SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
1. BADRIN ISHAQ
2. MARETHA FITRIANA
    3. MICHAEL EKA
    4. RINA SEPTIANI
5. SHOFWATUL ANAM
Wolff-Parkinson-White syndrome (WPW) adalah
 salah satu gangguan beberapa sistem konduksi dari
 jantung.



Wolff-Parkinson-White sindrom adalah suatu kondisi
yang menyebabkan Takikardia dari jantung
(detak jantung cepat). Ada jalur listrik yang abnormal di
dalam jantung yang merupakan penyebab dari kondisi
ini.
WPW

   WPW disebabkan oleh adanya abnormal jalur konduksi
    listrik aksesori antara atrium dan ventrikel . Sinyal listrik
    yang merambat ini jalur normal (dikenal sebagai Bundle
    of Kent) dapat merangsang ventrikel berkontraksi
    sebelum waktunya,
   Pada Sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW) atau
    Sindrome pre-eksitas, aktivasi ventrikel oleh impuls dari
    atrium yang muncul lebih awal dari yang diharapkan
    melalui jalur konduksi atrioventrikuler normal. Impuls
    tersebut dihantarkan melalui Accessory Pathway atau
    disebut jalur pintas (bypass) terhadap nodus AV.
ACCESSORY PATHWAY

   AP (Accessory Pathway) merupakan sebuah
    jaringan yang memungkinkan atrium dan ventrikel
    memiliki hubungan selain melalui AV node.
    Karena AP tidak memiliki decremental properties
    (sifat memperlambat rambatan konduksi), AP
    sering disebut dengan jalurcepat/bypass.
LOKASI AP
    AP bisa terdapat dimana saja sepanjang annulus
     atrioventrukuler.
    Letak AP terbagi atas 3 bagian :
1.    Bagian kiri : Bagian kiri terbagi lagi menjadi anterolateral
      kiri, lateral kiri dan posterior kiri
2.    Bagian kanan: Bagian kanan terbagi menjadi; anterior
      kanan, posterior kanan, lateral kanan.
3.    Bagian Septum : Jarak pada septum dibagi menjadi:
      anteroseptum dan posteroseptum yang bisa disebelah
      kiri atau kanan lalu terakhir jarak septum tengah.
   Sindrom WPW merupakan bawaan sejak lahir di
    alam, yang berarti bahwa itu hadir sejak lahir,
    namun efek dari denyut jantung yang cepat
    mungkin tidak muncul sampai seseorang berada
    dalam usia remaja atau awal 20 thn.
EKG PADA WPW
    Irama           : Teratur
    HR              : 60 – 100 x/menit
    Gel P           : Normal
    PR Interval     : Kurang dari 20 s
    QRS Complex : lebih dari 0,12 s dan terdapat
     gelombang delta pada kompleks QRS
Gambar preexcitation dari EKG dengan jalur aksesori nyata yang
mengarah pertemuan pola EKG WPW. Seperti yang terlihat di
sini, konduksi listrik dari atrium ke ventrikel dapat terjadi
melalui nodal AV (yang normal) dan jalur tambahan secara
bersamaan. Ini mengarah pada penciptaan gelombang delta,
terlihat di EKG dan ditandai dengan anak panah.
GEJALA WPW
   Biasanya pada pasien WPW dapat menyebabkan kejadian
    dadakan dari kecepatan jantung yang tinggi dengan palpitasi
   Nyeri dada yang khas mulai terjadi secara mendadak sering kali
    sewaktu olahraga, hal ini terjadi hanya beberapa detik atau
    bertahan hingga beberapa jam
   Detak jantung yang cepat dapat menyebabkan pingsan atau gagal
    jantung
   Serangan ini mulai dan berakhir tiba-tiba (paroksismal)
   Terkadang tidak timbul gejala
   Sesak napas
   Individu dengan Wolff-Parkinson-White
    syndromes juga harus menghindari kafein,
    alkohol dan produk tembakau, karena zat ini
    akan memberikan kontribusi bagi detak
    jantung lebih cepat.
WOLFF-PARKINSON-WHITE
SYNDROME DAPAT DIDIAGNOSIS
DENGAN TES BERIKUT:
     Kontinyu rawat EKG pemantauan (seperti dengan
      monitor Holter)

