SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
1. Latar Belakang

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and
Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar
dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Isu-isu pendidikan di
Indonesia seperti kualitas dan relevansi pendidikan, akses dan ekuitas pendidikan,
rentang geografi, manajemen pendidikan, otonomi dan akuntabilitas, efisiensi dan
produktivitas, anggaran dan sustainabilitas, tidak akan dapat diatasi tanpa bantuan
TIK. Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi manajemen dan
administrasi pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga
kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas, produktivitas,
efektifitas dan akses pendidikan.

Perkembangan TIK atau multimedia di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan
masih belum optimal dibandingkan dengan negara-negara tetangga sepertI Singapura,
Malaysia dan Thailand. Terdapat beberapa masalah dan kendala yang masih dirasakan
oleh masyarakat khususnya tenaga pendidik dan profesional pendidikan untuk
memanfaatkan TIK di berbagai jenjang pendidikan baik formal maupun non formal.
Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan kebijakan, standarisasi, infrastruktur
jaringan dan konten, kesiapan dan kultur sumber daya manusia di lingkungan
pendidikan. Oleh karena itu, berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan baik
pemerintah maupun masyarakat dalam rangka pemanfaatan TIK dalam pendidikan
sangat urgen dan mutlak dilakukan secara terintegrasi, sistematis dan berkelanjutan.
Dalam makalah ini khususnya akan dibahas bagaimana kebijakan dan standarisasi
mutu penyelenggaraan pendididkan berbasis TIK. Apa standarisasi mutu yang
disyaratkan untuk penyelengganan pendidikan berbasis TIK yang efektif dan efisien
serta akuntabel.

2. Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi

Secara sederhana Elston (2007) membedakan antara Teknologi Informasi (IT) dan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), yaitu “IT as the technology used to
managed information and ICT as the technology used to manage information and aid
communication”. Sementara itu, UNESCO (2003) mendefinisikan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai berikut: “ICT generally relates to those
technologies that are used for accessing, gathering, manipulating and presenting or
communicating information. The technologies could include hardware e.g. computers
and others devices, software applications, and connectivity e.g. access to the internet,
local networking infrastructure, and video conferencing”.

Dalam praktek di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, TIK
meliputi komputer, laptop, network komputer, printer, scanner, video/DVD player,
kamera digital, tape/CD, interactive whiteboards/smartboard. Dengan demikian, perlu
ditegaskan bahwa peran TIK adalah sebagai enabler atau alat untuk memungkinkan
terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK merupakan sarana untuk
mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

Morsund dalam UNESCO (2003) mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang
meliputi sebagai berikut:
piranti keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas telekomunikasi
       mesin hitung dari kalkulator sampai super komputer
       perangkat proyektor / LCD
       LAN (local area network) dan WAN (wide area networks)
           o Kamera digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit
               telekomunikasi dan serat optik
       mesin komputer dan robot

Sejatinya TIK memiliki potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan khususnya di
bidang pendidikan. Rencana cetak biru TIK Depdiknas, paling tidak menyebutkan
tujuh fungsi TIK dalam pendidikan , yaitu sebagai sumber belajar, alat bantu belajar,
fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung
keputusan, dan sebagai infrastruktur.

UNESCO telah mengidentifikasi 4 (empat) tahap dalam sistem pendidikan yang
mengadopsi TIK, yaitu :

1) Tahap emerging; yaitu perguruan tinggi/sekolah berada pada tahap awal. Pendidik
dan tenaga kependidikan mulai menyadari, memilih/membeli, atau menerima donasi
untuk pengadaan sarana dan prasarana (supporting work performance)

2) Tahap applying; yaitu perguruan tinggi/sekolah memiliki pemahaman baru akan
kontribusi TIK. Pendidik dan tenaga kependidikanu menggunakan TIK dalam
manajemen sekolah dan kurikulum (enhancing traditional teaching)

3) Tahap infusing; yaitu melibatkan kurikulum dengan mengintegrasikan TIK.
Perguruan tinggi/sekolah mengembangkan teknologi berbasis komputer dalam lab,
kelas, dan administrasi. Pendidik dan tenaga kependidikan mengekplorasi melalui
pemahaman baru, dimana TIK mengubah produktivitas professional (facilitating
learning).

4) Tahap Transforming; yaitu perguruan tinggi/sekolah telah memanfatkan TIK dalam
seluruh organisasi. Pendidik dan tenaga kependidikan menciptakan lingkungan belajar
yang integratif dan kreatif (creating innovative learning environment) melalui TIK.

Dewasa ini pemanfaatan TIK dalam pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai
mode yang dikenal dengan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ). Bates (2005)
membedakan pendidikan terbuka, pendidikan jarak jauh dan pendidikan fleksibel
sebagai berikut: “Open learning is a primarily a goal. An essential characteristics of
open learning is the removal of barriers to learning. In distance learning students can
study in their own time, at any place and without face-to-face contact with a teacher.
Flexible learning is the provision of learning in a flexible manner”.

PTJJ merupakan alternatif model dalam proses pembelajaran yang memberikan
kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk belajar “kapan saja, dimana saja dan
dengan siapa saja”.

