1. 1
1
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
1. Kedudukan Bahasa Indonesia
Yang dimaksud kedudukan bahasa Indonesia adalah status relatif bahasa sebagai
sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial dihubungkan dengan
bahasa yang bersangkutan.
Bahasa Indonesia dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV, Pasal
36 dinyatakan bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara, sedangkan bahasa daerah berkedudukan sebagai bahasa daerah yang bersangkutan.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:
1) lambang-lambang bangsa;
2) lambang identitas bangsa;
3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial
budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia; dan
4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1) bahasa resmi kenegaraan;
2) bahasa pengantar di dunia pendidikan;
3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pemerintah;
4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
2. Fungsi Bahasa Indonesia
Yang dimaksud dengan fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa yang
dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa di dalam kedudukan yang diberikan padanya
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu:
1) sebagai alat pemersatu bangsa;
2) Sebagai medium dalam pembinaan kebudayaan nasional
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara:
1) sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara. Fungsi ini tampak dalam surat
menyurat resmi, dalam peraturan-peraturan, undang-undang, pidato resmi, serta dalam
upacara kenegaraan;
2) sebagai bahasa pengantar pada semua je njang pendidikan formal;
3) menjadi pengantar dalam hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
Dari uraian kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di atas, diharapkan para
pemakai bahasa dapat menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik bermakna penggunaan bahasa Indonesia yang
sesuai dengan situasi dan kondisi komunikasi. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar
berarti bahasa yang digunakan itu tetap mengindahkan norma-norma atau kaidah-kaidah
bahasa yang berlaku. Dalam hal ini berarti penggunaan bahasa Indonesia tidak saja
ditentukan oleh faktor linguistik (kebahasaan) saja, tetapi menyangkut pula masalah sosial,
budaya, dan psikologi. Pada konteks sosial budaya, berkaitan antara pembicara/penulis dan
lawan bicara/pembaca; siapa kepada siapa (who), tentang apa (which), dimana (where), kap
an (when), serta kesadaran para penuturnya.
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
2. 2
2
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
3. 3
Secara umum pemakaian huruf kapital telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurna-
kan (EYD). Uraian berikut ini akan menyajikan beberapa contoh pemakaian huruf kapital
dalam penulisan nama badan, lembaga, dan organisasi atau instansi.
1. Penulisan Nama Jabatan
Nama jabatan yang diikuti nama badan, nama lembaga, nama organisasi, atau
nama instansi tertentu huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
Menteri Penerangan
Direktur Pendidikan Masyarakat
Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kepala Sekolah Menengah Umum Negeri 5
Nama instansi atau lembaga pada contoh di atas adalah nama instansi atau lembaga
tertentu dan merupakan nama diri. Oleh karena itu, harus dituis dengan huruf kapital.
2. Nama Lembaga
Nama lembaga sebagai nama diri dan nama jenis penulisannya seperti di bawah
ini.
Perhatikan contoh berikut:
1. Akhirnya, Sekolah Menengah Umum Negeri 01 terpilih sebagai salah satu sekolah
menengah umum terbaik.
2. Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang memasang tarif mencapai 30 juta.
3. Anak perwira itu belajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.
(1) Sekolah Menengah Umum Negeri 01 merupakan nama diri dan sekolah menengah
umum merupakan nama jenis
(2) perguruan tinggi merupakan nama jenis
(3) Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian merupakan nama diri
3. Nama Instansi
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
4. 4
Nama Instansi sebagai nama diri dan nama jenis penulisannya seperti di bawah ini.
Perhatikan contoh berikut:
1. Di lingkungan Departemen Pendidikan terdapat beberapa direktorat jenderal.
2. Salah satu direktorat jenderal di lingkungan departemen itu adalah Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah danUmum.
(1) Departemen Pendidikan merupakan nama diri dan direktorat jenderal merupakan
nama jenis.
(2) direktorat jenderal merupakan nama jenis dan Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah dan Umum merupakan nama diri.
4. Penulisan Gabungan Kata yang Memakai Nama Negara atau Nama Geografis
Tertentu.
Bagaimana penulisan gabungan kata yang memakai unsur nama negara atau nama
geografis tertentu seperti pada bentuk berikut:
garam inggris
tinta cina
rambutan aceh
Kata inggris, cina, dan aceh tidak lagi menyatakan nama diri karena gabungan kata
itu tidak menyatakan arti ‘garam dari Inggris, ‘tinta dari Cina, dan ‘rambutan dari aceh.’
Berbeda halnya dengan sarung Bugis dan salak Bali. Gabungan kata itu
menyatakan nama diri karena gabungan kata itu menyatakan arti ‘sarung dari Bugis’ dan
‘salak dari Bali.’ Oleh karena itu, huruf awal kedua kata itu harus ditulis dengan huruf
kapital.
Bagaimana penulisan kata berikut:
(a) talas bogor
(b) tapai bandung
(c) pempek palembang
(d) duku malang
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
5. 5
Berikan komentara Anda!
(a) ----------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
(b) ----------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
(c) ----------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
(d) ----------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
5. Penulisan Nama Orang yang Digunakan sebagai Satuan
Penulisan nama orang yang digunakan sebagai satuan, misalnya:
ampere
coulomb
ohm
volt!
Bila kata tersebut digunakan sebagai nama orang yang menemukan hukum tertentu,
huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital.
Perhatikan contoh berikut:
1. Di dalam buku fisika itu dibicarakan hukum Ampere, hukum Coulomb, dan hukum
Ohm.
2. Nama satuan untuk mengukur arus listrik, muatan listrik, dan hambatan listrik masing
masing adalah ampere, coulomb, dan ohm.
3. Bohlam itu bertegangan 220 volt dan berdaya 60 watt.
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
6. 6
3
BEBERAPA KESALAHAN UMUM DALAM PEMAKAIAN BAHASA
INDONESIA
1. Penulisan di dan ke
Menurut ketentuan EYD, ada dua macam cara menuliskan di dan ke, yaitu:
(1) dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya; dan
(2) dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
Penulisan di diserangkaikan apabila kata yang mengikuti kata di tersebut jenis kata
kerja. Dalam istilah tatabahasa dijelaskan apabila di tersebut berfungsi sebagai awalan.
Dalam hal seperti ini di tersebut tidak dapat digantikan oleh ke. Dengan demikian, karena
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak terdapat bentuk keambil, kebawa,
ketulis, kebaca, dan kebeli, maka apabila kata dasar tersebut dihubungkan dengan di harus
dituliskan; diambil, dibawa, ditulis, dibaca, dan dibeli.
Contoh lain:
di + pegang = dipegang
di + tembak = ditembak
di + hantam = dihantam
di + sambar = disambar
Sebaliknya, apabila kedudukan di dapat digantikan oleh ke, penulisannya harus dipisahkan.
Seusuai dengan aturan EYD, di harus ditulis terpisah dengan kata lain yang mengikutinya,
apabila kata di tersebut berfungsi sebagai kata depan.
Di dan ke berfungsi sebagai kata depan apabila diikuti :
1) Kata benda
Contoh:
di rumah - ke rumah
di pasar - ke pasar
di sungai - ke sungai
di panta - ke pantai
di kampus - ke kampus
di terminal - ke terminal
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
7. 7
2) Kata yang menunjukkan arah atau tempat.
Contoh:
di sana - ke sana
di sini - ke sini
di situ - ke situ
di dalam - ke dalam
di tengah - ke tengah
di utara - ke utara
Sebaliknya, ke harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya apabila ke tersebut:
1) Diikuti oleh kata bilangan, baik kata bilangan tentu maupun tak tentu.
Contoh:
ke + satu = kesatu
ke + empat = keempat
ke + sekian = kesekian
2) Diikuti oleh kata tua, hendak, dan kasih.
