SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA
“KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA”

Oleh :
FAUZIYAH DARYANTI

(46110010022)

LILIS SURYANI

(46110010061)

DANI KURNIAWAN

(46110010070)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2013
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KARYAWAN
Keselamatan dan kesehatan karyawan menunjukkan pada kondisi fisiologis-fisik dan
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan. Apabila sebuah
perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka
penderita cedera atau penyakit-penyakit jangka pendek maupun jangka panjang akan makin
berkurang.
Kondisi fisiologis-fisik meliputi penyakit-penyakit (seperti kanker paru-paru dan
leukemia, kemandulan, kerusakan system syaraf pusat dan bronchitis kronis), dan kecelakaan
kerja (seperti kehilangan anggota badan, cedera yang diakibatkan gerakan-gerakan berulangulang, dan sakit punggung).
Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang
berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap apatis, penarikan diri, percaya diri
yang berlebihan, picik, menjadi pelupa, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak
mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah
marah, selalu menunda pekerjaan, dan mudah putus asa terhadap hal-hal yang sepele.
Istilah keselamatan dan kesehatan tempat kerja (worlplace safety and health) mengacu
pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang
diberikan oleh perusahaan (Jackson, Schuler, Werner; 2011)

TUJUAN DAN PENTINGNYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pemeliharaan keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan hal penting untuk
diperhatikan. perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kondisi atau lingkungan
kerja yang lebih aman dan sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan
tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi.
Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan menghasilkan :
1. Peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang
2. Peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen
3. Penurunan biaya kesehatan dan asuransi
4. Fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi
dan rasa kepemilikan
5. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan kerja biasanya merupakan hasil dari tindakan-tindakan kerja dan lingkungan
kerja yang tidak aman, atau gabungan keduanya. Berikut ini ada beberapa penyebab kecelakaan
kerja yang teridentifikasi :
1. Kecerobohan personal
Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai peyebab utama terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan bergantung pada perilaku kerja, tigkat bahaya dalam ligkungan pekerjaan,
atau karena nasib sial. Kecelakaan kerja yang bersumber dari kecerobohan pribadi telah
mencapai angka sebesar 80% dari keseluruhan kecelakaan kerja yang terjadi di
organisasi. Tindakan-tindakan personal yang kurang aman ini meliputi senda gurau
yang berlebihan, tidak menggunakan alat pengaman, menggunakan alat yang tidak
sesuai, dan serig tidak mengindahkan prosedur kerja atau mengambil jalan pintas.
Peristiwa tersebut tersebut terjadi sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, tapi
kemungkinan besar disebabkan oleh kelelahan kerja yang amat sangat, terlalu tergesagesa, kebosanan, stres, penglihatan yang kurang, suka melamu (daydreaming),
kebencian dan ketidakmatangan emosional.
Jadwal kerja dan kelelahan juga memengaruhi taraf kecelakaan. Taraf kecelakaan
biasanya tidak meningkat terlalu tinggi selama lima atau enam jam pertama pada hari
kerja. Tetapi setelah itu, taraf kecelakaan meningkat lenih cepat daripada kenaikan
dalam jumlah jam kerja. Hal ini sebagian disebabkan oleh kelelahan dan sebagian
kecelakaan lebih sering terjadi selama jam kerja malam.

2. Lingkungan fisik
Kecelakaan kerja dapat terjadi di semua tipe lingkugan, misalnya kantor, tempat parkir,
dan pabrik. Selain itu, salah satu penyebab utama kecelakaan juga disebabkan oleh
kondisi mekanis dan perlengkapan yag tidak aman. Hal ini termasuk hal-hal seperti:
 Peralatan yang tidak terjaga dengan baik
 Peralatan yang rusak
 Prosedur berbahaya didalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan
 Penyimpanan yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban
 Penerangan yang tidak tepat-cahaya yang menyorot, atau tidak cukup
 Ventilasi yang tidak baik-pertukaran udara yang tidak cukup, sumber udara yang
tidak murni

3. Kecenderungan terjadinya kecelakaan (accident promenes)
Penyebab ketiga yang sering menimbulkan kecelakaa kerja adalah adanya orang-orang
tertentu yang cencerung mengalami kecelakaan. Kondisi ini terjadi mungkin berasal dari
sifat bawaan sejak lahir, atau karena keadaan tertentu (misalnya, seorang karyawan yang
tidak dapat tidur sepajag malam, karena mengurus anaknya yang sakit).

4. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah
Struktur orgaisasi yang menyebabka terjadinya kehiudpan kerja berkualitas rendah,
meliputi :
a. Pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat peugasan, keragaman, identitas, otonomi, dan
umpan balik yang rendah.
b. Minimnya keterlibatan karyawan dala pengambilan keputusan dan terlalu banyaknya
komunikasi satu arah pada para pekerja.
c. Sistem pengupahan yang tidak berdasarkan kinerja, atau berdasarkan kinerja yang
tidak dapat diukur secara obyektif, atau dibawah pengendalian pekerja.
d. Supervisor, deskripsi pekerjaan, dan kebijakan-kebijakan organisasi yang gagal
mengungkapkan kepada pekerja apa yang dihjarapkan dan faktor yang mempegaruhi
pemberian imbalan.
e. Kebijakan-kebijakan da praktik-praktik sumberdaya menusia yang diskriminatif dan
bervaliditas redah.
f. Kondisi-kondisi pekerjaan yang dapat mengakibatkan pekerja dapat diberhentikan
semuanya.
g. Budaya perusahaan yag tidak mendukung pemberdayaan karyawan dan keterlibata
dalam pekerjaan.

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
TEMPAT KERJA
Ketika bahaya di tempat kerja telah diidentifikasi, berbagai strategi dapat dikembangkan
untuk menghilagkan atau menguranginya. Untuk menentukan apakah sebuah strategi berjalan
efektif, perusahaan dapat membandigkan kejadian, tingkat keparahan, serta frekuensi penyakit
daqn kecelakaan sebelum dan sesudah intervesi. OSHA telah menyetujui metode-metode untuk
menentukan tingkat-tingkatnya.
1. Mengawasi Tingkat Keselamatan dan Kesehatan
OSHA mewajibkan perusahaan untuk menyimpan catatan kecelakaan dan penyakit
pegawainya. catatan tersebut menjadi dasar untuk menentukan kecenderungan jangka
panjang, termasuk peningkatan atau penurunan kesehatan pegawai.
-

Tingkat Kejadian
Tingkat kejadian adalah sebuah ukuran yang menghitung jumlah kecelakaan dan
penyakit dalam satu tahun. Nilai ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Tingkat kejadian = Jumlah kecelakaan dan penyakit x 200.000
Jumlah jam kerja pegawai
-

Tingkat Frekuensi
Tingkat frekuensi adalah ukuran jumlah kecelakaan dan penyakit untuk setiap juta
jam kerja. Tingkat ini dihitung dengan.

Tingkat frekuensi = Jumlah kecelakaan dan penyakit x 1.000.000 jam
Jumlah jam kerja pegawai

-

Tingkat Keparahan
Tingkat keparahan menggambarkan jam kerja yang benar-benar hilang karena
kecelakaan atau penyakit. Tingkat keparahan dapat diukur dengan rumus berikut.

