SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Yang Aku Tahu; Allah Bersamaku

Kamis, 07 Juni 2012




                                                               Oleh Salim A Fillah

aku percaya
maka aku akan melihat keajaiban
iman adalah mata yang terbuka
mendahului datangnya cahaya

“Aku”.
Jawaban Musa itu terkesan tak tawadhu’. Ketika seorang di antara Bani Israil bertanya siapakah
yang paling ‘alim di muka bumi, Musa menjawab, “Aku”. Tapi oleh sebab jawaban inilah di
Surat Al Kahfi membentang 23 ayat, mengisahkan pelajaran yang harus dijalani Musa kemudian.
Uniknya di dalam senarai ayat-ayat itu terselip satu lagi kalimat Musa yang tak tawadhu’. “Kau
                         ayat ayat
akan mendapatiku, insyaallah, sebagai seorang yang sabar.” Ini ada di ayat yang keenampuluh
sembilan.

Di mana letak angkuhnya? Bandingkan struktur bahasa Musa, begitu para musfassir mencatat,
dengan kalimat Isma’il putra Nabi Ibrahim. Saat mengungkapkan pendapatnya pada sang ayah
jikakah dia akan disembelih, Isma’il berkata, “Engkau akan mendapatiku, insyaallah, termasuk
orang-orang yang sabar.”

Tampak bahwa Isma’il memandang dirinya sebagai bagian kecil dari orang-orang yang dikarunia
                       memandang                                  orang
kesabaran. Tapi Musa, menjanjikan kesabaran atas nama pribadinya. Dan sayangnya lagi, dalam
kisahnya di Surat Al Kahfi, ia tak sesabar itu. Musa kesulitan untuk bersabar seperti yang ia
janjikan. Sekira duapuluh abad kemudian, dalam rekaman Al Bukhari dan Muslim, Muhammad
     kan.
Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang kisah perjalanan itu, “Andai Musa lebih
bersabar, mungkin kita akan mendapat lebih banyak pelajaran.”

Wallaahu A’lam. Mungkin memang seharusnya begitulah karakter Musa, ‘Alaihis Salaam.
                         n
Kurang tawadhu’ dan tak begitu penyabar. Sebab, yang dihadapinya adalah orang yang paling
angkuh dan menindas di muka bumi. Bahkan mungkin sepanjang sejarah. Namanya Fir’aun.
Sangat tidak sesuai menghadapi orang seperti Fir’aun dengan kerendahan hati dan kesabaran
selautan. Maka Musa adalah Musa. Seorang yang Allah pilih untuk menjadi utusannya bagi
Fir’aun yang sombong berlimpah justa. Dan sekaligus, memimpin Bani Israil yang keras kepala.

Hari itu, setelah ucapannya yang jumawa, Musa menerima perintah untuk berjalan mencari titik
pertemuan dua lautan. Musa berangkat dikawani Yusya ibn Nun yang kelak menggantikannya
memimpin trah Ya’qub. Suatu waktu, Yusya melihat lauk ikan yang mereka kemas dalam bekal
meloncat mencari jalan kembali ke lautan. Awalnya, Yusya lupa memberitahu Musa. Mereka
baru kembali ke tempat itu setelah Musa menanyakan bekal akibat deraan letih dan lapar yang
menggeliang dalam usus.

Di sanalah mereka bertemu dengan seseorang yang Allah sebut sebagai, “Hamba di antara
hamba-hamba Kami yang kamu anugerahi rahmat dari arsa Kami, dan Kami ajarkan padanya
ilmu dari sisi Kami.” Padanyalah Musa berguru. Memohon diajar sebagian dari apa yang telah
Allah fahamkan kepada Sang Guru. Nama Sang Guru tak pernah tersebut dalam Al Quran. Dari
hadits dan tafsir lah kita berkenalan dengan Khidzir.

Kita telah akrab dengan kisah ini. Ada kontrak belajar di antara keduanya. “Engkau akan
mendapatiku sebagai seorang yang sabar. Dan aku takkan mendurhakaimu dalam perkara
apapun!”, janji Musa. “Jangan kau bertanya sebelum dijelaskan kepadamu”, pesan Khidzir. Dan
dalam perjalanan menyejarah itu, Musa tak mampu menahan derasnya tanya dan keberatan atas
tiga perilaku Khidzir. Perusakan perahu, pembunuhan seorang pemuda, dan penolakan atas
permohonan jamuan yang berakhir dengan kerja berat menegakkan dinding yang nyaris rubuh.

Tanpa minta imbalan
Alhamdulillah, kita belajar banyak dari kisah-kisah itu. Kita belajar bahwa dalam hidup ini,
pilihan-pilihan tak selalu mudah. Sementara kita harus tetap memilih. Seperti para nelayan
pemilik kapal. Kapal yang bagus akan direbut raja zhalim. Tapi sedikit cacat justru
menyelamatkannya. Sesuatu yang ‘sempurna’ terkadang mengundang bahaya. Justru saat tak
utuh, suatu milik tetap bisa kita rengkuh. Ada tertulis dalam kaidah fiqh, “Maa laa tudraku
kulluhu, fa laa tutraku kulluh.. Apa yang tak bisa didapatkan sepenuhnya, jangan ditinggalkan
semuanya.”

Kita juga belajar bahwa ‘membunuh’ bibit kerusakan ketika dia baru berkecambah adalah pilihan
bijaksana. Dalam beberapa hal seringkali ada manfaat diraih sekaligus kerusakan yang
meniscaya. Padanya, sebuah tindakan didahulukan untuk mencegah bahaya. Ada tertulis dalam
kaidah fiqh, “Dar’ul mafaasid muqaddamun ‘alaa jalbil mashaalih.. Mencegah kerusakan
didahulukan atas meraih kemashlahatan.”