Contoh:
ke + tua = ketua
ke + kasih = kekasih
ke + hendak = kehendak.
3). Sebagai bagian dari kata yang bersangkutan.
Contoh
kemarin
kemudian
kepala
kepada
Catatan:
Perlu diperhatikan bahwa;
(a) penulisan di bila diikuti kata luar; dan
(b) penulisan ke bila diikuti kata samping.
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
8. 8
Masing-masing bentuk kata tersebut memiliki dua bentuk penulisan; ada yang
dirangkaikan dan adapula yang dipisahkan.
Ke dan luar harus ditulis terpisah (ke luar) apabila kata tersebut merupakan “kebalikan
atau lawan dari ke dalam.
Contoh:
- Saya dengar Anda akan ke luar negeri, betulkah?
- Ia sering bertugas ke luar kota.
Ke dan luar harus ditulis serangkai/disatukan (keluar) apabila kata tersebut merupakan
“kebalikan atau lawan” kata masuk.
Contoh:
- Tahun lalu ia memang kuliah di sini, tetapi sekarang sudah keluar.
- Tiga hari tiga malam kami keluar masuk hutan
- Ia masuk sebentar, lalu keluar lagi.
Di dan samping harus ditulis terpisah (di samping) apabila kata tersebut menunjukan arah
atau tempat.
Contoh:
- Siapa yang duduk di sampingmu kemarin?
- Rumahnya persis di samping bioskop terkenal itu.
Di dan samping ditulis serangkai (disamping) apabila kata tersebut mengandung makna
kecuali atau selain.
Contoh:
- Disamping sebagai mahasiswa, ia juga seorang pedagang yang sukses.
- Perbuatan seperti itu, disamping merugikan diri sendiri juga dapat merugikan
orang lain.
2. Penulisan pun
Seperti halnya di dan ke, penulisan kata pun juga ada dua macam. Ada pun yang
harus ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya dan ada pun yang harus ditulis
terpisah dengan kata yang mendahuluinya.
Pun harus ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya apabila pun tersebut
sudah merupakan satu kesatuan dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
9. 9
1) Meskipun sudah dilarang, ia pergi juga.
2) Walaupun tidak kaya, hidupnya bahagia.
3) Kendatipun nasib di tangan Tuhan, kita wajib berusaha.
Pun harus ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya apabila:
1. Berfungsi untuk menyangatkan atau mengeraskan arti:
a) Hari ini sepeser pun aku tak punya uang.
b) Sedikit pun aku tak menyangka bahwa dia sampai hati mengkhianatinya.
2. Mempunyai arti juga.
a) Jika engkau tidak datang, aku pun tidak akan datang.
b) Apa pun kata orang, aku tetap mencintainya.
Dalam hubungan ini yang perlu diperhatikan penulisan pun jika pun tersebut
didahului oleh kata sekali. Ada yang harus ditulis terpisah (sekali pun) dan ada yang harus
ditulis serangkai (sekalipun).
Sekali dan pun harus dipisahkan penulisannya (sekali pun) apabila kata tersebut
dalam kalimat bersangkutan mempunyai arti walaupun sekali, meskipun sekali, atau yang
sejenis dengan itu.
Contoh:
Sekali pun belum pernah saya naik pesawat.
Kalimat ini sama benar maknanya dengan:
Meskipun sekali, saya belum pernah naik pesawat.
Walaupun sekali, saya belum pernah naik pesawat.
Sekali dan pun harus ditulis serangkai (sekalipun) apabila kata tersebut sama
artinya dengan walaupun, meskipun, atau kendatipun.
Contoh:
Sekalipun hujan ia datang juga.
Kalimat di atas sama benar maknanya dengan:
Meskipun hujan, ia datang juga.
Walaupun hujan, ia datang juga.
Kendatipun hujan, ia datang juga
4
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
10. 10
PEMENGGALAN KATA DASAR
1 . Bila ada dua vokal yang berurutan di tengah kata, pemenggalannya dilakukan di antara
dua konsonan itu.
Contoh:
saat → sa-at
manfaat → man-fa-at
2. Bila di tengah kata terdapt konsonan yang diapit oleh dua vokal, pemenggalannya
dilakukan setelah vikal pertama atu sebelum konsonan tersebut.
Contoh:
sukar → su-kar sakit → sa-kit
bapak → ba-pak anak → a-nak
3. Jika ada dua buah konsonan yang berurutan di tengah kata, pemenggalannya di
lakuklan setelah konsonan pertama.
Contoh:
April → Ap-ril
janji → jan-ji
runding → run-ding
Catatan:
Bentuk ng, ny, sy, dan kh yang melambangkan satu konsonan, gabungan huruf-huruf
itu tidak diceraikan sehingga pemenggalan suku kata dilakukan sebelum atau sesudah
pasangan huruf itu.
Contoh:
nyonya → nyo-nya
syarat → sya-rat
angka → ang-ka
akhlak → akh-lak
sangat → sa-ngat
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
11. 11
4. Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih, pemenggalannya juga dilakukan
setelah konsonan pertama.
Contoh:
instansi → in-stan-si
instruksi → in-struk-si
5. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans dilakukan dengan mengikuti aturan
berikut:
a. Jika trans diikuti bentuk bebas, pemenggalannya dilakukan dengan memisahkan
trans sebagai bentuk utuh dan bagian lainnya dipenggal sebagai kata dasar.
Contoh:
transmigrasi → trans-mig-ra-si
transfusi → trans-fu-si
transaksi → trans-aksi
b. Jika trans merupakan bagian dari kata dasar, pemenggalannya dilakukan dengan
mengikuti pola pemenggalan kata dasar.
Contoh:
transenden → tran-sen-den
transisi → tran-si-si
transit → tran-sit
6. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks- dilakukan sebagai berikut:
a. Jika eks- terdapat pada kata yang pemakaiannya dapat disejajarkan dengan in- atau
im- , pemenggalannya dilakukan di antara eks dan unsur berikutnya.
Contoh:
ekstra → eks-tra
ekspor → eks-por
eksplisit → eks-pli-sit
eksternal → eks-ter-nal
eksklusif → eks-klu-sif
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
12. 12
b. Bentuk eks- yang tidak dapat disejajarkan dengan in- atau im- pemenggalannya
dilakukan di antara ek- dan bagian kata yang mengikutinya.
Contoh:
ekses → ek-ses
ekstrem → ek-strem
eksistensi → ek-sis-ten-si
7. Kata-kata lain yang yang terdiri atas dua unsur atau lebih yang salah satu unsurnya
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya juga melalui dua tahap. Mula-
mula unsur itu dipisahkam, kemudian dipenggal dengan mengikuti pola pemenggalan
kata dasar.
Contoh:
kilogram → kilo-gram → ki-lo-gram
biografi → bio-grafi → bi-o-gra-fi
biologi → bio-logi → bi-o-lo-gi
Ok! Sekarng Anda sudah memahami masalah pemenggalan kata. Untuk menguji
pemahaman yang telah Anda peroleh, penggallah kata-kata berikut dengan benar!
ekstradisi → __________________________________________
eksploitasi → __________________________________________
eksperimen → __________________________________________
eksakta → __________________________________________
bioskop → __________________________________________
transitif → __________________________________________
kompleks → __________________________________________
eksodus → __________________________________________
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
13. 13
5
BAHASA INDONESIA STANDAR ATAU BAKU
1. Fungsi Bahasa Indonesia Standar atau Baku
1. Dipergunakan dalam wacana teknis; misalnya karangan ilmiah, buku pelajaran, laporan
esmi, dan sebagainya.
2. Sebagai alat komunikasi resmi, yakni dalam arti surat-menyurat resmi, pengumuman
yang dikeluarkan oleh instansi resmi, undang-undang, surat keputusan, dan sebagainya.
