SlideShare a Scribd company logo
1 of 100
kanggus@gmail.com




KAUM-KAUM YANG
TELAH DIBINASAKAN



 Pembuktian Ilmiah dari Kisah Kehidupan Kaum-Kaum Terdahulu
    dalam al-Qur’an Serta Proses Pembinasaan Mereka




              HARUN YAHYA




                                                                1
kanggus@gmail.com




     Diterjemahkan dari PERISHED
     NATIONS karya Harun Yahya




Yang diterbitkan oleh Ta-Ha Publisher Ltd, London,
              Edisi Kedua, April 1999




                  Penerjemah:
                  Agus Triyanta
                  Arief Hartanto




                                                     2
kanggus@gmail.com

Daftar Isi :

PENDAHULUAN

INTRODUKSI

BAB 1 Banjir Nuh

BAB 2 Kehidupan Nabi Ibrahim

BAB 3 Kaum Lut dan Kota Yang Dijungkirbalikan.

BAB 4 Kaum ‘Ad dan Ubar, Atlantis di Padang Pasir

BAB 5 Tsamud

BAB 6 Fir’auan Yang Ditenggelamkan

BAB 7 Kaum Saba dan Banjir Arim

BAB 8 Nabi Sulaiman dan Ratu Saba

BAB 9 Para Penghuni Gua

KESIMPULAN

CATATAN




                                                               3
kanggus@gmail.com
                                      Tentang Pengarang


     Dengan menggunakan nama pena HARUN YAHYA, pengarang telah menerbitkan banyak buku
yang berkaitan dengan politik dan keimanan. Bagian penting dari karyanya berkaitan dengan pandangan
dunia yang materialistik dan dampaknya terhadap sejarah dunia dan politik. (Nama pena tersebut
disusun dari nama “Harun”[Aaron] dan “Yahya”[John] untuk mengenang kegigihan perjuangan dua
orang Rasul yang berjuang terhadap kekafiran).
     Karyanya yang lain termasuk; New Masonic Order, Freemasonry and Capitalism, The “Secret
Hand” in Bosnia, Behind the Scene of Terrorisme, Israe’sl Kurdish Card, A National Strategy for
Turkey, Perished Nations, For Men of Understanding, The Miracle in the Cell, The Miracle in the Eye,
The Miracle in the spider, The Miracle in the Gnad, The Miracle in the Ant, Allah in known by wisdom
dan The Real Face of the Worldly Life.
     Di antara banyak booklet yang dia tulis adalah: The Collapse of Theory of Evolution: The Fact of
Creation, The Collapse of Materialism, The Blunders of Evolutionists I, The Blunders of Evolutionists
II, The Biochamical Collapse of Evolution, The Design in the Atom, The Collapse in 20 Questions dan
The Biggest of Deception in The History of Science: Darwinism.
     Karya-karya lain dari penulis ini dalam topik-topik yang berkaitan dengan Qur’an mencakup:
Ever Thought About the Truth?, Devoted to Allah, Abadnoning the Society of Ignorance, Paradise,
Moral Values in the Qur’an, Ilmu Pengetahuan tentang Qur’an, Indeks Qur’an, Migrating for the Cause
of Allah, The Character of Hypocrites in the Qur’an, The Secret of the Hypocrite, Epithets of Allah,
Communicating the Massage and Disputing in the Qur’an, Basic Concepts in the Qur’an, Answrs from
the Qur’an, Death, Resurrection and Hell, The Struggle of the Prophets, The Avowed Enemy of Man:
Satan, Idolatry, Religion of the Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Qur’an, Conscience in
the Qur’an, Day of Resurrection, Do Not Ever Forget dan Disregarded Judgments of The Qur’an.




                                                                                                    4
kanggus@gmail.com
                                Kata Pengantar


    Itu adalah sebagain dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan
kepadamu (Muhammad); diantara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada
(pula) yang telah musnah.



   Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang nenganiaya diri mereka
sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun, kepada mereka sembahan-sembahan yang
mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah
menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.
(QS Hud 100-101).




      Allah menciptakan manusia dan memberikannya bentuk fisik dan spiritual , membiarkannya
menuju kepada suatu tujuan tertentu dari kehidupan, dan akhirnya Allah menunjukan keberadaan-Nya
dengan memberikan kepadanya kematian. Allah menciptakan manusia, dan berdasrkan ayat berikut:
“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan dia
Maha Halus lagi Maha Mengetahui?. (QS Al Mulk 14). Ia lah satu-satunya yang mengetahui dan
mengenalnya, yang mengajarkan kepadanya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Untuk
itulah,maka satu-satunya tujuan utama yang dimiliki oleh seseorang dalam kehidupan adalah untuk
berdoa kepada Allah, memohon dan menyembah Allah. Untuk alasan yang sama, firman dan wahyu
Allah dikomunikasikan kepada hambanya melaui para pembawa pesan-Nya(nabi) adalah menjadi
petunjuk bagi manusia.
      Al Qur’an adalah kitab yang terakhir dari Allah dan wahyu-Nya yang tidak akan pernah diubah.
      Inilah sebabnya mengapa kita berkewajiban untuk menerima bahwa Al Qur’an sebagai petunjuk
kita yang sebenarnya, dan mencermati semua keputusannya. Hal inilah satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan manusia baik di dunia maupun di alam nanti.
      Namun demikian, kita perlu untuk menelaah dengan penuh kehati-hatian dan dengan penuh
perhatian apa yang diceritakan Al Qur’an kepada kita dan merenungkannya. Di dalam Al Qur’an, Allah
menyatakan bahwa tujuan utama dari diwahyukannya Al Qur’an adalah tidak lain untuk menyuruh
orang agar berpikir;




   (Al Qur’an) ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya mereka diberi
peringatan dengan dia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang
Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.
(QS Ibrahim: 52).



    Berita-berita tentang kaum yang telah ada terlebih dahulu yang merupakan bagian penting
dalam Al Qur’an, jelas-jelas merupakan sebuah hal yang patut untuk kita renungkan. Sebagian besar dari
kaum ini mengingkari para nabi yang diutus kepada mereka dan terlebih lagi menunjukan rasa




                                                                                                     5
kanggus@gmail.com
permusuhan terhadap mereka. Karena keberaniannya, merekapun mengundang kemurkaan Allah kepada
mereka.dan merekapun telah disapu bersih dari muka bumi.
       Al Qur’an menceritakan kepada kita bahwa peristiwa-peristiwa penghancuran ini hendaknya
menjadi peringaatan bagi generasi berikutnya. Sebagai contoh, tepat setelah penggambaran dari
hukuman yang diberikan kepada sekelompok orang Yahudi yang menentang Allah, disini dikatakan
dalam Al Qur’an : “Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa
itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang
bertaqwa. (QS Al Baqarah 66).
       Dalam buku ini, kita akan menelaah tentang masyarakat-masyarakat di masa lampau yang telah
dihancurkan karena penentangan mereka terhadap Allah. Tujuan kita adalah untuk menyoroti semua
peristiwa ini, setiap peristiwa yang merupakan “peringatn bagi mereka di masa itu”, sehingga mereka
dapat menjadikannya sebagai sebuah “peringatan”.
       Alasan kedua kita mempelajari penghancuran ini adalah untuk menunjukkan bahwa apa yang
diungkapkan dalam ayat-ayat Al Qur’an benar-benar terjadi di dunia dan menunjukkan keautentikan
(kebenaran/kesahihan) cerita-cerita dalam Al Qur’an. Di dalam Al Qur’an, Allah menjamin bahwa ayat-
ayat-Nya dapat diamati di dalam konteks dunia luar. “Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia
akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesarnan-Nya, maka kamu akan mengetahuinya.
(QS.An Naml: 93)”.
       Dan mengatahui serfta mengidentifikasi itu semua merupakan salah satu jalan utama yang
membimbing kepada keimanan.
       Hampir semua peristiwa penghancuran yang diceritakan dalam al Qur’an telah menjadi “dapat
dilihat (observable)” dan dapat “dikenali (identifiable)” berkat berbagai penelitian terhadap asip yang
dilakukan akhir-akhir ini serta temuan-temuan arkeologis. Dalam penelitian ini kita akan berhubungan
dengan jejak-jejak dari beberapa peristiwa penghancuran yang disebutkan dalam Al Qur’an. (Ini
haruslah dicatat bahwa beberapa kaum yang diceritakan dalam Al Qur’an belum seluruhnya termasuk
dalam cakupan buku ini, karena di dalam Al Qur’an tidak terdapat waktu dan tempat yang terperinci
yang diberikan tentang peristiwa-peristiwa tersebut, yang hanya disebutkan tentang perilaku
penentangan mereka dan kejahatan terhadap Allah dan para nabi-Nya, dan untuk bencana yang menimpa
mereka sebagai akibat dari perilaku mereka itu. Dengan demikian, orang-orang diserukan untuk
mengambil sebuah peringatan/pelajaran dari mereka).
       Tujuan utama kita adalah untuk melihat berbagai kenyataan dalam Al Qur’an melalui berbagai
penemuan saat ini, sehingga menunjukkan kebenaran dari agama Allah kepada semua orang baik
mereka yang telah beriman maupun yang tidak beriman.




                                                                                                    6
kanggus@gmail.com
                            Mukaddimah (Introduksi)


      Generasi-generasi Masa Lampau


    Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka,
(yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-
negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa
keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi mereka
lah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(QS. At-Taubah: 70)




       Pesan-pesan suci, disampaikan untuk umat manusia oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, telah
dikomunikasikan kepada kita sejak penciptaan umat manusia, Beberapa masyarkat/kaum telah
menerima pesan/ajaran ini sementara yang lain telah mengingkarinya. Adakalanya, ada sejumlah kecil
dari suatu masyarakat yang mau menerima perintah suci tersebut mengikuti seorang pembawa
risalah(nabi).
       Namun sebagian besar dari masyarakat yang telah didatangi risalah suci tersebut tidak bersedia
menerimanya. Mereka tidak hanya mengabaikan pesan suci yang disampaikan oleh sang pembawa
pesan, namun juga berusaha untuk melakkan perbuatan keji terhadap para pembawa pesan dan para
pengikutnya. Para pembawa pesan suci tersebut biasanya dituduh serta difitnah sebagai “pembohong,
sihir, orang yang sakit gila dan penuh dengan kesombongan” dan menjadi pemimpin dari banyak orang
yang harus mereka cari-cari untuk dibunuh.
       Semua hal yang diinginkan oleh para nabi dari kaumnya adalah kepatuhan mereka kepada
Allah. Mereka tidak meminta uang ataupun berbagai keuntungan dunia lainnya sebagai balasan. Dan
juga mereka tidak berusaha memaksa kaum mereka. Yang mereka inginkan hayalah mengajak kaum
mereka kepada agama yang haq dan bahwa mereka seharusnya memulai sebuah jalan hidup yang
berbeda bersama dengan para pengikutnya terpisah dari masyarkat.
       Apa yang telah terjadi antara Syu’aib dan kaum Madyan dimana dia diutus, menggambarkan
hubungan antara nabi dengan kaumnya sebagaimana yang disebutkan dimuka. Reaksi dari suku Syu’aib
terhadap Syu’aib, yang menyerukan kepada mereka untuk beriman kepada Allah dan menghentikan
semua tindakan ketidakadian yang telah mereka lakukan, dan bagaimana itu semua berakhir sangatlah
menarik :




   Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu’aib, Ia berkata: “Hai
kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan jaganlah kamu kurangi takaran
dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan
sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).”
   Dan Syu’aib berkata: “hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan
janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu berbuat




                                                                                                   7
kanggus@gmail.com
kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
    Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang
beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu.
    Mereka berkata: “Hai Syu’aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar
meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang
kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat penyantun
lagi berakal.
    Syu’aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang
nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku
menyalahi perintah-Nya). Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu
daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya
kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah aku kembali.
    Hai kaumku, janganlah hendakya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan
kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud
atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.
    Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi maha Pengasih.
    Mereka berkata: “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu
katakana itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang benar-benar lemah
diantara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang
kamupun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami.
    Syu’aib menjawab: “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut
pandanganmu daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang
dibelakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan”.
    Dan (dia berkata): “Hai kaumku, berbuatalah menurut kemampuanmu, sesungguhya
akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang
menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (tuhanku), sesungguhnya akupun
menungu bersama kamu.”
    Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman
bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan
oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya.
Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk
Madyan sebagaimana kaum Tsamud yang telah binasa. (QS Huud 84-95).




     Dengan memikirkan “batu /prasasti Syu’aib” yang tidak lain kecuali menerukan mereka kepada
kebaikan, kaum Mdyan dihukum dengan kutukan dari Allah dan merekapun telah dibinasakan
sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas. Masyarakat Madyan bukanlah satu-satunya contoh.
Sebaliknya sebagaimana Syu’aib sedang berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat yang telah ada
lebih dahulu sebelum masyarakat Madyan yang telah dibinasakan. Setelah Madyan, banyak masyarakat




                                                                                                 8
kanggus@gmail.com
lain yang juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah.
      Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan menyebutkan masyarakat-masyarakat yang telah
disebutkan diatas yang telah dibinasakan dan sisa-sisa peninggalan mereka. Di dalam Al Qur’an,
masyarakat-masyarakat ini disebutkan secara mendetail dan orang-orang diajak untuk merenungkan dan
mengambil pelajaran serta peringatan tentang bagaimana kaum-kaum ini berakhir.
      Pada titik ini, Al Qur’an secara khusus menarik perhatian terhadap kenyataan bahwa sebagian
besar dari masyarakat yang dihancurkan tersebut memiliki tingkat peradaban yang tinggi. . Di dalam Al
Qur’an, sifat-sifat dari kaum-kaum yang dihancurkan ditekankan sebagai berikut:




     Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang
mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan
itu) telah pernah menjajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari
kebinasaan)?. (QS Qaf 36).



     Dalam ayat tersebut, dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan secara khusus ditekankan.
Yang pertama adalah mereka merasa “lebih besar kekuatannya”. Hal ini berarti bahwa masyarakat-
masyarakat yang telah dibinasakan tersebut telah berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan system
birokrasi militer yang tangguh dan merenggut kekuatan diwilayah mereka berada memalui dengan cara
paksaan kekuatan. Point kedua adalah masyarakt-masyarakat yang telah disebutkan dimuka mendirikan
kota-kota besar yang dihiasai dengan karya-karya arsitektur mereka.
     Hal ini patut untuk diperhatikan bahwa dari kedua macam sifat-sifat ini termasuk yang dimiliki
oleh peradaban yang ada dijaman kita sekarang ini, yang telah membentuk sebuah kebudayaan dunia
yang begitu luas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan telah mendirikan negara-negara
yang tersentralisir, kota-kota besar, namun mereka masih tetap mengingkari dan mengabaikan Allah,
melupakan bahwa semua hal tersebut memungkinkan untuk dibuat kaena Kekuasan Allah saja. Namun,
sebagaimana dikatakan di dalam ayat, peradaban mereka yang telah berkembang tidak bisa
menyelamatkan masyarakat yang telah dihancurkan tersebut, dikarenakan peradaban mereka berdiri
diatas landasan pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari peradaban saat inipun tidak akan berbeda
selama peradaban sekarang ini berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku jahat di dunia.
    Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa diantaraya yang diceritakan dalam Al Qur’an, telah
dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis yang dilakukan di jaman modern, Temuan-temuan ini
yang secara jelas membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al Qur’an benar-benar
pernah terjadi, menjelaskan perlunya untuk menjadi “peringatan terlebih dahulu” yang banyak
digambarkan dalam kisah-kisah Al Qur’an. Allah berfirman di dalam Al Qur’an bahwa penting untuk
“bepergian di muka bumi” dan “melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka”.
    Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu
kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat
bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya
kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu
memikirkanya.




                                                                                                   9
kanggus@gmail.com
    Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harrapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah
meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu
diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-
orang yang berdosa.



    Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kiab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf 109-111).



    Sesungguhnya, terdapat banyak contoh dalam kisah-kisah tentang masyarakat di waktu lampau
bagi orang-orang yang dikaruniai kepahaman. Kehancuran mereka yang disebabkan oleh
pemberontakan mereka terhadap Allah dan penolakan terhadap perintah-perintah-Nya, kaum-kaum ini
mengungkapkan kepada kita betapa lemah dan tidak berdayanya umat manusia dhadapan Allah. Di
dalam halaman-halaman berikut, kita akan mempelajari contoh-contoh dalam susunan yang urut
berdasarkan kronologi kejadiannya.




                                                                                                  10
kanggus@gmail.com
                                          BAB I:
                                        Banjir Nabi Nuh


     Sebagaimana Banjir Nuh itu juga dikisahkan dalam hampir seluruh kebudayaan manusia, banjir
Nuh adalah salah satu dari sekian banyak contoh kisah-kisah yang paling banyak diuraikan dalam al-
Qur'an. Kengganan umat Nabi Nuh terhadap nasehat dan peringatan dari Nabi Nuh, bagaimana reaksi
mereka terhadap risalah Nabi Nuh, serta bagaimana peristiwa banjir selengkapnya terjadi, semuanya
diceritakan dengan sangat detail dalam banyak ayat al-Qur'an.
     Nabi Nuh diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah meninggalkan ayat-ayat Allah dan
menyekutukanNya, dan menegaskan kepada mereka untuk hanya menyembah Allah saja dan berhenti
dari sikap pembangkangan mereka. Meskipun Nabi Nuh telah menasehati umatnya berkali-kali untuk
mentaati perintah Allah serta mengingatkan akan murka Allah, mereka masih saja menolak dan terus
menyekutukan Allah.
     Tentang bagaimana kejadian itu berkembang, dilukiskan dengan jelas dalam ayat-ayat berikut:




     Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata “Hai
kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia.
Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?”. Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di
antara kaumnya menjawab: “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu , yang
bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu . Dan kalau Allah menghendaki ,
tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar seruan (seruan
yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki-
laki yang berpenyakit gila , maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu. Nuh
berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku” .(Al-Mukminun : 23-26)




    Sebagaimana dikemukakan dalam ayat-ayat tersebut, pemuka masyarakat di sekitar Nabi Nuh
berusaha menuduh bahwa Nabi Nuh telah berusaha untuk munjukkan superioritasnya atas masyarakat
lingkungannya, mencari keuntungan pribadi seperti status sosial, kepemimpinan dan kekayaan......
    Karena itulah, Allah menyampaikan pada Rasulullah Nuh bahwa mereka yang menolak kebenaran
dan melakukan kesalahan akan dihukum dengan detenggelamkan, dan mereka yang beriman akan
diselamatkan.
    Maka, pada saat hukuman datang, air dan aliran yang sangat deras muncul dan menyembur dari
dalam tanah, yang dibarengi dengan hujan yang sangat lebat, telah menyebabkan banjir yang dahsyat.
Allah memerintahkan kepada Nuh untuk "menaikkan ke atas berahu pasangan-pasangan dari setiap
species, jantan dan betina, serta keluarganya”. Seluruh manusia di daratan tersebut ditenggelamkan ke
dalam air, termasuk anak laki-laki Nabi Nuh yang semula berpikir bahwa dia bisa selamat dengan
mengungsi ke sebuah gunung yang dekat. Semuanya tenggelam kecuali yang dimuat di dalam perahu
bersama Nabi Nuh. Ketika air surut di akhir banjir tersebut, dan "kejadian telah berakhir", perahu
terdampar di Judi, yaitu sebuah tempat yang tinggi, sebagaimana yang diinformasikan oleh Qur'an




                                                                                                        11
kanggus@gmail.com
kepada kita.
     Studi arkeologis, geologis, dan studi historis menunjukkan bahwa insiden tersebut terjadi dengan
cara yang sangat mirip dan berhubungan dengan informasi al-Qur'an. Banjir tersebut juga digambarkan
secara hampir mirip di dalam beberapa rekaman atas peradaban-pertadaban masa lalu di dalam banyak
dokumen sejarah, meski ciri-ciri dan nama-nama tempat bervariasi, dan "seluruh apa yang terjadi pada
sebuah asbak manusia" disajikan untuk manusia saat ini dengan tujuan sebagai peringatan.
     Di samping dikemukakan dalam Perjanjian Lama, kisah tentang banjir Nuh ini diungkap dengan
cara yang hampir mirip dalam rekaman-rekaman sejarah Sumeria dan Assiria-Babilonia, dalam legenda-
legenda Yunani, dalam Shatapatha, Brahmana serta epik-epik dalam Mahabarata dari India, dalam
beberapa legenda dari Welsh di British Isles, di dalam Nordic Edda, dalam legenda-leganda Lituania,
dan bahkan dalam cerita-cerita yang berasal dari Cina.
     Bagaimana mungkin bisa terjadi, cerita-cerita yang sebegitu detail dan konsisten bisa didapat dari
daratan-daratan yang secara gegografis dan kultural berbeda jauh, yang saling berjauhan letaknya baik
antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, maupun dari tempat-tempat tersebut dengan tempat
terjadinya banjir?.
     Jawabannya sangat jelas: fakta bahwa peristiwa yang sama, yang saling berkaitan dalam berbagai
rekaman sejarah berbagai bangsa tersebut, yang mana sangat kecil kemungkinannya bahwa mereka bisa
saling berkomunikasi (mengingat masih rendahnya peradaban masa itu), itu semua merupakan bukti
yang sangat gamblang bahwa orang-orang dari berbagai bangsa itu menerima pengetahuan tentang
banjir itu dari sebuah sumber Ilahiah. Nampaknya bahwa banjir Nuh, salah satu dari tragedi yang paling
besar dan destruktif sepanjang sejarah itu, telah diriwayatkan oleh banyak Nabi yang diutus ke berbagai
peradaban bangsa-bangsa dengan tujuan untuk memberikan sebuah contoh atau I’tibar. Dengan
demikian bisalah dipahami dengan mudah bahwa berita tentang banjir Nuh itu tersebar dalam berbagai
budaya di dunia.
     Namun, di balik diriwayatkannya kejadian itu dalam berbagai budaya dan sumber-sumber ajaran
berbagai agama, cerita banjir dan tragedi yang terjadi pada masa Nabi Nuh itu telah mengalami
perubahan yang cukup banyak dan telah terpendar dari kisah aslinya dikarenakan kepalsuan berbagai
sumber ceritanya, pemindahan cerita dengan cara yang tidak benar, atau bahkan mungkin dikarenakan
memang sengaja dilakukan untuk suatu tujuan-tujuan yang tidak baik. Riset menunjukkan bahwa, di
antara sekian banyak riwayat tentang banjir Nuh yang secara mendasar masih berkaitan namun dengan
berbagai perbedaan, satu-satunya penggambaran (periwayatan) yang paling konsisten hanya satu, yakni
di dalam al-Qur’an.




      Nabi Nuh dan Banjir dalam al-Qur’an

   Banjir Nuh disebutkan dalam banyak ayat di dalam al-Qur’an. Di bawah ini bisa dilihat ayat-ayat
yang disusun berdasarkan urut-urutan peristiwa banjir tersebut:

      Nabi Nuh Menyeru Kaumnya pada Agama Kebenaran
      Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnyalalu ia berkata: “Wahai kaumku



                                                                                                     12
kanggus@gmail.com
sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selainNya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak
menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)”. (Al-A’raf: 59)


   Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah
kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. QS. Asy-Syuara’: 107-110)



  Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata “Hai
kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia.
Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?”.QS. Al-Mukminun: 23)



  Peringatan Nabi Nuh kepada kaumnya untuk Menghindari Hukuman dari Allah
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan):


      “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”(QS. Nuh: 1)


   Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya
dan yang akan ditimpa azab yang kekal. (QS. Hud:39)


   Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa
azab (pada) hari yang sangat menyedihkan. (QS. Hud: 26)




      Pembangkangan kaum Nabi Nuh
   Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada
dalam kesesatan yang nyata”.(QS. Al-A’raf: 60)


    Mereka berkata: “Hai Nuh sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu
telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang
kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. (QS. Hud: 32)



   Dan mulailah Nuh membuat bahtera . Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan
melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkata Nuh: “Jika kamu mengejek kami, maka
sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). (QS. Hud:
38)



    Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: “Orang ini tidak
lain hanyalah manusia seperti kamu , yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi
dari kamu . Dan kalau Allah menghendaki , tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum




                                                                                               13
kanggus@gmail.com
pernah kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang
dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah)
terhadapnya sampai suatu waktu. (QS. Al-Mukminun: 24-25)



  Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba
Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”.(QS. Al-
Qamar: 9)



      Penghinaan terhadap para pengikut Nabi Nuh
   Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami tidak melihat
kamu , melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-
orang yang mengikuti kamu , melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas
percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan
kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. (QS. Hud: 27)




      Mereka berkata: “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu
ialah orang-orang yang hina?” Nuh menjawab: “Bagaimana aku mengetahui apa yang telah
mereka kerjakan?”. Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku,
kalau kamu menyadari .Dan aku sekali-kali tidka akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku
(ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan. (QS. Asy-Syuara’: 111-115)




      Peringatan Allah agar Nabi Nuh tidak Bersedih
    Dan diwahyukan kepada Nuh , bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara
kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati
tentang apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hud: 36)



      Doa Nabi Nuh
   Maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka , dan selamatkanlah aku
dan orang-orang yang mukmin besertaku. (QS. Asy-Syuara’: 118).