Dan dari Khidzir kita belajar untuk ikhlas. Untuk tak selalu menghubungkan kebaikan yang kita
lakukan, dengan hajat-hajat diri yang sifatnya sesaat. Untuk selalu mengingat urusan kita dengan
Allah, dan biarkanlah tiap diri bertanggungjawab padaNya. Selalu kita ingat Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah. Sultan yang dimakan fitnah memenjarakan dan menyiksanya. Tapi ketika bayang-
bayang kehancuran menderak dari Timur, justru Ibnu Taimiyah yang dipanggil Sultan untuk
maju memimpin ke garis depan. Berdarah-darah ia hadapi air bah serbuan Tartar yang bagai
awan gelap mendahului fajar hendak menyapu Damaskus.
Ketika musuh terhalau, penjara kota dan siksa menantinya kembali. Saat ditanya mengapa rela,
ia berkata, “Adapun urusanku adalah berjihad untuk kehormatan agama Allah serta kaum
muslimin. Dan kezhaliman Sultan adalah urusannya dengan Allah.”

Iman dan Keajaiban yang Mengejutkan
Subhanallah, alangkah lebih banyak lagi ‘ibrah yang bisa digali dari kisah Musa dan Khidzir.
Berlapis-lapis. Ratusan. Lebih. Tapi mari sejenak berhenti di sini. Mari picingkan mata hati ke
arah kisah. Mari seksamai cerita ini dari langkah tertatih kita di jalan cinta para pejuang. Mari
bertanya pada jiwa, di jalan cinta para pejuang siapakah yang lebih dekat ke hati untuk
diteladani?

Musa. Bukan gurunya.
Ya. Karena di akhir kisah Sang Guru mengaku, “Wa maa fa’altuhuu min amrii.. Apa yang aku
lakukan bukanlah perkaraku, bukanlah keinginanku.” Khidzir ‘hanyalah’ guru yang dihadirkan
Allah untuk Musa di penggal kecil kehidupannya. Kepada Khidzir, Allah berikan semua
pemahaman secara utuh dan lengkap tentang jalinan pelajaran yang harus ia uraikan pada Rasul
agung pilihanNya, Musa ‘Alaihis Salaam. Begitu lengkapnya petunjuk operasional dalam tiap
tindakan Khidzir itu menjadikannya sekedar sebagai ‘operator lapangan’ yang mirip malaikat.
Segala yang ia lakukan bukanlah perkaranya. Bukan keinginannya.

Beberapa orang yang menyebut diri Sufi mengklaim, inilah Khidzir yang lebih utama daripada
Musa. Khidzir menguasai ilmu hakikat sedang Musa baru sampai di taraf syari’at. Maka seorang
yang telah disingkapkan baginya hakikat, seperti Khidzir, terbebas dari aturan-aturan syari’at.
Apa yang terlintas di hati menjadi sumber hukum yang dengannya mereka menghalalkan dan
mengharamkan. Ia boleh merusak milik orang. Ia boleh membunuh. Ia melakukan hal-hal yang
dalam tafsir orang awwam menyimpang, dan dalam pandangan syari’at merupakan sebuah
pelanggaran berat.

Imam Al Qurthubi sebagaimana dikutip Ibnu Hajar Al ‘Asqalani dalam Fathul Barii, membantah
tofsar-tafsir ini. Pertama, tidak ada tindakan Khidzir yang menyalahi syari’at. Telah kita baca
awal-awal bahwa semua tindakannya pun kelak bersesuaian dengan kaidah fiqh. Bahkan dalam
soal membunuh pun, Khidzir tidak melanggar syari’at karena ia diberi ilmu oleh Allah untuk
mencegah kemunkaran dengan tangannya. Alangkah jauh tugas mulia Khidzir dengan apa yang
dilakukan para Sufi nyleneh semisal meminum khamr, lalu pengikutnya berkata, “Begitu masuk
mulut, khamr-nya berubah menjadi air!”

Tidak sama!
Kedua, setinggi-tinggi derajat Khidzir menurut jumhur ‘ulama adalah Nabi di antara Nabi-nabi
Bani Israil. Sementara Musa adalah Naqib-nya para Naqib, Nabi terbesar yang ditunjuk
memimpin Bani Israil, seorang Rasul yang berbicara langsung dengan Allah, mengemban risalah
Taurat, dan bahkan masuk dalam jajaran istimewa Rasul Ulul ‘Azmi bersama Nuh, Ibrahim, ‘Isa,
dan Muhammad.

Maka Musa jauh lebih utama daripada Khidzir
“Hai Musa, sesungguhnya Aku telah melebihkan engkau dari antara manusia, untuk membawa
risalahKu dan untuk berbicara secara langsung denganKu.” (Al A’raaf 144)

Ketiga, Allah memerintahkan kita meneladani para Rasul yang kisah mereka dalam Al Quran
ditujukan untuk menguatkan jiwa kita dalam meniti jalan cinta para pejuang. Para Rasul itu,
utamanya Rasul-rasul Ulul ‘Azmi menjadi mungkin kita teladani karena mereka memiliki sifat-
sifat manusiawi. Mereka tak seperti malaikat. Juga bukan manusia setengah dewa. Mereka
bertindak melakukan tugas-tugas yang luar biasa beratnya dalam keterbatasannya sebagai
seorang manusia.

Justru keagungan para Rasul itu terletak pada kemampuan mereka menyikapi perintah yang
belum tersingkap hikmahnya dengan iman. Dengan iman. Dengan iman. Berbeda dengan Khidzir
yang diberitahu skenario dari awal hingga akhir atas apa yang harus dia lakukan –ketika
mengajar Musa-, para Rasul seringkali tak tahu apa yang akan mereka hadapi atau terima
sesudah perintah dijalani. Mereka tak pernah tahu apa yang menanti di hadapan.