3. Dipakai dalam pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati, termasuk di
anataranya dengan orang yang belum akrab benar atau baru kita kenal.
2. Ciri-ciri Bahasa Standar atau Baku
1. Memakai ucapan baku (pada bahasa lisan)
(Sampai saat ini bahasa Indonesia belum memiliki lafal baku)
2. Memakai ejaan resmi
( Sekarang Ejaan Yang Disempurnakan, EYD)
3. Terbatasnya unsur daerah, baik leksikal maupun gramatikal.
Berikut ini disajikan beberapa contoh kesalahan pemakaian bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Tidak Baku Bahasa Indonesia baku
1. Mobilnya orang itu mewah 1. Mobil orang itu mewah.
2. Asmah benci sama tendy 2. Asmah benci kepada tendy
3. Fitri pandai sendiri di kelasnya 3. Fitri paling pandai di kelasnya
4. Mahmudah tidak tahu kalau hari ini 4. Mahmudah tidak tahu bahwa hari ini ada
ada ujian. ujian.
5. Dina datang sendirian tadi pagi. 5. Dina datang seorang diri tadi pagi
6. Sepatunya kebesaran 6. Sepatunya terlalu besar.
3. Kata Baku dan Tidak Baku
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
14. 14
Untuk melengkapai uraian ini di bawah ini disajikan beberapa contoh kata baku dan
tidak baku
1. juang joang
2. lubang lobang
3. kantung kantong
4. ubah robah
5. sadar sedar
6. saksama seksama
7. cacat cacad
8. mantap mantab
9. ungkap ungkab
10. bejat bejad
11. sekadar sekedar
12. hakikat hakekat
13. nasihat nasehat
14. kempis kempes
15. ahli akhli
16. masjid mesjid
17. beduk bedug
18. gubuk gubug
19. gerobak gerobag
20. jajak jajag
21. aktif aktip – aktiv
22. aktivitas aktifitas – aktipitas
23. ekstrem ekstrim
24. hierarki hirarki – hirarkhi
25. insaf insap – insyaf
26. karier karir
27. khawatir hawatir
28. korps korp
29. metode metoda
30. manajemen menejemen – management
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
15. 15
31. analisis analisa
32. sutera sutra
33. nakhoda nakoda – nahkoda
34. kualitas kwalitas
35. kuitansi kwitansi
36. jadwal jadual
37. teknik tekhnik
38. terampil trampil
39. wakaf waqaf – wakap
40. wasalam wassalam
41. wujud ujud
42. sistem sistim
43. khotbah khutbah – hutbah
44. prangko perangko
45. baut baud
46. semifinal semi final
47. antarnegara antar negara
48. mancanegara manca negara
49. narasumber nara sumber
50. faksimile feksimile – faximile
51. November Nopember – Nofember
52. zaman jaman
53. ziarah jiarah
54. salat shalat – sholat
55. aerobik erobik
56. akuntan akountan
57. arkais arkhais
58. geladi gladi
59. kompleks komplek
60. kurva kurve
61. misi missi
62. stasiun setasiun
63. syahdu sahdu
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
16. 16
64. tata bahasa tatabahasa
65. antre antri
66. atlet atlit
67. azimat jimat
68. Februari Pebruari
69. film filem
70. frekuensi frekwensi
71. Jumat Jum’at
72. kabar khabar
73. kanker kangker
74. konkret kongkret
75. lembap lembab
76. paruh paro
77. tenteram tentram
78. adikuasa adi kuasa
79. swasembada swa sembada
80. narapidana nara pidana
81. ekabahasa eka bahasa
82. dwifungsi dwi fungsi
83. dwiwarna dwi warna
84. trilomba tri lomba
85. trilogi tri logi
86. tridarma tri darma
87. caturwulan catur wulan
88. pancasila panca sila
89. pancakrida panca krida
90. saptamarga sapta marga
91. dasasila dasa sila
92. dasawarsa dasa warsa
93. dasadarma dasa darma
94. apotek apotik
95. fakta pakta
96. pihak fihak
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
17. 17
97. praktik praktek
98. ambulans ambulan
99. negeri negri
100.menteri mentri
Anda ingin mengukur kemampuan Anda dalam menggunakan huruf kapital dan kata baku?
Bacalah teks berikut dan cermati kesalahan-kesalahan penulisannya!
Sebagai Kepala Sekolah disalah satu Sekolah Menengah Umum
Negri di kota Bogor, kota yang punya julukan kota hujan, Uday
Sudarna S.PD ahir-ahir ini sedang risau. Orang tuanya, yang
bekerja disalah satu Direktorat Jenderal yang ada di Departmen
Pendidikkan Nasional, memintanya untuk mendaptarkan diri
menjadi Caleg dari partai tertentu dinegri ini. Semua anggauta
keluarga, seperti Ibu, Adik, Kaka, sodara, dan mertuanyapun
menghendaki hal itu. Tentu saja, hal itu sangat merepotkan Kepala
Sekolah yang senang makan rambutan Aceh dan sering
mengkonsumsi garam Inggris ini.
Tandai kesalahan-kesalahan yang terdapat pada teks di atas!
Anda sudah menandainya? Ok…!
Perbaiki dan tulis kembali teks di atas!
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
19. 19
6
KALIMAT EFEKTIF
1. Pengertian
Kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar atau sengaja disusun untuk
mencapai daya informasi yang tepat dan baik; yang susunan kalimatnya didukung oleh
kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, dan kevariasina (Farera, 1991: 42)
Kalimat Efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara atau penulis (Arifin dan Tassai, 1991: 111)
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainyasecara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula (Depdiknas, 2000: 81)
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki syarat-syarat:
a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
b. Sanggup penimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis (Keraf, 1991: 36).
2. Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa
yang dipakai.
Kesepadanan kalimat memiliki cirri:
a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindari
pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
(1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
Ket. P O
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
20. 20
Pemakaian kata bagi di awal kalimat tidak tepat. Hal itu menyebabkan kalimat di atas tidak
memiliki subjek (S). Kalimat itu seharusnya:
Semua mahasiswa perguruan tinngi ini harus membayar uang kuliah. (benar)
S P O
(2) Kepada hadirin yang masih ada di luar harap memasuki ruangan sebelah kanan.
Ket. P O
Seperti halnya kalimat pertama, pemakaian kata kepada pada awal kalimat tidak tepat.
Penulisan kalimat itu seharusnya:
Hadirin yang masih ada di luar harap memasuki ruangan sebelah kanan.
S P O
b. Tidak mempunyai subjek yang ganda
Contoh:
(1) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh teman saya.
S S P O
Seharusnya
(1) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh teman saya
Ket S P O
Bagaimana dengan kalimat berikut :
a. Akibat banjir semalam membobolkan tanggul yang panjangnya 200 meter itu.
b. Menurut wartawan kamii di Baghdad mengabarkan bahwa Saddam Husen masih hidup
sampai saat ini.
c. Di sepanjang jalan Pajajaran bermandikan cahaya lampu hias.
d. Berdasarkan hasil rapat itu menjelaskan bahwa teroris merupakan musuh bersama.
a. …………………………………………………………………………………………….
b. …………………………………………………………………………………………….
c. ……………………………………………………………………………………………
d. …………………………………………………………………………………………….
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
21. 21
c. Kata penghubung sehingga tidak dipakai pada kalimat tunggal
(1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku. Sehingga aku lari dari pangkuannya.
(2) Kami datang agak terlambat. Sehinnga kami tidak dapat mengikuti perkuliahan itu.
Seharusnya
(1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku sehingga aku lari dari pangkuannya.
(2) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikui perkuliahan itu.
d. Predikat kalimat tidak didahuli oleh kata yang
Contoh:
Rumah saya yang terletak di depan gelanggang olahraga.
S P Ket.
Kalimat itu seharusnya ditulis:
Rumah saya terletak di depan gelanggang olahraga
S P Ket.
