SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
1
Selamat Tinggal Kemunafikan
(Disampaikan dalam Khutbah Jumat, 23 Agustus 2013, di Masjid
Ngadinegaran Yogyakarta)
Sungguh merupakan suatu hal yang tidak bisa kita pungkiri hari ini,
kenyataan pahit telah terpampang jelas di hadapan kita, kemungkaran, kemaksiatan,
dan kemunafikan telah menjamur di tubuh kaum muslimin. Sebagian di antara kita
kaum muslimin, tidak lagi menghiraukan nasihat serta petuah yang telah diwasiatkan
oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sebagiannya lagi
nekat menerobos dan menerjang hukum-hukum Allah Subhânahu wa Ta’âlâ hanya
dengan dalih tidak selaras dengan akal dan pikiran manusia. (Lâ
haula walâ quwwata illâ billâh).
Maka ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwasanya menerobos dan
menerjang hukum-hukum Allah dengan dalih tidak selaras dengan akal dan pikiran
merupakan tanda-tanda kemunafikan. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
“Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah
turunkan dan kepada hukum rasul, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi
(manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS an-Nisâ, [4]: 61)
Ketahuilah, bahwasanya kemunafikan merupakan sebuah parasit yang
dapat merobohkan dan menghancurkan pondasi keimanan seseorang, yang
dengannya pula barisan kaum muslimin menjadi porak poranda.
Allah tetap menyingkap tirai kemunafikan, serta mencela dan
menghinakan pelakunya. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka…” (QS an-Nisâ' [4]: 142)
Dan firman-Nya,
2
“Allah akan membalas olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam
kesesatan mereka.” (QS al-Baqarah [2]: 15)
Allah telah menyebutkan sifat-sifat mereka agar hamba-hamba-Nya (yang
beriman) dapat menghindar serta menjauh dari sifat kemunafikan dan para
pelakunya.
Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Madârijus Sâlikîn, telah menjelaskan
bahwasanya nifâq (kemunafikan) ada dua macam: nifâq akbar (kemunafikan besar)
dan nifâq ashghar (kemunafikan kecil).
Dan dalam kesempatan yang mulia ini, sedikit akan kami paparkan kedua
macam kemunafikan ini dan sekaligus ciri-ciri dan sifat-sifatnya
Pertama: Nifâq Akbar (kemunafikan besar) atau lebih dikenal dengan nifâq
i’tiqâdiy (kemunafikan dalam bidang keyakinan).
Nifâq (kemunafikan) jenis ini adalah sebuah kemunafikan yang dapat
mengeluarkan seseorang dari keimanan. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah beriman kemudian menjadi kafir
lagi lalu hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS al-
Munâfiqûn [63]: 3)
Dan juga dalam QS at-Taubah [9]: 66, dimana Allah memvonis orang-
orang yang berada di barisan kaum muslimin akan tetapi mengolok-olok Rasulullah
shalallâhu ‘alaihi wa sallam,
……
“…sungguh kalian telah kufur setelah kalian beriman…”
Di antara sifat-sifat kaum munafik dengan nifâq i’tiqâdiy yang Allah
Subhânahu wa Ta’âlâ telah menyebutkan dan menjelaskannya di dalam al-Quran,
ialah:
1. Mereka mengaku dan mengikrarkan keimanan layaknya seorang mukmin,
padahal hati mereka tidaklah seperti apa yang mereka ucapkan.
Maka Allah pun menyibak apa yang ada dalam hati mereka dengan firman-
Nya,
3
“Dan di antara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian,’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS al-
Baqarah [2]: 8)
Dan firman-Nya
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu mereka berkata, ‘Kami bersaksi bahwasanya
kamu benar-benar rasul Allah’ dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
rasul-Nya dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar
pendusta.” (QS al-Munâfiqûn [63]: 1)
2. Mereka memiliki dua wajah dan dua lisan.