     EKG (elektrokardiogram)

     Sebuah tes disebut studi elektrofisiologi (EPS)
      dilakukan dengan menggunakan kateter yang
      berulir ke jantung dari infus ditempatkan di
      femoral. Ini dapat membantu mengidentifikasi
      lokasi dari jalur listrik tambahan.
PROGNOSIS
    Kateter ablasi menyembuhkan gangguan ini
     pada kebanyakan pasien. Tingkat
     keberhasilan untuk prosedur ini berkisar
     antara 85 dan 95%. Tingkat keberhasilan
     akan bervariasi tergantung pada lokasi dan
     jumlah jalur ekstra.
KOMPLIKASI
1.   Komplikasi dari operasi
2.   Gagal Jantung
3.   Efek samping dari obat-obatan
4.   Dengan pasien yang terkena Atrial fibrilasi
     apabila terdapat AP maka dapat menyebabkan
     VF, sehingga dapat menimbulkan kematian dan
     membutuhkan kardioversi.
Data pasien:
NAMA       :   NY. IDA FARIDA
MR         :   2013 – 34 – 32 - 93
TTL        :   09 – 12 - 1970
UMUR       :   43 THN
GENDER     :   WANITA
DIAGNOSA   :   WPW
   Ruang Rawat : GP II Lt. 4
   Tanggal Tindakan : 26 Februari 2013
   Diagnosa : WPW
   Prosedur : Proablasi
   Rencana : EPSL + ABLASI
   DR. Pengirim : DR. Dicky. A Hanafi
DATA DASAR MEDIS ( LABOLATORIUM )


 Keluhan Utama : Berdebar – debar
 Riwayat Penyakit : Pasien mengeluh berdebar – debar sejak
              1 minggu ini, memberat dalam 1 hari terakhir.
              Disertai nyeri dada dan panas didada, lokasi
              pindah – pindah, dada terasa penuh tidak
              tembus punggung, punggung tidak menjalar.
              Kemudian berobat di RS Budi Mulya
              disarankan ke RJNHK. 6 bulan yang lalu
              pernah nyeri dada namun hilang sendiri dan
              pasien juga mengeluh demam. Pasien baru ke
              PJNHK belum pernah berobat jantung
              sebelumnya.
Penyakit   Dahulu : Asma (-)
                  Stroke (-)
Faktor Risiko : HT (+)
                  DM (-)
                 FH (-)
                 MONOPOUSE (-)
                 MEROKOK (-)
Pemeriksaan Fisik : TD 164/99

                      HR 130 X/ Menit
Elektrofisiologi : ST, QRT Rate 111, QRS Axis normal. P Wave
       normal, PR Interval 0.04, QRS DURASI 0,12, Delta Wave
       (+), Qdi V1 – V3.
   Foto Rotgen : CTR 50 % , Sag Ao dilatasi , PO normal,
                  Kaoyorks (-), Iorfilrat (-).

   Laboratorium : HB 13,4       Ier 17  Gds 11,6 Ca 2,29
                    Ieu 9570     Bleu 8 Na 138 Ce 102
                    Ket 39       Cr 0,87 U 2,6    Ng 2,2
   Diagnosis : - Obs palpitasi
                 - WPW syndrome type B
                 - Hipertensi II
                 - HHD
   Terapi : Hipokalemia
ECHOKARDOIGRAFI