2. Kepararelan/kesejajaran
Kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam suatu kalimat.
Artinya bila bentuk pertama menggunakan nomina (kata benda), bentuk kedua dan
seterusnya harus pula menggunakan nomina. Begitu pula bila bentuk pertama verba (kata
kerja), bentuk kedua dan seterusnya pun harus berbentuk verba.
Contoh:
(1) Harga minyak minyak tanah dibekukan atau naik secara luwes.
(2) Cara pengobatan dan menyembuhkan penyakit itu belum ditemukan sampai saat ini.
Kalimat yang benar
(1) Harga minyak tanah dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
di------kan di------kan
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
22. 22
(2) Cara pengobatan dan penyembuhan penyakit itu belum ditemukan sampai saat ini.
pe---------an pe-----------an
Bagaimana dengan kalimat berikut:
a. Perasaan ingin mengasihi dan sayang selalu melekat pada hati gadis lugu itu.
b. Pusat pendidikan dan latihan itu tiba-tiba menjadi momok yang menakutkan.
c. Agar peristiwa itu tidak terulang lagi, pemerintah harus memikirkan cara pencegaha
dan menanggulangi bencana banjir yang selalui menghantui masyarakat.
d. Kita harus menghargai persamaan dan beda pendapat di antara kita.
Penulisan yang benar:
a. ……………………………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………………………………
c. ……………………………………………………………………………………………
d. ……………………………………………………………………………………………
3. Ketegasan/penekanan
Yang dimaksud dengan ketegsan adalah perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan ide pokok dalam kalimat:
a. Meletakkan ide pokok yang ditonjolkan itu di depan/di awal kalimat:
Contoh:
(1) Harapan presiden agar masyarakat Indonesia membaca satu jam dalam sehari.
Penekanannya pada harapan presiden.
(2) Pemuda itu diminta menikahi gadis malang itu sekarang juga.
Penekanannya pada pemuda itu.
b. Membuat urutan kata yang logis.
Contoh:
(1) Bukan seribu, sejuta, atau seratus, melainkan berjuta-juta rupiah ia membantu anak
yatim dan anak telantar.
(2) Jangankan berdua atau sendiri, bertiga pun dia tidak pernah berani menghadapi orang
itu.
Penulisan yang benar:
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
23. 23
(1) Bukan seratus, seribu,atau sejuta, melainkan berjuta-juta rupiah ia membantu anak
yatim dan anak telantar.
(2) Jangankan sendiri atau berdua, bertiga pun dia tidak pernah berani menghadapi orang
itu.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
(1) Saya suka akan kecantikannya. Saya suka akan keramahannya.
(2) Gadis itu sangat sopan dan santun terhadap lelaki. Gadis itu tidak pernah
mengecewakan lelaki mana pun.
Kalimat kedua merupakan kalimat penegasan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
(1) Mahasiswa itu tidak malas dan sombong, tetapi rajin dan baik sekali.
(2) Orang itu bukan pencuri, melainkan polisi.
e. Mempergunakan partikel –lah sebagai penekanan atau penegasan.
Contoh:
(1) Saudaralah yang bertanggung jawab dalam peristiwa itu.
(2) Andalah yang menjalankan tugas ini.
4. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan di sini adalah hemat dalam menggunakan kata,
frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Kriteria yang harus
diperhatikan adalah:
a. Penghematan dapat dilakukan dengan menghilangkan subjek.
Contoh:
Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Kalimat di atas dapat ditulis:
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
24. 24
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
Contoh:
Ia memakai baju warna merah.
Pemakaian kata warna tidak perlu lagi karena merah merupakan warna.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
Contoh:
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah
Bagaimana dengan kalimat berikut:
(1) Orang itu selamat dari bencana banjir bandang karena naik ke atas pohon.
(2) Setelah serigala itu lelah, petani itu turun ke bawah dan berlari ke rumahnya.
Penulisan yang benar:
(1) ............................................................................................................................
(2) ............................................................................................................................
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang sudah bermakna jamak.
Perhatikan kalimat berikut:
(1) Banyak para koruptor yang belum terjamah oleh hukum.
(2) Para ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid.
(3) Banyak rumah-rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul itu jebol.
Pada kalimat (1) pemakaian kata para tidak tepat karena para artinya banyak. Kalimat
yang benar:
Banyak koruptor yang belum terjamah oleh hukum.
Demikian juga pemakaian kata para pada kalimat (2) yang artinya sama dengan
banyak. Bentuk ibu-ibu maknanya juga banyak. Oleh karena itu, pada kalimat (2) kita
bisa memilih salah satunya; para atau ibu-ibu. Jadi, penulisan yang benar seperti pada
contoh a dan b berikut:
a. Para ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid
b. Ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid.
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
25. 25
Kalimat (3) pun memiliki kesalahan yang sama seperti kalimat (1) dan (2). Pada
kalimat (3) pemakaian kata rumah tidak perlu diulang karena rumah-rumah sudah
bermakna jamak (banyak rumah). Oleh karena itu, penulisan yang benar adalah:
Banyak rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul itu jebol.
5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan kecermatan dalam kalimat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda atau ambiguitas (multi interpretasi).
Perhatikan kalimat berikut:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu memperoleh penghargaan dari menteri.
Kalimat di atas sepertinya tidak memiliki kesalahan, tetapi cobalah cermati maknanya. Bila
kita perhatikan, akan muncul pertanyaan, ‘siapa yang terkenal,’ mahasiswa atau
pergurunan tinggi?
Kalimat (1) di atas masih belum efektif karena masih memiliki makna yang ganda. Agar
kalimat (1) menjadi benar, penulisannya seperti berukut:
a. Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu memperoleh penghargaan dari
menteri. ( yang terkenal mahsiswa).
b. Mahasiswa di perguruan tinggi yang terkenal itu memperoleh penghargaan dari
menteri. (yang terkenal perguruan tingginya).
c. Mahasiswa perguruan tinggi—yang terkenal itu memperoleh hadiah dari menteri.
(yang terkenal perguruan tinngi).
Contoh lain:
Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan.
Kata baru di atas menerangkan kata mahasiswa atau kata dinaikkan?
a) Jika menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat digunakan untuk menghindari salah
tafsir.
Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan.
b) Jika kata baru menerangkan kata dinaikkan, kalimat itu dapat diubah menjadi:
SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan.
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
26. 26
Bagaimana dengan kalimat berikut:
(1) Isteri lurah yang baru itu meninggal dunia.
(2) Rumah artis yang mahal itu akan dijual.
(3) Mobil Pak Camat yang baru itu ada di bengkel.
(4) Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan laboratorium
baerisi cairan racun. (Botol bir atau dapur yang berisi cairan racun?)
Coba Anda perbaiki!
(1) ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
(2) ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
(3) ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
(4)
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………..
6. Kepaduan
Yang dimaksud kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga
informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh:
(1) Surat itu saya sudah baca.
(2) Saran yang disampaikannya kami akan pertimbangkan.
Agar kalimat itu padu, susunannya seperti berikut:
(1) Surat itu sudah saya abaca.
(2) Saran yang disampaikannya akan kami pertimbangkan.
Bagaimana dengan kalimat berikut:
(3) Seandainya dia tidak mengaku, saya akan tanyakan hal itu pada orang tuanya.
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
27. 27
(4) Kalau ia memintanya, saya akan berikan uang itu.
(5) Apakah Bapak akan kabulkan permintaan saya ini?
(6) Saudara saya akan nikahkan dengan putri saya.
Sekarang coba Anda perbaiki!
(3) …………………………………………………………………………………………..
(4) …………………………………………………………………………………………..
(5) …………………………………………………………………………………………..
(6) …………………………………………………………………………………………..
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide kalimat dapat diterima oleh akal sehat
dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Anda merasa tertantang untuk menguji kemampuan Anda dalam
pemakaian kalimat efektif?