    Maka dia mengadu kepada Tuhannya : “bahwasanya aku ini adalah orang yang
dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku). (QS. Al-Qamar: 10)


  Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang.
Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). (QS. Nuh: 5-6).


 Nuh berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.”(QS. Al-
Mukminun: 26)


      Sesungguhnya Nuh telah menyeru kami : Maka sesungguhnya sebaik-baik yang



                                                                                                    14
kanggus@gmail.com
memperkenankan (adalah Kami).(QS. Ash-Shaffat: 75)


      Pembuatan Kapal (Bahtera)
    Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami , dan janganlah
kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang zalim itu , sesungguhnya mereka itu akan
ditenggelamkan. (QS. Hud: 37)



      Penghancuran umat Nabi Nuh dengan cara Ditenggelamkan
   Maka mereka mendustakan Nuh , kemudian kami selamatkan dia dan orang-orang yang
bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).(QS. Al-A’raf: 64)



      Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.(QS. Asy-Syuara: 120)


   Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara
mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.Maka mereka ditimpa banjir besar , dan mereka
adalah orang-orang yang zalim.(QS. Al- Ankabut: 14)



      Dibinasakannya Putera Nabi Nuh
    Al-Qur’an sehubungan dengan dengan dialog yang terjadi antara Nabi Nuh dan puteranya, pada
tahap-tahap awal dari terjadinya banjir mengungkapkan:


   Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung, dan Nuh
memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat jauh terpencil : “Hai anakku, naiklah (ke
kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya
menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air
bah!”. Nuh berkata : “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang
Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya ; maka jadilah anak itu
termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (QS. Hud: 42-43)




      Diselamatkannya Orang-Orang yang Beriman dari Banjir
  Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh
muatan.(QS. Asy-Syuara: 119).


    Maka kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan kami jadikan
peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (QS. Al-Ankabut: 15)

      Bentuk Fisik dari Banjir yang Terjadi
   Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah . Dan
Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu
urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari




                                                                                                    15
kanggus@gmail.com
papan dan paku. (QS. Al-Qamar: 11-13).


    Hingga apabila perintah Kami datang dan ‘dapur’(permukaan bumi yang memancarkan
air hingga meneyebabkan timbulnya taufan) telah memancarkan air, Kami berfirman:
“Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina),
dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula)
orang-orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. Dan
Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu
berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung, dan
Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat jauh terpencil : “Hai anakku, naiklah
(ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”. (QS.
Hud: 40-42).




   Lalu Kami wahyukan kepadanya : “Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk
Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan ‘tannur’ telah memancarkan air, maka
masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali
orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah
kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu
akan ditenggelamkan.(QS. Al-Mukminun: 27)




      Terdamparnya Perahu di Tempat yang Tinggi
    Dan difirmankan: “Hai bumi tahanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan
airpun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan
dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim”. (QS. Hud: 44)



      I’tibar yang Diambil dari Peristiwa Banjir
   Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa )nenek moyang)
kamu ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar
diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (QS. Al-Haqqah: 11-12)



      Pujian Allah terhadap Nabi Nuh
  “Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”. Sesungguhnya demikianlah kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Ash-Shaffat: 79-81)




                                                                                                   16
kanggus@gmail.com
     Apakah Banjir itu Bencana Lokal Saja ataukah Global ?
      Mereka yang menolak realitas terjadinya Banjir masa nabi Nuh, menopang pendirian mereka
dengan menyatakan bahwa banjir global atas seluruh dunia adalah suatu hal yang mustahil. Bukan hanya
itu, penyangkalan mereka atas terjadinya banjir yang bagaimanapun bentuknya adalah ditujukan untuk
menyerang apa yang telah dikemukakan al-Qur’an. Menurut mereka, semua kitab yang berasal dari
wahyu, termasuk al-Qur’an, mempertahankan pendirian bahwa banjir Nuh adalah banjir yang global,
dan karenanya, seluruh berita itu adalah informasi yang keliru.
      Penolakan terhadap pernyataan al-Qur’an ini tidak benar. Al-Qur’an diwahykan oleh Allah, dan
al-Qur’an ini merupakan satu-satunya kitab suci yang tidak terrubah. Al-Qur’an memandang banjir
dengan sudut pandang yang sangat berbeda dibandingkan cara pandang Pentateuch dan legenda-legenda
tentang banjir yang lain yang diriwayatkan dalam berbagai kebudayaan. Pentateuch, nama bagi lima
buku (kitab) pertama dalam Perjanjian Lama, menyatakan bahwa banjir tersebut bersifal global,
menutupi seluruh bumi. Namun, al-Qur’an tidak memberikan keterangan seperti itu, dan sebaliknya,
ayat-ayat yag relevan dengan peristiwa ini membawa pada suatu kesimpulan bahwa banjir itu hanya
bersifat regional (menutupi wilayah tertentu) dan tidak menutupi seluruh bumi, dan hanya
menenggelamkan umat Nabi Nuh saja yang mereka itu telah diberi peringatan oleh nabi Nuh dan
akhirnya membangkang, sehingga mereka dihukum.
      Ketika riwayat-riwayat tentang banjir dalam Perjanjian Lama dan riwayat-riwayat sejenis dalam
Al-Qur’an diuji, perbedaannya sederhana saja. Perjanjian Lama, yang telah mengalami banyak
perubahan dalam penambahan sepanjang sejarahnya, yang karenya tidak bisa dinilai sebagai wahyu
yang orisinil, menggambarkan bagaimana banjir berawal dalam uraian sebagai berikut:




    “Dan Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia di bumi adalah besar, dan bahwa setiap
imajinasi dari pikiran-pikiran dalam hatinya hanya selalu perbuatan jahat. Dan ini menjadikan
Allah menyesali bahwa Dia telah menciptakan manusia, dan ini menyedihkan hatiNya. Dan
Tuhan berkata, “Saya akan membinasakan manusia yang telah saya ciptakan dari permukaan
bumi; kedua jenis yang ada, manusia dan binatang, dan segala yang merayap, dan unggas-unggas
di udara, yang karena telah mengecewakanKu yang telah mencipatakan mereka. Akan tetapi,
(Nabi) Nuh mendapatkan kasih sayang di mata Tuhan” (Genesis, 6: 5-8)




    Meski demikian, dalam al-Qur’an, diperlihatkan dengan jelas bahwa banjir itu tidak meliputi
seluruh dunia (bumi), tetapi hanya umat Nabi Nuh yang dihancurkan. Tidak berbeda sebagaimana Nabi
Hud diutus hanya untuk kaum ‘Ad (QS. Hud: 50), Nabi Shalih diutus untuk kaum Tsamud (QS. Hud:
61) serta seluruh Nabi kemudian sebelumMuhammad adalah diutus hanya untuk umat mereka saja, Nabi
Nuh hanya diutus untuk umatnya dan banjir tersebut hanya menyebabkan punahnya umat Nabi Nuh;




   Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata):
“Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak
menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang
sangat menyedihkan. (QS. Hud: 25-26)




                                                                                                17
kanggus@gmail.com

   Mereka yang dimusnahkan adalah orang-orang yang secara total tidak menghiraukan Proklamasi
Nabi Nuh akan kerasulannya dan senantiasa menentang. Ayat-ayat yang senada telah menggambarkan
dengan cara yang cukup gamblang:



   Maka mereka mendustakan Nuh , kemudian kami selamatkan dia dan orang-orang yang
bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).(QS. Al-A’raf: 64).



    Di samping itu, dalam al-Qur’an , Allah menegaskan bahwa Dia tidak akan menghancurkan suatu
komunitas masyarakat kecuali seorang rasul telah diutus kepada mereka. Penghancuran terjadi jika
seorang pemberi peringatan telah sampai kepada suatu kaum, dan pemberi peringatan itu didustakan.
Allah menyatakan hal itu dalam Surat al-Qashash:



   Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum dia mengutus di ibukota itu
seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami
membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. (QS. Al-
Qashash: 59).



     Bukanlah cara Allah untuk mengancurkan suatu kaum yang kepada mereka belum Dia turunkan
rasul. Sebagai seorang pemberi peringatan, Nuh hanya diutus untuk kaumnya saja. Karena itu, Allah
tidak menghancurkan kaum-kaum yang kepada mereka tidak Dia utus rasul, akan tetapi Allah hanya
menghancurkan umat Nabi Nuh.
     Dari penyataan-pernyataan dalam al-Qur’an ini, kita bisa memastikan bahwa banjir tersebut
adalah bencana yang bersifat lokal, bukannya global (seluruh dunia). Penggalian-penggalian yang
dilakukan pada daerah-daerah arkeologis yang diperkirakan sebagai lokasi terjadinya banjir – yang nanti
akan kita bahas berikutnya— menunjukkan bahwa banjir tersebut bukanlah sebuah peristiwa global
yang mempengaruhi seluruh bumi, akan tetapi merupakan sebuah bencana yang sangat luas yang
mempengaruhi bagian tertentu dari wilayah Mesopotamia.




      Apakah Seluruh Binatang ikut Dinaikkan ke atas Perahu?
    Para penfasir Bibel yakin bahwa Nabi Nuh memasukkan seluruh species binatang yang ada di
muka bumi ke atas Perahu dan binatang-binatang itu bisa selamat dari kepunahan karena kebaikan Nabi
Nuh itu. Menurut apa yang mereka yakini ini, setiap pasang dari tiap species yang ada di muka bumi
juga dibawa bersama ke atas perahu.
    Mereka yang mempertahankan pernyataan itu dengan tanpa ragu harus menghadapi kejanggalan-
kejanggalan yang serius dalam berbagai hal. Pertanyaan tentang bagaimana berbagai jenis binatang yang
diangkut ke atas perahu itu diberi makan, bagaimana mereka ditempatkan di dalam perahu itu (kandang-
kandang untuk mereka), atau bagaimana mereka dipisahkan satu dengan lainnya adalah pertanyaan-
pertanyaan yang mustahil bisa terjawab. Lagi pula, masih ada beberapa pertanyaan yang tersisa:




                                                                                                      18
kanggus@gmail.com
bagaimana binatang-binatang yang berasal dari berbagai benua (daratan) yang berbeda bisa dibawa
bersamaan – berbagai mamalia yang ada di kutub, kanguru dari Australia, atau bison yang Aneh dari
Amerika?. Juga, masih adalah berbagai pertanyaan lebih banyak lagi, seperti, bagaimana binatang yang
sangat membahayakan – yang berbisa seperi berbagai jenis ular, kalajengking dan binatang-binatang
buas – itu semua bisa ditangkap, serta bagaimana mereka bisa bertahan padahal dipisahkan dari habitat
alamiahnya untuk suatu waktu hingga banjir itu surut?.
    Ini adalah berbagai pertanyaan yang dihadapi oleh Perjanjian Lama. Di dalam al-Qur’an, tidak ada
pernyataan yang mengindikasikan bahwa seluruh species binatang di muka bumi dinaikkan ke atas
perahu. Dan sebagaimana yang telah ditegaskan sebelumnya, banjir tersebut terjadi dalam sebuah
wilayah tertentu saja, sehingga, binatang yang dinaikkan perahu pun hanyalah yang hidup di wilayah di
mana umat Nabi Nuh itu tinggal.




    Meski demikian, ini adalah bukti bahwa mustahil sekalipun hanya untuk mengumpulkan
seluruh jenis binatang yang hidup di wilayah tersebut. Sulit dipikirkan Nabi Nuh beserta
sejumlah kecil orang-orang yang beriman yang menyertainya (QS. Hud: 40) pergi menuju ke
segala penjuru untuk mengumpulan masing-masing dua ekor dari ratusan species binatang di sekitar
mereka. Bahkan, lebih mustahil lagi bagi mereka untuk mengumpulkan berbagai tipe serangga yang
hidup di wilayah mereka, serta untuk memisahkan antara yang jantan dan betina!. Ini alasan mengapa
yang lebih memungkinkan adalah bahwa yang dikumpulkan itu hanya binatang yang bisa dengan mudah
ditangkap dan dipelihara, dan karenanya, binatang tersebut adalah binatang ternak yang secara khusus
berguna bagi manusia. Nabi Nuh agaknya memasukkan ke atas perahu binatang binatang sejenis itu,
yakni seperti, sapi, biri-biri, kuda, unggas, unta dan sejenisnya, karena inilah binatang-binatang yang
dibutuhkan untuk penyangga kehidupan baru bagi di wilayah yang telah kehilangan sejumlah besar
prasarana hidup dikarenakan bencana banjir tersebut.
    Di sini masalah penting terletak pada bahwa kebijaksanaan Ilahiah dalam perintah Allah kepada
Nabi Nuh untuk untuk mengumpulkan berbagai binatang terletak pada arahan untuk menumpulkan
binatang-binatang yang dibutuhkan untuk kehidupan baru setelah banjir berakhir daripada untuk
kepentingan mempertahankan genus berbagai binatang. Selama banjir itu bersifat lokal, maka
kepunahan berbagai jenis binatang tidak akan mungkin terjadi. Agaknya ada kecenderungan bahwa pada
masa setelah banjir, berbagai binatang dari wilayah-wilayah lain bermigrasi ke tempat tersebut dan
memadati daerah tersebut dengan cara kehidupan lama yang pernah ada. Sehingga yang terpenting
adalah bahwa kehidupan bisa dirintis kembali begitu banjir berakhir, dan binatang-binatang yang
dikumpulkan (dan diangkut ke atas perahu) adalah dimaksudkan untuk tujuan perintisan kehidupan
seperti itu.




      Berapa Tinggikah Air Banjir Tersebut?
   Perdebatan lain di seputar masalah banjir itu adalah, apakah banjir itu memancar dan menggenang
sebegitu tingginya sehingga menenggelamkan gunung?. Sebagaimana telah diberitahukan, al-Qur’an
menginformasikan kepada kita bahwa perahu Nabi Nuh itu terdampat di suati tempat yang bernama “al-
Judi” setelah banjir selesai. Kata-kata “judi” secara umum merujuk pada lokasi gunung tertentu,




                                                                                                     19
kanggus@gmail.com
sedangkan kata-kata itu memiliki arti “tempat yang tinggi atau bukit”. Karenanya, hendaknya jangan
dilupakan bahwa di dalam al-Qur’an , “judi” bisa jadi tidak digunakan sebagai nama bagi gunung
tertentu, akan tetapi untuk menunjukkan bahwa perahu telah terdampar dan terhenti pada sebuah tempat
yang tinggi. Di samping itu, makna dari kata-kata “judi” yang disebutkan di atas mungkin juga
memperlihatkan bahwa air bah itu mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak mencapai ketinggian
puncak gunung. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa yang paling memungkinkan adalah bahwa
banjir itu tidak menenggelamkan seluruh bumi dan seluruh gunung sebagaimana digambarkan dalam
Perjanjian Lama, tetapi hanya menggenangi wilayah tertentu saja.




      Lokasi Banjir Nuh
      Daratan Mesopotamia diduga kuat sebagai lokasi di mana banjir masa Nabi Nuh terjadi. Wilayah
ini diketahui sebagai tempat bagi peradaban tertua dalam sejarah. Lagi pula, dengan posisinya yang
berada di antara sungai Tigris dan Eufrat, tempat ini sangat memungkinkan untuk terjadinya sebuah
banjir yang besar. Di antara fakor penyebab terjadinya banjir kemungkinan adalah bahwa kedua sungai
ini airnya meluap dan membanjiri wilayah tersebut.
      Alasan kedua mengapa daerah tersebut diduga kuat sebagai tempat terjadinya banjir adalah bukti-
bukti historis. Dalam rekamana sejarah berbagai peradaban manusia yang pernah menempati lokasi
tersebut, banyak dokumen yang ditemukan telah merujuk pada pernah terjadinya sebuah banjir, dan
banjir itu dalam dokumen tersebut disebutkan terjadi dalam sebuah pereode masa yang sama. Setelah
menyaksikan pembinasaan kaum Nabi Nuh, peradaban-peradaban tersebut agaknya merasa perlu untuk
merekam dalam sejarah mereka, bagaimana banjir itu terjadi, serta bagaimana juga akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh banjir tersebut. Telah diketahui pula, bahwa mayoritas legenda-legenda yang
menceritakan banjir tersebut berasal dari Mesopotamia juga. Yang juga lebih penting bagi kita adalah
temuan-temuan arkeologis. Temuan ini memperlihatkan bahwa sebuah banjir besar pernah terjadi di
wilayah ini. Sebagaimana yang akan kami bahas secara detail pada halaman-halaman berikutnya, banjir
ini telah menyebabkan tertundanya mata rantai perkembangan peradaban untuk selama jangka waktu
tertentu. Dalam penggalian-penggalian yang dilakukan, nampak jejak-jejak dari bencana dahsyat
tersingkap dari timbunan tanah.
      Penggalian-penggalian yang dilakukan di wilayah Mesopotamia telah mengungkap, bahwa
berkali-kali dalam sejarah, wilayah ini menderita berbagai macam bencana sebagai akibat dari berkali-
kali banjir dan meluapnya Sungai Eufrat dan Tigris. Sebagai misal, pada millenium kedua Sebelum
Masehi (SM), pada masa Ibbi-sin, penguasa dari bangsa Ur yang besar, yang berlokasi di sebelah selatan
Mesopotamia, sebuah tahun tertentu ditandai dengan “sesudah terjadinya sebuah banjir yang telah
melenyapkan garis batas antara surga-surga dan bumi”1 . Di sekitar tahun 1700 Sebelum Masehi (SM),
pada masa kekuasaan Hamurabi dari Babilonia, sebuah tahun dikenang sebagai sebuah masa dimana
terjadi di dalamnya insiden “ hujan di kota Eshnunna yang disertai dengan banjir”.
      Pada abad ke 10 SM, pada masa pemerintahan Nabu-mukin-apal, sebuah banjir terjadi di kota
Babilon.2 Setelah masa kehidupan Isa (Jesus) pada abad ke 7, 8, 10, 11, dan 12, banjir-banjir yang dinilai
bersejarah (penting) terjadi dalam wilayah tersebut. Dalam abad ke 20, kejadian yang sama terjadi pada
tahun 1925, 1930, dan 1954.3 Jelaslah sudah, bahwa wilayah ini telah menjadi obyek bagi terjadinya




                                                                                                       20
kanggus@gmail.com
bencana banjir, dan sebagaimana ditunjukkan dalam al-Qur’an, bahwa rupa-rupanya sebuah banjir yang
massif telah menghancurkan dan membinasakan sebuah komunitas manusia secara keseluruhan.


      Bukti-Bukti Arkeologis tentang Banjir
     Bukanlah suatu hal yang kebetulan bila masa sekarang ini kita sedang mengungkap jejak-jejak
dari mayoritas komunitas manusia yang oleh al-Qur’an dikatakan telah dibinasakan. Bukti-bukti
arkeologis menyajikan fakta, bahwa semakin mendadak kehancuran sebuah komunitas terjadi, semakin
memungkinkan bagi kita untuk melacak jejak-jejaknya.
     Dalam kasus apabila sebuah peradaban hancur secara tiba-tiba, yang ini bisa saja terjadi karena
bencana alam, perpindahan tempat (migrasi) yang mendadak, atau karena perang, jejak-jejak peradaban
sering bisa lebih terpelihara. Rumah-rumah yang mereka huni, peralatan-peralatan yang mereka gunakan
dalam kehidupan sehari-hari, tidak lama kemudian akan terkubur di bawah bumi. Jadi, jejak-jejak
peninggalan mereka itu bisa terpelihara dalam waktu yang lama dan tidak tersentuh oleh manusia, dan
itu semua merupakan bukti yang penting tentang sejarah masa lampau bila diungkapkan pada saat
sekarang.
     Inilah masalah besar sehubungan dengan bukti tentang Banjir masa Nabi Nuh yang telah diungkap
pada saat ini. Walaupun peristiwa penghancuran kaum Bani Nuh itu telah terjadi sekitar millenium
ketiga sebelum Masehi (SM), banjir itu telah mengakhiri seluruh peradaban untuk jangka waktu tertentu,
dan kemudian, menyebabkan lahirnya lagi sebuah peradaban yang baru di daerah tersebut. Jadi, bukti-
bukti yang muncul tentang banjir ini telah terpelihara selama ribuan tahun agar kita bisa mengambil
pelajaran darinya.
     Usaha-usaha penggalian telah dilakukan dalam rangka menginvestigasi peristiwa banjir yang telah
menenggelamkan daratan-daratan di wilayah Mesopotamia. Dalam penggalian-penggalian yang
dilakukan di wilayah tersebut, di empat kota utama ditemukan jejak-jejak yang menunjukkan bahwa
telah terjadi sebuah banjir yang besar. Kota-kota tersebut adalah kota-kota penting di Mesopotamia; Ur,
Erech, Kish, dan Shuruppak.
     Penggalian-penggalian yang dilakukan di kota-kota ini telah mengungkap bahwa semua dari
empat kota ini telah dilanda sebuah banjir pada sekitar millenium ketiga Sebelum Masehi.
     Pertama, mari kita lihat penggalian-penggalian yang dilakukan di Kota Ur.
     Sisa-sisa tertua dari sebuah peradaban yang tersingkap dari penggalian di kota Ur, yang telah
diganti namanya menjadi “Tell al Muqayyar” pada masa sekarang ini, menunjuk pada suatu masa 7000
tahun SM. Sebagai sebuah situs yang pernah menjadi lokasi bagi peradaban-peradaban tertua, kota Ur
telah menjadi sebuah wilayah hunian di mana berbagai kebudayaan tampil silih berganti.
     Temuan arkeologis dari kota Ur memperlihatkan bahwa di sinilah peradaban telah pernah terputus
setelah terjadinya sebuah banjir dahsyat, dan kemudian, peradaban-peradaban baru tampil. R.H. Hall
dari British Museum melakukan penggalian yang pertama di tempat ini. Leonard Woolley yang
melakukan penggalian meneruskan setelah Hall, yang juga menjadi supervisor (pengawas/pembimbing)
penggalian yang secara kolektif diorganisir oleh the British Museum dan University of Pensilvania.
Penggalian-penggalian yang dilakukan oleh Woolley, yang telah memberikan pengaruh besar di seluruh
dunia, berlangsung dari 1922 sampai 1934.




