Makalah ini membahas sejarah nasionalisme China dengan menjelaskan proses runtuhnya Dinasti Manchu, latar belakang munculnya nasionalisme China, peranan Sun Yat-sen dalam membangun nasionalisme, dan revolusi China 1911 yang mengakhiri kekuasaan dinasti.
1. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
Makalah SEJARAH
Tentang
NASIONALISME CHINA
Disusun oleh:
Dede Adi Nugraha
( xDLMx_dhansheiA3 )
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 SUKAHAJI
Tahun Pelajaran 2012-2013
2. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya Makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Sebagaimana telah diberikan tugas kepada kami untuk membuat
Makalah tentang Nasionalisme China.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi teratasi.
Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang Tua kami yang selalu memberikan fasilitas dan dorongan untuk bisa
membuat makalah ini.
2. Kepada tim/kelompok yang sangat kompak dalam pengerjaan makalah ini
dengan baik.
3. Narasumber terpecaya seperti media layanan internet dan buku-buku sejarah
yang memudahkan kami mengisi pembahasan dalam makalah ini.
Terima kasih atas semuanya. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang
masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan ada nya kritik dan
saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah ini bisa lebih baik lagi di masa
yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat
memberi pengetahuan serta ilmu sebagai pembelajaran.
Semoga dengan kami membuat makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan motivasi bagi para pembacanya, khususnya bagi kami dan bagi para
generasi muda yang akan datang, sehingga di Negara ini lebih maju lagi dari
sebelumnya. Amin.
Penyusun,
3. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuna Penulisan
E. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Negara China
B. Proses runtuhnya Dinasti Manchu
C. Perang Candu
1) Perjanjian Nanking
2) Perjanjian Peking
D. Nasionalisme China
1) Penyebab/latar belakang timbulnya Nasionalisme China
E. Pemberontakan T’ai Ping
1) Penyebab timbulnya pemberontakan T’ai Ping
2) Arti pemberontakan T’ai Ping
F. Perang China Jepang
G. Pemberontakan Boxer
H. Ajaran Sun Yat-Sen sebagai tokoh nasionalisme China
I. Berdirinya Partai Nasional China
J. Berdirinya Partai Komunis China
K. Koalisi antara Partai Nasional China dengan Partai Komunis Cina
L. Jalannya Revolusi China/Wuchang 1911
1) Sebab-sebab dilaksanakannya Long March
M. Tragedi Wuchang
N. Peristiwa Xi’an dan Bersatunya Kembali Partai Nasional Cina dengan Partai
Komunis Cina
O. Keterkaitan China dalam Perang Dunia I
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
4. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada akhir periode Dinasti Qing, China yang selama dua ribu tahun berada dalam
kekuasaan yang berdasar atas system kekaisaran akhirnya mengalami perubahan. Hal ini
dikarenakan rakyat yang merasa Dinasti Qing pada akhir kekuasaannya Dinasti
Qing (,1644–1911) didirikan menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti
terakhir Han Cina, oleh suku Manchu dari sebelah timur laut Cina pada tahun 1644.
Dinasti ini merupakan dinasti feodal terakhir yang memerintah Cina. Diperkirakan sekitar
25 juta penduduk tewas dalam periode penaklukan Manchu atas Dinasti Ming (1616-
1644). Bangsa Manchu kemudian mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme dalam
pemerintahan mereka, sebagaimana tradisi yang dilaksanakan oleh pemerintahan dinasti-
dinasti pribumi Cina sebelumnya. Pada Pemberontakan Taiping (1851–1864), sepertiga
wilayah Cina sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu gerakan keagamaan
kuasi-Kristen yang dipimpin Hong Xiuquan yang menyebut dirinya "Raja Langit".
Pada tanggal 12 Februari 1912, kaisar terakhir Qing, Kaisar Xuantong turun tahta,
menyusul Revolusi Xinhai. Sebulan setelahnya, pada 12 Maret 1912, Republik
Cinadidirikan dengan Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya.Perbudakan di Cina
dihapuskan pada tahun 1910. Pada tahun 1928, setelah konflik berkepanjangan
antara panglima-panglima perang yang terjadi antara 1916-1928, sebagian besar Cina
dipersatukan di bawahKuomintang (KMT) oleh Chiang Kai-shek. Sementara itu, Partai
Komunis Cina (PKC) yang berhaluan komunis mulai juga menancapkan pengaruhnya
dan menjadi pesaing utama Kuomintang yang menimbulkan Perang Saudara Cina.Kedua
partai Cina ini secara nominal sempat bersatu dalam menghadapi pendudukan Jepang
yang dimulai tahun 1937, yaitu selama Perang Sino-Jepang (1937-1945) yang merupakan
bagian Perang Dunia II. Mengikuti kekalahan Jepang tahun 1945, permusuhan KMT dan
PKC berlanjut kembali setelah usaha-usaha rekonsiliasi dan negosiasi gagal mencapai
kesepakatan. (Lihat: Perang Saudara Cina).
Di akhir Perang Dunia II tahun 1945 sebagai bagian dari penyerahan kekuasaan
Jepang, pasukan Jepang di Taiwan menyerah kepada pasukan Republik Cina di bawah
Chiang Kai-shek yang memegang kendali atas Taiwan. Konflik antara partai-partai Cina
yang dimulai sejak 1927berakhir secara tak resmi dengan pengunduran diri Kuomintang
ke Taiwan pada tahun 1949 dan menjadikan Partai Komunis Cina sebagai penguasa
tunggal di Cina daratan. Sampai sekarang, pemerintah yang memerintah Taiwan masih
menggunakan nama resmi "Republik Cina" walaupun secara umum dikenal dengan nama
"Taiwan".
5. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
B. Pembatasan Makalah
Dari zaman kuno sampai tahun 1912,china selalu di perintah oleh dinasti-dinasti
(keluarga raja-raja secara turun temurun).Dinasti terakhir adalah dinasti Manchu(Dinasti
Ching).Dinasti ini memerintah dari tahun 1644-1912.Dinasti ini dianggap dinasti asing
oleh bangsa china ,karena dinasti ini bukan keturunan bangsa china, dinasti ini
memerintah china dengan cara kuno.China merupakan suatu negara yang tertutup rapat-
rapat bagi Negara asing yang di anggap lebih rendah dan belum beradap (bar-bar) dari
pada bangsa china.Imperialism moderm barat yang mencari tanah jajahan di mana-mana
juga tertarik untuk menguasai china. Masuknya pengaruh barat ke china munculnya
gerakan rakyat yang menuduh bahwa dinasti msuk sudah lemah dan bekerja sama
dengan imperialisme Barat. Oleh karena itumuncul rakyat china untuk menentang
penguasa asing yaitu kaum imperialism barat dan dinasti Manchu yang juga dianggap
penguasa asing gerakan rakyat ini bersifat nasional.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Negara China.
2. Bagaimana Proses runtuhnya Dinasti Manchu ?
3. Bagaimana terjadinya Perang Candu ?
4. Bagaimana Latar Belakang timbulnya nasionalisme china?
5. Mengetahui Pemberontakan T’ai Ping.
6. Apa penyebab timbulnya Nasionalisme China ?
7. Bagaimanakah ajaran Sun Yat-Sen sebagai tokoh nasionalisme China?
8. Mengetahui bagaimana jalannya revolusi China 1911.
D. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah
2. Mengkaji mengenai sejarah/gerakan nasinalisme china
3. Menambah wawasan dan pengetahuan
Selain tujuan di atas, tujuan lain disusun makalah ini adalah untuk menarik para
pembaca umumnya dan para orang-orang khususnya bagi para pelajar agar lebih
mengenal negara China. Karena banyak sekali ilmu atau sistem-sistem pemerintahan
yang dapat kita pelajari dari negara China, walaupun negara China adalah negara
komunis tetapi masih ada sifat positif dari negara tersebut.
E. Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Sejarah Nasionalisme
Negara China. Selain itu, mampu mendapatkan penjelasan secara tidak langsung
dari penulisan makalah ini.
6. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Negara China ( RRC )
Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan
Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan
Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1
Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan
sebuah negara komunis.
Para pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan lebih
tradisionil atau nasionalis dan pemerhati asing yang percaya kepada komunisme,
mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Cina dapat dipastikan untuk
pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan terdapat perkembangan
infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu
meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa kampanye seperti
Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan penting dalam mempercepat
perkembangan Cina dan menjernihkan kebudayaan mereka. Pihak pendukung juga ragu
terhadap statistik dan kesaksian yang diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan
kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye Mao.
Meskipun begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis asing
dan para peninjau serta beberapa rakyat Cina, khususnya para anggota kelas menengah
dan penduduk kota yang lebih terbuka pemikirannya, mengatakan bahwa pemerintahan
Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan sehari-hari rakyat, dan
yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan
berperan atau mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang
besar, dan merusak warisan budaya Cina. Lompatan Jauh ke Depan, pada khusunya,
mendahului periode kelaparan yang besar di Cina yang, menurut sumber-sumber Barat
dan Timur yang dapat dipercaya, mengakibatkan kematian 45 juta orang[14]; kebanyakan
analis Barat dan Cina mengatakan ini disebabkan Lompatan Jauh ke Depan namun Mao
dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan angka
kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena kelaparan atau
sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek.
7. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari
jabatannya sebagai ketua umum Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi
sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas
ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping
dan lainnya yang memulai reformasi keuangan.
Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawannya
(termasuk analis Barat dan banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan terhadap rival-
rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan
menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya
dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam
menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina. Kekacauan
pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana
para kekuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng
Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-
rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan
dibawa ke pengadilan.
Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak)
melunakkan kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah
memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar.