Yang mereka tahu hanyalah, bahwa Allah bersama mereka
Nuh yang bersipayah membuat kapal di puncak bukit tentu saja harus menahan geram ketika dia
ditertawai, diganggu, dan dirusuh oleh kaumnya. Tetapi, sesudah hampir 500 tahun mengemban
risalah dengan pengikut yang nyaris tak bertambah, Nuh berkata dengan bijak, dengan cinta,
“Kelak kami akan menertawai kalian sebagaimana kalian kini menertawai kami.”

Ya. Nuh belum tahu bahwa kemudian banjir akan tumpah. Tercurah dari celah langit, terpancar
dari rekah bumi. Air meluap dari tungkunya orang membuat roti dan mengepung setinggi
gunung. Nuh belum tahu. Yang ia tahu adalah ia diperintahkan membina kapalnya. Yang ia tahu
adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah bersamanya. Dan alangkah cukup itu
baginya. ‘Alaihis Salaam..

Ibrahim yang bermimpi, dia juga tak pernah tahu apa yang akan terjadi saat ia benar-benar
menyembelih putera tercinta. Anak itu, yang lama dirindukannya, yang dia nanti dengan harap
dan mata gerimis di tiap doa, tiba-tiba dititahkan untuk dipisahkan dari dirinya. Dulu ketika lahir
dia dipisah dengan ditinggal di lembah Bakkah yang tak bertanaman, tak berhewan, tak bertuan.
Kini Isma’il harus dibunuh. Bukan oleh orang lain. Tapi oleh tangannya sendiri.

Dibaringkanlah sang putera yang pasrah dalam taqwa. Dan ayah mana yang sanggup membuka
mata ketika harus mengayau leher sang putera dengan pisau? Ayah mana yang sanggup
mengalirkan darah di bawah kepala yang biasa dibelainya sambil tetap menatap wajah? Tidak.
Ibrahim terpejam. Dan ia melakukannya! Ia melakukannya meski belum tahu bahwa seekor
domba besar akan menggantikan sang korban. Yang diketahuinya saat itu bahwa dia diperintah
Tuhannya. Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah
bersamanya. Dan alangkah cukup itu baginya. ‘Alaihis Salaam..

Musa juga menemui jalan buntu, terantuk Laut Merah dalam kejaran Fir’aun. Bani Israil yang
dipimpinnya sudah riuh tercekam panik. “Kita pasti tersusul! Kita pasti tersusul!”, kata mereka.
“Tidak!”, seru Musa. “Sekali-kali tidak akan tersusul! Sesungguhnya Rabbku bersamaku, dan
Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Petunjuk itupun datang. Musa diperintahkan
memukulkan tongkatnya ke laut. Nalar tanpa iman berkata, “Apa gunanya? Lebih baik
dipukulkan ke kepala Fir’aun!” Ya, bahkan Musa pun belum tahu bahwa lautan akan terbelah
kemudian. Yang dia tahu Allah bersamanya. Dan itu cukup baginya. ‘Alaihis Salaam..

Merekalah para guru sejati. Yang kisahnya membuat punggung kita tegak, dada kita lapang, dan
hati berseri-seri. Yang keteguhannya memancar menerangi. Yang keagungannya lahir dari iman
yang kukuh, bergerun mengatasi gejolak hati dan nafsu diri. Di jalan cinta para pejuang, iman
melahirkan keajaiban. Lalu keajaiban menguatkan iman. Semua itu terasa lebih indah karena
terjadi dalam kejutan-kejutan. Yang kita tahu hanyalah, “Allah bersamaku, Dia akan memberi
petunjuk kepadaku.”

Nuh belum tahu bahwa banjir nantinya tumpah
ketika di gunung ia menggalang kapal dan ditertawai
Ibrahim belum tahu bahwa akan tercawis domba
ketika pisau nyaris memapas buah hatinya

Musa belum tahu bahwa lautan kan terbelah
saat ia diperintah memukulkan tongkat
di Badar Muhammad berdoa, bahunya terguncang isak
“Andai pasukan ini kalah, Kau takkan lagi disembah!”
dan kitapun belajar, alangkah agungnya iman

More Related Content

What's hot

power point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konselingpower point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konselingroikha11
 
Media dakwah massa kini
Media dakwah massa kiniMedia dakwah massa kini
Media dakwah massa kiniRatih Aini
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)Nur Arifaizal Basri
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 
Materi kajian keputrian
Materi kajian keputrianMateri kajian keputrian
Materi kajian keputrianSiti Permana
 
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara IranPerbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara IranSuya Yahya
 
Peraturan dan Tata Tertib Sekolah.pdf
Peraturan dan Tata Tertib Sekolah.pdfPeraturan dan Tata Tertib Sekolah.pdf
Peraturan dan Tata Tertib Sekolah.pdfArissaMustikaSari
 
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMAPower Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMAdian_meylisha4d
 
Clickbait Journalism
Clickbait JournalismClickbait Journalism
Clickbait Journalismiwan setiawan
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Materi membina persahabatan
Materi membina persahabatanMateri membina persahabatan
Materi membina persahabatanyuni wustoharo
 
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Anna Dekinai
 
Tugas power point makalah b.indo
Tugas power point makalah b.indoTugas power point makalah b.indo
Tugas power point makalah b.indoFuad Nasir
 
Kelompok 5 teori mutakhir (komunikasi organisasi)
Kelompok 5 teori mutakhir (komunikasi organisasi)Kelompok 5 teori mutakhir (komunikasi organisasi)
Kelompok 5 teori mutakhir (komunikasi organisasi)Sari Gultom
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Interpersonal deception
Interpersonal deceptionInterpersonal deception
Interpersonal deceptionmankoma2013
 

What's hot (20)

power point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konselingpower point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konseling
 
Media dakwah massa kini
Media dakwah massa kiniMedia dakwah massa kini
Media dakwah massa kini
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Perencanaan karir
Perencanaan karirPerencanaan karir
Perencanaan karir
 
