1. Perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan bervariasi di berbagai daerah dan zaman.
2. Perlawanan Maluku pada 1817 dipimpin Patimura melawan penjajahan Belanda akibat ketidakpuasan rakyat terhadap kekejaman dan ketidakadilan kolonial.
3. Meskipun akhirnya dikalahkan, perlawanan Patimura menginspirasi perjuangan kemerdekaan Indonesia di kemudian hari.
3. Apa yang menyebabkan kegagalan perlawanan
bersenjata bangsa Indonesia Pada kedudukan
Belanda?
• Perjuangan bersifat kedaerahan.
• Perlawanan tidak dilakukan secara serentak.
•Masih tergantung pimpinan (jika pemimpin
tertangkap, perlawanan terhenti).
• Kalah dalam persenjataan.
•Belanda menerapkan politik adu domba (devide
et impera).
4. Perbedaan pelawanan bangsa Indonesia
terhadap Belanda
Sebelum 1908
1. Perlawanan bersifat
lokal
2. Perlawanan bersifat
negatif, artinya :
a. Selalu berpindah-
pindah tempat,
mengundurkan diri
b. Mencari
perlindungan pada
ilmu gaib, bertapa
Sesudah 1908
1. Perlawanan bersifat
nasional
2. Perlawanan bersifat
positif, artinya dengan
menggunakan senjata
dan taktik modern
berupa diplomasi
(berani mengkritisi) dan
menggunakan rasio
5. Sebelum 1908
3. Perlawanan Irasionil,
bergantung pada kekuatan
pemimpin yang kharismatik
(mempunyai kepribadian
yang magnetis), dianggap
pengikutnya memiliki
kesaktian.
pemimpin mati /
tertawan, perlawanan
berakhir.
4. Tidak ada tindak lanjut dari
pergerakan jika susunan
masyarakat yang ada
ditumbangkan.
Sesudah 1908
3. Perawanan rasionil,
diorganisisr secara teratur
sehingga memungkinkan
perlawanan lebih bertahan
lama.
pemimpin mati/ tertawan,
perlawanan tetap berlanjut
semboyan:
Patah tumbuh hilang berganti
4. Masa depan pergerakan
adalah menumbangkan
susunan masyarakat lama
diganti dengan masyarakat
yang baru, dengan
penataan-penataan
6. 1. Penderitaan akibat penjajahan
2. Persatuan Indonesia dibawah Pax
Neerlandica memberi jalan ke arah
kesatuan bangsa.
3. Pembangunan sarana komunikasi
yang memudahkan pertemuan rakyat
dari berbagai pulau.
4. Pembatasan penggunaan bahasa
Belanda dan makin populernya
penggunaan bahasa Melayu
memunculkan bahasa pengikat,
bahasa Indonesia.
7. 5. Adanya UU desentralisasi
memungkinkan rakyat mengenal tata
cara demokrasi modern.
6. Adanya reaksi terhadap pergerakan
kedaerahan yang tidak menguntungkan
(pengalaman masa lampau)
7. Inspirasi dari kejayaan jaman Sriwijaya
dan Majapahit.
8. Faktor pendorong munculnya nasionalisme Indonesia :
Faktor ekstern
1. Masuknya ide-ide barat lewat pendidikan Barat
modern
2. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905
yang mengembalikan kepercayaan bangsa akan
kemampuan sendiri.
3. Munculnya pergerakan kebangsaan di wilayah
lain : India, Turki, Philipina, Cina dll
4. Penyebarluasan pernyataan presiden AS
Wodroo Wilson, tentang penentuan nasib sendiri
bagai bangsa-bangsa di dunia. (Wilson Fourteen
Points)
9. Periode Pergerakan nasional
Jaman pergerakan nasional dapat di bagi
menjadi tiga masa:
1. Awal Pergerakan Nasional
2. Masa Radikal
3. Masa Moderat
11. Budi Oetomo (BO)
Didirikan pada tanggal 20 Mei 1908
atas inisiatif dari Dr Wahidin
Sudirohusodo yang kemudian
disambut oleh Soetomo dan rekan-
rekannya di School Tot Opleiding van
Indische arsten (STOVIA) atau
Sekolah Dokter Pribumi.
Tujuan : Untuk megembangkan
pendidikan dan kebudayaan serta
melakukan usaha peningkatan
perekonomian.
12. Karena sebagian besar anggotanya adalah
pegawai pemerintah, maka BO selalu
berhubungan baik dengan pemerintah selalu
bersikap hati-hati dalam mengambil kebijakan.
Disebabkan Budi Utomo mempertahankan sifat
kedaerahan, dan desakan untuk membuka diri
menjadi organisasi nasional semakin besar
menjadikan Budi Utomo semakin mundur dan
banyak anggotanya pindah ke organisasi lain.
13. Sarekat Islam (SI)
Didirikan oleh H Samanhudi pada thun
1905 di Solo dengan nama Sarekat
Dagang Islam (SDI) corak pergerakan
agama dan ekonomi. Pada 10 september
1912 di rubah menjadi Sarekat Islam (SI)
Menurut HOS Cokroaminoto tujuan SI
untuk memajukan perdagangan,
membantu pengajaran, memperbaiki
pendapat yang keliru mengenai Islam dan
hidup menurut perintah Islam.
14. Pada awalnya SI bersikap kooperatif
dalam perjuangannnya, akan tetapi
setelah di ketahui Voolksraad (Dewan
Rakyat) tidak memperjuangkan
kemerdekaan, maka perjuangan
berubah menjadi non-kooperatif.
15. Pada 1921 SI terpecah menjadi dua, SI
putih dipimpin HOS Cokroaminoto
berhaluan Islam dan SI Merah yang
berhaluan kominis di pimpin Semaun
dan Darsono yang kemudian mendirikan
PKI.
Kemudian SI berganti menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI) Indonesia dengan
16. Indische Partij
Didirikan di Bandung pada
tanggal 25 Desember 1912 oleh :
•Dr. Ernest Francois Eugene
Douwes Dekker yang kemudian
dikenal sebagai Dr. Danu Dirdjo
Setia Budhi
• Dr. Cipto Mangoenkoesoemo
•Soewardi Soerjaningrat yang
kemudian terkenal dengan nama
Ki Hadjar Dewantara.
17. Indische Partij bermaksud membangun rasa cinta dalam
setiap hati orang Hindia terhadap bangsa dan tanah
airnya. Hal ini dilakukan dengan cara menyadarkan
masyarakat dengan menghidupkan kembali harga diri,
rasa mampu, dan rasa kebangsaan atau nasionalisme.
Dan dalam hal ini mereka menganjurkan suatu
nasionalisme yang jauh lebih luas dari nasionalisme Boedi
Oetomo. Dan cita-cita ini mereka ini disebarluaskan
melalui Harian De Express.
18. Masa Radikal
Setelah Perang Dunia I, organisasi-organisasi
pergerakan di Indonesia mulai bersikap radikal,
dengan ciri:
1. Bentuk perjuangan Non Kooperasi (tidak
bekerja sama dengan pemerintah Kolonial
Belanda)
2. Bersifat politis
Organisasi-organisasi yang muncul pada masa ini
diwakili oleh:
Perhimpunan Indonesia
Partai Komunis Indonesia
Partai Nasional Indonesia
19. Partai Komunis
Indonesia (PKI)
Didirikan dengan nama Partai
Komunis Hindia (PKH)
setelah Semaun dan
Darsono di keluarkan dari
SI pada Mei 1920.
Anggotanya sebagian besar
dari Indische Social
Demokratische Vereeniging
(ISDV) yang di didirikan oleh
HS Sneeveliet seorang
Belanda yang berhaluan
sosialis.
20. Untuk mendapatkan banyak anggota PKI melakukan
infiltrasi (penyusupan) kedalam organisasi lain dan
sering menggunakan tokoh-tokoh Islam
dalam menyebarkan pemikirannya, misalnya
H Misbach agar mudah diterima masyarakat
Indonesia.
Dalam pergerakannya PKI bersifat non-kooperatif dan
secra terang-terangan menentang kebijakan
pemerintah Belanda. Dan tidak jarang PKI
mengadakan pemogokan-pemogokan kerja
sebagai protes kepada pemerintah Hindia Belanda,
bahkan pernah melakukan pemberontakan
walaupaun akhirnya gagal.
21. Perhimpunan Indonesia (PI)
Pada 1908, perkumpulan mahasiswa di Belanda mendirikan
Indische Vereeniging. Menjadi lebih maju setelah Moh. Hatta,
Sunario, A. Subadri dan Ali Sastroamidjoyo menjadi
pemimpin dan nama organisasi di ganti menjadi Indonesische
Vereeniging dan terakhir pada 1925 menjadi Perhimpunan
Indonesia (PI).
PI adalah organisasi yang pertama dengan tegas menuntut
Indonesia merdeka, bersikap non kooperatif dan menyatakan
perlunya persatuan masyarakat Indonesia.
22. Usaha nyata PI dalam usaha kemerdekaan di buktikan
dengan hadir dan menjadi anggota Liga
Internasional Anti Penindasan Penjajah yang
berkongres di Paris Perancis pada tahun 1926. Dan
pada tahun 1927 pada saat kongres di Brussel,
Belgia dengan tegas Moh Hatta menuntut
kemerdekaan Indonesia.
Untuk memperkuat perjuangannya, PI kemudian
menggabungkan diri dengan League Against
Imperialism and for National Independence yang
didirikan oleh Muzenberg di Berlin Jerman.
Selain itu tokoh-tokoh PI pun berhubungan dengan
tokoh-tokoh mahasiswa Asia seperti Jawaharal
23. 4. Partai Nasional Indonesia.
a. Dari Study Club ke PNI.
1926 didirikan Algemene Study Club oleh Ir
Soekarno. Majalahnya bernama Suluh
Indonesia kemudian diubah menjadi Suluh
Indonesia muda. Karena wataknya yang
radikal pengikutnya menjadi banyak dan
berkembang menjadi partai PNI.
b. Perkembangannya PNI.
Dengan cepat PNI menjadi populer menagapa?
setrategi perjuangnnya:
1) Non kooperasi (tdk bekerjasama)
2) Self help (menolong diri sendiri)
3) Self Reiance (percaya diri sendiri)
4. Self Detemination (menentukan sendiri)
Karena kaum imperialis pun bersatu maka kaum
tejajah pun harus bersatu dengan menggalang
kekuatan :
Persatuan kaum Marhaen
Kerjasama Pan Asiatisme.
24. Tidak semua program PNI terwujud ada beberapa al.
a) Menyelenggarakan kursus kader
b) Membentuk PPPKI
c) Membentuk serikat buruh dan koperasi
d) Menjadikan merah putih sebagai warna kebangsaan
e) Banteng sebagai simbul kekuatan
f) Peci sebagai pakaian nasional
g) Indonesia raya sebagai lagu kebangsaan.
a) Karena propaganda PNI yang radikal dan adanya
desas desus PNI akan melakukan pemberontakan 1929,
4 tokohnya di tangkap (Soekarno,Maskun, Gatot
Mangkuprojo, Supriyadinata). Didampingi oleh Mr
Sartono dkk Soekarno membacakan pledoinya
“Indonesia menggugat”. Di pengadilan masing2
dijatuhi hukuman 4 th, 2 th, 1 th 8 bl, 3 bln.
b) 1931 PNI pecah menjadi Partindo ,PNI (pendidikan)
dan Partai Rakyat Indonesia (PRI) oleh M.Tabrani.
c) Des 1931 Soekarno dibebaskan, ttp ditangkap lagi
1933, dibuang ke Ende 1934, ke Bengkulu 1938,
Padang 1942
Hatta dkk ditangkap 1933, dibuang ke Digul 1935,
ke Bandaneira 1936, ke Sukabumi 1942.
25. Masa Moderat
Sejak tahun 1930-an organisasi-oerganisasi
pergerakan mulai mengubah taktik
perjuangannya, dengan bersikap moderat
dan kooperatif (bekerja sama dengan
pemerintah Kolonial Belanda)
Organisasi-organisasi yang muncul pada
masa ini diwakili oleh:
Perhimpunan Bangsa Indonesia/ Parindra
Gabungan Politik Indonesia (Gapi)
26. Penyebab menjadi Radikal
Akibat Perang Dunia I menyebabkan
berkembangnya pahan demokrasi dan
berdampak banyak negara-negara di
Eropa berubah dalam sistem
pemerintahannya dari Monarchi atau
kerajaan menjadi Republik
27. Pada tahun 1929, terjadi krisis ekonomi dunia (krisis
Malaise), akibatnya pemerintah kolonial memperketat
pengeluaran. Hal ini berdapak Gubernur Jendral De
Jonge memperketat gerakan organisasi-organisasi
pergerakan agar tidak menuntut terlalu banyak pada
pemerintan atau bahkan melakuklan pemberontakan
Selain itu, ketegasan pemerintah dalam menghadapi
gerakan organisasi-organisasi sebagai akibat terjadinya
pemberontakan PKI dibawah pimpinan Semaun, Alimin,
dan Darsana. Hal ini sebagai antisipasi agar tidak ada
pemberontakan lagi.
Ketegasan pemerintah kolonial ini ditanggapi dengan
sikap organisasi pergeraka menjadi lebih kooperasi
agar organisasi dapat berlangsung.
28. Organisasi-organisasi pergerakan nasional di Indonesia
berdasarkan ideologinya.
Ideologi Pergerakan
Nasionalisme Islam Komunis
Budi Utomo, Indische
Partij, Perhimpuan
Indonesia, Partai
Nasional Indonesia, dan
Taman Siswa.
Jong Islamiten Bonds
(JIB), Muhammadiyah,
Nahdathul Ulama (NU),
dan PSII
Indische Democratische
Vereeniging (ISDV),
Partai Komunis
Indonesia (PKI)
31. Perang Maluku
• Sebab terjadinya perlawanan Patimura:
a) Rakyat gelisah, takut dan kecewa karena teringat
kekejaman Belanda dengan VOC dan pelayaran
Hongiya
b) Peredaran uang kertas yang membingungkan
c) Didudukinya benteng Duursstede oleh Belanda
• Tokoh-tokoh adalah:
1) Patimura (Thomas Matulesi)
2) Christina Marthatiahahu
3) Anthoni Rebok
4) Thomas Patiwel
5) Lucas Latumahima
6) Said Perintah
33. Jalannya Perang
• Tanggal 16 Mei 1817 patimura memimpin rakyat
Maluku menyerang Maluku dan berhasil
menguasai Benteng Duurstede di Saparua
• Terbunuhnya Residen Van Den Bergh
• 20 Agustus 1817 Belanda berhasil menduduki
benteng Duurstede, tetapi gagal menangkap
Patimura
• Belanda menjalankan politik adu domba dengan
mengumumkan “bagi siapa yang berhasil
menginformasikan keberadaan Patimura akan
diberi hadiah 1000 gulden
34. Jalannya Perang
• Raja Boi memberi tahu tempat
persembunyian Patimura, akibatnya
Patimura dan kawan-kawan tertangkap
dan dihukum gantung tanggal 16
Desember 1817 dibenteng Nieuw Victoria
36. Perang Paderi
• Perang ini dikenal dengan
nama Perang Paderi karena
merupakan perang antara
kaum Paderi/golongan agama
melawankaum adat dan
Belanda
• Tokoh-tokoh pendukung kaum
Paderi adalah:
a) Tuanku Nan Renceh
b) Tuanku Koto Tuo
c) Tuanku Mensiangan
d) Tuanku Pasaman
e) Tuanku Tambusai
f) Tuanku Imam Bonjol
37. • Sebab terjadi Perang Paderi
a) Pertentangan Kaum Adat dengan Kaum Paderi, dimana
Kaum Paderi ingin memberantas kebiasaan kaum adat
yang bertentangan dengan agama Islam, seperti
menyabung ayam, minum tuak dan lain sebagainya
b) Campur tangan Belanda dengan membantu Kaum Adat
• Perang Paderi dapat dibagi 2 tahap, yaitu:
– Sebelum pecahnya Perang Diponegoro
1821-1825
• Tahap ini terjadi perang saudara antara kaum adat
dibantu oleh Belanda melawan kaum Paderi
• Tahun 1825 terjadi Perang Diponegoro, maka
Belanda menarik pasukan ke Jawa
• Belanda berdamai dengan mengadakan perjanjian
Masang yang isinya gencatan senjata antara
kedua belah pihak
38. – Setelah Perang Diponegoro 1830-1837
• Kaum adat bersatu dengan kaum Paderi yang
dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol melawan
Belanda
• Belanda mendatangkan pasukan dari Jawa serta
pasukan Sentot Alibasya Prawirodirjo umtuk
memerangi Kaum Paderi, tetapi ternyata Sentot
membantu kaum Paderi melawan Belanda
• Tuanku Imam Bonjol tertangkap bulan Agustus
1837 dan diasingkan ke Manado. Meninggal 6
November 1864.
40. Perang Diponegoro
• Sebab umum terjadinya adalah:
–Rakyat Mataram menderita karena dibebani bermacam-
macam pajak
–Raja dan kalangan istana benci dan kecewa karena
wilayah Mataram dipersempit
–Kaum bangsawan kecewa karena dilarang menyewakan
tanahnya
–Kaum ulama kecewa karena masuknya peradaban barat
yang bertentangan dengan agama Islam dikalangan istana
• Sebab Khusus:
Tahun 1825 Belanda akan membuat jalan melintasi makam
leluhur Pangeran Diponegoro tanpa minta izin terlebih
dahulu. Pangeran Diponegoro marah, dan mencabuti
patok-patok jalan tersebut
41. • Tokoh-tokoh Perang Diponegoro:
a) Pangeran Diponegoro
b) Mangkubumi
c) Kiai Mojo
d) Sentot Alibasya
e) Prawirodirjo
• Jalannya Perang
a) 20 Juli 1825 Belanda menyerang kediaman
Pangeran Diponegoro
b) Menghindari sergapan Belanda, pasukan
Diponegoro melancarkan siasat perang
gerilya dengan rute Yogyakarta
SelarongPlered
DeksoPengasihTegalrejo
43. • Untuk mengakhiri perang, Belanda
menempuh beberapa cara:
1. Menarik sebagian pasukannya dari
Sumatera
2. Mendatangkan bantuan dari negeri Belanda
3. Menjalankan siasat ‘benteng stelsel’ yaitu
membangun benteng disetiap daerah yang
berhasil dikuasai, sehingga pasukan
Belanda dapat bergerak dengan cepat dan
ruang gerak pasukan menjadi sempit
4. Jenderal De Kock menjalankan tipu muslihat
dengan mengajak Pangeran Diponegoro
untuk berunding, di meja perundingan ia
ditangkap, diasingkan ke Makasar sampai
meninggal tahun 8 Januari 1855
45. Perang Jagaraga
• Sebab terjadinya:
a) Belanda menolak adanya Hukum Tawan
Karang yaitu hak dari raja-raja Bali untuk
merampas semua kapal-kapal asing yang
terdampar di wilayah kerajaannya
b) Belanda menuntut agar seluruh kerajaan di
Bali tunduk dibawah kekuasaan Belanda
• Raja-raja menolak tuntutan Belanda
• Gusti Ketut Jelantik mengobarkan Perang
Puputan yaitu perang habis-habisan
sampai semua pasukan gugur
48. Perang Banjar
• Sebab terjadinya:
a) Kekecewaan para bangsawan karena Belanda turut
campur dalam urusan pemerintahan
b) Penangkapan terhadab Prabu Anom
c) Kekecewaan Pangeran Hidayat karena Prabu Anom
• Tokoh-tokoh:
1) Pangeran Antasari
2) Pangeran Hidayat
3) Kiai Demang Leman
50. • Pertempuran terjadi di sungai Barito
dipimpin oleh Tumenggung Surapati
• Berhasil menenggelamkan kapal Belanda
Onrust
• Belanda menghapuskan Kerajaan Banjar
• Pangeran Hidayat menggempur [os
pertahanan Belanda, tahun 1861
Pangeran Hidayat terpaksa menyerah
• Perlawanan dilanjutkan oleh Pangeran
Antasari namun tahun 1862 beliau wafat
52. Perang Aceh
• Sebab Terjadinya:
a) Belanda ingin menguasai Aceh karena letaknya
strategis
b) Pergantian traktat London dengan traktat Sumatera
memungkinkan Belanda untuk menguasai Aceh
c) Belanda tidak menyukai Aceh melakukan usaha-
usaha diplomasi dengan Turki, Italia dab Amerika
Serikat di Singapura
• Isi Traktat London 1824
Inggris dan Belanda akan menghormati kdaulatan dan
kemerdekaan Aceh
• Isi Traktat Sumatera
Belanda diberi kesempatan untuk menaklukan
Sumatera termasuk Aceh
53. • 1873 Belanda menuntut agar Sultan Aceh
mengakui kekuasaan di Aceh
• Belanda mengumumkan perang dipimpin Mayor
Jenderal Kohler, namun terbunuh di Mesjid Raya
Aceh
• Desember 1873 Belanda mendatangkan 8000
pasukan dipimpin Mayor Jenderal Van Switen
dan mesjid Raya Aceh serta istana dikuasai
Belanda
• Tokoh-tokohnya:
a) Teuku Umar
b) Teuku Cik Di
c) Panglima Polim
d) Cut Nyak Dien
e) Cut Meutia
54. • Siasat-siasat Belanda untuk menaklukan Aceh
adalah:
– Siasat konsentrasi stelses yaitu memusatkan
pasukan di benteng-benteng kota saja termasuk
Kotaraja, tapi usaha ini gagal
– Siasat adu domba, dengan memanfaat Teuku Umar
dengan berpura-pura bersedia membantu Belanda,
Teuku Umar membelot dan menyerang Belanda.
Teuku Umar gugur, digantikan oleh istrinya Cut Nyak
Dien
– Siasat kekerasan, berdasarkan hasil penelitian dan
anjuran Dr. Snouck Hurgronye. Dibentuk pasukan
Marsose yaitu pasukan gerak cepat
• 1904 benteng Kuto Reh jatuh ke tangan Belanda
• Pimpinan Aceh dipaksa menandatangani Plakat
Pendek yang isinya Aceh mengakui kekuasaan
Belanda
56. Gerakan Protes Petani
• Sebab terjadinya gerakan protes petani:
a) Para petani sangat membenci perlakuan
pemungutan pajak
b) Para penguasa menerapkan sanksi-sanksi yang
sewenang-wenang
c) Adanya praktek perbudakan dan kerja paksa di
perkebunan dan pabrik
d) Para petani sangat muak menyaksikan kemewahan
hidup kaum bangsawan
e) Keinginan untuk mengembalikan kejayaan masa
lampau
f) Adanya keyakinan bahwa Ratu Adil akan
membebaskan mereka
57. • Gerakan Protes Petani antara lain:
1. Pergolakan di Ciomas Jawa Barat tahun
1886 dipimpin oleh Arpan. Gerakan ini
timbul karena pemungutan bermacam-
macam pajak oleh Pemerintah Kolonial yang
memberatkan rakyat
2. Di Ciampea Jawa Barat, tahun 1913 dipicu
oleh tindakan pengukuran tanah rakyat oleh
pemerintaha yang dianggap tidak adil
3. Di Condet Surabaya tahun 1916 dipimpin
oleh Entong Gendut, mereka menyerang
para tuan tanah yang melakukan tindakan
kekerasan
58. 4. Kerusuhan di Tangerang tahun 1924 dipimpin
oleh Kaiin, disebabkan oleh tindakan
sewenang-wenang pemerintah dan para tuan
tanah. Mereka merusak dan membakar
kantor dan rumah para tuan tanah
5. Peristiwa di Kediri tahun 1907 dipimpin oleh
Kiai Dermajaya yang menganggap dirinya
Ratu Adil. Gerakan ini memberontak bukan
karena penderitaan, tetapi karena harga diri
sebagai bangsa