Allah berfirman,
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, ‘Kami telah
beriman’ dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan,
‘sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’.” (QS al-Baqarah
[2]: 14)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Muslim,
dan selain keduanya, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan
mengenai sifat mereka ini.
4
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu dia berkata, bahwasanya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “(akan) kau temukan sejelek-jelek manusia pada hari kiamat di sisi Allah
(ialah orang) yang mempunyai dua wajah, di mana ketika dia datang kepada mereka (kaum
muslimîn) dengan satu wajah dan kepada mereka (kaum munâfiqîn) dengan wajah yang lain.”
(HR al-Bukhari dan Muslim)
3. Mereka mencegah dan menghalangi manusia dari jalan Allah Subhânahu
wa Ta’âlâ.
Allah berfirman,
…
“Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalangi manusia dari
jalan Allah …” (QS al-Munâfiqûn [63]: 2)
Maka sungguh Allah Subhânahu wa Ta’âlâ telah menghinakan apa yang
mereka perbuat dengan firman-Nya,
…‫إ‬
“…sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS al-Munâfiqûn [63]:
2)
4. Istihzâ' (mempermainkan/melecehkan) Allah, ayat-ayat, dan rasul-Nya.
Allah berfirman,
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka tentang apa yang mereka lakukan itu, tentulah
mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main
saja...” (QS at-Taubah [9]: 65)
Mengenai istihzâ' terhadap Allah dan rasul-Nya, Allah Subhânahu wa Ta’âlâ
membantah perbuatan mereka dengan firman-Nya,
)٥٦(
)٥٥(
5
“…katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan rasul-Nya kamu selalu berolok-
olok?’ Tidak perlu kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami
memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan
(yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS at-Taubah
[9]: 65-66)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “sesungguhnya istihzâ' kepada
Allah, ayat-ayat, dan rasul-Nya adalah sebuah kekufuran.”
Dan hal senada juga telah dikatakan oleh Syaikh Abdurrahman as-Sa’di
ketika menafsirkan ayat tersebut.
Inilah sebagian apa yang telah Allah kabarkan tentang keadaan dan sifat-
sifat mereka (kaum munafik i’tiqâdiy). Maka seyogyanyalah kita terus berusaha
menjaga diri kita dari sifat-sifat tersebut di atas agar kita tidak terjerumus ke dalam
kekufuran sebagaimana mereka telah terjerumus ke dalamnya.
Kedua: Nifâq Ashghar yang disebut juga dengan nifâq 'amaliy (kemunafikan
dalam perbuatan)
Cukuplah sekiranya kita mengetahui sifat dari kemunafikan ini dari apa
yang telah diisyaratkan oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia
mengingkari, dan apabila diamanati dia khianat.” (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah)
Inilah tiga buah akar dari sebuah kemunafikan yang telah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam kabarkan kepada kita yang setiap di antara sifat dari sifat-
sifat kemunafikan terpaut dan terkait dengannya. Maka tak sepantasnyalah bagi kita
untuk tidak menyepelekan serta meremehkan jenis kemunafikan ini. Karena jenis
kemunafikan ini (nifâq 'amaliy) akan menyeret kita kepada nifâq i’tiqâdiy, sehingga
akan mengeluarkan kita dari ruang lingkup keimanan.
Bersandarlah kepada Allah, mintalah kemudahan, ketetapan hati, dan
keistiqamahan untuk berjalan di atas apa yang Allah Subhânahu wa Ta’âlâ ridhai.
Jauhkan dan jagalah diri Anda, keluarga, dan orang-orang yang diamanatkan
urusannya di atas pundak Anda dari kemurkaan dan azab Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.
(Dikutip dan diselaraskan dari http://khotbahjumat.com/sifat-munafik/)

More Related Content

What's hot

Nuzul Al Quran - Studi Quran
Nuzul Al Quran - Studi QuranNuzul Al Quran - Studi Quran
Nuzul Al Quran - Studi Quran
kaksalim
 
Keautentikkan Al Quran
Keautentikkan Al QuranKeautentikkan Al Quran
Keautentikkan Al Quran
guestb853a1
 
Hikmah nuzulul qur
Hikmah nuzulul qurHikmah nuzulul qur
Hikmah nuzulul qur
Yv AlGhiffar
 
Politik kemunafikan
Politik kemunafikanPolitik kemunafikan
Politik kemunafikan
Rizky Faisal
 
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadahKhutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Muchammad Dimyati
 
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-cobaOrang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
Ra Hardianto
 
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput NyawaIstiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
andri zulfikar
 

What's hot (20)

Nuzul Al Quran - Studi Quran
Nuzul Al Quran - Studi QuranNuzul Al Quran - Studi Quran
Nuzul Al Quran - Studi Quran
 
Keautentikkan Al Quran
Keautentikkan Al QuranKeautentikkan Al Quran
Keautentikkan Al Quran
 
Hikmah nuzulul qur
Hikmah nuzulul qurHikmah nuzulul qur
Hikmah nuzulul qur
 
Istiqamah
IstiqamahIstiqamah
Istiqamah
 
Asbab An-Nuzul
Asbab An-NuzulAsbab An-Nuzul
Asbab An-Nuzul
 
Peringkat Penurunan al-Quran
Peringkat Penurunan al-QuranPeringkat Penurunan al-Quran
Peringkat Penurunan al-Quran
 
Politik kemunafikan
Politik kemunafikanPolitik kemunafikan
Politik kemunafikan
 
Bk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dimBk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dim
 
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadahKhutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
 
Dalil syara (1)
Dalil syara (1)Dalil syara (1)
Dalil syara (1)
 
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-cobaOrang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
 
Terapirasulullah
TerapirasulullahTerapirasulullah
Terapirasulullah
 
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput NyawaIstiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
 
Hak muslimin 021119 final1
Hak muslimin 021119 final1Hak muslimin 021119 final1
Hak muslimin 021119 final1
 
Membuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-QuranMembuktikan Kebenaran Al-Quran
Membuktikan Kebenaran Al-Quran
 
Mengapa Harus Berilmu - v2
Mengapa Harus Berilmu - v2Mengapa Harus Berilmu - v2
Mengapa Harus Berilmu - v2
 
Hari akhir
Hari akhirHari akhir
Hari akhir
 
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman RasulullahPenurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
Penurunan dan penulisan al-Quran zaman Rasulullah
 
Bab 3 hadits 1 Riyadus Shalihin PPT
Bab 3  hadits 1 Riyadus Shalihin PPTBab 3  hadits 1 Riyadus Shalihin PPT
Bab 3 hadits 1 Riyadus Shalihin PPT
 
Membuktikan Kebenaran al-Quran
Membuktikan Kebenaran al-QuranMembuktikan Kebenaran al-Quran
Membuktikan Kebenaran al-Quran
 

Viewers also liked (6)

Istiqomah 2
Istiqomah 2Istiqomah 2
Istiqomah 2
 
Al qur'an dan al-hadits sebagai pedoman hidup 2
Al qur'an dan al-hadits sebagai pedoman hidup 2Al qur'an dan al-hadits sebagai pedoman hidup 2
Al qur'an dan al-hadits sebagai pedoman hidup 2
 
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
 
Istiqomah
IstiqomahIstiqomah
Istiqomah
 
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahBekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
 

Similar to Selamat tinggal kemunafikan

Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
Muhsin Hariyanto
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
Muhsin Hariyanto
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
Muhsin Hariyanto
 
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDFBUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
Anas Wibowo
 
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasanJauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
Muhsin Hariyanto
 
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus coverBUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
Anas Wibowo
 
Antara wali allah dan wali syaitan
Antara wali allah dan wali syaitanAntara wali allah dan wali syaitan
Antara wali allah dan wali syaitan
Hans Sahabatlama
 
Aliran sesat dan cara menghindarinya
Aliran sesat dan cara menghindarinyaAliran sesat dan cara menghindarinya
Aliran sesat dan cara menghindarinya
kalenderbijak
 

Similar to Selamat tinggal kemunafikan (20)

Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanDosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
 
Funsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadistFunsi al-qur'an dan hadist
Funsi al-qur'an dan hadist
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDFBUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
 
Khutbah jum
Khutbah jumKhutbah jum
Khutbah jum
 
ppt pai tanda kiamat
ppt pai tanda kiamat ppt pai tanda kiamat
ppt pai tanda kiamat
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Muda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptxMuda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptx
 
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ahPrinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
Prinsip-prinsip Utama Ahlussunnah wal Jama'ah
 
Membersihkan ummat islam dari kaum munafik memang paling berat
Membersihkan ummat islam dari kaum munafik memang paling beratMembersihkan ummat islam dari kaum munafik memang paling berat
Membersihkan ummat islam dari kaum munafik memang paling berat
 
Hari akhir / Hari kiamat
Hari akhir / Hari kiamatHari akhir / Hari kiamat
Hari akhir / Hari kiamat
 
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasanJauhi thâghût yang bernama kebebasan
Jauhi thâghût yang bernama kebebasan
 
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus coverBUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
BUKLET Kewajiban Syariah Islam plus cover
 
Malapetaka akhir jaman
Malapetaka akhir jamanMalapetaka akhir jaman
Malapetaka akhir jaman
 
Antara wali allah dan wali syaitan
Antara wali allah dan wali syaitanAntara wali allah dan wali syaitan
Antara wali allah dan wali syaitan
 
Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).
 
Akhlak Mulia
Akhlak MuliaAkhlak Mulia
Akhlak Mulia
 
Aliran sesat dan cara menghindarinya
Aliran sesat dan cara menghindarinyaAliran sesat dan cara menghindarinya
Aliran sesat dan cara menghindarinya
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Muhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Muhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Muhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
Muhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
Muhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Muhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Selamat tinggal kemunafikan

  • 1. 1 Selamat Tinggal Kemunafikan (Disampaikan dalam Khutbah Jumat, 23 Agustus 2013, di Masjid Ngadinegaran Yogyakarta) Sungguh merupakan suatu hal yang tidak bisa kita pungkiri hari ini, kenyataan pahit telah terpampang jelas di hadapan kita, kemungkaran, kemaksiatan, dan kemunafikan telah menjamur di tubuh kaum muslimin. Sebagian di antara kita kaum muslimin, tidak lagi menghiraukan nasihat serta petuah yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sebagiannya lagi nekat menerobos dan menerjang hukum-hukum Allah Subhânahu wa Ta’âlâ hanya dengan dalih tidak selaras dengan akal dan pikiran manusia. (Lâ haula walâ quwwata illâ billâh). Maka ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwasanya menerobos dan menerjang hukum-hukum Allah dengan dalih tidak selaras dengan akal dan pikiran merupakan tanda-tanda kemunafikan. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman, “Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum rasul, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS an-Nisâ, [4]: 61) Ketahuilah, bahwasanya kemunafikan merupakan sebuah parasit yang dapat merobohkan dan menghancurkan pondasi keimanan seseorang, yang dengannya pula barisan kaum muslimin menjadi porak poranda. Allah tetap menyingkap tirai kemunafikan, serta mencela dan menghinakan pelakunya. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka…” (QS an-Nisâ' [4]: 142) Dan firman-Nya,
  • 2. 2 “Allah akan membalas olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.” (QS al-Baqarah [2]: 15) Allah telah menyebutkan sifat-sifat mereka agar hamba-hamba-Nya (yang beriman) dapat menghindar serta menjauh dari sifat kemunafikan dan para pelakunya. Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Madârijus Sâlikîn, telah menjelaskan bahwasanya nifâq (kemunafikan) ada dua macam: nifâq akbar (kemunafikan besar) dan nifâq ashghar (kemunafikan kecil). Dan dalam kesempatan yang mulia ini, sedikit akan kami paparkan kedua macam kemunafikan ini dan sekaligus ciri-ciri dan sifat-sifatnya Pertama: Nifâq Akbar (kemunafikan besar) atau lebih dikenal dengan nifâq i’tiqâdiy (kemunafikan dalam bidang keyakinan). Nifâq (kemunafikan) jenis ini adalah sebuah kemunafikan yang dapat mengeluarkan seseorang dari keimanan. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman, “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah beriman kemudian menjadi kafir lagi lalu hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS al- Munâfiqûn [63]: 3) Dan juga dalam QS at-Taubah [9]: 66, dimana Allah memvonis orang- orang yang berada di barisan kaum muslimin akan tetapi mengolok-olok Rasulullah shalallâhu ‘alaihi wa sallam, …… “…sungguh kalian telah kufur setelah kalian beriman…” Di antara sifat-sifat kaum munafik dengan nifâq i’tiqâdiy yang Allah Subhânahu wa Ta’âlâ telah menyebutkan dan menjelaskannya di dalam al-Quran, ialah: 1. Mereka mengaku dan mengikrarkan keimanan layaknya seorang mukmin, padahal hati mereka tidaklah seperti apa yang mereka ucapkan. Maka Allah pun menyibak apa yang ada dalam hati mereka dengan firman- Nya,
  • 3. 3 “Dan di antara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (QS al- Baqarah [2]: 8) Dan firman-Nya “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu mereka berkata, ‘Kami bersaksi bahwasanya kamu benar-benar rasul Allah’ dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar rasul-Nya dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta.” (QS al-Munâfiqûn [63]: 1) 2. Mereka memiliki dua wajah dan dua lisan. Allah berfirman, “Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, ‘Kami telah beriman’ dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan, ‘sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’.” (QS al-Baqarah [2]: 14) Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Muslim, dan selain keduanya, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan mengenai sifat mereka ini.
  • 4. 4 Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu dia berkata, bahwasanya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(akan) kau temukan sejelek-jelek manusia pada hari kiamat di sisi Allah (ialah orang) yang mempunyai dua wajah, di mana ketika dia datang kepada mereka (kaum muslimîn) dengan satu wajah dan kepada mereka (kaum munâfiqîn) dengan wajah yang lain.” (HR al-Bukhari dan Muslim) 3. Mereka mencegah dan menghalangi manusia dari jalan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ. Allah berfirman, … “Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalangi manusia dari jalan Allah …” (QS al-Munâfiqûn [63]: 2) Maka sungguh Allah Subhânahu wa Ta’âlâ telah menghinakan apa yang mereka perbuat dengan firman-Nya, …‫إ‬ “…sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS al-Munâfiqûn [63]: 2) 4. Istihzâ' (mempermainkan/melecehkan) Allah, ayat-ayat, dan rasul-Nya. Allah berfirman, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka tentang apa yang mereka lakukan itu, tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja...” (QS at-Taubah [9]: 65) Mengenai istihzâ' terhadap Allah dan rasul-Nya, Allah Subhânahu wa Ta’âlâ membantah perbuatan mereka dengan firman-Nya, )٥٦( )٥٥(
  • 5. 5 “…katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan rasul-Nya kamu selalu berolok- olok?’ Tidak perlu kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS at-Taubah [9]: 65-66) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “sesungguhnya istihzâ' kepada Allah, ayat-ayat, dan rasul-Nya adalah sebuah kekufuran.” Dan hal senada juga telah dikatakan oleh Syaikh Abdurrahman as-Sa’di ketika menafsirkan ayat tersebut. Inilah sebagian apa yang telah Allah kabarkan tentang keadaan dan sifat- sifat mereka (kaum munafik i’tiqâdiy). Maka seyogyanyalah kita terus berusaha menjaga diri kita dari sifat-sifat tersebut di atas agar kita tidak terjerumus ke dalam kekufuran sebagaimana mereka telah terjerumus ke dalamnya. Kedua: Nifâq Ashghar yang disebut juga dengan nifâq 'amaliy (kemunafikan dalam perbuatan) Cukuplah sekiranya kita mengetahui sifat dari kemunafikan ini dari apa yang telah diisyaratkan oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari, dan apabila diamanati dia khianat.” (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) Inilah tiga buah akar dari sebuah kemunafikan yang telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kabarkan kepada kita yang setiap di antara sifat dari sifat- sifat kemunafikan terpaut dan terkait dengannya. Maka tak sepantasnyalah bagi kita untuk tidak menyepelekan serta meremehkan jenis kemunafikan ini. Karena jenis kemunafikan ini (nifâq 'amaliy) akan menyeret kita kepada nifâq i’tiqâdiy, sehingga akan mengeluarkan kita dari ruang lingkup keimanan. Bersandarlah kepada Allah, mintalah kemudahan, ketetapan hati, dan keistiqamahan untuk berjalan di atas apa yang Allah Subhânahu wa Ta’âlâ ridhai. Jauhkan dan jagalah diri Anda, keluarga, dan orang-orang yang diamanatkan urusannya di atas pundak Anda dari kemurkaan dan azab Allah Subhânahu wa Ta’âlâ. (Dikutip dan diselaraskan dari http://khotbahjumat.com/sifat-munafik/)