Materi kajian keputrian
Materi kajian keputrianMateri kajian keputrian
Materi kajian keputrian
 
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara IranPerbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
Perbandingan Pendidikan Islam di Indonesia dan Negara Iran
 
Peraturan dan Tata Tertib Sekolah.pdf
Peraturan dan Tata Tertib Sekolah.pdfPeraturan dan Tata Tertib Sekolah.pdf
Peraturan dan Tata Tertib Sekolah.pdf
 
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMAPower Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
 
Clickbait Journalism
Clickbait JournalismClickbait Journalism
Clickbait Journalism
 
Arti mahasiswa
Arti mahasiswaArti mahasiswa
Arti mahasiswa
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Materi membina persahabatan
Materi membina persahabatanMateri membina persahabatan
Materi membina persahabatan
 
Cyber branding
Cyber brandingCyber branding
Cyber branding
 
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
Prasangka, stereotipe dan dikriminasi (Makalah)
 
Tugas power point makalah b.indo
Tugas power point makalah b.indoTugas power point makalah b.indo
Tugas power point makalah b.indo
 
Evaluasi supervisi bk 1
Evaluasi supervisi bk 1Evaluasi supervisi bk 1
Evaluasi supervisi bk 1
 
Kelompok 5 teori mutakhir (komunikasi organisasi)
Kelompok 5 teori mutakhir (komunikasi organisasi)Kelompok 5 teori mutakhir (komunikasi organisasi)
Kelompok 5 teori mutakhir (komunikasi organisasi)
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Interpersonal deception
Interpersonal deceptionInterpersonal deception
Interpersonal deception
 

Similar to Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)

Kisah Teladan Rasul Ulul azmi
Kisah Teladan Rasul Ulul azmiKisah Teladan Rasul Ulul azmi
Kisah Teladan Rasul Ulul azmiArza Mukhib
 
Makalah akidah ahlak tentang kisah teladan rosul ulul azmi
Makalah akidah ahlak tentang kisah teladan rosul ulul azmiMakalah akidah ahlak tentang kisah teladan rosul ulul azmi
Makalah akidah ahlak tentang kisah teladan rosul ulul azmigis nargis
 
Contoh Kultum
Contoh KultumContoh Kultum
Contoh KultumT. Astari
 
Eksistensi nabi muhammad sebagai nabi terakhir
Eksistensi nabi muhammad sebagai nabi terakhirEksistensi nabi muhammad sebagai nabi terakhir
Eksistensi nabi muhammad sebagai nabi terakhirSang Pendosa
 
Pelajaran 6 PENDDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 4 DAN 5
Pelajaran 6 PENDDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 4 DAN 5Pelajaran 6 PENDDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 4 DAN 5
Pelajaran 6 PENDDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 4 DAN 5RambliPemula
 
Berikut ini adalah kisah 25 nabi dan mukjizatnya dengan lengkap
Berikut ini adalah kisah 25 nabi dan mukjizatnya dengan lengkapBerikut ini adalah kisah 25 nabi dan mukjizatnya dengan lengkap
Berikut ini adalah kisah 25 nabi dan mukjizatnya dengan lengkapmuji jj
 
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi SulaimanNabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi SulaimanRatih Aini
 
Perbezaan Jesus Crist dan Nabi Isa a.s
Perbezaan Jesus Crist dan Nabi Isa a.sPerbezaan Jesus Crist dan Nabi Isa a.s
Perbezaan Jesus Crist dan Nabi Isa a.sMisiah Bayani
 
Pengantar studi keislaman
Pengantar studi keislamanPengantar studi keislaman
Pengantar studi keislamanMahad Alzaytun
 
BioGRAFI NABI MUHAMMAD
BioGRAFI NABI MUHAMMADBioGRAFI NABI MUHAMMAD
BioGRAFI NABI MUHAMMADMIRIFAIYAH1959
 
Jadilah pemuda laksana zubair
Jadilah pemuda laksana zubairJadilah pemuda laksana zubair
Jadilah pemuda laksana zubairErman Hidayat
 
Ceramah israk mikraj (1)
Ceramah israk mikraj (1)Ceramah israk mikraj (1)
Ceramah israk mikraj (1)amirqayyum
 
Kassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti HadisKassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti HadisSyahrilzwanSait
 
Prediksi USBN PAI SD 2011
Prediksi USBN PAI SD 2011Prediksi USBN PAI SD 2011
Prediksi USBN PAI SD 2011Muhamad Masud
 
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptxsirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptxroyyanmubarok1
 
BUKU IC I _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( BKLDK )
BUKU IC I _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( BKLDK )BUKU IC I _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( BKLDK )
BUKU IC I _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( BKLDK )downloadbukuicibkldk
 
Buku ic i badan koordinasi lembaga dakwah kampus ( bkldk )
Buku ic i   badan koordinasi lembaga dakwah kampus ( bkldk )Buku ic i   badan koordinasi lembaga dakwah kampus ( bkldk )
Buku ic i badan koordinasi lembaga dakwah kampus ( bkldk )FlamencoRizky
 

Similar to Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah) (20)

Kisah Teladan Rasul Ulul azmi
Kisah Teladan Rasul Ulul azmiKisah Teladan Rasul Ulul azmi
Kisah Teladan Rasul Ulul azmi
 
Makalah akidah ahlak tentang kisah teladan rosul ulul azmi
Makalah akidah ahlak tentang kisah teladan rosul ulul azmiMakalah akidah ahlak tentang kisah teladan rosul ulul azmi
Makalah akidah ahlak tentang kisah teladan rosul ulul azmi
 
Contoh Kultum
Contoh KultumContoh Kultum
Contoh Kultum
 
Eksistensi nabi muhammad sebagai nabi terakhir
Eksistensi nabi muhammad sebagai nabi terakhirEksistensi nabi muhammad sebagai nabi terakhir
Eksistensi nabi muhammad sebagai nabi terakhir
 
