Sistem penyediaan air bersih di kota Surabaya telah mensuplai air kepada lebih
dari 1,6 juta penduduk yang merupakan 64% dari seluruh total penduduk
yang ada di kota Surabaya. Kota Surabaya menerima sekitar 95% air bakunya
dari Kali Surabaya dan mengambil sisanya 5% dari mata air Pandaan dan
Umbulan. Kapasitas produksi yang dimiliki oleh PDAM Kota Surabaya adalah
sebesar 8,4 m/det yang terdiri dari Instalasi Ngagel dengan kapasitas 4,4
m/det, dari Instalasi Karang Pilang sebesar 3,7 m/det serta dai sumber mata
air sebesar 0,3 m/det. Adapun sistem Transmisi dan Distribusinya meliputi ±
3680 km perpipaan, yang mana diameter yang terpasang bervariasi antara 50
-1500 mm. dari keseluruhan total pipa distribusi yang terpasang, sekitar 20%
pipa tersebut berusia lebih dari 20 tahun dan 9% usianya melebihi 30 tahun.
Proyeksi kebutuhan air untuk kota Surabaya dari tahun ke tahun
menunjukkan tingkat kenaikan yang cukup besar seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di kota Surabaya. Dengan adanya tingkat
kenaikan tersebut maka dapatlah dibuat suatu skenario terhadap alternatif
proyeksi pemenuhan kebutuhan air untuk penduduk kota Surabaya hingga
tahun 2015 dengan melakukan evaluasi terhadap kapasitas produksi,
kapasitas konsumsi, pengembangan sistem penyediaan air bersih yang
diharapkan pada tahun proyeksi 2015 diharapkan masih dapat terpenuhi
namun apabila hal ini tidak rencanakan mulai sekarang maka kondisi
kebutuhan air bersih pada tanun 2015 akan menjadi sangat kritis untuk itu
perlu adanya pemikiran untuk pemenuhan kebutuhan air bersih pada tahun
mendatang sehingga dapat diambil langkah langkah yang diperlukan sesuai
dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat kota yang
perkembangannya sangat pesat dimana kebutuhan air bersih adalah salah satu
kebutuhan yang sangat mutlak bagi kebutuhan masyarakat kota Surabaya.
Kata Kunci : Instalasi, Distribusi, Proyeksi
1. ANALISIS PENURUNAN PRELOADING DENGAN SISTEM MATRAS BAMBU
PADA TANAH LUNAK DI RUAS TOL WARU – JUANDA SURABAYA
Arifin, Ir, MMT, MT 1
RE-DESAIN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH (KASUS: DESA GADUNGAN
KABUPATEN KEDIRI)
Adi Prawito, Ir, MM 16
EFFISIENSI BIAYA PELAKSANAAN PELAT BETON KOMPOSIT BAJA
BERGELOMBANG PADA PASAR BARU BRATANG SURABAYA
Julistyana Tistogondo, ST, MT 34
ANALISIS PEMENUHAN AIR BERSIH PDAM KOTA SURABAYA TAHUN
PROYEKSI 2015
M. Ikhsan Setiawan, ST, MT 48
EFEKTIFITAS URUGAN PILIHAN PEDEL SEBAGAI PENGGANTI URUGAN
PILIHAN SIRTU KELAS “C” (KASUS: PROYEK JALAN DUKUN ANYAR-
PADANG BANDUNG KABUPATEN GRESIK)
Koespiadi, Ir 62
EVALUASI TEKNIS DAN OPERASIONAL JARINGAN IRIGASI (KASUS:
JARINGAN IRIGASI GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO)
A. Muchtar, ST 57
NEUTRON
Volume 3 Nomor 1
Hal.
Surabaya
Februari 2003
ISSN : 1412 - 0860
Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Narotama Surabaya
www.narotama.ac.id
2. Study Pemenuhan Air Bersih Kota Surabaya (M. Ikhsan S) 47
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya
Tahun Proyeksi (2015)
M. Ikhsan Setiawan, ST, MT
ABSTRAK:
Sistem penyediaan air bersih di kota Surabaya telah mensuplai air kepada lebih
dari 1,6 juta penduduk yang merupakan 64% dari seluruh total penduduk
yang ada di kota Surabaya. Kota Surabaya menerima sekitar 95% air bakunya
dari Kali Surabaya dan mengambil sisanya 5% dari mata air Pandaan dan
Umbulan. Kapasitas produksi yang dimiliki oleh PDAM Kota Surabaya adalah
sebesar 8,4 m/det yang terdiri dari Instalasi Ngagel dengan kapasitas 4,4
m/det, dari Instalasi Karang Pilang sebesar 3,7 m/det serta dai sumber mata
air sebesar 0,3 m/det. Adapun sistem Transmisi dan Distribusinya meliputi ±
3680 km perpipaan, yang mana diameter yang terpasang bervariasi antara 50
-1500 mm. dari keseluruhan total pipa distribusi yang terpasang, sekitar 20%
pipa tersebut berusia lebih dari 20 tahun dan 9% usianya melebihi 30 tahun.
Proyeksi kebutuhan air untuk kota Surabaya dari tahun ke tahun
menunjukkan tingkat kenaikan yang cukup besar seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di kota Surabaya. Dengan adanya tingkat
kenaikan tersebut maka dapatlah dibuat suatu skenario terhadap alternatif
proyeksi pemenuhan kebutuhan air untuk penduduk kota Surabaya hingga
tahun 2015 dengan melakukan evaluasi terhadap kapasitas produksi,
kapasitas konsumsi, pengembangan sistem penyediaan air bersih yang
diharapkan pada tahun proyeksi 2015 diharapkan masih dapat terpenuhi
namun apabila hal ini tidak rencanakan mulai sekarang maka kondisi
kebutuhan air bersih pada tanun 2015 akan menjadi sangat kritis untuk itu
perlu adanya pemikiran untuk pemenuhan kebutuhan air bersih pada tahun
mendatang sehingga dapat diambil langkah langkah yang diperlukan sesuai
dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat kota yang
perkembangannya sangat pesat dimana kebutuhan air bersih adalah salah satu
kebutuhan yang sangat mutlak bagi kebutuhan masyarakat kota Surabaya.