                                                                                                    21
kanggus@gmail.com
     Penggalian yang dilakukan Sir Woolley mengambil lokasi di tengah-tengah padang pasir antara
Baghdad dan Teluk Persi. Pendiri pertama kota Ur adalah orang-orang yang datang dari Mesopotamia
Utara dan mereka menyebut diri mereka dengan “Ubaidian”. Pada awalnya, penggalian itu dilakukan
untuk menghimpun informasi berkenaan dengan orang-orang tersebut. Penggalian yang dilakukan
Woolley digambarkan oleh seorang arkeolog Jerman, Werner Keller, sebagai berikut:
     “Kuburan Raja-Raja Ur”- begitu ungkap Woolley dalam kegembiraan besar tatkala menemukan,
telah membubuhkan lubang kuburan bagi kejayaan Sumeria, yang kehebatan kekuasaannya telah
tersingkap saat skop/cangkul para arkeolog mengenai sebuah tanggul sepanjang 50 kaki di sebelah
selatan candi dan ditemukan sebuah deretan panjang dari pekuburan yang sangat menarik.
Kubah/kolong batu yang ditemukan benar-benar merupakan peti-peti harta yang berharga, yang
dipenuhi dengan piala-piala yang mahal, kendi-kendi dan vas-vas yang dibentuk secara menakjubkan,
barang becah belah terbuat dari perunggu, kepingan-kepingan mutiara, lapis lazuli, dan perak yang
mengelilingi tubuh-tubuh tersebut, yang telah terbentuk menjadi debu/abu. Barang-barang semacam
kecapi dan lyre disandarkan di dinding-dinding. “Hampir hanya dalam sekali” dia kemudian menulis
dalam buku hariannya, “penemuan-penemuan dihasilkan yang telah memberikan ketegasan tentang
kecurigaan-kecurigaan kami. Tepat di bawah lantai dari salah satu lubang kubur para raja kami
menemukan sebuah lapisan abu berbagai tablet tanah liat, yang tertutupi oleh huruf-huruf yang jauh
lebih tua dibandingkan dengan prasasti di atas kuburan. Dengan mendasarkan pada sifat dari tulisan
yang ada, tablet-tablet tersebut bisa diduga dibuat pada sekitar tahun 3000 SM. Berarti, itu dua atau tiga
abad lebih awal dari lubang kuburan tersebut.”
     Terowongan/lubang itu ternyata masih bisa dirunut lebih dalam. Tingkatan yang baru, dengan
pecarhan-pecahan kendi, pot dan mangkuk masih tetap nampak terjaga. Para ahli (ilmuwan)
memperhatikan bahwa barang-barang tembikar itu masih cukup mengejutkan karena tetap tidak
berubah. Benar-benar nampak seperti yang telah ditemukan di pekuburan para raja. Karena itulah,
nampaknya selama beberapa abad peradaban Sumeria tidak mengalami perubahan yang radikal. Mereka
tentulah, menurut kesimpulan yang bisa ditarik, telah mencapai tingak perkembangan yang tinggi yang
menakjubkan pada awal peradaban mereka.
     Setelah beberapa hari penggalian dilakukan, beberapa pekerja Woolley berteriak kepadanya, “Kita
telah sampai paga lapisan dasar (ground)”, dia kemudian turun sendiri menuju lantai lubang galian agar
bisa puas menyaksikan. Semula, pikiran Woolley adalah bahwa “Ini adalah penggalian yang terakhir”.
Wujudnya adalah pasir, pasir murni yang hanya bisa dikandung oleh air.
     Mereka memutuskan untuk menggali lapisan tersebut dan membuat lubang lebih dalam lagi.
Semakin dalam, semakin dalam menuju dasar: tiga kaki, enam kaki -- masih penuh lumpur. Tiba-tiba,
pada kedalaman sepuluh kaki, lapisan lumpur terhenti tiba-tiba. Di bawah deposit tanah liat ini sekitar
sepuluh kaki tebalnya, mereka menemukan bukti-bukti baru dari hunian manusia. Wujud dan kualitas
dari tembikar telah jelas berubah. Di sini, barang-barang itu adalah bikinan tangan. Besi belum juga
ditemukan di sini. Peralatan primitif yang nampak adalah peralatan yang terbuat dari tebangan batu api.
Ini mesti terjadi pada masa Zaman Batu!.
     Banjir. Itulah penjelasan yang paling mungkin bagi deposit yang tanah liat yang besar di bawah
bukit di kota Ur, yang secara cukup jelas telah memisahkan dua zaman kehidupan. Samudera telah




                                                                                                       22
kanggus@gmail.com
meninggalkan jejak-jejak yang tidak terpungkiri dalam bentuk sisa-sisa organisme laut yang
terlekat/tersimpan dalam lumpur.4
   Analisa dengan mikroskop mengungkapkan bahwa deposit tanah liat di depan bukit di kote Ur
telah terkumpul disebabkan oleh banjir yang begitu besar yang telah meludeskan peradaban Sumeria
kuno. Epik tentang Gilgamesh dan cerita tentang Nuh tersatukan dengan lubang galian yang dalam di
bawah gurun Mesopotamia.
     Max Mallowan menghubungkan pikiran-pikiran Leonard Woolley , yang menyatakan bahwa
endapan massif yang besar itu terbentuk dalam satu waktu tertentu yang hanya bisa terjadi dikarenakan
bencana banjir yang sangat besar. Woolley juga menggambarkan tentang permukaan banjir yang telah
memisahkan kota di Sumeria, kota Ur dengan kota Al-Ubaid yang penduduknya biasa bekerja mengecat
barang tembikar, sebagaimana yang masih tersisa dari peristiwa banjir tersebut.5
   Ini semua menunjukkan bahwa kota Ur adalah salah satu dari berbagai daerah yang terkena banjir.
Werener Keller mengekspressikan arti penting dari penggalian yang telah disebutkan di atas dengan
menyatakan bahwa hasil dari sisa-sisa kota di bawah lapisan tanah lumpur dalam penggalian arkeologis
di Mesopotamia membuktikan bahwa dahulu kala pernah terjadi banjir di tempat ini.6
   Kota lain yang masih menyimpan jejak-jejak dari banjir Nuh adalah kota Kish di Sumeria, yang
saat ini dikenal dengan nama “Tall al-Uhaimer”. Menurut sumber-sumber Sumeria kuno, kota ini
merupakan tempat kedudukan “tahta dari dinasi ‘postdiluvian’ yang pertama”.7
   Kota Shurrupak di sebelah selatan Mesopotamia , yang saat ini diberi nama dengan “Tall Far’ah”,
demikian juga, menyimpan jejak-jejak yang masih terlihat dari peristiwa banjir tersebut. Studi
arkeologis yang dilakukan di kota ini dipimpin oleh Erich Schmidt dari the University of Pensilvania
antara tahun 1922-1930. Penggalian-penggalian yang dilakukan mengungkapkan adanya tiga lapisan
yang pernah dihuni oleh manusia dalam rentang waktu sejak masa pra sejarah hingga dinasti Ur ketiga
(2112-2004 SM). Temuan yang paling istimewa adalah reruntuhan dari sebuah bangunan rumah-rumah
yang bagus sepanjang tablet (belahan-belahan batu/prasasti) tulisan-tulisan kuno berbentuk baji
(cuneiform) dari simpanan administrasi dan daftar-daftar kata, mengindikasikan adanya sebuah
masyarakat yang telah berkembang maju hingga akhir millenium keempat Sebelum Masehi.8
   Masalah terpenting adalah bahwa sebuah banjir besar telah bisa dipahami dengan jelas terjadi di
kota ini pada sekitar 2900-3000 SM. Menurut perhitungan yang dilakukan Mallowan, 4-5 meter di
bawah tanah, Schmidt telah mencapai lapisan tanah kuning (yang dibentuk oleh banjir) yang terbentuk
dari sebuah campuran antara tanah liat dan pasir. Lapisan ini lebih dekat ke dataran daripada profil
tumulus dan bisa diamati seluruhnya di seputar tumulus…. Schmidt mendefinisikan bahwa lapisan ini
terbentuk dari campuran tanah liat dan pasir, yang masih tersisa sejak masa Kerajaan Kuno Cemdet
Nasr, sebagai “sebuah pasir yang masih dengan keasliannya di dalam sungai” dan ini diasosiasikan
dengan Banjir Nuh.9
   Di dalam penggalian yang dilakukan di kota Shuruppak, sisa-sisa sebuah banjir bisa ditemukan
yang masih berhubungan dengan kurang lebih tahun 2900-3000 SM. Mungkin, kota Shuruppak terkena
imbas dari banjir sebebesar imbas yang diderita kota-kota lain.10
   Tempat (kota) yang terakhir yang terkena banjir adalah kota Erech hingga sebelah selatan kota
Shuruppak yang saat ini dikenal dengan nama “Tall al-Warka”. Di kota ini, sebagaimana di kota-kota




                                                                                                    23
kanggus@gmail.com
yang lainnya, lapisan sebuah banjir juga nampak. Lapisan ini merujuk pada masa 2900-3000 SM
sebagaimana yang lain.11
   Sebagaimana diketahui dengan baik, sungai Eufrat dan Tigris memotong menyeberangi
Mesopotamia dari ujung satu ke ujung yang lain. Nampaknya bahwa selama masa itu, dua sungai ini dan
disertai banyak sumber mata air, besar maupun kecil, meluap, dan, dengan bersatunya dengan air hujan,
telah menyebabkan sebuah banjir yang dahsyat. Peristiwa itu digambarkan dalam al-Qur’an:




   Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah (11). Dan
Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu
urusan yang sungguh telah ditetapkan (12). (QS. Al-Qamar: 11-12).



   Ketika faktor-faktor yang menyebabkan banjir itu dibahas satu persatu, nampaklah bahwa
kesemuanya itu merupakan fenomena yang sangat alami. Adapun yang menjadikan peristiwa itu penuh
mukjizat adalah karena kejadiannya pada saat yang bersamaan dengan peringatan Nabi Nuh kepada
kaumnya tentang akan datangnya bencana semacam itu sebelumnya.
   Pengujian terhdap bukti yang didapat dari studi yang komplet mengungkapkan bahwa daerah
banjir membentang sekitar 160 km (lebar) dari timur sampai barat, dan 600 km (panjang) dari utara
sampai selatan. Ini menunjukkan bahwa banjir tersebut menutupi seluruh daratan-daratan di
Mesopotamia. Ketika kita membahas urut-urutan kota Ur, Erech, Shuruppak dan Kish yang
menyembulkan jejak-jejak banjir Nuh, kita melihat bahwa kota-kota ini berada dalam satu garis
sepanjang rute tersebut. Karena itulah, banjir tersebut pastilah telah mengenai keempat kota ini dan
daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu, harus dicatat bahwa pada sekitar 3000 tahun BC, struktur
geografis dari daratan Mesopotamia berbeda dengan kondisi yang ada sekarang. Pasa masa tersebut,
posisi sungai Eufrat terletak lebih ke timur dibandingkan dengan posisi sungai tersebut saat ini; garis
arus sungai ini ternyata dulunya sama dengan garis yang melewati menembus kota Ur, Erech,
Shuruppak dan Kish. Dengan terbukanya “mata air di bumi dan di surga”, agaknya sungai Eufrat meluap
dan mengalir tersebar sehingga merusak empat kota yang disebut di atas.




      Agama dan Kebudayaan yang Menceritakan Banjir Nabi Nuh
   Peristiwa Banjir Nuh tersebut disebarluaskan ke hampir semua manusia (kaum) lewat lesan para
Nabi yang menyampaikan Agama yang Benar, tetapi akhirnya cerita itu menjadi legenda-legenda
berbagai kaum-kaum itu, dan kisah itu mengalami penambahan-penambahan dan juga pengurangan-
pengurangan dalam periwayatannya.



    Allah telah menyampaikan kisah tentang Banjir Nuh kepada manusia melalui para rasul dan kitab-
kitab yang Dia turunkan kepada berbagai masyarakat agar hal itu menjadi peringatan atau permisalan.
Dalam setiap masa teks atau kitab-kitab tersebut telah dirubah dari aslinya, dan penuturan tentang banjir
Nuh itu juga telah ditambah-tambahai dengan unsur-unsur yang mistis. Hanyalah al-Qur’an lah sumber
yang masih memiliki kesamaan yang mendasar dengan temuan-temuan dan observasi empiris. Hal ini
hanya tidak lain karena Allah menjaga al-Qur’an dari perubahan, meski hanya sebuah perubahan kecil




                                                                                                       24
kanggus@gmail.com
sekalipun, dan Dia tidak mengizinkan al-Qur’an itu terkurangi. Menurut padangan al-Qur’an berikut ini
“Kami telah dengan tanpa keraguan menurunkan risalah, dan Kami dengan pasti akan menjaganya (dari
pengurangan)”(QS.Al-Hijr: 9), al-Qur’an berada di bawah pengawasan khusus Allah.
    Dalam bagian terakhir dari bab ini yang berkaitan dengan banjir, kita akan melihat, bagaimana
insiden banjir itu diilustrasikan –meski telah terjadi manipulasi/pengurangan – dalam berbagai
kebudayaan dan di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.




      Banjir Nabi Nuh dalam Perjanjian Lama
      Kitab yang sebenarnya diwahyukan kepada nabi Musa adalah Taurat. Hampir semua sisa-sisa
wahyu dan buku-buku yang berkaitan dengan Injil “Pentateuch (lima buku pertama dari Kitab perjanjian
Lama)”, seiring dengan berjalannya waktu, telah lama kehilangan hubungannya dengan wahyu yang
asli. Bahkan, kemudian bagian yang paling meragukan tersebut telah diubah oleh para rabi (pendeta)
dari masyarakat Yahudi. Sama halnya dengan wahyu-wahyu yang dikirimkan kepada nabi-nabi lain
yang diutus kepada Bani Israel setelah nabi Musa, juga mendapat perlakuan yang sama dan mengalami
perubahan yang luar biasa. Inilah sebab yang menjadikan kita untuk menyebut buku-buku itu sebagai
“Pentateuch yang telah dirubah (Altered Pentateuch)” dikarenakan telah kehilangan hubungannya
dengan aslinya, membawa kita untuk menganggapnya lebih hanya sebagai bikinan manusia semata yang
berupaya untuk mencatat sejarah suku bangsanya daripada menganggapnya sebagai sebuah kitab suci.
Tidaklah mengherankan jika ciri-ciri dari Pentateuch yang telah dirubah itu dan berbagai kontradiksi
yang terkandung didalamnya bisa dengan mudah terungkap dalam pemaparannya terhadap cerita tentang
nabi Nuh meskipun mempunyai berbagai kesaman dalam sebagian yang diceritakan dengan al-Qur’an.
       Menurut Perjanjian Lama, Tuhan memerintahkan kepada Nuh bahwa semua orang kecual para
pengikutnya akan dihancurkan karena bumi telah penuh dengan berbagai macam tindak kekerasan. Dan
akhirnya Tuhan memerintahkan mereka untuk membuat sebuah Perahu dan menyebutkan secara detail
bagaimana cara mengerjakannya. Tuhan juga mengatakan kepadanya (Musa) untuk membawa
keluarganya, tiga orang anaknya, istri-istri anaknya, dua (sepasang) dari setiap mahkluk hidup dan
berbagai persedian bahan pangan.
       Tujuh hari kemudian, ketika waktu banjir telah tiba, semua sumber yang ada di dalam tanah
mendadak terbuka lebar, pintu-pintu surga terbuka dan sebuah banjir besar menenggelamkan semuanya.
Hal ini berlangsung selama empat puluh hari dan empat puluh malam. Kapal yang dtumpangi Nuh
beserta pengikutnya berlayar diatas air yang menutupi semua pegunungan dan dataran tinggi. Mereka
yang berada di dalam kapal bersama Nuh diselamatkan dan mereka yang tidak ikut ke dalam kapal dan
terbawa oleh air bah tersebut ditenggelamkan hingga mati. Hujan berhenti setelah banjir terjadi, yang
terjadi selama 40 hari 40 malam, dan airpun mulai surut 150 hari kemudian.
       Setelah berada pada hari ke tujuh belas dari bulan ke tujuh, kapal tersebut berhenti di gunung
Ararat (Agri). Nuh memerintahkan seekor merpati untuk melihat apakah air telah benar-benar surut atau
tidak, dan ketika akhirnya merpati tersebut tidak kembali lagi, ia menyadari bahwa air telah benar-benar
surut. Tuhan memerintahkannya untuk keluar dari kapal dan menyebar ke seluruh penjuru bumi.
       Salah satu kontradiksi yang terdapat dalam kisah yang terdapat dalam perjanjian Lama ini
adalah; berdasarkan ringkasan ini, dalam versi tulisan yang “berbau Yahudi”, dikatakan bahwa Tuhan




                                                                                                     25
kanggus@gmail.com
memerintahkan kepda Nuh untuk membawaa tujuh dari binatang-binatang tersebut, jantan dan betina, Ia
(Tuhan) menyebut-Nya ”clean(halal)” dan hanya pasangan-pasangan binaang-binaang tersebut Ia sebut
“unclean(haram)”. Hal ini bertentangan dengan teks dibawah ini. Disamping itu dalam Perjanjian Lama,
jangka waktu terjadinya banjir juga berbeda. Menurut versi yang berbau Yahudi itu, peristiwa naiknya
air akibat banjir terjadi selama 40 hari, sedangkan berdasarkan pendapat orang-orang awam, dikatakan
terjadinya selama 150.
      Sebagian dari Perjanjian Lama yang menceritakan tentang banjir Nuh mengatakan ; Dan Tuhan
berkata kepada Nuh, akhir dari semua jasad manusia adalah menghadap kepadaKu; dan karena bumi
telah penuh dengan kekerasan; maka lihatlah Aku akan menghancurkan mereka bersama dengan bumi.
Maka kamu buatlah perahu dari kayu gopher;…..
      ..Dan, lihatlah meskipun Aku memberikan banjir yang membanjiri seluruh bumi untuk
menghancurkan semua manusia, dimana semua yang bernafas, dari bawah surga; (dan)setiap yang ada
dibumi akan mati. Namun bersamamu Aku akan menetapkan janjiKu; dan kamu akan masuk ke dalam
perahu, kau dan anakmu, dan istrimu, dan istri-istri anak-anak mu. Dan semua mahkluk hidup, dua
(sepasang) dari setiap mahkluk kamu bawa ke dalam perahu, untuk tetap menjaga mereka hidup
bersamamu; mereka haruslah jantan dan betina…




   …demikianlah yang dilakukan Nuh; berdasrkan semua yang Tuhan perintahkan
kepadanya. (Genesis 6:13-22).


    Dan perahupun berhenti pada bulan ke tujuh, pada hari ke tujuhbelas dari bulan tersebut
di atas gunung Ararat. (Genesis 8:4).


    Setiap binatang yang halal kamu bawa sebanyak tujuh ke dalam perahu jantan dan
betinanya, dan biatang yang tidak halal kamu bawa sebanyak dua jantan dan betinanya, unggas
juga kamu ambil dari udara sebanyak tujuh, jantan dan betinanya, untuk menjaga agar bebih
tetap hidup diseluuh penjuru bumi (Genesia 7:2-3).



    Dan Aku akn menepati janjiKu terhadapmu, dan semua orang-orang yang lain akan
ditenggelamkan oleh air banjir, dan banjir akan lebih banyak lagi yang akan menghancurkan
dunia (Genesis, 9:11).



    Berdasarkan kepada Perjanjian Lama, berkenaan dengan keputusan yang menyatakan bahwa
“semua mahkluk hidup yang ada di dunia akan mati” dalam sebuah banjir yang menggenagi seluruh
permukaan bumi, maka semua orang dihukum, dan yang selamat hanyalah mereka yang berlayar dengan
perahu bersama Nuh.




                                                                                                  26
kanggus@gmail.com
      Banjir Nuh dalam Perjanjian Baru
      Perjanjian Baru yang kita miliki saat ini adalah bukan sebuah Kitab Suci dalam arti kata yang
sebenarnya. Terdiri dari perkataan dan perbuatan dari ‘Isa (jesus), Pernanjian Baru dimulai dengan
empat “Gospels (ajaran)” yang ditulis satu abad setelah kematian ‘Isa oleh orang-orang yang belum
pernah melihatnya atau berteman dengan Isa; mereka (para penulis) ini bernama Matius, Markus, Lukas
dan Johanes . Terdapat berbagai kontradiksi yang sangat gamblang diantara keempat gospel (ajaran) ini.
Khususnya Gospel of John (Johanes) yang sangat memiliki banyak perbedaan dengan dari ketiga yang
lain (Synoptic Gospel), meski dalam beberapa tingkat tertentu memiliki kesamaan. Buku-buku lain dari
Perjanjian Baru terdiri dari surat-surat yang ditulis oleh Apostle (utusan/rasul) dan Saul dari Tarsus
( yang kemudian disebut dengan Saint Paul) menyebutkan perbuataan setelah kematian Isa.
      Namun demikian Perjanjian Baru yang terdapat saat ini bukan lagi merupakan sebuah naskah
suci namun lebih merupakan sebuah buku semi-sejarah semata.
      Dalam Perjanjian Baru, banjir Nuh disebutkan secara singkat sebagai berikut; Nuh diutus
sebagai seorang pembawa pesan kepada sebuah masyarakat yang tidak patuh dan tersesat, namun
kaumnya tidak mau mengikutinya dn meneruskan penyimpangan mereka, kemudian Allah menimpakan
kepada mereka yang menolak keimanan dengan sebuah peristiwa banjir dan menyelamatkan Nuh dan
para pengikutnya dengan menempatkan mereka ke dalam perahu. Beberapa bab dri perjanjian Baru yang
berkaitan dengan hal ini adalah sebagai berikut;




    Tetapi, pada masa Nabi Nuh, dan juga kedatangan seorang anak laki-laki. Dan pada hari-
hari di mana mereka sebelum datangnya banjir, mereka makan dan minum, mereka menikah dan
saling memberi dalam pernikahan itu, hingga datanglah suatu waktu ketika Nuh masuk ke dalam
perahu, dan mengertilah dia tidak lebih hingga datangnya banjir, dan dia membawa mereka
semua menjauh, demikian juga dengan datangnya seorang anak lelaki itu. (Matius, 24:37-39).




   Dan terpisah, bukan di bumi yang telah tua, tetapi selamatlah Nuh sebagai orang yang ke
delapan, seorang penyeru kesalehan, membawa dalam banjir ke atas dunia yang tidak taat pada
Tuhan. (Peter kedua,2: 5)



   Dan sebagaimana pada hari-hari masa Nuh, dan seharusnya juga juga pada masa seorang
anak laki-laki. Mereka makan, minum, menikahi isteri, mereka saling diberi dalam perkawinan,
hingga datanglah suatu hari ketika Nuh memasuki perahu, dan banjir datang, dan
menghancurkan mereka semua. (Lukas, 17: 26-27).



    Di saat mereka itu ingkar (tidak mentaati), ketika suatu masa Tuhan lama menderita
menunggu di masa Nuh, sembari perahu dipersiapkan, dalam jumlah beberapa, delapan jiwa
diselamatkan oleh air. (Peter pertama, 3:20).



   Dikarenakan mereka mengabaikan, bahwa dengan kata Tuhan surga-surga menjadi tua,
dan bumi mempertahankan air dan berada di dalam air: Di mana bumi kemudian, diluapi




                                                                                                   27
kanggus@gmail.com
dengan banjir, dibinasakan. (Peter kedua,3:5-6).


      Peristiwa Terjadinya Banjir dalam Kebudayaan Lain
      Dalam Kebudayaan Sumeria
    Tuhan/ Dewa yang bernama Enlil berkata kepada suatu kaum bahwa tuhan yang lain ingin
menghancurkan umat manusia, namun ia sendiri berkenan untuk meyelamatkan mereka. Pahlawan
dalam kisah ini adalah Ziusudra, raja yang taat kepada raja negeri Sippur. Tuhan Enlil menyuruh
Ziusudra apa yang harus dilakukan untuk bisa selamat dari banjir. Naskah yang berkaitan dengan
pembuatan kapal tersebut telah hilang, namun fakta bahwa bagian ini pernah ada, diungkapkan dalam
bagian yang menyebutkan bagaimana Ziusudra diselamatkan. Berdasarkan versi bangsa Babylonia
tentang banjir, bisa disimpulkan bahwa dalam versi bangsa Sumeria pun, tentulah terdapat perincian
yang lebih luas secara utuh tentang kejadian tersebut, tentang sebab-sebab terjadinya banjir dan
bagaimana perahu tersebut dibuat.




