SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Halaman 2 
Pembahasan Pancasila secara Ilmiah 
 Pambahasan Pancasila termasuk filsafat 
Pancasila, sebagai suatu kajian ilmiah, harus 
memiliki syarat ilmiah sebagai dikemukakan 
oleh I.R. Poedjowijatno dalam bukunya ‘Tahu 
dan Pengetahuan’ yang merinci syarat-syarat 
ilmiah sebagai berikut: 
 Berobjek 
 Bermetode 
 Bersistem 
 Bersifat Universal
Halaman 3 
Berobjek 
Syarat pertama bagi suatu pengetahuan 
yang memenuhi syarat ilmiah adalah 
bahwa semua ilmu pengetahuan itu harus 
memiliki objek. Oleh karena itu 
pembahasan Pancasila secara ilmiah harus 
memiliki objek, yang didalam filsafat ilmu 
pengetahuan dibedakan atas dua macam 
yaitu ‘objek forma’ dan ‘objek materia’.
Halaman 4 
Objek forma Pancasial adalah suatu sudut 
pandang tertentu dalam pembahasan 
Pancasila, atau dari pandang apa Pancasila 
itu dibahas. Pada hakekatnya Pancasila 
dapat dibahas dari berbagai sudut pandang, 
yaitu dari sudut pandang ‘moral’ maka 
terdapat bidang pembahasan ‘moral 
Pancasila’, dari sudut pandang ‘ekonomi’ 
maka terdapat bidang pembahasan 
‘ekonomi Pancasila’, dari sudut pandang 
‘pers’ maka terdapat ‘pers Pancasila’ dsb
Halaman 5 
‘Objek materia’ Pancasila adalah 
suatu objek yang merupakan sasaran 
pembahasan dan pengkajian Pancasila 
baik bersifat emperis maupun non-emperis. 
Pancasila adalah merupakan 
hasil budaya bangsa Indonesia, bangsa 
Indonesia sebagai kausa materialis 
Pancasila, atau sebagai asal mula nilai-nilai 
Pancasila.
Halaman 6 
Oleh karena itu objek 
material pembahasan 
Pancasila adalah bangsa 
Indonesia dengan segala 
aspek kebudayaanya, dalam 
bermasyarakat, berbangsa 
dan bernegara.
Halaman 7 
Objek meteria pembahasan Pancasila dapat 
berupa hasil budaya bangsa Indonesia yang 
berupa lembaran sejarah, bukti-bukti 
sejarah, benda-benda sejarah, benda-benda 
budaya, lembaran Negara, lembaran 
hukum maupun naskah-naskah kenegraan 
lainnya, maupun adat istiadat bangsa 
Indonesia sendiri.
Halaman 8 
Adapun objek yang besifat non-emperis 
antara lain meliputi nilai-nilai 
budaya, nilai-nilai moral, serta nilai-nilai 
relegius yang tercermin dalam 
kepribadian, sifat, karakter dan pola-pola 
budaya dalam bermasyarakat, 
berbangsa dan bernegara.
Halaman 9 
 Bermetode 
 Setiap pengetahuan ilmiah harus 
memiliki metode yaitu seperangkat cara 
atau system pendekatan dalam rangka 
pembahasan Pancasila untuk mendapat-kan 
suatu kebenaran yang bersifat 
objektif. Metode dalam pembahasan 
Pancasila sangat tergantung pada 
karakteristik objek forma maupun objek 
material.
Halaman 10 
Salah satu metode dalam pembahasan Pancasila 
adalah metode ‘analitico syntetik’ yaitu perpaduan 
metode analisis dan sistesis. Oleh karena objek 
Pancasila banyak berkaitan dengan hasil-hasil 
budaya dan objek sejarah, maka lazim digunakan 
metode ‘hermeneutika’ ,metode ‘koherensi historis, 
serta metode ‘pemaha-man’, penafsiran dan 
interpretasi, dan metode-metode tersebut 
senantiasa didasarkan atas hukum-hukum logika 
dalam suatu penarikan kesimpulan.
Halaman 11 
Bersistem 
Suatu pengetahuan ilmiah harus 
merupakan suatu yang bulat dan utuh. 
Bagian-bagian dari pengetahuan ilmiah 
itu harus merupakan suatu kesatuan 
antara bagian-bagian itu saling 
berhubungan, baik berupa hubungan 
interelasi (saling hubungan), maupun 
interdependensi (saling ketergantu-ngan).
Halaman 12 
Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus 
merupakan suatu kesatuan dan keutuhan 
bahkan Pancasila itu sendiri dalam dirinya 
sendiri merupakan suatu kesatuan dan 
keutuhan ‘majemuk tunggal’ yaitu kelima 
sila itu baik rumusannya, inti dan isi dari 
sila-sila Pancasila itu merupakan suatu 
kesatuan dan kebulatan.
Halaman 13 
 Bersifat Universal 
 Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus 
bersifat universal, artinya kebenarannya tidak 
terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi, 
kondisi, maupun jumlah tertentu. Dalam 
kaitannya dengan kajian Pancasila hakikat 
ontologis nilai-nilai Pancasila adalah bersifat 
universal, atau dengan kata lain intisari, essensi 
atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila 
pada hakekatnya adalah bersifat universal
Halaman 14 
Dalam kaitannya dengan kajian 
Pancasila hakikat ontologis nilai-nilai 
Pancasila adalah bersifat 
universal, atau dengan kata lain 
intisari, essensi atau makna yang 
terdalam dari sila-sila Pancasila 
pada hakekatnya adalah bersifat 
universal
Halaman 15 
 Tingkatan Pengetahuan Ilmiah 
 Untuk mengetahui lingkup kajian 
Pancasila serta kompetensi 
pengetahuan dalam membahas 
Pancasila secara ilmiah, maka perlu 
diketahui tingkatan pengetahuan 
ilmiah sebagaimana halnya pada 
pengkajian pengetahuan-pengetahuan 
lainnya.
Halaman 16 
 Tingkatan pengetahuan ilmiah dalam 
masalah ini bukan berarti tingkatan 
dalam hal kebenarannya namun lebih 
menekankan pada karakteristik 
pengetahuan masing-masing. 
Tingkatan pengetahuan ilmiah 
tersebut sangat ditentukan oleh 
macam pertanyaan ilmiah sebagai 
berikut:
Halaman 17 
Tingkatan pengetahuan ilmiah dalam 
masalah ini bukan berarti tingkatan 
dalam hal kebenarannya namun lebih 
menekankan pada karakteristik 
pengetahuan masing-masing. Tingkatan 
pengetahuan ilmiah tersebut sangat 
ditentukan oleh macam pertanyaan 
ilmiah sebagai berikut:
Halaman 18 
 Pengetahuan 
Deskriptif pertanyaan “Bagaimana” 
 Pengetahuan 
Kausal pertanyaan “Mengapa” 
 Pengetahuan 
Normative pertanyaan “Kemana” 
 Pengetahuan 
Essensial pertanyaan “apa”
Halaman 19 
1. Pengetahuan Deskriptif 
Dengan menjawab suatu pertanyaan 
ilmiah ‘bagaimana’ maka akan diperoleh 
suatu pengetahuan olmiah yang bersifat 
deskriptif. Pengatehuan macam ini adalah 
suatu jenis pengetahuan yang memberikan 
suatu keterangan, penjelasan secara 
objektif, tanpa adanya unsur subjektivitas.
Halaman 20 
Dalam mengkaji Pancasila secara 
objektif kita harus menerangkan, 
menjelaskan, serta menguraikan 
Pancasila secara objektif sesuai 
dengan kenyataan Pancasila itu 
sendiri sebagai hasil budaya bangsa 
Indonesia.
Halaman 21 
Kajian Pancasila secara deskriptif ini antara 
lain berkaitan dengan kajian sejarah 
perumusan Pancasila, nilai-nilai Pancasila, 
serta kajian tentang kedudukan dan fungsi 
Pancasila, misalnya Pancasila sebagai 
pandangan hidup bangsa, Pancasila sebagai 
kepribadian bangsa, Pancasila sebagai dasar 
Negara republik Indonesia, Pancasila sebagai 
ideology bangsa dan Negara Indonesia dan lain 
sebagainya.
Halaman 22 
2. Pengetahuan Kausal 
 Dalam suatu ilmu pengetahuan upaya untuk 
memberikan suatu jawaban dari pertanyaan ilmiah 
.mengapa’ maka akan diperoleh suatu jenis 
pengetahuan ‘kausal’ yaitu suatu pengetahuan yang 
memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Dalam 
kaitannya dengan kajian Pancasila maka tingkatan 
pengetahuan sebab-akibat berkaitan dengan kajian 
proses kausalitas terjadinya Pancasila yang meliputi 
empat kausa yaitu:
Halaman 23 
Dalam kaitannya dengan kajian 
Pancasila maka tingkatan 
pengetahuan sebab-akibat 
berkaitan dengan kajian proses 
kausalitas terjadinya Pancasila 
yang meliputi empat kausa yaitu:
Halaman 24 
kausa materialis, kausa formalis, 
kausa effisien dan kausa finalis. Selain 
itu juga keterkaitan dengan Pancasila 
sebagai sumber nilai, yaitu Pancasila 
sebagai sumber segala norma dalam 
Negara, sehingga konsekwewinsinya 
dalam segala realisasi dan 
penjabarannya senantiasa berkaitan 
dengan hukum kausalitas.
Halaman 25 
Pengetahuan tentang sebab 
musabab atau pengetahuan kausal 
ini menurut Aristoteles seorang 
ahli pikir Yunani (384 – 322 SM) 
membedakan atas empat macam 
sebab atau kausa.
Halaman 16 
1. Kausa Materialis. 
Kausa materialis ialah asal-mula berupa 
bahan, dari apa hal sesuatu itu diadakan. 
Misal, sebab terwujudnya suatu bangunan, 
harus ada bahan-bahan untuk 
mewujudkan bangunan itu, bangunan 
gedung misalnya harus ada semen, besi 
tulang, batu-bata, kayu dan sebagainya, 
yang akan diolah sesuai dengan 
kebutuhannya.
Halaman 27 
2. Kausa Finalis. 
Kausa Finalis ialah asal mula berupa 
tujuan, untuk apa hal sesuatu itu 
diadakan, contoh di atas, tentang 
bangunan gedung, untuk apa gedung yang 
akan dibangun itu, untuk sekolah ?, 
hotel ?, toko ?, atau untuk tujuan yang 
lain. Untuk tujuan yang berbeda-beda 
mempengaruhi bentuk banguanan yang 
berbeda pula, sebagai sebab ketiganya.
Halaman 27 
3. Kausa Formalis. 
Kausa formalis ialah asal mula berupa bentuk, 
bangaimana wujud dan bangun sesuatu hal itu 
diadakan. Dimisalkan sesuatu itu bangunan 
gedung, maka sebelum dibuat gedung secara 
nyata, harus ada gambaran tentang 
bentuknya, atau sudah terbayang dalam akal 
pikiran bagaimana bentuk gedung yang akan 
dibangun itu, hal ini disesuaikan dengan 
tujuan yang yang sebagai sebab kedua.
Halaman 29 
4. Kausa Efisien. 
Kausa efisien ialah asal mula berupa karya, 
yaitu suatu proses untuk mewujudkan hal 
sesuatu itu menjadi ada. Setelah ada 
bahan, ada tujuan, ada bentuk, maka 
untuk mewujudkan secara nyata sesuatu 
yang dimaksudkan itu harus ada proses 
pembuatan, tanpa ada proses ini tidak 
akan ada hal sesuatu itu terwujud secara 
nyata.
Halaman 30 
3. Pengetahuan Normatif 
Tingkatan pengetahuan ‘normatif’ 
adalah sebagai hasil dari 
pertanyaan ilmiah ‘kemana’. 
Pengetahuan normatif senantiasa 
berkaitan dengan suatu ukuran, 
parameter, serta norma-norma.
Halaman 31 
Dalam membahas Pancasila tidak cukup hanya 
berupa hasil deskripsi atau hasil kausalitas 
belaka, melainkan perlu untuk dikaji norma-normanya, 
karena Pancasila itu untuk 
diamalkan, direalisasikan serta dikonkritkan. 
Untuk itu harus memiliki norma norma yang 
jelas, terutama dalam kaitannya dengan norma 
hukumkenegaraan serta norma-norma moral.
Halaman 32 
Dengan kajian normatif ini maka kita 
dapat membedakan secara normative 
realisasi atau pengamalan Pancasila yang 
seharusnya dilakukan atau ‘das sollen’ dari 
Pancasil, dan realisasi Pancasila dalam 
kenyataan faktualnya atau ‘das sein’ dari 
Pancasila yang senantiasa berkaitan dengan 
dinamika kehidupan serta perkembangan 
zaman.
Halaman 33 
4. Pengetahuan Essensial 
Dalam ilmu pengetahuan upaya untuk 
memberikan suatu jawaban atas pertanyaan 
‘apa’ maka akan diperoleh suatu tingkatan 
pengetahuan yang ‘essensial’. Pengetahuan 
essensial adalah tingkatan pengetahuan untuk 
menjawab suatu pertanyaan yang terdalam yaitu 
suatu pertanyaan tentang hakekat segala 
sesuatu, dan hal ini dikaji dalam bidang ilmu 
filsafat.
Halaman 34 
Oleh karena itu kajian Pancasila 
secara essensial pada hakekatnya 
untuk mendapatkan suatu 
pengetahuan tentang inti sari atau 
makna yang terdalam dari sila-sila 
Pancasila, atau secara ilmiah filosofis 
untuk mengkaji hakekat sila-sila 
Pancasila.

More Related Content

What's hot

Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomialoilandgas24
 
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxFilsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxrara wibowo
 
Powerpoint Fungsi Invers
Powerpoint Fungsi InversPowerpoint Fungsi Invers
Powerpoint Fungsi InversMerisaJanuarti
 
Materi manajemen aksi
Materi manajemen aksiMateri manajemen aksi
Materi manajemen aksiRudi Sudirdja
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologiIbnu Fajar
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAbida Muttaqiena
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
 
Fp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompokFp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompokPia Rohdina
 
Asal mula pancasila (LANGSUNG)
Asal mula pancasila (LANGSUNG)Asal mula pancasila (LANGSUNG)
Asal mula pancasila (LANGSUNG)salsa moyara
 
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)Izmi KM
 
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1 sipakatau dan malempu'
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1  sipakatau dan malempu'Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1  sipakatau dan malempu'
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1 sipakatau dan malempu'Dimas Arvin
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasilaidbloginfo
 
Teknik penulisan ilmiah
Teknik penulisan ilmiahTeknik penulisan ilmiah
Teknik penulisan ilmiahFitri Sobu
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporanYuliana
 
Hubungan pancasila dan UUD 1945
Hubungan pancasila dan UUD 1945Hubungan pancasila dan UUD 1945
Hubungan pancasila dan UUD 1945Trisna Monalia
 
Kelompok 2 identitas nasional
Kelompok 2   identitas nasionalKelompok 2   identitas nasional
Kelompok 2 identitas nasionaldayurikaperdana19
 

What's hot (20)

Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxFilsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
 
Powerpoint Fungsi Invers
Powerpoint Fungsi InversPowerpoint Fungsi Invers
Powerpoint Fungsi Invers
 
Materi manajemen aksi
Materi manajemen aksiMateri manajemen aksi
Materi manajemen aksi
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
Fp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompokFp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompok
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
 
Asal mula pancasila (LANGSUNG)
Asal mula pancasila (LANGSUNG)Asal mula pancasila (LANGSUNG)
Asal mula pancasila (LANGSUNG)
 
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa (tugas pancasila smt1)
 
Filsafat pancasila 1
Filsafat pancasila 1Filsafat pancasila 1
Filsafat pancasila 1
 
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1 sipakatau dan malempu'
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1  sipakatau dan malempu'Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1  sipakatau dan malempu'
Powerpoint karya tulis ilmiah klpk 1 sipakatau dan malempu'
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
Teknik penulisan ilmiah
Teknik penulisan ilmiahTeknik penulisan ilmiah
Teknik penulisan ilmiah
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
 
Hubungan pancasila dan UUD 1945
Hubungan pancasila dan UUD 1945Hubungan pancasila dan UUD 1945
Hubungan pancasila dan UUD 1945
 
Kelompok 2 identitas nasional
Kelompok 2   identitas nasionalKelompok 2   identitas nasional
Kelompok 2 identitas nasional
 

Similar to Materi 3

Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptRasyAlam
 
Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila
Tujuan dan Landasan Pendidikan PancasilaTujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila
Tujuan dan Landasan Pendidikan PancasilaMira Veranita
 
PPT Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pdf
PPT Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pdfPPT Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pdf
PPT Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pdfEbiIlhami
 
Bab 1 filsafat_pancasila
Bab 1 filsafat_pancasilaBab 1 filsafat_pancasila
Bab 1 filsafat_pancasilaTitikbudiarti
 
Cbr pancasila bab 5 sampai 7
Cbr pancasila bab 5 sampai 7Cbr pancasila bab 5 sampai 7
Cbr pancasila bab 5 sampai 7Gerard Hsb
 
Objek kajian filsafat pendidikan
Objek kajian filsafat pendidikanObjek kajian filsafat pendidikan
Objek kajian filsafat pendidikanSam Bimbo
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatNurul Arifin S
 
Sistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaSistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaAdrian Ekstrada
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATRifin Sugiarto
 
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi ManajemenFilsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi ManajemenSasmaTua1
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatAmbo Sumange
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatAndhika Pratama
 

Similar to Materi 3 (20)

Pkn
PknPkn
Pkn
 
Ilmu pancasila
Ilmu pancasilaIlmu pancasila
Ilmu pancasila
 
Kuliah ke 2
Kuliah ke 2Kuliah ke 2
Kuliah ke 2
 
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
 
Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila
Tujuan dan Landasan Pendidikan PancasilaTujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila
Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
PPT Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pdf
PPT Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pdfPPT Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pdf
PPT Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pdf
 
Bab 1 filsafat_pancasila
Bab 1 filsafat_pancasilaBab 1 filsafat_pancasila
Bab 1 filsafat_pancasila
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Cbr pancasila bab 5 sampai 7
Cbr pancasila bab 5 sampai 7Cbr pancasila bab 5 sampai 7
Cbr pancasila bab 5 sampai 7
 
Objek kajian filsafat pendidikan
Objek kajian filsafat pendidikanObjek kajian filsafat pendidikan
Objek kajian filsafat pendidikan
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Sistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaSistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasila
 
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi ManajemenFilsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Filsafat pancasila-1-1
Filsafat pancasila-1-1Filsafat pancasila-1-1
Filsafat pancasila-1-1
 

More from Yogapratama123456 (15)

Materi 2
Materi 2Materi 2
Materi 2
 
Materi 14
Materi 14Materi 14
Materi 14
 
Materi 13
Materi 13Materi 13
Materi 13
 
Materi 12
Materi  12Materi  12
Materi 12
 
Materi 11
Materi  11Materi  11
Materi 11
 
Materi 10
Materi 10Materi 10
Materi 10
 
Materi 9
Materi 9Materi 9
Materi 9
 
Materi 8
Materi 8Materi 8
Materi 8
 
Materi 7
Materi  7Materi  7
Materi 7
 
Materi 6
Materi  6Materi  6
Materi 6
 
Materi 5.
Materi  5.Materi  5.
Materi 5.
 
4.. hak & kewajiban wn
4.. hak & kewajiban wn4.. hak & kewajiban wn
4.. hak & kewajiban wn
 
Materi 3
Materi  3Materi  3
Materi 3
 
Materi 2
Materi  2Materi  2
Materi 2
 
Materi 1
Materi  1Materi  1
Materi 1
 

Recently uploaded

KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggiKEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggiLookWWE
 
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawamcnoob1
 
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...ahmadirhamni
 
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.Monhik1
 
KELOMPOK 4 asma ppok jhyfydfdrfdtfghghghh
KELOMPOK 4 asma ppok jhyfydfdrfdtfghghghhKELOMPOK 4 asma ppok jhyfydfdrfdtfghghghh
KELOMPOK 4 asma ppok jhyfydfdrfdtfghghghhRatriShintya
 
Tumbuhan dan lingkungannya power point..
Tumbuhan dan lingkungannya power point..Tumbuhan dan lingkungannya power point..
Tumbuhan dan lingkungannya power point..sdn2bayuning
 
Kartu Undangan Softcover + Amplop Hazelnut Foliage Hibiscus Sunny Orange✨
Kartu Undangan Softcover + Amplop Hazelnut Foliage Hibiscus Sunny Orange✨Kartu Undangan Softcover + Amplop Hazelnut Foliage Hibiscus Sunny Orange✨
Kartu Undangan Softcover + Amplop Hazelnut Foliage Hibiscus Sunny Orange✨Kartu Undangan Bandung
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑sayangkamuu240203
 
sagdjasgfjckasbkfjhsakjkadjvjnskdjvnjkdvnv
sagdjasgfjckasbkfjhsakjkadjvjnskdjvnjkdvnvsagdjasgfjckasbkfjhsakjkadjvjnskdjvnjkdvnv
sagdjasgfjckasbkfjhsakjkadjvjnskdjvnjkdvnvademahdiyyah
 

Recently uploaded (10)

Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pillsAbortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
 
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggiKEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
KEL 1 KCKT KAI.pptx. kromatografi cair kinerja tinggi
 
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
 
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
 
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
TUGAS BIOTRANSFORMASI.ppt kelompok enam.
 
KELOMPOK 4 asma ppok jhyfydfdrfdtfghghghh
KELOMPOK 4 asma ppok jhyfydfdrfdtfghghghhKELOMPOK 4 asma ppok jhyfydfdrfdtfghghghh
KELOMPOK 4 asma ppok jhyfydfdrfdtfghghghh
 
Tumbuhan dan lingkungannya power point..
Tumbuhan dan lingkungannya power point..Tumbuhan dan lingkungannya power point..
Tumbuhan dan lingkungannya power point..
 
Kartu Undangan Softcover + Amplop Hazelnut Foliage Hibiscus Sunny Orange✨
Kartu Undangan Softcover + Amplop Hazelnut Foliage Hibiscus Sunny Orange✨Kartu Undangan Softcover + Amplop Hazelnut Foliage Hibiscus Sunny Orange✨
Kartu Undangan Softcover + Amplop Hazelnut Foliage Hibiscus Sunny Orange✨
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
 
sagdjasgfjckasbkfjhsakjkadjvjnskdjvnjkdvnv
sagdjasgfjckasbkfjhsakjkadjvjnskdjvnjkdvnvsagdjasgfjckasbkfjhsakjkadjvjnskdjvnjkdvnv
sagdjasgfjckasbkfjhsakjkadjvjnskdjvnjkdvnv
 

Materi 3

  • 1.
  • 2. Halaman 2 Pembahasan Pancasila secara Ilmiah  Pambahasan Pancasila termasuk filsafat Pancasila, sebagai suatu kajian ilmiah, harus memiliki syarat ilmiah sebagai dikemukakan oleh I.R. Poedjowijatno dalam bukunya ‘Tahu dan Pengetahuan’ yang merinci syarat-syarat ilmiah sebagai berikut:  Berobjek  Bermetode  Bersistem  Bersifat Universal
  • 3. Halaman 3 Berobjek Syarat pertama bagi suatu pengetahuan yang memenuhi syarat ilmiah adalah bahwa semua ilmu pengetahuan itu harus memiliki objek. Oleh karena itu pembahasan Pancasila secara ilmiah harus memiliki objek, yang didalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan atas dua macam yaitu ‘objek forma’ dan ‘objek materia’.
  • 4. Halaman 4 Objek forma Pancasial adalah suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan Pancasila, atau dari pandang apa Pancasila itu dibahas. Pada hakekatnya Pancasila dapat dibahas dari berbagai sudut pandang, yaitu dari sudut pandang ‘moral’ maka terdapat bidang pembahasan ‘moral Pancasila’, dari sudut pandang ‘ekonomi’ maka terdapat bidang pembahasan ‘ekonomi Pancasila’, dari sudut pandang ‘pers’ maka terdapat ‘pers Pancasila’ dsb
  • 5. Halaman 5 ‘Objek materia’ Pancasila adalah suatu objek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian Pancasila baik bersifat emperis maupun non-emperis. Pancasila adalah merupakan hasil budaya bangsa Indonesia, bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila, atau sebagai asal mula nilai-nilai Pancasila.
  • 6. Halaman 6 Oleh karena itu objek material pembahasan Pancasila adalah bangsa Indonesia dengan segala aspek kebudayaanya, dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  • 7. Halaman 7 Objek meteria pembahasan Pancasila dapat berupa hasil budaya bangsa Indonesia yang berupa lembaran sejarah, bukti-bukti sejarah, benda-benda sejarah, benda-benda budaya, lembaran Negara, lembaran hukum maupun naskah-naskah kenegraan lainnya, maupun adat istiadat bangsa Indonesia sendiri.
  • 8. Halaman 8 Adapun objek yang besifat non-emperis antara lain meliputi nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral, serta nilai-nilai relegius yang tercermin dalam kepribadian, sifat, karakter dan pola-pola budaya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  • 9. Halaman 9  Bermetode  Setiap pengetahuan ilmiah harus memiliki metode yaitu seperangkat cara atau system pendekatan dalam rangka pembahasan Pancasila untuk mendapat-kan suatu kebenaran yang bersifat objektif. Metode dalam pembahasan Pancasila sangat tergantung pada karakteristik objek forma maupun objek material.
  • 10. Halaman 10 Salah satu metode dalam pembahasan Pancasila adalah metode ‘analitico syntetik’ yaitu perpaduan metode analisis dan sistesis. Oleh karena objek Pancasila banyak berkaitan dengan hasil-hasil budaya dan objek sejarah, maka lazim digunakan metode ‘hermeneutika’ ,metode ‘koherensi historis, serta metode ‘pemaha-man’, penafsiran dan interpretasi, dan metode-metode tersebut senantiasa didasarkan atas hukum-hukum logika dalam suatu penarikan kesimpulan.
  • 11. Halaman 11 Bersistem Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bulat dan utuh. Bagian-bagian dari pengetahuan ilmiah itu harus merupakan suatu kesatuan antara bagian-bagian itu saling berhubungan, baik berupa hubungan interelasi (saling hubungan), maupun interdependensi (saling ketergantu-ngan).
  • 12. Halaman 12 Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan dan keutuhan bahkan Pancasila itu sendiri dalam dirinya sendiri merupakan suatu kesatuan dan keutuhan ‘majemuk tunggal’ yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti dan isi dari sila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.
  • 13. Halaman 13  Bersifat Universal  Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal, artinya kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, situasi, kondisi, maupun jumlah tertentu. Dalam kaitannya dengan kajian Pancasila hakikat ontologis nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal, atau dengan kata lain intisari, essensi atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila pada hakekatnya adalah bersifat universal
  • 14. Halaman 14 Dalam kaitannya dengan kajian Pancasila hakikat ontologis nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal, atau dengan kata lain intisari, essensi atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila pada hakekatnya adalah bersifat universal
  • 15. Halaman 15  Tingkatan Pengetahuan Ilmiah  Untuk mengetahui lingkup kajian Pancasila serta kompetensi pengetahuan dalam membahas Pancasila secara ilmiah, maka perlu diketahui tingkatan pengetahuan ilmiah sebagaimana halnya pada pengkajian pengetahuan-pengetahuan lainnya.
  • 16. Halaman 16  Tingkatan pengetahuan ilmiah dalam masalah ini bukan berarti tingkatan dalam hal kebenarannya namun lebih menekankan pada karakteristik pengetahuan masing-masing. Tingkatan pengetahuan ilmiah tersebut sangat ditentukan oleh macam pertanyaan ilmiah sebagai berikut:
  • 17. Halaman 17 Tingkatan pengetahuan ilmiah dalam masalah ini bukan berarti tingkatan dalam hal kebenarannya namun lebih menekankan pada karakteristik pengetahuan masing-masing. Tingkatan pengetahuan ilmiah tersebut sangat ditentukan oleh macam pertanyaan ilmiah sebagai berikut:
  • 18. Halaman 18  Pengetahuan Deskriptif pertanyaan “Bagaimana”  Pengetahuan Kausal pertanyaan “Mengapa”  Pengetahuan Normative pertanyaan “Kemana”  Pengetahuan Essensial pertanyaan “apa”
  • 19. Halaman 19 1. Pengetahuan Deskriptif Dengan menjawab suatu pertanyaan ilmiah ‘bagaimana’ maka akan diperoleh suatu pengetahuan olmiah yang bersifat deskriptif. Pengatehuan macam ini adalah suatu jenis pengetahuan yang memberikan suatu keterangan, penjelasan secara objektif, tanpa adanya unsur subjektivitas.
  • 20. Halaman 20 Dalam mengkaji Pancasila secara objektif kita harus menerangkan, menjelaskan, serta menguraikan Pancasila secara objektif sesuai dengan kenyataan Pancasila itu sendiri sebagai hasil budaya bangsa Indonesia.
  • 21. Halaman 21 Kajian Pancasila secara deskriptif ini antara lain berkaitan dengan kajian sejarah perumusan Pancasila, nilai-nilai Pancasila, serta kajian tentang kedudukan dan fungsi Pancasila, misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila sebagai kepribadian bangsa, Pancasila sebagai dasar Negara republik Indonesia, Pancasila sebagai ideology bangsa dan Negara Indonesia dan lain sebagainya.
  • 22. Halaman 22 2. Pengetahuan Kausal  Dalam suatu ilmu pengetahuan upaya untuk memberikan suatu jawaban dari pertanyaan ilmiah .mengapa’ maka akan diperoleh suatu jenis pengetahuan ‘kausal’ yaitu suatu pengetahuan yang memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Dalam kaitannya dengan kajian Pancasila maka tingkatan pengetahuan sebab-akibat berkaitan dengan kajian proses kausalitas terjadinya Pancasila yang meliputi empat kausa yaitu:
  • 23. Halaman 23 Dalam kaitannya dengan kajian Pancasila maka tingkatan pengetahuan sebab-akibat berkaitan dengan kajian proses kausalitas terjadinya Pancasila yang meliputi empat kausa yaitu:
  • 24. Halaman 24 kausa materialis, kausa formalis, kausa effisien dan kausa finalis. Selain itu juga keterkaitan dengan Pancasila sebagai sumber nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber segala norma dalam Negara, sehingga konsekwewinsinya dalam segala realisasi dan penjabarannya senantiasa berkaitan dengan hukum kausalitas.
  • 25. Halaman 25 Pengetahuan tentang sebab musabab atau pengetahuan kausal ini menurut Aristoteles seorang ahli pikir Yunani (384 – 322 SM) membedakan atas empat macam sebab atau kausa.
  • 26. Halaman 16 1. Kausa Materialis. Kausa materialis ialah asal-mula berupa bahan, dari apa hal sesuatu itu diadakan. Misal, sebab terwujudnya suatu bangunan, harus ada bahan-bahan untuk mewujudkan bangunan itu, bangunan gedung misalnya harus ada semen, besi tulang, batu-bata, kayu dan sebagainya, yang akan diolah sesuai dengan kebutuhannya.
  • 27. Halaman 27 2. Kausa Finalis. Kausa Finalis ialah asal mula berupa tujuan, untuk apa hal sesuatu itu diadakan, contoh di atas, tentang bangunan gedung, untuk apa gedung yang akan dibangun itu, untuk sekolah ?, hotel ?, toko ?, atau untuk tujuan yang lain. Untuk tujuan yang berbeda-beda mempengaruhi bentuk banguanan yang berbeda pula, sebagai sebab ketiganya.
  • 28. Halaman 27 3. Kausa Formalis. Kausa formalis ialah asal mula berupa bentuk, bangaimana wujud dan bangun sesuatu hal itu diadakan. Dimisalkan sesuatu itu bangunan gedung, maka sebelum dibuat gedung secara nyata, harus ada gambaran tentang bentuknya, atau sudah terbayang dalam akal pikiran bagaimana bentuk gedung yang akan dibangun itu, hal ini disesuaikan dengan tujuan yang yang sebagai sebab kedua.
  • 29. Halaman 29 4. Kausa Efisien. Kausa efisien ialah asal mula berupa karya, yaitu suatu proses untuk mewujudkan hal sesuatu itu menjadi ada. Setelah ada bahan, ada tujuan, ada bentuk, maka untuk mewujudkan secara nyata sesuatu yang dimaksudkan itu harus ada proses pembuatan, tanpa ada proses ini tidak akan ada hal sesuatu itu terwujud secara nyata.
  • 30. Halaman 30 3. Pengetahuan Normatif Tingkatan pengetahuan ‘normatif’ adalah sebagai hasil dari pertanyaan ilmiah ‘kemana’. Pengetahuan normatif senantiasa berkaitan dengan suatu ukuran, parameter, serta norma-norma.
  • 31. Halaman 31 Dalam membahas Pancasila tidak cukup hanya berupa hasil deskripsi atau hasil kausalitas belaka, melainkan perlu untuk dikaji norma-normanya, karena Pancasila itu untuk diamalkan, direalisasikan serta dikonkritkan. Untuk itu harus memiliki norma norma yang jelas, terutama dalam kaitannya dengan norma hukumkenegaraan serta norma-norma moral.
  • 32. Halaman 32 Dengan kajian normatif ini maka kita dapat membedakan secara normative realisasi atau pengamalan Pancasila yang seharusnya dilakukan atau ‘das sollen’ dari Pancasil, dan realisasi Pancasila dalam kenyataan faktualnya atau ‘das sein’ dari Pancasila yang senantiasa berkaitan dengan dinamika kehidupan serta perkembangan zaman.
  • 33. Halaman 33 4. Pengetahuan Essensial Dalam ilmu pengetahuan upaya untuk memberikan suatu jawaban atas pertanyaan ‘apa’ maka akan diperoleh suatu tingkatan pengetahuan yang ‘essensial’. Pengetahuan essensial adalah tingkatan pengetahuan untuk menjawab suatu pertanyaan yang terdalam yaitu suatu pertanyaan tentang hakekat segala sesuatu, dan hal ini dikaji dalam bidang ilmu filsafat.
  • 34. Halaman 34 Oleh karena itu kajian Pancasila secara essensial pada hakekatnya untuk mendapatkan suatu pengetahuan tentang inti sari atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila, atau secara ilmiah filosofis untuk mengkaji hakekat sila-sila Pancasila.