 Fungsi sistoloki LV normal, EF 66 %
 Global normokinetik

 Disfungsi diastolik, gangguan relaksasi

 Katup –katup normal

 Kontraktilitas RV baik
PELETAKAN KATETER
   RVA di RV arah apex menggunakan 6 F melalui
    Femoralis, menggunakan kateter Quadripolar
   HIS di AV node ( Tricuspid annulus bagian superior),
    dapat dilihat antara atrial dan venntrikel (septum)
    menggunakan 7 F melalui Femoralis, menggunakan
    kateter Quadripolar
   HRA di Dinding Atrium kanan menggunakan 6 F melalui
    Femoralis, menggunakan kateter Quadripolar
   CORONARIUS SINUS di ujung distal kateter untuk
    descending SC, untuk menentukan letak AP
    menggunakan 6 F melalui Jugularis, menggunakan kateter
    Dekapolar
LAO




      cs
RAO




      HR
       A
           CS



           HIS
                 RV
                 A
PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN
       Persiapan pasien                     Persiapan alat
   Inform Consent                    Mesin Flouroscopy
                                      EP Monitor & komputer system
   Puasa 6 jam sebelum tindakan      Stimulator & Amplifer
   Obat- obatan anti Arrhytmia       Junction Box
    sudah dihentikan sebelum          Catheter
    tindakan sesuai aturan
   Pasang folley kateter          Peralatan tambahan :
                                    Dinamap & Oximetri
   IV access                       External defibrilator
   Cukur daerah inguinalis,        TPM & Peralatn CPR/ Trolley
    jugularis dan subclavia           Emergency
                                    Sryringe Pump
                                    Instrumen steril
EKG PASIEN   Terdapat Delta Wave
Gambar di atas merupakan gambaran ketika ventrikel dengan menggunakan incremental
pacing dengan stimulus 450 ms dan terjadi konduksi retrograde yaitu di pacing di ventrikel
  dengan diikuti gelombang A dan gambarannya capture dengan ciri gelombang QRS di
       ECG lebar (berdepolarisasi), dan irama pacing sama dengan irama di ECG.
Pada incremental pacing, saat pacing di ventrikel dengan
WP measurement
                       stimulus 240 ms, gel. V diikuti dengan gel A (retrograde),
(Retrograde) pada     tetapi ketika pacing dengan stimulus 230 ms, gel V sudah
 pacing Ventrikel   tidak diikuti dengan gel A dan ini disebut Winckebach point.
Metode Pacing dengan decremental pacing, S1 450 ms dan S2 210 ms
        (gambar kiri) dan gambar kanan S1 450 ms dan S2 200 ms. Pada keadaan
V ERP   diatas dapat dikatakan V ERP karena ketika di beri stimulus S1 450 ms S2
        210 ms ventrikel masih capture dan masih diikuti dgn gel. A, tetapi pada
        stimulus S1 450 ms S2 200 gel. V tidak diikuti depolarisasi QRS yang lebar (no
        capture) tdk diikuti gel .A
Secara Antegrade pacing di atrium dimulai dengan stimulus
WP measurement
                   270 ms, disaat pada stimulus 250 ms, 240 ms, 230 ms sudah
(Antegrade) pada
                         terdapat blok karena ada spike dan sudah tidak
 pacing Atrium
                                          terdepolarisasi.
Metode Pacing dengan decremental pacing pada
        pacing Atrial S1 450 dan S2 210 (gambar kiri) dan
        gambar kanan S1 450 dan S2 250. Pada keadaan
A ERP   diatas dapat dikatakan A ERP karena ketika di beri
        stimulus S1 450 ms S2 210 ms Atrial masih
        capture dan masih diikuti dgn gel. V, tetapi pada
        stimulus S1 450 ms da S2 250 gel. A tidak diikuti
        depolarisasi Atrial (no capture).
Dari gambar diatas, terlihat bahwa atrium di
MENGHITUNG
   SNRT
              pacing 450 ms kemudian kita hitung dari
              irama akhir pacing sampai timbul irama
              intrinsiknya. Yaitu 651 ms. Dengan nilai
                         normal < 1500 ms.
MENGHITUNG   Dari gambar diatas, terlihat bahwa atrium di
   SNRT       pacing 350 ms kemudian kita hitung dari
              irama akhir pacing sampai timbul irama
              intrinsiknya. Yaitu 663 ms. Dengan nilai
                         normal < 1500 ms.
Metode decremental pacing dengan S1 450 ms dan
S2 250 ms tercetus takhiaritmia yaitu SVT dengan
 ciri ( pada awalnya dengan pacing di atrial diikuti
  ventrikel, namun setelah pacing terjadi reentry
potensial di HIS (gelombang HIS terlebih dahulu
               muncul lalu V lalu A).
Dengan metode Burst pacing yang digunakan
     untuk memicu tachyarrhytmia ataupun
 menghentikan tachyarrhytmia /overdrive pacing
dengan pacing di ventrikel dengan stimulus 270 ms
           maka SVT diberhentikan.
DARI GAMBARAN DI ATAS DI DAPAT
BASIC INTERVALNYA SEBAGAI BERIKUT:

       A-H Interval : 72 ms (60-125 ms)
       H-V Interval : 42 ms (35-55 ms)
       P-R Interval : 145 ms (120-200 ms)
       QRS : 65 ms (60-120 ms)
       QT Interval : 302 ms ( 320-420 ms)
       R-R Interval : 542 ms
       QTc : 410 ms
NORMAL BASIC INTERVAL

  A-H Interval   : 60-125 ms
  H-V Interval   : 35-55 ms
  P-R Interval   : 120-200 ms
  P-A Interval   : 24-45 ms
  QRS            : 60-120 ms
  Q-T Interval   : 320-420 ms
Pada gambaran gelombang pertama terjadi Sinus
lalu kemudian pada beat ke 4 terjadi PVC , lalu
 beat ke 5 muncul junctional, kemudian induce
               (tercetus) SVT.
KESIMPULAN
   WPW adalah konduksi abnormal yang disebabkan oleh
    jalur tambahan dalam sistem konduksi antara atrium dan
    ventrikel
   Pada WPW aktivasi ventrikel oleh impuls dari atrium yang
    muncul lebih awal dari yang diharapkan melalui jalur
    konduksi atrioventrikuler normal. Impuls tersebut
    dihantarkan melalui Accessory Pathway atau disebut jalur
    pintas (bypass) terhadap nodus AV
   Dalam kasus WPW dapat dilakukan sebuah tes yang
    disebut studi elektrofisiologi (EPS) dilakukan dengan
    menggunakan kateter yang berulir ke jantung dari infus
    ditempatkan di femoral. Ini dapat membantu
    mengidentifikasi lokasi dari jalur listrik tambahan
TERIMAKAS
    IH

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan Kadar Gula Darah.pptx
Pemeriksaan Kadar Gula Darah.pptxPemeriksaan Kadar Gula Darah.pptx
Pemeriksaan Kadar Gula Darah.pptxRianGibran
 
1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektifAmelia Rahmadiyan
 
Presentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia ParanoidPresentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia ParanoidAris Rahmanda
 
Monitoring hemodinamik invasif
Monitoring hemodinamik invasifMonitoring hemodinamik invasif
Monitoring hemodinamik invasifNur Hajriya
 
Presentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis AkutPresentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis AkutDavid Edward
 
anatomi-mediastinum-dan-jantung
anatomi-mediastinum-dan-jantunganatomi-mediastinum-dan-jantung
anatomi-mediastinum-dan-jantungadliah purnawaty
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Edhy Riawan
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitAzis Aimaduddin
 
Analisa gas darah arteri
Analisa gas darah arteriAnalisa gas darah arteri
Analisa gas darah arterijinggo77
 
MATERI RESUSITASI
MATERI RESUSITASIMATERI RESUSITASI
MATERI RESUSITASIBerlianDA1
 
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoreseinPemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoreseinprastika1
 

What's hot (20)

Pemeriksaan Kadar Gula Darah.pptx
Pemeriksaan Kadar Gula Darah.pptxPemeriksaan Kadar Gula Darah.pptx
Pemeriksaan Kadar Gula Darah.pptx
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG14 Konsep Dasar EKG
14 Konsep Dasar EKG
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif
 
hipertensi.pptx
hipertensi.pptxhipertensi.pptx
hipertensi.pptx
 
Presentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia ParanoidPresentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
 
Monitoring hemodinamik invasif
Monitoring hemodinamik invasifMonitoring hemodinamik invasif
Monitoring hemodinamik invasif
 
Presentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis AkutPresentation Psikosis Akut
Presentation Psikosis Akut
 
anatomi-mediastinum-dan-jantung
anatomi-mediastinum-dan-jantunganatomi-mediastinum-dan-jantung
anatomi-mediastinum-dan-jantung
 