Inilah tantangan untuk Anda.
Cermati dan perbaiki kesalahan kalimat berikut:
1. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai fihak, sehingga pada masa
datang tidak seorangpun menuntut ganti rugi.
2. Tujuan penyusunan buku pelajaran itu adalah membantu masyarakat, khususnya yang
berada di pedesaan. Sehingga karenanya mendapat kesempatan membaca menulis.
3. Dalam upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota Bogor
dihadiri para pejabat-pejabat negaradan tokoh-tokoh masyarakat.
4. Pertanyaan saya yang ketiga kalinya, disebabkan karena kebimbangan saya terhadap
pemakaian kata nalar.
5. Indikator pemahaman materi keterampilan yaitu mampu melakukan tugas dan latihan
yang diberikan oleh penyaji.
6. Jumlah dokter amat terbatas dibanding jumlah penduduk, tidak semua warga
masyarakat termasuk di desa mendapat pelayanan medis.
1. ……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
28. 28
2. ……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
6. ……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
7
PARAGRAF
1. Pengertian
Bagian dari karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
2. Fungsi
1. Penampung pragmen pikiran atau ide pokok.
2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.
3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami jalan pikiran pengarang
5. Alat penyampai pragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.
6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai
7. Dalam rangka keseluruhan karangan paragraph berfungsi sebagai pengantar, transisi,
dan penutup.
3. Unsur-unsur
1) Transisi
Transisi adalah sebuah pengantar dalam paragraf sebelum sampai pada kalimat topok.
Transisi dapat berbentuk kata, frase, dan kalimat.
2) Kalimat topik/kalimat utama.
Kalimat topik atau kalimat utama adalah kalimat yang dijelaskan oleh kalimat-kalimat
yang lain (kalimat penjelas).
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
29. 29
3) Kalimat penjelas/kalimat pengembang.
Kalimat pengembang atau kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat
utama atau kalimat topik.
4) Kalimat penegas
Kalimat penegas adalah kalimat yang berfungsi menegaskan kembali informasi atau
gagasan yang telah dikemukakan oleh kalimat utama.
Perhatikan contoh berikut:
(1) Hesti dan Heni sama-sama menata rias wajah dengan lengkap. (2)
Perbedaannya terletak pada cara mereka merias wajah. (3) Hesti, memoles wajah
hanya dengan kuas kecil yang sudah tersedia pada kemasan perona mata, tanpa
membentuk dan merapikannya dengan kuas khusus sehingga hasilnya tidak begitu rapi.
(4) Demikian juga pada bagian lainnya, seperti pipi dan bibir. (5) Sedangkal Heni,
memoles bagian-bagian wajah dengan kuas khusus. (6) Tampak tata rias wajahnya lebih
rapi dan sempurna. (7) Memang, tata cara merias yang berbeda akan membawa hasil
yang berbeda pula.
Unsur-unsur paragraf di atas adalah:
Kalimat (1) : transisi, berupa kalimat
(2) : kalimat topik
(3), (4), (5), dan (6) : kalimat penjelas (kalimat pengembang)
(7) : kalimat penegas
4. Syarat-syarat paragraf.
1) Memiliki keutuhan (unity)
Keutuhan artinya paragraf hanya memiliki satu kalimat utama atau kalimat topik
dan kalimat-kalimat penjelasnya mengacu pada kalimat topik tersebut. Jadi paragraf yang
utuh apabila kalimat-kalimatnya mengacu pada pada satu topik. Tidak ada kalimat-kalimat
yang menyimpang dari topik.
Contoh:
(1) Banjir yang besar menyebabkan puluhan rumah hancur dan merugikan para
petani. (2) Mereka sekarang sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
30. 30
pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut tergenang air. (4) Kini
tinggalah petani-petani itu meratapi nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan
jauh dari sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun seadanya, dan dan
berbagai penyakit mulai menjangkitinya. (6) Sungguh sangat memilukan.
2) Memiliki koherensi (coherence)
Koherensi artinya kepaduan maknawi antara kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain.
Contoh:
(3) Penangkapan preman oleh aparat kepolisisn disambut gembira oleh masyarakat. (2)
Masyarakat tidak perlu takut jika bepergian di malam hari. (3) Para sopir dan kondektur
pun tidak lagi merasa takut diperas oleh preman. (4) Tindak kriminal pun yang
sebelumnya meningkat kini menurun tajam. (5) Keadaan yang aman dan damai sekarang
ini sungguh sangat dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi, adanya upaya pemerintah dalam
membasmi tindakan preman disambut baik oleh seluruh lapisan masyarakat.
Coba Anda bandingkan!
(1) Saya suka warna merah. (2) Apel yang merah itu rasanya manis sekali. (3)
Mobil yang bertabrakan di Jalan Raya Bogor itu pun warnanya merah. (4) Kemarin teman
kuliahku membeli mobil merah yang sangat disukainya. (5) Memang naik mobil warna
merah lebih enak dibandingkan mobil warna lainnya.
Koherensikah paragraf tersebut?
Mengapa?------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------
5. Paragraf berdasarkan letak kalimat utama
1. Paragraf deduktif.
Paragraf yang kalimat utamanya ada di awal paragraf
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
31. 31
Contoh:
(1) Banjir yang besar menyebabkan puluhan rumah hancur dan merugikan para
petani. (2) Mereka sekarang sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan
pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut tergenang air. (4) Kini
tinggalah petani-petani itu meratapi nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan
jauh dari sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun seadanya, dan dan
berbagai penyakit mulai menjangkitinya. (6) Sungguh sangat memilukan.
2. Paragraf induktif
Paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf
Contoh:
(1) Masyarakat pedesaan di wilayah Bogor dapat melakukan pekerjaan sehari-
hari di malam hari. (2) Mereka sekarang sudah dapat menikmati aliran listrik di tiap-tiap
rumah. (3) Tidak saja itu, segala jenis alat elektronika pun sudah menggunakan listrik,
mulai dari radio sampai televisi. (4) Itu semua akibat manfaat listrik masuk desa.
(1) TVRI memiliki paket informasi yang dikemas dalam Berita Pagi, Berita Petang,
dan Dunia dalam Berita. (2) RCTI memiliki paket Nuansa Pagi, Buletin Siang, dan
Seputar Indonesia. (3) SCTV memiliki paket yang hampir sama dengan RCTI, hanya saja
SCTV memiliki Paket Liputan Enam. (4) TPI mempunyai Selamat Pagi Indonesia. (5)
Anteve menyiarkan Laporan Pagi. (6) Stasiun-stasiun televisi yang baru pun, seperti
Metro TV, Trans TV, danTV 7 juga memiliki beragam acara yang bernuansa informasi.
(7) Pada dasarnya semua stasiun televisi mempunyai paket informasi untuk disiarkan
kepada pemirsa.
3. Paragraf Campuran
Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan akhir paragraf.
Contoh:
(1) Kesimpulannya, keluarga kami senang membaca bacaan yang berbeda-beda.
(2) Ayah membaca buku politik dan ekonomi. (3) Ibu senang membaca majalah, koran,
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
32. 32
dan bacaan-bacaan tentang kewanitaan. (4) Kakak menyukai cerpen, komik, dan cerita-
cerita silat. (5) Saya sendiri menyukai buku-buku pendidikan. (6) Dengan demikian, jelas
bahwa bacaan keluarga kami memang berbeda-beda.
(1) Penangkapan preman oleh aparat kepolisisn disambut gembira oleh
masyarakat. (2) Masyarakat tidak perlu takut jika bepergian di malam hari. (3) Para
sopir dan kondektur pun tidak lagi merasa takut diperas oleh preman. (4) Tindak kriminal
pun yang sebelumnya meningkat kini menurun tajam. (5) Keadaan yang aman dan damai
sekarang ini sungguh sangat dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi, adanya upaya
pemerintah dalam membasmi tindakan preman disambut baik oleh seluruh lapisan
masyarakat.
