2. AMANAH TERHADAP KEMENKES
Leading sector pembahasan PP Wajib Lapor
Penetapan sebagian fasilitas kesehatan sebagai Institusi Penerima Wajib
Lapor (IPWL)
Pengaturan tata cara wajib lapor
Penyediaan dana klaim wajib lapor
Penyusunan Permenkes Rehab Medis
Penetapan sebagian fasilitas kesehatan sebagai penerima layanan rehab
medis dan pemberian izin lembaga rehab medis milik swasta /
masyarakat sebagai penerima layanan rehab medis
Penetapan sebagian layanan rehab medis sebagai penerima rawatan
rehab medis terpidana narkotika
4. INFORMASI TERKINI
129 IPWL di bawah Kemkes / Dinas Kesehatan
2 IPWL di bawah BNN
2011:
Sebanyak 210 pasien yang diklaim ke Kemkes
2012:
Klaim wajib lapor: Rp. 3.9 milyar
Klaim rehab medis terpidana: Rp. 15 milyar
5. INFORMASI TERKINI (2)
129 IPWL sekaligus pemberi layanan rehab medis:
Konseling adiksi: secara teoritis seluruh IPWL
2 One stop centre: RSKO – RSMM
70 PTRM
Rawat inap jangka panjang: masih dalam proses koordinasi
dg Dinkes (idealnya semua RSJ siap)
Telah terlatih dalam modul asesmen & rencana terapi:
60 trainer
250 petugas kesehatan
6. PERMENKES 2415/2011
TENTANG REHABILITASI
MEDIS PECANDU,
PENYALAHGUNA DAN
KORBAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA
7. TERMINOLOGI
Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara
terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika
Fasilitas rehabilitasi medis adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan
ketergantungan Narkotika, melalui kegiatan pengobatan secara terpadu
baik fisik, psikis, spiritual dan sosial
Proses peradilan adalah suatu rangkaian acara peradilan mulai dari
penindakan terhadap adanya suatu tindak pidana (sumber tindakan)
sampai pada lahirnyakeputusan pengadilan yg mempunyai kekuatan
hukum tetap
8. FASILITAS
Rehabilitasi medis dilaksanakan di fasilitas rehabilitasi medis yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat
Rumah sakit dan puskesmas yang menyelenggarakan rehabilitasi medis
ditetapkan oleh Menteri.
Menteri dapat mendelegasikan penetapan rumah sakit dan puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Direktur Jenderal.
Penetapan rumah sakit milik pemerintah daerah atau masyarakat dan
puskesmas sebagai penyelenggara rehabilitasi medis dilakukan setelah
mendapatkan rekomendasi dari pemerintah daerah.
9. FASILITAS
Lembaga rehabilitasi tertentu yang menyelenggarakan
rehabilitasi medis wajib mendapatkan persetujuan Menteri.
Permohonan persetujuan diajukan dg melampirkan
kelengkapan adm sebagai berikut:
Salinan / fotokopi izin yg masih berlaku;
Profil lembaga rehab yang meliputi struktur organisasi
kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana & prasarana, dan
peralatan serta pelayanan rehab medis yang akan diberikan; dan
Identitas lengkap pemohon
10. Pemerintah dan Pemerintah Daerah
bertanggungjawab atas biaya pelaksanaan
rehab medis bagi pecandu, penyalahguna &
korban penyalahgunaan Narkotika yg tidak
mampu sesuai peraturan perundang-
undangan
13. Proses pemulihan yg diselenggarakan oleh
instansi pemerintah atau masyarakat melalui
pendekatan keagamaan & tradisional harus
bekerjasama dg RS / Puskesmas terdekat yg
telah ditetapkan sbg IPWL
18. REHAB MEDIS YANG SEDANG MENJALANI PROSES
PERADILAN
Pecandu narkotika yg sedang menjalani proses peradilan dpt
ditempatkan dlm lembaga rehab medis / sosial
Penempatan tsb merupakan kewenangan penegak hukum sesuai
tingkat pemeriksaan setelah mendapat rekomendasi Tim Dokter
Tim dokter tdd psikiater, dokter spesialis forensik, dokter &
psikolog yg berasal dari fasilitas rehabilitasi medis, organisasi
profesi, Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional
Bila tdk ada psikiater dan/atau spesialis forensik, dpt ditunjuk
dokter terlatih di bidang Napza utk masuk dlm tim
Tim ditetapkan Ka Dinkes
22. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Untuk meningkatkan kemampuan fasilitas rehabilitasi medis, Menteri
dan Kepala Dinas Kesehatan melakukan pembinaan untuk
meningkatkan kemampuan fasilitas rehabilitasi medis.
Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Menteri dan Kepala Dinas Kesehatan melibatkan Badan Narkotika
Nasional.
Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan rehabilitasi medis, Menteri
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program rehabilitasi
medis.
23. KENDALA
Petugas terlatih yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya
dalam penatalaksanaan gangguan penggunaan napza
mengalami banyak kesulitan dlm penerapan asesmen
Formulir asesmen tidak terisi sebagaimana mestinya
Penetapan diagnosa masih membutuhkan perhatian
Rekomendasi dokter atas lama perawatan dirasakan belum
menjadi masukan penting bagi penegak hukum
24. RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana pertemuan Dirjen BUK dengan MA, Kejagung dan
Kepolisian terkait optimalisasi kerjasama pihak kesehatan –
penegak hukum
Penyiapan bertahap tempat rehab untuk rehab terpidana
Penyusunan pedoman rehabilitasi medis
Mendorong tempat rehab terpidana untuk segera membuat
standar pedoman operasional (SPO)