SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
bimbingan dan penyertaan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu melalui kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih
semua pihak dan teman yang membantu dalam penyelesaian penugasan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulisan dan pemikiran kelompok dalam membuat makalah ini, oleh karena
itu masukan kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini
menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,30 November 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang 4
1.2.Tujuan 4
1.3.Manfaat 5
Bab II.Tinjauan Teori
2.1.Pengertian
2.2.Etiologi
2.3.Tanda dan Gejala
2.4.Pathofisilogi
2.5.Pathway
2.6.Pemeriksaan Penunjang
2.7.Penatalaksanaan Medis
2.8.Pendidikan Kesehatan
Bab III. Konsep Dasar Keperawatan
3.1.Pengkajian
3.2.Diagnosa Keperawatan
3.3.Intervensi
3.4.Implementasi
3.5.Evaluasi
Bab IV. Penutup
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

1.2.

Tujuan

1.3.

Manfaat

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan
atau kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik
kuning) dimana sistem akomodasi berkurang. Pasien dengan myopia akan menyatakan melihat
lebih jelas bila dekat sedangkan melihat jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh. Pasien miopia
mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata
selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia
konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau
esotropia.
Mata minus / myopia / short sighred eye adalah : keadaan pada mata dimana cahaya/benda yang
jauh

letaknya

jatuh/difokuskan

didepan

retina/selpaut

jala/bintik

kuning

Myopia merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar
atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina. Kelainan ini diperbaiki dengan lensa
negatif sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur dan tepat jatuh diretina
(Mansjoer, 2002).
Myopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari jarak
tak

terhingga

oleh

mata

dalam

keadaan

tidak

berakomodasi

dibiaskan pada satu titik di depan retina.
Terdapat dua teori utama tentang terjadinya pemanjangan sumbu bola mata pada myopia yaitu :
Teori biologik menganggap pemanjangan sumbu bola mata sebagai akibat kelainan
pertumbuhan retina(overgrowth).
Teori mekanik mengemukakan penekanan (stress) sklera sebagai penyebab pemanjangan
tersebut.
Myopia yaitu keadaan di mana mata terasa kabur apabila melihat objek-objek yang letaknya
jauh, tapi mata mampu melihat objek yang dekat.Pada rabun jauh (myopia) penderita selalu
berusaha memicingkan matanya agar dapat melihat lebih jelas objek-objek yang jauh
letaknya.Hal ini adalah ciri khas utama dari penderita myopia.
Myopia paling banyak terjadi pada usia anak-anak dan ditemukan secara tak sengaja pada saat
skrining pemeriksaan mata di sekolah. Pada umumnya memang hal ini disebabkan oleh
keturunan.Selain karena faktor keturunan, myopia juga bisa disebabkan oleh faktor
kelengkungan kornea maupun kelainan bentuk lensa mata.
Ciri khas lain dari myopia ini adalah sifatnya yang progresif hingga pada usia remaja (hal ini
dikarenakan faktor panjang sumbu bola mata yang bertambah seiring pertumbuhan anak) dan
kemudian progresifitasnya menurun pada usia dewasa muda. Pertambahan derajat myopia
membutuhkan kaca mata yang makin berat kekuatannya, karena itu pada masa usia dini
dianjurkan agar pemeriksaan diulang tiap 6 bulan.
Tipe/Bentuk myopia yaitu :
a.

Myopia Axial

Dalam hal ini, terjadinya myopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter Antero-posterior),
dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power normal dan tipe mata ini lebih
besar dari normal.
b. Myopia Kurvatura
Dalam hal ini terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan darikelengkungan kornea atau
perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana
lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat, dimana ukuran bola mata normal.
c.

Perubahan Index Refraksi

Perubahan indeks refraksi atau myopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan
seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitussehingga pembiasan lebih kuat.
d. Perubahan Posisi Lensa
Pergerakan lensa yang lebih ke anterior setelah operasi glaucomaberhubungan dengan terjadinya
myopia
Myopia dikategorikan berbahaya apabila berpotensi untuk menimbulkan kebutaan bagi
penderitanya, karena tidak bisa diatasi dengan pemberian kacamata.Myopia berbahaya ini
dibarengi dengan kerapuhan dari selaput jala (retina) yang makin lama makin menipis dari waktu
ke waktu.
Pada puncaknya proses penipisan ini menimbulkan perobekan pada selaput jala (retina), yang
membutuhkan tindakan bedah sedini mungkin untuk pemulihannya. Tingkat keberhasilan
pemulihan

penglihatan

akibat

hal

ini

sangat

tergantung

pada

kecepatan

tindakan

penanggulangannya.

2.2.

Etiologi

Pertengahan tahun 1900 SM, para dokter ahli mata dan ahli pemeriksa mata (ahli kacamata)
percaya bahwa miopia menjadi hereditas utama.Di antara peneliti-peneliti dan para professional
peduli mata, mereka mengatakan bahwa miopia sekarang telah menjadi sebuah kombinasi
genetik dan merupakan salah satu faktor lingkungan.
Ada

2

mekanisme

dasar

yang

dipercaya

menjadi

penyebab

myopia

yaitu:

Hilangnya bentuk mata (juga diketahui sebagai hilangnya pola mata), terjadi ketika kualitas
gambar dalam retina berkurang.
Berkurangnya titik fokus mata, terjadi ketika titik fokus cahaya berada di depan atau di belakang
retina. Myopia Terjadi karena bola mata tumbuh terlalu panjang saat bayi.Dikatakan pula,
semakin dini mata seseorang terkena sinar terang secara langsung, maka semakin besar
kemungkinan mengalami miopi.Ini karena organ mata sedang berkembang dengan cepat pada
tahun-tahun awal kehidupan.akibatnya para penderita miopi umumnya merasa bayangan benda
yang dilihatnya jatuh tidak tepat pada retina matanya, melainkan didepannya (Curtin, 2002).
2.3.

Tanda dan Gejala

Pasien miopi mempunyai pangtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat
sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan
astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan telihat juling ke
dalam atau esotropia (Ilyas, 2003).
Gejala miopi terbagi menjadi dua yaitu :
a.

Gejala subjektif :

1) Akibat sinar dari suatu objek jauh difokuskan di depan retina, maka penderita miopia hanya
dapat melihat jelas pada waktu melihat dekat, sedangkan pengglihatan jauh akan kabur.
2) Keluhan astenopia, seperti sakit kepala yang dengan sedikit koreksi dari miopinya dapat
disembuhkan.
3)

Kecendrungan penderita untuk menyipitkan mata waktu melihat jauh untuk mendapatkan
efek “pinhole” agar dapat melihat dengan lebih jelas.

4) Penderita miopia biasanya suka membaca dekat, sebab mudah melakukannya tanpa usaha
(Slone, 1979).
b. Gejala objektif :
1) Miopi simplex :
Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar.Kadangkadang bola mata ditemukan agak menonjol.
2) Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen
miopi yang ringan disekitar papil saraf optik.
Miopi Patologi :
Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopi simple.
Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kalainan-kelainan pada :
a) Korpus vitreum
b) Papiler saraf optic
c) Makula
d) Retina terutama pada bagian temporal
e) Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.
2.4.

Pathofisiologi

Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada myopia patologi masih belum diketahui.Sama
halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti degenerasi
chorioretina, ablasio retina dan glaucoma.Columbre dan rekannya, tentang penilaian
perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya, tekanan intraokular
meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya.Jika kekuatan yang
berlawanan ini merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada mata manusia, dan tidak
ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua mekanisme patogenesa terhadap
elongasi berlebihan pada myopia. Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk :
1) Myopia stasioner, myopia yang menetap setelah dewasa.
2)

Myopia progresif, myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah
panjangnya bola mata.

3) Myopia maligna, myopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina
dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa sama dengan myopia maligna sama
dengan myopia degenerative.
4) Myopia degenertif atau myopia maligna biasanya bila myopia lebih dari 6 dioptri disertai
kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma
postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina.
Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sclera dan kadang-kadang terjadi
rupture membrane Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya
neovaskularisasi subretina. Pada myopia dapat terjadi bercak Fuch berupa biperplasi pigmen
epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi
papil saraf optic (Sidarta, 2005).

2.5.

Pemeriksaan Penunjang

1) Foto fundus / retina
2) Pemeriksaan lapang pandang / campimetri / perimetri
3) Pemeriksaan kwalitas retina (E.R.G = electro retino gram)
Pemeriksaan kelainan otak / brain berkaitan dengan kelainan mata (E.E.G = electro –

4)

encefalogram).
5) EVP (evoked potential examination)
6) USG (ultrasonografi) bola mata dan keliling organ mata misal pada tumor, panjang bola
mata, kekentalan benda kaca (vitreous).
7) Retinometri (maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa).
8) CT scan dengan kontras / MRI. VI. Penatalaksanaan

2.6.

Penatalaksanaan Medis

1) Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Kacamata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan

untuk mengobati

gejala-gejala visual pada pada penderita myopia.Dalam ilmu keratotology kontak lensa yang
digunakan adalah adalah kontak lensa yang keras atau kaku untuk pemerataan kornea yang
berfungsi untuk mengurangi miopia.
Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi
Para pelaksana dan penganjur terapi alternatif ini sering merekomendasikan latihan
pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti cara menahan (pencegahan). Akan tetapi,
kemanjuran dari latihan ini dibantah oleh para ahli pengetahuan dan para praktisi peduli
mata.Pada tahun 2005, dilakukan peninjauan ilmiah pada beberapa subjek.Dari peninjauan
tersebut disimpulkan bahwa tidak ada bukti-bukti (fakta) ilmiah yang menyatakan bahwa
latihan pergerakan mata adalah pengobatan myopia yang efektif.
Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (LASIK) atau operasi lasik
mata, yang telah populer dan banyak digunakan para ahli bedah untuk mengobati
miopia.Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan dirubahnya tingkat
miopia dengan menggunakan sebuah laser. Selain lasik digunakan juga terapi lain yaitu
Photorefractive Keratotomy (PRK) untuk jangka pendek, tetapi ini menggunakan konsep yang
sama yaitu dengan pergantian kembali kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang
berbeda. Selain itu ada juga pengobatan yang dilakukan tanpa operasi yaitu orthokeratologi
dan pemotongan jaringan kornea mata. Orang-orang dengan miopia rendah akan lebih baik
bila menggunakan teknik ini. Orthokeratologi menggunakan kontak lensa secara berangsurangsur dan pergantian sementara lekukan kornea.Pemotongan jaringan kornea mata
menggunakan bahan-bahan plastik yang ditanamkan ke dalam kornea mata untuk mengganti
kornea yang rusak (Lee dan Bailey, www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006).
2) Penatalaksanaan Farmakologi
Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk mensterilisasi kotoran
yang masuk ke dalam mata.Obat-obat tradisional pun banyak digunakan ada penderita myopia.

BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

3.1.

Pengkajian
1. Pengkajian Fisik Penglihatan
a.

Pengkajian Ketajaman Penglihatan
Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu Snellen.

- Pasien duduk dengan dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup.
- Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai dari baris paling atas kebawah dan
tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar.
Penilaiannya : Tajam pengelihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat membaca seluruh
huruf dalam kartu Snellen dengan benar.
b. Pengkajian Gerakan Mata
Salah satu mata pasien di tutup dengan karton atau tangan pemeriksa, dan pasien di minta
memfokuskan mata yang tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang di tutup
karton/tangan tetap terbuka. Kemudian karton atau tangan tiba-tiba di singkirkan, dan akan
nampak gerakan abnormal mata.
c.

Pengkajian Lapang Pandang
Pemeriksa dan pasien duduk dengan jarak 1 sampai 2 kaki, saling berhadapan. Pasien di minta
menutup salah satu mata dengan karton, tanpa menekan, sementara ia harus memandang hidung
pemeriksa. Pasien di minta tetap melirik pada hidung pemeriksa dan menghitung jumlah jari
yang ada di medan superior dan inferior lirikan temporal dan nasal. Jari pemeriksa di gerakkan
dari posisi luar terjauh ke tengah dalam bidang vertical, horizontal dan oblik. Medan nasal,
temporal, superior dan inferior di kaji dengan memasukkan benda dalam penglihatan dari
berbagai titik perifer. Pada setiap manuver, pasien memberi informasi kepada pemeriksa saat
ketika benda mulai dapat terlihat sementara mempertahankan arah lirikannya ke depan.
2. Pemeriksaan Fisik Mata
a) Kelopak Mata, harus terletak merata pada permukaan mata
b) Bulu Mata, posisi dan distribusinya
c) Sistem lakrimal, struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata.
d) Pemeriksaan Mata Anterior, sclera dan konjungtiva bulbaris diinspeksi secara bersama.
e) Pemeriksaan Kornea, normalnya kornea tampak halus dengan pantulan cahaya seperti cermin,
terang, simetris dan tunggal.

3.2.

Diagnosa Keperawatan
1)

Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/gangguan status
organ indera.

2)

Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada kepala,
kelelahan pada mata).

3) Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan.

3.3.

Intervensi
Diagnosa I:
Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/perubahan status
organ indera.
1. Kaji derajat dan durasi gangguan visual
Rasional : Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien
2. Orientasikan klien pada lingkungan yang baru
Rasional : Memberikan peningkatan kenyamanan, kekeluargaan serta kepercayaan klien-perawat
3. Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang gangguan penglihatan
Rasional : meningkatkan kepercayaan klien-perawat dan penerimaan diri
4. Lakukan tindakan untuk membantu klien menangani gangguan penglihatannya
Rasional : Menurunkan kemungkinan bahaya yang akan tejadi sehubungan dengan gangguan
penglihatan
Diagnosa II :
Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada kepala,
kelelahan pada mata.)
1. Orientasikan klien pada lingkungan yang baru
Rasional : Membantu mengurangi ansietas dan meningkatkan keamanan
2. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya
Rasional : Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya dan mengurangi ansietas
3. Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukan.
Rasional : Mengurangi ansietas klien
Diagnosa III :
Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan
1. Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis dan pengobatan
Rasional : Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien.
2. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya serta pengobatan yang akan dilakukan
Rasional : Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya.
3. Anjurkan klien menghindari membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur, menonton
TV dengan jarak terlalu dekat.
Rasional : Membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur, menonton TV dengan jarak
terlalu dekat dapat mengakibatkan kelelahan pada mata

3.4.

Implementasi
Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dari mata kanan lalu mata
kiri.Dilakukan setelah tajam penglihatan dilakukan dan diketahui terdapat kelainan refraksi.
Caranya adalah :
1. Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari karti snellen.
2. Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca dari baris terkecil yang
masih bisa terbaca.
3. Pada mata yang terbuka letakkan lensa negatif (-) 0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada
saat pemeriksaan.

3.5.

Evaluasi
1. Menyatakan penerimaan diri sehubungan dengan perubahan sensori
2. Mampu memakai metode koping untuk menghilang ansietas
3. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan pengobatan

BAB IV
PENUTUP

4.1.

Kesimpulan

4.2.

Saran

Makalah Referat MIOPIA Rabun Jauh
articles health
Miopia (minus) dapat diklasifikasikan sebagai miopia simpleks dan miopia patologis.Miopia
simpleks biasanya ringan dan miopia patalogis hampir selalu progresif.Keadaan ini biasanya
diturunkan orang tua pada anaknya.
Miopia tinggi adalah salah satu penyebab kebutaan pada usia dibawah 40 tahun. Miopia tinggi
adalah miopia dengan ukuran 6 dioptri atau lebih.Penderita dengan minus diatas 6 dioptri
mempunyai risiko 3-4 kali lebih besar untuk terjadinya komplikasi pada mata.
Sekitar lima juta penduduk Inggris menderita rabun dekat dan 200.00 diantaranya menderita
miopia tinggi. Pada beberapa orang, miopia tinggi dapat menyebabkan kerusakan retina atau
ablasio.Miopia tinggi juga berkaitan dengan katarak dan glaukoma.

Myopia
Miopia tinggi atau miopia degeneratif kronik dapat terjadi dalam suatu keluarga (bersifat
familial). Sebuah penelitian yang dilakukan pada 15 keluarga di Hongkong yang kemungkinan
genetik menderita miopia tinggi pada 2 generasi terakhir didapatkan hasil bahwa lokus
autosomal dominan yang berkaitan dengan miopia tinggi adalah kromosom 18p.
Operasi laser untuk mengoreksi masalah penglihatan sudah dimulai sejak awal tahun 1990an.
Photorefractive Keratotomy (PRK) adalah salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengoreksi
miopia ringan sampai sedang.Untuk miopia tinggi digunakan metode Laser in-situ
keratomileusis (LASIK).
Sebuah penelitian yang yang dilakukan oleh Miquel H dan Ankara University dan dipublikasikan
pada bulan Januari 2008 oleh American Journal of Ophthalmology menemukan bahwa operasi
LASIK yang dilakukan pada pasien miopia >10 dioptri aman dan efektif untuk jangka lama.
Penelitian yang dilakukan oleh Lindstrom, Hardten dan Chu tentang LASIK untuk penanganan
miopia ringan, sedang dan tinggi mendapatkan hasil awal bahwa LASIK untuk penanganan
miopia ringan, sedang dan tinggi dengan atau tanpa astigmatisme memberikan hasil yang
memjanjikan, meskipun memerlukan follow yang lama. Oleh karena kelainan refraksi adalah
kelainan pada mata yang sering dijumpai, maka penulis tertarik menulis referat tentang kelaianan
refraksi khususnya tentang miopia tinggi.
Definisi
Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar yang memasuki mata tanpa
akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di depan retina. Dalam keadaan ini objek yang jauh
tidak dapat dilihat secara teliti karena sinar yang datang saling bersilangan pada badan kaca,
ketika sinar tersebut sampai di retina sinar-sinar ini menjadi divergen,membentuk lingkaran yang
difus dengan akibat bayangan yang kabur. Miopia tinggi adalah miopia dengan ukuran 6 dioptri
atau lebih.

Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kaca mata sferis negatif terkecil
yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Bila pasien dikoreksi dengan -3,0
memberikan tajam penglihatan 6/6, dan demikian juga bila diberi -3.25, maka sebaiknya
diberikan lensa koreksi -3,0 agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik sesudah
dikoreksi.
Pemanjangan bola mata yang biasa terjadi pada penderita miopia terbatas pada kutub posterior,
sedang setengah bagian depan bola mata relatif normal. Bola mata membesar secara nyata dan
menonjol kebagian posterior, segmen posterior sklera menipis dan pada keadaan ekstrim dapat
menjadi seperempat dari ketebalan normal.
Hubungan antara miopia dan kenaikan tekanan bola mata telah banyak menjadi bahan
publikasi.Tekanan intraokuli mempunyai peranan penting pada pertumbuhan dan perkembangan
bola mata. Mata mempunyai respon terhadap peningkatan tekanan intraokuli dengan cara
bertambahnya ukuran bola mata terutama diameter aksial dengan akibat berkembangnya suatu
miopia.
Tekanan bola mata rata-rata pada penderita miopia secara nyata mempunyai tendensi lebih tinggi
dari mata emetrop dan hipermetrop. Prevalensi miopia diantara penderita glaukoma bervariasi,
Gorin G menyatakan 38%, Huet Jf 25%, tetapi Davenport melaporkan 7,4% diantara 1500
penderita glaukoma. Miopia tinggi dapat menjadi predisposisi terhadap glaukoma sudut terbuka.
Adanya degenerasi latis semata-mata tidak cukup memberi alasan untuk memberikan terapi
profilaksis.Riwayat ablasio retina pada keluarga, ablasio retina di mata yang lain, miopia tinggi
dan afakia adalah faktor-faktor risiko terjadinya ablasio retina pada mata dengan degenerasi latis,
dan mungkin diindikasikan terapi profilaksis dengan bedah beku atau fotokoagulasi laser.
Miopia maligna adalah miopia yang berjalan progresif yang dapat mengakibatkan ablasio retina
dan kebutaan.Miopia maligna biasanya bila mopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada
fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak
pada
bagian
temporal
papil
disertai
dengan
atrofi
korioretina.
Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang kadang terjadi ruptur
membran Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi
subretina. Dapat juga ditemukan bercak Fuch erupa hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan,
atrofi lapis sensoris retina luar, dan lebih lanjut akan terjadi degenerasi papil saaraf optik. Miopia
maligna dapat ditemukan pada semua umur dan terjadi sejak lahir.Pada anak-anak diagnosis
sudah dapat dibuat jika terdapat peningkatan beratnya miopia dalam waktu yang relatif pendek.
Etiologi dari miopia maligna sampai saat ini belum jelas.Biasanya faktor utama untuk
menentukan tipe miopia adalah kelemahan dan ketidakmampuan sklera untuk mempertahankan
tekanan
intraokular
tanpa
kontraksi
dan
relaksasi.
Umumnya perubahan fundus disebabkan oleh kontraksi tetapi perubahan ini lebih dipengaruhi
oleh kelainan perkembangan genetik yang mempengaruhi seluruh segmen posterior
mata.Perubahan yang terjadi tidak begitu berbeda dengan miopia simpleks.Miopia maligna
berhubungan dengan penyakit sistemik seperti Marfan’s syndrome, prematur retinopati, Ehler’sDanlos sindrom dan albinisme.

Apa itu Rabun Jauh
Myopia berasal dari bahasa Yunani yang ertinya “Pandangan Dekat” (”nearsightedness”). Ini kerana
kerosakan mata yang menghasilkan fokus pandangan di depan retina.
Individu yang mempunyai Myopia boleh melihat benda dari jarak dekat dengan jelas.Namun pada jarak
jauh benda nampak kabur sehingga membuat kepala menjadi pening.Jika anak anda merasa pening
ketika melihat tulisan di papan tulis di dalam kelasnya dan pandangannya kabur, kemungkinan
dia mempunyai Myopia.

Para optometris, umumnya mengatasi masalah Myopia dengan penggunaan lensa (corrective lenses)
seperti kacamata atau kanta sentuh (contact lenses). Boleh juga diatasi dengan rawatan laser seperti
LASIK. Kanta cekung digunakan untuk membetulkan Myopia.

Myopia terbahagi dalam 3 peringkat:
1. Myopia Rendah : 0 – -3.00D
2. Myopia sederhana : -3.00D – -4.00D
3. Myopia Tinggi : lebih -5.00D

Di negara-negara seperti Cina, India, dan Malaysia, 41% dari orang dewasa menderita Myopia hingga 1.00.

Sering membaca dengan jarak yang terlalu dekat menggunakan cahaya yang terlalu malap boleh
menyebabkan anak-anak mendapat myopia. Begitu juga berbagai pekerjaan yang mengharuskan
melihat benda dari jarak dekat seperti menjahit.Sebaliknya bermain atau olah raga di luar selama 2-3
jam dengan sinaran cahaya matahari (seelok-eloknya pagi) boleh mengurangkan
kemungkinan mendapat Myopia.

Para peneliti Australia menyimpulkan bahwa paparan pada sinar
matahari bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan bola mata yang boleh menyebabkan Myopia atau
Rabun Jauh.Mereka membandingkan anak-anak dari negara maju seperti Australia dan Singapura. Anakanak Singapura yang rata-rata hanya menghabiskan waktu 30 minit di luar rumah ternyata 90%
mengidap Myopia sehingga perlu memakai kacamata baik secara tetap atau pun sementara waktu.
Sementara anak-anak Australia yang menghabiskan waktu 2-3 jam untuk bermain di luar rumah hanya
20% yang menderita Myopia. Sinaran matahari di luar rumah boleh menambah dopamine pada mata
yang dapat mencegah Myopia.
Antara simptom-simptom rabun jauh adalah:

penglihatan kabur atau terpaksa mengecilkan mata untuk melihat objek jauh
keletihan pada mata
sakit kepala (jarang)

Jadi pencegahan penyakit Myopia dapat dilakukan sebagai berikut:

Jangan membaca terlalu dekat (minima sepanjang siku anda)
Membacalah di ruangan yang cukup terang
Jangan membaca sambil berbaring
Hindari menonton TV/main play station terlalu dekat secara terus menerus
Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke
tempat yang jauh.
Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh
Berolahragalah agar otot-otot anda termasuk mata jadi kuat
Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata anda seperti vitamin A, Beta Karotin, dan
sebagainya.

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2125789-pengertian-rabun-dekat-hipermetropi/

More Related Content

What's hot

Manajemen stratejik semester 5
Manajemen stratejik semester 5Manajemen stratejik semester 5
Manajemen stratejik semester 5MAHPUDIN AJAH
 
Review jurnal intervensi person
Review jurnal intervensi personReview jurnal intervensi person
Review jurnal intervensi personRidho D'vhavoline
 
Frank B. Gilberth, Lillian M. Gilberth dan Perkembangan Ilmu Manajemen
Frank B. Gilberth, Lillian M. Gilberth dan Perkembangan Ilmu ManajemenFrank B. Gilberth, Lillian M. Gilberth dan Perkembangan Ilmu Manajemen
Frank B. Gilberth, Lillian M. Gilberth dan Perkembangan Ilmu Manajemenermawidiana
 
Hubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiHubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiFazry Ibrahim
 
Pembayaran kinerja
Pembayaran kinerjaPembayaran kinerja
Pembayaran kinerjaheeka_109
 
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
 strategi sdm dalam menghadapi persaingan global. strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.Immawan Awaluddin
 
Perencanaan dan penarikan karyawan
Perencanaan dan penarikan karyawanPerencanaan dan penarikan karyawan
Perencanaan dan penarikan karyawankartika Darmansyah
 
Fungsi manajemen
Fungsi manajemenFungsi manajemen
Fungsi manajemenZam Mil
 
Manajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks globalManajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks globalSigit Sanjaya
 
Bentuk Organisasi dan Hirarki Tanggung Jawab Koperasi
Bentuk Organisasi dan Hirarki Tanggung Jawab KoperasiBentuk Organisasi dan Hirarki Tanggung Jawab Koperasi
Bentuk Organisasi dan Hirarki Tanggung Jawab KoperasiGunadarma University
 
Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanianIntensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanianAan Joke
 
BMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 ManajemenBMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 ManajemenMang Engkus
 

What's hot (20)

Manajemen stratejik semester 5
Manajemen stratejik semester 5Manajemen stratejik semester 5
Manajemen stratejik semester 5
 
Review jurnal intervensi person
Review jurnal intervensi personReview jurnal intervensi person
Review jurnal intervensi person
 
Frank B. Gilberth, Lillian M. Gilberth dan Perkembangan Ilmu Manajemen
Frank B. Gilberth, Lillian M. Gilberth dan Perkembangan Ilmu ManajemenFrank B. Gilberth, Lillian M. Gilberth dan Perkembangan Ilmu Manajemen
Frank B. Gilberth, Lillian M. Gilberth dan Perkembangan Ilmu Manajemen
 
Manajemen Olahraga
Manajemen OlahragaManajemen Olahraga
Manajemen Olahraga
 
Materi -bank-sentral
Materi -bank-sentralMateri -bank-sentral
Materi -bank-sentral
 
Hubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiHubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsi
 
Job desig nelearning
Job desig nelearningJob desig nelearning
Job desig nelearning
 
Makalah organisasi
Makalah organisasiMakalah organisasi
Makalah organisasi
 
Pembayaran kinerja
Pembayaran kinerjaPembayaran kinerja
Pembayaran kinerja
 
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
 strategi sdm dalam menghadapi persaingan global. strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
 
Perencanaan dan penarikan karyawan
Perencanaan dan penarikan karyawanPerencanaan dan penarikan karyawan
Perencanaan dan penarikan karyawan
 
Fungsi manajemen
Fungsi manajemenFungsi manajemen
Fungsi manajemen
 
Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
Manajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks globalManajemen sdm dalam konteks global
Manajemen sdm dalam konteks global
 
Bentuk Organisasi dan Hirarki Tanggung Jawab Koperasi
Bentuk Organisasi dan Hirarki Tanggung Jawab KoperasiBentuk Organisasi dan Hirarki Tanggung Jawab Koperasi
Bentuk Organisasi dan Hirarki Tanggung Jawab Koperasi
 
Model sistem umum perusahaan
Model sistem umum perusahaanModel sistem umum perusahaan
Model sistem umum perusahaan
 
Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanianIntensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian
 
Etika bisnis kasus nike
Etika bisnis kasus nikeEtika bisnis kasus nike
Etika bisnis kasus nike
 
BMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 ManajemenBMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 Manajemen
 
Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 

Viewers also liked

포스코 연료전지 사이트구축제안 20070802
포스코 연료전지 사이트구축제안 20070802포스코 연료전지 사이트구축제안 20070802
포스코 연료전지 사이트구축제안 20070802지환 윤
 
Global Medical Cures™ | MENOPAUSE Medicines
Global Medical Cures™  | MENOPAUSE MedicinesGlobal Medical Cures™  | MENOPAUSE Medicines
Global Medical Cures™ | MENOPAUSE MedicinesGlobal Medical Cures™
 
Presentation1 rohmawati
Presentation1 rohmawatiPresentation1 rohmawati
Presentation1 rohmawatirohmawati6789
 
ENGELBERT HUMPERDINCK - (Yago Vicente Rañó)
ENGELBERT HUMPERDINCK - (Yago Vicente Rañó)ENGELBERT HUMPERDINCK - (Yago Vicente Rañó)
ENGELBERT HUMPERDINCK - (Yago Vicente Rañó)Univ. of Boston
 
Human resource consultancy vital entity behind achievement of small and mid...
Human resource consultancy   vital entity behind achievement of small and mid...Human resource consultancy   vital entity behind achievement of small and mid...
Human resource consultancy vital entity behind achievement of small and mid...Praveen Rangi
 
Danh gia-cac-trang-web
Danh gia-cac-trang-webDanh gia-cac-trang-web
Danh gia-cac-trang-webheocon020192
 
Bai trac nghiem khach quan
Bai trac nghiem khach quanBai trac nghiem khach quan
Bai trac nghiem khach quanheocon020192
 
TAGT Parent Support Group Slideshow
TAGT Parent Support Group SlideshowTAGT Parent Support Group Slideshow
TAGT Parent Support Group Slideshowjkthomason
 
практичні роботи 1 8
практичні роботи 1 8практичні роботи 1 8
практичні роботи 1 8annajni
 
Website analysis eval 1
Website analysis eval 1Website analysis eval 1
Website analysis eval 1Ollie Green
 

Viewers also liked (14)

포스코 연료전지 사이트구축제안 20070802
포스코 연료전지 사이트구축제안 20070802포스코 연료전지 사이트구축제안 20070802
포스코 연료전지 사이트구축제안 20070802
 
Global Medical Cures™ | MENOPAUSE Medicines
Global Medical Cures™  | MENOPAUSE MedicinesGlobal Medical Cures™  | MENOPAUSE Medicines
Global Medical Cures™ | MENOPAUSE Medicines
 
Unit plan nhom02
Unit plan nhom02Unit plan nhom02
Unit plan nhom02
 
Presentation1 rohmawati
Presentation1 rohmawatiPresentation1 rohmawati
Presentation1 rohmawati
 
ENGELBERT HUMPERDINCK - (Yago Vicente Rañó)
ENGELBERT HUMPERDINCK - (Yago Vicente Rañó)ENGELBERT HUMPERDINCK - (Yago Vicente Rañó)
ENGELBERT HUMPERDINCK - (Yago Vicente Rañó)
 
Human resource consultancy vital entity behind achievement of small and mid...
Human resource consultancy   vital entity behind achievement of small and mid...Human resource consultancy   vital entity behind achievement of small and mid...
Human resource consultancy vital entity behind achievement of small and mid...
 
Perancangan web
Perancangan webPerancangan web
Perancangan web
 
Look walkers in hyderabad & secunderabad
Look walkers in hyderabad & secunderabadLook walkers in hyderabad & secunderabad
Look walkers in hyderabad & secunderabad
 
Danh gia-cac-trang-web
Danh gia-cac-trang-webDanh gia-cac-trang-web
Danh gia-cac-trang-web
 
Bigspeech
BigspeechBigspeech
Bigspeech
 
Bai trac nghiem khach quan
Bai trac nghiem khach quanBai trac nghiem khach quan
Bai trac nghiem khach quan
 
TAGT Parent Support Group Slideshow
TAGT Parent Support Group SlideshowTAGT Parent Support Group Slideshow
TAGT Parent Support Group Slideshow
 
практичні роботи 1 8
практичні роботи 1 8практичні роботи 1 8
практичні роботи 1 8
 
Website analysis eval 1
Website analysis eval 1Website analysis eval 1
Website analysis eval 1
 

Similar to Contoh makalah rabun jauh

Askep myopia
Askep myopiaAskep myopia
Askep myopiaq_key
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iiriko45
 
Ketajaman Penglihatan Higiene Industri
Ketajaman Penglihatan Higiene IndustriKetajaman Penglihatan Higiene Industri
Ketajaman Penglihatan Higiene Industriyesintabella
 
289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksitaufiq andrian
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanOperator Warnet Vast Raha
 
PPT KELOMPOK 3.pptx
PPT KELOMPOK 3.pptxPPT KELOMPOK 3.pptx
PPT KELOMPOK 3.pptxAditiaArazhi
 
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedoktrefleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedoktSriNaharindahNaharin
 
Artikel tunanetra trimurjoko
Artikel tunanetra trimurjokoArtikel tunanetra trimurjoko
Artikel tunanetra trimurjokopendekar ilmu
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxNURULMUMINAH
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut kuyunuz
 

Similar to Contoh makalah rabun jauh (20)

Askep myopia
Askep myopiaAskep myopia
Askep myopia
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Ketajaman Penglihatan Higiene Industri
Ketajaman Penglihatan Higiene IndustriKetajaman Penglihatan Higiene Industri
Ketajaman Penglihatan Higiene Industri
 
Strabismus kelompok
Strabismus kelompokStrabismus kelompok
Strabismus kelompok
 
289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi289902682 kelainan-refraksi
289902682 kelainan-refraksi
 
Cover miopi
Cover miopiCover miopi
Cover miopi
 
PP miopi 2a.pptx
PP miopi 2a.pptxPP miopi 2a.pptx
PP miopi 2a.pptx
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
 
PPT KELOMPOK 3.pptx
PPT KELOMPOK 3.pptxPPT KELOMPOK 3.pptx
PPT KELOMPOK 3.pptx
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedoktrefleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
refleksi kasus ilmu penyakit mata kedokt
 
Artikel tunanetra trimurjoko
Artikel tunanetra trimurjokoArtikel tunanetra trimurjoko
Artikel tunanetra trimurjoko
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
Mata
MataMata
Mata
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut ku
 
Glukoma
GlukomaGlukoma
Glukoma
 
Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatanGangguan penglihatan
Gangguan penglihatan
 
Gangguan penglihatan AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan penglihatan AKPER PEMKAB MUNA Gangguan penglihatan AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan penglihatan AKPER PEMKAB MUNA
 

Contoh makalah rabun jauh

  • 1. KATA PENGANTAR Puji dan syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas bimbingan dan penyertaan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih semua pihak dan teman yang membantu dalam penyelesaian penugasan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulisan dan pemikiran kelompok dalam membuat makalah ini, oleh karena itu masukan kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Medan,30 November 2013 Penulis
  • 2. DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Bab I. Pendahuluan 1.1.Latar Belakang 4 1.2.Tujuan 4 1.3.Manfaat 5 Bab II.Tinjauan Teori 2.1.Pengertian 2.2.Etiologi 2.3.Tanda dan Gejala 2.4.Pathofisilogi 2.5.Pathway 2.6.Pemeriksaan Penunjang 2.7.Penatalaksanaan Medis 2.8.Pendidikan Kesehatan Bab III. Konsep Dasar Keperawatan 3.1.Pengkajian 3.2.Diagnosa Keperawatan 3.3.Intervensi 3.4.Implementasi 3.5.Evaluasi Bab IV. Penutup 4.1.Kesimpulan 4.2.Saran Daftar Pustaka
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Manfaat BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan atau kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik kuning) dimana sistem akomodasi berkurang. Pasien dengan myopia akan menyatakan melihat lebih jelas bila dekat sedangkan melihat jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh. Pasien miopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap maka penderita akan terlihat juling ke dalam atau esotropia. Mata minus / myopia / short sighred eye adalah : keadaan pada mata dimana cahaya/benda yang jauh letaknya jatuh/difokuskan didepan retina/selpaut jala/bintik kuning Myopia merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina. Kelainan ini diperbaiki dengan lensa negatif sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur dan tepat jatuh diretina (Mansjoer, 2002).
  • 4. Myopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi dibiaskan pada satu titik di depan retina. Terdapat dua teori utama tentang terjadinya pemanjangan sumbu bola mata pada myopia yaitu : Teori biologik menganggap pemanjangan sumbu bola mata sebagai akibat kelainan pertumbuhan retina(overgrowth). Teori mekanik mengemukakan penekanan (stress) sklera sebagai penyebab pemanjangan tersebut. Myopia yaitu keadaan di mana mata terasa kabur apabila melihat objek-objek yang letaknya jauh, tapi mata mampu melihat objek yang dekat.Pada rabun jauh (myopia) penderita selalu berusaha memicingkan matanya agar dapat melihat lebih jelas objek-objek yang jauh letaknya.Hal ini adalah ciri khas utama dari penderita myopia. Myopia paling banyak terjadi pada usia anak-anak dan ditemukan secara tak sengaja pada saat skrining pemeriksaan mata di sekolah. Pada umumnya memang hal ini disebabkan oleh keturunan.Selain karena faktor keturunan, myopia juga bisa disebabkan oleh faktor kelengkungan kornea maupun kelainan bentuk lensa mata. Ciri khas lain dari myopia ini adalah sifatnya yang progresif hingga pada usia remaja (hal ini dikarenakan faktor panjang sumbu bola mata yang bertambah seiring pertumbuhan anak) dan kemudian progresifitasnya menurun pada usia dewasa muda. Pertambahan derajat myopia membutuhkan kaca mata yang makin berat kekuatannya, karena itu pada masa usia dini dianjurkan agar pemeriksaan diulang tiap 6 bulan. Tipe/Bentuk myopia yaitu : a. Myopia Axial Dalam hal ini, terjadinya myopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter Antero-posterior), dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power normal dan tipe mata ini lebih besar dari normal. b. Myopia Kurvatura Dalam hal ini terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan darikelengkungan kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat, dimana ukuran bola mata normal.
  • 5. c. Perubahan Index Refraksi Perubahan indeks refraksi atau myopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitussehingga pembiasan lebih kuat. d. Perubahan Posisi Lensa Pergerakan lensa yang lebih ke anterior setelah operasi glaucomaberhubungan dengan terjadinya myopia Myopia dikategorikan berbahaya apabila berpotensi untuk menimbulkan kebutaan bagi penderitanya, karena tidak bisa diatasi dengan pemberian kacamata.Myopia berbahaya ini dibarengi dengan kerapuhan dari selaput jala (retina) yang makin lama makin menipis dari waktu ke waktu. Pada puncaknya proses penipisan ini menimbulkan perobekan pada selaput jala (retina), yang membutuhkan tindakan bedah sedini mungkin untuk pemulihannya. Tingkat keberhasilan pemulihan penglihatan akibat hal ini sangat tergantung pada kecepatan tindakan penanggulangannya. 2.2. Etiologi Pertengahan tahun 1900 SM, para dokter ahli mata dan ahli pemeriksa mata (ahli kacamata) percaya bahwa miopia menjadi hereditas utama.Di antara peneliti-peneliti dan para professional peduli mata, mereka mengatakan bahwa miopia sekarang telah menjadi sebuah kombinasi genetik dan merupakan salah satu faktor lingkungan. Ada 2 mekanisme dasar yang dipercaya menjadi penyebab myopia yaitu: Hilangnya bentuk mata (juga diketahui sebagai hilangnya pola mata), terjadi ketika kualitas gambar dalam retina berkurang. Berkurangnya titik fokus mata, terjadi ketika titik fokus cahaya berada di depan atau di belakang retina. Myopia Terjadi karena bola mata tumbuh terlalu panjang saat bayi.Dikatakan pula, semakin dini mata seseorang terkena sinar terang secara langsung, maka semakin besar kemungkinan mengalami miopi.Ini karena organ mata sedang berkembang dengan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan.akibatnya para penderita miopi umumnya merasa bayangan benda yang dilihatnya jatuh tidak tepat pada retina matanya, melainkan didepannya (Curtin, 2002).
  • 6. 2.3. Tanda dan Gejala Pasien miopi mempunyai pangtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan telihat juling ke dalam atau esotropia (Ilyas, 2003). Gejala miopi terbagi menjadi dua yaitu : a. Gejala subjektif : 1) Akibat sinar dari suatu objek jauh difokuskan di depan retina, maka penderita miopia hanya dapat melihat jelas pada waktu melihat dekat, sedangkan pengglihatan jauh akan kabur. 2) Keluhan astenopia, seperti sakit kepala yang dengan sedikit koreksi dari miopinya dapat disembuhkan. 3) Kecendrungan penderita untuk menyipitkan mata waktu melihat jauh untuk mendapatkan efek “pinhole” agar dapat melihat dengan lebih jelas. 4) Penderita miopia biasanya suka membaca dekat, sebab mudah melakukannya tanpa usaha (Slone, 1979). b. Gejala objektif : 1) Miopi simplex : Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar.Kadangkadang bola mata ditemukan agak menonjol. 2) Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen miopi yang ringan disekitar papil saraf optik. Miopi Patologi : Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopi simple. Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kalainan-kelainan pada : a) Korpus vitreum b) Papiler saraf optic c) Makula d) Retina terutama pada bagian temporal e) Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.
  • 7. 2.4. Pathofisiologi Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada myopia patologi masih belum diketahui.Sama halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaucoma.Columbre dan rekannya, tentang penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya, tekanan intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya.Jika kekuatan yang berlawanan ini merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada mata manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua mekanisme patogenesa terhadap elongasi berlebihan pada myopia. Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk : 1) Myopia stasioner, myopia yang menetap setelah dewasa. 2) Myopia progresif, myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata. 3) Myopia maligna, myopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa sama dengan myopia maligna sama dengan myopia degenerative. 4) Myopia degenertif atau myopia maligna biasanya bila myopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sclera dan kadang-kadang terjadi rupture membrane Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina. Pada myopia dapat terjadi bercak Fuch berupa biperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optic (Sidarta, 2005). 2.5. Pemeriksaan Penunjang 1) Foto fundus / retina 2) Pemeriksaan lapang pandang / campimetri / perimetri 3) Pemeriksaan kwalitas retina (E.R.G = electro retino gram)
  • 8. Pemeriksaan kelainan otak / brain berkaitan dengan kelainan mata (E.E.G = electro – 4) encefalogram). 5) EVP (evoked potential examination) 6) USG (ultrasonografi) bola mata dan keliling organ mata misal pada tumor, panjang bola mata, kekentalan benda kaca (vitreous). 7) Retinometri (maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa). 8) CT scan dengan kontras / MRI. VI. Penatalaksanaan 2.6. Penatalaksanaan Medis 1) Penatalaksanaan Nonfarmakologi Kacamata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan untuk mengobati gejala-gejala visual pada pada penderita myopia.Dalam ilmu keratotology kontak lensa yang digunakan adalah adalah kontak lensa yang keras atau kaku untuk pemerataan kornea yang berfungsi untuk mengurangi miopia. Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi Para pelaksana dan penganjur terapi alternatif ini sering merekomendasikan latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti cara menahan (pencegahan). Akan tetapi, kemanjuran dari latihan ini dibantah oleh para ahli pengetahuan dan para praktisi peduli mata.Pada tahun 2005, dilakukan peninjauan ilmiah pada beberapa subjek.Dari peninjauan tersebut disimpulkan bahwa tidak ada bukti-bukti (fakta) ilmiah yang menyatakan bahwa latihan pergerakan mata adalah pengobatan myopia yang efektif. Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (LASIK) atau operasi lasik mata, yang telah populer dan banyak digunakan para ahli bedah untuk mengobati miopia.Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan dirubahnya tingkat miopia dengan menggunakan sebuah laser. Selain lasik digunakan juga terapi lain yaitu Photorefractive Keratotomy (PRK) untuk jangka pendek, tetapi ini menggunakan konsep yang sama yaitu dengan pergantian kembali kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang
  • 9. berbeda. Selain itu ada juga pengobatan yang dilakukan tanpa operasi yaitu orthokeratologi dan pemotongan jaringan kornea mata. Orang-orang dengan miopia rendah akan lebih baik bila menggunakan teknik ini. Orthokeratologi menggunakan kontak lensa secara berangsurangsur dan pergantian sementara lekukan kornea.Pemotongan jaringan kornea mata menggunakan bahan-bahan plastik yang ditanamkan ke dalam kornea mata untuk mengganti kornea yang rusak (Lee dan Bailey, www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006). 2) Penatalaksanaan Farmakologi Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata.Obat-obat tradisional pun banyak digunakan ada penderita myopia. BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN 3.1. Pengkajian 1. Pengkajian Fisik Penglihatan a. Pengkajian Ketajaman Penglihatan Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu Snellen. - Pasien duduk dengan dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup. - Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai dari baris paling atas kebawah dan tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar. Penilaiannya : Tajam pengelihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat membaca seluruh huruf dalam kartu Snellen dengan benar. b. Pengkajian Gerakan Mata Salah satu mata pasien di tutup dengan karton atau tangan pemeriksa, dan pasien di minta memfokuskan mata yang tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang di tutup karton/tangan tetap terbuka. Kemudian karton atau tangan tiba-tiba di singkirkan, dan akan nampak gerakan abnormal mata. c. Pengkajian Lapang Pandang
  • 10. Pemeriksa dan pasien duduk dengan jarak 1 sampai 2 kaki, saling berhadapan. Pasien di minta menutup salah satu mata dengan karton, tanpa menekan, sementara ia harus memandang hidung pemeriksa. Pasien di minta tetap melirik pada hidung pemeriksa dan menghitung jumlah jari yang ada di medan superior dan inferior lirikan temporal dan nasal. Jari pemeriksa di gerakkan dari posisi luar terjauh ke tengah dalam bidang vertical, horizontal dan oblik. Medan nasal, temporal, superior dan inferior di kaji dengan memasukkan benda dalam penglihatan dari berbagai titik perifer. Pada setiap manuver, pasien memberi informasi kepada pemeriksa saat ketika benda mulai dapat terlihat sementara mempertahankan arah lirikannya ke depan. 2. Pemeriksaan Fisik Mata a) Kelopak Mata, harus terletak merata pada permukaan mata b) Bulu Mata, posisi dan distribusinya c) Sistem lakrimal, struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata. d) Pemeriksaan Mata Anterior, sclera dan konjungtiva bulbaris diinspeksi secara bersama. e) Pemeriksaan Kornea, normalnya kornea tampak halus dengan pantulan cahaya seperti cermin, terang, simetris dan tunggal. 3.2. Diagnosa Keperawatan 1) Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/gangguan status organ indera. 2) Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada kepala, kelelahan pada mata). 3) Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan. 3.3. Intervensi Diagnosa I: Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/perubahan status organ indera. 1. Kaji derajat dan durasi gangguan visual Rasional : Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien
  • 11. 2. Orientasikan klien pada lingkungan yang baru Rasional : Memberikan peningkatan kenyamanan, kekeluargaan serta kepercayaan klien-perawat 3. Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang gangguan penglihatan Rasional : meningkatkan kepercayaan klien-perawat dan penerimaan diri 4. Lakukan tindakan untuk membantu klien menangani gangguan penglihatannya Rasional : Menurunkan kemungkinan bahaya yang akan tejadi sehubungan dengan gangguan penglihatan Diagnosa II : Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada kepala, kelelahan pada mata.) 1. Orientasikan klien pada lingkungan yang baru Rasional : Membantu mengurangi ansietas dan meningkatkan keamanan 2. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya Rasional : Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya dan mengurangi ansietas 3. Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukan. Rasional : Mengurangi ansietas klien Diagnosa III : Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan 1. Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis dan pengobatan Rasional : Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien. 2. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya serta pengobatan yang akan dilakukan Rasional : Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya. 3. Anjurkan klien menghindari membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur, menonton TV dengan jarak terlalu dekat. Rasional : Membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur, menonton TV dengan jarak terlalu dekat dapat mengakibatkan kelelahan pada mata 3.4. Implementasi
  • 12. Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dari mata kanan lalu mata kiri.Dilakukan setelah tajam penglihatan dilakukan dan diketahui terdapat kelainan refraksi. Caranya adalah : 1. Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari karti snellen. 2. Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca dari baris terkecil yang masih bisa terbaca. 3. Pada mata yang terbuka letakkan lensa negatif (-) 0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan. 3.5. Evaluasi 1. Menyatakan penerimaan diri sehubungan dengan perubahan sensori 2. Mampu memakai metode koping untuk menghilang ansietas 3. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan pengobatan BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan 4.2. Saran Makalah Referat MIOPIA Rabun Jauh
  • 13. articles health Miopia (minus) dapat diklasifikasikan sebagai miopia simpleks dan miopia patologis.Miopia simpleks biasanya ringan dan miopia patalogis hampir selalu progresif.Keadaan ini biasanya diturunkan orang tua pada anaknya. Miopia tinggi adalah salah satu penyebab kebutaan pada usia dibawah 40 tahun. Miopia tinggi adalah miopia dengan ukuran 6 dioptri atau lebih.Penderita dengan minus diatas 6 dioptri mempunyai risiko 3-4 kali lebih besar untuk terjadinya komplikasi pada mata. Sekitar lima juta penduduk Inggris menderita rabun dekat dan 200.00 diantaranya menderita miopia tinggi. Pada beberapa orang, miopia tinggi dapat menyebabkan kerusakan retina atau ablasio.Miopia tinggi juga berkaitan dengan katarak dan glaukoma. Myopia Miopia tinggi atau miopia degeneratif kronik dapat terjadi dalam suatu keluarga (bersifat familial). Sebuah penelitian yang dilakukan pada 15 keluarga di Hongkong yang kemungkinan genetik menderita miopia tinggi pada 2 generasi terakhir didapatkan hasil bahwa lokus autosomal dominan yang berkaitan dengan miopia tinggi adalah kromosom 18p. Operasi laser untuk mengoreksi masalah penglihatan sudah dimulai sejak awal tahun 1990an. Photorefractive Keratotomy (PRK) adalah salah satu tindakan yang dilakukan untuk mengoreksi miopia ringan sampai sedang.Untuk miopia tinggi digunakan metode Laser in-situ keratomileusis (LASIK). Sebuah penelitian yang yang dilakukan oleh Miquel H dan Ankara University dan dipublikasikan pada bulan Januari 2008 oleh American Journal of Ophthalmology menemukan bahwa operasi LASIK yang dilakukan pada pasien miopia >10 dioptri aman dan efektif untuk jangka lama. Penelitian yang dilakukan oleh Lindstrom, Hardten dan Chu tentang LASIK untuk penanganan miopia ringan, sedang dan tinggi mendapatkan hasil awal bahwa LASIK untuk penanganan miopia ringan, sedang dan tinggi dengan atau tanpa astigmatisme memberikan hasil yang memjanjikan, meskipun memerlukan follow yang lama. Oleh karena kelainan refraksi adalah
  • 14. kelainan pada mata yang sering dijumpai, maka penulis tertarik menulis referat tentang kelaianan refraksi khususnya tentang miopia tinggi. Definisi Miopia merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar yang memasuki mata tanpa akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di depan retina. Dalam keadaan ini objek yang jauh tidak dapat dilihat secara teliti karena sinar yang datang saling bersilangan pada badan kaca, ketika sinar tersebut sampai di retina sinar-sinar ini menjadi divergen,membentuk lingkaran yang difus dengan akibat bayangan yang kabur. Miopia tinggi adalah miopia dengan ukuran 6 dioptri atau lebih. Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kaca mata sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Bila pasien dikoreksi dengan -3,0 memberikan tajam penglihatan 6/6, dan demikian juga bila diberi -3.25, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi -3,0 agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi. Pemanjangan bola mata yang biasa terjadi pada penderita miopia terbatas pada kutub posterior, sedang setengah bagian depan bola mata relatif normal. Bola mata membesar secara nyata dan menonjol kebagian posterior, segmen posterior sklera menipis dan pada keadaan ekstrim dapat menjadi seperempat dari ketebalan normal. Hubungan antara miopia dan kenaikan tekanan bola mata telah banyak menjadi bahan publikasi.Tekanan intraokuli mempunyai peranan penting pada pertumbuhan dan perkembangan bola mata. Mata mempunyai respon terhadap peningkatan tekanan intraokuli dengan cara bertambahnya ukuran bola mata terutama diameter aksial dengan akibat berkembangnya suatu miopia. Tekanan bola mata rata-rata pada penderita miopia secara nyata mempunyai tendensi lebih tinggi dari mata emetrop dan hipermetrop. Prevalensi miopia diantara penderita glaukoma bervariasi, Gorin G menyatakan 38%, Huet Jf 25%, tetapi Davenport melaporkan 7,4% diantara 1500 penderita glaukoma. Miopia tinggi dapat menjadi predisposisi terhadap glaukoma sudut terbuka. Adanya degenerasi latis semata-mata tidak cukup memberi alasan untuk memberikan terapi profilaksis.Riwayat ablasio retina pada keluarga, ablasio retina di mata yang lain, miopia tinggi dan afakia adalah faktor-faktor risiko terjadinya ablasio retina pada mata dengan degenerasi latis, dan mungkin diindikasikan terapi profilaksis dengan bedah beku atau fotokoagulasi laser. Miopia maligna adalah miopia yang berjalan progresif yang dapat mengakibatkan ablasio retina dan kebutaan.Miopia maligna biasanya bila mopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang kadang terjadi ruptur membran Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi
  • 15. subretina. Dapat juga ditemukan bercak Fuch erupa hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atrofi lapis sensoris retina luar, dan lebih lanjut akan terjadi degenerasi papil saaraf optik. Miopia maligna dapat ditemukan pada semua umur dan terjadi sejak lahir.Pada anak-anak diagnosis sudah dapat dibuat jika terdapat peningkatan beratnya miopia dalam waktu yang relatif pendek. Etiologi dari miopia maligna sampai saat ini belum jelas.Biasanya faktor utama untuk menentukan tipe miopia adalah kelemahan dan ketidakmampuan sklera untuk mempertahankan tekanan intraokular tanpa kontraksi dan relaksasi. Umumnya perubahan fundus disebabkan oleh kontraksi tetapi perubahan ini lebih dipengaruhi oleh kelainan perkembangan genetik yang mempengaruhi seluruh segmen posterior mata.Perubahan yang terjadi tidak begitu berbeda dengan miopia simpleks.Miopia maligna berhubungan dengan penyakit sistemik seperti Marfan’s syndrome, prematur retinopati, Ehler’sDanlos sindrom dan albinisme. Apa itu Rabun Jauh Myopia berasal dari bahasa Yunani yang ertinya “Pandangan Dekat” (”nearsightedness”). Ini kerana kerosakan mata yang menghasilkan fokus pandangan di depan retina.
  • 16. Individu yang mempunyai Myopia boleh melihat benda dari jarak dekat dengan jelas.Namun pada jarak jauh benda nampak kabur sehingga membuat kepala menjadi pening.Jika anak anda merasa pening ketika melihat tulisan di papan tulis di dalam kelasnya dan pandangannya kabur, kemungkinan dia mempunyai Myopia. Para optometris, umumnya mengatasi masalah Myopia dengan penggunaan lensa (corrective lenses) seperti kacamata atau kanta sentuh (contact lenses). Boleh juga diatasi dengan rawatan laser seperti LASIK. Kanta cekung digunakan untuk membetulkan Myopia. Myopia terbahagi dalam 3 peringkat:
  • 17. 1. Myopia Rendah : 0 – -3.00D 2. Myopia sederhana : -3.00D – -4.00D 3. Myopia Tinggi : lebih -5.00D Di negara-negara seperti Cina, India, dan Malaysia, 41% dari orang dewasa menderita Myopia hingga 1.00. Sering membaca dengan jarak yang terlalu dekat menggunakan cahaya yang terlalu malap boleh menyebabkan anak-anak mendapat myopia. Begitu juga berbagai pekerjaan yang mengharuskan melihat benda dari jarak dekat seperti menjahit.Sebaliknya bermain atau olah raga di luar selama 2-3 jam dengan sinaran cahaya matahari (seelok-eloknya pagi) boleh mengurangkan kemungkinan mendapat Myopia. Para peneliti Australia menyimpulkan bahwa paparan pada sinar matahari bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan bola mata yang boleh menyebabkan Myopia atau Rabun Jauh.Mereka membandingkan anak-anak dari negara maju seperti Australia dan Singapura. Anakanak Singapura yang rata-rata hanya menghabiskan waktu 30 minit di luar rumah ternyata 90% mengidap Myopia sehingga perlu memakai kacamata baik secara tetap atau pun sementara waktu. Sementara anak-anak Australia yang menghabiskan waktu 2-3 jam untuk bermain di luar rumah hanya 20% yang menderita Myopia. Sinaran matahari di luar rumah boleh menambah dopamine pada mata yang dapat mencegah Myopia.
  • 18. Antara simptom-simptom rabun jauh adalah: penglihatan kabur atau terpaksa mengecilkan mata untuk melihat objek jauh keletihan pada mata sakit kepala (jarang) Jadi pencegahan penyakit Myopia dapat dilakukan sebagai berikut: Jangan membaca terlalu dekat (minima sepanjang siku anda) Membacalah di ruangan yang cukup terang Jangan membaca sambil berbaring Hindari menonton TV/main play station terlalu dekat secara terus menerus Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh. Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh Berolahragalah agar otot-otot anda termasuk mata jadi kuat Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata anda seperti vitamin A, Beta Karotin, dan sebagainya. http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2125789-pengertian-rabun-dekat-hipermetropi/