Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Hormon yang bekerja pada otot jantung dan pembuluh darah
1. HORMON TIROID
Hormon tiroid terutama T3 mengatur inotropik dan kronotropik jantung melalui
mekanisme secara langsung dan tidak langsung.T3 menyebabkan termogenesis dengan
merangsang lipolisis di jaringan.
T3 secara langsung menurunkan resistensi vaskuler sistemik dengan mempengaruhi otot
polos vaskuler dan menstimuli endotel vaskuler untuk mensintesa nitric oxide yang bersifat
vasodilator.Mean Arteri Pressure (MAP) menjadi menurun menyebabkan Renal Blood Flow
menurun sehingga mengaktifkan sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAAS) untuk
meningkatkan reabsorpsi natrium di ginjal sehingga volume plasma meningkat ditambah dengan
merangsang eritropoitin dan volume darah pun meningkat. Volume darah yang meningkat
menyebabkan venous return meningkat dan cardiac output pun meningkat.
Hormon tiroid bekerja pada sel otot jantung dan set otot polos vaskuler. T3 masuk ke
dalam sel otot jantung secara difusi pasif melalui transporter monocarboksilat 8 (MCT8) dan
masuk ke inti sel, berikatan dengan reseptor inti T3 membentuk suatu komplek.Komplek ini
berikatan dengan Thyroid hormone response element bekerja mengatur transkripsi gen untuk
sintesis protein.Salah satu hasil sintesis protein adalah rantai berat myosin (myosin heavy chains)
α dan β yang merupakan protein myofibril pada filamen tebal dari bagian kontraksi sel otot
jantung. Jika terjadi perubahan sintesis protein akibat penyakit tiroid akan mengubah rantai berat
myosin sehingga dapat mengakibatkan gangguan kontraksi jantung.
2. HORMON EPINEFRIN
Hormon epinefrin berfungsi memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak
tubuh.Tidak hanya gerak, hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara
derau tinggi atau intensitas cahaya yang tinggi.Reaksi yang sering dirasakan adalah frekuensi
detak jantung meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok.
Fungsi hormon ini mengatur metabolisme glukosa terutama disaat stres.Hormon epinefrin
timbul sebagai stimulasi otak, menjadi waswas dan siaga. Dan secara tidak langsung akan
membuat indra kita menjadi lebih sensitif untuk bereaksi. Stres dapat meningkatkan produksi
kelenjar atau hormon epinefrin.Sebenarnya, jika tidak berlebihan, hormon bisa berakibat positif,
lebih terpacu untuk bekerja atau membuat lebih fokus. Tetapi, jika hormon diproduksi berlebihan
akibat stres yang berkepanjangan, akan terjadi kondisi kelelahan bahkan menimbulkan depresi.
Penyakit fisik juga mudah berdatangan, akibat dari darah yang terpompa lebih cepat, sehingga
menganggu fungsi metabolisme dan proses oksidasi di dalam tubuh.
Hormon epinefrin mempengaruhi otak akan membuat indra perasa merasa kebal terhadap
sakit, kemampuan berpikir dan ingatan meningkat, paru-paru menyerap oksigen lebih banyak,
3. glukogen diubah menjadi glukosa yang bersama-sama dengan oksigen merupakan sumber
energi. Detak jantung dan tekanan darah juga meningkat sehingga metabolisme meningkat.
Molekul-molekul epinefrin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang
memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya, dan
karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan otot. Selsel yang mengelilingi pembuluh merespon epinefrin dan mengalirkan lebih banyak darah yang
dibutuhkan jantung.Dengan cara ini, darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak, otot, dan
jantung dapat dipasok.
Epinefrin disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Dapat
meningkat dalan keadaan dimana individu tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Pengeluaran
yang bertambah akan meningkatkan tekanan darah untuk melawan shok yang disebabkan oleh
situasi darurat.
HORMON ADRENALIN
`Hormon adrenalin mempunyai fungsi sebagai pelecut tubuh se- cara umum jika menghadapi tekanan; hormon ini dikaitkan dengan munculnya “fight or flight” (bertempur diawali dengan
“ama- rah”, ataukah lari). Hormon ini akan meningkatkan kerja jantung memacu kecepatan
denyutnya, melebarkan pembuluh darah koroner untuk meningkatkan aliran darah ke otot
jantung maupun otot rangka agar mampu bekerja lebih kuat kulit tampak memerah.
Ini dilakukan dengan juga adanya efek menciutkan pembuluh darah di tubuh bagian lain
sehingga darah lebih banyak yang terdorong kembali ke dalam rongga jantung sehingga
pemompaan darah dari jantung dapat lebih banyak.Dengan cara initekanan darah naik
menjadikan aliran darah ke seluruh tubuh (termasuk yang ke otak) jadi lebih lancar, sehingga
penderita yang mengalami syok dapat “bangkit” kembali.Aliran darah di otot rangka juga
meningkat menjadikannya mampu mengkerut dengan lebih kuat untuk bekerja, di samping juga
membantu baliknya darah vena mengalir ke jantung.
Hormon adrenalin ini yang bekerja pada otot polos pembuluh darah dengan pola yang
berbeda pada pembuluh darah yang berbeda, ternyata pada otot polos saluran nafas (trachea,
bronchus maupun salurannya yang lebih kecil lagi) bekerja sebagai “pengendor” atas saluran
nafas yang semula menyempit ketika terjadi serangan asma itu menjadi mengendor, sehingga
4. longgarlah pernafasan. Permasalahan yang ada di sini adalah bahwa karena penga- ruhnya pada
sistem peredaran darah sebagaimana diuraikan di atas, maka pada pemberian adrenalin ini harus
hati-hati pada penderita yang punya tekanan darah tinggi.
Hormon adrenalin meningkatkan pemecahan cadangan glikogen untuk tersedianya
glukosa darah buat bahan bakar pembakaran secara umum.Hormon ini juga memu- dahkan
pemecahan lemak tubuh se- hingga banyak tersedia asam lemak bebas siap untuk dibakar guna
menghasilkan energi untuk kerja.Meningkatnya aliran darah disertai dengan melebarnya saluran
nafas oleh hormon ini juga meningkatkan kemampuan kerja otak.