      Dalam Kebudayaan Babilonia
    Ut-Napishtim adalah persamaan tokoh bangsa Babilonia terhadap pahlawan dalam peristiwa
banjir dalam kisah bangsa Sumeria yaitu Ziusudra. Tokoh penting yang lain adalah Gilgamesh. Menurut
legenda, Gilgamesh memutuskan untuk mencari dan menemukan para leluhurnya untuk mengupayakan
rahasia kehidupan yang abadi. Ia melakukan sebuah perjalanan yang menentang bahaya dan pebuh
dengan kesulitan. Ia diperintahkan supaya melakukan sebuah perjalan dimana ia harus melewati
“Gunung Mashu dan air kematian” dan sebuah perjalanan yang hanya dapat diselesaikan oleh seorang
anak tuhan bernama Shamash. Namun Gilgamesh tetap dengan gagah berani melawan semua bahaya
selama perjalanan dan akhirnya berhasil mencapai Ut-Napishtim.
      Naskah ini dipotong/selesai pada titik dimana terjadi pertemuan antara Guilgamesh dan Ut-
Napishtim, dan ketika akhirnya menjadi jelas, Ut-Napishtim bekata kepada Gilgamesh bahwa “para
tuhan hanya menyimpan rahsia kematiandan kehidupam untuk diri mereka sendiri” (yang mereka tidak
akan memberikannya kepada manusia). Atas jawaban ini Gilgamesh bertanya kepada Ut-Napishtim
bagaimana ia dapat memperoleh keabadian; dan Ut-Napishtim menceritakan kepadanya kisah tentang
banjir sebagai jawaban atas pertanyaannya. Banjir tersebut juga diceritakan dalam kisah “duabelas meja
(twelve tables) “ yang terkenal dalam epik tentang Gilgamesh.
      Ut-Napishtim memulainya dengan mengatakan bahwa kisah yang akan diceritakan kepada
Gilgamesh adalah merupakan“sesuatu yang rahasia, sebuah rahasia dari tuhan”. Ia berkata bahwa ia dari
kora Shuruppak, kota tertua diantara kota-kota di daratan Akkad. Berdasarkan ceritanya, tuhan “Ea”
telah menyerukan kepaanya melalui tembok gubuknya dan mengumumkan bahwa tuhan-tuhan telah
memutuskan untuk menghancurkan semua benih kehidupan dengan perantaraan sebuah banjir; namun
alasan tentang keputusan mereka tidaklah diterangkan dalam cerita banjir bangsa Babylonia
sebagaimana telah diterangkan dalam kisah banjir bangsa Sumeria. Ut-Napishtim berkata bahwa Ea
telah menyuruhnya untuk membuat sebuah perahu dimana ia harus membawa serta dan membwa
“benih-benih dari semua makhluk hidup”. Ea memberitahukan kepadanya tentang ukuran dan bentuk
dari kapal tersebut, berdasarkan hal ini, lebar, panjng dan ketinggian dari kapal sama satu sama dengan




                                                                                                     28
kanggus@gmail.com
yang lain. Badai besar menjungkirbalikan semuanya dalam waktu enam hari dan enam malam. Pada hari
yang ke tujuh, badai mulai reda. Ut-Napishtim melihat bahwa diluar kapal, “telah berubah menjadi
Lumpur yang lengket’. Dan sang kapalpun berhenti di gunung Nisir.
      Menurut catatan bangsa Sumeria dan Babylonia, Xisuthros atau Khasisatra diselamatkan dari
banjir oleh sebuah kapal dengan panjang 925 meter, bersama dengan keluarga dan teman-temannya dan
bersama burung-burung dan berbagai jenis binatang. Hal ini dikatkan bahwa “air terbentang menuju ke
surga, lautan menutupi pantai dan sungai meluap dari dasar sungai”. Dan kapalpun akhirnya berhenti di
gunung Corydaean.
      Menurut cattan bangsa Babilonia-Syria, Ubar Tutu atau Khasisatra diselamatkan bersama
dengan keluarga dan pembantunya, umatnya dan binatang-binatang dalam sebuah kapal dengan lebar
600 cubits (ukuran panjang), tinggi dan lebarnya 60 cubit. Banjir tersebut berlangsung selama 6 hari dan
6 malam. Ketika kapal tersebut menapai gunung Nizar, merpati yang dilepaskan kembali ke kapal
sedangkan burung gagak yang sama-sama dilepaskan tidak kembali.
      Berdasarkan beberapa catatan bangsa Sumeria, Asyiria dan Babylonia, Ut-Napishtim bersama
dengan keluarganya selamat dari banjir yang terjadi selama 6 hari dan 6 malam. Hal ini dikatakan “ Pada
hari ke tujuh Ut-napishtim melihat keluar. Ternyata sangatlah sepi. Orang telah berubah menjadi
Lumpur”. Ketika kapal berhenti di gunung Nizar, Ut-napishtim menerbangkan seekor burung merpati,
seekor ggak dan seekor buurng pipit. Burung gagak tinggal untuk memakan bangkai, sedangkan dua
burung yang lain tidak kembali.




      Dalam Kebudayaan India
    Dalam epic dari India berjudul Shatapata Brahmana dan Mahabharata, seseorang yang disebut
dengan Manu diselamatkan dari banjir bersama dengan Rishiz. Menurut legenda , seekor ikan yang
ditangkap oleh Manu dan ikan tersebut diselamatkannya, tiba-tiba berubah menjadi besar dan
mengatakan kepadanya untuk membuat sebuah perahu dan mengikatkan ke tanduknya. Ikan ini
dilambangkan sebagai pengejawantahan dari dewa Wisnu. Ikan tersebut menuntun kapal mengarungi
ombak yang besar dan membawanya ke utara ke gunung Hismavat.




      Dalam Kebudayaan Wales
   Menurut legenda Welsh (dari Wales, dari Celtic di Inggris), dikatakan bahwa Dwynwen dan
Dwfach selamat dari bencana yang besar dengan sebuah kapal. Ketika banjir yang amat mengerikan
yang terjadi dari meluapnya Llynllion yang disebut dengan Danau Gelombang. Setelah selamat akhirnya
mereka berdua mulai menghuni kembali daratan Inggris.



      Dalam Kebudayaan Scandinavia
   Legenda Nordic Edda melaporkan tentang Bergalmir dan istriya selamat dari banjir dengan
sebuah kapal yang besar.


      Dalam Kebudayaan Lithuania
      Dalam legenda Lithuania, diceritakan bahwa beberapa pasang manusia dan binatang diselamatkan



                                                                                                     29
kanggus@gmail.com
dengan berlindung di puncak permukaan gunung yang tinggi. Ketika angin dan banjir yang berlangsung
sela dua hari dan dua belas malam tersebut mulai mencapai ketinggian gunung yang hampir akan
menenggelamkan yang ada diatas puncak gunung tersebut, sang Pencipta melemparkan sebuah kulit
kacang raksasa kepada mereka. Sehingga mereka yang ada di gunung tersebut diselamatkan dari
bencana dengan berlayar didalam kulit kacang raksasa ini.




     Dalam Kebudayaan China
    Sumber di bangsa China menghubungkan cerita ini dengan seseorang yang dipanngil denangan
nama Yao bersama dengan tujuh orang lain atau Fa li bersama dengan istri dan anak-anaknya,
diselamatkan dari bencana banjir dan gempa bumi dalam sebuah perahu layar. Disini dikatakan “dunia
semuanya berada dalam kehancuran. Air menyembur dan menutupi semua tempat”. Akhirnya, airpun
surut.




     Banjir Nuh dalam Mitologi Yunani
     Dewa Zeus memutuskan untuk menghancurkan orang-orang yang telah menjadi semakin
bertindak sesat setiap saat, dengan sebuah banjir. Hanya Deucalion dan istrinya Pyrrha yang
diselamatkan dari banjir, karena ayah Deucalion sebelumnya telah menyarankan anaknya untuk
membuat sebuah kapal. Pasangan ini turun ke gunung Parnassis pada hari ke sembilan setelah turun dari
kapal.
     Semua legenda ini mengindikasikan sebuah realitas sejarah yang konkret. Dalam sejarah setiap
masyarakat/kaum menerima pesan dan risalah, setiap insan menerima wahyu Suci, sehinga banyak
kaum yang telah belajar tentang Banjir. Sayangnya, sebagaimana kaum-kaum yang berpaling dari inti
wahyu Suci, peristiwa banjir besar itupun mengalami banyak perubahan dan menjadi bermacam legenda
dan mitos.
     Satu-satunya sumber dimana kita dapat menemukan kisah sejati tentang Nuh dan kaum yang
menolaknya adalah di dalam Al Qur’an, yang merupakan satu-satunya sumber yang belum (dan tidak
akan) mengalami perubahan sebahai Wahyu suci.
     Al Qur’an menyediakan bagi kita keterangan yang benar tidak hanya tentang banjir Nuh namun
juga tentang kaum dan peristiwa sejarah lainnya, dalam bab-bab berikut kita akan melihat kembali
kisah-kisah sejati ini.




                                                                                                     30
kanggus@gmail.com
                                     Bab 2
                                 Kehidupan Nabi Ibrahim


   Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan
orang yang musyrik.



   Sesungguhnya orang yang paling dekat kepaa Ibrahim adalah orang-orang yang
mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) serta orang-orang yan beriman (kepada Muhammad),
dan Allah adalah pelindung semua orangh-orang yang beriman. (QS Ali Imran 67-68).



     Nabi Ibrahim (Abraham) sering disebutkan di dalam Al Qur’an dan mendapatkan tempat yang
istimewa di sisi Allah sebagai contoh bagi manusia. Dia menyampaikan kebenaran dari Allah kepada
umatnya yang menyembah berhala, dan dia mengingatkan mereka agar takut kepada Allah. Umat nabi
Ibrahim tidak mematuhi perintah itu, bahkan sebaliknya mereka menentangnya. Ketika penindasan yang
semakin meningkat dari kaumnya, nabi Ibrahim pindah ke mana saja bersama istrinya, bersama dengan
nabi Lut dan mungkin dengan bebeapa orang lain yang menyertai mereka.
     Nabi Ibrahim adalah keturunan dari nabi Nuh. Al qur’an juga mengemukakan bahwa dia juga
mengikuti jalan hidup (diin) yang diikuti Nabi Nuh.




   “Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”. Sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk di antara
hamba-hamba Kami yang beriman. Kemudian Kami tengelamkan orang-orang yang lain. Dan
sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (QS Ash- Shafaat: 79-83).



      Pada masa Nabi Ibrahim, banyak orang yang menghuni dataran Mesopotamia dan di bagian
Tengah dan Timur dari Anatolia tinggal orang-orang yang menyembah surga-surga dan bintang-bintang.
Tuhan yang mereka anggap paling penting adalah “Sin” yaitu Dewa Rembulan. Tuhan mereka ini
dipersonifikasikan sebagai seorng manusia yang berjenggot panjang, memakai pakaian panjang
membawa rembulan berbetuk bulan sabit diatasnya. Lagian, orang –orang tersebut membuat hiasan
gambar-gambar timbul dan pahatan-pahatan (patung) dari tuhan mereka itu dan itulah yang mereka
sembah. Hal ini merupakan system kepercayaan yang tersebar luas ketika itu, yang mendapatkan tempat
persemaiannya di Timur Dekat (Near East), dimana keberadaannya terpelihara dalam jangka waktu yang
lama. Orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut terus saja menyembah tuhan-tuhan tersebut hingga
sekitar tahun 600 M. Sebagai akibat dari kepercayaan itu, banyak bangunan yang dikenal dengan nama
“ziggurat” yang dulu dipakai sebagai observatorium (tempat penelitian bintang-bintang) sekaligus
sebagai kuil tempat peribadatan yang dibangun di daerah yang membentang sejak dri Mesopotamia
hingga ke kedalaman Anatolia, disinilah beberapa tuhan,terutama dewa(i) Rembulan yang bernama
“Sin” disembah oleh orang-orang ini.12




                                                                                                     31
kanggus@gmail.com
     Kepercayaan yang hanya bisa ditemukan dalam penggalian arkeologis yang dilakuan saat ini,
telah disebutkan dalam Al Qur’an. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an, Ibrahim menolak
penyembahan tuhan-tuhan tersebut dan berpegang teguh kepada Allah saja, satu-satunya Tuhan yang
sebenarnya. Dalam Al Qur’an, perjalanan hidup Ibrahim digambarkan sebagai berikut :



    Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: “Pantaskah kamu
menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?. Sesungguhnya aku melihat kamu dan
kaummu dalam kesesatan yang nyata. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim
tanda-tanda keagungan (Kami yang terdpat) di langit dan di bumi, dan (Kami
memperlihatkannya) agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malah telah menjadi
gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetpi tatkala bintang itu
tenggelam dia berkata : “Saya tidak suka kepada yang tenggelam”. Kemudian tatkala dia melihat
bulan terbit dia berkata : “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata :
“Sesungguhnya jika Tuhnaku tidak memberikan petunjuk kepadakum pastilah aku termasuk
orang-orang yang sesat”. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah
tuhanku, ini lebih besar”, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata : “Hai kaumku,
sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku
menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan b umi dengan cenderung
kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Tuhan.(QS. Al-An’an: 74-79)




     Dalam al Qur’an, tempat kelahiran Ibrahim dan tempat di mana dia tinggal tidak dikemukakan
dengan terperinci. Tetapi diindikasikan bahwa Ibrahim dan Lut tinggal di tempat yang saling berdekatan
satu sama lain dan malaikat yang diutus kepada umat nabi Lut juga mendatangi Ibrahim dan
memberitahukan pada istrinya suatu berita gembira tentang bayi laki-laki (yang dikandungnya), sebelum
para malaikat itu pergi melanjutkan perjalanan mereka menuju nabi Lut.
     Cerita penting tentang Nabi Ibrahim dalam al Qur’an yang tidak disebutkan dalam Perjanjian
Lama adalah tentang pembangunan Ka’bah. Dalam Al Qur’an, kita diberitahu bahwa Ka’bah dibangun
oleh Ibrahim dan putranya Ismail. Sekarang ini, satu-satunya hal yang diketahui oleh ahli sejarah
tentang Ka’bah adalah bahwa Ka’bah merupakan tempat yang suci sejak masa yang sangat tua. Adapun
penempatan berhala-berhala pada Ka’bah selama masa jahiliyah berlangsung sampai diutusnya Nabi
Muhammmad, dan itu merupakan penyimpangan dan kemunduran atas agama suci Ilahi yang pernah
diwahyukan kepada Nabi Ibrahim.




    Ket.Gambar hal 36. (Atas : Pada masa Nabi Ibrahim, agama politheisme menyebar ke seluruh
wilayah Mesopotamia. Sang Dewa rembulan “Sin” salah satu berhala yang paling penting. Orang-orang
membuat patung-patung dari tuhan-tuhan mereka dan menyembahnya. Disebelah tampak patung sin.
Simbul bulan sabit dapat terlihat dengan jelas pada dada patung tersebut).
    (Bawah: Ziggurat yang digunakan baik sebagai kuil dan observatory perbintangan yang dibangun
dengan teknik yang paling maju ada masa itu. Bintang, rembulan dan matahari menjadi objek utama dari




                                                                                                    32
kanggus@gmail.com
penyembahan dan langi memiliki hal yang sangat penting. Di sebelah kiri dan bawah adalah ziggurat
utama dari bangsa Mesopotamia.


      Ibrahim Dalam Perjanjian Lama
      Perjanjian Lama kemungkinan besar merupakan sumber paling detail dalam hal-hal yang
berkenaan dengan Ibrahim, meskipun banyak diantaranya yang mungkin tidak bisa dipercaya. Menurut
pembahasan dalam perjanjian lama, Ibrahim lahir sekitar 1900 SM di kota Ur, yang merupakan salah
satu kota terpenting saat itu yang berlokasi di Timur Tengah dataran Mesopotamia. Pada saat lahir,
Ibrahim tidak (belum) bernama “Ibrahim”, tetapi “Abram”. Namanya kemudian kemudian dirubah oleh
Allah (YHWH).
    Pada suatu hari, menurut Perjanjian Lama, Tuhan meminta Ibrahim untuk mengadakan perjalanan
meninggalkan negeri dan masyarakatnya, menuju ke suatu negeri yang tidak pasti dan memulai sebuah
masyarakat baru di sana. Abram pada usia 75 tahun mendengarkan seruan/pangilan itu dan melakukan
perjalanan bersama istrinya yang mandul yang bernama Sarai – yang kemudian dikenal dengan nama
“Sarah” yang berarti puteri raja – dan anak dari saudaranya yang bernama Lut. Dalam perjalanan
menuju ke “Tanah yang Terpilih (Chosen Land)” mereka singgah/tingal di Harran untuk sementara
waktu dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka. Ketika mereka sampai di tanah Kanaan yang
djanjikan oleh Allah kepada mereka, mereka diberikan wahyu oleh Allah berupa berupa pemberiahuan
bahwa tempat tersebut secara khusus dipilihkan oleh Allah buat mereka dan dianugerhkan buat mereka.
Ketika Abram mencapai usia 99 tahun, dia membuat perjanjian dengan Allah dan namanya kemudian
dirubah menjadi Ibrahim (Abraham). Dia meninggal pada usia 175 tahun dan dikubur di gua Macpelah
yang berdekatan dengan kota Hebron (e l-Kalil) di West Bank (tepi barat)yang hari ini wilayah tersebut
di bawah penguasan Israel. Tanah tersebut sebenarnya dibeli oleh Ibrahim dengan sejumlah uang dan itu
merupakan kekayaannya dan keluarganya yang pertama di Tanah Yang Dijanjikan itu (Promise Land).




      Tempat Kelahiran Ibrahim Menurut Perjanjian Lama
    Dimanakah tempat dilahirkannya Ibrahim, tetaplah merupakan sebuah isu yang diperdebatkan.
Orang Kristen dan Yahudi menyatakan bahwa Ibrahim dilahirkan di sebelah Selatan Mesopotamia,
pemikiran yang lazim dalam dunia Islam adalah bahwa tempat kelahiran nya adalah di sekitar Urfa-
Harran. Beberapa penemuan baru menunjukkan bahwa thesis dari kaum Yahudi dan Kristen tidaklah
menyiratkan kebenaran yang seutuhnya.
     Orang Yahudi dan Kristen menyandarkan pendapat mereka pada Perjanjian Lama, karena dalam
Perjanjian lama tersebut, Ibrahim dikatakan telah dilahirkan di kota Ur sebelah Selatan Mesopotamia
setelah Ibrahim lahir dan dibesarkan di kota ini, dia dcieritakan telah menempuh sebuah perjalanan
menuju Mesir, dan dalam perjalanan tersebut mereka melewati suatu tempat yang dikenal dengan nama
Harran di wiayah Turki.
     Meskipun demkian, sebuah manuskrip Perjanjian Lama yang ditemukan baru-baru ini, telah
memunculkan keraguan yang serius tentang kesahihan/validitas dari informasi di atas. Dalam manuskrip
yang ditulis dalam bahasa Yunani yang dibuat sekitar sekitar abad ketiga SM, dimana manuskrip
tersebut diperhitungkan sebagai salinan yang tertua dari Perjanjian Lama, juga nama tempat “Ur” tidak




                                                                                                    33
kanggus@gmail.com
pernah disebutkan. Hari ini banyak peneliti Perjanjian Lama yang menyatakan bahwa kata-kata “Ur”
tidak akurat atau bahwa Ibahim tidak dilahirkan di kota Ur dan mungkin juga tidak pernah mengunjungi
daerah/wilayah Mesopotamia selama hidupnya.
      Disamping itu, nama-nama beberapa lokasi serta daerah yang disebutkan itu, telah berubah
karena perkembangan jaman. Pada saat ini dataran Mesopotamia biasanya merujuk kepada tepi sungai
sebelah selatan dari daratan Irak, diantara sungai Efrat dan Tigris. Lagipula, dua milinium (2000 tahun)
sebelum kita, daerah Mesopotamia digambarkan sebagai sebuah daerah yang letaknya lebih ke Utara,
bahkan lebih jauh ke autara sejauh Harran, dan membentang sampai ke daerah yang saat ini merupakan
daratan Turki. Karena itulah, bila sekalipun kita menerima pendapat bahwa “Dataran Mesopotamia”
yang disebutkan dalam Perjanjian Lama, tetap saja akan terjadi misleading (keliru) untuk berpikir bahwa
Mesopotamia dua millennium yang lebih awal dan Mesopotamia hari ini adalah sebuah tempat yang
persis sama.
     Banhkan seandainya juga ada keraguan serius dan ketidaksepakatan tentang kota Ur sebagai
tempat kelahiran Ibrahim, tetapi ada sebuah pandangan umum yang disetujui yaitu tentang fakta bahwa
Harran dan daerah yang melingkupinya adalah tempat dimana Nabi Ibrahim hidup. Lebih dari itu,
peneliltian singkat yang dilakukan terhadap isi Perjanjian Lama tersebut memunculkan beberapa
informasi yang mendukung pandangan bahwa tempat kelahiran Nabi Ibrahim adalah Harran. Sebagai
contoh di dalam Perjanjian Lama, daerah Harran ditunjuk sebagai “daerah Artam” (Genesis, 11:31 dan
28:10). Disebutkan bahwa orang yang datrang dari keluarga Ibrahim adalah “anak-anak dari seorang
Arami” (Deutoronomi, 26:5). Identifikasi penyebutan Ibrahim dengan sebutan “seorang Arami”
menunjukkan bahwa beliau (Ibrahim) melangsungkan kehidupannya di daerah ini.
      Dalam berbagai sumber agama Islam, terdapat bukti yang kuat bahwa tempat kelahiran Ibrahim
adalah Harran dan Urfa. Di Urfa yang disebut dengan “kota para Nabi” ada banyak cerita dan legenda
tentang Ibrahim.




      Mengapa Perjanjian Lama Dirubah?.
     Perjanjian Lama dan Al Qur’an dalam mengungkapkan kisah tentang Ibrahim, tampaknya
hampir-hampir menggambarkan dua orang sosok Nabi yang berbeda, yang bernama Abraham dan
Ibrahim. Dalam Al Qur’an, Ibrahim diutus sebagai rasul bagi sebuah kaum penyembah berhala. Kaum
Ibrahim tersebut menyembah surga-surga, bintang-bintang dan rembulan serta berbagai sembahan lain.
Dia berjuang melawan kaumnya dan selalu berusaha untuk mencoba agar mereka meninggalkan
kepercayaan-kepercayaan tahayul dan secara tidak terhindarkan, hal; itu juga telah membangkitkan
nyala api permusuhan dari seluruh masyarakatnya bahkan termasuk ayahnya sendiri.
     Sebenarnya, tidak ada satupun dari hal yang disebutkan diatas diceritakan dalam Perjanjian
Lama. Dilemparkannya Ibrahim ke dalam api, bagaimana Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang
disembah oleh masyarakatnya, tidaklah disebutkan dalam Perjanjian Lama. Secara umum Ibrahim
digambarkan sebagai nenek moyang bangsa Yahudi dalam Perjanjian Lama. Hal ini menjadi bukti
bahwa pandangan di dalam Perjanjian Lama ini dibuat oleh para pemimpin masyarakat Yahudi yang
mencoba memberikan pijakan di masa mendatang konsep “ras/suku bangsa”. Bangsa Yahudi percaya
bahwamereka adalah kaum yang selalu dipilih oleh Tuhan dan merasa lebih unggul dari yang lainya.




                                                                                                      34
kanggus@gmail.com
Mereka dengan sengaja dan penuh keinginan untuk mengubah kitab Suci mereka dan membuat
penambahan-penambahan serta berbagai pengurangan berdasarkan keyakinan seperti di atas. Inilah
sebabnya mengapa Ibrahim digambarkan sebagai nenek moyang bangsa Yahudi belaka dalam Perjanjian
Lama.
      Penganut Kristen yang percaya terhadap Perjanjian Lama, berpikir bahwa Ibrahim adalah nenek
moyang bangsa Yahudi, namun hanya terdapat satu perbedaan; menurut penganut Kristen, Ibrahim
bukanlah seorang Yahudi namun ia adalah seorang Kristen. Penganut Kristen yang tidak begitu
memperhatikan konsep mengenai ras/suku bangsa sebagaimana dilakukan Yahudi, mengambil pendirian
ini dan hal ini menjadi salah satu penyebab perbedaan dan pertentangan diantara kedua agama ini. Allah
memberikan keterangan sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :




    Hai ahli kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil
tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?. Beginilah kamu, kamu ini
(sewajarnya) bantah-membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah
dalam hal yang tidak kamu ketahui; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.
    Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan
orang yang musyrik”.




   Sesungguhnya orang yang paling dekat kepaa Ibrahim adalah orang-orang yang
mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) serta orang-orang yan beriman (kepada Muhammad),
dan Allah adalah pelindung semua orangh-orang yang beriman. (QS Ali Imran 65-68).



     Di dalam Al Qur’an sangatlah berbeda dengan apa yang ditulis dalam Perjanjian Lama, Ibrahim
adalah seseorang yang memperingatkan kaumnya agar mereka takut kepada Allah, serta bahwa dia
adalah seseorang yang berperang/berjuang melawan kaumnya itu pada akhirnya. Dimulai sejak masa
mudanya, ia memperingatkan kaumnya yang m,enyembah berhala-berhala untuk menghentikan
perbuatan mereka itu. Sebagai reaksi, kaumnya bertindak dengan mencoba untuk membunuh Ibrahim.
Untuk menghindar dari kejahatan yang dilakukan oleh kaumnya, maka Ibrahimpun akhirnya berpindah
tempat.