Kata Kunci : Instalasi, Distribusi, Proyeksi
PENDAHULUAN
Surabaya adalah Ibu Kota propinsi Jawa Timur yang merupakan kota terbesar
kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk 2.711.090 jiwa(data BP3S Kota
Surabaya). Jumlah tersebut akan semakin meningkat sejalan dengan
pertumbuhan kota Surabaya sebagai kota Metropolitan, sehingga hal ini
berdampak pada kebutuhan terhadap prasarana dan sarana penunjang
perkotaan. Peningkatan kebutuhan air bersih mendorong manusia untuk
berusaha meyediakan air bersih dengan standar kualitas dan kuantitas, dalam
arti luas peningkatan jumlah penduduk dan aktifitas sosial berpengaruh pada
peningkatan kebutuhan air bersih. Kota Surabaya semakin hari semakin
3. 48 NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 47-64
berkembang dimana Pemukiman / Industri dan fasilitas fasilitas lain yang
banyak dibangun juga mengalami masalah penyediaan air bersih. Untuk
mewujudkan itu semua diperlukan analisa / penelitian / perencanaan dahulu
untuk pembangunan sistem distribusi air bersih agar peningkatan
kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dapat diwujudkan salah satunya
dengan pemenuhan sarana kebutuhan air bersih. Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Surabaya merupakan institusi yang bertanggung jawab
terhadap penyediaan air bersih bagi masyarakat kota Surabaya. Dengan
jumlah penduduk yang ada saat ini, PDAM Surabaya dituntut dapat
memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di
kota Surabaya. Untuk pengembangan sistem air bersih kota Surabaya berbagai
kegiatan pengembangan sarana telah dilakukan PDAM seiring dengan
kebutuhan yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas. Secara kwalitas air
bisa dikatakan memenuhi syarat bila kondisi fisik air tersebut mempunyai
kadar Kimia, bakteriologi yang kondisinya tidak dapat mengganggu kesehatan
yang mengkonsumsinya. Dan secara kuantitas adalah penyediaan air bersih
yang sesuai dengan kebutuhan penduduk masyarakat kota sesuai dengan
perkembangan social yang ada. Dan bisa disimpulkan bahwa tujuan
penyediaan air bersih adalah :
Mencegah kemungkinan timbulnya penularan penyakit melalui air
Meningkatkan pelayanan masyarakat akan kebutuhan air.
Meningkatkan taraf hidup masyarakat pemakai air.
Tujuan penelitian :
Analisa jaringan Primer Distribusi ( pipa pembawah )
Proyeksi jumlah penduduk untuk pemenuhan kebutuhan air bersih tahun
proyeksi ( 2015 )
Identifikasi dan Batasan Masalah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana analisa persyaratan teknis dengan melakukan Review desain
jaringan pipa yang ada saat ini. Pengembangan sarana pemenuhan kebutuhan
air bersih adalah salah satu solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan air
yang terkait dengan pertumbuhan penduduk yang melaju sangat pesat .
Data yang akan dianalisa meliputi kebutuhan – kebutuhan fasilitas sosial
ekonomi sebagai berikut :
Kebutuhan air untuk Niaga
Kebutuhan air untuk non Niaga
Kebutuhan air untuk Industri
Kebutuhan air untuk fasilitas sosial
Kebutuhan air untuk fasilitas pasar / warung / kios.
Dengan data yang melengkapi adalah :
Data jaringan pipa air PDAM
Data debit yang diproduksi
Data jumlah penduduk
TEORI PENUNJANG. Air adalah suatu zat berubah bentuk penyesuaian diri
dengan tempatnya. Hal ini terjadi karena air tidak mempunyai tahanan yang
tetap terhadap tahanan yang bekerja padanya adapun ciri – cirinya adalah :
4. Study Pemenuhan Air Bersih Kota Surabaya (M. Ikhsan S) 49
Air merupakan zat cair yang tidak dapat / sukar dimampatkan.
Bila ditempatkan pada suatu tempat air akan mengisi tempat tersebut
sebesar volume yang dibutuhkan.
Mempunyai permukaan yang bebas ( Free Surface ). Hidrolika hal 1. Ir. Anggraini.
Msc
Kehilangan Tekanan. Sampai sejauh ini kita beranggapan bahwa pada aliran
air di dalam pipa tidak terjadi kehilangan energi. Sebenarnya pada aliran air
dalam pipa terjadi perubahan ( kehilangan ) energi, akibat gesekan air dengan
dinding pipa. Akibat gesekan ini berubah menjadi energi panas yang
kemudian “ menghilang “ ke atmosfer. Bila kita mengukur tekanan air pada
suatu aliran air didalam pipa horizontal, maka akan terjadi tekanan air pada
pipa bagian hilir akan lebih kecil dari tekanan air pada pipa bagian hulu. Ini
memperhatikan adanya kehilangan air pada suatu aliran di dalam pipa. Selain
pada jalur pipa, kehilangan tekanan juga terjadi pada accessories pipa.
Kehilangan tekanan di dalam pipa disebut major losses, sedangkan kehilangan
tekanan pada aksesoris pipa disebut minor losses. Kehilangan energi akibat
gesekan antara air dengan dinding pipa menurut akan diperkenalkan formula
yang sering dipergunakan, yakni Darcy Weisbach & Hazen William
DATA DAN METODE. Sistem penyediaan air bersih yang ada dikota
Surabaya yaitu dengan menggunakan air baku kali Surabaya yang diproses
dalam Instalasi Penjernian Air Minum dengan total kemampuan produksi 9600
l/dt, Serta ditunjang oleh sumber- sumber air dari luar kota. Dengan sistem
pelayanan melalui pipa-pipa distribusi untuk dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat kota Surabaya.