Tingkat keparahan = Jumlah jam yang dibebankan x 1.000.000 jam
Jumlah jam kerja pegawai

2. Pencegahan Kecelakaan
Merancang lingkungan kerja yang dapat mencegah kecelakaan mungkin cara
terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan. Beberapa fitur
keselamatan yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan fisik adalah pejagaan mesinmesin, pegangan tangga, kacamata dan helm khusus, lampu peringatan, mekanisme
pembenaran sendiri, serta penghentian otomatis.
Ergonomis. Salah satu cara meningkatkan keselamatan adalah membuat pekerjaan
tersebut lebih nyaman dan tidak melelahkan melalui ergonomis. Ergonomis merupakan
perubahan dalam ligkungan pekerjaan bersama dengan kemampuan serta batasan fisik
dan psikologis pegawai.
Komite keselamatan dan kesehatan. Sekitar 75% perusahaan memiliki pegawai
sebayak 50 atau lebih menggunakan komite keselamatan dan kesehatan utuk melibatkan
pegawai dalam menigkatkan kondisi-kondisi tempat kerja. Komite keselamatan dan
kesehatan biasanya bertanggungjawab mengidentifikasi masalah-masalah yang harus
diatasi si tempat kerja dan mengambangkan rekomedasi dalam melakukan peningkatan.
Bukti yang ada meunjukkan bahwa komite-komite tersebut sangat berguna dalam
mengurangi frekuensi dan keparaha kecelakaan di tempat kerja.

3. Pencegahan Penyakit
Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya daripada kecelakaan kerja. Karena
penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang, kodisi kerja yang
berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun. Mengembangkan strategi untuk
mengurangi tingkat kejadian penyakit ini biasanya lebih sulit daripada mengurangi
kecelakaan dan cedera.
Penyimpanan Catatan. Pada tingkat minimum, OSHA mewajibkan perusahaan utuk
mengukur bahan kimia yang ada di ligkugan kerja serta meyimpan catatan mengenai
pengukuran tersebut. Catatan tersebut harus berisi informasi yang tepat mengenai
penyakit dan paparannya.
Mengawasi Paparan. Pendekatan yang jelas utuk mengendalikan penyakit di tempat
kerja adalah menghilangkan perantara bahan kimia atau racun yang ada di tempat kerja.
Pedekatan lainnya adalah mengawasi dan membatasi paparan terhadap bahan-bahan
berbahaya.
Penyaringan Genetis. Peyaringan genetis adalah pendekatan yang palig ekstrem dan
kontroversial untuk mengendalikan penyakit kerja. Dengan menggunakan pengujian
genetis untuk menyaring individu-individu yang mudah terkena penyakit tertentu,
perusahaan dapat menguragi kemungkinan untuk menghadapkan karyawan yang sensitif
dengan kondisi-kondisi yang dapat diterima oleh pegawai lain tanpa bahaya apapun.

4. Manajemen Tindakan
Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan memberikan program-program yang
dirancang untuk membantu pegawai menghadapi tekanan terkait pekerjaan. Penekanan
utamanya adalah memberikan informasi yang nyata untuk mengurangi ambiguitas yang
berhubungan dengan peran pekerjaan yang berganti secara cepat. Harapannya adalah
program ini daopat mengurangi tekanan yang dialami oleh pegawai.
Selain mencoba mengurangi sumber-sumber tekanan di tempat kerja, banyak
perusahaan yang memberikan pelatihan dan program lain yang ditujukan untuk
membantu pegawai menangani tekanan dengan efektif. Dengan membantu pegawai
menangani pegawai secara efektif, perusahaan dapat mengurangi akibat dari kesehatan
yang negatif karena paparan jangka panjang. Mengembangkan keterampilan manajemen
waktu adalah salah satu strategi efektif yang dapat digunakan oleh pegawai untuk
mengatasi tekanan perusahaan.

5. Program Kesehatan
Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pegawainya tetap sehat
dan bugar. Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan
dengan beberapa cara. Dengan meningkatkan kesehatan pegawaiya, perusahaan dapat
mengurangi pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka.
Penurunan berat badan. Aktivitas penurunan berat badan merupakan komponen
pentig dari program kesehatan dari banyak perusahaan. Biaya layanan kesehatan bagi
pegawai yang kegemukan sekitar satu pertiga lebih tinggi daripada biaya untuk pegawai
dengan berat badan ormal, dan biaya pengobatan (sering kali dibayar dengan tunjangan
resep obat) 77% lebih tinggi. Lagipula, para pekerja yang kegemukan akan lebih serig
abse selama lebih dari 14 hari per tahun.
Penghentian rokok. Bagi perusahaan, pengeluaran karena rokok meliputi hilangnya
produktivitas karena ketidakhadiran dan waktu yang dihabiskan untuk merokok,
meningkatkan biaya layanan kesehatan dan premi asuransi, serta eningkatkan
kecelakaan dan cedera. Laragan merokok ditempat kerja dan dukungan kepada pegawai
yang ingin berhenti merokok dapat menjadi strategi yang efektif.
HIV/AIDS. Untuk mengatasi HIV/AIDS, banyak perusahaan yang berinvestasi dalam
pencegahan dan perawatan AIDS. Para ahli menyarankan bahwa program pencegahan
yang efektif memiliki 4 komponen:
1. Mendidik pegawai, keluarganya, dan masyarakat sekitarya menegnai cara
menghindari infeksi HIV.
2. Pengujian serta konseling gratis dan sukarela.
3. Perawatan bagi penyakit lain yang ditularkan secara seksual yang membantu
penularan HIV.
4. Pembagian kondom gratis.

PROGRAM-PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN
Hal yang terpenting dari program keselamatan adalah melakukan pencegahan terjadinya
kecelakaan. hal tersebut adalah baik daripada bereaksi seteelah terjadinya kecelakaan. sasaran
utama program keselamatan adalah dengan cara membuat karyawan berpikir pentingnya
tentang keelamatan.
Beberapa pendekatan yang berbeda lingkungan digunakan untuk membuat karyawan
lebih sadar akan keselamatan. berikut ini ada empat hal yang dapat disajikan agar program
keselamatan dapat terlaksana dengan sukses :
1. Harus ada ketulusan (lebih dari biasanya) dalam memberikan dukungan kepada
manajemen puncak dan menengah.
2. Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab manajer
operasional.

para

manajer

operasional

sebaiknya

mempertimbangkan

bahwa

keselamatan itu merupakan bagian integral dari pekerjaan mereka.
3. Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dan dijaga. karyawan harus yakin
bahwa program keselamatan itu bermanfaat.
4. Seseorang atau departemen sebaiknya bertanggungjawab atas program keselamatan dan
bertanggungjawab untuk operasionalnya. biasanya manajer sumber daya manusia atau
anggota staf sumber daya manusia memiiki tanggung jawab utama terhadap program
keselamatan.

Program Promosi
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan keselamatan :
1. Diusahakan agar pekerjaan memiliki daya tarik. Ketidakmenarikan pekerjaan akan
membuat karyawan cenderung bosan, lelah, dan stress. hal itu dapat menyebabkan
kecelakaan. sering perubahan-perubahan sederhana dapat dilakukan sehingga pekerjaan
dapat lebih berarti. upaya-upaya yang dapat dilakukan agar pekerjaan lebih menarik
biasanya, apabila tanggungjawab bertambah, ada tantangan, dan faktor-faktor lain yang
dapat meningkatkan kepuasan kerja.
2. Menetapkan komite keselamatan yang terdiri dari karyawan operasional dan mewakili
manajemen. Tugas yang biasa dilakukan oleh komite keselamatan meliputi
pemeriksaan, mengamati pelaksanaan kerja, dan memeriksa kecelakaan, dan memuat
rekomendasi.
3. Perlu diadakan kontes keselamatan karyawan. berikan hadiah kepada kelompok kerja
atau pekerja yang memiliki catatan keselamatan terbaik untuk periode waktu tertentu.
4. Catatan keselamatan perlu dipublikasikan. laporan kecelakaan bulanan perlu
diinformasikan.
5. Gunakan majalah dinding untuk setiap departemen di organisasi. gambar, sketsa, dan
kartun dapat efektif jika disajikan sebagai sosialisasi pengetahuan keselamatan.
6. Memberikan dorongan kepada karyawan, termasuk supervisor dan manajer untuk
memiliki harapan yang tinggi atas keselamatan.
7. Mengadakan program pelatihan keamanan dan pertemuan secara periodik.