                                                                                                   35
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan
Kaum2 Yang Telah Dibinasakan

More Related Content

What's hot

8.8.2012 kemukjizatan al-quran
8.8.2012   kemukjizatan al-quran8.8.2012   kemukjizatan al-quran
8.8.2012 kemukjizatan al-quranAngah Rahim
 
Wawasan al qur'an
Wawasan al qur'anWawasan al qur'an
Wawasan al qur'anSlight Hope
 
Beberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranBeberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranVimz SpecialOps
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)EmCy PoEtri SagiEta AL-ghoffari
 
Rpp aa kelas vi irtf
Rpp aa  kelas vi irtfRpp aa  kelas vi irtf
Rpp aa kelas vi irtfiwan Alit
 
Rangkuman materi pai sd untuk usbn 2014.doc jadi 2
Rangkuman materi pai sd untuk usbn 2014.doc    jadi   2Rangkuman materi pai sd untuk usbn 2014.doc    jadi   2
Rangkuman materi pai sd untuk usbn 2014.doc jadi 2agus joko
 
Rangkuman Materi USBN PAI SD 2015
Rangkuman Materi USBN PAI SD 2015Rangkuman Materi USBN PAI SD 2015
Rangkuman Materi USBN PAI SD 2015Nur Kholis
 
menuntu ilmu
menuntu ilmumenuntu ilmu
menuntu ilmusulaeni
 
Materi akidah akhlak kelas viii
Materi akidah akhlak kelas viiiMateri akidah akhlak kelas viii
Materi akidah akhlak kelas viiiAnnisa Sutedjo
 
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1yadilia
 
Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1umiisnartini
 

What's hot (20)

Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang MasaManajemen Kehidupan Sepanjang Masa
Manajemen Kehidupan Sepanjang Masa
 
8.8.2012 kemukjizatan al-quran
8.8.2012   kemukjizatan al-quran8.8.2012   kemukjizatan al-quran
8.8.2012 kemukjizatan al-quran
 
Wawasan al qur'an
Wawasan al qur'anWawasan al qur'an
Wawasan al qur'an
 
Beberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranBeberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quran
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
 
Pendidikan agama islam
Pendidikan agama islamPendidikan agama islam
Pendidikan agama islam
 
Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3Modul 12 kb 3
Modul 12 kb 3
 
Masa keemasan. indonesian. bahasa indonesia
Masa keemasan. indonesian. bahasa indonesiaMasa keemasan. indonesian. bahasa indonesia
Masa keemasan. indonesian. bahasa indonesia
 
HARUN YAHYA : MASA KEEMASAN
HARUN YAHYA : MASA KEEMASANHARUN YAHYA : MASA KEEMASAN
HARUN YAHYA : MASA KEEMASAN
 
Rpp aa kelas vi irtf
Rpp aa  kelas vi irtfRpp aa  kelas vi irtf
Rpp aa kelas vi irtf
 
Rangkuman materi pai sd untuk usbn 2014.doc jadi 2
Rangkuman materi pai sd untuk usbn 2014.doc    jadi   2Rangkuman materi pai sd untuk usbn 2014.doc    jadi   2
Rangkuman materi pai sd untuk usbn 2014.doc jadi 2
 
Topik 7-mukjizat-al-quran
Topik 7-mukjizat-al-quranTopik 7-mukjizat-al-quran
Topik 7-mukjizat-al-quran
 
Rangkuman Materi USBN PAI SD 2015
Rangkuman Materi USBN PAI SD 2015Rangkuman Materi USBN PAI SD 2015
Rangkuman Materi USBN PAI SD 2015
 
menuntu ilmu
menuntu ilmumenuntu ilmu
menuntu ilmu
 
Materi akidah akhlak kelas viii
Materi akidah akhlak kelas viiiMateri akidah akhlak kelas viii
Materi akidah akhlak kelas viii
 
Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2
 
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
 
Mukjizat dan kejadian luar
Mukjizat dan kejadian luarMukjizat dan kejadian luar
Mukjizat dan kejadian luar
 
Ulumul qur’an 3
Ulumul qur’an 3Ulumul qur’an 3
Ulumul qur’an 3
 
Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1Tafsir tarbawi ke1
Tafsir tarbawi ke1
 

Similar to Kaum2 Yang Telah Dibinasakan

Similar to Kaum2 Yang Telah Dibinasakan (20)

Harun yahya kaum-kaum yang telah di binasakan
Harun yahya   kaum-kaum yang telah di binasakanHarun yahya   kaum-kaum yang telah di binasakan
Harun yahya kaum-kaum yang telah di binasakan
 
Ilmu qashashil qur an
Ilmu qashashil qur anIlmu qashashil qur an
Ilmu qashashil qur an
 
PAI_2.pptx
PAI_2.pptxPAI_2.pptx
PAI_2.pptx
 
Keajaiban flora dan_fauna
Keajaiban flora dan_faunaKeajaiban flora dan_fauna
Keajaiban flora dan_fauna
 
Tugas maridha
Tugas maridhaTugas maridha
Tugas maridha
 
Al qur'an kalamullah
Al qur'an kalamullahAl qur'an kalamullah
Al qur'an kalamullah
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
Keajaiban flora dan fauna. indonesian. bahasa indonesia
Keajaiban flora dan fauna. indonesian. bahasa indonesiaKeajaiban flora dan fauna. indonesian. bahasa indonesia
Keajaiban flora dan fauna. indonesian. bahasa indonesia
 
sumber ajaran dan sains
sumber ajaran dan sainssumber ajaran dan sains
sumber ajaran dan sains
 
Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).Ulumul Qur'an (1).
Ulumul Qur'an (1).
 
Dajjal dan-ya-juj-wa-ma-juj
Dajjal dan-ya-juj-wa-ma-jujDajjal dan-ya-juj-wa-ma-juj
Dajjal dan-ya-juj-wa-ma-juj
 
Kemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'anKemukjizatan al qur'an
Kemukjizatan al qur'an
 
Assosiation
AssosiationAssosiation
Assosiation
 
Basyar
BasyarBasyar
Basyar
 
Menjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejatiMenjadi SuperMuslim sejati
Menjadi SuperMuslim sejati
 
Konsep wahyu dan nabi
Konsep wahyu dan nabiKonsep wahyu dan nabi
Konsep wahyu dan nabi
 
4.5 hari kiamat
4.5 hari kiamat4.5 hari kiamat
4.5 hari kiamat
 
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
MANUSIA DAN ALAM SEMESTAMANUSIA DAN ALAM SEMESTA
MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
 
Ppt hari kamat
Ppt hari kamatPpt hari kamat
Ppt hari kamat
 
Hari akhir dan al mahdi. indonesian. bahasa indonesia
Hari akhir dan al mahdi. indonesian. bahasa indonesiaHari akhir dan al mahdi. indonesian. bahasa indonesia
Hari akhir dan al mahdi. indonesian. bahasa indonesia
 

More from kang gustaman

More from kang gustaman (15)

25 NABI
25 NABI25 NABI
25 NABI
 
Tokoh nasional
Tokoh nasionalTokoh nasional
Tokoh nasional
 
Stadion olah raga gedebage
Stadion olah raga gedebageStadion olah raga gedebage
Stadion olah raga gedebage
 
Ruqyah
RuqyahRuqyah
Ruqyah
 
Deni Manusia Ikan
Deni Manusia IkanDeni Manusia Ikan
Deni Manusia Ikan
 
Pak Janggut " MAJALAH Bobo"
Pak Janggut " MAJALAH Bobo"Pak Janggut " MAJALAH Bobo"
Pak Janggut " MAJALAH Bobo"
 
Persentasi Bisnis
Persentasi BisnisPersentasi Bisnis
Persentasi Bisnis
 
Bannerpoint Proposal
Bannerpoint ProposalBannerpoint Proposal
Bannerpoint Proposal
 
Design Grafis
Design GrafisDesign Grafis
Design Grafis
 
Proposal Book Cave1
Proposal Book Cave1Proposal Book Cave1
Proposal Book Cave1
 
Kisah Kisah Teladan Rosulloh, Sahabat
Kisah Kisah Teladan Rosulloh, SahabatKisah Kisah Teladan Rosulloh, Sahabat
Kisah Kisah Teladan Rosulloh, Sahabat
 
Kisah Rasulullah Dialog Dengan Iblis
Kisah Rasulullah Dialog Dengan IblisKisah Rasulullah Dialog Dengan Iblis
Kisah Rasulullah Dialog Dengan Iblis
 
Rumus Fisika Sma
Rumus Fisika SmaRumus Fisika Sma
Rumus Fisika Sma
 
Hsbm
HsbmHsbm
Hsbm
 
Cerita ABU NAWAS
Cerita ABU NAWASCerita ABU NAWAS
Cerita ABU NAWAS
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