Sumber Air Luar Kota. Air yang didapat dari sumber air luar kota yang
diantaranya Umbulan, Tamanan, Pelintahan, dengan kapasitas total aliran 300
l/dt yang selama ini hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan yang ada di luar kota dan Kota Sidoarjo sampai dengan saat ini.
Sistem Pengolahan Air Bersih. Sistem pengolahan air bersih yang ada saat ini
di PDAM Kota Surabaya yaitu dengan menggunakan bahan baku dari kali
Surabaya yang diproses didalam Instalasi Penjernihan dengan menggunakan
standart kualitas air bersih yang ditetapkan oleh pemerintah dengan menurut
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 560 Tahun 1990, dan untuk
memenuhi persyaratan standard air bersih air baku terlebih dahulu diolah
dengan sistem pengolahan sebagai berikut :
Air baku dipompa dari reservoir Intake ke sistem Aerator
Airator menuju ke penampungan untuk pengendapan ( Prasedimentasi
Tank )
Dari Prasedimentasi Tank air di alirkan ke bak pengaliran pasir lambat
untuk penyaringan.
Kemudian air yang sudah proses penyaringan masuk ke proses Clorinator
untuk pembunuhan bakteri.
Setelah proses treatment sudah dilalui maka air ditampung didalam
reservoir untuk selanjutnya siap di distribusikan ke Konsumen.
5. 50 NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 47-64
Untuk memenuhi masyarakat kota Surabaya telah tersedia Instalasi
Penjernihan Air Minum dengan Kapasitas produksi sebagai berikut :
KAPASITAS PRODUKSI INSTALASI PENJERNIHAN
PDAM KOTA SURABAYA
IPA NGAGEL I 1800 l/dt
IPA NGAGEL II 1000 l/dt
IPA NGAGEL III 1500 l/dt
IPA Kayon 100 l/dt
IPA Karang Pilang I 1500 l/dt
IPA Karang Pilang II 2000 l/dt
Jumlah Total Kapasitas IPA 7900 l/dt
PERKEMBANGAN PENDUDUK. Untuk mengetahui dan memperkirakan
besarnya jumlah penduduk pada masa mendatang diperlukan data – data
mengenai besarnya jumlah penduduk pada tahun tahun sebelumnya. Pada
data BP3S Kota Surabaya telah didapat data pada tahun 2000 – 2005, yang
mana hasilnya adalah dibawah ini :
TAHUN JUMLAH PENDUDUK
2000 2443558
2001 2473461
2002 2504142
2003 2659566
2004 2692461
2005 2711090
Kriteria Perencanaan. Kriteria perencanaan yang digunakan untuk mendesain
sistem jaringan transmisi dan distribusinya berdasarkan pada kriteria – kriteria
yang sudah ditetapkan pada Dirjen CIPTA KARYA yaitu sbb :
Kecepatan air dalam pipa yang diijinkan 0,3 – 2,5 m/dt
Tinggi tekanan yang harus disediakan sampai titik terjauh minimum
sebesar 10 meter
Jenis pipa yang digunakan adalah PVC ( Untuk pipa Tersier )
Jenis pipa yang digunakan untuk pipa Primer ( Transmisi ) Pipa besi
dengan lining semen Concret
Dan untuk memudahkan pembagian air yang merata, maka daerah pelayanan
dibagi beberapa Blok yang pembagian bloknya disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan penduduk dan fasilitas fasilitas yang ada. Sedangkan pembagian
air untuk masing masing blok disesuaikan dengan jumlah penduduk yang ada
dan yang menjadi pelanggan air bersih serta fasilitas – fasilitas yang ada pada
blok tersebut.
STANDARD PIPA YANG DIPERGUNAKAN. Pipa membawa aliran air dari
satu junction node ke node lainnya dalam sebuah jaringan sistem distribusi.
6. Study Pemenuhan Air Bersih Kota Surabaya (M. Ikhsan S) 51
Macam Pipa dan Kecepatan Dalam Pipa
a. Pipa Transmisi
Adalah pipa yang membawa air dari instalasi pengolahan ke reservoir
distribusi, tanpa ada tapping sepanjang jalur pipa. Jaringan pipa transmisi
ini harus mampu mengalirkan air dengan debit aliran hari maksimum.
b. Pipa Distribusi Primer / Pipa Induk
Adalah pipa utama untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
daerah pelayanan melalui pipa-pipa sekunder dan tersier. Umumnya pipa
lebih besar dari 700 mm. Kecepatan aliran dalam pipa ≤ 1,5 m/detik.
c. Pipa Distribusi Sekunder
Adalah pipa cabang dari pipa utama/primer menuju pipa tersier.
Kecepatan aliran dalam pipa ≤ 2,0 m/detik.
d. Pipa Distribusi Tersier
Adalah pipa cabang dari pipa sekunder yang mendistribusikan air ke pipa
penghubung (yang menuju ke persil pelanggan). Diameter pipa distribusi
tersier adalah 110 mm dan 160 mm. Untuk pipa tersier industri dapat
digunakan pipa berdiameter 200 mm. Kecepatan aliran dalam pipa ≤ 2,0
m/detik.
Jenis Pipa Dan Standard Yang Digunakan
a. PVC (Poly Vinyl Chloride)
- Untuk diameter ≤ 400 mm, jenis pipa distribusi yang digunakan harus
PVC (polyvinyl chloride).
