SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Transplantasi Organ
di Pandang dari
Kode Etika, Agama
dan Segi Hukum di
Indonesia

L/O/G/O
Oleh :
Kelompok 4
Daftar Isi
 Bab I
 Bab II
 Aspek Hukum Transplantasi Organ
 Aspek Etik Transplantasi
 Kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN
• Transplatansi organ atau jarigan tubuh manusia
  merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat
  bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh
  yang berat. ini adalah terapi pengganti ( alternatif )
  yang merupakan upaya terbaik untuk menolong
  pasien degan ke gagalan organnya,karena hasilnya
  lebih memuaskan di bandingkan degan terapi
  konservatif.
• Walaupun transplatansi organ atau jaringan itu telah
  lama dikenal dan terus berkembang dalam dunia
  kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat
  dilakukan begitu saja, karena masih harus
  mempertimbangkan dari segi non medik, yaitu segi
  agama, hukum, budaya, etika dan moral.
Klasifikasi Transplantasi Organ :

 Autograft, yaitu pemindahan dari satu tempat
 ketempat lain dalam tubuh itu sendiri.
 Allograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh
 ke tubuh lain yang sama spesiesnya.
 Isograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke
 tubuh lain yang identik, misalnya pada
 gambar identik.
 Xenograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh
 ke tubuh lain yang tidak sama spesiesnya.
Transplantasi Organ
1. Eksplantasi : usaha mengambil jaringan
   atau organ manusia yang hiudp atau
   yang sudah meninggal.
2. Implantasi : usaha menempatkan jaringan
   atau organ tubuh tersebut kepada bagian
   tubuh sendiri atau tubuh orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Pandangan Agama
•   Agama Hindu
•   Agama Islam
•   Agama Budha
•   Agama Kristen
•   Agama Katolik
Transplantasi Organ dari Segi Agama Hindu
• Menurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan
  alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia
  bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan
  kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan
  organ tubuh manusia yang telah meninggal. Perbuatan ini harus dilakukan
  diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan
  dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material. Alasan yang
  lebih bersifat logis dijumpai dalam kitab Bhagawadgita II.22 sebagai berikut:
  “Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati naro’parani, tatha sarirani
  wihaya jirnany anyani samyati nawani dehi” Artinya: seperti halnya
  seseorang mengenakan pakaian baru dan membuka pakaian lama, begitu
  pula Sang Roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan
  meninggalkan badan-badan lama yang tiada berguna. Ajaran Hindu tidak
  melarang bahkan menganjurkan umatnya unutk melaksanakan transplantasi
  organ tubuh dengan dasar yajna (pengirbanan tulus ikhlas dan tanpa
  pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia.
  Demikian pandangan agama hindu terhadap transplantasi organ tubuh
  sebagai salah satu bentuk pelaksanaan ajaran Panca Yajna terutama
  Manusa Yajna.
Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam
• Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup.
   mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian si
   pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati dan otaknya.
   Hukumnya tidak diperbolehkan,
   Berdasarkan firman Allah SWT dalam Al – Qur‟an :
1) surat Al – Baqorah ayat 195
   ” dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
   kebinasaan ”
2) An – Nisa ayat 29
   ” dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ”
3) Al – Maidah ayat 2
   ” dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan
   pelanggaran. “
Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam
• Transplantasi Organ dari Donor yang Sudah meninggal
  Allah telah mengharamkan pelanggaran terha-dap kehormatan mayat
  sebagaimana pelanggaran terhadap kehor-matan orang hidup. Allah
  menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan
  menganiaya orang hidup. Diriwayatkan dari A‟isyah Ummul Mu‟minin RA
  bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Memecahkan tulang mayat itu sama
  dengan memecahkan tulang orang hidup.” (HR. Ahmad, Abu
  Dawud, dan Ibnu Hibban).
  Imam Ahmad meriwayatkan dari „Amar bin Hazm Al Anshari RA, dia
  berkata,”Rasulullah pernah melihatku sedang bersandar pada sebuah
  kuburan. Maka beliau lalu bersabda : “Janganlah kamu menyakiti
  penghuni kubur itu !” Hadits-hadits di atas secara jelas menunjukkan
  bahwa mayat mempunyai kehormatan sebagaimana orang hidup. Begitu
  pula melanggar kehormatan dan menganiaya mayat adalah sama
  dengan melanggar kehormatan dan menganiaya orang hidup.
Transplantasi Organ dari Segi Agama Budha

• Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang
  baru. Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada
  kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam
  kehidupan yang sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan
  anggota tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh
  yang lengkap dan normal. Ia yang telah berdonor kornea mata
  misalnya, tetap akan terlahir dengan mata normal, tidak buta.
  Malahan, karena donor adalah salah satu bentuk kamma baik, ketika
  seseorang berdana kornea mata, dipercaya dalam kelahiran yang
  berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih indah dan sehat dari pada
  mata yang ia miliki dalam kehidupan saat ini.
Transplantasi Organ dari Segi Agama Kristen
• Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama
  niatnya tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk
  membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa orang yang
  membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk
  mendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk si pendonor organ.
  Akan lebih baik lagi bila si pendonor sudah mati dari pada saat si
  pendonor belum mati karena saat kita masih hidup organ tubuh itu
  bagaimanapun penting, sedangkan saat kita sudah mati kita tidak
  membutuhkan organ tubuh jasmani kita.
Transplantasi Organ dari Segi Agama Katolik
• Gereja menganjurkan kita untuk mendonorkan organ tubuh sekalipun
  jantung kita, asal saja sewaktu menjadi donor kita sudah benar-benar
  mati artinya bukan mati secara medis yaitu otak kita yang mati, seperti
  koma, vegetative state atau kematian medis lainnya. Tentu kalau kita
  dalam keadaan hidup dan sehat kita dianjurkan untuk menolong hidup
  orang lain dengan menjadi donor.
• Kesimpulannya bila donor tidak menuntut kita harus mati, seperti donor
  darah, sum-sum, ginjal, kulit, mata, rambut, lengan, jari, kaki atau urat
  nadi, tulang maka kita dianjurkan untuk melakukannya. Sedangkan
  menjadi donor mati seperti jantung atau bagian tubuh lainnya dimana
  donor tidak bisa hidup tanpa adanya organ tersebut, maka kita sebagai
  umat Katolik wajib untuk dinyatakan mati oleh ajaran GK. Ingat, kematian
  klinis atau medis bukan mati sepenuhnya, jadi kita harus menunggu
  sampai si donor benar-benar mati untuk dipanen organ, dan ini terbukti
  tidak ada halangan bagi kebutuhan medis dalam pengambilan organ.
Aspek Hukum Transplantasi Organ
Dari segi hukum,transplantasi organ , jaringan dan sel tubuh dipandang
sebagai suatu usaha mulai dalam upaya menyehatkan dan mensejahtrakan
manusia.
Dalam PP No. 18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, bedah mayat
anatoms dan trasplantasi alat serta jaringan tubuh manusia, tercantum
pasal-pasal tentang transplantasi sebagai berikut :
Pasal 1.
(c). Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang
dibentuk oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal ( fungsi )
tertentu untuk tubuh tersebut.
(d). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal (
fungsi ) yang sama dan tertentu.
(e). Tranplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran utntuk pemindahan
atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam
rangka pengobatab untuk menggantikan alay dan jaringan tubuh yang tidak
berfungsi degan baik.
(f). Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya
kepada oarang lain untuk keperluan kesehatan.
Lanjutan
Pasal 10.
Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia dilakukan degan
memperhatikan ketentuan –ketentuan sebagaiamana dimaksud dalam pasal
2 huruf a dan huruf b, yaitu harus degan persetujuan tertulis penderita dan
keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia.
Pasal 11.
1. transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan
olehdokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
2. transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh
dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.
Pasal 12.
Dalam rangka transplantasi, penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang
dokter yang tidak ada sangkutan paut medik dengan dokter yang melakukan
transplantasi.
Pasal 13.
Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 huruf “a”, pasal
14 dan pasal 15 dibuat diatas kertas bermaterai dengan 2 orang saksi.
Lanjutan
Pasal 14.
Pengambilan alat dan jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau
bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan degan
persetujuan tertulis keluarga yang terdekat.
Pasal 15.
1.Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia
diberikan oleh donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberi
tahu oleh dokter yang merawarnya, termasuk dokter konsultan mengenai
operasi, akibat-akibatnya, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
2. dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus yakin bener, bahkan calon
donor yang bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan
tersebut.
Pasal 16.
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas kompensasi
material apapun sebagai imbalan transplantasi.
Pasal 17.
Dilarang memperjual belikan alat atau jaringan tubuh manusia.
Pasal 18.
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam semua
bentuk ke dan dari luar negri.
Selanjutnya dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, dicantumkan beberapa pasal tentang
transplantasi
 Pasal 33.
 1. dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat
 dilakukan tranplantasi organ dan jaringan tubuh tranfusi darah,implan
 obat dan alat kesehatan, sreta bedah plastik dan rekonstruksi.
 2. transplantasi organ dan jaringan tubuh serta transfusi darah
 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan
 kemanusiaan dan larangan untuk tujuan komersial.
 Pasal 34.
 1. Trasplantasi organ dan jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh
 tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
 dan dilakukan disarana kesehatan tertentu.
 2. pengambilan organ dan jaringan tubuh dari seorang donor harus
 memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan
 ahli waris atau keluarga.
 3. ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan
 transplantasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
 ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Aspek Etik Transplantasi
Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien
degan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya. Dari segi etik
kedokteran, tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan
beberapa pasal dalam kodeki, yaitu :
Pasal 2.
seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran
tertinggi.
Pasal 10.
Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi
hidup insani.
Pasal 11.
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.
Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981, pada
hakekatnya telah mencakup aspek etik, terutama mengenai dilarangnya
memperjual belikan alat dan jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi
ataupun meminta kompensasi material lainnya.
Kesimpulan
• Jadi pandangan agama terhadap
  transplatasi tidak melarang tapi disini kita
  melakukan transplantasi harus
  berdasarkan asas hati nurani bukan
  berdasarkan nilai material dan
  transplantasi jangan sampai
  membahayakan si pendonor.
Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di Indonesia