3. Kebijakan Pemanfaatan TIK Pendidikan

3.1. Tantangan Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional memiliki banyak tantangan baik dari sisi input, proses maupun
output. Beberapa tantangan pendidikan nasional tersebut adalah sebagai berikut:

       Banyak anak usia sekolah yang belum dapat menikmati pendidikan dasar 9
       tahun. Anak usia 7 – 12 tahun masih dibawah 80% yang telah menikmati
       pendidikan (APK SMP 85,22, dan APK SMA 52,2).
       Tidak meratanya penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah sebagai
       contoh: tidak semua sekolah memiliki telepon, apalagi koneksi internet.
       Tidak seragamnya dan rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang sekolah
       yang ditunjukkan dengan masih rendahnya tingkat kelulusan Ujian Nasional
       dan nilai Ujian Nasional.
       Rendahnya jumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta ( PTN – 82
       dan PTS – 2.236 (Dikti,2003))
       Rendahnya daya tampung dan tingkat partisipasi kuliah (Daya tampung sekitar
       3,2 juta mahasiswa dengan tingkat partisipasi 12.8%. Padahal, Filipina
       mencapai 32% dan Thailand telah mencapai 30%.
       BAN sebagai penentu kualitas pendidikan menginformasikan bahwa hampir
       50% pendidikan tinggi berakreditasi C (46,35% program diploma dan 47.97%
       PTN dan PTS).
       Rendahnya Tenaga Pengajar Non Formal (PLS). Kebutuhan guru PLS
       mencapai angka 519.790 orang. Sementara yang ada hanya sebesar 113.622
       orang atau 22%. Sehingga diperlukan 406.168 guru atau 78%. (PMPTK
       2006).
       Rendahnya tenaga pendidik yang belum memenuhi syarat sertifikasi (dari
       2.692.217 orang guru yang ada, 727.381 orang (27%) memenuhi syarat
       sertifikasi, sisanya 1.964.836 (73%) belum memenuhi syarat sertifikasi.
       Berdasarkan survey HDI th 2005, Indonesia menduduki ranking 112 dari 175
       negara (jauh berada di bawah Malaysia dan Bangladesh).
       Rendahnya tingkat pemanfaatan TIK di sekolah/kampus (Digital Divide), yang
       ditunjukkan dengan kondisi dimana tidak semua sekolah mempunyai sarana
       TIK. Sekalipun ada, jumlahnya terbatas dan pemanfaatannya masih belum
       optimal.

3.2. Peran Strategis TIK untuk Pendidikan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan pemanfaatan TIK dalam pendidikan melalui Pendidikan Jarak
Jauh bahwa “(1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang
dan jenis pendidikan, (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan
pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan
secara tatap muka atau reguler, (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam
bentuk, modus dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta
sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional
pendidikan. Jadi sistem pendidikan jarak jauh telah menjadi suatu inovasi yang berarti
dalam dunia pendidikan nasional. Sistem pendidikan jarak jauh yang dimulai dengan
generasi pertama korespondensi (cetak), generasi kedua multimedia (Audio, VCD,
DVD), generasi ketiga pembelajaran jarak jauh (telekonferensi/TVe), generasi
keempat pembelajaran fleksibel (multimedia interaktif) dan generasi kelima e-
Learning (web based course), akhirnya generasi keenam pembelajaran mobile
(koneksi nirkabel/www).
Seperti tercantum secara eksplisit dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan
Nasional 2005 – 2009, terlihat jelas bahwa TIK memainkan peran penting dalam
menunjang tiga pilar kebijakan pendidikan nasional, yaitu:(1) perluasan dan
pemerataan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan (3) penguatan
tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pendidikan, untuk mewujudkan pendidikan
yang bermutu, akuntabel, murah, merata dan terjangkau rakyat banyak.

Dalam Renstra Depdiknas 2005 – 2009 dinyatakan peran strategis TIK untuk pilar
pertama, yaitu perluasan dan pemerataan akses pendidikan, diprioritaskan sebagai
media pembelajaran jarak jauh. Sedangkan untuk pilar kedua, peningkatan mutu,
relevansi dan daya saing, peran TIK diprioritaskan untuk penerapan dalam
pendidikan/proses pembelajaran. Terakhir, untuk penguatan tata kelola,
akuntabilitas dan citra publik, peran TIK diprioritaskan untuk sistem informasi
manajemen secara terintegrasi.

3.3. Infrastruktur Jaringan dan Konten TIK Depdiknas

Depdiknas telah memiliki infrastruktur backbone teknologi informasi dan komunikasi
yang cukup besar dan siap untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya baik untuk
kebutuhan pendidikan, penelitian, maupun adminisitrasi.

Jardiknas dikategorikan kedalam tiga zona, yaitu:

       Zona Personal/Komunitas; yang diperuntukkan sebagai akses personal bagi
       guru, dosen, dan siswa.
       Zona Perguruan Tinggi; yang diperuntukkan bagi seluruh Perguruan Tinggi
       dan Kopertis; dan
       Zona Kantor Dinas/UPT/Sekolah; diperuntukkan bagi sekolah, Dinas
       Pendidikan Kab/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Unit-unit Kerja
       Depdiknas.

Infrastruktur ini akan diisi oleh konten yang dikelompokkan dalam dua ketegori yaitu:

       Kontent e-learning; konten e-learning dapat meliputi konten yang
       dikembangkan oleh Pustekkom, Ditdikdasmen, Ditjen Dikti, Setjen, atau unit-
       unit lain.
       Konten e-administration; e-content administration meliputi online
       transaction proccessing (OLTP), data center warehouse (DCW) dan online
       analysis processing (OLAP)

4. Pembelajaran Berbasis TIK (e_Learning)

Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama, e-learning
merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.
Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar
secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-
ROM, dan pelatihan berbasis komputer), sehingga dapat menjawab tantangan
perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model
belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut
melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat,
Kapasitas peserta didik amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara
penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan
gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan
memberi hasil yang lebih baik.