- Digunakan untuk pipa yang ditanam dalam tanah (buried pipe), tidak
boleh terpapar sinar matahari dalam waktu lama, karena akan
menurunkan kekuatan pipa
- Pipa PVC yang digunakan harus sesuai dengan standard SNI 06-0084-
2002 (atau ISO 4422) dengan ketebalan pipa kelas S-10
- Sambungan menggunakan sistem “rubber ring joint”
- Panjang pipa adalah 6 (enam) meter.
- Fitting pipa PVC harus sesuai dengan standard SNI 06-0135-1987 (atau
ISO 4422).
- Pipa PVC tidak perlu untuk diberi “lining” dan “coating”.
b. STEEL
- Untuk diameter > 400 mm, jembatan pipa, siphon, jenis pipa distribusi
yang digunakan adalah STEEL.
- Bahan pipa harus “STEEL GRADE C” (ASTM A283). Dimensi pipa
harus sesuai dengan standard AWWA C 200-83 (atau SNI 07-2225-1991).
- Sistem sambungan yang digunakan biasanya adalah “bell and spigot
joint” dengan rubber gasket atau mechanical coupling. “sleeve welded
joint” juga biasa digunakan untuk pipa dengan diameter ≥ 600 mm.
- Internal Lining : pipa STEEL yang digunakan di bagian sebelah dalam
harus di-“lining” dengan “Cement-Mortar Protective Lining and
Coating” (sesuai AWWA C205 atau SNI 07-1813-1990).
- External Coating : untuk pipa yang dipasang di dalam tanah, di bagian
sebelah luar harus di-“coating” dengan “Coal Tar Enamel Coating and
Lining” (sesuai dengan AWWA C203).
7. 52 NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 47-64
- Panjang pipa adalah minimum 8 (delapan) meter
- Flange harus sesuai dengan standard ISO 2531 (atau BS 4772) PN 16.
Semua mur dan baut harus jenis “low carbon steel” atau “hot dipped
galvanized”
- Gasket untuk flange yang digunakan harus jenis “chloroprene” dengan
ketebalan minimum 2 mm.
- Fitting pipa harus sesuai dengan AWWA C208 (untuk fabricated fitting)
dan ANSI B 16.9 (untuk flange yang dilas).
No.
DIAMETER Minimum
Thickness
Berat
(Kg/m)ID (mm) OD (mm)
1 450 457.2 4.5 54.3
2 500 508.0 4.9 60.4
3 600 609.6 5.4 80.3
4 700 711.2 6.3 110.0
5 800 812.8 6.3 126.0
6 900 914.4 8.0 178.0
7 1000 1016.2 8.0 198.0
8 1200 1220.0 9.5 284.0
9 1400 1420.0 11.0 385.0
c. DUCTILE
- Harus sesuai dengan standard ISO 2531 kelas K9.
- Sistem sambungan “spigot and socket joint”.
- Internal lining: cement mortar (ISO 4179).
- External coating (untuk pipa yang ditanam dalam tanah): bituminous
coating (sesuai dengan BS 4147 atau BS 3416).
- Panjang pipa 6 (enam) meter.
- Fitting pipa harus jenis “cast iron” (sesuai ISO R13) atau “ductile iron”
(sesuai dengan ISO 2531)
d. GALVANIS
- Untuk jembatan pipa juga dapat digunakan pipa GALVANIS
- Harus sesuai dengan standard SII No. 016-80 (ekivalen dengan BS 1387)
Grade “MEDIUM”.
- Untuk diameter ≤ 100 mm, ujung pipa harus “threads” (sesuai ISO R7).
- Fitting harus jenis “malleable cast iron” (sesuai BS 143 dan BS 1256)
dengan ujung “female threads”.
- Pipa GALVANIS juga digunakan untuk pipa sambungan rumah dengan
diameter > ¾” sampai dengan 2“.
e. POLY ETHYLENE (PE)
- Digunakan untuk pipa sambungan rumah dengan diameter ≤ ¾”
- Harus sesuai dengan standard ISO CD 4427.
- Pipa PE yang digunakan adalah jenis HDPE (High Density Poly Ethylene)
PE 80 dengan ketebalan pipa S-4 (PN 12,5).
- Pipa PE dengan diameter besar dapat digunakan pada system distribusi;
tergantung lokasinya, dan harus dilakukan kajian khusus.
8. Study Pemenuhan Air Bersih Kota Surabaya (M. Ikhsan S) 53
Persamaan Kehilangan Energi Hazen William
a. Major Losses. Ditentukan dengan persamaan sebagai berikut
Hf = Major Losses (m)
L = Panjang Pipa (m)
D = Diameter Pipa (m)
Q = Debit aliran (m3/detik)
C = Koefisien gesekan Hazen William
Material
Diameter Pipa (mm)
25 80 150 300 600 1200
Galvanis (smooth and new) 120 129 133
Coated steel (smooth and new) 129 137 142 145 148 148
Uncoated steel (smooth and
new)
134 142 145 147 150 150
PVC, PE (clean) 140 147 149 150 152 153
Wavy PVC (clean) 134 142 145 147 150 150
b. Minor Losses
g
v
kHfm
2
2
Hfm = Minor Losses (m)
k = Koefisien Minor Losses
HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan perencanaan meliputi
perhitungan kebutuhan air pada tahun Proyeksi 2015. Perencanaan Jaringan
Transmisi ( Pipa pembawa ) air produksi dari Instalasi Penjernihan :
1. IPA Karang Pilang I
2. IPA Karang Pilang II
3. IPA Ngagel I
4. IPA NGagel II
PROYEKSI PENDUDUK PADA TAHUN 2015. Proyeksi penduduk
merupakan suatu metode untuk memperkirakan jumlah penduduk dimasa
mendatang dengan dasar kondisi perkembangan penduduk yang ada dari
tahun ketahun. Ada beberapa untuk menghitungnya diantaranya adalah
metode Least square dan metode Aritmatik. Kurun waktu perencanaan sistem
distribusi air minum Kota Surabaya adalah 10 tahun, dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2015. Adapun jumlah penduduk dalam kurun waktu 2005 – 2015
adalah sebagai berikut :
TAHUN JUMLAH PENDUDUK
2000 2443558
2001 2473461
2002 2504142
2003 2659566
2004 2692461
2005 2711090
PERHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK. Agar data menentukan
kebutuhan air bersih pada masa mendatang perlu terlebih dahulu
Lx
DC
Q
Hf
85.1
63.2
2785.0
9. 54 NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 47-64
diperhatikan keadaan pertumbuhan penduduk yang ada pada saat ini dan
proyeksi jumlah penduduk di masa mendatang. Hasil analisa ini selanjutnya
digunakan sebagai dasar perhitungan perencanaan pengembangan sistem
penyediaan air bersih. Metode yang digunakan untuk memproyeksikan
jumlah penduduk di masa mendatang adalah : ( SOP. PDAM Kota Surabaya )
1. Metode Least Square
2. Metode Aritmatik
Metode Least Square
Dalam metode ini fungsi persamaannya adalah :
Pn = a + ( b . t )
Di mana ;
Pn = jumlah penduduk tahun yang akan datang.