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto ThoraksInterpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
Px neurologi fix
Px neurologi fixPx neurologi fix
Px neurologi fix
 
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
 
ekg in indonesian
ekg in indonesianekg in indonesian
ekg in indonesian
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Analisa gas darah arteri
Analisa gas darah arteriAnalisa gas darah arteri
Analisa gas darah arteri
 
MATERI RESUSITASI
MATERI RESUSITASIMATERI RESUSITASI
MATERI RESUSITASI
 
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoreseinPemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
 
Skizofrenia
SkizofreniaSkizofrenia
Skizofrenia
 

Similar to Wpw syndrome jadi (20)

AVNRT
AVNRTAVNRT
AVNRT
 
Imaa makalah
Imaa makalahImaa makalah
Imaa makalah
 
Imaa makalah
Imaa makalahImaa makalah
Imaa makalah
 
Makalah ekg
Makalah ekg Makalah ekg
Makalah ekg
 
Dasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fixDasar dasar ekg fix
Dasar dasar ekg fix
 
EKG
EKGEKG
EKG
 
Ekg
EkgEkg
Ekg
 
Imaa makalah
Imaa makalahImaa makalah
Imaa makalah
 
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptxELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
ELEKTROKARDIOGRAFI.pptx
 
ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)ECG (elektro Cardio graf)
ECG (elektro Cardio graf)
 
pembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).ppt
pembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).pptpembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).ppt
pembacaan dan interpreatsi ekg (cardio).ppt
 
UPDATES ACS.pptx
UPDATES ACS.pptxUPDATES ACS.pptx
UPDATES ACS.pptx
 
Uhuk 6
Uhuk 6Uhuk 6
Uhuk 6
 
EKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorEKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan Defibrilator
 
Ekg
EkgEkg
Ekg
 
pengenalan-ekg-pati-ppt
pengenalan-ekg-pati-pptpengenalan-ekg-pati-ppt
pengenalan-ekg-pati-ppt
 
Fisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskularFisiologi sistem kardiovaskular
Fisiologi sistem kardiovaskular
 
Elektrocardiogram (ecg)
Elektrocardiogram (ecg)Elektrocardiogram (ecg)
Elektrocardiogram (ecg)
 