Para pendukung reformasi keuangan – biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati
Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan – menunjukkan bukti terjadinya perkembangan
pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor, terciptanya kelas menengah
(khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri dipusatkan)
yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi (diperlihatkan
melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur,
persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang
lebih luas untuk masyarakat biasa.
Para pengkritik reformasi ekonomi – biasanya masyarakat miskin di Cina dan
pemerhati Barat berhaluan kiri, menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah
menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi,
pengangguran yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak efisien, serta
telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima. Akibatnya mereka
percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin dan terpisah,
dan stabilitas sosial negara semakin terancam.
Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap
berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-
kumpulan yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet.
Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan dan mayoritas kecil penduduk
perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah masyarakat
yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak mempunyai sejarah
partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik – umumnya minoritas dari
rakyat Cina, para rakyat pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hong Kong,
etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak Barat, mengatakan bahwa kebijakan ini
melanggar hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga
mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang
menimbulkan rasa takut.
Cina mengadopsi konstitusi yang kini digunakan pada 4 Desember 1982.
8. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
Republik Rakyat Cina (RRC; Pinyin: Zhōnghuá Rénmín Gònghéguó; Hanzi
tradisional; Hanzi Sederhana juga disebut Republik Rakyat Tiongkok/RRT) adalah
sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh wilayah kebudayaan, sejarah,
dan geografis yang dikenal sebagai Cina. Sejak didirikan pada 1949, RRC telah dipimpin
oleh Partai Komunis Cina (PKC). Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis,
kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tiga dasawarsa yang lalu.
Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama
dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara politik, ia
masih tetap menjadi pemerintahan satu partai.
B. Proses runtuhnya Dinasti Manchu
Mulai pertengahan abad ke-17 ( 1644), Cina berada di bawah kekuasaan dinasti
asing yakni Dinasti Machu. Di bawah pemerintahan Kaisar K'ang Hsi (1662 1722) dan
Ch'ien Lung (1736–1796), Cina mengalami masa kejayaan. Akan tetapi, setelah
meninggalnya kedua kaisar tersebut. Dinasti Manchu berangsur-angsur mengalami
kemunduran dan akhirnya runtuh.
C. Perang Candu
Perang dalam negeri (pemberontakan) maupun invasi negara asing yang terjadi nyaris
berentetan dalam kurun waktu 100 tahun sebelum kejatuhan Dinasti Qing. Rentetan
diawali dengan kekalahan Dinasti Qing pada Perang Candu I (1839-1842) yang
sebelumnya didahului trade imbalance antara Kerajaan Inggris dengan Dinasti Qing.
Kerajaan Inggris berusaha menyiasati kerugian dengan memperdagangkan candu yang
akhirnya menjadi nama militer konflik terbuka antara dua kekuatan ini.
Sebagai pecundang, menurut Perjanjian Nanking, Pemerintah Qing diharuskan
membayar total 21 juta dollar dan dikenakan bunga 5% per tahun jika tidak mencicil
tepat waktu. Termasuk juga menjadikan Hong Kong sebagai koloni Kerajaan Inggris.
Perang Candu I berakhir hanya untuk disambung dengan Pemberontakan Taiping (1851-
1864) yang semakin melemahkan Dinasti Qing. Untuk diketahui, ini adalah perang
dengan korban terbanyak untuk abad 19. Pemerinatahan Kaisar Xianfeng (1850-1861)
bahkan didominasi oleh pemberontakan ini. Sang Kaisar tidak memiliki cukup umur
untuk menyaksikan pemberontakan ini ditumpas tuntas.
Perang seakan-akan melepas rindu dengan Dinasti Qing. Dalam kurun waktu
pemberontakan Taiping, muncul pemberontakan lain seperti : Pemberontakan Panthay
(1856-1873) dan Pemberontakan Dungan I (1862-1877). Tak ketinggalan juga Perang
Candu II (1856-1860) Walaupun pemberontakan demi pemberontakan bisa ditumpas, tapi
kondisi Dinasti makin lemah. Dinasti Qing lagi-lagi harus membayar kerugian perang
karena lagi-lagi kalah pada Perang Candu II. Salah satu yang harus dipenuhi pada
Perjanjian Tianjin adalah harus membayar 2 juta tael kepada masing-masing Kerajaan
Inggris dan Perancis. Selain itu harus membayar 3 juta tael untuk kerugian Pedagang
Inggris. Ganti rugi terbesar diwajibkan Perjanjian Shimonoseki setelah Dinasti Qing
kalah dalam Perang Sino Jepang (1894-1895) yaitu sebesar 340,000,000 tael atau sama
dengan 13,600 ton batangan perak. Ini senilai dengan 510,000,000 yen, setara dengan 6.4
kali pemasukan Pemerintah Jepang saat itu.
Belajar dari kekalahan. Itulah langkah yang diambil Dinasti Qing setelah melihat
kenyataan bobroknya kekuatan mereka saat menghadapi Pemberontakan Taiping dan 2
kali Perang Candu. Tak lama setelah Kaisar Tongzhi naik tahta untuk menggantikan
9. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
Kaisar Xianfeng, pada tahun yang sama 1861, dimulailah gerakan modernisasi dengan
mempelajari dan mencontoh kemajuan Negara-negara Eropa yang digagas oleh Paman
Raja Gong. (Beliau adalah adik tiri dari Kaisar Xianfeng, yang berarti paman dari kaisar
Tongzhi).
Sampai tahun 1895, modernisasi yang dilaksanakan meliputi berbagai bidang
seperti kemiliteran (pelatihan, persenjataan, struktur, taktik dsb), bidang tarif dagang,
komunikasi, perkapalan, perkereta-apian, produksi, pendidikan. Yang perlu ditekankan
adalah efek pada modernisasi pendidikan. Di masa inilah untuk pertama kalinya, pihak
dinasti mensponsori pengiriman pelajar untuk belajar di luar negeri. Inilah kesempatan
untuk belajar langsung pada Negara-negara Barat dan setelah pulang, menerapkannya
untuk me-modernisasi Dinasti Qing.
Pada prosesnya usaha ini bukan tanpa halangan. Kaum konfusianis konservatif
masih menganggap bahwa China tidak perlu jalan ala Barat untuk mencapai kejayaan.
Tidak tanggung-tanggung, kaum pro modernisasi harus menghadapi penyokong
konfusianis konservatif yaitu Ibu Suri Cixi (Istri dari Kaisar Xianfeng, yang berarti Ibu
kandung Kaisar Tongzhi) Ironisnya, yang menyebabkan modernisasi ini gagal bukan
perlawanan dari Konfusianis Konservatif tapi KORUPSI dan NEPOTISME yang sudah
amat sangat kronis. Gerogotan korupsi dan gangguan nepotisme membantu mewujudkan
kekalahan total angkatan laut hasil modernisasi (yang disebut Angkatan Laut Beiyang)
pada perang Sino-Jepang. Sentimen anti Manchu muncul kembali. Sejak Dinasti Qing
berkuasa di China, rakyat masih menggangap bahwa orang Han dipimpin oleh orang
Manchu. Walaupun ada usaha untuk membaurkan etnis Han dengan etnis Manchu,
hasilnya masih tidak menonjol. Malah setelah menyaksikan kekalahan bertubi-tubi,
keinginan untuk memimpin diri sendiri bagi etnis Han, makin kuat. Namun setelah
menyadari bahwa persoalan bukan pada dari etnis mana yang memerintah melainkan dari
efektif tidaknya pemerintahan, sentimen ini beralih menjadi pemicu revolusi untuk
menggulingkan sistem dinasti feodal.
Melihat korban-korban candu yang sangat banyak di kalangan rakyat Cina, maka
kaisar Cina memerintahkan untuk menyerang Nanking. Dalam perang ini Cina kalah dan
terpaksa menandatangani :
1) Perjanjian Nanking yang isinya :
a) Lima pelabuhan Cina dibuka untuk bangsa asing.
b) Inggris mendapatkan Hongkong (1842).
c) Inggris mendapatkan hak ekstrateritorial.
Dengan Perjanjian Nanking bangsa-bangsa Barat semakin banyak datang ke
negeri Cina, sehingga pemerintah Cina semakin khawatir, bahwa suatu saat
kedudukannya pun akan terancam oleh bangsa-bangasa Barat. Terlebih lagi dangan
masuknya Perancis yang mengakibatkan terjadinya perang Cina melawan Inggris -
Perancis (1856-1860), yang disebabkan oleh :
a) Kapal Perancis berbendera Inggris ditahan oleh Cina
b) Padri Perancis dibunuh di Kwangshi karana tidak mempunyai surat izin
masuk ke Cina.
Dalam perang itu, Cina juga mengalami kekalahan, sehingga terjadilah perjanjian peking.
2) Perajanjian Peking (1860) yang isinya :
a) Terbukanya sebelas pelabuhan Cina untuk bangsa asing.
10. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
b) Jawatan bea-cukai Cina dipegang oleh badan internasional ( Inggris,
Amerika Serikat, Perancis ).
c) Seluruh Cina terbuka bagi bangsa asing.
d) Di Peking ( kota tempat istana kaisar Cina ) ditempatkan seorang duta besar
Inggris.
Dalam Perjanjian Peking itu seluruh Cina terbuka lebar-lebar bagi seluruh dunia
dan muncullah daerah-daerah konsesi yang menjadi tempat tinggal bangsa asing. Dengan
adanya daerah-daerah konsesi ini, kedaulatan Cina menurun dan keselamatan Cina
terancam.
D. Nasionalisme China
Cina merupakan negara yang memiliki sejarah cukup tua. Negara ini diperintah
oleh berbagai dinasti. Kepala pemerintahannya disebut kaisar. Salah satu dinasti asing
yang pernah menguasai Cina adalah dinasti Manchu (dinasti Ching) 1644 – 1912 yang
berasal dari Manchuria.