4. Paragraf deskriptif/paragrap/naratif
Paragraf yang kalimat utamanya dinyatakan secara implisit (tidak terlihat di dalam
teks). Kalimat utama pada paragraph ini biasanya diserahkan kepada pembaca.
Contoh:
(1) Kulihat wajah gadis itu merah padam. (2) Matanya bersinar tajam sambil
memandang orang di sekelilingnya. (3) Seakan baru saja ia mengalami sesuatu. (4)
Berulang-ulang ia menyembunyikan raut wajahnya yang kelihatan pucat. (5) Tetapi orang
di sebelahnya tidak mengacuhkannya. (6) Sungguh kasihan gadis itu.
Apa kalimat utama paragrap di atas?---------------------------------------------------------------
Bagaimana cara Anda mendapatkan kalimat utama
itu?--------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------
Disamping keempat paragraf di atas, sebenarnya masih ada jenis paragraf lain
seperti:
1. Paragraf penderetan
2. Paragraf perbandingan
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
33. 33
3. Paragraf contoh-contoh
4. Paragraf sebab-akibat
5. Paragraf definisi
6. Paragraf perulangan
7. Paragraf pertanyaan
Apakah Anda mahasiswa yang menyukai tantangan!...........
Baik, inilah tantangan berikutnya untuk Anda.
Carilah pengertian dan contoh ketujuh pargraf di atas!
Selamat bekerja!
Kata orang bijak:
Seorang mahasiswa yang ulet, dia tidak akan pernah berhenti untuk mencari
tantangan.
Anda mahasiswa seperti itu? Buktikan!
Bacalah paragraf di bawah ini!
(1) Maraknya pornografi dan pornoaksi membuat resah masyarakat. (2)
Pornografi dan pornoaksi oleh sebagian orang dianggap sebagai seni atau kebebasan
berekspresi. (3) Mereka juga beranggapan tidak realistis mengaitkan seni dengan nilai-
nilai agama. (4) Dengan penuh keyakinan mereka membela mati-matian orang yang
mempertontonkan erotisme dan yang mengkritiknya dianggap iri dan takut tersaingi. (5)
Sungguh terbalik wajah dunia ini. (6) Kebatilan mereka dukung, sementara kabaikan
dianggap kelompok awam yang tak berseni dan tak berbudaya. (7) Kita bertanya, siapa
sesungguhnya yang tak berseni dan tak berbudaya. (8) Dengan demikian, pengaburan
nilai-nilai agama dan moral dalam menilai dan memandang sesuatu merupakan tujuan
paham kapitalis sekuler, produk orang-orang kafir.
Jawablah soal-soal berikut!
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
34. 34
1. Jelaskan unsur-unsur paragraf di atas!
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Dilihat dari letak kalimat utamanya, apa nama paragraf di atas?
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Jelaskan penanda koherensi paragraf di atas!
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
35. 35
8
BENTUK KARANGAN
Berdasarkan bentuk dan tujuan berkomunikasi karangan dapat digolongkan menjadi:
1. Karangan deskriptif
2. Karangan eksposisi
3. Karangan argumentasi
4. Karangan persuasi
5. Karangan narasi
1. Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi merupakan jenis karangan yang isinya bertujuan membentuk
suatu citra tentang suatu hal pada diri pembaca atau suatu rangkaian tutur yang isinya
melukiskan sesuatu agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sesuatu yang
dilukiskan itu. Sasaran karangan ini adalah aspek emosional. Hanya dengan aspek
emosional seseorang dapat membentuk citra tentang sesuatu. Ciri khas karangan ini
ditandai dengan pemakaian kata yang bersifat deskriptif, seperti rambutnya ikal,
hidungnya mancung, matanya biru.
Contoh:
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
36. 36
Setelah mendapat isyarat dari ketua rombongan, kami bergerak meninggalkan
Hotel Ayong, Linggarjati, berjalan kaki menuju sebuah rumah di belakang hotel. Rumah
yang masih tampak baru itu dibangun persis di antara hotel dan sungai. Pemandangan yang
amat indah mengitarinya. Di sebelah kiri rumah, seberang sungai, tampak sawah yang
bertingkat-tingkat berbatasan dengan bukit-bukit yang rimbun. Di depanya, setelah
halaman yang ditata apik, tampak sawah ladang yang luas sampai Kota Cirebon,
sedangkan di belakang rumah tampak menjulang tinggi Gunung Cerme yang seolah-olah
menjaga rumah yang cukup dan mewah itu.
Di teras rumah sudah tersedia nasi panas dan ayam goreng, terdapat juga sambal
dan lalapan. Yang lebih istimewa lagi, ada ikan bakar yang masih mengepulkan asap.
Panas dan gurih aromanya. Terpaan angin gunung yang dingin dan gurihnya ikan bakar
membuat kami semakin lapar dan selera makan kami meningkat tajam. Karena itu, setelah
dipersilakan, oleh tuan rumah, kami tak malu-malu menyantap semua hidangan dengan
lahap. Enak, gurih, dan pedas kami rasakan sampai benar-benar kenyang.
2. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang isinya menerangkan atau memaparkan
suatu hal atau pokok pikiran kepada para pembaca agar yang bersangkutan memahaminya.
Pokok-pokok pikiran yang ada dalam karangan itu dijelaskan dengan cara menyampaikan
uraian atau bagian-bagian detailnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh karangan ini adalah
tercapainya tingkat pemahaman akan sesuatu yang diuraikan dalam isi karangan. Oleh
karena itu, agar pembaca lebih jelas karangan eksposisi ini dilengkapi dengan ilustrasi,
contoh, perbandingan, dan hal-hal lain yang mendukung uraian itu. Orientasi pokok
karangan ini adalah materi bukan tokoh.
Makna lain yang terkandung dalam karangan eksposisi adalah karangan yang
menerangkan proses atau prosedur melakukan suatu aktivitas.Oleh karena itu, karangan
eksposisi juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana. Dalam hal ini
kalimat yang digunakan biasanya berupa kalimat perintah yang disertai dengan kalimat
deklaratif.
Melalui uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa makna karangan eksposisi
seperti yang dikemukakan oleh Rotterberg dan Salmon mencakup dua hal:
a. Karangan eksposisi merupakan karangan yang berusaha memberikan pemaparan
sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu persoalan.
b. Karangan eksposisi dapat juga bermakana uraian-uraian yang berhubungan untuk
menjawab pertanyaan bagaimana.
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
37. 37
3. Karangan Argumentasi.
Karangan argumentasi adalah jenis karangan yang isinya berusaha mempengaruhi
pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang
didasarkan pertimbangan logis, maupun pertimbangan emosional. Kalimat-kalimat disusun
sedemikian rupa sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang
mendukung kalimat lain yang terdapat dalam perangkat itu.
Sebuah karangan dikategorikan argumentssi bila mengangkat isu atau persoalan
yang kontroversial. Dalam kaitan isu itu, penulis berusaha menjelaskan alasan-alasan yang
logis dan realistis untuk meyakinkan pembacanya/pendengarnya.
4. Karangan Persuasi.
Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi
mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya.. Ada kalanya
karangan persuasi ini sering menggunakan alasan yang tidak rasional, terutama dalam
iklan.
5. Karangan Narasi.
Karangan narasi merupkakan rangkaian tuturan yang menceritakan atau
menyajikan suatu hal atau kejadian melalui penonjolan pelaku. Oleh sebab itu, karangan
narasi sering juga disebut karangan cerita. Kekuatan karangan ini terletak pada urutan
cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita yang diatur melalui alur (plot). Unsur
pelaku atau tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedangkan unsur peristiwa
merupakan hal-hal yang dialami oleh sang tokoh.