Baca EKG.pdf
Baca EKG.pdfBaca EKG.pdf
Baca EKG.pdf
 
Tutorial 1
Tutorial 1Tutorial 1
Tutorial 1
 

Wpw syndrome jadi

  • 1. 1. BADRIN ISHAQ 2. MARETHA FITRIANA 3. MICHAEL EKA 4. RINA SEPTIANI 5. SHOFWATUL ANAM
  • 2. Wolff-Parkinson-White syndrome (WPW) adalah salah satu gangguan beberapa sistem konduksi dari jantung. Wolff-Parkinson-White sindrom adalah suatu kondisi yang menyebabkan Takikardia dari jantung (detak jantung cepat). Ada jalur listrik yang abnormal di dalam jantung yang merupakan penyebab dari kondisi ini.
  • 3. WPW  WPW disebabkan oleh adanya abnormal jalur konduksi listrik aksesori antara atrium dan ventrikel . Sinyal listrik yang merambat ini jalur normal (dikenal sebagai Bundle of Kent) dapat merangsang ventrikel berkontraksi sebelum waktunya,  Pada Sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW) atau Sindrome pre-eksitas, aktivasi ventrikel oleh impuls dari atrium yang muncul lebih awal dari yang diharapkan melalui jalur konduksi atrioventrikuler normal. Impuls tersebut dihantarkan melalui Accessory Pathway atau disebut jalur pintas (bypass) terhadap nodus AV.
  • 4. ACCESSORY PATHWAY  AP (Accessory Pathway) merupakan sebuah jaringan yang memungkinkan atrium dan ventrikel memiliki hubungan selain melalui AV node. Karena AP tidak memiliki decremental properties (sifat memperlambat rambatan konduksi), AP sering disebut dengan jalurcepat/bypass.
  • 5. LOKASI AP  AP bisa terdapat dimana saja sepanjang annulus atrioventrukuler.  Letak AP terbagi atas 3 bagian : 1. Bagian kiri : Bagian kiri terbagi lagi menjadi anterolateral kiri, lateral kiri dan posterior kiri 2. Bagian kanan: Bagian kanan terbagi menjadi; anterior kanan, posterior kanan, lateral kanan. 3. Bagian Septum : Jarak pada septum dibagi menjadi: anteroseptum dan posteroseptum yang bisa disebelah kiri atau kanan lalu terakhir jarak septum tengah.
  • 6. Sindrom WPW merupakan bawaan sejak lahir di alam, yang berarti bahwa itu hadir sejak lahir, namun efek dari denyut jantung yang cepat mungkin tidak muncul sampai seseorang berada dalam usia remaja atau awal 20 thn.
  • 7. EKG PADA WPW  Irama : Teratur  HR : 60 – 100 x/menit  Gel P : Normal  PR Interval : Kurang dari 20 s  QRS Complex : lebih dari 0,12 s dan terdapat gelombang delta pada kompleks QRS
  • 8. Gambar preexcitation dari EKG dengan jalur aksesori nyata yang mengarah pertemuan pola EKG WPW. Seperti yang terlihat di sini, konduksi listrik dari atrium ke ventrikel dapat terjadi melalui nodal AV (yang normal) dan jalur tambahan secara bersamaan. Ini mengarah pada penciptaan gelombang delta, terlihat di EKG dan ditandai dengan anak panah.
  • 9. GEJALA WPW  Biasanya pada pasien WPW dapat menyebabkan kejadian dadakan dari kecepatan jantung yang tinggi dengan palpitasi  Nyeri dada yang khas mulai terjadi secara mendadak sering kali sewaktu olahraga, hal ini terjadi hanya beberapa detik atau bertahan hingga beberapa jam  Detak jantung yang cepat dapat menyebabkan pingsan atau gagal jantung  Serangan ini mulai dan berakhir tiba-tiba (paroksismal)  Terkadang tidak timbul gejala  Sesak napas
  • 10. Individu dengan Wolff-Parkinson-White syndromes juga harus menghindari kafein, alkohol dan produk tembakau, karena zat ini akan memberikan kontribusi bagi detak jantung lebih cepat.
  • 11. WOLFF-PARKINSON-WHITE SYNDROME DAPAT DIDIAGNOSIS DENGAN TES BERIKUT:  Kontinyu rawat EKG pemantauan (seperti dengan monitor Holter)  EKG (elektrokardiogram)  Sebuah tes disebut studi elektrofisiologi (EPS) dilakukan dengan menggunakan kateter yang berulir ke jantung dari infus ditempatkan di femoral. Ini dapat membantu mengidentifikasi lokasi dari jalur listrik tambahan.