KASUS-KASUS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KARYAWAN
1. Bahaya Asbes dalam Kesehatan
Ada empat sumber utama penyakit pernapasan di tempat kerja, yaitu asbes, silica,
pb, dan karbon dioksida. Dari keempat sumber ini, asbes adalah yang paling
dikhawatirkan, karena publikasi di seputar asbes dalam bangunan seperti sekolah
yang dibangun pada pertengahan tahun 1970-an.
2. Penyakit Infeksi: Kasus SARS
Dengan banyaknya karyawan yang melakukan perjalanan dari dan ke tujuan
internasional, monitoring dan kendali penyakit infeksi seperti ebola dan SARS
menjadi isu keamanan yang penting. Jadi pengusaha harus mengadakan pemeriksaan
yang memastikan para karyawan yang baru kembali dari perjalanannya tidak
menginfeksi rekan kerja lainnya.
3. Alkoholisme dan Penyalahgunaan Zat Kimia
Alkoholisme dan penyalahgunaan zat kimia merupakan masalah serius dan
menyebar dipekerjaan.

Pengaruh dari alkoholisme pada pekerja dan pekerjaan

sangatlah parah. Baik kualitas dan kuantitas pekerjaan menurun tajam, dan sebuah
bentuk “absen kerja” terjadi bersama penurunan efisiensi.
4. Stres, Burnout (Kelelahan Mental), dan Depresi
Berbagai faktor lingkungan eksternal dapat mengarah kepada tekanan pekerjaan. Ini
meliputi jadwal kerja, kecepatan kerja, keamanan pekerjaan, rute ke dan dari
pekerjaan, jumlah dan sifat pelanggan atau klien. Bahkan kebisingan, termasuk
orang yang berbicara dan bunyi dering telpon , berkontribusi kepada tekanan: 54%
dari pekerja kantor dalam sebuah survei terbaru mengatakan bahwa kebisingan
demikian sering mengganggu mereka.
Stres adalah kondisi yang berkenaan dengan fisik dan mental yang berasal dari
ancaman bahaya (physical atau emotional) dan tekanan yang diterima. Stress adalah
reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan padanya. Hal potesnsial
yang menyebabkan stres muncul ketika situasi lingkugan menghadirkan suatu
tuntutan

yang

melampui

kemampuan

dan

sumberdaya

seseorang

untuk

memenuhinya. Disamping itu terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan stres
di lingkungan kerja, yaitu atasan, gaji, keamanan (security), dan keselamatan
(safety).
Peristiwa-peristiwa tertentu bisa membuat seseorang mengalami stres yang sangat
tinggi tapi tidak bagi orang yang lain. Pengaruh stres tidaklah selalu negatif. Stres
ringan dalam kenyataannya meningkatkan produktivitas dan bisa sangat membantu
dalam mengembangkan ide-ide kreatif.

Faktor Penyebab Stress
Ada beberapa faktor penyebab stress pada karyawan, diantaranya :
•

Faktor-Faktor Organisasional :
o Budaya Perusahaan
o Pekerjaan Itu Sendiri
o Kondisi Kerja
•

Faktor-Faktor Pribadi :
o Keluarga
o Masalah Finansial

•

Lingkungan Umum :
o Faktor fisik: getaran, bising, radiasi, penerangan kurang baik maupun
temperatur ekstrem.
o Faktor Biologi, seperti: Virus, jamur, bakteri, insect, dll

Akibat Potensial Stress
•

Meskipun setiap orang hidup dalam jumlah stres tertentu, jika stres tersebut
cukup parah dan berlangsung cukup lama, stres itu bisa membahayakan.

•

Stres bisa menyebabkan absensi berlebihan, penggunaan alkohol atau obatobatan lainnya secara berlebihan, kinerja yang buruk, atau bahkan kesehatan
yang begitu buruk.

•

Stres parah yang berkepanjangan berhubungan dengan penyakit-penyakit
mematikan, seperti penyakit jantung, depresi, gangguan sistem kekebalan,
alkoholisme, dan kecanduan obat; ditambah sakit kepala harian, nyeri
punggung, makan berlebihan, dan penyakit-penyakit mengganggu lainnya
yang dimunculkan tubuh sebagai reaksinya.

Cara Mengelola Stress
•

Olah raga secara rutin
•
•

Tahu kapan berhenti sejenak (Relaksasi)

•

Menempatkan situasi yang penuh stres dalam perspektif yang berbeda

•

Menemukan seseorang yang mau mendengar

•

Membangun keteraturan dalam hidup

•

Kenali keterbatasan diri

•

Bersikap toleran

•

Mencari waktu luang di luar pekerjaan

•

5.

Mengikuti kebiasaan diet yang sehat

Menghindari kendali semu

Masalah Kesehatan yang Berkaitan dengan Komputer
Fakta bahwa banyak pekerja menghabiskan berjam-jam waktu kerja mereka di
depan komputer menciptakan masalah kesehatan di tempat kerja. Masalah kesehatan
mata jangka pendek seperti gatal mata, panas, dan berair seperti juga kabur,
penglihatan berbayang, adalah keluhan umum pada para pengguna display video.
Nyeri pada punggung dan leher adalah masalah yang juga sering dikeluhkan.

6. Merokok di Tempat Kerja
Merokok adalah sebuah masalah kesehatan

dan biaya yang serius baik bagi

pengusaha maupun bagi karyawan. Sebagai contoh, biaya ini diperoleh dari asuransi
kesehatan dan kebakaran yang lebih tinggi, dan juga meningkatnya absen dan
berkurangnya produktivitas (yang terjadi saat, misalnya, seorang perokok
mengambil istirahat 10 menit untuk menghabiskan sebatang rokok di luar kantor).

7. Kekerasan di Tempat Kerja
Kekerasan terhadap karyawan telah menjadi sebuah masalah besar sekali di tempat
kerja. Pembunuhan merupakan penyebab kedua terbesar dari luka-luka fatal di
tempat kerja, dan survey yang dilakukan oleh National Institute of Occupational
Safety and Health (NIOSH) menemukan bahwa kekerasan fisik yang tidak fatal di
tempat kerja menyebabkan hilangnya 876.000 hari kerja dan sekitar $16 miliar upah
dalam satu tahun terakhir.

TEKNIK DALAM PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN
1. Analisis Bahaya Kerja
Suatu proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis suatu tugas dan
bahaya-bahaya yang memiliki potensi untuk muncul dari pelaksanaan suatu tugas
tersebut. Yang kemudian selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja yang lebih
aman dengan tujuan mencegah bahaya-bahaya potensial tersebut.

2. Ergonimika
Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang meliputi
tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta
lingkungan kerjanya. Yang terpenting dan yang perlu disesuaikan adalah mesinmesin dan lingkungan kerjanya terhadap karakteristik para karyawan, bukan
sebaliknya.

FOKUS PROGRAM KESELAMATAN KERJA
1. Perilaku Kerja
o Membentuk sikap karyawan yang setuju akan keselamatan kerja.
o Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan kerja,
mulai dari manajemen puncak hingga karyawan level terendah.
o Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program
keselamatan kerja.
2. Kondisi Kerja
o Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misalnya
dengan penyediaan alat-alat pengaman.