Pelajaran 6 PENDDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 4 DAN 5
Pelajaran 6 PENDDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 4 DAN 5Pelajaran 6 PENDDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 4 DAN 5
Pelajaran 6 PENDDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 4 DAN 5
 
Berikut ini adalah kisah 25 nabi dan mukjizatnya dengan lengkap
Berikut ini adalah kisah 25 nabi dan mukjizatnya dengan lengkapBerikut ini adalah kisah 25 nabi dan mukjizatnya dengan lengkap
Berikut ini adalah kisah 25 nabi dan mukjizatnya dengan lengkap
 
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi SulaimanNabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
Nabi daud, Nabi Musa, Nabi Sulaiman
 
Perbezaan Jesus Crist dan Nabi Isa a.s
Perbezaan Jesus Crist dan Nabi Isa a.sPerbezaan Jesus Crist dan Nabi Isa a.s
Perbezaan Jesus Crist dan Nabi Isa a.s
 
Pengantar studi keislaman
Pengantar studi keislamanPengantar studi keislaman
Pengantar studi keislaman
 
Ceramah israa' dan mikraaj 5 mei 2016
Ceramah israa' dan mikraaj  5 mei 2016Ceramah israa' dan mikraaj  5 mei 2016
Ceramah israa' dan mikraaj 5 mei 2016
 
BioGRAFI NABI MUHAMMAD
BioGRAFI NABI MUHAMMADBioGRAFI NABI MUHAMMAD
BioGRAFI NABI MUHAMMAD
 
Jadilah pemuda laksana zubair
Jadilah pemuda laksana zubairJadilah pemuda laksana zubair
Jadilah pemuda laksana zubair
 
Ceramah israk mikraj (1)
Ceramah israk mikraj (1)Ceramah israk mikraj (1)
Ceramah israk mikraj (1)
 
Kassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti HadisKassim Ahmad: Anti Hadis
Kassim Ahmad: Anti Hadis
 
Prediksi USBN PAI SD 2011
Prediksi USBN PAI SD 2011Prediksi USBN PAI SD 2011
Prediksi USBN PAI SD 2011
 
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptxsirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
 
BUKU IC I _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( BKLDK )
BUKU IC I _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( BKLDK )BUKU IC I _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( BKLDK )
BUKU IC I _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( BKLDK )
 
Buku ic i badan koordinasi lembaga dakwah kampus ( bkldk )
Buku ic i   badan koordinasi lembaga dakwah kampus ( bkldk )Buku ic i   badan koordinasi lembaga dakwah kampus ( bkldk )
Buku ic i badan koordinasi lembaga dakwah kampus ( bkldk )
 
Jin kadang
Jin kadangJin kadang
Jin kadang
 
Sistem Dajjal
Sistem DajjalSistem Dajjal
Sistem Dajjal
 

More from Sirajuddin Putra

Persentase Hasil Aktualisasi Nilai Dasar ASN
Persentase Hasil Aktualisasi Nilai Dasar ASN Persentase Hasil Aktualisasi Nilai Dasar ASN
Persentase Hasil Aktualisasi Nilai Dasar ASN Sirajuddin Putra
 
اَلْوَصَايَا الْعَشْرُ لِلإِمَامِ الشَّهِيْدِ حسن البنا
اَلْوَصَايَا الْعَشْرُ لِلإِمَامِ الشَّهِيْدِ حسن البنااَلْوَصَايَا الْعَشْرُ لِلإِمَامِ الشَّهِيْدِ حسن البنا
اَلْوَصَايَا الْعَشْرُ لِلإِمَامِ الشَّهِيْدِ حسن البناSirajuddin Putra
 
Ancaman global freemasonry
Ancaman global freemasonryAncaman global freemasonry
Ancaman global freemasonrySirajuddin Putra
 
Pemimpin dambaanumatfordownload
Pemimpin dambaanumatfordownloadPemimpin dambaanumatfordownload
Pemimpin dambaanumatfordownloadSirajuddin Putra
 
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...Sirajuddin Putra
 
Resume buku dari gerakan ke negara
Resume buku dari gerakan ke negaraResume buku dari gerakan ke negara
Resume buku dari gerakan ke negaraSirajuddin Putra
 
Taujih ust.rahmat abdullah
Taujih ust.rahmat abdullahTaujih ust.rahmat abdullah
Taujih ust.rahmat abdullahSirajuddin Putra
 
Sebuah renungan (aku & surga)
Sebuah renungan (aku & surga)Sebuah renungan (aku & surga)
Sebuah renungan (aku & surga)Sirajuddin Putra
 
Yahudi menggenggam-dunia-william-g-carr
Yahudi menggenggam-dunia-william-g-carrYahudi menggenggam-dunia-william-g-carr
Yahudi menggenggam-dunia-william-g-carrSirajuddin Putra
 

More from Sirajuddin Putra (20)

Persentase Hasil Aktualisasi Nilai Dasar ASN
Persentase Hasil Aktualisasi Nilai Dasar ASN Persentase Hasil Aktualisasi Nilai Dasar ASN
Persentase Hasil Aktualisasi Nilai Dasar ASN
 
Lift your l if e
Lift your l if eLift your l if e
Lift your l if e
 
اَلْوَصَايَا الْعَشْرُ لِلإِمَامِ الشَّهِيْدِ حسن البنا
اَلْوَصَايَا الْعَشْرُ لِلإِمَامِ الشَّهِيْدِ حسن البنااَلْوَصَايَا الْعَشْرُ لِلإِمَامِ الشَّهِيْدِ حسن البنا
اَلْوَصَايَا الْعَشْرُ لِلإِمَامِ الشَّهِيْدِ حسن البنا
 
Ancaman global freemasonry
Ancaman global freemasonryAncaman global freemasonry
Ancaman global freemasonry
 
Apa Salahnya Menangis ?
Apa Salahnya Menangis ?Apa Salahnya Menangis ?
Apa Salahnya Menangis ?
 
