SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
TUGAS PERKULIAHAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
ASIA PASIFIK
“REALISME HUBUNGAN CHINA-AMERIKA SERIKAT-TAIWAN
DI KAWASAN ASIA PASIFIK”
DOSEN:
OCE IBRAHIM CHAIRIADI S. IP
MEIRA SABILA
170210080150
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
REALISME HUBUNGAN CHINA-AMERIKA SERIKAT-TAIWAN
DI KAWASAN ASIA PASIFIK
SEKILAS TENTANG CHINA DAN TAIWAN
Awal abad ke-20, terjadi revolusi besar-besaran di Cina. Di bawah ideologi yang
diusung oleh Sun Yat-sen. Rakyat Cina yang sudah tidak tahan dengan kediktatoran dinasti
Qing, melakukan kudeta militer di Cina yang dipimpin oleh Sun Yat-sen; tepatnya pada tanggal
10 Oktober 1911. Selama beberapa tahun terjadi pergolakan kepentingan antara KMT (Chinese
Nationalist People's Party) pimpinan Sun Yat-sen dengan Chinese Communist Party (CCP).
Setelah Mao Zedong (Mao Tse-tung) menjadi a new leader untuk Partai Komunis, KMT
pimpinan Chiang Kai-shek yang ketika itu sudah menguasai wilayah Cina Selatan(Taiwan)
meng-klaim The New Taipei.1
Sebenarnya hubungan kedua partai tersebut sudah sempat mengalami rekonsiliasi ketika
Jepang melakukan imperialisme di Cina dari tahun 1931-1945, namun karena perbedaan
ideologi, maka Chiang Kai-Sek dan pengikutnya menetap di Taiwan, dan membentuk negara
sendiri.2
The People's Republic of China diproklamirkan pada tanggal 1 Oktober 1949 di Beijing
oleh Mao; dan menetapkan sistem komunis sebagai landasan pemerintahan serta CCP sebagai
partai tunggal. Selama Pemerintahan Mao Zedong, rakyat Cina hidup dalam kemiskinan, banyak
masyarakat di pedesaan yang mengalami kelaparan dan tidak sedikit yang berusaha kabur ke
Taiwan untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Hal tersebut dikarenakan Pemerintahan
Mao tidak mau membuka jalur bisnis dengan negara lain, sehingga ekonomi Cina pada saat itu
benar-benar terpuruk; bahkan dua kebijakannya dianggap gagal oleh mayoritas rakyat Cina.3
CHINA DAN TAIWAN SAAT INI
Sejak awal abad ke 21 para analis memandang bangkitnya Cina sebagai tantangan
terbesar terhadap Amerika Serikat (AS) dan banyak anggapan bahwa Cina akan berkembang
menjadi negara adidaya. Cepatnya Cina menjadi negara yang diperhitungkan dalam peta politik
dunia membuat banyak kalangan terkesima dan memprediksi adanya pergeseran kekuatan global
dari Barat ke Timur. Cina tidak pernah menjadi kekuatan politik dan sejarah masa lalunya yang
1
http://tageshilfe.posterous.com/sekilas-mengenai-sejarah-cina
2
Ibid
3
Ibid
kelam akibat penjajahan brutal oleh Jepang selalu menjadi memori bagi Cina di masa paska
Perang Dunia II.
Cina membangun dirinya sejak tahun 1978 dengan mengembangkan sains dan teknologi,
yang didorong dengan kepentingan militer. Pembangunan ini dimulai sejak jaman pemerintahan
Mao. Mao menginginkan terbangunnya „militerisasi‟ yang kuat diatas segala-galanya. Proyek
„militerisasi‟ inilah yang menjadi tulang punggung kebijakan Deng Xiao Ping. Tujuan Deng
adalah untuk mendiversifikasi ekonomi Cina sehingga tidak hanya sektor hankam tetapi juga
menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sipil. Konsep Deng yang
berisi 16 butir tuntunan di awal 1980an secara gamblang menegaskan : mengintergrasikan
petumbuhan sektor militer dan rakyat sipil, dengan memastikan memenuhi kebutuhan militer,
mempertahankan kemampuan militer, dan menggunakan ekonomi sipil demi upaya modernisasi
militer.4
China menggunakan One China Policy atau “Kebijakan Satu Cina” mengacu pada sebuah
formulasi kebijakan yang dipegang teguh oleh Republik Rakyat Cina dengan sentrum
pemerintahan di Beijing – yang menetapkan bahwa hanya ada satu Cina yang berdaulat dan
memiliki aspek legalitas sebagai negara, yaitu Republik Rakyat Cina. Sedangkan eksistensi
Republik Cina (Taiwan) dengan sentrum pemerintahan di Taipe diklaim sebagai bagian dari
Republik Rakyat Cina. Pihak Beijing mendeklarasikan kepada forum internasional bahwa pihak
Taiwan sudah selayaknya tunduk pada kebijakan satu Cina ini, karena Taiwan telah terikat pada
konsensus yang telah disepakati oleh perwakilan kedua belah pihak pada tahun 1992 di
Hongkong. Oleh karena itu, pihak Beijing menganggap bahwa eksistensi kebijakan yang hanya
mengakui adanya satu Cina ini merupakan status quo yang tidak dapat diganggu gugat. Namun
Taiwan menolak untuk mengakui doktrin kebijakan satu Cina ini. Bahkan, esensialnya sejak
1949, sinergi antara Cina and Taiwan tidak pernah terwujud. Taiwan terus mengupayakan
negosiasi demi meraih kedaulatan penuh sebagai satu negara yang tidak identik dengan Republik
Rakyat Cina.
Dalam praktiknya, Republik Rakyat Cina menetapkan satu regulasi mutlak dalam
berinteraksi dengan dunia internasional, yaitu dengan menerapkan satu mekanisme absolut
bahwa setiap negara yang ingin menjalin hubungan diplomatik dengan RRC wajib menghindari
hubungan diplomatik dengan Taiwan – dengan alasan bahwa Taiwan telah terdaftar dalam zona
4
Scobell A, 2003, China‟s use of military force, Cambridge university press