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Keberhasilan sebuah program keselamatan dan kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator
berikut ini :
o Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan, baik
secara kuantitatif (frekuensi kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya
cedera/penyakit).
o Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya kecelakaan kerja
atau penyakit yang disebabkan pekerjaan.

JOB HAZARD ANALYSIS
o Proses untuk mempelajari dan menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi
pekerjaan tersebut ke dalam langkah-langkah nyata guna menghilangkan bahaya yang
mungkin terjadi.
o Perlu keikutsertaan pekerja ahli /insinyur keselamatan di bidangnya serta investigasi
kecelakaan (bila sampai terjadi).

UU MENGENAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pasal 86 UU no 13/2003
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
-

Keselamatan dan kesehatan kerja;
-

Moral dan kesusilaan; dan

-

Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 87 UU no 13/2003
-

Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

-

Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA
Setiap kejadian kecelakaan kerja memberikan kerugian bagi perusahaan atau instansi yang
bersangkutan. Nilai dari kerugian itu ada yang bisa diperhitungkan secara langsung, namun
ada pula yang tidak bisa diperhitungkan secara langsung.
•

Nilai Kerugian Langsung
Nilai kerugian langsung antara lain biaya perawatan dan pengobatan penderita, biaya
perbaikan atau pengadaan kembali peralatan yang rusak, tunjangan khusus untuk
penderita, premi asuransi kecelakaan, nilai produksi yang hilang akibat terhentinya
proses produksi atau hilangnya jam kerja.

•

Nilai Kerugian Tidak Langsung
Nilai kerugian tidak langsung antara lain :
o Nilai ketrampilan / skill yang hilang atau berkurang.
o Waktu dan biaya yang diperlukan untuk melatih karyawan baru.
o Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan jam kerja yang hilang yang
menyebabkan keterlambatan proses produksi atau jasa, termasuk biaya lembur
yang harus diadakan.
o Upah keluaran menurun bagi pekerja yang cacat.
o
o

Biaya pengawas dan administrasi.
Menurunnya mutu produksi atau jasa, yang bisa berakibat berkurangnya
kepercayaan.

Nilai-nilai kerugian tidak langsung yang disebutkan di atas merupakan biaya-biaya yang
sulit dihitung secara tepat. Namun berdasarkan pengalaman dan sering digunakan
sebagai acuan, bahwa besarnya nilai kerugian tidak langsung rata-rata adalah 4 x
jumlah nilai kerugian langsung.
Disamping kerugian yang ditanggung oleh perusahaan, tidak bisa diabaikan nilai kerugian
yang ditanggung oleh pihak keluarga atau penderita, antara lain :
1. Biaya Perawatan
Walaupun biaya perawatan dan pengobatan ditanggung oleh perusahaan atau instansi
yang bersangkutan, biaya perawatan lain-lain pasti ada dan merupakan beban bagi
pihak keluarga atau penderita.
2. Penghasilan pihak keluarga atau penderita menjadi berkurang, khususnya bila penderita
mengalami cacat.
3. Bila korban meninggal, maka penderitaan pihak keluarga semakin besar.
Disamping itu masih ada kerugian yang ditanggung oleh masyarakat luas, dan di antara
kerugian itu bisa menyebabkan beberapa atau banyak orang kehilangan mata pencaharian.
Misalnya terjadinya kecelakaan berupa tabrakan kendaraan bermotor yang juga menabrak kioskios di pinggir jalan, tabrakan kereta api dengan mobil, jembatan runtuh, tanggul jebol, dan
sebagainya.
Dengan demikian menjadi jelas, bahwa suatu kecelakaan kerja tidak saja merugikan
perusahaan atau instansi yang bersangkutan secara ekonomis, namun juga kerugian yang
bersifat sosial.
ULASAN JURNAL TEKNIK POMITS DENGAN JUDUL ANALISA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
KERJA (STUDI KASUS: PABRIK THE WONOSARI PTPN XII)
Objek penelitian ini dilakuka pada pabrik the Wonosari PTPN XII. Data yang
digunakan berasal dari data kuisioner karyawan pada bagian pemetikan daun sampai dengan
pengolahan menjadi prosuk the sejumlah 185 karyawan. Kemudian dilakukan pengujian
keterkaitan antara produktivitas kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen,
lingkungan kerja, perilaku pekerja dan stress kerja. Data diolah dengan metode Structural
Equation Modeling (SEM).
Dalam gambar 1 (pada jurnal) menunjukkan adanya hubungan antara produktivitas kerja
dengan kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. berdasarkan urian diatas, peneliti bermaksud
untuk melakukan analisa faktor yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan kerja dalam
peningkatan produktivitas kerja dengan menggabungkan beberapa faktor yang mempengaruhi
penerapan K3 yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya.adapun faktor tersebut adalah
manajemen, lingkungan kerja, perilaku pekerja dan stress kerja.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja
adalah lingkungan kerja dari segi psikologis dan sosial dengan nilai signifikansi sebesar 1.986
dan perilaku kerja dengan nilai signifikansi sebesar 2.013. faktor yang emengaruhi kesehatan
kerja adalah lingkungan kerja segi fisik dengan nilai signifikansi sebesar 5.104, lingkungan
kerja dari segi psikologis dan sosial dengan nilai signifikansi sebesar 3.808 dan perilaku kerja
dengan nilai signifikansi sebesar 1.973. dan kesehatan kerja memperngaruhi stress kerja dengan
nilai signifikansi sebesar 2.169.
DAFTAR PUSTAKA

Al Fajar, Siti. Heru, Tri (2010). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: UPP SYIM
YKPN
Dessler, Gary (2007). Manajemen SDM Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta: PT Indeks
Grahanintyas Dewinta, Wignjosoebroto Sritomo, Latiffianti Effi. 2012. Analisa Keselamatan
dan Kesehatan kerja (K3) dalam Meningkatkan Produktivtas Kerja (Studi Kasus: Pabrik
The Wonosari PTPN XII). Jurnal Teknik Pomits. Vol 1:1-6
http://pmdlk.blogspot.com/2013/03/kerugian-akibat-kecelakaan-kerja.html
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mondy, R Wayne (2008). Manajemen SDM Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan),
Werner. Schuler. Jackson (2011). Pengelolaan Sumber Daya Manusia Buku 2 Edisi 10. Jakarta:
Salemba Empat

More Related Content

What's hot

Power point pencemaran udara
Power point pencemaran udaraPower point pencemaran udara
Power point pencemaran udarapanjinugroho
 
Tabel bunga pemajemukan diskrit
Tabel  bunga  pemajemukan  diskritTabel  bunga  pemajemukan  diskrit
Tabel bunga pemajemukan diskritRyry Rizky Asri
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung dirigabrielirfan
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 
Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3mas_weri
 
Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Al Marson
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaDewi Izza
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaDeby Andriany
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
contoh proposal kewirausahaan
contoh proposal kewirausahaancontoh proposal kewirausahaan
contoh proposal kewirausahaanRISA ANDRIANI
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxEffrila Nita
 
Manajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekManajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekFajar Baskoro
 
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKANUniversitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganRochmad Putra
 

What's hot (20)

Power point pencemaran udara
Power point pencemaran udaraPower point pencemaran udara
Power point pencemaran udara
 
Tabel bunga pemajemukan diskrit
Tabel  bunga  pemajemukan  diskritTabel  bunga  pemajemukan  diskrit
Tabel bunga pemajemukan diskrit
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
Proposal kerja bakti
Proposal kerja baktiProposal kerja bakti
Proposal kerja bakti
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
Risk assessment bengkel
Risk assessment bengkel   Risk assessment bengkel
Risk assessment bengkel
 