Sasaran karangan narasi umumnya ditujukan pada aspek emosi. Aspek intelektual
tidak banyak digunakan dalam karangan ini. Jadi, dengan narasi diharapkan penerima
dapat membentuk citra atau imajinasi.
Untuk memudahkan pembaca, di bawah ini penulis sajikan ciri-ciri umum karangan
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan narasi. Ciri-ciri tersebut disajikan dalam bentuk
tabel.
N
O KARANGAN CIRI – CIRI
1. Ditujukan kepada mitra tutur (pendengar/pembaca)
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
38. 38
agar dapat membentuk suatu citra (imajinasi)
tentang suatu hal.
2. Pembaca/pendengar seolah-olah melihat, merasakan,
dan terlibat langsung dalam peristiwa yang
Deskripsi dilukiskan.
1.
3. Sasarannya adalah aspek emosi.
4. Tidak bersifat evaluatif.
1. Bertujuan menerangkan suatu hal.
2. Dapat berisi konsep-konsep atau logika yang harus
diikuti.
3. Biasanya dilengkapi dengan contoh-contoh, analogi,
2. Eksposisi kesimpulan, serta dalil-dalil untuk menambah
pengetahuan.
4. Sasarannya adalah aspek intelektual karena untuk
mehaminya memerlukan proses berpikir yang
cermat.
1. Biasanya berangkat dari adanya isu yang sifatnya
kontroversi antara penulis/pembicara dan
pembaca/pendengar.
2. Berusaha menjelaskan alasan-alasan yang logis agar
orang lain percaya.
3. Argumentasi 3. Biasanya disajikan untuk membandingkan
permasalahan lain yang bertentangan.
4. Topik diangkat umumnya mempunyai nilai.
5. Sasarannya adalah aspek intelektual. Dalam hal ini
pembaca diajak berpikir dan memutuskan untuk
menilai suatu persoalan yang diyakininya benar.
1. Bersifat mempengaruhi orang lain agar mengikuti
apa yang dimaksud oleh pembicara/penulis
4. Persuasi
2. Bukti yang disajikan lebih menyerang agar orang
lain percaya dan akhirnya mengikutinya.
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
39. 39
3. Sasarannya adalah aspek emosi dan pikiran.
1. Bersifat menceritakan
2. Unsur yang dipentingkan adalah waktu, pelaku, dan
5. Narasi peristiwa.
3. Sasarannya adalah aspek emosi (menggerakan emosi
mitra tutur)
Orang yang haus ilmu adalah orang yang selalu ingin menguji seberapa besar
pengetahuan yang ia kuasai.
Anda orang yang seperti itu? Uji kemampuan Anda sekarang
juga!
Perhatikan contoh-contoh karangan di bawah ini!
1. Baca dan cermati karangan berukut!
Siang itu, hujan deras mengguyur Kota Bogor. Tak ayal lagi, Ari membelokkan
legenda-nya ke salah satu warung kopi yang sering ia lalui tatkala pulang kuliah. Kilatan
cahaya dan derasnya angin, membuat putra sulung Pak Jupri itu tak kuasa meneruskan
perjalanan. Baru saja beberapa saat ia duduk di atas motor, air sudah menggenangi
daerah sekitar warung. Sambil menghisap sepotong cerutu yang terselip di sakunya, Ari
membayangkan betapa enaknya seandainya ia memiliki mobil. Perjalanannya tak harus
terhenti seperti ini. Lamunannya menjadi pudar, tatkala seorang gadis yang basah kuyup
mengahampirinya. Mulanya ia kaget. Namun, karena gadis itu salah satu teman
kuliahnya, pemuda yang rajin salat itu pun buru-buru turun dari atas motornya. Gadis itu
bernama Lastri yang tadi pagi ia kirimi surat dan belum membalasnya.
Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa jenis karangan di atas? ………………………………………………………………
2. Berikan alasan Anda! …………………………………………………………………….
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
40. 40
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Baca dan cermati karangan berukut!
Kalau kita inventarisasi setiap isu yang dilontarkan mahasiswa, hampir semua
selalu berorientasi ke atas. Selalu mencoba menyoroti masalah-amasalah puncak
kenegaraan. Amat sedikit kita menemui isu yang dilontarkan itu benar-benar diangkat
dari realitas sebagian besar rakyat kita yang ada di pedesaan. Realitas Pak Kromo di
gubuk di Boyolali sana, itulah realitas masyarakat kita. Banyak manusia yang miskin dan
kekurangan gizi.
…. Kalau setiap gerakan yang menjadi dasar dari cara kita mengungkapkan sesuatu
ketidakbecusan pihak lain, katakanlah penguasa, juga tidak becus, apa kita masih
bermimpi bahwa gerakan kita akan berhasil? Saya masih cenderung untuk mengatakan
bahwa kebanyakan dari gerakan mahasiswa yang ada hingga saat ini hanya dilandasi
oleh sikap-sikap emosional belaka, yang oleh karenanya menjadi tidak menyentuh
persoalan. Gerakan semacam ini bukan tidak baik, bahkan dalam banyak hal gerakan ini
sudah cukup efektif daripada tidak sama sekali. Apakah kita tidak mampu mengangkat dan
merumuskan aspirasi yang sebenarnya dari Pak Kromo di Boyolali sana. Apakah kita
harus puas kalau kita sudah bisa berteriak, sebarkan isu, dan buat statement, lalu ramai-
ramai mempersembahkannya ke DPR sana? Hal-hal berikut ini, kemiskinan, kekurangan
gizi, mahalnya biaya pendidikan, serta pengangguran di level ‘akar rumput’ kurang
mendapat perhatian. Inilah sesungguhnya masalah rakyat.
Sebagai kelompok elite dalam masyarakat, mahasiswa bukan saja dituntut cuma
untuk teriak belaka, tetapi juga dituntut untuk siap dengan permasalahan dan mampu
membangun tatanan baru. Sikap yang hanya bisa berteriak justru akan melahirkan
pahlawan cengeng. Dan kita tidak suka itu. Seorang sarjana Amerika, Huntington pernah
berkata bahwa salah satu kelemahan dari gerakan-gerakan mahasiswa di Indonesia
adalah kecenderungan mereka untuk melakukan revolusi perkotaan. Gerakan yang tak
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
41. 41
pernah nyambung dengan aspirasi rakyat di pedesaan. ( Hotman M. Siahaan, “Gerakan
Mahasiswa Sekadar Revolusi Perkotaan? Arena, Desember)
Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa jenis karangan di atas? ………………………………………………………………
2. Berikan alasan Anda! …………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Baca dan cermati karangan berikut!
Jalan dari padang ke Kalumbuk Pauh IX berkelok-kelok. Melewati sawah yang
subur dan kincir air. Lalu membelok melalui jalan setapak. Sampailah ke sebuah rumah
yang terbuat dari dinding pelupuh (bambu yang diketok), asal menempel pada tiang yang
lapuk. Rumah panggung yang amat sederhana. Angin dengan leluasa menerpa rumah
yang berukuran 7x6 meter ini, karena pelupuhnya berlubang. Juga atapnya dari daun
pinang dan ilalang, berlubang pula. Kalau duduk di lantai kayu pinang, langit yang tinggi
akan kelihatan, jika hujan turun, air pun tercurah dengan leluasa. Inilah rumah Thaher,
yang dihunu oleh tujuh orang Rumah ini tidak jauh bedanya dengan kandang…sapi.