More Related Content

What's hot

(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolitMoh. Wildan
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensiNirma Syari Vutry
 
Organisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi KeperawatanOrganisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanRarasati Aningsih
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatUwes Chaeruman
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanIyounk Mandalahi
 
Transplantasi menurut beberapa agama
Transplantasi menurut beberapa agamaTransplantasi menurut beberapa agama
Transplantasi menurut beberapa agamaDesyanwar
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Organisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi KeperawatanOrganisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikYesi Tika
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safetyVicky Thio
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasDoraSinurat
 
Makalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamilMakalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamilWarnet Raha
 
Mencuci dan Menyisir Rambut Pasien
Mencuci dan Menyisir Rambut PasienMencuci dan Menyisir Rambut Pasien
Mencuci dan Menyisir Rambut Pasienpjj_kemenkes
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianDidik Nurkantoro
 

What's hot (20)

PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
PPT Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
 
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
(1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Organisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi KeperawatanOrganisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi Keperawatan
 
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
141050362 kasus-pelanggaran-etika-keperawatan(1)
 
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatanMakalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
Makalah konsep-perubahan-dalam-keperawatan
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas Perawat
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
 
Transplantasi menurut beberapa agama
Transplantasi menurut beberapa agamaTransplantasi menurut beberapa agama
Transplantasi menurut beberapa agama
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Organisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi KeperawatanOrganisasi Profesi Keperawatan
Organisasi Profesi Keperawatan
 
Anatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem SensorikAnatomi Sistem Sensorik
Anatomi Sistem Sensorik
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitas
 
Makalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamilMakalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamil
 
Mencuci dan Menyisir Rambut Pasien
Mencuci dan Menyisir Rambut PasienMencuci dan Menyisir Rambut Pasien
Mencuci dan Menyisir Rambut Pasien
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematianMakalah kehilangan, berduka dan kematian
Makalah kehilangan, berduka dan kematian
 

Similar to Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di Indonesia

Presentasi 12 transplantasi organ
Presentasi 12   transplantasi organPresentasi 12   transplantasi organ
Presentasi 12 transplantasi organMarhamah Saleh
 
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuhhukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuhFahriansah
 
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...Operator Warnet Vast Raha
 
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Hukum Transplantasi dalam Islam
Hukum Transplantasi dalam IslamHukum Transplantasi dalam Islam
Hukum Transplantasi dalam IslamRajabul Gufron
 
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan OrganPDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan OrganNiNa ZizAn
 
KLP 13_TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN.docx
KLP 13_TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN.docxKLP 13_TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN.docx
KLP 13_TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN.docxWellaVistaEdward
 