Pembelajaran berbasis TIK atau e-Learning adalah sumber pembelajaran baik secara
formal maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti Internet,
Intranet, CDROM, video tape, DVD, TV, Handphone, dan PDA

Pola-pola seperti di atas semua berbeda satu dengan yang lain. E-learning lebih luas
dibandingkan dengan online learning. Online learning hanya menggunakan
Internet/intranet/LAN/WAN tidak termasuk menggunakan CD ROM.

Dalam pembelajaran berbasis TIK terdapat perbedaan komunikasi antara
pembelajaran langsung (syncronous) dan tidak langsung (ansyncronous), dengan
sebuah terminologi untuk mendeskripsikan bagaimana dan kapan pembelajaran
berlangsung.

4.1. Pembelajaran Langsung (Syncronous Learning)

Dalam pembelajaran langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dalam waktu
yang sama (real time) walaupun pendidik dan para peserta didik secara fisik berada
pada tempat yang berbeda satu sama lain. Sebagai contoh yaitu:

1. Mendengarkan siaran Radio.

2. Menonton siaran Televisi

3. Konferensi audio/video.

4. Telepon Internet.

5. Chatting

6. Siaran langsung Satelite dua arah.

4.2. Pembelajaran Tidak Langsung (Ansyncronous Learning)

Dalam pembelajaran tidak langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dengan
adanya delay waktu (waktu yang berbeda) dan pendidik dan peserta didik secara
fisik berada pada tempat yang berbeda. Sebagai contoh yaitu:

1. Belajar sendiri menggunakan internet atau CD-Rom.

2. Kelas belajar menggunakan video tape.

3. Presentasi web atau seminar menggunakan audio/video.

4. Rekaman suara.
5. Mentoring tanya jawab.

6. Membaca pesan e-mail.

7. Mengakses content online

8. Forum diskusi

Karakteristik dari pembelajaran tidak langsung (ansyncronous) adalah pendidk harus
mempersiapkan terlebih dahulu materi belajar sebelum proses belajar mengajar
berlangsung. Peserta didik bebas menentukan kapan akan mempelajari materi belajar
tersebut.

Contoh TIK yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran secara syncronous dan
asyncronous sebagai berikut:

Asyncronous Learning                 Syncronous Learning
Fax                                  Telephone
E-Mail                               Screen Sharing
Knowledge Base                       Chat
Newsgroups                           Web conferences
Computer Based Training              Online Seminar
Quick Reference Guide                Compressed video classes

Sedangkan karakteristik e-learning dapat dikemukakan sebagai berikut:

Karakteristik                        Penjelasan
Non-linearity                        Pemakai (user) bebas untuk mengakses (browse)
                                     tentang objek pembelajaran dan terdapat fasilitas untuk
                                     memberikan persyaratan tergantung pada pengetahuan
                                     pemakai.
Self Managing                        Pemakai dapat mengelola sendiri prosespembelajaran
                                     dengan mengikuti struktur yangtelah dibuat.
Feedback-Interactivity               Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktifdan
                                     disediakan feedback pada prosespembelajaran.

5. Standarisasi Pendidikan Berbasis TIK dari SEAMOLEC

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pasal 35,
menyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan
berkala. Standarisasi pendidikan mutlak diperlukan untuk menjamin mutu proses dan
hasil pendidikan. Pada dasarnya SNP merupakan persyaratan minimum yang
ditetapkan UU, namun secara teknis diperlukan perumusan standar mutu dalam sistem
pendidikan seperti Sistem Manajemen Mutu – ISO 9001:2008 / IWA 2.

McGee, Carmean dan Jafari (2005) menyatakan pentingnya standard dan spesifikasi
dalam pendidikan berbasis TIK, karena memungkinkan terjadinya pembelajaran
sebagai berikut: 1) Interoperability, sistem berinteraksi dengan sistem lain dalam
organisasi, 2) Reusability, sumber / objek belajar mudah digunakan dalam kurikulum,
latat, profil peserta didik yang berbeda, 3) Manageability, sistem telusur informasi
tentang peserta didik dan konten, 4) Accessibility, semua peserta didik memiliki
kemudahan menerima konten setiap saat, dan 5) Sustainability, teknologi terus
berkembang sesuai standar untuk menghindari keusangan.

   1. Simpulan dan Saran

Pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan mutlak
dilakukan untuk menjawab permasalahan di bidang pendidikan terutama akses dan
pemerataan serta mutu pendidikan. Kebijakan dan standarisasi mutu pendidikan
menjadi pondasi yang harus dibangun untuk mendukung pendidikan berbasis TIK
yang efektif dan efisien. Implementasi pendidikan berbasis TIK dapat dilakukan
melalui model hybrid (dual system) yang mengkombinasikan pembelajaran klasikal
(face 2 face) dengan belajar terbuka dan jarak jauh (on line). Sedangkan pembelajaran
berbasis TIK dapat dilaksanakan secara lansung (syncronous learning) dan tidak
langsung (asyncronous Learning). Hal ini tergantung dengan kondisi teknologi dan
jaringan yang tersedia. Standarisasi dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan sangat
penting untuk menjamin mutu proses dan hasil pendidikan.