Seorang anak perempuan turun dari rumah panggung inidengan meraba-raba. Ah,
lantai panggung ini memang tidak rapat, karena ketiadaan uang. Si gadis harus memasak,
kerja rutin, yang menjadi kewajibannya. Dapurnya hanya di sudut rumah, persis di bawah
tiang penyangganya dengan dinding ilalang yang tidak rata. Hanya ada sebuah panci
untuk memasak nasi dan sebuah wajan penggoreng. Itu saja kekayaan dapurnya karena
yang dimasak pu tidak ada dan Usnidar, si gadis, bekerja dengan tekun bekerja dalam
kegelapan, tanpa mengeluh, dan tanpa banyak bicara.…(Titie Said, ”Keempat Anaknya
Hidup dalam Kegelapan,” Kartini, No. 127).
Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut:
1. Apa jenis karangan di atas? ………………………………………………………………
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
42. 42
2. Berikan alasan Anda! …………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
Apa sih, ciri orang yang haus ilmu itu?
Salah satu cirri orang yang haus ilu itu, dia tidak akan pernah puas sebelum ia
mencoba ilmunya
Bukankah Anda sudah beroleh pengetahuan mengenai karangan?
Mengapa Anda tidak mencoba untuk membuat karangan? Bukankah
dengan berlatih Anda akan terampil?
Supaya Anda terampil menulis macam-macam karangan, Anda harus
memulai menulis sekarang juga.
Caranya?
Kerjakan soal-soal berikut, jangan ditunda!
Buatlah sebuah karangan deskripsi!
Petunjuk:
Coba Anda deskripsikan keadaan kamar tidur Anda. Ungkapkan hal-hal yang ada di
dalamnya, sehingga pembaca seolah-oleh melihat sendiri kamar tidur Anda!
….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
45. 45
Selanjutnya, cermati ilustrasi berikut:
Ilustrasi (1)
Akhir-akhir ini fornografi dan pornoaksi seolah-olah bukan hal yang tabu lagi.
Dengan mudah kita menyaksikan kedua fenomena itu, baik di media elektronik maupun
media cetak. Reaksi masyarakat pun berbeda-beda. Ada kalangan yang berpendapat
bahwa kalau hanya memperlihatkan lutut dan dada itu adalah hal biasa dan merupakan
bagian dari seni. Ada juga kalangan yang berpendapat bahwa pornografi dan pornoaksi
tetaplah porno dan seni adalah seni; keduanya tidak bisa disamakan dan dicampuradukan.
Melihat fenomena seperti ini bagaimana pendapat Anda!
Ilustrasi (2)
Maraknya kasus-kasus pelecehan seksual terhadap wanita dewasa mulai mendapat
sorotan dari berbagai pihak. Semua pihak sependapat bahwa pelecehan seksual itu
perbuatan tidak terpuji dan harus dijauhi. Namun, berbicara mengenai siapa yang harus
disalahkan bila terjadi pelecehan seksual, semua pihak berbeda pendapat. Kaum wanita
selalu menyalahkan pria, karena prialah penyebab utama terjadinya pelecehan seksual.
Kaum pria pun tak mau disalahkan. Mereka berpendapat bahwa wanitalah yang salah,
sebab berpakaian seronok, ketat, dan mengundang birahi laki-laki yang melihatnya. Itu
artinya, wanitalah yang memnacing pria untuk melakukan tindakan pelecehan seksual.
Sesuai petunjuk Bang Napi bahwa, ”Kejahatan terjadi bukan karena hanya ada niat
pelakunya, tetapi karena adanya kesempatan.” Setelah mencermati fenomena seperti ini
bagaimana pendapat Anda!
Pilih salah satu ilustrasi di atas!
Kemukakan pendapat Anda tentang persoalan (dari ilustrasi yang Anda pilih)
dalam bentuk karangan argumentasi! Janagn lupa, beri judul karangan Anda itu!
Ilustrai yang dipilih nomor: _______
Judul karangan : __________________________________________________
__________________________________________________
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
48. 48
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Kalau Anda sudah menyelesaikan tugas dengan baik, Anda layak mendapat acungan
jempol
KATA PENGANTAR
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia merupakan kumpulan
materi perkuliahan Bahasa Indonesia yang diberikan pada mahasiswa Semester I
Tingkat I Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Uraian materi yang terdapat
dalam buku ini disusun secara sistematis, mulai dari pemakain huruf kapital,
penulisan kata, kalimat, paragraf, sampai dengan penulisan karangan.
Karena kedudukannya sebagai kumpulan materi perkuliahan, uraian-uraian
materi dalam Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia disusun dan didisain
sedemikian rupa. Uraian materinya tidak disajikan dalam bentuk bab-bab, tetapi
dalam bentuk urutan, yakni urutan 1 s.d. 8. Uraian materi yang terdapat pada tiap-
tiap bagain saling berkorelasi antara bagian yang satu dan bagian yang lainnya.
Bagian 1 menjadi dasar penguasaan bagian 2, bagian 2 menjadi dasar
penguasaan bagian 3, dan begitu seterusnya.
Satu hal yang berbeda dengan tulisan lainnya, uraian materi Materi Pokok
Mata Kuliah Bahasa Indonesia ini selalu menyajikan pelatihan dan dilengkapi
dengan baris atau halaman khusus untuk mengerjakan pelatihan itu. Mahasiswa
tidak perlu lagi menyediakan lembaran-lembaran kertas untuk mengerjakan
pelatihan. Hal ini dilakukan agar kegiatan pembelajaran tidak lepas dari konteks
pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat belajar secara efektif. Pada bagian lain,
petunjuk dan perintah-perintah pengerjaan pelatihan disusun dengan gaya bahasa
yang berbeda dari yang lainnya. Pemakaian gaya bahasa yang berbeda itu
dimaksudkan agar rangkaian kegiatan pemebelajaran terasa lebih akrab dan
komunikatif.
Kendatipun masih jauh dari sempurna, penyusun berharap tulisan ini dapat
bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pemakaian bahasa Indonesia
Bogor, September 2008
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
49. 49
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI….……………………………………………………………..………... ii
1. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
1. Kedudukan Bahasa Indonesia…………………………………………….……...1
2. Fungsi Bahasa Indonesia……………………………………………….....….….1
2. PEMAKAIN HURUF KAPITAL.....………………………………………..……3
1. Penulisan Nama Jabatan…………………………………………………….…...3
2. Nama Lembaga……………………………………………………………….….3
3. Nama Instansi……………………………………………………………………4
4. Penulisan Gabungan Kata yang Memakai Nama Negara dan Nama Geografis…4
5. Penulisan Nama Orang yang Digunakan sebagai Nama Satuan…………….…..5
3 BEBERAPA KESALAHAN UMUM DALAM PEMAKAIAN BAHASA
INDONESIA…………………………………………………………………….…6
1. Penulisan di dan ke……………………………………………………………...6
2. Penulisan pun……………………………………………………………………8
4. PEMENGGALAN KATA DASAR……………………………………..……….10
5. BAHASA INDONESIA STANDAR ATAU BAKU………………………...…13
1. Fungsi Bahasa Indonesia Standar atau Baku…………………………………..13
2. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Standar atau Baku…………………………………13
3. Kata Baku dan Tidak Baku…………………………………………………….14
6. KALIMAT EFEKTIF…………………………………………………………...19
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia
50. 50
1. Pengertian………………………………………………………………………19
2. Ciri-ciri…………………………………………………………………………19
ii
7. PARAGRAF………………………………………………………………………28
1. Pengertian………………………………………………………………………28
2. Fungsi…………………………………………………………………………..28
3. Unsur-unsur…………………………………………………………………….28
4. Syarat-syarat Paragraf………………………………………………………….29
5. Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama…………….……………………30
8. BENTUK KARANGAN……………………………………….….……………..35
1. Karangan Deskripsi…………………………………………….……….……...35
2. Karangan Eksposisi……………………………………………….……………35
3. Karangan Argumentasi……………………………………………..…………..36
4. Karangan Persuasi…………………………………………..…….………..…..36
5. Karangan Narasi……………………………………………….….…………...36
DAFTAR PUSTAKA
Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia