Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing di saluran pernapasan dan dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, asma, atau benda asing yang masuk. Ada dua jenis batuk, yaitu batuk kering dan batuk berdahak, serta dua jenis obat untuk mengobati batuk, yaitu antitusif untuk menekan batuk dan ekspektoran untuk merangsang pengeluaran dahak.
2. Batuk bukanlah suatu penyakit
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh
di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu
penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi di tenggorokan karena
adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya
debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan,
bahkan telinga). Kemudian reseptor akan
mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada
di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-
otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi,
hingga terjadilah batuk.
3. PENYEBAB BATUK
Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
Alergi
Asma
tuberculosis
Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
Tersedak akibat minum susu
Menghirup asap rokok dari orang sekitar
4. TYPE BATUK
batuk kering
batuk berdahak
JENIS BATUK
batuk akut
batuk kurang dari 14 hari
batuk kronis.
asma, tuberkolosis (TB),
dan pertusis (batuk rejan/batuk
100 hari).
5. Antitusif
Berdasarkan tempat kerja obat
1. antitusif yang bekerja di
perifer
2. antitusif yang bekerja di
sentral.
a. golongan narkotik
b.nonnarkotik.
6. Antitusif yang bekerja di perifer
Obat golongan ini menekan batuk dengan
mengurangi iritasi lokal di saluran napas, yaitu pada
reseptor iritan perifer dengan cara anestesi langsung
atau secara tidak langsung mempengaruhi lendir
saluran napas.
7. Antitusif yang bekerja sentral
Obat ini bekerja menekan batuk dengan meninggikan ambang rangsang yang
dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk.
a.Golongan narkotik
Kodein
Obat ini merupakan antitusif narkotik yang paling efektif. Pada
orang dewasa dosis 20-60 mg atau 40-160 mg per hari biasanya
efektif.
Kodein ditolerir dengan baik dan sedikit sekali menimbulkan
ketergantungan.
sangat sedikit sekali menyebabkan penekanan pusat napas dan
pembersihan mukosilier.
Efek samping pada dosis biasa jarang ditemukan. Pada dosis agak
besar dapat timbul mual, muntah, konstipasi, pusing, sedasi,
palpitasi, gatal-gatal, banyak keringat dan agitasi.
8. Antitusif yang bekerja sentral
b. Golongan nonnarkotik
1. Dekstrometorfan
Obat ini tidak mempunyai efek analgesik dan
ketergantungan
Obat ini efektif bila diberikan dengan dosis 30
mg setiap 4-8 jam.
Dosis dewasa 10-20 mg, setiap 4 jam, anak-anak
umur 6-11 tahun 5-10 mg, sedangkan anak umur
2-6 tahun dosisnya 2,5- 5 mg setiap 4 jam.1
9. 2.Noskapin
Noskapin tidak mempunyai efek adiksi meskipun
termasuk golongan alkaloid opiat.
Efektivitas dalam menekan batuk sebanding dengan
kodein.
Kadang-kadang efek samping berupa pusing, mual,
rinitis, alergi akut dan konjungtivitis.
Dosis dewasa 15-30 mg setiap 4- 6 jam, dosis tunggal
60mg aman dalam menekan batuk paroksismal.
Anak berumur 2-12 tahun dosisnya 7,5-15 mg setiap 3-
4 jam dan tidak melebihi 60 mg per hari.1
10.
11. 3.Difenhidramin
Obat ini termasuk golongan antihistamin
manfaat mengurangi batuk kronik pada bronkitis.
Efek samping yang dapat timbul ialah mengantuk,
kekeringan mulut dan hidung, kadang-kadang
menimbulkan perangsangan susunan saraf pusat.
Obat ini mempunyai efek antikolinergik, karena itu harus
digunakan secara hati-hati pada penderita glaukoma,
retensi urin dan gangguan fungsi paru.
Dosis 25 mg setiap 4 jam tidak melebihi 100 mg/hari untuk
dewasa.
Dosis untuk anak berumur 6-12 tahun ialah 12,5 mg setiap 4
jam dan tidak melebihi 50 mg/hari,
anak 2-5 tahun ialah 6,25 mg setiap 4 jam dan tidak
melebihi 25 mg/hari.
12.
13. EKSPECTORAN
Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang
pengeluaran dahak dari saluran napas .
Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi
mukosa lambung dan selanjutnya secara reflex
merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat
N.vagus, sehingga menurunkan viskositas dan
mempermudah pengeluaran dahak.
14. A.Ammonium klorida
Biasanya digunakan dalam bentuk campuran
dengan ekspektoran lain atau antitusif.
Dosis ammonium klorida sebagai ekspektoran
padaorang dewasa ialah 300 mg (5 mL) tiap 2-4
jam.
b. Gliseril guaiakolat
Penggunaan obat ini hanya didasarkan pada tradisi
.
Efek samping yang mungkin timbul dengan dosis
besar, berupa kantuk, mual, dan muntah.
Dosis dewasa yang dianjurkan 2-4 kali 200-400 mg
sehari.