  • 12. PROGNOSIS  Kateter ablasi menyembuhkan gangguan ini pada kebanyakan pasien. Tingkat keberhasilan untuk prosedur ini berkisar antara 85 dan 95%. Tingkat keberhasilan akan bervariasi tergantung pada lokasi dan jumlah jalur ekstra.
  • 13. KOMPLIKASI 1. Komplikasi dari operasi 2. Gagal Jantung 3. Efek samping dari obat-obatan 4. Dengan pasien yang terkena Atrial fibrilasi apabila terdapat AP maka dapat menyebabkan VF, sehingga dapat menimbulkan kematian dan membutuhkan kardioversi.
  • 14. Data pasien: NAMA : NY. IDA FARIDA MR : 2013 – 34 – 32 - 93 TTL : 09 – 12 - 1970 UMUR : 43 THN GENDER : WANITA DIAGNOSA : WPW
  • 15. Ruang Rawat : GP II Lt. 4  Tanggal Tindakan : 26 Februari 2013  Diagnosa : WPW  Prosedur : Proablasi  Rencana : EPSL + ABLASI  DR. Pengirim : DR. Dicky. A Hanafi
  • 16. DATA DASAR MEDIS ( LABOLATORIUM )  Keluhan Utama : Berdebar – debar  Riwayat Penyakit : Pasien mengeluh berdebar – debar sejak 1 minggu ini, memberat dalam 1 hari terakhir. Disertai nyeri dada dan panas didada, lokasi pindah – pindah, dada terasa penuh tidak tembus punggung, punggung tidak menjalar. Kemudian berobat di RS Budi Mulya disarankan ke RJNHK. 6 bulan yang lalu pernah nyeri dada namun hilang sendiri dan pasien juga mengeluh demam. Pasien baru ke PJNHK belum pernah berobat jantung sebelumnya.
  • 17. Penyakit Dahulu : Asma (-) Stroke (-) Faktor Risiko : HT (+) DM (-) FH (-) MONOPOUSE (-) MEROKOK (-) Pemeriksaan Fisik : TD 164/99 HR 130 X/ Menit Elektrofisiologi : ST, QRT Rate 111, QRS Axis normal. P Wave normal, PR Interval 0.04, QRS DURASI 0,12, Delta Wave (+), Qdi V1 – V3.
  • 18. Foto Rotgen : CTR 50 % , Sag Ao dilatasi , PO normal, Kaoyorks (-), Iorfilrat (-).  Laboratorium : HB 13,4 Ier 17 Gds 11,6 Ca 2,29 Ieu 9570 Bleu 8 Na 138 Ce 102 Ket 39 Cr 0,87 U 2,6 Ng 2,2  Diagnosis : - Obs palpitasi - WPW syndrome type B - Hipertensi II - HHD  Terapi : Hipokalemia
  • 19. ECHOKARDOIGRAFI  Fungsi sistoloki LV normal, EF 66 %  Global normokinetik  Disfungsi diastolik, gangguan relaksasi  Katup –katup normal  Kontraktilitas RV baik
  • 20. PELETAKAN KATETER  RVA di RV arah apex menggunakan 6 F melalui Femoralis, menggunakan kateter Quadripolar  HIS di AV node ( Tricuspid annulus bagian superior), dapat dilihat antara atrial dan venntrikel (septum) menggunakan 7 F melalui Femoralis, menggunakan kateter Quadripolar  HRA di Dinding Atrium kanan menggunakan 6 F melalui Femoralis, menggunakan kateter Quadripolar  CORONARIUS SINUS di ujung distal kateter untuk descending SC, untuk menentukan letak AP menggunakan 6 F melalui Jugularis, menggunakan kateter Dekapolar
  • 21. LAO cs
  • 22. RAO HR A CS HIS RV A
  • 23. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN Persiapan pasien Persiapan alat  Inform Consent  Mesin Flouroscopy  EP Monitor & komputer system  Puasa 6 jam sebelum tindakan  Stimulator & Amplifer  Obat- obatan anti Arrhytmia  Junction Box sudah dihentikan sebelum  Catheter tindakan sesuai aturan  Pasang folley kateter Peralatan tambahan :  Dinamap & Oximetri  IV access  External defibrilator  Cukur daerah inguinalis,  TPM & Peralatn CPR/ Trolley jugularis dan subclavia Emergency  Sryringe Pump  Instrumen steril
  • 24. EKG PASIEN Terdapat Delta Wave
  • 25. Gambar di atas merupakan gambaran ketika ventrikel dengan menggunakan incremental pacing dengan stimulus 450 ms dan terjadi konduksi retrograde yaitu di pacing di ventrikel dengan diikuti gelombang A dan gambarannya capture dengan ciri gelombang QRS di ECG lebar (berdepolarisasi), dan irama pacing sama dengan irama di ECG.
