1. Mengatasi Keterbelakangan
• Dalam banyak hal, adanya komplementaritas menciptakan masalah klasik: mana
yang lebih dulu (dalam hal ini, keterampilan atau permintaan terhadap
keterampilan tersebut)?
• Seringkali jawabannya adalah bahwa investasi-investasi komplementer tersebut
harus muncul pada saat yang sama, melalui koordinasi. Hal ini benar khususnya
ketika terdapat kesenjangan antara membuat suatu investasi dan memetik hasil
dari investasi tersebut. Dalam kasus ini, meskipun semua pihak mengharapkan
perubahan ke ekuilibrium yang lebih baik, mereka masih cenderung menunggu
hingga pihak lain berinvestasi lebih dulu.
• Oleh karena itu, kebijakan pemerintah berperan penting dalam mengoordinasikan
investasi gabungan ini pemerintah harus bisa menjembatani para pekerja yang
menginginkan keterampilan yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dan
perusahaan menginginkan peralatan yang dapat digunakan para pekerja untuk
berkarya. Kedua belah pihak mungkin berada pada posisi (atau berinisiatif) untuk
mengambil langkah pertama; masing-masing merasa lebih baik menunggu yang
lain untuk berinvestasi lebih dulu.
Cara untuk memberi dorongan besar dan mendukung ekspansi simultan pada
sektor modern di banyak industri
• Salah satu strategi untuk memecahkan masalah koordinasi adalah dengan
berfokus pada kebijakan pemerintah yang mendorong pengembangan sektorsektor yang mempunyai keterkaitan (linkages) ke belakang maupun ke depan. Hal
ini dapat diwujudkan melalui subsidi atau bantuan silang bagi industri domestik
agar memasuki sektor-sektor kunci, seperti yang berhasil dilakukan di Korea
Selatan; atau diwujudkan dalam bentuk insentif untuk berbagai perusahaan
multinasional agar memasuki sektor-sektor kunci dan memberikan pelatihan
lanjutan seperti kebijakan di Singapura; atau dengan mendirikan berbagai
perusahaan publik penting untuk bertindak sebagai pelopor di suatu industri,
seperti di Korea Selatan dan Taiwan.
• Teori keterkaitan menekankan bahwa jika industri-industri tertentu di bangun
lebih dahulu, interkoneksinya (atau keterkaitannya) dengan sektor lain akan
memicu atau paling tidak akan membantu pembangunan industri baru.
• Contoh: Ketika manufaktur mesin tenun listrik berkembang dan akibatnya harga
mesin tenun listrik menurun, akan terdapat efek keterkaitan ke depan karena
meningkatnya outpun kain tenun yang dibuat oleh mesin tenun listrik. Ketika
kenaikan permintaan bahan kimia yang digunakan dalam manufaktur tekstil
menyebabkan ekspansi dalam industri kimia, sehingga industri tersebut dapat
berproduksi dalam skala yang lebih besar dan karenanya menurunkan biaya,
keterkaitan ke belakang tercipta.
Keterbelakangan: Pemahaman dan Penanganan
Arief Anzarullah - Keterbelakangan
Page 1
2. •
Tujuan teori pembangunan ekonomi tidak hanya untuk memahami
keterbelakangan namun juga untuk merancang kebijakan yang efektif guna
menanganinya
Keterbelakangan: Analisis Kegagalan Koordinasi
• Analisis masalah kegagalan koordinasi menawarkan sejumlah pelajaran penting
yang menyeluruh untuk pembuatan kebijakan
• Analisis ini menunjukkan potensi terjadinya kegagalan pasar, yang
mempengaruhi prospek keberhasilan pembangunan ekonomi, secara lebih luas
dan lebih dalam daripada yang telah dipahami sebelumnya
• Analisis ekonomi konvensional tentang monopoli, eksternalitas polusi, dan
kegagalan pasar yang lain menyajikan "kerugian segitiga beban baku (deadweight
triangle losses)" yang konsekuensinya relatif kecil
• Masalah kegagalan koordinasi dapat menimbulkan efek yang lebih jauh
jangkauannya dan, sebagai konsekuensinya, lebih mahal
• Contoh kasus kegagalan koordinasi: Sejumlah investor potensial gagal
mempertimbangkan efek pendapatan dari upah yang mereka bayarkan; Muncul
interaksi dari berbagai perilaku yang sedikit terdistorsi; Timbul distorsi yang
sangat besar, sampai pada kegagalan proses industrialisasi secara langsung
• Pengetahuan mengenai konsekuensi kegagalan koordinasi ini menimbulkan
besarnya manfaat potensial atas peran aktif pemerintah di dalam konteks
ekuilibria jamak
Kegagalan Koordinasi Komplementer: Kebijakan Intervensi Mendalam
•
Kegagalan koordinasi yang mungkin timbul dengan adanya komplementaritas
menegaskan kemungkinan adanya pembuatan kebijakan intervensi yang
mendalam.
• Logikanya, sekali dorongan besar telah dilakukan, koordinasi pemerintah
mungkin tidak akan diperlukan lagi.
• Kebijakan tersebut dapat menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium yang
lebih baik, atau bahkan menuju tingkat pertumbuhan permanen yang lebih tinggi,
yang pada saatnya nanti dapat mencukupi dirinya sendiri (self-sustaining).
• Pasar yang tidak lagi mendapatkan bantuan pemerintah itu sering kali dapat
mempertahankan proses industrialisasi sekali proses tersebut telah dicapai,
bahkan ketika pasar tersebut tidak dapat memulai atau melengkapi proses
industrialisasi tersebut.
• Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, adanya buruh anak-anak mencerminkan
suatu jenis ekuilibrium yang buruk di antara keluarga-keluarga yang anakanaknya bekerja.
• Setelah sukses menghilangkan buruh anak-anak, dalam sejumlah kasus, regulasi
buruh anak tidak perlu lagi ditegakkan untuk mencegah munculnya buruh anak
kembali.
• Jika tidak terdapat dorongan untuk kembali ke perilaku yang terkait dengan
ekuilibrium yang buruk, maka pemerintah tidak perlu lagi melanjutkan intervensi
yang dirancang untuk mengatasinya.
Arief Anzarullah - Keterbelakangan
Page 2
3. •
•
Alih-alih, pemerintah kemudian dapat memusatkan daya upayanya pada masalah
krusial yang lain, yang memerlukan peran esensialnya.
Di antara implikasi-implikasi yang lain, prospek adanya intervensi yang
mendalam dapat berarti bahwa: Biaya penerapan kebijakan dapat dikurangi;
Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara saksama dapat memberikan hasil
yang lebih efektif; Karakter penyembuhan-sekali-jadi dari beberapa masalah
ekuilibria jamak sangat menarik perhatian, karena dapat membuat kebijakan
pemerintah sangat ampuh dalam mengatasi permasalahan pembangunan ekonomi.
Kebijakan Intervensi Mendalam: Kegagalan Pemerintah
• Di lain pihak, intervensi mendalam menyebabkan potensi biaya dari peran publik
juga menjadi jauh lebih besar.
• Konsekuensi pilihan kebijakan menjadi lebih berat, karena kebijakan buruk yang
dibuat pada masa kini dapat menjerumuskan perekonomian ke dalam ekuilibrium
yang buruk selama beberapa tahun ke depan.
• Kebijakan yang buruk bahkan dapat menggerakkan perekonomian ke dalam
ekuilibrium yang lebih buruk daripada semula.
• Hal buruk dari intervensi mendalam bisa terjadi misalnya karena: Pemerintah
mungkin merupakan bagian terbesar dari masalah dan memainkan peran kunci
dalam melestarikan ekuilibrium yang buruk, misalnya sebuah rezim yang sangat
korup; Sejumlah pejabat pemerintah dan politisi mungkin mendapatkan
keuntungan pribadi dari kebijakan terkait.
• Adalah sangat naif dan bahkan berbahaya jika berharap pemerintah akan menjadi
sumber reformasi yang dapat menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium
yang lebih baik di negara-negara di mana pemerintahnya justru merupakan bagian
dari kaitan kompleks ekuilibrium yang buruk.
• Bahkan bila pemerintahnya tidak korup, dampak potensial dari kebijakan
pemerintah—yang sebenarnya bermaksud baik namun mengandung banyak
kelemahan—dapat sangat besar.
• Ini terjadi ketika kebijakan tersebut mendorong perekonomian menuju
ekuilibrium yang secara fundamental berbeda, yang akan sulit untuk dibalik.
• Dalam banyak kasus, inilah problema "pentingnya sejarah" dalam perekonomian
yang sedang berkembang—yaitu ketika kondisi-kondisi masa lalu menentukan
apa yang mungkin terjadi hari ini
Kebijakan Intervensi Mendalam: Sektor Publik dan Swasta
•
Kegagalan pemerintah maupun kegagalan pasar adalah hal yang nyata, namun
kontribusi sektor publik dan swasta terhadap pembangunan juga merupakan hal
yang vital.
• Oleh karena itu, kita harus bekerja membangun institusi yang mendorong para
pelaku di dalam sektor publik dan swasta untuk bekerja bersama (langsung
maupun tidak langsung) sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kondisi
yang dibutuhkan untuk mematahkan jebakan kemiskinan
Arief Anzarullah - Keterbelakangan
Page 3
4. Kebijakan Intervensi Mendalam: Komunitas Internasional
• Dalam mematahkan jebakan kemiskinan, komunitas internasional juga
mempunyai peran penting, yaitu memberikan gagasan, model, serta berfungsi
sebagai katalis perubahan, dan juga menyediakan dana yang dibutuhkan.
Model-model Baru Pembangunan: Kontribusi
•
Kontribusi model-model baru pembangunan mencakup pemahaman yang lebih
baik terhadap berbagai penyebab dan efek jebakan kemiskinan.
• Pemahaman itu diperoleh dengan cara: Memberi penekanan yang lebih rinci
terhadap peran jenis-jenis komplementaritas strategis yang berbeda; Menjelaskan
peran ekspektasi; Menyoroti cakupan potensial intervensi mendalam;
Memperbaiki pemahaman kita tentang potensi peran pemerintah dan kendala
terhadap efektivitas peran tersebut.
• Pendekatan baru dengan lebih jernih menunjukkan potensi kontribusi yang
sesungguhnya dari; Bantuan pembangunan dari luar yang melampaui penyediaan
modal; Pemodelan cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu;
Model-model Baru Pembangunan: Keterbatasan
• Keterbatasan utama model baru hingga sekarang mungkin adalah bahwa analisis
model tersebut memang mendalam, namun implikasinya pada kebijakan praktis
masih belum diketahui.
• Namun, mungkin memang masih terlalu awal untuk mengharapkan rekomendasi
kebijakan yang terinci dari pendekatan-pendekatan ini.
Pemahaman Jebakan Pembangunan
• Seiring dengan semakin meluasnya pemerintahan yang demokratis di seluruh
dunia, pemahaman baru terhadap jebakan pembangunan dapat memberikan
panduan bagi rancangan kebijakan yang lebih efektif daripada beberapa tahun
yang lalu.
• Dengan cerdas, Karla Hoff dan Joseph Stiglitz menyimpulkan: "Dalam kondisi
demokratis pun, pemerintah bisa gagal, demikian pula pasar. Namun
perkembangan positif yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini adalah untuk
mencoba intervensi yang lebih terbatas demi memanfaatkan imbasan
antarlembaga, dan untuk mencoba merancang tahapan-tahapan reformasi
kebijakan yang akan mempermudah tercapainya ekuilibria yang baik.
Arief Anzarullah - Keterbelakangan
Page 4