Yahudi menurut al quran
Yahudi menurut al quran Yahudi menurut al quran
Yahudi menurut al quran
 
Wahai pemuda islam . . .
Wahai pemuda islam . . .Wahai pemuda islam . . .
Wahai pemuda islam . . .
 
Pemimpin dambaanumatfordownload
Pemimpin dambaanumatfordownloadPemimpin dambaanumatfordownload
Pemimpin dambaanumatfordownload
 
Bangkit dari keterpurukan
Bangkit dari keterpurukanBangkit dari keterpurukan
Bangkit dari keterpurukan
 
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...Skripsi  pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
Skripsi pelaksanaan program kerja kecamatan sebagai upaya pelayanan kepada m...
 
Resume buku dari gerakan ke negara
Resume buku dari gerakan ke negaraResume buku dari gerakan ke negara
Resume buku dari gerakan ke negara
 
Taujih ust.rahmat abdullah
Taujih ust.rahmat abdullahTaujih ust.rahmat abdullah
Taujih ust.rahmat abdullah
 
17 kisah penuh_hikmah
17 kisah penuh_hikmah17 kisah penuh_hikmah
17 kisah penuh_hikmah
 
Taujih adab syuro’
Taujih adab syuro’Taujih adab syuro’
Taujih adab syuro’
 
Ibas
IbasIbas
Ibas
 
Ldk harus kaya
Ldk harus kayaLdk harus kaya
Ldk harus kaya
 
Al qur'an minhajul hayah
Al qur'an minhajul hayahAl qur'an minhajul hayah
Al qur'an minhajul hayah
 
Sebuah renungan (aku & surga)
Sebuah renungan (aku & surga)Sebuah renungan (aku & surga)
Sebuah renungan (aku & surga)
 
Yahudi menggenggam-dunia-william-g-carr
Yahudi menggenggam-dunia-william-g-carrYahudi menggenggam-dunia-william-g-carr
Yahudi menggenggam-dunia-william-g-carr
 
Utk seminar hasil
Utk seminar hasilUtk seminar hasil
Utk seminar hasil
 

Yang aku tahu allah bersamaku (salim a fillah)