Beberapa saran yang dapat dikemukakan untuk mendukung keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan berbasis TIK sebagai berikut.

   1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan
      baik di sekolah atau perguruan tinggi menjadi hal mutlak mengingat kondisi
      permasalahan pendidikan yang makin kompleks. Pendidikan berbasis TIK
      hanya akan berhasil apabila dikelola dan ditangani dengan terencana,
      sistematis dan terintegrasi.
   2. Perencanaan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan yang integratif
      meliputi kebijakan, standarisasi mutu, infrastruktur jaringan dan konten,
      kesiapan dan kultur SDM pendidikan menjadi penting untuk ditata dan
      dikelola dengan efektif dan efisien.
   3. Penyelenggaraan pendidikan berbasis TIK melalui pendidikan terbuka dan
      jarak jauh (e-Learning), membutuhkan dukungan dari semua pihak khususnya
      pemerintah, swasta serta masyarakat untuk mengalokasikan anggaran dan
      investasi pendidikan yang memadai.
   4. Standarisasi mutu penyelenggaran pendidikan berbasis TIK perlu
      ditindaklanjuti dengan standarisasi konten untuk menjamin kualitas,
      aksesibilitas dan akuntabilitas program pendidikan berbasis TIK.

More Related Content

What's hot

Cabaran ict tugasan 1 ssi3013
Cabaran ict tugasan 1 ssi3013Cabaran ict tugasan 1 ssi3013
Cabaran ict tugasan 1 ssi3013Rahmah Soid
 
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebutSeiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebutdianseptian09
 
Unit 1 pengenalan teknologi dalam pendidikan
Unit 1   pengenalan teknologi dalam pendidikanUnit 1   pengenalan teknologi dalam pendidikan
Unit 1 pengenalan teknologi dalam pendidikanazharisuboh
 
Integrasi TIK dalam Pembelajaran
Integrasi TIK dalam Pembelajaran Integrasi TIK dalam Pembelajaran
Integrasi TIK dalam Pembelajaran Uwes Chaeruman
 
Hubungan teknologi dengan dunia pendidikan
Hubungan teknologi dengan dunia pendidikanHubungan teknologi dengan dunia pendidikan
Hubungan teknologi dengan dunia pendidikanSupratno Ani
 
Peranan teknologi dalam pengajaran
Peranan teknologi dalam pengajaranPeranan teknologi dalam pengajaran
Peranan teknologi dalam pengajaranZaini Nie
 
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)Letchumi Perumal
 
Penggunaan ICT dalam pendidikan
Penggunaan ICT dalam pendidikanPenggunaan ICT dalam pendidikan
Penggunaan ICT dalam pendidikandigitalsejarah
 
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru paiModel pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru painahrowipasca
 
Teknologi dalam pendidikan
Teknologi dalam pendidikanTeknologi dalam pendidikan
Teknologi dalam pendidikanMunirah Sobri
 

What's hot (13)

Cabaran ict tugasan 1 ssi3013
Cabaran ict tugasan 1 ssi3013Cabaran ict tugasan 1 ssi3013
Cabaran ict tugasan 1 ssi3013
 
Penggunaan ICT
Penggunaan ICTPenggunaan ICT
Penggunaan ICT
 
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebutSeiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut
 
Makalah ict
Makalah ictMakalah ict
Makalah ict
 
Unit 1 pengenalan teknologi dalam pendidikan
Unit 1   pengenalan teknologi dalam pendidikanUnit 1   pengenalan teknologi dalam pendidikan
Unit 1 pengenalan teknologi dalam pendidikan
 
Integrasi TIK dalam Pembelajaran
Integrasi TIK dalam Pembelajaran Integrasi TIK dalam Pembelajaran
Integrasi TIK dalam Pembelajaran
 
Hubungan teknologi dengan dunia pendidikan
Hubungan teknologi dengan dunia pendidikanHubungan teknologi dengan dunia pendidikan
Hubungan teknologi dengan dunia pendidikan
 
Peranan teknologi dalam pengajaran
Peranan teknologi dalam pengajaranPeranan teknologi dalam pengajaran
Peranan teknologi dalam pengajaran
 
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
 
Penggunaan ICT dalam pendidikan
Penggunaan ICT dalam pendidikanPenggunaan ICT dalam pendidikan
Penggunaan ICT dalam pendidikan
 
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru paiModel pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
 
Tugasan 9
Tugasan 9Tugasan 9
Tugasan 9
 
Teknologi dalam pendidikan
Teknologi dalam pendidikanTeknologi dalam pendidikan
Teknologi dalam pendidikan
 

Viewers also liked

Am i paying attention?
Am i paying attention?Am i paying attention?
Am i paying attention?susanalatorre
 
Maling ayam profesional
Maling ayam profesionalMaling ayam profesional
Maling ayam profesionalfidera94
 
Gamification: why it is cool to play at work
Gamification: why it is cool to play at workGamification: why it is cool to play at work
Gamification: why it is cool to play at workBorislav Traykov
 
Observation Lab
Observation LabObservation Lab
Observation Labmffloresg
 
FRAMING AND REFRAMING
 FRAMING AND REFRAMING FRAMING AND REFRAMING
FRAMING AND REFRAMINGSaraSantaClara
 
коллегия 9 мес 2012
коллегия 9 мес 2012коллегия 9 мес 2012
коллегия 9 мес 2012mocz_mk
 
Print out 02
Print out 02Print out 02
Print out 02fidera94
 
Tips maling ayam profesional
Tips maling ayam profesionalTips maling ayam profesional
Tips maling ayam profesionalfidera94
 
Ibtissam Ouazzani_Portfolio.compressed
Ibtissam Ouazzani_Portfolio.compressedIbtissam Ouazzani_Portfolio.compressed
Ibtissam Ouazzani_Portfolio.compressedIbtissam Ouazzani
 
Endangered Species & Extinction
Endangered Species & ExtinctionEndangered Species & Extinction
Endangered Species & Extinctionzpearson
 

Viewers also liked (17)

Am i paying attention?
Am i paying attention?Am i paying attention?
Am i paying attention?
 
Maling ayam profesional
Maling ayam profesionalMaling ayam profesional
Maling ayam profesional
 
Connect & Combine
Connect & Combine Connect & Combine
Connect & Combine
 
ETM PPT
ETM PPT ETM PPT
ETM PPT
 
Teaching
TeachingTeaching
Teaching
 
Gamification: why it is cool to play at work
Gamification: why it is cool to play at workGamification: why it is cool to play at work
Gamification: why it is cool to play at work
 
Observation Lab
Observation LabObservation Lab
Observation Lab
 
Teaching
TeachingTeaching
Teaching
 
FRAMING AND REFRAMING
 FRAMING AND REFRAMING FRAMING AND REFRAMING
FRAMING AND REFRAMING
 
коллегия 9 мес 2012
коллегия 9 мес 2012коллегия 9 мес 2012
коллегия 9 мес 2012
 
Connect & Combine
Connect & Combine Connect & Combine
Connect & Combine
 
Print out 02
Print out 02Print out 02
Print out 02
 
Connect & Combine
Connect & Combine Connect & Combine
Connect & Combine
 
Tips maling ayam profesional
Tips maling ayam profesionalTips maling ayam profesional
Tips maling ayam profesional
 
Ibtissam Ouazzani_Portfolio.compressed
Ibtissam Ouazzani_Portfolio.compressedIbtissam Ouazzani_Portfolio.compressed
Ibtissam Ouazzani_Portfolio.compressed
 
The solution
The solutionThe solution
The solution
 
Endangered Species & Extinction
Endangered Species & ExtinctionEndangered Species & Extinction
Endangered Species & Extinction
 

Similar to 1

Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...Octaryo Susilo
 
Pemanfaatan tik dalam pembelajaran
Pemanfaatan tik dalam pembelajaranPemanfaatan tik dalam pembelajaran
Pemanfaatan tik dalam pembelajaranJerry Makawimbang
 
Revitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
Revitalisasi Teknologi Pendidikan IndonesiaRevitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
Revitalisasi Teknologi Pendidikan IndonesiaGoutama Bachtiar
 
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_pengenalan e-learning_universitas mercubuana....
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_pengenalan e-learning_universitas mercubuana....Sim elsa sri yulianti hapzi ali_pengenalan e-learning_universitas mercubuana....
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_pengenalan e-learning_universitas mercubuana....elsasriyulianti1
 
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran: Survei pada ...
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran:  Survei pada ...Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran:  Survei pada ...
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran: Survei pada ...Setiawan Wibowo
 
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru paiModel pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru painahrowipasca
 
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru paiModel pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru painahrowipasca
 
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru paiModel pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru painahrowipasca
 
Multimedia & aplikasinya dalam pendidikan
Multimedia & aplikasinya dalam pendidikanMultimedia & aplikasinya dalam pendidikan
Multimedia & aplikasinya dalam pendidikanSiti Zulaikha
 

Similar to 1 (20)

Awie
AwieAwie
Awie
 
Makalah ict
Makalah ictMakalah ict
Makalah ict
 
Makalah ict
Makalah ictMakalah ict
Makalah ict
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
Peran teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu serta kualitas peserta did...
 
Pemanfaatan tik dalam pembelajaran
Pemanfaatan tik dalam pembelajaranPemanfaatan tik dalam pembelajaran
Pemanfaatan tik dalam pembelajaran
 
Ike Fitriani
Ike FitrianiIke Fitriani
Ike Fitriani
 
Asimen hbef233
Asimen hbef233Asimen hbef233
Asimen hbef233
 
Eknologi informasi dan komunikasi
Eknologi informasi dan komunikasiEknologi informasi dan komunikasi
Eknologi informasi dan komunikasi
 
Tugasan 3
Tugasan 3Tugasan 3
Tugasan 3
 
ICT for education
ICT for educationICT for education
ICT for education
 
Revitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
Revitalisasi Teknologi Pendidikan IndonesiaRevitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
Revitalisasi Teknologi Pendidikan Indonesia
 
Pk deden sem2
Pk deden sem2Pk deden sem2
Pk deden sem2
 
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_pengenalan e-learning_universitas mercubuana....
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_pengenalan e-learning_universitas mercubuana....Sim elsa sri yulianti hapzi ali_pengenalan e-learning_universitas mercubuana....
Sim elsa sri yulianti hapzi ali_pengenalan e-learning_universitas mercubuana....
 
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran: Survei pada ...
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran:  Survei pada ...Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran:  Survei pada ...
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengajaran: Survei pada ...
 
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru paiModel pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
 
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru paiModel pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
 
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru paiModel pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
Model pemanfaatan e learning bagi pengembangan profsi guru pai
 
Multimedia & aplikasinya dalam pendidikan
Multimedia & aplikasinya dalam pendidikanMultimedia & aplikasinya dalam pendidikan
Multimedia & aplikasinya dalam pendidikan
 
Perkembangan ict
Perkembangan ictPerkembangan ict
Perkembangan ict
 

1

  • 1. 1. Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Isu-isu pendidikan di Indonesia seperti kualitas dan relevansi pendidikan, akses dan ekuitas pendidikan, rentang geografi, manajemen pendidikan, otonomi dan akuntabilitas, efisiensi dan produktivitas, anggaran dan sustainabilitas, tidak akan dapat diatasi tanpa bantuan TIK. Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi manajemen dan administrasi pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas, produktivitas, efektifitas dan akses pendidikan. Perkembangan TIK atau multimedia di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan masih belum optimal dibandingkan dengan negara-negara tetangga sepertI Singapura, Malaysia dan Thailand. Terdapat beberapa masalah dan kendala yang masih dirasakan oleh masyarakat khususnya tenaga pendidik dan profesional pendidikan untuk memanfaatkan TIK di berbagai jenjang pendidikan baik formal maupun non formal. Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan kebijakan, standarisasi, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur sumber daya manusia di lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat dalam rangka pemanfaatan TIK dalam pendidikan sangat urgen dan mutlak dilakukan secara terintegrasi, sistematis dan berkelanjutan. Dalam makalah ini khususnya akan dibahas bagaimana kebijakan dan standarisasi mutu penyelenggaraan pendididkan berbasis TIK. Apa standarisasi mutu yang disyaratkan untuk penyelengganan pendidikan berbasis TIK yang efektif dan efisien serta akuntabel. 2. Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi Secara sederhana Elston (2007) membedakan antara Teknologi Informasi (IT) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), yaitu “IT as the technology used to managed information and ICT as the technology used to manage information and aid communication”. Sementara itu, UNESCO (2003) mendefinisikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai berikut: “ICT generally relates to those technologies that are used for accessing, gathering, manipulating and presenting or communicating information. The technologies could include hardware e.g. computers and others devices, software applications, and connectivity e.g. access to the internet, local networking infrastructure, and video conferencing”. Dalam praktek di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, TIK meliputi komputer, laptop, network komputer, printer, scanner, video/DVD player, kamera digital, tape/CD, interactive whiteboards/smartboard. Dengan demikian, perlu ditegaskan bahwa peran TIK adalah sebagai enabler atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK merupakan sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Morsund dalam UNESCO (2003) mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang meliputi sebagai berikut:
  • 2. piranti keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas telekomunikasi mesin hitung dari kalkulator sampai super komputer perangkat proyektor / LCD LAN (local area network) dan WAN (wide area networks) o Kamera digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan serat optik mesin komputer dan robot Sejatinya TIK memiliki potensi yang besar untuk dapat dimanfaatkan khususnya di bidang pendidikan. Rencana cetak biru TIK Depdiknas, paling tidak menyebutkan tujuh fungsi TIK dalam pendidikan , yaitu sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, dan sebagai infrastruktur. UNESCO telah mengidentifikasi 4 (empat) tahap dalam sistem pendidikan yang mengadopsi TIK, yaitu : 1) Tahap emerging; yaitu perguruan tinggi/sekolah berada pada tahap awal. Pendidik dan tenaga kependidikan mulai menyadari, memilih/membeli, atau menerima donasi untuk pengadaan sarana dan prasarana (supporting work performance) 2) Tahap applying; yaitu perguruan tinggi/sekolah memiliki pemahaman baru akan kontribusi TIK. Pendidik dan tenaga kependidikanu menggunakan TIK dalam manajemen sekolah dan kurikulum (enhancing traditional teaching) 3) Tahap infusing; yaitu melibatkan kurikulum dengan mengintegrasikan TIK. Perguruan tinggi/sekolah mengembangkan teknologi berbasis komputer dalam lab, kelas, dan administrasi. Pendidik dan tenaga kependidikan mengekplorasi melalui pemahaman baru, dimana TIK mengubah produktivitas professional (facilitating learning). 4) Tahap Transforming; yaitu perguruan tinggi/sekolah telah memanfatkan TIK dalam seluruh organisasi. Pendidik dan tenaga kependidikan menciptakan lingkungan belajar yang integratif dan kreatif (creating innovative learning environment) melalui TIK. Dewasa ini pemanfaatan TIK dalam pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai mode yang dikenal dengan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ). Bates (2005) membedakan pendidikan terbuka, pendidikan jarak jauh dan pendidikan fleksibel sebagai berikut: “Open learning is a primarily a goal. An essential characteristics of open learning is the removal of barriers to learning. In distance learning students can study in their own time, at any place and without face-to-face contact with a teacher. Flexible learning is the provision of learning in a flexible manner”. PTJJ merupakan alternatif model dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk belajar “kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja”. 3. Kebijakan Pemanfaatan TIK Pendidikan 3.1. Tantangan Pendidikan Nasional