  • 26. Pada incremental pacing, saat pacing di ventrikel dengan WP measurement stimulus 240 ms, gel. V diikuti dengan gel A (retrograde), (Retrograde) pada tetapi ketika pacing dengan stimulus 230 ms, gel V sudah pacing Ventrikel tidak diikuti dengan gel A dan ini disebut Winckebach point.
  • 27. Metode Pacing dengan decremental pacing, S1 450 ms dan S2 210 ms (gambar kiri) dan gambar kanan S1 450 ms dan S2 200 ms. Pada keadaan V ERP diatas dapat dikatakan V ERP karena ketika di beri stimulus S1 450 ms S2 210 ms ventrikel masih capture dan masih diikuti dgn gel. A, tetapi pada stimulus S1 450 ms S2 200 gel. V tidak diikuti depolarisasi QRS yang lebar (no capture) tdk diikuti gel .A
  • 28. Secara Antegrade pacing di atrium dimulai dengan stimulus WP measurement 270 ms, disaat pada stimulus 250 ms, 240 ms, 230 ms sudah (Antegrade) pada terdapat blok karena ada spike dan sudah tidak pacing Atrium terdepolarisasi.
  • 29. Metode Pacing dengan decremental pacing pada pacing Atrial S1 450 dan S2 210 (gambar kiri) dan gambar kanan S1 450 dan S2 250. Pada keadaan A ERP diatas dapat dikatakan A ERP karena ketika di beri stimulus S1 450 ms S2 210 ms Atrial masih capture dan masih diikuti dgn gel. V, tetapi pada stimulus S1 450 ms da S2 250 gel. A tidak diikuti depolarisasi Atrial (no capture).
  • 30. Dari gambar diatas, terlihat bahwa atrium di MENGHITUNG SNRT pacing 450 ms kemudian kita hitung dari irama akhir pacing sampai timbul irama intrinsiknya. Yaitu 651 ms. Dengan nilai normal < 1500 ms.
  • 31. MENGHITUNG Dari gambar diatas, terlihat bahwa atrium di SNRT pacing 350 ms kemudian kita hitung dari irama akhir pacing sampai timbul irama intrinsiknya. Yaitu 663 ms. Dengan nilai normal < 1500 ms.
  • 32. Metode decremental pacing dengan S1 450 ms dan S2 250 ms tercetus takhiaritmia yaitu SVT dengan ciri ( pada awalnya dengan pacing di atrial diikuti ventrikel, namun setelah pacing terjadi reentry potensial di HIS (gelombang HIS terlebih dahulu muncul lalu V lalu A).
  • 33. Dengan metode Burst pacing yang digunakan untuk memicu tachyarrhytmia ataupun menghentikan tachyarrhytmia /overdrive pacing dengan pacing di ventrikel dengan stimulus 270 ms maka SVT diberhentikan.
  • 34.
  • 35. DARI GAMBARAN DI ATAS DI DAPAT BASIC INTERVALNYA SEBAGAI BERIKUT:  A-H Interval : 72 ms (60-125 ms)  H-V Interval : 42 ms (35-55 ms)  P-R Interval : 145 ms (120-200 ms)  QRS : 65 ms (60-120 ms)  QT Interval : 302 ms ( 320-420 ms)  R-R Interval : 542 ms  QTc : 410 ms
  • 36. NORMAL BASIC INTERVAL  A-H Interval : 60-125 ms  H-V Interval : 35-55 ms  P-R Interval : 120-200 ms  P-A Interval : 24-45 ms  QRS : 60-120 ms  Q-T Interval : 320-420 ms
  • 37. Pada gambaran gelombang pertama terjadi Sinus lalu kemudian pada beat ke 4 terjadi PVC , lalu beat ke 5 muncul junctional, kemudian induce (tercetus) SVT.
  • 38. KESIMPULAN  WPW adalah konduksi abnormal yang disebabkan oleh jalur tambahan dalam sistem konduksi antara atrium dan ventrikel  Pada WPW aktivasi ventrikel oleh impuls dari atrium yang muncul lebih awal dari yang diharapkan melalui jalur konduksi atrioventrikuler normal. Impuls tersebut dihantarkan melalui Accessory Pathway atau disebut jalur pintas (bypass) terhadap nodus AV  Dalam kasus WPW dapat dilakukan sebuah tes yang disebut studi elektrofisiologi (EPS) dilakukan dengan menggunakan kateter yang berulir ke jantung dari infus ditempatkan di femoral. Ini dapat membantu mengidentifikasi lokasi dari jalur listrik tambahan
  • 39. TERIMAKAS IH