t = jangka waktu (selisih) tahun dari
Tahun
Jumlah
penduduk t t2 t . Po Pn
2000 2443558 -2 4 -4887116 2427136
2001 2473461 -1 1 -2473461 2488567
2002 2504142 0 0 0 2549998
2003 2659566 1 1 2659566 2611429
2004 2692461 2 4 5384922 2672860
2005 2711090 3 9 8133270 2734291
Total 15484278 3 19 8817181
Pn = 2549998 + 61431 x t
PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
4000000
0 5 10 15 20
TAHUN
JML.PENDUDUK
10. Study Pemenuhan Air Bersih Kota Surabaya (M. Ikhsan S) 55
Metode Aritmatik. Metode ini dikenal juga dengan rumus bunga berganda
atau lazimnya disebut metode Aritmatik. Penhitungan proyeksi dapat di
selesaikan dengan persamaan sebagai berikut :
Pn =Pt ( 1 + ( n . Pp %)
Di mana :
Pn = jumlah penduduk yang akan datang
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
Pp = Kenaikan Jumlah Penduduk dalam %
n = Jangka waktu tahun proyeksi
Perhitungan f Proyeksi perhitungan Penduduk Metode Aritmatik
X (Tahun)
Y (Pertambahan
penduduk)
X2 Y2 XY
1 29903 1 894189409 29903
2 30681 4 941323761 61362
3 155424 9 24156619776 466272
4 32895 16 1082081025 131580
5 18629 25 347039641 93145
15 248933 55 27421253612 782262
2222
).()(
xxnyyn
yxxyn
f
Pn = 2711090 (1 + ( 10 x 2.1 %) = 3280219
PERBANDINGAN METODE LEAST SQUARE & ARITMATIK
1 Tahun Least Square Aritmatik
2 2006 2795722 2768023
3 2007 2857153 2824956
4 2008 2918584 2881889
5 2009 2980015 2938822
6 2010 3041446 2995754
7 2011 3102877 3052687
8 2012 3164308 3109620
9 2013 3225739 3166553
10 2014 3287170 3223486
11 2015 3348601 3280419
11. 56 NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 47-64
Pertambahan Penduduk Hingga Tahun 2015
GRAFIK PERTAMBAHAN PENDUDUK
2400000
2500000
2600000
2700000
2800000
2900000
3000000
3100000
3200000
3300000
3400000
0 5 10 15 20
TAHUN
JML.PENDUDUK
LAST SQUARE
ARITMATIK
Pemilihan metode. Sebagai pedoman proyeksi penduduk pada tahun 2015
maka pemilihan proyeksi yang dianggap mewakili jumlah penduduk
diperlukan. Perhitungan dengan menggunakan kesalahan kwadrat mean ( root
mean squared error ) dimana setiap metode dicari angka terkecil yang dapat
diselesaikan dengan persamaan sebagai berikut :
Dimana :
SD = Standart Deviasi
Po = Data riil penduduk
Pn = Perkiraan penduduk terhadap data riil pada tahun lampau
n = Jumlah Data
Perkiraan Jumlah Penduduk Riel Pada Tahun Lalu. Jumlah Penduduk Tahun
Yang Lalu
TAHUN Po P1 P11 (Po-P1)
2
( Po - P11 )
2
2000 2443558 2427136 2426426 269682084 293520843
2001 2473461 2488567 2483358 228191236 97959318.55
2002 2504142 2549998 2540291 2102772736 1306774059
2003 2659566 2611429 2597224 2317170769 3886497534
2004 2692461 2672860 2654157 384199201 1467187989
2005 2711090 2734291 2711090 538286401 0
Jumlah 5840302427 7051939744
Dimana :
Po = Data yang diambil dari sample
P1 = Data hasil dari perhitungan least square
P11= Data dari hasil perhitungan Aritmatik
Dari perhitungan diatas telah didapat nilai standart deviasi dari 2 ( dua )
metode yaitu Least Square dan Aritmatik didapatkan nilai yang paling kecil
n
PnPo 2
SD
12. Study Pemenuhan Air Bersih Kota Surabaya (M. Ikhsan S) 57
yaitu dengan metode Least Square, Maka Proyeksi yang dipakai adalah Least
Square.