  • 3. Pendidikan nasional memiliki banyak tantangan baik dari sisi input, proses maupun output. Beberapa tantangan pendidikan nasional tersebut adalah sebagai berikut: Banyak anak usia sekolah yang belum dapat menikmati pendidikan dasar 9 tahun. Anak usia 7 – 12 tahun masih dibawah 80% yang telah menikmati pendidikan (APK SMP 85,22, dan APK SMA 52,2). Tidak meratanya penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah sebagai contoh: tidak semua sekolah memiliki telepon, apalagi koneksi internet. Tidak seragamnya dan rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang sekolah yang ditunjukkan dengan masih rendahnya tingkat kelulusan Ujian Nasional dan nilai Ujian Nasional. Rendahnya jumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta ( PTN – 82 dan PTS – 2.236 (Dikti,2003)) Rendahnya daya tampung dan tingkat partisipasi kuliah (Daya tampung sekitar 3,2 juta mahasiswa dengan tingkat partisipasi 12.8%. Padahal, Filipina mencapai 32% dan Thailand telah mencapai 30%. BAN sebagai penentu kualitas pendidikan menginformasikan bahwa hampir 50% pendidikan tinggi berakreditasi C (46,35% program diploma dan 47.97% PTN dan PTS). Rendahnya Tenaga Pengajar Non Formal (PLS). Kebutuhan guru PLS mencapai angka 519.790 orang. Sementara yang ada hanya sebesar 113.622 orang atau 22%. Sehingga diperlukan 406.168 guru atau 78%. (PMPTK 2006). Rendahnya tenaga pendidik yang belum memenuhi syarat sertifikasi (dari 2.692.217 orang guru yang ada, 727.381 orang (27%) memenuhi syarat sertifikasi, sisanya 1.964.836 (73%) belum memenuhi syarat sertifikasi. Berdasarkan survey HDI th 2005, Indonesia menduduki ranking 112 dari 175 negara (jauh berada di bawah Malaysia dan Bangladesh). Rendahnya tingkat pemanfaatan TIK di sekolah/kampus (Digital Divide), yang ditunjukkan dengan kondisi dimana tidak semua sekolah mempunyai sarana TIK. Sekalipun ada, jumlahnya terbatas dan pemanfaatannya masih belum optimal. 3.2. Peran Strategis TIK untuk Pendidikan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pemanfaatan TIK dalam pendidikan melalui Pendidikan Jarak Jauh bahwa “(1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler, (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam bentuk, modus dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan. Jadi sistem pendidikan jarak jauh telah menjadi suatu inovasi yang berarti dalam dunia pendidikan nasional. Sistem pendidikan jarak jauh yang dimulai dengan generasi pertama korespondensi (cetak), generasi kedua multimedia (Audio, VCD, DVD), generasi ketiga pembelajaran jarak jauh (telekonferensi/TVe), generasi keempat pembelajaran fleksibel (multimedia interaktif) dan generasi kelima e- Learning (web based course), akhirnya generasi keenam pembelajaran mobile (koneksi nirkabel/www).
  • 4. Seperti tercantum secara eksplisit dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005 – 2009, terlihat jelas bahwa TIK memainkan peran penting dalam menunjang tiga pilar kebijakan pendidikan nasional, yaitu:(1) perluasan dan pemerataan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pendidikan, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, akuntabel, murah, merata dan terjangkau rakyat banyak. Dalam Renstra Depdiknas 2005 – 2009 dinyatakan peran strategis TIK untuk pilar pertama, yaitu perluasan dan pemerataan akses pendidikan, diprioritaskan sebagai media pembelajaran jarak jauh. Sedangkan untuk pilar kedua, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, peran TIK diprioritaskan untuk penerapan dalam pendidikan/proses pembelajaran. Terakhir, untuk penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik, peran TIK diprioritaskan untuk sistem informasi manajemen secara terintegrasi. 3.3. Infrastruktur Jaringan dan Konten TIK Depdiknas Depdiknas telah memiliki infrastruktur backbone teknologi informasi dan komunikasi yang cukup besar dan siap untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya baik untuk kebutuhan pendidikan, penelitian, maupun adminisitrasi. Jardiknas dikategorikan kedalam tiga zona, yaitu: Zona Personal/Komunitas; yang diperuntukkan sebagai akses personal bagi guru, dosen, dan siswa. Zona Perguruan Tinggi; yang diperuntukkan bagi seluruh Perguruan Tinggi dan Kopertis; dan Zona Kantor Dinas/UPT/Sekolah; diperuntukkan bagi sekolah, Dinas Pendidikan Kab/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Unit-unit Kerja Depdiknas. Infrastruktur ini akan diisi oleh konten yang dikelompokkan dalam dua ketegori yaitu: Kontent e-learning; konten e-learning dapat meliputi konten yang dikembangkan oleh Pustekkom, Ditdikdasmen, Ditjen Dikti, Setjen, atau unit- unit lain. Konten e-administration; e-content administration meliputi online transaction proccessing (OLTP), data center warehouse (DCW) dan online analysis processing (OLAP) 4. Pembelajaran Berbasis TIK (e_Learning) Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD- ROM, dan pelatihan berbasis komputer), sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat,