PPT APD - K3
PPT APD - K3PPT APD - K3
PPT APD - K3
 
Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3
 
Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3Identifikasi Bahaya - K3
Identifikasi Bahaya - K3
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerja
 
Materi soal-uas-k3-smt-1
Materi soal-uas-k3-smt-1Materi soal-uas-k3-smt-1
Materi soal-uas-k3-smt-1
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
 
contoh proposal kewirausahaan
contoh proposal kewirausahaancontoh proposal kewirausahaan
contoh proposal kewirausahaan
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
 
Manajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekManajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyek
 
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
 

Similar to Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

5.risiko-kesehatan-dan-kecelakaan.pptx
5.risiko-kesehatan-dan-kecelakaan.pptx5.risiko-kesehatan-dan-kecelakaan.pptx
5.risiko-kesehatan-dan-kecelakaan.pptxWahadi Rantisi
 
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptxKesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptxHana P Fadhilah
 
Chapter 9 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 9 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 9 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 9 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Survey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanSurvey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanAulia Rizqi
 
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerjaHandout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerjabeneathz
 
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0Randy Susmitawan
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjairvankhoirul
 
Job Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptJob Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptimamdiani
 
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaMenerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaDendy Maulana Septiyadi
 
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Senia Firlania
 
manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3EnvaPya
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisdhilabe
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFYohanita Tengku
 

Similar to Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) (20)

5.risiko-kesehatan-dan-kecelakaan.pptx
5.risiko-kesehatan-dan-kecelakaan.pptx5.risiko-kesehatan-dan-kecelakaan.pptx
5.risiko-kesehatan-dan-kecelakaan.pptx
 
Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3
 
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptxKesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja - kelompok 9 (1).pptx
 
117.ppt
117.ppt117.ppt
117.ppt
 
Chapter 9 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 9 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 9 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 9 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Survey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanSurvey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke Perusahaan
 
Hazard dan risiko
Hazard dan risikoHazard dan risiko
Hazard dan risiko
 
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerjaHandout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
 
Keselamatan kerja dalam K3
Keselamatan kerja dalam K3Keselamatan kerja dalam K3
Keselamatan kerja dalam K3
 
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerja
 
Job Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptJob Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.ppt
 
Analisis K3
Analisis K3Analisis K3
Analisis K3
 
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaMenerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
 
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
Higine Perusahaan - Materi Kuliah K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja)
 
manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggris
 
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDFKesehatan Kerja di Labkes.PDF
Kesehatan Kerja di Labkes.PDF
 
