasi rencana merupakan
jenis evaluasi yang banyak
dilakukan orang terutama
setelah banyak inovasi
diperkenalkan dalam
pengembangan kurikulum dan
setelah teknologis
pengembangan kurikulum
sebagai rencana menghasikan
format-format tertenu.
• Evaluasi proses kadangkadang disebut pula dengan
istilah evaluasi implementasi
kurikulum. Di sini dipergunakan
istilah proses untuk memperkuat
pengertian kurikulum sebagai
suatu proses sebagi suatu yang
terjadi disekolah.
Evaluasi proses dianggap lebih
memberikan kedudukan yang
sama antara dimensi kurikulum
sebagi ide, rencan, hasil dan
kurikulum sebagai kegiatan ,
tetapi tidak dalam suatu nuansa
pun pengertian evaluasi proses
dibedakan dengan pengertian
evaluasi implementasi. Jadi
kedua istilah itu dapat saja
dipergunakan secara
bergantian
11. NAMA
NIM
PRODY
: NOVI YANTHY
: 8126141013
: PENDIDIKAN KIMIA
REGULER A
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013