Kaum2 Yang Telah Dibinasakan

  • 1. kanggus@gmail.com KAUM-KAUM YANG TELAH DIBINASAKAN Pembuktian Ilmiah dari Kisah Kehidupan Kaum-Kaum Terdahulu dalam al-Qur’an Serta Proses Pembinasaan Mereka HARUN YAHYA 1
  • 2. kanggus@gmail.com Diterjemahkan dari PERISHED NATIONS karya Harun Yahya Yang diterbitkan oleh Ta-Ha Publisher Ltd, London, Edisi Kedua, April 1999 Penerjemah: Agus Triyanta Arief Hartanto 2
  • 3. kanggus@gmail.com Daftar Isi : PENDAHULUAN INTRODUKSI BAB 1 Banjir Nuh BAB 2 Kehidupan Nabi Ibrahim BAB 3 Kaum Lut dan Kota Yang Dijungkirbalikan. BAB 4 Kaum ‘Ad dan Ubar, Atlantis di Padang Pasir BAB 5 Tsamud BAB 6 Fir’auan Yang Ditenggelamkan BAB 7 Kaum Saba dan Banjir Arim BAB 8 Nabi Sulaiman dan Ratu Saba BAB 9 Para Penghuni Gua KESIMPULAN CATATAN 3
  • 4. kanggus@gmail.com Tentang Pengarang Dengan menggunakan nama pena HARUN YAHYA, pengarang telah menerbitkan banyak buku yang berkaitan dengan politik dan keimanan. Bagian penting dari karyanya berkaitan dengan pandangan dunia yang materialistik dan dampaknya terhadap sejarah dunia dan politik. (Nama pena tersebut disusun dari nama “Harun”[Aaron] dan “Yahya”[John] untuk mengenang kegigihan perjuangan dua orang Rasul yang berjuang terhadap kekafiran). Karyanya yang lain termasuk; New Masonic Order, Freemasonry and Capitalism, The “Secret Hand” in Bosnia, Behind the Scene of Terrorisme, Israe’sl Kurdish Card, A National Strategy for Turkey, Perished Nations, For Men of Understanding, The Miracle in the Cell, The Miracle in the Eye, The Miracle in the spider, The Miracle in the Gnad, The Miracle in the Ant, Allah in known by wisdom dan The Real Face of the Worldly Life. Di antara banyak booklet yang dia tulis adalah: The Collapse of Theory of Evolution: The Fact of Creation, The Collapse of Materialism, The Blunders of Evolutionists I, The Blunders of Evolutionists II, The Biochamical Collapse of Evolution, The Design in the Atom, The Collapse in 20 Questions dan The Biggest of Deception in The History of Science: Darwinism. Karya-karya lain dari penulis ini dalam topik-topik yang berkaitan dengan Qur’an mencakup: Ever Thought About the Truth?, Devoted to Allah, Abadnoning the Society of Ignorance, Paradise, Moral Values in the Qur’an, Ilmu Pengetahuan tentang Qur’an, Indeks Qur’an, Migrating for the Cause of Allah, The Character of Hypocrites in the Qur’an, The Secret of the Hypocrite, Epithets of Allah, Communicating the Massage and Disputing in the Qur’an, Basic Concepts in the Qur’an, Answrs from the Qur’an, Death, Resurrection and Hell, The Struggle of the Prophets, The Avowed Enemy of Man: Satan, Idolatry, Religion of the Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Qur’an, Conscience in the Qur’an, Day of Resurrection, Do Not Ever Forget dan Disregarded Judgments of The Qur’an. 4
  • 5. kanggus@gmail.com Kata Pengantar Itu adalah sebagain dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); diantara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang nenganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun, kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka. (QS Hud 100-101). Allah menciptakan manusia dan memberikannya bentuk fisik dan spiritual , membiarkannya menuju kepada suatu tujuan tertentu dari kehidupan, dan akhirnya Allah menunjukan keberadaan-Nya dengan memberikan kepadanya kematian. Allah menciptakan manusia, dan berdasrkan ayat berikut: “Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?. (QS Al Mulk 14). Ia lah satu-satunya yang mengetahui dan mengenalnya, yang mengajarkan kepadanya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Untuk itulah,maka satu-satunya tujuan utama yang dimiliki oleh seseorang dalam kehidupan adalah untuk berdoa kepada Allah, memohon dan menyembah Allah. Untuk alasan yang sama, firman dan wahyu Allah dikomunikasikan kepada hambanya melaui para pembawa pesan-Nya(nabi) adalah menjadi petunjuk bagi manusia. Al Qur’an adalah kitab yang terakhir dari Allah dan wahyu-Nya yang tidak akan pernah diubah. Inilah sebabnya mengapa kita berkewajiban untuk menerima bahwa Al Qur’an sebagai petunjuk kita yang sebenarnya, dan mencermati semua keputusannya. Hal inilah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan manusia baik di dunia maupun di alam nanti. Namun demikian, kita perlu untuk menelaah dengan penuh kehati-hatian dan dengan penuh perhatian apa yang diceritakan Al Qur’an kepada kita dan merenungkannya. Di dalam Al Qur’an, Allah menyatakan bahwa tujuan utama dari diwahyukannya Al Qur’an adalah tidak lain untuk menyuruh orang agar berpikir; (Al Qur’an) ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan dia, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS Ibrahim: 52). Berita-berita tentang kaum yang telah ada terlebih dahulu yang merupakan bagian penting dalam Al Qur’an, jelas-jelas merupakan sebuah hal yang patut untuk kita renungkan. Sebagian besar dari kaum ini mengingkari para nabi yang diutus kepada mereka dan terlebih lagi menunjukan rasa 5
  • 6. kanggus@gmail.com permusuhan terhadap mereka. Karena keberaniannya, merekapun mengundang kemurkaan Allah kepada mereka.dan merekapun telah disapu bersih dari muka bumi. Al Qur’an menceritakan kepada kita bahwa peristiwa-peristiwa penghancuran ini hendaknya menjadi peringaatan bagi generasi berikutnya. Sebagai contoh, tepat setelah penggambaran dari hukuman yang diberikan kepada sekelompok orang Yahudi yang menentang Allah, disini dikatakan dalam Al Qur’an : “Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS Al Baqarah 66). Dalam buku ini, kita akan menelaah tentang masyarakat-masyarakat di masa lampau yang telah dihancurkan karena penentangan mereka terhadap Allah. Tujuan kita adalah untuk menyoroti semua peristiwa ini, setiap peristiwa yang merupakan “peringatn bagi mereka di masa itu”, sehingga mereka dapat menjadikannya sebagai sebuah “peringatan”. Alasan kedua kita mempelajari penghancuran ini adalah untuk menunjukkan bahwa apa yang diungkapkan dalam ayat-ayat Al Qur’an benar-benar terjadi di dunia dan menunjukkan keautentikan (kebenaran/kesahihan) cerita-cerita dalam Al Qur’an. Di dalam Al Qur’an, Allah menjamin bahwa ayat- ayat-Nya dapat diamati di dalam konteks dunia luar. “Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesarnan-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. (QS.An Naml: 93)”. Dan mengatahui serfta mengidentifikasi itu semua merupakan salah satu jalan utama yang membimbing kepada keimanan. Hampir semua peristiwa penghancuran yang diceritakan dalam al Qur’an telah menjadi “dapat dilihat (observable)” dan dapat “dikenali (identifiable)” berkat berbagai penelitian terhadap asip yang dilakukan akhir-akhir ini serta temuan-temuan arkeologis. Dalam penelitian ini kita akan berhubungan dengan jejak-jejak dari beberapa peristiwa penghancuran yang disebutkan dalam Al Qur’an. (Ini haruslah dicatat bahwa beberapa kaum yang diceritakan dalam Al Qur’an belum seluruhnya termasuk dalam cakupan buku ini, karena di dalam Al Qur’an tidak terdapat waktu dan tempat yang terperinci yang diberikan tentang peristiwa-peristiwa tersebut, yang hanya disebutkan tentang perilaku penentangan mereka dan kejahatan terhadap Allah dan para nabi-Nya, dan untuk bencana yang menimpa mereka sebagai akibat dari perilaku mereka itu. Dengan demikian, orang-orang diserukan untuk mengambil sebuah peringatan/pelajaran dari mereka). Tujuan utama kita adalah untuk melihat berbagai kenyataan dalam Al Qur’an melalui berbagai penemuan saat ini, sehingga menunjukkan kebenaran dari agama Allah kepada semua orang baik mereka yang telah beriman maupun yang tidak beriman. 6
  • 7. kanggus@gmail.com Mukaddimah (Introduksi) Generasi-generasi Masa Lampau Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri- negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi mereka lah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. At-Taubah: 70) Pesan-pesan suci, disampaikan untuk umat manusia oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, telah dikomunikasikan kepada kita sejak penciptaan umat manusia, Beberapa masyarkat/kaum telah menerima pesan/ajaran ini sementara yang lain telah mengingkarinya. Adakalanya, ada sejumlah kecil dari suatu masyarakat yang mau menerima perintah suci tersebut mengikuti seorang pembawa risalah(nabi). Namun sebagian besar dari masyarakat yang telah didatangi risalah suci tersebut tidak bersedia menerimanya. Mereka tidak hanya mengabaikan pesan suci yang disampaikan oleh sang pembawa pesan, namun juga berusaha untuk melakkan perbuatan keji terhadap para pembawa pesan dan para pengikutnya. Para pembawa pesan suci tersebut biasanya dituduh serta difitnah sebagai “pembohong, sihir, orang yang sakit gila dan penuh dengan kesombongan” dan menjadi pemimpin dari banyak orang yang harus mereka cari-cari untuk dibunuh. Semua hal yang diinginkan oleh para nabi dari kaumnya adalah kepatuhan mereka kepada Allah. Mereka tidak meminta uang ataupun berbagai keuntungan dunia lainnya sebagai balasan. Dan juga mereka tidak berusaha memaksa kaum mereka. Yang mereka inginkan hayalah mengajak kaum mereka kepada agama yang haq dan bahwa mereka seharusnya memulai sebuah jalan hidup yang berbeda bersama dengan para pengikutnya terpisah dari masyarkat. Apa yang telah terjadi antara Syu’aib dan kaum Madyan dimana dia diutus, menggambarkan hubungan antara nabi dengan kaumnya sebagaimana yang disebutkan dimuka. Reaksi dari suku Syu’aib terhadap Syu’aib, yang menyerukan kepada mereka untuk beriman kepada Allah dan menghentikan semua tindakan ketidakadian yang telah mereka lakukan, dan bagaimana itu semua berakhir sangatlah menarik : Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu’aib, Ia berkata: “Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan jaganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).” Dan Syu’aib berkata: “hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu berbuat 7
  • 8. kanggus@gmail.com kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu. Mereka berkata: “Hai Syu’aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat penyantun lagi berakal. Syu’aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya). Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah aku kembali. Hai kaumku, janganlah hendakya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi maha Pengasih. Mereka berkata: “Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakana itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang benar-benar lemah diantara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami. Syu’aib menjawab: “Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang dibelakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan”. Dan (dia berkata): “Hai kaumku, berbuatalah menurut kemampuanmu, sesungguhya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (tuhanku), sesungguhnya akupun menungu bersama kamu.” Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud yang telah binasa. (QS Huud 84-95). Dengan memikirkan “batu /prasasti Syu’aib” yang tidak lain kecuali menerukan mereka kepada kebaikan, kaum Mdyan dihukum dengan kutukan dari Allah dan merekapun telah dibinasakan sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas. Masyarakat Madyan bukanlah satu-satunya contoh. Sebaliknya sebagaimana Syu’aib sedang berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat yang telah ada lebih dahulu sebelum masyarakat Madyan yang telah dibinasakan. Setelah Madyan, banyak masyarakat 8
  • 9. kanggus@gmail.com lain yang juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah. Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan menyebutkan masyarakat-masyarakat yang telah disebutkan diatas yang telah dibinasakan dan sisa-sisa peninggalan mereka. Di dalam Al Qur’an, masyarakat-masyarakat ini disebutkan secara mendetail dan orang-orang diajak untuk merenungkan dan mengambil pelajaran serta peringatan tentang bagaimana kaum-kaum ini berakhir. Pada titik ini, Al Qur’an secara khusus menarik perhatian terhadap kenyataan bahwa sebagian besar dari masyarakat yang dihancurkan tersebut memiliki tingkat peradaban yang tinggi. . Di dalam Al Qur’an, sifat-sifat dari kaum-kaum yang dihancurkan ditekankan sebagai berikut: Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?. (QS Qaf 36). Dalam ayat tersebut, dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan secara khusus ditekankan. Yang pertama adalah mereka merasa “lebih besar kekuatannya”. Hal ini berarti bahwa masyarakat- masyarakat yang telah dibinasakan tersebut telah berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan system birokrasi militer yang tangguh dan merenggut kekuatan diwilayah mereka berada memalui dengan cara paksaan kekuatan. Point kedua adalah masyarakt-masyarakat yang telah disebutkan dimuka mendirikan kota-kota besar yang dihiasai dengan karya-karya arsitektur mereka. Hal ini patut untuk diperhatikan bahwa dari kedua macam sifat-sifat ini termasuk yang dimiliki oleh peradaban yang ada dijaman kita sekarang ini, yang telah membentuk sebuah kebudayaan dunia yang begitu luas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan telah mendirikan negara-negara yang tersentralisir, kota-kota besar, namun mereka masih tetap mengingkari dan mengabaikan Allah, melupakan bahwa semua hal tersebut memungkinkan untuk dibuat kaena Kekuasan Allah saja. Namun, sebagaimana dikatakan di dalam ayat, peradaban mereka yang telah berkembang tidak bisa menyelamatkan masyarakat yang telah dihancurkan tersebut, dikarenakan peradaban mereka berdiri diatas landasan pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari peradaban saat inipun tidak akan berbeda selama peradaban sekarang ini berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku jahat di dunia. Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa diantaraya yang diceritakan dalam Al Qur’an, telah dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis yang dilakukan di jaman modern, Temuan-temuan ini yang secara jelas membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al Qur’an benar-benar pernah terjadi, menjelaskan perlunya untuk menjadi “peringatan terlebih dahulu” yang banyak digambarkan dalam kisah-kisah Al Qur’an. Allah berfirman di dalam Al Qur’an bahwa penting untuk “bepergian di muka bumi” dan “melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka”. Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memikirkanya. 9
  • 10. kanggus@gmail.com Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harrapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang- orang yang berdosa. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kiab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf 109-111). Sesungguhnya, terdapat banyak contoh dalam kisah-kisah tentang masyarakat di waktu lampau bagi orang-orang yang dikaruniai kepahaman. Kehancuran mereka yang disebabkan oleh pemberontakan mereka terhadap Allah dan penolakan terhadap perintah-perintah-Nya, kaum-kaum ini mengungkapkan kepada kita betapa lemah dan tidak berdayanya umat manusia dhadapan Allah. Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan mempelajari contoh-contoh dalam susunan yang urut berdasarkan kronologi kejadiannya. 10
  • 11. kanggus@gmail.com BAB I: Banjir Nabi Nuh Sebagaimana Banjir Nuh itu juga dikisahkan dalam hampir seluruh kebudayaan manusia, banjir Nuh adalah salah satu dari sekian banyak contoh kisah-kisah yang paling banyak diuraikan dalam al- Qur'an. Kengganan umat Nabi Nuh terhadap nasehat dan peringatan dari Nabi Nuh, bagaimana reaksi mereka terhadap risalah Nabi Nuh, serta bagaimana peristiwa banjir selengkapnya terjadi, semuanya diceritakan dengan sangat detail dalam banyak ayat al-Qur'an. Nabi Nuh diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah meninggalkan ayat-ayat Allah dan menyekutukanNya, dan menegaskan kepada mereka untuk hanya menyembah Allah saja dan berhenti dari sikap pembangkangan mereka. Meskipun Nabi Nuh telah menasehati umatnya berkali-kali untuk mentaati perintah Allah serta mengingatkan akan murka Allah, mereka masih saja menolak dan terus menyekutukan Allah. Tentang bagaimana kejadian itu berkembang, dilukiskan dengan jelas dalam ayat-ayat berikut: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata “Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?”. Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu , yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu . Dan kalau Allah menghendaki , tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki- laki yang berpenyakit gila , maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu. Nuh berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku” .(Al-Mukminun : 23-26) Sebagaimana dikemukakan dalam ayat-ayat tersebut, pemuka masyarakat di sekitar Nabi Nuh berusaha menuduh bahwa Nabi Nuh telah berusaha untuk munjukkan superioritasnya atas masyarakat lingkungannya, mencari keuntungan pribadi seperti status sosial, kepemimpinan dan kekayaan...... Karena itulah, Allah menyampaikan pada Rasulullah Nuh bahwa mereka yang menolak kebenaran dan melakukan kesalahan akan dihukum dengan detenggelamkan, dan mereka yang beriman akan diselamatkan. Maka, pada saat hukuman datang, air dan aliran yang sangat deras muncul dan menyembur dari dalam tanah, yang dibarengi dengan hujan yang sangat lebat, telah menyebabkan banjir yang dahsyat. Allah memerintahkan kepada Nuh untuk "menaikkan ke atas berahu pasangan-pasangan dari setiap species, jantan dan betina, serta keluarganya”. Seluruh manusia di daratan tersebut ditenggelamkan ke dalam air, termasuk anak laki-laki Nabi Nuh yang semula berpikir bahwa dia bisa selamat dengan mengungsi ke sebuah gunung yang dekat. Semuanya tenggelam kecuali yang dimuat di dalam perahu bersama Nabi Nuh. Ketika air surut di akhir banjir tersebut, dan "kejadian telah berakhir", perahu terdampar di Judi, yaitu sebuah tempat yang tinggi, sebagaimana yang diinformasikan oleh Qur'an 11
  • 12. kanggus@gmail.com kepada kita. Studi arkeologis, geologis, dan studi historis menunjukkan bahwa insiden tersebut terjadi dengan cara yang sangat mirip dan berhubungan dengan informasi al-Qur'an. Banjir tersebut juga digambarkan secara hampir mirip di dalam beberapa rekaman atas peradaban-pertadaban masa lalu di dalam banyak dokumen sejarah, meski ciri-ciri dan nama-nama tempat bervariasi, dan "seluruh apa yang terjadi pada sebuah asbak manusia" disajikan untuk manusia saat ini dengan tujuan sebagai peringatan. Di samping dikemukakan dalam Perjanjian Lama, kisah tentang banjir Nuh ini diungkap dengan cara yang hampir mirip dalam rekaman-rekaman sejarah Sumeria dan Assiria-Babilonia, dalam legenda- legenda Yunani, dalam Shatapatha, Brahmana serta epik-epik dalam Mahabarata dari India, dalam beberapa legenda dari Welsh di British Isles, di dalam Nordic Edda, dalam legenda-leganda Lituania, dan bahkan dalam cerita-cerita yang berasal dari Cina. Bagaimana mungkin bisa terjadi, cerita-cerita yang sebegitu detail dan konsisten bisa didapat dari daratan-daratan yang secara gegografis dan kultural berbeda jauh, yang saling berjauhan letaknya baik antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, maupun dari tempat-tempat tersebut dengan tempat terjadinya banjir?. Jawabannya sangat jelas: fakta bahwa peristiwa yang sama, yang saling berkaitan dalam berbagai rekaman sejarah berbagai bangsa tersebut, yang mana sangat kecil kemungkinannya bahwa mereka bisa saling berkomunikasi (mengingat masih rendahnya peradaban masa itu), itu semua merupakan bukti yang sangat gamblang bahwa orang-orang dari berbagai bangsa itu menerima pengetahuan tentang banjir itu dari sebuah sumber Ilahiah. Nampaknya bahwa banjir Nuh, salah satu dari tragedi yang paling besar dan destruktif sepanjang sejarah itu, telah diriwayatkan oleh banyak Nabi yang diutus ke berbagai peradaban bangsa-bangsa dengan tujuan untuk memberikan sebuah contoh atau I’tibar. Dengan demikian bisalah dipahami dengan mudah bahwa berita tentang banjir Nuh itu tersebar dalam berbagai budaya di dunia. Namun, di balik diriwayatkannya kejadian itu dalam berbagai budaya dan sumber-sumber ajaran berbagai agama, cerita banjir dan tragedi yang terjadi pada masa Nabi Nuh itu telah mengalami perubahan yang cukup banyak dan telah terpendar dari kisah aslinya dikarenakan kepalsuan berbagai sumber ceritanya, pemindahan cerita dengan cara yang tidak benar, atau bahkan mungkin dikarenakan memang sengaja dilakukan untuk suatu tujuan-tujuan yang tidak baik. Riset menunjukkan bahwa, di antara sekian banyak riwayat tentang banjir Nuh yang secara mendasar masih berkaitan namun dengan berbagai perbedaan, satu-satunya penggambaran (periwayatan) yang paling konsisten hanya satu, yakni di dalam al-Qur’an. Nabi Nuh dan Banjir dalam al-Qur’an Banjir Nuh disebutkan dalam banyak ayat di dalam al-Qur’an. Di bawah ini bisa dilihat ayat-ayat yang disusun berdasarkan urut-urutan peristiwa banjir tersebut: Nabi Nuh Menyeru Kaumnya pada Agama Kebenaran Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnyalalu ia berkata: “Wahai kaumku 12
  • 13. kanggus@gmail.com sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selainNya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)”. (Al-A’raf: 59) Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. QS. Asy-Syuara’: 107-110) Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata “Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?”.QS. Al-Mukminun: 23) Peringatan Nabi Nuh kepada kaumnya untuk Menghindari Hukuman dari Allah Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”(QS. Nuh: 1) Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal. (QS. Hud:39) Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan. (QS. Hud: 26) Pembangkangan kaum Nabi Nuh Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”.(QS. Al-A’raf: 60) Mereka berkata: “Hai Nuh sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. (QS. Hud: 32) Dan mulailah Nuh membuat bahtera . Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkata Nuh: “Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). (QS. Hud: 38) Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu , yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu . Dan kalau Allah menghendaki , tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum 13
  • 14. kanggus@gmail.com pernah kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu. (QS. Al-Mukminun: 24-25) Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”.(QS. Al- Qamar: 9) Penghinaan terhadap para pengikut Nabi Nuh Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami tidak melihat kamu , melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang- orang yang mengikuti kamu , melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. (QS. Hud: 27) Mereka berkata: “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?” Nuh menjawab: “Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan?”. Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kamu menyadari .Dan aku sekali-kali tidka akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan. (QS. Asy-Syuara’: 111-115) Peringatan Allah agar Nabi Nuh tidak Bersedih Dan diwahyukan kepada Nuh , bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hud: 36) Doa Nabi Nuh Maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka , dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku. (QS. Asy-Syuara’: 118). Maka dia mengadu kepada Tuhannya : “bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku). (QS. Al-Qamar: 10) Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). (QS. Nuh: 5-6). Nuh berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.”(QS. Al- Mukminun: 26) Sesungguhnya Nuh telah menyeru kami : Maka sesungguhnya sebaik-baik yang 14
  • 15. kanggus@gmail.com memperkenankan (adalah Kami).(QS. Ash-Shaffat: 75) Pembuatan Kapal (Bahtera) Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami , dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang zalim itu , sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. Hud: 37) Penghancuran umat Nabi Nuh dengan cara Ditenggelamkan Maka mereka mendustakan Nuh , kemudian kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).(QS. Al-A’raf: 64) Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.(QS. Asy-Syuara: 120) Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.Maka mereka ditimpa banjir besar , dan mereka adalah orang-orang yang zalim.(QS. Al- Ankabut: 14) Dibinasakannya Putera Nabi Nuh Al-Qur’an sehubungan dengan dengan dialog yang terjadi antara Nabi Nuh dan puteranya, pada tahap-tahap awal dari terjadinya banjir mengungkapkan: Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung, dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat jauh terpencil : “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!”. Nuh berkata : “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya ; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (QS. Hud: 42-43) Diselamatkannya Orang-Orang yang Beriman dari Banjir Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan.(QS. Asy-Syuara: 119). Maka kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (QS. Al-Ankabut: 15) Bentuk Fisik dari Banjir yang Terjadi Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah . Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari 15
  • 16. kanggus@gmail.com papan dan paku. (QS. Al-Qamar: 11-13). Hingga apabila perintah Kami datang dan ‘dapur’(permukaan bumi yang memancarkan air hingga meneyebabkan timbulnya taufan) telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung, dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat jauh terpencil : “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”. (QS. Hud: 40-42). Lalu Kami wahyukan kepadanya : “Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan ‘tannur’ telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.(QS. Al-Mukminun: 27) Terdamparnya Perahu di Tempat yang Tinggi Dan difirmankan: “Hai bumi tahanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim”. (QS. Hud: 44) I’tibar yang Diambil dari Peristiwa Banjir Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa )nenek moyang) kamu ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (QS. Al-Haqqah: 11-12) Pujian Allah terhadap Nabi Nuh “Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”. Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Ash-Shaffat: 79-81) 16
  • 17. kanggus@gmail.com Apakah Banjir itu Bencana Lokal Saja ataukah Global ? Mereka yang menolak realitas terjadinya Banjir masa nabi Nuh, menopang pendirian mereka dengan menyatakan bahwa banjir global atas seluruh dunia adalah suatu hal yang mustahil. Bukan hanya itu, penyangkalan mereka atas terjadinya banjir yang bagaimanapun bentuknya adalah ditujukan untuk menyerang apa yang telah dikemukakan al-Qur’an. Menurut mereka, semua kitab yang berasal dari wahyu, termasuk al-Qur’an, mempertahankan pendirian bahwa banjir Nuh adalah banjir yang global, dan karenanya, seluruh berita itu adalah informasi yang keliru. Penolakan terhadap pernyataan al-Qur’an ini tidak benar. Al-Qur’an diwahykan oleh Allah, dan al-Qur’an ini merupakan satu-satunya kitab suci yang tidak terrubah. Al-Qur’an memandang banjir dengan sudut pandang yang sangat berbeda dibandingkan cara pandang Pentateuch dan legenda-legenda tentang banjir yang lain yang diriwayatkan dalam berbagai kebudayaan. Pentateuch, nama bagi lima buku (kitab) pertama dalam Perjanjian Lama, menyatakan bahwa banjir tersebut bersifal global, menutupi seluruh bumi. Namun, al-Qur’an tidak memberikan keterangan seperti itu, dan sebaliknya, ayat-ayat yag relevan dengan peristiwa ini membawa pada suatu kesimpulan bahwa banjir itu hanya bersifat regional (menutupi wilayah tertentu) dan tidak menutupi seluruh bumi, dan hanya menenggelamkan umat Nabi Nuh saja yang mereka itu telah diberi peringatan oleh nabi Nuh dan akhirnya membangkang, sehingga mereka dihukum. Ketika riwayat-riwayat tentang banjir dalam Perjanjian Lama dan riwayat-riwayat sejenis dalam Al-Qur’an diuji, perbedaannya sederhana saja. Perjanjian Lama, yang telah mengalami banyak perubahan dalam penambahan sepanjang sejarahnya, yang karenya tidak bisa dinilai sebagai wahyu yang orisinil, menggambarkan bagaimana banjir berawal dalam uraian sebagai berikut: “Dan Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia di bumi adalah besar, dan bahwa setiap imajinasi dari pikiran-pikiran dalam hatinya hanya selalu perbuatan jahat. Dan ini menjadikan Allah menyesali bahwa Dia telah menciptakan manusia, dan ini menyedihkan hatiNya. Dan Tuhan berkata, “Saya akan membinasakan manusia yang telah saya ciptakan dari permukaan bumi; kedua jenis yang ada, manusia dan binatang, dan segala yang merayap, dan unggas-unggas di udara, yang karena telah mengecewakanKu yang telah mencipatakan mereka. Akan tetapi, (Nabi) Nuh mendapatkan kasih sayang di mata Tuhan” (Genesis, 6: 5-8) Meski demikian, dalam al-Qur’an, diperlihatkan dengan jelas bahwa banjir itu tidak meliputi seluruh dunia (bumi), tetapi hanya umat Nabi Nuh yang dihancurkan. Tidak berbeda sebagaimana Nabi Hud diutus hanya untuk kaum ‘Ad (QS. Hud: 50), Nabi Shalih diutus untuk kaum Tsamud (QS. Hud: 61) serta seluruh Nabi kemudian sebelumMuhammad adalah diutus hanya untuk umat mereka saja, Nabi Nuh hanya diutus untuk umatnya dan banjir tersebut hanya menyebabkan punahnya umat Nabi Nuh; Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan. (QS. Hud: 25-26) 17