yang berada dalam teritori kedaulatan Cina. Maka, ketika Amerika Serikat memutuskan untuk
menjalin hubungan diplomatik dengan RRC, Amerika Serikat pun mendeklarasikan
kesepakatannya terhadap kebijakan “Hanya ada satu Cina, dan Taiwan merupakan bagian dari
Cina” melalui penandatanganan Joint Communiqué pada 1979. Bahkan menurut catatan historis,
pasca penandatangan kesepakatan tersebut, Amerika yang ketika itu di bawah rezim Presiden
Jimmy Carter bersungguh-sungguh menunjukkan komitmennya untuk mengimplementasikan
klausul yang tercantum dalam kesepakatan dengan pihak RRC tersebut, sehingga akhirnya
Amerika Serikat mengambil kebijakan untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Namun ternyata kebijakan ini merupakan taktik sementara belaka untuk membangun kredibilitas
di mata RRC, karena terbukti dalam kurun waktu satu bulan kemudian, formulasi Taiwan
Relations Act yang dirilis oleh Taiwan pada 1979 juga – ternyata meraih dukungan dari Amerika
Serikat. Aksi Amerika Serikat ini mengindikasikasikan sikap ambigu terhadap hubungannya
dengan RRC. Apalagi ternyata posisi double standard Amerika tersebut tidak hanya berhenti
dalam kasus ratifikasi Taiwan Relations Act, namun terus berlanjut hingga aksi penjualan
persenjataan kepada Taiwan yang berlangsung selama bertahun-tahun. Kebijakan ini merupakan
wujud kongkrit dari komitmen Amerika Serikat untuk menjamin sekuritas di teritori Taiwan,
walaupun aksi ini melanggar perjanjian antara Amerika dengan Cina. Jaminan ini pun semakin
terlihat jelas selama rezim George W. Bush. Sebagai bukti otentiknya, pada tahun 2002, Bush
pernah mengeluarkan statement yang sangat kontroversial yang menekankan bahwa Amerika
Serikat akan melakukan apapun demi membantu Taiwan melindungi teritorinya. Bahkan setelah
memasuki rezim Obama pun, Amerika Serikat masih terus konsisten menjadi provider
persenjataan bagi Taiwan.
ANALISIS REALISME HUBUNGAN CHINA-AMERIKA SERIKAT-TAIWAN
Statism
Bagi Realist, negara adalah actor utama dan kedaulatan adalah pembeda sifat. Arti dari
kedaulatan negara di sini berkaitan erat dengan penggunaan kekuatan. Realis percaya
bahwa negara akan berkompetisi dengan negara lain untuk power dan security. Ketika
keamanan tercipa, maka civil society dapat dimulai.5
Analisis realis juga memiliki ciri
tipikal, yaitu memfokuskan diri pada negara, terutama ada kekuatan relatif negara-negara
terkuat sebagai aktor yang mengejar power demi mencapai national interestnya.6
Hal ini
dapat terlihat jelas dari hubungan antara Amerika Serikat terhadap dua negara yang
berseteru yaitu Cina dan Taiwan dimana Amerika Serikat cenderung menerapkan
strategi ganda terutama dalam masalah supply persenjatan yang mana merupakan elemen
penting dalam peningkatan power yang terkait dengan kapabilitas militer . Pada awal
masa perang dingin, Amerika Serikat turut campur dalam konflik ini dan mengerahkan
pasukannya ke Teluk Taiwan. Amerika Serikat membutuhkan Taiwan sebagai buffer
zone dalam membendung komunisme di Asia. Karena kepentingan itulah, AS kemudian
mendukung Taiwan. Kemudian pada tahun 1960 Taiwan mencoba menyatakan
kemerdekaannya terhadap Cina. Pada saat itu Cina belum memiliki hubungan dengan
negara-negara lain. Tetapi pada tahun 1971 AS dan negara-negara lainnya mulai
mengembangkan hubungannya dengan Cina, dibukanya hubungan ini mengakibatkan AS
memutuskan perjanjian pertahanan dengan Taiwan. Seperti yang dipaparkan di atas
bahwa kemudian China menerapkan kebijakan one China policy yaitu negara yang
menginginkan hubungan diplomatic dengan China berarti tidak boleh mempunyai
hubungan diplomatic dengan Taiwan.
Kemudian AS menyadari pentingnya untuk menjalin hubungan dengan Cina demi
menjaga balance of power untuk mencegah koalisi antara Cina dan Soviet.
Sejak kunjungan bersejarah Presiden Nixon pada tahun 1972, AS telah membangun
hubungan yang lebih dekat dengan Cina daratan dan mereduksi status diplomatik Taiwan
menjadi tidak sebagai negara. Pada tahun 1982, Presiden Reagan telah menandatangani
Shanghai Communiqué, berjanji untuk mengurangi penjualan senjata ke Taiwan secara
perlahan dan untuk menghindari penjualan senjata yang bersifat offensif. Penjualan
senjata ke Taiwan oleh AS menurun selama 1980an ketika AS mulai membantu Cina
daratan meningkatkan teknologi senjatanya.
5
Tim Dunne, Brian C. Schmidt. Realism in “The Globalization of World Politics”.2008, 4th
ed. New York: Oxford
University press. Hal 100
6
Dikutip dari Bruce Russet, Harvey Starr, dan David Kisella, the World Politics. The Menu For Choice,7th
ed.,
Belmoth: Thomson Wadsworth, 2004 hlm. 84
Trend ini menjadi terbalik setelah peristiwa Tiananmen 1989 di Beijing. Program AS
untuk membantu pengembangan senjata Cina daratan terhenti. Perdagangan senjata ke
Taiwan meningkat dan Taiwan mengimpor senjata lebih besar dari pada Cina di
sepanjang tahun 1990an. (Russia sekali lagi menjadi penyokong senjata Cina.). Maka,
kenyataannya Shanghai Communiqué hanya menjadi perjanjian mati. Sekarang Taiwan
sangat dipersenjatai membuat Cina tidak bisa bertindak menggunakan instrumen militer