Nasionalisme Cina tersulut setelah rakyat kecewa terhadap penguasa Manchu
yang dinilai bukan dinasti keturunan Cina. Kebencian itu semakin memuncak setelah
bangsa Inggris mengungguli pasukan kaisar dalam Perang Candu tahun 1842. Kaisar
dinilai lemah dan bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Cina akibat penjajahan
bangsa Eropa, AS dan Jepang. Akhirnya revolusi pun pecah. Kaisar Manchu tahun 1911
digulingkan oleh rakyatnya sendiri dan Cina menjadi republik. Namun republik ini rapuh
karena panglima perangnya saling bertikai.
Penerapan nasionalisme China dimulai pada era Dr. Sun Yat Sen, seorang
Republikan yang dijuluki Bapak China Modern, Falsafah politik Sun Yat Sen yang
terkenal dikenal dengan San Min Chu I atau Tiga Prinsip Dasar Rakyat yaitu
Nasionalisme, Demokrasi,dan Kemakmuran Rakyat. Nasionalisme China pada awalnya
diarahkan kepada penggulingan kekuasaan Manchu dan mengakhiri hegemoni asing atas
China. Oleh karena itu, Sun Yat Sen mengatakan China harus tumbuh menjadi kekuatan
besar serta mampu menyebarkan nilai-nilai china keseluruh dunia. Sun Yat Sen
menyatakan bahwa kedatangan dan hegemoni asing atas China telah menyebabkan
hilangnya wilayah-wilayah China.
Wilayah-wilayah yang hilang tersebut atau the lost territories meliputi Korea,
Taiwan, Kepulauan Ryukyu, Pescadores, Porth Arthur, Burma, Nepal, Hong Kong,
Annam, Macao, Siam, Borneo, Kepulauan Sulu, Jawa, Sailan, Wilayah Sungai Amur,
dan Unsuri.
Pernayataan Dr. Sun Yat Sen kemudian juga diperkuat dengan pernayataan Mao
Zedong yang kemudian menjadi pemimpin besar China setelah berhasil
memproklamirkan berdirinya Republik Rakyat China pada 1949. Pernyataan tentang the
lost territories menunjukkan masih dianutnya Tributary System dan Konsepsi Negara
Tengah oleh para pemimpin China Modern. Tributary System adalah system kekuasaan
Negara terhadap Negara lain yang diwujudkan dengan keharusan penyerahan upeti dari
Negara lain yang diwujudkan dengan keharusan penyerahan upeti dari Negara yang
mengakui, kepada Negara yang diakui kekuasaannya.
Indikasi para pemimpin Republik Rakyat China untuk memperluas Nasionalisme
China melewati batas territorialnya diperkuat dengan dikeluarkannya Kebijakan Satu
China / One China Policy yaitu sebuah kebijakan yang berprinsip bahwa hanya ada satu
Negara China di dunia dan memasukan wilayah Hong Kong, Macau dan Taiwan kedalam
11. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
wilayah China yang berada dibawah kekuasaan China Daratan/Pusat, kebijakan ini secara
tidak langsung bisa dikatakan merupakan pengakuan sepihak dari Pemerintah Republik
Rakyat China atas Taiwan dan tidak mengakui eksistensinya sebagai sebuah Negara yang
merdeka dan mandiri. Kebijakan Satu China ini pun telah banyak didukung oleh Negara-
negara lain seperti Indonesia bahkan pada era Presiden Ronald Reagen Amerika Serikat
juga mendukung kebijakan satu china, mungkin banyak yang berpikir bahwa Taiwan
merupakan musuh abadi China, namun pendapat ini cenderung keliru, fakta
membuktikan bahwa Interaksi Sosial,Ekonomi dan Pendidikan dari RRC ke Taiwan
cenderung menguat dan akhir-akhir ini Interaksi secara Politik pun Intens dilakukan
diantara Pemerintahan RRC dan Taiwan, bahkan ada sinyalemen bahwa Taiwan akan
melakukan reunifikasi dan menjadi wilayah otonom khusus yang tergabung kedalam
kesatuan Negara RRC, walau hal ini belum terbukti secara fakta empiris.
Nasionalisme China sendiri bisa dikatakan merupakan Nasionalisme yang memilki
pendekatan berbeda dari Nasionalisme Negara/Bangsa lain yang cenderung terikat oleh
Wilayah, Nasionalisme China menggunakan unsur Kebudayaan China sebagai factor
utama Kohesifitas/perekat Masyarakat China, pendekatan Nasionalisme China secara
Kebudayaan dengan sendirinya telah melegitimasi masyarakat China yang berada diluar
wilayah Territorial Republik Rakyat China dan menembus Nasionalisme China melewati
batas-batas Territorial Negara lain yang dihuni oleh Masyarakat keturunan China.
Rasa Etnosentrisme Masyarakat China terhadap kebudayaannya kemudian juga
menjadi pemicu timbulnya perbedaan dan pergesekan kebudayaan antara masyarakat
China dengan masyarakat local antara lain seperti yang pernah terjadi di beberapa Negara
dikawasan Asia Tenggara seperti di Indonesia dan Malaysia.
Orientasi Negara China Modern (RRC) telah memiliki indikasi untuk membentuk
sebuah kesatuan nasionalisme Masyarakat China bahkan untuk warga keturunan China
yang berada jauh dari Wilayah jantung/pusat yaitu China Daratan, ikatan persatuan
Nasionalisme China yang bersifat Universal telah mengkhawatirkan beberapa Negara
yang memiliki warga negara keturunan etnis China, jaringan Masyarakat China selain
diperkuat oleh rasa kesamaan budaya juga oleh dominasi bangsa China pada sector
perekonomian, bahkan bukan rahasia lagi apabila beberapa Negara terutama Negara
dikawasan Asia Tenggara kekuatan perekonomiannya dipegang dan dijalankan oleh
mayoritas warga keturunan China, dominasi disektor perekonomian ditambah dengan
bergabungnya Negara RRC kedalam WTO telah menambah interaksi sesama masyarakat
Keturunan China melalui transaksi perdagangan Internasional yang makin mempererat
rasa persaudaraan yang bisa mengarah kepada Nasionalisme China.
Dalam paradigm Hubungan Internasional, pendekatan kebudayaan dan
menjadikannya sebagai premis utama sebagai pengikat Nasionalisme sangat bertentangan
dengan paradigm realism, dimana power selalu diidentikkan dengan kekuatan Sesuatu
Negara pada ruang lingkup territorial tertentu, bukan melalui kebudayaan yang bisa
menembus batas territorial sebuah Negara, namun pada kasus China terjadi perbedaan
paradigma, paradigm Realisme mengalami sedikit transformasi dimana rasa kebangsaan
yag biasanya disatukan oleh rasa Kenegaraan namun malah disatukan oleh rasa
Kebudayaan (Culture Nationalism), fakta empiris ini semakin memperkuat aliran
pendekatan secara Sosiologis, salah satu pemikirnya yaitu Max Webber berpendapat
bahwa ternyata Kekuatan Suatu Negara dan Bangsa sebenarnya berkorelasi dengan
Kebudayaan dan Kesamaan secara Sosial, ketika ikatan secara sosiologi semakin kuat
maka Kekuatan sebuah Bangsa dan Negara semakin kuat.
12. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
Namun Paradigm Culture Nationalism ini sendiri mendapat kritikan tajam,
terutama dari para pemikir Realisme Klasik dan Neo-klasik yang masih berpendapat
bahwa ikatan secara kenegaraan leih kuat disbanding ikatan secara kebudayaan, Tesis
Samuel Huntington tentang Clash Of Civilization bisa menjadi rujukan aliran pendekatan
secara kebudayaan, dibalik lemahnya dan kekurangan tesis ini dalam menghadapi
kenyataan Sosial yang terus berubah, seperti Keturunan China/Tiong Hoa yang mendiami
Wilayah yang jauh dari RRC, seperti di Indonesia mengalami asimilasi dengan budaya
local dan dalam beberapa kasus orang-orang keturunan China ini malah memiiliki lebih
rasa Nasionalisme terhadap Indonesia atau Negara dimana tempat dia dilahirkan (ius
soli) bukan negara keturunan darahnya (ius sanguinis).
Dr. Sun Yat Sen merupakan tokoh nasionalis Cina ternama. Ia mencita-citakan
Cina baru yang didasarkan San Min Chu I (Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat) yaitu
nasionalisme, demokrasi dan sosialisme. Revolusi nasional di bawah pengaruhnya meletu
di Wuchang 11 Oktober 1911. Mulanya revolusi ini berperan di Cina Selatan, sementara
Cina Utara masih dikuasai orang Manchu (kaisar Pu Yi) dan para Warlord (panglima
perang). Demi membentuk Cina bersatu (utara dan selatan) ia rela menjadi presiden
jendral Yuan Shih Kai 1911-1916 (salah satu Warlord yang berpengaruh). Sementara Dr.
Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan mendirikan KuoMinTang (Partai
Nasionalis). Antara 1916-1922 di Cina terjadi kekacauan dan akhirnya dapat dipadamkan
dan Dr. Sun Yat Sen menjadi preesiden sampai akhir hayatnya 1924.