  • 18. kanggus@gmail.com Mereka yang dimusnahkan adalah orang-orang yang secara total tidak menghiraukan Proklamasi Nabi Nuh akan kerasulannya dan senantiasa menentang. Ayat-ayat yang senada telah menggambarkan dengan cara yang cukup gamblang: Maka mereka mendustakan Nuh , kemudian kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).(QS. Al-A’raf: 64). Di samping itu, dalam al-Qur’an , Allah menegaskan bahwa Dia tidak akan menghancurkan suatu komunitas masyarakat kecuali seorang rasul telah diutus kepada mereka. Penghancuran terjadi jika seorang pemberi peringatan telah sampai kepada suatu kaum, dan pemberi peringatan itu didustakan. Allah menyatakan hal itu dalam Surat al-Qashash: Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. (QS. Al- Qashash: 59). Bukanlah cara Allah untuk mengancurkan suatu kaum yang kepada mereka belum Dia turunkan rasul. Sebagai seorang pemberi peringatan, Nuh hanya diutus untuk kaumnya saja. Karena itu, Allah tidak menghancurkan kaum-kaum yang kepada mereka tidak Dia utus rasul, akan tetapi Allah hanya menghancurkan umat Nabi Nuh. Dari penyataan-pernyataan dalam al-Qur’an ini, kita bisa memastikan bahwa banjir tersebut adalah bencana yang bersifat lokal, bukannya global (seluruh dunia). Penggalian-penggalian yang dilakukan pada daerah-daerah arkeologis yang diperkirakan sebagai lokasi terjadinya banjir – yang nanti akan kita bahas berikutnya— menunjukkan bahwa banjir tersebut bukanlah sebuah peristiwa global yang mempengaruhi seluruh bumi, akan tetapi merupakan sebuah bencana yang sangat luas yang mempengaruhi bagian tertentu dari wilayah Mesopotamia. Apakah Seluruh Binatang ikut Dinaikkan ke atas Perahu? Para penfasir Bibel yakin bahwa Nabi Nuh memasukkan seluruh species binatang yang ada di muka bumi ke atas Perahu dan binatang-binatang itu bisa selamat dari kepunahan karena kebaikan Nabi Nuh itu. Menurut apa yang mereka yakini ini, setiap pasang dari tiap species yang ada di muka bumi juga dibawa bersama ke atas perahu. Mereka yang mempertahankan pernyataan itu dengan tanpa ragu harus menghadapi kejanggalan- kejanggalan yang serius dalam berbagai hal. Pertanyaan tentang bagaimana berbagai jenis binatang yang diangkut ke atas perahu itu diberi makan, bagaimana mereka ditempatkan di dalam perahu itu (kandang- kandang untuk mereka), atau bagaimana mereka dipisahkan satu dengan lainnya adalah pertanyaan- pertanyaan yang mustahil bisa terjawab. Lagi pula, masih ada beberapa pertanyaan yang tersisa: 18
  • 19. kanggus@gmail.com bagaimana binatang-binatang yang berasal dari berbagai benua (daratan) yang berbeda bisa dibawa bersamaan – berbagai mamalia yang ada di kutub, kanguru dari Australia, atau bison yang Aneh dari Amerika?. Juga, masih adalah berbagai pertanyaan lebih banyak lagi, seperti, bagaimana binatang yang sangat membahayakan – yang berbisa seperi berbagai jenis ular, kalajengking dan binatang-binatang buas – itu semua bisa ditangkap, serta bagaimana mereka bisa bertahan padahal dipisahkan dari habitat alamiahnya untuk suatu waktu hingga banjir itu surut?. Ini adalah berbagai pertanyaan yang dihadapi oleh Perjanjian Lama. Di dalam al-Qur’an, tidak ada pernyataan yang mengindikasikan bahwa seluruh species binatang di muka bumi dinaikkan ke atas perahu. Dan sebagaimana yang telah ditegaskan sebelumnya, banjir tersebut terjadi dalam sebuah wilayah tertentu saja, sehingga, binatang yang dinaikkan perahu pun hanyalah yang hidup di wilayah di mana umat Nabi Nuh itu tinggal. Meski demikian, ini adalah bukti bahwa mustahil sekalipun hanya untuk mengumpulkan seluruh jenis binatang yang hidup di wilayah tersebut. Sulit dipikirkan Nabi Nuh beserta sejumlah kecil orang-orang yang beriman yang menyertainya (QS. Hud: 40) pergi menuju ke segala penjuru untuk mengumpulan masing-masing dua ekor dari ratusan species binatang di sekitar mereka. Bahkan, lebih mustahil lagi bagi mereka untuk mengumpulkan berbagai tipe serangga yang hidup di wilayah mereka, serta untuk memisahkan antara yang jantan dan betina!. Ini alasan mengapa yang lebih memungkinkan adalah bahwa yang dikumpulkan itu hanya binatang yang bisa dengan mudah ditangkap dan dipelihara, dan karenanya, binatang tersebut adalah binatang ternak yang secara khusus berguna bagi manusia. Nabi Nuh agaknya memasukkan ke atas perahu binatang binatang sejenis itu, yakni seperti, sapi, biri-biri, kuda, unggas, unta dan sejenisnya, karena inilah binatang-binatang yang dibutuhkan untuk penyangga kehidupan baru bagi di wilayah yang telah kehilangan sejumlah besar prasarana hidup dikarenakan bencana banjir tersebut. Di sini masalah penting terletak pada bahwa kebijaksanaan Ilahiah dalam perintah Allah kepada Nabi Nuh untuk untuk mengumpulkan berbagai binatang terletak pada arahan untuk menumpulkan binatang-binatang yang dibutuhkan untuk kehidupan baru setelah banjir berakhir daripada untuk kepentingan mempertahankan genus berbagai binatang. Selama banjir itu bersifat lokal, maka kepunahan berbagai jenis binatang tidak akan mungkin terjadi. Agaknya ada kecenderungan bahwa pada masa setelah banjir, berbagai binatang dari wilayah-wilayah lain bermigrasi ke tempat tersebut dan memadati daerah tersebut dengan cara kehidupan lama yang pernah ada. Sehingga yang terpenting adalah bahwa kehidupan bisa dirintis kembali begitu banjir berakhir, dan binatang-binatang yang dikumpulkan (dan diangkut ke atas perahu) adalah dimaksudkan untuk tujuan perintisan kehidupan seperti itu. Berapa Tinggikah Air Banjir Tersebut? Perdebatan lain di seputar masalah banjir itu adalah, apakah banjir itu memancar dan menggenang sebegitu tingginya sehingga menenggelamkan gunung?. Sebagaimana telah diberitahukan, al-Qur’an menginformasikan kepada kita bahwa perahu Nabi Nuh itu terdampat di suati tempat yang bernama “al- Judi” setelah banjir selesai. Kata-kata “judi” secara umum merujuk pada lokasi gunung tertentu, 19
  • 20. kanggus@gmail.com sedangkan kata-kata itu memiliki arti “tempat yang tinggi atau bukit”. Karenanya, hendaknya jangan dilupakan bahwa di dalam al-Qur’an , “judi” bisa jadi tidak digunakan sebagai nama bagi gunung tertentu, akan tetapi untuk menunjukkan bahwa perahu telah terdampar dan terhenti pada sebuah tempat yang tinggi. Di samping itu, makna dari kata-kata “judi” yang disebutkan di atas mungkin juga memperlihatkan bahwa air bah itu mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak mencapai ketinggian puncak gunung. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa yang paling memungkinkan adalah bahwa banjir itu tidak menenggelamkan seluruh bumi dan seluruh gunung sebagaimana digambarkan dalam Perjanjian Lama, tetapi hanya menggenangi wilayah tertentu saja. Lokasi Banjir Nuh Daratan Mesopotamia diduga kuat sebagai lokasi di mana banjir masa Nabi Nuh terjadi. Wilayah ini diketahui sebagai tempat bagi peradaban tertua dalam sejarah. Lagi pula, dengan posisinya yang berada di antara sungai Tigris dan Eufrat, tempat ini sangat memungkinkan untuk terjadinya sebuah banjir yang besar. Di antara fakor penyebab terjadinya banjir kemungkinan adalah bahwa kedua sungai ini airnya meluap dan membanjiri wilayah tersebut. Alasan kedua mengapa daerah tersebut diduga kuat sebagai tempat terjadinya banjir adalah bukti- bukti historis. Dalam rekamana sejarah berbagai peradaban manusia yang pernah menempati lokasi tersebut, banyak dokumen yang ditemukan telah merujuk pada pernah terjadinya sebuah banjir, dan banjir itu dalam dokumen tersebut disebutkan terjadi dalam sebuah pereode masa yang sama. Setelah menyaksikan pembinasaan kaum Nabi Nuh, peradaban-peradaban tersebut agaknya merasa perlu untuk merekam dalam sejarah mereka, bagaimana banjir itu terjadi, serta bagaimana juga akibat-akibat yang ditimbulkan oleh banjir tersebut. Telah diketahui pula, bahwa mayoritas legenda-legenda yang menceritakan banjir tersebut berasal dari Mesopotamia juga. Yang juga lebih penting bagi kita adalah temuan-temuan arkeologis. Temuan ini memperlihatkan bahwa sebuah banjir besar pernah terjadi di wilayah ini. Sebagaimana yang akan kami bahas secara detail pada halaman-halaman berikutnya, banjir ini telah menyebabkan tertundanya mata rantai perkembangan peradaban untuk selama jangka waktu tertentu. Dalam penggalian-penggalian yang dilakukan, nampak jejak-jejak dari bencana dahsyat tersingkap dari timbunan tanah. Penggalian-penggalian yang dilakukan di wilayah Mesopotamia telah mengungkap, bahwa berkali-kali dalam sejarah, wilayah ini menderita berbagai macam bencana sebagai akibat dari berkali- kali banjir dan meluapnya Sungai Eufrat dan Tigris. Sebagai misal, pada millenium kedua Sebelum Masehi (SM), pada masa Ibbi-sin, penguasa dari bangsa Ur yang besar, yang berlokasi di sebelah selatan Mesopotamia, sebuah tahun tertentu ditandai dengan “sesudah terjadinya sebuah banjir yang telah melenyapkan garis batas antara surga-surga dan bumi”1 . Di sekitar tahun 1700 Sebelum Masehi (SM), pada masa kekuasaan Hamurabi dari Babilonia, sebuah tahun dikenang sebagai sebuah masa dimana terjadi di dalamnya insiden “ hujan di kota Eshnunna yang disertai dengan banjir”. Pada abad ke 10 SM, pada masa pemerintahan Nabu-mukin-apal, sebuah banjir terjadi di kota Babilon.2 Setelah masa kehidupan Isa (Jesus) pada abad ke 7, 8, 10, 11, dan 12, banjir-banjir yang dinilai bersejarah (penting) terjadi dalam wilayah tersebut. Dalam abad ke 20, kejadian yang sama terjadi pada tahun 1925, 1930, dan 1954.3 Jelaslah sudah, bahwa wilayah ini telah menjadi obyek bagi terjadinya 20
  • 21. kanggus@gmail.com bencana banjir, dan sebagaimana ditunjukkan dalam al-Qur’an, bahwa rupa-rupanya sebuah banjir yang massif telah menghancurkan dan membinasakan sebuah komunitas manusia secara keseluruhan. Bukti-Bukti Arkeologis tentang Banjir Bukanlah suatu hal yang kebetulan bila masa sekarang ini kita sedang mengungkap jejak-jejak dari mayoritas komunitas manusia yang oleh al-Qur’an dikatakan telah dibinasakan. Bukti-bukti arkeologis menyajikan fakta, bahwa semakin mendadak kehancuran sebuah komunitas terjadi, semakin memungkinkan bagi kita untuk melacak jejak-jejaknya. Dalam kasus apabila sebuah peradaban hancur secara tiba-tiba, yang ini bisa saja terjadi karena bencana alam, perpindahan tempat (migrasi) yang mendadak, atau karena perang, jejak-jejak peradaban sering bisa lebih terpelihara. Rumah-rumah yang mereka huni, peralatan-peralatan yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, tidak lama kemudian akan terkubur di bawah bumi. Jadi, jejak-jejak peninggalan mereka itu bisa terpelihara dalam waktu yang lama dan tidak tersentuh oleh manusia, dan itu semua merupakan bukti yang penting tentang sejarah masa lampau bila diungkapkan pada saat sekarang. Inilah masalah besar sehubungan dengan bukti tentang Banjir masa Nabi Nuh yang telah diungkap pada saat ini. Walaupun peristiwa penghancuran kaum Bani Nuh itu telah terjadi sekitar millenium ketiga sebelum Masehi (SM), banjir itu telah mengakhiri seluruh peradaban untuk jangka waktu tertentu, dan kemudian, menyebabkan lahirnya lagi sebuah peradaban yang baru di daerah tersebut. Jadi, bukti- bukti yang muncul tentang banjir ini telah terpelihara selama ribuan tahun agar kita bisa mengambil pelajaran darinya. Usaha-usaha penggalian telah dilakukan dalam rangka menginvestigasi peristiwa banjir yang telah menenggelamkan daratan-daratan di wilayah Mesopotamia. Dalam penggalian-penggalian yang dilakukan di wilayah tersebut, di empat kota utama ditemukan jejak-jejak yang menunjukkan bahwa telah terjadi sebuah banjir yang besar. Kota-kota tersebut adalah kota-kota penting di Mesopotamia; Ur, Erech, Kish, dan Shuruppak. Penggalian-penggalian yang dilakukan di kota-kota ini telah mengungkap bahwa semua dari empat kota ini telah dilanda sebuah banjir pada sekitar millenium ketiga Sebelum Masehi. Pertama, mari kita lihat penggalian-penggalian yang dilakukan di Kota Ur. Sisa-sisa tertua dari sebuah peradaban yang tersingkap dari penggalian di kota Ur, yang telah diganti namanya menjadi “Tell al Muqayyar” pada masa sekarang ini, menunjuk pada suatu masa 7000 tahun SM. Sebagai sebuah situs yang pernah menjadi lokasi bagi peradaban-peradaban tertua, kota Ur telah menjadi sebuah wilayah hunian di mana berbagai kebudayaan tampil silih berganti. Temuan arkeologis dari kota Ur memperlihatkan bahwa di sinilah peradaban telah pernah terputus setelah terjadinya sebuah banjir dahsyat, dan kemudian, peradaban-peradaban baru tampil. R.H. Hall dari British Museum melakukan penggalian yang pertama di tempat ini. Leonard Woolley yang melakukan penggalian meneruskan setelah Hall, yang juga menjadi supervisor (pengawas/pembimbing) penggalian yang secara kolektif diorganisir oleh the British Museum dan University of Pensilvania. Penggalian-penggalian yang dilakukan oleh Woolley, yang telah memberikan pengaruh besar di seluruh dunia, berlangsung dari 1922 sampai 1934. 21
  • 22. kanggus@gmail.com Penggalian yang dilakukan Sir Woolley mengambil lokasi di tengah-tengah padang pasir antara Baghdad dan Teluk Persi. Pendiri pertama kota Ur adalah orang-orang yang datang dari Mesopotamia Utara dan mereka menyebut diri mereka dengan “Ubaidian”. Pada awalnya, penggalian itu dilakukan untuk menghimpun informasi berkenaan dengan orang-orang tersebut. Penggalian yang dilakukan Woolley digambarkan oleh seorang arkeolog Jerman, Werner Keller, sebagai berikut: “Kuburan Raja-Raja Ur”- begitu ungkap Woolley dalam kegembiraan besar tatkala menemukan, telah membubuhkan lubang kuburan bagi kejayaan Sumeria, yang kehebatan kekuasaannya telah tersingkap saat skop/cangkul para arkeolog mengenai sebuah tanggul sepanjang 50 kaki di sebelah selatan candi dan ditemukan sebuah deretan panjang dari pekuburan yang sangat menarik. Kubah/kolong batu yang ditemukan benar-benar merupakan peti-peti harta yang berharga, yang dipenuhi dengan piala-piala yang mahal, kendi-kendi dan vas-vas yang dibentuk secara menakjubkan, barang becah belah terbuat dari perunggu, kepingan-kepingan mutiara, lapis lazuli, dan perak yang mengelilingi tubuh-tubuh tersebut, yang telah terbentuk menjadi debu/abu. Barang-barang semacam kecapi dan lyre disandarkan di dinding-dinding. “Hampir hanya dalam sekali” dia kemudian menulis dalam buku hariannya, “penemuan-penemuan dihasilkan yang telah memberikan ketegasan tentang kecurigaan-kecurigaan kami. Tepat di bawah lantai dari salah satu lubang kubur para raja kami menemukan sebuah lapisan abu berbagai tablet tanah liat, yang tertutupi oleh huruf-huruf yang jauh lebih tua dibandingkan dengan prasasti di atas kuburan. Dengan mendasarkan pada sifat dari tulisan yang ada, tablet-tablet tersebut bisa diduga dibuat pada sekitar tahun 3000 SM. Berarti, itu dua atau tiga abad lebih awal dari lubang kuburan tersebut.” Terowongan/lubang itu ternyata masih bisa dirunut lebih dalam. Tingkatan yang baru, dengan pecarhan-pecahan kendi, pot dan mangkuk masih tetap nampak terjaga. Para ahli (ilmuwan) memperhatikan bahwa barang-barang tembikar itu masih cukup mengejutkan karena tetap tidak berubah. Benar-benar nampak seperti yang telah ditemukan di pekuburan para raja. Karena itulah, nampaknya selama beberapa abad peradaban Sumeria tidak mengalami perubahan yang radikal. Mereka tentulah, menurut kesimpulan yang bisa ditarik, telah mencapai tingak perkembangan yang tinggi yang menakjubkan pada awal peradaban mereka. Setelah beberapa hari penggalian dilakukan, beberapa pekerja Woolley berteriak kepadanya, “Kita telah sampai paga lapisan dasar (ground)”, dia kemudian turun sendiri menuju lantai lubang galian agar bisa puas menyaksikan. Semula, pikiran Woolley adalah bahwa “Ini adalah penggalian yang terakhir”. Wujudnya adalah pasir, pasir murni yang hanya bisa dikandung oleh air. Mereka memutuskan untuk menggali lapisan tersebut dan membuat lubang lebih dalam lagi. Semakin dalam, semakin dalam menuju dasar: tiga kaki, enam kaki -- masih penuh lumpur. Tiba-tiba, pada kedalaman sepuluh kaki, lapisan lumpur terhenti tiba-tiba. Di bawah deposit tanah liat ini sekitar sepuluh kaki tebalnya, mereka menemukan bukti-bukti baru dari hunian manusia. Wujud dan kualitas dari tembikar telah jelas berubah. Di sini, barang-barang itu adalah bikinan tangan. Besi belum juga ditemukan di sini. Peralatan primitif yang nampak adalah peralatan yang terbuat dari tebangan batu api. Ini mesti terjadi pada masa Zaman Batu!. Banjir. Itulah penjelasan yang paling mungkin bagi deposit yang tanah liat yang besar di bawah bukit di kota Ur, yang secara cukup jelas telah memisahkan dua zaman kehidupan. Samudera telah 22
  • 23. kanggus@gmail.com meninggalkan jejak-jejak yang tidak terpungkiri dalam bentuk sisa-sisa organisme laut yang terlekat/tersimpan dalam lumpur.4 Analisa dengan mikroskop mengungkapkan bahwa deposit tanah liat di depan bukit di kote Ur telah terkumpul disebabkan oleh banjir yang begitu besar yang telah meludeskan peradaban Sumeria kuno. Epik tentang Gilgamesh dan cerita tentang Nuh tersatukan dengan lubang galian yang dalam di bawah gurun Mesopotamia. Max Mallowan menghubungkan pikiran-pikiran Leonard Woolley , yang menyatakan bahwa endapan massif yang besar itu terbentuk dalam satu waktu tertentu yang hanya bisa terjadi dikarenakan bencana banjir yang sangat besar. Woolley juga menggambarkan tentang permukaan banjir yang telah memisahkan kota di Sumeria, kota Ur dengan kota Al-Ubaid yang penduduknya biasa bekerja mengecat barang tembikar, sebagaimana yang masih tersisa dari peristiwa banjir tersebut.5 Ini semua menunjukkan bahwa kota Ur adalah salah satu dari berbagai daerah yang terkena banjir. Werener Keller mengekspressikan arti penting dari penggalian yang telah disebutkan di atas dengan menyatakan bahwa hasil dari sisa-sisa kota di bawah lapisan tanah lumpur dalam penggalian arkeologis di Mesopotamia membuktikan bahwa dahulu kala pernah terjadi banjir di tempat ini.6 Kota lain yang masih menyimpan jejak-jejak dari banjir Nuh adalah kota Kish di Sumeria, yang saat ini dikenal dengan nama “Tall al-Uhaimer”. Menurut sumber-sumber Sumeria kuno, kota ini merupakan tempat kedudukan “tahta dari dinasi ‘postdiluvian’ yang pertama”.7 Kota Shurrupak di sebelah selatan Mesopotamia , yang saat ini diberi nama dengan “Tall Far’ah”, demikian juga, menyimpan jejak-jejak yang masih terlihat dari peristiwa banjir tersebut. Studi arkeologis yang dilakukan di kota ini dipimpin oleh Erich Schmidt dari the University of Pensilvania antara tahun 1922-1930. Penggalian-penggalian yang dilakukan mengungkapkan adanya tiga lapisan yang pernah dihuni oleh manusia dalam rentang waktu sejak masa pra sejarah hingga dinasti Ur ketiga (2112-2004 SM). Temuan yang paling istimewa adalah reruntuhan dari sebuah bangunan rumah-rumah yang bagus sepanjang tablet (belahan-belahan batu/prasasti) tulisan-tulisan kuno berbentuk baji (cuneiform) dari simpanan administrasi dan daftar-daftar kata, mengindikasikan adanya sebuah masyarakat yang telah berkembang maju hingga akhir millenium keempat Sebelum Masehi.8 Masalah terpenting adalah bahwa sebuah banjir besar telah bisa dipahami dengan jelas terjadi di kota ini pada sekitar 2900-3000 SM. Menurut perhitungan yang dilakukan Mallowan, 4-5 meter di bawah tanah, Schmidt telah mencapai lapisan tanah kuning (yang dibentuk oleh banjir) yang terbentuk dari sebuah campuran antara tanah liat dan pasir. Lapisan ini lebih dekat ke dataran daripada profil tumulus dan bisa diamati seluruhnya di seputar tumulus…. Schmidt mendefinisikan bahwa lapisan ini terbentuk dari campuran tanah liat dan pasir, yang masih tersisa sejak masa Kerajaan Kuno Cemdet Nasr, sebagai “sebuah pasir yang masih dengan keasliannya di dalam sungai” dan ini diasosiasikan dengan Banjir Nuh.9 Di dalam penggalian yang dilakukan di kota Shuruppak, sisa-sisa sebuah banjir bisa ditemukan yang masih berhubungan dengan kurang lebih tahun 2900-3000 SM. Mungkin, kota Shuruppak terkena imbas dari banjir sebebesar imbas yang diderita kota-kota lain.10 Tempat (kota) yang terakhir yang terkena banjir adalah kota Erech hingga sebelah selatan kota Shuruppak yang saat ini dikenal dengan nama “Tall al-Warka”. Di kota ini, sebagaimana di kota-kota 23
  • 24. kanggus@gmail.com yang lainnya, lapisan sebuah banjir juga nampak. Lapisan ini merujuk pada masa 2900-3000 SM sebagaimana yang lain.11 Sebagaimana diketahui dengan baik, sungai Eufrat dan Tigris memotong menyeberangi Mesopotamia dari ujung satu ke ujung yang lain. Nampaknya bahwa selama masa itu, dua sungai ini dan disertai banyak sumber mata air, besar maupun kecil, meluap, dan, dengan bersatunya dengan air hujan, telah menyebabkan sebuah banjir yang dahsyat. Peristiwa itu digambarkan dalam al-Qur’an: Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah (11). Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan (12). (QS. Al-Qamar: 11-12). Ketika faktor-faktor yang menyebabkan banjir itu dibahas satu persatu, nampaklah bahwa kesemuanya itu merupakan fenomena yang sangat alami. Adapun yang menjadikan peristiwa itu penuh mukjizat adalah karena kejadiannya pada saat yang bersamaan dengan peringatan Nabi Nuh kepada kaumnya tentang akan datangnya bencana semacam itu sebelumnya. Pengujian terhdap bukti yang didapat dari studi yang komplet mengungkapkan bahwa daerah banjir membentang sekitar 160 km (lebar) dari timur sampai barat, dan 600 km (panjang) dari utara sampai selatan. Ini menunjukkan bahwa banjir tersebut menutupi seluruh daratan-daratan di Mesopotamia. Ketika kita membahas urut-urutan kota Ur, Erech, Shuruppak dan Kish yang menyembulkan jejak-jejak banjir Nuh, kita melihat bahwa kota-kota ini berada dalam satu garis sepanjang rute tersebut. Karena itulah, banjir tersebut pastilah telah mengenai keempat kota ini dan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu, harus dicatat bahwa pada sekitar 3000 tahun BC, struktur geografis dari daratan Mesopotamia berbeda dengan kondisi yang ada sekarang. Pasa masa tersebut, posisi sungai Eufrat terletak lebih ke timur dibandingkan dengan posisi sungai tersebut saat ini; garis arus sungai ini ternyata dulunya sama dengan garis yang melewati menembus kota Ur, Erech, Shuruppak dan Kish. Dengan terbukanya “mata air di bumi dan di surga”, agaknya sungai Eufrat meluap dan mengalir tersebar sehingga merusak empat kota yang disebut di atas. Agama dan Kebudayaan yang Menceritakan Banjir Nabi Nuh Peristiwa Banjir Nuh tersebut disebarluaskan ke hampir semua manusia (kaum) lewat lesan para Nabi yang menyampaikan Agama yang Benar, tetapi akhirnya cerita itu menjadi legenda-legenda berbagai kaum-kaum itu, dan kisah itu mengalami penambahan-penambahan dan juga pengurangan- pengurangan dalam periwayatannya. Allah telah menyampaikan kisah tentang Banjir Nuh kepada manusia melalui para rasul dan kitab- kitab yang Dia turunkan kepada berbagai masyarakat agar hal itu menjadi peringatan atau permisalan. Dalam setiap masa teks atau kitab-kitab tersebut telah dirubah dari aslinya, dan penuturan tentang banjir Nuh itu juga telah ditambah-tambahai dengan unsur-unsur yang mistis. Hanyalah al-Qur’an lah sumber yang masih memiliki kesamaan yang mendasar dengan temuan-temuan dan observasi empiris. Hal ini hanya tidak lain karena Allah menjaga al-Qur’an dari perubahan, meski hanya sebuah perubahan kecil 24
  • 25. kanggus@gmail.com sekalipun, dan Dia tidak mengizinkan al-Qur’an itu terkurangi. Menurut padangan al-Qur’an berikut ini “Kami telah dengan tanpa keraguan menurunkan risalah, dan Kami dengan pasti akan menjaganya (dari pengurangan)”(QS.Al-Hijr: 9), al-Qur’an berada di bawah pengawasan khusus Allah. Dalam bagian terakhir dari bab ini yang berkaitan dengan banjir, kita akan melihat, bagaimana insiden banjir itu diilustrasikan –meski telah terjadi manipulasi/pengurangan – dalam berbagai kebudayaan dan di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Banjir Nabi Nuh dalam Perjanjian Lama Kitab yang sebenarnya diwahyukan kepada nabi Musa adalah Taurat. Hampir semua sisa-sisa wahyu dan buku-buku yang berkaitan dengan Injil “Pentateuch (lima buku pertama dari Kitab perjanjian Lama)”, seiring dengan berjalannya waktu, telah lama kehilangan hubungannya dengan wahyu yang asli. Bahkan, kemudian bagian yang paling meragukan tersebut telah diubah oleh para rabi (pendeta) dari masyarakat Yahudi. Sama halnya dengan wahyu-wahyu yang dikirimkan kepada nabi-nabi lain yang diutus kepada Bani Israel setelah nabi Musa, juga mendapat perlakuan yang sama dan mengalami perubahan yang luar biasa. Inilah sebab yang menjadikan kita untuk menyebut buku-buku itu sebagai “Pentateuch yang telah dirubah (Altered Pentateuch)” dikarenakan telah kehilangan hubungannya dengan aslinya, membawa kita untuk menganggapnya lebih hanya sebagai bikinan manusia semata yang berupaya untuk mencatat sejarah suku bangsanya daripada menganggapnya sebagai sebuah kitab suci. Tidaklah mengherankan jika ciri-ciri dari Pentateuch yang telah dirubah itu dan berbagai kontradiksi yang terkandung didalamnya bisa dengan mudah terungkap dalam pemaparannya terhadap cerita tentang nabi Nuh meskipun mempunyai berbagai kesaman dalam sebagian yang diceritakan dengan al-Qur’an. Menurut Perjanjian Lama, Tuhan memerintahkan kepada Nuh bahwa semua orang kecual para pengikutnya akan dihancurkan karena bumi telah penuh dengan berbagai macam tindak kekerasan. Dan akhirnya Tuhan memerintahkan mereka untuk membuat sebuah Perahu dan menyebutkan secara detail bagaimana cara mengerjakannya. Tuhan juga mengatakan kepadanya (Musa) untuk membawa keluarganya, tiga orang anaknya, istri-istri anaknya, dua (sepasang) dari setiap mahkluk hidup dan berbagai persedian bahan pangan. Tujuh hari kemudian, ketika waktu banjir telah tiba, semua sumber yang ada di dalam tanah mendadak terbuka lebar, pintu-pintu surga terbuka dan sebuah banjir besar menenggelamkan semuanya. Hal ini berlangsung selama empat puluh hari dan empat puluh malam. Kapal yang dtumpangi Nuh beserta pengikutnya berlayar diatas air yang menutupi semua pegunungan dan dataran tinggi. Mereka yang berada di dalam kapal bersama Nuh diselamatkan dan mereka yang tidak ikut ke dalam kapal dan terbawa oleh air bah tersebut ditenggelamkan hingga mati. Hujan berhenti setelah banjir terjadi, yang terjadi selama 40 hari 40 malam, dan airpun mulai surut 150 hari kemudian. Setelah berada pada hari ke tujuh belas dari bulan ke tujuh, kapal tersebut berhenti di gunung Ararat (Agri). Nuh memerintahkan seekor merpati untuk melihat apakah air telah benar-benar surut atau tidak, dan ketika akhirnya merpati tersebut tidak kembali lagi, ia menyadari bahwa air telah benar-benar surut. Tuhan memerintahkannya untuk keluar dari kapal dan menyebar ke seluruh penjuru bumi. Salah satu kontradiksi yang terdapat dalam kisah yang terdapat dalam perjanjian Lama ini adalah; berdasarkan ringkasan ini, dalam versi tulisan yang “berbau Yahudi”, dikatakan bahwa Tuhan 25
  • 26. kanggus@gmail.com memerintahkan kepda Nuh untuk membawaa tujuh dari binatang-binatang tersebut, jantan dan betina, Ia (Tuhan) menyebut-Nya ”clean(halal)” dan hanya pasangan-pasangan binaang-binaang tersebut Ia sebut “unclean(haram)”. Hal ini bertentangan dengan teks dibawah ini. Disamping itu dalam Perjanjian Lama, jangka waktu terjadinya banjir juga berbeda. Menurut versi yang berbau Yahudi itu, peristiwa naiknya air akibat banjir terjadi selama 40 hari, sedangkan berdasarkan pendapat orang-orang awam, dikatakan terjadinya selama 150. Sebagian dari Perjanjian Lama yang menceritakan tentang banjir Nuh mengatakan ; Dan Tuhan berkata kepada Nuh, akhir dari semua jasad manusia adalah menghadap kepadaKu; dan karena bumi telah penuh dengan kekerasan; maka lihatlah Aku akan menghancurkan mereka bersama dengan bumi. Maka kamu buatlah perahu dari kayu gopher;….. ..Dan, lihatlah meskipun Aku memberikan banjir yang membanjiri seluruh bumi untuk menghancurkan semua manusia, dimana semua yang bernafas, dari bawah surga; (dan)setiap yang ada dibumi akan mati. Namun bersamamu Aku akan menetapkan janjiKu; dan kamu akan masuk ke dalam perahu, kau dan anakmu, dan istrimu, dan istri-istri anak-anak mu. Dan semua mahkluk hidup, dua (sepasang) dari setiap mahkluk kamu bawa ke dalam perahu, untuk tetap menjaga mereka hidup bersamamu; mereka haruslah jantan dan betina… …demikianlah yang dilakukan Nuh; berdasrkan semua yang Tuhan perintahkan kepadanya. (Genesis 6:13-22). Dan perahupun berhenti pada bulan ke tujuh, pada hari ke tujuhbelas dari bulan tersebut di atas gunung Ararat. (Genesis 8:4). Setiap binatang yang halal kamu bawa sebanyak tujuh ke dalam perahu jantan dan betinanya, dan biatang yang tidak halal kamu bawa sebanyak dua jantan dan betinanya, unggas juga kamu ambil dari udara sebanyak tujuh, jantan dan betinanya, untuk menjaga agar bebih tetap hidup diseluuh penjuru bumi (Genesia 7:2-3). Dan Aku akn menepati janjiKu terhadapmu, dan semua orang-orang yang lain akan ditenggelamkan oleh air banjir, dan banjir akan lebih banyak lagi yang akan menghancurkan dunia (Genesis, 9:11). Berdasarkan kepada Perjanjian Lama, berkenaan dengan keputusan yang menyatakan bahwa “semua mahkluk hidup yang ada di dunia akan mati” dalam sebuah banjir yang menggenagi seluruh permukaan bumi, maka semua orang dihukum, dan yang selamat hanyalah mereka yang berlayar dengan perahu bersama Nuh. 26
  • 27. kanggus@gmail.com Banjir Nuh dalam Perjanjian Baru Perjanjian Baru yang kita miliki saat ini adalah bukan sebuah Kitab Suci dalam arti kata yang sebenarnya. Terdiri dari perkataan dan perbuatan dari ‘Isa (jesus), Pernanjian Baru dimulai dengan empat “Gospels (ajaran)” yang ditulis satu abad setelah kematian ‘Isa oleh orang-orang yang belum pernah melihatnya atau berteman dengan Isa; mereka (para penulis) ini bernama Matius, Markus, Lukas dan Johanes . Terdapat berbagai kontradiksi yang sangat gamblang diantara keempat gospel (ajaran) ini. Khususnya Gospel of John (Johanes) yang sangat memiliki banyak perbedaan dengan dari ketiga yang lain (Synoptic Gospel), meski dalam beberapa tingkat tertentu memiliki kesamaan. Buku-buku lain dari Perjanjian Baru terdiri dari surat-surat yang ditulis oleh Apostle (utusan/rasul) dan Saul dari Tarsus ( yang kemudian disebut dengan Saint Paul) menyebutkan perbuataan setelah kematian Isa. Namun demikian Perjanjian Baru yang terdapat saat ini bukan lagi merupakan sebuah naskah suci namun lebih merupakan sebuah buku semi-sejarah semata. Dalam Perjanjian Baru, banjir Nuh disebutkan secara singkat sebagai berikut; Nuh diutus sebagai seorang pembawa pesan kepada sebuah masyarakat yang tidak patuh dan tersesat, namun kaumnya tidak mau mengikutinya dn meneruskan penyimpangan mereka, kemudian Allah menimpakan kepada mereka yang menolak keimanan dengan sebuah peristiwa banjir dan menyelamatkan Nuh dan para pengikutnya dengan menempatkan mereka ke dalam perahu. Beberapa bab dri perjanjian Baru yang berkaitan dengan hal ini adalah sebagai berikut; Tetapi, pada masa Nabi Nuh, dan juga kedatangan seorang anak laki-laki. Dan pada hari- hari di mana mereka sebelum datangnya banjir, mereka makan dan minum, mereka menikah dan saling memberi dalam pernikahan itu, hingga datanglah suatu waktu ketika Nuh masuk ke dalam perahu, dan mengertilah dia tidak lebih hingga datangnya banjir, dan dia membawa mereka semua menjauh, demikian juga dengan datangnya seorang anak lelaki itu. (Matius, 24:37-39). Dan terpisah, bukan di bumi yang telah tua, tetapi selamatlah Nuh sebagai orang yang ke delapan, seorang penyeru kesalehan, membawa dalam banjir ke atas dunia yang tidak taat pada Tuhan. (Peter kedua,2: 5) Dan sebagaimana pada hari-hari masa Nuh, dan seharusnya juga juga pada masa seorang anak laki-laki. Mereka makan, minum, menikahi isteri, mereka saling diberi dalam perkawinan, hingga datanglah suatu hari ketika Nuh memasuki perahu, dan banjir datang, dan menghancurkan mereka semua. (Lukas, 17: 26-27). Di saat mereka itu ingkar (tidak mentaati), ketika suatu masa Tuhan lama menderita menunggu di masa Nuh, sembari perahu dipersiapkan, dalam jumlah beberapa, delapan jiwa diselamatkan oleh air. (Peter pertama, 3:20). Dikarenakan mereka mengabaikan, bahwa dengan kata Tuhan surga-surga menjadi tua, dan bumi mempertahankan air dan berada di dalam air: Di mana bumi kemudian, diluapi 27
  • 28. kanggus@gmail.com dengan banjir, dibinasakan. (Peter kedua,3:5-6). Peristiwa Terjadinya Banjir dalam Kebudayaan Lain Dalam Kebudayaan Sumeria Tuhan/ Dewa yang bernama Enlil berkata kepada suatu kaum bahwa tuhan yang lain ingin menghancurkan umat manusia, namun ia sendiri berkenan untuk meyelamatkan mereka. Pahlawan dalam kisah ini adalah Ziusudra, raja yang taat kepada raja negeri Sippur. Tuhan Enlil menyuruh Ziusudra apa yang harus dilakukan untuk bisa selamat dari banjir. Naskah yang berkaitan dengan pembuatan kapal tersebut telah hilang, namun fakta bahwa bagian ini pernah ada, diungkapkan dalam bagian yang menyebutkan bagaimana Ziusudra diselamatkan. Berdasarkan versi bangsa Babylonia tentang banjir, bisa disimpulkan bahwa dalam versi bangsa Sumeria pun, tentulah terdapat perincian yang lebih luas secara utuh tentang kejadian tersebut, tentang sebab-sebab terjadinya banjir dan bagaimana perahu tersebut dibuat. Dalam Kebudayaan Babilonia Ut-Napishtim adalah persamaan tokoh bangsa Babilonia terhadap pahlawan dalam peristiwa banjir dalam kisah bangsa Sumeria yaitu Ziusudra. Tokoh penting yang lain adalah Gilgamesh. Menurut legenda, Gilgamesh memutuskan untuk mencari dan menemukan para leluhurnya untuk mengupayakan rahasia kehidupan yang abadi. Ia melakukan sebuah perjalanan yang menentang bahaya dan pebuh dengan kesulitan. Ia diperintahkan supaya melakukan sebuah perjalan dimana ia harus melewati “Gunung Mashu dan air kematian” dan sebuah perjalanan yang hanya dapat diselesaikan oleh seorang anak tuhan bernama Shamash. Namun Gilgamesh tetap dengan gagah berani melawan semua bahaya selama perjalanan dan akhirnya berhasil mencapai Ut-Napishtim. Naskah ini dipotong/selesai pada titik dimana terjadi pertemuan antara Guilgamesh dan Ut- Napishtim, dan ketika akhirnya menjadi jelas, Ut-Napishtim bekata kepada Gilgamesh bahwa “para tuhan hanya menyimpan rahsia kematiandan kehidupam untuk diri mereka sendiri” (yang mereka tidak akan memberikannya kepada manusia). Atas jawaban ini Gilgamesh bertanya kepada Ut-Napishtim bagaimana ia dapat memperoleh keabadian; dan Ut-Napishtim menceritakan kepadanya kisah tentang banjir sebagai jawaban atas pertanyaannya. Banjir tersebut juga diceritakan dalam kisah “duabelas meja (twelve tables) “ yang terkenal dalam epik tentang Gilgamesh. Ut-Napishtim memulainya dengan mengatakan bahwa kisah yang akan diceritakan kepada Gilgamesh adalah merupakan“sesuatu yang rahasia, sebuah rahasia dari tuhan”. Ia berkata bahwa ia dari kora Shuruppak, kota tertua diantara kota-kota di daratan Akkad. Berdasarkan ceritanya, tuhan “Ea” telah menyerukan kepaanya melalui tembok gubuknya dan mengumumkan bahwa tuhan-tuhan telah memutuskan untuk menghancurkan semua benih kehidupan dengan perantaraan sebuah banjir; namun alasan tentang keputusan mereka tidaklah diterangkan dalam cerita banjir bangsa Babylonia sebagaimana telah diterangkan dalam kisah banjir bangsa Sumeria. Ut-Napishtim berkata bahwa Ea telah menyuruhnya untuk membuat sebuah perahu dimana ia harus membawa serta dan membwa “benih-benih dari semua makhluk hidup”. Ea memberitahukan kepadanya tentang ukuran dan bentuk dari kapal tersebut, berdasarkan hal ini, lebar, panjng dan ketinggian dari kapal sama satu sama dengan 28
  • 29. kanggus@gmail.com yang lain. Badai besar menjungkirbalikan semuanya dalam waktu enam hari dan enam malam. Pada hari yang ke tujuh, badai mulai reda. Ut-Napishtim melihat bahwa diluar kapal, “telah berubah menjadi Lumpur yang lengket’. Dan sang kapalpun berhenti di gunung Nisir. Menurut catatan bangsa Sumeria dan Babylonia, Xisuthros atau Khasisatra diselamatkan dari banjir oleh sebuah kapal dengan panjang 925 meter, bersama dengan keluarga dan teman-temannya dan bersama burung-burung dan berbagai jenis binatang. Hal ini dikatkan bahwa “air terbentang menuju ke surga, lautan menutupi pantai dan sungai meluap dari dasar sungai”. Dan kapalpun akhirnya berhenti di gunung Corydaean. Menurut cattan bangsa Babilonia-Syria, Ubar Tutu atau Khasisatra diselamatkan bersama dengan keluarga dan pembantunya, umatnya dan binatang-binatang dalam sebuah kapal dengan lebar 600 cubits (ukuran panjang), tinggi dan lebarnya 60 cubit. Banjir tersebut berlangsung selama 6 hari dan 6 malam. Ketika kapal tersebut menapai gunung Nizar, merpati yang dilepaskan kembali ke kapal sedangkan burung gagak yang sama-sama dilepaskan tidak kembali. Berdasarkan beberapa catatan bangsa Sumeria, Asyiria dan Babylonia, Ut-Napishtim bersama dengan keluarganya selamat dari banjir yang terjadi selama 6 hari dan 6 malam. Hal ini dikatakan “ Pada hari ke tujuh Ut-napishtim melihat keluar. Ternyata sangatlah sepi. Orang telah berubah menjadi Lumpur”. Ketika kapal berhenti di gunung Nizar, Ut-napishtim menerbangkan seekor burung merpati, seekor ggak dan seekor buurng pipit. Burung gagak tinggal untuk memakan bangkai, sedangkan dua burung yang lain tidak kembali. Dalam Kebudayaan India Dalam epic dari India berjudul Shatapata Brahmana dan Mahabharata, seseorang yang disebut dengan Manu diselamatkan dari banjir bersama dengan Rishiz. Menurut legenda , seekor ikan yang ditangkap oleh Manu dan ikan tersebut diselamatkannya, tiba-tiba berubah menjadi besar dan mengatakan kepadanya untuk membuat sebuah perahu dan mengikatkan ke tanduknya. Ikan ini dilambangkan sebagai pengejawantahan dari dewa Wisnu. Ikan tersebut menuntun kapal mengarungi ombak yang besar dan membawanya ke utara ke gunung Hismavat. Dalam Kebudayaan Wales Menurut legenda Welsh (dari Wales, dari Celtic di Inggris), dikatakan bahwa Dwynwen dan Dwfach selamat dari bencana yang besar dengan sebuah kapal. Ketika banjir yang amat mengerikan yang terjadi dari meluapnya Llynllion yang disebut dengan Danau Gelombang. Setelah selamat akhirnya mereka berdua mulai menghuni kembali daratan Inggris. Dalam Kebudayaan Scandinavia Legenda Nordic Edda melaporkan tentang Bergalmir dan istriya selamat dari banjir dengan sebuah kapal yang besar. Dalam Kebudayaan Lithuania Dalam legenda Lithuania, diceritakan bahwa beberapa pasang manusia dan binatang diselamatkan 29
  • 30. kanggus@gmail.com dengan berlindung di puncak permukaan gunung yang tinggi. Ketika angin dan banjir yang berlangsung sela dua hari dan dua belas malam tersebut mulai mencapai ketinggian gunung yang hampir akan menenggelamkan yang ada diatas puncak gunung tersebut, sang Pencipta melemparkan sebuah kulit kacang raksasa kepada mereka. Sehingga mereka yang ada di gunung tersebut diselamatkan dari bencana dengan berlayar didalam kulit kacang raksasa ini. Dalam Kebudayaan China Sumber di bangsa China menghubungkan cerita ini dengan seseorang yang dipanngil denangan nama Yao bersama dengan tujuh orang lain atau Fa li bersama dengan istri dan anak-anaknya, diselamatkan dari bencana banjir dan gempa bumi dalam sebuah perahu layar. Disini dikatakan “dunia semuanya berada dalam kehancuran. Air menyembur dan menutupi semua tempat”. Akhirnya, airpun surut. Banjir Nuh dalam Mitologi Yunani Dewa Zeus memutuskan untuk menghancurkan orang-orang yang telah menjadi semakin bertindak sesat setiap saat, dengan sebuah banjir. Hanya Deucalion dan istrinya Pyrrha yang diselamatkan dari banjir, karena ayah Deucalion sebelumnya telah menyarankan anaknya untuk membuat sebuah kapal. Pasangan ini turun ke gunung Parnassis pada hari ke sembilan setelah turun dari kapal. Semua legenda ini mengindikasikan sebuah realitas sejarah yang konkret. Dalam sejarah setiap masyarakat/kaum menerima pesan dan risalah, setiap insan menerima wahyu Suci, sehinga banyak kaum yang telah belajar tentang Banjir. Sayangnya, sebagaimana kaum-kaum yang berpaling dari inti wahyu Suci, peristiwa banjir besar itupun mengalami banyak perubahan dan menjadi bermacam legenda dan mitos. Satu-satunya sumber dimana kita dapat menemukan kisah sejati tentang Nuh dan kaum yang menolaknya adalah di dalam Al Qur’an, yang merupakan satu-satunya sumber yang belum (dan tidak akan) mengalami perubahan sebahai Wahyu suci. Al Qur’an menyediakan bagi kita keterangan yang benar tidak hanya tentang banjir Nuh namun juga tentang kaum dan peristiwa sejarah lainnya, dalam bab-bab berikut kita akan melihat kembali kisah-kisah sejati ini. 30
  • 31. kanggus@gmail.com Bab 2 Kehidupan Nabi Ibrahim Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan orang yang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepaa Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) serta orang-orang yan beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orangh-orang yang beriman. (QS Ali Imran 67-68). Nabi Ibrahim (Abraham) sering disebutkan di dalam Al Qur’an dan mendapatkan tempat yang istimewa di sisi Allah sebagai contoh bagi manusia. Dia menyampaikan kebenaran dari Allah kepada umatnya yang menyembah berhala, dan dia mengingatkan mereka agar takut kepada Allah. Umat nabi Ibrahim tidak mematuhi perintah itu, bahkan sebaliknya mereka menentangnya. Ketika penindasan yang semakin meningkat dari kaumnya, nabi Ibrahim pindah ke mana saja bersama istrinya, bersama dengan nabi Lut dan mungkin dengan bebeapa orang lain yang menyertai mereka. Nabi Ibrahim adalah keturunan dari nabi Nuh. Al qur’an juga mengemukakan bahwa dia juga mengikuti jalan hidup (diin) yang diikuti Nabi Nuh. “Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. Kemudian Kami tengelamkan orang-orang yang lain. Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (QS Ash- Shafaat: 79-83). Pada masa Nabi Ibrahim, banyak orang yang menghuni dataran Mesopotamia dan di bagian Tengah dan Timur dari Anatolia tinggal orang-orang yang menyembah surga-surga dan bintang-bintang. Tuhan yang mereka anggap paling penting adalah “Sin” yaitu Dewa Rembulan. Tuhan mereka ini dipersonifikasikan sebagai seorng manusia yang berjenggot panjang, memakai pakaian panjang membawa rembulan berbetuk bulan sabit diatasnya. Lagian, orang –orang tersebut membuat hiasan gambar-gambar timbul dan pahatan-pahatan (patung) dari tuhan mereka itu dan itulah yang mereka sembah. Hal ini merupakan system kepercayaan yang tersebar luas ketika itu, yang mendapatkan tempat persemaiannya di Timur Dekat (Near East), dimana keberadaannya terpelihara dalam jangka waktu yang lama. Orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut terus saja menyembah tuhan-tuhan tersebut hingga sekitar tahun 600 M. Sebagai akibat dari kepercayaan itu, banyak bangunan yang dikenal dengan nama “ziggurat” yang dulu dipakai sebagai observatorium (tempat penelitian bintang-bintang) sekaligus sebagai kuil tempat peribadatan yang dibangun di daerah yang membentang sejak dri Mesopotamia hingga ke kedalaman Anatolia, disinilah beberapa tuhan,terutama dewa(i) Rembulan yang bernama “Sin” disembah oleh orang-orang ini.12 31
  • 32. kanggus@gmail.com Kepercayaan yang hanya bisa ditemukan dalam penggalian arkeologis yang dilakuan saat ini, telah disebutkan dalam Al Qur’an. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an, Ibrahim menolak penyembahan tuhan-tuhan tersebut dan berpegang teguh kepada Allah saja, satu-satunya Tuhan yang sebenarnya. Dalam Al Qur’an, perjalanan hidup Ibrahim digambarkan sebagai berikut : Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdpat) di langit dan di bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malah telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetpi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata : “Saya tidak suka kepada yang tenggelam”. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata : “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata : “Sesungguhnya jika Tuhnaku tidak memberikan petunjuk kepadakum pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah tuhanku, ini lebih besar”, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata : “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan b umi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.(QS. Al-An’an: 74-79) Dalam al Qur’an, tempat kelahiran Ibrahim dan tempat di mana dia tinggal tidak dikemukakan dengan terperinci. Tetapi diindikasikan bahwa Ibrahim dan Lut tinggal di tempat yang saling berdekatan satu sama lain dan malaikat yang diutus kepada umat nabi Lut juga mendatangi Ibrahim dan memberitahukan pada istrinya suatu berita gembira tentang bayi laki-laki (yang dikandungnya), sebelum para malaikat itu pergi melanjutkan perjalanan mereka menuju nabi Lut. Cerita penting tentang Nabi Ibrahim dalam al Qur’an yang tidak disebutkan dalam Perjanjian Lama adalah tentang pembangunan Ka’bah. Dalam Al Qur’an, kita diberitahu bahwa Ka’bah dibangun oleh Ibrahim dan putranya Ismail. Sekarang ini, satu-satunya hal yang diketahui oleh ahli sejarah tentang Ka’bah adalah bahwa Ka’bah merupakan tempat yang suci sejak masa yang sangat tua. Adapun penempatan berhala-berhala pada Ka’bah selama masa jahiliyah berlangsung sampai diutusnya Nabi Muhammmad, dan itu merupakan penyimpangan dan kemunduran atas agama suci Ilahi yang pernah diwahyukan kepada Nabi Ibrahim. Ket.Gambar hal 36. (Atas : Pada masa Nabi Ibrahim, agama politheisme menyebar ke seluruh wilayah Mesopotamia. Sang Dewa rembulan “Sin” salah satu berhala yang paling penting. Orang-orang membuat patung-patung dari tuhan-tuhan mereka dan menyembahnya. Disebelah tampak patung sin. Simbul bulan sabit dapat terlihat dengan jelas pada dada patung tersebut). (Bawah: Ziggurat yang digunakan baik sebagai kuil dan observatory perbintangan yang dibangun dengan teknik yang paling maju ada masa itu. Bintang, rembulan dan matahari menjadi objek utama dari 32
  • 33. kanggus@gmail.com penyembahan dan langi memiliki hal yang sangat penting. Di sebelah kiri dan bawah adalah ziggurat utama dari bangsa Mesopotamia. Ibrahim Dalam Perjanjian Lama Perjanjian Lama kemungkinan besar merupakan sumber paling detail dalam hal-hal yang berkenaan dengan Ibrahim, meskipun banyak diantaranya yang mungkin tidak bisa dipercaya. Menurut pembahasan dalam perjanjian lama, Ibrahim lahir sekitar 1900 SM di kota Ur, yang merupakan salah satu kota terpenting saat itu yang berlokasi di Timur Tengah dataran Mesopotamia. Pada saat lahir, Ibrahim tidak (belum) bernama “Ibrahim”, tetapi “Abram”. Namanya kemudian kemudian dirubah oleh Allah (YHWH). Pada suatu hari, menurut Perjanjian Lama, Tuhan meminta Ibrahim untuk mengadakan perjalanan meninggalkan negeri dan masyarakatnya, menuju ke suatu negeri yang tidak pasti dan memulai sebuah masyarakat baru di sana. Abram pada usia 75 tahun mendengarkan seruan/pangilan itu dan melakukan perjalanan bersama istrinya yang mandul yang bernama Sarai – yang kemudian dikenal dengan nama “Sarah” yang berarti puteri raja – dan anak dari saudaranya yang bernama Lut. Dalam perjalanan menuju ke “Tanah yang Terpilih (Chosen Land)” mereka singgah/tingal di Harran untuk sementara waktu dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka. Ketika mereka sampai di tanah Kanaan yang djanjikan oleh Allah kepada mereka, mereka diberikan wahyu oleh Allah berupa berupa pemberiahuan bahwa tempat tersebut secara khusus dipilihkan oleh Allah buat mereka dan dianugerhkan buat mereka. Ketika Abram mencapai usia 99 tahun, dia membuat perjanjian dengan Allah dan namanya kemudian dirubah menjadi Ibrahim (Abraham). Dia meninggal pada usia 175 tahun dan dikubur di gua Macpelah yang berdekatan dengan kota Hebron (e l-Kalil) di West Bank (tepi barat)yang hari ini wilayah tersebut di bawah penguasan Israel. Tanah tersebut sebenarnya dibeli oleh Ibrahim dengan sejumlah uang dan itu merupakan kekayaannya dan keluarganya yang pertama di Tanah Yang Dijanjikan itu (Promise Land). Tempat Kelahiran Ibrahim Menurut Perjanjian Lama Dimanakah tempat dilahirkannya Ibrahim, tetaplah merupakan sebuah isu yang diperdebatkan. Orang Kristen dan Yahudi menyatakan bahwa Ibrahim dilahirkan di sebelah Selatan Mesopotamia, pemikiran yang lazim dalam dunia Islam adalah bahwa tempat kelahiran nya adalah di sekitar Urfa- Harran. Beberapa penemuan baru menunjukkan bahwa thesis dari kaum Yahudi dan Kristen tidaklah menyiratkan kebenaran yang seutuhnya. Orang Yahudi dan Kristen menyandarkan pendapat mereka pada Perjanjian Lama, karena dalam Perjanjian lama tersebut, Ibrahim dikatakan telah dilahirkan di kota Ur sebelah Selatan Mesopotamia setelah Ibrahim lahir dan dibesarkan di kota ini, dia dcieritakan telah menempuh sebuah perjalanan menuju Mesir, dan dalam perjalanan tersebut mereka melewati suatu tempat yang dikenal dengan nama Harran di wiayah Turki. Meskipun demkian, sebuah manuskrip Perjanjian Lama yang ditemukan baru-baru ini, telah memunculkan keraguan yang serius tentang kesahihan/validitas dari informasi di atas. Dalam manuskrip yang ditulis dalam bahasa Yunani yang dibuat sekitar sekitar abad ketiga SM, dimana manuskrip tersebut diperhitungkan sebagai salinan yang tertua dari Perjanjian Lama, juga nama tempat “Ur” tidak 33
  • 34. kanggus@gmail.com pernah disebutkan. Hari ini banyak peneliti Perjanjian Lama yang menyatakan bahwa kata-kata “Ur” tidak akurat atau bahwa Ibahim tidak dilahirkan di kota Ur dan mungkin juga tidak pernah mengunjungi daerah/wilayah Mesopotamia selama hidupnya. Disamping itu, nama-nama beberapa lokasi serta daerah yang disebutkan itu, telah berubah karena perkembangan jaman. Pada saat ini dataran Mesopotamia biasanya merujuk kepada tepi sungai sebelah selatan dari daratan Irak, diantara sungai Efrat dan Tigris. Lagipula, dua milinium (2000 tahun) sebelum kita, daerah Mesopotamia digambarkan sebagai sebuah daerah yang letaknya lebih ke Utara, bahkan lebih jauh ke autara sejauh Harran, dan membentang sampai ke daerah yang saat ini merupakan daratan Turki. Karena itulah, bila sekalipun kita menerima pendapat bahwa “Dataran Mesopotamia” yang disebutkan dalam Perjanjian Lama, tetap saja akan terjadi misleading (keliru) untuk berpikir bahwa Mesopotamia dua millennium yang lebih awal dan Mesopotamia hari ini adalah sebuah tempat yang persis sama. Banhkan seandainya juga ada keraguan serius dan ketidaksepakatan tentang kota Ur sebagai tempat kelahiran Ibrahim, tetapi ada sebuah pandangan umum yang disetujui yaitu tentang fakta bahwa Harran dan daerah yang melingkupinya adalah tempat dimana Nabi Ibrahim hidup. Lebih dari itu, peneliltian singkat yang dilakukan terhadap isi Perjanjian Lama tersebut memunculkan beberapa informasi yang mendukung pandangan bahwa tempat kelahiran Nabi Ibrahim adalah Harran. Sebagai contoh di dalam Perjanjian Lama, daerah Harran ditunjuk sebagai “daerah Artam” (Genesis, 11:31 dan 28:10). Disebutkan bahwa orang yang datrang dari keluarga Ibrahim adalah “anak-anak dari seorang Arami” (Deutoronomi, 26:5). Identifikasi penyebutan Ibrahim dengan sebutan “seorang Arami” menunjukkan bahwa beliau (Ibrahim) melangsungkan kehidupannya di daerah ini. Dalam berbagai sumber agama Islam, terdapat bukti yang kuat bahwa tempat kelahiran Ibrahim adalah Harran dan Urfa. Di Urfa yang disebut dengan “kota para Nabi” ada banyak cerita dan legenda tentang Ibrahim. Mengapa Perjanjian Lama Dirubah?. Perjanjian Lama dan Al Qur’an dalam mengungkapkan kisah tentang Ibrahim, tampaknya hampir-hampir menggambarkan dua orang sosok Nabi yang berbeda, yang bernama Abraham dan Ibrahim. Dalam Al Qur’an, Ibrahim diutus sebagai rasul bagi sebuah kaum penyembah berhala. Kaum Ibrahim tersebut menyembah surga-surga, bintang-bintang dan rembulan serta berbagai sembahan lain. Dia berjuang melawan kaumnya dan selalu berusaha untuk mencoba agar mereka meninggalkan kepercayaan-kepercayaan tahayul dan secara tidak terhindarkan, hal; itu juga telah membangkitkan nyala api permusuhan dari seluruh masyarakatnya bahkan termasuk ayahnya sendiri. Sebenarnya, tidak ada satupun dari hal yang disebutkan diatas diceritakan dalam Perjanjian Lama. Dilemparkannya Ibrahim ke dalam api, bagaimana Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh masyarakatnya, tidaklah disebutkan dalam Perjanjian Lama. Secara umum Ibrahim digambarkan sebagai nenek moyang bangsa Yahudi dalam Perjanjian Lama. Hal ini menjadi bukti bahwa pandangan di dalam Perjanjian Lama ini dibuat oleh para pemimpin masyarakat Yahudi yang mencoba memberikan pijakan di masa mendatang konsep “ras/suku bangsa”. Bangsa Yahudi percaya bahwamereka adalah kaum yang selalu dipilih oleh Tuhan dan merasa lebih unggul dari yang lainya. 34
  • 35. kanggus@gmail.com Mereka dengan sengaja dan penuh keinginan untuk mengubah kitab Suci mereka dan membuat penambahan-penambahan serta berbagai pengurangan berdasarkan keyakinan seperti di atas. Inilah sebabnya mengapa Ibrahim digambarkan sebagai nenek moyang bangsa Yahudi belaka dalam Perjanjian Lama. Penganut Kristen yang percaya terhadap Perjanjian Lama, berpikir bahwa Ibrahim adalah nenek moyang bangsa Yahudi, namun hanya terdapat satu perbedaan; menurut penganut Kristen, Ibrahim bukanlah seorang Yahudi namun ia adalah seorang Kristen. Penganut Kristen yang tidak begitu memperhatikan konsep mengenai ras/suku bangsa sebagaimana dilakukan Yahudi, mengambil pendirian ini dan hal ini menjadi salah satu penyebab perbedaan dan pertentangan diantara kedua agama ini. Allah memberikan keterangan sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut : Hai ahli kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?. Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah-membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah dalam hal yang tidak kamu ketahui; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan orang yang musyrik”. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepaa Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) serta orang-orang yan beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orangh-orang yang beriman. (QS Ali Imran 65-68). Di dalam Al Qur’an sangatlah berbeda dengan apa yang ditulis dalam Perjanjian Lama, Ibrahim adalah seseorang yang memperingatkan kaumnya agar mereka takut kepada Allah, serta bahwa dia adalah seseorang yang berperang/berjuang melawan kaumnya itu pada akhirnya. Dimulai sejak masa mudanya, ia memperingatkan kaumnya yang m,enyembah berhala-berhala untuk menghentikan perbuatan mereka itu. Sebagai reaksi, kaumnya bertindak dengan mencoba untuk membunuh Ibrahim. Untuk menghindar dari kejahatan yang dilakukan oleh kaumnya, maka Ibrahimpun akhirnya berpindah tempat. 35