SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
ENDRO SUTJAHJONO
Batuk bukanlah suatu penyakit
 Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh
di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu
penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi di tenggorokan karena
adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya
debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan,
bahkan telinga). Kemudian reseptor akan
mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada
di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-
otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi,
hingga terjadilah batuk.
PENYEBAB BATUK
Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
Alergi
Asma
 tuberculosis
Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
Tersedak akibat minum susu
Menghirup asap rokok dari orang sekitar
TYPE BATUK
batuk kering
batuk berdahak
JENIS BATUK
batuk akut
batuk kurang dari 14 hari
batuk kronis.
asma, tuberkolosis (TB),
dan pertusis (batuk rejan/batuk
100 hari).
Antitusif
Berdasarkan tempat kerja obat
1. antitusif yang bekerja di
perifer
2. antitusif yang bekerja di
sentral.
a. golongan narkotik
b.nonnarkotik.
Antitusif yang bekerja di perifer
Obat golongan ini menekan batuk dengan
mengurangi iritasi lokal di saluran napas, yaitu pada
reseptor iritan perifer dengan cara anestesi langsung
atau secara tidak langsung mempengaruhi lendir
saluran napas.
Antitusif yang bekerja sentral
 Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan ambang rangsang yang
dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk.
a.Golongan narkotik
Kodein
Obat ini merupakan antitusif narkotik yang paling efektif. Pada
orang dewasa dosis 20-60 mg atau 40-160 mg per hari biasanya
efektif.
 Kodein ditolerir dengan baik dan sedikit sekali menimbulkan
ketergantungan.

 sangat sedikit sekali menyebabkan penekanan pusat napas dan
pembersihan mukosilier.
 Efek samping pada dosis biasa jarang ditemukan. Pada dosis agak
besar dapat timbul mual, muntah, konstipasi, pusing, sedasi,
palpitasi, gatal-gatal, banyak keringat dan agitasi.
Antitusif yang bekerja sentral
b. Golongan nonnarkotik
1. Dekstrometorfan
Obat ini tidak mempunyai efek analgesik dan
ketergantungan
 Obat ini efektif bila diberikan dengan dosis 30
mg setiap 4-8 jam.
 Dosis dewasa 10-20 mg, setiap 4 jam, anak-anak
umur 6-11 tahun 5-10 mg, sedangkan anak umur
2-6 tahun dosisnya 2,5- 5 mg setiap 4 jam.1
2.Noskapin
Noskapin tidak mempunyai efek adiksi meskipun
termasuk golongan alkaloid opiat.
 Efektivitas dalam menekan batuk sebanding dengan
kodein.
Kadang-kadang efek samping berupa pusing, mual,
rinitis, alergi akut dan konjungtivitis.
Dosis dewasa 15-30 mg setiap 4- 6 jam, dosis tunggal
60mg aman dalam menekan batuk paroksismal.
Anak berumur 2-12 tahun dosisnya 7,5-15 mg setiap 3-
4 jam dan tidak melebihi 60 mg per hari.1
3.Difenhidramin
Obat ini termasuk golongan antihistamin
 manfaat mengurangi batuk kronik pada bronkitis.
Efek samping yang dapat timbul ialah mengantuk,
kekeringan mulut dan hidung, kadang-kadang
menimbulkan perangsangan susunan saraf pusat.
 Obat ini mempunyai efek antikolinergik, karena itu harus
digunakan secara hati-hati pada penderita glaukoma,
retensi urin dan gangguan fungsi paru.
Dosis 25 mg setiap 4 jam tidak melebihi 100 mg/hari untuk
dewasa.
 Dosis untuk anak berumur 6-12 tahun ialah 12,5 mg setiap 4
jam dan tidak melebihi 50 mg/hari,
 anak 2-5 tahun ialah 6,25 mg setiap 4 jam dan tidak
melebihi 25 mg/hari.
EKSPECTORAN
Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang
pengeluaran dahak dari saluran napas .
Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi
mukosa lambung dan selanjutnya secara reflex
merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat
N.vagus, sehingga menurunkan viskositas dan
mempermudah pengeluaran dahak.
A.Ammonium klorida
Biasanya digunakan dalam bentuk campuran
dengan ekspektoran lain atau antitusif.
Dosis ammonium klorida sebagai ekspektoran
padaorang dewasa ialah 300 mg (5 mL) tiap 2-4
jam.
b. Gliseril guaiakolat
Penggunaan obat ini hanya didasarkan pada tradisi
.
Efek samping yang mungkin timbul dengan dosis
besar, berupa kantuk, mual, dan muntah.
Dosis dewasa yang dianjurkan 2-4 kali 200-400 mg
sehari.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainPutri Cavaluna
 
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma AlergiAriyanto Harsono
 
Obat Pada Sistem Pernafasan_Materi Dosen IKM
Obat Pada Sistem Pernafasan_Materi Dosen IKMObat Pada Sistem Pernafasan_Materi Dosen IKM
Obat Pada Sistem Pernafasan_Materi Dosen IKMdewisetiyana52
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMASapan Nada
 
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakanPengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakanunsri
 
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)Lidya Dalovya
 
Fisiologi batuk
Fisiologi batukFisiologi batuk
Fisiologi batukbaroezd
 
Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)Hasbullah Marwan
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
 
Asma bronkial-ppt
Asma bronkial-pptAsma bronkial-ppt
Asma bronkial-pptedypurwadi2
 

What's hot (20)

Obat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lainObat obatan sistem organ lain
Obat obatan sistem organ lain
 
BRONKODILATOR
BRONKODILATORBRONKODILATOR
BRONKODILATOR
 
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
 
Obat Pada Sistem Pernafasan_Materi Dosen IKM
Obat Pada Sistem Pernafasan_Materi Dosen IKMObat Pada Sistem Pernafasan_Materi Dosen IKM
Obat Pada Sistem Pernafasan_Materi Dosen IKM
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 
Asma 2
Asma 2Asma 2
Asma 2
 
Batuk
BatukBatuk
Batuk
 
Swamwdikasi ppt
Swamwdikasi pptSwamwdikasi ppt
Swamwdikasi ppt
 
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakanPengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakan
 
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
 
Obat antihistamin
Obat antihistaminObat antihistamin
Obat antihistamin
 
Obat antihistamin dan abat
Obat antihistamin dan abatObat antihistamin dan abat
Obat antihistamin dan abat
 
Fisiologi batuk
Fisiologi batukFisiologi batuk
Fisiologi batuk
 
Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)
 
Anti asma
Anti asmaAnti asma
Anti asma
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Dipenhidramin
DipenhidraminDipenhidramin
Dipenhidramin
 
Farmako tht
Farmako thtFarmako tht
Farmako tht
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Asma bronkial-ppt
Asma bronkial-pptAsma bronkial-ppt
Asma bronkial-ppt
 

Viewers also liked

Viewers also liked (17)

Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 
Pengetahuan produk biosir hpai
Pengetahuan produk biosir hpaiPengetahuan produk biosir hpai
Pengetahuan produk biosir hpai
 
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGITOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
 
Antitusif & Agen Mukolitik
Antitusif & Agen MukolitikAntitusif & Agen Mukolitik
Antitusif & Agen Mukolitik
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
 
Pertusis
PertusisPertusis
Pertusis
 
Safe intubation
Safe intubationSafe intubation
Safe intubation
 
Pertusis
PertusisPertusis
Pertusis
 
What is whooping cough (pertussis)
What is whooping cough (pertussis)What is whooping cough (pertussis)
What is whooping cough (pertussis)
 
Pertusis or Whooping cough class presentation
Pertusis or  Whooping cough class presentation Pertusis or  Whooping cough class presentation
Pertusis or Whooping cough class presentation
 
Etika batuk
Etika batukEtika batuk
Etika batuk
 
Pertussis/Whooping cough
Pertussis/Whooping coughPertussis/Whooping cough
Pertussis/Whooping cough
 
Antitussives
AntitussivesAntitussives
Antitussives
 
Asma ppt (2)
Asma ppt (2)Asma ppt (2)
Asma ppt (2)
 
Antitussives
Antitussives Antitussives
Antitussives
 
Antitussive mechanism ppt
Antitussive mechanism pptAntitussive mechanism ppt
Antitussive mechanism ppt
 

Similar to MENGOBATI BATUK (20)

Asma
AsmaAsma
Asma
 
obat ISPA.ppt
obat ISPA.pptobat ISPA.ppt
obat ISPA.ppt
 
preskripsi ispa
preskripsi ispapreskripsi ispa
preskripsi ispa
 
Artikel 2
Artikel 2Artikel 2
Artikel 2
 
Obat alami penyakit asma
Obat alami penyakit asmaObat alami penyakit asma
Obat alami penyakit asma
 
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptxPPT Kel 4 Farmakologi.pptx
PPT Kel 4 Farmakologi.pptx
 
ANTI HISTAMIN
ANTI HISTAMINANTI HISTAMIN
ANTI HISTAMIN
 
Persentasi
PersentasiPersentasi
Persentasi
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Leaflet ispa
Leaflet ispaLeaflet ispa
Leaflet ispa
 
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
9. OBAT SISTEM RESPIRASI.pptx
 
alat Inhalationes
alat Inhalationesalat Inhalationes
alat Inhalationes
 
Obat sistem respirasi
Obat sistem respirasiObat sistem respirasi
Obat sistem respirasi
 
Pendahulua nrrr
Pendahulua nrrrPendahulua nrrr
Pendahulua nrrr
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 

MENGOBATI BATUK

  • 2. Batuk bukanlah suatu penyakit  Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya. Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot- otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.
  • 3. PENYEBAB BATUK Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA). Alergi Asma  tuberculosis Benda asing yang masuk kedalam saluran napas Tersedak akibat minum susu Menghirup asap rokok dari orang sekitar
  • 4. TYPE BATUK batuk kering batuk berdahak JENIS BATUK batuk akut batuk kurang dari 14 hari batuk kronis. asma, tuberkolosis (TB), dan pertusis (batuk rejan/batuk 100 hari).
  • 5. Antitusif Berdasarkan tempat kerja obat 1. antitusif yang bekerja di perifer 2. antitusif yang bekerja di sentral. a. golongan narkotik b.nonnarkotik.
  • 6. Antitusif yang bekerja di perifer Obat golongan ini menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal di saluran napas, yaitu pada reseptor iritan perifer dengan cara anestesi langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi lendir saluran napas.
  • 7. Antitusif yang bekerja sentral  Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan ambang rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk. a.Golongan narkotik Kodein Obat ini merupakan antitusif narkotik yang paling efektif. Pada orang dewasa dosis 20-60 mg atau 40-160 mg per hari biasanya efektif.  Kodein ditolerir dengan baik dan sedikit sekali menimbulkan ketergantungan.   sangat sedikit sekali menyebabkan penekanan pusat napas dan pembersihan mukosilier.  Efek samping pada dosis biasa jarang ditemukan. Pada dosis agak besar dapat timbul mual, muntah, konstipasi, pusing, sedasi, palpitasi, gatal-gatal, banyak keringat dan agitasi.
  • 8. Antitusif yang bekerja sentral b. Golongan nonnarkotik 1. Dekstrometorfan Obat ini tidak mempunyai efek analgesik dan ketergantungan  Obat ini efektif bila diberikan dengan dosis 30 mg setiap 4-8 jam.  Dosis dewasa 10-20 mg, setiap 4 jam, anak-anak umur 6-11 tahun 5-10 mg, sedangkan anak umur 2-6 tahun dosisnya 2,5- 5 mg setiap 4 jam.1
  • 9. 2.Noskapin Noskapin tidak mempunyai efek adiksi meskipun termasuk golongan alkaloid opiat.  Efektivitas dalam menekan batuk sebanding dengan kodein. Kadang-kadang efek samping berupa pusing, mual, rinitis, alergi akut dan konjungtivitis. Dosis dewasa 15-30 mg setiap 4- 6 jam, dosis tunggal 60mg aman dalam menekan batuk paroksismal. Anak berumur 2-12 tahun dosisnya 7,5-15 mg setiap 3- 4 jam dan tidak melebihi 60 mg per hari.1
  • 10.
  • 11. 3.Difenhidramin Obat ini termasuk golongan antihistamin  manfaat mengurangi batuk kronik pada bronkitis. Efek samping yang dapat timbul ialah mengantuk, kekeringan mulut dan hidung, kadang-kadang menimbulkan perangsangan susunan saraf pusat.  Obat ini mempunyai efek antikolinergik, karena itu harus digunakan secara hati-hati pada penderita glaukoma, retensi urin dan gangguan fungsi paru. Dosis 25 mg setiap 4 jam tidak melebihi 100 mg/hari untuk dewasa.  Dosis untuk anak berumur 6-12 tahun ialah 12,5 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 50 mg/hari,  anak 2-5 tahun ialah 6,25 mg setiap 4 jam dan tidak melebihi 25 mg/hari.
  • 12.
  • 13. EKSPECTORAN Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas . Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara reflex merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat N.vagus, sehingga menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak.
  • 14. A.Ammonium klorida Biasanya digunakan dalam bentuk campuran dengan ekspektoran lain atau antitusif. Dosis ammonium klorida sebagai ekspektoran padaorang dewasa ialah 300 mg (5 mL) tiap 2-4 jam. b. Gliseril guaiakolat Penggunaan obat ini hanya didasarkan pada tradisi . Efek samping yang mungkin timbul dengan dosis besar, berupa kantuk, mual, dan muntah. Dosis dewasa yang dianjurkan 2-4 kali 200-400 mg sehari.