Data Dari BP3S
Data BP3S ( data Asli )
2400000
2450000
2500000
2550000
2600000
2650000
2700000
2750000
0 2 4 6 8
Tahun
JumlahPenduduk
Data BP3S (
data Asli )
Trend Penduduk Pada Tahun 2000 – 2005
2400000
2450000
2500000
2550000
2600000
2650000
2700000
2750000
0 2 4 6 8
Tahun
JumlahPenduduk
Data BP3S (
data Asli )
Least Square
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK FASILITAS DOMESTIK
DAN NON DOMESTIK. Kebutuhan Domestik
Jumlah penduduk pada proyeksi 2015 = 3348601
Total rencana yang dilayani = 80% dari jumlah penduduk
= 80% x 3348601
= 2678880
Sambungan rumah
Pelayanan 80 % dari penduduk yang dilayani = 2143105
Kebutuhan air = 2143105 x 150 l/jiwa/hari
= 321465696 l/hari
Total Sambungan untuk domestic = 321465696 l/hari = 321466 m3
/hari
13. 58 NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 47-64
Kebutuhan Non Domestik. Adalah kebutuhan air yang digunakan untuk
fasilitas sosial, perkantoran dan industri yang sangat berpengaruh pada
kondisi jumlah penduduk yaitu antara lain :
Pendidikan sekola
Kesehatan ( rumah sakit, Puskesmas )
Tempat ibadah
Komersial
Industri
Dan lain - lain
PROYEKSI FASILITAS DOMESTIK DAN NON DOMSTIK( 2015 )
Data diambil dari Litbang PDAM Surabaya
TahunKode Jenis Tarif
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2015
Kelompok !
11a Kelompok Sosial Umum 79 80 82 83 87 94 159
11b Kelompok Sosial Umum 1,733 1,893 2,022 2,154 2,287 2,404 3,584
11c Kelompok Sosial Umum 3,224 3,204 3,180 3,135 2,495 1,878 4,354
5,036 5,177 5,284 5,372 4,869 4,376 8,097
Kelompok II
21 Perumahan A4 80,117 89,074 94,277 98,543 104,054 109,558 162,884
22 Yayasan Sosial 726 783 827 877 965 1,031 1,795
23
Rumah Sakit
Pemerintah 112 120 121 122 131 126 156
Kelompok III
31 Perumahan A3 75,432 80,359 84,564 89,102 94,431 96,338 148,161
32 Sekolah Swasta 87 83 82 198 292 280 870
32a Usaha Kecil 7,157 7,810 8,321 8,563 9,143 9,225 14,436
32b Pasar pemerintah 46 46 40 38 38 39 9
32c Usaha Kecil Khusus 35 32 33 33 32 34 40
33 Industri kecil 272 278 276 280 291 299 326
34
Instansi Pemerintah
/Asing 948 944 968 995 1,054 1,061 1,292
Kelompok IV
41 Perumahan A1 6,273 6,396 6,548 31,870 32,890 33,543 136,199
42 Perumahan A2 86,669 90,275 92,993 71,507 73,570 75,402 8,353
43a Kantor Swasta 10,401 11,007 11,966 13,151 15,200 14,508 25,813
43b Rumah Makan 97 96 95 96 100 101 103
43c Hotel 53 56 56 56 57 58 62
43d Pasar Swasta 36 36 34 32 32 33 17
44 Industri Besar 536 555 557 565 561 580 660.1988
Kelompok V
51 Pelabuhan Udara 1 1 1 1 1 1 1
52 Pelabuhan Laut 3 3 3 3 3 3 3
53a PDAM Sidoarjo 36 35 35 35 35 35 35
53b PDAM Gresik 1 1 1 1 1 1 1
53c PDAM Pasuruan 5 6 6 6 6 6 6
J u m l a h 274,079 293,173 307,088 321,446 337,756 342,756 509,317
14. Study Pemenuhan Air Bersih Kota Surabaya (M. Ikhsan S) 59
Tabel Proyeksi pelanggan tersebut dihitung berdasarkan fungsi FORECAST
dalam Program EXCEL Yang persamaannya seperti dalam fungsi regresi linier.
Proyeksi Pelanggan
No Jenis Sambungan Alokasi Kebutuhan Air
Pemakaian
air rata2
sehari
(jam)
Keterangan
1. Domestik
- Rumah Sangat Sederhana (A4) 150 l/org/hari 8 - 10 1 KK = 5 jiwa
- Rumah Sederhana (A3) 150 l/org/hari 8 - 10 1 KK = 5 jiwa
- Rumah Menengah (A2) 175 l/org/hari 8 - 10 1 KK = 5 jiwa
- Rumah Mewah (A1) 200 l/org/hari 8 - 10 1 KK = 5 jiwa
2. Hidran Umum (HU) 40 l/org/hari 8 - 10 1 HU = 100 jiwa / 40 KK
3. Non Domestik
- Sekolah Dasar dan SMP 50 l/org/hari 5 – 6
- SMA dan yang lebih tinggi 80 l/org/hari 6
- Asrama 120 l/org/hari 8
- Perkantoran 100 l/org/hari 8
- Rumah Sakit
Mewah
Menengah
Umum
> 1000 l/bed/hari
500 – 1000 l/bed/hari
350 – 500 l/bed/hari
8 – 10
Pasien rawat jalan = 8 l/org/hari
Karyawan = 120 l/org/hari
Keluarga Pasien = 160 l/org/hari
- Hotel
Melati / Guest House
Bintang 1 dan 2
Bintang 3, 4 dan 5
150 l/kamar/hari
200 l/kamar/hari
250 l/kamar/hari
10
Dihitung berdasarkan
tingkat hunian rata-rata
- Pertokoan / Ruko 100 - 200 l/pegawai/hari 8
- Toserba / department store 3 l/pengunjung/hari 7
- Pabrik / Industri
Industri besar
Industri sedang
Industri kecil
15000 l/unit/hari
13500 l/unit/hari
12000 l/unit/hari
8
Pegawai pria = 60 l/org/hari
Wanita = 100 l/org/hari
Per shift untuk 8 jam kerja
- Stasiun / terminal 3 l/org/hari 15
- Restoran 30 l/org/hari 5 Karyawan = 100 l/org/hari
- Gedung pertunjukan 30 l/org/hari 5 Untuk 1 x pertunjukan
- Bioskop 10 l/org/hari 3 Untuk 1 x pertunjukan
- Masjid 20 l/org/hari Untuk 5 x waktu sholat
- Rumah ibadat lain 10 l/org/hari Untuk 1 x peribadatan
- Perpustakaan 25 l/org/hari 6
- Klab malam 120 – 350 l/org/hari 6
- Gedung perkumpulan 150 – 200 l/org/hari 6
- Laboratorium 100 – 200 l/org/hari 8 Untuk kebutuhan karyawan
- Pasar 12000 l/ha/hari 6 – 7
4.
Lainnya (yang tidak termasuk
pada golongan di atas)
Dihitung berdasarkan
kondisi di lapangan
15. 60 NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 47-64
Hasil Perhitungan Fasillitas Non domestic dari Fungsi Forecast Pada Excel dikalikan
dengan Asumsi alokasi kebutuhan fasilitas nondomestik pada tahun 2015 didapatkan
hasil sbb :
No Jeris Sambungan
Tahun
Asumsi Asumsi Penghuni Kebutuhan
2015
1 Fasilitas pendidikan 870 801/jiwa/hari 200 siswa 13,918,493 liter/hari
2 Usaha Kecil 14,436 12000 l/dt
10 karyawan 100
l/jiwa/8 jam kerja
187,662,593 liter/hari
3 Pasar pemerintah 9 12000 l/dt 108,000 liter/hari
4 Usaha Kecil Khusus 40 13500 l/dt
10 karyawan 100
l/jiwa/8 jam kerja
579,601 liter/hari
5 Industri kecil 326 12000 l/dt
10 karyawan 100
l/jiwa/8 jam kerja
4,236,303 liter/hari
6
Instansi Pemerintah
/Asing
1,292
100
l/jiwa/hari
100 karyawan 100
l/jiwa/8 jam kerja
13,048,470 liter/hari
7 Kantor Swasta 25,813
100
l/jiwa/hari
100 karyawan 100
l/jiwa/8 jam kerja
28,394,155 liter/hari
8
Rumah Makan 103
30
l/jiwa/hari 200 orang
616,395 liter/hari
9 Hotel 62 15000 l/dt 100 l/bed/hari 940,000 liter/hari
10 Pasar Swasta 17 12000 l/dt
100 karyawan 100
l/jiwa/8 jam kerja
217,825 liter/hari
11 Industri Besar 660 15000 l/dt
500 karyawan 100
l/jiwa /8 jam kerja
9,952,982 liter/hari
12 Pelabuhan Udara 1 10 l/dt Sabungan khusus 864,000 liter/hari
13 Pelabuhan Laut 3 20 l/dt Sabungan khusus 1,728,000 liter/hari
Jumlah Fasilitas 43,631 Jumlah Kebutuhan 262,266,817 liter/hari
Perhitungan untuk Fasilitas Domestik, kebutuhan yang harus di sediakan :
= 321465696 l/hari
Kebutuhan Fasilitas Non Domestik , kebutuhan yang harus disediakan :
= 262266817 l/hari
Total kebutuhan = 321465696 + 262266817 = 583735213 l/hari
Prosentase kebutuhan domestic = (321465696 / 583735213 )x100 % = 55,07
%
Prosentase Kebutuhan non Domestik = 262266817 / 583735213 x 100 % = 44,93
%
Dari PDAM telah ditentukan nilai kebocoran sebesar 30,7 %
Total Kapasitas produksi Instalasi penjernihan = 682560000 – 30,7 % = l/hari
= 473014080 l/ hari = 473014.08 M3/ hari
Dari hasil perhitungan bahwa kemampuan produksi Intstalasi Penjernihan Air
PDAM Kota Surabaya dengan target memenuhi kebutuhan 80% penduduk,
sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan pada tahun proyeksi 2015.
Uraian Tahun 2015 Satuan
Total Jumlah penduduk
Jumlah penduduk terlayani
Kebutuhan Domestik
Kebutuhan non Domestistik
Kapasitas Produksi
Data pemakaian Pelanggan (Data LITBANG)
Kebocoran teknis Ditentukan 30.7 % ( Data LITBANG )
3348601
2678880
321465696
262266817
682560000
473014080
209545920
Jiwa
Jiwa
l/hari
l/hari
l/hari
l/hari
l/hari
16. Study Pemenuhan Air Bersih Kota Surabaya (M. Ikhsan S) 61
Kebocoran dihitung dengan persamaan :
100
Produksi
PenjualanProduksi
Kebocoran x
Dalam hal ini bisa diketahui dari kapasitas produksi dikurangi dengan
kebocoran maka pemenuhan kebutuhan air bersih tidak dapat memenuhi pada
tahun 2015, untuk itu perlu dibangun Instalasi baru dengan kapasitas 1000 –
2000 l/dt jika menginat debit air baku dari kali brantas 8.2 m3/dt ( Data Nipon
koei., LTD, Master Plan and Feasibility Study for Karang Pilang III & IV
Projects ) maka penyediaan tambahan air bersih dari 1000 – 2000 l/dt Perlu
dicarikan alternative – alternative lain.