  • 5. Kapasitas peserta didik amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik. Pembelajaran berbasis TIK atau e-Learning adalah sumber pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti Internet, Intranet, CDROM, video tape, DVD, TV, Handphone, dan PDA Pola-pola seperti di atas semua berbeda satu dengan yang lain. E-learning lebih luas dibandingkan dengan online learning. Online learning hanya menggunakan Internet/intranet/LAN/WAN tidak termasuk menggunakan CD ROM. Dalam pembelajaran berbasis TIK terdapat perbedaan komunikasi antara pembelajaran langsung (syncronous) dan tidak langsung (ansyncronous), dengan sebuah terminologi untuk mendeskripsikan bagaimana dan kapan pembelajaran berlangsung. 4.1. Pembelajaran Langsung (Syncronous Learning) Dalam pembelajaran langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dalam waktu yang sama (real time) walaupun pendidik dan para peserta didik secara fisik berada pada tempat yang berbeda satu sama lain. Sebagai contoh yaitu: 1. Mendengarkan siaran Radio. 2. Menonton siaran Televisi 3. Konferensi audio/video. 4. Telepon Internet. 5. Chatting 6. Siaran langsung Satelite dua arah. 4.2. Pembelajaran Tidak Langsung (Ansyncronous Learning) Dalam pembelajaran tidak langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dengan adanya delay waktu (waktu yang berbeda) dan pendidik dan peserta didik secara fisik berada pada tempat yang berbeda. Sebagai contoh yaitu: 1. Belajar sendiri menggunakan internet atau CD-Rom. 2. Kelas belajar menggunakan video tape. 3. Presentasi web atau seminar menggunakan audio/video. 4. Rekaman suara.
  • 6. 5. Mentoring tanya jawab. 6. Membaca pesan e-mail. 7. Mengakses content online 8. Forum diskusi Karakteristik dari pembelajaran tidak langsung (ansyncronous) adalah pendidk harus mempersiapkan terlebih dahulu materi belajar sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Peserta didik bebas menentukan kapan akan mempelajari materi belajar tersebut. Contoh TIK yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran secara syncronous dan asyncronous sebagai berikut: Asyncronous Learning Syncronous Learning Fax Telephone E-Mail Screen Sharing Knowledge Base Chat Newsgroups Web conferences Computer Based Training Online Seminar Quick Reference Guide Compressed video classes Sedangkan karakteristik e-learning dapat dikemukakan sebagai berikut: Karakteristik Penjelasan Non-linearity Pemakai (user) bebas untuk mengakses (browse) tentang objek pembelajaran dan terdapat fasilitas untuk memberikan persyaratan tergantung pada pengetahuan pemakai. Self Managing Pemakai dapat mengelola sendiri prosespembelajaran dengan mengikuti struktur yangtelah dibuat. Feedback-Interactivity Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktifdan disediakan feedback pada prosespembelajaran. 5. Standarisasi Pendidikan Berbasis TIK dari SEAMOLEC Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pasal 35, menyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standarisasi pendidikan mutlak diperlukan untuk menjamin mutu proses dan hasil pendidikan. Pada dasarnya SNP merupakan persyaratan minimum yang ditetapkan UU, namun secara teknis diperlukan perumusan standar mutu dalam sistem pendidikan seperti Sistem Manajemen Mutu – ISO 9001:2008 / IWA 2. McGee, Carmean dan Jafari (2005) menyatakan pentingnya standard dan spesifikasi dalam pendidikan berbasis TIK, karena memungkinkan terjadinya pembelajaran
  • 7. sebagai berikut: 1) Interoperability, sistem berinteraksi dengan sistem lain dalam organisasi, 2) Reusability, sumber / objek belajar mudah digunakan dalam kurikulum, latat, profil peserta didik yang berbeda, 3) Manageability, sistem telusur informasi tentang peserta didik dan konten, 4) Accessibility, semua peserta didik memiliki kemudahan menerima konten setiap saat, dan 5) Sustainability, teknologi terus berkembang sesuai standar untuk menghindari keusangan. 1. Simpulan dan Saran Pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan mutlak dilakukan untuk menjawab permasalahan di bidang pendidikan terutama akses dan pemerataan serta mutu pendidikan. Kebijakan dan standarisasi mutu pendidikan menjadi pondasi yang harus dibangun untuk mendukung pendidikan berbasis TIK yang efektif dan efisien. Implementasi pendidikan berbasis TIK dapat dilakukan melalui model hybrid (dual system) yang mengkombinasikan pembelajaran klasikal (face 2 face) dengan belajar terbuka dan jarak jauh (on line). Sedangkan pembelajaran berbasis TIK dapat dilaksanakan secara lansung (syncronous learning) dan tidak langsung (asyncronous Learning). Hal ini tergantung dengan kondisi teknologi dan jaringan yang tersedia. Standarisasi dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan sangat penting untuk menjamin mutu proses dan hasil pendidikan. Beberapa saran yang dapat dikemukakan untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan berbasis TIK sebagai berikut. 1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan baik di sekolah atau perguruan tinggi menjadi hal mutlak mengingat kondisi permasalahan pendidikan yang makin kompleks. Pendidikan berbasis TIK hanya akan berhasil apabila dikelola dan ditangani dengan terencana, sistematis dan terintegrasi. 2. Perencanaan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan yang integratif meliputi kebijakan, standarisasi mutu, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur SDM pendidikan menjadi penting untuk ditata dan dikelola dengan efektif dan efisien. 3. Penyelenggaraan pendidikan berbasis TIK melalui pendidikan terbuka dan jarak jauh (e-Learning), membutuhkan dukungan dari semua pihak khususnya pemerintah, swasta serta masyarakat untuk mengalokasikan anggaran dan investasi pendidikan yang memadai. 4. Standarisasi mutu penyelenggaran pendidikan berbasis TIK perlu ditindaklanjuti dengan standarisasi konten untuk menjamin kualitas, aksesibilitas dan akuntabilitas program pendidikan berbasis TIK.