Makalah_PIO
Makalah_PIOMakalah_PIO
Makalah_PIO
 

Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

  • 1. PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA “KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA” Oleh : FAUZIYAH DARYANTI (46110010022) LILIS SURYANI (46110010061) DANI KURNIAWAN (46110010070) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013
  • 2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KARYAWAN Keselamatan dan kesehatan karyawan menunjukkan pada kondisi fisiologis-fisik dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan. Apabila sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka penderita cedera atau penyakit-penyakit jangka pendek maupun jangka panjang akan makin berkurang. Kondisi fisiologis-fisik meliputi penyakit-penyakit (seperti kanker paru-paru dan leukemia, kemandulan, kerusakan system syaraf pusat dan bronchitis kronis), dan kecelakaan kerja (seperti kehilangan anggota badan, cedera yang diakibatkan gerakan-gerakan berulangulang, dan sakit punggung). Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap apatis, penarikan diri, percaya diri yang berlebihan, picik, menjadi pelupa, kebingungan terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan, dan mudah putus asa terhadap hal-hal yang sepele. Istilah keselamatan dan kesehatan tempat kerja (worlplace safety and health) mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan (Jackson, Schuler, Werner; 2011) TUJUAN DAN PENTINGNYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Pemeliharaan keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan hal penting untuk diperhatikan. perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kondisi atau lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi. Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan menghasilkan : 1. Peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang 2. Peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen
  • 3. 3. Penurunan biaya kesehatan dan asuransi 4. Fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan 5. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA Kecelakaan kerja biasanya merupakan hasil dari tindakan-tindakan kerja dan lingkungan kerja yang tidak aman, atau gabungan keduanya. Berikut ini ada beberapa penyebab kecelakaan kerja yang teridentifikasi : 1. Kecerobohan personal Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai peyebab utama terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada perilaku kerja, tigkat bahaya dalam ligkungan pekerjaan, atau karena nasib sial. Kecelakaan kerja yang bersumber dari kecerobohan pribadi telah mencapai angka sebesar 80% dari keseluruhan kecelakaan kerja yang terjadi di organisasi. Tindakan-tindakan personal yang kurang aman ini meliputi senda gurau yang berlebihan, tidak menggunakan alat pengaman, menggunakan alat yang tidak sesuai, dan serig tidak mengindahkan prosedur kerja atau mengambil jalan pintas. Peristiwa tersebut tersebut terjadi sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, tapi kemungkinan besar disebabkan oleh kelelahan kerja yang amat sangat, terlalu tergesagesa, kebosanan, stres, penglihatan yang kurang, suka melamu (daydreaming), kebencian dan ketidakmatangan emosional. Jadwal kerja dan kelelahan juga memengaruhi taraf kecelakaan. Taraf kecelakaan biasanya tidak meningkat terlalu tinggi selama lima atau enam jam pertama pada hari kerja. Tetapi setelah itu, taraf kecelakaan meningkat lenih cepat daripada kenaikan dalam jumlah jam kerja. Hal ini sebagian disebabkan oleh kelelahan dan sebagian kecelakaan lebih sering terjadi selama jam kerja malam. 2. Lingkungan fisik
  • 4. Kecelakaan kerja dapat terjadi di semua tipe lingkugan, misalnya kantor, tempat parkir, dan pabrik. Selain itu, salah satu penyebab utama kecelakaan juga disebabkan oleh kondisi mekanis dan perlengkapan yag tidak aman. Hal ini termasuk hal-hal seperti:  Peralatan yang tidak terjaga dengan baik  Peralatan yang rusak  Prosedur berbahaya didalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan  Penyimpanan yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban  Penerangan yang tidak tepat-cahaya yang menyorot, atau tidak cukup  Ventilasi yang tidak baik-pertukaran udara yang tidak cukup, sumber udara yang tidak murni 3. Kecenderungan terjadinya kecelakaan (accident promenes) Penyebab ketiga yang sering menimbulkan kecelakaa kerja adalah adanya orang-orang tertentu yang cencerung mengalami kecelakaan. Kondisi ini terjadi mungkin berasal dari sifat bawaan sejak lahir, atau karena keadaan tertentu (misalnya, seorang karyawan yang tidak dapat tidur sepajag malam, karena mengurus anaknya yang sakit). 4. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah Struktur orgaisasi yang menyebabka terjadinya kehiudpan kerja berkualitas rendah, meliputi : a. Pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat peugasan, keragaman, identitas, otonomi, dan umpan balik yang rendah. b. Minimnya keterlibatan karyawan dala pengambilan keputusan dan terlalu banyaknya komunikasi satu arah pada para pekerja. c. Sistem pengupahan yang tidak berdasarkan kinerja, atau berdasarkan kinerja yang tidak dapat diukur secara obyektif, atau dibawah pengendalian pekerja. d. Supervisor, deskripsi pekerjaan, dan kebijakan-kebijakan organisasi yang gagal mengungkapkan kepada pekerja apa yang dihjarapkan dan faktor yang mempegaruhi pemberian imbalan.
  • 5. e. Kebijakan-kebijakan da praktik-praktik sumberdaya menusia yang diskriminatif dan bervaliditas redah. f. Kondisi-kondisi pekerjaan yang dapat mengakibatkan pekerja dapat diberhentikan semuanya. g. Budaya perusahaan yag tidak mendukung pemberdayaan karyawan dan keterlibata dalam pekerjaan. STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN TEMPAT KERJA Ketika bahaya di tempat kerja telah diidentifikasi, berbagai strategi dapat dikembangkan untuk menghilagkan atau menguranginya. Untuk menentukan apakah sebuah strategi berjalan efektif, perusahaan dapat membandigkan kejadian, tingkat keparahan, serta frekuensi penyakit daqn kecelakaan sebelum dan sesudah intervesi. OSHA telah menyetujui metode-metode untuk menentukan tingkat-tingkatnya. 1. Mengawasi Tingkat Keselamatan dan Kesehatan OSHA mewajibkan perusahaan untuk menyimpan catatan kecelakaan dan penyakit pegawainya. catatan tersebut menjadi dasar untuk menentukan kecenderungan jangka panjang, termasuk peningkatan atau penurunan kesehatan pegawai. - Tingkat Kejadian Tingkat kejadian adalah sebuah ukuran yang menghitung jumlah kecelakaan dan penyakit dalam satu tahun. Nilai ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut. Tingkat kejadian = Jumlah kecelakaan dan penyakit x 200.000 Jumlah jam kerja pegawai
  • 6. - Tingkat Frekuensi Tingkat frekuensi adalah ukuran jumlah kecelakaan dan penyakit untuk setiap juta jam kerja. Tingkat ini dihitung dengan. Tingkat frekuensi = Jumlah kecelakaan dan penyakit x 1.000.000 jam Jumlah jam kerja pegawai - Tingkat Keparahan Tingkat keparahan menggambarkan jam kerja yang benar-benar hilang karena kecelakaan atau penyakit. Tingkat keparahan dapat diukur dengan rumus berikut. Tingkat keparahan = Jumlah jam yang dibebankan x 1.000.000 jam Jumlah jam kerja pegawai 2. Pencegahan Kecelakaan Merancang lingkungan kerja yang dapat mencegah kecelakaan mungkin cara terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan. Beberapa fitur keselamatan yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan fisik adalah pejagaan mesinmesin, pegangan tangga, kacamata dan helm khusus, lampu peringatan, mekanisme pembenaran sendiri, serta penghentian otomatis. Ergonomis. Salah satu cara meningkatkan keselamatan adalah membuat pekerjaan tersebut lebih nyaman dan tidak melelahkan melalui ergonomis. Ergonomis merupakan perubahan dalam ligkungan pekerjaan bersama dengan kemampuan serta batasan fisik dan psikologis pegawai. Komite keselamatan dan kesehatan. Sekitar 75% perusahaan memiliki pegawai sebayak 50 atau lebih menggunakan komite keselamatan dan kesehatan utuk melibatkan
  • 7. pegawai dalam menigkatkan kondisi-kondisi tempat kerja. Komite keselamatan dan kesehatan biasanya bertanggungjawab mengidentifikasi masalah-masalah yang harus diatasi si tempat kerja dan mengambangkan rekomedasi dalam melakukan peningkatan. Bukti yang ada meunjukkan bahwa komite-komite tersebut sangat berguna dalam mengurangi frekuensi dan keparaha kecelakaan di tempat kerja. 3. Pencegahan Penyakit Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya daripada kecelakaan kerja. Karena penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang, kodisi kerja yang berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun. Mengembangkan strategi untuk mengurangi tingkat kejadian penyakit ini biasanya lebih sulit daripada mengurangi kecelakaan dan cedera. Penyimpanan Catatan. Pada tingkat minimum, OSHA mewajibkan perusahaan utuk mengukur bahan kimia yang ada di ligkugan kerja serta meyimpan catatan mengenai pengukuran tersebut. Catatan tersebut harus berisi informasi yang tepat mengenai penyakit dan paparannya. Mengawasi Paparan. Pendekatan yang jelas utuk mengendalikan penyakit di tempat kerja adalah menghilangkan perantara bahan kimia atau racun yang ada di tempat kerja. Pedekatan lainnya adalah mengawasi dan membatasi paparan terhadap bahan-bahan berbahaya. Penyaringan Genetis. Peyaringan genetis adalah pendekatan yang palig ekstrem dan kontroversial untuk mengendalikan penyakit kerja. Dengan menggunakan pengujian genetis untuk menyaring individu-individu yang mudah terkena penyakit tertentu, perusahaan dapat menguragi kemungkinan untuk menghadapkan karyawan yang sensitif dengan kondisi-kondisi yang dapat diterima oleh pegawai lain tanpa bahaya apapun. 4. Manajemen Tindakan Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan memberikan program-program yang dirancang untuk membantu pegawai menghadapi tekanan terkait pekerjaan. Penekanan utamanya adalah memberikan informasi yang nyata untuk mengurangi ambiguitas yang