untuk menghadapinya.
Dengan adanya perdagangan ini membuat Taiwan lebih dari cukup untuk memimpin
dalam perlombaan senjata dengan Cina daratan. Taiwan melebihi kebutuhan minimum
untuk memastikan balance of power di selat Taiwan. Cina, yang mana persediaan
senjatanya lebih sedikit, mungkin akan terdorong untuk menambah pengeluarannya untuk
membeli senjata baru, menstimulasi perlombaan senjata yang lebih parah di Asia Timur,
dan membahayakan stabilitas keamanan di kawasan. AS harus sangat berhati-hati dalam
menjual senjata ke Taiwan, dan perlombaan senjata baru hanya akan menguntungakan
pembuat senjata.Presiden George W. Bush memutuskan pada tahun 2003 untuk
menawarkan Taiwan paket senjata terbesar semenjak ayahnya menjual bermacam-macam
kapal perang dan pesawat F-16 ke Taiwan dekade yang lalu. Bush menolak Taiwan untuk
pembelian item paling mahal dan kontroversial : empat Arleigh Burke-class destroyers
dilengkapi dengan system radar Aegis.
Bush benar-benar menyetujui dua system senjata yang lain yang ditentang Cina : delapan
kapal selam dan 12 pesawat patroli anti-kapal selam P-3C (model sama dengan versi
berbeda yang terlibat dalam kejadian pesawat pengintai baru-baru ini dengan Cina). Juga
ditawarkan oleh AS empat Kidd-class penghancur rudal. Walaupun ini tidak secanggih
Arleigh Burke-class, tetapi lebih besar dua kali lipat dari semua kapal perang Taiwan
yang pernah ada dan lebih kuat dari penghancur milik Cina. Ini akan menjadi tambahan
yang sangat berarti bagi angkatan laut Taiwan.
Model penerapan standar ganda AS tersebut benar-benar menyiratkan bahwa tindakan
negara untuk menerapkan kebijakan terhadap negara lain tersebut semata-mata didasari
oleh national interest negara tersebut.
Survival
Survival dinyatakan sebuah prasyarat untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain, baik
nantinya dengan melibatkan penaklukan ataupun kemerdekaan. 7
Apapun yang dilakukan negara, tujuannya adalah untuk menjaga eksistensi dan
keberadaannya sebagai sebuah negara dalam system internasional. China sampai saat ini
masih mengakui bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan tetaplah
Taiwan yang merasa sebagai wilayah merdeka dengan otoritas sendiri, yang juga perlu
untuk menjaga keberadaannya dan harus bertahan dalam ancaman negara besar seperti
China.
China merupakan negara yang mengalami perkembangan pesat, tidak terkecuali
mengenai militer dan senjata. Militer China semakin menguat di kawasan Asia Pasifik,
bahkan menjadi kekuatan baru di Asia. Hal ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi.
Untuk mengimbangi China, Taiwan melakukan kerjasama dengan Amerika Serikat dalam
pembelian senjata dalam rangka meningkatkan kapabilitas militernya jika sewaktu-waktu
hubungan dengan China semakin memburuk.
Self Help
Waltz sebagai salah satu prominen Realisme menyatakan bahwa politik internasional
bukanlah sesuatu yang unik karena regularitas perang dan konflik juga familiar dalam
politik tingkat domestic. 8
Pemikir realis berasumsi bahwa tidak akan ada satu negara pun di dunia ini yang berani
menjamin eksistensi kita secara struktural baik ditingkat domestik maupun internasional
(dilema keamanan – meski tidak semua konflik yang terjadi, baik domestik maupun
internasional disebabkan oleh security dilemma, akan tetapi secara historis lebih banyak
disebabkan oleh negara „predator‟).9
Dalam politik internasional tidaklah mungkin ada jalinan persahabatan, kepercayaan, dan
kehormatan yang logikanya akan mengurangi power gain sebuah state. Kedekatan
negara-negara hanyalah sebagai sebuah tirai untuk memperkecil ancaman, tidak ada
negara-negara yang benar-benar bersahabat.
7
Ibid. Hal: 101
8
Ibid. Hal: 102
9
http://blog.unila.ac.id/handayani/2010/09/20/optimisme-dan-pesimisme-perang-dan-damai/
Beberapa dekade, China menjalin hubungan yang baik dengan Amerika Serikat, terutama
dengan kesepakatan kebijakan “One China Policy” yang juga diamini oleh Amerika
Serikat. Namun faktanya sekarang, Amerika Serikat sendiri malah menjalin hubungan
dengan Taiwan dan membantu Taiwan untuk memperkuat militernya dengan penyuplaian
senjata secara terang-terangan. Hal ini membuktikan bahwa negara sebagai actor rasional
tidak bisa saling bergantung. Tidak ada satu negarapun yang bisa menjamin nasib negara
lain kedepannya, melainkan dengan melakukan self-help secara sendiri. Taiwan
mengasah kemampuannya sendiri, terutama dengan mengumpulkan sarana (walaupun
bukan satu-satunya cara) militer, seperti kerjasama pembelian senjatanya dengan
Amerika Serikat.
DAFTAR PUSTAKA
Baylis, John, Steve Smith, Patricia Owens. The Globalization of Word Politics, 4th
ed.
New York: Oxford University Press Inc.
Russet, Bruce, Harvey Starr, dan David Kisella, 2004, the World Politics. The Menu For
Choice,7th
ed., Belmoth: Thomson Wadsworth
Scobell A, 2003, China’s use of military force, Cambridge university press
http://blog.unila.ac.id/handayani/2010/09/20/optimisme-dan-pesimisme-perang-dan-
damai/
http://tageshilfe.posterous.com/sekilas-mengenai-sejarah-cina

More Related Content

What's hot

PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHANPENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHANMuhammad Nasrullah
 
Organisasi & kepimpinan
Organisasi & kepimpinanOrganisasi & kepimpinan
Organisasi & kepimpinanNuha Jr
 
115988921 rph-bahasa-malaysia-tahun-3-kssr
115988921 rph-bahasa-malaysia-tahun-3-kssr115988921 rph-bahasa-malaysia-tahun-3-kssr
115988921 rph-bahasa-malaysia-tahun-3-kssrnajib6766
 
Kaitan komunikasi dengan aspek paralinguistik, linguistik dan
Kaitan komunikasi dengan aspek paralinguistik, linguistik danKaitan komunikasi dengan aspek paralinguistik, linguistik dan
Kaitan komunikasi dengan aspek paralinguistik, linguistik danAkid Suhaimi
 
Kaedah dan strategi pengajaran
Kaedah dan strategi pengajaranKaedah dan strategi pengajaran
Kaedah dan strategi pengajaranPendidikan
 
02 modul pengajaran pend kesihatan thn 1
02 modul pengajaran pend kesihatan thn 102 modul pengajaran pend kesihatan thn 1
02 modul pengajaran pend kesihatan thn 1Cikgu Jumrah
 
142736840 definisi-pentadbiran-dan-pengurusan-sekolah-2dhc8gv
142736840 definisi-pentadbiran-dan-pengurusan-sekolah-2dhc8gv142736840 definisi-pentadbiran-dan-pengurusan-sekolah-2dhc8gv
142736840 definisi-pentadbiran-dan-pengurusan-sekolah-2dhc8gvali ahmad
 
Refleksi sebelum memulakan tugasan
Refleksi sebelum memulakan tugasanRefleksi sebelum memulakan tugasan
Refleksi sebelum memulakan tugasanPensil Dan Pemadam
 
Pengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasi
Pengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasiPengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasi
Pengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasiKamil Nasuruddin Darus
 
Pembelajaran Masteri
Pembelajaran MasteriPembelajaran Masteri
Pembelajaran MasteriSabreenaKamal
 
Hari Kantin Sekolah SMKLY
Hari Kantin Sekolah SMKLYHari Kantin Sekolah SMKLY
Hari Kantin Sekolah SMKLYnurshafiera
 

What's hot (20)

2. pedagogi
2. pedagogi2. pedagogi
2. pedagogi
 
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHANPENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN
 
Organisasi & kepimpinan
Organisasi & kepimpinanOrganisasi & kepimpinan
Organisasi & kepimpinan
 
Bab 6 part 1
Bab 6  part 1Bab 6  part 1
Bab 6 part 1
 
115988921 rph-bahasa-malaysia-tahun-3-kssr
115988921 rph-bahasa-malaysia-tahun-3-kssr115988921 rph-bahasa-malaysia-tahun-3-kssr
115988921 rph-bahasa-malaysia-tahun-3-kssr
 
Pengertian kurikulum
Pengertian kurikulumPengertian kurikulum
Pengertian kurikulum
 
Kaitan komunikasi dengan aspek paralinguistik, linguistik dan
Kaitan komunikasi dengan aspek paralinguistik, linguistik danKaitan komunikasi dengan aspek paralinguistik, linguistik dan
Kaitan komunikasi dengan aspek paralinguistik, linguistik dan
 
Kaedah dan strategi pengajaran
Kaedah dan strategi pengajaranKaedah dan strategi pengajaran
Kaedah dan strategi pengajaran
 
Teori pemerolehan bahasa
Teori pemerolehan bahasaTeori pemerolehan bahasa
Teori pemerolehan bahasa
 
Assigmen oum ayu
Assigmen oum ayuAssigmen oum ayu
Assigmen oum ayu
 
Rubrik projek video
Rubrik projek videoRubrik projek video
Rubrik projek video
 
02 modul pengajaran pend kesihatan thn 1
02 modul pengajaran pend kesihatan thn 102 modul pengajaran pend kesihatan thn 1
02 modul pengajaran pend kesihatan thn 1
 
142736840 definisi-pentadbiran-dan-pengurusan-sekolah-2dhc8gv
142736840 definisi-pentadbiran-dan-pengurusan-sekolah-2dhc8gv142736840 definisi-pentadbiran-dan-pengurusan-sekolah-2dhc8gv
142736840 definisi-pentadbiran-dan-pengurusan-sekolah-2dhc8gv
 
Kepimpinan situasi
Kepimpinan situasiKepimpinan situasi
Kepimpinan situasi
 
Refleksi sebelum memulakan tugasan
Refleksi sebelum memulakan tugasanRefleksi sebelum memulakan tugasan
Refleksi sebelum memulakan tugasan
 
Pengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasi
Pengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasiPengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasi
Pengaruh perkembangan teknologi maklumat dan komunikasi
 
Pembelajaran Masteri
Pembelajaran MasteriPembelajaran Masteri
Pembelajaran Masteri
 
Hari Kantin Sekolah SMKLY
Hari Kantin Sekolah SMKLYHari Kantin Sekolah SMKLY
Hari Kantin Sekolah SMKLY
 
Gerko badminton memanaskan badan
Gerko badminton memanaskan badanGerko badminton memanaskan badan
Gerko badminton memanaskan badan
 
CHEST TUBE & UNDER WATER SEAL
CHEST TUBE  &  UNDER WATER SEALCHEST TUBE  &  UNDER WATER SEAL
CHEST TUBE & UNDER WATER SEAL
 

Similar to REALISME HUBUNGAN CHINA-AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DI KAWASAN ASIA PASIFIK

Perang Dingin Dri Inter.ppt
Perang Dingin Dri Inter.pptPerang Dingin Dri Inter.ppt
Perang Dingin Dri Inter.pptUdhynBachdym
 
POSISI CHINA DI ASIA PASIFIK PADA AKHIR DAN AWAL PASCA PERANG DINGIN
POSISI CHINA DI ASIA PASIFIK PADA AKHIR DAN AWAL PASCA PERANG DINGINPOSISI CHINA DI ASIA PASIFIK PADA AKHIR DAN AWAL PASCA PERANG DINGIN
POSISI CHINA DI ASIA PASIFIK PADA AKHIR DAN AWAL PASCA PERANG DINGINAhirul Habib Padilah
 
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme ChinaMakalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme ChinaDede Adi Nugraha
 
PERANAN AMERIKA SYARIKAT DALAM MENGUASAI SENARIO POLITIK DUNIA MENURUT PERS...
PERANAN AMERIKA SYARIKAT DALAM MENGUASAI SENARIO   POLITIK DUNIA MENURUT PERS...PERANAN AMERIKA SYARIKAT DALAM MENGUASAI SENARIO   POLITIK DUNIA MENURUT PERS...
PERANAN AMERIKA SYARIKAT DALAM MENGUASAI SENARIO POLITIK DUNIA MENURUT PERS...MdReyzul Mustafa
 
Ujian akhir semester sejarah
Ujian akhir semester sejarah Ujian akhir semester sejarah
Ujian akhir semester sejarah Alia Jessica
 
Modernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkokModernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkokrahmat abiy
 
Modernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkokModernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkokrahmat abiy
 
Pemerintah Komunis Cina
Pemerintah Komunis CinaPemerintah Komunis Cina
Pemerintah Komunis CinaAnazatul Naim
 
DOKUMEN - 3 PERSOALAN HUBUNGAN INTERNASIONAL.pdf
DOKUMEN - 3 PERSOALAN HUBUNGAN INTERNASIONAL.pdfDOKUMEN - 3 PERSOALAN HUBUNGAN INTERNASIONAL.pdf
DOKUMEN - 3 PERSOALAN HUBUNGAN INTERNASIONAL.pdfWidanFauzan
 
Sispol indonesia
Sispol indonesiaSispol indonesia
Sispol indonesiaAnda Anwari
 
Sistem pemerintahan cina
Sistem pemerintahan cinaSistem pemerintahan cina
Sistem pemerintahan cinaALKATA
 
Teori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang DuniaTeori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang DuniaChartika Chika
 
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1Rahman Ab
 
SEJARAH AMERIKA - PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN NASIONAL
SEJARAH AMERIKA - PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN NASIONALSEJARAH AMERIKA - PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN NASIONAL
SEJARAH AMERIKA - PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN NASIONALArmadira Enno
 

Similar to REALISME HUBUNGAN CHINA-AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DI KAWASAN ASIA PASIFIK (20)

Perang Dingin Dri Inter.ppt
Perang Dingin Dri Inter.pptPerang Dingin Dri Inter.ppt
Perang Dingin Dri Inter.ppt
 
POSISI CHINA DI ASIA PASIFIK PADA AKHIR DAN AWAL PASCA PERANG DINGIN
POSISI CHINA DI ASIA PASIFIK PADA AKHIR DAN AWAL PASCA PERANG DINGINPOSISI CHINA DI ASIA PASIFIK PADA AKHIR DAN AWAL PASCA PERANG DINGIN
POSISI CHINA DI ASIA PASIFIK PADA AKHIR DAN AWAL PASCA PERANG DINGIN
 
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme ChinaMakalah Sejarah tentang Nasionalisme China
Makalah Sejarah tentang Nasionalisme China
 
PERANAN AMERIKA SYARIKAT DALAM MENGUASAI SENARIO POLITIK DUNIA MENURUT PERS...
PERANAN AMERIKA SYARIKAT DALAM MENGUASAI SENARIO   POLITIK DUNIA MENURUT PERS...PERANAN AMERIKA SYARIKAT DALAM MENGUASAI SENARIO   POLITIK DUNIA MENURUT PERS...
PERANAN AMERIKA SYARIKAT DALAM MENGUASAI SENARIO POLITIK DUNIA MENURUT PERS...
 
Ujian akhir semester sejarah
Ujian akhir semester sejarah Ujian akhir semester sejarah
Ujian akhir semester sejarah
 
Modernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkokModernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkok
 
Modernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkokModernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkok
 
PPT ATIM Kel 3.pdf
PPT ATIM Kel 3.pdfPPT ATIM Kel 3.pdf
PPT ATIM Kel 3.pdf
 
Pemerintah Komunis Cina
Pemerintah Komunis CinaPemerintah Komunis Cina
Pemerintah Komunis Cina
 
Sistem Politik China
Sistem Politik ChinaSistem Politik China
Sistem Politik China
 
DOKUMEN - 3 PERSOALAN HUBUNGAN INTERNASIONAL.pdf
DOKUMEN - 3 PERSOALAN HUBUNGAN INTERNASIONAL.pdfDOKUMEN - 3 PERSOALAN HUBUNGAN INTERNASIONAL.pdf
DOKUMEN - 3 PERSOALAN HUBUNGAN INTERNASIONAL.pdf
 
Sispol indonesia
Sispol indonesiaSispol indonesia
Sispol indonesia
 
Sistem pemerintahan cina
Sistem pemerintahan cinaSistem pemerintahan cina
Sistem pemerintahan cina
 
Syamina lapsus xi_april-2014
Syamina lapsus xi_april-2014Syamina lapsus xi_april-2014
Syamina lapsus xi_april-2014
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
Teori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang DuniaTeori Strategi dan Perang Dunia
Teori Strategi dan Perang Dunia
 
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
Situasi politik cina menjelang perang dunia 1
 
Dekade-Dekade Perubahan
Dekade-Dekade PerubahanDekade-Dekade Perubahan
Dekade-Dekade Perubahan
 
Tugas geografi
Tugas geografi Tugas geografi
Tugas geografi
 
SEJARAH AMERIKA - PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN NASIONAL
SEJARAH AMERIKA - PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN NASIONALSEJARAH AMERIKA - PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN NASIONAL
SEJARAH AMERIKA - PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN NASIONAL
 

REALISME HUBUNGAN CHINA-AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DI KAWASAN ASIA PASIFIK

  • 1. TUGAS PERKULIAHAN HUBUNGAN INTERNASIONAL ASIA PASIFIK “REALISME HUBUNGAN CHINA-AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DI KAWASAN ASIA PASIFIK” DOSEN: OCE IBRAHIM CHAIRIADI S. IP MEIRA SABILA 170210080150 JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2010
  • 2. REALISME HUBUNGAN CHINA-AMERIKA SERIKAT-TAIWAN DI KAWASAN ASIA PASIFIK SEKILAS TENTANG CHINA DAN TAIWAN Awal abad ke-20, terjadi revolusi besar-besaran di Cina. Di bawah ideologi yang diusung oleh Sun Yat-sen. Rakyat Cina yang sudah tidak tahan dengan kediktatoran dinasti Qing, melakukan kudeta militer di Cina yang dipimpin oleh Sun Yat-sen; tepatnya pada tanggal 10 Oktober 1911. Selama beberapa tahun terjadi pergolakan kepentingan antara KMT (Chinese Nationalist People's Party) pimpinan Sun Yat-sen dengan Chinese Communist Party (CCP). Setelah Mao Zedong (Mao Tse-tung) menjadi a new leader untuk Partai Komunis, KMT pimpinan Chiang Kai-shek yang ketika itu sudah menguasai wilayah Cina Selatan(Taiwan) meng-klaim The New Taipei.1 Sebenarnya hubungan kedua partai tersebut sudah sempat mengalami rekonsiliasi ketika Jepang melakukan imperialisme di Cina dari tahun 1931-1945, namun karena perbedaan ideologi, maka Chiang Kai-Sek dan pengikutnya menetap di Taiwan, dan membentuk negara sendiri.2 The People's Republic of China diproklamirkan pada tanggal 1 Oktober 1949 di Beijing oleh Mao; dan menetapkan sistem komunis sebagai landasan pemerintahan serta CCP sebagai partai tunggal. Selama Pemerintahan Mao Zedong, rakyat Cina hidup dalam kemiskinan, banyak masyarakat di pedesaan yang mengalami kelaparan dan tidak sedikit yang berusaha kabur ke Taiwan untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Hal tersebut dikarenakan Pemerintahan Mao tidak mau membuka jalur bisnis dengan negara lain, sehingga ekonomi Cina pada saat itu benar-benar terpuruk; bahkan dua kebijakannya dianggap gagal oleh mayoritas rakyat Cina.3 CHINA DAN TAIWAN SAAT INI Sejak awal abad ke 21 para analis memandang bangkitnya Cina sebagai tantangan terbesar terhadap Amerika Serikat (AS) dan banyak anggapan bahwa Cina akan berkembang menjadi negara adidaya. Cepatnya Cina menjadi negara yang diperhitungkan dalam peta politik dunia membuat banyak kalangan terkesima dan memprediksi adanya pergeseran kekuatan global dari Barat ke Timur. Cina tidak pernah menjadi kekuatan politik dan sejarah masa lalunya yang 1 http://tageshilfe.posterous.com/sekilas-mengenai-sejarah-cina 2 Ibid 3 Ibid
  • 3. kelam akibat penjajahan brutal oleh Jepang selalu menjadi memori bagi Cina di masa paska Perang Dunia II. Cina membangun dirinya sejak tahun 1978 dengan mengembangkan sains dan teknologi, yang didorong dengan kepentingan militer. Pembangunan ini dimulai sejak jaman pemerintahan Mao. Mao menginginkan terbangunnya „militerisasi‟ yang kuat diatas segala-galanya. Proyek „militerisasi‟ inilah yang menjadi tulang punggung kebijakan Deng Xiao Ping. Tujuan Deng adalah untuk mendiversifikasi ekonomi Cina sehingga tidak hanya sektor hankam tetapi juga menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sipil. Konsep Deng yang berisi 16 butir tuntunan di awal 1980an secara gamblang menegaskan : mengintergrasikan petumbuhan sektor militer dan rakyat sipil, dengan memastikan memenuhi kebutuhan militer, mempertahankan kemampuan militer, dan menggunakan ekonomi sipil demi upaya modernisasi militer.4 China menggunakan One China Policy atau “Kebijakan Satu Cina” mengacu pada sebuah formulasi kebijakan yang dipegang teguh oleh Republik Rakyat Cina dengan sentrum pemerintahan di Beijing – yang menetapkan bahwa hanya ada satu Cina yang berdaulat dan memiliki aspek legalitas sebagai negara, yaitu Republik Rakyat Cina. Sedangkan eksistensi Republik Cina (Taiwan) dengan sentrum pemerintahan di Taipe diklaim sebagai bagian dari Republik Rakyat Cina. Pihak Beijing mendeklarasikan kepada forum internasional bahwa pihak Taiwan sudah selayaknya tunduk pada kebijakan satu Cina ini, karena Taiwan telah terikat pada konsensus yang telah disepakati oleh perwakilan kedua belah pihak pada tahun 1992 di Hongkong. Oleh karena itu, pihak Beijing menganggap bahwa eksistensi kebijakan yang hanya mengakui adanya satu Cina ini merupakan status quo yang tidak dapat diganggu gugat. Namun Taiwan menolak untuk mengakui doktrin kebijakan satu Cina ini. Bahkan, esensialnya sejak 1949, sinergi antara Cina and Taiwan tidak pernah terwujud. Taiwan terus mengupayakan negosiasi demi meraih kedaulatan penuh sebagai satu negara yang tidak identik dengan Republik Rakyat Cina. Dalam praktiknya, Republik Rakyat Cina menetapkan satu regulasi mutlak dalam berinteraksi dengan dunia internasional, yaitu dengan menerapkan satu mekanisme absolut bahwa setiap negara yang ingin menjalin hubungan diplomatik dengan RRC wajib menghindari hubungan diplomatik dengan Taiwan – dengan alasan bahwa Taiwan telah terdaftar dalam zona 4 Scobell A, 2003, China‟s use of military force, Cambridge university press
  • 4. yang berada dalam teritori kedaulatan Cina. Maka, ketika Amerika Serikat memutuskan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan RRC, Amerika Serikat pun mendeklarasikan kesepakatannya terhadap kebijakan “Hanya ada satu Cina, dan Taiwan merupakan bagian dari Cina” melalui penandatanganan Joint Communiqué pada 1979. Bahkan menurut catatan historis, pasca penandatangan kesepakatan tersebut, Amerika yang ketika itu di bawah rezim Presiden Jimmy Carter bersungguh-sungguh menunjukkan komitmennya untuk mengimplementasikan klausul yang tercantum dalam kesepakatan dengan pihak RRC tersebut, sehingga akhirnya Amerika Serikat mengambil kebijakan untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Taiwan. Namun ternyata kebijakan ini merupakan taktik sementara belaka untuk membangun kredibilitas di mata RRC, karena terbukti dalam kurun waktu satu bulan kemudian, formulasi Taiwan Relations Act yang dirilis oleh Taiwan pada 1979 juga – ternyata meraih dukungan dari Amerika Serikat. Aksi Amerika Serikat ini mengindikasikasikan sikap ambigu terhadap hubungannya dengan RRC. Apalagi ternyata posisi double standard Amerika tersebut tidak hanya berhenti dalam kasus ratifikasi Taiwan Relations Act, namun terus berlanjut hingga aksi penjualan persenjataan kepada Taiwan yang berlangsung selama bertahun-tahun. Kebijakan ini merupakan wujud kongkrit dari komitmen Amerika Serikat untuk menjamin sekuritas di teritori Taiwan, walaupun aksi ini melanggar perjanjian antara Amerika dengan Cina. Jaminan ini pun semakin terlihat jelas selama rezim George W. Bush. Sebagai bukti otentiknya, pada tahun 2002, Bush pernah mengeluarkan statement yang sangat kontroversial yang menekankan bahwa Amerika Serikat akan melakukan apapun demi membantu Taiwan melindungi teritorinya. Bahkan setelah memasuki rezim Obama pun, Amerika Serikat masih terus konsisten menjadi provider persenjataan bagi Taiwan. ANALISIS REALISME HUBUNGAN CHINA-AMERIKA SERIKAT-TAIWAN Statism Bagi Realist, negara adalah actor utama dan kedaulatan adalah pembeda sifat. Arti dari kedaulatan negara di sini berkaitan erat dengan penggunaan kekuatan. Realis percaya bahwa negara akan berkompetisi dengan negara lain untuk power dan security. Ketika
  • 5. keamanan tercipa, maka civil society dapat dimulai.5 Analisis realis juga memiliki ciri tipikal, yaitu memfokuskan diri pada negara, terutama ada kekuatan relatif negara-negara terkuat sebagai aktor yang mengejar power demi mencapai national interestnya.6 Hal ini dapat terlihat jelas dari hubungan antara Amerika Serikat terhadap dua negara yang berseteru yaitu Cina dan Taiwan dimana Amerika Serikat cenderung menerapkan strategi ganda terutama dalam masalah supply persenjatan yang mana merupakan elemen penting dalam peningkatan power yang terkait dengan kapabilitas militer . Pada awal masa perang dingin, Amerika Serikat turut campur dalam konflik ini dan mengerahkan pasukannya ke Teluk Taiwan. Amerika Serikat membutuhkan Taiwan sebagai buffer zone dalam membendung komunisme di Asia. Karena kepentingan itulah, AS kemudian mendukung Taiwan. Kemudian pada tahun 1960 Taiwan mencoba menyatakan kemerdekaannya terhadap Cina. Pada saat itu Cina belum memiliki hubungan dengan negara-negara lain. Tetapi pada tahun 1971 AS dan negara-negara lainnya mulai mengembangkan hubungannya dengan Cina, dibukanya hubungan ini mengakibatkan AS memutuskan perjanjian pertahanan dengan Taiwan. Seperti yang dipaparkan di atas bahwa kemudian China menerapkan kebijakan one China policy yaitu negara yang menginginkan hubungan diplomatic dengan China berarti tidak boleh mempunyai hubungan diplomatic dengan Taiwan. Kemudian AS menyadari pentingnya untuk menjalin hubungan dengan Cina demi menjaga balance of power untuk mencegah koalisi antara Cina dan Soviet. Sejak kunjungan bersejarah Presiden Nixon pada tahun 1972, AS telah membangun hubungan yang lebih dekat dengan Cina daratan dan mereduksi status diplomatik Taiwan menjadi tidak sebagai negara. Pada tahun 1982, Presiden Reagan telah menandatangani Shanghai Communiqué, berjanji untuk mengurangi penjualan senjata ke Taiwan secara perlahan dan untuk menghindari penjualan senjata yang bersifat offensif. Penjualan senjata ke Taiwan oleh AS menurun selama 1980an ketika AS mulai membantu Cina daratan meningkatkan teknologi senjatanya. 5 Tim Dunne, Brian C. Schmidt. Realism in “The Globalization of World Politics”.2008, 4th ed. New York: Oxford University press. Hal 100 6 Dikutip dari Bruce Russet, Harvey Starr, dan David Kisella, the World Politics. The Menu For Choice,7th ed., Belmoth: Thomson Wadsworth, 2004 hlm. 84
  • 6. Trend ini menjadi terbalik setelah peristiwa Tiananmen 1989 di Beijing. Program AS untuk membantu pengembangan senjata Cina daratan terhenti. Perdagangan senjata ke Taiwan meningkat dan Taiwan mengimpor senjata lebih besar dari pada Cina di sepanjang tahun 1990an. (Russia sekali lagi menjadi penyokong senjata Cina.). Maka, kenyataannya Shanghai Communiqué hanya menjadi perjanjian mati. Sekarang Taiwan sangat dipersenjatai membuat Cina tidak bisa bertindak menggunakan instrumen militer untuk menghadapinya. Dengan adanya perdagangan ini membuat Taiwan lebih dari cukup untuk memimpin dalam perlombaan senjata dengan Cina daratan. Taiwan melebihi kebutuhan minimum untuk memastikan balance of power di selat Taiwan. Cina, yang mana persediaan senjatanya lebih sedikit, mungkin akan terdorong untuk menambah pengeluarannya untuk membeli senjata baru, menstimulasi perlombaan senjata yang lebih parah di Asia Timur, dan membahayakan stabilitas keamanan di kawasan. AS harus sangat berhati-hati dalam menjual senjata ke Taiwan, dan perlombaan senjata baru hanya akan menguntungakan pembuat senjata.Presiden George W. Bush memutuskan pada tahun 2003 untuk menawarkan Taiwan paket senjata terbesar semenjak ayahnya menjual bermacam-macam kapal perang dan pesawat F-16 ke Taiwan dekade yang lalu. Bush menolak Taiwan untuk pembelian item paling mahal dan kontroversial : empat Arleigh Burke-class destroyers dilengkapi dengan system radar Aegis. Bush benar-benar menyetujui dua system senjata yang lain yang ditentang Cina : delapan kapal selam dan 12 pesawat patroli anti-kapal selam P-3C (model sama dengan versi berbeda yang terlibat dalam kejadian pesawat pengintai baru-baru ini dengan Cina). Juga ditawarkan oleh AS empat Kidd-class penghancur rudal. Walaupun ini tidak secanggih Arleigh Burke-class, tetapi lebih besar dua kali lipat dari semua kapal perang Taiwan yang pernah ada dan lebih kuat dari penghancur milik Cina. Ini akan menjadi tambahan yang sangat berarti bagi angkatan laut Taiwan. Model penerapan standar ganda AS tersebut benar-benar menyiratkan bahwa tindakan negara untuk menerapkan kebijakan terhadap negara lain tersebut semata-mata didasari oleh national interest negara tersebut.
  • 7. Survival Survival dinyatakan sebuah prasyarat untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain, baik nantinya dengan melibatkan penaklukan ataupun kemerdekaan. 7 Apapun yang dilakukan negara, tujuannya adalah untuk menjaga eksistensi dan keberadaannya sebagai sebuah negara dalam system internasional. China sampai saat ini masih mengakui bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan tetaplah Taiwan yang merasa sebagai wilayah merdeka dengan otoritas sendiri, yang juga perlu untuk menjaga keberadaannya dan harus bertahan dalam ancaman negara besar seperti China. China merupakan negara yang mengalami perkembangan pesat, tidak terkecuali mengenai militer dan senjata. Militer China semakin menguat di kawasan Asia Pasifik, bahkan menjadi kekuatan baru di Asia. Hal ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Untuk mengimbangi China, Taiwan melakukan kerjasama dengan Amerika Serikat dalam pembelian senjata dalam rangka meningkatkan kapabilitas militernya jika sewaktu-waktu hubungan dengan China semakin memburuk. Self Help Waltz sebagai salah satu prominen Realisme menyatakan bahwa politik internasional bukanlah sesuatu yang unik karena regularitas perang dan konflik juga familiar dalam politik tingkat domestic. 8 Pemikir realis berasumsi bahwa tidak akan ada satu negara pun di dunia ini yang berani menjamin eksistensi kita secara struktural baik ditingkat domestik maupun internasional (dilema keamanan – meski tidak semua konflik yang terjadi, baik domestik maupun internasional disebabkan oleh security dilemma, akan tetapi secara historis lebih banyak disebabkan oleh negara „predator‟).9 Dalam politik internasional tidaklah mungkin ada jalinan persahabatan, kepercayaan, dan kehormatan yang logikanya akan mengurangi power gain sebuah state. Kedekatan negara-negara hanyalah sebagai sebuah tirai untuk memperkecil ancaman, tidak ada negara-negara yang benar-benar bersahabat. 7 Ibid. Hal: 101 8 Ibid. Hal: 102 9 http://blog.unila.ac.id/handayani/2010/09/20/optimisme-dan-pesimisme-perang-dan-damai/
  • 8. Beberapa dekade, China menjalin hubungan yang baik dengan Amerika Serikat, terutama dengan kesepakatan kebijakan “One China Policy” yang juga diamini oleh Amerika Serikat. Namun faktanya sekarang, Amerika Serikat sendiri malah menjalin hubungan dengan Taiwan dan membantu Taiwan untuk memperkuat militernya dengan penyuplaian senjata secara terang-terangan. Hal ini membuktikan bahwa negara sebagai actor rasional tidak bisa saling bergantung. Tidak ada satu negarapun yang bisa menjamin nasib negara lain kedepannya, melainkan dengan melakukan self-help secara sendiri. Taiwan mengasah kemampuannya sendiri, terutama dengan mengumpulkan sarana (walaupun bukan satu-satunya cara) militer, seperti kerjasama pembelian senjatanya dengan Amerika Serikat.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Baylis, John, Steve Smith, Patricia Owens. The Globalization of Word Politics, 4th ed. New York: Oxford University Press Inc. Russet, Bruce, Harvey Starr, dan David Kisella, 2004, the World Politics. The Menu For Choice,7th ed., Belmoth: Thomson Wadsworth Scobell A, 2003, China’s use of military force, Cambridge university press http://blog.unila.ac.id/handayani/2010/09/20/optimisme-dan-pesimisme-perang-dan- damai/ http://tageshilfe.posterous.com/sekilas-mengenai-sejarah-cina