(10) Transplantasi Organ Tubuh dalam Pandangan Islam.pdf
(10) Transplantasi Organ Tubuh dalam Pandangan Islam.pdf(10) Transplantasi Organ Tubuh dalam Pandangan Islam.pdf
(10) Transplantasi Organ Tubuh dalam Pandangan Islam.pdfSamsudinSalim
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxsalmairmasuryani1203
 

Similar to Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di Indonesia (20)

Transplantasi
TransplantasiTransplantasi
Transplantasi
 
Makalah transplantasi organ manusia
Makalah transplantasi organ manusiaMakalah transplantasi organ manusia
Makalah transplantasi organ manusia
 
Presentasi 12 transplantasi organ
Presentasi 12   transplantasi organPresentasi 12   transplantasi organ
Presentasi 12 transplantasi organ
 
Trasplantasi organ
Trasplantasi organTrasplantasi organ
Trasplantasi organ
 
Trasplantasi organ
Trasplantasi organTrasplantasi organ
Trasplantasi organ
 
Trasplantasi organ
Trasplantasi organTrasplantasi organ
Trasplantasi organ
 
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuhhukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
hukum pendonoran dan transplantasi anggota tubuh
 
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
 
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  ...
Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam ...
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Makalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asiMakalah agama tentang asi
Makalah agama tentang asi
 
Hukum transplantasi
Hukum transplantasiHukum transplantasi
Hukum transplantasi
 
Hukum Transplantasi dalam Islam
Hukum Transplantasi dalam IslamHukum Transplantasi dalam Islam
Hukum Transplantasi dalam Islam
 
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan OrganPDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
PDF- Ctu 221- Hukum Pendermaan dan Pemindahan Organ
 
KLP 13_TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN.docx
KLP 13_TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN.docxKLP 13_TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN.docx
KLP 13_TRANSFUSI DARAH DAN TRANSPLANTASI ORGAN.docx
 
(10) Transplantasi Organ Tubuh dalam Pandangan Islam.pdf
(10) Transplantasi Organ Tubuh dalam Pandangan Islam.pdf(10) Transplantasi Organ Tubuh dalam Pandangan Islam.pdf
(10) Transplantasi Organ Tubuh dalam Pandangan Islam.pdf
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
 

More from Verar Oka

Model Konsep Keperawatan
Model Konsep KeperawatanModel Konsep Keperawatan
Model Konsep KeperawatanVerar Oka
 
Love, Seks and HIV - AIDS
Love, Seks and HIV - AIDSLove, Seks and HIV - AIDS
Love, Seks and HIV - AIDSVerar Oka
 
Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal
Budaya Kerja dan Standar Pelayanan MinimalBudaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal
Budaya Kerja dan Standar Pelayanan MinimalVerar Oka
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaVerar Oka
 
Budaya Diet di Indonesia
Budaya Diet di IndonesiaBudaya Diet di Indonesia
Budaya Diet di IndonesiaVerar Oka
 
Konsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan DermatitisKonsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan DermatitisVerar Oka
 
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatan
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatanPemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatan
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatanVerar Oka
 
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan LeukemiaKonsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan LeukemiaVerar Oka
 
Konsep asuhan keperawatan Multipel Myeloma
Konsep asuhan keperawatan Multipel MyelomaKonsep asuhan keperawatan Multipel Myeloma
Konsep asuhan keperawatan Multipel MyelomaVerar Oka
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarVerar Oka
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 

More from Verar Oka (11)

Model Konsep Keperawatan
Model Konsep KeperawatanModel Konsep Keperawatan
Model Konsep Keperawatan
 
Love, Seks and HIV - AIDS
Love, Seks and HIV - AIDSLove, Seks and HIV - AIDS
Love, Seks and HIV - AIDS
 
Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal
Budaya Kerja dan Standar Pelayanan MinimalBudaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal
Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
 
Budaya Diet di Indonesia
Budaya Diet di IndonesiaBudaya Diet di Indonesia
Budaya Diet di Indonesia
 
Konsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan DermatitisKonsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
 
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatan
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatanPemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatan
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang kesehatan
 
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan LeukemiaKonsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
 
Konsep asuhan keperawatan Multipel Myeloma
Konsep asuhan keperawatan Multipel MyelomaKonsep asuhan keperawatan Multipel Myeloma
Konsep asuhan keperawatan Multipel Myeloma
 
Range of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by VerarRange of motion ( ROM ) by Verar
Range of motion ( ROM ) by Verar
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 

Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika,Agama dan Segi Hukum di Indonesia

  • 1. Transplantasi Organ di Pandang dari Kode Etika, Agama dan Segi Hukum di Indonesia L/O/G/O Oleh : Kelompok 4
  • 2. Daftar Isi Bab I Bab II Aspek Hukum Transplantasi Organ Aspek Etik Transplantasi Kesimpulan
  • 3. BAB I PENDAHULUAN • Transplatansi organ atau jarigan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat. ini adalah terapi pengganti ( alternatif ) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien degan ke gagalan organnya,karena hasilnya lebih memuaskan di bandingkan degan terapi konservatif. • Walaupun transplatansi organ atau jaringan itu telah lama dikenal dan terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena masih harus mempertimbangkan dari segi non medik, yaitu segi agama, hukum, budaya, etika dan moral.
  • 4. Klasifikasi Transplantasi Organ : Autograft, yaitu pemindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri. Allograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang sama spesiesnya. Isograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang identik, misalnya pada gambar identik. Xenograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang tidak sama spesiesnya.
  • 5. Transplantasi Organ 1. Eksplantasi : usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hiudp atau yang sudah meninggal. 2. Implantasi : usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.
  • 7. Pandangan Agama • Agama Hindu • Agama Islam • Agama Budha • Agama Kristen • Agama Katolik
  • 8. Transplantasi Organ dari Segi Agama Hindu • Menurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah meninggal. Perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material. Alasan yang lebih bersifat logis dijumpai dalam kitab Bhagawadgita II.22 sebagai berikut: “Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati naro’parani, tatha sarirani wihaya jirnany anyani samyati nawani dehi” Artinya: seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru dan membuka pakaian lama, begitu pula Sang Roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tiada berguna. Ajaran Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan umatnya unutk melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengirbanan tulus ikhlas dan tanpa pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia. Demikian pandangan agama hindu terhadap transplantasi organ tubuh sebagai salah satu bentuk pelaksanaan ajaran Panca Yajna terutama Manusa Yajna.
  • 9. Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam • Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup. mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian si pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati dan otaknya. Hukumnya tidak diperbolehkan, Berdasarkan firman Allah SWT dalam Al – Qur‟an : 1) surat Al – Baqorah ayat 195 ” dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan ” 2) An – Nisa ayat 29 ” dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ” 3) Al – Maidah ayat 2 ” dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. “
  • 10. Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam • Transplantasi Organ dari Donor yang Sudah meninggal Allah telah mengharamkan pelanggaran terha-dap kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran terhadap kehor-matan orang hidup. Allah menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan menganiaya orang hidup. Diriwayatkan dari A‟isyah Ummul Mu‟minin RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang orang hidup.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban). Imam Ahmad meriwayatkan dari „Amar bin Hazm Al Anshari RA, dia berkata,”Rasulullah pernah melihatku sedang bersandar pada sebuah kuburan. Maka beliau lalu bersabda : “Janganlah kamu menyakiti penghuni kubur itu !” Hadits-hadits di atas secara jelas menunjukkan bahwa mayat mempunyai kehormatan sebagaimana orang hidup. Begitu pula melanggar kehormatan dan menganiaya mayat adalah sama dengan melanggar kehormatan dan menganiaya orang hidup.
  • 11. Transplantasi Organ dari Segi Agama Budha • Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru. Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan yang lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam kehidupan yang sekarang. Artinya, orang yang telah mendanakan anggota tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal. Ia yang telah berdonor kornea mata misalnya, tetap akan terlahir dengan mata normal, tidak buta. Malahan, karena donor adalah salah satu bentuk kamma baik, ketika seseorang berdana kornea mata, dipercaya dalam kelahiran yang berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih indah dan sehat dari pada mata yang ia miliki dalam kehidupan saat ini.
  • 12. Transplantasi Organ dari Segi Agama Kristen • Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan untuk mendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk si pendonor organ. Akan lebih baik lagi bila si pendonor sudah mati dari pada saat si pendonor belum mati karena saat kita masih hidup organ tubuh itu bagaimanapun penting, sedangkan saat kita sudah mati kita tidak membutuhkan organ tubuh jasmani kita.
  • 13. Transplantasi Organ dari Segi Agama Katolik • Gereja menganjurkan kita untuk mendonorkan organ tubuh sekalipun jantung kita, asal saja sewaktu menjadi donor kita sudah benar-benar mati artinya bukan mati secara medis yaitu otak kita yang mati, seperti koma, vegetative state atau kematian medis lainnya. Tentu kalau kita dalam keadaan hidup dan sehat kita dianjurkan untuk menolong hidup orang lain dengan menjadi donor. • Kesimpulannya bila donor tidak menuntut kita harus mati, seperti donor darah, sum-sum, ginjal, kulit, mata, rambut, lengan, jari, kaki atau urat nadi, tulang maka kita dianjurkan untuk melakukannya. Sedangkan menjadi donor mati seperti jantung atau bagian tubuh lainnya dimana donor tidak bisa hidup tanpa adanya organ tersebut, maka kita sebagai umat Katolik wajib untuk dinyatakan mati oleh ajaran GK. Ingat, kematian klinis atau medis bukan mati sepenuhnya, jadi kita harus menunggu sampai si donor benar-benar mati untuk dipanen organ, dan ini terbukti tidak ada halangan bagi kebutuhan medis dalam pengambilan organ.
  • 14. Aspek Hukum Transplantasi Organ Dari segi hukum,transplantasi organ , jaringan dan sel tubuh dipandang sebagai suatu usaha mulai dalam upaya menyehatkan dan mensejahtrakan manusia. Dalam PP No. 18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, bedah mayat anatoms dan trasplantasi alat serta jaringan tubuh manusia, tercantum pasal-pasal tentang transplantasi sebagai berikut : Pasal 1. (c). Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang dibentuk oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal ( fungsi ) tertentu untuk tubuh tersebut. (d). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal ( fungsi ) yang sama dan tertentu. (e). Tranplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran utntuk pemindahan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam rangka pengobatab untuk menggantikan alay dan jaringan tubuh yang tidak berfungsi degan baik. (f). Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya kepada oarang lain untuk keperluan kesehatan.
  • 15. Lanjutan Pasal 10. Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia dilakukan degan memperhatikan ketentuan –ketentuan sebagaiamana dimaksud dalam pasal 2 huruf a dan huruf b, yaitu harus degan persetujuan tertulis penderita dan keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia. Pasal 11. 1. transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan olehdokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. 2. transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan. Pasal 12. Dalam rangka transplantasi, penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada sangkutan paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi. Pasal 13. Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 huruf “a”, pasal 14 dan pasal 15 dibuat diatas kertas bermaterai dengan 2 orang saksi.
  • 16. Lanjutan Pasal 14. Pengambilan alat dan jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan degan persetujuan tertulis keluarga yang terdekat. Pasal 15. 1.Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia diberikan oleh donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberi tahu oleh dokter yang merawarnya, termasuk dokter konsultan mengenai operasi, akibat-akibatnya, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi. 2. dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus yakin bener, bahkan calon donor yang bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut. Pasal 16. Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi. Pasal 17. Dilarang memperjual belikan alat atau jaringan tubuh manusia. Pasal 18. Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk ke dan dari luar negri.
  • 17. Selanjutnya dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, dicantumkan beberapa pasal tentang transplantasi Pasal 33. 1. dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan tranplantasi organ dan jaringan tubuh tranfusi darah,implan obat dan alat kesehatan, sreta bedah plastik dan rekonstruksi. 2. transplantasi organ dan jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan larangan untuk tujuan komersial. Pasal 34. 1. Trasplantasi organ dan jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan disarana kesehatan tertentu. 2. pengambilan organ dan jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan ahli waris atau keluarga. 3. ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
  • 18. Aspek Etik Transplantasi Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien degan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya. Dari segi etik kedokteran, tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan beberapa pasal dalam kodeki, yaitu : Pasal 2. seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi. Pasal 10. Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani. Pasal 11. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita. Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981, pada hakekatnya telah mencakup aspek etik, terutama mengenai dilarangnya memperjual belikan alat dan jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi ataupun meminta kompensasi material lainnya.
  • 19. Kesimpulan • Jadi pandangan agama terhadap transplatasi tidak melarang tapi disini kita melakukan transplantasi harus berdasarkan asas hati nurani bukan berdasarkan nilai material dan transplantasi jangan sampai membahayakan si pendonor.