  • 8. berhubungan dengan peran pekerjaan yang berganti secara cepat. Harapannya adalah program ini daopat mengurangi tekanan yang dialami oleh pegawai. Selain mencoba mengurangi sumber-sumber tekanan di tempat kerja, banyak perusahaan yang memberikan pelatihan dan program lain yang ditujukan untuk membantu pegawai menangani tekanan dengan efektif. Dengan membantu pegawai menangani pegawai secara efektif, perusahaan dapat mengurangi akibat dari kesehatan yang negatif karena paparan jangka panjang. Mengembangkan keterampilan manajemen waktu adalah salah satu strategi efektif yang dapat digunakan oleh pegawai untuk mengatasi tekanan perusahaan. 5. Program Kesehatan Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pegawainya tetap sehat dan bugar. Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan dengan beberapa cara. Dengan meningkatkan kesehatan pegawaiya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka. Penurunan berat badan. Aktivitas penurunan berat badan merupakan komponen pentig dari program kesehatan dari banyak perusahaan. Biaya layanan kesehatan bagi pegawai yang kegemukan sekitar satu pertiga lebih tinggi daripada biaya untuk pegawai dengan berat badan ormal, dan biaya pengobatan (sering kali dibayar dengan tunjangan resep obat) 77% lebih tinggi. Lagipula, para pekerja yang kegemukan akan lebih serig abse selama lebih dari 14 hari per tahun. Penghentian rokok. Bagi perusahaan, pengeluaran karena rokok meliputi hilangnya produktivitas karena ketidakhadiran dan waktu yang dihabiskan untuk merokok, meningkatkan biaya layanan kesehatan dan premi asuransi, serta eningkatkan kecelakaan dan cedera. Laragan merokok ditempat kerja dan dukungan kepada pegawai yang ingin berhenti merokok dapat menjadi strategi yang efektif. HIV/AIDS. Untuk mengatasi HIV/AIDS, banyak perusahaan yang berinvestasi dalam pencegahan dan perawatan AIDS. Para ahli menyarankan bahwa program pencegahan yang efektif memiliki 4 komponen: 1. Mendidik pegawai, keluarganya, dan masyarakat sekitarya menegnai cara menghindari infeksi HIV.
  • 9. 2. Pengujian serta konseling gratis dan sukarela. 3. Perawatan bagi penyakit lain yang ditularkan secara seksual yang membantu penularan HIV. 4. Pembagian kondom gratis. PROGRAM-PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN Hal yang terpenting dari program keselamatan adalah melakukan pencegahan terjadinya kecelakaan. hal tersebut adalah baik daripada bereaksi seteelah terjadinya kecelakaan. sasaran utama program keselamatan adalah dengan cara membuat karyawan berpikir pentingnya tentang keelamatan. Beberapa pendekatan yang berbeda lingkungan digunakan untuk membuat karyawan lebih sadar akan keselamatan. berikut ini ada empat hal yang dapat disajikan agar program keselamatan dapat terlaksana dengan sukses : 1. Harus ada ketulusan (lebih dari biasanya) dalam memberikan dukungan kepada manajemen puncak dan menengah. 2. Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab manajer operasional. para manajer operasional sebaiknya mempertimbangkan bahwa keselamatan itu merupakan bagian integral dari pekerjaan mereka. 3. Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dan dijaga. karyawan harus yakin bahwa program keselamatan itu bermanfaat. 4. Seseorang atau departemen sebaiknya bertanggungjawab atas program keselamatan dan bertanggungjawab untuk operasionalnya. biasanya manajer sumber daya manusia atau anggota staf sumber daya manusia memiiki tanggung jawab utama terhadap program keselamatan. Program Promosi Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan keselamatan :
  • 10. 1. Diusahakan agar pekerjaan memiliki daya tarik. Ketidakmenarikan pekerjaan akan membuat karyawan cenderung bosan, lelah, dan stress. hal itu dapat menyebabkan kecelakaan. sering perubahan-perubahan sederhana dapat dilakukan sehingga pekerjaan dapat lebih berarti. upaya-upaya yang dapat dilakukan agar pekerjaan lebih menarik biasanya, apabila tanggungjawab bertambah, ada tantangan, dan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepuasan kerja. 2. Menetapkan komite keselamatan yang terdiri dari karyawan operasional dan mewakili manajemen. Tugas yang biasa dilakukan oleh komite keselamatan meliputi pemeriksaan, mengamati pelaksanaan kerja, dan memeriksa kecelakaan, dan memuat rekomendasi. 3. Perlu diadakan kontes keselamatan karyawan. berikan hadiah kepada kelompok kerja atau pekerja yang memiliki catatan keselamatan terbaik untuk periode waktu tertentu. 4. Catatan keselamatan perlu dipublikasikan. laporan kecelakaan bulanan perlu diinformasikan. 5. Gunakan majalah dinding untuk setiap departemen di organisasi. gambar, sketsa, dan kartun dapat efektif jika disajikan sebagai sosialisasi pengetahuan keselamatan. 6. Memberikan dorongan kepada karyawan, termasuk supervisor dan manajer untuk memiliki harapan yang tinggi atas keselamatan. 7. Mengadakan program pelatihan keamanan dan pertemuan secara periodik. KASUS-KASUS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KARYAWAN 1. Bahaya Asbes dalam Kesehatan Ada empat sumber utama penyakit pernapasan di tempat kerja, yaitu asbes, silica, pb, dan karbon dioksida. Dari keempat sumber ini, asbes adalah yang paling dikhawatirkan, karena publikasi di seputar asbes dalam bangunan seperti sekolah yang dibangun pada pertengahan tahun 1970-an. 2. Penyakit Infeksi: Kasus SARS Dengan banyaknya karyawan yang melakukan perjalanan dari dan ke tujuan internasional, monitoring dan kendali penyakit infeksi seperti ebola dan SARS menjadi isu keamanan yang penting. Jadi pengusaha harus mengadakan pemeriksaan
  • 11. yang memastikan para karyawan yang baru kembali dari perjalanannya tidak menginfeksi rekan kerja lainnya. 3. Alkoholisme dan Penyalahgunaan Zat Kimia Alkoholisme dan penyalahgunaan zat kimia merupakan masalah serius dan menyebar dipekerjaan. Pengaruh dari alkoholisme pada pekerja dan pekerjaan sangatlah parah. Baik kualitas dan kuantitas pekerjaan menurun tajam, dan sebuah bentuk “absen kerja” terjadi bersama penurunan efisiensi. 4. Stres, Burnout (Kelelahan Mental), dan Depresi Berbagai faktor lingkungan eksternal dapat mengarah kepada tekanan pekerjaan. Ini meliputi jadwal kerja, kecepatan kerja, keamanan pekerjaan, rute ke dan dari pekerjaan, jumlah dan sifat pelanggan atau klien. Bahkan kebisingan, termasuk orang yang berbicara dan bunyi dering telpon , berkontribusi kepada tekanan: 54% dari pekerja kantor dalam sebuah survei terbaru mengatakan bahwa kebisingan demikian sering mengganggu mereka. Stres adalah kondisi yang berkenaan dengan fisik dan mental yang berasal dari ancaman bahaya (physical atau emotional) dan tekanan yang diterima. Stress adalah reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan padanya. Hal potesnsial yang menyebabkan stres muncul ketika situasi lingkugan menghadirkan suatu tuntutan yang melampui kemampuan dan sumberdaya seseorang untuk memenuhinya. Disamping itu terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan stres di lingkungan kerja, yaitu atasan, gaji, keamanan (security), dan keselamatan (safety). Peristiwa-peristiwa tertentu bisa membuat seseorang mengalami stres yang sangat tinggi tapi tidak bagi orang yang lain. Pengaruh stres tidaklah selalu negatif. Stres ringan dalam kenyataannya meningkatkan produktivitas dan bisa sangat membantu dalam mengembangkan ide-ide kreatif. Faktor Penyebab Stress Ada beberapa faktor penyebab stress pada karyawan, diantaranya : • Faktor-Faktor Organisasional :
  • 12. o Budaya Perusahaan o Pekerjaan Itu Sendiri o Kondisi Kerja • Faktor-Faktor Pribadi : o Keluarga o Masalah Finansial • Lingkungan Umum : o Faktor fisik: getaran, bising, radiasi, penerangan kurang baik maupun temperatur ekstrem. o Faktor Biologi, seperti: Virus, jamur, bakteri, insect, dll Akibat Potensial Stress • Meskipun setiap orang hidup dalam jumlah stres tertentu, jika stres tersebut cukup parah dan berlangsung cukup lama, stres itu bisa membahayakan. • Stres bisa menyebabkan absensi berlebihan, penggunaan alkohol atau obatobatan lainnya secara berlebihan, kinerja yang buruk, atau bahkan kesehatan yang begitu buruk. • Stres parah yang berkepanjangan berhubungan dengan penyakit-penyakit mematikan, seperti penyakit jantung, depresi, gangguan sistem kekebalan, alkoholisme, dan kecanduan obat; ditambah sakit kepala harian, nyeri punggung, makan berlebihan, dan penyakit-penyakit mengganggu lainnya yang dimunculkan tubuh sebagai reaksinya. Cara Mengelola Stress • Olah raga secara rutin
