Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan dua bahasa yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa di daerah Brebes, Jawa Barat. Komunikasi antarpenutur kedua bahasa tersebut menggunakan alih kode atau campuran kode dengan bahasa Indonesia untuk memudahkan komunikasi meskipun menggunakan bahasa yang berbeda.
2. Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat
akan lumpuh tanpa bahasa. Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk,
dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Dengan
adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada di sekitar manusia dapat
berinteraksi ataupun berkomunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang
untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya, memungkinkan
tiap-tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat-istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya
masing-masing. Bahasa-bahasa menunjukkan perbedaan antara satu dengan yang lainnya, tetapi
masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan. Memungkinkan tiap
individu untuk menyesuaikan dirinya dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat bahasa itu.
Tetapi apabila dalam suatu daerah terdapat dua bahasa yang berbeda yaitu bahasa sunda dengan
bahasa jawa. Tentunnya kemunculan dua bahasa dalam satu daerah ini menghasilkan keberagaman
bahasa dalam daerah tersebut dan komunikasi antara pengguna bahasa yang berbeda. Terdapat
permasalahan yang muncul dalam interaksi kedua bahasa tersebut tentunya dalam hal
berkomunikasi maka digunakan alih kode dalam kedua bahasa tersebut yaitu dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Dengan alih kode ini akan mempermudah seseorang dalam
berkomunikasi meskipun berbeda bahasa.
Kata kunci: Bahasa, kebudayaan, alih kode
3. Language is a means of communication between members of the community
in the form of a symbol of the sound produced by the instrument man said
, interaction and all sorts of activities in the community would be paralyzed without
language . Similarly, through the language , the culture of a nation can be formed
, nurtured and developed and can be passed down to future generations . With the
language as a communication tool , all that being around humans can interact or
communicate . Communication through language allows each person to adjust himself
to the physical environment and the social environment , allowing each person to
learn the habits , customs , culture and background respectively . Languages show the
difference between each other , but each remains binding in a whole group of native
speakers . Allows individuals to adapt themselves to the customs and habits of the
language community . But in a region where there are two different languages namely
Sundanese language with the Java language . May assume the appearance of two
languages in one area produces linguistic diversity in the area and the communication
between users of different languages . There are problems that arise in the course of
interaction of the languages in terms of communicating the use of code switching in
both languages by using Indonesian . With over one's code would make it easier to
communicate though different languages .
Keywords : language , culture , code switching
4. Komunikasi yang dilakukan melalui bahasa memungkinkan
tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekitarnya. Bahasa, disamping sebagai salah satu unsur
kebudayaan,
memungkinkan
pula
manusia
memanfaatkan
pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam
pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang lain.
Bahasa-bahasa menunjukkan perbedaan antara satu dengan yang
lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok
penuturnya dalam satu kesatuan. Terdapat suatu daerah yang
memiliki dua bahasa yang berbeda yaitu terdapat bahasa sunda dan
bahasa jawa, tentunya juga memiliki kebudayan yang berbeda.
Sehingga yang diteliti dalam penelitian ini yaitu penggunaan alih
kode dalam dua bahasa yang berbeda.
Tujuan penelitian ini, yaitu (1) mendeskripsi perbedaan
penggunaan dua bahasa pada suatu daerah dalam hal ini bahasa
sunda dan jawa; (2) mendeskripsi asal-usul perbedaan penggunaan
dua bahasa dalam suatu daerah; (3) penggunaan alih kode dalam
bahasa sunda dengan bahasa jawa dalam percakapan.
5. Menurut Soejono (1983:01), bahasa
adalah suatu sarana perhubungan rohani yang
amat penting dalam hidup bersama.
Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua
pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat
yang dipakai untuk membentuk pikiran dan
perasaan,
keinginan
dan
perbuatanperbuatan,
alat
yang
dipakai
untuk
mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa
adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang
baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari
keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi
kemanusiaan.
6. Bahasa sunda adalah sebuah bahasa dituturkan
oleh sekitar 27 juta orang dan merupakan bahasa
dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah
Bahasa Jawa. Sesuai dengan sejarah kebudayaannya,
bahasa sunda dituturkan di provinsi Banten khususnya
di kawasan selatan provinsi tersebut, sebagian besar
wilayah Jawa Barat (kecuali kawasan pantura yang
merupakan daerah tujuan urbanisasi di mana penutur
bahasa ini semakin kurang, dan melebar hingga batasa
Kali Pemali (Cipamali) di wilayah Brebes, Jawa Tengah.
Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan
penduduk suku bangsa Jawa terutarma kota Serang,
Kabupaten Serang, kota Cilegon, dan kabupaten
Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara
terbentang dari pesisir utara Krawang, Subang,
Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon,
Yogyakarta, Jawa Tengah dan Tawa Timur di Indonesia.
7. Apel (1976:79) mendefinisikan alih kode
itu sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa
karena berubahnya situasi.
Suwito (1996:80) menyatakan alih kode
adalah peristiwa peralihan dari kode yang satu
ke kode yang lain.
Hymes
(dalam
Suwito,
1996:81)
mengemukakan bahwa alih kode adalah istilah
umum
untuk
menyebutkan
pergantian
(peralihan) pemakaian dua bahasa atau lebih,
babarapa dari suatu ragam.
8. Berdasarkan
untuk
kelancaran
dalam
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa maka
dikhususkan sebuah produk yang dihasilkan. Spesifikasi
produk yang dikembangkan yaitu alih kode yang
digunakan sebagai kelancaran dalam berbahasa dan
berkomunikasi antara dua bahasa yang berbeda. Alih
kode berisi peralihan pemakaian bahasa karena
perubahan situasi atau terjadi antara ragam-ragam
yang terdapat dalam satu bahasa. Alih kode ditujukan
pada dua bahasa yang berbeda dalam hal ini yaitu pada
daerah Brebes yang didalam daerah itu ada yang
menggunakan bahasa sunda dan bahasa jawa.
Alasannya adalah mempermudah dalam berkomunikasi
meskipun bahasa yang mereka gunakan berbeda. Alih
kode
ini
diharapkan
dapat
membantu
dalam
berkomunikasi antara masyarakat di Brebes khususnya.
9. Metode dalam penelitian ini menggunakan
metode observasi yang mengharuskan peneliti
untuk terjun langsung ke lapangan meneliti objek
yang akan diteliti. Sedangkan teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah dengan meneliti
percakapan antara pengguna bahasa yang berbeda
yang ada di daerah Brebes yaitu bahasa sunda
dengan bahasa jawa.
Terdapat sumber data yang terlibat dalam
penelitian ini yaitu sumber data pengguna bahasa
dan penggunaan alih kode dalam komunikasi
antara keduanya. Sumber data untuk analisis
kebutuhan meliputi masyarakat di kota Brebes.
10. Sejarah Munculnya Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa di Brebes
Ada beberapa pendapat mengenai asal - usul nama Brebes yang di
antaranya berasal dari kata di antaranya Brebes berasal dari kata "Bara" dan
"Basah", bara berarti hamparan tanah luas dan basah berarti banyak
mengandung air. Keduanya cocok dengan keadaan daerah Brebes yang
merupakan dataran luas yang berair.Karena perkataan bara di ucapkan bere
sedangkan basah di ucapkan besah maka untuk mudahnya di ucapkan
Brebes. Dalam Bahasa Jawa perkataan Brebes atau mrebes berarti tansah
metu banyune yang berarti selalu keluar airnya.
Penduduk Kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa
yang yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain,
biasanya disebut dengan Bahasa Jawa Brebes. Namun terdapat Kenyataan
pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga bertutur dalam
bahasa Sunda dan banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda
menunjukan bahwa pada masa lalu wilayah ini adalah bagian dari wilayah
Sunda. Daerah yang masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa
Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes, adalah meliputi
Kecamatan Salem, Banjarharjo, dan Bantarkawung, dan sebagian lagi ada di
beberapa desa di Kecamatan Losari,Tanjung, Kersana, Ketanggungan, dan
Larangan.
11. Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga
Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu
Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda
yang mengunjungi tempat-tempat suci agama
Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad
ke-16),
yang
saat
ini
disimpan
pada
Perpustakaan Boedlian, Oxford University,
Inggris sejak tahun 1627, batas Kerajaan Sunda
di sebelah timur adalah Ci Pamali (sekarang
disebut sebagai Kali Brebes atau Kali Pemali
yang melintasi pusat kota Brebes) dan Ci Serayu
(yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi
Jawa Tengah.
12. Penggunaan Alih Kode dalam Bahasa Sunda dengan Bahasa
Jawa
Komunikasi melalui bahasa memungkinkan tiap orang
untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan
lingkungan sosialnya, memungkinkan tiap-tiap orang untuk
mempelajari kebiasaan, adat-istiadat, kebudayaan serta latar
belakangnya masing-masing. Walaupun dalam suatu daerah
terdapat dua bahasa yang berbeda.
Untuk kelancaran dalam berkomunikasi dengan
menggunakan
bahasa
maka
dalam
mempermudah
berkomunikasi menggunakan salah satu alternatif yaitu
dengan memnggunakan alih kode sebagai kelancaran dalam
berbahasa dan berkomunikasi antara dua bahasa yang
berbeda. Alih kode berisi peralihan pemakaian bahasa karena
perubahan situasi atau terjadi antara ragam-ragam yang
terdapat dalam satu bahasa.
Contohnya ketika ada orang jawa yang sedang
bercakap-cakap kemudian datang orang sunda kemudian
orang jawa tersebut beralih kode yaitu dengan menggunakan
bahasa sunda tujuannya agar orang sunda itu mengerti apa
yang dibicarakan oleh orang jawa.
13. Jenis kebudayaan yang berkembang di
Brebes baik dari masyarakat sunda dan
masyarakat jawa berupa kesenian antara lain:
Seni Burok
Sintren
Calung
Barongan
Wayang golek
Tari topeng brebes
Reog banjarharjo
14. SIMPULAN
Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, interaksi dan segala macam
kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Komunikasi melalui bahasa
memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan
lingkungan sosialnya, memungkinkan tiap-tiap orang untuk mempelajari kebiasaan,
adat-istiadat, kebudayaan serta latar belakangnya masing-masing. Walaupun dalam
suatu daerah terdapat dua bahasa yang berbeda.
Berdasarkan adanya dua bahasa yang berbeda maka digunakan alih kode
dalam berkomunikasi. Penggunaan alih kode akan memperlancar komunikasi antara
kedua bahasa tersebut yaitu antara bahasa sunda dengan bahasa jawa.
SARAN
Kita sebagai warga indonesia yang baik hendaklah selalu mempererat tali
persaudaraan yang baik pula, meskipun dengan suku yang berbeda dari bahasa yang
berbeda. Perbedaan bahasa tidaklah menjadi suatu masalah untuk mempererat tali
persaudaraan, dengan bahasa yang beragam maka itu membuktikan bahwa negara
Indonesia kaya akan kebudayaan dan keunikannya salah satunya yaitu dari berbagai
suku di Indonesia mempunyai bahasanya masing-masing tentunya memiliki
kebudayaan yang berbeda-beda pula. Maka hendaklah selalu menjaga budaya dan
bahasa yang ada di Indonesia.
Perbedaan bahasa tidak akan menjadi suatu penghalang untuk kita
berkomunikasi karena adanya alih kode yang digunakan untuk mempermudah dalam
berkomunikasi dengan orang yang berbeda bahasa.
15. Candra, Haryo. 1977. Bahasa-bahasa di Jawa.
Yogyakarta: Alam Semesta.
Chaer, Abdul & Leonie Agustina. 1995.
Sosiolinguistik Suatu Pengantar.Jakarta:
Rineka Cipta. Fasold, Ralph.
Sudarmo.
1992.
Perbandingan
Bahasa
Nusantara. Yogyakarta: Widya Utama.
Wadirman, Anton. 1988. Bahasa Nusantara di
Indonesia.
Bandung:
Ganeca
Exact
Bandung.