SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
BESARAN DAN SATUAN
PENGUKURAN
PENJUMLAHAN VEKTOR
Oleh :
Dwi Nur Indah Sari (4201412069)
Karima Afifah (4201412078)
Apakah yang dimaksud
dengan FISIKA?
Adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari sifat dan gejala
pada benda-benda di alam
PENGUKURAN
PENGERTIAN
Apakah yang dimaksud
dengan PENGUKURAN?
Pengukuran merupakan
kegiatan membandingkan
suatu besaran yang diukur
dengan alat ukur yang
digunakan sebagai satuan.
MACAM ALAT
UKUR
1. Alat Ukur Panjang
a. Mistar
Skala terkecil = 1 mm atau 0,1 cm
b. Jangka Sorong
Skala terkecil = 0,1 mm atau 0,01 cm
1. Alat Ukur Panjang
2. Alat Ukur Waktu
3. Alat Ukur Massa
MACAM ALAT
UKUR
1. Alat Ukur Panjang
2. Alat Ukur Waktu
3. Alat Ukur Massa
c. Mikrometer Sekrup
Skala terkecil = 0,01 mm atau 0,001 cm
1. Alat Ukur Panjang
2. Alat Ukur Waktu
3. Alat Ukur Massa
MACAM ALAT
UKUR
MACAM ALAT
UKUR
2. Alat Ukur Waktu
Jam
Skala terkecil = 1 sekon
Stopwatch
Skala terkecil = 0,1 sekon
1. Alat Ukur Panjang
2. Alat Ukur Waktu
3. Alat Ukur Massa
MACAM ALAT
UKUR
3. Alat Ukur Massa
Neraca Ohauss 3 Lengan
1. Alat Ukur Panjang
2. Alat Ukur Waktu
3. Alat Ukur Massa Skala terkecil =
0,1 g
KETIDAKPASTIAN
PADA PENGUKURAN
1. Kesalahan
1. Kesalahan
2. Melaporkan Hasil
Pengukuran
Kesalahan ( error)
Kesalahan Umum
(Keteledoran)
Kesalahan Acak
Kesalahan
Sistematis
Kesalahan
yang
disebabkan
oleh pengamat
Kesalahan
pengukuran yang
disebabkan oleh
kondisi lingkungan
Kesalahan alat
ukur atau
instrumen
KETIDAKPASTIAN
PADA PENGUKURAN
a. Kesalahan Umum
• pengamat kurang terampil
dalam menggunakan
instrumen,
• posisi mata saat membaca
skala yang tidak benar,
• kekeliruan dalam membaca
skala.
1. Kesalahan
2. Melaporkan Hasil
Pengukuran
KETIDAKPASTIAN
PADA PENGUKURAN
b. Kesalahan Acak
• Kondisi lingkungan yang tidak
menentu, seperti :
a. Fluktuasi tegangan
b. Goncangan
Dll….
1. Kesalahan
2. Melaporkan Hasil
Pengukuran
KETIDAKPASTIAN
PADA PENGUKURAN
c. Kesalahan Sistematis
1) Kesalahan titik nol yang telah
bergeser dari titik yang
sebenarnya.
2) Kesalahan kalibrasi yaitu
kesalahan yang terjadi
akibat adanya penyesuaian
pembubuhan nilai pada garis
skala saat pembuatan alat.
3) Kesalahan alat lainnya.
Misalnya, melemahnya pegas
yang digunakan pada neraca
pegas sehingga dapat
memengaruhi gerak jarum
penunjuk.
1. Kesalahan
2. Melaporkan Hasil
Pengukuran
2. Melaporkan Hasil Pengukuran
Dengan x adalah nilai pendekatan nilai
benar xo dan ∆x adalah ketidakpastiannya
Lalu, bagaimana cara menentukan nilai
benar Xo dan ∆x?
x = xo ± ∆x
KETIDAKPASTIAN
PADA PENGUKURAN
1. Kesalahan
2. Melaporkan Hasil
Pengukuran
(i) Untuk Pengukuran Tunggal
Contoh :
Pengukuran dengan mistar
Hasil pengukuran = (2,55±0,05) cm
∆x = 0,5 x skala terkecil
KETIDAKPASTIAN
PADA PENGUKURAN
1. Kesalahan
2. Melaporkan Hasil
Pengukuran
(ii) Pengukuran Berulang
Ketidakpastian relatif (KR) = (∆x/x).100%
KR sekitar 10% berhak atas 2 angka
KR sekitar 1% berhak atas 3 angka
KR sekitar 0,1% berhak atas 4 angka
KETIDAKPASTIAN
PADA PENGUKURAN
1. Kesalahan
2. Melaporkan Hasil
Pengukuran
1. Notasi Ilmiah
Penulisan notasi ilmiah:
dengan,
• a adalah bilangan asli mulai
dari 1 sampai dengan 9,
• n disebut eksponen dan
merupakan bilangan bulat.
a,… x 10n
Bilangan penting Orde besar
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
Contoh :
• Massa elektron menjadi :
0,000 000 000 000 000 000
000 000 000 000 911 kg = 9,11
x 10-31 kg
• Sedangkan massa bumi
menjadi :
6 000 000 000 000 000 000 000
000 kg = 6 x 1024 kg.
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
2. Aturan Angka Penting
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
Hasil Pengukuran = (3,45 ± 0,05) cm
Angka eksak Angka taksiran
3 angka penting
3,45 cm = 34,5 mm = 0,0345 m = 0,0000345 km
3 angka penting
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
Hasil Pengukuran = (4,620 ± 0,005) mm
4 angka penting
Bagaimana dengan banyak angka
penting pengukuran yang
dilaporkan sebagai 1300 g?
1,3 x 103 g, memiliki dua angka penting, yaitu
1 dan 3;
1,30 x 103 g, memiliki tiga angka penting,
yaitu 1, 3, dan 0;
1,300 x 103 g, memiliki empat angka penting,
yaitu 1, 3, 0, dan 0.
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
Jadi, kesimpulannya :
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka
bukan nol termasuk angka penting.
3. Semua angka nol yang terletak pada deretan
akhir dari angka-angka yang ditulis di belakang
koma desimal termasuk angka penting.
4. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk
tempat titik desimal adalah bukan angka
penting.
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan,
dan seterusnya yang memiliki angka-angka nol
pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi
ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol
tersebut termasuk angka penting atau bukan.
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
BEDAKAN ANTARA BILANGAN
PENTING DENGAN BILANGAN
EKSAK!
Bilangan penting adalah bilangan yang
diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri
dari angka-angka penting yang sudah pasti
(terbaca pada alat ukur) dan satu angka
terakhir yang ditaksir atau diragukan
Bilangan eksak adalah bilangan yang sudah
pasti (tidak diragukan lagi nilainya), yang
diperoleh dari kegiatan membilang
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
3. Berhitung dengan Angka
Penting
Penjumlahan dan Pengurangan
Contoh :
1) 1,48 m + 2,4 m = 3,88 m
= 3,9 m
2) 3,293 g – 1,1 g = 2,193 g
= 2,2 g
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
Perkalian dan Pembagian
0,6283 cm x 2,2 cm
= 1,38226 cm2
=1,4 cm2
Bila operasi perkalian atau
pembagian dengan bilangan eksak,
25 x 8,95 cm = 223,75 cm = 224 cm
ANGKA PENTING
1. Notasi Ilmiah
2. Aturan Angka
Penting
3. Berhitung dengan
Angka Penting
KETIDAKPASTIAN PADA
HASIL PERCOBAAN
1. Aspek-aspek Pengukuran
• Ketepatan (presisi) adalah
suatu aspek yang menyatakan
tingkat pendekatan dari nilai
hasil pengukuran alat ukur
terhadap nilai benar xo.
• Ketelitian (akurasi) adalah
suatu aspek pengukuran yang
menyatakan kemampuan alat
ukur untuk memberikan hasil
pengukuran sama pada
pengukuran berulang
1. Aspek-aspek
Pengukuran
2. Ketidakpastian
Mutlak dan
Relatif
3. Ketidakpastian
Besaran yang
Tidak Diukur
Secara Langsung
b. Ketidakpastian Mutlak dan
Relatif
Hasil pengukuran :
x = xo ± ∆x
Ketidakpastian mutlak
makin kecil ketidakpastian mutlak maka makin tepat
pengukuran tersebut
KETIDAKPASTIAN PADA
HASIL PERCOBAAN
1. Aspek-aspek
Pengukuran
2. Ketidakpastian
Mutlak dan
Relatif
3. Ketidakpastian
Besaran yang
Tidak Diukur
Secara Langsung
Contoh :
Pengukuran panjang manakah
yang memiliki ketepatan lebih
tinggi?
a. L = (4,900 ± 0,005) cm
b. L = (4,90 ± 0,05) cm
KETIDAKPASTIAN PADA
HASIL PERCOBAAN
1. Aspek-aspek
Pengukuran
2. Ketidakpastian
Mutlak dan
Relatif
3. Ketidakpastian
Besaran yang
Tidak Diukur
Secara Langsung
Ketidakpastian relatif
= (∆x/x). 100%
Contoh :
I1 = (10,00 ± 0,05) mA, KR=0,5%
I2 = (20,00 ± 0,05) mA, KR=0,25%
Maka, pengukuran I2 lebih teliti
daripada pengukuran I1
makin kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi
ketelitian pengukuaran tersebut.
KETIDAKPASTIAN PADA
HASIL PERCOBAAN
1. Aspek-aspek
Pengukuran
2. Ketidakpastian
Mutlak dan
Relatif
3. Ketidakpastian
Besaran yang
Tidak Diukur
Secara Langsung
3. Ketidakpastian Besaran yang
Tidak Diukur secara Langsung
• Anggap kita akan menentukan
besaran z dari besaran x dan y
yang diukur secara langsung,
dengan z adalah fungsi dari x dan
y, yang ditulis
z = f (x,y)
• Nilai x dan y yang diperoleh dari
pengukuran secara langsung
dinyatakan
x = xo ± ∆x
y = yo ± ∆y
Sementara itu, z = zo ± ∆z
KETIDAKPASTIAN PADA
HASIL PERCOBAAN
1. Aspek-aspek
Pengukuran
2. Ketidakpastian
Mutlak dan
Relatif
3. Ketidakpastian
Besaran yang
Tidak Diukur
Secara Langsung
(1)Semua ketidakpastian berasal
dari pengukuran tunggal
Bentuk Fungsi Ketidakpastian
z = x ± y
z = xy
z =axnym
KETIDAKPASTIAN PADA
HASIL PERCOBAAN
1. Aspek-aspek
Pengukuran
2. Ketidakpastian
Mutlak dan
Relatif
3. Ketidakpastian
Besaran yang
Tidak Diukur
Secara Langsung
(2) Semua ketidakpastian berasal
dari pengukuran berulang
• Untuk pengukuran berulang
• Maka, ketidakpastian relatif
untuk z = f(x,y) dengan z=axnym
KETIDAKPASTIAN PADA
HASIL PERCOBAAN
1. Aspek-aspek
Pengukuran
2. Ketidakpastian
Mutlak dan
Relatif
3. Ketidakpastian
Besaran yang
Tidak Diukur
Secara Langsung
(3) Sebagian ketidakpastian dari
pengukuran tunggal, sebagian
lagi dari pengukuran berulang
Misalnya, z = f(x,y) berbentuk z
=axnym dengan ∆x berasal dari
skala terkecil dan ∆y = ,
ketidakpastian relatif dapat
ditentukan dengan persamaan
berikut :
KETIDAKPASTIAN PADA
HASIL PERCOBAAN
1. Aspek-aspek
Pengukuran
2. Ketidakpastian
Mutlak dan
Relatif
3. Ketidakpastian
Besaran yang
Tidak Diukur
Secara Langsung
PENGOLAHAN DAN
PENYAJIAN DATA
1. Meluruskan persamaan
1. Meluruskan
Persamaan
2. Membuat Grafik
Variabel terikat gradien Variabel bebas
y=mx + n
θ
n
tan θ = m
x
y
PENGOLAHAN DAN
PENYAJIAN DATA
1. Meluruskan
Persamaan
2. Membuat Grafik
BESARAN
DAN
SATUAN
BESARAN DAN
SATUAN
1. Besaran Pokok
2. Besaran Turunan
3. Dimensi
Besaran
fisika
Besaran
pokok
Besaran
turunan
Satuan telah
ditetapkan lebih
dulu
Diturunkan dari
besaran pokok
BESARAN DAN
SATUAN
• Besaran pokok adalah besaran
yang telah ditetapkan
satuannya terlebih dahulu1. Besaran Pokok
2. Besaran Turunan
3. Dimensi
• Besaran turunan adalah
besaran yang diturunkan dari
besaran pokok
BESARAN DAN
SATUAN
1. Besaran Pokok
2. Besaran Turunan
3. Dimensi
Dimensi Besaran Pokok
Dimensi Besaran Turunan
Lambang Dimensi Besaran Pokok
Dimensi Besaran Turunan
• Metode penjabaran dimensi atau analisis
dimensi menggunakan aturan-aturan:
a. dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri,
b. setiap suku berdimensi sama.
Sebagai contoh, untuk menganalisis kebenaran dari dimensi jarak
tempuh dapat dilihat persamaan berikut ini.
Jarak tempuh = kecepatan.waktu
s = v.t
Dari Tabel tentang dimensi beberapa besaran turunan dapat
diperoleh:
- dimensi jarak tempuh = dimensi panjang = [ L]
- dimensi kecepatan = [ L][ T ]-1
- dimensi waktu = [T]
Maka dimensi jarak tempuh dari rumus s = v t ,
untuk ruas kanan:
[ jarak tempuh] = [ kecepatan] × [waktu]
[ L] = [L][ T ]-1 × [ T ]
[ L] = [L]
Besaran Vektor
• Bagaimanakah Menyatakan Suatu Vektor?
Tulisan Tangan
a atau F Buku cetakan
Besar Vektor
Tulisan Tangan
a atau F Buku cetakan
Melukis penjumlahan atau Selisih Vektor
• Tahapan-tahapan penjumlahan vektor dengan metode
segitiga adalah sebagai berikut:
a) Lukis salah satu vektor,
F1
b) Lukis vektor kedua dengan titik tangkapnya di ujung vektor
pertama, F2
F1
c)Lukis vektor ketiga dengan titik tangkapnya di ujung vektor
kedua, dan seterusnya sampai semua vektor sudah dilukis
F2
R = F1 + F2
F1
Pada Gambar 1.18 ditunjukkan jumlah vektor
F1 + F2
Pengurangan Vektor
• Aturan melukis penjumlahan vektor (resultan)
dengan metode jajargenjang adalah sebagai
berikut.
a. Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan
titik pangkal berimpit.
b. Lukis sebuah jajargenjang dengan kedua vektor
itu sebagai sisi-sisinya.
c. Vektor resultan adalah diagonal jajargenjang
yang titik pangkalnya sama dengan titik pangkal
kedua vektor (lihat Gambar 1.21 (b))
Cara melukiskan jumlah dua buah vektor dengan
metode jajaran genjang sebagai berikut:
a. titik tangkap A dan B dibuat berimpit dengan
memindahkan titik tangkap A ke titik tangkap B, atau
sebaliknya; B
A
b. buat jajaran genjang dengan A dan B sebagai sisi-sisinya;
B
A
c. tarik diagonal dari titik tangkap sekutu, maka A + B = R adalah
diagonal jajaran genjang.
Gambar di atas menunjukkan penjumlahan dua vektor A dan B. Dengan menggunakan
persamaan tertentu, dapat diketahui besar dan arah resultan kedua vektor tersebut.
R adalah diagonal panjang jajaran genjang,
jika α lancip. Sementara itu, α adalah sudut
terkecil yang dibentuk oleh A dan B.
Menentukan
Vektor Resultan
Metode Grafis
Metode Analitis
Menentukan Vektor Resultan dengan
Metode Grafis
• Contoh : Tentukan besar dan arah vektor
resultan dari vektor perpindahan A sepanjang
15 m dengan arah -200 terhadap sumbu X
positif ( arah mendatar ke kanan ) dan vektor
perpindahan B sepanjang 20 m dengan arah
+400 terhadap sumbu X positif secara grafis.
• Pertama, kita tetapkan besar perpindahan 15 m dengan panjang vektor 3
cm. Ini berarti, skala panjang vektor perpindahan 5 m dilukis dengan
panjang vektor 1 cm. Jadi, panjang vektor A adalah 3 cm dan panjang
vektor B adalah x 1 cm = 4 cm. Dengan sumbu X positif (arah mendatar ke
kanan) sebagai acuan untuk menetapkan arah, lukisan vektor A adalah
seperti pada Gambar a dan B adalah seperti Gambar b. Kedua, kita lukis
vektor jumlah R = A + B dengan metode poligon, dan hasilnya ditunjukkan
pada Gambar. Akhirnya, kita ukur panjang vektor jumlah R dengan mistar
dan sudut R terhadap sumbu X positif dengan busur derajat.
• Kita peroleh hasil: panjang R = 6,20 cm dan arah R,
yaitu Ө = 15,00. Besar vektor R depat kita tentukan
dengan mengalikan panjang vektor dengan skala
panjang vektor.
Besar R = 6,20 cm x 5 m/1 cm = 31 cm
Jadi, vektor R memiliki besar 31 cm dan arahnya
membentuk sudut 150 terhadap sumbu X positif.
Menentukan Vektor Resultan dengan
Metode Analitis
a. Menentukan Resultan Dua Vektor dengan
Rumus Kosinus
Perhatikan Gambar < OAC = (1800 - adalah sudut dihadapan sisi OC dalam ∆OAC, sehingga
rumus kosinus dalam ∆OAC memberikan
OC2 = OA2 + AC2 – 2OA.AC cos < OAC
= OA2 + AC2 – 2OA.AC cos (1800 -
= OA2 + AC2 – 2OA.AC (-cos
= OA2 + AC2 – 2OA.AC cos
Karena OC = R, OA = F1 dan AC = F2, maka dapat ditulis
R2 = F1
2 + F2
2 + 2F1F2 cos
Besar vektor resultan
R =
Dengan 00 ≤ ɑ ≤ 1800 disebut sudut apit, yaitu sudut terkecil yang dibentuk oleh vektor F1 dan
F2. Adapun arah vektor resultan R terhadap salah satu vektor, misalnya F1, yaitu B, dihitung
dengan rumus sinus.
b. Menentukan Resultan dengan Cara
Komponen Vektor
y B
Fy
x
O Fx A
Pada Gambar ditunjukkan sebuah vektor F yang
dapat kita uraikan menjadi komponen pada sumbu
X, yaitu Fx, dan komponen pada sumbu Y, yaitu
Fy. Misalkan, sudut antara vektor F dengan sumbu
X positif adalah Ө, ebsar komponen-komponen Fx
dan Fy dapat kita peroleh dari perbandingan sinus
dan kosinus dalam segitiga siku-siku OAB (lihat
Gambar disamping),
• Cos Ө = Fx/F Fx = F cos Ө
• sin Ө = Fy/F Fy = F sin Ө
Bagaimana besar dan arah vektor jika kedua
komponen vektor diketahui?
• Besar vektor
• Arah vektor tan Ө =

More Related Content

What's hot

Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,yachiheninofira
 
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikFisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikshfdr
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunMOSES HADUN
 
BEDAH CP IPAS SMK PGRI 2 SKA akhir.pdf
BEDAH CP IPAS SMK PGRI 2 SKA akhir.pdfBEDAH CP IPAS SMK PGRI 2 SKA akhir.pdf
BEDAH CP IPAS SMK PGRI 2 SKA akhir.pdfPurwoSutanto1
 
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )adhyriyadi clever
 
05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasih05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasihAlby Alyubi
 
ppt sejarah perkembangan komputer
ppt sejarah perkembangan komputerppt sejarah perkembangan komputer
ppt sejarah perkembangan komputerRini de Lopez
 
Modul Ajar Fisika Fase E 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E 2022-2023.pdfModul Ajar Fisika Fase E 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E 2022-2023.pdfFaqihUddin4
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalahoqpram
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)emildaemiliano
 
Bab 4 wirausaha pengolahan modifikasi pangan khas daerah
Bab 4 wirausaha pengolahan modifikasi pangan khas daerahBab 4 wirausaha pengolahan modifikasi pangan khas daerah
Bab 4 wirausaha pengolahan modifikasi pangan khas daerahFerdino Hamzah
 
Laporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industriLaporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industriRezka Pratama
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAetto kono
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
 

What's hot (20)

Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
PPT Fisika "Hukum Newton"
PPT Fisika "Hukum Newton"PPT Fisika "Hukum Newton"
PPT Fisika "Hukum Newton"
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikFisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
 
Biodata penulis buku
Biodata penulis bukuBiodata penulis buku
Biodata penulis buku
 
BEDAH CP IPAS SMK PGRI 2 SKA akhir.pdf
BEDAH CP IPAS SMK PGRI 2 SKA akhir.pdfBEDAH CP IPAS SMK PGRI 2 SKA akhir.pdf
BEDAH CP IPAS SMK PGRI 2 SKA akhir.pdf
 
25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana25 Eksperimen Fisika Sederhana
25 Eksperimen Fisika Sederhana
 
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
PROPOSAL PKM -SIMOK ( SINGKONG MONTOK )
 
05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasih05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasih
 
ppt sejarah perkembangan komputer
ppt sejarah perkembangan komputerppt sejarah perkembangan komputer
ppt sejarah perkembangan komputer
 
Modul Ajar Fisika Fase E 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E 2022-2023.pdfModul Ajar Fisika Fase E 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E 2022-2023.pdf
 
Power point makalah
Power point makalahPower point makalah
Power point makalah
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
 
Bab 4 wirausaha pengolahan modifikasi pangan khas daerah
Bab 4 wirausaha pengolahan modifikasi pangan khas daerahBab 4 wirausaha pengolahan modifikasi pangan khas daerah
Bab 4 wirausaha pengolahan modifikasi pangan khas daerah
 
Laporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industriLaporan kunjungan industri
Laporan kunjungan industri
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 

Viewers also liked

Materi 1. besaran, dimensi dan satuan
Materi 1. besaran, dimensi dan satuanMateri 1. besaran, dimensi dan satuan
Materi 1. besaran, dimensi dan satuanDanang Darmawan
 
Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017agusroma dhon
 
Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235rozi arrozi
 
4. contoh 1 rpp bersintak - induksi faraday
4. contoh 1 rpp bersintak - induksi faraday4. contoh 1 rpp bersintak - induksi faraday
4. contoh 1 rpp bersintak - induksi faradaySMK N 2 BELU ATAMBUA NTT
 
Fisika uas smk ganjil x tm sip
Fisika uas smk ganjil x tm sipFisika uas smk ganjil x tm sip
Fisika uas smk ganjil x tm sipIsthohuroh Daz
 
Greeting expression
Greeting expressionGreeting expression
Greeting expressionimamfauzi
 
Group 6 announcement
Group 6 announcementGroup 6 announcement
Group 6 announcementAndi Widya
 
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpinPemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpinxxxxxx5
 
Ppt binggris wajib anjeli (4)
Ppt binggris wajib anjeli (4)Ppt binggris wajib anjeli (4)
Ppt binggris wajib anjeli (4)Marsella Wijaya
 
Proklamation 'till Guided Democracy
Proklamation 'till Guided DemocracyProklamation 'till Guided Democracy
Proklamation 'till Guided DemocracySoya Odut
 
Bab ii pergantian pemerintahan dari demokrasi terpimpin ke orde baru
Bab ii pergantian pemerintahan dari demokrasi terpimpin ke orde baruBab ii pergantian pemerintahan dari demokrasi terpimpin ke orde baru
Bab ii pergantian pemerintahan dari demokrasi terpimpin ke orde baruDini Rohmah
 

Viewers also liked (20)

vektor fisika
vektor fisikavektor fisika
vektor fisika
 
Materi 1. besaran, dimensi dan satuan
Materi 1. besaran, dimensi dan satuanMateri 1. besaran, dimensi dan satuan
Materi 1. besaran, dimensi dan satuan
 
fisika dasar
fisika dasarfisika dasar
fisika dasar
 
Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017Fismat 1 17 feb 2017
Fismat 1 17 feb 2017
 
Materi.pengukuran
Materi.pengukuranMateri.pengukuran
Materi.pengukuran
 
Besaran dan Satuan
Besaran dan Satuan Besaran dan Satuan
Besaran dan Satuan
 
Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235
 
4. contoh 1 rpp bersintak - induksi faraday
4. contoh 1 rpp bersintak - induksi faraday4. contoh 1 rpp bersintak - induksi faraday
4. contoh 1 rpp bersintak - induksi faraday
 
Fisika uas smk ganjil x tm sip
Fisika uas smk ganjil x tm sipFisika uas smk ganjil x tm sip
Fisika uas smk ganjil x tm sip
 
Greeting expression
Greeting expressionGreeting expression
Greeting expression
 
Biosfer
BiosferBiosfer
Biosfer
 
Group 6 announcement
Group 6 announcementGroup 6 announcement
Group 6 announcement
 
Gmb
GmbGmb
Gmb
 
Kd 1 2
Kd 1 2Kd 1 2
Kd 1 2
 
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpinPemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
Pemerintahan indonesia dari proklamasi hingga demokrasi terpimpin
 
Biosfer
BiosferBiosfer
Biosfer
 
Ppt binggris wajib anjeli (4)
Ppt binggris wajib anjeli (4)Ppt binggris wajib anjeli (4)
Ppt binggris wajib anjeli (4)
 
Expression of sympathy
Expression of sympathyExpression of sympathy
Expression of sympathy
 
Proklamation 'till Guided Democracy
Proklamation 'till Guided DemocracyProklamation 'till Guided Democracy
Proklamation 'till Guided Democracy
 
Bab ii pergantian pemerintahan dari demokrasi terpimpin ke orde baru
Bab ii pergantian pemerintahan dari demokrasi terpimpin ke orde baruBab ii pergantian pemerintahan dari demokrasi terpimpin ke orde baru
Bab ii pergantian pemerintahan dari demokrasi terpimpin ke orde baru
 

Similar to Besaran dan vektor fisika sma

Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Jeremi Mitchell
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxKranaSanz1
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxHjMuliati
 
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdfUNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdfAgathaHaselvin
 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianRezky Amaliah
 
Materi Fisika Kelas X Besaran dan Pengukuran
Materi Fisika Kelas X Besaran dan PengukuranMateri Fisika Kelas X Besaran dan Pengukuran
Materi Fisika Kelas X Besaran dan PengukuranChrysantPutraNunuhit
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx kelas x
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx kelas xBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx kelas x
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx kelas xAnaFizha
 
Pengukuran dan angka penting
Pengukuran dan angka pentingPengukuran dan angka penting
Pengukuran dan angka pentingLhiya XiaoLing
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawiesu Herman
 
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptxBab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptxssuser8403d0
 
pengukuran besaran dan satuan kelas x.pptx
pengukuran besaran dan satuan kelas x.pptxpengukuran besaran dan satuan kelas x.pptx
pengukuran besaran dan satuan kelas x.pptxAriaYunita2010247524
 
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-pentingFISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-pentingEko Efendi
 
PPT BESARAN dan PENGUKURAN.pptx
PPT BESARAN dan PENGUKURAN.pptxPPT BESARAN dan PENGUKURAN.pptx
PPT BESARAN dan PENGUKURAN.pptxkurniafebrianti3
 
slide pengukuran besaran fisis (1).ppt
slide pengukuran besaran fisis (1).pptslide pengukuran besaran fisis (1).ppt
slide pengukuran besaran fisis (1).pptZAHRAH ARRA
 

Similar to Besaran dan vektor fisika sma (20)

Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptxBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya - SMA Fisika X.pptx
 
pengukuran
pengukuranpengukuran
pengukuran
 
Bab1 klsx
Bab1 klsxBab1 klsx
Bab1 klsx
 
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdfUNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
UNIT_1_DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKPASTIAN.pdf
 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
 
Materi Fisika Kelas X Besaran dan Pengukuran
Materi Fisika Kelas X Besaran dan PengukuranMateri Fisika Kelas X Besaran dan Pengukuran
Materi Fisika Kelas X Besaran dan Pengukuran
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx kelas x
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx kelas xBab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx kelas x
Bab 1 Besaran Fisika dan Satuannya.pptx kelas x
 
Pengukuran dan angka penting
Pengukuran dan angka pentingPengukuran dan angka penting
Pengukuran dan angka penting
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
 
BAB II
BAB IIBAB II
BAB II
 
Besaran Satuan dan Pengukuran
Besaran Satuan dan PengukuranBesaran Satuan dan Pengukuran
Besaran Satuan dan Pengukuran
 
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptxBab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
Bab 01. Pengukuran, Besaran dan Satuan.pptx
 
pengukuran besaran dan satuan kelas x.pptx
pengukuran besaran dan satuan kelas x.pptxpengukuran besaran dan satuan kelas x.pptx
pengukuran besaran dan satuan kelas x.pptx
 
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-pentingFISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
 
PPT BESARAN dan PENGUKURAN.pptx
PPT BESARAN dan PENGUKURAN.pptxPPT BESARAN dan PENGUKURAN.pptx
PPT BESARAN dan PENGUKURAN.pptx
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 
slide pengukuran besaran fisis (1).ppt
slide pengukuran besaran fisis (1).pptslide pengukuran besaran fisis (1).ppt
slide pengukuran besaran fisis (1).ppt
 

More from Ajeng Rizki Rahmawati

RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPAjeng Rizki Rahmawati
 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMIAjeng Rizki Rahmawati
 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaAjeng Rizki Rahmawati
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarAjeng Rizki Rahmawati
 

More from Ajeng Rizki Rahmawati (20)

Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920 Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920
 
Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920 Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920
 
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
 
RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA
 
Rpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisiRpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisi
 
Rpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smpRpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smp
 
Rpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smpRpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smp
 
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
 
Puisi jasamu
Puisi jasamuPuisi jasamu
Puisi jasamu
 
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum IndonesiakuTetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
 
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRAmateri siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impuls Momentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
 
Gerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika smaGerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika sma
 
Gerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika smaGerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika sma
 
gelombang stasioner ppt
gelombang stasioner pptgelombang stasioner ppt
gelombang stasioner ppt
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 

Recently uploaded (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Besaran dan vektor fisika sma

  • 1. BESARAN DAN SATUAN PENGUKURAN PENJUMLAHAN VEKTOR Oleh : Dwi Nur Indah Sari (4201412069) Karima Afifah (4201412078)
  • 2. Apakah yang dimaksud dengan FISIKA? Adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam
  • 4. PENGERTIAN Apakah yang dimaksud dengan PENGUKURAN? Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
  • 5. MACAM ALAT UKUR 1. Alat Ukur Panjang a. Mistar Skala terkecil = 1 mm atau 0,1 cm b. Jangka Sorong Skala terkecil = 0,1 mm atau 0,01 cm 1. Alat Ukur Panjang 2. Alat Ukur Waktu 3. Alat Ukur Massa
  • 6. MACAM ALAT UKUR 1. Alat Ukur Panjang 2. Alat Ukur Waktu 3. Alat Ukur Massa
  • 7. c. Mikrometer Sekrup Skala terkecil = 0,01 mm atau 0,001 cm 1. Alat Ukur Panjang 2. Alat Ukur Waktu 3. Alat Ukur Massa MACAM ALAT UKUR
  • 8. MACAM ALAT UKUR 2. Alat Ukur Waktu Jam Skala terkecil = 1 sekon Stopwatch Skala terkecil = 0,1 sekon 1. Alat Ukur Panjang 2. Alat Ukur Waktu 3. Alat Ukur Massa
  • 9. MACAM ALAT UKUR 3. Alat Ukur Massa Neraca Ohauss 3 Lengan 1. Alat Ukur Panjang 2. Alat Ukur Waktu 3. Alat Ukur Massa Skala terkecil = 0,1 g
  • 10. KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN 1. Kesalahan 1. Kesalahan 2. Melaporkan Hasil Pengukuran Kesalahan ( error) Kesalahan Umum (Keteledoran) Kesalahan Acak Kesalahan Sistematis Kesalahan yang disebabkan oleh pengamat Kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh kondisi lingkungan Kesalahan alat ukur atau instrumen
  • 11. KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN a. Kesalahan Umum • pengamat kurang terampil dalam menggunakan instrumen, • posisi mata saat membaca skala yang tidak benar, • kekeliruan dalam membaca skala. 1. Kesalahan 2. Melaporkan Hasil Pengukuran
  • 12. KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN b. Kesalahan Acak • Kondisi lingkungan yang tidak menentu, seperti : a. Fluktuasi tegangan b. Goncangan Dll…. 1. Kesalahan 2. Melaporkan Hasil Pengukuran
  • 13. KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN c. Kesalahan Sistematis 1) Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya. 2) Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat. 3) Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan pada neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk. 1. Kesalahan 2. Melaporkan Hasil Pengukuran
  • 14. 2. Melaporkan Hasil Pengukuran Dengan x adalah nilai pendekatan nilai benar xo dan ∆x adalah ketidakpastiannya Lalu, bagaimana cara menentukan nilai benar Xo dan ∆x? x = xo ± ∆x KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN 1. Kesalahan 2. Melaporkan Hasil Pengukuran
  • 15. (i) Untuk Pengukuran Tunggal Contoh : Pengukuran dengan mistar Hasil pengukuran = (2,55±0,05) cm ∆x = 0,5 x skala terkecil KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN 1. Kesalahan 2. Melaporkan Hasil Pengukuran
  • 16. (ii) Pengukuran Berulang Ketidakpastian relatif (KR) = (∆x/x).100% KR sekitar 10% berhak atas 2 angka KR sekitar 1% berhak atas 3 angka KR sekitar 0,1% berhak atas 4 angka KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN 1. Kesalahan 2. Melaporkan Hasil Pengukuran
  • 17. 1. Notasi Ilmiah Penulisan notasi ilmiah: dengan, • a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9, • n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat. a,… x 10n Bilangan penting Orde besar ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting
  • 18. Contoh : • Massa elektron menjadi : 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 911 kg = 9,11 x 10-31 kg • Sedangkan massa bumi menjadi : 6 000 000 000 000 000 000 000 000 kg = 6 x 1024 kg. ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting
  • 19. 2. Aturan Angka Penting ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting Hasil Pengukuran = (3,45 ± 0,05) cm Angka eksak Angka taksiran 3 angka penting
  • 20. 3,45 cm = 34,5 mm = 0,0345 m = 0,0000345 km 3 angka penting ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting
  • 21. ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting Hasil Pengukuran = (4,620 ± 0,005) mm 4 angka penting
  • 22. Bagaimana dengan banyak angka penting pengukuran yang dilaporkan sebagai 1300 g? 1,3 x 103 g, memiliki dua angka penting, yaitu 1 dan 3; 1,30 x 103 g, memiliki tiga angka penting, yaitu 1, 3, dan 0; 1,300 x 103 g, memiliki empat angka penting, yaitu 1, 3, 0, dan 0. ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting
  • 23. Jadi, kesimpulannya : 1. Semua angka bukan nol adalah angka penting. 2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting. 3. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting. 4. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah bukan angka penting. 5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut termasuk angka penting atau bukan. ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting
  • 24. BEDAKAN ANTARA BILANGAN PENTING DENGAN BILANGAN EKSAK! Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang ditaksir atau diragukan Bilangan eksak adalah bilangan yang sudah pasti (tidak diragukan lagi nilainya), yang diperoleh dari kegiatan membilang ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting
  • 25. 3. Berhitung dengan Angka Penting Penjumlahan dan Pengurangan Contoh : 1) 1,48 m + 2,4 m = 3,88 m = 3,9 m 2) 3,293 g – 1,1 g = 2,193 g = 2,2 g ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting
  • 26. Perkalian dan Pembagian 0,6283 cm x 2,2 cm = 1,38226 cm2 =1,4 cm2 Bila operasi perkalian atau pembagian dengan bilangan eksak, 25 x 8,95 cm = 223,75 cm = 224 cm ANGKA PENTING 1. Notasi Ilmiah 2. Aturan Angka Penting 3. Berhitung dengan Angka Penting
  • 27. KETIDAKPASTIAN PADA HASIL PERCOBAAN 1. Aspek-aspek Pengukuran • Ketepatan (presisi) adalah suatu aspek yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai hasil pengukuran alat ukur terhadap nilai benar xo. • Ketelitian (akurasi) adalah suatu aspek pengukuran yang menyatakan kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran sama pada pengukuran berulang 1. Aspek-aspek Pengukuran 2. Ketidakpastian Mutlak dan Relatif 3. Ketidakpastian Besaran yang Tidak Diukur Secara Langsung
  • 28. b. Ketidakpastian Mutlak dan Relatif Hasil pengukuran : x = xo ± ∆x Ketidakpastian mutlak makin kecil ketidakpastian mutlak maka makin tepat pengukuran tersebut KETIDAKPASTIAN PADA HASIL PERCOBAAN 1. Aspek-aspek Pengukuran 2. Ketidakpastian Mutlak dan Relatif 3. Ketidakpastian Besaran yang Tidak Diukur Secara Langsung
  • 29. Contoh : Pengukuran panjang manakah yang memiliki ketepatan lebih tinggi? a. L = (4,900 ± 0,005) cm b. L = (4,90 ± 0,05) cm KETIDAKPASTIAN PADA HASIL PERCOBAAN 1. Aspek-aspek Pengukuran 2. Ketidakpastian Mutlak dan Relatif 3. Ketidakpastian Besaran yang Tidak Diukur Secara Langsung
  • 30. Ketidakpastian relatif = (∆x/x). 100% Contoh : I1 = (10,00 ± 0,05) mA, KR=0,5% I2 = (20,00 ± 0,05) mA, KR=0,25% Maka, pengukuran I2 lebih teliti daripada pengukuran I1 makin kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian pengukuaran tersebut. KETIDAKPASTIAN PADA HASIL PERCOBAAN 1. Aspek-aspek Pengukuran 2. Ketidakpastian Mutlak dan Relatif 3. Ketidakpastian Besaran yang Tidak Diukur Secara Langsung
  • 31. 3. Ketidakpastian Besaran yang Tidak Diukur secara Langsung • Anggap kita akan menentukan besaran z dari besaran x dan y yang diukur secara langsung, dengan z adalah fungsi dari x dan y, yang ditulis z = f (x,y) • Nilai x dan y yang diperoleh dari pengukuran secara langsung dinyatakan x = xo ± ∆x y = yo ± ∆y Sementara itu, z = zo ± ∆z KETIDAKPASTIAN PADA HASIL PERCOBAAN 1. Aspek-aspek Pengukuran 2. Ketidakpastian Mutlak dan Relatif 3. Ketidakpastian Besaran yang Tidak Diukur Secara Langsung
  • 32. (1)Semua ketidakpastian berasal dari pengukuran tunggal Bentuk Fungsi Ketidakpastian z = x ± y z = xy z =axnym KETIDAKPASTIAN PADA HASIL PERCOBAAN 1. Aspek-aspek Pengukuran 2. Ketidakpastian Mutlak dan Relatif 3. Ketidakpastian Besaran yang Tidak Diukur Secara Langsung
  • 33. (2) Semua ketidakpastian berasal dari pengukuran berulang • Untuk pengukuran berulang • Maka, ketidakpastian relatif untuk z = f(x,y) dengan z=axnym KETIDAKPASTIAN PADA HASIL PERCOBAAN 1. Aspek-aspek Pengukuran 2. Ketidakpastian Mutlak dan Relatif 3. Ketidakpastian Besaran yang Tidak Diukur Secara Langsung
  • 34. (3) Sebagian ketidakpastian dari pengukuran tunggal, sebagian lagi dari pengukuran berulang Misalnya, z = f(x,y) berbentuk z =axnym dengan ∆x berasal dari skala terkecil dan ∆y = , ketidakpastian relatif dapat ditentukan dengan persamaan berikut : KETIDAKPASTIAN PADA HASIL PERCOBAAN 1. Aspek-aspek Pengukuran 2. Ketidakpastian Mutlak dan Relatif 3. Ketidakpastian Besaran yang Tidak Diukur Secara Langsung
  • 35. PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA 1. Meluruskan persamaan 1. Meluruskan Persamaan 2. Membuat Grafik Variabel terikat gradien Variabel bebas
  • 36. y=mx + n θ n tan θ = m x y PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA 1. Meluruskan Persamaan 2. Membuat Grafik
  • 38. BESARAN DAN SATUAN 1. Besaran Pokok 2. Besaran Turunan 3. Dimensi Besaran fisika Besaran pokok Besaran turunan Satuan telah ditetapkan lebih dulu Diturunkan dari besaran pokok
  • 39. BESARAN DAN SATUAN • Besaran pokok adalah besaran yang telah ditetapkan satuannya terlebih dahulu1. Besaran Pokok 2. Besaran Turunan 3. Dimensi
  • 40. • Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok BESARAN DAN SATUAN 1. Besaran Pokok 2. Besaran Turunan 3. Dimensi
  • 41. Dimensi Besaran Pokok Dimensi Besaran Turunan
  • 44.
  • 45. • Metode penjabaran dimensi atau analisis dimensi menggunakan aturan-aturan: a. dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri, b. setiap suku berdimensi sama.
  • 46. Sebagai contoh, untuk menganalisis kebenaran dari dimensi jarak tempuh dapat dilihat persamaan berikut ini. Jarak tempuh = kecepatan.waktu s = v.t Dari Tabel tentang dimensi beberapa besaran turunan dapat diperoleh: - dimensi jarak tempuh = dimensi panjang = [ L] - dimensi kecepatan = [ L][ T ]-1 - dimensi waktu = [T] Maka dimensi jarak tempuh dari rumus s = v t , untuk ruas kanan: [ jarak tempuh] = [ kecepatan] × [waktu] [ L] = [L][ T ]-1 × [ T ] [ L] = [L]
  • 47.
  • 48. Besaran Vektor • Bagaimanakah Menyatakan Suatu Vektor? Tulisan Tangan a atau F Buku cetakan Besar Vektor Tulisan Tangan a atau F Buku cetakan
  • 49. Melukis penjumlahan atau Selisih Vektor • Tahapan-tahapan penjumlahan vektor dengan metode segitiga adalah sebagai berikut: a) Lukis salah satu vektor, F1 b) Lukis vektor kedua dengan titik tangkapnya di ujung vektor pertama, F2 F1 c)Lukis vektor ketiga dengan titik tangkapnya di ujung vektor kedua, dan seterusnya sampai semua vektor sudah dilukis F2 R = F1 + F2 F1
  • 50. Pada Gambar 1.18 ditunjukkan jumlah vektor F1 + F2
  • 52. • Aturan melukis penjumlahan vektor (resultan) dengan metode jajargenjang adalah sebagai berikut. a. Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal berimpit. b. Lukis sebuah jajargenjang dengan kedua vektor itu sebagai sisi-sisinya. c. Vektor resultan adalah diagonal jajargenjang yang titik pangkalnya sama dengan titik pangkal kedua vektor (lihat Gambar 1.21 (b))
  • 53.
  • 54. Cara melukiskan jumlah dua buah vektor dengan metode jajaran genjang sebagai berikut: a. titik tangkap A dan B dibuat berimpit dengan memindahkan titik tangkap A ke titik tangkap B, atau sebaliknya; B A b. buat jajaran genjang dengan A dan B sebagai sisi-sisinya; B A c. tarik diagonal dari titik tangkap sekutu, maka A + B = R adalah diagonal jajaran genjang.
  • 55. Gambar di atas menunjukkan penjumlahan dua vektor A dan B. Dengan menggunakan persamaan tertentu, dapat diketahui besar dan arah resultan kedua vektor tersebut.
  • 56. R adalah diagonal panjang jajaran genjang, jika α lancip. Sementara itu, α adalah sudut terkecil yang dibentuk oleh A dan B.
  • 58. Menentukan Vektor Resultan dengan Metode Grafis • Contoh : Tentukan besar dan arah vektor resultan dari vektor perpindahan A sepanjang 15 m dengan arah -200 terhadap sumbu X positif ( arah mendatar ke kanan ) dan vektor perpindahan B sepanjang 20 m dengan arah +400 terhadap sumbu X positif secara grafis.
  • 59. • Pertama, kita tetapkan besar perpindahan 15 m dengan panjang vektor 3 cm. Ini berarti, skala panjang vektor perpindahan 5 m dilukis dengan panjang vektor 1 cm. Jadi, panjang vektor A adalah 3 cm dan panjang vektor B adalah x 1 cm = 4 cm. Dengan sumbu X positif (arah mendatar ke kanan) sebagai acuan untuk menetapkan arah, lukisan vektor A adalah seperti pada Gambar a dan B adalah seperti Gambar b. Kedua, kita lukis vektor jumlah R = A + B dengan metode poligon, dan hasilnya ditunjukkan pada Gambar. Akhirnya, kita ukur panjang vektor jumlah R dengan mistar dan sudut R terhadap sumbu X positif dengan busur derajat.
  • 60. • Kita peroleh hasil: panjang R = 6,20 cm dan arah R, yaitu Ө = 15,00. Besar vektor R depat kita tentukan dengan mengalikan panjang vektor dengan skala panjang vektor. Besar R = 6,20 cm x 5 m/1 cm = 31 cm Jadi, vektor R memiliki besar 31 cm dan arahnya membentuk sudut 150 terhadap sumbu X positif.
  • 61. Menentukan Vektor Resultan dengan Metode Analitis a. Menentukan Resultan Dua Vektor dengan Rumus Kosinus
  • 62. Perhatikan Gambar < OAC = (1800 - adalah sudut dihadapan sisi OC dalam ∆OAC, sehingga rumus kosinus dalam ∆OAC memberikan OC2 = OA2 + AC2 – 2OA.AC cos < OAC = OA2 + AC2 – 2OA.AC cos (1800 - = OA2 + AC2 – 2OA.AC (-cos = OA2 + AC2 – 2OA.AC cos Karena OC = R, OA = F1 dan AC = F2, maka dapat ditulis R2 = F1 2 + F2 2 + 2F1F2 cos Besar vektor resultan R = Dengan 00 ≤ ɑ ≤ 1800 disebut sudut apit, yaitu sudut terkecil yang dibentuk oleh vektor F1 dan F2. Adapun arah vektor resultan R terhadap salah satu vektor, misalnya F1, yaitu B, dihitung dengan rumus sinus.
  • 63. b. Menentukan Resultan dengan Cara Komponen Vektor y B Fy x O Fx A
  • 64. Pada Gambar ditunjukkan sebuah vektor F yang dapat kita uraikan menjadi komponen pada sumbu X, yaitu Fx, dan komponen pada sumbu Y, yaitu Fy. Misalkan, sudut antara vektor F dengan sumbu X positif adalah Ө, ebsar komponen-komponen Fx dan Fy dapat kita peroleh dari perbandingan sinus dan kosinus dalam segitiga siku-siku OAB (lihat Gambar disamping), • Cos Ө = Fx/F Fx = F cos Ө • sin Ө = Fy/F Fy = F sin Ө
  • 65. Bagaimana besar dan arah vektor jika kedua komponen vektor diketahui? • Besar vektor • Arah vektor tan Ө =