2. Halaman 2
Materi ke 1
Tangal 14 September 2011
LANDASAN PENDIDIKAN
PANCASILA
3. Halaman 3
Landasan Pendidikan Pancasila
a. Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu
proses sejarah yang cukup panjang sejak zaman
kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai
datangnya bangsa lain yang menjajah serta
menguasai bangsa Indonesia. Setelah melalui
suatu proses yang cukup panjang dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia menemukan
jati dirinya, yang didalamnya tersimpul ciri khas,
sifat dan karakter bangsa yang berbeda dengan
bangsa lain, yang oleh para pendiri negara kita
dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana
namun mendalam, yang meliputi lima prinsip
(lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila.
4. Halaman 4
Dalam hidup berbangsa dan bernegara
dewasa ini terutama dalam masa reformasi,
bangsa Indonesia sebagai bangsa harus
memiliki visi serta pandangan hidup yang
kuat agar tidak terombang ambing di tengah-tengah
masyarakat internasional. Dengan lain
perka-taan bangsa Indonesia harus memiliki
nasionalisme serta rasa kebangsaan yang kuat.
Hal ini dapat terlaksanan bukan melalui suatu
kekuasaan atau hegemoni ideologi melainkan
suatu kesadaran berbangsa dan bernegara
yang berakar pada sejarah bangsa.
5. Halaman 5
Jadi secara historis bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila Pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi
dasar negara Indonesia secara objektif historis
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.
Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut
tidak lain adalah dari bangsa Indonesia
sendiri atau dengan kata lain bangsa
Indonesia sebagai kausa meterialis (Asal mula
berupa bahan) Pancasila. Oleh karena itu
berdasarkan fakta objektif secara historis
kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.
6. Halaman 6
Atas dasar pengertian dan alasan historis inilah
maka sangat penting bagi para generasi penerus
bangsa terutama kalangan intelektual kampus
untuk mengkaji, memahami dan mengembangkan
berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada
gilirannya akan memiliki suatu kesadaran serta
wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai
yang dimilikinya sendiri. Konse-kuensinya
secara historis Pancasila dalam kebudayaan sebagai
dasar filsafat negara serta ideologi bangsa dan
negara bukannya suatu ideologi yang menguasai
bangsa, namun justru nilai-nilai dari sila-sila
Pancasila itu melekat dan berasal dari bangsa
Indonesia itu sendiri.
7. Halaman 7
b. Landasan Kultural
Setiap bangsa di dunia dalam hidup
bermasyarakat berbangsa dan bernegara
senantiasa memiliki suatu pandangan hidup,
filsafat hidup, serta pegangan hidup agar
tidak terombang ambing dalam kancah
pergaulan masyarakat internasional. Setiap
bangsa memiliki cirri khas serta pandangan
hidup yang berbeda satu Negara dengan negara
lain.
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan
hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara pada suatu asas cultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri.
8. Halaman 8
C. Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila pada
Pendidikan Tinggi tertuang dalam Undang-undang No. 2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39
telah menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur
dan jenjang pendidikan, wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
Demikian juga berdasarkan SK Menteri Pendidikan
Nasional RI, No. 232/U/2000, tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa, pasal 10 ayat (1) dijelaskan bahwa
kelompok Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi,
yang terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan,
9. Halaman 9
Sebagai realisasi dari SK tersebut Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, mengeluarkan Surat Keputusan No.
38/DIKTI/Kep/2002, tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Pada pasal 3
dijelaskan bahwa kompotensi kelompok mata kuliah MPK
bertujuan menguasai kemampuan berpikir, bersikap
rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia
intelektual. Adapun rambu-rambu mata kuliah MPK
Pancasila tersebut adalah terdiri atas selain segi histories,
filosofis, ketatanegaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara juga dikembangkan etika politik. Pengembangan
rambu-rambu kurikulum tersebut diharapkan agar
mahasiswa mampu mengambil sikap sesuai dengan hati
nuraninya, mengenali masalah hidup terutama kehidupan
rakyat, mengenali perubahan serta mampu memaknai
peristiwa sejarah, nilai-nilai budaya demi persatuan bangsa.
10. Halaman 10
d. Landasan Filosofis
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan filosofis bangsa Indonesia. Oleh karena itu
sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara
konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan filosofis dan
objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai
yang tertuang dalam sila-sila Pancasila yang secara
filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum
mendirikan negara.
Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan
negara adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan
berkemanusiaan, hal ini berdasarkan kenyataan objektif
bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang maha Esa.
11. Halaman 11
Syarat mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang
terwujudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok
negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan. Konsekuensinya rakyat adalah merupakan
dasar ontologis demokrasi, karena rakyat merupakan asal
mula kekuasaan negara.
Atas dasar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup
bernegara nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat
negara. Konsekuensinya dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai
Pancasila termasuk sistem peraturan perundang-undangan
di Indonesia. Oleh karena itu dalam realisasi kenegaraan
termasuk dalam proses reformasi dewasa ini merupakan
suatu keharusan bahwa Pancasila merupakan sumber nilai
dalam pelaksanaan kenegaraan baik dalam pembangunan
nasional, ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun
pertahanan keamanan.
12. Halaman 12
Tujuan Pendidikan Pancasila
Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang sisitem Pendidi-kan
Nasional dan juga termuat dalam SK Dirjen Dikti
No. 38/DIKTI/Kep/2002, dijelaskan bahwa tujuan
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada
moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman
dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama
kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan,
perilaku yang mendukung kerakyatan yang menguta-makan
kepentingan bersama di atas kepentingan
perorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran diarahkan pada perilaku yang mendukung
upaya terwujutnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
13. Halaman 13
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta
didik yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, dengan sikap dan perilaku:
Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang
bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya.
Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan
niali-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan
Indonesia
Melalui Penddikan pancasila warga negara Republik Indonesia
diharapkan mampu memahami, menganalisis, dan menjawab
masala-maslah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya secara
berkesinambungan dan konsisten berdasarkan cita-cita dan
tujuan bangsa Indonesia.