ANALISA PERHITUNGAN JARINGAN PIPA. Perhitungan ini
menggunakan persamaan kehilangan energi akibat panjang (Major losses )
adapun data yang dipergunakan untuk bahan analisa ini yaitu:
Peta jaringan pipa Distribusi Primer
Data aliran dari Instalasi penjernihan
- Ngagel I didapat Q = 560 l/d
- Ngagel II didapat Q = 1000 l/dt
- Karang Pilang I = 1000 l/dt
- Karang Pilang II = 2000 l/dt
Data tekanan pompa ( Head Pump )
- Ngagel I didapat h = 39 m
- Ngagel II didapat h = 39 m
- Karang Pilang I h = 41.5 m
- Karang Pilang II h = 36.5 m
Data Topografi didapat hanya dari data ketinggian lokasi Instalasi dan
rumah pompa
- Ngagel I = + 4
- Ngagel II = + 4
- Karang pilang I = + 6.5
- Karang pilang II = +6.5
- Wonokitri = + 18.5
- Putat Gede = +25
- Krembangan = + 0.8
Perhitungan Kehilangan Energi Akibat Panjang Dengan Persamaan Hazen
William. Major LossesDitentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Hazen William Formula
Hf = Major Losses (m)
L = Panjang Pipa (m)
D = Diameter Pipa (m)
Q = Debit aliran (m3/detik)
C = Koefisien gesekan Hazen William
Lx
DC
Q
Hf
85.1
63.2
2785.0
17. 62 NEUTRON, Vol.3, No. 1, Februari 2003: 47-64
Nilai koefisien gesek Hazen William, C, dapat dilihat pada tabel berikut :
Material
Diameter Pipa (mm)
25 80 150 300 600 1200
Galvanis (smooth and new) 120 129 133
Coated steel (smooth and new) 129 137 142 145 148 148
Uncoated steel (smooth and new) 134 142 145 147 150 150
PVC, PE (clean) 140 147 149 150 152 153
Wavy PVC (clean) 134 142 145 147 150 150
KESIMPULAN. Dari pembahasan analisa jaringan primer distribusi di PDAM
Kota Surabaya sebagaimana diuraikan sebelumnya maka ada beberapa hal
yang disimpulkan yaitu :
1. Pemenuhan kebutuhan air bersih kota Surabaya sangat diperlukan sekali
terutama untuk peningkatan pelayanan masyarakat akan kebutuhan air
bersih dengan jumlah yang cukup pada tahun 2015 dimana nilai
kebutuhannya
Untuk Kebutuhan Domestik = 321465696 l/hari
Untuk kebutuhan Nondomestik = 262266817 l/hari
2. Kemampuan kapasitas Produksi Instalasi penjernihan di PDAM Kota
Surabaya = 682560000 l/hari = 7900 l/dt dengan asumsi kebocoran 30.7 %,
total debit kemampuan produksi setelah dikurangi kebocoran = 473014080
l/hari = 5474.7 l/dt sedangkan kebutuhan untuk 2015 = 583732513 l/hari =
6756.16 l/dt jadi kesimpulan kapasitas produksi sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat kota Surabaya pada tahun 2015.
3. Sistem pengelolaan airnya :
Air baku dari kali Brantas dialirkan ke pompa intake
Air diendapkan dalam proses Prasedimentasi
Air dialirkan ke filter aliran pasir lambat
Kemudian ditampung dalam bak chlorinator untuk membunuh bakteri
Untuk kemudian dari reservoir di pompa untuk dialirkan ke pelanggan
( Konsumen )
Analisa jaringan pipa :
Kehilangan Energi terbesar akibat panjang = 9.7534
Kehilangan Energi terkecil akibat panjang = 0.0662
Kehilangan Energi terbesar dengan sistem Loop = 13.22
Kehilangan Energi terkecil dengan sistem Loop = 0.48
Debit terbesar pada pipa = 1574 l/dt
Debit terkecil pada pipa = 70.78 l/dt
Saran- Saran . Adapun beberapa saran yang dapat diberikan antara lain adalah
:
PDAM sebagai pengelola air bersih diharapkan secara berkala melakukan
pemeriksaan dan pengecekan (memonitor) secara berkesinambungan
terhadap jaringan yang ada saat ini sehingga kerusakan – kerusakan yang
terjadi dapat terdeteksi dan dapat diperbaiki, sehingga dapat
meminimalisir tingkat kebocoran. Dan diharapkan PDAM mampu untuk
18. Study Pemenuhan Air Bersih Kota Surabaya (M. Ikhsan S) 63
menjawab tuntutan masyarakat kota Surabaya dalam pelayanan pelayanan
yang semakin meningkat tersebut.
PDAM seyogyanya mengadakan pengecekan terhadap kebocoran non
teknis.
Kontrol terhadap mutu air sehingga air yang didistribusikan ke konsumen
dapat terjaga kwalitasnya.
Kemampuan produksi Instalasi penjernihan sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhan pada tahun 2015 apabila kebocoran tidak diperhatikan secara
khusus yaitu dengan menggunakan system Zonasi / Waste distric Area
untuk mempermuda monitoring kebocoran.
REFERENSI
Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo. CES., DEA, 2003.Hidrolika I, Beta Offset
Yogyakarta
Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo. CES., DEA, 2003. Hidrolika II, Beta Offset
Yogyakarta
Dake J.M.K., 1983, Hidrolika Teknik ( Terjemahan ), Penerbit Erlangga
Evett,J.B., Liu, C., 1988, Fundamentals of Fluid Mechanics, Mc Graw Hill
International Editions, Singapore.
Departemen Pekerjaan Umum Pusat pendidikan dan Pelatihan Pegawai Balai
Pelatihan Air Bersih Dan PLP Wiyung Surabaya, 2005. Kehilangan
Energi Pada Pipa.
Ir, Dody Sudardono Dip.SE., Standard Perencaan PDAM Kota Surabaya, Unit
Perencanaan PDAM Kota Surabaya.
Ir. Angraini., Hidrolika I
Bowo DM. Hidrolika Teknik Penyehatan Diktat ( Fakultas Teknik Lingkungan
ITS )