  • 1. Yang Aku Tahu; Allah Bersamaku Kamis, 07 Juni 2012 Oleh Salim A Fillah aku percaya maka aku akan melihat keajaiban iman adalah mata yang terbuka mendahului datangnya cahaya “Aku”. Jawaban Musa itu terkesan tak tawadhu’. Ketika seorang di antara Bani Israil bertanya siapakah yang paling ‘alim di muka bumi, Musa menjawab, “Aku”. Tapi oleh sebab jawaban inilah di Surat Al Kahfi membentang 23 ayat, mengisahkan pelajaran yang harus dijalani Musa kemudian. Uniknya di dalam senarai ayat-ayat itu terselip satu lagi kalimat Musa yang tak tawadhu’. “Kau ayat ayat akan mendapatiku, insyaallah, sebagai seorang yang sabar.” Ini ada di ayat yang keenampuluh sembilan. Di mana letak angkuhnya? Bandingkan struktur bahasa Musa, begitu para musfassir mencatat, dengan kalimat Isma’il putra Nabi Ibrahim. Saat mengungkapkan pendapatnya pada sang ayah jikakah dia akan disembelih, Isma’il berkata, “Engkau akan mendapatiku, insyaallah, termasuk orang-orang yang sabar.” Tampak bahwa Isma’il memandang dirinya sebagai bagian kecil dari orang-orang yang dikarunia memandang orang kesabaran. Tapi Musa, menjanjikan kesabaran atas nama pribadinya. Dan sayangnya lagi, dalam kisahnya di Surat Al Kahfi, ia tak sesabar itu. Musa kesulitan untuk bersabar seperti yang ia janjikan. Sekira duapuluh abad kemudian, dalam rekaman Al Bukhari dan Muslim, Muhammad kan. Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang kisah perjalanan itu, “Andai Musa lebih bersabar, mungkin kita akan mendapat lebih banyak pelajaran.” Wallaahu A’lam. Mungkin memang seharusnya begitulah karakter Musa, ‘Alaihis Salaam. n Kurang tawadhu’ dan tak begitu penyabar. Sebab, yang dihadapinya adalah orang yang paling angkuh dan menindas di muka bumi. Bahkan mungkin sepanjang sejarah. Namanya Fir’aun. Sangat tidak sesuai menghadapi orang seperti Fir’aun dengan kerendahan hati dan kesabaran
  • 2. selautan. Maka Musa adalah Musa. Seorang yang Allah pilih untuk menjadi utusannya bagi Fir’aun yang sombong berlimpah justa. Dan sekaligus, memimpin Bani Israil yang keras kepala. Hari itu, setelah ucapannya yang jumawa, Musa menerima perintah untuk berjalan mencari titik pertemuan dua lautan. Musa berangkat dikawani Yusya ibn Nun yang kelak menggantikannya memimpin trah Ya’qub. Suatu waktu, Yusya melihat lauk ikan yang mereka kemas dalam bekal meloncat mencari jalan kembali ke lautan. Awalnya, Yusya lupa memberitahu Musa. Mereka baru kembali ke tempat itu setelah Musa menanyakan bekal akibat deraan letih dan lapar yang menggeliang dalam usus. Di sanalah mereka bertemu dengan seseorang yang Allah sebut sebagai, “Hamba di antara hamba-hamba Kami yang kamu anugerahi rahmat dari arsa Kami, dan Kami ajarkan padanya ilmu dari sisi Kami.” Padanyalah Musa berguru. Memohon diajar sebagian dari apa yang telah Allah fahamkan kepada Sang Guru. Nama Sang Guru tak pernah tersebut dalam Al Quran. Dari hadits dan tafsir lah kita berkenalan dengan Khidzir. Kita telah akrab dengan kisah ini. Ada kontrak belajar di antara keduanya. “Engkau akan mendapatiku sebagai seorang yang sabar. Dan aku takkan mendurhakaimu dalam perkara apapun!”, janji Musa. “Jangan kau bertanya sebelum dijelaskan kepadamu”, pesan Khidzir. Dan dalam perjalanan menyejarah itu, Musa tak mampu menahan derasnya tanya dan keberatan atas tiga perilaku Khidzir. Perusakan perahu, pembunuhan seorang pemuda, dan penolakan atas permohonan jamuan yang berakhir dengan kerja berat menegakkan dinding yang nyaris rubuh. Tanpa minta imbalan Alhamdulillah, kita belajar banyak dari kisah-kisah itu. Kita belajar bahwa dalam hidup ini, pilihan-pilihan tak selalu mudah. Sementara kita harus tetap memilih. Seperti para nelayan pemilik kapal. Kapal yang bagus akan direbut raja zhalim. Tapi sedikit cacat justru menyelamatkannya. Sesuatu yang ‘sempurna’ terkadang mengundang bahaya. Justru saat tak utuh, suatu milik tetap bisa kita rengkuh. Ada tertulis dalam kaidah fiqh, “Maa laa tudraku kulluhu, fa laa tutraku kulluh.. Apa yang tak bisa didapatkan sepenuhnya, jangan ditinggalkan semuanya.” Kita juga belajar bahwa ‘membunuh’ bibit kerusakan ketika dia baru berkecambah adalah pilihan bijaksana. Dalam beberapa hal seringkali ada manfaat diraih sekaligus kerusakan yang meniscaya. Padanya, sebuah tindakan didahulukan untuk mencegah bahaya. Ada tertulis dalam kaidah fiqh, “Dar’ul mafaasid muqaddamun ‘alaa jalbil mashaalih.. Mencegah kerusakan didahulukan atas meraih kemashlahatan.” Dan dari Khidzir kita belajar untuk ikhlas. Untuk tak selalu menghubungkan kebaikan yang kita lakukan, dengan hajat-hajat diri yang sifatnya sesaat. Untuk selalu mengingat urusan kita dengan Allah, dan biarkanlah tiap diri bertanggungjawab padaNya. Selalu kita ingat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Sultan yang dimakan fitnah memenjarakan dan menyiksanya. Tapi ketika bayang- bayang kehancuran menderak dari Timur, justru Ibnu Taimiyah yang dipanggil Sultan untuk maju memimpin ke garis depan. Berdarah-darah ia hadapi air bah serbuan Tartar yang bagai awan gelap mendahului fajar hendak menyapu Damaskus.
  • 3. Ketika musuh terhalau, penjara kota dan siksa menantinya kembali. Saat ditanya mengapa rela, ia berkata, “Adapun urusanku adalah berjihad untuk kehormatan agama Allah serta kaum muslimin. Dan kezhaliman Sultan adalah urusannya dengan Allah.” Iman dan Keajaiban yang Mengejutkan Subhanallah, alangkah lebih banyak lagi ‘ibrah yang bisa digali dari kisah Musa dan Khidzir. Berlapis-lapis. Ratusan. Lebih. Tapi mari sejenak berhenti di sini. Mari picingkan mata hati ke arah kisah. Mari seksamai cerita ini dari langkah tertatih kita di jalan cinta para pejuang. Mari bertanya pada jiwa, di jalan cinta para pejuang siapakah yang lebih dekat ke hati untuk diteladani? Musa. Bukan gurunya. Ya. Karena di akhir kisah Sang Guru mengaku, “Wa maa fa’altuhuu min amrii.. Apa yang aku lakukan bukanlah perkaraku, bukanlah keinginanku.” Khidzir ‘hanyalah’ guru yang dihadirkan Allah untuk Musa di penggal kecil kehidupannya. Kepada Khidzir, Allah berikan semua pemahaman secara utuh dan lengkap tentang jalinan pelajaran yang harus ia uraikan pada Rasul agung pilihanNya, Musa ‘Alaihis Salaam. Begitu lengkapnya petunjuk operasional dalam tiap tindakan Khidzir itu menjadikannya sekedar sebagai ‘operator lapangan’ yang mirip malaikat. Segala yang ia lakukan bukanlah perkaranya. Bukan keinginannya. Beberapa orang yang menyebut diri Sufi mengklaim, inilah Khidzir yang lebih utama daripada Musa. Khidzir menguasai ilmu hakikat sedang Musa baru sampai di taraf syari’at. Maka seorang yang telah disingkapkan baginya hakikat, seperti Khidzir, terbebas dari aturan-aturan syari’at. Apa yang terlintas di hati menjadi sumber hukum yang dengannya mereka menghalalkan dan mengharamkan. Ia boleh merusak milik orang. Ia boleh membunuh. Ia melakukan hal-hal yang dalam tafsir orang awwam menyimpang, dan dalam pandangan syari’at merupakan sebuah pelanggaran berat. Imam Al Qurthubi sebagaimana dikutip Ibnu Hajar Al ‘Asqalani dalam Fathul Barii, membantah tofsar-tafsir ini. Pertama, tidak ada tindakan Khidzir yang menyalahi syari’at. Telah kita baca awal-awal bahwa semua tindakannya pun kelak bersesuaian dengan kaidah fiqh. Bahkan dalam soal membunuh pun, Khidzir tidak melanggar syari’at karena ia diberi ilmu oleh Allah untuk mencegah kemunkaran dengan tangannya. Alangkah jauh tugas mulia Khidzir dengan apa yang dilakukan para Sufi nyleneh semisal meminum khamr, lalu pengikutnya berkata, “Begitu masuk mulut, khamr-nya berubah menjadi air!” Tidak sama! Kedua, setinggi-tinggi derajat Khidzir menurut jumhur ‘ulama adalah Nabi di antara Nabi-nabi Bani Israil. Sementara Musa adalah Naqib-nya para Naqib, Nabi terbesar yang ditunjuk memimpin Bani Israil, seorang Rasul yang berbicara langsung dengan Allah, mengemban risalah
  • 4. Taurat, dan bahkan masuk dalam jajaran istimewa Rasul Ulul ‘Azmi bersama Nuh, Ibrahim, ‘Isa, dan Muhammad. Maka Musa jauh lebih utama daripada Khidzir “Hai Musa, sesungguhnya Aku telah melebihkan engkau dari antara manusia, untuk membawa risalahKu dan untuk berbicara secara langsung denganKu.” (Al A’raaf 144) Ketiga, Allah memerintahkan kita meneladani para Rasul yang kisah mereka dalam Al Quran ditujukan untuk menguatkan jiwa kita dalam meniti jalan cinta para pejuang. Para Rasul itu, utamanya Rasul-rasul Ulul ‘Azmi menjadi mungkin kita teladani karena mereka memiliki sifat- sifat manusiawi. Mereka tak seperti malaikat. Juga bukan manusia setengah dewa. Mereka bertindak melakukan tugas-tugas yang luar biasa beratnya dalam keterbatasannya sebagai seorang manusia. Justru keagungan para Rasul itu terletak pada kemampuan mereka menyikapi perintah yang belum tersingkap hikmahnya dengan iman. Dengan iman. Dengan iman. Berbeda dengan Khidzir yang diberitahu skenario dari awal hingga akhir atas apa yang harus dia lakukan –ketika mengajar Musa-, para Rasul seringkali tak tahu apa yang akan mereka hadapi atau terima sesudah perintah dijalani. Mereka tak pernah tahu apa yang menanti di hadapan. Yang mereka tahu hanyalah, bahwa Allah bersama mereka Nuh yang bersipayah membuat kapal di puncak bukit tentu saja harus menahan geram ketika dia ditertawai, diganggu, dan dirusuh oleh kaumnya. Tetapi, sesudah hampir 500 tahun mengemban risalah dengan pengikut yang nyaris tak bertambah, Nuh berkata dengan bijak, dengan cinta, “Kelak kami akan menertawai kalian sebagaimana kalian kini menertawai kami.” Ya. Nuh belum tahu bahwa kemudian banjir akan tumpah. Tercurah dari celah langit, terpancar dari rekah bumi. Air meluap dari tungkunya orang membuat roti dan mengepung setinggi gunung. Nuh belum tahu. Yang ia tahu adalah ia diperintahkan membina kapalnya. Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah bersamanya. Dan alangkah cukup itu baginya. ‘Alaihis Salaam.. Ibrahim yang bermimpi, dia juga tak pernah tahu apa yang akan terjadi saat ia benar-benar menyembelih putera tercinta. Anak itu, yang lama dirindukannya, yang dia nanti dengan harap dan mata gerimis di tiap doa, tiba-tiba dititahkan untuk dipisahkan dari dirinya. Dulu ketika lahir dia dipisah dengan ditinggal di lembah Bakkah yang tak bertanaman, tak berhewan, tak bertuan. Kini Isma’il harus dibunuh. Bukan oleh orang lain. Tapi oleh tangannya sendiri. Dibaringkanlah sang putera yang pasrah dalam taqwa. Dan ayah mana yang sanggup membuka mata ketika harus mengayau leher sang putera dengan pisau? Ayah mana yang sanggup mengalirkan darah di bawah kepala yang biasa dibelainya sambil tetap menatap wajah? Tidak. Ibrahim terpejam. Dan ia melakukannya! Ia melakukannya meski belum tahu bahwa seekor domba besar akan menggantikan sang korban. Yang diketahuinya saat itu bahwa dia diperintah
  • 5. Tuhannya. Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah bersamanya. Dan alangkah cukup itu baginya. ‘Alaihis Salaam.. Musa juga menemui jalan buntu, terantuk Laut Merah dalam kejaran Fir’aun. Bani Israil yang dipimpinnya sudah riuh tercekam panik. “Kita pasti tersusul! Kita pasti tersusul!”, kata mereka. “Tidak!”, seru Musa. “Sekali-kali tidak akan tersusul! Sesungguhnya Rabbku bersamaku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Petunjuk itupun datang. Musa diperintahkan memukulkan tongkatnya ke laut. Nalar tanpa iman berkata, “Apa gunanya? Lebih baik dipukulkan ke kepala Fir’aun!” Ya, bahkan Musa pun belum tahu bahwa lautan akan terbelah kemudian. Yang dia tahu Allah bersamanya. Dan itu cukup baginya. ‘Alaihis Salaam.. Merekalah para guru sejati. Yang kisahnya membuat punggung kita tegak, dada kita lapang, dan hati berseri-seri. Yang keteguhannya memancar menerangi. Yang keagungannya lahir dari iman yang kukuh, bergerun mengatasi gejolak hati dan nafsu diri. Di jalan cinta para pejuang, iman melahirkan keajaiban. Lalu keajaiban menguatkan iman. Semua itu terasa lebih indah karena terjadi dalam kejutan-kejutan. Yang kita tahu hanyalah, “Allah bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Nuh belum tahu bahwa banjir nantinya tumpah ketika di gunung ia menggalang kapal dan ditertawai Ibrahim belum tahu bahwa akan tercawis domba ketika pisau nyaris memapas buah hatinya Musa belum tahu bahwa lautan kan terbelah saat ia diperintah memukulkan tongkat di Badar Muhammad berdoa, bahunya terguncang isak “Andai pasukan ini kalah, Kau takkan lagi disembah!” dan kitapun belajar, alangkah agungnya iman