1) Sebab-sebab timbulnya nasionalisme Cina adalah sebagai berikut:
a) Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap Dinasti Manchu. DinastiManchu
yang pernah membawa kejayaan Cina, kemudian menjadi pudar setelah kedua kaisar
besar (K'ang Hsi dan Ch'ien Lung) meninggal. Akibatnya, lenyap pula kemakmuran
Cina.
b) Pemerintahan Manchu dianggap kolot dan telah bobrok.
c) Adanya korupsi dan pemborosan yang merajalela, terutama di kalangan
Istana Manchu.
d) Kekalahan Cina dalam Perang Cina–Jepang I.
e) Munculnya kaum intelektual Cina. Mereka telah mengenal pahampaham Barat,
seperti liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi. Dari kaum intelektual inilah
kemudian muncul cita-cita untuk menggulingkan pemerintahan Manchu.
f) Wuchang Day. Pada tanggal 9 Oktober 1910, tempat menyimpan mesiu meledak
sebelum pemerintah Mandsyuria mengambil tindakan terhadap gerakan Kaum
Nasionalis Cina. Pada tanggal 10 Oktober 1911, Kaum Nasionalis mengumumkan
berdirinya Republik Cina. Peristiwa ini dikenal dengan nama The Double Ten Day
atau Wuchang Day.
E. Pemberontakan T’ai Ping
Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dngan terjadinya pemberontakan
Tai Ping (1850-1864).
1) Sebab-sebab timbulnya pemberontakan T'ai Ping, antara lain sebagai berikut.
a) Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap Dinasti Manchuakibat kekalahannya
dalam Perang Candu.
b) Rakyat yang sudah menderita masih dibebani pajak yang tinggi untuk ganti
kerugian perang.
c) Timbulnya semangat nasionalisme.
13. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
d) Berkembangnya agama Kristen
Pemberontakan Taiping ini dipimpin oleh Hung Siu- tsywan (seorang bangsa china
beragama masehi) didalam kitab injil masehi diceritakan bahwa dalam masyarakat yang
sosialitis berlaku hokum sama rata, sama rasa. Ia bercita-cita ingin mendirikan
masyarakat china seperti itu program-program yang dilakukakannya antara lain :
a. bahan makanan, pakaian, dan uang dijadikan milik bersama
b. tentara harus memegang teguh kesusilaan, tidak boleh mabuk, merokok,
menghisap candu atau menganggu kemamanan rumah tangga serta kenaikan
pengkat dalam ketentaraan tidak ditentukan oleh atasan tetapi diusulkan oleh
prajurit kepada atasanya dan para prajurit itu bertanggung jawab terhadap nilai dan
kecakapan para perwira yang diusulkan.
Pada tahun 1851, Hung Siu- tsywa memulai pemberontakan melawan pemerintah
Manchuria dan bangsa-bangsa asing. Pada awal pemberontakannya, ia mendapatkan
kemenangan yang gemilang hal itu disebabkan karena tentaranya teguh memegang
disiplin dan mendapat dukungan dari rakyat. Nanking dapat direbut dan dijadikan sebagai
ibukota kerajaan. Setelah Nanking dapat dikuasai, Hung Siu-Tsywan memproklamasikan
dirinya sebagai raja dari kerajaan sorga dan damai abadi (Tai ping Tin Kuo). Selanjutnya,
tentara taiping menyerbu utara dan menyerang kaisar machu yang berkedudukan
dipeking. Tienshin jatuh ditangan pemberontak Tai ping sehingga Taiping terancam
sedangkan bangsa asing yang dirinya terancam oleh serangan-serangan yang
diselancarkan pemberontak Taiping membentuk pasukan relawan dibawah pimpinan
jendral War dan Jendral Gordon. Pasukan suka relawan bersama-sama dengan pasukan
kerajaan melawan pasukan taiping dan berhasil merebut kembali Nanking. Hung Siu –
tsywan bunuh diri sedangkan pasukannya terus melakukan pertempuran dan pertemburan
yang hebat terjadi dilembah sungai yang Tse, dimana jatuh korban yang sungguh besar
pada kedua belah pihak. Tentara tai ping dapat dipukul mundur dan berhasil dikalahkan .
2) Arti pemberontakan Tai ping bagi bangsa cina adalah :
a) Merupakan pemberontakan Social (Revolusi sosial) asli dari cina dan tidak
mendapat pengaruh barat
b) Merupakan pemberontakan nasional yang menghendaki pemerintahan yang
dipimpin nasional yang menghendaki pemerintahan yang dipimpin oleh bangsa
Cina sendiri.
c) Merupakan pelopor dari mao tse sung dengan khung chang tang (partai komunis
china) apa yang dijalankan oleh mao tse tung sangat mirip dengan apa yang
pernah dijalankan oleh Hung Siu-tsywan.
F. Perang China Jepang
Lama sebelum perang berlangsung, Korea adalah negeri jajahan Cina. Namun,
mulai 1894 Jepang menaruh perhatian yang sangat besar kepada Korea sehingga
berusaha merebutnya dengan melawan Cina. Perang berakhir dengan kemenangan Jepang
dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki, 17 April 1895. Perjanjian Shimonseki
isinya, antara lain sebagai berikut.
a. Cina mengakui kemerdekaan Korea.
b. Cina harus menyerahkan Kepulauan Pescadores dan Taiwan kepada Jepang.
c. Cina harus membayar ganti kerugian besar sebesar 200 juta tael.
14. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
G. Pemberontakan Boxer
Gerakan rakyat Cina terus muncul dan berkembang dalam upaya menyingkirkan
kedudukan Kaisar Mandsyu dan mengusir bangsa-bangsa Barat. Bahkan muncul gerakan
yang bertujuan membersihkan bangsa dan tanah airnya dari pengaruh asing. Gerakan ini
terjadi di Cina Utara dan menamakan gerakannya dengan Tinju Keadilan. Setiap
anggotanya ahli dalam dunia persilatan, maka bangsa asing menganggapnya boxers ( The
boxer Rebellion ).
Ratu Tze Syi ( wali dari Kaisar Kwang Syu ) memberikan bantuan kepada
gerakan Pemberontakan Bokser. Bantuan ini didasari oleh anjuran dari Jenderal Yuan
Shih Kai yang ingin melepaskan kerajaannya dari campur tangan bangsa Barat.
Pemberontkan Boser meletus dan berkobar di Peking. Seorang duta besar Jerman
terbunuh, sedangkan kedutaan-kedutaan asing lainya diserang. Namun, tentara bangsa
asing dibawah pimpinan Jenderal Von Waldersee berhasil menindas Pemberontakan
Bokser dan menduduki Peking. Ratu Tze Syi menyerah dan menandatangani Protokol
Bokser ( The Boxer Protokol ) pada tanggal 7 September 1901 dan Cina harus membayar
kerugian perang kepada bansa asing sebesar 738.000.000 dolar.
Setelah Pemberontakan Bokser, Ratu Tze Syi ingin melakukan pembaharuan di
Cina, karena sadar bahwa bangsa asing tidak dapat dikalahkan. Namun semua
pembaharuan yang dilakukan sudah terlambat, karena kebencian rakyat Cina terhadap
pemerintah Kaisar Mandsyu sudah sangat mendalam. Sebelum pembaharuan itu
dilakukan, Ratu Tze Syi meninggal dunia (1908) dan digantikan oleh Kaisar Pu Yi ( yang
masih barusia 2 tahun ). Tetapi Cina semakin bertambah kacau dan memberikan peluang
besar terhadap muncul dan berkembangnya gerakan nasionalis bangsa Cina di bawah
pimpinan Dr. Sun Yat Sen (1911).
H. Ajaran Sun Yat-Sen sebagai tokoh nasionalisme China
Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Sun Yat-Sen sebagai salah satu tokoh dan juga
pelopor revolusi dan nasionalisme di China ini antara lain adalah: Tiga Prinsip Rakyat
(San Min Chu I), adalah sebuah politik filsafat yang dikembangkan oleh Sun Yat-
sen sebagai bagian dari filosofi untuk membuat Cina yang bebas, makmur, dan
kuat bangsa. Filosofi ini telah diklaim sebagai landasan Republik China pemerintahan
seperti dibawa oleh Kuomintang (KMT). Prinsip-prinsip yang juga muncul dalam baris
pertama Lagu Kebangsaan Republik Cina. Adapun isi dari ketiga prinsip rakyat tersebut
adalah:
1. Prinsip Minzu
Prinsip ini biasanya diterjemahkan sebagai nasionalisme, harfiah Rakyat, relasi atau
pemerintah rakyat. Dengan ini, Sun meyakini bahwa kebebasan itu dari dominasi
imperialis.Untuk mencapai hal ini ia percaya bahwa Cina harus mengembangkan sebuah
"civic-nasionalisme", sebagai lawan kepada "nasionalisme etnis", sehingga dapat
menyatukan semua perbedaan etnis Cina, terutama terdiri dari lima kelompok
utama dari Han , Mongol, Tibet,Manchu, dan Muslim (seperti Uyghurs), yang bersama-
sama dilambangkan oleh Lima Warna Bendera Republik Pertama (1911-1928). Rasa
nasionalisme ini berbeda dari gagasan "etnosentrisme," yang setara dengan makna yang
sama nasionalisme dalam bahasa Cina.
15. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
2. Prinsip Minquan
Prinsip ini biasanya diterjemahkan sebagai demokrasi (harfiah Rakyat daya atau
pemerintah oleh Rakyat). Bagi Sun, ini mewakili pemerintah konstitusional
Barat. Pertama, ia membagi kehidupan politik yang ideal untuk Cina dalam dua set
kekuasaan atau kekuatan:
1. Kekuatan Politik
These (zhèngquán) are the powers of the people to express their political wishes, similar
to those vested in the or the in other countries, and is represented by the .Ini adalah
kekuatan masyarakat untuk mengekspresikan keinginan politik mereka, mirip dengan
yang diberikan kepadarakyat atau parlemen di negara-negara lain, dan diwakili
oleh Majelis Nasional. There are four of these powers: Ada empat kekuatan
ini: pemilu, ingat, inisiatif, dan referendum. These may be equated to " ". Ini dapat
disamakan dengan "hak-hak sipil".
2. Kekuatan Pemerintahan
These (zhìquán) are the powers of administration. Ini adalah kekuasaan
pemerintahan.Here he expanded the European-American constitutional theory of a and a
system of by incorporating traditional Chinese administrative tradition to create a
government of five branches (each of which is called a yuàn or 'court'). Di sini ia
memperluas Eropa-Amerika teori konstitusional dari tiga cabang pemerintahan dan
sistem check and balance dengan memasukkan tradisi administrasi Cina tradisional untuk
menciptakan pemerintahan lima kantor cabang (masing-masing yang disebut yuanatau
'pengadilan'). The , the , and the came from thought; the and the came from Chinese
tradition.The Legislatif Yuan, yang Eksekutif Yuan, dan Yuan Yudisial berasal
dari Montesquieuan pikiran; diControl Yuan dan Ujian Yuan berasal dari tradisi
Cina. (Note that the Legislative Yuan was first intended as a branch of governance, not
strictly equivalent to a national parliament.) (Perhatikan bahwa Yuan Legislatif pertama
kali dimaksudkan sebagai cabang pemerintahan, tidak sepenuhnya sama dengan parlemen
nasional.)
3. Prinsip Minsheng
Prinsip This (, Mínshēng Zhǔyì) is sometimes translated as the Peoples
welfare/livelihoo, Government for the People – or even , though the government of shied
away from translating it as such.ini kadang-kadang diterjemahkan sebagai
kesejahteraan rakyat (mata pencaharian) Pemerintah untuk Rakyat atau
bahkan sosialisme, meskipun pemerintah Chiang Kai-shek menjauhi menerjemahkan
seperti itu. The concept may be understood as or as ("for the people", "to pleasure the
people") governmental measures. Konsep dapat dipahami sebagaikesejahteraan
sosial atau sebagai populis ( "untuk rakyat", "untuk kesenangan rakyat") langkah-langkah
pemerintah. Sun understood it as an industrial economy and equality of land holdings for
the Chinese peasant farmers. Matahari dipahami sebagai ekonomi industri dan persamaan
kepemilikan tanah bagi petani Cina. Here he was influenced by the American
thinker (see ); the in Taiwan is a legacy thereof. Di sini ia dipengaruhi oleh pemikir
Amerika Henry George (lihat Georgism); yang nilai tanah pajak di Taiwan adalah sebuah
warisan daripadanya. He divided livelihood into four areas: food, clothing, housing, and
transportation; and planned out how an ideal (Chinese) government can take care of these
16. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
for its people. Dia mata pencaharian dibagi menjadi empat wilayah: makanan, pakaian,
perumahan, dan transportasi; dan merencanakan cara yang ideal (Cina) Pemerintah dapat
mengurus ini bagi orang-orang.
Tradisi moral yang dianjurkan oleh Dr Sun adalah terdiri dari "jalan kerajaan" dan
berarti emas. Mantan berarti "apa yang menjadi," sementara yang kedua berarti "tempat
untuk menjadi."Tiga Prinsip Rakyat sesuai akan diundangkan dengan cara berikut:
a. Prinsip Nasionalisme
Untuk membebaskan orang-orang Cina dari oligarki;
Memberikan setiap kelompok etnis di Cina kesempatan yang sama
Untuk membantu memberikan orang-orang di dunia dari segala bentuk
penindasan.
b. Prinsip Demokrasi
The anthentic kesetaraan; equably dari titik awal; kesetaraan kesempatan; layanan
untuk mencegah ketidaksetaraan kesetaraan.
Cukup hak-hak yang dinikmati oleh seluruh rakyat; langsung suara untuk memilih
pejabat dan membuat hukum.
Sebuah pemerintah mahakuasa
c. Prinsip Penghidupan
Pemerataan kepemilikan tanah
"Tanah ke kemudi" program
Kontrol modal swasta dan pembangunan modal nasional.
Berlakunya Tiga Prinsip Rakyat akan memberikan semua orang-orang Cina dengan
kesempatan untuk menjadi sama etnis, politik dan ekonomi-sekutu. Zaman baru dari
budaya Cina telah dimulai sejak Dr Sum mendirikan Republik demokratis pertama di
Asia. Sudah pasti bahwa orang-orang Cina, sebagai pemegang tradisi moral yang lama,
akan mencapai tujuan: untuk membangun yang kuat dan makmur Cina dan untuk
mempromosikan persaudaraan bangsa-bangsa di dunia
I. Berdirinya Partai Nasional China
Pada tanggal 24 November 1894 Sun Yatsen mendirikan perkumpulan Cina
Bangkit Kembali di Hawaii. Perkumpulan ini merupakan perkumpulan revolusioner Cina
pertama, dan para anggotanya terdiri dari orang-orang Cina perantauan. Perkumpulan ini
mempunyai tujuan untuk menumbangkan Dinasti Qing dan mendirikan negara Republik
Nasional Cina. Saat Sun Yatsen berada di Jepang atas undangan mahasiswa Cina di
Jepang, Sun Yatsen yang ingin mengembangkan Xing Zhong Hui mengajak beberapa
perkumpulan revolusioner yang mempunyai visi dan misi yang sama untuk bergabung.
Sehingga terbentuk suatu perkumpulan yang disebut dengan Tong Meng
Hui (Perkumpulan Persatuan) pada tahun 1906.
Pada tanggal 25 Agustus 1912 Song Jiaoren dan Sun Yatsen membentuk partai
baru, yaitu Partai Nasional Cina (Guomindang) di Guangdong. Partai Nasional Cina
(PNC) merupakan gabungan dari beberapa partai, diantaranya adalah Partai Demokrasi
(Min Zhu Dang), Partai Persatuan (Tong Yi Dang), Partai Republik (Gong He Dang) dan
Perkumpulan Persatuan (Tong Meng Hui).
17. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
J. Berdirinya Partai Komunis China
Berdirinya Partai Komunis Cina (Gong Chan Dang) dilatarbelakangi oleh Revolusi
Bolshevik. Karena setelah revolusi ini berhasil, komunisme mulai membentangkan
sayapnya keseluruh dunia, salah satunya adalah negara Cina. Keberhasilan Revolusi
Bolshevik sangat menarik perhatian para intelektual Cina, sehingga mereka banyak
mempelajari buku-buku ajaran komunisme. Hilangnya kepercayaan intelektual Cina
terhadap negara-negara Barat, semakin membuat mereka menyukai paham komunisme.
Li Dazhao, seorang profesor di bidang sejarah dan juga seorang kepala
perpustakaan pada tahun 1918 mendirikan perkumpulan “New Tide Society” yang
mengkaji ajaran Marxisme. Perpustakaannya terkenal dengan sebutan “Kamar Merah”
(Hong Lou). Salah satu pengikutnya adalah Mao Zedong, seorang asisten perpustakaan
Universitas Beijing (Beijing Daxue), Chen Duxiu seorang dekan fakultas sastra, dan
beberapa kaum intelektual lainnya.
Uni Soviet yang sedang mengembangkan komunisme mulai mencari jalan, salah
satunya adalah mengeluarkan manifesto politik yang menguntungkan Cina pada Juli 1919
oleh Deputi Komisaris Urusan Luar Negeri, Leo Karakhan. Berikut adalah beberapa dari
manifesto politik tersebut, yaitu:
Uni Soviet akan mengembalikan semua daerah dan konsesi yang berdasarkan
“perjanjian tidak seimbang” kepada Cina.
Hak ekstrateritorialitas dan pampasan perang dari peristiwa tinju akan dihapus.
Uni Soviet akan berhenti ikut serta dalam mengelola bea cukai dan pajak garam di
Cina.
Manifesto tersebut membuat para intelektual Cina semakin terpikat pada komunis.
Kemudian pada tahun 1919 mendirikan cabang komintern di Shanghai di bawah
pimpinan Voitinsky. Kemudian atas desakan komintern berdirilah Partai Komunis Cina
pada Juli 1921 dan yang menjadi Sekertaris Jenderal PKC pertama adalah Chen Duxiu.
K. Koalisi antara Partai Nasional China dengan Partai Komunis
Cina
Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) menganggap bahwa PNC bersifat borjuis, tetapi
menentang imprealisme dan juga menganggap bahwa PNC adalah inti dari revolusi
nasional di Cina. Karena hal itulah PKUS mengutus Ir. H.J. Sneevliet alias Maring untuk
bertemu dan mengadakan kerjasama dengan Sun Yatsen. Pada saat sidang komite sentral
PKC bulan Agustus 1922, Sneevliet menyerukan kepada para pemimpin komintern untuk
membujuk PKC bahwa anggota mereka harus masuk ke PNC.
PKC kemudian mengirimkan perwakilan untuk merundingkan dengan Sun Yatsen
dan mengusulkan pembentukan front persatuan untuk melawan musuh-musuh PNC dan
menyatukan Cina. Uni Soviet kemudian mengirim A.A. Yoffe untuk mengadakan
perjanjian bersama pada tanggal 26 Januari 1923 yang isinya sebagai berikut (Nio,
Joelan, Tiongkok Sepandjang Abad):
Komunis atau sistem soviet tidak akan cocok diterapkan di Cina, karena di Cina
tidak ada keadaan yang memungkinkan tumbuhnya atau sovietisme dengan
berhasil,
Masalah terpenting bagi Cina adalah persatuan bangsa dan kemerdekaan nasional,
Cina dapat mengandalkan bantuan dari Uni Soviet.
Setelah pernyataan tersebut disetujui oleh kedua belah pihak, kemudian pada bulan
Januari 1924 PNC mengadakan Konggres Nasional pertama di Guangdong. Menurut
18. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
Willem G.J Remmelink (penterjemah) dalam buku Sejarah Cina: Ikhtisar Sejarah dan
Kebudayaan Cina dari zaman prasejarah sampai masa kini, konggres ini memutuskan
bahwa anggota PKC diperbolehkan masuk ke dalam PNC secara perseorangan dengan
syarat mereka harus tunduk kepada asas-asas PNC dan memperoleh jumlah kursi yang
sebanding dalam organisasi partai pada berbagai tingkat dan bahwa penerapan
komunisme di Cina pada saat itu belum memungkinkan.
Atas instruksi Sun Yatsen, kemudian Chiang Kaishek (Jiang
Zhongzheng) beranggapan bahwa PKUS tidak paham keadaan yang sesungguhnya
mengenai revolusi di Cina. dalam laporannya kepada Sun Yatsen, Chiang Kaishek
mengatakan bahwa PKUS berusaha membagi masyarakat kedalam perjuangan kelas agar
terjadi konflik diantara mereka.
Chiang Kaishek percaya bahwa institusi politik soviet merupakan alat dari tirani
dan teror, dan pada dasarnya bertentangan dengan politik ideal PNC. Menurut
pengamatannya siasat Soviet dan program dari revolusi dunia yang disebarluaskan oleh
Uni Soviet bisa mengancam kemerdekaan nasional. Karena hal itulah ia menentang
adanya kerjasama antara PNC dan PKC, tetapi pendapatnya bertentangan dengan Sun
Yatsen. Sun Yatsen menganggap Chiang Kaishek terlalu berlebihan dalam menilai Uni
Soviet, dan Sun Yatsen berpendapat bahwa selama PNC dan San Min Zhu Yi diakui
sebagai pemimpin revolusi nasional, maka kaum komunis dapat dimanfaatkan.
Sun Yatsen kemudian memerintahkan Chiang Kaishek untuk mendirikan Akademi
Militer di Whampoa. Sementara itu Uni Soviet mengirimkan penasehatnya ke Cina, salah
satunya adalah Michael Borodin yang kemudian menjadi penasehat politiknya Sun
Yatsen dan Jenderal Vasili Blucher alias Von Gallen diangkat sebagai pembantu teknis
kemiliteran
L. Jalannya Revolusi China/Wuchang 1911
Kekalahan Cina dalam Perang Candu, 1839-1842 dan 1856-1860, di tangan
kekuasaan kolonial Inggris, menjadi titik balik dalam sejarah Cina modern. Ini adalah
pertama kalinya bahwa kedaulatan teritorial Cina itu dikompromikan oleh para penguasa
yang ditandatangani apa yang dikenal sebagai "tidak setara" Perjanjian Nanking
(Perjanjian Nanjing). Dalam dekade berikutnya, penurunan Dinasti Qing, setelah setiap
kekalahan di tangan kekuasaan kolonial, cina menyerah lebih lanjut wilayah dan
kedaulatan. Perkembangan ini menghasilkan tingkat belum pernah terjadi sentimen
kebangsaan di antara orang-orang Cina menentang dinasti berabad-abad aturan yang
mereka bertanggung jawab atas keterbelakangan Cina serta memalukan kekalahan yang
dideritanya melawan penyerbu asing. Sejak saat itu, perasaan nasionalisme telah
berkembang berlanjut di Cina dan telah tepat berturut huruf besar oleh para pemimpin
Cina untuk kebijakan domestik dan eksternal. Sifat nasionalisme berubah dalam keadaan
yang berbeda, tujuan akhir, bagaimanapun, tetap sama: "untuk mencari dan
mempertahankan kemerdekaan nasional Cina."
Adapun sebelum terjadinya revolusi China pada tahun 1911, pemerintahan di China
ini dipegang oleh salah satu dinasti asing yang memerintah di China, yakni dinasti Qing.
Dinasti Qing(1644 - 1911), dikenal juga sebagai Dinasti Manchu dan adalah satu dari dua
dinasti asing yang memerintah di Cina setelah dinasti Yuan Mongol dan juga adalah
dinasti yang terakhir di Cina. Asing dalam arti adalah sebuah dinasti pemerintahan non-
Han yang dianggap sebagai entitas Cina di zaman dulu. Dinasti ini didirikan oleh
orang Manchuria dari klan Aisin Gioro (Hanyu Pinyin: Aixinjueluo), kemudian
19. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
mengadopsi tata cara pemerintahan dinasti sebelumnya serta meleburkan diri ke dalam
entitas Cina itu sendiri. Berkaitan dengan hal itu Sun Yat-Sen adalah satu-satuny tokoh di
China yang menganggap bahwa :dinasti Qing ini adalah bangsa penjajah dan alangkah
lebih baiknya jika tidak memerintah lebih lama lagi di China, dimana kebijakan-
kebijakan yang ada pada masa pemerintahan dinasti Qing ini sangat bersifat feodal dan
diktatoris, serta membawa dampak yang buruk bagi kelangsungan bangsa China,
sehingga munculah rasa ingin mengubah hal tersebut dan akhirnya Sun Yat-Sen berhasil
mengalahkan imperium dinasti Qing dan mulailah terjadi perubahan sistem pemerintahan
di China yang lebih dikenal dengan revolusi China yang dimulai pada tahun 1911.
Pada tanggal 10 Oktober 1911 meletuslah revolusi di Wuchang (Wuchang Day) di
bawah pimpinan Li Yuan Hung dan berhasil menggulingkan kekuasaan Manchu. Itulah
sebabnya, tanggal 10 Oktober 1911 kemudian dijadikan hari Kemerdekaan Cina. Dengan
Revolusi Cina 1911, berarti runtuhlah kekuasaan Manchu. Selanjutnya, pada tanggal 1
Januari 1912 Sun Yat Sen dipilih sebagai Presiden Cina yang baru. Saat itu, wilayah Cina
baru meliputi wilayah Cina Selatan dengan Nanking sebagai ibu kotanya.
Cina Utara diperintah oleh Kaisar Hsuan Tsung (yang masih kanak-kanak) dengan
didampingi oleh Yuan Shih Kai menyerahkan kekuasaan kepada rakyat Cina (12 Februari
1912). demikian berakhirlah kekuasaan Manchu di Cina. Wilayah Cina Selatan dan Cina
Utara berhasil dipersatukan. Yuan Shih Kai yang turut menandatangani penyerahan
kekuasaan dan diberi kekuasaan untuk mengaturnya. Ia pun berambisi besar untuk
menjadi presiden. Demi tetap tegaknya Republik Cina dan untuk terhindar dari perang
saudara maka Sun Yat Sen mengundurkan diri dari jabatan presiden (15 Februari 1912)
dan menyerahkannya kepada Yuan Shih Kai. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Canton
pada bulan Agustus 1912 dan mendirikan Partai Kuo Min Tang (nasional) dengan asas
San Min Chu
Pada perkembangannya, setelah Yuan Shih Kai menjadi presiden, ia bertindak
diktator seperti kaisar. Pada tahun 1916, Yuan Shih Kai meninggal sehingga memberi
kesempatan Sun Yat Sen kembali memimpin Cina Selatan. Di Cina Utara kemudian
berdiri Partai Kung Chang Tang (komunis) di bawah pimpinan Li Li-san sebagai
tandingan Partai Kuo Min Tang. Sun yat Sen bercita-cita untuk menyatukan seluruh Cina,
namun sayang citacitanya belum terwujud telah meninggal dunia ( 1925) dan digantikan
oleh Chiang Kai Shek.
Setelah wilayah utara berhasil diduduki, tercipta Republik Cina dengan daerahnya
mencakup wilayah utara dan selatan (1928) dengan ibukotanya Nanking. Kaum Komunis
yang belum mau tunduk terhadap pemerintahan Jenderal Chiang Kai Shek, terus
melancarkan serangan gerilya di bawah pimpinan Chu-Teh, sehingga sulit dikalahkan.
Ketika Partai Komunis Cina dipimpin oleh Mao Zedong, muncul lagi usaha-usaha
komunis untuk merebut kekuasaan. Untuk meraihnya, Mao Zedong memimpin gerakan
rakyat dan berusaha mendapatkan pengaruh yang luas dari rakyat. Mao Zedong
memimpin pergerakan rakyat dengan mengadakan Perjalanan Jauh ( Long March ) dari
Kiangshi ke Yuan di bagian utara yang jaraknya mencapai 9700 Km. (1934-1935).
1) Sebab - sebab dilaksanakan Long March :
a) Untuk menjauhkan diri dari pusat Kuo Min Tang yang berkedudukan di Nanking.
20. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
b) Untuk mendekatkan diri dengan Rusia ( negara komunis ) dengan tujuan
mempermudah mendapat bantuan.
c) Mendekati jepang yang merupakan musuh bersama Cina dan Rusia.
d) Cina Selatan sulit menerima paham komunis, karena sudah dipengaruhi oleh
Kaum liberal.
e) Penduduk Cina Utara lebih mudah menerima komunisme karena Cina Utara masih
murni dan belum mendapat pengaruh luar.
Perjalanan dimulai dari Kiangshi tanggal 1 Oktober 1934 dan diikuti oleh 100.000
orang. Selama perjalanan mengalami banyak kesulitan pangan dan serangan dari Jenderal
Chiang Kai Shek. Ketika sampai di Yuan tanggal 1 Oktober 1935 pengikut hanya tinggal
20.000 orang. Mereka segera membangun daerah utara, namun serangan - serangan dari
Kaum Nasionalisme tidak berhenti. Chang Hsue Liang ditugaskan Jenderal Chiang Kai
Shek menyerang Kaum Komunis. Ia tidak menyerang bahkan memihaknya. Sehingga
Chang Hsue Liang menculik Jenderal Chiang Kai Shek di Sian dan dipertemukan dengan
Mao Zedong (1937). Kemudian disepakati adanya kerja sama mengahadapi Jepang.
Kaum Nasionalis mendapat bantuan sekutu dan Kaum Komunis dibantu Rusia.
Setelah Perang Dunia II berakhir, pertikaian antara Kaum Nasionalis dengan Kaum
Komunis muncul lagi. Kaum Nasionalis terdesak dari daratan Cina dan selanjutnya
berkuasa di Pulau Taiwan (1950) di bawah pimpinan Jenderal Chiang Kai Shek.
Sedangkan daratan Cina dikuasai oleh Kaum Komunis dan berdiri Republik Rakyat Cina
( RRC ) dengan Beijing sebagai ibukotanya. Pemimpin yang terkenal adalah Mao Zedong
sebagai Ketua Partai, Chou-En-Lai sebagai Menteri Luar Negeri dan Chu Teh sebagai
Panglima Tentara.
M. Tragedi Wuchang
Pada tahun 1911 Republik Cina berdiri setelah dinasti Qing tidak berhasil
mempertahankan kekuasaannya. Sun Yatsen adalah orang yang mempunyai peran
penting dalam menumbangkan dinasti Qing, tetapi yang menjadi presiden pertama Cina
adalah Yuan Shikai. Hubungan antara Yuan Shikai dengan Sun Yatsen sering terjadi
ketegangan. Sun Yatsen berada di daerah Cina Selatan dan Yuan Shikai berada di Cina
Utara.
Sun Yatsen menginginkan antara Cina Utara dan Selatan bersatu, akan tetapi untuk
mewujudkannya sangat sulit karena adanya para warlord (raja perang; junfa).
Para warlord itu antara lain adalah:
a. Duan Qirui dari klik Anhui (Wanxi),
b. Zhang Zuolin dari klik Fengtian (Fengtianxi),
c. Feng Guozhang's dari klik Zhili (Zhixi) tetapi telah diambil alih oleh Cao Kun, Wu
Peifu , and Sun Chuanfang pada tahun 1919.
Dalam upayanya untuk mempersatukan seluruh wilayah Cina, maka Sun Yatsen
merencanakan ekspedisi ke utara. Tetapi sebelum ekspedisi itu dilaksanakan, Sun Yatsen
meninggal dunia. Sejak saat itu PNC menjadi terpecah menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Aliran progresif (sayap kiri) dibawah pimpinan Wang Qingwei
b. Aliran konservatif (sayap kanan) dibawah pimpinan Hu Hanmi.
c. Tentara hasil lulusan Akademi Militer Whampoa dibawah pimpinan Chiang Kaishek
Chiang Kaishek kemudian berusaha mewujudkan harapan Sun Yatsen dan
merencanakan operasi militer dengan membagi pasukan militernya, yaitu:
21. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
a. Pasukan pertama bergerak kearah utara dengan tujuan Wuhan dibawah pimpinan
Jenderal Blucher yang di dominasi sayap kiri,
b. Pasukan kedua bergerak ke arah timur laut dengan tujuan provinsi Jiangsu.
Jenderal Blucher berhasil merebut Wuhan dan ibukota pemerintah nasional sayap
kiri dipindah kesana. Sementara itu Chiang Kaishek berusaha menghindari bentrokan
dengan pihak asing ketika berusaha merebut Shanghai. Pada bulan Maret 1927 Shanghai
berhasil direbut, empat hari kemudian Nanjing juga berhasil direbutnya.
Sementara itu pada bulan April 1927 terjadi pemogokan oleh kader komunis di
Shanghai, mereka bahkan mengambil alih beberapa industri besar dan membagikan
senjata kepada kaum buruh. Chiang Kaishek kemudian menangkap dan membantai kaum
komunis, peristiwa ini dinamakan “Teror Putih”. Karena adanya pembantaian terhadap
kaum komunis oleh Chiang Kaishek, Ketua PKUS Joseph Stalin mengirim telegram
kepada Michael Borodin yang isinya antara lain:
Tanah harus disita atas permintaan penguasa lokal saja dan bukan pemerintah
nasional
Partai harus memeriksa pelanggaran terhadap petani
Semua anggota militer ang tidak dapat dipercaya harus di pecat
Buruh dan petani yang baru di seleksi harus dapat menggantikan anggota lama di
Komite Sentral PNC
Pengadilan revolusioner untuk pemeriksaan dari anggota militer reaksioner harus
segera dibentuk.
Tetapi karena Borodin tidak mampu melaksanakannya, kemudian ia meminta
bantuan kepada Mohandas Narayan Roy untuk menyelesaikan masalah tersebut. M.N.
Roy memperlihatkan telegram tersebut kepada Wang Qingwei dengan maksud untuk
bekerjasama menjalankan instruksi tersebut.
Wang Qingwei meskipun termasuk PNC sayap kiri, tetapi dia adalah seorang
nasionalis. Sehingga setelah ia membaca telegram tersebut ia berkesimpulan bahwa Uni
Soviet ingin merubah revolusi nasional menjadi Cina komunis. Wang Qingwei kemudian
bergabung kembali dengan Chiang Kaishek dan memutuskan hubungan kerjasama PNC-
PKC dan mengusir para kader komintern yang diperbantukan pada Republik Cina dari
Cina. Pada tanggal 15 Juli 1927 PNC sayap kiri di Wuhan mengusir komunis, sehingga
Borodin dan Blucher terpaksa kembali ke Uni Soviet.
Kaum buruh dan tani mengadakan gerakan revolusioner, kaum petani merampas
tanah milik tuan tanah lalu membagikan kepada petani penggarap. Stalin
menginstruksikan agar gerakan tersebut tetap dilanjutkan. Tetapi Chiang Kaishek segera
mengerahkan pasukannya, menangkap buruh-buruh yang mogok, dan menggeledah
rumah-rumah yang dicurigai sebagai pusat pemimpin gerakan pemogokan dan sabotase.
Peristiwa ini menyebabkan terputusnya hubungan antara PNC-PKC dan juga
menandakan berakhirnya front persatuan. PNC sayap kiri bersatu kembali dengan PNC
sayap kanan, bahkan pada bulan februari 1928 pemerintahan di Wuhan dibubarkan,
sehingga Nanjing yang dijadikan markas besar Chiang Kaishek kemudian diakui sebagai
ibukota.
Didalam PKC sendiri Chen Duxiu dianggap orang yang bertanggungjawab atas
kegagalan dalam bekerjasama dengan PNC, sehingga dia dihukum atas dasar
oportunisme kanan. Kemudian dipilihlah Mao Zedong sebagai Sekertaris Jenderal PKC
yang baru.
22. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
N. Peristiwa Xi’an dan Bersatunya Kembali Partai Nasional Cina
dengan Partai Komunis Cina
Jepang yang mempunyai hak istimewa di jalur kereta api Manchuria Selatan dan
juga telah membangun industri secara besar-besaran merasa khawatir dengan
kedudukannya setelah Cina mulai bersatu dibawah PNC. Pada tanggal 18 September
1931 terjadi suatu peristiwa, rel kereta api Manchuria Selatan milik Jepang di bongkar.
Jepang menuduh Zhang Xueliang panglima pasukan Cina yang melakukannya. Dengan
alasan tersebut, Jepang kemudian menyerang pasukan Cina dan merampas Mukden. Pada
tahun 1932 Jepang juga mendirikan negara boneka Manchuguo dan Puyi sebagai kepala
negaranya.
Cina sangat marah dan melaporkan kepada Liga Bangsa-Bangsa (LBB), tetapi LBB
tidak berhasil menangani masalah kedua negara tersebut. Bahkan Jepang kemudian
keluar dari LBB. Sebagai akibatnya, rakyat Cina melakukan boikot ketat terhadap
barang-barang Jepang. Jepang sangat tidak menyukai adanya pemboikotan ini terutama
yang terjadi di Shanghai, sehingga sempat terjadi peperangan antara pasukan Cina
dengan Jepang.
Walaupun tentara Jepang telah menyerang Manchuria, tetapi serbuan tersebut
kurang mendapat tanggapan dari Chiang Kaishek. Menurut Chiang Kaishek kamunisme
sangat berbahaya sehingga harus dimusnahkan terlebih dahulu, sebaliknya bila melawan
tentara Jepang merupakan hal yang sia-sia karena tentara Jepang sangat kuat. Bahkan
serbuan Jepang ke Manchuria tidak dilawan oleh Chiang Kaishek, dan memerintahkan
Panglima Manchuria untuk memindahkan pasukannya ke Xi’an.
Pada tahun 1935 Zhou Enlai utusan PKC secara tidak langsung menemui Chen
Lifu utusan PNC untuk mengadakan pendekatan dengan perwakilan pemerintah di
Hongkong dan berharap agar pemerintah menunjuk seseorang untuk bernegosiasi. PKC
berharap agar perang saudara berhenti dan bersatu melawan Jepang. Ketika Pan Hannian
datang bernegosiasi dengan Chen Lifu ke Nanjing, pemerintah Nanjing mengajukan
beberapa syarat, yaitu (Chiang, Kaishek, Soviet Russia in China):
Berpegangan pada San Min Zhu Yi (Trisila yang dirumuskan oleh Sun Yatsen)
Mematuhi perintah Chiang Kaishek
Menghapus “Tentara Merah” dan berintegrasi kedalam tentara nasional
Pemerintah Soviet Cina dihapu dan berintegrasi kedalam Pemerintah Nasional.
Keseluruhan syarat tersebut telah disepakati bersama, tetapi belum mendapatkan
pengesahan dari Chiang Kaishek.
Sementara itu Mao Zedong berusaha menghasut Zhang Xueliang dan Yang
Hucheng. Ia mempengaruhi dan mengajak mereka untuk membentuk suatu front
persatuan nasional Cina anti Jepang. Mao Zedong juga menyebutkan bahwa PKC
bertujuan untuk mendirikan Republik Rakyat Cina, dimana semua kelompok,
perseorangan, dan angkatan bersenjata bersatu melawan Jepang. Kedua panglima tersebut
berhasil dipengaruhi dan mereka telah bersedia mendukung demonstrasi mahasiswa di
Xi’an yang dipelopori oleh PKC. Demonstrasi itu menuntut Pemerintah Nasional Cina
memerangi Jepang.
Chiang Kaishek kemudian pegi ke Xi’an untuk menstabilkan keadaan dan
merencanakan mengadakan pertemuan dengan para panglima untuk menjelaskan
kebijakan pemerintah terhadap komunis dan Jepang, juga mengenai rencana di balik
23. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
slogan komunis. Setibanya Chiang Kaishek di Xi’an, ia diculik oleh Zhang Xueliang dan
yang Hucheng di penginapannya. Kedua panglima tersebut mengajukan beberapa
tuntutan, tetapi Chiang tidak mau memenuhi tuntutan tersebut walaupun keselamatannya
terancam. Tuntutan-tuntutan tersebut diantaranya adalah:
Menghentikan perang saudara,
Membebaskan seluruh tahanan politik,
Terjaminnya kebebasan berpolitik dan berorganisasi,
Menjalankan amanat Sun Yatsen,
Segera membentuk konferensi pembebasan rakyat.
Setelah Pemerintah Nasional Cina di Nanjing mendengar berita penculikan tersebut
segera merencanakan mengadakan penyerbuan ke Xi’an, tetapi hal tersebut sulit
dilaksanakan karena mengancam keselamatan Chiang sendiri. Pihak Jepang menyatakan
bahwa tuntutan tersebut harus ditolak, karena bila tidak Jepang akan menyerbu Shanghai
dan Nanjing. Keadaan yang kacau ini dimanfaatkan oleh PKC dengan mengutus Zhou
Enlai yang bertindak sebagai penengah untuk menyelamatkan Chiang Kaishek dan
mengadakan kerjasama antara PNC-PKC.
Akhirnya Zhang Xueliang dan Yang Hucheng menyadari kesalahannya dan
membebaskan Chiang Kaishek. Peristiwa Xi’an membuat PNC-PKC bersatu kembali dan
membentuk front persatuan nasional anti Jepang pada tanggal 10 Februari 1937.
O. Keterkaitan China dalam Perang Dunia I
Adapun keadaan tentang masuknya Republik Cina ke dalam Perang Dunia I adalah
sebagai berikut: Pada 4 Februari 1917, Menteri Amerika, Dr Reinsch, meminta
Pemerintah Cina untuk mengikuti Amerika Serikat dalam protes terhadap Jerman yang
netral melawan kapal selam.Pada 9 Februari Pekin dibuat seperti protes ke Jerman, dan
menyatakan maksud pemutusan hubungan diplomatik jika protes itu tidak
efektif. Jawaban langsung dari Jerman adalah torpedo kapal Prancis Atlas di Mediterania
yang sudah lebih dari tujuh ratus buruh Cina. Pada 10 Maret Parlemen Cina diberdayakan
pemerintah untuk memutuskan hubungan dengan Jerman, jawaban tersebut
mengakibatkan kejutan besar di Cina.
Seorang negarawan China membuat komentar ini pada perubahan sikap Jerman:
"Pasukan di bawah Count Waldersee meninggalkan Jerman untuk meredakan Pekin yang
diperintahkan oleh Tuhan Perang tidak memberikan kuartal ke Cina. Di sisi lain,
pernyataan yang terakhir itu mengandung kesan bahwa mereka tidak akan pernah berani
tampak dalam menghadapi Jerman lagi. Seiring berjalannya waktu akhirnya
menumbuhkan rasa balas dendam, 'meratapi bahwa bahkan begitu lemah suatu negara
sebagai Republik Timur Jauh muncul keberanian melawan negara Jerman". Putusnya
hubungan dengan Jerman menyebabkan masalah antara Presiden Republik dan
Premier. Premier menjadi bapak untuk menghentikan hubungan tanpa berkonsultasi
dengan Parlemen. Presiden menegaskan bahwa Parlemen harus berkonsultasi.
Langkah berikutnya adalah untuk menyatakan perang, tapi di sini negarawan cina
ragu-ragu, dan ragu-ragu mereka muncul melalui perasaan mereka ke Jepang. Ada juga
alasan lain mengapa mereka ragu-ragu untuk menyatakan perang. Memang pengabdian
untuk perdamaian, yang berakar dalam bangsa, akan menjadi alasan yang memadai
dalam dirinya sendiri. Selain itu, Cina, seperti negara-negara netral lainnya, adalah pusat
yang kuat untuk propaganda Jerman.Jerman konsul dan pejabat diplomatik, yang dalam
bahasa Cina sarjana sastra dan filsafat, dan yang juga memiliki dana yang cukup untuk
24. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
menghibur para pejabat Cina ketika mereka suka dihibur, sehingga mereka secara aktif
berusaha untuk mempengaruhi negarawan cina. Pemerintah Cina, bagaimanapun juga,
bertekad untuk menyatakan perang, dan untuk mengamankan support Premier, Cina
memanggil seorang dewan gubernur militer untuk mempertimbangkan
pertanyaan.Mayoritas konferensi setuju dengan Premier, tapi oposisi yang kuat mulai
berkembang. Pada 7 Mei Presiden mengirim permintaan resmi kepada Parlemen untuk
menyetujui sebuah deklarasi perang. Parlemen tertunda dan terancam oleh
massa. Premier dituduh telah menghasut kerusuhan dan sup-port mulai berkumpul untuk
Parlemen, dan serangan dibuat di Premier sebagai bersedia menjual cina. Pada tanggal 14
Agustus China secara resmi bergabung dengan Sekutu dan menyatakan perang terhadap
Austria dan Jerman. Dia tidak mengambil bagian besar dalam perang, kecuali untuk
menyerang Jerman dan Austria di pemukiman Tientsin dan Hankow, yang diambil alih
oleh pihak berwenang China. Para pejabat China juga menyita Asiatische Deutsche Bank,
agen di Cina untuk Pemerintah Jerman, dan empat belas kapal-kapal Jerman yang telah
magang di pelabuhan-pelabuhan Cina. Ribuan kuli Cina dikirim ke Eropa untuk bekerja
di kepentingan Sekutu di belakang garis pertempuran.
Proklamasi perang resmi Cina yang ditandatangani oleh Presiden Feng-kuo-chang
cina dilihat kembali upaya untuk mendorong Jerman untuk mengubah kebijakan kapal
selam-nya. Hal ini menyatakan bahwa Cina telah dipaksa untuk memutuskan hubungan
dengan Jerman dan dengan Austria-Hongaria untuk melindungi kehidupan dan harta
benda warga negara Cina danberjanji bahwa Cina akan menghormati Konvensi Den
Haag, mengenai staff manusiawi dari perang, dan menegaskan bahwa Cina Tujuannya
adalah untuk mempercepat perdamaian.
25. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam makalah ini berusaha untuk menjelaskan tentang Nasionalisme China Di
dalam perjuangannya Sun Yat-sen sebagai pelopor terjadinya revolusi/nasionalisme di
China berusaha keras untuk merubah sistem pemerintahan yang sebelumnya dipegang
oleh dinasti Qing, dimana dalam menjalankan pemerintahannya sangat tidak berprospek
dalam memajukan bangsa China dan sehingga munculah rasa ingin merubah keadaan
yang terjadi ini dengan mengganti sistem pemerintahan pada era ini, dengan cara
mengalahkan atau mengganti tampuk kepemimpinan yang baru, akhirnya pada tahun
1911 mulailah terjadi sebuah perubahan sistem pemerintahan yang menggantikan dinasti
Qing, yang dikenal dengan revolusi China.
Jadi, Konsep Nasionalisme merupakan semangat memiliki bersama, atau sifat dari
keinginan untuk berusaha mempertahankan identitas kelompok dengan melembagakan
dalam bentuk sebuah Negara. Nasionalisme dapat diperkuat oleh ikatan persamaan ras,
bahasa, sejarah, dan agama: dan nasionalisme selalu terpaut dengan wilayah tertentu, atau
dapat juga dianggap sebagai sebuah fungsi sekelompok masyarakat tertentu untuk dapat
berkomunikasi dengan lebih baik dengan sesama mereka disbanding dengan kelompok
yag berbeda.
26. Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, dkk. 1981. Sejarah Umum 2. Jakarta: Depdikbud.
Ali Marsaban. 1974. Revolusi Industri. Jakarta: Ganaco.
Anderson, Ben. 1988. Revolusi Pemuda, Pendudukan Jepang dan Perlawanan
di jawa 1944–1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Anonim. An Outline of American History. The United States Information Service.
Baidlowi Syamsuri. 1995. Kisah Wali Songo. Surabaya: Apollo.
Boxer, C.R. 1985. Jan Kompeni Sejarah VOC dalam Perang dan Damai. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Cantor, N.F. 1971. The Modern Heritage, Westren Civilization its Genesis and
Destiny. Glenview, Illinois: Scott, Foresman and Company.
Canu Jean. 1953. Sejarah Amerika Serikat, Terjemaahan Nany Suwondo. Jakarta:
PN Balai Pustaka.
Chalid Latif dan Irwin Lay. 1992. Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Jakarta:
Pembina Peraga
Ebenstein, W. dan Fogelman, E. 1987. Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta: Erlangga.
Eisenstadt, S.N. 1986. Revolusi dan Transformasi Masyarakat. Jakarta: Rajawali.
www.google.com
http://www.slideshare.net/dhanshei
http://www.scribd.com/dhanshei
www.dhanshei.blogspot.com
http://www.elevensocials2.blogspot.com
Follow : @xDLMx_dhanshei
Follow us : @Clan_DILTM
Dhan_di@rocketmail.com,