  • 13. • • Tahu kapan berhenti sejenak (Relaksasi) • Menempatkan situasi yang penuh stres dalam perspektif yang berbeda • Menemukan seseorang yang mau mendengar • Membangun keteraturan dalam hidup • Kenali keterbatasan diri • Bersikap toleran • Mencari waktu luang di luar pekerjaan • 5. Mengikuti kebiasaan diet yang sehat Menghindari kendali semu Masalah Kesehatan yang Berkaitan dengan Komputer Fakta bahwa banyak pekerja menghabiskan berjam-jam waktu kerja mereka di depan komputer menciptakan masalah kesehatan di tempat kerja. Masalah kesehatan mata jangka pendek seperti gatal mata, panas, dan berair seperti juga kabur, penglihatan berbayang, adalah keluhan umum pada para pengguna display video. Nyeri pada punggung dan leher adalah masalah yang juga sering dikeluhkan. 6. Merokok di Tempat Kerja Merokok adalah sebuah masalah kesehatan dan biaya yang serius baik bagi pengusaha maupun bagi karyawan. Sebagai contoh, biaya ini diperoleh dari asuransi kesehatan dan kebakaran yang lebih tinggi, dan juga meningkatnya absen dan berkurangnya produktivitas (yang terjadi saat, misalnya, seorang perokok mengambil istirahat 10 menit untuk menghabiskan sebatang rokok di luar kantor). 7. Kekerasan di Tempat Kerja
  • 14. Kekerasan terhadap karyawan telah menjadi sebuah masalah besar sekali di tempat kerja. Pembunuhan merupakan penyebab kedua terbesar dari luka-luka fatal di tempat kerja, dan survey yang dilakukan oleh National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) menemukan bahwa kekerasan fisik yang tidak fatal di tempat kerja menyebabkan hilangnya 876.000 hari kerja dan sekitar $16 miliar upah dalam satu tahun terakhir. TEKNIK DALAM PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN 1. Analisis Bahaya Kerja Suatu proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis suatu tugas dan bahaya-bahaya yang memiliki potensi untuk muncul dari pelaksanaan suatu tugas tersebut. Yang kemudian selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja yang lebih aman dengan tujuan mencegah bahaya-bahaya potensial tersebut. 2. Ergonimika Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta lingkungan kerjanya. Yang terpenting dan yang perlu disesuaikan adalah mesinmesin dan lingkungan kerjanya terhadap karakteristik para karyawan, bukan sebaliknya. FOKUS PROGRAM KESELAMATAN KERJA 1. Perilaku Kerja o Membentuk sikap karyawan yang setuju akan keselamatan kerja. o Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga karyawan level terendah.
  • 15. o Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program keselamatan kerja. 2. Kondisi Kerja o Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman. EVALUASI PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Keberhasilan sebuah program keselamatan dan kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator berikut ini : o Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan, baik secara kuantitatif (frekuensi kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya cedera/penyakit). o Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan pekerjaan. JOB HAZARD ANALYSIS o Proses untuk mempelajari dan menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah-langkah nyata guna menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi. o Perlu keikutsertaan pekerja ahli /insinyur keselamatan di bidangnya serta investigasi kecelakaan (bila sampai terjadi). UU MENGENAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Pasal 86 UU no 13/2003 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : - Keselamatan dan kesehatan kerja;
  • 16. - Moral dan kesusilaan; dan - Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pasal 87 UU no 13/2003 - Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. - Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA Setiap kejadian kecelakaan kerja memberikan kerugian bagi perusahaan atau instansi yang bersangkutan. Nilai dari kerugian itu ada yang bisa diperhitungkan secara langsung, namun ada pula yang tidak bisa diperhitungkan secara langsung. • Nilai Kerugian Langsung Nilai kerugian langsung antara lain biaya perawatan dan pengobatan penderita, biaya perbaikan atau pengadaan kembali peralatan yang rusak, tunjangan khusus untuk penderita, premi asuransi kecelakaan, nilai produksi yang hilang akibat terhentinya proses produksi atau hilangnya jam kerja. • Nilai Kerugian Tidak Langsung Nilai kerugian tidak langsung antara lain : o Nilai ketrampilan / skill yang hilang atau berkurang. o Waktu dan biaya yang diperlukan untuk melatih karyawan baru. o Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan jam kerja yang hilang yang menyebabkan keterlambatan proses produksi atau jasa, termasuk biaya lembur yang harus diadakan.
  • 17. o Upah keluaran menurun bagi pekerja yang cacat. o o Biaya pengawas dan administrasi. Menurunnya mutu produksi atau jasa, yang bisa berakibat berkurangnya kepercayaan. Nilai-nilai kerugian tidak langsung yang disebutkan di atas merupakan biaya-biaya yang sulit dihitung secara tepat. Namun berdasarkan pengalaman dan sering digunakan sebagai acuan, bahwa besarnya nilai kerugian tidak langsung rata-rata adalah 4 x jumlah nilai kerugian langsung. Disamping kerugian yang ditanggung oleh perusahaan, tidak bisa diabaikan nilai kerugian yang ditanggung oleh pihak keluarga atau penderita, antara lain : 1. Biaya Perawatan Walaupun biaya perawatan dan pengobatan ditanggung oleh perusahaan atau instansi yang bersangkutan, biaya perawatan lain-lain pasti ada dan merupakan beban bagi pihak keluarga atau penderita. 2. Penghasilan pihak keluarga atau penderita menjadi berkurang, khususnya bila penderita mengalami cacat. 3. Bila korban meninggal, maka penderitaan pihak keluarga semakin besar. Disamping itu masih ada kerugian yang ditanggung oleh masyarakat luas, dan di antara kerugian itu bisa menyebabkan beberapa atau banyak orang kehilangan mata pencaharian. Misalnya terjadinya kecelakaan berupa tabrakan kendaraan bermotor yang juga menabrak kioskios di pinggir jalan, tabrakan kereta api dengan mobil, jembatan runtuh, tanggul jebol, dan sebagainya. Dengan demikian menjadi jelas, bahwa suatu kecelakaan kerja tidak saja merugikan perusahaan atau instansi yang bersangkutan secara ekonomis, namun juga kerugian yang bersifat sosial. ULASAN JURNAL TEKNIK POMITS DENGAN JUDUL ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA (STUDI KASUS: PABRIK THE WONOSARI PTPN XII) Objek penelitian ini dilakuka pada pabrik the Wonosari PTPN XII. Data yang digunakan berasal dari data kuisioner karyawan pada bagian pemetikan daun sampai dengan pengolahan menjadi prosuk the sejumlah 185 karyawan. Kemudian dilakukan pengujian keterkaitan antara produktivitas kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen,
  • 18. lingkungan kerja, perilaku pekerja dan stress kerja. Data diolah dengan metode Structural Equation Modeling (SEM). Dalam gambar 1 (pada jurnal) menunjukkan adanya hubungan antara produktivitas kerja dengan kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. berdasarkan urian diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan analisa faktor yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan kerja dalam peningkatan produktivitas kerja dengan menggabungkan beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan K3 yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya.adapun faktor tersebut adalah manajemen, lingkungan kerja, perilaku pekerja dan stress kerja. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja adalah lingkungan kerja dari segi psikologis dan sosial dengan nilai signifikansi sebesar 1.986 dan perilaku kerja dengan nilai signifikansi sebesar 2.013. faktor yang emengaruhi kesehatan kerja adalah lingkungan kerja segi fisik dengan nilai signifikansi sebesar 5.104, lingkungan kerja dari segi psikologis dan sosial dengan nilai signifikansi sebesar 3.808 dan perilaku kerja dengan nilai signifikansi sebesar 1.973. dan kesehatan kerja memperngaruhi stress kerja dengan nilai signifikansi sebesar 2.169.
  • 19.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Al Fajar, Siti. Heru, Tri (2010). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: UPP SYIM YKPN Dessler, Gary (2007). Manajemen SDM Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta: PT Indeks Grahanintyas Dewinta, Wignjosoebroto Sritomo, Latiffianti Effi. 2012. Analisa Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dalam Meningkatkan Produktivtas Kerja (Studi Kasus: Pabrik The Wonosari PTPN XII). Jurnal Teknik Pomits. Vol 1:1-6 http://pmdlk.blogspot.com/2013/03/kerugian-akibat-kecelakaan-kerja.html Jakarta: Penerbit Erlangga. Mondy, R Wayne (2008). Manajemen SDM Edisi kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Werner. Schuler. Jackson (2011). Pengelolaan Sumber Daya Manusia Buku 2 Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat